Available Online at Jurnal Matheducation N
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
120 Available online at https://jurnal.pascaumnaw.ac.id/index.php/JMN Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 2 (2), 2019, 120-126 Ekspolarasi Etnomatematika Pada Bagunan Candi Portibi Nursahadah Program Studi Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Jln. Garu II No.93, Medan, Sumatera Utara, 20147, Indonesia Email : [email protected]. Telp: +6281260496462 Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil eksplorasi etnomatematika masyarakat Portibi dengan jenis penelitian eksplorasi serta pendekatan etnografi. Data penelitian diperoleh dari studi kepustakaan, pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Informan terdiri dari 5 orang tokoh masyarakat yang berada disekitar wilayah Portibi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya konsep matematika pada masyarakat Portibi. Konsep-konsep matematika tersebut dapat kita lihat pada bangunan candiyang menggunakan konsep bangun datar dan geometri. Terbukti adanya konsep- konsep matematika yang terkandung dalam bangunan Candi Portibi yang terdiri dari Candi Bahal I, BahaII dan Bahal III, semuanya mengunakan konsep matematika bangun datar dan geometri. Hasil penelitian ini bisa dijadikan alternatif pembelajaran matematika di luar kelas, dengan mengenalkankonsep-konsep matematika yang terdapat dalam kehidupan masyarakatterutama dalam bentuk bangunan seperti Candi , dan dapat dijadikan sebagai rujukan penyusuna soal pemecahan masalah matematika kontekstual. Kata Kunci : Etnomatematika, budaya, Candi Portibi Etnomatematics Expansionation of the Portibi Temple Building Abstract This article aims to describe the results of the ethnographic exploration of the Portibi community with the types of exploration research and ethnographic approaches. The research data was obtained from library studies, observations, interviews, and documentation. The informants consisted of 5 community leaders who were around the Portibi area. The results of this study indicate the existence of mathematical concepts in the Portibi community. We can see the mathematical concepts in the temple building using the concept of flat and geometry. Evidently the existence of mathematical concepts contained in the building of the Portibi Temple which consists of the Bahal I Temple, BahaII and Bahal III, all using mathematical concepts of flat and geometry. The results of this study can be used as an alternative to learning mathematics outside the classroom, by introducing mathematical concepts contained in people's lives, especially in building forms such as temples, and can be used as a reference for learning problems solving mathematical problems. Keywords : Etnomatematics, culture, Portibi Temple Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara ISSN: 2614-512X (print), Online ISSN: 2614-5138 (online) | 121 Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 2(2), 2019 Nursahadah PENDAHULUAN buadya diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan , dan hasil karya manusia Perkembangan kurikulum pada tingkat dalam rangka kehidupan masyarakat yang satuan pendidikan mulai dari tingkat sekolah dijadikan milik diri manusia dengan belajar dasar sampai tingkat menengah senantiasa (Koentjaraningrat, 1985) .Sedangkan E.B.Tylor melakukan revisi-revisi perbaikan dari tahun mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan 1975 sampai sekarang dengan menggunakan aktivitas manusia , termasuk pengetaahuan , kurikulum 2013 . Perubahan mendasar pada kepercayaan , seni , moral , hukum , adat kurikulum k-13 adalah sistem pemebelajaran istiadat dan kebiasaan-kebiasaan lain ( Ratna , dari teacher centre menjadi student centere 2005 ) dengan mengembangkan model pembelajaran discover leraning, inquiry learning , projek Dari pengertian diatas dapat dartikan base learning ( PJBL) , problem base bahwa hampir seluruh aktivitas dalam learning ( PBL ). kehidupan masyarakat merupakan budaya atau kebudayaan . Dalam suatu kebudayaan Perubahan kurikulum , metode , strategi memiliki tujuah unsur yang dapat ditemukan tidak menunjukkan perubahan yang maksimal pada semua bangsa yang ada di dunia yaitu : pada prestasi atau nilai ujian siswa terutama matematika sebagai mana studi yang dilakukan 1. Bahasa, yang di wujudkan dalam ilmu TIMSS dan PISA bahwa negara Indonesia komunikasi dan kesusteraan yang mencakup merupakan peringkat terendah ( dibawah rata- bahasa daerah, pantun, syair, novel, dan lain rata ) yang disebabkan rendahnya kemampuan sebagainya. siswa dalam mengerjakan soal-soal penalaran 2. Sistem pengetahuan, meliputi ilmu-ilmu dan pemecahan masalah yang disebabkan eksakta ( science ) dan ilmu sastra, filsafat , kurangnya materi ajar yang memerlukan sejarah ( humanities) penalaran dan pemecahan masalah. Oleh karena 3. Organisasi sosial, seperti upacara kelahiran itu pembelajaran yang berbasis masalah dan ,pernikahan, kematian. penalaran perlu tingkatkan 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi, meliputi pakaian, makanan, alat-alat Pendidikan matematika sebenarnya upacara, dan kemajuan teknologi lainnya. tidak hanya didapat pada pendidikan formal namun bisa didapat dalam kehidupan nyata atau 5. Sistem mata pencaharian hidup. di luar lingkungan sekolah yang memungkin 6. Sistem religi, berupa keyakinan, dan pengajaran matematika secara kontektual, dan gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, roh, penulis ingin memaparkan tentang eksplorasi neraka, surga, maupun berupa upacara adat matematika pada kehidupan masyarakat Padang maupun benda-benda suci dan benda-benda Lawas. Praktik matematika dalam kehidupan religius (candi dan patung nenek moyang) masyarakat Padang Lawas sudah berlngsung dan lainnya. sejak lama ini dibuktikan dengan bangunan 7. Kesenian, dapat berupa seni rupa (lukisan), candi yang berada tidak jauh dari pemukiman seni pertunjukan (tari, musik,) seni teater masyarakat. (wayang), seni arsitektur (rumah, bangunan, perahu, candi, dsb), berupa benda-benda 1. Dari latar belakang diatas penulis mencoba indah, atau kerajinan. untuk memaparkan deskripsi etnomatiaka yang ada pada masyarakat Padang Lawas . Etnomatika pertama kali Tujuan penulis dalam penelitian adalah diperkenalakan sorang matematikawan Brazil untuk mendeskripsikan etnomatiaka yang pada tahun 1977 yang bernama D'Ambrosio. ada dalam masyarakat padang Lawas Menurut D’Ambrosio Etnomatika adalah : The terutama pada bagunan Candi Portibi prefix ethno is today accepted as a very broad sebagai salah satu penerapan etnomatika term that refers to the socialcultural context dalam bagun ruang dan datar serta and therefore includes language, jargon, and geometri. codes of behavior, myths, and symbols. The Sebelum memberikan pembahasan derivation of mathema is difficult, but tends to tentang etnomatika tersebut perlu memahami mean to explain, to know, to understand, and to arti dari kebudayaan . Dalam ilmu antropologi do activities such as ciphering, measuring, Copyright © 2018, Jurnal MathEducation Nusantara ISSN: 2614-512X (print), Online ISSN: 2614-5138 (online) | 122 Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 2(2), 2019 Nursahadah classifying, inferring, and modeling. The suffix Istilah tersebut kemudian tics is derived from techné, and has the same disempurnakan menjadi: "I have been using the root as technique (Astri, dkk; 2013: 4). wordethnomathematics as modes, styles, and techniques (tics) of explanation, of Secara bahasa menurut D’Ambrosio understanding, and of coping with the natural Awalan kata “ ethno “ diartikan sesuatu yang and cultural environment (mathema) in distinct berhubungan dengan konteks sosial budaya cultural systems (ethno)" (D'Ambrosio, dalam seperti bahasa, jargon, kode prilaku, mitos , dan Astri, dkk; 2013: 4). simbol. Sedangkan kata dasar “ mathema” diartikan menjelaskan , mengetahui, Artinya: "Saya telah menggunakan kata memahami dan melakukan kegiatan seperti Etnomatematika sebagai mode, gaya, dan pengkodean, pengukuran, mengklasifikasi , teknik (tics) menjelaskan, memahami, dan menyimpulkan , dan pemodelan .Akhiran “tics“ menghadapi lingkungan alam dan berasal dari techne, dan bermakna sama seperti budaya (mathema) dalam sistem budaya yang teknik. berbeda (ethnos)". Menurut Kamus Besar Bahasa Berdasarkan istilah-istilah yang Indonesia (1996: 149), etno atau budaya yaitu dikemukakan oleh D’Ambrosio tersebut dapat pikiran, akal budi, dan adat istiadat. Sedang ditarik suatu kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil kegiatan dan etnomatematika adalah pembelajaran penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti matematika yang dikaitkan dengan hasil kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli kebudayaan yang ada di masyarakat, baik sosiologi mengartikan kebudayaan dengan berupa artefak maupun kebiasaan adat istiadat. keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian, Salah satu contoh pembelajaran berbasis ilmu dll). Sedang ahli sejarah mengartikan etnmatematika adalah Candi Portibi. kebudayaan sebagai warisan atau tradisi. Bahkan ahli Antropogi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan kelakuan. METODE Sedangkan, matematika menurut Johnson penggalian yang disebut dengan dan Rising dalam Russefendi (1988: 240) penelitian ekspolatif untuk menemukan suatu adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, gejala atau peristiwa ( konsep atau masalah ) pembuktian yang logis, matematika itu adalah dengan melakukan penjajakan terhadap gejalan bahasa yang menggunakan istilah yang terebut ( Gulo : 2000 ). Pendekatan penelitian didefinisikan dengan cermat , jelas dan akurat yang digunakan adalah pendekatan etnografi repres),entasinya dengan simbol dan padat, yaitu pendekatan empiris dan teoritis yang lebih berupa bahasa simbol mengenai ide bertujuan mendapatkan