i SUARA 5 NEGARA Kitab Puisi Penyair 5 Negara

Indonesia, , Brunei Darussalam,Thailand, Singapura

METRO

ii SUARA 5 NEGARA Kitab Puisi Penyair 5 Negara

Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam,Thailand, Singapura Copyright @ 2013 oleh Penerbit METRO Jl. Gatot Subroto Gg. 11 No. 15 Samarinda-75117 Samarinda-Kalimantan Timur Percetakan Moya Zam Zam Jl. Bugisan Selatan No. 15 Bantul Jogyakarta

Pra Cetak S. Abiyyurizky, A. Azizah Maharani, D. Sy Mahadewi, D. Az Zahra Mahaghita

Editor HM. Saleh S, Hj. Agni Kasmaranwati

Desain & Perancang Sampul Muliansyah (penerbit & percetakan Sprit Grapindo- Samarinda)

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian Atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit Xx+368 hlm ; 14 cm x 21 cm

ISBN 978-602-17698-1-2 :

Isi di luar tanggung jawab percetakan

iii Terima kasih dan salam hormat kepada penyair yang telah bersedia menyumbangkan puisinya untuk dirangkum dalam buku ini.Maaf kepada penyair yang puisinya belum sempat dimuat di buku ini. Semoga buku ini bermanfaat buat masyarakat sastra di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalan, Thailand & Singapura. Terima kasih pula kepada rekan-rekan facebook di group Dialog Sastra Borneo , yang tiada lelah untuk terus berkarya.

iv daftar isi

PENGANTAR PENERBIT ------ix PROLOG : Korrie Layun Rampan ------xii A Amin Jamaluddin (Brunei Darusslam)------1 Abdillah SM (Malaysia) ------4 Abdul Karim Amar (Indonesia) ------7 Abdul Salam HS (Indonesia) ------9 Abdul Rani (Indonesia) ------11 Abdul Razak Othman(Malaysia)------14 Abdullah Awang (Malaysia) ------17 Abu Rahmad (Indonesia) ------20 Ach Nurcholis Majid (Indonesia) ------22 Adella Azizah MP (Indonesia) ------26 Ahmad MD Tahir (Singapura) ------28 Addien Sjafar Qurnia (Indonesia) ------30 Ahmad S. Zahari (Indonesia) ------32 Ahmad Wayang (Indonesia) ------34

v Agni Kasmaranwati (Indonesia) ------36 Aidilputra_Onho (Malaysia) ------38 Andi Wahyu/Andi Magadhon (Indonesia) ------40 Asmira Suhadis (Malaysia) ------42 Akhmad Zailani (Indonesia) ------44 Arsyad Indradi (Indonesia) ------48 Ali Syamsudin Arsi (Indonesia) ------51 Alya Salaisha (Indonesia) ------54 Awang Karim Kadir (Malaysia) ------55 Azridah Ps Abadi (Malaysia) ------57 Azmi Taib (Malaysia) ------60 Bayu Pagi (Malaysia) ------62 Clara Maroon (Malaysia) ------64 Dayang Matsura (Malaysia) ------66 Dee Dyantry (Indonesia) ------68 Desinta Sy. Mahadewi (Indonesia) ------70 Dian Hartati (Indonesia) ------72 Dianna Firefly (Indonesia) ------75 Dinda Az-Zahra (Indonesia) ------77 Dimas Arika Miharja (Indonesia) ------79 Djaslam Zainal dan Rosmiaty Shaari (Malaysia) ------81 Duta – D (indonesia) ------87 El Adriani (Indonesia) ------88 ES Pernyata (Indonesia) ------98 Fajar Sidik (Indonesia) ------100 Fanny Ys (Indonesia) ------101

vi Fikrah Syailah Adam (Indonesia) ------103 Grasia Renata Lingga (Indonesia) ------105 Gabriel Kimjuan (Malaysia) ------107 Hadi Mulyadi (Indonesia) ------109 Hanna Fransisca /Zhu Yong Xia (Indonesia)------112 Hasyuda Abadi (Malaysia) ------115 Hesti Daisy (Indonesia) ------118 Heri Sucipto (Indonesia) ------120 Herman Mutiara (Singapura) ------123 Ibnu HS (Indonesia) ------125 Indah IP (Indonesia) ------127 Idrisboi Boiboi (Malaysia) ------128 Isbedy Setiawan ZS (Indonesia) ------129 Jasni Matlani (Malaysia) ------131 Jaya Ramba (Malaysia) ------133 Kahar Al Bahri (-Indonesia) ------135 Kamal Ishak (Malaysia) ------141 Kathrina Tati Sitaim (Malaysia) ------145 Khairul Arifin Angwa (Indonesia) ------147 Kamaria Bte Buang (Singapura) ------149 Kony Fahran (Indonesia) ------151 Korrie Layun Rampan (Indonesia) ------152 Kiki Rukiana (Indonesia) ------155 Ladin Nuawi (Malaysia) ------157 Lailatul Kiptiyah (Indonesia) ------160 Lauh Sutan Kusnandar (Indonesia) ------162

xii Lan Fang (Indonesia) ------164 Lya Zam (Malaysia) ------167 Mahmud Jauhari Ali (Indonesia) ------169 Mahabbah El-ahmady (Kaltim-Indonesia) ------172 M Abd Rahim (Indonesia) ------177 Mad Sakiran Bin Haji Sulaiman (Malaysia) ------179 Maharatu Rafidah Mohamad (Malaysia) ------177 Man L (Malaysia) ------184 Mawar Marzuki (Malaysia) ------186 Marsli NO (Malaysia)------188 Maya Brunei (Brunei Darussalam)------194 Mazlan Lantara (Malaysia) ------196 Meidi Chandra (Indonesia)------198 Mening Alamsyah (-Indonesia)------200 Muhammad Isaac briant (-Indonesia)------202 Mohd Isa Abd Razak (Malaysia)------204 Nadirah Junior (-Malaysia) ------207 N Athirah Al-Labuani (-Malaysia)------210 Nassury Ibrahim (Malaysia)------214 Nenny Makmun (Indonesia)------216 Nia Samsihono (-Indonesia)------218 Nina Rahayu Nadea (Indonesia)------220 Nano L Basuki (-Indonesia)------222 Noraini Osman (malaysia) ------224 Norman Mohd Yusoff (Malaysia)------228 Norgadis Labuan (Malaysia)------230

viii Norjannah MA (Malaysia)------233 Norsiah Kandar (Malaysia)------235 Novy Noorhayati Syahfida (Indonesia)------237 Nur Amanah (Indonesia)------239 Nurfirman AS (Indonesia)------242 Nurfarhan Hamzah (Malaysia)------244 Pena Alam (Malaysia) ------246 Phaosan Jehwae (Thailand)------249 Poul Nanggang (Malaysia)------252 Praja Rahman (Indonesia)------254 R Hamzah Dua (Malaysia)------256 Rabeah Mohd Ali (Malaysia)------259 Rama Putu Barata (Indonesia)------261 Ramlah Abdul Rasyid (Malaysia) ------263 Ramlee Jalimin Jainin (Malaysia)------266 Ratna Dewi (-Indonesia)------268 Rahmat Ansyarif (Indonesia)------270 Rahmat Heldy (-Indonesia)------273 Ramli Jusoh (Malaysia)------275 Raymond Majumah (Malaysia) ------279 Redia Yosianto (Indonesia)------281 Remmy Novaris DM (-Indonesia)------283 Rezqie Hidayatullah (Indonesia)------286 Rissari Yayuk (Indonesia) ------291 Roma DP (Indonesia)------293 Rosnani Ahmad (Malaysia)------295 Rosmiaty Shaari (Malaysia)------295

ix Rita Asfiani/Fia Pradita (-Indonesia)------297 Rizky Mula Saputra (Indonesia)------298 Rubiah Dullah (Malaysia-)------300 Sabahuddin Senin (Malaysia)------302 Sabrina WS (-Indonesia)------304 Saifun Arif Kojeh (Indonesia)------305 Santi Nurmayanti (Jawa Barat)------307 Sani La Bise (Malaysia)------308 Sosonjan A. Khan (Brunei Darussalam)------311 Suhana Bt. Sarkawi (Malaysia)------313 Sukron Jayadi (Indonesia)------315 Sulthan ARP (Indonesia)------317 Sutirman Eka Ardhana (indonesia)------319 Seruni Tri Padmini (Indonesia)------320 Sofyan Rh Zaid (Indonesia)------321 Sunthi Fatimah (Indonesia)------323 Taufik Walhidayat (Indonesia)------324 Tajuddin Noor Ganie (Indonesia)------326 Ummi Husnah (Indonesia)------331 Usup Supriyadi (Indonesia)------333 Utomo Priyambodo (Indonesia)------334 Wahyu Yudi (Indonesia)------336 Wahyu Wibowo (Indonesia)------339 Witer Gunik (Malaysia)------341 Yatim Ahmad (Malaysia) ------343 Zabidin Hj Ismail (Malaysia)------345

x Zainal Abas (Malaysia) ------348 Zani El Kayong (-Indonesia)------352 Zurinah Hassan (-Malaysia)------354 EPILOG : Tajuddin Noor Ganie ------358

xi pengantar penerbit

nilah buku puisi yang menghimpun puisi-puisi penyair (umumnya Melayu) dari 5 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Singapura.I Ada sekitar 146 penyair dari lima negara bertemu dan berkumpul di buku ini. Seperti taman yang luas, ratusan puisi ini seperti bunga yang ditanam di tanah yang luas. Berbagai aroma, keindahan kata, memainkan perasaan dan pikiran. Pembaca diajak untuk berjalan-jalan dari satu puisi ke puisi lain menikmati rimbunnya taman puisi. Sekalipun memang ada puisi yang tak hanya menonjolkan aroma wangi, tapi juga duri. Puisi yang dibuat dengan suasana dan kondisi berbeda dari masing- masing daerah dan negara tentu menjadi menarik untuk dicerna, variatif dan kreatif. Buku ini sungguh sangat kaya karena kita akan menemukan gaya bahasa, pemilihan kata-kata dalam tema yang berbeda yang dibentuk dengan dasar pikiran yang beragam dari seratusan lebih penyair. Semula Tuas Media-Komunitas Sastra Borneo merencanakan buku ini untuk penyair atau penulis puisi dari dan asal Borneo (Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sabah, , Labuan dan Brunei

vii Darussalam), untuk anggota pertemanan group facebook Rumahsastraborneo dan diperkirakan hanya penyair dari 3 negara saja yang akan ikut serta. Tema pun sudah ditetapkan.Y aitu tentang puisi kritik sosial atau puisi perlawanan terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di negara masing-masing Tapi nampaknya, puisi memang tak bisa dibatasi ruang, jarak dan waktu.Puisi tak bisa dibelenggu atau dikurung, apalagi di dunia maya (facebook), salah satu media puisi tumbuh subur. Para penyair malah protes; kenapa harus dipasung pada tema puisi kritik sosial? Lalu kenapa hanya penyair dari 3 negara saja. Akhirnya, dari 3 negaramenjadi 5 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Singapura. Dari tema sosial khususnya puisi protes sosial menjadi tema bebas, penyair boleh membuat dan mengirimkan puisi perlawanan terhadap ketidak- adilan atau pun puisi perdamaian. Memangimajinasi liar penyair tak dapat dikekang, akhirnya puisi berbagai tema yang didapatkan.Mungkin, puisi perlawanan tapi dalam bentuk yang lain, yang akhirnya malah tak bisa kami lawan untuk menolak setelah dikirimkan. Maka kami berkesimpulan; biarlah buku antologi puisi ini menjadi ajang pertemuan penyair dari 5 negara di Asia Tenggara, yang sebagian besar melayu untuk berkumpul dan bersilatuhrahmi. Biarlah temanya terserah, asalkan tidak menabrak kaidah-kaidah etika puisi. Ada banyak puisi yang dikirim, dan ada banyak yang menghujat dengan kasar, dengan mengabaikan kata-kata atau kalimat indah dari puisi itu sendiri. Protes atau kritik yang disampaikan lewat puisi (saya kira) tak seharusnya disampaikan lewat kata atau kalimat kasar menghujat yang tak sopan, dengan menghamburkan kata-kata yang jorok. Setelah dicermati, ada beberapa puisi. yang mohon maaf belum bisa kami ikut sertakan dalam buku ini. Dalam buku puisi ini yang anda pegang ini, jadinya penyair senior bertemu dengan penyair junior, penyair tua yang ternama bertemu dengan penyair muda yang belum apa-

xiii apa.Penyair yang berpengalaman bertemu dengan penyair yang masih hijau dan mungkin baru menulis beberapa puisi. Di balik pertemuan karya-karya ini, kita berharap penyair junior, penyair muda dan yang masih hijau atau belum berpengalaman bisa belajar dari karya-karya matang penyair ternama dan terkenal dari negara masing-masing. Lewat pertemuan satu buku ini akhirnya tercipta jalinan persaudaraan sesama penulis, yang tak hanya penyair yangberaktifitas di Borneo (Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam) tapi juga di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Singapura, Kamboja, Laos) terutama untuk rumpun Melayu yang memiliki bahasa yang mirip sehingga mudah berkomunikasi. Akhirnya, kami berharap semoga buku ini bisa bermanfaat bagi siapa pun yang terlibat dan tertarik dengan sastra, khususnya puisi. Ke depan, semoga kami berkesempatan buku-buku antologi lainnya, seperti antologi cerpen, antologi esai ataupun antologi karya sastra lainnya.

xiv pendahuluan Korrie Layun Rampan

erenang dalam lautan puisi yang ditulis lebih dari seratus penyair dari lima negara merupakan hal yang menyenangkan. Namun untuk menulis pengantarB yang akan menyelami makna dari sekian ratus puisi, bukanlah hal yang mudah. Meskipun puisi merupakan kebajikan rohani yang menakik-nakik perasaan, mengurai arti dan maknanya yang terdalam dari inti perasaan dan pemikiran bukanlah pekerjaan yang gampang. Untuk itu dibutuhkan pembacaan yang berulang-ulang secara mendalam, dengan penikmatan yang menyendiri, sehingga mampu ditemukan dan dipetik makna utuhnya sebagai sajak. Sebagaimana dikatakan penyair Acep Zamzam Noor, kata-kata puisi mengandung kerumitan (1), yang didasari oleh pengalaman yang ditulis dalam puisi berlapis-lapis. Dengan demikian, pembacaan harus mampu membuka lapisan-lapisan itu sampai ditemukan inti sajak dari berbagai pelapisan yang menjadi bahan yang diikat satu dengan yang lainnya. Pengikatan sajak menggunakan media bahasa yang tidak saja bersifat diskursif dengan menyajikan kata-kata objektif dengan objektivitasi komunikasi verbal. Bahasa puisi berbeda dari bahasa prosa yang bersifat detonatif, puisi menggunakan konotasi kata sehingga bahasa menempati posisinya sebagai bahan imajinatif. Dengan demikian kerumitan dimulai ketika penyair menempatkan kata bukan hanya sebagai media komunikasi, tetapi sebagai media kreasi. Kata-kata yang xv ditempatkan di dalam sajak bersifat kreatif, sehingga menghasilkan pilihan yang membuahkan makna sejati dan agung. Membaca puisi dari A Amin Jamaluddin (Brunei Darusslam), Abdillah SM (Malaysia), Abdul Karim Amar (Indonesia), Abdul Salam HS (Indonesia), Abdul Rani (Indonesia),Abdul Razak Othman (Malaysia),Abdullah Awang (Malaysia),Abu Rahmad (Indonesia),Ach Nurcholis Majid (Indonesia),Adella Azizah MP (Indonesia),Ahmad MD Tahir (Singapura),Addien Sjafar Qurnia (Indonesia), Ahmad S. Zahari (Indonesia), Ahmad Wayang (Indonesia),Agni Kasmaranwati (Indonesia),Andi Wahyu/Andi Magadhon (Indonesia),Asmira Suhadis (Malaysia),Akhmad Zailani (Indonesia),Arsyad Indradi (Indonesia),Ali Syamsudin Arsi (Indonesia),Alya Salaisha (Indonesia),Azridah Ps Abadi (Malaysia),Azmi Taib (Malaysia),Dee Dyantry (Indonesia),Desinta Sy. Mahadewi (Indonesia),Dian Hartati (Indonesia),Dianna Firefly (Indonesia),Dinda Az-Zahra (Indonesia) danDimas Arika Miharja (Indonesia) yang hanya sebagian kecil penulis kenal, selebihnya merupakan nama-nama asing yang membutuhkan penyelamatan secara serius untuk mengenal bahasa mereka. Di antara nama yang penulis kenal adalah Agni Kasmaranwati, Arsyad Indradi, Dian Hartati dan Dimas Arika Miharja. Nama yang terakhir ini sebenarnya nama pena Prof Dr Sudaryono, penyair birokrat yang bermastautin di Jambi. Beberapa tahun lalu pernah penulis diminta menulis pengantar kumpulan puisinya yang sebagian disertakan dalam buku Antologi Angkatan 2000 dalam sastra Indonesia. Penyair ini menemukan bahasanya secara bersih, tanpa menanam kerumitan yang berseluk-belik, akan tetapi menulis secara lebih cerah di dalam sintaksis yang bermuatan isi yang intim dan renyah. Sajak adalah inti bahasa. Itu sebabnya para pemikir bahasa dan para penulis puisi sering merumuskan puisi harus ditulis dengan bahasa yang efektif. Efektifitas bahasa, kata dan

xvi kalimat puitik yang khas efektif itu akan membuahkan tafsiran yang kaya. Letak kekayaan tafsiran itu membuahkan makna tertentu yang pada akhirnya membuat karya puisi itu jadi bersifat polyinterpratable dalam menentukan makna isinya secara sastrawi. Sebagai inti bahasa, sajak selalu membuahkan persepsi dan penggambaran yang konkret. Dalam tataran tertentu, sastra atau puisi atau karya estetis tertentu selalu berupaya mengkonkritkan yang abstrak. Menurut Dr Theo Huubers dalam bukunya Manusia MerenungkanDirinya(2) memperlihatkan bahwa eksistensi berkaitan dengan 1) persepsi mengenai objek jasmani dalam keadaan hadir (dasein). Dalam penggambaran objek real direpresentasi hanya muncul menurut sifat-sifatnya (sosein). 2) Objek persepsi lebih lengkap daripada gambaran. Dalam gambaran banyak data yang ada dalam objek persepsi sudah hilang. 3) Objek persepsi dalam ruang yang objektif, gambaran dalam ruang bayangan. 4) Dalam persepsi objek dapat diamati selama beberapa waktu, sedangkan gambaran biasanya sulit ditahan. 5) objek persepsi tidak dapat dipanggil kembali sebagai objek persepsi, gambaran dapat dibayangkan kembali. Dan sebagaimana puisi-puisi yang diinginkan panitia adalah puisi-puisi protes, hasilnya apa yang dicapai oleh para penyair dengan persepsi dan pengamatan masing-masing yang kemudian ditulis dalam puisi yang disertakan dalam buku ini. Menurut Naga Pamungkas, ada sejumlah puisi yang harus disisihkan karena menggunakan kata-kata verbal yang terlalu kasar dan protan. Namun para penyair El Adriani (Indonesia), ES Pernyata (Indonesia), Fajar Sidik (Indonesia), Fanny Ys (Indonesia), Fikrah Syailah Adam (Indonesia),Grasia Renata Lingga (Indonesia), Gabriel Kimjuan (Malaysia),Hadi Mulyadi (Indonesia), Hanna Fransisca /Zhu Yong Xia (Indonesia), Hasyuda Abadi (Malaysia), Hesti Daisy (Indonesia),

xvii Heri Sucipto (Indonesia), Herman Mutiara (Singapura),Ibnu HS (Indonesia), Indah IP (Indonesia), Idrisboi Boiboi (Malaysia), Isbedy Setiawan ZS (Indonesia),Jaya Ramba (Malaysia), Kahar Al Bahri (Indonesia), Kamal Ishak (Malaysia), Khairul Arifin Angwa (Indonesia),Kamaria Bte Buang (Singapura), Kony Fahran (Indonesia), Korrie Layun Rampan (Indonesia), Kiki Rukiana (Indonesia), Ladin Nuawi (Malaysia), Lailatul Kiptiyah (Indonesia), Lauh Sutan Kusnandar (Indonesia), Lan Fang (Indonesia), Mahmud Jauhari Ali (Indonesia), Mahabbah El- ahmady (Kaltim-Indonesia), M Abd Rahim (Indonesia), Mawar Marzuki (Malaysia), Marsli NO (Malaysia).Maya Brunei (Brunei Darussalam).Meidi Chandra (Indonesia),Mening Alamsyah (Indonesia), Muhammad Isaac briant (Indonesia), Mohd Isa Abd Razak (Malaysia), Nadirah Junior (-Malaysia), N Athirah Al- Labuani (Malaysia), Nassury Ibrahim (Malaysia) telah menemukan bahasa yang pas sehingga imajinasi kreatif dan suara- suara miris maupun suara-suara yang melengking tinggi dari mereka terwakili di dalam antologi yang cukup tebal ini. Sebagaimana filsafat ilmu pengetahuan, maka puisi merupakan ibu sastra. Sebagai ibu, puisi melahirkan sastra dan imajinasi murni sebuah lihatan pengalaman fisik dan batin. Itu sebabnya penyair Radhar Panca Dahana di dalam antologi ini mengatakan di dalam menulis sastra dan menjalani hidup sebagai sastrawan dibutuhkan integritas (3), sebagaimana integritas adalah suatu sikap dan kemauan yang secara moral menegakkan harga diri. Sastra sebagai mana diamini bersama adalah karya estetik yang membawa sastrawan pada dunia pengakuan. Penyair Indonesia seperti Chairil Anwar, AmirHamzah, Rendra, Emha Ainun Nadjib, Gus tf Sakai, Jamal D Rahman, Agus R Sarjono, Cecep Syahsul Hari, Ajamuddin Tifani, Jamal T Suryanata dan lain-lain telah menegak integritas kepenyairan, sehingga eksistensi mereka dapat ditakar dalam integritas kesastrawan. Bicara tematik, seperti dikatakan di atas, kumpulan ini

Xviii pada awalnya hendak menghimpun karya puisi dengan tema perlawanan. Namun dalam perjalanan pengumpulan sajak, tema itu tak dapat dipertahankan, karena para penyair lebih ingin bebas menyatakan ide-ide jenial mereka. Maka disatukanlah tema-tema umum dan tema protes sosial di dalam antologi ini. Berkumpulah para penyair dari lima negara :Nenny Makmun (Indonesia), Nia Samsihono (Indonesia), Nina Rahayu Nadea (Indonesia),Nano L Basuki (Indonesia),Norman Mohd Yusoff (Malaysia), Norgadis Labuan (Malaysia), Norjannah MA (Malaysia), Norsiah Kandar (Malaysia), Novy Noorhayati Syahfida (Indonesia), Nur Amanah (Indonesia), Nurfirman AS (Indonesia), Nurfarhan Hamzah (Malaysia), Phaosan Jehwae(Thailand), Poul Nanggang (Malaysia), Praja Rahman (Indonesia), R Hamzah Dua (Malaysia), Rabeah Mohd Ali (Malaysia), Rama Putu Barata (Indonesia), Ramlee Jalimin Jainin (Malaysia), Ratna Dewi (Indonesia), Rahmat Ansyarif (Indonesia), Rahmat Heldy (Indonesia), Ramli Jusoh (Malaysia), Redia Yosianto (Indonesia), Remmy Novaris DM (Indonesia),Rezqie Hidayatullah (Indonesia), Rissari Yayuk (Indonesia), Roma DP (Indonesia), Rosnani Ahmad (Malaysia), Rosmiaty Shaari (Malaysia),Rita Asfiani/Fia Pradita (Indonesia), Rizky Mula Saputra (Indonesia), Rubiah Dullah (Malaysia), Sabahuddin Senin (Malaysia), Sabrina WS (Indonesia), Saifun Arif Kojeh (Indonesia), Santi Nurmayanti (Jawa Barat), Sani La Bise (Malaysia), Suhana Bt. Sarkawi (Malaysia), Sukron Jayadi (Indonesia), Sulthan ARP (Indonesia), Sutirman Eka Ardhana (Indonesia),Seruni Tri Padmini (Indonesia), Sofyan Rh Zaid (Indonesia), Sunthi Fatimah (Indonesia), Taufik Walhidayat (Indonesia), Tajuddin Noor Ganie (Indonesia), Ummi Husnah (Indonesia), Usup Supriyadi (Indonesia), Utomo Priyambodo (Indonesia),Wahyu Yudi (Indonesia), Wahyu Wibowo (Indonesia), Zabidin Hj Ismail (Malaysia),Zani El Kayong (Indonesia), Zurinah Hassan (Malaysia) yang menyatakan di

xIx dalam pengucapan konkret mereka. Sajak-sajak yang terkumpul dari sekian banyak penyair ini berusaha menyampaikan berbagai ragam pemikiran kreatif yang dituangkan di dalam aneka ragam pengucapan yang sangat variatif. Ini semuanya merupakan suara rakyat, suara bangsa. Dari sini sesungguhnya, kalau ingin dibuat kajian model bahasa, struktur pikiran atau struktur tema, kajian itu akan menghasilkan puluhan buku. Namun pengantar ini tidak membahas sajak-sajak itu satu persatu, karena mengingat ruang yang terbatas. Jika saja diadakan kajian struktuaralisme atau kajian semiotika—atau lainnya- antologi ini memberi materi yang amat kaya. Untuk itu semua, penulis hanya mengucapkan selamat membaca. Semoga antologi ini memberi sumbangsih yang bermanfaat untuk masyarakat sastra, sastrawan dan penyair 5 negara. Saya berharap semoga antologi ini dilanjutkan dengan antologi-antologi berikutnya, baik antologi esai, puisi, cerpen, fragmen novel dan fragmen drama.

Samarinda, 29 Juli 2012 KORRIE LAYUN RAMPAN

Catatan : 1)Acep zamzam Noor, Puisi dan Bulu Kuduk 2011, Bandung Nuansa. Hlm 21. 2)Penerbit Kanisius, cetakan ke-4, Yogyakarta, 1996. Hlm 91. 3)Dalam Sebotol Coklat cair, 2008, Jakarta : Koekoesan, hlm 45.

Xx KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) A Amin Jamaluddin (Brunei Darusslam)

ADA YANG TIADA oleh A Amin Jamaluddin

Ada muka tak berwajah Ada wajah tak bermuka

Ada lukisan tak berwarna Ada warna tak berlukis

Ada citra tak berimej Ada imej tak bercitra

Ada mata tak melihat Ada lihat tak bermata

Ada tangan tak menggenggam Ada genggaman tak mertangan

Ada kaki tak berjalan Ada jalan tak berkaki

Ada lidah tak merasa Ada rasa tak berlidah

SUARA 5 NEGARA 1 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Ada hidung tak menghidu Ada bau tak berhidung

Ada mulut tak bersuara Ada suara tak bermulut

Ada telinga tak pekak Ada pekak tak bertelinga

Ada suara yang bisu Ada bisu yang bersuara

Ada melodi tak bernada Ada nada tak bermelodi Ada lagu tak bernyayi Ada nyayi tak berlagu

Ada baju tak berecelana Ada celana tak berbaju

Ada manusia tak berinsan Ada insan tak bermanusia

Ada tidur tak bermimpi Ada mimpi tak tidur

Ada pelajaran tak berakhlak Ada akhlak tak berpelajaran

SUARA 5 NEGARA 2 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Ada cinta tak berkasih Ada kasih tak bercinta

Ada sayang tak merindu Ada rindu tak menyayang

Ada anak tak berindung Ada indung tak beranak

Ada hidup yang mati Ada mati yang hidup

Ada fikir tak berzikir Ada zikir tak berfikir

A.Amin 16 Februari 2012.

A.Amin dan A.Amin Jamaluddin adalah nama pena bagi Ak. Hj Amirul Amin Pg. Hj. Jmaluddin. Beliau dilahirkan tanggal 21 Ogos 1986 di hospital RIPAS, Bandar Seri Begawan. Belia telah mendapat pendidikan Melayu dan Inggris dari peringkat sekolah rendah hinggalah ke peringkat institui tinggi. Beliau telah Berjaya mendapat ijazah pertama di Universiti Brunei Darussalam tahun 011. Semasa menuntut di university Brunei Darussalam selama 4 tahun (2007-2011), beliau telah mengambil kursus sarjana Muda Sastera Pendidikan (dalam bidang kesusteraan Melayu dan Linguistik Melayu). Sekarang beliau sedang melanjutkan pelajaran di peringkat sarjana di university yang sama. A. Amin Jamaluddin telah menghasilkan 4 buah buku iatu Anak Tangga (2009), Keringat Minda (2009), Mengurapakkan Hikayat Awang Kamaruddin (2011) dan Jelajah Titisan Tinta (2011).

SUARA 5 NEGARA 3 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Abdillah SM (Sarawak- Malaysia)

KALAM oleh Abdillah SM

dengan nawaitu dilukis citra amal tuntutan murni agama memilih tapak suci semaian terindah cambah benih pada batas halal izin redha Ilahi.

kalam, senjata agung rahmat magis insani bukan sekadar dicuba wewenangnya nafsu tapi pasti melakukan atas keyakinan hakiki tunggak kebenaran

SUARA 5 NEGARA 4 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kabaran dari loh catatan abadi.

dengan kalam ini kita bina kekuatan insan terpelihara, zuriat intelektual teguh keislaman tanggungjawab warisan wahyu murni sinar iman julang tinggi sejati haqiqat kebenaran.

Abdillah SM Malaysia

Abdillah SMlahir di , Sarawak pada 6 Ogos 1949. Lulus peperiksaan Cambridge Higher School Certificate pada tahun 1973 dan melanjutkan pelajaran dalam bidang Pentadbiran Perniagaan di ITM (sekarang UiTM) pada tahun 1974. Pernah berkhidmat di beberapa buah jabatan kerajaan negeri dan persekutuan di negeri Sarawak dan Semenanjung sehingga berhenti daripada perkhidmatan awam pada tahun 1992.Abdillah SM mula menulis puisi lewat 1970 an. Puisi pertama karya beliau bertajuk 'Identiti' tersiar di Majalah Dewan Sastera keluaran September 1977. Antologi puisi berjudul 'Antropologi II' adalah antologi puisi peribadi beliau yang pertama; terbitan Mutiara Bimasakti Publishing tahun 2009. Sementara antologi bersama berjudul 'Sekalung Bunga Putih' (stensilan - 1981), hasil idea beliau yang mendapat galakan daripada Ismail Ahmad (Ajikik) dan Hashim Awang telah dibawanya sebagai buah tangan ke Hari Puisi Nasional April 1981,

SUARA 5 NEGARA 5 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Kem Kijang, Kota Bharu, Kelantan.Sepanjang kegiatan dalam bidang puisi beliau sering mendendangkan puisi tokoh-tokoh penyair negara dan juga puisi beliau sendiri. Kerana minatnya dalam bidang bahasa, kesuasteran dan kebudayaan Melayu, beliau sering menghadirkan diri di seminar dan pertemuan penulis peringkat negeri, kebangsaan dan antara bangsa atas biaya sendiri dan / ehsan Dewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia yang mana beliau kerapkali dijemput membuat persembahan lagu puisi dan/pengucapan puisi. Ini termasuklah pada Hari Puisi, Hari Sastera, Pertemuan Nusantara, Petemuan Penulis Asean, Festival Penulis Komanwel dan Pengucapan Puisi Dunia.Beliau merupakan pengasas dan nadi penggerak Grup Suara Marhaen, kumpulan penyanyi lagu puisi yang pertama di negeri Sarawak yang ditubuhkan pada tahun 1974. Semasa berada di Semenanjung dan bermastautin di Tanjong Malim, Perak Darul Ridzuan, beliau terus aktif dan bergiat cergas mengembang dan memajukan kegiatan bahasa, sastera dan budaya. Pada tahun 1991 bersama pelajar-pelajar Institut Perguruan Sultan Idris (sekarang Universiti Perguruan Sultan Idris), beliau telah menubuhkan Grup Pemuisi IPSI dan menjadi mentor sehingga tahun 1994. Beliau turut menyumbang sebagai jurulatih drama/dramatari bagi Maktab Perguruan Batu Lintang (sekarang Institut Perguruan Batu Lintang) dan jurulatih drama bagi kumpulan pelajar kursus Drama Praktik – Program Pengajian Jarak Jauh Universiti Malaya. Beliau juga dilantik sebagai tokoh sastera dan budaya bagi Program Latihan Khidmat Negara bermula pada tahun 2005.Sebagai penggiat seni beliau turut menceburi bidang drama sejak awal-awal lagi. Beliau pernah terpilih sebagai pelakon lelaki terbaik di Pesta Teater Kebangsaan Peringkat Negeri Sarawak pada tahun 1984. Sementara drama skrip adaptasi cerpen beiau berjudul 'Kupu-kupu Putih' mendapat tempat kedua pada Pesta Teater anjuran RUSDA dan Sri Tarina pada tahun 1982.Kepelbagaian kegiatan seni beliau hampir merangkumi semua bidang termasuklah seni lukis, mencipta lagu puisi, penulisan cerpen dan skrip drama. Cerpen-cerpen beliau merupakan karya terawal penulis Sarawak yang mengisi dada majalah Dewan Masyarakat dan Dewan Sastera mulai tahun 1982 ( 'Di Ruang Tawa' Dewan Sastera, Mei 1982). Abdillah SM adalah penerima Anugerah Sastera Kebangsaan, Negeri Sarawak, kategori cerpen bagi Tahun 1997.Sebagai penulis bebas Abdillah SM adalah penulis bagi kolum 'Pintar Budaya' di akhbar Utusan Sarawak dan 'Maaf Cakap' di akhbar Cermin Rakyat. Semasa bertugas sebagai Timbalan Pengarang di akhbar The People's Mirror/Cermin Rakyat 1996-1997 beliau membuka ruang muka halaman siaran mingguan bertajuk 'Jendela Persuratan', 'Jendela Cipta' dan 'Jendela Pendidikan'. Ruang ini diisi dengan karya-karya sastera, bahasa, budaya dan pendidikan.

SUARA 5 NEGARA 6 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Abdul Karim Amar (Kalsel-Indonesia)

Kuserahkan Diriku Ini Kepada-Mu, Tuhanku Oleh Abdul Karim Amar

Tuhanku, dalam hening di malam sepi kuceritakan akan kesenyapan hidupku ini dalam pengembaraan di alam tak berujut aku sering bermimpi menuju tiada arah mencari selaput kasih di bumi beku

Tuhanku, adakah lagi datang buatku cinta yang perkasa di malam seribu bulan atau terbang tak kembali

Tuhanku, berkat kasih-Mu kembali aku mengerti bahwa hakikat dunia ini hanya sementara waktu hidup, cinta, dan kemudian mati lalu masih pantaskah gerimis mataku sepanjang hari

SUARA 5 NEGARA 7 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

serta merenungi langit ungu

Tuhanku, betapa pun hampir putus asa dan diburu kematian tiba-tiba aku sadar bahwa Engkau dengan kasih melunakkan jeraji-jeraji dukana diselaput nyawaku yang usang akhirnya aku tersungkur gemetar sedang di cakrawala bintang telah pergi melewatkan malam kian menyepi dan aku tanpa waham syak ragu lagi

Abdul Hamid adalah nama sebenarnya tetapi dalam tulis menulis dikenal Abdul Karim Amar, lahir di Kertak Hanyar, 10 November 1950. Di peta kesastraan Kalsel termasuk angkatan 70-an. Pada tahun 1977 -1980 bertugas sebagai tenaga Honorer di Studi Pemda Kotabaru. Sejak tahun 1983 sampai sekarang sebagai staf Puskesmas Kecamatan Kertak Hanyar. Aktif sebagai penasehat Persatuan Sahabat Pena Indonesia (PSPI) “Renasa”. Pendiri dan wakil ketua Sanggar Seni “ Ismanye” Kertak Hanyar priode 1974 – 1977. Tahun 1974 pernah juara III lomba mengarang prosa se Kalsel dan Juara I menulis puisi se Kabupaten Kotabaru tahun 1978. Puisi-puisinya dimuat di beberapa media massa, antara lain : SKH Banjarmasin Post, SKH Upaya, SKH Bandarmasih, Buletin NU Kodya Banjarmasin dan antologi puisi penyair Kalimantan Selatan “Tamu Malam” , 1992 .

SUARA 5 NEGARA 8 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Abdul Salam HS (Banten-Indonesia)

KEMATIAN YANG TERENCANA Oleh Abdul Salam HS

akulah penggumam setia menanti setiap lahar musim yang akan lewat dari retak matamu. aku dihadapkan pada jalan-jalan ditumbuhi tinggi belukar, tiang- tiang penyangga kota yang tercerabut dari tanah merah dan rebah. orang-orang berlarian mencari pertolongan seperti mencari ruhnya sendiri yang tersesat dan hilang dalam pecahan cermin

ternyata mimpi dan resahlah yang paling dekat pada hati kita. setelah bertahun-tahun sumbu api membakar mulut yang temaram di atas ranjang

SUARA 5 NEGARA 9 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kasih, lihatlah sungai-sungai yang mengering dan rumah- rumah beratap bocor. disana, nasib dan kematianku sudah jauh-jauh hari terencanakan

Serang,2011

Abdul Salam HS, lahir 16 Juni 1992. Tergabung dalam komunitas Majelis Puisi Rumah Dunia. Karya-karyanya berupa puisi, esai, dan cerpen. Dipublikasikan di Radar Banten, Kabar Banten, Tabloid Kaibon, Banten Raya Post, Tangerang Tribun. Alamat Rumah: Komplek Hegar Alam No. 40 Ciloang, Serang-Banten 42118. No. yang dapat dihubungi 081 911 196 220

SUARA 5 NEGARA 10 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Abdul Rani (Kalbar-Indonesia)

SAJAK SEBERANG Oleh Abdul Rani

Pernah kumelihat di seberang sana Anak-anak kecil tak mampu bersekolah Tak ada seragam, tak ada buku, tak ada kata belajar Banting tulang di usia belia Kerja keras tanpa lelah Mau sekolah, siapa punya biaya? Terdengar dari tuturnya aku ingin sekolah... Terlihat dari binar matanya aku ingin sekolah... Terasa dari sanubarinya aku ingin sekolah... Jawaban singkat menusuk jiwa siapa punya biaya?

Pernah kumelihat di seberang sana Anak konglongmerat enteng bersekolah Punya seragam, punya buku, belajar? Belum tentu Guru menebar ilmu mereka tak mau tahu Apa yang diajar biarlah berlalu dan buyar Sekolah? Kan sudah bayar

SUARA 5 NEGARA 11 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Pikir mereka mengapa harus pintar Toh di rumah berlian terhampar

Pernah kumelihat di seberang sana Para pendidik tengah asik menghitung duit Mata hijau berbinar ketika bulan tak lagi tua Mata hitam pucat pasih ketika disuruh berbakti Silabus RPP nyontek BSNP Tak ada pengembangan atau tak mau berkembang Semua sekolah pukul rata Cara belajar dianggap sama Katanya KTSP tapi mengapa berkelas tempe

Tapi kumelihat di seberang sana Bukan di sini Tak ada kulihat anak melarat Punya seragam, punya buku, belajar nomor satu Banting tulang sekadar belajar Kerja keras agar pintar Aku ingin sekolah, ya bisa Aku ingin sekolah, tentu bisa Aku ingin sekolah, sudah tercipta

Tapi kumelihat di seberang sana Bukan di sini Anak konglongmerat tak cuma enteng bersekolah

SUARA 5 NEGARA 12 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Guru menebar ilmu antusias untuk tahu Apa yang diajar terserap dan mekar Ilmu tak bisa dibeli Pintar tak bisa dibayar Mereka bersekolah dengan kesungguhan hati Mereka bersekolah demi meraih mimpi

Tapi kumelihat di seberang sana Bukan di sini Guru tak lagi sibuk di laci Bulan tua bulan muda tak ada beda Tanggung jawab terlaksana tak berteori lisan belaka Silabus RPP tak lagi kelas tempe Terus berkembang, berinovasi, berkreasi tanpa mati Mendidik mengajar tanpa henti Mendidik mengajar wujud bakti Mendidik mengajar hingga waktu berhenti

Semua itu di sana bukan di sini Di sini penuh siswa berprestasi Di sini sesak guru berbakti

Abdul Rani, lahir 5 Oktober 1991 di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Putra ketiga dari Deni Irawati dan M. Saleh. Pria yang biasa disapa Pak Dos ini, sehari-hari berprofesi sebagai guru di SD Bina Mulia Pontianak. Selain itu, dia juga masih menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Bergabung di beberapa kelompok kepenulisan, seperti Lentera Community dan Forum Lingkar Pena Kalbar membuat pengalaman kepenulisannya cukup bisa diperhitungkan. Buku Cerita di Balik Nama Daerah menjadi buku perdananya yang ditulis secara kolektif pada tahun 2010.

SUARA 5 NEGARA 13 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Abdul Razak Othman (Kelantan- Malaysia)

MALAM PILIHANRAYA oleh Abdul Razak Othman

Membeli sepatu di pasar malam atau pasar raya sama saja dipilih-pilih dan dicuba-cuba sebelum melangkah-langkah otak bertanya mata, “cantikkah pada pandanganmu?” mata bertanya hati, “bergayakah aku memakainya?” hati bertanya kaki, “selesakah dengan langkahanmu?” kaki bertanya dompet, “cukupkah wang yang kau ada?” dompet bertanya tauke, “berapa harga boleh dikurang?”

Membeli sepatu di pasar malam atau pasar raya sama saja pakailah terus kalau wang sudah bertukar

SUARA 5 NEGARA 14 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

tangan sepatu, jangan bertanya ke mana kamu hendak di bawa ke kantor atau ke hotel, ke lumpur atau ke debu tanah ke masjid atau ke pasar, atau ke mana sekalipun yang pasti kamu sudah dipunyai.

Memilih sepatu di pasar malam atau pasar raya sama saja mata kita diperdaya oleh cahaya sama ada pasar malam yang malap dan pasar raya yang silau di situ mahal bukan bererti asli, dan murah bukan bermakna tiruan kerana itu, ada yang mengeluh sesal setelah tersalah pilih.

Memilih sepatu di pasar raya atau di pasar malam dan memilih pemimpin dalam pilihanraya adalah sama pemimpin umpama sepatu dan rakyat ibarat kaki sepatu tidak akan ke mana-mana tanpa dibawa kaki dan kaki tidak akan selamat tanpa memakai sepatu

SUARA 5 NEGARA 15 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

sudah pasti sepatu perlukan saiz kaki yang sepadan dan kaki inginkan sepatu yang kuat sebagai 'protektor' kedua-duanya perlu-memerlu.

Kerana itu setiap kali pilihanraya kita harus berhati-hati kerana di hadapan sana ada titi yang panjang tapak sepatu harus secocok dengan permukaan titi jika tidak, kaki kalian mungkin tergelincir yang jatuhnya anda, yang sakitnya semua dan yang binasanya bangsa; dan jika tidak, pasti nanti generasi anak-anak kita akan mendesak, “Bapak, *mohon sepatunya dilepaskan”. *kata-kata yang ditemui di tangga masjid Batu Sangkar, Sumatra Barat.

1999 (Utusan Zaman, 28 November 1999)

Abdul Razak.Nama pena Abd Razak @ Rezeki Othman. Memenangi Hadiah Sastera Utusan (HSKU) 2001 dan 2008. Naib Johan sayembara deklamasi puisi BBSK 2009 peringkat negeri Kelantan.Lulus dari Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI). Salah satu buku kumpulan puisinya yakni. Mulukut Menukik Sekam

SUARA 5 NEGARA 16 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Abdullah Awang (Kuala Lumpur-Malaysia)

KUBURAN AYAHNDA oleh Abdullah Awang

pada pagi jumaat ini aku dipanggil untuk mencuci kubur dipinggir masjid nama masjidku Binjal Mata'ab dan aku salah seorang orang penting yang baru dilantik dan aku maklumi bahawa inilah rumahMU wahai rab.... di sini aku melepaskan rindu dendamku kepadaMU persis aku memelok dan menciumMU semahuku. Ya Rabbi, aku tidak puas mengucup seluruh zatMU dengan lazat dan nikmat hingga tidak terkata hilang suara pada bahasa. Ya Rab... aku hilang entah di mana terfana kasih pada af'alMU yang

SUARA 5 NEGARA 17 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

mukholafatuhulilhawadith berjurai airmata rinduku kepadaMU hingga terlimpah dibingkai kolammata, ngilu.... Oh kekasih hati nan Termaha Indah, Engkau menempati ke dalam jiwaku umpama sir yang menyerlah hilang dahagaku kepadaMU yang gersang bertahun lamanya indah pandanganku kepadaMU umpama lautan bebintang yang bergantungan di langit zaman. Ya Rab... kasihku kepadaMU tiada terucapkan umpama bueh gelombang diseluruh lautan biru rinduku kepadaMU tiada terbataskan umpama hujan yang bertambah sebu. Oh, Rabbi... aku hilang di dalam kudratMU... aku hilang di dalam dakapMU... aku hilang di dalam nurkasihMU... aku hilang aku... aku... aku... aku tiada

SUARA 5 NEGARA 18 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

aku tiada yang ada hanya ENGKAU.

17 June 2011 Pondok Makrifat, Pasir Mas.

Abdullah nama sebenar danNama Samaran: Atma Rindu, Putra Arjuna, Aduk Putra nama samaran. Riwayat pendidikan ; 1. Sekolah Rakyat Kampong Gelam (Sekolah P. Ramle 1962 - 1965) 2. Sekolah Kebangsaan Kangkong, P. Mas 1966 - 19683. Sekolah Menengah Tok Uban, Pasir Mas dari 1969 - 19714. Sekolah Menengah Lemal, Pasir Mas dari 1972 - 1973 5. Sekolah Swasta dari 1974 - 1975 dan 76 - mula aktif menulis Puisi, Novel, Cerpen, Rencana.6. Mengajar dan menulis - Yayasan Islam Kelantan (YIK) 1977 - 1978 (Sekolah Menengah Ugama Arab Serendah, Chetok, P. Mas, kini sekolah itu menjadi bangsal kambing dan lembu) 7. Editor Aktul dan Widya 1978 - 1980.8. Menjadi Guru Sekolah Kadir Adabi Tanah Merah 1980 - 1982.9. Menjadi Guru Sekolah Menengah Ugama Arab Tarbiah Al Diniah (SMUA) Tok Uban dari 1982 - 2001.10. Ijazah Bacelor Sains Pembangunan Manusia UPM dari 2001 - 2003.11. Ijazah Sarjana (Master Bahasa Melayu) UPM 2009.12. Insya ALAH, Ph. D akhir tahun ini; ILMU PENYULUH HIDUP DUNIA DAN AKHIRAT. 13. Berkhidmat sebagai Guru di Sekolah SK Bukit Jarum dari 2003 - Sekarang.14. KARYA:i. Empat Buah Novel Remaja - Dua Haluan (Teks Komsas), Pendekar Sabri, Rahsia Lubok Menangis / Talking Books (terjemahan untuk Orang Cacat Penglihatan; Perpustakaan Negara, DBP dan MC Donald (DBP). Laut Cintaku (?).ii. 10 Antologi Cerpen dulu dikenali Oscar Books International.iii. Puluhan Cerpen disiarkan dalam Media.iv. Rencana-rencana di akhbar dan majalah.v. Drama Radio.vi.Wartawan Sambilan dengan Berita Harian, Sinar Harian,dan Kini Utusan Malaysia, Media Terkini, dan Siasah.

SUARA 5 NEGARA 19 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Abu Rahmad (Aceh-Indonesia)

TUAN RAJA Oleh Rahmatsyah

Kopi pagi sehangat mentari Sang raja angkuh berdiri di atas atap negeri Bersorak tentang kesombongan Si angkuh tuan raja tak bertuan Merasa diri tak tertandingi

Kopi hangat tuangan sang pelayat Tak lagi hangat Menyisihkan ampas di pantat gelas Bekas bibir setan

Ah, terlalu sombong terlihat Para algojo si pemimpin Tak pernah sekali pun menyeruak Kepada kami Kau hanya numpang nama di atap negeri kami

Tuan raja Kau tak usah selalu menatap ke atas negeri Pergilah dan kami hanya menyimpan kebencian yang kau tanam

SUARA 5 NEGARA 20 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Tuan raja angkuh Kala kami luluh akan suara mu Atas semua janji-janji itu

Rahmatsyah, 23 Maret 2012 Mahasiswa PBSI FKIP Unsyiah 2010

Rahmatsyah atau Abu Rahmat, adalah mahasiswa PBSI FKIP Unsyiah dan anggota DPM FKIP Unsyiah yang mulai menekuni dunia puisi sejak SMP serta sudah mengumpulkan puisi-puisi karyanya meski banyak yang hilang. Walau masih terlalu junior dalam dunia menulis namun, semangatnya tak pernah layu untuk menulis dan baca puisi, belajar menulis dari dosen dan senior. pernah mengikuti lomba baca puisi, banyak ikut komunitas seperti PISAU (Komunitas Penulis Sastra Aceh Utara) dan beberapa komunitas lainnya. Setelah setahun menulis puisi dan mengirim ke media-media barulah puisi pertamanya “tentang aku” tembus di harian lokal. Rahmatsyah yang biasa di sapa abu ialah anak dari pasangan Syahrul dan Mahmudiah kelahiran Matangkuli, Aceh Utara.

SUARA 5 NEGARA 21 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ach Nurcholis Majid (Jawa Timur-Indonesia)

DARI SEBUAH LUKA Oleh Ach. Nurcholis Majid

di antara jalan menanjak rumput-rumput mengering senja menukik ke dalam lembah dan berpendar seperti akan datang hujan tambur dari luka yang terlanjur jadi duri amarah tumbuh di jalan raya dengan akar yang tegang entah bermimpi atau sedang mengigau jadi halilintar

hujan pun gugur, turun dari luka yang terkoyak pejalan-pejalan kaki terpaksa menahan perih karena bis kota yang kemalaman membawa hantu telah menerornya dengan bayang-bayang kematian

SUARA 5 NEGARA 22 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

oh singa jantan yang tenang di bawah kaki burung kepalamu telah jadi sarang tinja padahal raja adalah mimpi masa kanak- kanak yang terhuyung-huyung antara raja' dan khauf kemudian ke dalam raja' mereka mengalahkan khauf

tapi sekarang raja' adalah khauf setiap anak yang mengikuti masa depan selalu pingsan karena harapan selalu berbanding dengan kegagalan itulah kenapa bilang datang UAN harga kejujuran menjadi murah dan pendidikan berubah warnanya menjadi merah jambu kau bisa lihat ia sangat kemayu melihat ketotolan dan guru-guru menjadi malaikat yang terlampau hitam

dan di antara ketakutan-ketakutan, keberanian pun tumbuh menjadi seekor burung hantu dengan dua

SUARA 5 NEGARA 23 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

pilihan: serang atau buang maka menyeranglah pemuda-pemuda yang tak tahu harga kehidupan generasi yang terlahir dari pertanyaan- pertanyaan tanpa jawaban mengucurlah darah yang teramat merah aduhai luka kita seperti mawar merekah

o muda yang jernih, di tepi laut kita akan bertemu sampan kau harus tenang, ada lumba-lumba dan paus tengah berenang ke muka pantai di sini pernah kau buat patung-patung pasir sambil melihat senja jaga pikirmu agar tak dendam, dayung sampanmu jangan bermuram ini kesempatan untuk membuka nasib setelah berkali-kali musim angin dan halilintar menjatuhkan setelah ikan-ikan besar terdampar karena terbuang jangan ada lagi luka yang dihias baju kekuasaan jangan bawa kebodohan dengan sekantong kesarjanaan

a.2012

SUARA 5 NEGARA 24 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Ach. Nurcholis Majidlahir di Masalembu, Sumenep-Madura, 04 Maret 1988. Alumni Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.Aktif sebagai pembina FLP ranting AL-AMIEN Prenduan Sumenep dan pembina Sanggar Sastra Al-Amien Prenduan. Menulis puisi, cerpen, feature, esai, dan karya ilmiah. Sejumlah karyanya berupa puisi dan cerpen dimuat oleh majalah HORISON, KOMPAS,ANNIDA, SABILI, KUNTUM, JAWA POS, SURABAYA POST, QALAM, SASTRA DIGITAL dll.MeraihJuara II Lomba cipta cerpen islami di UNEJ Jember, juara harapan lomba menulis cerita pendek se-Madura 2008, Juara dalam lomba karya tulis ilmiah tentang Taufiq Ismail 2008, Juara II Lomba Mengulas Karya Sastra Antara Mahasiswa se- Sumenep, Esai Terpuji FLP Award 2009, Esai Terbaik dalam Kompetisi Esai Mahasiswa Internasional yang diadakan TEMPO, Juara I Lomba Mengulas Karya Sastra yang Diadakan Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS 2010). Buku-bukunya yang telah terbit; antologi puisi Mengasah Alif (Sumenep: SSRI, 2007)O'de (Sumenep: SSA, 2003), Taufiq Ismail di Mata Mahasiswa (Jakarta: HORISON, 2008) KH. A. Djauhari Chotib; Muqaddam Tarekat Tijaniyah (Madura: Mutiara Press, 2008).

SUARA 5 NEGARA 25 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) A Azizah Maharani (Kalimantan Timur-Indonesia)

AYAH Oleh A Azizah Maharani

Ayah tak henti-hentinya menulis sejarah Di dalam tubuh ibu dan anak-anaknya Mengalirkan kenangan-kenangan diingatan kami Juga di darahdarah kami. Marah ayah adalah peringatan. Sedih ayah kelesuan yang hanya sesekali mengetuk rasa Hari-hari kami, bukan peringatan atau kelesuan itu. Ayah mengobarkan semangat hidup ke depan yang indah Sejarah telah ditulis ayah sebelum anak-anak zaman lahir Lalu ceritacerita terus disulam dari waktu ke waktu Saat anak-anak zaman itu besar, kening ayah telah berkerut Ayah duduk di beranda rumah menatap senja,

SUARA 5 NEGARA 26 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

bersama ibu Hanya berdua. Lalu sendirian. Sementara anak-anak zaman sibuk menuliskan sejarah lagi Kenangan ayah tersimpan di sudut zaman. Mungkin dilupakan.

A Azizah Maharani. Atau Adella Azizah. Atau Adella Putrijayagni. Lahir di Samarinda, 28 Desember. Bercita-cita ingin menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran di sebuah Universitas ternama di Jawa.

SUARA 5 NEGARA 27 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ahmad Md Tahir (Singapura)

SINDROM Oleh Ahmad Md Tahir

I. sebenarnya, pesona warna di sini segala kehitaman antara warna.

sebenarnya, kehitaman warna di sini segala pesona antara warna.

ii. adalah; seseorang di antara kita yang bergelar istimewa dengan segumpal amanah berdirinya memanjat bicara.

adalah; sesewaktu antara ketika menjadilah dia seorang pelupa tak bisa lagi mengenali warna

SUARA 5 NEGARA 28 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

bicaranya kekehilangan makna.

iii. sebenarnya - pesona warna di sini kehitaman warna di sini.

telah menjadikan sesiapa pelupa meskipun dia bergelar istimewa.

Berita Minggu, 04.11.90

Ahmad Md Tahir atau nama penanya T. Ahmad Mohamed (bagi penulisan esei) dilahirkan di Paya Lebar, Singapura pada tahun 1967.Beliau menerima pendidikan awal di Sekolah Rendah Mattar; Sekolah Menengah Siglap; dan Sekolah Menengah Teknikal Tanjong Katong bagi pendidikan Pra-Universiti. Kini bertugas sebagai Penganalis Makmal di sebuah syarikat Swiss – SGS. Beliau mula menulis pada tahun 1984 semasa dalam tahun pertamanya di Pra- Universiti. Ahmad amat prolifik dalam bidang puisi. Beliau merupakan salah seorang pengasas Kamus; Setiausaha, Pegawai Perhubungan dan Ketua Unit Puisi KAMUS.Karya. Di antaranya,Bunga Makna, Spura: Pustaka Melayu Publisher, 1992; Journeys: Words, Home & Nation (antologi bersama), Spore: The Centre for the Arts, National University of Spore, 1995; Memories & Desires (antologi bersama), Spore: The Centre for the Arts, National University of Spore, 1999; Rhythms: A Spore Millennial Anthology Of Poetry (antologi bersama), Spore: National Art Councils (NAC), 2000; Fire of the Spirit (antologi bersama), US: International Library of Poetry, 2002. Pencapaian / Anugerah. Di antaranya, hadiah Penghargaan Anugerah Saadon Ismail (1990, 1992 & 1993); hadiah Kedua Sayembara Sastera MBMS (1993); Hadiah Penghargaan Anugerah Saadon Ismail (1994); hadiah Sastera (Penghargaan) MBMS: sajak Teja (Erti Feudalisme) (1995).

SUARA 5 NEGARA 29 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Addien Sjafar Qurnia (Kalimantan Barat-Indonesia)

SEPENGGAL EPISODE MIMPI Oleh Addien Sjafar Qurnia

Tuan, aku tak tahu harus bagaimana lagi bicara kepadamu telah kering rasanya tenggorokan ini teriakkan lagu keprihatinan lelah pula bibir ini senandungkan nada-nada keadilan yang sempat tercabik tidakkah kau dengar resah hati kami, Tuan?

wahai Tuan, kutulis sajak ini saat kawanan aksara tak mampu lagi kuikat maka itu, menolehlah sekejap aku hanya ingin melafadzkan arus mimpi yang menyapa ujung tidurku tadi malam izrail telah datang, Tuan menjemput pengerat-pengerat berdasi yang menggilas kami dengan roda kencana

adakah ini pertanda, Tuan?

SUARA 5 NEGARA 30 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

atau hanya ilusi yang kan hilang dilumat luka? sungguh, aku tak hendak terbangun jika kau tak mau membeli mimpi ini

Bilik rindu, 23 April 2012

Addien Sjafar Qurnia terlahir di Mempawah, Kalimantan Barat pada tanggal 16 Februari. Mengenyam pendidikan pada program studi Pendidikan Kimia pada Univ. Tanjungpura Pontianak, tidak lantas membuat minat menulisnya sirna. Menjadi kontributor dalam beberapa buku antologi cerpen dan puisi antara lain Wajah-wajah Kayu Bapak (Leutikaprio, Juli 2011), Sehangat Dekapan Cinta Ramadhan (Leutikaprio, September 2011), 100% Cinta (Leutikaprio, Oktober 2011), Kutukan Negeri Rantau (UmaHaju Publisher, November 2011), Merah Darah Putih Puisi (Leutikaprio, Desember 2011), Senandung Cinta (AG Publishing, Februari 2012), Dalam Genggaman Tangan Tuhan (Penerbit Writing Revolutian, Maret 2012), Jalan Setapak Kita dalam kata (Nulisbuku.com, Maret 2012), Goresan Pena Untukmu (AG litera, April 2012) dan beberapa buku antologi lain yang sedang dalam proses terbit.Penulis yang bergiat di Writing Revolution dan FLP Kalbar ini dapat dihubungi di [email protected].

SUARA 5 NEGARA 31 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ahmad S. Zahari (Jawa Timur-Indonesia)

KITA DAN ANGAN-ANGAN II (MANUSIA KINI) Oleh Ahmad S. Zahari

(I) Detik zaman terus berbisik akan kegelisahan Angin melirik kebejatan manusia pada manusia Panas dan gersang sahara terus menggoda

Berpikirlah kawan Kita ini manusia! Penindasan, penganiayaan, kepalsuan dan sebagainya Mereka manusia? Manusia, mungkin?

Sadarlah kawan Mata dan telinga, masih! Sepotong kue dan kerupuk di pagi dan sore hari, tetap Mereka manusia? Manusia, tentu!

(II) Detik zaman terus berbisik akan kegelisahan mendung bersaksi atas tuntutan manusia pada manusia kebejatan menjadi senjata, kebaikan hanya sekadarnya

SUARA 5 NEGARA 32 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

(III) Detik zaman terus berbisik akan kegelisahan Bercermin untuk menatap pada diri sendiri Bintang gemintang menerangi duka dan suka

Angan-angan? Bukan! Ini tentang kita, manusia

2012

Ahmad S. Zahari adalah nama pena dari Ahmad Suyuti (Cak Yud), lahir di Gresik pada bulan Maret 1992, tepatnya di desa Karangcangkring. Sekarang bersetatus mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Serius menulis sejak masih duduk di bangku SMA. Karya-karyanya telah dimuat di antologi puisi Jalan Cahaya (Dewan Kesenian Lamongan/DKL 2007), antologi Kristal Bercahaya dari Surga (LA Rose 2008), antologi puisi Bila Daun-daun Luruh (DKL 2008), antologi Kamashastra (LA Rose 2009), antologi puisi Sajak-sajak Semprul (2011), antologi cerpen Primadona (2012), dan beberapa tulisannya juga tersebar di beberapa majalah.

SUARA 5 NEGARA 33 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ahmad Wayang (Banten-Indonesia)

DOAKU DOAMU IBU Oleh Ahmad Wayang

ibu kusebut ibu di mimbarmimbar, di trotoar di jalanjalan, ganggang sempit juga di kampung goyang dombret

“ketahuilah, ibu cinta kalian cinta orangorang proletar!” katamu begitu

ibu kusebut ibu dalam seminarseminar, fampletfamplet licin sampul buku, spandukspanduk, atau apa saja hingga di balik sajadah

“biarkan ibu jadi imam lagi.” katamu lewat speaker di surausurau tua

ibu kusebut ibu

SUARA 5 NEGARA 34 setelah alif ba ta tak bisa kuarti lagi

ibu kusebut ibu sepuluh kali, seratus kali, sejuta kali sampai oatakku penuh nama ibu

ibu sudah kusebut engkau maka ajarkan mereka, rakayat kita doadoa penolak kpk

Banten, 2011-2012

Ahmad Wayang, lahir di Serang-Kibin, 19 September. Mahasiswa IAIN Serang Banten, semester IV, jurusan Komuniakasi Penyiaran Islam (KPI) ini adalah relawan Rumah Dunia. Beberapa tulisannya pernah dimuat di koran lokal Radar Banten, Baraya Post, Kabar Banten, Kompas.com, dan majalah Gaul. Beberapa tulisannya tergabung dalam buku kumpulan cerpen GILALOVA jilid 1, 3 dan 5 (Gong Publishing, 2010-2012), RELAWAN DUNIA (Kepustakaan Populer Gramedia, 2011), Akulah Musi (Dewan Kesenian Sumatera Selatan, 2011), dan PERJUMPAAN SEPASANG MATA (Proses cetak). Email: [email protected]

SUARA 5 NEGARA 35 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Agni Kasmaranwati (Kaltim-Indonesia)

LELAKIKU YANG PERGI DI SUATU HARI Oleh Agni Kasmaranwati

Kenangan-kenangan itu berayun-ayun di bola mataku; Tentang kopi yang kubuatkan setiap pagi untuk lelakiku Bermacam rasa, yang dihirup saat hangat. Bahkan dingin Kopi susu atau kopi jahe atau kopi madu, kadang teh dengan asap yang mengepul-ngepulkan kebersamaan Aku juga ingat hari-hari lain saat bersama. Ada bahagia atau sedih Semua adalah warnawarni kebersamaan kami

Kini lelakiku sudah pergi terlebih dahulu Cita-citanya sudah sudah bercampur tanah, lalu menjelma menjadi tanaman

SUARA 5 NEGARA 36 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Tumbuh menjadi daun, menjadi dahan, akar dan buah

Sekali waktu, aku melihatnya menjelma menjadi burung yang terbang sendirian di angkasa dan lenyap Sering kali aku melihatnya yang telah berubah menjadi bintang penghias langit langit Di malam hari

Doa-doa terus keberi sayap dan terbang untuk lelakiku; Semoga bertemu lagi di sorga.

Hj. Agni Kasmaranwati Lahir di Samarinda, 5 mei. Mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Mulawarman. Wanita yang kini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Samarinda ini suka menulis puisi dan cerpen sejak SLTP. Puisi pertamanya saat kelas 1 SMP dimuat di majalah Kuncung dan Bobo. Selanjutnya cerpennya dimuat di berbagai Koran harian lokal dan nasional di Indonesia. Cerpennya juga terhimpun dalam Kalimantan Timur dalam Cerpen Indonesia (ed. Korrie Layun Rampan).

SUARA 5 NEGARA 37 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) AIDILPUTRA_OHNO (Labuan-Malaysia)

MUHAMMAD JUNJUNGAN KAMI Oleh : Aidilputra_Onho

Rasulullah kelahiranmu membawa rahmat kehadiranmu membawa berkat kepada masyarakat jahilliyah yang sesat dugaanmu berdakwah tak kira penat memberi ilmu sekalian umat.

Rasulullah umatmu merinduimu umatmu menyayangimu umatmu sentiasa menjaga sunnahmu umatmu sentiasa menghayati al-Quranmu.

Rasulullah hijrahmu menyatukan manusia dari pepecahan kepada perpaduan dari kesengsaraan kepada kejayaan dari peperangan kepada kedamaian.

Rasulullah 12 Rabiulawal kembali lagi

SUARA 5 NEGARA 38 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kami rayakan penuh syukur semoga Allah memberi rahmat kepada Rasul junjungan kami.

Rasulullah kami rindu padamu tidak terperi walaupun tidak bersua lagi namun kami tetap menyanjung tinggi dengan sikapmu yang berani dengan wajahmu yang berseri.

Rasulullah ingin kami nyatakan betapa indahnya ajaranmu hari ini seluruh dunia Islam berdiri di bawah panji-panji yang kau beri iman dan takwa di sanubari salawat dan salam ke atas nabi Muhammad junjungan kami kekal terpatri sampai abadi.

Aidilputra_Onho atau nama sebenar Mazli Bin Mohamad dilahirkan pada 06 Februari 1974 di Wilayah Persekutuan Labuan. Dibesarkan di Bandar Sandakan, menerima pendidik awal sehingga Darjah Enam di S.K Bandar Sandakan yang juga merupakan Sekolah Muhibbah pertama di Malaysia bila mana sekolah ini mempunyai dua aliran berbeza iaitu seisi pagi aliran Cina manakala seisi petang aliran Kebangsaan. Seterusnya melanjutkan pelajaran peringkat menengah di SMK Sandakan. Mula meminati bidang sastera sejak di bangku sekolah lagi pernah menyertai pertandingan deklamasi puisi,pantun dan sebagainya. Johan pertandingan menulis cerpen tahun 2009 anjuran PERWILA dengan cerpen berjudul Senyuman dalam Kegelapan, juga pernah menyertai pertandingan Sayembara deklamasi puisi merdeka 2011. Telah banyak menghantar karya-karya puisi dan cerpen di corong-corong radio dan suratkhabar antara berjudul Melayu Oh Melayu, Penulis jalan, Labuanku, Kampung halamanku, Kisah Hidupku dan hari malaysia.

SUARA 5 NEGARA 39 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Andi Magadhon (Jogyakarta-Indonesia)

MAKIN API Oleh Andi Magadhon

Makin Api Tambang dan Ladang langit di atasnya menyemburkan asap sepanjang mata berkobar dan mengepul sajakku terbang membuka pintu hujan hujan tumpah berloncatan bagai air terjun membersihkan darah menggenang ke lantai waktu dan sejarah akankah bunga sepagi ini berziarah? setelah kabut tersingkap makam mekar dan memanjang mengusir hutan dan bukit-bukit sebab telah bergulir tahun demi tahun dan berakhir serentetan sejarah bergolak dan menyala-nyala dari rangkaian perseteruan berulang di mana-mana sengketa tak pernah usai keringat bumi meruapkan bau anyir

SUARA 5 NEGARA 40 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

mengundang lalat-lalat berterbangan di atas tumpukan mayat dan reruntuhan inilah dunia di luar kata-kataku minta di baca dan tuliskan sedingin ini air mata dan kehilangan mengalamatkan perdamaian? tanah airku terkubur pecahan batu, selongsong peluru dan mesiu dan tangis kian meninggi melelapkan waktu menyeret dan ikut membenamkan sajakku ke dalam kepunahan!.

Yogyakarta, 2010

Andi Magadhon, nama pena penulis. Nama asli Andi Wahyu Praminta. Penulis mahasiswa UIN SUKA Jurusan Sejarah dan Ilmu Budaya. Domisili Siti sewu GT 1/43 Rt/Rw 005/001 Kel SosromenduranKec Gedong Tengen Yogyakarta 55271. Penulis intens menulis fiksi, meski begitu sajak-sajaknya kebanyakan terangkum dalam antologi puisi bersama, di antaranya; Antologi puisi bulan purnama Maja Pahit trowulan, Karena aku tak lahir dari batu, Memburu Senyap, Ode pelacur 100 penyair,1000 puisi untuk Chairil Anwar dll. Fb [email protected].

SUARA 5 NEGARA 41 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Asmira Suhadis (Selangor- Malaysia)

JIKA INGIN BICARA oleh Asmira Suhadis

jika ingin bertanya tentang rindu tanya kan pada bayu yang semilirnya sentiasa membisik membelai mesra tampa kata jika ingin bicara tentang pemuja tanyakan pada sang pungguk yang berabad memuja bulan sedang bulan lena dipelok awan jika ingin bicara tentang setia tanyakanlah pada nesan di pusara yang tidak pernah mahu berganjak walau pun jasat tidak bernyawa kalau ingin bicara tentang cinta tanyakan saja pada tun teja yang rela meninggalkan keluarga sedangkan Tuah berpaling darinya.... dan aku masih bagai teritip lekat dibatu...

jumaat 1hb julai 2011.

SUARA 5 NEGARA 42 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Asmira Suhadis adalah nama pena. Nama betul Tumirah Hj MD Abas. Lahir tanggal 18 Maret 2012 di Sijangkang Banting Selangor.. Alamat A-1-19 Pangsapuri Sri Kundang, Batu 15 Jalan Dusun Tua, 43100 Hulu Langat Selangor Darul Ehsan. Pendidikan ;Sek Keb: Sijangkang,Sek: Agama peralihan, sijangkang, Sek: Arap Telok Panglima garang dan Madrasatul Alfaizin, simpang lima Klang Kolej Islam Klang. Pengalaman pekerjaan; 1. 2004-SEKARANG penulis sepenuh masa. 2. 2003-2001 wartawan dimajalah Pesona/Ibu/ Usahawan3. 2000-1999 wartawan di Majalah Bicara. 4. 1998-1996 wartawan di Majalah kisah benar. 5. 1995-1990 wartawan di akbhar tabloid Minguan Famili 6. 1989-1984 penulis bebas 7. 1983-1982 wartawan di Berita penjaja peniaga 8. 1981-1978 penolong pengarang di tunas artis setia. Hasil karya; 1. Menghasilkan sebuah antologi cerpen WARNA-WARNA CINTA pada tahun 1981 2. Menghasilkan 12 buah novelete, antaranya 'AKU CINTA PADAMU BUKAN KERANA DENDAM, GELOMBANG dll. 3. Novel ' BUNGA PUN BERGUGURAN ( 2005) 4. Menang tempat kedua pertandingan menulis skrip FINAS Tajuk: MISI 2003 5. Menang tempat ke tiga pertandingan menulis skrip FINAS Tajuk: GILA 2004 6. Menang tempat ke dua pertandingan menulis skrip FINAS Tajuk: DIKIR 2005 7. Menang tempat kedua Dokomantari FINAS Tajuk:melenggang perut adat yg terpinggir 2006 8. Telemovie MISI tersiar di RTM pada 2006 9. Memenangi tempat pertama skrip Dokomantari fINAS Tajuk; penglipur lara keunikan bangsa yg hilang 2007 10. Memenangi sagu hati filem cereka FINAS Tajuk' lutjh (BAH TILOT) 2007 11 Menulis beberapa buah buku motvasi antaranya: + JADILAH LELAKI SEJATI + JADILAH WANITA TERHEBAT 12. Menang Tempat PERTAMA, penulisan di FINAS “KARAM 2008 13. Menang saguhati Filem Pendek'MASA di FINAS 2009 14. Membuat penyelidikan budaya dan kesenian bersama Kekwa tentang masyarakat jawa di malaysia 15. Membuat penyelidikan tentang herba dengan kerjasama FRIM 16. Membuat penyelidikan tentang kehidupan dan kebudayaan masyarakat orang Asli di Malaysia. 17 . Drama Loghat (komedi) tersiar di panggong 1 RTM pada 28 april 2007 18. Drama MISI disambong menjadi drama bersiri.(drama pertama kerjasama dengan GAPENA) 19. Drama BAH TILOT akan ditanyangkan sempena kemerdekaan di RTM 1.pada 8.9 2007 20 Drama “apalah dosaku” siaran di RTM 1 21. Drama “Pulanglah Di Aidil Fitri” siaran untuk drama khas aidilfitri . 22. Drama 13 siri “Aku Budak Minang” Rtm 1 23. Dokumantari “ Yayazan Diraja Sultan Mizan” rtm 1 24. Dokumantari “ Melaka Bandaraya Bersejarah” Inhouse RTM 25. Dokumantari Busana Diraja” Yayasan Sultan Mizan Terengganu. 26. Dokumantari “ Terengganu 300 tahun bersultan” YDM.Terengganu. 27. Dokumantari Finas “ Agub Batu Tulug” 28. Dokumantari Finas “ Rumah Iglu hulu Tembeling: 29. Drama - 13 siri “Platun Harimau” drama khas bulan kemerdekaan. 30. Drama “Wetan” Rtm 2 31. Drama “laut Merah” RTM 2 32. Dalam pembikinan : Filem :”Kanang Anak Langkau” 33. Drama 13 siri “Camar Putih” 34. Dokumantari Finas “ Perbezaan Adat Minangkabau_sumatera & N9 35. Dalam pembikinan telemovie “ rindu yang terlarang” 36. Dalam pembikinan drama bersiri 13 episod “ bisikan rindu ditanah adat. 37. Dalam proses- 26 siri RTM – surat dari Ghaza.

SUARA 5 NEGARA 43 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Akhmad Zailani (Kaltim- Indonesia)

BAU BUSUK DAN TELINGA YANG DIGANTUNG DI RUANG RAPAT PARLEMEN Oleh akhmad zailani

Bau busuk mengolok-ngolokku. Mereka yang bertutup hidung berkata; '' bau busuk itu berasal dari diri kau dan juga teman-teman kau. Bau busuk itu telah membunuh anak-anak kami! membunuh keluarga kami!''. Aku mengendus-ngendus, menciumi ketekku. Menciumi selangkanganku. Tak ada. Aku sudah mandi uap, ber spa, luluran sekalian massage menggosok daki, sekalian ho-oh seharian di salon simpananku. Lalu aku berendam di bathtub sebuah hotel mewah. Tapi kalian masih menuduh sumber bau busuk adalah diriku. Bau busuk darimana? Kalau bau busuk dari tahi di perut ku yang belum dikeluarkan, kalian pun punya pula. Ini fitnah. Ini pembunuhan karakter.

II Aku sudah membantah. Tapi kalian malah beramai-ramai mendatangiku dan teman-temanku.

SUARA 5 NEGARA 44 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Membawa poster, bertuliskan tuntutan mundur; jangan cemari negeri kami. Kami asik saja duduk- duduk. Membaca koran, yang bertumpuk di meja di sebuah gedung yang sama nilainya dengan 1000 rumah sangatsangat sederhana sekali. Padahal kami baru jalanjalan dari luar kota. Padahal kami habis ho-oh di sebuah hotel yang mewah di Jakarta. Kalian yang datang dengan tutup hidung masih tak percaya. Aku dan teman- temanku saling mencium. Saling mencium ketek dan selangkangan. Tapi tak terdeteksi bau busuk. Apakah hidung kami telah mati dan hanyatajam menciumi bau uang? '' Bau busuk yang membunuh itu terkumpul di gedung ini!'' teriak kalian hingga urat di leher putus.

III Kami guyur badan kami dengan farfum super wangi. Seluruh bagian gedung parlemen kami semprot pula dengan minyak harum. Termasuk telinga-telinga kami yang telah di gantung di mikropon dalam ruangan rapat paripurna. Bahkan tempat sampah yang tertampung berisi aspirasi di belakang gedung dewan perwakilan rakyat kami seprot pula. Tapi besoknya kalian datang lagi. Lebih banyak lagi. Ribuan. Jutaan. Terus berdatangan pakai masker, seakan-akan takut terkena virus dari bau busuk yang memabukkan. Kalian mengepung. Menaiki. Meludahi. Mengencingi. Memberaki. Sambil

SUARA 5 NEGARA 45 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

berteriak hingga urat leher putus dan muntah- muntah; ''kalian memang busuk!'' . Tapi tentu saja kami tidak mendengar. Karena telinga kami telah digantung di mikropon di ruang rapat paripurna di gedung parlemen yang berbau busuk.

Mei, 1998

H. Akhmad Zailani. Kelahiran Samarinda (Kaltim). Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda ini pernah bekerja di sejumlah koran harian lokal dan nasional.Di sela-sela kegiatannya, membuat sejumlah buku. Di antaranya, Wajah Parlemen Samarinda, Melawan Banjir di Kota Air, Bintang di Tengah Ladang (booklet), H Achmad Amins Membenahi Samarinda. Bersama wartawan daerah dan koresponden media nasional, tulisannya dimuat di buku berjudul Gubernur Datang? Bawa Uang Nggak?. Sejumlah cerpennya juga dimuat di berbagai Koran, termasuk di Koran Harian Utusan Borneo, Sabah Malaysia.. Puisinya terhimpun dalam antologi puisi SINAR SIDDIQ yang diterbitkan sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara 2012 di Membakut Sabah pada 8-11 Februari 2012. Lelaki yang mulai menulis sejak SD ini pernah menjuarai lomba di bidang kepenulisannya. Di antaranya (tahun 1990-an) Juara 1 Lomba Menulis Resensi Buku yang diselenggarakan Perpustakaan Kaltim, Juara 1 Lomba Penulisan Cerpen Daerah Kalimantan Timur yang diselenggarakan Dharma Wanita Kaltim, Juara 2 karya tulis populer yang diselenggarakan VICO Balikpapan, Juara II karya tulis BKKBN Kabupaten Kutai dan Juara II Lomba Penulisan Puisi Lingkungan Hidup yang diselenggarakan AMPI Kaltim. Selain buku tersebut di atas, cerpen Akhmad Zailani juga terhimpun dalam antologi cerpen jurnalis Kaltim, PARA LELAKI dan Kalimantan Timur dalam Cerpen Indonesia (editor Korrie Layun Rampan).Pengalaman organisasi ; Koordinator Divisi Komunikasi Publik DPC Partai Demokrat Kota Samarinda periode 2011 – 2015, Salah satu inisiator pembentukan DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Kaltim – (tahun 1999),Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (1993),Asosisiasi Kontraktor Seluruh Indonesia (AKSI) Kaltim – (2000 – 2002),Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) – mengikuti Work Shop AJI di Jakarta (1999-2001),Direktur Lembaga Informasi Kerakyatan (LINK) – (2001-sekarang),Ketua Umum FORKKOT (Forum Kepedulian Kota) Kalimantan Timur (2009-sekarang),Wakil Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Samarinda – (2011 – 2015),Wakil Ketua DPD Partai Amanat Nasional

SUARA 5 NEGARA 46 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Indonesia Kota Samarinda (2011 – 2015),Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan penerbit Sultan Kaltim Utama (anggota Ikapi) – (2010-2012), menulis sejak kelas VI SD. Menulis puisi dan cerita anak-anak di majalah Kuncung dan Bobo. Saat SMP kelas 3 hingga kuliah, beberapa cerpennya pernah dimuat di majalah Kawanku, majalah HAI, Aneka dan Anita Cemerlang, Koran Manutung, Kaltim Post dan Koran Suara Kaltim (alm), Tahun 1996-1997 bekerja sebagai koresponden Majalah FAKTA Surabaya, Tahun 1997-2001 – wartawan Suara Kaltim,Tahun 2000-2001 – wartawan tabloid-harian Harian Kutai Baru,Tahun 2001- 2005 – redaktur Koran harian Poskota Kaltim,Tahun 2003 – redaktur pelaksana Koran harian Kaltim Times, Tahun 2004- redaktur pelaksana Koran Harian Matahari Kaltim,Tahun 2001- 2007 – pemimpin umum/pemimpin redaksi tabloid Pemkot Samarinda Habar Samarinda, Tahun 2005-2006 – pemimpin umum/pemimpin redaksi majalah Metro, Tahun 2005 – pemimpin umum/pemimpin redaksi tabloid Qolbu,Tahun 2006- pemimpin umum/pemimpin redaksi majalah Qalam,tahun 2006-2007 – pemimpin umum/pemimpin redaksi majalah Suara Rakyat, antara tahun 2004 – 2008 menjadi pemimpin umum/pemimpin redaksi tabloid Suara Hati, tabloid Rakyat (Kaltim) Merdeka, tabloid Info (media sosialisasi Dispenda Samarinda). Menulis puisi, cerpen dan cerita bersambung. Di antara cerita bersambung dimuat di Koran Harian Suara Kaltim, yaitu Ah (1999), Opera Pak Karto (1999) dan cerita silat politik : Dinasti Su Hat Su (cerita tentang keadaan politik tahun 1998). Salah satu tulisannya, Mengungkap Bisnis Sampingan TNI-Polri, termasuk tulisan terbaik menurut penilaian National Democratic Institute (NDI) – tahun 1999.

SUARA 5 NEGARA 47 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Arsyad Indradi (Kalsel-Indonesia)

DI PANTAI LAUT TAKISUNG : Memoriam Heru Emka Oleh Arsyad Indradi

Masih kuingat kita menatap awan gemawan : Tak ada senja yang meluput keindahan usia Masa lalu adalah cermin untuk masa depan Jika langkah kaki diayunkan Maka tiada mengenal lagi surut ke belakang

Kita buka semenanjung sunyi pantai Kembali mengarungkan tubuh Pecah puncakpuncak ombak Gemuruh spektrum angan harumnya buih

Ombak adalah jejak langkah Kuasapkan dupa kaki langit tetirah Lalu kau kusimpan dalam rahim lautmu

Matahari mulai luruh Aku masih ingat pesan akhirmu : Sebelum usai ayatayat senja Jangan kau aminkan segala doa

KSSB,2012

SUARA 5 NEGARA 48 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Arsyad Indradi Lahir di Barabai, 31 Desember 1949. Menyenangi sastra khususnya puisi sejak duduk di SMP dan SMA. Pada tahun 1970 ketika menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Unlam Banjarmasin mulai menulis puisi. Puisi-puisinya banyak diterbitkan di berbagai media cetak di Banjarmasin seperti Banjarmasin Post, Dinamika Berita, Gawi Manuntung , Bandarmasih dan lain-lain. Sejak di SMA dan di Fakultas Hukum ikut bergabung di Lesbumi Banjarmasin dan Sanggar Budaya Kalimantan Selatan. Tahun 1972 keluar dari Lesbumi dan mengaktifkan diri di Sanggar Budaya Kalimantan Selatan. Tahun 1972 bersama Bachtiar Sanderta,Ajamuddin Tifani, Abdullah SP dan lain – lain ( mantan anggota Lesbumi ) mendirikan Teater Banjarmasin khusus menggeluti teater tradisional Mamanda. Tanggal 5 Juli 1972 Untaian Mutiara Sekitar Ilmu dan Seni RRI Banjarmasin mengadakan diskusi puisi dipimpin oleh Bachtiar Sanderta. Puisi yang didiskusikan adalah “ Dunia” karya Arsyad Indradi. Yang hadir dalam diskusi itu antara lain Yustan Azidin, Hijaz Yamani, Ajim Ariyadi, Samsul Suhud, Ajamuddin Tifani dan penyair muda Banjarmasin lainnya. Berita diskusi diexpos oleh Lembaran Kebudayaan Perspektif Banjarmasin Post tanggal 17 April 1972. Sejak tahun 1970 – 1990 tergabung di Perpekindo ( Perintis Peradaban dan Kebudayaan ) Kalimantan Selatan yang berkedudukam di Banjarmasin.Tanggal 8 - 9 Februari 1972, bersama 15 seniman Banjarmasin mengadakan Aksi Solidaritas turun ke jalan menyuarakan hatinurani karena ketidak pastian hukum di Indonesia, dikenakan pasal 510 KUHP, dijebloskan ke penjara dan dikenakan tahanan luar 3 bulan. Laksus Kopkamtibda Kalimantan Selatan melarang pemeberitaan ini di semua media cetak Banjarmasin. Namun Harian KAMI Jakarta mengexpos berita ini Selasa 15 Februari 1972.Tahun 1992 menggagas dan mendirikan Dewan Kesenian Banjarbaru bersama seniman – seniman Banjarbaru. Sejak 1980 an – 1990 an tidak begitu produktif lagi menulis puisi. Aktif menjadi juri lomba baca puisi, juri festival lagu dan menggeluti dunia tari di Balahindang Dance Group Banjarbaru. Pada tahun 2000 mendirikan Galuh Marikit Dance Group Banjarbaru. Tahun 2004 diundang Majelis Bandaraya Melaka Bersejarah pada acara Pesta Rampak Gendang Nusantara 7 Malaysia, Pesta Gendang Nusantara XII,2009 . Mendapat Penghargaan Seni Tari dari Walikota Banjarbaru (2004), Penghargaan Seni Sastra dari Walikota Banjarbaru dan Gubernur prov.Kalsel (2010).Tahun 1996 – 2004 bergabung pada Komunitas Kilang Sastra Batu Karaha Banjarbaru. Tahun 2004 mendirikan Kelompok Studi Sastra Banjarbaru ( KSSB ), sebagai ketua.Selalu aktif menghadiri acara diskusi sastra di Banjarbaru maupun di Banjarmasin, acara tadarus puisi yang rutin tiap tahun di adakan di Banjarbaru, Aruh sastra 1 di Kandangan ( 2004 ), aruh sastra III di Kotabaru (2006), aruh sastra V di Paringin Balangan (2008), dan aruh sastra VI di Marabahan Barito Kuala (2009), Dalam catatan Data-data Kesenian Daerah Kalimantan Selatan yang diterbitkan Proyek Pengembangan Kesenian Kalimantan Selatan 1975/1976 digolongkan Penyair/Sastrawan dalam priode menjelang/sesudah tahun 70-an. Di dalam Sketsa sastrawan Kalimantan Selatan yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa Balai Bahasa Banjarmasin 2001, oleh Jarkasi dan Tajuddin Nooor Ganie (Tim Penyusun) digolongkan Sastrawan generasi penerus Zaman Orde Baru (1970-1979). Dan termuat dalam dalam Leksikon Susastra Indonesia (LSI) yang disusun oleh Korrie Layun Rampan Penerbit PT Balai Pustaka Jakarta. Antologi Puisi bersama antara lain :Jejak Berlari ( Sanggar Budaya, 1970 ), Edisi Puisi Bandarmasih, 1972, Panorana ( Bandarmasih, 1972), Tamu Malam ( Dewan Kesenian Kalsel, 1992), Jendela Tanah Air ( Taman Budaya /DK Kalsel, 1995), Rumah Hutan Pinus ( Kilang Sastra, 1996), Gerbang Pemukiman ( Kilang Sastra, 1997 ), Bentang Bianglala ( Kilang Sastra, 1998), Cakrawala ( Kilang Sastra, 2000 ), Bahana ( Kilang Sastra, 2001 ), Tiga Kutub Senja ( Kilang Sastra, 2001 ), Bumi Ditelan Kutu ( Kilang Sastra, 2004 ), Baturai Sanja ( Kilang Sastra, 2004 ), Anak Jaman ( KSSB, 2004 ), Dimensi ( KSSB, 2005 ). Awal tahun 2006 mendirikan percetakan KALALATU Press Banjarbaru Kalimantan Selatan dan penerbitan.Semua puisi – puisi yang belum terdokumentasikan sejak tahun 1970 – 2006,

SUARA 5 NEGARA 49 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

dicetak dan diterbitkan berupa antologi tunggal secara swadana dan disebarluaskan ke seluruh Nusantara. Antologi Puisi sendiri itu , yaitu :Nyanyian Seribu Burung ( KSSB, 2006 ), Kalalatu Puisi Bahasa Banjar dan Terjemahan dlm.Bhs.Indonesia ( KSSB, 2006 ), Romansa Setangkai Bunga ( KSSB, 2006 ), Narasi Musafir Gila ( KSSB, 2006 ), Burinik Puisi Bahasa Banjar dan Terjemahan Bhs.Indonesia (KSSB.2009) dan Kumpulan Esai-Artikel " Risalah Penyair Gila " (KSSB,2009).Semua antologi Puisi yang diterbitkan itu telah ber-ISBN dari Perpustakaan Nasional RI Jakarta.Empat Antologi Puisi mendapat tanggapan berupa esai, dari :1. Dr. Sudaryono M.Pd ( Staf Pengajar FKIP Universitas Jambi ) “ Narasi Penyair Gila “ Arsyad Indradi, terbit di Cakrawala Seni dan Budaya Radar Banjarmasin, minggu 28 Januari 2007.2. Dr. Sudaryono M.Pd ( Staf Pengajar FKIP Universitas Jambi )“ Kalalatu “ Balada atau Mantra ? terbit di Cakrawala Seni dan Budaya RadarBanjarmasin, Minggu 25 Februari 2007.3. Diah Hadaning ( Pengelola Warung Sastra DIHA, Depok Bogor ) “ Setangkai Bunga dalam Seribu Aroma Ekspresi Cinta Lelaki Banjar “, terbit di Cakrawala Seni dan Budaya Radar Banjarmasin, Minggu18 Maret 2007.4. Yusri Fajar ( Penyair dan Staf Pengajar Program Bahasa dan Sastra Universitas Brawijaya Malang ) “ Nyanyian Seribu Burung : Dari Relasi Manusia Hingga Narasi Indonesia “, terbit di Cakrawala Seni dan Budaya Radar Banjarmasin, Minggu 29 April 2007.Dari bulan Oktober 2005 sampai akhir tahun 2005 menghimpun 142 Penyair se Nusantara ( hasil Seleksi dari 186 penyair ) dan jumlah puisi 426 puisi, dihimpun dalam Antologi Puisi Penyair Nusantara : “ 142 Penyair Menuju Bulan “, 728 halaman, dicetak oleh Kalaltu Press Bjb Kalimantan Selatan dan diterbitkan oleh Kelompok Studi Sastra Banjarbaru ( KSSB ) dengan biaya swadana, untuk cetakan pertama.Pada cetakan kedua akhir tahun 2007, ada perbaikan dan suplemen berupa epilog – epilog, juga dengan swadana.Tanggal 7 Desember 2006 duet baca puisi dengan Martin Jankowski pada acara Baca dan Diskusi Puisi “Detik – Detik Indonesia di Mata Penyair Jerman “, yang diselemggarakan Unlam Banjarmasin Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Indonesian Arts and Cultural.Tanggal 8 – 9 Mei 2006 silaturrahmi, baca dan diskusi puisi di Komunitas ASAS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Komunitas Sastra Ganesa ITB, Komunitas Sastra Pojok Bandung dan Komunitas Rumah Sastra Bandung.Tanggal 17 – 19 Juli 2007 baca puisi dan mengikuti seminar sastra internasional di TIM Jakarta. Pada tahun 2007 mengikuti Kongres Cerpen Indonesia V di Banjarmasin dan th. 2008 mengikuti Kongres Sastra Indonesia di Kudus (Jateng).Hari/Tanggal : Senin, 13 Agustus 2007 pembacaan puisi “ Riverside Poetry “ di Tepi Sungai Martapura depan Kantor Gubernur Kalsel menyambut harijadi yang ke-57 Provensi Kalimantan Selatan dan HUT Proklamasi yang ke-62 yang diselenggarakan oleh Panitia harijadi/HUT Proklamasi dan Dewan Kesenian Kalsel.Th.2009 menerima penghargaan dan hadiah Umroh juara Terbaik Pengawas Pendidikan Mata Pelajaran Seni Budaya SMP/SMA/SMK dari Bupati Kabupaten Banjar.

SUARA 5 NEGARA 50 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ali Syamsudin Arsi (Kalsel-Indonesia)

GUMAM DARI ISTANA DAUN RETAK Oleh Ali Syamsudin Arsi

telunjuk mengarah pada satu titik, istana daun retak bertahun sudah mencoba membangun lembar-lembar daun, dari yang berserak kepada menghimpun telunjuk itu membuka garis-garis di telapak

lihat, ini pasukan cicak di belantara rimbun daun dan jejak-jejak dengar, suara-suara gemeretak dari helai-helai daun yang mulai retak kering, lusuh-lapuk menuju lenyap

sebagaimana hikayat dari bangunan sebuah istana pasir-pasir menjadi perih di tempias ujung kelopak buih-buih dari berjuta akan selesai bila telah

SUARA 5 NEGARA 51 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

berucap ternyata tidak segampang itu, tidak semudah itu ternyata tanah tempat bangunan istana itu terbuat dari serak-serak rerimbun daun-daun retak runtuh pun mengancam di puncak mahkota mahkota, ya mahkota dari cuaca terkuak tak jua tak tak memperjelas gerak, tak

lihat, ini pasukan manusia kelas paling miskin berduyun berjejal terinjak-injak dengar, gemuruh di dapur-dapur lusuh dan sakit pasukan perut yang selalu melilit

setelah ini, siapa lagi tampil mendaftar istana daun retak

Banjarbaru, 19 Januari 2010 (gerimis mengepung sepi)

Ali Syamsudin Arsi, lahir di Barabai, Kalimantan Selatan pada tahun 1964. Kini menetap di kota Banjarbaru. Sering menulis puisi, cerpen, esei juga terkadang naskah drama. Puisi- puisinya juga ikut meramaikan buku-buku kumpulan puisi bersama, dari yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, sampai pulau Jawa dan Sumatera, diantaranya: (1) Ragam Jejak Sunyi Tsunami (Medan, 2005), (2) Komunitas Sastra Indonesia, catatan perjalanan (Kudus, 2008), (3) Kenduri Puisi, buah hati untuk Diah Hadaning (Yogyakarta, 2008), (4) Tanah Pilih (Jambi,

SUARA 5 NEGARA 52 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

2008), (5) Pedas Lada Pasir Kuarsa (Bangka Belitung, 2009), (6) Mengalir di Oase (Tangerang Selatan, 2010), (7) Percakapan Lingua Franca (Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 2010), (8) Beranda Senja, setengah abad Dimas Arika Mihardja (Jakarta, 2010).. Bukunya yang telah terbit adalah berupa tetralogi gumam asa, yaitu (1) Negeri Benang pada Sekeping Papan (2009), (2) Tubuh di Hutan Hutan (2009), dan (3) Istana Daun Retak (2010). Sebagai editor, telah pula menerbitkan buku-buku; (1) Bahana (kumpulan puisi, 2002), (2) Darah Penanda (antologi sastra, cerpen dan puisi hasil lomba, 2008), (3) Taman Banjarbaru (kumpulan puisi penyair Forum Taman Hati Banjarbaru, 2005), (4) Di Jari Manismu Ada Rindu (kumpulan puisi Hamamy Adabi, 2008), (5) Bertahan di Bukit Akhir (kumpulan puisi penulis Kabupaten Hulu Sungai Tengah, 2008), (6) Bunga Bunga Lentera (kumpulan puisi siswa SD dan SMP kota Banjarbaru, 2009), (7) Tugu Bundaran Kota (kumpulan puisi siswa SD dan SMP kota Banjarbaru, 2010). Tahun 1999 menerima penghargaan sastra dari Bupati Kabupaten Kotabaru. Tahun 2005 menerima penghargaan sastra dari Gubernur Kalimantan Selatan. Tahun 2007 menerima penghargaan sastra dari Balai Bahasa Banjarmasin. Rencana buku gumam-asa berikutnya berjudul “ Bungkam Mata Gergaji” (2011).

SUARA 5 NEGARA 53 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Alya Salaisha-Sinta (Lampung-Indonesia)

Sebelum Da Vinci Oleh Alya Salaisha-Sinta

aku menawarkan wajahku untuk kau pahat di dinding kamarmu sebab waktu telah menyeretku jauh hingga sinar matamu tertutup kabut kita tak mampu lagi menyapa tinggal sekejap sebelum hilang sempurna dan kita hanya punya gambar yang menempel di kursi, di gerbong, di rel -entah kapan kembali- maka terimalah tawaranku, sebelum Da Vinci datang

Palembang, 31 Januari 2011 jam 23:04

Alya Salaisha-Sintaadalah nama pena dariPurbarani Sinta Hardianti, kelahiran Jombang, Jawa Timur, 26 Maret 1986. Menulis puisi dan mengikuti lomba baca puisi sejak di bangku kuliah di Politeknik Unila (kini Politeknik Negeri Lampung—Polinela). Sejumlah puisinya telah dimuat di Sastradigital, Lampung Post, antologi bersama Akulah Musi (Pertemuan Penyair Nusantara V di Palembang, Sumatera Selatan) dan Tuah Tara No Ate (Temu Sastrawan Indonesia 4 di Ternate, 2011). Alya yang baru saja mendapat momongan ini, bolak-balik Lampung-Cikarang. Sampai kini belum terwujud rencana menerbitkan kumpulan puisi tunggal.

SUARA 5 NEGARA 54 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Awang Karim Kadir (Sabah-Malaysia)

Lepaskan Mereka dari Belenggu oleh Awang Karim Kadir

Lepaskan mereka dari belenggu nasib yang telah merantai leher keinginan, sudah terlalu lama mereka menanti giliran mencipta jaya dalam rumah bahagia. Seinci demi seinci mereka tersisih, setapak demi setapak tanah warisan ini dimiliki, kemanakah kali mereka akan menagih perubahan hidup seperti yang di janji. Lihatlah rumah-rumah mereka dan perkampungan bersejarah ini, sudah berabad lamanya dipandang sepi; seperti menanti saat untuk disikat oleh angin berubahan masa. Wahai, lepaskan mereka dari belenggu nasib yang telah merantai tangan dan kaki kebebasan, memilih jalan hidup dan cuba mengubah tradisi. Dan memang mereka biasa hidup di laut; laut pernah menjadi gelanggang warisan mereka, ke darat juga bukan halangan untuk di tara.Tapi sejarah telah mewarnai kanvas kehidupan. Dan ini masa untuk mereka menentukan nasib diri; di tangan ada senjata akal dan kuasa. Tapi tajamnya telah dipindahkan ke tangan orang lain. Mereka hanya

SUARA 5 NEGARA 55 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

jadi penonton setia terhadap keindahan tanah air sendiri; dengan perasaan yang sesekali menjadi cemburu menyaksikan pesta air dan hasil tani. Dan mereka bukan tak mahu jadi peneroka atau nelayan dan penjaja jalanan; tapi bagai manakah mungkin jikalau leher, tangan dan kaki mereka sudah lama dirantai oleh keadaan. Mereka tak mampu meleraikan apalagi melepaskan diri dari belenggu kongkongan ilmu,budaya dan pengalaman. Tanpa baja kata-kata dan suntikan dana; mereka akan terus terbelenggu di sini; sementara kalian tak memberikan mereka kunci!

Awang Karim Kadir lebih dikenali sebagai A. Karim Kadir dalam bidang penulisan yang diulitinya sejak tahun 1985 dan bakatnya menyerlah dalam bidang kreatif lebih menyerlah dalam awal 90an apabila beberapa karyanya berupa puisi dan cerpen banyak termuat dalam Majalah Dewan Sastera terbitan Dewan Bahasa Dan Pustaka Malsysia dan juga dalam akhbar Mingguan Malaysia dan harian Ekspress. Karyanya banyak terpilih memenangi Hadiah Sastera Sabah dan juga Hadiah Satera MayBank dan DBP yang antaranya cerpen Binatang 14 Lalavang, Akinabahu, Atod-Atod, Bel-lang, Embo dan yang terbaharu Ng'Kafak juga telah mendapat anugerah Hadiah sastera Sabah bagi tahun 2010/2011. Antara karya puisinya yang agak menyerlah dan mendapat Hadiah Sastera Sabah ialah Sepohon Sejarah, Sang Rogon dan epilog sebuah drama panjang. Beliau juga aktif mementaskan teater dan menulis skripnya sendiri yang antaranya Ajjunbg Bahatlah yang telah menjadi juara dalam Festival Teater Kebangsaan, Kuala Lumpur dalam tahun 1998 , Paduka Potret perjuangan Bangsa, Embok Kokok dan Gambus Maulana Ibn Rahman. Selain teater beliau juga aktif dalam senilakon filem. Beliau telah membintangi Filem arahan Ahmad Idham Gerimis Mengundang dan Balan- Balan the movie. Dan sebuah album puisi nyanyian dan ciptaan beliau berjodol Pamplet Perjalanan Panjang di samping beberapa buah buku drama dan novel yang antaranya AKI dan JEJAK GERILA. Beliau pernah menjadi perserta Pertemuan Penulis Asia Tenggara MASTERA di Puncak Bogor dalam tahun 2000 juga menjadi penulis anak DBP Sabah dalam tahun 1989. Pernah berkihdmat sebagai guru, kemudian menjadi Pegawai Kerani Pos Malaysia, mejadi Pegawai Kebudayaan Kesenian Malaysia, sebelum berhenti dan menjadi seorang kontarktor binaan beberapa ketika.Namun pada ketika ini beliau menjadi Imam rawatif di Masjid Al Akmal dan masih melahirkan berkarya berupa cerpen dan puisi. Beliau kini menetap di kampung Landung Ayang Laut, Kudat, Sabah, Malaysia. E mail: [email protected].

SUARA 5 NEGARA 56 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Azridah Ps Abadi (Sabah-Malaysia)

DAN RINDU PUN BERGUGURAN Oleh Azridah Ps Abadi

Kekinian kini kotak ingatan berbaur resah pada usia mengisi makna yang tersisa di selaput mata bumi

Kekinian kini tanpa kutahu ertinya rindu membungkam rasa menjahit lara pada keping-kepingan hati gugur bersama bebenang kenangan

Kekinian kini ingin melewati batas waktu satu persatu gugur... lenyap di kolam mimpi pada janji yang sering menguji semuanya kosong tinggal janji...

SUARA 5 NEGARA 57 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Kekinian kini rindu menjalar rasa pada usia berangkat pergi yang tersisa daerah rindu gugur.. terukir pengertian helaian kamusku..

(Puisi ini pernah tersiar di ruangan akhbar Utusan Borneo pada 7.7.199)

Junaidah Parudin adalah nama sebenar Azridah Ps Abadi. Nama pena lain ialah Idah Zarizah. Berasal dari Sandakan, Sabah. Dilahirkan di Kampung Berhala Darat, Sandakan . Mendapat pendidikan awal di Sekolah Rendah Sungai Anib, Sandakan dari darjah satu hingga lima. Kemudian, ketika darjah enam, dipindahkan ke Sekolah Kebangsaan Sung Siew , Sandakan. Melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah St Cecilia, Sandakan dari tingkatan satu hingga lima. Kini bertugas di Sekolah Kebangsaan Sri Tanjung Papat 2, Sandakan sebagai seorang guru. Mula berminat dalam bidang sastera sejak di bangku sekolah, iaitu berada di tingkatan empat dan mendapat galakan daripada cikgu sastera iaitu cikgu Sidik Mohamad. Pengalaman pertama ketika beliau diberi peluang menyampaikan ulasan buku yang bertajuk 'Aku Mahu Hidup' di atas pentas. Bermula detik itu, berminat dalam penulisan kreatif khasnya cerpen. Seterusnya, mendapat bimbingan pertama daripada Encik Hasyuda Abadi melalui Bengkel Penulisan Kreatif pada tahun 1987, dalam penulisan puisi dan cerpen anjuran Dewan Bahasa Dan Pustaka. Kemudian, dalam tahun 1994, cuba menulis cerpen, dan mendapat tempat pertama dalam pertandingan menulis cerpen ketika berada di Maktab Perguruan, Sandakan. 1994, cerpen pertama beliau yang tersiar di akhbar Utusan Borneo ialah Lerainya cinta runtuhnya mahligai. Bermula dari situ, cerpen-cerpen beliau disiarkan di Utusan Borneo. Antaranya ialah, Lerainya cinta runtuhnya mahligai, Pelamin anganku musnah (1995), Mengintai dari tirai kamar ( 23 Jun 1999) Demi kasih sayang ( 30 Jun 1999), Hiris-hirisan hati ( 11 ogos 1999), Optimis (18 Ogos 1999), Sayap terluka ( 10 Mei 2000 ), Antara mimpi dan nyata ( 17 Mei 2000 ), Citra cinta di Kuala Lumpur ( 2000 ) Kanvas rindu kertas dan pena ( 2000 ), Biarkan dia menangis (2000), Fatamorgana ( 2000 ), Nilam ( 2000 ), Nenek, pondokmu bukan istanaku ( 2000 ). Setelah itu, menyepikan diri dari dunia penulisan atas beberapa sebab dan menyambung belajar di Open Universiti Malaysia dalam Sarjana Muda Pengajaran dengan kepujian Sekolah Rendah pada tahun 2006-2010. Sebuah cerpen pernah tersiar di Majalah URTV, yang bertajuk Rindu ( 1998 ). Selain itu, juga menulis puisi. Antara puisi yang tersiar di akhbar Utusan Borneo ialah Dan rindu pun berguguran dan Epilog sepi. Juga berkebolehan dalam penulisan skrip drama.

SUARA 5 NEGARA 58 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Pernah menghasilkan skrip sandiwara radio dan skrip pertama disiarkan di Radio Malaysia Sandakan pada tahun 1998 yang bertajuk Bahagia di pintu derita dan Hiris-hirisan hati. Cerpen beliau juga pernah disiarkan di Radio Malaysia Sandakan dan Radio Malaysia Kota- Kinabalu. Ingin mempelajari bidang penulisan skrip drama tv dan filem di suatu hari nanti. 2012, memulakan semula dunia penulisan kreatif setelah mendapat sentuhan dan dorongan semangat daripada Encik R Hamzah Dua dan beberapa orang yang dikatakan sebagai insan istimewa dalam mengasah bakatnya, iaitu Hasyuda Abadi , karyawan pertama yang mendidiknya, Abdul Naddin Shaiddin, Yatim Ahmad dan Azmah Nordin. Cerpen terbaru yang disiarkan di Utusan Borneo ialah Cinta Sang Kekasih pada 17 Jun 2012. Kini, sedang giat dan berusaha menghasilkan kumpulan cerpen beliau, antologi puisi bersama Rakan Sastera, antologi puisi bersama lima buah negara dan menulis sebuah novel. Bercita-cita tinggi ingin menggapai bintang di langit dalam dunia sastera yang amat dicintai.

SUARA 5 NEGARA 59 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Azmi Taib (Kelantan-Malaysia)

DI CELAH RUANG oleh Azmi Taib

i Sepasang capal usang meraba-raba atas hamparan kerikil dan pepasir menyandang sekeping papan kekunci sambil jemari mematut sebaris punat bunyi irama tujuh dekad, dia mengulangi susur melintasi susunan gerai dari muka ke hujung medan, ada hiba singgah di hati melihat sebelah telapak menadah harap jatuh di muka gemggam.

ii Tepian lalu yang berjajar tersimpuh lelaki tua menunggu capar lekang di bawah gerak bayang, suara menghafal ayat-ayat Tuhan, ada getar yang tau makna,

SUARA 5 NEGARA 60 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

celahan ruang yang berbaur itu ada rezeki berbagi pada tangan tua dan pemuda mata tak berkaca.

azmi taib. kota bharu.

Azmi Taib. Tinggal di kota Bharu, dari Kubang Kerian Kelantan.

SUARA 5 NEGARA 61 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Bayu Pagi (Sabah Malaysia)

SUARA DI PINGGIR KOTA Oleh Bayu Pagi

penyair itu menulis di pinggir kota, bersuara kata-kata, menunggu di batas waktu sepanjang masa, lalu ia keletihan membaca aksara huruf kata, kemudian bertanya, bila agaknya? suaraku ada di kota.

Bayu. Semporna,Sabah. 050313.

Bayu Pagi atau nama sebenarnya; Muhammad Bin Saul. Nombor Kad Pengenalan 640227- 12-5453@ H0775153 (RF/110614) Dilahirkan pada 27.02.1964 di Kampung Pakalangan Daerah Semporna Sabah.Mendapat pendidikan awal di Sekolah Rendah Kebangsaan Pulau Menampilik Semporna Sabah,pada tahun 1971 dan menyambung persekolahan ke peringkat Sekolah Menengah sehingga Tingkatan 5 tahun 1982. Penulis ini menggunakan nama pena Bayu di dalam hasil penulisannya,aktif menulis karya sastera seperti puisi, gurindam, pantun, seloka, cerpen dan novel. Pernah dinobatkan sebagai peserta tempat ketiga sempena bulan membaca peringkat seluruh Negeri Sabah pada tahun 1982,bahagian peringkat sekolah-sekolah menengah atas. Beliau mengukirkan namanya indah dan mengharumkan nama Sekolah Menengah Datuk Panglima Abdullah Semporna

SUARA 5 NEGARA 62 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sabah,satu-satunya sekolah yang mematangkan beliau mengasah bakat yang terpendam sehingga berkebolehan menghasilkan hasil tulisan puisi atau sajak yang sangat baik.Insan yang berkelulusan Sijil Pelajaran Malaysia ini,mempunyai bakat yang amat besar didalam bidang penulisan seni puisi dan seni lukis,beliau juga berkebolehan bermain alat-alat muzik teridisional kaum Bajau Semporna Sabah yang kini dilanda kepupusan seperti Sarunai Bajau, selain melukis dan berpuisi, meniup Sarunai Bajau Semporna adalah hobi kesayangan beliau.Penulis ini meninggalkan alam persekolahan pada tahun 1982 dan menceburi alam pekerjaan dengan memulakan perkhidmatan di dalam Pasukan Polis Diraja Malaysia pada awal tahun 1985 di Pusat Latihan Polis (PULAPAH) Negeri Sembilan, sebagai Konstabel Polis.Sehingga pada hari ini beliau masih berkhidmat di dalam PDRM dan kini berpangkat Koperal.Menceburi perkhidmatan Polis merupakan sumber mata pencarian beliau seisi keluarga selain sebagai seorang insan yang mencurahkan bakti serta seluruh jiwaraga beliau demi kemakmuran,ketenteraman,keamanan bangsa nusa dan tanah air tercinta Negara Malaysia.

SUARA 5 NEGARA 63 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) CLARA MAROON (Sabah Malaysia)

TANGISAN DUYUNG oleh clara maroon

Tangisan Duyung renyai di pelabuhan air bening menyatu dalam asin lautan

lalu terasing membentuk buih putih berlari memecah ke pantai ekornya dihempas ke batu keperitan bergema di kepulauan perihya di dengari pelaut

Lautan menjadi sepi dan mendung bahkan jutaan nelayan turut berkabung!

Si Duyung dan lautan terkunci dalam seribu kebisuan sampan terapung tanpa tambatan hanyut lenyap dalam sujudmu.

SOFIE CLARA KOTA KINABALU

SUARA 5 NEGARA 64 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Nama sebenar Sofia Talib. Beliau lebih dikenali dengan nama Pena Sofia Clara dan Clara Maroon. Anak kelahiran Keningau ini dilahirkan pada 17 Disember 1963. Mula menulis sejak di bangku sekolah iaitu bermula dengan skrip drama radio RTM Sabah. Sebagai mengisi masa lapang, beliau berusaha mengembangkan bakat yang dikurniakan oleh Allah, dengan menulis puisi dalam tahun 2011. Ternyata, usaha beliau tidak sia-sia belaka di mana majalah Wadah dan akhbar Utusan Borneo telah menyiarkan karya-karya beliau. Ketika ini, beliau seorang yang sangat aktif dalam Persatuan Penulis Bahasa, Sabah. Selain daripada itu, beliau juga telah disenaraikan sebagai penulis utama dalam sketsa 'Lembah Hijau Musim Ke 2'

SUARA 5 NEGARA 65 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) DAYANGKU MASTURA (Sabah-Malaysia)

BICARA RUMPUT PADA POKOK Oleh Dayangku Mastura

Rumput hijau berbicara kepada pokok besar, “Aku suka menjadi rumput, dan tidak ingin menjadi yang lain aku akan terus menutupi bumi daripada kegersangan.” Pokok besar menjawab,

“Aku juga suka menjadi pokok, dan tidak ingin menjadi yang lain aku ingin terus membersihkan udara bumi daripada kesesakan.”

Tetapi keakraban itu tidak berkekalan, gergasi besi mengamuk membabi-buta, menumbangkan pokok besar, pokok besar tegap berdiri dan lantainya rumput menghijau, hilang daripada pandangan.

Sebagai ganti, tembok tinggi megah berdiri dan lantainya

SUARA 5 NEGARA 66 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

marmar import, pandangan kemajuan.

Tunas Cipta, November 2009.

Dayangku Mastura atau nama penuhnya Dk Mastura binti Pg Ismail dilahirkan di tanah perbukitan Kimanis Estate, Papar pada 26 Julai 1970. Mula aktif berkarya pada tahun 2008. Cenderung menulis dalam genre cerpen, puisi dan skrip drama pentas/radio. AJK Pusat Persatuan Bahasa Dan Sastera Sabah (BAHASA) 2008 hingga kini serta ahli biasa dalam Persatuan Penulis Nasional Malaysia (PENA) sejak 2010. Pencapaian pertama ketika mendapat hadiah sagu hati dalam Sayembara Menulis Skrip Drama Pentas 2008 (DBPCS) melalui skrip berjudul “Pewaris”; mendapat hadiah sagu hati dalam Peraduan Menulis/Mengisahkan Semula Cerita Rakyat 2009 (DBPCS) melalui “Gompidos dengan Gergasi”; dalam hadiah SEDCO-BAHASA 1, 2009, mendapat tempat pertama melalui cerpen “Kulintangan”, dan hadiah ketiga melalui cerpen “Visi Sofiah”; hadiah pertama bagi cerpen ''Nur Aminah” dan hadiah sagu hati melalui cerpen “Harga Sebuah Maruah” dalam Sayembara Maharajan Cerpen Berunsur Islam 2009 (Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sabah-JHEAINS). “Merdekakan Cintamu” mendapat hadiah sagu hati dalam Sayembara Penulisan Novel Negeri Sabah SIRI 1, 2010. Terbaharu, “Bila Burung Tidak Berkicau Lagi” mendapat tempat kedua dalam Sayembara Menulis Novel dan Skrip Drama Kanak-kanak dan Remaja 2009-2010 (DBPKL) bagi kategori Skrip Drama Remaja 13-15 tahun. Karya yang pernah tersiar: “Hujan Panas” (Karya, 2008), “Yang Tertinggal…” (Wadah, 2010), “Harum Kasih Daun Irik” (Wanita, April 2011), cerpen “Landasan Kasih” (Tunas Cipta, Dis., 2010) dan “Sulur Perjuangan” (Tunas Cipta, Ogos 2011). Karyanya turut tersiar dalam akhbar-akhbar arus perdana dan tempatan: akhbar Utusan Borneo- “Suara Hati”, “Mesyuarat di Lorong Gelap”, “Harga Sebuah Maruah”, '”Rahsia di Bawah Pokok Nangka” dan “Di Sebalik Dinding Batu”. Dalam akhbar News Sabah Times, “Gadis Aparu” dan “Senandung Ayah”; akhbar Mingguan Malaysia, “Bakau Tetap Teguh”. Skrip drama pendek/sketsa, siaran RTM Kota Kinabalu: “Beringat Sebelum Kena”, “Kad Kredit”, “Tanaman Fertigasi”, “Gotong- Royong Membawa Berkat” dll. (2009-2010); dalam Melodrama–“Kau Ilhamku”(2010), Skrip drama pentas : “Menara Biru” (Pentas, Bil.1 Jan-Mac 2012).

SUARA 5 NEGARA 67 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Dee Dyantry (Jawa Timur-Indonesia)

BARAA : Baraa Melhem Oleh Dee Dyantry

Baraa Sudah berapa musim kau panaskan dengan air matamu Usaplah Sesaat dekap hangat akan menyelimutimu

Baraa Di mana kau menyimpan sekotak mimpi kecilmu Ambillah Sejenak mimpi itu lekas menyapamu

Baraa Sampai kapan kau menghitung cicak-cicak merayap di labirin dinginmu Hentikanlah Sekejap boneka lucu akan menghiburmu

Baraa Akankah kau terus mengenakan kerudung hitam

SUARA 5 NEGARA 68 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

penanda dukamu Lepaskanlah Sekarang waktumu memungut harapan baru

Baraa Baraa Kau lugu nan ayu Ini, kutorehkan syair pengganti permen kesukaanmu

Baraa Baraa Kembalikanlah lipatan perahu bibirmu Di pangkuan Ibu, Seiring kebebasanmu

11 April 2012 *Teruntuk Baraa Melhem (Seorang remaja Palestina yang disekap ayahnya selama 10 tahun).

Dee Dyantry adalah nama pena dari Dian Tri Lestari. Kelahiran Malang, 17 Desember 1990. Memiliki kegemaran menulis sejak duduk di bangku SMP, namun baru memiliki keberanian mengirimkan hasil tulisannya ke beberapa media akhir-akhir ini. Andrei Aksana, Andrea Hirata, dan Dee Lestari adalah tokoh idola penulis. Penulis berharap dapat mengikuti jejak mereka di suatu hari nanti. Buku antologi puisi penulis antara lain: Setia Tanpa Jeda (Leutika Prio, 2011) dan Di Sebuah Surau Ada Mahar Untuk-Mu (Tinta Media, 2012). Sementara 7 buku antologi puisi lainnya yang lolos dalam berbagai perlombaan, masih dalam proses penerbitan. Penulis dapat dihubungi melalui akun fb/e-mail : Dee Dyantry / [email protected]

SUARA 5 NEGARA 69 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Desinta Sy. Mahadewi (Kalimantan Timur - Indonesia)

RUMAH KAMI Oleh Desinta Sy Mahadewi

I Rumah kami banyak meninggalkan ceritacerita Kami yang tidur tanpa ranjang lalu kipas angin dan juga AC menyejukkan mimpimimpi Ayah mengetik peristiwaperistiwa dan ibu memandang rumah kami yang alami Kurakura dalam toples dan atap yang bocor Kucing generasi ketiga yang setia pulang dan Dindingdinding yang kusam

II Rumah kami satunya belum jadijadi Di bawah gunung yang juga milik kami Rumah besar yang susah payah dibangun ayah Rumah besar yang setiap tahun untuk Mengikat sapi dan dagingnya kami bagibagi Di rumah besar ibu sering membagi cerita Kami dudukduduk di teras rumah seraya mengurangi uban di rambut mama dan mami

SUARA 5 NEGARA 70 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

nenek berjalan terseok-seok dan kakek duduk melamunkan semua uban

III Di rumah, kami membuat ceritacerita masa kanakkanak yang indah dan kami terkenang karena tak lagi terulang ceritacerita tentang sebuah keluarga tentang ayah yang mengirimkan kendaraan untuk ibunya yang telah pergi ke sorga dan nama-nama tersayang yang ditulis di kain putih

Samarinda, Idul Adha 2011

Desinta Sy. Mahadewi.Kelahiran Samarinda, 23 April. Membaca buku novel sejak kecil dan terus belajar. Puisi adalah bagian dari denyut kehidupan. Di sela-sela menuntaskan cita-cita menjadi dokter, menulis puisi dan cerita-cerita adalah termasuk menu utama kegiatan.

SUARA 5 NEGARA 71 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Dian Hartati (Jawa Barat-Indonesia)

MEMASUKI MITOS Oleh Dian Hartati

gumitir kelok yang dibangun tanah-tanah dingin kabut dan riuh suara pohon-pohon begitu bisu begitu sendu

aku bayangkan tuan memutari jalanan yang selalu malam di gumitir pohonan terlalu rapat matahari tak ada tempat

aku menyebut-nyebut gumitir tempat orang berjajar membentuk barisan mereka bentangkan tangan satu ke udara satu ke jalanan saling berteriak woi…. woi…. tiba-tiba berterima kasih

SUARA 5 NEGARA 72 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

“apa yang kau lempar, tuan?” mereka jadi diam menepi

gumitir aku membaui udara setiap yang dilihat adalah gelisah mata-mata mencari

tahukah, tuan…. koin yang kau lempar menguap jadi doa keselamatan kebaikan diri sendiri lihat! semua rupa ada di sini usia hanya angka-angka gumitir, punya cerita

tak pernah sendiri

Bumiwangi, 2011

Dian Hartati (Bandung, 1983), puisinya tersebar dalam berbagai media dan puluhan antologi bersama. Kumpulan puisi tunggalnya berjudul Kalender Lunar (Dian Rakyat, 2011). Penyunting buku fiksi anak dan remaja ini mengelola blog sudutbumi.wordpress.com. Mendapatkan berbagai penghargaan penulisan karya sastra, salah satunya Anugerah Sastra Jurdiksatrasia.Diundang dalam berbagai kegiatan sastra, di antaranya: Temu Penyair Muda Bali-Jawa Barat (2005), Temu Sastrawan se-Kampung Nusantara (2006), Forum Penyair Empat Kota: Padang, Bandung, Yogya, Denpasar (2007), Sastra Balik Desa (2008), Baca Puisi Lintas Generasi (2008), Temu Penyair Mitra Praja Utama (2008), Forum Baca Puisi Tiga Penyair Perempuan Indonesia (2009), Temu Sastrawan Indonesia II (2009), Ubud Writers & Readers Festival (2009), Forum Sastra Indonesia Hari Ini: Jawa Barat (2010),

SUARA 5 NEGARA 73 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Fokus Sastra (2010), Pertemuan Penyair Nusantara (2011), dan Temu Sastrawan Indonesia IV (2011).Puisinya telah dibukukan dalam antologi bersama, antara lain: KARTINI 2012: Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia Terkini (Kosa Kata Kita, 2012), Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia (Kosa Kata Kita, 2012), Tuah Tara No Ate: Bunga Rampai Cerpen dan Puisi Temu Sastrawan Indonesia IV (Ummu Press, 2011), Akulah Musi (Dewan Kesenian Sumatera Selatan, 2011), Antologi Puisi Penulis Lepas (Pustaka Jamil, 2010), pukau kampung semaka (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus, 2010), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Purnama Majapahit Trowulan 2010 (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2010), Rona Kata: Sepuluh Perempuan Pencinta Puisi (Alumni, 2010), Berjalan ke Utara: Kumpulan Puisi Mengenang Moh. Wan Anwar (Magma, 2010), Forum Sastra Indonesia Hari Ini: Jawa Barat (Komunitas Salihara, 2010), Ziarah Kata (Majelis Sastra Bandung, 2010), Wajah Deportan (Antologi Puisi Penulis Muda Lintas Provinsi 2009, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional), Kaos Hitam Cinta: Antologi Puisi Penyair Perempuan Indonesia Mutakhir (Masyarakat Sastra Jakarta, 2009), teh poci dan kamar kecil: kumpulan puisi enam penyair jawa barat (bukupop, 2009), Compassion & Solidarity: A Bilingual Anthologi of Indonesian Writing (Hivos + UWRF, 2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2009), Wajah Deportan (Komunitas Teras Puitika&AUK, 2009), Sihir Terakhir (Pustaka Pujangga, 2009), Di Atas Viaduct (Kiblat, 2009), Tamsil Syair Api (Ripos, Sagang, 2008), Bumi Nangroe Tsunami Aceh (Nuansa Majalengka, 2008), Antologi Puisi Berbahasa Daerah (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, 2008), Tangga Menuju Langit (Disbudpar-Wahana Iptek Bandung, 2008), Mencari Rumah: Antologi Puisi Hysteria 2004- 2007 (mbuh press!, 2008), Kenduri Puisi: Buah Hati untuk Diah Hadaning (Ombak, 2008), IBUMI Kisah-kisah dari Tanah di Bawah Pelangi (I:boekoe, 2008), Pelabuhan Desember (Komunitas Seni INTRO, 2007), Komposisi Sunyi (Ripos, Sagang, 2007), Kemayaan dan Kenyataan (fordisastra, 2007), Nyanyian Para Kelana (KSSB-ASAS, 2007), Herbarium (Pustaka Pujangga, 2007), 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2006), Kolaborasi Nusantara dari Banjarbaru (Gama Media, 2006), Jogya 5,9 skala Richter (Bentang, 2006), Anthologi Empati Yogya (Pustaka Jamil, 2006), Ode Kampung (Rumah Dunia, 2006), Sebuah Kado Pernikahan (BABADpress, 2005), Untuk Ibu (Selasar, 2005), Pagi di Buntiris (Selasar, 2005), ROH__Kumpulan Puisi Penyair Bali-Jawa Barat (buku pop, 2005), Dian Sastro for President! # 2 Reloaded (AKY, 2003).

SUARA 5 NEGARA 74 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Dianna Firefly (Kalbar-Indonesia)

SAJAK UNTUK IBU DI HARI KEMATIANNYA Oleh Dianna Firefly

[1] Sepanjang jalan menuju kampung kita, aku tak bisa berhenti berpikir tentang kau, bu. Apakah kau masih bertelut di sore hari dan menyebut namaku dalam doamu? Atau tidak, karena kau tidak mau mati di balik jeruji besi. Sekarang, aku sudah pulang. Dan kutemukan sajadahmu terbentang di hadapan para hulubalang. Mereka meradang. Mereka berang. Kau pun berpulang.

[2] Aku ingat bu, terakhir kali kau menanak nasi dan memasak daun pepaya. Hari itu bom meledak di ujung kota dan lelaki lelaki berhamburan keluar membawa senjata. Mereka berteriak soal agama. Katamu padaku, "negara ini sudah lama binasa. Ibu tak sanggup hidup terlalu lama.”

Borneo, 12 Januari 2012

SUARA 5 NEGARA 75 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Dianna Firefly lahir pada 7 November 1991 di sebuah kota kecil di Kalimantan Barat. Ia adalah pribadi yang terus belajar dan berusaha memanfaatkan potensi dirinya sebaik mungkin. Gadis ini menyukai dunia sastra, seni, musik, dan petualangan. Dalam menulis, mahasiswi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Tanjungpura ini mengaku banyak terinspirasi dari alam. Karyanya yang telah dipublikasikan dapat dibaca dalam beberapa buku Antologi termasuk di antaranya sebagai kontributor antologi THE 2nd JAKARTA INTERNATIONAL LITERARY FESTIVAL (JILFest) 2011 bertema “Spirit Persaudaraan dan Multikulturalisme”. Saat ini ia sedang bergabung dalam kelompok Teather Lokal (Teather Tanpa Nama) di kota Pontianak dan www.faktailmiah.com yaitu sebuah situs yang menyajikan informasi ilmiah.

SUARA 5 NEGARA 76 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Dinda Az-Zahra (Kaltim-Indonesia)

KAU MASIH DIHATIKU Oleh Dinda Az- Zahra

i aku tahu kau tak akan pernah mati. di setiap gerakku, kau selalu memperhatikan tingkah lakuku. perasaan yang mengatakan itu padaku. kau hanya berubah wujud, dari nyata menjadi tak nyata, dari tampak mata menjadi kasat mata. Aku dan kau masih bersama. Bila malam, kau juga tidur di hatiku.

ii Aku masih ingat dengan jelas; jalan-jalan yang pernah kami lalui bersama. di sepanjang usiaku. aku juga masih ingat, kau mengangkatku tinggi-tinggi seakan menunjukkan kepada langit dan gelombang yang menuju pantai; tentang kasih sayang. aku juga masih ingat dengan baik, saat-saat kebersamaan yang lain, ketika kau memenuhi apa yang kuinginkan. Tak bisa kuhitung lagi apa yang telah kau berikan. Selain laut sekalian pantai yang telah kau berikan, bulan dan bintang-bintang sekalian yang kau selipkan dalam sakuku, matahari dan sekalian aktifitas yang hidup dan sederet kenangan lainnya.

SUARA 5 NEGARA 77 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

iii aku yakin, kau tak akan berbaring di dalam tanah. kau hanya mengembalikan padi yang telah menjadi beras ke tanah, kau mengembalikan sayur melalui tanah, kau mengembalikan buah ke tanah, kau mengembalikan milik tanah, termasuk air. kau menyatu dengan tanah tapi kau tidak mati. kau hidup. Aku dan kau masih bersama. bila malam kau tidur di hatiku.

aku merasakan, kita memang masih bersama. sekalipun tak ada suara beratmu lagi yang mengingatkan, tapi lewat langit dan gelombang yang menuju pantai, lewat bulan dan bintang, lewat tumbuhan, lewat desiran angin, lewat hujan, lewat senja, lewat berkeranjang-keranjang kenangan yang kau tinggalkan dan kau selalu mengingatkan tentang jalan benar yang harus kulalui untuk bertemu dengan kau kelak. Aku yakin kau tidak mati. kita masih bersama, karena bila malam aku rasakan keberadaan kau tetap ada, masih hidup.

(buat satu-satunya lelaki yang meninggalkanku berkeranjang-keranjang laut, bulan, bintang dan lebih dari itu; papa. Mei 2012)

Dinda Az Zahra. Dilahirkan di Samarinda, 25 Juni. Menulis puisi sejak kecil, sekalipun berkeinginan untuk menjadi dokter.

SUARA 5 NEGARA 78 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Dimas Arika Mihardja (Indonesia)

BALADA MUSAFIR GILA : arsyad indradi Oleh Dimas Arika Miharja

ada musafir gila berjalan sepanjang lorong kumuh memimpikan denyut kehidupan: puisi penuh keindahan

lihatlah, mantelnya kuyup oleh keringat semangat padahal mentari di langit begitu menyengat ia rebah di sofa merah angin bangkit dan mengusik dengan kerisiknya ia menyusun lembarlembar hatinya yang remuk dan menatap tumpahan tinta hitam di lantai rumah ia terbatuk dan terantuk tapi gelegaknya berkata serak: beri aku tuak sajak

SUARA 5 NEGARA 79 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

hari ini kubuka paket berisi 142 penyair menuju bulan jaketmu berlumuran darah kata nafasmu tersengal, tapi kulihat tangan terkepal: ajal, aku tak mau melayat langit

bengkel puisi swadaya mandiri, 2007-04-02

Dimas Arika Mihardja. Lahir di Pesisir Selatan Jogyakarta, 3 Juli 1959 dengan nama Sudaryono, ia mulai menyajak secara intens tahun 1980-an dan membukukan antologi sajak tunggal Sang Guru Sejati (1991), Malin Kundang (1993), Upacara Gerimis (1994), Potret Diri (1997) yang semuanya diterbitkan oleh Bengkel Puisi Swadaya Mandiri. Sebagian besar sajaknya dipublikasikan di media massa local dan nasional, serta dibukukan dalam antologi bersama Riak-Riak Batanghari (Teater Bohemian,1988), Percik Pesona 1 & 2 (Taman Budaya Jambi,1992,1993), Serambi 1,2&3 (Teater Bohemian,1992, 1993, 1994), Rendezvous (1993), Luka Liwa (1993), Pusaran Waktu (1994), Muaro (1995). Negeri Bayang-Bayang (1996), Mimbar Penyair Abad 21, Antologi Puisi Indonesia (1997), Angkatan 2000 (2000), Ketika Jarum Jam Lelah Berdetak (2003). Penyajak yang juga dosen Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi ini telah merampungkan Program Doktor ( S3 ) dengan disertasi Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia (2002).

SUARA 5 NEGARA 80 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Djazlam Zainal (Melaka-Malaysia)

SELINGKAR SEJARAH MELAKA Oleh Djazlam Zainal&Rosmiaty Shaari

i Hanya sebuah perkampungan kecil di pinggir Selat Melaka rakyatnya nelayan di pesisir laut atau mencari hasil hutan di belantara itu rezeki yang perlu dicari meski setiap hari terdengar rintihan dari perut yang tersembunyi tentang penderitaan hidup insani dalam kemiskinan yang tidak terperi

Matahari yang menebar cahaya pagi dan kicauan burung berkeciak tidak berhenti melodi alami yang meruntun sanubari kais pagi makan pagi mengharap sinar menelan kabus untuk kehidupan yang lebih tulus

Begitulah Melaka pada sejarah awalnya tiada apa-apa kecuali ketawa dalam derita

SUARA 5 NEGARA 81 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

ii Maka di suatu hari datanglah Parameswara dan beberapa pembesarnya dari Temasik meneruskan perjalanan yang jauh untuk meneroka sesuatu yang baru sungguh tidak terduga tatkala baginda berteduh di bawah sepohon rimbun melepaskan lelah yang meruntun anjing peliharaan yang terlatih ditendang pelanduk putih - petanda apakah yang aneh? Parameswara terpegun kepada memanda ia bertanya 'apakah nama pohon ini molek benar berkerajaan di sini.' 'pokok melaka, tuanku!' 'kalau begitu dirikan kerajaan beta di Melaka ini'

Dari hari ke sehari tahun ke setahun Melaka berkembang maju kampung nelayan berwajah baru pedagang santeri mengetuk pintu menghulur salam seluruh benua bertukar dagangan melabur kekayaan Melaka – negeri pelabuhan beribu pintu

SUARA 5 NEGARA 82 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

oleh pemerintahan raja yang berdaulat Melaka menjadi empayar yang masyhur dan berdarjat!

iii Panas tidak sepanjang tahun panas yang di sangka sampai ke petang rupanya hujan di tengah hari

Sengketa berdarahi dalam sejarah rasuah beraja di hati perpecahan sesama sendiri Melayu – anak negeri jugalah yang mengkhianati Si Kitul dan Raja Mandeliar Kamu pengkhianat bangsa! mana emas yang direbut? ini fitnah yang ditabur! hanya untuk seuncang kemewahan negeri Melaka dijadikan tawanan pangkalan strategik oleh Portugis yang mengkhianati!

raja berundur mengatur strategi bagaimana caranya merampas kembali bumi Melaka, bumi nasi menjadi bubur sudah hancur!

hendaklah menjadi ingatan bestari ingatlah bangsaku

SUARA 5 NEGARA 83 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Melaka alah bukan oleh kekuatan Portugis alah Melaka oleh khianat rakyatnya yang dikejar tidak dapat yang dikendung berciciran inilah hamba ingin berpesan agar ianya menjadi ingatan

iv Beratus tahun Melayu terjajah hinggalah saat menjelang kemerdekaan pahlawan datang pahlawan pergi keris yang menghunus mencabar nurani anak Melayu juga menghulur budi merungkai segala kekusutan yang sekian lama tersimpul mati

inii Padang Pahlawan disaksikan pohon-pohon Melaka meski tanpa Parameswara, pelanduk putih dan anjing terlatih suara Tunku Abdul Rahman melambung juga ke angkasa lalu berkata, 'ini tanah ketuanan milik abadi yang menjunjung bahasa ibunda Tanah Melayu kita nobatkan merdeka 31 Ogos 1957 milik kita! MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!

SUARA 5 NEGARA 84 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

v lombong emas segi tiga selatan yang pernah menjadi kenangan kembali menjadi sebutan hijau bergelar cantik pemandangan luas pemikiran oleh infrastruktur dan modal insan Melaka bersejarah jalinan peradaban pelancong, sasterawan, budayawan dan para ilmuan ilmu yang menular telah kembali menjadi akar tunjang yang menyokong tiang perpaduan

Melaka Maju, Negeriku Sayang Negeri Bandar Teknologi Hijau Datuk Wira Ali Rustam senyum memanjang Melaka dipacunya dengan gemilang 11 juta pelancong datang 1 juta menaiki feri menyusur sungai Melaka 1 juta menaiki taming sari menikmati wajah negeri Melaka sesak ekonomi menyumbang Venice Timur Negeri Tapak Warisan Dunia UNESCO kembali gemilang

SUARA 5 NEGARA 85 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

di abad 21 ini Melaka mengulangi sejarah janganlah terjadi porak peranda hingga penjajah sekali lagi mengenyit mata untuk menakluki Melaka bagi kali ke dua!

29/03/3012 Melaka

Djazlam Zainal. Kritikus asal Melaka, Malaysia. Selain puisi atau sajak, pria kelahiran 12 Februari 1960 ini lebih banyak menulis esai sastra.

SUARA 5 NEGARA 86 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Duta-D (Palembang, Imdonesia)

BULAN SEPARUH oleh Duta-D

Bukalah jendela Ada bulan separuh Mengintip malumalu Dibalik mega Lalu engkau kata Tengah mencari sebentuk wajahku Di temaram sinarnya Adakah kita jumpa Bila kita sama mentap parasnya Meski nyata kita berdiri Di sudut bumi yang berbeda

Palembang, 14 Februari 2012

DUTA LEONARDO DUDIKOFF Atau Duta-D. Bernama lengkap Dudi Irawan lahir di Palembang pada tanggal 12 November 1979. Karya-karya berupa cerpen telah dimuat di media surat kabar lokal Sumatera Ekspress dan beberapa antologi cerpen. Karya berupa puisi-puisi juga tergabung dalam antologi ; Carta Farfalla (Pandawa 5 Aksara, 2012), Senandung Alam (Lembah Penyair, 2012), Indonesian and English Poetry (2012, proses terbit), Sahabat Maya (Tuas Media, 2012), Talenta Pengukir Tinta Emas (Komunitas Pujangga-Pujanggi Dunia, 2012), Suara 5 Negara (Tuas Media, 2012) dll. Saat ini bekerja sebagai wartawan majalah perbankan 'Kinerja' Bank Sumsel Babel, beralamat di ; Jl. Kebun Bunga Km.9 Komplek PDK blok B. no 5 kec. Sukarami Palembang, 30152.

SUARA 5 NEGARA 87 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) El Adriani (Kaltim-Indonesia)

KUNTUM EMPAT KELOPAK SEMBILAN oleh El Adriani

KUNTUM SATU

~ Kelopak Satu Malamku dan malammu Mengkotak kuntumkuntum rindu Kekasih Mimpi adalah kurir yang akan menghantarkannya Ke istana nyata kita

~ Kelopak Dua Meja makan Lilin Aku dan malam Merajut bayangmu Dalam secangkir sunyi Kendi Cafe

SUARA 5 NEGARA 88 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

~ Kelopak Tiga Kata yang ku susun luruh berguguran Saat mendengar langkah kakimu Duhai wahai pesona Engkaulah puisi indah Tanpa di gubah

KUNTUM DUA

~ Kelopak Satu Aku mau menuliskan apa Baru mengingat namamu saja Aksaraku sudah remuk

~ Kelopak Dua Kau membawa satu notnya Menghapus liriknya Hingga musikku Tak jadi lagu Bukan pula instrument

~ Kelopak Tiga Aku pulang dari Tenggarong Dengan sebaris puisi Tentang sebentang selendang kuning Yang bergenang linang :kekasih berpulang

SUARA 5 NEGARA 89 ~ Kelopak Empat Awan berarak megah Diatas mahakam yang anggun membentang Sepoi angin sore berhembus tenang Wanita menapak tilasi rindu yang pernah pasang Lalu surut Hanya layak tuk di kenang

~ Kelopak Lima Masih Tak letih jarijariku Mengetikan kata rindu Bahkan mulai trampil Di tempa kepergianmu

KUNTUM TIGA

~ Kelopak Satu Diamlah Queen Sudah hentikan tangismu Aku memahaminya Tapi dia tidak Maafkan aku Yang tak dapat menjaga matamu Nak Setiap tetes yang luruh itu Belati di hatiku

SUARA 5 NEGARA 90 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

~ Kelopak Dua Dan aku meresapi saja Betapa cemburu itu mencakar cabik Merasuk tusuk palung hati Sekuat diri menahan Melumbar pedih perih dalam senyum Seolah tak terjadi apaapa

~ Kelopak Tiga Hanya ingin diam Menikmati tebasanmu Lakukan lagi! Hatiku ini terlalu kuat Belum mati jika hanya sekali Terus Terus Terus Aku menikmati dalamnya Dalam diam Diamdiam

~ Kelopak Empat Biarkan aku memelukmu Menumpahkan rasa rindu Kali ini saja :sungguh Aku tak akan menceritakan perih Ku kabarkan pada penghuni langit dan bumi

SUARA 5 NEGARA 91 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Bahwa aku mencintaimu Sekalipun luka tersiram cuka :benar Cintaku selalu membilasnya dengan sabar

~ Kelopak Lima Lalu ku teguk bercawancawan sunyi Kerinduan menyerasi di nadi Setiap denyut tergetak namamu Duhai wahai buluh perindu Senyum mu mengguraui sepiku Jatuh air mata merangkaki waktu

~ Kelopak Enam Kau telah membaca aksara jiwaku Aku umpama sebaris kalimat tak pupus Kehilangan makna Laiknya phonem tak tertejemah Merecau bunyi tak berarti

~ Kelopak Tujuh Aku yakin rimba dan segala tantangannya dapat kau taklukan Demi Harapan kita Demi rencana kita mohon jangan kecewakan aku Jangan terlantarkan mimpiku Pulanglah dengan selamat prajurit Ada banyak doa buatmu

SUARA 5 NEGARA 92 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

KUNTUM EMPAT

~ Kelopak Satu bahwa jangankan melihat wajahnya mendengar suaranya pun aku tak pernah dia mengambil sedikit demi sedikit hatiku dengan bahasanya membawanya pergi entah kemana meninggalkan aku dalam pecahan mimpi yang berhamburan pertemuan di Coffee topee hanyalah sebuah legenda ku tuliskan akhir kisah ini di sela-sela kesakitan bekas hempasan tadi siang

~ Kelopak Dua Paragraph pertama Cinta menyapa Wanita bermanja Draftdraft asmara

Paragraph kedua Mimpi tak nyata Wanita berduka Mengetik derita

Paragraph ketiga Cinta meluka Wanita hanya tertawa Ini sudah biasa katanya

SUARA 5 NEGARA 93 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Mengusaikan cerita

~ Kelopak Ketiga Nikmati saja Itu kopi terakhir kita Selepas hari ini kita akan menempuh jalan masingmasing Kita telah menyimpan janji pada hati lain Meski hati aku dan engkau itu rindu tuk saling memiliki Kita sama menyadari bahwa hati kita berhalang bergunung Hingga hanya dapat kita saling bertemu pandang jika menatap bulan Tataplah aku lekatlekat Karna setelah hirup terakhir dan kita tinggalkan tempat ini Kau dan aku harus saling mengkafani angan

~ Kelopak Empat Tak dapat berkata apaapa Ketika kehangatannya membekap hatiku Dia begitu tangguh tak jenuh seperti tetes air pada batu Merelakan dirinya menjadi pijakan Demi melindungi kakiku dari bebatu Begitu setianya seperti bulan pada malam Kerelaannya seperti embun yang ikhlas tias oleh mentari

SUARA 5 NEGARA 94 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Dia Keangkuhanku runtuh Pada kegigihan Kesetiaan dan pengorbanannya Pesonanya merajai hatiku

~ Kelopak Lima Aku melihatnya dalam mimpi tadi siang Senyum manis Mata teduh milikmu itu Ah Pesonamu makin kental Hatiku makin hijau Saat segelas juice alpokat Mendekatkan wajahmu Pada wajahku Aah Baru mimpi saja sudah mendebur debarkan rasaku Kau Mmm

~ Kelopak Enam Serupa titiktitik embun menyentuh daun Yang hampir kering Jatuhnya lembut dan tak membuat daun lepas Dari ranting Menserasikan kesegaran

SUARA 5 NEGARA 95 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Mensinergikan kekuatan Meninggalkan jejak rindu ketika tias Menyelinap resah di tubuh daun

~ Kelopak Tujuh Dia Seperti apa harus ku umpamakan Matanya lebih indah dari telaga Bahasanya lebih menenangkan dari hembus angin sore Berada di dekatnya aku merasa terlindungi Tak takut bahaya tak takut luka Dia Ada banyak angan tentangnya Seperti tongkat yang menopangku dari kerapuhan Dia Menyulut semangatku dengan kebijaksanaan tutur katanya Membuatku merasa selalu berada di negri para putri Dengan sanjung puji-pujinya Membuatku seperti anak kecil yang selalu merengek penuh kemanjaan Ketika ingin coklat atau ice cream Ahh…dia..

~ Kelopak Delapan

SUARA 5 NEGARA 96 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Betapa sangsainya rindu Di tanak tak pernah masak Luka beranak pinak di benak Kau dan aku Hati kita telah terlampau mewujud air Yang selamanya tak akan pernah memunculkan ukiran Sekalipun seribu pemahat datang mengukir Kecuali jika keajaiban menyihir hati kita Berwujud semula kayu Semula batu

~ Kelopak Sembilan Dia menitahkan seru padanya Meminta mereka menggiring Usai pentasnya

El Adriani. Seorang guru yang mengabdi di pedalaman Kalimantan Timur-atau tepatnya di sebuah Sekolah dasar di Kecamatan Kota bangun Kabupaten Kutai kartanegara. Sambil mengajar, dirinya juga meneruskan kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Samarinda. Baginya hari-hari adalah puisi.

SUARA 5 NEGARA 97 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) ES Pernyata (Kaltim-Indonesia)

INI ACARA BIASA-BIASA SAJA oleh Es Pernyata ·

Ayah, kalau sekedar santunan untuk apa kau datang usiamu delapan puluh enam mereka tahu itu tapi mengapa penghormatan hanyalah sehelai undangan untuk mendapat pujian dan barangkali bingkisan

Ayah, terima saja undangan kehormatan tapi tak harus hadir apalagi dengan kursi rodamu yang karatan toh itu bukan medanmu untuk melukiskan lapar, dahaga, darah, air mata dan kematian siap dipertaruhkan!

itu acara rutin, setiap kali peringatan kemerdekaan simpan saja heroikmu di medan pertempuran pedangkangmu yang karam dan pertarunganmu 3 hari 3 malam

SUARA 5 NEGARA 98 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

badik, tombak, bendera dan sandi-sandi pejuang serahkan saja pada yang Maharahman

ini peringatan biasa-biasa saja pidato-pidato, puji puja untuk pejuang bangsa jadi, istirahat saja di bilikmu yang renta strokemu 4 tahun lalu takkan sembuh hanya karena kau ada di tengah-tengah anak bangsa yang menikmati merdeka

ES Pernyata. Atau H Syahruddin Pernyata. Lahir di Loa Tebu Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, 28 Agustus 1958 dari keluarga sederhana yang religius. Pendidikan dasarnya diselesaikan di SD Al Khairiyah (Samarinda) tahun 1971, pendidikan menengah di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN)tahun 1977. Selanjutnya melanjutkan ke perguruan tinggi FKIP Universitas Mulawarman Jurusan Bahasa dan sastra Indonesia (1985) dan Program Studi Linguistik (magister) di Universitas Padjajaran Bandung (1994). Ia pernah menjadi pemimpin redaksi Surat Kabar Sampe (1978-1999). Sejumlah karyanya pernah diterbitkan dalam buku antologi Merobek Sepi (Dewan Kesenian Samarinda), Secuil Bulan di Atas Mahakam (DKS) dan lain-lain. Karya cerpennya dimuat di sejumlah media massa, di antaranya di majalah Anita (kini Anita Cemerlang), Aneka (Aneka Yess), Album Cerpen Ringan, majalah Senang, majalah Detektif Romantika (D & R). Ia juga aktif di teater. Buku Kumpulan Cerita pendek nya yang lain yakni Harga Diri dan antologi 3 Cerpenis Kaltim (ES Pernyata, Riatri dan Mira). Novelnya yang terbaru berjudul Aku Mencintaimu, Shanyuan (2012) dan buku kumpulan tulisan populer , yang berjudul Belajar dari Universitas Kehidupan; catatan Syafruddin Pernyata (2012). Syafruddin menikah dengan salah satu sahabat korespondensinya, yakni Sri M Netty, guru SMUN 2 Samarinda dan dikarunia 5 orang anak.

SUARA 5 NEGARA 99 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Fajar Sidik (Kaltim-Indonesia)

SENJAKU YANG KELAM oleh Fajar Sidik

Wahai Senja… Sinarmu merah saga Lalu redup Bersama lunglainya daun

Wahai senja …. Langitmu kelam Diwarnai kuas beton Asap industri

Wahai senja…. Tidakkah kau menista Tidakkah kau mencaci, menghardik, mengutuk Mereka yang bertangan durja

Pisuh ku memujimu Sedang nuraniku melaknat Mereka Semua berbaur Bersama deru mesin dan pekat asap knalpot

Fajar Sidik. Lahir di Bandar Lampung, 8 Januari 1984 dan kini menetap Jl. P. Suryanata Gg Kenanga No 69B, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, Samarinda, Kalimantan Timur. di Blog pribadi www.fajaruntukindonesia.blogspot.com.

SUARA 5 NEGARA 100 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Fanny Ys (Jawa Tengah-Indonesia)

INI, KITA DAN MEREKA Oleh Fanny YS

Ini bukan masalah korupsi, kawan bukan masalah sengketa dan penimbunan harta bukan pula perebutan tahta atau sidang antara kata “adil” dan “tak”

Ini juga bukan tentang selebritis yang hobi jalan-jalan di tengah krisis atau cerita mereka yang kawin cerai kawin dan ribuan kabar-kabar angin

Sekali lagi, ini bukan masalah gedung bertingkat bukan pula heboh fasilitas dewan rakyat bukan tentang pesta anak pejabat Yang (siapa tahu) skandalnya berlipat-lipat

Ah, kawan … bukan! bukan itu semua … ini masalah hati masalah nyata yang tak perlu ditutupi tentang pemandangan yang mengiris naluri …

Kawan, lihat barang sebentar

SUARA 5 NEGARA 101 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

semenit atau dua menit ada banyak nafas-nafas terhimpit bukan karena asma tapi karena hidup yang teramat pahit

Lihat di sana, seragam sekolah mereka tanggalkan terpaksa merintih di tepi jalanan memelas, tidur tak beralas, menengadah tangan demi keeping-keping recehan

Haruskah mereka kubur mimpi-mimpi? hanya karena kemiskinan abadi? mengais sisa-sisa nasi dari tong sampah bau basi?

Kawan, ini bukan masalah iba bukan waktunya menangis untuk mereka lihat dan jangan diam! mereka menunggu kita, kita (harus) ada, untuk mereka ….

Cilacap, 25 April 2012

Fanny YS. Anak pertama dari dua bersaudara yang lahir pada 5 Januari 1990. Menggemari dunia kepenulisan sejak lama namun baru serius di bidang ini pada pertengahan tahun 2011 lalu. Cerpen, puisi dan FF-nya berhasil tergabung dalam antologi, di antaranya Di Sebuah Surau ada Mahar UntukMu, Merah Darah Putih Puisi, Puisi adalah Hidupku, Unforgettable Moments, Serba-serbi 14 Februari, 99 Pesan Kerinduan untuk Presiden, Kisah Klasik Penyandang Disabilitas, Yang Terabaikan the Series #1, Seorang Nenek di Bawah Pohon Kasturi dan beberapa lagi yang masih dalam proses penerbitan. Ia bekerja sebagai perawat di RS swasta dan tinggal di Cilacap. Penulis dapat dihubungi di email: [email protected] , blog: http://fannyloveangel.blogspot.com/, Fb: Fanny Yanuarika Saputri.

SUARA 5 NEGARA 102 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Fikrah Syailah Adam (Maluku Utara-Indonesia)

ORASI ORANG MISKIN Oleh Fikrah Syailah Adam

Keluhkesah berhamburan Beribu teriakan dari kolong jembatan Orasi mencari kehidupan Berteriak menjerit miskin Kepada Tuhan diri mengadu nasib nyawa Kepada pimpinan diri menagih janji suara

Oh… Jelata di tanah rumah Sumpah hilang arah Tumpah segala darah

Pimpinan! Mana suara anda?

Tuhan! Berilah kami cinta

Ternate, 9 maret 2012

SUARA 5 NEGARA 103 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Fikrah Syailah Adam, adalah nama pena dari Syaiful Latif. Lahir di Ternate, Maluku Utara, 8 Maret 1993 dari Ibu bernama Sumiyati Amin dan Ayah bernama Latif Hadi Adam sebagai anak kedua dari 3 bersaudara. Jatuh cinta pada puisi sejak masih berseragam Sekolah Menengah Pertama di tahun 2008. Dan mulai aktif mencipta puisi pada tahun 2010. Karyanya telah tergabung dalam antologi bersama: Di sebuah Surau, Ada Mahar UntukMu (Tinta Media, 2012), dan beberapa antologi lain yang segera diterbitkan.Kini berstatus sebagai mahasiswa Universitas Khairun Ternate, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Matematika.

SUARA 5 NEGARA 104 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Grasia Renata Lingga (Bengkulu-Indonesia)

SURAT UNTUK PENGUASA Oleh: Grasia Renata Lingga

Puisi ini untukmu wahai para pemimpin Yang terus saja merdeka sendiri, Sengaja kutulis, untuk sebuah harapan dalam duniaku Yang terus saja kau kekang.

Aku ingin berlari Melepaskan keluh dan buaian yang terus saja kau imingi Aku ingin melangkah, dan tak berharap kau datang mengenakan topeng- topeng yang kau bentuk sendiri Hingga akupun tak begitu peduli, Kau malaikat karya sang Pencipta, Atau malah iblis bertopeng yang sengaja datang memporak porandakan duniaku.

Keindahan itu milikku.

SUARA 5 NEGARA 105 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Kebebasan itu hakku. Tak perlu kau susun dalam kitab undang- undang yang mempersempit jiwaku. Kau beri aku waktu, Mendekorasi sedikit dari negeri ini, Akan kubuat indah, sangat indah.

Tak perlu ada aturan- aturan baku yang menyesakkan. Dan membiarkanku mati perlahan dalam dunia yang sudah kubangun. Keindaahan itu milikku, Tak perlu ada kau untuk merenovasi ulang duniaku. Hingga kau runtuhkan jiwa- jiwa yang kokoh, Dan kau bangun seturut maumu.

Puisi ini untukmu. Terbentuk dari kata- kata kecewa. Tercipta dari kumpulan orang yang lelah dalam memanti kebebasan.

Dilahirkan dengan nama lengkap Grasia Renata Lingga, pada tanggal 27 Mei 1991 di sebuah desa bernama Tiga baru, Sumatera Utara. Saat ini duduk di bangku mahasiswi, memasuki semester empat di Ilmu Komunikasi fakultas Ilmu Sosial da Ilmu Politik (Fisip) Universitas Bengkulu. Aktif disebuah Organisasi Kesenian kampus bernama COSMIP (Komunitas Seni Mahasiswa FISIP), juga merupakan penyiar di sebuah radio komunitas dan wartawan kampus. Memiliki hobi menulis dan membaca puisi sejak duduk di bangku sekolah dasar, dan menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mengidolakan Chairil Anwar dan Kahlil Gibran sebagai tokoh teromantis dalam sejarah persajakan, dan ingin menjadi seorang jurnalis sekaligus penyair. Memegang teguh motto “ If You Really, Do it Alamat jl. Medan Baru No.21 RT/RW : 21/ 02. Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu kota Bengkulu.

SUARA 5 NEGARA 106 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Gabriel Kimjuan (Labuan-Malaysia)

GAZA Oleh Gabriel Kimjuan

Gaza..... Berdirimu di benua sana, Menjadi saksi kepada dunia, Kezaliman perjajahanmu ternyala, Membentuk kibu sebuah peperangan bangsa, Tak kira darjat dan usia.

Gaza...... Permainanmu bukan tangisan, Tetapi sepasang sejata peperangan, Yang menusuk tubuh si lawan, Untuk menghampiri diri untuk terus bertahan.

Gaza...... Termusnahlah tugu mu yang teguh, Segala airmata terlimpah di tanah, Suara kanak-kanak menumbangkan penjajah, Sehingga si bangsat itu akan kalah.

SUARA 5 NEGARA 107 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Gaza...... Suara sepimu menghentikan malam, Waktu subuhmu berkumandang azan, Inilah hakikat yang yang sungguh mendalam, Sehingga traumanya rakyat palestin, Yang sukar menerima keadaan nan kelam.

Nama penuh beliau ialah Gabriel Kimjuan berbangsa Kadazan. Beliau dilahirkan pada 26 September 1988. Beliau mendapat pendidikan awalnya di Sekolah Pekan Satu W.P. Labuan pada tahun 1995. Setelah menamatkan pendidikannya di sekolah rendah, beliau terus menyambung pembelajarannya di Sekolah Menengah Kebangsaan Labuan dalam tempoh 3 tahun, seterusnya menyambung di Sekolah Menengah Kebangsaan Pantai W.P. Labuan untuk tempoh 2 tahun. Setelah habis sahaja pengajiaannya di sekolah menengah, beliau seterusnya menyambung pembelajarannya di dalam bidang kemahiran iaitu Pemesinan Am di Institut Latihan Perindustrian Labuan (ILP) pada tahun 2006. Pertama kali beliau menjadi ahli Persatuan Penulis Labuan (PERWILA) ialah pada tahun 2010. Semasa beliau menjadi ahli dan AJK dalam Perwila, beliau banyak mengikuti aktiviti-aktiviti sastera di dalam mahupun diluar negara. Antara penglibatan beliau ialah mengikuti Bengkel, Seminar dan Festival Pantun (MASTERA) tahun 2010 di negara Brunei Darussalam dan Temu Sastrawan Nusantara Melayu Raya (NUMERA) di Padang, Sumatera Barat, Indonesia tahun 2012. Pencapaian beliau di arena sastera ialah pernah mendapat Johan membaca sajak pada tahun 2003 sempena Minggu Bahasa Melayu di sekolah menengah dan juga Johan mencipta dan mendeklamasi puisi tahun 2007 sempena Minggu Bahasa Melayu. Beliau yakin apa yang kita buat akan tercapai apabila kita mempunyai ilmu. Prinsip hidup beliau adalah “Dimanapun kita pergi, ilmu kita tetap dihati”.

SUARA 5 NEGARA 108 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Hadi Mulyadi (Kaltim – Indonesia)

Cahaya Yang Tersenyum (In Memoriam Ust H M Nurhuda Trisula) By Hadi

Sabtu itu terasa kelabu dalam hidupku Engkau mendahului meninggalkanku Mendahuluiku untuk menjalani fase kehidupan baru Kehidupan baru seorang mujahid untuk bertemu Kekasihmu..

Aku berusaha tegar menghadapi semua itu Kusimpan dalam-dalam tangis dan sedihku Tapi tetap aku tak sanggup dan lepas dalam haru biru...

Sekarang tinggal kenangan.... Lebih dua puluh tahun kita berteman... Suka dan duka kita lewati dengan penuh kesan Hal yang tidak pernah kulupakan Kesungguhanmu dalam memikirkan segala urusan

Keteguhanmu mengalahkan gunung yg tertancap kuat di bumi Kekuatan azammu mengalahkan kuatnya biji besi yg menjadi baja... Ketulusanmu mengalahkan tiupan angin dengan

SUARA 5 NEGARA 109 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

segala kelembutan dan kekuatannya Panjangnya amalmu mengalahkan panjangnya aliran air yg mengalir dari mata air di gunung hinggga ke samudra lautan

Pohon yang kau tanam... Dua puluh tahun yang lalu Kini sudah mulai berbunga, mekar dan harum Sudah memulai berbuah memberi manfaat bagi ummat dan masyarakat

Pohon itu tidak akan pernah mati Dia akan terus memberi manfaat Dan akan menjadi buah bagi orang lain di dunia dan menjadi kiriman bagimu di akhirat

Saudarku Nurhuda... Sesuai dengan namamu Kau selalu menjadi cahaya bagi sesama Dan memberi petunjuk ke jalan yang lurus

Engkau bagai Matahari yg selalu memberi cahaya kebenaran Bagai bulan yg menerangi dengan kelembutan Bagai embun yang tak henti meneteskan air Bagai api yg tak henti menyala

Kau telah membawa cahaya dan petunjuk Aku dan semua saudaramu akan menyimpan baik- baik cahaya itu Dan akan kami tebarkan ke penjuru dunia Untuk menerangi yang gelap....

SUARA 5 NEGARA 110 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sekarang kami tahu Bahwa kau sedang tersenyum bersama Kekasihmu...Rasulullah... Tersenyum melihat bunga dan buah yg kau tanam Tersenyumlah selalu.... Sampai aku menyusulmu dengan senyum pula....

Garuda, Bpn-Jkt, 31 Januari 2012

H. Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si. Tempat/Tgl Lahir Samarinda, 9 Mei 1968 Alamat Jl. Juanda 7C No.29 SamarindaPerkerjaan: Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur Istri: Hj. Erni Makmur Anak: Usamah Saifurrahman (Alm), Khaulah Karimah, Muhammad Al-Fatih, Muhammad Ibrahim Khalil dan Ahmad Ismail Yasin. Riwayat Pendidikan:TK Dharma Bahagia Samarinda (1974), SDN 014 Samarinda (1981), SMPN 1 Samarinda (1984), SMAN 2 Samarinda (1987), FMIPA Unhas Ujung Pandang (1995) dan Magister Sains Ilmu Ekonomi Unhas(2004).Riwayat Pekerjaan:Pengajar Bimbel Al-Kalam Ujung Padang , Pengajar Bimbel Jakarta Intensive Learning Course (JILC) Ujung Padang, Pengajar Bimbel Eureka Ujung Pandang, Pengajar Bimbel Bina Muslim Cendekia (BMC) Ujung Pandang, Pengajar Pondok Pesantren Darul Aman Ujung Pandang, Pengajar SMU M I Samarinda, Asisten Kalkulus TPB Unhas Ujung Padang, Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cordova Samarinda., Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Ujung Padang, Dosen Fakultas Pertanian Universitas '45 Ujung Padang, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STIMIK) Widya Cipta Dharma Samarinda, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Samarinda, Dosen S-1 PIN (Pemerintahan Integratif) Samarinda, Dosen Politeknik Negeri Samarinda., Trainer Lembaga Manajemen Trusco Samarinda, Ketua Komisi 1 DPRD Kaltim Periode 2004/2007 dan Wakil Ketua DPRD Kaltim 2009-2014.Riwayat Organisasi ;Pengurus IRMA Masjid Al-Ma'ruf Samarinda, Pengurus Himpunan Mahasiswa Matematika FMIPA Unhas Makasar, Pengurus Senat Mahasiswa FMIPA Unhas, Pengurus Mahasiswa Pecinta Musholla (MPM) Unhas, Wakil Ketua Lembaga Studi dan Dakwah Islam Ar-Rahmah Makassar, Ketua Biro Pendidikan dan Dakwah Al-Ishlah Samarinda, Sekretaris Umum Partai Keadilan Kaltim , Wakil Ketua Panitia Pemilihan Daerah (PPD) Kaltim, Pengurus KKSS Kaltim, Sekretaris Umum Partai Keadilan Kaltim, Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera Kaltim dan Pembina Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) CORDOVA Samarinda.

SUARA 5 NEGARA 111 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Hanna Fransisca /Zhu Yong Xia (Kalbar-Indonesia)

SEMBAHYANG LELAKI Oleh: Hanna Fransisca

Kayu tungku membikin wajah sendiri tiada, meski memancar hangat padamu: biarkan aku menjadi abu.

“Nona Kue Keranjang, bikinlah manis rupamu di ranjang, biar legit, bikin lengket bibirku yang sabit. Akan kukunyah sepuas hasrat mata. Ludahi aku, sayang, semanis nikmat di lidah yang selalu rindu padamu.”

Ada jeruk Ada apel Ada rindu di lapis kue di atas altar

Anggaplah jeruk tengah memandang cemburu pada ranum apel yang kausuka. Adalah nasib

SUARA 5 NEGARA 112 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

berdiam di meja, penghias rumah, pemberi berkah. Meski jeruk lambang abadi tapi ia sendiri tak pernah diberkati, hingga kulit mengerut bikin iba nasib sendiri.

Katakan dengan kue lapis. Kaususun baris demi baris dengan warna suka-suka. Alangkah lembut daging dipanggang api, hingga lepuh aroma wangi. Alangkah indah warna kulit remaja. Bikin lengket seluruh hati, bikin mulus seputih susu ibumu, yang kelak kautumpah memenuhi wajahmu sendiri. Ai, seluruh luka dibalut mentega, dilelehkan panas tanpa tersisa. Itukah yang engkau sebut cinta?

Kayu tungku membikin wajah sendiri tiada, meski memancar hangat padamu: biarkan aku menjadi abu.

Jakarta, Maret 2011

SUARA 5 NEGARA 113 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Hanna Fransisca (Zhu Yong Xia), lahir 30 Mei 1979, di Singkawang, Kalimantan Barat. Jatuh cinta dengan bacaan sastra dan aktif menulis di dunia maya. Tulisan-tulisan motivasinya bisa dijumpai di andaluarbiasa.com. Menulis puisi dan prosa. Puisi dan cerpennya dimuat di Kompas,Koran Tempo, Suara Merdeka, Malang Pos, dan sejumlah majalah sosial. Kumpulan puisinya terbit pada April 2010 dengan judul Konde Penyair Han(Penerbit KATAKITA). Cerpen-cerpennya diterbitkan dalam antologi Kolecer & Hari Raya Hantu (Juni 2010). Selain aktif di organisasi sosial dan profesi Lions Club Jakarta Kalbar Prima, ia adalah seorang pengusaha yang mengelola bisnis di bidang otomotif. Hingga kini, ia menetap di Jakarta.

SUARA 5 NEGARA 114 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Hasyuda Abadi (Sabah-Malaysia)

S E N G K E T A oleh Hasyuda Abadi

Satu jalan telah berbagi. Sudah sampai masanya kau bersiap untuk memilih. Apakah kelak benar jua yang telah kau pegang? Pandang saujana yang Tuhan berikan, bumi tak pernah rela diperbuat sengketa. Sayang nafsu menguasai segala. Duniamu teroka api menjadi lautan yang menenggelam. Sambil akal telah dibaham gelojoh. Satu jalan telah berbagi dalam dendam-dendam yang tak sudah.

Pontianak, Kalbar.

Hasyuda Abadi atau nama sebenarnya Sukor bin Haji Usin, anak kedua Haji Usin Ripan dan Hajah Subiah Sidek, lahir di Kampung Lumadan, Beaufort, Sabah pada 1960. Ayahnya berasal daripada suku kaum Murut dari daerah Tenom, Sabah (Haji Usin dipelihara oleh datuk sebelah ibu keturunan Banjar dan nenek dari keturunan Dusun). Walaupun keturunan ayahnya Murut tetapi datuknya (bernama Liwas) telah menganut agama Islam lebih awal. Ibu

SUARA 5 NEGARA 115 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Hasyuda berketurunan suku Jawa, berasal dari daerah Beaufort. Sebab itu Hasyuda sering menggelar sukunya sebagai Murja (gabungan Murut dan Jawa). Saudara-saudara Hasyuda terdiri daripada seorang abang (meninggal sejurus lahir) dan lima orang adik terdiri daripada seorang lelaki dan empat orang perempuan (Hassimah, Hamidah, Rosly, Melati dan Melor). Oleh yang demikian Hasyuda mengambil tempat arwah kekandanya sebagai abang tua bagi adik-adiknya.Latar awal kehidupan seninya: Hasyuda tidak asing dengan dunia seni kerana masa kecil sering didedahkan dengan aktiviti berkaitan seni persembahan seperti bangsawan, sandiwara dan pertunjukan kugiran di tempat kelahirannya. Penggiat seni ketika itu terdiri daripada para guru yang berkhidmat di Sekolah Kebangsaan Lumadan dan pekerja-pekerja Estet Lumadan. Setiap bulan semasa 'hari gaji' estet ini mengadakan persembahan seni dan pelbagai aktiviti yang diminati masyarakat ladang. Estet Lumadan (kini Ladang Sawit Lumadan, getah diganti dengan penanaman sawit) memang amat terkenal dengan aktiviti seni dan kebudayaan di kalangan masyarakat estet-estet getah di Sabah. Ada sebuah panggung di ladang itu; di situlah Hasyuda pernah beraksi membaca sajak ketika dalam tahun tiga sekolah rendah (berusia sembilan tahun). Pernah bercita-cita menjadi guru sautu ketika dahulu tetapi tidak pernah bercita-cita menjadi penulis. Bakatnya tiba-tiba menyerlah ketika berhijrah ke Kota Kinabalu apabila mendapat tawaran kerja. Di Kota Kinabalu (1979), Hasyuda berkenalan dengan Hajah Zaiton Haji Ajamain, penulis dan pemimpin Kumpulan Anak Seni. Di sinilah semuanya bermula; daripada menjadi penari kepada penulis puisi yang komited.Hasyuda berkahwin dengan Puan Yau Tham Ying @ Yazidah Abdullah dan telah dikurniakan dua orang puteri bernama Syahzierah dan Syahfierah. Puan Yazidah bagaimanapun telah kembali ke rahmatullah pada 25 Februari 2010. Hasyuda mendirikan semula rumahtangganya dengan penyair Puan Sahara Jais.AKTIVITI:Cenderung kepada penulisan puisi di samping cerpen, esei kritikan dan drama. Hasyuda antara penerima Hadiah Sastera Malaysia bagi genre puisi pada tahun 1985, Hadiah Sastera Perdana 2004/2005 dan Hadiah Sastera Sabah pada tahun 1989, 1991, 1998, 2000, 2002, 2004, 2007 dan 2008 bagi genre puisi dan cerpen. Hasyuda merupakan pemenang Hadiah Utama Peraduan Menulis Puisi Berunsur Islam 2011 anjuran DBP Cawangan Sabah melalui kumpulan puisinya berjudul 'Perlimbahan Cinta'. Hasyuda pernah mengikuti Program Penulis Anak Angkat Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah pada tahun 1987 di bawah asuhan penyair Dato' Dr. Ahmad Kamal Abdullah (Kemala) dan Program Penulisan Majlis Bahasa dan Sastera Asia Tenggara (Mastera) di Pusat Pengembangan Bahasa, Jakarta pada tahun 1997 di bawah pimpinan Dr. Sapardi Joko Damono, Dr. Abdul Hadi W.M dan Taufiq Ismail. Hasyuda juga pernah mewakili Malaysia sebagai perserta Festival Penyair Korea Asean ke-2 yang berlangsung di Pekanbaru, Riau pada 2011.Di samping aktif sebagai penulis, Hasyuda juga pernah terlibat sebagai fasilitator Program Penghayatan Sastera dan Budaya (PPSB) Khidmat Negara di Sabah di bawah kelolaan DBP. Hasyuda memimpin Ikatan Penulis Sabah (IPS) di samping menjadi ahli Persatuan Penulis Nasional (PENA), mengetuai Kelab Maya Sastera Sabah (KEMSAS) dan merupakan Pengarah Urusan Institut Penilaian Sastera (INPES). Menjadi penceramah sastera KOMSAS dan penceramah program-program penulisan di sekolah.Hasyuda sedang berkhidmat dengan kerajaan Malaysia di Kota Kinabalu, Sabah. Penyair ini juga menggunakan nama-nama pena lain dalam tulisan-tulisannya seperti Mirza Fansuri, Adi H. Abadi, Ardi Bayu, Tampurung Bubus dan Iqbal Nazim. Hasyuda ialah penerima darjah kebesaran Negeri Sabah 'Bintang Kinabalu' (B.K.) pada tahun 2006 dan daripada kerajaan Persekutuan Malaysia 'Pingat Pangkuan Negara (P.P.N)' daripada DYMM SPB Yang Di- Pertuan Agong pada tahun 2008. Hasyuda juga merupakan penerima Anugerah Penyair Islam Sabah bagi tahun 2008 daripada Tuan Yang Terutama Yang diPertua Negeri Sabah.PRODUK SASTERA:Skrip drama pentas Hasyuda berjudul “Takungan Bayu” telah memenangi hadiah kedua dalam Peraduan Menulis Skrip Drama Pentas anjuran DBP Cawangan Sabah pada tahun 1995. Pencapaian Hasyuda dalam bidang penulisan yang lain ialah Hadiah Penyajak Terbaik Berita Sabah (1997), Hadiah Tinta Sastera (1999 dan 2004), Hadiah Karya Sulung

SUARA 5 NEGARA 116 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

(2002) dan Hadiah Utama Peraduan Menulis Puisi Islam (2011). Hasyuda telah menghasilkan lebih 1,000 buah puisi, 40 buah cerpen, 35 buah esei sastera dan 5 buah skrip drama pentas. Puisi-puisi Hasyuda dimuatkan dalam kumpulan puisinya: 'Balada Paduka Mat Salleh' (1989), 'Akar Cahaya' (1997), 'Datang Kembali' (1997), 'Menginai Badai' (2004), 'Sirna Sirna' (2006) dan 'Kembali di Lahad Rahsia' (2008). Cerpen-cerpen Hasyuda dihimpunkan dalam Kumpulan Cerpen 'Sepasang Sayap Jelita' (2004). Sebuah buku himpunan pantun karya Hasyuda juga diusahakannya dalam 'Usul Mengenal Asal' (2007). Puisi-puisi Hasyuda juga turut diterbitkan secara bersama dengan para penulis lain melalui 32 buah antologi puisi, antologi cerpen (2 buah), skrip drama pentas (1 buah) dan esei sastera (1 buah). Penghargaan1. Tokoh Penyair Islam Sabah 20082. Hadiah Sastera Perdana3. Hadiah Sastera Sabah 4. Penghargaan Tinta Seniman 5. Hadiah Tinta Sastera 6. Pingat Pangkuan Negara (PPN) SPB Yang DiPertuan Agung. Sejak 1979 mula menulis puisi. Lebih seribu puisi telah terhasil dengan 6 buah buku puisi. Berkahwin dengan Sahara Jais. Mempunyai 2 orang cahaya mata semasa bersama isteri pertama, Allahyarhamah Yazidah Abdullah. Di samping aktif sebagai penulis, Hasyuda juga pernah terlibat secara aktif sebagai fasilitator Program Penghayatan Sastera dan Budaya (PPSB) Khidmat Negara di Sabah di bawah kelolaan DBP. Hasyuda memimpin Ikatan Penulis Sabah (IPS) di samping menjadi ahli Persatuan Penulis Nasional (PENA), mengetuai Kelab Maya Sastera Sabah (KEMSAS) dan merupakan Pengarah Urusan Institut Penilaian Sastera (INPES). Menjadi penceramah sastera KOMSAS dan penceramah program-program penulisan di sekolah, IPT dan sektor awam. Pernah dilantik sebagai juri pertandingan nasyid peringkat Negeri Sabah dan juri penilaian Hadiah Sastera Sabah. Hasyuda bertugas di Pejabat Suruhanjaya Pilihan Raya Negeri Sabah selama 25 tahun (sejak 1985), terlibat sebagai penceramah Pendidikan Pengundi di peringkat sekolah, IPT, sektor awam dan juga komuniti politik di Sabah.

SUARA 5 NEGARA 117 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Hesti Daisy (Kaltim-Indonesia)

KUBERITAHU PADAMU Oleh Hesti Daisi

Tuhan, Aku mohon satu nafas Yang dalam dan panjang Supaya aku dapat bertahan dalam sebuah hirupan Malu aku cuma bisa melihat mereka dari balik dinding jahannam Di balik rantai-rantai yang menakuti malamku Sementara di luar tubuh-tubuh kecil berdiri berjam-jam di jalan Bertahan di bawah matahari yang garang Dalam selimut dingin malam

Paginya teman-temanku Mengacung-acungkan selembar berita pada wajah-wajah tertutupi kaca Tentang gagalnya sebuah politik Mengenai harga diri negara

Di luar sana diam-diam mata dunia tajam mengamati kita

SUARA 5 NEGARA 118 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sepak terjang kita yang rakus

Tuhan, dengarkah? Aku ingin bebas Bergabung di jalanan, menarikan tarian awan Lebih baik Daripada terus terkungkung di sini Terus menciumi bau tengik yang sama dengan yang di berita

Samarinda, 2012

Hesti Kustrini lahir pada 29 Agustus 1991. Seorang mahasiswa FKIP Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Mulawarman. Cerpennya dimuat di Kaltim Post, serta beberapa karya lainnya diterbitkan dalam bentuk antologi. Saat ini indekos di Jalan Wolter Monginsidi Gang. 7 Rt.22 No. 31 Kelurahan Dadi Mulya, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, 75123. Alamat rumah (orang tua) di Ds. Tejer Mulya (eks. Kayungo 1A) Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kaltim 76282. email: [email protected], serta akun FB-nya Hesti Daisy.

SUARA 5 NEGARA 119 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Heri Sucipto (Kaltim-Indonesia)

AKU DALAM HITAM PUTIH YANG FANA Oleh Heri Sucipto (den cipto)

Aku malu pada alam yang telanjang onar keserakahan oknum pemangku kepentingan Aku bangga pada kesejukkan hati binar kemuliaan kaum pinggiran anti suapan

Aku mati karena penindasan zaman yang timpang ulah kejam pemangku kebijakan Aku hidup Karena kesabaran rakyat terbelakang yang tak menunggu belas kasihan

Aku apatis akan gemerlap metropolitan serba instan Aku peka akan jeritan anak buangan di kolong jembatan

SUARA 5 NEGARA 120 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Aku benci fatamorgana birokrasi busuk sarat kemunafikan Aku rindu kejujuran insan budiman yang bicara blak-blakan

Aku mimpi menyaksikan kesewenangan penguasa mapan penuh nista kezaliman Aku bangun menatap indahnya dunia idaman kaya surga kedamaian

Aku murka atas manipulasi kepalsuan demi rebutan kedudukan Aku berdoa atas hakiki demokrasi dalam kebenaran dan keadilan

Aku sadar menyesal pada diriku sendiri hingga kini tak berarti pada kehidupan

Itulah deret realita peradaban di zaman edan

Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia (April 2012)

SUARA 5 NEGARA 121 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Heri Sucipto, S. Pd. Lahir di Samarinda,20 Mei 1985. Alumni Universitas Mulawarman tahun 2007 memiliki nama penaden Cipto merupakan seorang guru plat merah biasa yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 11 Palaran, Samarinda. Alamat rumah di Jalan Banggeris Gang 7 RT. 3 nomor 32 Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Provinsi Kalmantan Timur, Indonesia, dengan kode pos 75127 dan dapat dihubungi melalui telepon genggam pada nomor 081346536100 atu via surat elektronik dengan akun: [email protected]. Bisa pula melalui jejaring sosial facebook pada akun: Heri Sucipto. Selain memegang teguh prinsif Jujur dan sabar pangkal kesuksesan sebagai moto hidup, penulis juga hobi nonton pertandingan sepak bola, jurnalistik, dan bermain layang-layang. Dahulu pernah aktif sebagai pengurus di Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI) Kalimantan Timur. Syukur, beberapa karya saya telah dimuat dalam antologi pribadi ”Jeritan Kolong Mahakam” dan ada pula dalam antologi bersama, diantaranya: ”Kalimantan Timur dalam Sastra Indonesia” (Korrie Layun Rampan, E.d.), Antologi Cerpen ”Kutukan Negeri Rantau” bersama Komunitas Penggiat Seni 'Forum Sastra Bumi Pertiwi' tahun 2011, Antologi Puisi ”Jembatan Sajadah, Kabar dari Negeri Seberang” suatu karya refleksi perjalanan TKI bersama UmmaHaju Publisher tahun 2012, serta Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP) Nasional dan Undangan Lokakarya Apresiasi Sastra Daerah (Apresda) Dikdasmen Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2009, dll. Prestasi yang pernah diraih: Juara II Lomba Cipta Puisi HUT FKIP Unmul tahun 2003, Juara II Lomba Menulis Karangan Argumentasi-persuasi dalam tajuk ”Gemarame” Kantor Pusat Bahasa Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012, dll.

SUARA 5 NEGARA 122 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Herman Mutiara (Singapura)

SEKETIKA oleh Herman Mutiara

Ketika aku sedang bertafakur di puncak gunung itu, engkaukah yang menghujaniku dengan butir- butir musibah dari gemawan pilu? Maka menjelmalah aku seperti lapisan ozon yang tidak bisa memayungi bumi lantaran lubang-lubang yang tersayat di jemalaku.

Ketika aku sedang menyelam ke dasar lautan itu, engkaukah sekawanan ikan-ikan kecil yang menggigit-gigit tubuhku sehingga semua deriaku menjadi tumpul? Lantas aku menjadi sebongkah batu yang terbenam ke dasar jiwa yang paling dalam, lemas dalam kegelapan rindu yang paling agam.

Ketika aku sedang berjuang demi penerusan hayat di tengah-tengah medan pertempuran itu, engkaukah yang menghalakan muncung senapang itu tepat ke kepalaku? Lantas kautarik

SUARA 5 NEGARA 123 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

picunya, terdengarlah ledakan yang menggegarkan gegendang telingaku, lalu senapang itu memuntahkan kuntuman-kuntuman mawar merah jambu.

Ketika aku menutupkan pandanganku, engkaukah yang membentangkan peta seluruh alam maya di bawah lipatan kelopak mataku? Maka jadilah aku si buta yang paling berbahagia lantaran menerima anugerah yang tidak pernah diduga itu.

herman.mutiara 07/05/2012

Herman Mutiara dilahirkan di Singapura. Mendapat pendidikan menengah di Sekolah Victoria dan kemudian di Maktab Rendah Tampines. Matapelajaran yang paling diminatinya di sekolah ialah Bahasa Melayu; maka tidak hairanlah kalau dia mempelajarinya sebagai Bahasa Pertama (kini dipanggil 'Higher Malay'). Memperoleh diploma dalam jurusan "Film, Sound & Video" dari Politeknik Ngee Ann, dengan pengkhususan dalam cabang perfileman, disusuli dengan penerbitan TV sebagai pengkhususan kedua. Puisi-puisinya pernah disiarkan di akhbar Berita Minggu di Singapura, antologi 'Manik-Manik Hijau' (1995), antologi 'Suara-Suara Adam' (2010), antologi 'Akulah Musi' sempena Pertemuan Penyair Nusantara V (Palembang, 2011) dan antologi 'Sinar Siddiq' sempena Mahrajan Persuratan & Kesenian Islam Nusantara (Sabah, 2012). Sekarang bekerja sebagai ahli bomba (pemadam kebakaran) di Singapore Civil Defence Force. Selain menulis puisi, Herman Mutiara juga seorang pencipta lagu.

SUARA 5 NEGARA 124 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ibnu HS (Kalteng-Indonesia)

DONGENG LUKA Oleh Ibnu HS

kisah apakah yang kau wartakan semalam padaku hingga tak ada yang tertinggal dalam mimpiku selain sepotong gambar muram, nasib yang temaram

percik api di ujung jemari siapa yang menyulutnya ?

di tanah ini waktu telah lama berhenti tinggal monumen pongah yang berdiri gagah tentang kita yang begitu tabah menggali kubur sendiri

Sukamara, Agustus 2011

SUARA 5 NEGARA 125 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Ibnu HS, dilahirkan di Sukamara (Kalimantan Tengah) pada tanggal 10 Juli 1973. PNS di Sekretariat KPU Kabupaten Sukamara ini menulis puisi, cerpen dan essai. Beberapa diantaranya dimuat di media massa lokal dan nasional seperti Borneo News, Palangka Post, Republika, serta jurnal sastra terbitan Dewan Bahasa Dan Pustaka Malaysia Cawangan Sarawak. Puisinya yang telah terbit adalah Jati Diri dan Memoar Zaman Gelisah (Yayasan Insan Cita Kalbar, 1998-2001). Puisinya yang lain dimuat dalam sejumlah antologi puisi bersama seperti Jepin Kapuas Rindu Puisi (Dewan Kesenian Kalbar, 1999), Graffiti Gratitude (Yayasan Multimedia Sastra, 2001), Cyberpoetika (2003), Less Cyberletteress (2005), Gelombang Kesunyian (Balai Bahasa Medan, 2006).Buku cerpennya yang telah terbit adalah Wajah Dalam Cermin (Huma Pustaka, 2011). Cerpen lainnya dimuat dalam antologi cerpen bersama seperti Cermin dan Malam Ganjil (FBA, 2001), Luka Telah Menyapa Cinta (FBA, 2002), Anak Sepasang Bintang (FBA, 2003), Pada Tanah Dikandung Bersama (Litekha, 2005).Esai dan catatan lepasnya terhimpun bersama penulis lainnya dalam sebuah buku berjudul Meremas Sampah Menjadi Emas (Indiva, 2008)Bepergian adalah minatnya yang terbesar setelah membaca dan menulis. Beberapa agenda sastra yang pernah dihadirinya adalah Dialog Borneo VI (Sarawak, Malaysia – 2000), Pertemuan Sasterawan Nusantara XI (Brunei Darussalam – 2001), Kongres Cerpen V (Banjarmasin – 2007), dan Dialog Borneo XI (Samarinda – 2011).

SUARA 5 NEGARA 126 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Indah IP (Jawa Timur-Indonesia)

MEMOTRET LUSI :lumpur siduarjo Oleh Indah IP

keindahan apa gerangan yang bertahun-tahun dirayakan oleh mata-mata kamera yang setiap hari menyembul di punggung tanggul?

tak adakah hiburan yang lebih pantas selain dengan bangga berlomba-lomba mengabadikan wajah kematian dan tenggelamnya masa depan?

Indah IP. Mencintai buku dan dunia tulis-menulis sejak kecil. Karya puisi, cerita pendek, cerita anak, maupun tulisan non fiksinya telah tersebar dalam 30 antologi bersama diantaranya Antologi Puisi Kusebut Kau Perempuan Tanah (Indie Book Corner, 2012), Karena Aku Tak Lahir dari Batu (Sastra Welang Publisher), Musibah Gempa Padang (eSastera Enterprise, Malayisa, 2009) dan Antologi Puisi Empat Amanat Hujan (KPG & DKJ, 2010). Email: [email protected] dan blog: www.jejakindah.blogspot.com

SUARA 5 NEGARA 127 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Idrisboi Boiboi (Sarawak-Malaysia)

KOSONG Oleh Idrisboi Boiboi

renta alam sebuah kesepian yang keheningan ini pada detik ini menegak sebatang lilin tidak tidur, sendrian menitis bayang menitiskan nafas menitiskan derap-derap yang melahap lorong lenyap ke dalam kepekatan bayang-bayang kosong itulah segala-galanya

Idrisboi 11/5/12

IDRIS Boi. 146, Taman Sri Wangi, Lrg 5, Jln Menggris, Petra Jaya, 93050 Kuching, Sarawak. Motivator Bebas / Penceramah / Penulis / Bekas Editor, Cikgu, dan Ekskutif Pemasaran. Novel : Pernmata Desa, Wasiat Ayah, Sumpah Anak Bumi terbitan DBP, Malaysia. Cerpen dalam antologi Meminggir Angin, puisi Kota Gemilang-DBP dan Bujang Senang; Legenda Sebuah Cinta-Prima Buku, KL. Anugerah: Hadiah Pertama Jurnalis AZAM 1996, Shell Awards, DBKU, DBP dan lain-lain. Pendidikan: Diploma Pertanian ( UPM ), Serdang, Selangor D.E. Bachelor in Human Resource Management ( HRD ) Colombia Holistic Unversity ( CHU ), USA, Master in HRD, Berkeley International Unversity ( BIU ), USA dan PhD ( Doctor of Philosophy ) in Human Resource Management ( HRD ) Golden State Unversity ( GSU ), Wyoming, USA.

SUARA 5 NEGARA 128 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Isbedy Setiawan ZS (Lampung-Indonesia)

DI SAMPING IBU, AKU INGIN TIDUR oleh Isbedy Stiawan Z S

di sampingmu ibu, aku ingin tidur melepas satu petang ini ranjang tua dalam kelambu yang selalu bersih. dan nyanyian nyamuk

aku bisa lelap juga, meski cahaya matajari jatu di keningku. mungkin esok pun aku terbujur di samping kuburmu di antara makam bapak

:: di kebon jahe *) rumah lain persinggahan yang sudah lama dijaga bapak kita akan pindah...

060512

*) TPU Kebon Jahe, berada di (anjungkarang

SUARA 5 NEGARA 129 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Orang mengenal sebagai Isbedy Stiawan ZS. Lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan hingga kini masih menetap di kota yang sama. Merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Zakirin Senet (alm) bersuku Bengkulu dan Ratminah (Winduhaji, Sindanglaut, Cirebon). Menjadi pengarang adalah pilihan hidupnya. Selain menulis karya sastra (cerpen, puisi, esai sastra), kini aktif di Dewan Kesenian Lampung dan anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung. Sehari-hari, mulai Juli 2010, bekerja di Lampung TV (LTV)--grup MNC--sebagai produser New Cekal (berita-berita kriminal dan hukum). Pernah diundang ke berbagai pertemuan sastra dan budaya di Tanah Air dan luar negeri seperti Malaysia, Thailand, dan Brunai. Sempat membacakan puisi-puisinya di Utan Kayu Internationan Binnale (2005), Ubud Writers and Readers Festival (2007), dan lain- lain. Karya-karyanya dipublikasikan di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Suara Karya, Pikiran Rakyat, Republika, Horison, Kedaulatan Rakyat, Lampung Post, Radar Lampung, Riau Pos, Jurnas Nasional, Harian Global (Jurnal Medan), dll. Blog http://isbedystiawanzs.blogspot.com

SUARA 5 NEGARA 130 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Jasni Matlani (Sabah-Malaysia)

NANGKA DAN CEMPEDAK oleh : Jasni Matlani

Apakah politik? Soalan yang aneh. Setiap orang tahu tentang politik, kerana politik dibincangkan di merata tempat. Dari kedai kopi hingga ke dewan parlimen. Politik terlalu biasa untuk manusia yang luar biasa. Politik adalah negara, adalah rakyat, adalah kehidupan. Tetapi di perkebunan kami,politik adalah nangka dan cempadak. Saya ketawa. Bagaimana isu rakyat, negara dan kehidupan menjadi sekecil nangka dan cempedak di perkebunan kami? Tidak masuk akal sungguh. Sepanjang malam saya memecahkan otak memikirkannya, sehinggalah saya sampai pada kesimpulan, kedua-dua pokok itu rupa- rupanya datang

SUARA 5 NEGARA 131 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

dari sepsis pokok yang sama, buah dan rasa yang hampir sama, tetapi tetap dikenali sebagai pokok nangka dan cempedak. Lalu politik di perkebunan kami juga kononnya seperti itu.

Jasni Matlani KOTA KINABALU

Jasni Matlani, lahir di Kampung Kebatu, Beaufort pada 16 September 1962. Memulakan pendidikan di Sekolah Kebangsaan Kebatu, sebelujm ke Sekolah Menengah St Paul Beaufort dan Sekolah Menengah Toh Puan Hajah Rahman, Kota KInabalu pada 1981.Memulakan penulisannnya pada 1982 menerusi puisi berjudul 'Perpisahan', disiarkan oleh Sabah Times, esei kritikan sastera 'cerpen berjudul 'Sahabat' (Ruangan Dewan Bahasa Dan Pustaka di Surat Khabar, 1984), dan cerpen berjudul Sahabat; (Sabah Times, 25 Nov 1990).Sejak penyiaran karya berkenaan, Jasni terus mengorak langkah apa bila menghasillan kira-kira 700 puisi, kira-kira 200 esei kritikan sastera dan 300 cerpen yang kebanyakamn disiar akhbar tempatan sepeerti Sabah Times (kemudian New Sabah Times) Borneo Mail, Harian Ekspress,Borneo Post (Utusan Borneo), juga majalah Dewan Sastera dan Wadah. Jasni juga turut menghasilkan antologi puisi antaranya Kun, Laut Ujana Hati, Titian RTindu, Nyanyian Dari Desa, Luka Bosnia, Al-Khafi, Tamu Puisi Kuala Lumpur, Kiswah Rindu dan Rindu Illahi.Manakala antologi cerpen, antaranya Titian Pertama, Negeri Malam (2009) dan Ralon (2010) dan kini giat menyiapkan antologi cerpen terbaru dan novel.Kini beliau mengetuai Badan Bahasa dan Sastera Sabah (BAHASA) sebagai Yang di Pertuanya.

SUARA 5 NEGARA 132 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Jaya Ramba (Sarawak- Malaysia)

RENUNGAN TAUBAT oleh Jaya Ramba Wulan

Kurenung ke sana cahaya meramas jiwa kurenung dengan pasti suaranya menepuk sukma azan merangkak senja lalu kuterkedu;

Antara jasad dan roh pintu kematian mengenali erti isi yang benar keaslian mengenali erti kulit yang calar kekudisan

Antara hidup dan mati hanya takdir mengenali erti hidup yang bahagia cuma mengenali erti mati

SUARA 5 NEGARA 133 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

yang gelap gelita

Antara benar dan salah hanya keadilan mengenali erti baik yang indah beriman mengenali erti buruk yang kotor tidak berguna

Jaya Ramba dengan nama pena Jay R Miri. Lahir di daerah rimba Long Teru Tinjar Baram. Mendapat pendidikan awal di SK Long Teru. Melanjutkan pelajaran ke tingkatan 1-5 di SMK Marudi dan kemudian ke tingkatan 6 di SMK Lutong. Memperolehi Sarjana Muda Pentadbiran di sebuah Universiti tempatan. Pernah berugas di Carigali dan kini berkhidmatan di Lembaga Air Kawasan Utara Sarawak di jabatan Kewangan. Beliau kini menjawat jawatan sebagai Setiausaha 1 Persatuan Penulis Utara Sarawak (PUTERA). Antologi puisi bersama pernah terbit ialah Wajah Kita Bandar kita(2003), Kota Gemilang Wajah Kita(2004), Pelagus(2004), Getus Fikir(2004), Penangkap Rama rama dan Kelawar(2005). Di mana antologi cerpennya ialah Karyawan Sasterawan(2005), Seikhlas Bicara, Pelagus, Kepanasan Seketul Salji Hitam (2006) dan Memori Sebuah Rindu(2007). Lebih 10 buah novel telah dihasilkan dan diantaranya ialah Senja Cinta Warisan, Dendam Asmara, Sempadan Dendam dan Bara Yang Menyala. Pernah memenangi hadiah pertama cerpen Jubli Perak Negeri Sarawak berjudul "Pahat Masih Berbunyi". Juga memenangi hadiah ketiga pertandingan Novel DBP-SHELL. Juga menang hadiah penghargaan Penulis Sarawak pada tahun 2004, 2005 dan 2006. Menang tempat ke-2 peraduan menulis cerpen pelbagai kaum Malaysia dengan judul "Mendulang" Menang hadiah utama menulis cerita legenda Miri 2006. Menang menulis rencana sempena Miri ke arah Bandaraya Miri 2005. Menang 2 buah cerpen peraduan Penulisan Kreatif peringkat Negeri Sarawak 2005. Pernah menyertai bengkel penulisan novel (MASTERA-Majlis Sastera Asia Tenggara) di Bogor, Jakarta Indonesia pd tahun 2006. Juga menyertai bengkel Penataran Penulis Borneo- Kalimantan di Kalimantan Barat pada tahun 2004. Kerap kali dijemput menyertal banyak b e n g k e l d i d a l a m n e g a r a . Karya-karya pernah terbit di Dewan sastera, Utusan Sarawak, Utusan Borneo, Utusan Malaysia, Berita Harian, Dewan Budaya, Tunas, Cipta, Jendela Sarawak dan Harian Equator-Kalimantan Indonesia. Cerpen Ngayap telah diterjemahkan dalam bahasa Inggeris oleh kerajaan Malaysia.

SUARA 5 NEGARA 134 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Kahar Al Bahri (Kaltim-Indonesia)

CATATAN SATU JAM TIGA PULUH MENIT puisi Kahar Al Bahri

Hei…… Mari lupakan masa depan Kita sudah terpesona merusak masa depan itu mengobrak abrik alam liar sepanjang waktu membuat planet ini jadi panas sampai kita tidak tau kita berada dimana sekarang tanah tak bisa digarap dan semua hilang tak berbekas seperti petani yang menangis di atas tanahnya sendiri

lupakan masa depan itu kita sudah terpesona oleh sudut pandang yang aneh oleh sebuah paham yang cuma tau tebang babat gali jual dan ludes seketika

SUARA 5 NEGARA 135 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

lalu kemana kita harus berpindah dan membiarkan populasi kita mati seperti kecoa yang diinjak pada pagi hari

lupakan masa depan karena kita tidak mampu memanipulasi suhu bumi kita tidak bisa memanipulasi curah hujan kita tidak bisa mengatur panas matahari kita tidak bisa mengatur retak retak bumi dan kita tidak mampu meratakan dan merapatkan semua hal-hal yang sudah retak oleh kuasa-kuasa modal

Hei….. mari kita lupakan masa depan karena kita tidak bisa merapatkan cairan- cairan es kita tidak bisa mengatur tuhan dan kita tidak mampu menekan naiknya permukaan air kita ini bukan siapa-siapa kita hanya manusia kita yang Cuma sok tahu hari ini

kita cuma tau memanaskan bumi dan membakar batubara tanpa batas

SUARA 5 NEGARA 136 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kita cuma tau bahwa kemarau melumpuhkan produksi petani kita cuma tau bahwa banjir itu menyebabkan lapar kita cuma tau bahwa atmosfir yang mengatur hidup kita sudah kacau balau kita cuma tau, kita cuma tau, kita cuma tau dan kita tidak bertindak

kita Cuma bisa membawa rasa hidup kita dan sadar bahwa kita tidak mampu merekayasa planet ini lalu terlanjur menyerahkan kepada politik memilih mereka yang tidak bermoral dan membiarkan orang-orang tersebut tidak melakukan apa-apa

lalu untuk apa Perjanjian Kyoto lalu untuk apa seminar-seminar gleser lalu untuk apa Pertemuan G-20 lalu untuk apa asia-eropa meeting lalu untuk apa carbon meeting lalu untuk apa teknologi-teknologi canggih- canggih itu

SUARA 5 NEGARA 137 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

lalu untuk apa semua itu

Hei….. kita harus sadar kalau kita memang tidak pernah becus mengurus ini kita harus menemukan jalan, kitaharus menemukan jalan dan mulai berteriak bahwa ini sudah cukup, cukup dan cukup kitaharus menemukan jalan hentikan gali-gali itu hentikan tebang-tebang itu hentikan babat-babat itu hentikan keruk-keruk itu hentikan tebang-tebang itu hentikan babat-babat itu hentikan keruk-keruk itu hentikan, hentikan

lau jadikan ini sebagai kabar baik bahwa bumi semakin panas membuat kita sakit dan terus menerus terjangkit malaria bumi semakin tidak produktif kita akan Cuma menderita lapar dan ini

SUARA 5 NEGARA 138 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

memiskinkan kita segera

bahwa kita harus mempererat diri karena kita pembuat kabar itu baik atau buruknya mari bekerjasama kita tidak boleh pasrah kitaharus tetap berusaha harus berteriak hentikan Rio tinto hentikan Freeport hentikan Newmon hentikan Kaltim Prima Coal hentikan Exxon hentikan Cevron hentikan Arutmint hentikan Kideco hentikan Kitadin hentikan Nusa Halmahera hentikan Broken Hill Poperty hentikan British Petroleum hentikan……. hentikan robot-robot investasi yang bernama modal hentikan …..

SUARA 5 NEGARA 139 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

mari kita tata ulang planet ini tanpa banjir tanpa longsor tanpa krisis pangan tanpa menghilangkan rawa-rawa tanpa menghilangkan sungai tanpa menggusur gunung tanpa merusak hutan tanpa penindasa hak asasi manusia

hentikan, hentikan, hentikan

Hei….. Mari jabat erat tanganku Kita satu jalan di planet ini

Keraitan Desember 2011

Kahar Al Bahri, dilahirkan di Wamena 16 Oktober 1976. Selain berkegiatan sebagai aktifis sebagai dinamisator wilayah jaringan advocasi tambang. Lulusan S1 FKIP UNMUL berisrikan Nyoman indrayani dan telah dikarunia 2 anak, yang bernama Timur Angin (5,5 tahun), dan Sarasvati (2,5 tahun. Puisi Kahar di antaranya dimuat di Kalimantan Timur dalam Puisi Indonesia (ed. Koorie Layun rampan, 2011) dan cerpennya juga masuk dalam Kalimantan Timur dalam Cerpen Indonesia (ed. Korrie Layun Rampan, 2011). Kahar kini tinggal di Jl KS. Tubun Dalam RT 13 No. 35 Samarinda.

SUARA 5 NEGARA 140 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Kamal Ishak (Kedah- Malaysia)

BUIH API Oleh Kamal Ishak

Kamar diketuk bertalu Bila ku buka Berdiri sepasang mata berkaca Bibir meminta

Pandangan melekat Malam yang lelah Pintanya berbakat Untuk jatuh cinta sementara

Aku disini bukan mencari libur Aku pemuisi Kerja ku menulis cerita Menitip dengan rasa Oh...matanya terus berkaca Wajah tiba-tiba tergantung dileher hiba

Apakah dia bukan ilhamku? Datang membawa cerita Untuk ku tulis semata-mata Bukankah aku disini untuk mencari idea

SUARA 5 NEGARA 141 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

????

Dia tidak mahu kisahnya ku tulis Dia mahu tubuhnya dilukis Untuk sebuah pembayaran Yang bernama upah Aku jadi gelisah Pen, kertas dan laptop ku marah

Kamar terus dimasuki melabuhkan diri diranjang menanti Ceritakan lah.... Kau siapa? Jin atau manusia muncul tiba-tiba Aku kau goda

Akhirnya dia berjanji Untuk bercerita diri Lalu ku tulis kedalam puisi Ceritanya sedih sekali Aku mula simpati

Pakaiannya ditanggalkan Jatuh berselerakan Cerita belum pun seru Dia mengubah hala mengajak aku bercanda Ini sebahagian dari cerita.... Katanya

SUARA 5 NEGARA 142 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Aku mengikut rasa

Seperti ombak dan badai menghempas pantai menjadi buih api mengisi sepi Ku pintal dia menjadi seutas tali Kami berdua mati Ceritanya ku tulis kedalam puisi...

AN CASA HOTEL, KL

Kamal Ishak. Sebenarnya lebih banyak bergelut di seputar filem, seperti pengarahan filem, drama dan penulisan skrip dibanding penulisan puisi atau cerpen. masih aktif menulis drama tv (sinetron), filem, sutradara, juga penceramah perfileman. meminati puisi sudah lagi tapi bermula menitip ditahun 2012 di usia 59 tahun. Pertemuan penulis-penulis nusantara di Membakut, Sabah awal April 2012 membuka semangat beliau untuk menulis puisi. Rakan sebilik wakil Indonesia, Acep Syahril banyak membuka ruang dan minda beliau. Beberapa puisi awal menjadikan Acep Syharil sebagai guru yang menunjuk ajar kesilapan-kesalahan yang harus di perbaiki. Puisi pertama di siar di akhbar berjudul AROMA CINTA (koran Utusan Borneo, Sabah). Selepas itu, seperti tiada menoleh kebelakang lagi, sehingga ini puisi-puisi dititip sebanyak 200 buah. Puisi beliau lebih mirip kepada visual keranabeliau datang dari orang filem. Namun tetap puisi-puisi itu diberi tema yang segar kontemporari, bahasa mudah, renungan visual dan yang paling penting inti makna kehidupan, peristiwa dan wawasan. Pelbagai tema di tulis seperti kerohanian, alam, ketuhanan, nasihat, cinta, kecewa, dan sex juga dengan intrepetasi berbeza untuk mengangkat makna. Sebenarnya lebih banyak bergelut di seputar filem, seperti pengarahan filem, drama dan penulisan skrip dibanding penulisan puisi atau cerpen. Kursus yang pernah diikuti di antaranya : Kearah Penerbitan TV (Iptar)/Pengarahan bersama Ariffin C. Neor (Finas), pengarahan bersama Teguh Karya (Finas), filem& TV Development Philiphines (Cocci), Script Develompent Singapore (Cocci), Writing Fir Teleplay with David Istance (Iptar/BBC), Action & Cut Seminar Cyberjaya. Bimbing kursus/bengkel dan seminar di antaranya : Seminar Potrensi Perfileman Rakan Muda (Finas & Pej Belia Sukan P. Pinang), 'Pengarahan V' AFM (Finas) 1999, Asas Penulisan Skrip (Finas) 2000, Teknik Penulisan Skrip (MAYC), Ceramah Pembinaan skrip Drama Tv (2PNP), Kuliah Penulisan skrip Pahang Finas) 2002/Teknik Penulisan Skrip (Finas/AFM) 2002, Penulisan Lakon layar Pahang, Selangor dan Kedah (ASK )2003, Kuliah Penulisan skrip Pulau Pinang (Finas)2003, Kuliah Penulisan Skrip (Kris Motion), Kursus Skrip Finas 2004, Scriptwring & Directing (Tmnet)2004, Bengkel Thingking In Picture (Tmnet) 2005, Asas Penulisan Skrip (Finas) 62-30Mei 2008, Penulisan Skrip

SUARA 5 NEGARA 143 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Persatuan Penulis Melaka PENAMA (Finas) 22-27Dec2008, Asas Penulisan Skrip Kota Kinabalu (Finas)2009, Penulisan Skrip Doko-Drama (Politeknik Seberang Prai)2009, Bengkel Penulisan Skrip (UMS)19-21March2010. Bengkel skrip anjuran empayar Bayu 2011 Bengkel Skrip anj. Persatuan Belia Kreatif Sabah, Pitas 2011 Bengkel skrip/acting for camera anj. On Line Production Keningau 2011 Bengkel acting for camera Keningau, 2011 Tuisyen Skrip, Kl 2012 Bengkel Adaptasi Novel ke Skrip, DBP, Kl, 26 ke 28hb feb. 2012. Seminar Kerjaya Perfileman Belakang Tabir smk hulu klang 22hb march 2012. Terlibat dalam sejumlah filem dokumentari di antaranya Ipoh Bandar Kita (skrip), LLN AV Presentation (Skrip), Menegak Syiar Islam Di Bumi Darul Iman (Skrip & arahan)/Kinabalu Park - TDC ((Arahan), AV Presentarion Pembanggunan Negeri Selangor (Skrip), Promosi Mendaftar Undi (Konsep & pengarah), Taman Bimbingan Kanak-Kanak TBK(skrip bersama & pengarah), Video Klip AADK (Konsep/Storyboard & pengarah), Keris National Geographic (Pengarah).Perkahwinan Melayu Johor anj. Yayasan Johor. Skrip yang sudah dihasilkan di antaranya; Lumpur Di Kuala (Feugo), Cuti (Camelite), Tengkujuh (ZSA), Seri (Maha Gemilang), Dia (Teletrade), Emosi (SJ), Setitis Rindu Buat Wardah (Idris Jani), Anna (Shahzawan), Budak Kampong (Nazir), Landasan (BNE), Jangan Hentikan Hujan Itu (BNE), Landasan II (MultiUtama), Tunggu Sekejap (Nizarman), Tantangan (Nizarman), Siksa (Nizarman), Korban (Berjaya)/Terasing (Berjaya), Buian (Nur Tv), Ombak Itu (Nur Tv), Pak Gad (Kris Motion), Nur-Ar-Rahman (Rtm). Untuk sebagai di antaranya dalam: Pelari, Penghujung Rindu,Sudut Memori, Penghujung Bayang Ungu, Epal Merah, Jejaka/Cuti, Setitis Rindu Buat Wardah, Tengkujuh, Alang Kelana, Rahsia Ku, Aku, Isteri Dan Teman, TuguCinta, Budak Kampong, Landasan, Landasan II, Tuhan Sayang Pada Mu, Malam Hikmah, Bingung, Korban, Cincang Air, Atikah-Bila Rindu Menjadi Jemu, Terasing, Penghujung Jalan, Demi Anak, Terbang Burung, Sayangku Salmah, Bintang Cilik, Selamat Hari Raya Mansur, Cinta Di Boganvilla, Citra Generasi, Siksa, Tongkat Tok Ali, Malam Haram, Kelab Wayang Gambar, Air Mata Suriati, Permata, Mahar Cinta Mama, Ombak Itu, Misi, Aboi.Untuk filem ada beberpa judul di antaranya; Cinta Kita (Berjaya Filem), Penyair Malam (Grand Brilliance), Ombak itu, Jangan Hentikan Hujan itu dan Landasan.

SUARA 5 NEGARA 144 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Kathrina Tati Sitaim (Sabah- Malaysia)

Atukoi! Oleh Kathrina Tati Sitaim

Atukoi! Jangan gambarkan kebodohan kamu Sedangkan kamu orang terpelajar Jangan pamerkan kelemahan kamu Sedangkan kamu harapan negara Pemimpin negara melaungkan 1 Malaysia Perpaduan dan keamanan Tetapi kamu mencipta bahang menyala Menghancur impian perpaduan!

Kalau mahu menjadi terkenal Mahu wajah terpampang disana sini ikutlah politik Perjuangkan kemiskinan dan kekurangan Bukan fitmah dan dendam Ini lagi berbaloi Poket bakal berisi Masa depan ada harapan Dari merosak silarulrahim!

Atukoi!!

SUARA 5 NEGARA 145 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Jangan terus mau memasang perangkap Menjala marah untuk menang Disini orangnya aman Tidak mudah goyah walau digoncang Tapi jangan cuba kesabaran kami!

Kathrina Tati Sitaim nama pena. Nama sebenar Kathrina Susanna Tati. Dilahirkan di Kota Kinibalu, Sabah, 30 Agustus 1958. Selain menulis puisi, cerpen dan novel beliau juga berbinis di bidang perniagaan. Beliau juga mempunyai pengalaman dalam bidang Industri Hospitality selama 25 tahun. Wanita yang menempuh pendidikan terakhir diploma in Hospitality and Tourism, Diploma in Bussiness Administration, Masters in Bussiness Management juga bergabung dalam Ikatan Penulis Sabah, Persatuan Penulis KadazanDusun, BAHASA dan PENA. Sejumlah penghargaan pernah diberikan kepada beliau, di antaranya ; hadiah sastera Sabah 1996/1997, melalui cerpen Menanti Mau Mengamit Pulang. Penghargaan lain, di antaranya melalui Peraduan Menulis Cerpen Anjuran SEDCO 2009 (cerpen berjudul Sogit), Peraduan Menulis cerita rakyat anjuran DBPS – 2009 : (Orang Tua dan Pokok Nibung), Peraduan Menulis Cerpen anjuran SEDCO 2010 (Cerpen : Bukan Sekadar Impian), Peraduan menulis cerpen kemerdekaan BAHASA 2009 Cerpen : Keranamu Malaysia). Kesemua cerpen memenangi hadiah sagu hati. Saat ini sedang berupaya menyelesaikan novel dewasa dan Kumpulan Cerita Rakyat Sabah untuk kanak-kanak.

SUARA 5 NEGARA 146 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Khairul Arifin Angwa (Jawa Timur-Indonesia)

REFLEKSI TANGISANNYA :indonesia Oleh Khairul Arifin Angwa

Mencerdaskan kehidupan bangasa. Kau memakannya sendiri seperti ulat ulat Yang memakan sampah di belakang rumah. Kau sendiri menginjak injak buku panduan Saat kakimu berlari mencari sehelai kabahagiaan di sebrang sana. Tiba tiba kau bilang padaku “kau harus banyak belajar” Kau sendiri selalu membuatku menangnis Mencambukku hingga tak memberikan ruang untuk berfikir Tentang ucapanmu tempo hari. Dan kau selalu menyuruhku untuk berjuang hudup. Bagaimana aku bias belajar, sementara urat uratku Telah ronta Karna harus mengorek sampah dan bernyanyi di jalanan

SUARA 5 NEGARA 147 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Hanya untuk mengobati dahagaku. Aku hannya meminta sepotong roti Untuk menberi makan cacing cacing dalam perutku. Namun kau mengunyahnya sendiri sambil minum susu Tak melihat jeritan yang ku tampung Kau hanya tersenyum padaku.

Sumenep, oktober-november 2011

Khairul Arifin Angwa, bernama asli Hairul Arifin dan kadang menggunakan nama HAYAT GINDAGA dalam tulisannya, lahir di Kampung Telenteyan-Longos, Gapura, Sumenep, 06 Desember 1992. Belajar menulis puisi dan cerpen. Dan aktif dalam komunitas sunyi dan sekarang masih aktif di FLP cabang sumenep. Kini, sedang mengabdikan dirinya di lembaga PP. Khairul Muttaqin, Banaresep Timur, Kec. Lenteng sumenep(madura).Beralamat: Jl. Pondok Pesantren Khairul Muttaqin, Banaresep Timur, Kecamatan Lenteng Sumenep ( 69461).

SUARA 5 NEGARA 148 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Kamaria Bte Buang (Singapura)

BICARA HATI Oleh Kamaria Bte Buang

Sesaat kita minta diperlakukan demi keadilan demi keikhlasan sejernih air dititiskan seterang cahaya menusuk kehidupan

Kita terkadang melelongnya dengan mata mencuriga siapa teman,siapa saudara 'kan menjadi kecil hilang syurga

Ah!... bisakah kita peduli menjaga setiap hati dengan menarikan kehidupan sendiri

Ada akal jiwa cekal

Ada langkah pasti bersejarah

SUARA 5 NEGARA 149 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Ada resah takut musnah

Ada keinginan minta dikabulkan.

Kamaria Buang. 06hb.May.2012. 08.00mlm.

Kamaria Bte Buang, lahir tanggal 5 Februari dan menetap di Singapura.

SUARA 5 NEGARA 150 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Kony Fahran (Kaltim-Indonesia)

DUNIAWI DAN BAYI Oleh Kony Fahran

(Waktu meluruhkan daun-daun, urat-uratnya lemah mengucap selamat tinggal bau-bau fana)

“kiamat!” Waktu melanda rahim, lalu jeritnya kepada janin Kepada sayap-sayap patah pipit paruh-paruh luka burung layang membuhul masa Sembilan purnama lewati musim setelahnya

Bayi itu kembang baru tumbuh lahirnya diiring lengking tangis mencium buruk duniawi yang dikenal penuh keculasan, tangis itu pun berkepanjangan korupsi para berdasi di negeri ini ditumbuhkan jadi budaya terun temurun.

Kony Fahran. Tahun 1984 memulia karir sebagai wartawan di Harian Dinamika Berita Banjarmasin Kalimantan Selatan. Tahun 1990 bergabung di Koran Harian Kaltim Post (group Jawa Pos) hingga mengundurkan diri tahun 2004. Sempat dikontrak Koran harian Samarinda Pos atas kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara selama 2 tahun. Selanjutnya dikontrak Koran harian Metro Balikpapan selama 1 tahun juga atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kon y lalu menjadi pemimpin redaksi Majalah Garda, majalah milik DPRD Kutai Kartanegara. Sejak September 2009 lalu bergabung di sebuah majalah lokal, B Magazine, majalah berita minggu, yang di dalamnya memuat halaman sastra seperti cerpen dan puisi berikut ulasannya.

SUARA 5 NEGARA 151 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Korrie Layun Rampan

DAYAK, DAYAK, DI MANAKAH KAMU? Oleh : Korrie Layun Rampan

Dayak, Dayak, di manakah kamu Suaramu sunyi waktu Di manakah kamu, saudaraku Masihkah di ranah nenek-moyang, dahulu?

Ini aku selalu di Indonesia Raya Kau dengar suaraku ada di mana-mana Kau lihat tarianku meliuk di manca negara Tarian negeri kita, tarian terkasih Nusantara

Lagumu, merdu seantero buana Senyummu mengurai rindu dari dasar kalbu Kata-katamu kearifan nenek-moyang kita Cinta yang bersuara dari dasar sukma

--Dayak, Dayak, di manakah kamu? + Ini aku di belantara Nusantara --Dayak, Dayak, di manakah kamu? + Ini aku ada di mana-mana tapi tak ke mana- mana!

SUARA 5 NEGARA 152 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

+--Kami ada di mana-mana tapi tak ke mana-mana!

OBITUARI BURHANUDDIN SOEBELY, 28 MEI 2012

Sungguhkah kita bertemu Di ruang waktu? Di mana? Cakrawala memandikan cinta Pelukan angin samudra Riuh zaman menari Bersama mimpi Lalu di mana waktu Junjungan menunggu?

Samarinda, 1 Juni 2012

Korrie Layun Rampan (lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 17 Agustus1953; umur 59 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ayahnya bernama Paulus Rampan dan ibunya bernama Martha Renihay-Edau Rampan, beretnis Dayak Benuaq. Semasa muda, Korrie lama tinggal di Yogyakarta. Di kota itu pula ia berkuliah. Sambil kuliah, ia aktif dalam kegiatan sastra. Ia bergabung dengan Persada Studi Klub -- sebuah klub sastra-- yang diasuh penyair Umbu Landu Paranggi. Di dalam grup ini telah lahir sejumlah sastrawan ternama, seperti Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi A.G., Achmad Munif, Arwan Tuti Artha, Suyono Achmad Suhadi, R.S.Pengalaman bekerja Korrie dimulai ketika pada 1978 ia bekerja di Jakarta sebagai wartawan dan editor buku untuk sejumlah penerbit. Kemudian, ia menjadi penyiar di RRI dan TVRI Studio Pusat, Jakarta, mengajar, dan menjabat Direktur Keuangan merangkap Redaktur Pelaksana Majalah Sarinah, Jakarta. Sejak Maret2001 menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Koran Sendawar Pos yang terbit di Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Di samping itu, ia juga mengajar di Universitas Sendawar, Melak, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Dalam Pemilu 2004 ia sempat duduk sebagai anggota Panwaslu Kabupaten Kutai Barat, tetapi kemudian mengundurkan diri karena mengikuti pencalegan. Oleh konstituen, ia dipercayakan mewakili rakyat di DPRDKabupaten Kutai Barat periode 2004-2009. Di legislatif itu Korrie menjabat sebagai Ketua Komisi I. Meskipun telah menjadi angota DPRD, Korrie tetap aktif menulis karena tugasnya sebagai jurnalis dan

SUARA 5 NEGARA 153 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

duta budaya.Berbagai karya telah ditulisnya, seperti novel, cerpen, puisi, cerita anak, dan esai.Ia juga menerjemahkan sekitar seratus judul buku cerita anak dan puluhan judul cerita pendek dari para cerpenis dunia, seperti Leo Tolstoy, Knut Hamsun, Anton Chekov, O'Henry, dan Luigi Pirandello. Novelnya, anatara lain, Upacara dan Api Awan Asap meraih hadiah Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta, 1976 dan 1998.Beberapa cerpen, esai, resensi buku, cerita film, dan karya jurnalistiknya mendapat hadiah dari berbagai sayembara. Beberapa cerita anak yang ditulisnya ada yang mendapat hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Cuaca di Atas Gunung dan Lembah (1985) dan Manusia Langit (1997)]. Selain itu, sejumlah bukunya dijadikan bacaan utama dan referensi di tingkat SD, SLTP, SMU, dan perguruan tinggi, diantaranya Aliran-Jenis Cerita Pendek.

SUARA 5 NEGARA 154 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Kiki Rukiana (Jawa Tengah-Indonesia)

Indonesia, 10 Mei 2012 Dibacakan pada Rakernas MADN 10 Mei 2012

OCEHAN WAYANG Oleh Kiki Rukiana

Gerimis air kian mengguyur mata Terlilit oleh kekuasaan yang membara di belantara

Rintih, Rintih jiwa ini terus bertahan Menahan sakit yang berkepanjangan Tak tau akan arah kehidupan Akankah sampai pada masa depan? Atau tetap tenggelam dalam masa silam?

Dalang, Tak henti kau menerkam kebahagiaan Merenggut senyum setiap penderitaan para wayang

Kami, Kini hanya wayang permainan dalang Tangan-tanganmulah yang tega menggerakan sisi kehidupan

SUARA 5 NEGARA 155 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Yang mengantarkan ke dalam kesedihan Dan menggentarkan ditiap penyesalan

Kiki Rukiana, lahir di Pekalongan, 2 februari 1992. Tertarik akan dunia kesusastraan sejak duduk di bangku SMP. Namun akhir-akhir ini baru mencoba menginjak dunia kepenulisan. Dan mempunyai hasrat untuk menjadi seorang penulis yang handal.

SUARA 5 NEGARA 156 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ladin Nuawi (Kuala Lumpur-Malaysia)

SEBELUM MAGHRIB oleh Ladin Nuawi

sebelum maghrib di tahun empat tahun se X

Atuk, apa bezanya kawan dengan lawan? tanya cucu

o, bezanya dalam kawan ada K dalam lawan ada L

dalamnya sama-sama ada awan dalam awan ada guruh hujan belum tentu

Apa itu K & L?

K itu kerbau L itu lembu

SUARA 5 NEGARA 157 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

sama-sama kena cucuk hidung

sama-sama ada kandang sama-sama ada lalat

sama-sama makan rumput dan berak atasnya

tergamal ya, Tuk

dah adatnya Cu tau, taik kerbau keras lembu lembut tapi, ah, sama-sama berbau

tak mual ke?

alah bisa kerana biasa

kasihan ya, Tuk. macam tu, cepat mati

oi, ada mati sebelum mati tiba musim penyakit kuku & mulut mereka ditembak

oleh siapa?

senapanglah

bapak pun ada senapang!

SUARA 5 NEGARA 158 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

lesen K atau L?

Mak! Bapak lesen K atau L?

Anak Alam, Mac 1987

Laden Nuawi. Aktivitas seni. Dulu sekolah di SMK Pasir Puteh,Kelantan (1973)Alamat1, Jalan 5/8 Pandan Indah Kuala Lumpur, Malaysia

SUARA 5 NEGARA 159 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Lailatul Kiptiyah (Jawa Timur – Indonesia)

DUKA BANGSA Oleh Lailatul Kiptiyah

Beribu tunas menjelma di setiap ruas tanah bangsa riuh anak-anak mengaji meruap di gubuk-gubuk miskin sepanjang tepi kali

Beribu ton sampah beribu drum limbah menderaskan arus nestapa memegungkan sumur luka menenggelamkan rumah demi rumah

Di dusun-dusun mimpi tangisku adalah tangis sepi setelah rubuh pilar-pilar penupang bagi beranda-beranda belajar

Beribu kuntum kusuma mekar di pepucuk pohon bangsa mengantar anak-anak perempuan pergi

SUARA 5 NEGARA 160 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

ke benua-benua terasing menguyupkan rindu ibu kala fajar menyingsing

Oh, kini beribu doa luruh dari mata meratap jauh ke langit duka bangsa

April 2012

Lailatul Kiptiyah, lahir dan besar di Blitar, Jawa Timur 20 Juli 1975. Menikmati dan mencintai karya sastra yang hingga kini masih belajar menulis puisi. Saat ini bekerja di Jakarta.

SUARA 5 NEGARA 161 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Lauh Sutan Kusnandar (Nusa Tenggara Barat-Indonesia)

KETIKA MENZIARAHI KOTA Oleh Lauh Sutan Kusnandar

Saat kita tak mampu lagi mengecup bibir sunyi, jalanan makin menggerakkan keangkuhan. Tangan dan kaki kita telah hilang daya. Di akhir setiap perjalanan, kita hanya bisa menampung kabar dari jauh. Betapa manusia kita tinggal padang-padang terbuka Ketika orang-orang menyatukan gelisah di atas kecemasan bersama, kita temukan doa-doa mengapung di dalam akuarium Nyanyian-nyanyian sederhana berlepasan dari badan, dikoyak geraham waktu. Arah di dalam diri jadi sungsang dihujani serbuk rindu Sepertinya kita telah kehilangan tarian masa lalu. Terlebih kini, usia kita makin letih diguyur reruntuhan tahun-tahun. Dan seperti ada yang hilang tak tertahan dari genggaman, genggaman kita yang makin mengkhawatirkan di atas bentangan peradaban

14-15 April 2012

Lauh Sutan Kusnandar lahir di Lombok Barat, NTB, 09 Januari 1988. Juara II Lomba Cipta Puisi Forum Tinta Dakwah FLP Riau 2010, Juara II Lomba Cipta Puisi Kado Untuk Indonesia 2011, Juara I Lomba Cipta Puisi HIFEST FIB UI 2010, Pemenang 5 Lomba Menulis Puisi Hari Bumi 2011, juara 5 Lomba Menulis Puisi Lingkar Puisi dan Prosa-Lembaga Bhinneka (2011),

SUARA 5 NEGARA 162 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

masuk 65 puisi terbaik bertema pahlawan se-Indonesia (2011), masuk 53 puisi terbaik bertema Ramadhan se-Indonesia (2011), masuk 50 puisi terbaik tentang September se- Indonesia (2011), salah satu tamu undangan Antologi Pelacur yang diselenggarakan oleh Komunitas Sanggar Gladakan Tuban (2012), dan sebuah puisinya yang berjudul Gedoran lolos seleksi oleh Hasfa Publishing untuk penerbitan 50 puisi dalam Antologi Puisi Kasih- Tanah, Air, Udara. Puisi-puisinya terbit dalam bentuk antologi bersama, antara lain: TigaBiruSegi (Desember 2010), Munajat Sesayat Doa (Januari 2011), Sketsa Angin di Atas Pasir (Maret 2011), Rumah Air (Juli 2011), Kepadamu, Pahlawanku (2011), Atas Nama Bulan yang Dicemburui Engkau (2011), Bingkai Kata Sajak September (Februari 2012), Dari Takhalli Sampai Temaram: antologi puisi 22 penyair NTB (2012), dan 10 judul lagi yang segera terbit.Email: [email protected]

SUARA 5 NEGARA 163 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Lan Fang (Kalimantan Selatan-Indonesia)

Berikut ini puisi Lan Fang yang terdapat di pembukaa novel Kembang Gunung Purei ;

Saat-saat kutulis bagian tengah buku ini di Ujung kakinya… Saat-saat tidak bias menyelesaikan bagian akhir Buku ini… Karena… Ia memberiku… Tidur panjang yang cantik… Mati indah, Tapi meninggalkan ngilu dalam dan panjang… Sehingga… Buku ini… Tidak pernah selesai…..

(***** sby, 5 Agustus 2003 *****)

Go Lan Fang atau yang lebih dikenal dengan nama Lan Fang dilahirkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada tanggal 5 Maret 1970. Alumni Fakultas Hukum Universitas Surabaya ini lebih memilih mencari nafkah dari menulis dibanding memanfaatkan gelar sarjana hukumnya. Terlahir sebagai perempuan keturunan Tionghoa, tak menghentikan Lan Fang untuk membagikan ilmunya ke setiap orang tanpa memandang perbedaan. Ia bahkan tak sungkan masuk ke pesantren untuk memberikan pelatihan menulis. Ia juga secara rutin aktif membimbing para pelajar di berbagai sekolah di Surabaya dalam sejumlah penulisan kreatif. Lan Fang mulai menulis cerita sejak 1986. Karya-karyanya menjuarai lomba di tabloid Nyata dan novelette Femina 1998, 1999, 2003 dan 2005. Beberapa karyanya yang lain adalah: Reinkarnasi (2003), Pai Yin (2004), Kembang Gunung Purei (2005), Laki-Laki Yang Salah (2006), Yang Liu (2006), Perempuan Kembang Jepun (2006), Kota Tanpa Kelamin (2007) dan Lelakon (2007). Novelnya Lelakon menjadi nomine Khatulistiwa Award 2008. Cerpen-cerpennya masuk ke dalam 20 Cerpen Terbaik Indonesia versi Anugerah

SUARA 5 NEGARA 164 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sastra Pena Kencana 2008 dan 2009. Selain itu, cerita bersambung buah tangan Lan Fang berjudul Ciuman Di Bawah Hujan pun dimuat di harian Kompas tahun 2009 dan kemudian diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sebagai novel dengan judul yang sama pada Maret 2010. Lan Fang juga menerbitkan buku cerita anak: Kisah-Kisah Si Kembar Tiga (2009).Lan Fang lahir dari pasangan Johnny Gautama dan Yang Mei Ing anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya bernama Janet Gautama. Walaupun terlahir dalam keluarga keturunan Cina yang cukup konservatif dan lebih berkonsentrasi kepada dunia bisnis, Lan Fang sudah suka menulis dan membaca sejak usia sekolah dasar. Buku-buku Enid Blynton, Laura Ingals Wilder, atau sekadar majalah anak-anak, seperti Bobo dan Donal Bebek, telah mengantar imajinasinya ke dunia lain. Di sekolah pun, pelajaran kesukaannya adalah pelajaran Bahasa Indonesia, terutama mengarang. Sebetulnya keinginan Lan Fang untuk menulis cerpen sudah mulai ada sejak SMP ketika bacaannya mulai beralih kepada majalah- majalah remaja seperti Anita Cemerlang dan Gadis. Tetapi karena dianggap “ganjil” dan “tidak tertangkap mata” oleh keluarganya, tidak ada motivasi kuat untuk mempertajam talentanya. Keinginan menulis itu pun terlupakan begitu saja. Ketika ia berusia 13 tahun, ibunya meninggal dunia karena kanker otak yang ganas. Sejak itu ia selalu merasa dirinya tidak lengkap, namun cinta pertamanya pada seorang pemuda di usia 15 tahun, memberinya inspirasi yang tak pernah kering. Walaupun bukan penulis, tetapi pemuda itu telah memberikan ruang gerak yang luas dan waktu yang tidak terbatas pada Lan Fang sehingga memacunya untuk berkarya. Ketika semua isi kepala dan hatinya itu dituangkan ke dalam tulisan dengan sangat lancar, Lan Fang merasa takjub ketika menyadari tulisan itu sudah berbentuk cerita. Sekadar iseng, ia kemudian mengirim cerita pendek pertamanya yang berjudul Catatan Yang Tertinggal itu ke majalah Anita Cemerlang pada tahun 1986. Ternyata cerpen tersebut langsung dimuat sebagai cerita utama di halaman depan. Setelah itu Lan Fang jadi ketagihan menulis. Ketika menulis, ia menemukan dimensi baru tanpa ruang dan waktu, tempat ia bias merasa bebas melompat-lompat dari dunia satu ke dunia lain. Ia merasa bebas mengungkapkan apa yang ia pikirkan, rasakan, bayangkan, pertanyakan, tanpa adanya benturan dengan batasan-batasan. Pada periode 1986-1988, ia cukup banyak menulis cerpen remaja yang bertebaran di majalah-majalah remaja seperti Gadis, terutama Anita Cemerlang. Kebanyakan cerpen yang ia tulis bernapaskan cinta dengan banyak pengaruh tulisan Kahlil Gibran. Sejak tahun 1997, ibu dari kembar tiga ini berulang kali memenangkan berbagai lomba penulisan. Di tahun tersebut, cerbernya Reinkarnasi menjadi Juara Penghargaan Lomba Mengarang Cerber Femina dan cerpennya Bicara Tentang Cinta, Sri… menjadi Juara II Lomba Cerpen Tabloid Nyata. Di tahun 1998, karyanya yang berjudul Pai Yin menjadi Pemenang Penghargaan Lomba Mengarang Cerber Femina. Di tahun yang sama cerpennya Bayang-Bayang pun menjadi Pemenang II Lomba Mengarang Cerpen Femina. Selain itu, cerpen Ambilkan Bulan, Bu… menjadi karya layak muat untuk Femina. Ia sempat vakum selama lima tahun dari dunia tulis-menulis, karena sibuk berkonsentrasi dalam merintis karier di sebuah bank nasional swasta di Surabaya sampai tahun 2000. Saat ini, ia bergabung di sebuah perusahaan asuransi jiwa asing di kantor cabangnya di Surabaya. Akhirnya pada tahun 2003 ini, Lan Fang berhasil menyelesaikan tulisannya yang mengendap selama jangka waktu itu. Karyanya yang berjudul Kembang Gunung Purei tersebut pun menjadi Pemenang Penghargaan Lomba Novel Femina 2003. Dalam kesehariannya, ibu dari Vajra Yeshie Kusala, Vajra Virya Kusala, dan Vajra Vidya Kusala ini sangat mensyukuri keberadaan 3 Vajra = 3 Kekuatan yang di- milikinya sebagai sumber semangat dan motivator kuat untuk selalu bisa bertahan di saat- saat sulit.Lan Fang tutup usia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura pada tanggal 25 Desember 2011 dalam usia 41 tahun akibat mengidap penyakit kanker hati dengan meninggalkan tiga orang putra kembar yang masih berusia 13 tahun. Dua putra bernama Vajra Viria Husala dan Vajra Vidya Husala serta seorang putri bernama VajraYeshi Husala.Sonata Musim Kelima (2012) & Kumpulan Puisi Ghirah Gatha (2012) adalah dua

SUARA 5 NEGARA 165 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

buku yang diterbitkan setelah sang penulis meninggal dunia dan menjadi karya yang akan kita kenang dari seorang perempuan hebat dalam jagat sastra Indonesia.

SUARA 5 NEGARA 166 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Lya Zam (Sabah-Malaysia)

ZAMAN HARUS BERUBAH - BUDAYA TUNDUK DAN YES SIR HARUS DISINGKIRKAN! oleh Lya Zam

Reality zaman ini, kedudukan, nama, gelaran semacam membudaya dalam nanar haloba kehidupan tega jadi kerbau mau jadi sapi biar hidungnya bertakta cincin ditarik ke sana sini

Menghalalkan yang di luar kebiasaan milik orang juga miliknya tanah orang juga tanahnya mudah2an isteri orang bukan isterinya lagenda dalam mitos budaya akur membenahi watak yang tidak asli lagi

tanjak dan keris hilang seninya wiranya dulu sirna dengan kilauan mahkota permata

SUARA 5 NEGARA 167 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

janjinya menjadi metafora pelayaran seorang pengecut banci alias bencong!

LYA ZAM 1:05 am - 20 Ogos 2010, Kota Kinabalu.

Lya Zam. Berkelulusan Ijazah Sarjana Muda Pengurusan.Mulai mencintai pencitraan karya sastera tahun 1979.Sempat ikut mengantologikan karya puisi lebih 10 antologi dan selebihnya antologi cerpen. Antara karyanya termuat dalam antologi Bagai Camar di Lautan, Pulut Kuning Daging Rendang dan Fenomena.

SUARA 5 NEGARA 168 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mahmud Jauhari Ali (Kalsel- Indonesia)

Huma Betang dan Oh Kotaku oleh Mahmud Jauhari Ali

Di pinggiran Kapuas, Pada ratusan petang Sebuah rumah berdiri, memanjang, tua Tiang-tiang ulinnya, 3-5 meter Menopang bulu tingang, nama suci, kayu salib, batang-batang dupa Yang terpampang di bilik-bilik tipisnya, damai

Sementara di luas kotaku, yang padat, beraroma tembakau Ribuan tangan yang berpeluh memukul-mukul Jutaan kata membelah-belah, Menderaskan darah, menjadi ceceran di jalan- jalan, amis Juga berlimpah roh, yang menumpuk-numpuk belulang Di beranda, tiang, lantai, juga kebunnya yang hijau Terus menumpuk-numpukkan, seperti semut- semut di bawah tanah, miris

SUARA 5 NEGARA 169 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Hari ini, kakiku seakan menginjak lantai ulin hitam, kuat seperti besi Atapnya rumbia memayungi corak-corak di senja warna tembaga Sedangkan hidungku membau aroma tembakau di jalanan padat, lagi Berdebu

Tanah Borneo, September 2011

Catatan : Huma betang : rumah panjang yang didiami banyak kepala keluarga (rumah suku) Kapuas: nama sebuah sungai di Kalimantan Tengah Tingang : enggang (dalam bahasa Indonesia) Ulin : kayu keras (kayu besi) yang tahan lama

Mahmud Jauhari Ali (MJA) lahir di Banjarmasin pada tanggal 15 Januari 1982. Tulisan- tulisannya dimuat di surat kabar harian, majalah, tabloid dan jurnal ilmiah. Ia juga mengelola blog pribadinya di www.mahmud-bahasasastra.co.cc. Blog itu pulalah yang mengantarkannya sebagai juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan yang diselenggarakan oleh Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa Jakarta dan balai Bahasa Bandung tahun 2009. Buku-buku karangan tunggalnya yang telah terbit adalah Lingkar Kata, Kupu-kupu Kuning, demi Pernikahan Adik, Menanti Tamu Lebaran, Bulan di Padang Lalang, Imanku Tertelungkup di kakinya, Lelaki Lebah, Selia, Sepasang Matahari, Cinta di Tepi Geumho, Kudekap Kakinya di bawah Langit Seoul dan Galaupolitan. Dua naskah novelnya masih dalam proses terbit. Dia juga mengeditori kumpulan cerpen Senja di Teluk Wondama yang memuat 11 cerpen pilihan bertema bahasa dari seluruh Indonesia.Salah satu hasil kerjanya, sejak 2006, bersama para peneliti lainnya beserta pakar leksikostatistik dan dialektometri telah dijadikan sebuah peta bahasa resmi di Indonesia pada tahun 2008.Karyanya juga dimuat dalam beberapa antologi bersama, di antaranya Di Merah Fajar Esok Pagi (antologi bersama Abdul Karim Amar, dkk), Risalah Penyair Gila (antologi esai bersama Ahmadun Yosi Herfanda, dkk), Doa Pelangi di Tahun Emas (antologi puisi bersama Arsyad Indradi, dkk), Menyampir Bumi Leluhur (antologi puisi bersama Hamami Adaby, dkk), Menjaring Cakrawala (antologi puisi bersama Isbedy Stiawan ZS, dkk), Kalimantan dalam Puisi Indonesia (antologi puisi Dialog Sastra Se- Borneo-Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam bersama Korrie Layun Rampan, dkk), Akulah Musi (antologi puisi Pertemuan Penyair Nusantara V-Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura

SUARA 5 NEGARA 170 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

dan Thailand), Seloka Bisu Batu Benawa (antologi puisi bersama para penyair dari Kalimantan Selatan), Senja di Batas Kata : Beranda Rumah Cinta (antologi puisi bersama para penyair nusantara raya) dan Tuah Tara No Ate (antologi sastra Temu Sastrawan Indonesia IV, Ternate 2011). Makalah berjudul Bahasa Indonesia, Film Nasional dan Generasi Bangsa dimuat di majalah Nawala, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta tahun 2008. Pada tanggal 16-18 Mei 2008 menjadi pemakalah dalam Seminar Bahasa Nasional di Universitas Sanata Serawak untuk menjadi pembentang/pemakalah dalam Konferensi Antaruniversiti Se Borneo IV tahun 2008 (makalah yang diterima adalah Pelayanan Mamanda Terhadap Eksistensi Bahasa Banjar). Dalam kongres Bahasa tahun 2008, makalahnya berjudul Mantra banjar : Bukti Banjar Mahir Bersastra Sejak Dahulu diterima sebagai makalah kontribusi. Makalah itu juga diterima dalam Persidangan Seni Kebangsaan 2009 di Universiti Malaysia, Sabah dan dimuat dalam Jurnal Meta Sastra, Bandung.

SUARA 5 NEGARA 171 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mahabbah El-ahmady (Kaltim-Indonesia)

TERUNTUK KAU, SUAMIKU oleh Mahabbah El-ahmady

Kepadamu yang telah menjadi pendampingku, terima kasih kerana telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kamu pilih. Padahal kamu begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna. Karenanya ku ingin kamu tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah.... Kepadamu yang telah memilihku .... Aku tak sebijak Siti khadijah, karenanya ku ingin kamu tahu, aku akan berbuat salah dan begitu membuatmu kesal. Maka kumohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, kerana bagiku kamulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu, dan membentak apa yang kamu katakan...semuanya aku berusaha tuk mentaatimu sepanjang hari, bulan, hingga tahun, sampai bertahun-tahun aku bersamamu. Duhai kau yang telah memilihku ....

SUARA 5 NEGARA 172 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Ingatlah, tak selamanya aku akan cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan bodoh. Mungkin kerana aku begitu sibuk di dapur, menyiapkan makan untuk kamu dan anak anak kita nanti. Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap. Atau karena seharian ku harus meguruskan istana kecil kita, agar kamu dan anak kita dapat tinggal dengan nyaman dan damai. Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja.. Ataukah kamu akan menemukanku terkantuk-kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan kerana aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetikpun tertidur karena harus menjaga anak kecil kita yang sedang sakit, dan ku tau kamu letih mencari rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu.... Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyum padaku, kerana kau adalah kekuatanku.. Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku.... Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis , bukan karena ku membangkang, atau manja padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga perlu tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan

SUARA 5 NEGARA 173 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, maka bersabarlah, yang ku perlukan hanya pelukan, belaianmu dan cinta kasihmu yang suci.... Kerana bagiku kau adalah titisan embun yang mampu memadamkan segala resahku, dan penatku.... Ketika anak-anak crewet... Ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul penuh kasih sayang si kecil kerana lelah dan penatku di tambah rengekannya yang tak habis-habisnya. Sungguh bukan kerana ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya. Maka jangan memarahiku kerana telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, kerana dengan itu ku tau kamu selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kamu akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada anak kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi.. Padamu yang menjadi imam dalam hidupku .. dalam pelukan cinta kasihmu aku selalu mengharap diriku sebagai makmum yang menurut apa maumu, engkau sebagai imamku yang tak pernah lengah dalam kewajibanmu pada ku....mungkin terkadang engkau berat tuk

SUARA 5 NEGARA 174 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

memimpin aku..ya memang diriku adalah sosok wanita yang belum sefaham seperti engkau. Ketahuilah, aku tak secerdas Aisyah.. Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku.. Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih.. Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan- amalan sunnah.. Bimbing tanganku ke JannahNya, agar kamu dan aku tetap bersatu di dalamnya. Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku.. Seiring berjalannya waktu, kamu akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih. Kulitku yang bersih akan mulai kereput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar.. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu.. Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu.. Maka jangan pernah berpaling dariku.. Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian bertambah, yaitu rasa cintaku padamu.. Ketahuilah.. Tiap harinya, tiap jam, minit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh

SUARA 5 NEGARA 175 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

cinta padamu..Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku.. Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna.. Maafkan aku kerana aku bukan puteri.. Aku hanya wanita biasa.. Sekarang tibanya kita membanggakan mujahidah- mujahidah kita yang semuanya mentaati Allah dan kita, kita tak bisa membanyangkan betapa bahagianya mempunyai mujahidah yang penghafal aquran...di sana masih banyak mujahidahku yang ingin berhasil dalam didikan kita. Semoga Allah mengabulkan semua cita-cita mujahidah-mujahidah kita. Wahai suamiku yang tercinta... Di akhir perjalanan hidup kita marilah kita isi dengan sejuta kebaikan yang tak pernah kita merasakan. saling mengingatkan dan menasehati, tak ada lengkang waktu yang terlewatkan.

Mahabbah El-ahmady atau Titiek Suswati alumnus STAIN Samarinda Kalimantan Timur. Suka menulis puisi, setelah tugas utamanya melayani suami dan anak-anaknya dalam urusan rumah tangga. Istri Ahmad Abdullah, yang juga anggota parlemen di DPRD Kalimantan Timur.

SUARA 5 NEGARA 176 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) M Abd Rahim (Jawa Timur-Indonesia)

MISKIN Oleh M Abd Rahim

Hatiku sangat miskin Tapi tak semiskin dirimu Menangis tertawa dibawah bangunan jembatan dibawah lorong-lorong bangunan yang luntur

Kau sungguh miskin Tapi tak semiskin Negara Tak semiskin Bangsa Akan acuh terhadap kesejahteraan

Kapankah keadilan ditegakkan? Kapankah Kejujuran dimulyakan? Kesengsaraan, Ketertindasan Masih menyatu dalam raga

Ibu pertiwi jangan kau menangis Kekayaan dalam kandunganmu Dikuasai bangsa dan negara lain Ku menginginkanmu

SUARA 5 NEGARA 177 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

M. Abd. Rahim.Temapat tanggal lahir Tuban, 29 Desember 1986. Alamat asal Jl. Pawirosadir 26 Tuban Dsn Leran, Kec. Senori, Kab. Tuban Kode Pos: 62365. Sekarang bermukim di Jl. Gayungan PTT V No 36 Surabaya. Email [email protected] / [email protected]. Webwww.4bdulrahim.co.cc. Saat kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Semester VII.Pendidikan ; 1. MINU Leran-Senori-Tuban Tamat Tahun 2000. 2. MTs “SUNNATUNNUR” Jatisari Senori Tuban Tamat Tahun 2003. 3. MA “SUNNATUNNUR” Jatisari Senori Tuban Tamat Tahun 2006 ; Pengalaman Organisasi : Pengurus OSIS MTs “Sunnatunnur” Jatisari Senori Tuban,Pengurus OSIS MAIS “Sunnatunnur” Jatisari Senori Tuban, Sekretaris Buletin “BRISMA'S” MAIS “Sunnatunnur” Jatisari Senori Tuban,Anggota Teater Hastasa Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya Thn. 2008, Pengurus Teater Hastasa Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya Thn. 2009, Kader PMII Rayon Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya Thn. 2008,Layouter / Desainer Buletin “ MANHAJ ” HMJ KI Fak Tarbiyah IAIN SA 2010,Layouter / Desainer Buletin IQMA “Al-QOLAM “ 2010, Pengurus Majalah Kampus “Arrisalah” Fak.Syari'ah IAIN SA Surabaya Thn 2009/2010,Anggota IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya Thn 2009,Sekretaris Dies Maulidiyah IKATAN QORI' QORI'AH MAHASISWA (IQMA) 2010 dan Ketua Umum IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011.

SUARA 5 NEGARA 178 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mad Sakiran Bin Haji Sulaiman (Sabah-Malaysia)

ANAK-ANAK BERGELANDANGAN Oleh Mad Sakiran Bin Haji Sulaiman

Di lorong ini Diserambi siramik Anak-anak remaja berbaringan Malahan ada yang tertidur senyenyaknya Sebahagian penghuni kontena Yang menyelongkar kotak buruk Pada mencari sesuap makanan Keadaan kusut masai Selekeh dan kotor jadinya Perut kempis kekosongan Siang malam meredha belukar batu-batu Yang dipenuhi segala keperluan Yang kemajuan semakin menyerlah Kalau iman setakat kain sutera Kalau hati cepat terpengaruh Pastinya ada serangan emosi Ada serangan fizikal Kerana kemajuan sudah terpamer Harta benda dan kemewahan Kini menapak maju

SUARA 5 NEGARA 179 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Kota bukan untuk kaki botol Juga bukan untuk yang membeli angka Atau peminat air lender kekuningan Dan pemain daun-daun Atau yang menadah tangan Juga bukan untuk mahluk menukar jantina Hanya untuk warga yang mahu berfikir Minda dan fizikal mereka boleh mentafsir Bagi kemajuan negara Seiring dengan negara di dunia.

( Semporna 29072012 ).

Mad Sakiran Bin haji Sulaiman, lahir di Kampung Pababag, pada 22 April 1956, Semporna, Sabah..Penulis Sastera Kreatif bidang Cerpen, Esie Sastera Budaya, dan Wartawan Sambilan. Wartawan ADUN Sulabayan.Terdapat 20 tajukPuisi diantologikan bersama penulis lain. Buku pertama Cerita Rakyat“ KISAH SIPUT KAMASTULI DENGAN BURUNG UMBUK-UMBUK” DBP/KL. 10 ceritarakyat diantologikan bersama penulis lain. Pernah menerima Hadiah Sastera Sabah 2 kaliTahun 2000 dan 2008. Hadiah Tinta Sastera 3 Cerpen 2002. Hadiah Sagu Hati SEDCO-BAHASA, 2 cerpen. Tulisannya terbit di akhbar tempatan Sabah, di Berita Minggu Malaysia, Majalah Dewan Budaya, Majalah Dewan Sastera, Majalah Dewan Pelita, Majalah Dewan Masyarakat dan tabloid Seni Silat Warisan Bangsa, Bertugas ' Pemaju Mukim DUN Sulabayan, Pengerusi Badan Bahasa Daerah Semporna

SUARA 5 NEGARA 180 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Maharatu Rafidah Mohamad (Labuan-Malaysia)

SEMOGA SEMUA KAN MENJADI MIMPI INDAH Oleh Maharatu Rafidah Mohamad

Tenang beralun pahala berganda umpama rasa gembira bercanda namun gelora kadangkala melanda kering daun gugurnya menyenda unggas pula terbang bertenda.

Alam pilu menyuarakan sayu lalu menangis menahankan bayu indah tiada menjadikan layu.

Racun dunia terhambur bimbang elok rupa tersambur datang dalam rasa kata berkembang hati berlagu cita berbentang angan mimpi abar menjelang untuk bersatu debar mengadang dalam diam harap diterbang dalam bising harap dijulang impian cita sungguhlah gilang

SUARA 5 NEGARA 181 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

nama terbaik hendaklah dikenang.

Taman asmara berdada alti ufuk cinta nan diujudkan akan dinaka menghulur jati nabung hanyut doa disembahkan kalau hidup biarlah bererti udam mati syurga diasabahkan.

Manis sayang seluruhpun berkasih udi buang bangkitkan tuah hati malang cepua sayang roboh sudah terangpun berisih ihsanat juga hulurkan suah zulmat lenyap semua bayang.

Kembalilah langkah dititik mula agar jiwa didamba malam rangkullah tingkah didetik rela agar hati dijerba kalam.

Bersatu rasa pada kata ampunkan madah semoga semua kan menjadi mimpi indah.

Maharatu Rafidah Mohamad atau nama sebenar adalah RAFIDAH BINTI MOHAMAD dilahirkan di Bandar Sandakan, Sabah, Malaysia pada 07 Ogos 1984. Beliau mendapat pendidikan pertama di SK Bandar Sandakan pada tahun 1990. Pada penghujung tahun 1992 berhijrah ke Wilayah Persekutuan Labuan kerana mengikut ayahnya yang bersara dalam perkhidmatan Polis Diraja Malaysia. Lantas, menyambung pendidikan di SK Pekan Dua, Wilayah Persekutuan Labuan dari tahun 1993 sehingga 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan di peringkat menengah di SMK Lajau, Wilayah Persekutuan dari tahun 1997 sehingga 2003. Meneruskan lagi peringkat pengajian beliau di salah sebuah universiti tempatan dalam pengajian ijazah Ekonomi Kewangan Antarabangsa pada tahun 2004 sehingga 2007. Dalam tahun-tahun ini, tidak begitu aktif di dalam bidang sastera kerana

SUARA 5 NEGARA 182 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

beliau lebih menumpukan di dalam pendidikan, namun tetap juga aktif di dalam bidang sastera dengan mengikuti segala pertandingan baik peringkat sekolah, negeri ataupun kebangsaan. Pada tahun 2005, akhirnya membulatkan tekad untuk meneruskan kerjaya di dalam bidang sastera apabila bertemu dengan sebuah persatuan yang memberi kebajikan kepada para penulis tempatan iaitu Persatuan Penulis Wilayah Persekutuan Labuan ataupun lebih dikenali sebagai PERWILA. PERWILA pada ketika itu sedang mengorak langkah baharu dengan mengadakan Sayembara Penulisan Cerpen Labuan, maka cuba mengikuti pertandingan tersebut dan dinobatkan sebagai Johan bagi cerpen bertajuk RAHSIA CINTA yang telah diantologikan oleh Dewan Bahasa Pustaka pada tahun 2008 di dalam Buku Antologi Cerpen & Puisi, LAMBAIAN TELUK. Setelah itu, bermula langkah menerokai dunia sastera bersama PERWILA. Ketika di dalam PERWILA, karya-karya yang telah diterbitkan seperti Antologi Puisi SEPULAU SEKASIH KITA diterbitkan pada tahun 2009 oleh PERWILA, kemudian Antologi Cerpen Labuan PELURU CINTA VICTORIA pada tahun 2010 yang mana salah sebuah cerpen yang terdapat di dalam buku antologi tersebut telah mendapat naib johan dalam Sayembara Penulisan Cerpen Labuan 2009. Pada tahun 2011, telah menerbitkan sebuah Antologi Cerpen Komedi yang diterbitkan oleh PERWILA yang bertajuk ….AARRGHH, KANTOINYA AKU!! yang mengandungi 10 buah cerpen bergenre komedi. Karya-karya juga banyak diterbitkan di dalam media cetak ataupun media elektronik, dua buah novel telah diterbitkan oleh sebuah laman penerbitan alam maya iaitu EYEROOM EDITOR & PUBLISHER pada penghujung 2011 dan 2012 iaitu sebuah novel cinta mistik bertajuk RATU DEWANA dan sebuah novel umum yang bertajuk PAHLAWAN ISTANA PERTAMA : PERJALANAN WARRA, SANG KURA-KURA. Dan kini, maharatu bergiat aktif di dalam berpersatuan budaya dan sastera.

SUARA 5 NEGARA 183 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Man L (Labuan-Malaysia)

MANA DIA Oleh Man L

Lama sudah berfikir namun masih tiada jawapan kesilapan wujud diri sendiri yang mungkin tidak terjawab.

Hayat ini mencari kebenaran hitam putih melingkari setiap sudut tiada terkecuali sakit perit sama diratapi.

Nafas yang dihela panjang kiri dan kanan jadi pilihan hilang kawalan jadi taruhan bukan bangga dapat sahutan inilah makna kehidupan.

Mana dia, punca kebenaran sensitif muncul tiada sempadan kerana sedar hanya sementara jadi persoalan dalam jiwa.

SUARA 5 NEGARA 184 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Simpan semua kepedihan agar destinasi diteruskan jangan sampai lupa diri itulah semangat yang masih tersemat dihati.

Mana dia, teriakkan pernah dulu memecah kesunyian bagai deruan ombak menghempas pantai akhirnya tiada kesudahan.

Mana dia, wajah riang makin suram dibalik awan hitam mana dia, suara semangat makin perlahan tidak terjawab mana dia, hilangnya.

Man Latau nama sebenar ROSMAN BIN MOHAMAD dilahirkan pada 28 September 1979 di Bandar Sandakan, Sabah. Menerima pendidikan awal sehingga Darjah Enam di SK Bandar Sandakan dan melanjutkan pelajaran di peringkat menengah di SMK Sandakan dan SMK Labuan. Beliau mula menceburkan diri di peringkat sekolah menengah apabila mengambil kursus kesusasteraan. Minat beliau terarah kepada genre kesusasteraan moden iaitu sajak.

SUARA 5 NEGARA 185 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mawar Marzuki (Pulau Pinang-Malaysia)

DIARI NOVEMBER oleh Mawar Marzuki

~22 tahun yang penuh kebahagiaan. Happy Anniversary sayang~

Aku menanti inai November.

Di dinding waktu.Ku hitung helai-helai bulan Hari apa tahun apa, berapa kelopak bunga cinta lagi yang akan hidup dan gugur. Berapa keping ingin lagi yang akan disingkap Kala bulan dan bintang belayar mencumbui Kekasih pasti. Berapa aksara lagi yang tercatat di diari November. Berapa warna? Berapa rupa?

Kini ketika ku cuba meniduri duapuluhdua tahun isteri, diariku mengejek: “graviti waktu telah menarik kaki manismu yang sudah mula pecah tumitnya oleh waktu”

ku tintakan dengan dakwat sehitam malam. “tumit akan pecah oleh waktu, namun di tapak kaki

SUARA 5 NEGARA 186 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

masa itulah tumbuh urat-urat akar yang menjalarkan darah pada gumpal merah bernama hati.”

Diari tetap terbuka, kala kamar diketuk lagi dan sepasang kaki suami mendekati ranjang Novemberku .

Mawar Marzuki. Dosen di IPG Kampus Pulau Pinang. Dulu sekolah di Universitas Sains Malaysia.

SUARA 5 NEGARA 187 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Marsli NO (Malaysia)

MAHARAJA LAWAK (1) oleh Marsli NO

OTAKNYA yang kosong melemparkan kata-kata yang dijalin menjadi cerita. Logikanya adalah tepok tangan pendengar atau penonton yang selalu dicandui oleh ketawa. Dengan bohongnya dia memperalatkan peristiwa menjadi hiburan yang benar-benar ceria. Hatinya yang kelabu dan akalnya yang keliru dibasuh dengan air popular. Sebelum dirinya dilenyapkan menjadi badut atau monyet di pentas.

November 21, 2011

MAHARAJA LAWAK (2) oleh Marsli NO

Dia adalah monyet yang terlalu berlebihkan gembira kerana mendapat barang mainan dan kostium baru. Pentas adalah dunia keduanya yang lebih dicintai melebihi segala yang pernah dia cintai sepanjang hidupnya. Kata dia ucap tanpa

SUARA 5 NEGARA 188 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

dibasuh dengan akal dan fikir. Kawan dan lawan adalah bahan dunia lawaknya yang tidak pernah susut. Malah berlebihan dibuka celana dan kuncinya jika muncul kisah lain yang boleh mendatangkan lawak yang penuh dengan cerca. Dia memang memilih menjadi pelawak dan merelakan akal cerdiknya bertukar menjadi segumpal kertas yang ringan dan kumal. Atau perasaan manusianya disunglap menjadi kehendak yang memberhalakan rasa serakah. Atas nama lawak, segala dia halalkan. Demi gelar dan tawa khalayak yang selalu mencandui hiburan yang nipis dan kosong. Dan bangsanya yang terpaksa menjadi pendengar, merintih perlahan-lahan di dalam kebodohan yang dipaksa mereka menerima.

November 22, 2011.

MAHARAJA LAWAK (3) oleh Marsli NO

Inilah pentas baru dan lain kau buyarkan segala kantongan usus dan akalmu. Dengan kata penuh lihai dan makna yang disunglap agar menjadi simsalabim, berkoar kau atas nama maruah dan bangsa. Benarkah kau mendahulukan mereka dan bukan kerusi milikmu? Aku selalu bertanya kepada angin yang sinis dan mengejek. Ketika

SUARA 5 NEGARA 189 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kembali memadankan segala maksud dengan kebenaran yang dipermainkan oleh sewenang. Atau semakin aku diperbodohkan dengan lawak yang lama tetapi diperbaharui hias dan kostiumnya. Di depan lampu yang lebih berkemilau dan bintang yang berkerdipan di hari siang?

November 30, 2011

MAHARAJA LAWAK (4) oleh Marsli NO

Di sinilah pentas dan ruang “si palsu mencari makan” (1). Mengendarai akal muslihatnya dengan raga hanuman. Meratah atau meredah segala yang menghadang. Tanpa malu dan silu mengangakan mulutnya yang berbau di depan mikrofon. Berkoar demi meraih sokongan atas nama mempertahankan segala pertuanan. Ketika lidahnya yang berkarat dan terbelah menyokong hujahnya yang bejat untuk setiap kata yang sudah dipintal dan maknanya dipusing terbalikkan. Dan penonton diajak melambung sebiji bola kristal yang dipenuhi mimpi dan angan. Di pentas dan ruang yang menyaksikan kejadian, dengan rasa mual yang tidak terucapkan

Disember 1, 2011 (1) Ucapan Ridzuan Harun di status FBnya.

SUARA 5 NEGARA 190 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Marsli NO.Nama pena bagi Ramli Selamat. Dilahirkan di Bukit Pahang, Kerteh, Terengganu pada 7 Oktober 1957 dengan galur keturunan di sebelah ayah sebagai orang Jawa dan di sebelah ibu pula negeri Terengganu, sehingga ini sering kali membuatkan beliau dianggap sebagai “anak orang luar”.Minat menulisnya tumbuh lantaran pengaruh bahan bacaan awalnya seperti majalah Dian serta novel-novel seperti “Pertentangan” karya S. Othman Kelantan, “Athies” karya Achdiat Karta Mihardja dan “Ranjau Sepanjang Jalan” Shahnon Ahmad.Ketika panas suasana perang di Vietnam dan di tanah Amerika berkobar bantahan mengenainya, lahirlah sebuah sajak awal beliau dengan judul “Anak Sisa Perang Vietnam” pada tahun 1970. Ketika itu beliau sedang di tingkatan satu sebuah sekolah menengah di Kuala Terengganu. Tetapi secara sungguh-sungguhnya beliau melibatkan diri dalam bidang penulisan pada tahun 1975 dan mulai Mei 1979 baru karyanya berupa sebuah sajak berjudul “Harapan” disiarkan di majalah Dewan Sastera.Karya- karyanya berupa cerpen, novel, puisi, naskhah drama pentas, resensi buku dan rencana tersiar di pelbagai akhbar dan majalah.Tahun 1985 puisinya "Di Hadapan Buku-Buku" antara yang meraih sagu hati Hadiah Sastera Utusan Public-Bank, tahun 1989 puisinya "Negeri Ini, Anak" antara yang memenangi Hadiah Puisi Kebangsaan Esso-Gapena. Pada tahun 1993 cerpennya "Belon" antara yang meraih Hadiah Cerpen Maybank-DBP dan tahun 1994 cerpennya "Pembela" turut meraih anugerah yang sama. Sementara puisinya "Begitu Kata Malam" antara yang meraih Hadiah Sastera Perdana 1996/1997 dan cerpennya “Menanti Buraq” pula antara yang meraih Hadiah Sastera Perdana 200/2001. Pada tahun 2003, cerpen beliau “Menternak Hantu” telah meraih Hadiah Utama (Kategori Cerpen) Hadiah Sastera Kumpulan Utusan – ExxonMobil 2003. Tahun 2010, cerpen beliau “Ketuanan, Maaf dan Seekor Binatang” antara yang meraih hadiah penghargaan Hadiah Sastera Kumpulan Utusan 2009. Sejak 1981 terlibat juga dengan teater selaku penulis naskhah, jurulatih, sutradara dan aktif membacakan naskhah. Di samping tampil dalam sejumlah pementasan, antaranya ialah pada 26 - 28 Ogos 2000 dalam pementasan "Gelanggang Tok Wali" karya Ismail Kassan arahan Shukor Yon, penglibatan ini turut memberikan kesan dalam cara dan gayanya ketika di pentas dan sikapnya dalam mengarang. Di samping itu, pada Pekan Teater Pahang 2000, bersama Bengkel Teater Kuantan pimpinannya dan dengan naskhah “Fragmen Tolong” karya dan arahannya, telah meraih juara Pekan Teater Pahang 2000 dan ketika mewakili negeri Pahang ke peringkat zon Timur di Johor Bharu pada tahun yang sama telah berjaya meraih naib juara. Sebagai deklamator beliau telah diundang dalam banyak acara. Pada 9 April 1988 di Baca Puisi Minggu Sastera DBP, 29 Oktober 1988 di Malam Puisi Riong III, Pembaca Sajak Terjemahan PPDKL 1988 (24 - 27 1988), 7 Mac 1989 di Puisi DBKL 1989, 15 Disember 1991 di acara Temu Puisi (Matic, KL), pada 13 Februari 1992 bersama beberapa teman dari Bengkel Teater Kuantan pimpinannya membacakan cerpen karya beberapa pengarang mapan tanah air di Sudut Penulis DBP, pada 25 Oktober 1993 menjadi hos Baca Puisi DBKL, 24 November 1993 di baca puisi Majlis Pelancaran Perisa (DBP), 29 Julai 1995 di acara Puisi Sepetang anjuran Kelab Sastera DBP, pada 9 September 1998 di acara Deklamasi Puisi Komanwel anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka di Hotel Istana, Kuala Lumpur; pada 24 September 1999 di acara Baca Puisi Bersama-sama Kedutaan Asing sempena Bulan Bahasa dan Sastera Negara 1999 anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka di Kelab Darul Ehsan, Ampang Jaya, Selangor; pada 29 Ogos 2000 beliau merupakan salah seorang penyair yang tampil membacakan puisinya bersama Perdana Menteri pada malam Baca Puisi Patriotik anjuran Biro Tatanegara Jabatan Perdana Menteri, Putra Jaya; bersempena Festival Puisi Malaysia anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka, pada 15 November 2000 beliau mementaskan dekon “Dari Pungguk ke Katarsis bersama warga Bengkel Teater Kuantan pimpinannya; pada 18 Ogos 2001 dijemput sebagai salah

SUARA 5 NEGARA 191 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

seorang pembaca puisi di dalam konsert Phoenix Bangkit M. Nasir tetapi ketika siaran rakamannya pada malam 30 Ogos 2001 di NTV7, segmen baca puisi tersebut tidak diluluskan untuk tayangan oleh Lembaga Penapis Filem (LPF) atas sebab dan alasan yang tidak jelas. Sekali lagi, pada 28 Ogos 2002, beliau merupakan salah seorang yang diundang membacakan puisinya di acara Baca Puisi Patriotik Ke 3 anjuran Biro Tatanegara Jabatan Perdana Menteri, Putra Jaya. Di kaca tv pula, beliau telah tampil membacakan puisinya di rancangan “Anjung Budi” terbitan RTM 1. Bukunya yang telah diterbitkan ialah kumpulan puisi "Negeri Ini, Anak" (DBP, 1994), "Hanya Kata" (DBP, 1995) dan “Kepada Angin Juga” (DBP, 2008). Novel remaja "Utusan Di Daerah Asing" (DBP, 1993) dan novel kanak-kanak "Mencari Misteri" (DBP, 1997). Kumpulan cerpennya yang telah diterbitkan pula ialah "Biduan" (DBP, 1994), "Demi" (DBP: 1998) dan “Menanti Buraq” (DBP, 2008). Secara persendirian pula, beliau telah menerbitkan kumpulan puisi "Siapa di Balik Sana?" (1986), "Bla Bla Bla" (1990), "Ninabobok" (1993) dan “Di Negeri Mabok” (2010). Juga kumpulan cerpen "Penipu" (1997) dan “Politikus, Badut & Sebuah Cermin” (2009). “Penderhaka” sebuah novel yang ditulis beliau pada tahun 1991 diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka tahun 2011. Sementara kumpulan cerpen “Masihkah Aku Bermimpi?” sedang dalam proses penerbitan. Dalam kumpulan bersama pula puisinya turut dimuat di dalam “Manifestasi” (Pena, 1982), “Selagi Ombak Mengejar Pantai 5” (Kemudi, 1986), “Masih Adakah Kasih Untukku” (Utusan Melayu, 1986), “Gema Membelah Gema 8” (1987), “Gema Membelah Gema 10” (1991), “Gema Membelah Gema 11” (1994), “Puisirama Merdeka” (PENA, 1986), “Di Luar Kerelaan” (DPMP, 1987), “Jika kau Rindu” (DBP, 1988), “Di Atas Mimbar Merdeka” (DBP, 1989), “Puisi Baharu Melayu 1961-1986” (DBP, 1990), “Salam Samudera” (Universiti Malaya, 1990), “Antologi Temu Puisi” (KKP, 1991), “Takhta dan Rakyat Suatu Manifestasi” (DBP, 1993), “Cetera” (Kelab Sastera DBP, 1994), “Rumah Merdeka” (Gapena, 1998), “Aksara Merdeka” (Gapeniaga Sdn. Bhd, 2000) dan “Jamung Merdeka” (Gapeniaga Sdn. Bhd, 2005), “Manuskrip Luka Bangsa” (Pena, 2006), “Genting Gaza, Gentingnya genting” (Pena, 2009), “Selamatkan Anak-Anak Palestine” (Jawatankuasa Malam Amal Selamatkan Anak-Anak Palestine, 2009) dan “Sumpah 152” (Gapena, 2010). Di luar negara puisinya turut dimuat di dalam “ASEANO: An Anthology of Poems From Southeast Asia” (Asean Committee on Culture & Information: Manila, 1995) dan “Antologia de Poeticas: Kumpulan Puisi Indonesia, Portugal, Malaysia” (Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) . Dalam kumpulan bersama pula cerpennya dimuatkan dalam “La Q” (DBP, 1991), “Fenomena” (DBP, 1992), “Mercu 2” (DBP, 1993), “Mercu 3” (DBP, 1995). Karya beliau berupa cerpen pernah diterjemahkan ke bahasa Thailand dan sajak pula ke bahasa Arab, Portugis, Korea dan Inggeris. Antaranya “Voices of Malaysian Poets” (DBP, 2009) dan “Emas Tempawan” (DBP, 2006) dan ke bahasa Rusia terjemahan Dr. Victor A Pogadev “Bertakhta di Atasnya” (Moscow, 2009). Sementara tulisannya berupa rencana teater turut dimuat di dalam antologi “Teater Terengganu Suatu Penelitian Pasca Moden” (Tetamu, 1996) dan “Jenama, Tulang Belakang, Akar Umbi Teater Terengganu” (Tetamu, 1997). Pada April 1993 hingga Oktober 1995 pernah menjadi tamu rancangan Galeri Minda di Radio Tiga Kuantan yang membicarakan isu-isu sastera semasa dan menyampaikan ulasan buku-buku terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka. Pada 27 Januari hingga 3 Februari 1995 mewakili negara ke Second ASEAN Writer's Conference Workshop (Poetry) di Manila. Pada 21 hingga 27 Ogos 2003 beliau mewakili negara ke Singapore Writer's Festival anjuran National Art Council Singapore di Singapura. Pada 2 hingga 7 Disember 2009 mewakili negara ke Korea-ASEAN Poets Literature Festival di Korea Selatan dan pada 24

SUARA 5 NEGARA 192 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

hingga 29 Oktober 2011 mengikuti acara sama, Korea-ASEAN Poets Literature Festival II di Pekan Baru, Riau, Indonesia. Selama lima tahun, dari tahun 1994 hingga 1999, dengan sumber kewangan peribadi dan sumbangan beberapa teman serta tokoh mapan, baik berupa benda mahupun karya, secara tribulan pernah menerbitkan antologi karya kreatif/non kreatif yang diberikan judul P-S. Dalam pembawaan sehari-harinya sebagai sasterawan, sikapnya yang suka berterus- terang dan tegas lagi lantang menyatakan pendirian seputar sastera serta persekitarannya, sering pula disalah anggap oleh banyak teman sasterawan segenerasi mahupun yang veteran sebagai seorang yang suka mencari gaduh atau pencari salah. Sepanjang penglibatan beliau sebagai sasterawan juga telah beberapa kali diundang sebagai pemakalah, antaranya pada Forum Kemelut Sastera Malaysia anjuran bersama KALAM, DBP dan Gapena pada 30 November 1996, Dialog Sasterawan Generasi Baru 1 (Kelab Sastera dan Bahagian Pengembangan Sastera Kebangsaan DBP, 3 Oktober 1998), Perhimpunan Penulis Muda Malaysia (23 - 25 November 1998 anjuran Kelab Sastera DBP), dan Pertemuan Sasterawan Malaysia 1 (anjuran DBP, Gapena dan PPJ di Johor Bahru, 17 - 21 April 1999) danPerkampungan Penulis Muda Malaysia (anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka di Kuching, Sarawak pada 12 - 15 Jun 2003). Dengan hasrat memartabatkan bahasa dan sastera Melayu serta mengangkatnya ke dunia siber, beliau juga membina laman web sastera yang memuatkan karya karya peribadi dan sasterawan tamu yang dapat ditelusur melalui alamathttp://www.reocities.com/marslino/ atau melalui blognya di alamat http://marslino.blogspot.com.

SUARA 5 NEGARA 193 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Maya Brunei (Brunei Darussalam)

PUISI PERJALANAN oleh Maya Brunei

PERJALANAN PERTAMA (MADINAH AL-MUNAWARAH)

Perjalanan tetamu Allah baru bermula di bumi kota Madinah al-Munawarah sebak menyucuk jiwa melihat kubah hijau yang damai di bawahnya bersemadi seorang nabi dan rasul kekasih Allah insan utusan Allah menjadi rahmat bagi seluruh alam penyelamat insan beriman hingga ke akhir zaman. Aku ziarah makam nabi junjungan

SUARA 5 NEGARA 194 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

bertahmid bertasbih bertakbir dan mengucap salam sejahtera buat junjungan mulia kekasih Allah.

Nama sebenar Hj Jamaluddin bin Aspar. Nama pena Maya Brunei, A. Zamri, Mardinas dan Nirmala MJ. Mulai menulis sejak tahun 1965. Menulis cerpen, sajak, lirik lagu, drama pentas, drama radio dan drama TV. Di antara karya tulis yang telah dihasilkan, di antaranya Tali Kikik Tali Teraju (1976), Koleksi Cerpen Pilihan dalam Pelita Brunei (2000), Koleksi Cerpen Pilihan dalam Pelita Brunei (2002), Koleksi Cerpen Pilihan dalam Pelita Brunei (2004). Sedangkan antologi cerpen persendirian iatu Asam Kering DiKembangi (Dewan Bahasa dan Pustaka, 2008) dan Menyusur Senja (Dewan Bahasa dan Pustaka (2009). Untuk karya lirik lagu di antaranya Aidilfitri (1995), Joget Seiringan (1998), Joget Bunga Simpur (2005), Lagu tema drama TV “Perjalanan” (Regalblue Production, 2008), lagu tema drama TV “Sutera Berduri” (Megabond Sdn Bhd, 2009).

SUARA 5 NEGARA 195 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mazlan Lantera (Labuan-Malaysia)

MEMBELAH AWAN

Hampir sirna harapan tangan menggapai tak kesampaian peluh sudah bercucuran keluh kesah menyesakkan.

Apa perlu aku terangkan sedang wajahku menyakinkan bahawa kaulah idaman bukan pula gurauan.

Apa perlu aku baitkan puisi-puisi indah luahan hati dan perasaan moga sembuh kau dari keraguan.

Usahlah kau rosakkan cintaku penuh keikhlasan akan kutempuh segala cubaan walaupun akan membelah awan.

SUARA 5 NEGARA 196 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Mazlan Lanteraatau nama sebenar Mazlan Bin Mohamaddilahirkan pada 16 Oktober 1971 di Bandar Sandakan, Sabah. Mula menerima pendidikan awal di SRJK ST. Mary's dan di peringkat menengah di SM Sung Siew. Mula berkecimpung di dalam dunia kesusasteraan dari bangku sekolah lagi. Namun minat itu dihentikan seketika kerana sibuk menguruskan kerjaya. Kemudian pada tahun 2006, beliau mula menyedari bahawa minat yang telah lama terpendam itu harus diketengahkan semula dengan menyertai Persatuan Penulis Wilayah Persekutuan Labuan (PERWILA) dan berjaya mendapat tempat ketiga dalam Pertandingan Sayembara Penulisan Cerpen 2005 dengan cerpen 'Tekad Baru'. Karya beliau juga pernah diterbitkan dalam Antologi Puisi dan Cerpen 'Lambaian Teluk' terbitan DBP pada tahun 2008. Genre yang lebih digemari adalah cereka sains fiskyen dan telah menulis beberapa nopen (novel pendek) yang lebih terarah kepada sains fiksyen.

SUARA 5 NEGARA 197 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Meidi Chandra (Banten-Indonesia)

KESAKSIAN BATU NISAN DI TANAH PENGUASA NEGERI TERSANDERA Oleh : Meidi Chandra

Mati...!!! Lagi-lagi kabar itu terdengar Tergurat di bait-bait lusuh surat kabar Petaka yang menikam nurani benamkan gusar Di retak-retak rasa memantik murka Oleh aberansi tak henti suguhi lakon-lakon banci Sembunyi di ketiak penguasa gadaikan harga diri Di lembar-lembar uang panas lakumu yang culas Sementara di sana, di antara dengkuran bilik desa Si miskin masih saja ratapi cermin Menatap diri tangisi hari kemarin Dipenggal bilur-bilur takdir mereka

Terlalu...!! Air mata itu letih menjadi angin lalu Setiap hari terjurai deraian duka Mengemis iba di antara besi-besi keranda tua

SUARA 5 NEGARA 198 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Hujamkan luka semakin menganga Dan getir hidup jadi candu sisa usia Merajah di sekujur daksa yang bindam Mereka, dan nyawa yang lenyap dicabik taring-taring kuasa

Wahai penguasa negeri tersandera Masihkah kalian bungkam samarkan buram? Tentang mereka dan nasi aking dilahap nikmat bersama garam Atau batu-batu nisan yang menjadi saksi acuhmu tuan Tak peduli lenguh nadi sekarat Direnggut maut melawan kalut Tanggalkan sejenak jas dan dasi yang kau semat Itu semua tak lebih setenggak madu sesaat

Wahai pendulang dahaga dunia Tak cukupkah harta demamkan jiwa? Dibungkam agitasi iblis tertawa sinis Berbagi laksa pintu-pintu gratis Tak sadar dibuai perangkap sadis Dan ajal, kelak buatmu menangis

Meidi Chandra. Nama pena Meidi Sang Penyair. Tempat tanggal lahir Tanggerang, 20 Mei 1985. Alamat Graha Daarul Qur'an Kawasan Bisnis CBD Cileduq Jl HOS Cokroaminoto Blok A3/21 Karang Tengah Tanggerang-Banten 15157 Meidi adalah penggiat sastra dan pekerja social. Penulis adalah penggiat sastra dan pekerja sosial. Penulis banyak menimba ilmu kepenulisan sastra di Lembaga Sastra Tinta IMM Cabang Ciputat 2007-2009. Alumnus Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah 2009 ini selain aktif menulis juga berkecimpung di lembaga sosial kemasyarakatan di kota Tangerang. Beberapa karya puisi pernah dimuat di Jurnal LPP Insight, antara lain berjudul Guruku, dan Sajak Cinta untuk Bidadari Malam. 35 naskah puisi terbaik event lomba “Indahnya Berbagi”. Pernah pula juara I naskah puisi memperingati hari Kartini tahun 2006 di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

SUARA 5 NEGARA 199 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mening Alamsyah (Jawa Barat-Indonesia)

BERHENTI Oleh Mening Alamsyah

Tak kubiarkan wangi bunga korupsi Hinggap di jiwa tertindih Walau sendiri Kan kuhirup udara bangkai kebenaran Kan kuterjang samudra air kebohongan Kan kulempar bola panas kejujuran

Hai penguasa negeri Hati nurani tak tersentuh lagi Takut tak terperih Kemanakah hilangnya budi pekerti Kemanakah hilangknya rasa kasih Kemanakah hilangnya asuhan sang pemerhati Tatap negeri pucat pasi Tak perduli Terus kisahkan cerita keserakahan Terus nyanyikan lagu kesewenangan Terus dendangkan tembang ketidakadilan Terus menari-nari di jalan kepalsuan negeri

SUARA 5 NEGARA 200 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Hai para penguasa negeri Berhenti Lihat anak-anak kurang gizi Lihat wanita-wanita bunuh diri Lihat kemiskinan membumi Lihat kelaparan jati diri Akan kemana kau bawa negeri ini Apakah ke pulau tak berpenghuni ?

20 April 2012

Menning. Dilahirkan di Simalungun, 18 Februari 1982. Email lala [email protected], [email protected]

SUARA 5 NEGARA 201 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Muhammad Isaac briant (Kalteng-Indonesia)

TANAH HARAPAN NEGERI INDONESIA Oleh Muhammad Isaac briant

Angin pagi bergegas Di fajar subuh hari rabu itu Menyentuh hatiku yang kecil Jauh kedasar jiwa terdalam Burung berkicau menyanyi pilu Ingin dimengerti memaknai hari duka Mentari diatas Bumi Magelang digulung awan hitam Angin sepi bertabuh beku tersekap dalam pengap Tanaman hijau penduduk diam bisu tak bergeming meski suara gemuruh hebat terus memburu waktu

Di tenda derita pengungsian Ku duduk terpaku merawat jasad bisu mati Lantunan Ayat Suci Alqur'an muncul dari mulutku Bencana demi bencana mengamuk

SUARA 5 NEGARA 202 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Menghancurkan bumi Nusantara Mayat berserakan di segala penjuru Semua rata dengan tanah tak tersisa Hancur lebur ikuti suratan taqdir illahi Negeriku pucat pasi menahan perih Melelehkan banjir air mata darah di antara isak tangisan Mayat hidup

Tuhan …. Sudah lautan dosa telah diperbuat di negeri ini.. Koruptor meraja lela, PSK tumbuh subur Pasar Miras dan judi digelar tiap detik Dan ribuan dosa telah ditorehkan dengan tinta emas Di negeri Indonesia tercinta ini.... Tuhan.. Kabut Hitam semoga cepat sirna Cahaya harapan terus terpancar Lautan Hitam harapan menuju masa depan Di tanah Katulistiwa harapan Negeri Indonesia

Muhammad Isaac Briant A.S. Nama pena dari Muhammad Isa A. Dilahirkan di Lereng Merapi Kab.Magelang, 20 April 1982. Lulusan Fakultas ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) 2003 ini pernah mendapat predikat sebagai Mahasiswa Berprestasi utama UNNES 2002 dan Wisudawan terbaik periode Oktober 2003. Pernah aktif dalam jurnalis Kampus sebagai pemimpin redaksi majalah Inovasi dan Redaktur Pelaksana Majalah Kompas Unnes Semarang (2001-2002). Setelah lulus mengembara ilmu di kampus, dia pernah aktif di tabloid Indonesia dan penerbit Patriot Semarang (2003-2004).Sekarang dia aktif dalam FLP( Forum Lingkar Pena) Kalteng dan terdampar di pulau borneo Kalimantan Tengah menjadi buruh Staff edukatif di Universitas PGRI Palangkaraya kampus III Sampit, SMAN 1 Sampit dan LBB Primagama Cabang Sampit Kalimanta Tengah. Karya-karya aslinya yang telah menghiasi majalah dan tabloid lokal dalam bentuk puisi dan cerpen.Puisinya antara lain Mak.. .(2002),Tangisan alam (2003), ladang ilmu (2004), RA kartini (2005).cerpennya antara lain Cinta segitiga (1998), Cintaku di Karimunjawa (2001), Maafkan anakmu ( 2002), Panggilan hati ( 2004), Bejo (2010) dan Relawan Palestina (2010).FB/email: Muhammad Isaac briant /[email protected] Jalan Gunung Bromo Blok D Nomer 5 atau jalan S.Parman 62 sampit Kalimantan tengah Indonesia.

SUARA 5 NEGARA 203 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mohd Isa bin Abd Razak (Sabah-Malaysia)

TEBARKAN AKSARAMU Oleh Mohd Isa Abd Razak

Aku menyenangi aksaramu putih dan hijau berkilat menjadi daun musim luruh di negeri jauh.

Aku menyenangi aksaramu duduk rapat-rapat bersama-sama para malaikat.

Kulihat aksaramu kecil dan besar berdiri bahu-membahu sesekali bergerak perlahan-lahan ke kanan dan ke kiri tabah menapak ke destinasi.

Kudengar aksaramu bergumam berbaur geram dalam diam di sisi kapal hampir karam.

Kini aksaramu berdiri

SUARA 5 NEGARA 204 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

menyanyi menguliti hidup ini.

Tebarkan aksara budi mewangi di hadapanku tebarkan aksara iman semerbak dari denai ilhammu.

Mohd Isa bin Abd Razak Seremban

Berita Harian, 28 Mac 2009

Mohd Isa bin Abd Razak pernah dikenali dengan nama pena Rasmi Safar, Isa Razak, Cikgu Isa dan beberapa nama pena lain secara bermusim, khususnya dalam komunikasi maya.Dia lahir pada tahun 1952 di Kampung Permatang Pasir, Linggi, Negeri Sembilan. Dia menghabiskan usia mudanya di luar Negeri Sembilan, iaitu dua tahun di Kedah, tiga tahun di Pulau Pinang dan hampir 30 tahun di Sabah.Dia menghasilkan sebuah novel pada tahun 1974 dan beberapa buah cerpen sejak 1972 hingga 1979. Pada tahun 1973 cerpennya memenangi hadiah pertama peraduan menulis cerpen Badan Bahasa Sabah (BAHASA) Cawangan Tawau. Pada tahun 1976 dia menerima Hadiah Sastera Nasional untuk cerpennya “Oh, Anak Abah Sayang!” Dua buah cerpennya termuat dalam dua buah antologi yang berasingan. Satu antologi terbit pada tahun 1979 dan satu lagi terbit pada tahun 1980. Selain itu, pada tahun 1970-an dan 1980-an dia menulis makalah, puisi dan pelbagai karya untuk akhbar dan radio.Dia berkhidmat sebagai guru selama tiga tahun, setahun di sebuah sekolah rendah di Penampang dan dua tahun di sebuah sekolah menengah di Papar. Mulai tahun 1980 dia menyertai maktab (institut pendidikan guru). Dia bersara pada pertengahan tahun 2008. Jawatan terakhirnya ialah Pensyarah Cemerlang Bahasa Melayu merangkap Ketua Jabatan Pengajian Melayu.Apabila dia menumpukan perhatian yang serius terhadap profesionnya, upaya penulisan kreatifnya menumpul dan kemudian bernoktah. Namun, sebagai penjawat awam, dia menghasilkan beberapa buah buku panduan dan sejumlah modul pembelajaran. Selain itu, dia menghasilkan ratusan kertas pengujian dan penilaian dan beberapa kurikulum kursus. Dia juga menghasilkan esei ilmiah, kertas konsep/projek, kertas kerja akademik dan pelbagai jenis laporan. Dalam bidang teknologi maklumat dan komunikasi, dia menghasilkan satu cakera padat pembelajaran Bahasa Melayu sekolah rendah yang diterbitkan oleh Bahagian Teknologi Pendidikan pada tahun 2002 dan dua cakera padat video yang diterbitkan pada tahun 2007. Dia mengelolakan dua laman web hampir sepuluh tahun sebelum kedua-dua laman itu digodam pada awal tahun 2008. Dia menjadi moderator dua e-grup sejak tahun 1999 tetapi dibiarkannya tanpa kubur mulai tahun 2009.Pada tahun 1996 dia mendapat tauliah sebagai Munsyi Dewan. Selepas itu, dia

SUARA 5 NEGARA 205 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

menerima dua Anugerah Perkhidmatan Cemerlang. Pada tahun 2001 kumpulannya menerima hadiah Johan Inovasi Pedagogi Kebangsaan bagi mata pelajaran Bahasa Melayu sekolah rendah. Pada tahun 2007, dia menjadi penerima pertama Anugerah Pensyarah Inovatif daripada jabatan pelajaran negeri.Mulai bulan Januari 2009 dia kembali menyumbangkan tulisan untuk media cetak. Mulai bulan Januari 2009 juga dia mula menjadi penulis blog. Tulisannya disiarkan juga oleh beberapa laman/blog lain terutamanya laman Prihatin dan Pendidik.Net. Mulai akhir bulan September 2009, dia mula mengaktifkan diri dalam Facebook.Pada tahun 60-an, 70-an dan awal 80-an, media cetak yang pernah menyiarkan karyanya ialah Utusan Malaysia, Utusan Zaman, Berita Harian, Berita Minggu, Bintang/Mingguan Timur, Harian Ekspress, Sabah Times, Sinar USIA, Dewan Pelajar, dan Pemimpin. Apabila dia kembali berkarya mulai tahun 2009, media yang sudah menyiarkan karyanya ialah Berita Harian, Dewan Bahasa, Pelita Bahasa, Dewan Pelajar, Dewan Masyarakat dan Dewan Sastera. Catatannya "Keakraban, Kejeleketan dan Dedikasi Warga Bukit Langsat" termuat dalam buku Jubli Perak IPG Kampus Keningau (2010). Terkini, dua catatan dan satu eseinya dimuatkan sebagai bab ke-19 dalam buku Pengajaran danPembelajaran Berkesan, Buah Fikir Guru Cemerlang terbitan MDK Intelek Enterprise, 2011.

SUARA 5 NEGARA 206 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Mukhransyah (Kalimantan Timur – Indonesia)

APA YANG KAU CARI? Oleh Mukhransyah

Sepiku adalah ramainya kehidupan Ramaiku adalah sepinya kehidupan Aku menangis dalam renungan beku dan kaku Tak tau langit tak tau tanah Maka: Kupertanyakan pada calon sarjana teladan Yang tengah mempelajari skripsi buatan kawannya Apa yang kau cari? Ia tak menjawab Malah menepukku dengan naskah tebal skripsinya

Kupertanyakan pada penyair kecil kumal Yang menyemir sepatu seusai sekolah di pusat keramaian Apa yang kau cari? Ia melorotkan celana dan menunggingkan pantanya ke mukaku

Aku belum puas; Kupertanyakan lagi pada seorang pejabat tinggi

SUARA 5 NEGARA 207 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

berprestasi Yang tak lagi mampu menghitung hasil memeras rakyat kecil Apa yang kau cari? Ia hanya tertawa keras sampai terkentut-kentut

Kupertanyakan pada petani melarat Yang tak bisa panen tahun ini. Karena ladangnya dilanda banjir Apa yang kau cari? Ia membuang ingus bercampur air mata ke wajahku

Aku makin terhimpit Kupertanyakan lagi pada seorang guru budiman Yang telah mengawini Sembilan dari sepuluh anak didiknya Apa yang kau cari? Ia malah berlari menjauhiku sambil kencing

Kupertanyakan pada pelacur malang belasan tahun Yang saban malam mesti melayani tamunya sampai pagi Apa yang kau cari? Ia menyingkapkan roknya lebar-lebar ke hadapanku

Lelah pada jalan keadaan Aku jadi tersudut

SUARA 5 NEGARA 208 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Pada pertanyaan sendiri Apa yang kau cari?

*puisi ini pernah dimuat di Koran harian Manuntung (sekarang Kaltim Post)

Mukhransyah.Lahir di Samarinda, 8 Februari 1973. Mulai menulis berbagai karya tulis sejak di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Ketika kuliah di Universitas Mulawarman mulai aktif menulis jurnalistik untuk media kampus. Kemudian menjadi wartawan freelance untuk sebuah tabloid di Semarang.Ketika mahasiswa pernah memenangkan lomba karya tulis popular, lomba karya tulis ilmiah, lomba mengarang, lomba resensi buku, lomba menulis puisi. Cerpen-cerpennya dimuat dalam buku Pada Riak Mahakam, antologi cerpen Para Lelaki (Sultan Pustaka) dan Kalimantan Timur dalam Cerpen Indonesia (ed Korrie Layun Rampan, Pustaka Sprit). Mendapat gelar sarjana ekonomi dari Universitas Mulawarman tahun 1998. Sempat bekerja di sebuah lembaga keuangan di samarinda. Namun kemudian bergabung sebagai wartawan di surat kabar harian Kaltim Post sejak 1998 hingga sekarang. Penulis bisa dihubungi di email [email protected] atau [email protected].

SUARA 5 NEGARA 209 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nadirah Junior (Labuan-Malaysia)

LAKARAN LENSA CINTA SAMARINDA Oleh Nadirah Junior

Termenungku seketika Dipinggir tebing Sungai Mahakam Saat malam mulai menempelak Disaksikan bulan dan temannya bintang

Romaku berdiri kembang Dek hembusan angin malam yang menusuk kalbu

Pukulan ombak menari girang Mengejutkan sang aur Terus memecahkan hening tebing

Berdiri gah Masjid Islamic Kelihatan bebayang disekitar pelantar Sungai Mahakam Sinaran bulan yang tidak pernah lokek Memantulkan cahayanya

Mataku terus terpukau

SUARA 5 NEGARA 210 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Melihat deretan rumah kecil si pencari nafkah Yang tak pernah bosan menunggu pelanggan Biarpun hari sudah lewat malam

Sinisku turut mengagumi Begitu besar kuasa Sang Pencipta Di Kota Kaltim kulakari Sinaran Cinta ku pada Samarinda

- Nadirah Junior- Tebing Sg Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur Indonesia 12 Julai 2011

Nadirah Junior. Menetap di Labuan. Aktif dalam berbagai kegiatan sastra di Nusantara, terbanyak di antaranya kegiatan sastra di Malaysia dan Indonesia.

SUARA 5 NEGARA 211 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) N Athirah Al-Labuani (Labuan-Malaysia)

PILIHAN Oleh N Athirah Al Labuani

Cahaya mentari menyinar cerah memancar di sebalik rimbunan pohon segar menerangi kembaraku di alam berliku penuh cabaran mengajar erti hidup.

Langkah dipacu kian pantas mencari sebuah daerah kebenaran mendahului yang haq menjauhi yang batil berpegang teguh pada tali Yang Maha Esa.

Tanpa sedar langkahku terhenti suasana hening menyambut kedatanganku keindahan alam ciptaan Yang Maha Kuasa memberi ketenangan dalam jiwa sang pengembara.

Kupaling ke kanan, sebuah jalan sempit terbentang kurenung jalan itu, panjang berliku, itukah pilihanku?

SUARA 5 NEGARA 212 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Kupaling ke kiri, sebuah sungai terbentang keindahan semulajadi tiada terperi tanda kebesaran Allah Maha Kuasa.

Dalam kerendahan hati beserta kekurangan diri kuteruskan langkahku inilah pilihanku dalam usaha atas iman mencari kebenaran dunia akhirat.

10.40 malam, 12 Januari 2011, W.P Labuan.

N Athirah Al-Labuani. Bakat yang cenderung dalam bidang penulisan puisi dan cerpen. Berminat dalam bidang penyiasatan. Berada dalam aliran pendidikan Islam sejak kecil. Kini sebagai penuntut di sebuah Institut Pengajian Tinggi dalam bidang Sains Komputer. N Athirah bercita-cita untuk berjaya dan menggembirakan keluarganya di samping mengejar impian untuk bahagia bersama orang yang dicinta. Cerpennya di antaranya terhimpun dalam buku antologi Peluru Cinta Victoria. Sedangkan puisinya di antaranya terhimpun dalam buku antologi puisi penyair asia tenggara “ Snar Siddiq.

SUARA 5 NEGARA 213 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nassury Ibrahim (Sabah, Malaysia)

SAJAK KEPADA PENIAGA KECIL KUALA LUMPUR oleh Nassury Ibrahim

(Sajak spontan kesan daripada sajak Kasajiza AS)

buka tv dan tonton iklan Milo sekumpulan kanak-kanak berarak mengiringi van milo kerana kemiloannya dan engkau peniaga-peniaga kecil Kuala Lumpur pelanggan-pelanggan tertindas birokrat menyerap dan mengekorlah dia dan dia-dia dia melintasi kedaimu dia yang mencari kebersihan demokrasi.

25.6.11

SUARA 5 NEGARA 214 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Nassury Ibrahim mendapat pendidikan di SK Tok Kah (1971 - 1976), SMK Tengku Intan Zaharah (1977 - 1983), Institut Azam Malaysia (1984), Maktab Adabi Pasir Puteh (1986), Inst. Perguruan Sultan Idris (1987 - 1989: Sijil Perguruan Asas), Institut Pengajian Ilmu-Ilmu Islam (1992 - 1993: Diploma Falsafah Sains Islam), Inst. Bahasa Kuala Lumpur (1994: Sijil Perguruan Khas, 1995: Diploma Pengajian Tinggi) dan Universiti Malaya (1996 - 1999: Ijazah Sarjana Muda Sastera Kelas Pertama, 2000: Ijazah Sarjana Pengajian Melayu). Mula belajar menulis karya kreatif pada tahun 1982. Bidang penulisan ialah berita, rencana, sajak, cerpen, novel, esei, kritikan sastera dan pemakalah sastera dan pendidikan di Malaysia, Indonesia dan Thailand. Karya pertama berjudul "Satu" (sajak) tersiar dalam Majalah Aktual 1983. Kumpulan sajak dihasilkan ialah Cermin (Gapri:1987), Menimba Laut (DBP: 1996), Di Rumah Wiramal (Pustaka Nusa: 2003), Peta Perjalanan (MPTB: 2006) dan Elipsis (DBP: 2008). Buku ilmiah ialah Kamus Komsas KBSM (Fajar Bakti: 2003), Citra Takmilah: Analisis Terhadap Puisi Islam (Karisma: 2005), Gaya Bahasa Kiasan (2006: Karisma), Analisis Kesilapan Ejaan Bahasa Melayu (IPTB, 2007) dan Konteks Sastera & Budaya (Karisma: 2009). Alamat emel:[email protected].

SUARA 5 NEGARA 215 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nenny Makmun (Jawa Tengah-Indonesia)

AKU INGIN SEKOLAH Oleh Nenny Makmun

Mata polos bening yang ada di balik pagar besi dengan tentengan tongkat penusuk sampah tercecer gelas plastic yang penuh menyembul di antara sela tas plastik besar teronggok

Mata bening nan menerawang jauh ikut tersenyum katika anak- anak sebaya tertawa riang menunggu lonceng belajar berdentang bocah dekil pun tengah membayangkan andai dirinya melekat seragan merah putih berlari di lapangan sekolah tanpa beban dengan uang SPP yang menjulang

Tersadar ketika lonceng berbunyi sebersit senyum tersirat saat menyaksikan anak-anak sebayanya berlarian berebut bebaris masuk menyongsong masa depan sementara lihatlah dirinya betapa kumuh setelah dari pagi bergelut sampah bermandikan terik matahari

SUARA 5 NEGARA 216 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

berpuas asap udara yang tercemar dimana-mana

“Aku ingin sekolah,” bisikmu andai bapak ibuku tidak miskin pasti aku bisa sekolah seperti mereka

Apakah tidak ada hak untuk seorang pemulung untuk mengubah nasib ? mengurai mimpi menerjang badai ketidakberdayaan akan kebijaksanaan bangsa

Masih terus berharap akankah ada yang dengar jeritan hatinya! Aku ingin sekolah! Aku ingin sekolah!

Jakarta, 23 April 2012

Nenny Makmun - Alumni Magister Management Universitas Sebelas Maret Surakarta. Karyawati di salah satu perusahaan swasta. Menulis tanpa batas (Write without boundaries) dalam http://noorhanilaksmi.wordpress.com/. Buku terbit : Kumpulan Puisi Harian Online Kabari Indonesia – Romansa 36 (Leutika), Kumpulan Cerita Anak Anya dan Peri Biru (Leutika), Kumpulan Cerpen Dalam Sebuah Closet (Leutika), Kumpulan Cerita Anak Negeri Dongeng Ketika Ketty Menjadi Nomor 2 (Leutika). Buku tunggal 5 buah dan antologi 92 buah.Noorhani Dyani L (nenny)/KAM Support-PT Samsung Electronics Indonesia/The Indonesia Stock Exchange Building/Tower I Floor 7th/Jl Jendral Sudirman Kav 52-53 Lot 2/Jakarta 12190/Indonesia

SUARA 5 NEGARA 217 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nia Samsihono (Jakarta-Indonesia)

MURUNG PUDAK oleh Nia Samsihono

Masih ingatkah kau ketika kita berebut hati rusa di atas cadik itu?

Air masih menetes di sela-sela ranting pohon di atas perahu dan kita tetap melaju terus diiringi rincik-rincik suara dayung menyibak kegelapan sungai

Masih ingatkah kau kala bunga anggrek ungu yang menjulur di antara dahan menyangkut di rambutku yang terberai tiupan angin?

Matamu bercahaya memandangku dan aku hanya bisa tersipu

dan kita tetap melaju

SUARA 5 NEGARA 218 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

terus menatapi malaikat memunguti setiap mimpi manusia di kelam malam dan Tuhan memilah-milahnya menjadi surga

Dad Murniah (Nia) atau Nia Samsihono, penyair yang juga peneliti dan pakar bahasa. Murniah, lahir di Pontianak, 16 September 1959. Keturunan Dayak Maanyan, Kalimantan Tengah. Masa kecil dihabiskan di Jakarta, Solo, dan Purwokerto. Menyelesaikan Pendidikan di SMA 1 Purbalingga, S1 Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang dan S2 di Universitas Indonesia. Telah lama menulis puisi ketika masih menjadi mahasiswi Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, tahun 1980-an dan sering dimuat di media massa terbitang semarang. Beliau pernah menjadi Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (2003-2007), dan kini menjadi Kepala Sub Bidang Informasi dan Publikasi Pusat B a h a s a D e p d i k n a s .

SUARA 5 NEGARA 219 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nina Rahayu Nadea (Jawa Barat-Indonesia)

SIAPA YANG HARUS DISALAHKAN Oleh: Nina Rahayu Nadea

Ketika mahkota bertengger di kepalanya Satu persatu ditanggalkan selempang kemiskinan yang dipakainya Diraihnya ceceran asa yang bergelimang dari mutiara penyelubung tanah pertiwi Dilupakannya jiwa-jiwa yang dulu memangku memihak hingga bertahta di kursinya

Ketika kebijakan mengungkung kebajikan sang penguasa Setumpuk catatan aturan dan pasal bertumpuk di meja Membuatnya sumringah tentang MOU yang kan diterimanya Wajah-wajah menangis pilu, naluri terampas tak dihiraukannya Hanya satu Kibaran namanya tetap mengangkasa di mata dunia

SUARA 5 NEGARA 220 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Intan dikeruknya batu bara diembatnya Perut bumi kerontang diombang ambing ambisi penguasa Tak dihiraukannya tangisan pilu jerit kesakitan kehilangan penyeimbang bumi-eksploitasi- Hingga hilang keasrian dan keutuhan bumi

Siapa yang harus disalahkan? Jika laut memuntahkan isinya Gunung bertepuk tangan memanggil kerabatnya untuk demonstrasi Gas, Lahar, Lapili, eflata menyembul dari semedi Memaki-maki penghuni negeri Meluluhlantakan keegoisan dan ambisi negeri

Nina Rahayu Nadea adalah seorang wanita lahir di sebuah perkampungan nun jauh disana di kota Garut tercinta. Kecintaannya pada menulis berkat dukungan sang suami D. Rahman Arief. Dialah yang senantiasa memotivasi dan memberi masukan. Semangat menulisnya menjadi lebih berwarna dengan melihat kehadiran putri-putrinya: Rianita Wulandari Arief Nadea dan Regalia Candranaran Arief Nadea. Keluarga merupakan motivator sejati untuk terus berkarya. Karya-karyanya mulai dipublikasikan ke Media Massa Tahun 2007. Carpon dan sajak sunda serta humor lucunya pernah dimuat di Majalah Mangle, Majalah SundaMidang, Koran Sunda Urang, Tribun Jabar dan lain-lain. Tahun 2011 menulis dalam Bahasa Indonesia. Beberapa antologinya dalam proses dibukukan. Antologi yang sudah dibukukan diantaranya: Emak Gokil (Rumah Ide, Jakarta), Kumpulan Cerita Anak Dear Love For Kids (Hasfa Publisher, Demak), Gadis Kecil Mengetuk Pintu (LeutikaPrio,Yogyakarta), Aku Benar-benar Bertemu Setan (LeutikaPrio, Yogyakarta), Secret of Writing Dahsyatnya Menulis yang Menginspisari Dunia ( LeutikaPrio, Yogyakarta), Aksara Kalbu( LeutikaPrio, Yogyakarta). Rahasia Sekeping Hati (AG Publishing, Yogyakarta), Senja di Teluk Wondama (Tuas Media, Kalimantan Selatan). Primadona (LeutikaPrio, Yogyakarta), 99 Pesan Kerinduan Untuk Presiden (LeutikaPrio, Yogyakarta), Serba-Serbi 14 Februari (AG Publishing Yogyakarta), Kumpulan Cerita Anak 'Dewi Takut Hantu' (Ayo Menulis Buku). Cinta Sedarah (LeutikaPrio, Yogyakarta), Tentang Bulan (LeutikaPrio, Yogyakarta), Teen's Life (LeutikaPrio, Yogyakarta), AIDS bercerita (LeutikaPrio, Yogyakarta), Mitologi Negeri Fantasy (LeutikaPrio, Yogyakarta), Bumi Senja di Hariku (Nulisbuku), Jomblo Sejati- Pemenang SWB (LeutikaPrio, Yogyakarta).

SUARA 5 NEGARA 221 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nano L Basuki (Kalbar-Indonesia)

GURU Oleh Puisi Nano L

Seorang Guru melepas para siswa di padang belajar. Ia meminta mereka belajar bebas dan bebas belajar. Sendiri ia mengupas berita panas koran lawas. Satu, satu, siswa datang dan lemparkan tanya yang cemas.

Guru! Guru! Bagaimana cara menyusun kata menjadi sebuah puisi? Bertanyalah pada para penyair! Guru! Guru! Bagaimana cara paraphrase puisi Tarji? Bacalah buku catatan terakhir! Guru! Guru! Bagaimana cara mengajar yang baik? Beraninya kamu menyindir… Guru… Bolehkah aku tak lagi memanggilmu… Guru…

Guru perlahan tuntaskan kata kalimat yang menempel pada kertas Koran diremas Semakin was-was Tapi tak jua berbalas

Pontianak, April 2012

SUARA 5 NEGARA 222 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Nano L Basuki. Menulis puisi adalah hobi yang membuatnya ketagihan sejak ia duduk di bangku kuliah. Ia pernah belajar bahasa Inggris di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Namun tidak diselesaikannya karena enggan menjadi guru. Tak putus semangat untuk melanjutkan impiannya menjadi seorang sarjana, ia transfer ke jurusan Sastra Indonesia di universitas yang sama. Tiga tahun selesai. Dua tahun mengajar Play Performance (Drama III) di Jurusan Sastra Inggris USD sembari aktif bermain drama. Alih-alih ingin menjadi pemain drama profesional, ia justru terperosok ke dunia pendidikan: menjadi GURU! Sebelumnya, puas sudah ia menjadi pemain drama di Teater Ring asuhan Jujuk Prabowo (sutradara teater Gandrik), Teater Seriboe Djendela, dan Bengkel Sastra USD Yogyakarta. Takdir berkata lain, ia memang harus menyerah pada kehendak Yang Kuasa yang mengutusnya terjun di dunia pendidikan formal. Ia melanjutkan studi Akta 4 agar sah menjadi seorang guru. Kini ia sedang melanjutkan studi S2 di Universitas Tanjungpura Pontianak, sembari mengajar sastra di SMP Suster Pontianak. Selain itu, ia mengajar keterampilan berbahasa di Politeknik Tonggak Equator Pontianak. Karya yang telah diterbitkan adalah Buah Pena, Wanita-wanita Renta, Delapan Warna, Tiga Merawat Kata, Republik Warung Kopi, dan Sarang Enggang. Sebelum berdomisili di Pontianak, lelaki ini sempat bermukim di Kota Singkawang dan Kabupaten Landak. Dari kampung ke kampung serta dari sekolah ke sekolah ia berkeliling, memotivasi para siswa untuk menulis karya sastra. Ia dapat dijumpai di [email protected].

SUARA 5 NEGARA 223 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Noraini osman (Sabah-Malaysia)

Kaulah Lelakiku Oleh Noraini Osman

Aku memilihmu Bukan kerana karung harta menimbun di nawaitu Bukan kerana wang berjuta merimbun di dalam simpananmu Bukan kerana rupa setampan Yusuf Cukuplah kalau kau tahu Aku memilihmu kerana terpasak sejuta keyakinan Kau bakal mengheret aku Ke jalan petunjuk Di dalamnya rumah terang benderang Dengan juzuk zikir dan tasbih Dan kelak dekatlah aku Ke taman asyik di dalamnya syurga abadi.

Aku tidak mahu tahu kenapa kau memilihku Walau aku tidak terkesan hangat cinta di matamu Cukuplah sedikit siraman mawar kasih simpati Tertabur luhur menaungiku. Aku sudah terkesan Kalau sudah terbentang sejadah cinta Ruang menuai impian kita Meskipun di sebalik tabir cerita

SUARA 5 NEGARA 224 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Telah terbentang sejuta tentangan Di kiri dan kanan pertautan kita Kerana aku pilihmu Dan kau pilihku. Memang aku memegang sejumlah kesedaran Aku tidak cukup surat kelayakan Untuk menyimpan hasrat berlindung Di bawah naungan cintamu Apalagi berdiri teguh di sisi cintamu Kerana aku tega menyakinkan diriku Letaknya aku di bawah tapak kaki keluargamu.

Cukup aku mengerti Dengan sejuta kefahaman Diriku tidak setanding berlindung Di ruang harapmu dan hatimu Dan di sisi keluargamu Mata kebencian dan kata permusuhan Cukup sinonim Peneman sepanjang Perjalanan impian cinta kita.

Namun, Kukuh aku bertahan Dan menerima segala tohmahan Tanpa tentangan Kerana aku yakinkan batinku Kaulah lelaki itu Yang kelak memimpin Tangan naifku Masuk ke kamar syurga Di dalamnya penuh ruang destinasi cinta kita.

SUARA 5 NEGARA 225 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Terima kasih suami Kerana menerima Diri yang serba kekurangan ini Malah kau sentiasa hadir menutupi Khilaf isterimu ini Dan tetap kau berusaha Membangun istana cinta Tanpa merobohkan binaannya semula Dan membiarkan seluruh lontaran kata nista Dan juzuk kebencian manusia di kiri kanan kita Berlalu bersama deruan waktu.

Kaulah lelaki itu, Yang selalu meminta aku kukuh Bertahan di pintu dugaan yang meronta.

Lepas Zohor, 23.6.12

Noraini Bt Osman @ Noorainie Othman dilahirkan pada tahun 1974 di Kuala Penyu Sabah. Selain menulis cerpen dan novel, beliau juga menulis puisi dan novel kanak-kanak. Beliau bertugas sebagai seorang guru di SK Mutiara Kota Kinabalu Sabah. Mendapat pendidikan awal di SK Pekan Kuala Penyu. Melanjutkan pelajaran di Sekolah Berasrama Penuh Tenom dan SMK Gunsanad Keningau sehingga tingkatan enam. Menjadi guru sandaran di SMK Kuala Penyu selama 2 tahun dan mengambil diploma pendidikan di Maktab Perguruan Keningau Sabah selama tiga tahun 1996 - 1999. Seterusnya memperolehi Ijazah Sarjana Muda Pendidikan Matematik dengan kepujian dari Open Universiti Malaysia. Telah melahirkan beberapa buah novel dewasa, remaja dan kanak-kanak, antaranya Keringatmu Yang mengalir (2001, Gendala (2004), Impian Nabila (2003) Kembali Sebutir Mutiara (2007), Menemui Mantarissa (2008), Perjalanan Maisharah (2008) dan Saiful dan Badrul Muluk (2010). Antara anugerah yang pernah diperolehi ialah: Novel Remaja Keringatmu yang Mengalir (1999), Memenangi Hadiah Utama Anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah. Juga memenangi Hadiah Sastera Sabah 2002 dan menerima hadiah Karya sulung bagi kategori Novel anak-anak.Novel Gendala (2003) memenangi hadiah penghargaan Sempena 40 Tahun Sabah Merdeka melalui Malaysia, anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah, Sindrom Teluk (Cerpen-2004), Hadiah Sastera Tunas Cipta anjuran Majalah Tunas Cipta, Dewan Bahasa Kuala Lumpur, Novel kembali Sebutir Mutiara 2007 - Sempena 50 Tahun Dewan Bahasa dan Pustaka. Novel Kanak-kanan Dunia Impian Aina

SUARA 5 NEGARA 226 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

(Sagu Hati Menulis Novel Kanak-kanak) 2007 - Karyanet. Novel Kanak-kanak Menemui Manarissa mendapat sagu hati menulis novel kanak-kanak kategori Melayu, 2007 anjuran Purnama, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur Sempena Pertandingan Novel Remaja dan Kanak-kanak.

SUARA 5 NEGARA 227 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Norman Mohd Yusoff (Malaysia)

MATINYA AKU oleh Norm Norman Mohd Yusoff

Yassin Wal quran nirhakim...... itulah bacaan yang sedangku dengar dikala aku kian terlantar lesu terdampar digigi katil usang sayupsayup kedengaran suara anakanak menangis diselang seli dengan sendu isteri bertemankan linangan airmata

Apakah waktu ku kian tiba bisik hati ku tanpa segan silu apabila kian ramainya matamata memandang pada sebuah tubuh yang kaku diatas perbaringan dalam kesakitan yang amat aku terdengar katakata yang menyuruh aku mengucap.....

SUARA 5 NEGARA 228 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Begitu terkejut aku mendengar bicara tersebut merencatkan naluri jiwa yang terkedu apakah sebegini berakhirnya riwayatku dalam pada aku sedang memikir bersama resah dan debaran hati IZRAIL menyabut nyawaku......

Noorman Bin Hj Mohd Yusoff. Atau nama di facebook Norm Norman MohdYusoff. Surat menyurat boleh melalui [email protected]. Telah banyak puisi yang ditulisnya.

SUARA 5 NEGARA 229 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Norgadis Labuan (Labuan-Malaysia)

BERAPA HARGA DIRI Oleh Norgadis Labuan

Bagaimana harusku menutup auratku dengan kain lusuhku yang robek tak bertampal dan busuk dihidu penghuni kota

Bagaimana harusku mengalas perutku dengan tak berisinya kocekku dan tangan yang kosong yang dianggap hina penghuni kota

Malaskah aku? sedangkan aku lahir dalam kemiskinan jauh dari dunia akademik dan internet jauh dari kemewahan dan kesenangan dan dicap pengemis oleh penghuni kota

Bagaimana harusku mengubah nasibku Sedang tiada insan sudi menggajiku dengan kecomotan dan keperitan yang tak berharga bagi penghuni kota

SUARA 5 NEGARA 230 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Apakah yang berharga pada diriku untuk digadai agar nasib bisa berubah dimata penghuni kota namun… tetap berharga di mata Tuhan yang esa.

Puisi "Berapa Harga Diri" (Antologi Puisi Kota Gemilang Warisan Kita, 2004)

Norgadis Labuan atau nama sebenar Masmah Binti Mohd Ali, dilahirkan di Kg. Layang- Layangan Labuan pada 03 April 1971. Mendapat pendidikan di SRK Kerupang, Labuan dan SMK Labuan. Beliau telah menjadi ahli Persatuan Penulis Wilayah Persekutuan Labuan (PERWILA) pada tahun 1986, adalah atas dorongan guru-guru.Sekitar tahun 1986 hingga tahun 1989 beliau juga ada menceburkan diri dalam bidang teater dan telah membuat beberapa persembahan untuk sekolah dan juga sempena Hari Guru, Hari Kebangsaan dan Minggu Sastera. Beliau yang mempunyai Sijil Airline And Ticketing And Reseruation Course and passed the Basic Examination ini, pernah menjadi wartawan bebas Akbar Sabah Time pada tahun 1990. Beliau juga pernah menjadi guru sambilan pada tahun 1992 dan 1993 di SRK Kerupang, Wilayah Persekutuan Labuan. Manakala pada tahun 2000 beliau telah menjadi Timbalan Setiausaha Tabika Perpaduan Kg. Kilan / Pulau Akar dan pada tahun 2002 pula, beliau telah dilantik menjadi Setiausaha Persatuan Belia Kg. Kilan / Pulau Akar dan telah dipilih mewakili Wilayah Persekutuan Labuan untuk menyertai Konvensyen Belia Wanita Kebangsaan, 2002 di Dewan Besar PKBM, Kuala Lumpur anjuran Kementerian Belia dan Sukan Malaysia dan Biro Hal Ehwal Wanita MAYC Kebangsaan. Norgadis Labuan juga telah mengikuti Kursus Kepimpinan Peringkat Daerah 2002, di Kompleks Belia dan Sukan (P) Negeri Sabah, Kursus Kepimpinan Peringkat Negeri 2002, di Institut Latihan Perindustran Wilayah Persekutuan Labuan, Kursusu Kepimpinan Wanita Peringkat Negeri 2002, di Dewan Suarah, Limbang Sarawak dan Kursu Asas Keusahawanan Peringkat Wilayah Persekutuan Labuan, 2003 di Bilik Seminar Refflesia, Ujana Kewangan, Wil Per Labuan. Dalam bidang penulisan beliau juga pernah menyertai: Bengkel Penulisan Cerpen / Puisi anjuran PERWILA ( 1 9 8 8 , 1 9 8 9 d a n 1 9 9 7 ) . Bengkel Lakonan dan Pengarahan Drama / Teater (1988). Bengkel Kewartawanan Lanjutan, anjuran PERWILA dan kerjasama Akbar Sabah Time (1990). Bengkel Penulisan Cerita Rakyat (1997) Bengkel Penulisan Novel Remaja (1998 dan 1999) Bengkel Penulisan Skrip Radio / TV Asas, anjuran PERWILA dan kerjasama Akedemi Seni Kebangsaan (1999). Bengkel Penulisan Skrip Drama Radio anjuran PERWILA dan kerjasama Labuan FM (2009) Beliau juga pernah menyertai Minggu Sastera Sabah (1989). Minggu Penulis Remaja di Likas, Kota Kinabalu (1989).Perkampungan Penulis GAPENA (PPG) Zon Sabah (1997) Dialog Bornew-Kalimantan V, Wil Per Labuan (1998) Dialog Teluk V, Di Daerah Sipitang Sabah (2001)Dialog Teluk VI, di Wil Per Labuan (2008) Mula menceburi bidang penulisan

SUARA 5 NEGARA 231 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

dalam ganre puisi pada tahun 1986 dan berjinak-jinak pula dalam ganre cerpen pada tahun 1991. Karya beliau pernah tersiar di Akbar Nadi Labuan, Wardah, Jendela Sabah, Dewan Sastera dan Labuan FM. Disamping itu puisi dan cerpen beliau turut dimuatkan didalam beberapa antologi bersama penulis lain.Antaranya ialah: Antologi Puisi Peta Seniman, 1998 Antologi Puisi Tasbih Rindu, 1998Antologi Puisi Gema Membelah 13, 2000Antologi Puisi Teluk Persalaman 2001 Antologi Cerpen Runtuh, 2001Antologi Puisi Kita Kata Kota, 2001 Antologi Puisi Kota Asas Temadun Bangsa, 2002 Antologi Puisi Kota Kita Wajah Kita, 2003Antologi Puisi Kota Gemilang Warisan Kita, 2004Antologi Puisi Kota Budaya Citra Sejagat, 2005Antologi Puisi dan Cerpen Lambaian Teluk, 2008 Antologi Puisi Sepulau Sekasih Kita, 2009 Sepanjang penglibatan beliau dalam bidang penulisan, beliau juga telah menerima hadiah dan penghargaan. Antaranya cerpen beliau yang berjudul:Tumbangnya Si Pulai telah mendapat hadiah penghargaan pertamaSayembara Menulis Cerpen IV dan Puisi II 1992, anjuran PERWILA Dan Petronas.Puisi Bicara Buat Adikku mendapat hadiah saguhati dalam Sayembara Menulis Puisi Remaja 1997, tajaan Dr. Harun Hj. Pudin.Puisi Aku Benci Padamu mendapat tempat ke-tiga dalam Peraduan Menulis Puisi anjuran PERWILA 1998. Cerpen Anak Merdeka, mendapat hadiah saguhati dalam Sayembara Menulis Cerpen 1999.Cerpen Pabila Hati Dijajah juga mendapat hadiah saguhati Sayembara Menulis Cerpen Hari Wilayah 2007 anjuran PERWILA. PENGHARGAAN. Norgadis Labuan juga mendapat penghargaan daripada Lembaga Pembangunan Labuan diatas kerjasama dan sumbangan bagi menjayakan 1st Labuan Commercial Directory. Beliau juga mendapat penghargaan daripada Telekom Malaysia atas sokongan dan kerjasama dalam menjayakan Majlis Tilawah Al-Quran Telekom Malaysia Peringkat Negeri Sabah dan Wil Per Labuan 2002. Dan beliau juga menerima Warkah Penghargaan daripada Kerajaan Negeri Sabah iaitu Tinta Emas pada 08 Mei 2003, di Pacific Sutera, Kota Kinabalu atas sumbangan beliau dalam bidang bahasa, sastera dan budaya.

SUARA 5 NEGARA 232 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Norjannah MA (Malaysia)

SI BAJU MERAH DI NEGERI REMBULAN oleh Norjannah MA

Di riuh desa itu ada cerita tentang kerinduan terselip harap mensaljukan kelahiran perasaan belum usai sebuah pertemuan cuma menganyam degup jantung tak pernah diam seakan terlupa siang telahpun menjemput malam memintal sisa angan ke cakerawala sepanjang senja dalam menyapa angin merdeka musim gerimis pun mengembara luruh untai kasih dari lidah bianglala penyair negeri rembulan menggitari sebuah kembara si baju merah mengucap salam menyapa Jannah zikir zaman tak ada noktahnya istikharah rindu membius aroma ke jiwa kejora

bersatukah cinta penyair negeri rembulan wajah si baju merah tak rekah dalam seribu pelayaran meski ada mega menguji langkah keberangkatan

SUARA 5 NEGARA 233 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kejora berlabuh di dermaga kesetiaan menganyam renda dalam sajak percintaan satu saat si baju merah mengajak ke negeri perkasihan pertemuan di negeri rembulan tak dicicirkan kejora menghantar sayapnya ke indah awan mendampingi rembulan

Si baju merah "Aku mencintaimu"

NORJANNAH MA BANDAR TASEK 27012012

Norjannah MA. Nama sebenar Johana Leo Augustine @ Norjana Mohd Adnan. Nama samaran dalam penulisan Norjannah MA, Pena Abadi atau Kelana. Antara karya yang telah terbit Kumpulan puisi islam "Jalan ke hujung taman" terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka. Antologi Cerpen Penulis Wanita Sabah "Hikmah" terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, Antologi Cerpen "Titian Permata" terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, Kumpulan puisi pertama "Setia Mengalir " terbitan PERWILA. Antologi puisi bersama lainnya, di antaranya Sinar Siddiq (2012).

SUARA 5 NEGARA 234 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Norsiah Kandar (Johor, Malaysia)

SEBUAH CERITA HATI oleh Norsiah Kandar

butiran embun gugur bagai mutiara indah menyerlah tersentuh hati didasar lelah dingin menyusuk menerjah

hangat mentari meniti hari embun menghilang menyepi diri takkan hilang kasihku sehari

datang dan pergi bersilih ganti waktu terluang ku cermin diri hakikat hidup sukar dimengerti

senja pun datang bertandang burung menyanyi tanda kesyukuran malap terasa bagai keterasingan kutunggu sinarnya bulan kerlip bintang menyinar tenang

SUARA 5 NEGARA 235 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

ku utus salam dari kejauhan merisik khabar untukmu tersayang

Pena mutiara Norsiah Kandar Kulai Jaya Darul Takzim

Nama penuh Norsiah Kandar.nama pena NK, Kulai Jaya. Lahir di kampung Sri Lukut Kluang Johor. belajar setakat spm. Mula menulis ketika berusia 15 tahun. Alamat sekarang no 22 jln besar felda sungai sayung kulai jaya 81000 johor

SUARA 5 NEGARA 236 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Novy Noorhayati Syahfida (Jakarta-Indonesia)

J A K A R T A (catatan perjalanan) Oleh Novy Noorhayati Syahfida

panas… debu dan Kali Ciliwung pedagang asongan di trotoar sesaknya bis kota oleh pengamen dan copet jalanan sedang aku tak bisa bermimpi

Novy Noorhayati Syahfida atau lebih dikenal dengan nama Syahfida. Lahir di Jakarta, 12 November 1976. Alumni Fakultas Ekonomi dengan Program Studi Manajemen dari Universitas Pasundan Bandung ini mulai menulis puisi sejak usia 11 tahun dan sampai saat ini masih belajar menulis bersama teman-teman di beberapa situs dan milis sastra. Beberapa puisi masa kanak-kanaknya tersimpan di Majalah Anak-anak Sahabat, sedangkan puisi- puisinya yang belakangan pernah dipublikasikan di Harian Umum Pikiran Rakyat, Lampu Merah, Suara Pembaruan, Sulbar Pos, Majalah Islam Annida, Dian Sastro for President! (AKY-Bentang, 2002), Dian Sastro for President! #2: Reloaded (AKY, 2003), Jurnal Puisi (2003), Buletin "Raja Kadal", Majalah Sastra "Aksara", Antologi BungaMatahari (Avatar Press, 2005), Kartini 2012 : Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia Terkini (Kosakatakita, 2012), situs sastra http://www.cybersastra.net dan http://www.wacana.net, serta beberapa milis sastra di yahoogroups seperti penyair, bumimanusia, bungamatahari, hitam-putih, karyamelayu, koran-sastra dan lain-lain. Puisi-puisinya juga dapat dinikmati di blog pribadi yaitu: http://syahfida.blogspot.com. Saat ini bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Jakarta. Email: [email protected]

SUARA 5 NEGARA 237 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nur Amanah (Kalbar-Indonesia)

AKU TAKUT NEGERIKU BERUMUR 120 TAHUN Oleh NuraRisalah Kerinduan

Ada yang meminta disetiap jidat debu. Keroncongan perut itu ditelan bengis jalanan. Padahal dari sana tiang-tiang dipandang indah. Megah nan mewah. Sosiolog, pakar ekonomi bersatu padu. Berdiskusi. Mencoba mengangkat harkat dan martabat. Segala daya dan upaya. Dari teori modernisasi, teori ketergantungan, bahkan sampai teori pasca ketergantungan ikut menganalisa. Aduhai negeriku... aku ngeri. Aku takut umurmu hanya sebatas 120 tahun. Kehilangan wibawa setelah merdeka. Sampai sekarangpun, pengemis itu siapa peduli?

Nur Amanah, biasa di panggil Nura. Memiliki nama pena NuraRisalah Kerinduan, sedangkan nama akun facebookku ialah Risalah Kerinduan. Lahir di Jambi, 31 agustus 1992 di Jambi. Meskipun lahir di Jambi, namun sudah hampir lima tahun ini berdomisili di Kalimantan Barat. Bahkan sekarang kuliah di FKIP Sosiologi Universitas Tanjung pura, Pontianak Kalimantan Barat.

SUARA 5 NEGARA 238 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nurfirman AS (Sumatera Barat-Indonesia)

ANAK JALANAN DAN ASA DI SUDUT SIMPANG Oleh Nurfirman

mengapa wangi; seperti tertera dalam rajutan kalimat tanpa noktah itu, bayang-bayang berubah menjelma mimpi dan suara serak yang terlupakan kala itu menemukan alirannya sendiri pada hayat yang tak tau mana batasnya lalu melebur menjadi dirinya pribadi, berdiri di jalanan memusungkan dadanya pada barisan tanda tanya

kehidupan bertamasya di pundaknya, dan matanya melirik angan-angan anak sekolah yang melayang pada topi merah putih yang terlihat memudar ditelan kejamnya matahari

SUARA 5 NEGARA 239 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

pada jalanan ibu kota yang dengan sadar enggan untuk mengabari

anak muda itu melahap nasibnya habis-habis lalu serupa tuas menghujam ke langit, berteriak lantang bahwa keesokan hari lengannya akan menggantung pada sekeping ruang tempat air mata dia rakit menjadi mata air tempat jawaban yang terbebang akan mengalir dalam alir

di sudut persimpangan jalan itu, ia pakukan cita- cita berteman dengan bahaya dan bertanya pada tiap- tiap sela seolah jejak kakinya terlihat menyeka rima yang tak turut dan jalanan menjadi saksi angan-angan yang merangkul nyanyiannya

“masa depan, adakah para tuan pikirkan? Atau hanya sekedar membebankan penderitaan sehingga kehidupan begitu lantang dan leluasa?”

lidah itu tetap bertanya-tanya pada nasib sedangkan raganya hanya sekedar berjalan seiring alun asanya dia pendam harapan dalam-dalam, seolah

SUARA 5 NEGARA 240 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

menjadi alas kaki di depan pintu rumahnya yang setia ada ketika pergi; selanjutnya pulang

dia bernyanyi, sedangkan luka bergembira di punggungnya hingga nanti, dimana tak lagi ada tanda tanya yang harus dia persoalkan tentang dirinya dan nasib orang-orang yang terjebak raganya pada sekat jalanan yang tajam dan keganasan cita yang tak mau terhujam

Nurfirman AS. Terlahir dengan nama Nurfirman di kota Padang pada tanggal 16 Juni 1991. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas ini tengah menetap di Padang. Lelaki yang memiliki hobi membaca, menulis dan berteater ini telah menulis sejak menempuh pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama. Dan sampai saat ini, tulisannya telah dimuat di Koran Padang Ekspres, Riau Pos, Halauan Sumbar dan Waspada Medan. Juga pernah meraih juara kedua dalam sayembara penulisan esai se-Sumatera Barat yang diadakan oleh BEM FIB Unand dan juara pertama dalam ajang penulisan artikel yang dilaksanakan oleh Genta Andalas Unand.Dia juga aktif berkesenian di organiasi mahasiswa seperti Studio Merah Fakultas Hukum Universitas Andalas, Teater Rumah Teduh Unit Kegiatan Seni Universitas Andalas dan Sekolah Menulis Eureka.

SUARA 5 NEGARA 241 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Nurfarhan Hamzah (Sabah-Malaysia)

ILTIZAM Oleh Muhammad Nurfarhan Hamzah

Ketika kutelusuri denai hari demi hari dalam mencari makna diri untuk hari depan yang gemilang kugenggam iltizam berkaca harapan

Telah kuinsafi kalau aku terus menganyam mimipi di ranjang siang yang sia-sia sampai bila-bila pun sukar bagi aku meraih kejayaan

Kini, dengan iltizam berkaca harapan ini kupacakkan tiang yakin di laman nurani aku pasti akan mencapai hidup yang gemilang.

SUARA 5 NEGARA 242 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Nurfarhan Hamzahadalah nama pena Muhammad Nurfarhan bin Hamzah, lahirpada 29 September 1993 di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.Pada pertengahantahun 1997 mengiku tkeluarganya berpindah ke SemenanjungMalaysia, kerana ayahnya ditukarkan bertugas di Lapangan Terbang Antarabangsa Sultan Abdul Aziz Shah, Subang, kemudian di LapanganTerbang Antarabangsa KL, Sepang. Nurfarhan mendapat pendidikan awal di SekolahKebangsaan Bandar Baru Salak Tinggi, Sepang, Selangor dan Sekolah Kebangsaan dan Sekolah Menengah Kebangsaan Taman Semarak, Nilai, Negeri Sembilan. Sekarang siswa jurusan Seni RekaGrafik dan Media Digital, UniversitiTeknologi Mara (UiTM) KampusAlor Gajah, Melaka. Meminati bidang penulisan kreatif seperti cerpen, novel dan puisi.Beberapa buah cerpen dan puisinya pernah tersiar di akhbar-akhbar BeritaMinggu, Warta MingguanPerdana, HarianEkspres, Majalah URTV, Tunas Cipta,Wadah(DBP Sabah).Kumpulan puisi perseorangannya berjudul NyanyianRindu telah diterbitkan oleh Media Ink Publishing (Melaka, 2010). Manakala kumpulan puisi keduanya SimfoniAnakWatan sedangdalam proses penerbitan.Novel sulungnya DukaSemalam telah diterbitkan oleh Edition PlusSdnBhd, Petaling Jaya, Selangor, 2011. Kini sedang menyiapkan novel keduanya berjudul TenunanRindu yang akan dihantarkannya kepada sebuah penerbitan.Mendapat bimbingan khusus dan dorongan daripada kedua ayah dan ibunya iaitu R. HamzahDua dan Rubiah Dullah – merupakan tokoh penulis veteran Sabah yang kini bermastautin di Negeri Sembilan, Malaysia.

SUARA 5 NEGARA 243 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Pena Alam (Malaysia)

SEORANG IBU & BAYI DEMAM Oleh Pena Alam

Seorang bayi demam Membelai untaian hitam rambut ibunya Membilang helai demi helai, dipangku ibu Matanya kuyu kepalanya dilapik tuala basah

Makin erat ke dakap ibu Makin dakap ke erat kasihnya Tubuhnya panas dadanya dilapis tuala basah Dengan mata kuyu, tangan kecilnya mengurui Simpul-simpul bergulung rambut si ibu Tubuhnya panas, dadanya dilapis tuala basah

Sambil mencium pipi bayinya, si ibu; Membisikkan cerita matahari ke telinganya Di antara dua alis dari kirai matanya

SUARA 5 NEGARA 244 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Si ibu melihat dirinya, memujuk resah Bahawa panas tubuh si anak hanya bukti dia akan besar

Kota Kinabalu 2011

Pena Alam. Nama sebenar Rita Binti Robert Rawantas, berasal dari daerah tenom, di Sabah, Malaysia. Mula menulis secara sambilan dan pekerjaan hakiki dalam bidang sosial ; banyak terlibat dengan masalah wanita, golongan tua dan kanak-kanak. Lahir pada 28 Jun, 1977. Punya hobi Scuba Diving, Snorkelling, berlari dan juga boleh melukis. Beliau juga akan melanjutkan pelajaran di dalam bidang psikologi tidak lama lagi. Menulis semenjak di tingkatan empat lagi (1993) namun mulai serius menulis pada tahun 2009. Wanita kelahiran 28 Juni 1977 ini semakin bersemangat menulis dan menghasilkan karya setelah mendapat Hadiah sastera 2008/2009 bagi dua kategori iaitu genre Cerpen dan Puisi semasa tahun pembabitan serius saya itu. Kemudian pada tahun 2012 mendapat Hadiah Sastera Sabah bagi tahun penilaian 2010/2011 bagi kategori genre Puisi. Puisi dan cerpen serta hasil karya yang lain seperti lirik lagu dan skrip dokumentari TV pernah terbit di media tempatan Sabah dan juga di arus Perdana. Antara nya majalah terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka seperti Tunas Cipta, Dewan Sastera, Wadah, Jendela. Skrip TV saya yang bertajuk 'Paru-Paru Di Lautan' pernah disiarkan di TV2, Radio Televisyen Malaysia pada mei, 2012 manakala lirik lagu yang saya tulis bertajuk Sampai Mati pernah dijadikan lagu bagi sebuah drama di TV.

SUARA 5 NEGARA 245 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Phaosan Jehwae (Thailand)

ROKOK Oleh Phaosan Jehwae

Jangan rasa megah dan hebat Jangan kau rasa jantan dan kuat Jangan kau rasa tinggi dan mulia Jangan kau rasa lawa dan kren jangan kau rasa kau mampu dan kaya Bila kau merokok bila kau menghisap bila kau menelan bila kau memakan bila kau menghidu najis-najis rokok ganja tahi-tahinya dadah candu kau sangat lemah yakin kau pelacur jantan kau manusia hina

SUARA 5 NEGARA 246 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kau hudoh sifat kau muskin akal jangan menyala api-api neraka jangan kau menghemburkan asap-asap jahanam jangan kau memakan bangkai iblis jangan kau menghidu tahi syaitan celakalah kau perokok musnahlah kau pemabuk hancurlah kau pecandu menyalakan bara

Phaosan Jehwaeatau nama melayunya Che Wan Fauzan Bin Che Wan Yusoff (lahir di PATTANI, Selatan Thai) adalah seorang seniman dan sasterawan yang sangat aktif di Asia Tenggara. Beliau juga menjadi pensyarah di Jabatan Bahasa Melayu, Universiti Islam Yala, THAILAND. Selain menjadi sasterawan dan pensyarah, beliau aktif menulis dalam pelbagai bidang dan karya-karya beliau telah banyak diterbitkan dipelbagaiNegara di Nusantara.Beliau pernah belajar Ijazah pertama (S.1) dan Ijazah Sarjana (S.2) di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Universitas Negeri Jakarta. Peringkat Ijazah Ph.D diperoleh daripada Universiti Brunei Darussalam. Untuk alamat surat menyurat Phaosan Jabatan Bahasa MelayuUniversiti Islam Yala (Yala Islamic University)135/8 Tambon Kautoom, Amphor Yarang, Changwad Pattani , S. Thailand- 94160.Seminar, pertemuan dan anugrah yang diikuti dan diterima Phaosan di antaranya; mewakili Negara Thailand Short course Islam, Gender and Reproductive Right The Ford Foundation, Yogyakarta, Indonesia (2002), Mendapat Anugerah Projek Penyelidikan Antarabangsa Daripada Thailand Research Fund Thailand Research Fund, Kelantan, Malaysia (2009), Mendapat Anugerah Projek Penyelidikan Antarabangsa Daripada Thai Embassy Di Malaysia Thai Embassy Malaysia, Kelantan, Kedah, Perlis dan Perak (2009), Mewakili Negara Thai dan Membentang Kertas Kerja Di Pertemuan Sasterawan Nusantara (PSN), ASAS 50, Singgapura (2011), Pewakilan Negara Thai di Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) Pemerintah Indonesia Palembang (2011), Perwakilan Negara Thai di Pertemuan Penyair Asia-Korea, Pemerintah Indonesia, Riau (2011), Diundang untuk persembahan puisi di Malam Kenduri Seni Melayu Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau (2011), Mewakili Negara Thai dan Membentang Kertas Kerja Bahasa/kerajaan Negeri Sabah-Malaysia 2012. Karya-karya;1. gender Issues in Thailand, Paper Presented at Short Course Shoutheast Asia on Islam, Gender and Reproductive Rights, 13 July – 14 August 2002, The Ford Foundation, Yogyakakarta, Indonesia. 2. PATANI DARUSSALAM (Telaah Atas Sejarah,Gerakan dan Kebangkitan Islam Di Selatan Thailand )

SUARA 5 NEGARA 247 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

diterbitkan Oleh Majalah Hidayah, Edisi Spisial Idul Fitri, tahun 2-Edisi 17 Ramadhan 1423/Desember 2002. 3. Ratu-Ratu Kerajaan Patani , diterbitkan oleh “The Indonesian Nasional News Agensy” Lembaga Kantor Berita Nasional (Antara), pada tanggal 6 Febuari 2003. 4. Syed Daud al-Fathoni, Ulama Sejati Patani, diterbitkan oleh “The Indonesian Nasional News Agensy” Lembaga Kantor Berita Nasional (Antara), pada tanggal 6 Febuari 2003.5. Pandangan Ibn Katsir dan Al-Manar Tentang Wanita (Relevansinya Umat Islam Patani), diterbitkan oleh Dewan bahasa Dan Belia Brunei Pada Sidang MABBIM ke-42 pada tanggal 10-14 Maret 2003 di Negara Brunei Darussalam. 6. Pandangan Rakyat Malaysia Keturunan Siam Terhadap Bahasa Melayu (Studies attitude Of Malaysia Siamese Community to Malay Language in Malaysia's Kelantan State),Program on National Policy and Transnation Relations (Division1), The Thailand Research Fund, 2008. 7. Peranan bahasa Melayu di Selatan Thai, Universiti Islam Yala, 2008. 8. Masalah Buruh Dari Tiga Wilayah Sempadan Thai Di Malaysia, Projek Besar Kedutaan Thai Di Malaysia, 2009. 9. Bahasa Melayu Sebagai Wahana Kedamaian Di Selatan Thai, Dewan Bahasa Edisi Mei 2009. 10. Universiti Islam Yala Menyambut Hayat Bahasa Melayu di Thailand, Dewan Bahasa Edisi September 2009. 11. Bahasa Melayu Komunikasi Jilid 1, Universiti Islam Yala, 2009. 12. Mutiara Dari Selokon, Pustaka Dewan Puisi, Kelantan Malaysia, 2010. 13. Bahasa Melayu Orang Siam Kelantan, Dewan Bahasa Edisi November 2011. 14. Antologi Akulah Musi, Pertemuan Penyair Nusantara V Pelembang, 2011. 15. Pertemuan Penyair Korean-Asean Poets Literature Festival (KAPLF), Riau, 2011. 16. Antologi Sinar Siddiq, Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam, Sabah, 2012. 17. Perkembangan Bahasa Melayu Di Thailand, Dewan Bahasa Edisi Feb.2012.

SUARA 5 NEGARA 248 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Poul Nanggang (Sarawak-Malaysia)

DUSUN LELUHUR Oleh Poul Nanggang

Dusun leluhurku telah dinukilkan dari mohor lisan bapaku dimiliki asli dari turunan demi turunan dusun ini memang tiada surat kuasa hak miliknya tetapi sepanjang sungai ini tahu pemiliknya tanpa banyak soal dan keraguan

Kini dusun ini mulai berharga kelilingnya ditumbuhi pokok emas Malaysia oleh pemaju dan kapitalis yang punya dana berjuta lalu kita hilang arah namun dusun ini tetap dipertahankan walau sekadar buah-buahan dari benih zaman lampau disitu juga bersemadi para leluhur termasuk ayah dan bonda

Ledakan ekonomi meledak dunia transformasi pertanian moden menggegar dunia

SUARA 5 NEGARA 249 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

meskipun berbuah mengikut musim namun kuburan persemadian keluarga telah ditetapkan disitu juga tetap bernilai ia menjadi NCR yang mahu diterokai menghijau estat baru dengan hasil tuaian berbaloi membuat mata kita kelabu dengan kiraan untung

Maka terlepaslah dusun kebanggaan ini bersama tapak persemadian para leluhur hak kami dicabut oleh kuasa dengan nilai ekonomi pampasannnya dibahagikan seperti mencincang roh ayah dan bonda nilainya tidak pun mampu bayar semua pengajian anak di universiti namun semua rabun mata oleh nafsu gelojoh demi nikmat sementara maka tergadailah dusun yang berharga bila lagi kita ini mampu memiliki dusun sendiri

Lantaran terpukau kilauan wang kesempitan hidup maka dilupuskan hak leluhur sepanjang zaman lalu dilepaskan warisan moyang yang bernilai mungkin kita tidak mampu mengongkos sara hidup sendiri lalu terpaksa merelakan dusun ini dipindah milik maka jadilah kita setinggan di bumi sendiri

SUARA 5 NEGARA 250 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

tidak henti-henti menggemis di sini tanpa segan silu.

Oleh; PUTERA, Ladang 3, Miri. 08 Februari 2012.

Poul Nanggang, penulis buku puisi bertajuk "ALAK BETATAR" terbitan Persatuan Penulis Utara Sarawak (PUTERA) 2000. Antara karya beliau beberapa antologi puisi seperti 'Peta Seniman' (1998), Dialog Borneo V di Labuan 'Gema Membelah Gema'(1999), 'Antologi Cikgu'(1998) terbitan Jabatan Pendidikan Sarawak, "Kota Asas Tamadun Bangsa", DBP Sarawak(2002), "Sejambak Bunga Emas", DBP Sarawak(2002), dan juga terkumpul dalam antologi penyair PPDKL Ke-9 di Kuala Lumpur, 2002 yang lalu. . Beliau merupakan ahli PUTERA yang amat aktif, mewakili persatuan tersebut di Dialog Borneo 1, 1987 di Miri, mengikuti Perkampungan Penulis GAPENA II-Zon Sarawak di Johor Bahru 1999, menyertai Simposium Penulis Pelbagai Kaum di Miri, 1999 anjuran GAPENA, PUTERA, DBP dan Shell. Pada 2001 menjadi pembentang kertas kerja sempena Festival Penulis Pelbagai Kaum di Seremban, Negeri Sembilan kemudian dijemput sebagai pemakalah di Pertemuan Dunia Melayu di PWTC Kulala Lumpur pada bulan Oktober 2001. Pada September 2002, dipilih mewakili Malaysia dalam Pengucapan Puisi Dunia Kuala Lumpur(PPDKL), menghadiri Perkampungan Penulis Sarawak II di Miri sekitar Jun 2002 yang lalu. Awal 2003 ini dipilih menduduki kerusi Ketua II menerajui PUTERA bagi sesi 2003/2004. Selain itu aktif dalam gerakan Persatuan Bisaya Sarawak, walaupun sebagai ahli biasa beliau juga telah membentangkan makalahnya dalam Seminar Pembangunan Bisaya Sarawak 2002 di Limbang dengan tajuk,"Isu-Isu Pembangunan Dalam Serambi Bisaya Sarawak".Ini baru sahaja dilaksanakan pada 02-03 November 2002 yang lalu di Purnama Hotel, Limbang. Sikap patriotiknya kepada masyarakat Bisaya, maka lahirlah kumpulan puisi berjudul "ALAK BETATAR" diterbitkan dengan ehsan PUTERA pada tahun 2000 yang lalu yang mengungkap kepahlawanan pemimpin Bisaya di zaman silam yang sedikit sebanyak mengugah hati dan perasaan anak bangsanya kini. Pada 22-25 Ogos 2003 di Hotel Promonade, Kota Kinabalu,telah berlangsung Simposium Penulis Pelbagai Kaum V sempena Festival Sastera Perpaduan di Sabah. Saudara Poul Nanggang telah dijemput sebagai ahli panel forum yang bertajuk "Keranamu Malaysia:Kepengarangan Penulis Muda dan ICT". Pelbagai acara lain diadakan di Kota Kinabalu sempena majlis ini.

SUARA 5 NEGARA 251 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Praja Rahman (Kalimantan Timur- Indonesia)

Senandung Kaum Papa Oleh Praja Rahman

Hujan itu menyenangkan bagi mereka Tapi tidak untukku!

Hujan itu mengasyikkan buat mereka Tapi tidak untukku!

Kalau hujan deras, Rumahku bocor Jalanku becek Bajuku basah Sepatuku menganga

Kalau hujan deras, Aku kedinginan Adik sakit Mama pusing Bapak kelelahan

Tapi, Kalau hujan deras

SUARA 5 NEGARA 252 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Mereka bilang itu rahmat

Padahal, Aku benci hujan!

Samarinda, 20 April 2012.

Praja Rahman adalah nama pena dari Rahman Putra, mahasiswa semester V Prodi D-III kesehatan lingkungan ini terlahir di Amuntai (Kalsel) namun tumbuh besar di Kabupaten Paser (Kaltim), amat mencintai karya Andrea Hirata dan Habiburrahman El-Shirazy. Semasa SMK ia pernah mendapatkan juara IV menulis essai tingkat pelajar sekabupaten Paser dan diawal kuliah ia pun pernah mendapatkan juara II menulis essai se-Samarinda yang diadakan oleh salah satu himpunan mahasiswa. Semasa kuliah ia tak lagi aktif menulis karena aktif diberbagai organisasi kemahasiswaan seperti BEM STIKES Muhammadiyah Samarinda, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) dan KPMKP (Keluarga Pelajar Mahasiswa Kabupaten Paser) serta berbagai English Club. Saat ini tinggal di jalan Ir. H. Juanda No. 58 RT.17 Samarinda, Kaltim. Ia kembali menulis semenjak mengikuti lomba puisi dibulan Agustus 2011 ketika tanpa sengaja mendapat informasi dari teman yang belum pernah ditemuinya walaupun kuliah di kota yang sama. Ia memutuskan untuk berkarya terus menerus dengan berpegang teguh pada Trilogi IMM yaitu intelektualitas, religiusitas dan humanitas, dapat dihubungi melalui email atau fb di [email protected].

SUARA 5 NEGARA 253 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) R Hamzah Dua (Sabah-Malaysia)

PUISI AKHIR APRIL Oleh R. Hamzah Dua

Jambangan puisi ini Yang bisa aku kalungkan Di tugu sore Saat kau akan berangkat pergi Meninggalkan seribu riwayat Di buku waktu.

Nilai, Negeri Sembilan 30 April 2012. PUISI BUAT SAHABAT Oleh R Hamzah Dua

Sahabat Jangan kau hiris kulit bangsamu Dengan belati amarah berbaur dendam kesumat Kelak kau juga akan berasa pedih dek luka itu

Sahabat Jangan kau noda kesucian bangsamu Dengan rakus emosi berbaur benci terlampau

SUARA 5 NEGARA 254 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Kelak kau juga akan terpalit calarnya maruah

Sahabat Jangan kau robek benteng perpaduan bangsamu Yang berkurun dibina kukuh sepanjang tebing harmonis Kelak kau juga akan kehilangan peta sejarah watan.

Sahabat Kembalilah ke pohon sedarmu Kembalilah ke pangkal insafmu Hanya Dia Yang Maha Mengetahui siapa kita di sisi-Nya.

Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia 3 – 4 Mei 2012.

R. Hamzah Dua. Dilahirkan di Beaufort, Sabah, Malaysia. Mendapat pendidikan awal dan menengah di Sabah. Berhijrah ke Semenanjung pada tahun 1997 dan kini menetap di Taman Nilai Perdana, Nilai, Negeri Sembilan. Mula menulis pada awal tahun 1971. Menghasilkan pelbagai genre sastera, tersiar di pelbagai akhbar dan majalah tempatan di tanah air, juga mendapat tempat di majalah hiburan di Singapura (tahun 1970-an) dan akhbar serta radio di Brunei Darussalam.Setakat ini lebih 20 buah novel (kanak-kanak, remaja dan dewasa) 10 buah kumpulan cerpen perseorangan, tiga buah kumpulan puisi perseorangan dan sebuah kumpulan drama pentas telah diterbitkan oleh pelbagai penerbitan. Banyak puisi dan cerpennya yang lain turut termuat dalam pelbagai antologi bersama yang diselenggarakannya sendiri dan diselenggarakan oleh penulis-penulis lain. Banyak memenangi sayembara puisi, cerpen, skrip drama pentas dan novel kanak-kanak; juga Hadiah Sastera Sabah dalam genre cerpen (tahun 1988/89, 1990/91. 1992/93), novel remaja Anak Malaysia (DBP, 1992) dan Tragedi LembahDanum (Cerdik Publications, 2003), puisi (tahun 1994/95, 1998/99) dan esei kritikan (tahun 1996/97).

SUARA 5 NEGARA 255 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rabeah Mohd Ali (Negeri Sembilan-Malaysia)

AMALAN PENEMAN SEPI DUNIA AKHIRAT Oleh Rabeah Mohd Ali

Salam di sambut dengan kasih dan sayang, Kehadiranmu putra arjunaku pengobat rindu; Bila hati sudah terpatri kasih dan sayang, Biar sesaat berpisah ku tahan menanggung rindu.

Kau jauh namun dekat di hati kurasakan, Siang dan malam menanggung rindu tak tertahan; Kau di benua sana rasa berjauhan, Tapi bayangan mu sentiasa di ingatan.

Gurindam puisimu berlagu rindu, Mengingat aku tentang Tuhan; Itu menyebabkan aku bertambah rindu, Rindu serindunya pada Tuhan.

Syukurku mendapat teman sesolehmu, DIA mengizinkan aku berteduh di rusuk kirimu;

SUARA 5 NEGARA 256 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Di kala aku berduka kau memberi sokongan padaku, Tanpa jemu meniupkan roh perjuanganku.

Tanpa sokongan dari semua teman yang kukasihi, Aku bagaikan burung patah sayap kiri; Maka dari itu tolong kasihani aku ini, Jangan sepikan aku jika aku disayangi.

Hingga kini kita berteman, Membicarakan hal dunia dan akhirat; Agar menjadi hamba-Nya yang beriman, Sebagai bekalan dibawa ke negeri akhirat.

Setiap kemunculan teman ku , Kusambut dengan sesuci hatinya hatiku; Jika dalam hati berjerubu aku tak tahu, Cuma yang aku tahu aku tidak disepikan selalu.

Sekejap ada sekejap tak ada tak apa, Ini terus tak ada-ada; Habis tu salah siapa, Bukan aku sengaja nak mengada-ngada.

Dalam sebuah ikatan murni, Yang penting mesti saling faham memahami; Saling bertolak ansur mengeratkan hati, Takkan ada sepi menyepi.

Sepi itu menyakitkan

SUARA 5 NEGARA 257 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sepi itu ada kala menenangkan Sepi itu ada kala merunsingkan Yang penting di kuburan tidak sepi Kerana amalan yang dibawa peneman sepi Justeru apa hendak diherankan sepi di dunia ini Amalanlah peneman sepi dunia akhirat

Karya Putri Rimba 18 Mei 2012

Rabeah Mohd Ali. Tarikh Lahir 13 Ogos 1962 di Telok Kemang , Port Dickson Negeri Sembilan. Nama Pena Ummu Sal & Rha NS. Mula Menulis Sejak 1975 hingga sekarang. Kursus penulisan yang dihadiri anjuran:Persatuan Penulis Negeri Sembilan, DBP, GAPENA, Persatuan Karyawan Nusantara, KALAM, PENA, Karya Yang Disiarkan Di:Puisi Mingguan Malaysia,Puisi Berita MingguCerpen DBP. Buku terbitan perkhidmatan minda kreatif :Budimu Dalam Lipatan Hatiku!PM KE – 6. Buku Terbitan Semai Budiman Enterprise : Putera Duyung, Pahlawan Rimba, Pahlawan Semut dan Sayap. Buku Terbitan Fajar Bakti:Tangan Emas. Dia bercita ingin mempunyai Kota Buku dan Galeri Buku hasil karya sendiri.

SUARA 5 NEGARA 258 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rama Putu Barata (Jatim-Indonesia)

SAJAK BURUNG PAGI -- Para Pemuja Kursi Oleh Rama Putu Barata

sebelum subuh menjala pagi seutuhnya terdengar dari sebelah tangis anak burung yang kehilangan perutnya aku kira hanya tangis biasa

tapi semakin lama suaranya tambah menggema seolah tak mau pisah dengan telinga yang sudah terlanjur bosan mendengarnya

ku beri seekor boneka kera ah malah semakin manja mintanya boneka gajah yang tak mungkin bisa ia memeluknya

hal apa lagi yang bisa aku paksa

SUARA 5 NEGARA 259 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kalau burung saja pintar memilih mangsa...

Al-Mujokiyah, 12-April-2012 (04:02)

*Karya ini aku khususkan kepada yang terhormat Bapak Putu Wijaya yang lewat cerpen beliau saya punya semangat untuk hidup dan berkarya.

Rama Putu Barata merupakan nama pena dari Faizin Syafi'ie. Sekarang masih berstatus sebagai siswa Madrasah Aliyah Tahfidh Annuqayah. Serta masih bermukim di sebuah pesantren yang ada di Madura. Yaitu Annuqayah Latee Guluk-Guluk Sumenep Madura; 69463. Juga masih aktif disebuah komunitas kepenulisan, yaitu Komunitas Gubuk Sastra Kita (GSK MATA). Dalam kepenulisan, kini ia masih bergelut dalam proses pematangan dalam dunia cerpennya. Dari itu, mengidolakan seorang tokoh merupakan jalan yang paling tepat yang ditempuhnya untuk dijadikan sebuah motifator. Kebetulan tokoh yang diidolakannya adalah Putu Wijaya; Cerpenis Nasional.Sedangkan buah manis dari karyanya, pernah dimuat koran harian Jawa Pos, yaitu rubrik gagasan. Lewat puisi iya pernah masuk di Antologi SaKSI MATA SaKSI 3dan Buletin Hijrah PP. Annuqayah Latee, lewat karya berupa Cerpen iya sempat dimuat di Majalah Tera PP. Mabaul Ulum Bata-Bata Pemekasan, Radar Madura (Jawa Pos Grup), serta pernah menjadi sebagai 10 besar nominator cerpen yang diadakan FIB UI (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia).Sedangkan sedangkan karyanya yang terbit lewat buku, diterbitkan dalam kumpulan Cinta Membaca 3, yaitu Cinta Membaca 3, penerbit Leotika Prio Publisher.

SUARA 5 NEGARA 260 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ramlah Abdul Rasyid (Sabah- Malaysia

Dan Kota Itu Pun Menangis Oleh : Ramlah Abdul Rasyid

Dan kota itu pun menangis Kala kaki-kaki itu dengan tanpa simpati Memijakmu dan ada bekas tapak yang tertinggal

Dan kota itu pun menangis Kala tangan-tangan rakus cuba menebang pepohon sang unggas untuk berlari lagi namun kota itu terus berdiri tak terdaya ia bangun untuk jantung dan di hatimu..

Kota Kinabalu 11/08/12

Ramlah Abd. Rasid, dilahirkan di Kota Kinabalu, Sabah. Menggunakan nama pena Ramlah AR dan Nur Hawa. Bertugas sebagai seorang guru dengan mendapat latihan awal di Istitusi Perguruan Gaya. Mendapat pendidikan awal dan menengah di Sabah dan lulusan Ijazah Sarjana Muda Teknologi Pendidikan dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Skudai, Johor Bahru. Mula bergiat dalam kegiatan kesenian seperti drama, tarian serta penulisan puisi dan cerpen semenjak di bangku sekolah dalam sekitar tahun 1988/ 89. Beliau juga mendapat pendedahan awal dari Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah dalam setiap bengkel yang diikuti, antaranya Bengkel Penulisan Kreatif 1989 sehinggalah beliau berusaha menulis dalam genre novel pula. Pernah mengikuti Sayembara Menulis

SUARA 5 NEGARA 261 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Novel Remaja Anjuran DBP pada tahun 1992. Semenjak dari itu beliau juga mendapat latihan dan bimbingan dalam setiap bengkel yang dianjurkan bersama oleh Badan Bahasa dan Sastera Sabah (BAHASA) dan Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah. Puisinya juga turut termuat antologi puisi Gema Membelah Gema 16 (2011), Sinar Siddiq (2012) dan terbaharu Kelarai (2012). Karya-karyanya yang lain seperti puisi dan cerpen banyak tersiar di akhbar-akhbar tempatan; New Sabah Times dan Utusan Borneo. Novel terbaru yang dihasilkan berjudul Pantai Sutera.

SUARA 5 NEGARA 262 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ramlee Jalimin Jainin (Sabah-Malaysia)

IBUKU oleh Ramlee Jalimin Jainin

Ibuku sudah lama tiada hanya yang tinggal dengungan suara nyaring garangnya mulutnya sentiasa basah dengan leteran kuyup dengan nasihat dialah ibu segala dialah pelita semuanya penerang jiwa yang kelam penuntun segala amalan pengajar dari segala yang diajar bila saja laungan azan berkumandang suara sepelaung kampung sepelusuk bergema kami berlari tak sempat bersepatu menitih tangga masjid sebelum habis kalimah akhir ibuku engkau sudah lama tiada dipandangan kami tapi masih kuat tergenggam erat di jiwa anak-anakmu ini.

18/08/2003

SUARA 5 NEGARA 263 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Ramlee Jalimin Jainin menulis mulai tahun 1977. Saat itu beliau kerap menggunakan nama R.Jalimin Jainin. Ketika itu, beliau pernah menulis artikel mengenai beberapa faktor kemunduran bumiputera di Sabah, dan disiarkan dalam akhbar Bacaria. Selain itu, beliau juga pernah menulis dalam Mingguan IslamDalam bidang puisi pula, Ramlee Jalimin Jainin sudah menghasilkan lebih 200 puisi. Beliau mula menulis puisi sejak tahun 1979. “Yang sebetulnya, saya banyak menulis berkaitan bidang pendidikan, dunia guru dan pelajar dan sebagainya”. Begitu juga cerpen, walaupun jumlahnya tidak banyak, sekitar 10 cerpen tetapi beliau banyak menyingkap bidang perguruan. Tokoh penulis dari pedalaman ini dilahirkan di Kampung Bayangan Keningau pada tahun 1959.Beliau mendapat pendidikan awal dari SK Binaung 1965-1968, dan SK Luagan 1969-1973. Selepas itu di GPS Bingkor 1972, SMK Gunsanad 1973-1977 dan Maktab Perguruan Kent Tuaran 1980-1981. Antara sekolah yang pernah menjadi tempatnya berbakti ialah SK Paitan, SK St James Keningau, SK Bunga Raya Keningau dan kini beliau menjawat jawatan Guru Besar SK Karamatoi. Pada mulanya beliau lebih tertarik untuk menceburi bidang kewartawanan.”Bakat itu diasah dengan banyak menghadiri kursus-kursus deskritif dan kreatif anjuran Dewan Bahasa Dan Pustaka, Sabah Times, serta anjuran diadakan oleh pihak penerbitan akhbar lain” katanya. Malah kerana begitu taksubnya kepada bidang penulisan, Cikgu Ramlee pernah bercuti dua bulan tanpa gaji selang tiga tahun, lLalu menyeberangi lautan Cina Selatan untuk meningkatkan pengetahuan dalam kewartawanan. Penulis dari Sabah yang pertama menghiasi Majalah tabloid BACARIA selama setahun. Majalah Islam, Mingguan Perdana, Sarina (selama 3 tahun), Sabah Times dan Utusan Borneo. Nama sebenar Mabirin @Ramlee@Jalimin bin Jainin,Beliau sering menggunakan nama Ramlee Jalimin Jainin, R.Jalimin Jainin, Tinta Dewata, Tinta Alam dan Suara Alam.Beliau pernah mengikuti kursus penulisan selama setahun dari Pustaka Wilayah Kuala Lumpur secara koresponden sahaja dan berjaya mendapat sijil kewartawanan. Dalam bidang kewartawanan juga, beliau pernah mendapat bimbingan daripada Emin Madi,Johan Aziz, Malungun dan sebagainya.Pada tahun 80- an,beliau pernah mengikuti kursus kewartawanan anjuran Sabah Press Club di Keningau, yang ketika itu diketuai Teddy Chin.Waktu itu, mereka dibimbing oleh Prof.Hamdan Adnan, Ilias Haji Zaidi, Dr.Acharal Mehra.Disamping itu berjinak-jinak dalam penulisan sajak dan cerpen. Cerpen pertama yang ditersiar diSabah Times 1983, Di Lembah Sepi, dan sajak yang bertajuk Orang-Orang Kota.Ramlee pernah berguru kepada Dino SS, Othman Puteh, A. Samad Said, Hamdan Adnan (Kini Prof. Madya Dr.) Hj. Illias Zaidi, Ratnawati Jamil,Hj. Ismaily Bungsu, dan lain-lain lagi. Pernah mengikuti pembelajaran secara jarak jauh di Universitas Nasional Indonesia( Jurusan Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia 1996/1997). Pernah mengikuti kursus teater di bawah bimbingan Pro. Madya Dr. Mohammad Ghouse Nasiruddin (USM) 1983/1984 dan di bawah Puan Salbiah Jabrin dan Shariff Ismail,Nasriadi Abdullah dalam bidang tarian dan kejurulatihan tarian dari Badan Budaya Kuala Lumpur 1987.Dalam kegiatan berpersatuan, banyak persatuan yang telah ditubuhkan seperti Angkatan Belia Kinabalu Sabah (ABKIS) bersama Henry Dulasim (Mohd Khairy Abdullah), Badan Bahasa Nabawan/Keningau. Persatuan Wartawan Pedalaman Keningau (IJA). Angkatan Gabungan Penulis-penulis Keningau (Anggerik) bersama Sitti Rahmah G.Ibrahim dan lain-lain. Kini giat sebagai ahli jawatankuasa dalam Anak Teater Keningau bersama dengan Nandra.Beliau telah berjaya memperolehi ijazah Sarjana Muda dalam Bidang Pendidikan dan Pembangunan Sosial daripada Universiti Malaysia Sabah (UMS) dan kini menyambung kuliahnya di peringkat sarjana. Hingga kini beliau masih aktif menulis.Tetapi antara peristiwa yang tidak dapat dilupakannya ialah apabila manuskrip novelnya musnah bersama laptopnya yang terbakar dalam tragedi kebakaran di Rumah Guru di Bingkor pada 2010. Beliau berazam untuk menerbitkan buku `pakai duit sendiri' dengan mengantologikan puisi-puisi dan cerpennya. Cerpen mutakhir beliau ialah Persidangan Rimba, yang mengisahkan mengenai rasa tidakpuas hati mergastua terhadap aktiviti-aktiviti pembalakan.Jika pembalakan diteruskan, habitat mereka akan terancam dan dimana

SUARA 5 NEGARA 264 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

binatang-binatang itu akan tinggal, kalau hutan ditebang, pokok ditebang dan sebagainya.Walaupun sibuk dengan kerjaya sebagai guru besar, tetapi beliau tetap bertekad untuk terus menulis dan terus menambahkan ilmu di dada. Beliau akan terus menulis merakamkan denyut, keresahan dan kegelisahan masyarakat untuk menikmati kehidupan yang sejahtera dan bermanfaat untuk sesama manusia,” katanya sebelum kami beredar setelah gerimis reda.

SUARA 5 NEGARA 265 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ratna Dewi (Sumatera Selatan-Indonesia)

PAHLAWAN DEVISA MENJUAL NYAWA Oleh Ratna Dewi

yang nekat berbulat tekad pergi jauh tanpa muhrim pendidikan minim Tuti Tursilawati, siapapun itu

yang berani berangkat sendiri apa yang dicari nyawa taruhannya harapkan perbaikan hidup hukum pancung lenyapkan guyub

tiadakah cerita masa lalu ataukah dongeng nan melenakan itu membuai dan melambungkan angan tak nanti berkesudahan

SUARA 5 NEGARA 266 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

namamu berada di ujung tanduk peradaban yang biadab dan tak pernah beradab sambil lalu, dan akankah terus begitu

atau kita sudahi saja cerita tentang devisa tentang komoditi nyawa tak pernah berharga

RatnaDewibintiA.BarrieSaleh.NamaSamaranSagittaDetrawina. Tempat/TanggalLahirYogyakarta/8Desember1956. PekerjaanTerakhirsebagai pegawai negeri sipil atau dokterUmum di RSAbdulMoeloek-Lampung. RiwayatHidupSingkat(berkaitandenganduniasastra): staf redaksi/penulistetapdiMajalahGITASMAXaverius IPalembang(1974-1975). BeberapakaryaPuisidimuatdiRRIPalembang&TVRIPalembangdalamAcaraSanggarSastra( 1976-1977). Vakummenulissejakmenikahdanbekerja. Aktifkembalitahun 2009hinggakinisebagaipenulislepasdiakunfacebookpribadi. Beberapakaryadimuatdalam:AntologiHaikuDanauAngsa(2011), AntologiFiksiMini(2011) AntologiPuisiBerandaRumahCinta(2011), AntologiPuisiHatiPerempuan2011 AntologiPuisiMbelingSuara-SuaraDariPinggiran(2012)antologiPuisiJejakSajak(2012)]

SUARA 5 NEGARA 267 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rahmat Ansyarif (Kalbar-Indonesia)

SEBUAH OPOSISI Oleh Rahmat Ansyarif

Mereka membuka jendela maya Melambai bahasa bak pujangga Membelai habis seluruh indera Membuai jiwa sepanjang masa

Betapa begitu banyak mantera Menebar pesona lewat beranda Mengikat basah hampir jadi gila Yang membuat lupa tak terbaca

Terus saja mereka menebar jala Bersama bahasa menguntai nada Menggoda korban menuju wanita Yang lupa membaca sebuah nama

Oh, itulah surga dunia Penuh siraman syahdu jiwa karna kidungnya indah berwarna meski dia melupa wajahnya di telaga

SUARA 5 NEGARA 268 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Bukanlah aku iri kepada mereka Meski tak bisa berlagak pujangga Membawa syair diberbagai bisa Yang slalu terbawa dibalik pesona

Pontianak, 2010

Rahmat Ansyarif, berusia 25 tahun, dan pria lajang penyendiri yang bercita- cita mem bahagiakan ibunya. Kegiatan sastra, pernah menjadi dewan juri di berbagai lomba baca baca puisi pelajar. Puisinya di muat beberapa media lokal Kalimantan Barat dan beberapa antologi puisi nusantara. Pendiri Komunitas Seni AeKapuas Kalbar, bersama Joko Setiadi.

SUARA 5 NEGARA 269 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rahmat Heldy (Banten-Indonesia)

TENTANG HUJAN SUATU PAGI DI RUANG KELAS Oleh Rahmat Heldy HS

Hujan yang telah mengirimkan keluasan samudra Dalam bathinmu, bathin kita semua Menjelma anak-anak kecil yang berloncatan Mendayung kecemasan Sebab buku dan perpustakaan telah menjelma hutan rimba Tak ada yang membaca peta purbakala Kita dan anak-anak tersesat tak tahu arah, tak tahu langkah.

Tentang hujan suatu pagi di ruang kelas Kepalaku kembali mengeras Jantungku kembali berdegup : cemas Kulihat gambar Soekarno pada dinding yang dingin Kulihat gambar SBY dan Boediono yang tersenyum

SUARA 5 NEGARA 270 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Dan sederetan gambar pahlawan nasional Yang sudah tak ada yang mengenal Ruang kelas bagai semak belukar Hujan meningkahi pikiran kami

Ya, hujan yang telah mengirimkan keluasan samudra Pada suatu pagi di ruang kelas Telah menghanyutkan sejuta harapan dan peradaban Karena buku tak ada yang membaca Karena siswa sibuk dengan dunia kecil di tangannya Karena guru sibuk membicarakan uang kredit dan biaya dapur Dan pemerintah sibuk dengan korupsi dan bagi-bagi jatah Maka, hujanlah yang membaca buku Menjelma airbah Dari pikiran kita, rumah kita, ruang kelas kita Dan gedung perpustakaan kita hingga sampai ke muara.

Banten, Desember 2011

Rahmat Heldy HS masih tercatat sebagai Mahasiswa Pascasarjana Untirta Banten. Lahir di Serang, 12 Juli 1981 dan tinggal di Kampung Rencong Rt. 003/008 Ds. Sukabares, Kecamatan Waringinkurung, Serang-Banten. Kode Pos 42161 Hp. 085 282 579 593 / 081 808 689 794. Email: [email protected]. Karya-karya yang pernah dimuat di media massa di antaranya; Journal Imaji Indonesia, Harian Banten (sekarang Radar Banten), Fajar Banten (sekarang Kabar Banten), Majalah Advokasi Sigma, Majalah Dinamika Ummat, Buletin Menara Banten, Tabloid Banten, Tabloid Wacana, Majalah Islam

SUARA 5 NEGARA 271 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sabili, Majalah Katarsis, Majalah Kaibon, Majalah Horison, Koran Banten Raya Pos, Majalah Annida, Tabloid Cikal, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Banten. Koran Seputar Indonesia, dan Jurnal Ra'kata, Tulisan di dunia maya pernah juga dimuat di rumahdunia.com dan situseni.com.Buku yang pernah diterbitkan di antaranya; Buku Kumpulan Puisi Kampung Ular (Lumbung Banten, 2009), menjadi finalis Anugrah Puisi Cecep Syamsul Hari. , Puisi-puisinya terhimpun dalam antologi puisi Candu Rindu (Kubah Budaya, 2009), Buku antologi puisi Berjalan ke Utara (Magma Insani Press, 2010) untuk mengenang Alm. Moh. Wan Anwar, Buku antologi puisi Festival Trowulon Bulan Purnama Majapahit, 2010. Cerpennya terdapat dalam antologi Gadis Kota Jerash (Lingkar Pena Publishing House, 2009) bersama Habiburahman El Shirazy dkk, tulisan artikel terangkum dalam buku Banten Bangkit (Gong Publishing, 2010), buku novel perdananya Guruku Sayang Dibuang Jangan (Gong Publishing, 2010). tulisan esainya juga dimuat dalam buku Indonesia Memahami Kahlil Gibran (BPPI, 2011), puisinya tentang merapi dimuat pada buku antologi puisi Negeri Cincin Api (PP Lesbumi, 2011). Sedangkan novelnya yang berjudul Badai Luka Membawa Surga, penerbit Tiga Serangkai karya Gol A Gong dan Rahmat Heldy HS sedang proses terbit. Cerpennya juga termuat dalam buku Bunga RampaiTara No Ate Temu Sastrawan Indonesia ke IV. (Penerbit Ummu Pres, 2011), begitu juga dengan antologi puisi 100 Puisi untuk Ibu penerbit Satrio Welang Publisher tahun 2011. Saat ini menjabat PJ. Sastra Rumah Dunia dan anggota Kubah Budaya. Mendapat penghargaan Bupati Serang sebagai pemuda berprestasi bidang sastra tahun 2011.

SUARA 5 NEGARA 272 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ramli Jusoh (Sabah-Malaysia)

BANGSA MELAYU BANGSA KITA Oleh Ramli Jusoh

Nak cari asal Melayu Tengoklah belakang sendiri Nak tengok minda melayu Jangkaulah kehendak diri Asas Melayunya di mana? Keras Melayunya bagaimana? Deras Melayunya ke arah mana? Yang mampu jawab hanyalah kita Yang gadai tanah Melayu itu Melayu Yang lalai bahasa Melayu itu Melayu Yang sanggup bunuh Melayu itu Melayu Cina tak berani bunuh Melayu India tak mampu bunuh Melayu Penting sungguh Bahasa Inggeris! Jepun tak pun mengira dalam Bahasa Inggeris Korea tak pun belajar Sain dalam Bahasa Inggeris Apakah salah 2×2 itu 4 Betul sangatkah 2×5 is ten Kenapalah kita jadi begini!

SUARA 5 NEGARA 273 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Marilah kita semua membetul asas Melayu kita Marilah kita semua membentuk keras Melayu kita Marilah kita semua menentu arah deras Melayu kita Marilah kita semula bersama sebangsa menyembah silat dan daulat Melayu kita

Ramli Jusoh. Timbalan Yang Dipertu Badan Bahas dan Sastera Sabah, termasuk salah satu pelopor berbagai kegiatan t sastera di Malaysia, terutama di Sabah. Sering diminta sebagai nara sumber kegiatan-kegiatan seputar sastera.

SUARA 5 NEGARA 274 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) RAYMOND MAJUMAH (Sabah-Malaysia)

Pedang Pejuang di Padang Terjulang oleh raymond majumah

Seorang pejuang permainkan pedangnya Di padang permainan ahli-ahli pedang Di medan perjuangan mengelak perang Padang perjuangan ini terus memanjang Penghujungnya padang tanpa gersang Pedang panjang tanpa darah yang garang.

Pedang sama pedang kalangan ahli di padang Bukan mudah menebas penjunjung liar ilalang Bukan mudah menghapus penentang berfikir menang Tatkala memulakan langkah dan gerak pemain pedang.

Mempertaruh hijau jiwa seluruh hayat rakyat Mematang daun hijau di pokok muda dengan keringat Tentunya pengasah pedang tersedia untuk beringat-ingat Padang yang terjana menjadi lanskap besi

SUARA 5 NEGARA 275 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

semangat Menuntut pemain pedang memegang amanah kuat amat.

Pedang sama pedang berjumpa di padang bukan main Pedang berjumpa pedang menimpa rakyat marhaen.

Pedang sejati mengelak luka kepedihan memanjang Pedang untuk berperang demi peduka di medan juang Pedang untuk berladang merdeka lokasi strategik di padang Pedang dua muka memerangkap pengharap jasa pejuang Di padang yang terbuka segala impian berpeluang terjulang.

Pedang perjuangan tidak selesai segaris Padang permainan bukan sekadar berbaris Pedang yang panjang jangan hanya hiasan Pedang perjuangan mencipta sejarah insan Padang yang memanjang memberi ruang Pedang pejuang sejati berakhir menang.

Raymond Majumah, Matunggong. 20-21 Julai 2012

SUARA 5 NEGARA 276 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Nama sebenar ialah Raymon bin Majumah @ Azlan Shafie Abdullah. Nama pena lain yang pernah diguna ialah Irwan Nur, Azlan S.A., Putera Pena dan beberapa nama yang lain lagi. Lahir pada 26 September di Guomon, Matunggong, Kudat, Sabah, Malaysia.Berpendidikan dalam bidang psikologi, komunikasi dan seni kreatif. Sekarang bertugas sebagai guru di SMK. Matunggong, Kudat, Sabah. Penglibatan dalam bidang penulisan karya kreatif bemula pada tahun 1985 apabila memenangi Hadiah Sagu Hati Sayembara Penulisan Kesusasteraan 1984/85 dalam Bahagian Puisi Peringkat Sekolah-Sekolah Menengah Negeri Sabah anjuran Seksyen Kebudayaan, Yayasan Sabah melalui puisi berjudul Balada Burung Terkurung, tetapi hanya menulis secara aktif di surat khabar dan majalah pada tahun 1989 dengan menumpu kepada bidang puisi dan cerpen, walaupun menulis juga cerita rakyat (dongeng) dan drama pentas serta esei-kritikan. Puisi-puisi dan cerpen sudah disiarkan oleh pelbagai wadah penerbitan seperti Sabah Times, Daily Express, Borneo Mail, Borneo Post, Mingguan Malaysia, Berita Minggu, Berita Sabah, Wadah, Dewan Sastera, Watan, Variasari, Mastika, Media Hiburan, Bacaria, Warta Perdana, Akademik, Remaja, Fantasi, Perempuan, Famili, Majalah Nasional, Jurnal Puisi IPS (1997), Jendela Sabah dan RTM Sabah. Hasil karya dalam bentuk buku persendirian yang sudah diterbitkan adalah seperti berikut;1.Selamat Tinggal Sabah,2003 (kumpulan Cerpen)2.Terbang Tinggi Nan Jauh, 2003 (Kumpulan Puisi)3.Momogun-Rungus Borneo Utara: Warisan Sastera dan Budaya Sabah, 2003 (Kumpulan Cerita Rakyat Momogun Rungus, Sejarah dan Esei Budaya). 4.Percik Ilusi, 2005(Kumpulan puisi remaja / romantik). 5.Keikhlasan Kecil,2010 (Kumpulan Cerpen) 6.Tulisan Bayu, 2010 (Kumpulan Cerpen). Hasil karya kreatif dalam bentuk antologi bersama dengan penulis lain adalah seperti berikut;Jalan Ke Hujung Taman, 1991 (puisi), Al-Kahfi, 1992 (puisi), Perkasihan Musim, 1992 (puisi), Kiswah Rindu,1993 (puisi), Rindu Ilahi, 1994 (puisi),Angin Pagi, 1994 (cerpen),Qiam, 1995 (puisi),Kafilah, 1996 (puisi),Angin DiBawah Gunung, 1996 (puisi),Ontobo Yang Hilang, 1996 (cerita rakyat), Laut Asyik, 2000 (puisi),Cahaya, 2000 (puisi),Tasbih Hayat, 2001(puisi),Sejambak Bunga Emas, 2002 (Puisi),Sapaan Bonda, 2002 (Puisi),Iktikaf, 2003 (Puisi),Mamana I Ongkol-Ongkol om Vokon Po (Bahasa Rungus, 2003),Kota Gemilang Warisan Kita, 2004 (Puisi), Nyanyian Pulau- Pulau, 2004 (Puisi),Kota Budaya Citra Sejagat, 2005 (Puisi),Hadrah Cinta, 2005 (Puisi),8 Puisi Bebas Ruang & 8 Sajak Budak Tepi Sungai, 2006 (Puisi), Resam,2006 (Puisi), Waktu(2007, Antologi Karya Penerima hadiah sastera Sabah 2004/2005), Rumpun Kita,2009 (Puisi),Masyarakat dan Kebudayaan Kelompok-Kelompok Etnik di Malaysia(2009, Siri Buku Masyarakat dan Kebudayaan Kelompok-Kelompok Etnik di Malaysia), Dari Jendela Zaman Ini(2010 (Kumpulan puisi yang diterjemahkan oleh Institut Terjemahan Negara ke Bahasa Inggeris), Penulis Sabah dalam Esei Kritikan,2010 (Kumpulan Esei Sastera), Daftar Kata Bahasa Rungus(2010, Siri Daftar Kata Bahasa Sukuan Sabah) dan Mengejar Ufuk Fajar Memancar (Dua Kumpulan Sajak Leo Aws, 2011). Buku yang sedang dalam proses penerbitan Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur ialah Rungus: Peribumi Momogun Sabah(Antropologi). Di samping penglibatan dalam penulisan karya kreatif, penulis juga menulis esei kritikan sastera, budaya dan bahasa serta kertas kerja. Malah turut menghasilkan buku mengenai kebudayaan Rungus di Sabah. Antara esei dan kertas pembentangan yang dihasilkan adalah seperti berikut; Proses Kreatif – dibentangkan di Putera Palace, Kangar Perlis, semasa Festival Sastera, Perpaduan Malaysia 2002, Simposium Penulis Pelbagai Kaum IV, 21-23 Ogos 2002 (disiarkan juga oleh Wadah, Jilid 18 Bilangan 2 Ogos 2002. Hal.19-21), Keindahan Tropika dalam Atologi Puisi-puisi Kota – dibentangkan di Kota Kinabalu pada 2.2.2005, Wilayah Persekutuan Labuan (5.2.2005) dan di Kuching 1-3 Ogos 2005, Mongigol-Sumundai dan Manaraddan– Tarian Tradisional suku kaum Rungus di Utara negeri Sabah – Projek Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur 2005, Nilai-nilai Murni Masyarakat Kadazandusun (Murut-Rungus) – Projek di bawah Jabatan Perpaduan Negara. Pepatah-Pepatih Melayu – Dibentangkan dalam Bengkel Bulan Bahasa Melayu di Marina Resot, Kudat 2005. Integrasi Sosial dalam karya penulis Sabah

SUARA 5 NEGARA 277 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

–dibentangkan dalam Simposium Penulis Pelbagai Kaum, Sempena Hari Sastera di Kuantan, Pahang pada 19-21 Oktober 2007. Keindahan Puisi Jair Sulai dalam Kumpulan Puisi Sungai Hayat. Dibentangkan dalam Majlis Bicara Karya Saastera Sabah di Pusat Gerakan Desa wawasan, Keningau, Sabah pada 30 Disember 2007. Pendekatan Teori Resepsi dalam Drama Lazri Meon daerah Zeni dalam Seminar Pemikiran Sasterawan Negara A.Samad Said di Dewan Seminar, Aras 2, Menera DBP, Jalan Dewan Bahasa, Kuala Lumpur pada 13-15 Mei 2008. Unsur Integrasi Dalam Karya Penulis Sabah – dibentangkaan dalam Persidangan Persuratan dan Kebudayaan Kebangsaan di Auditorium Kompleks Pentadbiran Kerajaan Persekutuan, Kota Kinabalu pada 6 – 8 Mac 2009. Sejarah, Datuk Haji Jamdin Buyong dan Perjuangannya Menerusi Kumpulan Puisi Ada dalam Tiada – dibentangkan pada 26 Febuari 2011 sempena program Hari Puisi Nasional di Binsulok Resort Membakut, Sabah, Malaysia pada 25-27 Febuari 3011. Penulis juga menguasai pelbagai jenis tarian tradisional Sabah dan kebangsaan serta melatih dan mengurus pasukan tarian sekolah dan persatuan tertentu di peringkat daerah. Mencipta dan menulis lirik lagu, pantun dan syair. Memiliki pelbagai jenis koleksi pakaian tarian tradisional terutamanya pakaian tradisional suku kaum Rungus. Bergiat dalam bidang kraftangan seperti tenunan, anyaman dan manik. Terlibat secara langsung dalam nyanyian rakyat Rungus dan persembahan teatar, termasuk teatar Dundangan Kasih yang dijadikan tontonan khas Tuan Yang Terutama Yang Dipertua Negeri Sabah Tun Datuk Seri Panglima Hj. Ahmadshah bin Adbullah pada 24 April 2006 dan pementasan Teater Sundatang di Pekan Tomborungus Kudat, pada 28 Jun 2010. Antara anugerah/ kejayaan yang pernah diraih dalam bidang penulisan adalah seperti berikut: Hadiah Sastera Sabah 1992/93 dalam genre puisi (Angin Di Bawah Gunung). Pemenang Peraduan menulis Puisi Islam sempena Mahrajan Sastera Islam Sabah (2003 dan 2004). Hadiah Sastera Sabah 2002/2003 dalam genre puisi (Catatan Kepada Padi Sawah) dan genre cerpen (Penangkap Ikan). Diberikan Warkah Penghargaan oleh Kerajaan Negeri Sabah atas sumbangan dalam bidang bahasa, sastera dan budaya yang disampaikan oleh Datuk Haji Musa Haji Aman, Ketua Menteri Sabah di Pacific Sutera, Kota Kinabalu pada 8 Mei 2003. Hadiah Sastera Sabah 2004/2005 (Memenangi Kategori Puisi dan Cerpan - sebuah puisi, dua buah cerpen). Hadiah Sastera Sabah 2008/2009 (Kategori / Genre Esei/Kritikan). Hadiah Penghargaaan Peraduan Menulis Puisi Berunssur Islam 2011 (Kumpulan Puisi Cempaka Kesedaran / Turun Ke Tempat Yang Diberkati). Hadiah Sastera Sabah 2010/2011 (Kategori /Genre Esei/Kritikan).

SUARA 5 NEGARA 278 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Redia Yosianto (Kalbar-Indonesia)

LAYANG-LAYANG Oleh: Redia Yosianto

anakku bertanya: musim kemarau adalah musim layang-layang turun-temurun dari jaman datuk sampai sekarang apa benar demikian? aku harus bilang apa, selain anggukan?

anakku lalu bilang: musim layang-layang kali ini tidak bikin senang layang-layang baru terbang sejengkal benang tapi layang-layang sudah hilang

lihatlah anakku, langit sebelah barat hitam pekat matahari senyap coklat pucat ah, layang-layangmu menangis, nak, kehilangan tempat

selalu saja begini menjelang musim bakar bulan juni

SUARA 5 NEGARA 279 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

hutan berkobar-kobar asap menampar-nampar di tengah padang, layang-layang hilang kendali samar sekali kelihatannya dari sini

sudahlah nak, biar layang-layangmu bebas menentukan hidupnya sendiri menata abjad-abjad, mencipta sajak sebuah elegi mari kita pulang, langit sudah gelap memudar padahal hari belumlah sore benar

Pontianak, April 2012

Redia Yosianto, lahir di Jembrana, Bali, pada tahun 1985. Gemar menulis cerita pendek dan puisi. Beberapa tulisannya dimuat di media massa lokal seperti Pontianak Post dan Equator. Pernah menerbitkan antologi cerita pendek yang berjudul Coretan di Langit Kapuas bersama beberapa penulis muda Kalimantan Barat di bawah organisasi kepenulisan Lentera Community. Kini menetap di Kota Baru, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

SUARA 5 NEGARA 280 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Remmy Novaris DM (Jawa Barat-Indonesia)

SEJUMLAH DAFTAR NAMA YANG HILANG Oleh : Remmy Novaris DM

di sudut-sudut kafe yang gelap kita sembunyikan bayang-bayang itu di antara musik dan bir yang mengalir percakapan demi percakapan pun menjelma bisikan-bisikan liar tentang sejumlah daftar nama yang hilang : ''Ke mana pergi mereka?'' (dalam dongeng seribu satu malam!) kita pun hanya dapat memandang sisa-sisa anak di atas meja ada kalori kolonialisme di situ dan borjuasi yang berkarat serta virus proletarian yang mengendap berbiak dan larut dalam paranoid politik karena ideologi-ideologi besar yang bangkrut : ''Kamu tahu bahasa telepon?'' (dalam bahasa sisofrenia!) kita lalu meraih tisu di atas meja menyusun kembali sejumlah daftar nama baru tapi kenapa wajah-wajah itu begitu asing begitu dingin seperti menyimpan dendam dan selalu berbicara atas nama sistem? : ''Kemana bapak Budi?''

SUARA 5 NEGARA 281 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

''Kemana ibu Budi?'' ''Dan Budi....'' (Budi sudah lama keluar dari bangku sekolah!) memesan segelas bir lagi bayangan di dinding kafe berkelebat menyelinap di antara tubuh kita dan kita hanya dapat menyapanya dengan sia-sia selebihnya, kita hanya bisa panik ketika pelayan datang membawa sisa malam di atas nampannya : ''Sudah dini hari, Tuan.'' Suaranya datar seperti seorang penyanyi rap tapi membuat kita terlempar ke luar cafe jalan raya yang lengang pun menelan kita ke dalam taksi kita pun hanya bisa mengumpat demokrasi seperti argometer dan setoran : ''Nama saya Budi,'' kata sopir taksi itu (kita terkejut dan lupa tujuan) ''Tuan saya bernama Budi juga.'' (kita hanya bisa saling memandang) (kita pun mulai pertengkaran baru tentang sejumlah daftar nama yang hilang!)

1998 Sirkuit Republika Online edisi : 06 Dec 1998

Remmy Novaris DM . Lahir di Bandung, 5 November 1958. Menulis puisi sejak awal dasawarsa 1970-an. Tahun 1974 ia memenangkan lomba menulis puisi Sinar Harapan. Tahun 1987 ia diundang DKJ ke Forum Penyair Muda dan 1989 diundang lagi ke Forum Puisi Jakarta. Tahun 1995 ia menjadi anggota panitia Kongres Kesenian Indonesia, vdan tahun 1996 dipercaya DKJ menjadi pelaksana Mimbar Penyair Abad 21. Ia juga pendiri Teater Kelompok Nol Satu dan Pass Jakarta, serta kelompok diskusi sastra Bintaro. Sajak- sajaknya : dipublikasikan di berbagai media sastra Jakarta dan daerah, juga terkumpul dalam antologi sajak Mimbar Penyair Abad 21.

SUARA 5 NEGARA 282 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rezqie Hidayatullah (Kalsel-Indonesia)

MEREKA YANG TAK PERNAH BISA MEMBUNUH TUHAN Oleh Rezqie Hidayatullah

Dilabuhan senja merah yang menggenang dikain kafan ini aku utarakan semangkuk kecurangan pada batu – batu seloka mengetuk nadi orang – orang terbuang di sela nyanyian pemintal derita tanpa kuntum menyepi kelambaian buih air kemerdekaan kau carik kesengsaraan kami dengan senyum penuh bisa diarak – arakan pentas malamitu kita lantik wajah – wajah penggaung negeri menggadaikan raut ilalang kering kehadapan pelangi sore esok bahkan kuning ratap matamu hanya bisa diam dibalik jelujur dasi sedang tak pernah kau tengadah, kami merangkak mencari sesuap hak asasi ditanah jumawa

SUARA 5 NEGARA 283 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

semua hanya tentang matahari nan kehilangan sinar dirumahnya sendiri kuhentak aroma kalam Ilahi dilidah yang semakin pahit menelan sandiwara hati

bukan tak ingin melepas temali pengikat keingkaran jiwa ini atau menghindar dari tetesan hujan yang turun ketelapak tumit tapi kita masih sibuk melukis cakrawala bersama sisa pena kemaren bukan pula menerawang sudut bulan dikelambu tuaku atau mengucap pinggiran penyangga langit diujung sana dengan cadar putih kami bergenggam teguh dan berbaris angkuh menantang kursi mewahmu sebab kau tak pernah bisa membunuh Tuhan meski selembar pisaumu berkata – kata

kami adalah angin pembawa ukiran mimpi pada diorama daun memori wahai capung berpangkat elang kusumpahkan pasir kesaksian keulu duka inilah bangsa jenaka dengan petinggi pengulum neraka.

Barabai, 21 April 2012

SUARA 5 NEGARA 284 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Rezqie Hidayatullah ialah nama pena dari Rizky Muhammad AlFajar, kelahiran Barabai HST, 5 juni 1994. Aktif sebagai pelajar di SMAN 2 Barabai, menyukai dunia seni dan sastra sejak duduk dibangku taman kanak – kanak, selain menulis puisi ia juga pandai melukis dan bermain teater. Bakat naluri menulisnya semakin terasah tajam setelah bergabung dan menjabat sebagai koordinatoor/ketua puisi di Komunitas Sastra dan Teater “Murakata muda” (KST_MM). Penghargaan yang pernah diraih antara lain, juara III presentasi makalah se- kab. Hulu sungai tengah (Barabai 2011), juara harapan kategori peserta berbakat sekalimantan selatan lomba teatericalisasi puisi (Banjarmasin 2011). Karya puisinya dimuat dalam antologi bersama Benabur Benih Bunga (2011), selain itu puisi – puisinya juga sering diposting dalam jejaring sosial facebook. Alamat desa Padang Barikin RT. 05 RW. 03, kec. Haruyan kab. Hulu Sungai Tengah (Barabai), Provinsi Kalimantan Selatan . Email/Fb :[email protected].

SUARA 5 NEGARA 285 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rissari Yayuk (Kalsel-Indonesia)

NEGERI BERBILANG oleh rissari yayuk

Ibu bilang hari ini kita cukup masak 1 kali Sebab bahan bakar sulit dicari Bapak Bilang mulai hari ini aku tidak usah berkendara lagi Sebab bensin harganya kian meninggi

Adikku bilang uang jajannya hanya cukup beli satu kue Sebab harga jajanan naik tiga kali Temanku bilang esok hari dia tidak sekolah lagi Sebab uang sumbangan ikut-ikutan mendaki Padahal untuk makan sehari-hari saja susah tak terperi

Ah ... apa yang sedang terjadi? Di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi Di ini negeri yang berbunda Pertiwi

SUARA 5 NEGARA 286 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Di ini negeri yang baru saja memperingati 66 tahun kemerdekaanya Yang harus berarti

Sungguh! Kemanakah kan kita adukan hal ini Pada para wakil rakyatkah? Pada para menetri dan pejabatkah? Pada presiden yang terhormat atau cukup pada bapak Lurah?

Memang! Jerit ketidakberdayaan kita ini bagai uapan air liur yang membias Di angkasa Raya Indonesia Menjadi penghias wahana realita yang kian ironis saja Realita ini tanah air yang punya ratusan juta jiwa Realita ini bangsa yang dominan para jelata Realita ini negara yang rentan akan seribu coba Coba yang kembali datang dan pergi untuk kembali Coba yang kembali menohok kita segala arah

Ah beginkah ini kisah negeri yang memiliki gemilang emas sejarah Tetapi itu dahulu kala Masa silam di zaman raja-raja Sriwijaya dan

SUARA 5 NEGARA 287 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Syaerendra

Ah! ... Aku hanya bisa mendesah Tetapi tak mampu rubah apa-apa Selain pasrah dan coba untuk tetap bernafas di tengah cekikan ekonomi Yang kian menggila Segila para koruptor yang sebentar diterali lalu lambaikan tangan Segila para aristokratis yang pongah walau tak mampu perjuangkan Nasib rakyat Segila pekik ketidakterimaan yang hanya jadi dendangkan bagi mereka Yang ada di balik ketimpangan.

Kemana? Kemana derita ini kita letak Derita jelata yang selalu terkepinggirkan Terpinggir saat mobil mengkilat sedang lewat Terpinggir saat tuntutan para oknum wakil rakyat akan subsidi mereka Diperbanyak Terpinggir setelah politikus terpilih telah menjabat

SUARA 5 NEGARA 288 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Terpinggir dari penglihatan pengusaha yang memegang kuat prinsip Ekonominya Prinsip yang lahirkan sejuta pengrusakan dan berjuta pengurasan Ya! Pengrusakan hutan dan pengunungan yang kini tinggal onak duri tak Bertuan Pengurasan bebatuan yang habis dikelola tanpa perhitungan Pemudaran gemerlap intan permata negeri yang ludes terbang ke negeri Orang Pemadaman secara perlahan pijaran api bumi yang disedot oleh gurita Kekonglomeratan

Aduuuhh .... haruskah negeri ini akan kandungkan sisa-sisa kekayaan Sisa kekayaan yang dinikmati oleh rakyat Sisa sedikit yang katanya juga harus dihemat Listrik, air dan kalau perlu udara ini dihirup melalui jangka hitungan menit Agar jelata mengap-mengap sendiri sampai ruh

SUARA 5 NEGARA 289 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

kehidupannya pergi dari jasad Tinggalkan negeri yang bermahkota kejayaan dan kekuasaan preman Berdasi Ah, apa sebenarnya yang kaum fsikofatis berjois inginkan Ingankah mereka Indonesia kelak tinggallah nama dan jadi sekedar Legenda anak cucu kita? Anak cucu yang nanti entah berada di negeri mana Apakah di Asia, Eropa, Afrika atau bahkan Kutub Utara? Atau mungkin pula anak cucu kita generasi di luar kandungan mereka Kan terus dilanda kekhawatiran penghidupan di negeri sendiri Karena tanah dan airnya telah berpindah tangan di bawah kendali Hukum rimba Leburkan ibu, ayah dan anak-anak kita dalam kubangan hitam kata “bilangan” kemanusiaan

Rissari Yayuk, lahir di Kandangan, 4 Juni 1976. Selain gemarmenulis puisi, juga aktif meneliti di bawah komando pemimpin Balai Bahasa Kalimantan selatan. Dapat ditemui di Herlina B/24 Kuin Utara Banjarmasin Kalimantan Selatan.

SUARA 5 NEGARA 290 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Roma DP (Jawa-Timur-Indonesia)

AKU BERDUKA Oleh Roma DP

Langkahku terganjal tangan-tangan menengadah Bagaimana mungkin hatiku tak tergugah Seorang ibu memperkerjakan bocah Demi menjajal kehidupan mewah

Mataku terhalang pemandangan sepat Oleh mereka yang hanya melihat Pada situasi yang semakin gawat Rakyat jelata tertindas pejabat bejat

Air mataku terus membanjir Saat tikus-tikus bertambah nyinyir Bertindak dahulu sebelum berpikir Membuat hatiku semakin terkilir

Madiun, 23-04-2012

SUARA 5 NEGARA 291 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Roma IP, dilahirkan di Ngawi, 25 Februari 1993. Anak bungsu dari dua bersaudara ini masih tinggal bersama kedua orang tua di Ngawi, Jawa Timur. Terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Administrasi Bisnis di salah satu PTS di kota Madiun. Selain menulis, hobinya adalah m e m b a c a d a n m e n d e n g a r k a n m u s i k . D a p a t d i h u b u n g i m e l a l u i [email protected] atau akun facebook Romz Weepy.

SUARA 5 NEGARA 292 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rosnani Ahmad (Malaysia)

SEPOHON TUA DAN SEORANG MANUSIA Oleh Rosnani Ahmad

Perjalanan ini … semakin jauh berbatu singgah berteduh di bawah sepohon tua berdaun jarang dan kuning bunganya layu dilayang angin dahan dan reranting dimakan anai-anai rapuh menanti luruh sepohon tua seorang manusia adalah suatu kejadian pengisi riwayat kehidupan titik hentinya sebuah kematian.

SUARA 5 NEGARA 293 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Rosnani Ahmad. Wanita kelahiran 7 September ini aktif menulis puisi. Puisinya tersebar ke berbagai media. Pernah bersekolah di Maktab Mahmud Alor Setar. Tinggal di Sungai Petani dari Jitra. Di antara puisinya terhimpun dalam buku puisi Sinar Siddiq (2011).

SUARA 5 NEGARA 294 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rosmiaty Shaari (Perak-Malaysia)

PEREMPUAN IGA BERMAIN UFUK oleh Rosmiaty Shaari

teruskan mencatat dengan duka yang memerintah dengan muka bersalut darah walau patah suara hati jarimu yang merah masih mampu memetik tali mandolin benang belati - bukankah sudah lama terputus? sambunglah menjadi rubaiyat untuk membina hikayat kau dihantar sebagai perakam riwayat yang menuju gerak hakikat

'akulah saksi segala kejadian', kata pohon cemara 'kau bukan Zulaikha yang mencipta Yusuf' melainkan iga paling bengkok antara perempuan yang bermain ufuk menunggu detik dipetik gitanyali menjadi puisi yang meluluhkan hati

SUARA 5 NEGARA 295 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

yang dapat membalut duka insani.

17/05/2012

Rosmiaty Shaari lahir pada 25 Mei 1961 di Teluk Intan, Perak, Malaysia. Mendapat pendidikan hingga memperolehi Sijil Tinggi Persekolahan. Mengikuti Pengajian Seni Kreatif di Universiti Sains Malaysia tahun 1983/84. Pernah menjadi Editor di Teks Publishing/Singamal Publishing (1985-1989), Editor di Marwilis Publisher (1990-1994), Free Lance Editor bagi Flo Enterprise, Penerbit Karyawan, Penerbit S. Abdul Majeed dan Penerbitan Murni hingga kini. Antara karya yang telah diterbitkan ialah antologi cerpen persendirian 'Malam Seribu Malam' (Teks Publishing,1988), antologi cerpen bersama 'Mannequin' (Kerajaan Negeri Selangor, 1986), kumpulan puisi bersama 'Temoh Tasik Kenangan' (Karyawan Perak, 2010), kumpulan puisi bersama 'Kampung Bandar Dalam' (2010), kumpulan puisi bersama 'KEMALA - Meditasi Dampak 70' (Insandi, 2011). Karya- karya beliau turut dimuatkan di majalah Dewan Sastera, Dewan Pelajar, Jelita, akhbar Minggun Malaysia, Berita Minggu, Siasah, Horison Online, E-Sastera, Blog Penyair Nusantara dan lain-lain. Kumpulan puisi persaorangan beliau, ...DARI HITAMPUTIH MENJADI ZARAH baru saja diterbitkan (2011) oleh I-Man Creative, Melaka.

SUARA 5 NEGARA 296 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rita Asfiani/Fia Pradita (Kaltim-Indonesia)

BEKU MEMBIRU Oleh Fia Pradita

Ada kasih yang tersisa Disela-sela tarikan nafasku Yang tinggal satu-satu Kala jari jemariku mulai kaku Tak mampu kuraih sepenggal rindu Suara tawa gagak telah membara Menembus luka hingga keakar Perih pedih bagai disayat sembilu Karena kawan telah jadi lawan Sandaran hati telah mengoyak kepercayaan Mungkin diseberang lazuardi Asa masih tersisa Dalam kesendirian Kumenunggu Sisa-sisa hembusan nafas…

Rita Asfianie, atau sering menggunakan nama pena Fia Pradita saat menulis puisi. Menetap di Jl Dewi Sartika No. 13 Samarinda-Kalimantan Timur.

SUARA 5 NEGARA 297 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rizky Mula Saputra (Kaltim-Indonesia)

Gedung Sekolah Anak Pedalaman Indonesia Oleh Rizky Mula Saputra

Menyusun genteng tanah merah, Merapatkan sekat-sekat pinggirnya, Karena hujan akan selalu menyisip, Melalui celah-celahnya yang terkuak, Maka mengelus dadalah kalian, wahai anak pedalaman Indonesia! Karena takdir terkadang menyalip ikhtiar kalian, Buktinya, kini sekolah kalian adalah kolam renang, yang menghadiahkan air keruh, saudara kalian sendiri, Air yang selalu menemani kalian belajar, Sekaligus rela mengajarkan akhlak teladan, Tentang kerja keras, cita-cita, dan kesabaran,

SUARA 5 NEGARA 298 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Walaupun akhlak itu masih terbentur dinding gedung Pemerintah Daerah, Tertinggal di meja Departemen Pendidikan Nasional, dan bergentayangan di ruang rapat DPR Komisi 10.

Rizki Mula Saputra. Lahir di Berau, Kalimantan Timur. Pendidikan terakhir ditempuh di Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sekarang bekerja di salah satu perusahaan batubara di Kutai Kertanegara. Alamat di Jalan Murjani 2, Gang Swadaya, No.92, Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur. Alamat e-mail saya adalah [email protected].

SUARA 5 NEGARA 299 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Rubiah Dullah (Sabah-Malaysia)

PERJALANAN DI LEWAT SENJA oleh Rubiah Dullah

lewat senja ini aku masih meneruskan perjalanan walau berkerikil tajam di simpang siur tapi dalam kegentaran aku tak akan mengalah untuk terus melangkah!

Nilai, Negeri 9/21 Disember 2011

Rubiah Dullah pernah menggunakan nama pena Dewi Manja dan Seniwati Desa, lahir di Kampung Buang Sayang, Sipitang, Sabah, Malaysia. Kini menetap di Taman Nilai Perdana, Nilai, Negeri Sembilan bersama-sama keluarganya.Mula menulis pada tahun 1976 dalam bidang cerpen, puisi, esei, drama radio dan kemudian turut menghasilkan novel.Pernah memenangi hadiah saguhati dalam Peraduan Menulis Cerpen Remaja anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah pada tahun 1980. Kemudian pada tahun 1981 sekali lagi memenangi hadiah dalam siri peraduan yang sama, kali ini mendapat hadiah utama dan hadiah saguhati. Puisinya berjudo Dalam Kegawatan Ini IIturut memenangi HadiahSastera Sabah dalam bidang puisi bagi tahun penilaian 1998/99.Karya-karyanya tersiar di pelbagai media massa di tanah air dan Negara Brunei Darussalam. Novelnya yang telah diterbitkan ialah Peristiwa di Sebuah Pulau(Teks Publishing Sdn. Bhd., 1985), Pelangi Cinta (MulyaUtama Enterprise, 1988), Misteri Pulau Memutik (Dewan Bahasa dan Pustaka, 1994), Hantu Pulau Mundu (Edusystem, 2001), Hirisan Kasih (Rhythm Publishing, 2004), CintaKartika (MCT Resources (M) SdnBhd, 2008), Peleraian Kasih (Media Ink Publishing, 2011) dan Imbasan (Media Ink Publishing, 2011). Cerpen-cerpennya turut termuat dalam beberapa buah antologi bersama; Medang (Dewan Bahasa dan Pustaka, 1985), Tugu di

SUARA 5 NEGARA 300 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Tengah Kota (Oscar Book International, 1990), Amirul (Utusan Publications, 1991), Memintas Arus (Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992), Bersemai Sebelum Musim (Dewan Bahasa dan Pustaka, 1994), Hikmah Dewan Bahasa dan Pustaka, 1995), Eh Deng Anak Perwira (FajarBakti, 1997) dan yang antologi yang diselenggarakannya Harga Sekeping Hati (Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997), KasihAzira (Media Ink Publishing, 2011) dan Demi Kasih (Media Ink Publishing, 2011). Puisi-puisinya pula termuat dalam antologi bersama; Gema Lembah Kinabalu (Dewan Bahasa dan Pustaka, 1982), Kekasih (DBP-MUIS, 1987), Luka Bosnia (Dewan Bahasa dan Pustaka, 1992), Qiam (DBP-MUIS, 1995), Kafilah (DBP- MUIS, 1996) dan Bisikan Nurani (Media Ink Publishing, 2010).Ketika berada di sabah, menjadi salah seorang panel penulis skrip drama radio di RTM Sabah bagi drama bersir iLembah Hijau, Mekar di Taman dan Drawira.

SUARA 5 NEGARA 301 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sabahuddin Senin (Sabah-Malaysia)

PEMBUAL DAN KEDAI KOPI oleh Sabahuddin Senin

Udara gamat musim mengait hati ia tuangkan sedikit kopi ke cuit lalu menghirup perlahan tanpa berkata sepatah pun.

Sehabis minum, ia berdiri mencapai tongkatnya membetulkan kopiah hitam mengangkat tangan dan berlalu.

Bagai desir angin datang dan pergi ia pun tau ketiadaannya tak akan mengubah atau menambah keseronokan orang-orang pembual di kedai kopi.

Canberra 17hb Mei, 2012

SUARA 5 NEGARA 302 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sabahuddin Senin atau dikenali sebagai Musa Bin Masran, dilahirkan di Sandakan, Sabah, Malaysia Timur. Beliau pernah belajar di Universiti Sains Malaysia (USM) dalam jurusan Seni Kreatif, 1979-1980. Lulusan dari National Institute of Dramatic Art (NIDA), dalam jurusan Directing, di University New South Wales, 1982. Lulusan Asian Studies di Australian National University, Canberra. Karya-karya puisi dan rencana beliau disiarkan dalam akhbar Sabah Times dan Daily Express, majalah Bahana terbitan DBP Brunei, Majalah Digest, Majalah Telur, penyunting A. Latif Mohidin, dan RTM, Kota Kinabalu, pada pertengahan tahun 70 an dan 80 an. Karya-karya beliau yang pernah diterbitkan di dalam antologi bersama 'Gema di Lembah Kinabalu' Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1982. Puisi-puisi beliau terdapat dalam buku 'Unsur-unsur Islam dalam puisi Melayu moden' ;DBP, 1988, oleh Ahmad Kamal Abdullah (Kemala). Puisi beliau terpilih dalam Puisi Penyair Lima Negara. Blog puisi-puisi Sabahuddin Senin ialah,www.puisisabahuddin.blogspot.com memuatkan lebih 500 puisi. Beliau juga aktif dalam deklamasi Puisi di hadapan mahasiswa, dan publik. Diundang oleh Dinsman, Sutung Umar dan Jaafar Hs, 'special guest'di Hotel Abad, Kuala Lumpur, 1980, antara undangan allahyarham Usman Awang, membaca puisinya, 'Bagaimana kalau'. Dan Datuk Rahim Razali.Beliau mendirikan Grup Teater National (TENA) 1977 di Kota Kinabalu. Pertengahan tahun 1978, berhijrah ke Kuala Lumpur dan menjadi anggota Kumpulan Anak Alam (KAA). Mengarah dan mementaskan keliling produksi TENA, drama 'Aduh' karya Putuwijaya dan drama Pulau Sadandin karya Dinsman. Berlakon dengan Siti Fauziah Rahman dalam drama kanak-kanak, 'Tak Kotak Kotak' karya dan arahan Tone Brulin, berkeliling di Kuala Lumpur dan Pulau Pinang. Mengarah dan mementaskan produksi KAA,'Ngeng-Ngong' dibantu oleh Mustapha Haji Ibrahim di Komplek Budaya Negara, Kuala Lumpur. Berlakon dalam drama Bukan Lalang ditiup angin karya Nordin Hassan, sempena 25 tahun Drama Melayu, Pesta Drama Melayu 1978, diarah oleh Matari Rahman. Berlakon sebagai 'Hamlet' karya Shakespeare, arahan Helen Van Der Poorten, produksi Universiti Sains Malaysia (USM), Pulau Pinang, 1979-1980. Mengarah dan berlakon dalam drama 'Antigone' karya Sophocles, di Panggung Sasaran, USM. Mengarah dan berlakon dalam drama 'Pemburu Perkasa' karya Wolf Mankowitz, Panggung Sasaran USM. Mengarah dan berlakon dalam produksi KAA drama 'Bantal Impian' karya Yukio Mishima, diterjemahkan oleh A. Latif Mohidin, berkeliling ke Kota Kinabalu, di Dewan, DBP, Kuala Lumpur, 1980, dan mewakili Malaysia ke Pementasan Tiga Negara (Indonesia, Malaysia dan Singapura) di Panggung Victoria, Singapura, 1980. Mengarah dan berlakon dalam produksi KAA dalam drama 'Pintu Tertutup' karya Jean Paul Sartre terjemahan Asrul Sani, di Panggung Eksperiment, Universiti Malaya, 1980.Berlakon dan co-director dalam drama 'Crossing Niagara', NIDA, 1982. Tenaga pengajar dengan Arthur Dicks Drama workshop Q Theatre, 1983-1985. Studi Method Acting dengan Hayes Gordon, pendiri Enssemble Theatre, di Utara Sydney, 1981. Tenaga Pengajar di Canberra Youth Theatre Company, 1986-1989, Tenaga Pengajar kepada Joe Woodward Children Theatre dan mementaskan drama 'Scheherazade' di Canberra, 1990-1991.Sebagai pengkritik dan penulis majalah Muse, Canberra, 1996-2007. Anggota Canberra Critic Circle (CCC) sejak 1990. Beliau senang menggembara dan berkeliling dunia. Sekarang beliau menggunakan masanya di Australia, Solomon Islands dan Malaysia

SUARA 5 NEGARA 303 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sabrina WS (Jatim-Indonesia)

Halaman Senja oleh Shabrina Ws

Aku melipat senyum, melipat kata, dan melipat potongan kisah tadi pagi Kubawa berjalan di sepanjang jalan setapak senja Yang berujung pada matahari jingga

dan, esok Setelah subuh melipat sajadahnya Aku akan berjalan meninggalkan bayang-bayang yang memanjang Menuju jalan setapak matahari terbit Lalu menggunting kisah-kisah sepotong pagi Lagi

senja emas, gading kirana,17717211

Shabrina WS. Seorang istri, seorang ibu dari Zaid dan Urfa. Menyukai pagi, senja, fabel dan buku-buku yang ada'aroma' hewannya. Baru punya 5 buku solo: Kerlip Bintang-bintang, Sketsa Negeri Para Anjing, Pelari Cilik, Petualangan Ciki Kelinci, dan Sakti dan Sapi Rebo. dan 24 antologi. Sekarang menetap di Sidoarjo, Jawa Timur.

SUARA 5 NEGARA 304 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Saifun Arif Kojeh (Kalbar-Indonesia)

PENUH HARAPAN Oleh Saifun Arif Kojeh

Gerah gejolak hati memerah Pada panas yang bersimbah darah Dari luka anak pengemis Yang berceceran di jalanan Dilibas derit kendaraan peradaban tanpa permisi Memaki ramai penuh korupsi

Penantiannya berpenuh harapan agar kearifan lokal menyentuh hati siapa saja Bergelut dan bergumul dengan kehidupannya Untuk memberikan arti dalam pencerahan abadi

Meja Belajar (Negeri Betuah), 29 Maret 2011

Saifun Arif Kojehadalah nama pena dari Raden Sarifudin, lahir di Durian Sebatang, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, pada tanggal 8 Desember 1977. Anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Raden Koman Sahar dan ibunya bernama Utin Jetiah Bujang Saheran menyenangi membaca, menulis, dan berjalan ke tempat-tempat yang unik dan menarik. Dia mengawali pendidikannya di SDN 20 Durian Sebatang yang sekarang berganti nama menjadi SDN 09 Durian Sebatang (1991). Tamat dari SMPN 2 Simpang Hilir sekarang berganti nama menjadi SMPN 1 Seponti (1994), dia melanjutkan sekolahnya di SMAN 2 Pontianak (1997) dan meraih gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Tanjung Pura (Juni, 2001). Pada tahun 2009, dia menikahi seorang gadis asal Balai Berkuak yang bernama Setevani dan dikarunia seorang anak, Ayatul Husna (18 Juni 2010).Dia senang menulis karya sastra sejak masih Sekolah Menengah Umum sampai

SUARA 5 NEGARA 305 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

sekarang. Karyanya berupa Puisi, Cerpen, Novel Mini, Diari Seorang Penulis, Prosa Kehidupan, Prosa Mimpi, Cerita rakyat, bahkan kini merambah menulis artikel populer di media massa. Dalam dunia kepenulisan dia mempunyai semboyan: “Suatu coretan kreatif sependek apapun dalam menuangkan impresi atau ekspresi jiwa akan melahirkan keindahan rasa yang terasa bagi orang yang merasa.”Cerpen dan puisinya disebarluaskan di Jurnal Edukatif, Majalah Selasar, Ketapang Pers, Majalah Umum Tanjungpura Post, Pelita, Bela, Warta Lipan, Barometer, Equator, Borneo Tribune, Kapuas Post, Pontianak Post, Koran Minggu Pagi Yogyakarta, Majalah Taman, cybersastra.net, kampung.8m.net, fordisastra.com, esastera.com, sanggarkiprah.blogspot.com, andyady.multiply.com, dapunta.com, cerpen.net, fiksi.kompasiana.com, blogscope.com, mywritingblogs.com, puitika.net, dan lain-lain. Puisi dan cerpennya masuk nominasi Hadiah HESCOM 2008 (Malaysia). Cerpennya bertajuk Mutiara dalam Lumpur jadi Juara III dalam penulisan cerpen Islami yang diadakan Forpi-Al Ikhwan (sekarang At-Tarbawi) FKIP Untan. Cerpen “Kempunan”memenangkan Hadiah HESCOM 2009 (Malaysia) kategori ACAS (Anugerah Cerpenis Alam Siber, sebesar RM 200). Puisi dan cerpennya yang dibukukan: Bianglala (Antologi Puisi, 2001), Tafakur Cinta (Kumpulan Puisi, 2006),Kembalinya Tarian Sang Waktu (Kumpulan Cerpen, 2010), Matahari di Nusantara (Antologi Cerpen Mastera, 2010), Sembahyang Puisi.Menerjemahkan Rindu (Kumpulan Puisi, 2010), Antologi Ketika Penyair Bercinta berupa e-book (2011), Antologi Kun Payakun Cinta (Puisi Reliji Lintas Negara) berupa e-book (2011), Mata Borneo I; REPUBLIK WARUNG KOPI (Antologi Puisi 8 Penyair Kalbar, 2011), Anugerah Khatulistiwa (Antologi Puisi, 2011), Deru Awang-Awang (Antologi Puisi, 2012). Selain itu, artikel dan cerita rakyatnya disebarluaskan di Majalah Pelita, Tanjungpura Post, Borneo Tribune, Equator, dan dapunta.com. Naskah teater yang sudah ditulisnya adalah Siluet Biru, Titik Merah, Monolog Merah Putih, Pentingnya Pendidikan, Putri Dipanah Rembulan, Selembut Kasih Ibu, Kawin atau Pendidikan, dan Kemuliaan Kasih Ibu. Kalau ingin melihat lebih jelas lagi hasil karya sastra dan tulisannya bisa dilihat di weblognya: msaifunsalakim.blogspot.com dan kemuliaancintasakim.blogspot.com Kegiatan sastra yang pernah diikutinya adalah Pertemuan Mahasiswa Sastra Tingkat Nasional di Pontianak (1999) dan Yogyakarta (2000), Lokakarya Apresiasi Sastra Daerah di Cipayung, Bandung yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Nasional dengan pembicaranya dari Dinas Pendidikan Nasional dan Sastrawan Horison (Agustus, 2006) dan di Cipayung, Bogor, Jawa Barat (Desember, 2007), serta sebagai Peserta Mastera Cerpen di Bogor (28 Juli – 2 Agustus, 2008). Penulis adalah anggota IPSKH (Ikatan Pencinta Sastra Kota Hantu), mantan Ketua Sanggar Kiprah FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak (1999-2000). Kini penulis aktif melatih anak didiknya menulis puisi, prosa, cerpen, dan teater. Dia juga menjabat sebagai Ketua SAKENI (SAnggar KEpenulisan dan seNI) dan Kompenkat (Kelompok Penulis Berbakat). Alumnus SMA Negeri 2 Pontianak dan FKIP Untan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah ini sekarang mengabdikan dirinya sebagai guru di SMA Negeri 1 Simpang Hilir, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat 78853.

SUARA 5 NEGARA 306 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Santi Nurmayanti (Jawa Barat-Indonesia)

BANTU KAMI Oleh Santi Nurmayanti

Di tempat kumuh kami tinggal Di kerumunan sampah kami berada Di bawah terik matahari kami berpijak Mencari uang dengan butiran – butiran keringat yang ada Tidak duduk manis di ruangan ber – AC Kami bekerja meminimalisir sampah Mereka bekerja memanaskan dunia Tapi kenapa? Kenapa kami di pandang sebelah mata? Tanpa rasa iba dan hanya ada ketawa Disaat kami meminta harta yang ada Kau hanya membelelekkan mata Terkadang menghina tanpa terduga Mulutmu begitu menyakitkan Aku hanya butuh bantuan saudara Bukan hinaan saudara Tak sudi membantu taka apa, tak perlu menghina

Santi Nurmayanti, lahir di Tasikmalaya Jawa Barat, 16 Februari 1994. Suka menulis cerpen sejak sekolah di SMK Negeri 1 Tasikmalaya. Anak sulung dari pasangan Ipah Nurlatipah – Muksin. Dari kecil suka menulis karangan dam melukis. Tapi di perdalam sejak kelas 1 SMK.

SUARA 5 NEGARA 307 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sani La Bise (Labuan-Malaysia)

KOTA KORUPSI Oleh Sani La Bise

Ku lihat kereta mewah membelah kota raya Di tengah simpang sesak yang kian mengasak Antara jalan-jalan berlapis konkrit Mercu jaya gelanggang modenisasi.

Di tengah keriuhan kota Beraneka macam bunyi-bunyian menusuk telinga Ada yang menyalak bagai anjing belaan di hujung malam Membingit kota metropolitan yang tidak pernah tidur Walau penghuninya sedang enak dibuai mimpi Yang dicipta di kamar fantasi.

Warga kota semakin pantas berlari Saban waktu berlumba memintas siang hari Dengan banglo mewah dan kereta penuh aksesori Harta itu kononnya belum cukup untuk

SUARA 5 NEGARA 308 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

dinikmati Sepertinya akan semua dibawa mati.

Harta perlu dicari dengan jalan apa yang dihajati walau terpaksa memadam lampu peribadi yang mampu menerangi celahan lorong ruang kegelapan anak jalanan atau anak perantau yang singgah tidur di kaki lima mengumpul harapan dan mengutip nasib untuk keluarga di desa.

Di kota ini, aku semakin gelisah dan sangsi Barangkali esok, lusa tiada siapa lagi yang berani menghidang kepercayaan di dulang hati pada kota yang makin sunyi dengan kejujuran para penghuni.

Di batasan masa, Kemajuan telah mengubah lanskap peribadi warga kota Mereka semakin tekun membina tembok haloba Menjadi sebuah kota korupsi Yang indah dan megah

SUARA 5 NEGARA 309 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Sani La Bise.Nama Pena El Bee San @ Sani Qalbi. 16 Januari 1982 di Lahad Datu, Sabah. Alamat Surat-menyurat Labuan International School, No. 5012, Jalan Tanjung Batu,87000 W.P Labuan. Selain tulis menulis, pekerjaan tetap sebagai guru. Mula menulis puisi sejak tahun 1998, tetapi tidak banyak yang saya hantar untuk penerbitan.Berikut beberapa tajuk puisi ciptaan saya yang pernah disiarkan oleh akhbar Berita Minggu.; Jendela Usia (2004), pesanan Seorang Guru (2004), h idayah Ramadhan (2004), Kebebasan (2007). Sajak bertajuk “Malam Lailatulqadar” yang saya hasilkan pada tahun 2004 memenangi hadiah Sayembara Menulis Puisi Ramadhan anjuran Ikatan Penulis Sabah (IPS), Sabah 1423H.Mendapat hadiah saguhati Sayembara Menulis Esei Kemerdekaan kategori Pelajar IPT Peringkat negeri Sabah, 2004.Penglibatan dalam Deklamasi Puisi/Sajak di antaranya, Naib Johan Sayemabara Deklamasi Puisi Merdeka Peringkat W.P Labuan 2011 dan peserta finalis Sayembara Deklamasi Puisi Kemerdekaan peringkat W.P Labuan (2008 dan 2009).

SUARA 5 NEGARA 310 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) SosonJan A. Khan (Brunai Darussalam)

Rumah oleh sosonjan A. Khan

Berapa kurun sunyi melangkah di gurun mata mu berlari lari mengejar bayang musafir tanpa peta hanyalah secarik layar usang di atas pasir pantai kau lukis kembang tak bernama bulan tak berwarna lalu tanam di padang yang tak pernah hujan.

Jangan tanya lagi tentang musim musim yang sengaja kita lupakan atau malam malam yang menghimpun bara jangan tanya tentang pohon selasih sudah lama aku maafkan parut jangan tanya untuk menanti di pelabuhan aku mencari cari alasan untuk kembali seperti burung burung pulang ke sarang sayangnya tak kutemui resah rindu di situ.

SUARA 5 NEGARA 311 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Kiranya air yang patah menjadi kaca kaca menjadi sepatu tanpa tongkat dan lantera yang pernah kau lukiskan di bawah langit di atas bumi aku masih mencari rumahku.

Sosonjan A. Khan atau lebih dikenali dengan nama pena S.Kalbu dan Seri Centaka dilahirkan di Kota Kinabalu, Sabah pada tahun 1964 dan telah menetap di Brunei Darussalam selama lebih dari 27 tahun. Pernah menuntut ilmu di Sabah Institute Studies (Secretatrial Studies). Mula berkarya sejak di sekolah menengah dan aktif dalam pelbagai peraduan seperti perbahasan, syarahan dan penulisan rencana antara sekolah-sekolah. Menulis secara konsisten sejak 20 tahun lepas terutama dalam bidang novel, cerpen, puisi dan berita untuk akhbar. Sehingga kini beliau menghasilkan lebih 250 tajuk sajak, 275 tajuk cerpen dan banyak rencana kebanyakannya tersiar melalui Mekar, Bahana, Sabah Times, Pelita Brunei dan Media Permata. Beliau banyak mengikuti bengkel penulisan dalam dan luar negeri. Penerima Hadiah Kreatif Bahana anjuran Dewan Bahasa Pustaka/Brunei Shell untuk kategori cerpen pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2003. Karyakarya yang telah terbit, di antaranya ; Novel Antalas Sukma 1 - DBP Brunei, Antologi bersama, Kosovo, Bilakah langitmu kembali Biru - DBP Brunei, Antologi sajak bersama, Tsunami suatu iktibar dan pengajaran - DBP Brunei, antologi bersama, Adun Nan Alun Sebahtera - DBP Brunei, antologi cerpen dan puisi bersama, Mitos Pencarian - DBP Brunei, koleksi bersama Cerpen Pilihan Pelita Brunei. - Jabatan Penerangan, 2005, Koleksi bersama Cerpen Pilihan Pelita Brunei, Mat Sasak - Jabatan Penerangan,2006, Koleksi bersama Cerpen Pilihan Pelita Brunei. - Jabatan Penerangan, 2007, koleksi bersama Cerpen Pilihan Pelita Brunei, Roda- Roda Kehidupan - Jabatan Penerangan, 2009, koleksi bersama Cerpen Pilihan Pelita Brunei. - Jabatan Penerangan, antologi sajak bersama: Gema Membelah Gema - Badan Bahasa dan Sastera Sabah, Mendapat Hadiah Kedua Peraduan Menulis Cerita Bergambar Kanak-Kanak, Anjuran Pusat Dakwah Islamiah, Brunei, 2009, Mendapat Hadiah Ketiga Peraduan Menulis Cerita Bergambar Kanak-Kanak, Anjuran Pusat Dakwah Islamiah, Brunei, 2010, Kumpulan Cerpen Borneo Senja Di Batas Kota 2011, Kumpulan puisi 52 tahun Dimas Arika Miharja dengan judul Berenda Rumah Cinta 2011, Antologi sajak (AHLI ASTERAWANI) Pelayaran Emas 50 tahun Asterawani.Sekarang sedang menyiapkan tiga buah novel dan tiga buah antologi cerpen persendirian untuk diterbitkan dan sedang megusahakan penerbitan sajak bersama untuk wanita.

SUARA 5 NEGARA 312 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Suhana Bt. Sarkawi (Sarawak-Malaysia)

SEBUAH ANTI- CESSION Oleh Suhana Bt. Sarkawi

lihatlah keindahan dan kemewahan itu siapa yang menggonggongnya dari rumahmu!

lihatlah laut berdarah sembunyi karang ada tangan datuk nenekmu tercincang!

dengarlah dentum langit kandung maruah kian rendah tega dia meramas wilayah ibumu!

rasalah herba beracun dagang timur barat dia kembara mencari subur dan tulang bapakmu diratah patah!

fikirlah anak bumi benam jatimu ke tanah dan mantikmu kimpal senjata menentang sendeng hujah!

SUARA 5 NEGARA 313 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

2011 Nota kaki: Anti-cession sebuah pergerakan anak watan Sarawak menentang penjajahan British 1946-1950.

Suhana bt Sarkawi atau nama penanya 'Setiakasih' ialah anak kelahiran Sibu, Sarawak, Malaysia. Menamatkan pengajian Sarjana Muda Pendidikan TESL dengan Kepujian dariUniversiti Malaya, Malaysia pada 2001. Meminati kesusasteraan Pascakolonial, penulisan puisi dan cerpen dalam dua bahasa: Bahasa Melayu dan Bahasa Inggeris sejak di 1996. Mulai serius menulis puisi dan kajian sastera lisan berasaskan sejarah Sarawak sejak tahun 2009. Kini membuat kajian sastera pascakolonial dan pengajian budaya Melayu Sarawak, Malaysia . Merupakan Bendahari Pemuda Persatuan Kebangsaan Melayu Sarawak, Exco Penerangan Ikatan Graduan Melayu Sarawak, Ahli Persatuan Sejarah Malaysia Cawangan Sarawak, dan ahli (kerabat) Angkatan Pengkarya Indie. Antara penglibatan sastera dan karya yang pernah diterbitkan di akhbar tempatan dan antologi sajak adalah: Juara, Pertandingan Syair “Projek Apresiasi Puisi Siswi” Anjuran Persatuan Bahasa Melayu Universiti Malaya, 1996. “Hanyut' (Sajak, Utusan Sarawak, Jun 2009)'Mengenangmu Rosli dan Morshidi' (Sajak, Utusan Sarawak, Julai 2009) 'Mengenangmu kembali- Rosli' (Sajak, Utusan Sarawak, Ogos 2009) '…dan mentaripun berlabuh' (Cerpen, Utusan Sarawak, September 2009), 'Aku Perempuan Pencetus Revolusi' (Sajak, Antologi Puisi Gema Membelah Gema sempena Hari Puisi Nasional Ke 18, Sabah, 2010), 'Sarawak Mythical Series' (8 dalam 1: Siri Novel Kanak-kanak, PEP Publications, Shah Alam, Selangor, 2011), 'Marhaban, duhai qamariah' dan 'Mencari Uwais al-Qarni' ,(Sajak, Antologi SINAR SIDDIQ : Marhajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara 2012). “Tiga Puluh Permata Kenyalang: Antologi Sajak Armiza Nila & Setiakasih” (Pengarang Bersama, Sempena Marhajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara 2012). Alamat di No. 228, Lorong 6A1Taman Peony93050 KuchingSarawak, Malaysia.

SUARA 5 NEGARA 314 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sukron Jayadi (Kaltim-Indonesia)

PLAT MERAH (Untuk Kalangan Yang Tak Amanah) Oleh Sukron Jayadi.

Kuda ini hamper pula rebah Kejut dibuat oleh kuda gegabah Menyalip seronoh tiada berarah Buat dada ini merah marah

Hamper pula kulit ini dilumur darah Ah, dasar kuda mabuk arah

Kuda plat merah Astaga! Santainya ia berulah Tak sadarkan ini karpet jamaah Nyaman kali hati berlakon salah

Hah, dasar plat merah Cepat sangat buatku berubah resah

Ah, aku pun salah Mengapa pula mencaci marah Bukanlah kuda yang salah

SUARA 5 NEGARA 315 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Tapi makhluk berdasi, si penjarah

Maaf bagimu plat merah Dan maki bagimusi pendusta amanah.

Sukron Jayadi. Penulis kelahiran Paser, 16 Oktober 1991 ini adalah salah satu mahasiswa di FKIP PGSD Universitas Mulawarman angkatan 2011. Menetap di Long Ikis, Paser, Kalimantan Timur. Namun saat ini merantau di Samarinda. Beberapa karyanya telah berhasil masuk pembukuan bersama beberapa penulis ternama Indonesia, diantaranya: Antologi cerpen Bidadari Berkostum Badut (Leutika Prio, 2011), Unforgettable Moments (AG Publisher, 2011), 99 Pesan Kerinduan Untuk Presiden (Leutika Prio, 2012). Puisinya juga pernah dimuat di salah satu tabloid ibu kota.

SUARA 5 NEGARA 316 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sulthan ARP (Kaltim-Indonesia)

SEPERTI SAJAK YANG TERUS DITULIS oleh Sulthan ARP

Dari hari ke hari, hidup bagai sebuah permainan game. Mengajak, membujuk dan saling bunuh. Mati lalu ulang lagi. Seperti sajak-sajak yang terus ditulis dan dicampakkan. Tapi tidak mati- mati. Aku harus jadi burung, yang terbang mengepakkan sayap di langit. Atau aku harus jadi ikan, yang akan terus berenang di air. Burung terbang di pagi hari, dan pulang tak mati. Ikan yang tak mati. Angin tak mati. Tanah tak mati. Air tak mati.

Dari hari waktu ke waktu. Bila aku terbang, maka aku ingin terbang seperti garuda yang gagah perkasa. Atau elang. Atau bilapun ikan, seperti ikan hiu. Garuda, hiu, topan, gelombang yang memukul-mukul pantai, dan kobaran api dalam tubuhku jangan mati-mati.

Dari hari ke hari, dari waktu ke waktu hidup

SUARA 5 NEGARA 317 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

memang harus menjadi apapun. Menjadi garuda, hiu, topan, gelombang dalam gerak dalam berbagai apapun. Atau jadi apapun yang hidup. Sekalipun pada akhirnya seperti sajaksajak yang terus ditulis dan dicampakkan di tong sampah zaman.

2012-05-18

Sulthan ARP, lahir 27 April di Samarinda-Kalimantan Timur. Sering menulis puisi di berbagai media. Puisi pertamanya ditulis saat SMP kelas 1 berjudul; jangan ngambek bidadariku.

SUARA 5 NEGARA 318 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sutirman Eka Ardhana (Jogyakarta-Indonesia)

PANTAI SUWUK, KEBUMEN Oleh Sutirman Eka Ardhana

Di atas bebatuan, aku memandangmu Sambil mendengarkan nyanyian ombak Lalu ingin kutulis di atas pasir-pasir Cerita tentang laut dan gelombang hidupku

Di atas bebatuan aku memandangmu Sambil memandang camar yang jauh Membawa anganku terbang menghilang di balik debur dan buih gelombang

Di atas bebatuan aku memandangmu Sambil membaca misteri dan rahasia Dalam gemuruh ombak yang menderu Di hamparan laut wajahmu

Mei 2012

Sutirman Eka Ardhana.Pemimpin Redaksi "Malioboro Ekspres", dosen KPI Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Redaktur Pelaksana Mingguan "TERAS" Investigasi. Menetap di Jogyakarta.

SUARA 5 NEGARA 319 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Seruni Tri Padmini (Jawa Tengah-Indonesia)

Melankholia Siang Oleh Seruni Tri Padmini

1. Biarkan, aku menggigil Dibawah gerimis …. , sebab ingin ku pinang Rasa kesakitan paling pualam Dari bocah yatim yang lapar, itu siang

2. Lelaki penjual cobek

Membaca langkahmu, di antara terik Tahlil-ku memekik --- mengurai matahari yang mencumbu Telapak kaki, mengapung perjalanan Pada beban bisu – pundak rentamu Tersimpan doa anak-istri, di balik pintu : kau pulang membagi peluh

Solo, 2012

Seruni , penikmat sastra dari Solo. Puisinya terdapat di beberapa antalogi di antaranya, Dalam Genggaman Tangan Tuhan dan Antologi penyair perempuan mutakhir. Sedang “Catatan Perempuan” adalah antologi tunggalnya yang pertama.

SUARA 5 NEGARA 320 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sofyan Rh Zaid (Jakarta-Indonesia)

RACHEL CORRIE Sajak-sajak Sofyan RH. Zaid

kotamu yang megah kau tinggalkan memilih ke surga lewat kota tua. menanggung luka sejarah ; nyawa hilang sia-sia anak-anak dan wanita-wanita berlari diantara desingan mengungsi dari ketakutannya sendiri sambil berurai airmata. darah yang tumpah menjadi doa brececeran dimana-mana

hari itu, depan sebuah rumah kau berdirimenentang penggusuran seketika tubuhmu redam digilas buldozer meski ruhmu terus hidup dan menghadang

darahmu mengering harum di tanah palestina abu dari tulangmu diterbangkan angin ke penjuru dunia menjadi saksi-prasasti yang terus menagih

SUARA 5 NEGARA 321 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

; penindasan ini harus dihentikan!

sementara namamu abadi pada jalan, kapal dan hatiku sebagai simbol perlawanan

Jakarta, 2003/2012

Sofyan RH. Zaid. Lahir di Sumenep, 08 Januari 1986. Sejumlah Media Nasional (cetak atau online) pernah memuat puisinya. Semisal ; Horison, Annida, Sahabat Pena, Annida. Minggu Pagi, Seputar Indonesia, Republika, Kompas Online dan sebagianya. Juga sejumlah buku antologi bersama. Seperti; Biarkan Aku Meminangmu Dengan Puisi (EKBT,2006), Empat Amanat Hujan (KPG – Dewan Kesenian jakarta, 2010), Negeri Cincin Api (Lesbumi Jakarta, 2011), Narasi Tembuni (KSI, 2012) dan sebagainya.Kini sebagai mahasiswa akhir di Jurusan Falsafah Dan Agama Universitas Paramadina, sambil mengasuh Paramadina Poetry Club. Dan Tengah mempersiapkan antologi tunggal; tafsir kerinduan, Tinggal di Jakarta.

SUARA 5 NEGARA 322 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Sunthi Fatimah (Kaltim-Indonesia)

Kepasrahan Alamku Oleh Sunthi Fatimah (Kaltim Indonesia)

Tutup matamu Lalu dengarkan Adakah kau mendengar burung berkicau? Adakah kau mendengar nyanyian angin?

Pohonku telah terganti gedungmuHutanku telah terganti perkotaanmuNyanyian anginku kau ganti dengan nyanyian mesin pabrikmuDan katakan padaku Hendak kau ganti dengan apa ozonku?

Musnahkan saja aku Kini kau pandai menggantikanku Bebaskan alamku Dari genggaman tanganmu

Sudah takdirmuUntuk melenyapkan masa depankuHilangkan keanggunan alamDan lupakanku

Sunthi Fatimah dilahirkan di Samarinda, 20 April 1994, dari pasangan ayah dan ibu pasangan Radi dan Sinah. Anak ke-5 dari tujuh bersaudara, Kini bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Samarinda bidang Teknologi Informasi. Alamat website-ku www.skyland- skyland.blogspot.com. Tidak hanya tertarik pada kegiatan sosial atau kemanusiaan tetapi juga tertarik pada dunia sastra dan sains.

SUARA 5 NEGARA 323 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Taufik Walhidayat (Jawa Timur –Indonesia)

IJEN DI PELUK FAJAR - Catatan penambang belerang Oleh Taufik Wakhidayat

Semalam hujan kembali turun di hati Menghanyutkan sisa fosil dalam ngarai di bebukit Rimbun barisan kelelawar Menghantar pulang sisa malam keambang fajar Taring tajam menetes darah kemunafikan Sementara sorot merah menajam di ulu hati

Semalam hujan kembali turun di hati Terlihat iringan penambang belerang yang terengah Merajut setiap jengkal kisah hidupnya pada tebing menerjal Hirup kenyataan yang kian pahit

Pada sebuah mimpi yang kian samar Melukiskan jejak peluh di tebal kabut Mengeja kristal embun Di lembar, lembar-lembar daun

SUARA 5 NEGARA 324 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Di batang, batang-batang pohon Di batu, batu-batu tanah melembab Beriring derit bambu di bahu

Kata bening beriring lenguhan yang menanjak Mencatatkan sebilah istighfar di suatu subuh Menampung sisa kesadaran Hujan semalam tak menyisakan apa apa Selain sebuah luka yang perlahan mengalir darah

Banyuwangi, Januari 2010

Taufik Walhidayat, lahir di pulau garam, Sumenep, Madura pada 12 Mei 1978. Beraktivitas dan berkesenian di Banyuwangi. Aktif sebagai instruktur di Teater Kusuma, Banyuwangi.Puisinya termuat di Radar Banyuwangi, Majalah Imbas, terantologi dalam Cadik (1998), Istana Loncatan: Puisi-puisi 31 penyair Jatim dalam Temu Sastra Junok Bangkalan (1998), Labuh Rindu (1999, antologi pribadi), Menara Tujuh Belas dan beberapa antologi puisi religius bersama penyair Banyuwangi, antologi Rapsodia Banyu Mata Rindu (3 penyair Banyuwangi 2008), dan termuat dalam cybersastra.Puisinya yang berjudul “Madura Aku Anakmu” menjadi Juara II Lomba Puisi Cinta yang diadakan Majalah Story (2010).

SUARA 5 NEGARA 325 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Tajuddin Noor Ganie (Indonesia)

Di Tanah Korea Aku Terkenang Tanah Banjar oleh tajuddin noor ganie

Di Tanah Korea aku tergoda Puncak gunung Paek-du san yang tinggi menjulang mencapai awan dan sungai Yalu yang meliuk-liuk di pinggang-pinggang pegunungan

Angin musim gugur yang melintas pelan-pelan di pucuk-pucuk pagoda dan pohon-pohon cemara diam-diam menaburkan harum bunga dari puncak gunung Paek-du san di hulu sampai ke tiang-tiang layar di pelabuhan Pusan di hilir

Musim gugur di puncak gunung Paek-du San aku terkenang Meratus, dataran tinggi Tanah Banjar yang memanjang dari Tabalong di hulu hingga ke Kotabaru di hilir

SUARA 5 NEGARA 326 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Musim gugur di puncak gunung Paek-du San aku terkenang Meratus di musim kemarau Musim kemarau di Meratus musim paling sibuk bagi para petani di desa- desa musim kemarau di Meratus musim piknik ke desa-desa bagi muda-mudi kota

Musim kemarau di Meratus angkasa lebih biru dari yang biru udara berubah menjadi anggur yang memabukkan pegunungan menjadi lebih hidup dengan warna kuning gemerlapan dan warna-warna merah semarak bunga-bunga hutan

Musim kemarau di Meratus musim panen bagi petani di desa-desa musim kemarau di Meratus musim pesta bagi muda-mudi di kota

Di Tanah Korea aku tergoda oleh rumah-rumah beratap jerami di kota Suwon, di sini aku betah berlama-lama menghabiskan musim semi yang indah

Musim semi di Tanah Korea musim bunga cherry bermekaran di pulau

SUARA 5 NEGARA 327 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Cheju-do padang rumputan yang menghijau di tepi danau tampak semarak dengan kelepak sayap burung-burung pindahan yang singgah berbiak sebelum pergi ke Cina dan Siberia

Musim semi di kota Suwon aku terkenang Meratus Musim semi di kota Cheju-do aku terkenang Meratus

Meratus, tempat berhulu sungai Amandit Meratus, tempat berhulu sungai Barabai Meratus, tempat berhulu sungai Martapura Meratus, tempat berhulu seribu sungai lainnya Musim semi di kota Suwon aku terkenang musim hujan di Meratus Musim semi di kota Cheju-do aku terkenang musim hujan di Meratus

Musim hujan di Meratus musim tenang bagi petani musim hujan di Meratus musim menikmati hasil panen musim hujan di Meratus musim menulis puisi bagi penyair musim hujan di Meratus musim bercinta bagi pengantin baru

Di Tanah Korea, aku terkenang Tanah Banjar

SUARA 5 NEGARA 328 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

di puncak gunung Paek-dusan aku terkenang Meratus di kota Suwon aku terkenang Meratus di kota Che-ju do aku terkenang Meratus Dari Tanah Korea aku berseru : jangan obok-obok Meratus!

Banjarmasin, Hari Bumi, 22 April 2000

Tajuddin Noor Ganie, M.Pd. (TNG) dilahirkan di kota Banjarmasin, 1 Juli 1958. Sejak tahun 1979, bekerja di lingkungan Departemen Tenaga Kerja. Transmigrasi, dan Koperasi (Depnakertranskop). Pernah bertugas di Kantor Binaguna Tenaga Kerja Kotamadya Banjarmasin (1978-1985), Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Propinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru (1986), Kantor Kursus Latihan Kerja di Pelaihari (1986-1988), Kantor Kepaniteraan P4 Daerah Propinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin (1988-2006), dan sejak tanggal 1 Juni 2006 dipindah-tugaskan ke Balai Hyperkes dan Keselamatan Kerja di Banjarmasin. Sejak tahun 2002, TNG menjadi dosen tamu untuk mata kuliah kajian prosa fiksi, kritik sastra, pendekatan struktural sastra, penelitian sastra dan pengajarannya, penulisan kreatif sastra, prosa fiksi dan drama, puisi, sastra Banjar, dan sosiologi sastra di PBSID STKIP PGRI Banjarmasin. Kegiatan lain yang juga ditekuninya secara serius adalah sebagai Pengelola Harian Rumah Pustaka Karya Sastra dan Rumah Pustaka Folklor Banjar di Pusat Pengkajian Masalah Sastra (PUSKAJIMASTRA) Kalsel. Mulai merintis karier sebagai penulis karya sastra sejak tahun 1980-an. Publikasi karya sastranya, meliputi puisi, cerpen dan esei sastra. Buletin/jurnal/ koran/majalah yang pernah memuat karya tulisnyanya antara lain: Buletin Antara Spektrum LKBN Antara, SKH Berita Buana, SKH Suara Karya, SKH Pelita, SKH Terbit, SKH Merdeka, SKM Swadesi, SKM Simponi, Majalah Senang, Majalah Idola, Majalah Topik. Majalah Misteri, SKH Media Indonesia, Majalah Warnasari, Majalah Intisari, Jurnal Kebudayaan (jurnal imiah Depdikbud), Majalah Mata Baca (semuanya terbitan Jakarta), SKH Jawa Pos, SKH Surya, Majalah Liberty (semuanya terbitan Surabaya), SKM Minggu Pagi (Yogyakarta), Majalah Bahana (Brunei Darussalam), SKH Banjarmasin Post, SKH Dinamika Berita, SKH Kalimantan Post, SKH Radar Banjarmasin, SKH Mata Banua, dan SKM Orbit Post (semuanya terbitan Banjarmasin). Antologi puisinya yang sudah diterbitkan adalah Bulu Tangan (HPMB, Banjarmasin, 1982), Sedangkan antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain : Antologi Puisi ASEAN (Denpasar, 1982), Puisi Indonesia (Jakarta, 1987), Selagi Ombak Mengejar Pantai 6 (Selangor, 1989), Festival Puisi XII (Surabaya, 1990), Potret Pariwisata Indonesia Dalam Puisi (Jakarta, 1990), Festival Puisi XIII (Surabaya, 1992), Festival Puisi Kalimantan (Banjarmasin, 1992), Refleksi Setengah Abad Indonesia (Surakarta, 1995).Selain itu, TNG juga telah menjadi editor untuk sejumlah penerbitan antologi puisi bersama terbitan Banjarmasin, antara lain : Dahaga-B.Post 1981 (1982), Banjarmasin Kota Kita (1984), Elite Penyair Kalsel 1979-1985 (1986), dan Festival Puisi Kalimantan (1992), Buku sastra hasil karya TNG yang lainnya yang juga sudah diterbitkan dalam bentuk buku antara lain adalah :

SUARA 5 NEGARA 329 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Penyair Kalsel Terkemuka Selepas Tahun 1980 (1992), Sejarah Lokal Kesusastraan Indonesia di Kalimantan Selatan (1995), Apa dan Siapa Sastrawan Kalsel (1985), Ensiklopedi Lokal Kesusastraan Indonesia di Kalimantan Selatan (Edisi 1995) (naskah aslinya disimpan di Perpustakaan KITLV Leiden, dan telah pula dimuat secara bersambung di SKM Media Masyarakat Banjarmasin, 1995-1996), Sketsa Sastrawan Kalimantan Selatan (bersama Jarkasi, Pusat Bahasa Banjarmasin, 2001), Profil Sastrawan Kalimantan Selatan 1930-1999 (berasal dari naskah Skripsi S1, PBSID STKIP PGRI Banjarmasin, 2002), Karakteristik Bentuk, Makna, Fungsi dan Nilai Peribahasa Banjar (berasal dari tesis S2, PBSID FKIP Unlam Banjarmasin, 2005), dan Kamus Peribahasa Banjar (Rumah Pustaka Folklor Banjar, 2006). Buku kumpulan cerpennya berjudul Nyanyian Alam Pedalaman (bersama dengan Hadian Noor) telah diterbitkan oleh Pustaka Pelajar Yogyakarta pada tahun 1999.

SUARA 5 NEGARA 330 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Ummi Husnah (Kalimantan Barat-Indonesia)

SAAT HATI KECIL BICARA (Jangan lagi ada kemurkaan di tanah Borneo) Oleh Ummi Husnah

Hentikan teriakan Redam kebisingan Tahan amarah Kuasai emosi Ubah rasa benci

Tatap mata ini Sentuh raga ini Jabat tangan ini Tepuk pundak ini Peluk tubuh ini

Satukan niat Bulatkan tekad Rapatkan barisan Melangkah bersama Cinta, kasih, dan sejahtera

Aman tercipta Damai terasa

SUARA 5 NEGARA 331 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Tentram terjaga Senyum istimewa Bahagia sempurna

Kau sahabatku Kau saudaraku

Pondok Kehidupan, 16 Maret 2012

Ummi Husnah Awaliah.Nama Pena Alia HusnahTempat, tanggal lahir Pontianak, 11 November 1988. AlamatJl. Apel Gg. Gandaria no.49 RT/RW 03/014Sungai Jawi luarPontianak BaratKota Pontianak Kalimantan Barat.

SUARA 5 NEGARA 332 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Usup Supriyadi (Jawa Barat-Indonesia)

(BUKAN) PANTUN KOIN Oleh Usup Supriyadi

aku melempar koin di sebuah kolam harapan berjuta angan-angin mewujud di masa depan

aku melempar koin di sebuah jalanan kotaku berjuta orang berbadan dingin menyerbu begitu mau

aku menyalakan lilin agar pikiran tercerahkan ternyata masih banyak yang membutuhkan koin untuk mengisi perut beberapa waktu ke depan

April 2012

Usup Supriyadi, lahir di Bogor, 28 Juni 1988. Sejak saat itu hingga sekarang masih menetap di kota kelahirannya tersebut. Suka membaca dan menulis—khususnya sajak. Beberapa puisinya masuk antologi bersama. Karena keranjingannya yang satu ini, ia didaulat oleh penyair Dimas Arika Mihardja untuk menjadi salah satu anggota dewan redaktur harian di grup Bengkel Puisi Swadaya Mandiri (BPSM), jua bergiat di FLP Bogor, Rumah Kata Bogor, dan Grup Persahabatan Menulis (GPM) Bogor Raya dibawah asuhan Ersis Warmansyah Abbas. Ratusan puisinya diposting di blog pribadinya dengan alamat: http://usupsupriyadi.blogspot.com/ untuk surat-menyurat bisa dialamatkan ke email: [email protected]

SUARA 5 NEGARA 333 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Utomo Priyambodo (Jawa Barat-Indonesia)

KARENA KEMANUSIAAN Oleh Utomo Priyambodo

biarkan aku menangis karena kemanusiaan menyibak tabir di malam hari ternyata tidak sepekat nampaknya,namun lebih pekat denyut-denyut nadi tak pernah berlebihan tangisku tak pernah mengalahkan lolongan kesengsaraan

biarkan aku berduka karena kemanusiaan dentang jam gadang selalu serupa terdengarnya mata yang melelehkan air mata tak pernah mampu mewakili sedih dan duka manusia bahkan darah dari mata yang tertancap pisau belati takkan semuram derita hidup yang teracuhkan nurani

biarkan aku marah karena kemanusiaan biarkan kertas putih semua yang ada

SUARA 5 NEGARA 334 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

aku coret-coret dengan darah dan nanah biarkan semua warna lenyap dari dunia dari pada ketimpangan yang disengajakan tercipta terus-menerus, berjaya menjambak uban- uban (b)umiku

biarkan aku tersenyum karena kemanusian buat apa menggauli macan putih yang tak pernah tahu balas budi aku ingin tersenyum kepada mereka yang senantiasa berterima kasih pada hidup yang sarat makna mensyukuri

biarkan aku berbahagia karena kemanusiaan kelak, esok, nanti, adalah hal yang selalu kunanti sebab kini tak banyak sungging senyum kulihat pada mereka yang dihinakan, pada mereka yang dilecehkan dan embun pagi masih mau memberi kesejukan; sore mentari masih sudi memberi kehangatan manusia yang dikucil dan dikecilkan masih mengindahkan kemanusiaan

Utomo Priyambodo, pemuda kelahiran 23 November 1992. Seorang mahasiswa yang tengah menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung. Di sela-sela kuliahnya, ia berkegiatan di sebuah unit literasi bernama “Aksara”. Tulisannya pernah dimuat dalam buku Antologi FF Persembahan Kupu-Kupu dan annida-online. Email: [email protected]

SUARA 5 NEGARA 335 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Wyas IBN Sinentang/Wahyu Yudi (Kalimantan Barat -Indonesia)

SEPOTONG CATATAN MIRIS YANG TERTINGGAL ( buat; buah hatiku, agar kau tahu kalau dunia ini tak seperti yang kau impikan ) oleh Wyas IBN Sinentang (Wahyu Yudi)

anakku bertanya polos saat menyaksikan tayangan teve - Pak, kenapa banyak anak-anak kecil dibawa pak Polisi, tangannya diborgol, dimasukkan ke dalam sel ? Anak seusia dia seharusnya tak memikirkan masalah-masalah ketidak adilan, tapi angin jalang sudah terbiasa menindas rumput-rumput hijau tak berdaya. Hanya karena mencuri sendal jepit, uang seribu perak, bunga hias, atau apa saja yang tidak berharga. nilai sebuah kepolosan malah disalah tafsirkan pisau keadilan tajam di bawah, tumpul di atas kebajikan sudah tak relevan lagi menohok asset bangsa adagium; pemuda tulang punggung bangsa atau penerus bangsa cuma kata-kata klise seonggok martabat mulia

SUARA 5 NEGARA 336 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

bertopeng dusta.

suatu kali kembali anakku bertanya lugu ketika menonton sajian sinetron di layar kaca, - Pak, kenapa orang-orang jahat itu tak pernah kalah, kalau ketangkap tak pernah dihukum, selalu dibebaskan ? Anak seumuran dia juga tahu, selalu diajarkan keburukan, kebobrokan. Hukum tetaplah hukum, bukan perilaku yang berkata tulus, namun goyangan di balik tirai tirani-tirani bermuka santun menodongkan badik kemunafikan.

dalam renunganku beranjak menuju peraduan malam kutatap wajah belia yang penuh akan keinginan mulia kembali tanya menjejal hati menusuk benak akankah semua akan terjawab; angan dan asanya sederhana menjadi pohon besar tempat bernaungnya daun-daun menggugur, sendal jepit usang tertekan keadaan, atau apa saja yang membutuhkan pertolongan ; hidup itu gaib, nak !

Ketapang, Januari 2012.

SUARA 5 NEGARA 337 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Wyas (Wahyudi Abdurrahman Zaenal) IBN Sinentang lahir di kota Pontianak tanggal 24 April 1966. Menulis puisi dan cerita pendek sejak tahun 1980. Karya-karyanya pernah dimuat di beberapa media lokal maupun nasional, juga negeri jiran, Singapore. Karyanya terangkum dalam beberapa kumpulan bersama;, Antologi Puisi Bangkit III (Studio Seni Sastra Kota Batu, 1996), Jepin Kapuas Rindu Puisi Khatulistiwa, 2011), Chaya Khatulistiwa di Taman Kota (DKKB, 2012), Antologi Cerpen Kain Tilam (DKKB, 1998), Tentang Bulan (Leutika Prio, 2012), Mutiara Berdebu (Pustaka Awan, 2012), AIDS Bercerita (Leutika Prio, 2012), Orang- orang di Batas Garis (Tuas Mediamja, 2012), Antologi Puisi tunggal Bersama Hujan (Kelompok Empat Kreatif, 2011). Pernah tergabung dalam KOMPAK (Kelompok Penulis Pontianak), Sanggar CS2k (Cipta Sastra Swara Khatulistiwa), Bengkel Sastra Kalbar, salah satu pendiri IPSKH (Ikatan Penulis Sastra Kota Hantu), Komite Sastra DKKP (Dewan Kesenian Kota Pontianak) tahun 2002, penggagas Komunitas Sastra Pinggiran Bunga Trotoar, founder Diskusi Sastra Imajiner Kembang Gula, owner Kelompok Empat Kreatif (KELOPAK). Saat ini menetap di kota Ketapang (Kal-Bar), Jl. Gatot Subroto, Gg. Hadi. Email: wahyudi.yudi4.gmail.com, fb: Wahyu Yudi.

SUARA 5 NEGARA 338 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Wahyu Wibowo (Sumatera Selatan-Indonesia)

LAMBUNG MENDUNG Oleh Wahyu Wibowo

suara kita bagai desir angin menjalar tanah dan menelan sukarela atas hampa episentrum diri, semai lara cumut usia kelak senja

//1// adakah kedipan menyinggah suasana? turut serta dalam do'a

//2// wajah berselimut senja melumut bantara malaise segala

//3// anak-anak, tanganmu emas sertakan minyak sebagai pelumas kelak melalak tegas bukan lemas

sediakah bulan menampung bercik luka pada kata-kata yang ternoda?

SUARA 5 NEGARA 339 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Wahyu Wibowo lahir di Muara Kelingi, 27 Juli 1993. Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya (Unsri) yang memiliki motto 'Man Jadda Wa Jadda' dan sadar bahwa dirinya adalah gelas kosong yang harus diisi secara terus menerus dengan cahaya-cahaya kebaikan. Saat ini tergabung dalam Komunitas Sastra Unsri dan FLP Ogan Ilir. Selain menekuni dunia kepenulisan, berdagang dan organisasi mengisi waktu yang dimilikinya. Pemilik akun Facebook Wahyu Wibowo ini bertekad mendakwahkan ilmu kepenulisan dimana saja berada sekalipun baru sedikit pengetahuan yang dimiliki.Sebagai pemula dalam dunia kepenulisan masih prestasi menulis yang pernah diraih pun baru sedikit, yang diantaranya yaitu Juara 1 Lomba Cerpen SuperMedia Publishing, Juara 1 lomba puisi Kenanga (Syaque Ya Syaque), Juara 3 lomba puisi Komunitas Pena Santri, Juara 3 Cermin Ayah (Syaque Ya Syaque), Juara Terbaik lomba puisi Komunitas Pecinta Puisi, Juara Puisi Terfavorit Café Rusuh, Juara 3 lomba puisi ramadhan se-SMA 2009, Juara Flash Fiction (FF) terfavorit Komunitas Pena Santri, Peraih Penghargaan Khusus Kisah Inspiratif Pahlawan Hidupku, dan ada beberapa lainnya. Dalam ilmiah pun pernah meraih sebagai mahasiswa PKM-M 2011 DIKTI.Selain itu, Puisi dan Artikelnya pernah hadir di Sriwijaya Pos, Linggau Pos dan Harian Banyuasin, serta Majalah Guruku, majalah Infokus Nadwah, dan jadicerdas.com. Sejauh ini penulis juga memiliki beberapa Buku Antologi Bersama, diantaranya Antologi Puisi Bening Subuh Musi FLP SUMSEL (Indie Publishing 2011), Antologi Atas Nama Bulan yang Dicemburui Engkau (AG Publishing 2011), Antologi Puisi Double Spirit- Ramadlan & Kemerdekaan (Hasfa Publishing 2011), Antologi Flash True Story Bilakah Tuhan Jatuh Cinta (Hasfa Publishing 2011), Antologi kumpulan Cerita Anak#5 (Hasfa Publishing 2011), Antologi kumpulan Cerita Anak#7 (Hasfa Publishing 2011), Antologi Curahan Hati untuk Tuhan (Leutika Prio Publisher 2011), Antologi Cara Hidup Bahagia (Hasfa Publishing 2011), Warna-warni Kehidupan (Hamasah Publishing 2011) dan lain-lain serta beberapa Antologi masih proses penerbitan.

SUARA 5 NEGARA 340 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Witer Gunik (Sabah-Malaysia)

KERAK NASI DARI PERIUK KAMI oleh Witer Gunik

Aku telah bertahun-tahun diresapi semangat ayah laungan merdeka setiap kali tiba hari ini dahulunya melalui jalan becak ke padang kemudiannya diturap dengan batu kerikil dari Sungai Liwagu adakalanya menjadi dua lapis apabila tiba musim mengundi.

Hairan, rupanya sungai juga punya jiwa akhir-akhir ini sering berdengung di telingaku: mengapa setiap tahun kerikil dari perutku yang kalian ambil? masih gagalkah kerikilku menurap becak jalan di kampung kalian?

Aku berasa aneh, mengapa tiba-tiba pada hari yang bersejarah ini aku berasa sepatutnya pembangunan itu bukan sekadar tentang penurapan jalan tempias zink

SUARA 5 NEGARA 341 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

tandas percuma dan tangki biru.

Pun aneh amat, aku tiba-tiba berasa selama ini bumi ini sekadar periuk nasi, nasinya entah ke mana, keraknya dikatakan ihsan yang mengenyangkan perut.

Aku tiba-tiba terasa, betapa mudahnya mereka lupa yang makan nasi itu patut berterima kasih kepada empunya periuk ini.

Witer Gunik. Dilahirkan di Kampung Marakau, Ranau, Sabah, 23 Mei 1969. Puisi pertama tersiar di Taman Kanak-kanak (RTM, Kota Kinabalu) semasa berada dalam Darjah Enam. Tulisan pernah tersiar di Borneo Mail, Wadah, Dewan Sastera dan Dewan Budaya. Pernah memenangi Hadiah Pertama dan Kedua Peraduan Menulis Sajak semasa di Maktab Perguruan Gaya (1992). Memiliki Sarjana Muda dalam Bahasa Melayu & Linguistik, dan Penulisan & Kewartawanan (Universiti Putra Malaysia) dan Ijazah Sarjana Sains (Pengurusan Pendidikan) dari Universiti Utara Malaysia. Guru Bahasa Melayu dan Kesusasteraan Melayu yang kini bertugas di SMK Datu Paduka Mat Salleh, Ranau ini pernah menerima sejumlah penghargaan: Hadiah Sastera Sabah 2000/2001 (Cerpen), Hadiah Kedua Menulis Cerpen Formula Malaysia IPT 2000, Hadiah Saguhati Peraduan Menulis Cerpen Gerakan Membaca Negeri Sabah 1993, Hadiah Saguhati Sayembara IX, Hadiah Cerpen ESSO-GAPENA 1994 dan Hadiah Saguhati Peraduan Menulis Cerpen Pelbagai Kaum 2000/2001. Penulis yang juga salah seorang AJK bagi Kelab Penulis KDM ini pernah menghasilkan sebuah buku kanak-kanak “Legenda Kinabalu” (2001). Karya berupa cerpen termasuk dalam antologi bersama Hati Kristal (1993), Sayembara IX Cerpen Hadiah ESSO- GAPENA (1994), dan Alangkah Indahnya Salju (2005). Salah sebuah cerpen, “Tagung”, termasuk dalam antologi Madu Ilmu, teks wajib Kesusasteraan Melayu SPM bermula 2010. Di samping penulisan kreatif, turut meminati bidang seni lukis dan pernah menjadi menjadi penyumbang ilustrasi bagi cerpen-cerpen yang disiarkan di Borneo Mail (1991-1994). Dalam antologi puisi Kalimantan Timur-Sabah ini, menyumbangkan 5 puisi: Kalam Nurani, Merpati, Tika Purba Usiaku Menghijau Lagi, Kunang-kunang: Pinjami Kami Cahayamu, dan Kerak Nasi dari Periuk Kami Ogos, 2012.

SUARA 5 NEGARA 342 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Yatim Ahmad (Sabah Malaysia)

SELAMAT PAGI PERKEBUNAN SEPI oleh Yatim Ahmad

Barangkali kerana kedinginan, kebanyakan laki- laki dan perempuan yang mendiami perdesaan ini masih mengeliat di kamar. Sering kali aku ke sini, tapi yang berkebun hanya sedikit, malah tidak ada; tidak ada lagi yang menyemai benih sayuran atau kalau dia begitu senang bunga- bunga, lalu memilih yang berwarna unggu biru atau ada baunya. Lalu, kesenyapan ini kita seolah-oleh kejiranan yang sombong, enggan bertegur sapa.

Barangkali juga medan ini sudah didiami banyak helang dan mereka saling bersambar sekalipun yang mengoyangkan dahan itu angin, dan mengomel seakan-akan tak cukup harinya untuk bersengketa, apa lagi kalau ada pipit yang menerawang angkasa, kuku mereka mengigil, seolah-olah mahu mematahkan sayap burung bocah khuatir ia menjadi garuda!

SUARA 5 NEGARA 343 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Barangkali juga kita ingin beristerahat kerana menunggu kisaran padi yang dituai lama dulu, juga kerana langit mendung dan hujan, lalu membanjiri bendang, atau matahari teduh yang kering kontangkan tanah, lalu menumbuhkan lalang, padanya debu berpesta-pesta dengan angin, yang pandai bermantera masa lupa hafalan skrip memanggil hujan.

Atau barangkali negeri ini kita kehilangan petanya

KOTA KINABALU 20122012 1034

Yatim Ahmad, nama pena kepada Yatim Taubatal Andam, lahir pada 5 mei 1964 di Jesselton (kota Kinabalu). Minat menulis sejak sekolah rendah lagi dan diramal oleh allahyarham kakeknya menjadi penulis apabila dewasa. Ramalan itu kerana Yatim suka mendongeng kala malam sambil ditemani bapa dan ibu saudaranya dan cerita itu kalau bukan hasil pembacaannnya (cerita rakyat kanak-kanak) adalah cerita khayalannya termasuk mengenai kepahlawanan atau cerita hantu. Dan saban malam dia tidur lewat kerana bertiarap membaca buku di bawah cahaya pelita (zaman belum ada bekalan elektrik di kampung). Selepas menamatkan pembelajaran tingkatan lima, dia enggan menyambung pelajaran kerana lebih berminat bekerja di perpustakaan sebuah pusat pengajian tinggi di Kota Kinabalu, sebelum menerima tawaran bertugas sebagai wartawan di akhbar Sabah Times pada tahun 1990-an. Puisi pertamanya disiar akhbar Harian Ekspress pada 1979. Kemudian beralih angin genre cerpen pada 2003 atas galakan Jasni Matlani dan mendapat bimbingan daripada Abd Naddin Shaiddin. Kerana kecintaannya terhadap seni persuratan, maka selama bertugas kira-kra 30 tahun, dia turut membuat pelbagai liputan majlis sastera budaya terutama anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka cawangan Sabah (DBPS), persatuan penulis dan teater negeri. Pernah menerima anugerah Kewartawan DBP pada 2004. Pernah menerima anugerah Hadiah Sastera Sabah (HSS) bagi tahun penilaian 2002/2003 dan 2010/11. Juga menerima pelbagai anugerah kewartawanan (anugerah emas dan perak) anjuran Kerajaan Negeri/ Sabah Shell dan Persatuan Wartawan Sabah (SJA). Setakat ini sudah menghasilkan antologi puisi bersama, berjudul 'Kelarai'. Dia kini adalah adalah penulis sepenuh masa, juga jurnalis kemasyarakatan (features journalist), selain penulis resensi/esei/ kritikan sastera dan menjadi kolumnis sastera di akhbar New Sabah Times.

SUARA 5 NEGARA 344 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Zabidin Hj Ismail (Perak-Malaysia)

BAGAN DATOH SEMPENA SERATUS TAHUN oleh Zabidin Hj Ismail

Pekan kecil pinggir muara menganjur tenang jauh ke Selat Melaka sudah seabad berjasa melahirkan para mualim dan ulama sejarahnya bermula di Pasang Api mendaratkan peneroka Batu Bara kerana seekor penyengat menggigit Tok Kelah menerima petunjuk membuka perkampungan terpencil lalu ia dikenali Sungai Keling yang tidak rasi bertukar Pekan Baru menjadi Bagan Datoh yang tersohor Mitos ini tidak bermula di sini! bukankah Beting Beras Basah menyangkutkan bahtera Raja Muzaffar lalu tidak membuang pedang Cura Simanja Kini kecuali muatan diraja nasihat pawang banginda menyelam ke dasar laut tujuh hari tujuh malam

SUARA 5 NEGARA 345 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

peliknya, sesudah itu bahtera bias belayar ke Ayer Mati untuk agenda pertabalan. Puaka beting ini sudah berusia empat ratus tahun tidak terkaji akal manusia kenapa kadangkala ia tenggelam dalam lautan! Bagan Datoh yang intim dengan lambaian dedaunan kelapa telah bangkit dari alam tradisi mengapai impian sempena seabad ini, projek multiringgit membenamkan tebing yang kian retak selut lumpur muara Sungai Bernam dan Sungai Perak menjadi pelabuhan dagang dan bandaraya selat menjunjung kehendak alaf baru, pemimpin besar Dalam menjejaki denai alaf baru kita perlu dirubah dan sanggup berubah menjunjung akalbudi memartabatkan akarbaka pedoman generasi seratus tahun nanti. Jejak warisan seabad telah ditinggalkan menyusur kini langkah modenisasi menuju kecemerlangan mengolah beradaban dan ketamadunan madani satu agenda besar “Bagan Datoh nombor satu”

ZABIDIN HJ ISMAIL '97

SUARA 5 NEGARA 346 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Zabidin Hj Ismail.Anak kelahiran Kg. Batu Masjid, Temoh, Perak Darul Ridzuan adalah seorang penulis, penceramah penulisan, pembentang kertas kerja, penyelidik sastera / sejarah tempatan serta penggerak persuratan Melayu Perak di samping pengkaji masyarakat Melayu Rao. Beliau telah menghasilkan beberapa buah buku; antaranya Pasir Salak Bumi Pahlawan Melayu (1993-Yayasan Perak); Di Pelabuhan Senja (1993-DBP); Ridzuan 1 (1994), Menara Condong (1994); Mokhtar Dahari Wira Bolasepak Negara (1999- DBP); Memoir Dato' Shaharudin Abdul Rahman; Heiho Jepun (2003); Batu Masjid Permata Kami Setelah Seabad Berlalu (2007-PIBG SK Bt Masjid, Temoh); Sekondakhati (2009); Puisi Rao Nusantara (2009); Pemikiran Politik dalam Novel-novel Ahmad Boestamam (Universiti Malaya-2010); Imbasan Sejarah Karyawan Pk dan Kaedah Mokhdar: satu himpunan kenangan (2010), Timoh Tasik Kenangan (2010) dan sudah menulis melebihi 30 tahun dan memenangi beberapa anugerah penulisan, termasuk Anugerah Sasterawan Perak dalam kategori Esei dan Kritikan pada tahun 2004 daripada Kerajaan Negeri Perak. Beliau menulis pelbagai genre termasuk puisi, cerpen, esei, memoir, biografi dan akademik. Pernah menjadi penulis udangan akhbar tabloid Bacaria terbitan Kumpulan Karangkraf dalam ruangan “Angin Dari Utara” (1986) dan ruangan “Tokoh Anak Perak” dalam akhbar rasmi Kerajaan Negeri Perak; Buletin Mesra (1996-2000) serta Pengarang buletin KemPen.My lidah rasmi Kementerian Penerangan Malaysia (2002-2005) dan Ketua Pengarang Lidah Rasmi Persatuan Jalinan Rao Malaysia (JARO) iaitu Rao Berandai. Dalam arena penulisan, beliau banyak menggunakan nama pena. Antaranya, Biedyn Wan FH., S.I. Wanza, Zabinis BM., Zais Wahid, Burhanudin Al-Rawi, M Zaki Arif dan Jari Basurek.Beliau turut aktif mengendalikan beberapa buah blog seperti Sekondakhati, TokohRao,PenulisPerak, KaryawanPk, Penyuluh916, JapenPk.,Bukitgantang59 , Panglima Awang.dan Kayacipta. Di samping aktif menulis beliau adalah Presiden Persatuan Karyawan Perak [Karyawan Pk], Ahli Jawatankuasa JARO dan Ahli Lembaga Pengarah Perbadanan Perpustakaan Awam Negeri Perak , Yang DiPertua Kelab Kebajikan dan Sukan Jabatan Penerangan Perak, Naib Yang DiPertua Majlis Kebudayaan Negeri Perak dan Yang Dipertua Persatuan Bekas Murid Sekolah Kebangsaan Kg. Batu Masjid, Temoh (PENYULUH). Kelayakan akademik – Diploma Pentadbiran Awam (UiTM); Sarjana Muda dengan Kepujian dalam bidang Komunikasi dan Sains Politik (UKM); Sarjana Sastera (UM) dan sedang menyiapkan tesis PhD di Jabatan Pengajian Media, Universiti Malaya dalam bidang pemikiran politik. Pada tahun 2004 beliau menjadi tetamu khas Kerajaan Arab Saudi bagi mengerjakan haji serta mewakili Kementerian Penerangan Malaysia menyelaraskan liputan media antarabangsa musim haji di Jeddah, Madinah, Makkah, Arafah dan Mina. Beliau telah dianugerahkan Pingat Jasa Kebaktian (PJK-1996) dan darjah Ahli Mangku Perak (AMP-2008) oleh Sultan Perak serta darjah Ahli Mangku Negara (AMN-2008) oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong, Tuanku Mizan Zainal Abidin. Kini bertugas di Jabatan Penerangan Negeri Perak. Sumber : http://penulisperak.blogspot.com.

SUARA 5 NEGARA 347 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Zainal Abas (Selangor-Malaysia)

SAJAK KEPADA PENIAGA KECIL KUALA LUMPUR oleh Zainal Abas

Mereka mengaku diri mereka bersih akan mengumpulkan anak muda di jalanan kemudian berarak dengan slogan amarah benci dan penuh amarah kepada pemerintah sambil lalu di siar kaki laman niagamu pada 9 Julai 2011 yang bakal bertamu!

Berbentenglah kamu peniaga kecil Kuala Lumpur buatlah beberapa barisan sambil yang kecil dan pendik berbarislah di depan kuatkan semangatmu jurujual wanita yang tua atau muda sekental semangatmu sewaktu berjualan dan kamu lelaki yang gagah perkasa kamu yang ku maksudkan tentulah anak Malaysia lupakan hari ini kamu seorang peniaga ingatlah masa remajamu di kampong lamanmu dahulu adalah

SUARA 5 NEGARA 348 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

pewaris seni silat yang telah di khatam ajarkan bersedialah dengan kuda kudamu di barisan paling belakang.

Kalian tak perlukan kain rentang untuk menantikan kehadhiran yang tak di undang ini menulis sepanduk bantahan itu memenatkan kerana mereka yang bakal berarak itu buta pada mata buta juga pada perasaan bahagia usah di uji dan di asah suara simpan saja suara lunak untuk di gunakan sewaktu berjualan kerana laungan itu nanti boleh menyerakkan dan bakal tenggelam oleh gempita sorakan mereka yang menggila yang sebenarnya bisu mengenal erti dan makna cuma kalian bersedia sajalah dengan makian sewaktu mereka datang beramai dengan niat kotor dan perjuangan tanpa tujuan untuk berarak di siar kaki laman perniagaan kalian itu pun kalau mereka masih belum tuli sepenuhnya pada sepasang telinga yang belum di luputkan tarik pendengaran!

Wahai saudara saudara peniaga kecil bangsaku bacakanlah sajakku ini kepada teman teman peniaga kecilmu

SUARA 5 NEGARA 349 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

katakanlah : ayoh kawan. mari kita bersatu bangkit dari membiarkan mereka berarak lalu di pesiarkaki laman niagamu mereka yang bertopengkan wajah bersih itu yang kononnya dengan slogan penuh bersih sesungguhnya membawa pelbagai kekotoran mereka yang melaung kata ikhlas itu sesunggunya penuh dengan keculasan mereka yang bergerak atas nama rakyat sesungguhnyalah mereka itu rakyat yang tidak di perlukan.

Bersedialah para peniaga kecil Kuala Lumpur tentanglah mereka habis habisan sekali pun sekedar dengan percikan peluh resah dan lelah kalian kalian punya hak untuk menyatakan ini tempat mencari rezekiku yang halal di negaraku yang penuh dengan keamanan ini tempat anak anakku membesar untuk mencari susila dan kesopanan ini tempat pelancong yang seronok menimba budaya dan ilmu kehidupan pelbagai bangsa yang cintakan keamanan ini negara kita yang benci pada fitnah kotor dan kejahatan fikiran !

SUARA 5 NEGARA 350 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

KASAJIZA A.S.

Teratak Damai Klang Selangor 25 JUN 2011.

Nama asli Zainal Abas atau nama Pena : Kasajiza A.S. Tahun 1971 menang HADIAH SASTERA anjuran Kerajaan Malaysia dengan sajak berjudul PEPATUNG. Sajak tersebut turut di pilih oleh Lembaga Peperiksaan Malaysia sebagai soalan kertas 2 BAHASA MALAYSIA peperiksaan SIJIL TINGGI PELAJARAN MALAYSIA pada awal tahun 80-an. alamat saya : 1113, Jalan Genting, Rantau Panjang, 42100 Klang Selangor. Selain menulis sajak, beliau menulkis lirik lagu, pernah menjadi dj radio, juru acara TV, menulis skrip dan teleplay. Selain itu pernah menjadi ahli persatuan penulis di bawah gabungan Gapena.

SUARA 5 NEGARA 351 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Zani El Kayong (Kalbar-Indonesia)

BENIH KESENGSARAAN Oleh: Zani El Kayong

Benih yang tumbuh semakin berkembang Benih yang mencelakakan Benih yang merusak tanah dan ladang

Kau Perusak tanah Pemakan buruh kecil

Upah tak terberi Keringat habis Tumpah Berceceran

Sorak sorai warga Meminta ganti rugi Tanah dengan janji Janji-janji kosong

Di mana wajah Di mana otak Di mana hati

SUARA 5 NEGARA 352 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Pemimpin gedung bertingkat tinggi Kami meminta janji untuk ditepati

Kini tanah kami tak berarti Getah tak tumbuh Rumput tak bergoyang Gersang!

Pil apa yang telah kau berikan pada kami pada waktu itu Waktu kami mau saja menuruti kemauanmu.

Rayuan tajam yang menggiurkan Rayuan tajam yang meliurkan

Kini kami merasakan kerusakan itu Tanah lapang tak berisi tumbuhan

Pontianak. 23.03.2012

Zani El Kayong, nama penadari Asmi Ri Zani. Bocah Borneo yang terlahir 04 Mei 1989 di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Zani mencoba aktif untuk belajar menulis. Sebagai penulis pemula, Zani berusaha untuk terus mencoba meningkatkan hasil tulisan terutama dalam menulis cerpen dan puisi.

SUARA 5 NEGARA 353 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA) Zurinah Hassan (Selangor- Malaysia)

DOSA PERAGUT Oleh Zurinah Hassan

Terbaring sakit begini aku mula mengerti dosa itu daki yang mengkaratkan hati

Bertahun-tahun aku menjadi peragut tidak pernah merasa bersalah sebaliknya aku marah-marah kepada pemerintah pemimpin bermewah mewah membazir wang rakyat punca jenayah meningkat

Politik berserabut ekonomi kalut bagaimana aku boleh hidup kalau tidak meragut

Tanpa rasa terkilan kutunggu mangsa di jalan

SUARA 5 NEGARA 354 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Hinggalah hari itu kuekori seorang perempuan kurentap bag yang disandang dia cuba menghalang kutolak jatuh terlentang kulihat kepalanya berdarah apakah lukanya parah?

Jeritannya memanggil sekawan pemuda mereka membelasahku setengah mati sebelum menyerah ke polisi

Siang tadi aku dibawa ke pengadilan mendengar pertuduhan aku peragut kejam menzalimi seorang ibu yang sedang berjalan mencari ubat untuk anak yang demam dengan sekeping RM lima puluh yang baru dipinjam.

Ya, dalam dompetnya hanya RM lima puluh tetapi itu aku tidak hairan pendapatanku memang tidak pernah lumayan mangsaku selamanya orang-orang miskin yang berjalan dengan wang sedikit bukan sikaya yang berjalan dengan kad kredit jauh dari lorong-lorong sempit

Aku juga sedar itu perkara biasa di mana-mana

SUARA 5 NEGARA 355 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

orang miskin membantai orang miskin sedang orang kaya bersantai dengan yakin.

Tapi wajah mangsaku serupa benar dengan aruah ibu yang suatu ketika dulu menangis memangku tubuh adikku yang terbujur kaku si kecil itu demam berhari-hari menangis tidak berhenti henti ibu mendokongnya ke sana ke mari menjelum kepalanya dengan daun melur kerana tiada wang untuk dibawa ke doktor.

Menatap wajahnya dinding perasaan yang dikeraskan oleh kemiskinan runtuh juga diterjah kenangan pagi tadi mahkamah tergamam bila seorang peragut yang bengis tiba tiba menangis

Zuriah Hassan dilahirkan tanggal 13 Jun 1949, Alor Setar Kedah. Alamat Tetap: No.2, Jalan Pinggir, 8/1L, Seksyen 8, 40000 Shah Alam Bermaustautin di Selangor sejak tahun 1974 Kelulusan Akademik: B.A.Hons (Universiti Sains Malaysia), M.A. (Universiti Putra Malaysia). Doktor Falsafah, Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya. Pengalaman Menulis: Karya-karya berbentuk sajak, cerpen, rencana telah tersiar di akhbar dan majalah misalnya Dewan Sastera, Dewan Masyarakat, Dewan Bahasa, Mastika dan lain-lain sejak tahun 1967. Anugerah / Hadiah Sastera ; 1- Anugerah Penulisan Asia Tenggara (S.E.A. Write Award) 2004. 2- Hadiah kategori buku, i- Pujangga Tidak Bernama, Hadiah Sastera Perdana(1994/1995) ii- Memoir Zurinah Hassan Menjejak Puisi, Hadiah Buku Perpustakaan Negara 2002/2004) iii- Memoir Zurinah Hassan Menjejak Puisi , Hadiah Sastera Perdana 2002/2003. Hadiah-hadiah untuk karya-karya puisi, cerpen (eceran) Hadiah Sastera Perdana. Hadiah pertama Pertandingan Menulis Cerpen berunsur Islam Jabatan Perdana

SUARA 5 NEGARA 356 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Menteri 1984. Hadiah Utama Anugerah Puisi Putera, 1984.Karya yang telah diterbitkan di dalam bentuk buku:1- Sesayup Jalan, Biro Penerbitan USM, 1974 (antologi sajak). 2- Di Sini Tiada Perhentian, Pen.Pewarna, Kuala Lumpur, 1977 (antologi sajak). 3- Keberangkatan, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1985 (antologi sajak). 4- Kuala Lumpur and Other Places, Pen. Al-Huda, 1988 (antologi sajak versi Bahasa Inggeris). 5- Meneruskan Perjalanan, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1989 (antologi cerpen). 6- Hatimu Aishah, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1991 (novel). 7- Pujangga Tidak Bernama, Dewan Basa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1994 (antologi sajak) 8- Sembilan Cabaran Wawasan 2020, Pen.Pewarna, Shah Alam (kajian am) 9- Sasterawan Negara Usman Awang, Dewan Bahasa dan Pustaka 1986 (Kajian Sastera) 10- Nota Waktu (antologi puisi Bersama Lim Swee Tin), Citra Publishing Sdn Bhd. 2000. 11- Memoir Zurinah Hassan Menjejak Puisi, Penerbit UKM, 2003(autobiography), 12- Menjelang Pemilihan, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 2004 (antologi cerpen) 13- Pesanan dari Gunung Ledang, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 2004 (antologi sajak dengan terjemahan Bahasa Inggeris) 14- Salasilah, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 2005 (antologi sajak).Persatuan/kerja-kerja Kebajikan ; 1.Ahli Jawatankuasa GAPENA 1986 – 19982. Terlibat didalam aktiviti-aktiviti KEMUDI termasuk memberi ceramah bmbingan penulisan, pembacaansajak dan puisi-puisi tradisional.3. Ahli Persatuan Penulis Selangor (PPS) sejak 2005.4. Mengambil bahagian di dalam acara-acara anjuran Persatuan- persatuan Wanita Selangor,MKN, majlis anjuran Jabatan-jabatan Kerajaan Selangor, khasnya membaca gurindam,nazam dan puisi moden.5. Ahli Jawatankuasa Muzium Selangor, 1998. Sumber : http://zurinahhassan.blogspot.com.

SUARA 5 NEGARA 357 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Epilog PENGUASA NEGERI, APOSTROF YANG DIHUJAT DALAM ANTOLOGI PUISI LIMA NEGARA ASIA TENGGARA Tajuddin Noor Ganie

Apostrof menurut Zaidan dkk (1994:35) berasal dari bahasa Yunani apostrophe. Istilah ini merujuk kepada gaya bahasa yang berisi sapaan kepada benda, tempat, konsep abstrak, gagasan, orang yang telah mati (tapi dianggap seolah-olah masih hidup, ada dan mampu memahami apa yang dikatakan) atau orang yang tidak berada di tempat (inabsentia). Di berbagai negara Asia Tenggara, apostrof lebih banyak dihubungkan atau dikaitkan dengan makhluk gaib yang tidak kasat mata, yang disapa secara inabsentia dalam tradisi pelisanan mantra di berbagai negara di Asia Tenggara, terutama sekali di negara-negara yang dihuni oleh suku bangsa Melayu. Dalam tulisan ini apostrof merujuk kepada makna yang lebih terbatas lagi, hanya berlaku dalam tulisan ini saja, yakni puisi yang berisi hujatan, kritikan, sapaan, seruan dan ungkapan simpatik atau tidak simpatik yang ditujukan kepada seseorang yang hadir atau tak hadir (inabsentia) sebagai lawan bicara atau lawan dialog ketika puisi dimaksud dilisankan secara retorik (dibacakan dalam acara baca puisi di panggung , disiarkan melalui corong radio atau melalui tayangan di layar televisi) atau dituliskan dalam teks yang pasif (rubrik puisi di sebuah koran/majalah atau dalam buku- buku kumpulan puisi). Penguasa negeri yang dimaksud dalam tulisan ini tidak mesti seorang kepala negara atau kepala pemerintahan setingkat presiden atau setingkat perdana menteri di negara-negara Asia Tenggara, tetapi juga kepala daerah atau kepala pemerintahan di berbagai strata yang ada di negara- negara Asia Tenggara. Saya lihat, cukup banyak puisi dalam antologi bersama ini yang menjadikan penguasa apostrof yang dihujat. Meidi Chandra dari Banten menulis puisi berjudul Kesaksian Batu Nisan di Tanah Penguasa Negeri Tersandera, yang berisi hujatan terhadap penguasa negerinya yang saling berkolusi untuk mengurangi hak-hak anak negerinya untuk hidup makmur di negeri yang sesungguhnya sangat kaya raya ini.

SUARA 5 NEGARA 358 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

KESAKSIAN BATU NISAN DI TANAH PENGUASA NEGERI TERSANDERA

Mati...!!! Lagi-lagi kabar itu terdengar Tergurat di bait-bait lusuh surat kabar Petaka yang menikam nurani benamkan gusar Di retak-retak rasa memantik murka Oleh aberansi tak henti suguhi lakon-lakon banci Sembunyi di ketiak penguasa gadaikan harga diri Di lembar-lembar uang panas lakumu yang culas Sementara di sana, di antara dengkuran bilik desa Si miskin masih saja ratapi cermin Menatap diri tangisi hari kemarin Dipenggal bilur-bilur takdir mereka

Terlalu...!! Air mata itu letih menjadi angin lalu Setiap hari terjurai deraian duka Mengemis iba di antara besi-besi keranda tua Hujamkan luka semakin menganga Dan getir hidup jadi candu sisa usia Merajah di sekujur daksa yang bindam Mereka, dan nyawa yang lenyap dicabik taring-taring kuasa

Wahai penguasa negeri tersandera Masihkah kalian bungkam samarkan buram? Tentang mereka dan nasi aking dilahap nikmat bersama garam Atau batu-batu nisan yang menjadi saksi acuhmu tuan Tak peduli lenguh nadi sekarat Direnggut maut melawan kalut Tanggalkan sejenak jas dan dasi yang kau semat Itu semua tak lebih setenggak madu sesaat

Wahai pendulang dahaga dunia Tak cukupkah harta demamkan jiwa? Dibungkam agitasi iblis tertawa sinis Berbagi laksa pintu-pintu gratis Tak sadar dibuai perangkap sadis

SUARA 5 NEGARA 359 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Dan ajal, kelak buatmu menangis

Lailatul Kiptiyah dari Jawa Timur menulis puisi berjudul Duka Bangsa yang berisi hujatan terhadap penguasa negerinya yang tidak bersungguh-sungguh menjalankan amanat bangsanya sehingga segenap anak bangsa yang hidup di negeri ini hidup dalam kedukaan yang berkepanjangan (duka abadi anak bangsa).

DUKA BANGSA

Beribu tunas menjelma di setiap ruas tanah bangsa riuh anak-anak mengaji meruap di gubuk-gubuk miskin sepanjang tepi kali Beribu ton sampah beribu drum limbah menderaskan arus nestapa memegungkan sumur luka menenggelamkan rumah demi rumah Di dusun-dusun mimpi tangisku adalah tangis sepi setelah rubuh pilar-pilar penupang bagi beranda-beranda belajar Beribu kuntum kusuma mekar di pepucuk pohon bangsa mengantar anak-anak perempuan pergi ke benua-benua terasing menguyupkan rindu ibu kala fajar menyingsing

Oh, kini beribu doa luruh dari mata meratap jauh ke langit duka bangsa

April 2012

SUARA 5 NEGARA 360 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Keberadaan orang miskin yang semakin lama semakin bertambah banyak di negeri ini merupakan fenomena yang mengejala sebagai dampak langsung dari kegagalan rezim penguasa negeri dalam mengelola sumber daya ekonomi bagi kepentingan memakmurkan anak negeri. Fikrah Syailah Adam dari Maluku Utara (Indonesia) menulis puisi Berjudul Orasi Orang Miskin, yang berisi hujatan terhadap penguasa negerinya (pimpinan) yang mengabaikan kesejahteraan rakyat, sehingga semakin hari semakin banyak saja warga negerinya yang nasibnya terpuruk menjadi orang miskin.

ORASI ORANG MISKIN

Keluhkesah berhamburan Beribu teriakan dari kolong jembatan Orasi mencari kehidupan Berteriak menjerit miskin Kepada Tuhan diri mengadu nasib nyawa Kepada pimpinan diri menagih janji suara

Oh… Jelata di tanah rumah Sumpah hilang arah Tumpah segala darah

Pimpinan! Mana suara anda?

Tuhan! Berilah kami cinta

Ternate, 9 maret 2012

SUARA 5 NEGARA 361 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Mening Alamsyah dari Jawa Barat menulis puisi berjudul Berhenti yang juga berisi hujatan terhadap penguasa negerinya yang sudah tak lagi memiliki hati nurani. Ia biarkan anak negerinya hidup miskin, menderita dan kelaparan. Gugatan tentang kemiskinan juga disuarakan dengan lantang oleh M Abd. Rahim dari Jawa Timur melalui puisinya berjudul Miskin. Puisi ini berisi hujatan terhadap penguasa negerinya, yang mengabaikan keadilan sosial terhadap warga negerinya. Negeri ini kaya raya, tetapi anak negerinya masih banyak yang hidup miskin papa karena para penguasa negeri ini telah salah dalam mengurusnya. Kemiskinan membuat anak negeri menjadi tak mampu untuk membayar SPP sehingga ia tak bisa mengenyam pendidikan di sekolah formal. Abdul Rani dari Kalimantan Barat menulis puisi berjudul Sajak Seberang yang berisi hujatan terhadap penguasa di negeri seberang (padahal dimaksudkannya adalah di negeri sendiri), yang mengabaikan tanggung jawabnya di bidang pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi anak negeri. Akibatnya banyak anak negeri yang tidak memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan yang layak di lembaga- lembaga formal persekolahan yang ada di negerinya. Tema yang sama juga ditulis Nenny Makmun dari Jawa Tengah (Indonesia), dengan puisinya berjudul Aku Ingin Sekolah yang berisi hujatan terhadap penguasa negerinya yang tidak kunjung berhasil membuat kebijakan di bidang pemerataan pendidikan. Anak orang miskin masih sulit mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah formal karena tak mampu membayar SPP yang semakin tahun semakin tak terjangkau saja.

AKU INGIN SEKOLAH

Mata polos bening yang ada di balik pagar besi dengan tentengan tongkat penusuk sampah tercecer gelas plastic yang penuh menyembul di antara sela tas plastik besar teronggok

Mata bening nan menerawang jauh ikut tersenyum katika anak- anak sebaya tertawa riang menunggu lonceng belajar berdentang bocah dekil pun tengah membayangkan andai dirinya melekat seragan merah putih berlari di lapangan sekolah tanpa beban dengan uang SPP yang menjulang

Tersadar ketika lonceng berbunyi sebersit senyum tersirat saat menyaksikan anak-anak sebayanya berlarian berebut bebaris masuk menyongsong masa depan sementara lihatlah dirinya betapa kumuh setelah dari pagi bergelut sampah bermandikan terik matahari berpuas asap udara yang tercemar dimana-mana

SUARA 5 NEGARA 362 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

“Aku ingin sekolah,” bisikmu andai bapak ibuku tidak miskin pasti aku bisa sekolah seperti mereka

Apakah tidak ada hak untuk seorang pemulung untuk mengubah nasib ? mengurai mimpi menerjang badai ketidakberdayaan akan kebijaksanaan bangsa

Masih terus berharap akankah ada yang dengar jeritan hatinya! Aku ingin sekolah! Aku ingin sekolah!

Jakarta, 23 April 2012

Sunthi Fatimah dari Kalimantan Timur menulis puisi yang berisi hujatan terhadap penguasa negerinya yang bersekutu dengan para pengusaha perusak hutan. Judulnya Kepasrahan Alamku. Kahar Al bahri yang juga berasal dari Kalimantan Timur menulis puisi bertema sama dengan judul Catatan Satu Jam Tiga Puluh Menit. Melalui puisi ini Kahar Al Bahri menghujat para kroni penguasa negeri yang ikut andil merusak kelestarian alam negerinya. Perbuatan tidak terpuji berdampak pada rusaknya masa depan anak negeri yang hidup di masa depan nanti.

CATATAN SATU JAM TIGA PULUH MENIT

Hei…… Mari lupakan masa depan Kita sudah terpesona merusak masa depan itu mengobrak abrik alam liar sepanjang waktu membuat planet ini jadi panas sampai kita tidak tau kita berada dimana sekarang tanah tak bisa digarap dan semua hilang tak berbekas seperti petani yang menangis di atas tanahnya sendiri

SUARA 5 NEGARA 363 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

lupakan masa depan itu kita sudah terpesona oleh sudut pandang yang aneh oleh sebuah paham yang cuma tau tebang babat gali jual dan ludes seketika lalu kemana kita harus berpindah dan membiarkan populasi kita mati seperti kecoa yang diinjak pada pagi hari

lupakan masa depan karena kita tidak mampu memanipulasi suhu bumi kita tidak bisa memanipulasi curah hujan kita tidak bisa mengatur panas matahari kita tidak bisa mengatur retak retak bumi dan kita tidak mampu meratakan dan merapatkan semua hal-hal yang sudah retak oleh kuasa-kuasa modal

Hei….. mari kita lupakan masa depan karena kita tidak bisa merapatkan cairan-cairan es kita tidak bisa mengatur tuhan dan kita tidak mampu menekan naiknya permukaan air kita ini bukan siapa-siapa kita hanya manusia kita yang Cuma sok tahu hari ini

kita cuma tau memanaskan bumi dan membakar batubara tanpa batas kita cuma tau bahwa kemarau melumpuhkan produksi petani kita cuma tau bahwa banjir itu menyebabkan lapar kita cuma tau bahwa atmosfir yang mengatur hidup kita sudah kacau balau kita cuma tau, kita cuma tau, kita cuma tau dan kita tidak bertindak

kita Cuma bisa membawa rasa hidup kita dan sadar bahwa kita tidak mampu merekayasa planet ini lalu terlanjur menyerahkan kepada politik memilih mereka yang tidak bermoral dan membiarkan orang-orang tersebut tidak melakukan apa-apa

SUARA 5 NEGARA 364 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

lalu untuk apa Perjanjian Kyoto lalu untuk apa seminar-seminar gleser lalu untuk apa Pertemuan G-20 lalu untuk apa asia-eropa meeting lalu untuk apa carbon meeting lalu untuk apa teknologi-teknologi canggih-canggih itu lalu untuk apa semua itu

Hei….. kita harus sadar kalau kita memang tidak pernah becus mengurus ini kita harus menemukan jalan, kitaharus menemukan jalan dan mulai berteriak bahwa ini sudah cukup, cukup dan cukup kitaharus menemukan jalan hentikan gali-gali itu hentikan tebang-tebang itu hentikan babat-babat itu hentikan keruk-keruk itu hentikan tebang-tebang itu hentikan babat-babat itu hentikan keruk-keruk itu hentikan, hentikan

lau jadikan ini sebagai kabar baik bahwa bumi semakin panas membuat kita sakit dan terus menerus terjangkit malaria bumi semakin tidak produktif kita akan Cuma menderita lapar dan ini memiskinkan kita segera

bahwa kita harus mempererat diri karena kita pembuat kabar itu baik atau buruknya mari bekerjasama kita tidak boleh pasrah kitaharus tetap berusaha harus berteriak hentikan Rio tinto hentikan Freeport hentikan Newmon hentikan Kaltim Prima Coal hentikan Exxon

SUARA 5 NEGARA 365 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

hentikan Cevron hentikan Arutmint hentikan Kideco hentikan Kitadin hentikan Nusa Halmahera hentikan Broken Hill Poperty hentikan British Petroleum hentikan……. hentikan robot-robot investasi yang bernama modal hentikan …..

mari kita tata ulang planet ini tanpabanjir tanpa longsor tanpa krisis pangan tanpa menghilangkan rawa-rawa tanpa menghilangkan sungai tanpa menggusur gunung tanpa merusak hutan tanpa penindasa hak asasi manusia

hentikan, hentikan, hentikan

Hei….. Mari jabat erat tanganku Kita satu jalan di planet ini

Keraitan Desember 2011

SUARA 5 NEGARA 366 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

Puisi yang dikutipkan di bawah ini merupakan satu-satunya puisi yang berisi hujatan tidak langsung terhadap penguasa negeri yang ditulis oleh penyair di luar Indonesia, yakni Marsli NO (Malaysia). Ada 4 judul puisi Marsli NO yang dimuat dalam antologi puisi bersama ini, yakni Maharaja Lawak (1), Maharaja Lawak (2), Maharaja Lawak (3) dan Maharaja Lawak (4).

MAHARAJA LAWAK (1) Otaknya yang kosong melemparkan kata-kata yang dijalin menjadi cerita. Logikanya adalah tepok tangan pendengar atau penonton yang selalu dicandui oleh ketawa. Dengan bohongnya dia memperalatkan peristiwa menjadi hiburan yang benar-benar ceria. Hatinya yang kelabu dan akalnya yang keliru dibasuh dengan air popular. Sebelum dirinya dilenyapkan menjadi badut atau monyet di pentas. November 21, 2011

MAHARAJA LAWAK (2) Dia adalah monyet yang terlalu berlebihkan gembira kerana mendapat barang mainan dan kostium baru. Pentas adalah dunia keduanya yang lebih dicintai melebihi segala yang pernah dia cintai sepanjang hidupnya. Kata dia ucap tanpa dibasuh dengan akal dan fikir. Kawan dan lawan adalah bahan dunia lawaknya yang tidak pernah susut. Malah berlebihan dibuka celana dan kuncinya jika muncul kisah lain yang boleh mendatangkan lawak yang penuh dengan cerca. Dia memang memilih menjadi pelawak dan merelakan akal cerdiknya bertukar menjadi segumpal kertas yang ringan dan kumal. Atau perasaan manusianya disunglap menjadi kehendak yang memberhalakan rasa serakah. Atas nama lawak, segala dia halalkan. Demi gelar dan tawa khalayak yang selalu mencandui hiburan yang nipis dan kosong. Dan bangsanya yang terpaksa menjadi pendengar, merintih perlahan-lahan di dalam kebodohan yang dipaksa mereka menerima.

November 22, 2011.

Kecuali puisi Marsli ON (Malaysia) di atas, maka semua puisi lainnya yang dikutipkan atau dibicarakan sekilas dalam epilog ini ditulis

SUARA 5 NEGARA 367 KITAB PUISI PENYAIR 5 NEGARA (INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND & SINGAPURA)

oleh para penyair Indonesia. Fakta ini bisa jadi berarti bahwa hanya penguasa negeri di Indonesia saja yang bermasalah dalam pandangan para penyair pengisi antologi puisi bersama lima negara di Asia Tenggara ini. Sementara itu para penyair di Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand tidak merasa perlu menulis puisi yang berisi hujatan terhadap para penguasa di negerinya masing-masing.

Bisa jadi memang tidak ada yang perlu dihujat karena para penguasa di negeri mereka memerintah dengan adil sesuai dengan aturan main ketatanegaraan yang berlaku di negara mereka. Mereka para penguasa di negeri itu, masih berada di jalur yang benar, tidak menyimpang, tidak lalim, tidak refresif dan tidak semena-mena dalam menjalankan pemerintahannya, sehingga tidak perlu dihujat melalui aksi turun ke jalan (demontrans) atau melalui puisi. Tapi bisa jadi, para penyair di empat negara Asia Tenggara lainnya berpikir 7 kali jika harus menulis puisi hujatan bagi para penguasa di negeri mereka, karena resikonya sangat besar, masuk penjara, atau dikucilkan dalam pergaulan sosial di negaranya masing-masing.

Demikian catatan serba sedikit yang mampu penulis suguhkan ke hadapan khalayak pembaca sekalian. Salah khilaf mohon maaf.

SUARA 5 NEGARA 368