Pusat Pendidikan Keagamaan Masa Majapahit1
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Deny, Slamet, Agus, Ninny, Pusat Pendidikan Keagamaan Masa Majapahit Pusat Pendidikan Keagamaan Masa Majapahit1 Deny Yudo Wahyudi, Slamet Sujud P.J, staf pengajar Jurusan Sejarah FIS UM Agus Aris Munandar, Ninny Soesanti staf pengajar Departemen Arkeologi FIB UI Abstrak: Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara pada masa pengaruh Hindu- Buddha. Dalam sejarah Majapahit diketahui terdapat cukup banyak tinggalan bangunan suci keagamaan. Namun belum diketahui secara pasti dimana letak pusat pendidikan keagamaan tersebut. Informasi ini dapat digali melalui kajian arkeologi sejarah dengan memadukan sumber data yang melimpah baik artefak maupun tekstual. Sehingga nampak bahwa ada beberapa bangunan suci yang menunjukkan ciri-ciri sebagai pusat pendidikan keagamaan berdasarkan temuan arte- faktual dan dukungan sumber data tekstual berupa prasasti dan naskah. Kata kunci: pusat, pendidikan, keagamaan, Majapahit, artefaktual, tekstual Abstract: Majapahit kingdom is one of great influence kingdom in the archipelago during the Hindu Buddha era. In the history of Majapahit known that there are quite many remains of religious sacred building. But it is not known certain where the centre of religious education. This information can be extracted through the history of archaeological research by combining resources abundant data whether artefacts or textual. So it seems that there are some sacred buildings showing characteristics as a center of religious education based on the findings artefacts and textual data such as the form of inscriptions and manuscripts. Keywords: center, education, religious, Majapahit, artefact, textual Kajian tentang kehidupan keagamaan pada masa Jawa tian ini secara orisinal mengisi kekosongan ruang un- Kuna cukup banyak, namun kebanyakan bersifat tuk mengungkap secara lebih komprehensif tentang parsial atau fokus pada satu bangunan suci keagama- keletakan, jenis dan bentuk serta fungsi dari keseluru- an atau candi saja. Kegiatan penelitian yang berupaya han pusat keagamaan masa Majapahit yang dapat di- untuk mencari pola atau menganalisis dalam renta- lacak. Kontribusi yang diharapkan dapat disumbang- ngan masa belum memadai. Penelitian ini dapat diarah- kan bagi perkembangan sejarah klasik Indonesia ada- kan untuk tujuan yang penting dalam membangun lah informasi yang lengkap disertai pemetaan baik in- upaya rekonstruksi sejarah masa Indonesia klasik atau formasi mengenai keberadaan pusat keagamaan masa dalam pengaruh Hindu-Buddha. Kajian arkeologi se- Majapahit maupun keletakannya, selain itu fungsi jarah adalah alternatif untuk mengungkap dan menga- pusat-pusat keagamaan tersebut dalam kehidupan nalisis fenomena sejarah kebudayaan Indonesia yang sosial budaya masa Majapahit. Hal ini dapat menjadi sangat kaya. Hal ini sejalan pula dengan perkemba- refleksi kehidupan toleransi masa sekarang dan me- ngan metodologi sejarah yang mengedepankan pen- nunjukkan pada generasi Indonesia sekarang bahwa dekatan multidimesional dan interdisipliner dalam bangsa ini telah menjadi pusat-pusat keagamaan yang kajiannya. Model penelitian ini banyak dilakukan oleh disegani dan berkualitas. para arkeolog ataupun ahli sejarah klasik sebagai con- Secara metodologis ilmu pengetahuan, pendeka- toh apa yang dilakukan oleh Andrea Arci ketika meng- tan arkeologi sejarah adalah alternatif pendekatan ungkap model relief binatang masa Jawa Kuno dihu- yang dapat lebih efektif mengungkap fenomena-feno- bungkan dengan konsep yang berlaku masa itu. Ia mena masa lampau dengan menggabungkan metode menggalinya dari sumber data tekstual yang diper- arkeologi yang berbasis artefaktual dengan metode bandingkan dengan keberadaan relief sehingga hasil sejarah yang berbasis sumber data tekstual. Penelitian rekonstruksi itu menjadi kaya (Acri, 2010). ini perlu mengungkapkan mengenai letak, jenis dan Penelitian-penelitian sporadis tentang kehidupan bentuk pusat keagamaan untuk mengetahui sejauh keagamaan masa Majapahit beberapa telah dilakukan mana hubungan informasi yang diberikan sumber oleh para ahli sejarah kuno Indonesia, namun peneli- data tekstual dengan kenampakan fisik yang ditunjuk- kan oleh sumber data artefaktual. Sedangkan pengu- ngkapan fungsi dimaksudkan sebagai upaya rekon- 1 Tulisan ini bersumber dari hasil penelitian Hibah Pekerti didanai struksi sejarah sosial-budaya masa Majapahit yang 2013-2014 yang berjudul Pusat Pendidikan Keagamaan Masa diakui sebagai kemajuan peradaban masa Indonesia Majapahit: Kajian Arkeologi Sejarah Berbasis Artefak, Prasasti klasik. dan Naskah 107 107 JURNAL STUDI SOSIAL, Th. 6, No. 2, Nopember 2014, 107-119 Kehidupan Keagamaan masa Majapahit sebagai agama para pedagang yang notabene para Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha merupa- pendatang kan salah satu perjalanan sejarah yang cukup panjang, Bangunan-bangunan suci ketiga aliran tadi ter- karena berkisar sekitar 1000 tahun. Masa ini dimulai nyata masih dibeda-bedakan lagi berdasarkan sifat, dari kerajaan Kutai sekitar abad 4 M hingga masa keja- fungsi dan bentuknya. Hal ini secara panjang lebar yaan Majapahit runtuh sekitar abad 1500 M. Kejayaan diuraikan dalam Kakawin Nagarakretagama yang di- masa ini nampak pada beberapa kerajaan yang dapat gubah oleh Mpu Prapanca (Wahyudi, 2005; Hadimul- melebarkan sayapnya hingga ke mancanegara, hal ini yo, 2009). Dalam uraian kakawin tersebut nampak nampak pada masa Sriwijaya, Mataram Hindu, Sing- adanya Candi-candi lepas atau swatantra milik para hasari dan Majapahit. Kehidupan sosial mereka sudah kaum agamawan ataupun candi-candi kerajaan yang sangat terstruktur hingga terbentuk pola-pola dalam menjadi pendharmaan anggota keluarga wangsa Rajasa. berbagai sistem kehidupan, baik yang bersifat religius, Salah satu yang menarik adalah disebutkannya ekonomis, maupun sosial (Rahardjo, 2010). mandala kadewaguruan yang dikenal dengan nama Salah satu yang menonjol adalah kehidupan aga- caturbhasmamandala, yang terdiri dari Mula-Sagara, ma pada masa tersebut, hal ini ditandai dengan ting- Kukub, Sukayajna dan Kasturi, Selain itu juga terdapat galan artefaktual dan tekstual yang mendukung dan tempat bagi para petapa yang dikenal dengan nama memberikan informasi mengenai kehidupan keaga- Katyagan Caturasrama yang terdiri dari Pacira, Bulwan, maan. Dari sekian banyak tinggalan atau warisan bu- Luwanwa dan Kupang (Wahyudi, 2005). daya bendawi masa klasik, hampir sebagian besar adalah candi atau kuil pemujaan. Candi sebagai kuil Komunitas Agamawan masa Majapahit pemujaan seringkali didukung dengan temuan pemu- Komunitas keagamaan juga nampak dalam bebe- kiman di sekitarnya. Pemukiman di sekitar candi seri- rapa potret sumber tertulis yang memberitakannya. ngkali diduga bagian candi dalam kedudukannya Temuan-temuan mandala kadewaguruan merupakan sebagai pusat peribadatan. Berarti kuil merupakan bentuk lain dari aktivitas pendidikan dan keagamaan, mandala yang didukung pusat pembelajaran keaga- hal ini juga gambaran bahwa kuil-kuil keagamaan juga maan. Pada pusat-pusat inilah dihasilkan naskah-nas- didukung oleh komunitas agamawan (Noorduyn, kah yang begitu kaya ketika masa Majapahit (Susanti, 1982). Hal ini justru memberikan ruang kepada kita 2006). untuk berdiskusi tentang berkembangnya mandala- Perkembangan keagamaan masa Majapahit dapat mandala kadewaguruan tersebut masa Majapahit. dikatakan sangat tinggi intensitasnya, hal ini dapat Beberapa sumber tertulis memberikan informasi yang diperhatikan dalam berbagai bentuk karya-karya yang kaya tentang keberadaan pusat-pusat pendidikan dihasilkan dengan simbolisasi agama. Hal ini nampak keagamaan dan beberapa naskah justru berisi informa- pada karya sastra, arsitektur, seni arca, relief dan altar- si tentang ajaran-ajaran keagamaan yang dikembang- altar pemujaan nenek moyang. Keberadaan hasil-hasil kan di berbagai mandala kedewaguruan (Hardiati, 2010). karya ini terekam baik secara artefaktual berupa situs Beberapa catatan dalam Nagarakretagama me- ataupun runtuhannya, benda-benda artefak maupun nunjukkan bahwa beberapa tempat tersebut, baik kuil- diberitakan dalam berbagai sumber data tekstual. Sa- kuil percandian maupun mandala kadewaguruan rana fisik ini menampakkan kekayaan Majapahit da- telah ada sejak lama. Keberadaan tempat-tempat pusat lam kehidupan keagamaannya (Wahyudi, 2012). pendidikan ini ternyata masih dikenali hingga masa akhir Majapahit bahkan sampai pengaruh Islam Bangunan-Bangunan Suci Keagamaan masa Maja- Demak semakin menguat. Salah satu yang menjadi pahit informasi berharga adalah catatan perjalanan spiri- Perkembangan keagamaan tersebut juga nampak tual seorang pangeran sunda yang mengitari pulau dari aliran yang berkembang pada masa Majapahit. Jawa dan Bali. Dia mengunjungi beberapa pusat pen- Hal ini nampak pada nama-nama pejabat keagamaan didikan yang menjadi tempat berkumpulnya para mu- yang membawahi komunitas dengan tempat periba- rid dan peziarah (Noorduyn, 1982). datannya. Aliran utama yang nampak adalah kelom- Catatan menarik diberikan oleh beberapa kidung pok Hindu sekte Saiwa Sidhanta dan Wisnu, ini yang yang menggambarkan beberapa tempat mandala mayoritas, diketahui pula adanya aliran atau sekte- kadewaguruan terasebut. Informasi yang diberikan sekte lain dalam agama Hindu namun hanya minori- selain menunjukkan keletakannya juga menunjukkan tas. Kemudian kelompok Buddhis atau Sogata dan ya- kegiatan pendidikan yang dikembangkan. Salah satu- ng ketiga adalah aliran para rsi (Santiko, 1989). Namun nya adalah Kidung Margasmara, sebuah kidung deng- perlu juga dipikirkan kemungkinan perkembangan an setting Singhasari akhir namun diduga