PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP TAYANGAN ENTERTAINMENT NEWS DI NET TV

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh : Silvi Vanelia Sigiro 6662091502

HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG-BANTEN 2015

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk: Kedua orang tuaku, abangku dan adik-adikku, serta orang-orang yang kusayangi. Terima kasih untuk doa yang tak pernah putus, serta kasih sayang yang tak kan mungkin tergantikan.

ABSTRAK

SILVI VANELIA SIGIRO. NIM. 666209502. SKRIPSI. PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP TAYANGAN ENTERTAINMENT NEWS DI NET TV.

Salah satu program acara yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat adalah program Infotainment, di Infotainmnet identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis. Hampir semua stasiun televisi di Indonesia memiliki program infotainment yang tayang setiap harinya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori s-o-r yaitu teori yang terdiri dari pesan (stimulus), seorang penerima (organism), dan efek (respon). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dimana peneliti berusaha untuk memaparkan dan menafsirkan data yang ada untuk memperoleh gambaran secara sistematis mengenai persepsi mahasiswa Untirta terhadap tayangan Entertainment News di Net TV. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Untirta yang pernah menonton tayangan Entertainment News di Net TV dan ada sebanyak 99 orang, pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian ini menjelaskan tayangan Entertainment News dipersepsikan secara positif oleh mayoritas responden. Hal tersebut diketahui dari tingginya tingkat stimulasi tayangan Entertainment News yaitu sebesar 80,33%, tingkat organism yaitu mahasiswa memproses stimulus di dalam diri sendiri sebesar 67,47% dan tingkat respon sebesar 75,58%. Kata kunci: Persepsi, Mahasiswa, Entertainment News

i

ABSTRACT

SILVI VANELIA SIGIRO. NIM.6662091502. THESIS. THE PERCEPTION OF UNTIRTA STUDENTS TO ENTERTAINMENT NEWS IMPRESSIONS AT NET TV.

One of program which currently much in demand by the community is the infotainment programs, Indonesian infotainmnet identical with television shows that presents a celebrity. Almost all a television station in Indonesia have a program of infotainment that impressions every day. One of the new show is Entertainment News at the Net TV. This impressions is different from the other infotainment show because it has a vision to bring news that conforming to fact. Formulation of the problem in this research is how the perception of Untirta students to Entertainment News impressions at Net TV. The theory used in this research is the theory of s-o-r consisting of a message ( stimulus ) , a recipient ( organism ) , and the effect of ( a response). This research uses descriptive quantitative methods where researchers tried for exposing and interpretating data to obtain the description in a systematic concern students of Untirta perception about the impressions of Entertainment News in Net TV. The respondents in this research is the students of Untirta ever watch impressions Entertainment News as many as 99 people. The selection of respondent is performed using stratified proporsional random sampling. The results of this research explains impressions Entertainment News positively perceived by the majority of respondents. This research result describes students perception of Untirta with a high level of stimulation that amounted to 63%. the level of organism stimulus student process within the self worth amountedc 67,47 % , and level of response amount 75,58 %. Key words: Perception, students, Entertainment News.

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Allah yang sudah membimbing, menolong dan memampukan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Untirta Terhadap Tayangan

Entertainment News Di Net TV”. Bersyukur untuk setiap pertolongan dalam masa-masa sulit dan untuk setiap kondisi yang penulis alami selama mengerjakan skripsi.

Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang selalu memotivasi dan memberikan dukungannya kepada peneliti. Penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1 Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa atas kontribusinya sebagai pemimpin di kampus penulis.

2 Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3 Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

iii

4 Ibu Naniek Afrilla, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah

bersedia membantu, memberikan arahan serta masukan, meluangkan waktu

dan membagi ilmunya untuk menyelesaikan skripsi ini.

5 Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP selaku dosen pembimbing II skripsi sekaligus

dosen penguji sidang, terima kasih sudah membantu, memberikan arahan serta

masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6 Ibu Rd. Nia Kania, S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan perhatian dan motivasi agar semangat dalam mengerjakan

skripsi

7 Bapak/Ibu dosen dan staf jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

ilmu dan teladan selama ini

8 Rasa terimakasih yang dalam kepada keluargaku yang sangat kukasihi dan

mengasihiku juga, Bapak dan Mama tercinta yang selama ini sabar, abangku

Lamhot Herianto, SH, semangat kuliah S2nya, adekku Sovian Sahetapi Sigiro,

S.Si, Marluhut Ganda Hamonangan Sigiro dan Boy Sigiro. Terimakasih untuk

cinta, doa, dukungan dan semangat dari kalian kepadaku selama ini.

9 Kepada keluarga besarku, Bou Nuel, Amangboru Nuel, Paulus Sigiro, Eliezer

Sigiro, Bapaktua Paulus, Uda Vincent, Bou Kekel, Erma Simarmata dan

semua keluargaku yang tidak bisa aku ucapkan satu persatu. Terimakasih atas

dukungan dan doa kalian selama ini.

10 Untuk sahabat-sahabatku tercinta “cemancamencelalucelamanya”, Rebecca

Trifanny Paramita Tobing, Noni Kusiah, Dini Noviyanti, dan Shella Dearisa.

Terima kasih karena selalu memberikan semangat, saran, motivasi dan tempat

iv

untuk menumpahkan suka maupun duka. Sayang kalian, sampai kanpanpun

kita akan tetap menjadi Cameners.

11 Terimakasih untuk teman-temaku keluarga BMS, Ebong yang sering

memberikan kejutan coklat dan semangat, ka Steffi atas semangatnya, Sari

teman seperjuangan, Roy yang juga selalu kasih semangat dan Kaleb, Minto,

Tri, Bang Jeme, Hesti. Terimakasih atas keceriaan selama ini, kalian selalu

ada selalu setiap hari sebagai penyemangat dan juga doa-doa kalian.

12 Terimakasih untuk saudara-saudaraku di dalam Kristus, Kelompok Kecil

Belicia ada Ka Mitha, Maren, Masnur. Aku bersyukur bisa mengenal kalian

dan bertumbuh bersama-sama dengan kalian. Terimakasih untuk kasih, doa

dan motivasi dari kalian semua. Aku mengasihi kalian

13 Terimakasih untuk adik-adikku Kelompok Kecil Mikhla ada Ria dan Maria,

Kelompok Kecil Lamuela ada Lita dan Mia. Aku bersyukur bisa mengenal

kalian dan menjadi kakak kalian. Terimaksih atas kasih, semangat dan doa

yang selalu kalian berikan. Aku mengasihi kalian.

14 Terimakasih untuk Geng Cantik dan Mandiri ada Mba Yu alias Yuanda

Sihaloho yang selalu memberikan semangat, doa dan juga rela mendengarkan

setiap curhatakanku, Jeng Kila alias Friskila Januari, terimakasih juga atas

keceriaan, semangat dan doamu buatku dan Namboru Masnur alias Masnur

Sinaga yang selalu memberi semangat dan doa.

15 Untuk kakakku tersayang Friska Intana Simatupang, terimakasih atas doamu

ka, semangat, nyanyian yang kau berikan lewat voice note. Terimakasih

menjadi penyemangatku, aku mengasihimu ka.

v

16 Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dari segi kemampuan penyajian maupun pengetahuan yang dimiliki oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi kekurangan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Serang, 17 Februari 2015

Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL PERNYATAAN ORISINILITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... vii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR GAMBAR ...... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...... xvi BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 12 1.3 Identifikasi Masalah ...... 12 1.4 Tujuan Penelitian ...... 12 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ...... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 14 2.1 Komunikasi Massa ...... 14 2.1.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa ...... 16 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa ...... 19 2.2 Media Massa ...... 20 2.3 Televisi ...... 21 2.3.1 Karakteristik Televisi ...... 23 2.3.2 Fungsi Televisi ...... 24 2.4 Infotainment ...... 24

vii

2.4.1 Sejarah Munculnya Infotainment ...... 25 2.4.2 Sejarah Infotainment di Indonesia ...... 27 2.5 Tradisi Sosiopsikologis ...... 29 2.6 Persepsi ...... 31 2.7 Teori S-O-R ...... 35 2.8 Kerangka Konsep ...... 39 2.8.1 Bagan Kerangka Konsep ...... 41 2.9 Operasional Variabel ...... 42 2.10 Penelitian Sebelumnya ...... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 48 3.1 Metode Penelitian ...... 48 3.2 Instrumen Penelitian ...... 49 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...... 51 3.3.1 Populasi ...... 51 3.3.2 Sampel ...... 52 3.4 Teknik Analisis Data ...... 54 3.5 Teknik Pengolahan Data ...... 56 3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian ...... 64

BAB IV PEMBAHASAN ...... 59 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ...... 59 4.1.1 Sejarah Net TV ...... 59 4.1.2 Sejarah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ...... 60 4.2 Deskripsi Data Penelitian ...... 66 4.3 Deskripsi Data Frekuensi ...... 68 4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ...... 72 4.5 Hasil Analisis Deskriptif ...... 101 4.6 Pembahasan ...... 102

viii

BAB IV PENUTUP ...... 118 5.1 Kesimpulan ...... 118 5.2 Saran ...... 119 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Tayangan Infotainment Di Televisi ...... 4 Table 1.2 Infotainment yang Mengalami Peningkatan Penonton...... 7 Tabel 2.1 Operasional Variabel ...... 46 Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Untirta 2010-2013 ...... 51 Tabel 3.2 Jumlah Sampel Mahasiswa Untirta Secara Proporsional ...... 54 Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ...... 56 Tabel 4.1 Daftar Manajemen Net TV ...... 60 Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 67 Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Lingkungan ...... 67 Tabel 4.4 Frekuensi Responden Menonton Televisi…...... 68 Tabel 4.5 Lama Responden Menonton Televisi ...... 69 Tabel 4.6 Frekuensi Menonton Tayangan Entertainment News ...... 71 Tabel 4.7 Gambar tayangan Entertainment News jelas ...... 72 Tabel.4.8 Suara tayangan Entertainment News jelas ...... 73 Tabel.4.9 Latar tempat tayangan Entertainment News menarik ...... 74 Tabel.4.10 Penampilan pembawa acara Entertainment News menarik ...... 75 Tabel.4.11 Bahasa yang di gunakan pembawa acara Entertainment News sopan dan mudan di mengerti ...... 76 Tabel.4.12 Sikap pembawa Entertainment News dalam membawakan acara baik ...... 78 Tabel.4.13 Tema yang di tayangkan Entertainment News bervariasi ...... 79 Tabel.4.14 Informasi yang ditayangkan Entertainment News berdasarkan fakta ...... 80 Tabel.4.15 Informasi yang ditayangkan Entertainment News bermanfaat ...... 82

x

Tabel.4.16 Responden memperhatikan Entertainment News karena alur gerakan penampilan tayangan yang unik dan berbeda ...... 83 Tabel.4.17 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini lebih menarik dari pada yang lain dari segi latar, warna dll ...... 84 Tabel.4.18 Responden Memperhatikan Entertainment News Karena Alur Gerakan Penampilan yang Unik dan Berbeda ...... 85 Tabel.4.19 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini tayang 4 kali dalam sehari dengan informasi yang selalu baru ...... 86 Tabel.4.20 Responden memperhatikan Entertainment News karena keinginan memperoleh pengalaman baru ...... 87 Tabel.4.21 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena untuk pemenuhan diri (memperkaya kualitas kehidupan dengan informasi) ...... 88 Tabel.4.22 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena rasa keingintahuan terhadap tayangan ini ...... 89 Tabel.4.23 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebebasan memilih tayangan ...... 90 Tabel.4.24 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan mencari identitas (eksistensi dikalangan mahasiswa) ...... 91 Tabel.4.25 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan ...... 92 Tabel.4.26 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena faktor kemauan untuk menonton tayangan ini ...... 93

xi

Tabel.4.27 Responden memahami Entertainment News karena kepercayaan terhadap tayangan ini ...... 95 Tabel.4.28 Responden memahami Entertainment News karena sudah pernah mendapatkan informasi yang sama di masa lalu ...... 96 Tabel.4.29 Responden menerima tayangan Entertainment News ...... 97 Tabel.4.30 Respon responden terhadap tayangan ini adalah positif ...... 98 Tabel.4.31 Reflexive respon responden yang relatif tetap positif terhadap tayangan Entertainment News ...... 99 Tabel.4.32 Respon responden adalah instrumental respon yaitu respon yang berkembang sesuai dengan apa yang ditayangkan oleh Entertainment News setiap harinya ...... 100

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram responden berdasarkan frekuensi menonton televisi ...... 68 Gambar 4.2 Diagram Responden Berdasarkan Lama Menonton Televisi ...... 70 Gambar 4.3 Diagram Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Tayangan Entertainment News ...... 71 Diagram 4.4 Diagram Responden Berdasarkan Gambar Tayangan Entertainment News Jelas ...... 73 Diagram 4.5 Diagram Responden Berdasarkan Suara Tayangan Entertainment News Jelas ...... 74 Diagram 4.6 Diagram Responden Berdasarkan Latar Tempat Tayangan Entertainment News Menarik ...... 75 Diagram 4.7 Diagram Responden Berdasarkan Penampilan Pembawa Acara Entertainment News Menarik ...... 76 Diagram 4.8 Diagram Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Pembawa Acara Entertainment News Sopan dan Mudah Dimengerti ...... 77 Diagram 4.9 Diagram Responden Berdasarkan Sikap Pembawa Acara Dalam Membawakan Acara Baik ...... 78 Diagram 4.10 Diagram Responden Berdasarkan Tema yangs Ditayangkan Entertainment News Bervariasi ...... 80 Diagram 4.11 Diagram Responden Berdasarkan Informasi yang Ditayangkan Entertainment News Berdasrkan Fakta ...... 81 Diagram 4.12 Diagram Responden Berdasarkan Informasi yang Ditayangkan Entertainment News Bermanfaat ...... 82 Diagram 4.13 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Alur Gerakan Penampilan yang Unik dan Berbeda ...... 83

xiii

Diagram 4.14 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Tayangan Ini Lebih Menarik Daripada yang Lain dari Segi Latar, Warna, dll ...... 85 Diagram 4.15 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Tayangan ini Adalah Tayangan yang Baru dan Berbeda ...... 86 Diagram 4.16 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Tayangan IniTayang 4 Kali Dalam Sehari dengan Informasi yang Selalu Baru…...... 87 Diagram 4.17 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Keinginan Memperoleh Pengalaman Baru ...... 88 Diagram 4.18 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Untuk Pemenuhan Diri (Memperkaya Kualitas Kehidupan dengan Informasi)…...... 89 Diagram 4.19 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Rasa Keingintahuan Terhadap Tayangan Ini ...... 90 Diagram 4.20 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Kebebasan Memilih Tayangan ...... 91 Diagram 4.21 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Kebutuhan Mencari Identitas (Eksistensi Dikalangan Mahasiswa) ...... 92 Diagram 4.22 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Kebutuhan Akan Nilai, Kedambaan dan Makna Kehidupan ...... 93

xiv

Diagram 4.23 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden Terhadap Entertainment News Karena Faktor Kemauan Untuk Menonton Tayangan Ini ...... 94 Diagram 4.24 Diagram Berdasarkan Pemahaman Responden Terhadap Entertainment News Karena Kepercayaan Terhadap Tayangan ini ...... 95 Diagram 4.25 Diagram Berdasarkan Pemahaman Responden Terhadap Entertainment News Karena Sudah Pernah Mendapatkan Informasi yang Sama Di Masa Lalu ...... 96 Diagram 4.26 Diagram Berdasarkan Responden Penerimaan Responden Terhadap Tayangan Entertainment News ...... 97 Diagram 4.27 Diagram Berdasarkan Respon Responden Terhadap Tayangan Ini Adalah Positif ...... 98 Diagram 4.28 Diagram Berdasarkan Reflesive Respon Responden yang Relatif Positif Terhadap Tayangan Entertainment News ...... 100 Diagram 4.29 Diagram Berdasarkan Respon Responden Adalah Instrumental Respon Yaitu Respon yang Berkembang Sesuai dengan Apa yang Ditayangkan Oleh Entertainment News Setiap Harinya ...... 101

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Responden Lampiran 2 : Lembar Kuisioner Lampiran 3 : Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 4 : Data Tendensi Lampiran 5 : Gambar Tayangan Entertainment News Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup

xvi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia. Komunikasi yang sehari-hari terjadi terbagi dalam banyak bagian seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi antarkelompok, komunikasi antarbudaya, komunikasi massa dan lain-lain. Salah satu ilmu komunikasi yang semakin berkembang pesat adalah komunikasi massa.

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media sehingga pesan dapat diterima secara serentak. Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi yang didistribusikan kepada khalayak secara luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap dan tidak diproduksi oleh perorangan namun oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.1

Dalam komunikasi massa, penggunaan media menjadi hal yang sangat penting. Media massa terbagi atas tiga bagian yaitu media cetak, media elektronik dan juga media online. Semua media massa mempunyai fungsi untuk

1 Elvinaro Ardianto,dkk.2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal. 3,6.

1

2

menerangkan, mendidik, menghibur dan juga membujuk. Dengan fungsi tersebut, media massa cukup berpengaruh terhadap masyarakat.2

Di era modern ini, salah satu media yang sangat mudah diakses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi (TV) menjadi media terpopuler di Indonesia, menurut temuan lembaga survei AC Nielsen pada tahun 2014. Hasil Survey AC

Nielsen mengenai konsumen media baru-baru ini, secara keseluruhan, konsumsi media di kota-kota di Indonesia menunjukkan Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), lalu Internet (33%), Radio

(20%), Suratkabar (12%), Tabloid (6%), dan Majalah (5%).3 Hal ini menunjukkan televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya tarik tersendiri dibandingkan dengan media massa lainnya.

Unsur-unsur tersebut berupa kata, musik, tulisan, efek suara serta unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan mendalam kepada pemirsanya. Dengan menonton televisi, khalayak dapat melihat gambaran yang lebih jelas daripada media massa lainnya. Karena, dengan menonton televisi, program acara dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. Meskipun ukuran televisi yang relatif kecil, namun televisi dapat memberikan berbagai tayangan program acara yang menarik dari berbagai penjuru dunia.

Televisi sebagai media informasi saat ini semakin berkembang dari masa ke masa. Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya Televisi Republik Indonesia (TVRI). Selama 27 tahun penduduk Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran televisi saja.

2 Ibid hal.15 3 http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar- jawa.html diakses pada tangga 23 Februari 2015 pukul 16:36 WIB

3

Namun pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan Rajawali Citra

Televisi Indonesia (RCTI) sebagai stasiun televisi swasta nasional pertama di

Indonesia. Kini seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, Indonesia mempunyai banyak stasiun televisi lainnya seperti Surya Citra Televisi (SCTV),

Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang sekarang menjadi MNC TV, Andalas

Televisi (ANTV), , TV7 yang menjadi Trans7, Lativi yang sekarang menjadi TV ONE, Metro TV, Trans TV, Global TV. Diikuti dengan berkembangnya TV lokal yang cukup banyak dan beragam seperti Bandung TV,

Jak TV, Bali TV dan sebagainya.4

Dari sekian banyak stasiun televisi yang disebutkan di atas, masih banyak lagi stasiun-stasiun televisi yang hadir di Indonesia. Saat ini stasiun televisi berlomba-lomba membuat program-program acara televisi yang bervariatif agar menarik minat penonton. Setiap harinya stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Beberapa program acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi antara lain adalah berita, film, sinetron, kuis, reality show, siaran iklan, musik, olah raga, infotainment hingga beragam tayangan internasional disajikan demi menghibur pemirsanya.

Salah satu program acara yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat adalah program Infotainment. Infotainment adalah salah satu jenis penggelembungan bahasa yang kemudian menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Merupakan singkatan dari istilah

Inggris information-entertainment. Namun di Indonesia Infotainment identik

4 Ardianto, Elvinaro,dkk.2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal. 136

4

dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis.5 Hampir semua stasiun

televisi di Indonesia memiliki program infotainment yang tayang setiap harinya.

1.1 TABEL DAFTAR TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI

No Stasiun Infotainment Jam Tayang

Televisi

1. 1. SCTV 1. Status Selebriti Jumat, Sabtu, Minggu Pukul

06.00 WIB

2. Hot Shot Jumat, Sabtu, Minggu Pukul

09.00 WIB

3. Was-Was Senin-Kamis Pukul 06.00

4. Halo Selebriti WIB

Senin-Kamis Pukul 06.00

WIB

Durasi 30 Menit

2. 2. Indosiar 1. Hot Issue Setiap hari Pukul 06.30 WIB

2. Kiss Pagi Setiap hari Pukul 10.30 WIB

3. Hot Kiss Setiap hari Pukul 14.00 WIB

Durasi 30 Menit

3. Trans TV 1. Insert Pagi Setiap hari Pukul 06.00 WIB

2. Insert Senin-Jumat Pukul 12.45

WIB, Sabtu-Minggu Pukul

5 http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13 WIB

5

11.00 WIB

3. Janji Suci Raffi dan Gigi Setiap Jumat Pukul 18.00

WIB

Durasi 60 Menit

4. Trans 7 1. Selebrita Pagi Setiap hari Pukul 07.30 WIB

2. Selebrita Siang Setiap hari Pukul 11.30 WIB

Durasi 30 Menit

4. 5. Global TV 1. Eksis Sabtu-Minggu Pukul 12.30

2. Fokus Selebriti Senin-Jumat Pukul 14.00

3. Obsesi Senin-Jumat Pukul 10.00

Sabtu-Minggu Pukul 11.00

Durasi 30 Menit

5. 6. MNC TV 1. Pose Senin-Jumat Pukul 0.00 WIB

Durasi 60 Menit

6. 7. RCTI 1. Silet Setiap hari Pukul 11.30-12.00

2. Kabar-Kabari WIB

Setiap Sabtu Pukul 07.00-

3. Intens 07.30 WIB

Senin-Jumat Pukul 07.00-

4. Cek&Ricek 07.30 WIB

Sudah tidak tayang mulai

5. Go Spot tahun 2015

6

Senin-Jumat Pukul 06.00-

07.00 WIB, Sabtu-Minggu

Pukul 05.30-06.00 WIB

7. 8. RTV 1. Selebdotcom Senin-Jumat Pukul 09.30 WIB

2. Xtra Seleb Senin-Jumat Pukul 15.30 WIB

Durasi 30 Menit

8. 9. Net Tv 1. Entertainment News Senin-Jumat Pukul 09.00,

11.00, 16.30, 23.30 WIB.

Sabtu-Minggu Pukul 14.00

WIB

Durasi 60 Menit

9. 10. Kompas TV1. Newstar Senin-Jumat Pukul 09.30 WIB

Durasi 30 Menit

10. 11. ANTV 1. Seputar Obrolan Senin-Jumat Pukul 10.00 WIB

Selebriti Durasi 30 Menit, Tayangan

terakhir 14 November 2014

Saat ini, stasiun televisi di tanah air banyak menyuguhi pemirsa dengan

tayangan berupa infotainment yang mengupas kehidupan para selebriti, mulai dari

kehidupan karir sampai kepada kehidupan pribadi artis. Hal ini tidak hanya

dilakukan oleh satu stasiun televisi saja tetapi oleh hampir semua stasiun televisi.

Acara infotainment ini juga ditayangkan setiap hari dengan jam tayang yang

berbeda mulai dari pagi sampai malam hari.

7

Data AGB Nielsen menunjukkan bahwa infotainment mempunyai porsi jam tayang yang paling besar di antara program informasi lainnya yaitu 41% dari total jam tayang program informasi di 10 stasiun televisi, hal ini setara dengan 13 jam sehari. Dan pada tahun 2010 sesuai dengan survey yang dilakukan AGB Nielsen juga bahwa jumlah pemirsa infotainment meningkat. 5 infotainment teratas yang mengalami peningkatan adalah:6

1.2 TABEL 5 INFOTAINMENT YANG MENGALAMI PENINGKATAN PENONTON Nama Infotainment % Peningkatan

SILET 3,1% = 1.052.000

INVESTIGASI SELEBRITI 2,5% = 953.000

KABAR KABARI 2,2% = 932.100

HOT SHOT 2,1% = 835.000

CEK & RICEK 2,1% = 810.000

Hal ini menunjukkan bahwa infotainment tetap menjadi tayangan yang menarik bagi masyarakat Indonesia.

Infotainment yang esensinya terdiri dari informasi dan hiburan yang seimbang, dalam kenyataannya malah berbeda. Substansi dari infotainment dewasa ini, lebih banyak mengandung hiburan dari pada informasi yang dapat ditangkap oleh khalayak. Stasiun-stasiun televisi melupakan pentingnya menyajikan program-program informasi yang kredibel dan berkualitas bagi masyarakat. Isi infotainment hanya berkutat mengenai berita-berita baru selebriti tanah air, yang masih simpang siur kebenarannya. Komisioner KPI Danang

6 http://www.agbnielsen.net/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.30 WIB

8

Sangga Buana mengatakan isi siaran infotainment sengaja mendramatisir konflik artis dan memperuncing masalah mereka. Agar tetap menyedot perhatian publik

(rating tinggi), kasus selebritis akan terus menerus dieksploitasi melalui dramatisasi sound effect, editing gambar dan presenter provokatif. Bahkan bila perlu, masalah diperuncing secara emosional melalui pelibatan keluarga, saudara dan tetangga sang artis. Infotainment dengan suguhan khas konflik artis ini, senyatanya menjadi kail dan jala untuk mengeruk keuntungan modal, industri dan kapitalisasi melalui iklan berdasar tingginya rating. Parahnya, untuk meninggikan rating, maka produsen infotainment „memperjual-belikan‟ konflik artis, dan seringkali dibubuhi dengan dramatisasi dan gosip.7

Sejatinya suatu tayangan adalah untuk memberikan manfaat kepada setiap orang yang menonton, begitupun dengan tayangan infotainment. Namun kenyataannya tidak seperti yang diinginkan, tayangan infotainment hanya memberikan dampak yang negatif bagi para pemirsanya dan hal itu terbukti dengan tak terhitungnya jumlah pengaduan masyarakat yang diterima Komisi

Penyiaran Indonesia (KPI) terkait keberadaan infotainment pada tahun 2014.

8Surat teguran yang dilayangkan oleh KPI kepada banyak stasiun televisi tentang pemberitaan infotainment juga sudah banyak karena melanggar undang-undang penyiaran.9

7http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/24-dunia-penyiaran/31783-menyembuhkan-penyakit- infotainment-oleh-danang-sangga-buana-anggota-kpi-pusat diakses pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 16.30 WIB 8 http://api.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/16310-tahun-depan-kpi-beri- perlakuan-khusus-pada-tayangan-infotainment diakses pada tanggal 24 Februari 2015 9 www.kpi.go.id diakses pada tanggal 14 Januari 2015 pukul 09.00 WIB

9

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegaskan bahwa tayangan infotaiment harus mematuhi aturan tentang klasifikasi program yang diatur dalam

Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS) KPI 2012.

Jika dalam program infotainment terdapat muatan dewasa seperti perselingkuhan artis, perceraian, hamil di luar nikah, aborsi dan lainnya, maka program tersebut masuk dalam klasifikasi program D (dewasa), dan hanya boleh disiarkan antara pukul 22.00-03.00 waktu setempat. Hal tersebut disampaikan Judhariksawan,

Ketua KPI Pusat, usai memberikan pengarahan kepada lembaga penyiaran dan rumah produksi tentang muatan infotainment. KPI sudah memberikan surat edaran kepada seluruh lembaga penyiaran tentang Peringatan Program Infotainment.

Dalam surat tersebut diingatkan bahwa muatan program siaran Infotainment harus sesuai dengan klasifikasi program R (Remaja) yang ditetapkan sendiri oleh lembaga penyiaran. Pelanggaran muatan pada program yang berklasifikasi R ini akan berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan anak-anak dan remaja. Dari catatan yang dimiliki KPI Pusat, muatan infotainment saat ini yang tidak sesuai dengan klasifikasi program R (Remaja) adalah perselingkuhan, perceraian, konflik, rebutan hak asuh, penggunaan narkota, hamil di luar nikah, pasangan di luar nikah yang hidup satu rumah, artis yang tidak menikah tapi hendak melakukan bayi tabung, dan operasi selaput dara. Dengan muatan seperti itu yang sarat dalam program infotainment, maka lembaga penyiaran tidak dapat memberikan klasifikasi R (Remaja), melainkan D (Dewasa).10

10http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/32477-infotainment-dengan- muatan-dewasa-hanya-boleh-tayang-setelah-pukul-22-00 diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 14.00 WIB

10

Salah satu stasiun televisi yang baru berdiri di Indonesia adalah Net TV.

Net TV didirikan pada Mei 2013 dengan program- programnya yang bervariatif dan berbeda dari stasiun televisi lain yang dikemas secara kreatif, inspiratif dan juga informatif sekaligus menghibur. Salah satu program yang juga disuguhkan oleh Net TV adalah program Entertainment News. Program yang menyuguhkan berita atau informasi menarik dari dunia entertainment, di dalam dan luar negeri berdasarkan pada fakta dan informasi. Program ini juga membahas berita dari dunia musik, film, fhasion, seni, makanan, biografi, dan event-event.

Entertainment News tayang setiap senin-jumat pukul 09.00 WIB, 11.00 WIB,

16.30 WIB, 23.00 WIB, sabtu dan minggu pukul 14.00 WIB dan berdurasi selama

60 menit setiap tayangnya.11

Entertainment News adalah program yang bersifat infotainment sekaligus juga mengandung unsur berita atau informasi. Net TV sendiri memasukkan program ini di dalam program berita tidak pada program hiburan ataupun pada program infotainment tersendiri. Program ini berbeda dari infotainment kebanyakan. Jika biasanya sebuah infotainment diisi dengan gosip tetapi tidak dengan Entertainment News, meskipun isinya seputar selebriti namun berita yang disajikan adalah sebuah fakta. Hal ini dibuktikan dari jargon yang selalu diucapkan oleh pembawa acaranya yaitu ”No Gossip”. Dan biasanya pemberitaan

Entertainment News tidak berulang seperti yang diberitakan oleh infotainment lain yang menyajikan berita yang sama selama beberapa hari.

11 http://www.netmedia.co.id/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.40 WIB

11

Entertainment News juga memiliki media sosial yang digunakan untuk meberitahukan berita-berita apa saja yang akan dibawakan dan juga sekaligus melihat bagaimana respon dari masyarakat atas tayangan ini. Dari pemantauan peneliti, ada sekitar 70.000 pengikut tayangan ini di media sosial twitter.12

Tayangan ini menjadi tayangan yang baru dan berbeda dari tayangan infotainment kebanyakan dan juga memberikan hal yan baru kepada masyarakat sebagai penikmat televisi. Namun apa yang menarik perhatian cenderung lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian seperti tayangan tentang selebriti yang lagi dibicarakan di berbagai media lebih menarik daripada sekedar informasi biasa walaupun berdasarkan fakta.

Dari hal-hal yang sudah di paparkan di atas, sudah selayaknya tayangan ini tidak termasuk menjadi tayangan yang dikeluhkan dan sebaliknya memberikan manfaat bagi para penontonnya. Namun kembali lagi kepada persepsi mahasiswa sebagai kaum intelektual yang tentunya bisa menilai bagaimana suatu tayangan yang baik untuk ditonton dan mahasiswa yang berbeda-beda jurusan juga memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Sesuai dengan kebijakan KPI bahwa tayangan infotainment yang tayang sebelum pukul 22.00 WIB termasuk ke dalam tontonan remaja maka peneliti memilih mahasiswa sebagi responden pada penelitian ini dan juga melihat dari tayangan Entertainment News sendiri yang menayangkan banyak tema seputar anak muda masa kini. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Untirta terhadap tayangan Entertainment News.

12 Twitter @Enews_NET diakses pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 13.20 WIB

12

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang peneliti jelaskan di atas, maka peneliti menentukan permasalahan yang menarik untuk dibahas yaitu: “Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap tayangan Entertainment News di Net TV?”.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diidetifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar stimulus tayangan Entertainment News di Net TV terhadap

persepsi mahasiswa Untirta?

2. Bagaimana mahasiswa memproses stimuli tayangan Entertainment News

di Net TV di dalam diri sendiri?

3. Seberapa besar respon mahasiswa Untirta terhadap tayangan

Entertainment News di Net TV?

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar stimulus tayangan Entertainment News

di Net TV terhadap persepsi mahasiswa Untirta.

2. Untuk mengklasifikasikan mahasiswa dalam memproses stimuli tayangan

Entertainment News di Net Tv dalam diri sendiri

3. Untuk mengetahui seberapa besar respon mahasiswa Untirta terhadap

tayangan Entertainment News di Net TV

13

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Teoritis

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas

wawasan penelitian yang telah dilakukan di bidang komunikasi dan bidang

komunikasi massa khususnya.

1.5.2 Kegunaan Praktis

1. Menambah referensi yang sudah ada dan dapat berguna oleh semua pihak.

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pustaka dan juga menjadi informasi

tambahan yang berguna bagi pembaca.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pembuat

acara televisi dalam hal format penyajiannya, sehingga dapat menarik

penonton (khalayak) yang sangat membutuhkan baik informasi maupun

hiburan secara praktis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

Abad ini disebut sebagai abad komunikasi massa, komunikasi telah mencapai suatu tingkatan yang mampu berkomunikasi dengan jutaan manusia secara serentak. Komunikasi massa tidak lepas dari elemen-elemen komunikasi massa seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak dan feedback.

Mulyana merumuskan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasi antara pengirim dengan khalayak.13

Liliweri sendiri berpendapat, bahwa komunikasi massa sebenarnya sama seperti bentuk komunikasi lainnya, dalam arti memiliki unsur-unsur seperti: sumber (orang), bidang pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan hambatan, efek, konteks maupun umpan balik. Sekalipun berbagai pengertian komunikasi massa telah dikemukakan oleh berbagai kepustakaan, namun demikian secara umum komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara professional menggunakan teknologi pembagi

13 Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 153

14

15

dalam menyebarluaskan pengalaman yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.14

Komunikasi massa memiliki suatu unsur yang istimewa, yaitu penggunaan saluran. Teknologi pembagi atau media dengan massa yang disebut saluran itu dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya buku, pamphlet, majalah, surat kabar, warkat pos, rekaman-rekaman, televisi, gambar- gambar poster, dan bahkan saat ini ditambah lagi dengan komputer serta aplikasinya dengan jaringan telepon serta satelit.15

Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi seperti: 16

1. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and

institutionally based production and distribution of the most broadly

shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi

massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan

lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang

dalam masyarakat industri).

2. Menurut Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk

komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media

penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang

tersebar .

14 Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.222 15 Ibid. Hal 222 16 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.3-6

16

3. Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada

intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang

media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item,

yakni: pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan

kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak

berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang

menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada

umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa

adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio

dan/atau visual.

Dari defenisi yang dikemukakan para ahli maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Seperti penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa tayangan Entertainment News yang ditayangkan di Net TV merupakan salah satu tayangan yang diberikan media massa untuk menyebarkan pesan-pesan kepada khalayak banyak yang dapat memberikan manfaat.

2.1.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Menurut Nurudin, komunikasi massa memiliki ciri-ciri sebagai berikut17 :

1) Komunikator dalam komunikasi massa melembaga

17 Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal.19-31

17

Komunikator dalam komunikasi massa merupakan gabungan antar

berbagai macam unsur dan pekerjaan satu sama lain dalam sebuah

lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem.

Sistem itu adalah “sekelompok orang, pedoman dan media yang

melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide,

gagasan, symbol, lambang menjadi pesan dalam membuat sebuah

keputusan untuk menjadi satu kesepakatan dan saling mengerti satu sama

lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Komunikator

menjadi bagian penting di dalam pemberitaan yaitu televise itu sendiri dan

pada penelitian ini yang menjadi komunikator adalah Net TV.

2) Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat

terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju

komunikator bersifat heterogen. Keberadaan mereka terpencar-pencar,

satu sama lain tidak saling mengenal, dan tidak memiliki kontak pribadi,

mereka saling berbeda dalam berbagai hal, seperti jenis kelamin, usia,

agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan,

pandangan hidup, keinginan, dan cita-cita.18

3) Pesan bersifat umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditunjukan kepada satu orang

atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya

18 Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.229

18

ditunjukan kepada masyarakat yang plural, sehingga pesan-pesannya pun

tidak boleh bersifat khusus.

4) Komunikasinya berlangsung satu arah

Pada komunikasi massa komunikasinya berlangsung satu arah (one-way

communication) ini berarti tidak terdapat arus balik kepada komunikator.

Arusbalik dalam komunikasi massa ini tidak dapat diketaui seketika oleh

komunikator, atau dengan lain perkataan hanya dapat diketahui setelah

proses komunikasi.19

5) Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran

pesannya. Keserempakan di sini berarti khalayak bisa menikmati media

massa tersebut hampir bersamaan.

6) Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Peralatan teknis adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media

massa. Tidak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya lebih

cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.

7) Komunikasi Massa dikontrol oleh gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/palang

pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam

penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi

sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,

mengemas agar informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

19 Ibid. Hal.226-227

19

Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film/surat

kabar/buku manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameraman, sutradara

dan lembaga sensor film yang semuannya mempengaruhi, bahan-bahan

yang akan dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-

masing.

2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa yang merupakan suatu proses berkomunikasi melalui media massa mempunyai dua fungsi yaitu fungsi komunikasi massa secara umum dan komunikasi secara khusus. Fungsi pertama adalah fungsi umum, menurut Siti

Karlinah dan rekan, fungsi komunikasi massa atau fungsi dari media massa dilihat dari perspektif secara umum yang meliputi fungsi memberi informasi, memberi pendidikan (to educated), memberi hiburan (to entertain) dan memengaruhi (to influence). Fungsi kedua, fungsi komunikasi massa secara khusus, mempunyai fungsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Fungsi komunikasi massa secara khusus adalah sebagai berikut :

1. Fungsi untuk meyakinkan melalui pengukuhan atau memperkuat sikap

atau nilai seseorang, mengubah sikap, menggerakkan seseorang untuk

melakukan sesuatu serta memperkenalkan etika atau menawarkan sistem

nilai tertentu.

2. Fungsi menganugerahkan status, yaitu fungsi yang dapat

menganugerahkan status publik terhadap orang-orang tertentu, sedangkan

fungsi membius, merupakan fungsi yang sangat menarik karena khalayak

20

seolah-olah tidak berdaya dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan

oleh media.

3. Fungsi sebagai alat untuk menciptakan rasa kebersamaan, yaitu

kemampuan media massa membuat khalayak menjadi anggota suatu

kelompok.

4. Fungsi privatisasi yaitu sebagai suatu kecenderungan bagi seseorang untuk

menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunia

sendiri.20

2.2 Media Massa

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Menurut Cangara, media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber ke khalayak (penerima) dengan menggunakan alat – alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan media yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah besar secara serempak.21

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam

20 Siti Karlinah, dkk. 2007. Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal.15

21 Hafied Cangara. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo. Hal: 134

21

kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku komunikasi.22

Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluaskan dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah.23 Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh masyarakat pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi.

Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan

22 Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.81-82 23 Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal.154

22

pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat.

2.3 Televisi

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi berasal dari kata Tele yang berarti jauh, dan Vision yang berarti penglihatan. Secara Harfiah dapat diartikan bahwa televisi adalah media yang bisa melihat keadaan dari jarak jauh. Tetapi menurut

Effendy di dalam bukunya Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, mendefinisikan televisi adalah sebagai berikut : televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film

(moving picture). 24

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa televisi merupakan gabungan antara radio dan juga film. Karena para penonton di rumah tidak mungklin melihat siaran televisi tanpa ada unsur – unsur radio, yaitu suara, dan tidak mungkin melihat gambar – gambar yang bergerak pada layar televisi tanpa ada unsur film.

Menurut Wahyudi, televisi sebagai media komunikasi massa memiliki lima ciri pokok diantaranya:

a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis.

b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta

komunikasi.

c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan

anonim.

24 Onong Uchjana Effendy. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Hal. 174

23

d. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Khalayak televisi tidak

berada di suatu wilayah, tetapi tersebar di berbagai wilayah dalam lingkup

lokal, regional, dan bahkan internasional.25

2.3.1 Karakteristik Televisi

Ditinjau dari stimulasi alat indra, televisi memiliki karakteristik sebagai berikut:26

a. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat.

Jadi, khalayak televisi dapat menikmati tayangan gambar bergerak dengan

kesesuaian suara secara harmonis.

b. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.

Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam

proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-

objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian

rupa sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua adalah

penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual

sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

c. Pengoperasian lebih kompleks

25 Haris Sumadiria. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feauture. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Hal. 128-130 26 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137-139

24

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih

kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara

siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat

melibatkan 10 orang.

2.3.2 Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. 27

2.4 Infotainment

Kata infotainment adalah salah satu jenis penggelembungan bahasa yang kemudian menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Infotainment kependekan dari istilah Inggris information- entertainment. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. 28

Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (selebritis) dan arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi, dan sebagainya maka berita mengenai mereka disebut juga infotainment.

Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Dewasa ini, infotainment disajikan

27 Ibid Hal.137 28 http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13 WIB

25

dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita- berita mengenai kehidupan selebriti.29

Menurut Iswandi Syahputra infotainment adalah kemasan acara yang bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan Entertainment untuk menarik perhatian sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima.

Para ahli komunikasi dan media menyebut infotainment sebagai soft jurnalism, yaitu jenis jurnalisme yang menawarkan berita-berita sensasional, lebih personal, dengan selebriti sebagai perhatian liputannya. Dalam pedoman Perilaku

Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun KPI, info hiburan dikategorikan sebagai program faktual atau program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi. Karena itu, aturan-aturan P3SPS juga berlaku bagi program infotainment, khususnya prinsip jurnalistik.

Tayangan infotainment yang marak dan bertahan cukup lama dalam pentas industri pertelevisian tidak disandarkan pada konsep ”penyajian informasi yang menghibur” tetapi ”informasi tentang hiburan”. Ide dasarnya berawal dari asumsi informasi kendati dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak dapat diterima begitu saja, apalagi untuk kepentingan merubah sikap negatif menjadi sikap positif manusia. Karena itu diperlukan semacam pancingan khusus untuk mengambil perhatian masyarakat. Pilihannya adalah dengan menyusupkan Entertainment

(hiburan) yang menarik perhatian masyarakat di tengah-tengah penyampaian information (informasi).30

29 Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal. 27 30 Iswandi Syahputra. 2011. Rezim Media: Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 157

26

2.4.1 Sejarah Munculnya Infotainment

Kata infotainment awalnya berasal dari John Hopkins University (JHU) di

Baltimore, Amerika Serikat. Universitas yang terkenal dengan riset kedokteran dan aktivisme sosialnya di negara-negara berkembang memiliki jaringan organisasi nirlaba yang bergerak dalam misi kemanusiaan guna meningkatkan kesejahteraan manusia melalui perbaikan aspek kesehatan. Guna mendukung sukses misi kemanusiaan JHU di bidang kesehatan, lembaga ini membentuk

Center of Communication Program (CPP) semacam unit organik yang bertugas mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan guna mengubah perilaku kesehatan.

Untuk itu, para pakar komunikasi CPP merumuskan pelbagai metode penyampaian pesan-pesan kesehatan yang secara efektif dapat mengubah perilaku secara positif. Salah satu konsep pesan yang dihasilkan adalah infotainment.

Konsep infotainment yang dirumuskan oleh JHU/CCP bertitik tolak dari asumsi bahwa informasi yang disampaikan begitu saja belum tentu dapat menarik khalayak untuk memperhatikan, apalagi mengingat dan menjadikannya sebagai faktor perubahan sikap yang positif. Karena itu, diperlukan sentuhan tertentu agar informasi tersebut menarik perhatian khalayak, hingga pada akhirnya bermakna bagi mereka. Pendekatan yang dipilih dalam penyusunan pesan adalah dengan menyisipkan unsur-unsur Entertainment guna menarik perhatian khalayak. Maka muncullah konsep infotainment yaitu informasi yang dibungkus, dikemas, disisipkan, atau diberi sentuhan Entertainment sehingga mernarik perhatian khalayak dan dapat diterima dengan mudah. Dalam praktiknya, JHU/CCP menyusun program – program yang mengemas pesan dengan menggunakan

27

berbagai alat bantu, seperti drama radio, iklan layanan masyarakat nan atraktif, launching event, pelibatan tokoh masyarakat atau publik figur sebagai endorser pesan, sampai konser musik bagi kaum muda untuk mempromosikan pesan-pesan kesehatan tertentu.31 Konsep ini kemudian ”dipinjam” oleh media massa, khususnya televisi Indonesia. Jadilah infotainment seperti formula ajaib yang dapat menyihir pemirsa untuk betah duduk berlama-lama di depan layar kaca televisinya.

2.4.2 Sejarah Infotainment di Indonesia

Di Indonesia, infotainment menjadi marak dimulai sekitar tahun 1994. Di mana pada tahun 1990-an mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta yang baru seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), SCTV (Surya Citra

Televisi), TPI (Televisi Pendidikan Televisi) yang kini berganti nama menjadi

MNC TV, Indosiar, ANTEVE, Trans TV dan Trans 7. Awal kemunculan infotainment dimulai ketika dunia sinetron marak di Indonesia. Gemerlap kehidupan artis mengundang banyak keingintahuan dari masyarakat. Hadirlah kemudian Ilham Bintang dengan Cek & Ricek-nya yang masih „dalam batas normal‟ meliput berita hiburan. Gejala meng-gosip ini kemudian menjamur hingga muncul banyak program serupa di berbagai stasiun televisi. Bahkan, edisi media cetaknya pun muncul. Belakangan, hampir semua media berita online membuat direktori untuk berita gosip. Dari berbagai program itu, apakah pemilik rumah produksinya sama atau tidak, infotainment sangat disukai baik oleh sebagian masyarakat dan tentunya pengiklan. Rating program gosip bisa

31 Ibid. Hal.65

28

dikatakan baik, 19 stasiun-stasiun televisi swasta baru tersebut mencoba untuk menarik perhatian pemirsa/penonton (audience) dengan cara memunculkan acara- acara baru di antaranya infotainment yang umumnya memaparkan gaya hidup manusia sebagai selebritis. 32

Sebagai sebuah kancah baru dalam industri pertelevisian, program infotainment sebenarnya dapat dikatakan cukup sukses mencuri perhatian khalayak penonton sekaligus mampu menarik pasar iklan yang cukup signifikan.

Dikatakan mencuri perhatian penonton, sebab penonton televisi semula lebih tertarik pada bentuk sajian yang menayangkan sajian informasi murni seperti yang diproduksi oleh program berita setiap stasiun televisi atau tayangan hiburan murni seperti pentas musik atau jenis sinetron humor. Infotainment masuk ke dalam kancah pertarungan perebutan pemirsa dan langsung dapat mengambil tempat yang cukup kuat.

Program infotainment di Indonesia terus berkembang memunculkan bentuk-bentuk baru. Awalnya infotainment sebatas bincang-bincang gossip yang menyajikan rangkaian informasi, kini infotainment juga dikemas dalam bentuk liputan khusus investigasi. Setiap episodenya difokuskan untuk membahas isu tertentu, semisal tayangan Insert Investigasi, Intens, maupun Silet. Satu dua program infotainment mencoba terlihat tidak biasa, misalnya mengambil format bincang-bincang di antara dua host agar lebih terasa nuansa “ngerumpi”nya dan uniknya, selalu saja pembawa acara infotainment di Indonesia didominasi oleh

32 http://alibudihartoharyanta.blogspot.com/2008/11/pers-infotainment-dan-pengaruhburuknya diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 12.30 WIB

29

presenter perempuan atau presenter laki-laki yang bisa mengimbangi „kebawelan‟ dan „kefemininan‟ pasangannya.

Program infotainment lain mencoba tampil „lebih serius‟ dengan mengawali tayangannya lewat segmen yang menampilkan posisi „rating‟, atau tepatnya persentase peringkat berita-berita yang dinilai „seru‟ oleh pemirsanya.

Peringkat itulah yang nantinya menentukan urutan penayangan atau pengulangan informasi. Tingkat permintaan masyarakat yang meningkat terhadap pemberitaan mengenai idolanya, yang mendorong stasiun-stasiun televisi swasta untuk menayangkan berbagai acara infotainment. Carpini dan Williams menyebut beberapa alasan pokok penyebab maraknya infotainment. Antara lain, perubahan struktural industri penyiaran dan telekomunikasi, integrasi vertikal dan horizontal industri media, tekanan pencapaian ekonomi, munculnya pekerja media yang hanya memiliki keterikatan minim pada kode-kode etik jurnalistik, dan cara pandang bahwa lapangan jurnalisme dan hiburan itu sama saja.

Fenomena maraknya tayangan infotainment ini menjadi warna lain dalam industri pertelevisian yang cukup banyak mendapat kritik dari sejumlah kalangan.

Kritik itu misalnya, dapat ditelusuri dari perdebatan panjang atau tarik ulur tentang apakah infotainment tersebut merupakan karya jurnalistik atau bukan. Hal ini disinggung untuk menjelaskan dan menegaskan bahwa isi siaran televisi masih berjalan di tempat, dari hiburan ke hiburan.

2.5 Tradisi Sosiopsikologis

Pemikiran yang berada di bawah naungan tradisi sosiopsikologi memandang individu sebagai mahluk sosial. Setiap orang pasti akan memandang

30

dirinya sebagai individu yang memiliki tubuh, otak dan kulit yang berfungsi sebagai batas antara dirinya dengan dunia luarnya.

Studi yang mempelajari individu sebagai mahluk sosial merupakan kekuatan dari tradisi pemikiran sosiopsikologi. Pemikiran yang berasal dari bidang ilmu psikologi sosial ini telah berkembang menjadi suatu pemikiran yang sangat berpengaruh dalam teori komunikasi. Pemikiran sosiopsikologi sangat bermanfaat dalam membantu memahami berbagai situasi sosial dimana kepribadian menjadi penting di dalamnya, atau bagaimana penilaian seseorang menjadi bias karena adanya faktor kepercayaan dan perasaan serta bagaimana seseorang memiliki pengaruh terhadap orang lain.

Dalam tradisi sosiopsikologi, penjelasan psikologi adalah sangat penting karena menurut pemikiran ini terdapat suatu mekanismeuniversal pada diri setiap individu yang akan mengarahkan tindakannya. Kebanyakn penelitian yang berada dalam tradisi ini memberikan perhatian pada bagaimana orang mengolah pesan, dengan penekanan bagaimana individu merencanakan strategi pesan, bagaimana penerimaan pesan, bagaimana penerima mengolah pesan, serta efek pesan atas diri individu.

Kebanyakan teori komunikasi sosiopsikologi dewasa ini berorientasi kognitif yang memberikan pandangan mengenai bagaimana cara manusia mengolah informasi yang diterimanya. Pada wilayah ini, tradisi pemikiran sosiopsikologi dan sibernetika secara bersama menjelaskan sistem pengolahan informasi oleh individu dengan fokus perhatian pada masukan berupa informasi dan keluaran berupa rencana dan tindakan dari sistem kognitif manusia.

31

Pertanyaan yang sering diajukan dalam hal ini antara lain seperti bagaimana individu melakukan persepsi sehingga menimbulkan perhatian, ingatan, intervensi, seleksi, motivasi, perencanaan, dan penentuan strategi.33

2.6 Persepsi

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita. Persepsilah yang menentukan kita untuk menentukan suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.34

Persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan. Sedangkan penginderaan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Proses tersebut selanjutnya akan diteruskan oleh saraf ke otak sebagai pusat susuan saraf. Kemudian terjadilah sebuah proses yang dinamakan proses persepsi.35

Devidoff menjelaskan bahwa stimulus diterima oleh indera akan menjadi sesuatu yang berarti apabila telah diorganisasikan dan diinterpretasikan.

Moskowitz dan Orgel juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang integrated dari individu dan stimulus yang diterimannya.36

Dalam proses persepsi banyak rangsangan sampai kepada kita melalui panca indra kita, namun kita tidak mempersepsi semua itu secara acak. Alih-alih, kita mengenali objek-objek tersebut sebagai spesifik dan kejadian-kejadian

33 Morrisan&Andy Corry Wardhani. 2009. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hal.36- 37 34 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.179 35 Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. Hal.45 36 Ibid. Hal.53

32

tertentu sebagai memiliki pola-pola tertentu. Alasannya sederhana saja, karena persepsi kita adalah suatu proses aktif yang menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yang kita terima.

Kenneth K. Sereono dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan

Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat diidentifikasikan sebagai “meletakan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”. 37

1. Perhatian

Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi yakni Attentions (perhatian)

yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol

dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang

diberikan oleh Kenneth E. Anderson, perhatian terjadi bila kita

mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan

mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.

Perhatian berarti sebelum manusia merespon, manusia merespon atau

menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia terlebih

dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi

mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain

atau diri sendiri. Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian,

cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian.

37 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.181

33

Pada tahap perhatian, setiap individu dalam memberikan perhatian

terhadap suatu stimuli dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor situasional

yang lebih menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan

faktor personal yang berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada

stimuli antara lain ukuran, arahan kontras, warna bentuk dan posisi.

2. Organisasi

Wood menjelaskan bagaimana seseorang mengorganisasikan persepsi

dengan cara mengorganisasikan dan menginterpretasikan pengalaman dengan

menggunakan struktur kognitif yang disebut schemata (schemata). Skema

kognitif digunakan untuk mengorganisasikan bagaimana kita berfikir tentang

manusia dan situasi.38

Seluruh perhatian dalam tahap interpretasi mengandung makna dan

persepsi pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan, pengolahan, serta

penyusunan. Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana

rangsangan terhadap alat indera mendapat makna lain pengertian. Dalam

proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa, atau hal-hal lain

yang ditafsirkan dan disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses

ini melibatkan unsur-unsur seperti harapan, motivasi, dan memori.39

3. Interpretasi

Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang

kita peroleh melalui salah satu atau lebih dari indra kita. Namun manusia tidak

dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan

38 Julia Wood. 1997. Communication Our Lives. Belmont: Wadsworth Publishing Company. Hal.42 39 Alie Djahri. 1992. Modul Psikologi komunikasi. Jakarta: Fisip UI. Hal. 27

34

menginterpretasikan makna informasi yang di percaya mewakili objek

tersebut. Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan

pengetahuan mengenai objek sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai

bagaimana tampaknya objek tersebut.40

Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang

keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri

individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa

dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat

datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi

dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-

perception). Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated,

maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman,

kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam

diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut.41 Berdasarkan atas

hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun

stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir

tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi

antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan

terssebutmemberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat

individual. Persepsi akan suatu objek tidak terjadi begitu saja. Faktor yang

mempengaruhi terbentuknya persepsi adalah faktor fungsional yang berasal

40 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.182 41 Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. Hal.46

35

dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk dalam

faktor personal.

2.7 Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari stimulus – organism – response ini semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau

S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi- reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif.

Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu

Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai

36

jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula. Jadi unsur-unsur model ini adalah:42

a. Pesan (Stimulus, S)

Stimulus dalam tayangan ini yaitu setting acara seperti gambar tayangan,

suara tayangan dan latar tempat tayangan. Stimulus yang kedua adalah

pembawa acara yaitu tentang penampilan pembawa acara, bahasa, dan juga

sikap. Hal yang terakhir adalah isi tayangan yaitu tema yang ditayangkan,

informasi berdasarkan fakta atau tidak, dan manfaat dari tayangan tersebut.

b. Komunikan (Organism, O)

Di dalam organism sendiri ada 3 tahap yaitu perhatian, pengertian dan

penerimaan. Pertama perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau

rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran saat stimuli lainnya

melemah. Apa yang menjadi perhatian organism ditentukan oleh faktor

eksternal dan juga internal.43 Faktor eksternal terdiri dari gerakan, intensitas

stimuli, kebaruan dan perulangan. Faktor internal terdiri dari pengalaman

baru, pemenuhan diri, rasa ingin tahu, kebebasan, kebutuhan mencari

identitas, kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan,kemauan.44

Hal yang kedua adalah pengertian menyangkut bagaimana organism mengerti

tentang stimulus yang sdah diperhatikan sebelumnya. Pengertian ditentukan

oleh faktor kepercayaan dan juga karena pengetahuan yang sama di masa lalu.

42 Onong Uchjana Effendy. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Hal. 254-255 43 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52 44 Ibid. Hal. 37-39

37

Hal yang terakhir adalah penerimaan menyangkut penerimaan terhdap

tayangan ini.

c. Efek (Response, R)

Perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus → Organism →

Respons, sehingga teori ini disebut teori “S-O-R” (stimulus – organism –

respons). Selanjutnya teori ini menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu: 1.

Respondent respons atau reflexive respon yang ditimbulkan oleh rangsangan –

rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena

menimbulkan respons – respons yang relatif tetap. 2. Operant respons atau

instrumental respons yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian

diikuti oleh stimulus atau forcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi

untuk memperkuat respons.45

Organism -perhatian Stimulus -pengertian

-penerimaan

Response

Gambar 1. Teori S-O-R

Teori S-O-R menitik beratkan pada proses pengertian yang banyak menyangkut komponen kognisi. Dalam teori stimulus respons, masalah koginisi lebih diutamakan, sedangkan komponen afeksi diabaikan, sementara komponen

45 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 20

38

konasi tergantung pada imbalan dan hukuman sebagai akibat dari penguatan rangsangan. Di dalam pendekatan teori S-O-R, diutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi adalah sesuatu yang penting untuk dapat mengubah komponen kognisi.

Teori ini menggambarkan perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu:46

1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Jika

stimulus ditolak oleh organisme, pada proses selanjutnya terhenti. Ini

berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam memengaruhi

organisme sehingga tidak ada perhatian (attention) dari organisme. Jika

stimulus diterima oleh organisme, berarti adanya komunikasi dan

perhatian dari organisme. Dalam hal ini, stimulus efektif dan ada reaksi.

Stimulus dalam penelitian ini adalah tayangan Entertainment News, jika

stimulus diperhatikan dan diterima menandakan bahwa tayangan ini

diterima.

2. Jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, proses selanjutnya

adalah mengerti terhadap stimulus. Kemampuan dari organisme inilah

yang dapat melanjutkan proses berikutnya.

3. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat menerima secara baik

apa yang telah diolah sehingga terjadi kesediaan untuk perubahan sikap.

Pada tahap terakhir ini menetukan apakah tayangan Entertainment News

46 Elvinaro Ardianto. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.134-135

39

diterima dengan baik sehingga penonton tayangan ini memiliki persepsi

terhadap tayangan ini.

2.8 Kerangka Konsep

Di era modern ini, salah satu media yang sangat mudah diakses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya tarik tersendiri dibandingkan dengan media massa lainnya. Unsur-unsur tersebut berupa kata, musik, tulisan, efek suara serta unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan mendalam kepada pemirsanya.

Saat ini stasiun televisi berlomba-lomba membuat program-program acara televisi yang bervariatif agar menarik minat penonton. Setiap harinya stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Salah satu program acara yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat adalah program Infotainment.

Entertainment News adalah salah satu infotainment yang berbeda dari program lainnya. Program ini menyuguhkan informasi yang sesuai dengan fakta dan informasi-informasi yang diberikanpun bersifat pengetahuan yang berguna bagi penontonnya.

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita. Persepsilah yang menentukan kita memperhatikan suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.

Mengacu pada teori S-O-R bahwa media massa secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Tayangan Entertainment News

40

memberikan pesan yang disebut stimulus yang diterima oleh pemirsa tayangan

Entertainment News. Pemirsa tayangan ini disebut dengan organism dimana pada penelitian ini adalah mahasiswa yang menonton Entertainment News. Setiap organism akan memberikan perhatian terhadap tayangan yang ditonton, perhatian tersebut adalah untuk hal-hal yang disukai atau menarik bagi organism. Setelah adanya perhatian, maka akan dilanjutkan dengan pengertian yaitu pengertian terhadap stimulus dimana organism memahami stimulus yang datang. Tahap akhir adalah penerimaan terhadap stimulus tersebut. Setelah organism menerima stimulus maka akan ada respon yang timbul baik itu positif maupun negatif.

Dengan semua proses yang sudah terjadi, maka persepsi organism yaitu mahasiswa Untirta terhadap tayangan Entertainment News di Net TV dapat diketahui dan disimpulkan secara keseluruhan.

41

2.8.1Bagan Kerangka Konsep

SOSIOPSIKOLOGIS

PERSEPSI

TEORI S-O-R

(Melvin DeFleur)

STIMULUS ORGANISM(Mahasiswa)

Tayangan Entertainment 1. Perhatian News di Net TV 2. Pengertian

3. Penerimaan

RESPON

Respon mahasiswa terhadap tayangan

Entertainment News di Net TV

42

2.9 Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau criteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Karena itu, suatu definisi operasional diciptakan atau dibuat ketika menggunakan satu strategi pengukuran seperti halnya satu kuisioner, instrument atau skala untuk mendefinisikan konsep. 47

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Unsur Skala

1 2 3 5

Persepsi 1. 1.Stimulus 1. Setting acara Likert Mahasiswa (Elvinaro, 2007) -gambar tayangan jelas

Untirta -suara tayangan jelas

terhadap -latar tempat acara menarik Entertainme 2. Pembawa acara nt News di -penampilan menarik

Net TV -bahasa

-sikap 3. Isi tayangan -tema bervariasi

-berdasarkan fakta

-bermanfaat 2. 2.Organism 1. Perhatian Likert (Jalaluddin -faktor eksternal

Rakhmat, 2007) 1.alur gerakan

47 Uber Silalahi. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Hal 120

43

2. intensitas stimuli 3. kebaruan

4. perulangan

-Faktor internal 1. pengalaman baru 2. pemenuhan diri

3. rasa ingin tahu

4. kebebasan 5. kebutuhan mencari identitas 6. kebutuhan akan nilai,

kedambaan dan makna

kehidupan 7. kemauan 2. Pengertian/Pemahaman

1. kepercayaan

2. -Pengalaman masa lalu 3. Penerimaan

3. 3.Respon 1.Reflexive respon Likert 1. 2.Instrumental respon (Notoadmodjo, 2010)

44

2.10 Penelitian Sebelumnya

Dalam rangka untuk membantu penelitian ini, maka terdapat dua penelitian sebelumnya yang menjadi acuan penelitian. Pertama adalah skripsi dari

Sony Fidrian yang berjudul Persepsi Penonton Terhadap Tayangan Gebyar BCA di Indosiar (studi deskriptif kuantitatif penonton live tayangan Gebyar BCA

Tanggal 30 Januari 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana persepsi penonton live tayangan Gebyar BCA terhadap tayangan

Gebyar BCA di Indosiar. Teori yang digunakan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Sony Fidrian adalah teori dari Melvin Defleur yaitu teori S-O-R, inti dari teori ini adalah menjelaskan prinsip stimulus-respon pada dasarnya merupakan satu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu terhadap 90 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling disertai dengan pengolahan data menggunakan statistika deskriptif.

Hasil penelitian menjelaskan tayangan Gebyar BCA dipersepsikan secara positif oleh mayoritas responden. Hal ini dapat dilihat dari hasil akumulasi persepsi yaitu perhatian, penafsiran dan sikap responden dengan menggunakan skala likert sebesar 75,27%. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teori s-o-r dan juga untuk mengetahui bagaimana persepsi dari sasaran yang akan diteliti dimana pada penelitian ini adalah para penonton yang hadir langsung di studio Indosiar. Perbedaannya adalah dalam pemilihan teknik sampling dimana pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sedangkan penulis menggunakan teknik proportionate stratified random

45

sampling. Penelitian kedua yang menjadi acuan adalah skripsi dari Dame

Rohulitna Nainggolan yang berjudul Persepsi Ibu-Ibu Rumah Tangga Srengseng

Kembangan Jakarta Barat Tentang Isi Tayangan Infotainment Silet Di Rcti (

Tayangan Tanggal 13-04-2010 ). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Ibu-ibu Rumah Tangga Srengseng Kembangan Jakarta Barat

Tentang Tayangan Infotainment SILET di RCTI. Pada penelitian ini menggunakan teori uses and gratification dimana khalayak menonton televisi hanya untuk memuaskan kebutuhannya terhadap komunikasi, bukan semata-mata untuk kebutuhannya terhadap informasi. Sifat penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dimana peneliti membagikan kuisioner kepada responden untuk mengetahui sejauh mana bagaimana Persepsi Ibu-ibu Rumah Tangga

Srengseng Kembangan Jakarta Barat Tentang Tayangan Infotainment SILET di

RCTI. Setelah membagikan kuisioner peneliti dapat menarik kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan bahwa tahap perhatian, penafsiran, dan pengetahuan berada pada peringkat netral dan positif. Untuk itulah peneliti disini juga mamberikan saran agar ajuan program SILET selanjutnya lebih memperhatikan genrenya dalam menentukan isi tayangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori uses and gratification sedangkan penelitian penulis menggunakan teori S-O-R.

Persamaannya adalah sama-sama ingin mengetahui bagaimana persepsi terhadap hal yang diteliti dan juga menggunakan kuisioner sebagai teknik yang digunakan dalam pengumpulan data.

46

Identitas Telaah

Peneliti

Nama Sony Fidrian Menurut peneliti bahwa

Judul Persepsi Penonton Terhadap penelitian ini tidak dalam

Tayangan Gebyar BCA di karena hanya menyangkut

Indosiar ( studi deskriptif kepada stimulus yang datang

kuantitatif penonton live yaitu tayangan Gebyar BCA,

tayangan Gebyar BCA Tanggal tidak meneliti bagaimana

30 Januari 2010) organism sendiri dalam

Teori Teori S-O-R memproses stimulus yang

Metode Metode deskriptif kuantitatif datang. Selain itu, apa yang

dengan penentuan sample diteliti tidak lengkap seperti

dengan teknik purposive bagan kerangka berpikir yang

sampling. sudah dibuat di dalam

Hasil Tayangan Gebyar BCA penelitian ini.

Penelitian dipersepsikan secara positif oleh

mayoritas responden. Hal

47

tersebut diketahui dari tingginya

tingkat perhatian, penafsiran dan

sikap para responden. Hal ini

dapat dilihat dari hasil akumulasi

persepsi skala likert sebesr

75,27% dan menunjukkan

persepsi yang positif.

IdentitasTelaah

Peneliti

Nama Dame Rohlitna Nainggolan Penelitian ini hanya fokus

Judul Persepsi Ibu-Ibu Rumah Tangga kepada isi tayangan pada

Srengseng Kembangan Jakarta tanggal 13 April 2010 yaitu

Barat Tentang Isi Tayangan tentang berita Krisdayanti dan

Infotainment Silet Di Rcti ( Raul Lemos. Penelitian ini

Tayangan Tanggal 13-04-2010 ) lebih mempertanyakan

Teori Uses and Gratification bagaimana kehidupan sang

Metode Metode deskriptif kuantitatif artis sendiri dan memang

dengan penentuan sample teknik sesuai dengan teori yang

random sampling. digunakan yaitu uses and

Hasil Dari data yang telah gratification.

Penelitian dikumpulkan bahwa tahap

perhatian, penafsiran, dan

48

pengetahuan berada pada peringkat netral dan positif.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi

Dalam penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dimana penelitian ini menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digenerelasisasikan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, peneliti tidak boleh membuat batasan konsep atau alat ukur data sekehendak hati sendiri.48

Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki pusat permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti, kemudian peneliti mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain ini nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal hingga akhir penelitian.49

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana peneliti berusaha mencoba untuk memaparkan dan menafsirkan data yang ada untuk memperoleh gambaran secara sistematis mengenai persepsi mahasiswa Untirta terhadap Entertainment News di Net TV.

48 Rachmat, Kriyantono.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Hal.55 49 Burhan Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group, Hal. 50

48

49

Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk :50

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang

ada

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek

yang berlaku

3. Membuat perbandingan atau evaluasi

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana

mereka dan keputusan pada waktu yang akan datang .

Adapun metode deskriptif kuantitatif yang dipilih dalam penelitian hanya ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya tanpa bermaksud untuk mencari hubungan ataupun menguji hipotesis, dan juga metode ini mampu mengumpulkan informasi yang akurat secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.51

Analisis deskriptif hanya memberi gambaran mengenai objek penelitian yaitu mengenai persepsi mahasiswa Untirta terhadap tayangan Entertainment

News di Net TV.

3.2 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

50 Jalaludin Rakhmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.24-25 51 Ibid. Hal.24

50

biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.

Instrument penelitian sendiri merupakan sebuah alat ukur untuk mengukur data di lapangan. Alat ukur adalah alat bantu yang menentukan bagaimana dan apa yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian, alat ukur ini sangat penting untuk mencari data dengan cara membatasi kebenaran dan ketepatan hingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan ketetapan dari data di lapangan, sehingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan masalah dan tidak meluas.52

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Kuisioner (Angket). Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden, disebut juga angket. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.53 Kuisioner yang akan dibuat peneliti berisi tentang pernyataan sesuai dengan objek penelitian yang nantinya akan disebarkan kepada responden yang telah ditentukan. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang masih aktif kuliah yaitu angkatan 2011-2013 yang pernah menonton Entertainment News di Net TV.

52 Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group, Hal.97 53 Ibid. Hal.97

51

3.3 Populasi dan Sample Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya.54

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan. 55 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Untirta angkatan 2011-2013 dimana sesuai dengan data yang didapatkan dari Pusdainfo sebanyak 8075 mahasiswa.

Tabel 3.1 Tabel Jumlah Mahasiswa UNTIRTA Seluruh Fakultas Tahun 2010-2013

No. Fakultas Jumlah Mahasiswa

1. TEKNIK 1535

2. FKIP 2211

3. HUKUM 866

4. FISIP 825

5. EKONOMI 1788

6. PERTANIAN 854

Total 8075

Sumber: Berdasarkan data dari Pusdainfo tahun 2013/2014

54 Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, Hal.179 55 Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group. Hal.153

52

3.3.2 Sample Penelitian

Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna agar mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan, lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak, menghemat waktu, tenaga dan biaya.56 Teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.57

Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan mahasiswa Untirta yang masih aktif kuliah sampai tahun 2013 yang berjumlah 8075 orang dan kemudian ditarik menjadi sampel. Sehingga, penetapan jumlah sampel dilakukan dengan perhitungan Yamane dengan presisi sebesar 10%. Rumus Yamane digunakan untuk populasi yang besar yang didapat dari pendugaan proporsi populasi.58 Pada penelitian ini mengapa menggunakan presisi 10% karena pengambilan sample yang tepat tergantung pada tingkat kesalahan atau presisi yang dikehendaki yang sering tergantung kepada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.59 Adapun rumus Yamane sebagai berikut:

56 Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar. 2004. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, Hal.42-43 57 Prof. Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta, Hal .82 58 Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group. Hal.162 59 Ibid. Hal.86

53

N n = Nd2 +1

Dimana :

n = Besarnya Ukuran Sampel

N = Besarnya Populasi

d = Presisi (Sampling Error) 10%

Adapun :

n = 8075 2 n = 8075(10 %) + 1 98,77

Jadi, sampel yang didapatkan adalah 99 responden dari keseluruhan populasi pada mahasiswa Untirta angkatan 2011-2013. Dengan menggunakann presisi 10% dan besar populasi adalah 8075 orang pemilih, maka diperoleh sampel responden sebanyak 99 orang pemilih. Selanjutnya untuk mendapatkan ukuran sampel secara proporsional dari setiap unit sampling (fakultas), digunakan

60 rumus sebagai berikut :

Keterangan :

N1 = Jumlah Sampel

n1 = Jumlah Populasi

n = Jumlah Responden

N = Besar Populasi

60 Prof. Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta, Hal .89-90

54

Sehingga ukuran atau besar masing-masing unit sampel (sub sampel) dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2

Tabel Jumlah Sampel Mahasiswa Untirta Secara Proporsional

No. Fakultas Jumlah Perhitungan N1 Populasi Populasi Jumlah Sampel 1. TEKNIK 1535 18,81 dibulatkan 19

2. FKIP 2211 27,10 dibulatkan 27

3. HUKUM 866 10,61 dibulatkan 11

4. FISIP 825 10,11 dibulatkan 10

5. EKONOMI 1788 21,92 dibulatkan 22

6. PERTANIAN 854 10,47 dibulatkan 10

Total 8075 99

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam

55

penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.61 Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu statistik yang berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan macam data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rasio yaitu data atau skala yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. 62

Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari masing masing variabel dengan rumus sebagai berikut:63

풏 % = x 100% 푵

Keterangan: n = skor empirik (skor yang diperoleh)

N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)

Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan angka persentase maksimal

= x 100%

= x 100% = 100%

61 Ibid. Hal 147-150 62Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group, Hal 138 63 Uber Silalahi. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Hal 358

56

2. Menentukan angka persentase minimal

= x 100%

= x 100% = 25%

Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.3 – Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No Rentang Persentase Kriteria 1 > 81,25% - 100% Sangat Baik 2 > 62,5% - 81,25% Baik 3 > 43,75% - 62,5% Cukup Baik 4 25% - 43,75% Tidak Baik

3.5 Teknik Pengolahan Data

Analisis data yang dimaksudkan untuk menganalisis data dari sumber informasi yang diperoleh, namun sebelum menganalisis data, peneliti harus mengetahui dahulu teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui tahapan berikut :

1. Coding

Yaitu tahapan memberi kode setiap jawaban (Variabel) yang terdapat

dalam kuesioner, dengan memberikan kode pada setiap jawaban atau variabel

dengan menggunakan simbol angka.

57

2. Editing

Merupakan tahapan dimana data yang dikumpulkan melalui kuisioner

sebelum diolah perlu diperiksa kebenarannya.

3. Tabulating

Tahap pekerjaan yang membuat tabel jawaban-jawaban yang sudah diberi

kode kategori jawaban kemudian dimasukkan kedalam tabel. Pada penelitian

ini menggunakan skala likert sebagai metode pengukuran, skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. 64

SS : Sangat Setuju = 4

S : Setuju = 3

TS : Tidak Setuju = 2

STS: Sangat Tidak Setuju= 1

Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan jawaban ragu-ragu (R).

Tidak digunakannya kualifikasi ragu-ragu pada angket penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari sikap yang tidak tegas atau tidak serius dalam mengisi jawaban angket.65

Pada penelitian ini, kuesioner merupakan instrumen penelitian utama yang digunakan sebagai alat ukur suatu permasalahan. Namun begitu tidak menutup kemungkinan terjadi keabsahan pengukuran yang disebabkan ketidaksesuaian antara pertanyaan dalam kuisioner dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.

Responden perlu menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh untuk

64 Prof. Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta, Hal 93 65Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta, Hal.134

58

meminimalisir keabsahan pengumpulan data. Jika hal ini terjadi instrument

penelitian (kuesioner) dianggap tidak sesuai karena tidak dapar menggambarkan

permasalahan dari penelitian. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan dua

macam pengujian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas, untuk menguji

kesungguhan jawaban responden.

3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian mengenai “Persepsi Mahasiswa Untirta terhadap Entertainment

News Di Net TV” dilakukan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan waktu

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Tabel Jadwal Penelitian

Bulan Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

Pra riset

 Observasi awal

 Penyusunan Bab 1 - 3

Sidang Outline

Riset Lapangan

Pengolahan Data

Penyusunan Bab 4

Penyusunan Bab 5

Sidang Skripsi

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Deskrpsi Subjek Penelitian

4.1.1. Sejarah Net TV

Pada pertengahan Maret 2013, PT Net Mediatama Indonesia mengakuisisi saham kepemilikan dari PT Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon Indonesia) yang sebagian sahamnya dialih oleh Grup Indika sebesar 95% dari saham kepemilikan

Spacetoon Indonesia. Sesaat setelah akuisisi saham kepemilikan Spacetoon

Indonesia ke NET, akhirnya pada Sabtu, 18 Mei 2013, siaran Spacetoon di jaringan terrestrial menghilang dan digantikan oleh NET yang memulai siaran perdananya dengan menggunakan frekuensi milik Spacetoon Indonesia di seluruh mantan jaringan frekuensi Spacetoon di Indonesia.

NET memulai masa siaran percobaan selama satu pekan yang terhitung sejak Sabtu, 18 Mei 2013 sampai menjelang program Grand Launching Media

Revolution yang disiarkan secara live pada Minggu, 26 Mei 2013 pukul 19.00

WIB di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. Masa siaran percobaan NET disiarkan mulai dari pukul 05.00 - 24.00 WIB tanpa ada iklan komersial. Setelah selesai masa siaran percobaan, jam tayang NET diperpanjang dari pukul 04.00 - 02.00 WIB. Akan tetapi, khusus selama bulan suci Ramadhan siaran NET menjadi 24 jam nonstop.

59

60

Seluruh program-program dari Spacetoon Indonesia dirombak menjadi yang maju dan lebih modern, akan tetapi NET. tetap menayangkan enam program kartun unggulan dari Spacetoon Indonesia yang disiarkan setiap harinya mulai pukul 13.00 - 16.00 WIB dengan nama "NET.Playground" atau "NET.toon".

Pada awal kemunculannya stasiun televisi yang mempunyai slogan

“televisi masa kini” sempat menimbulkan kontroversi. Proses perubahan TV Anak

Spacetoon menjadi NET diduga bermodus jual beli izin. Jual beli izin bertentangan dengan Pasal 34 ayat 4 UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.

Iswandi menduga, proses perubahan nama dari Spacetoon menjadi NET bagian dari modus jual beli izin. Untuk itu, pihak KPI mengingatkan kepada Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kominfo), untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam kasus-kasus jual beli izin dengan berbagai modus. Terkait dengan dugaan itu, pihak PT Net Mediatama Indonesia telah memenuhi undangan KPI untuk menyampaikan klarifikasi seputar perubahan nama dari TV Anak Spacetoon menjadi NET., Rabu, 05 Juni 2013.

Tabel 4.1 Daftar Manajemen NET. TV No Nama Jabatan

1 Wishnutama Direktur Utama NET.

Komisaris Utama NET. & Presiden Direktur 2 Agus Laksono Grup Indika

Sumber : Wikipedia

61

4.1.2 Sejarah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan

Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris No: 1

Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret 1986.

Kata Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti Air Mengalir) diambil dari nama Pahlawan Nasional yang berasal dari Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa

(Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng Tirtayasa adalah

Abul Fatih Abdul Fatah, pewaris ke-IV tahta Kesultanan Banten. Sultan Ageng

Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional karena dengan gigih menentang penjajahan Belanda dan berhasil membawa kejayaan dan keemasan

Kesultanan Banten.

Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah Tinggi

Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun 1982. Berbarengan dengan pendiran STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan SekolahTinggi

Teknik (STT) yang selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan Pendidikan

Tirtayasa untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa Serang-Banten.

Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan merupakan penggabungan dari STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan

Mendikbud RI Nomor; 0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status masing-masing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum,

Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

62

Seiring dengan harapan masyarakat Banten, dari tahun ke tahun

Universitas Tirtayasa mengembangkan pendirian fakultas dan program studi baru ditandai dengan berdirinya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Keputusan

Mendikbud RI Nomor: 0123/0/1989, tanggal 8 Maret 1989, dan Fakultas ekonomi dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989.

Perubahan sosial politik yang terjadi di Indonesia telah ikut mempengaruhi perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Didasari oleh perkembangan Untirta sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kurang signifikan dan spirit era reformasi telah mendorong Pimpinan Universitas dan para

Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Tirtayasa serta Pengurus Yayasan

Pendidikan Tirtayasa dan dukungan para tokoh Banten mengusulkan penegerian

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada pemerintah pusat melalui Departemen

Pendidikan Nasional. Selanjutnya pada tanggal 13 oktober 1999 keluarlah

Keppres RI Nomor; 130/1999 tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan pengurus Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan

Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001 Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa secara resmi ditetapkan menjadi PerguruanTinggi Negeri definitif.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai perguruan tinggi negeri yang baru terus berupaya melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan, baik dibidang kelembagaan, akademik, maupun dibidang kemahasiswaan dan kerjasama.

63

Perubahan mendasar dibidang organisasi dan tata kerja adalah dengan ditetapkannya Keputusan Mendiknas Nomor 023/J43/d.1/SK/IV/2003 dan Statuta

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 10 tahun 2007. Demikian pula perubahan dan perbaikan dibidang akademik khususnya pendirian fakultas dan jurusan-jurusan baru, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan dan peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidikan lainnya, pengembangan ICT untuk menunjang pendidikan dan pelayanan akademik prima, pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan menuju e-library dan e-jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus, serta peningkatan kualitas pendidikan melalui sistem penjaminan mutu dan evaluasi diri (Quality Assurance and Self evaluation).

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa saat ini menyelenggarakan program pendidikan akademik dan program pendidikan vokasi. Program Pendidikan

Akademik terdiri atas Program Pendidikan Sarjana(S1) sebanyak 6 fakultas dan 1

Program Pendidikan Megister ( Pascasarjana), yaitu (1) Fakultas Hukum, (2)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (3) Fakultas Teknik, (4) Fakultas

Pertanian, (5) Fakultas Ekonomi, (6) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan

(7) Pascasarjana. Jurusan/Program Studi yang saat ini dimiliki sebanyak 21 Prodi untuk Program Sarjana dan 3 Prodi untuk Program Megister dan Program

Diploma III Ekonomi dengan rincian :

Program Sarjana (S1) meliputi : FH 1 jurusan ( Jurusan Ilmu Hukum );

FKIP 3 Jurusan dengan 7 Prodi (Jurusan Ilmu Pendidikan meliputi Prodi PLS,

PGSD dan PGPAUD; Jurusan Pendidikan Bahasa meliputi Prodi Diksastrasia dan

64

Bahasa Inggris; Jurusan IPA meliputi Prodi Matematika dan Biologi); FT 5

Jurusan ( Jurusan T. Mesin, T. elektro, T. Sipil, T. Kimia; T. Industri; dan T.

Metalurgi); FAPERTA 3 Jurusan ( Jurusan Agribisnis; Agroteknologi; dan perikanan); FE meliputi 3 Jurusan ( Jurusan manajemen; Jurusan Akuntansi;

Jurusan Ekonomi Pembangunan); FISIP Meliputi 2 Jurusan ( Jurusan Ilmu

Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi). Fakultas Pascasarjana menyelenggarakan Program Megister (S2) dengan 3 Program Studi, yaitu (Prodi

Teknologi Pembelajaran, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Ilmu Hukum).

Selain Program Pendidikan Akademik sebagaimana tersebut di atas,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga menyelenggarakan Program Pendidikan

Vokasi yaitu Program Diploma III. Fakultas yang menyelenggarakan Program

Diploma III, yaitu Fakultas Ekonomi terdiri atas Prodi Akuntansi, Prodi

Marketing/Pemasaran, Prodi Perpajakan, Prodi Keuangan dan Perbankan.

Fakultas Teknik dengan 1 Prodi yaitu Prodi Teknik Komputer dan Multimedia.

Program Studi Teknik Komputer dan Multimedia pada tahun akademik

2011/2012 dipindahkan ke jenjang Sarjana (S1) program studi lain di lingkungan

Fakultas Teknik.

Sumber daya manusia dan mahasiswa yang dimiliki Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa sampai dengan bulan Agustus 2012 terdiri atas 498 orang Dosen

PNS, dan 177 tenaga Administrasi PNS.

VISI

1. Terwujudnya Universitas terbaik yang memiliki kemandirian, kreatifitas,

inovasi, unggul, dan kompetitif dalam bidang pendidikan, penelitian, serta

65

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam rangka

pengabdian kepada masyarakat.

MISI 1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan kualitas terbaik dan relevan

dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang.

2. Meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan lainnya dalam

melaksanakan berbagai program pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan stakeholders.

3. Membangun dan mengembangkan jejaring kerja (networking) untuk

mendorong percepatan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian,

pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama.

4. Membangun dan mengembangkan sistem manajemen mutu menuju

efisiensi dan profesionalitas.

5. Mengembangkan sistem teknologi informasi yang dapat memacu

terwujudnya perguruan tinggi yang unggul, mandiri, kreatif, inovatif, dan

kompetitif.

6. Meningkatkan tanggung jawab sosial Untirta bersama Pemerintah Daerah

membawa modernisasi dan memelihara nilai luhur.

TUJUAN

Tujuan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam suatu rumusan sebagai berikut: 1. Menyiapkan dan menghasilkan tenaga ahli yang berkemampuan

akademik, profesi dan/atau vokasi yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

66

inovatif, kompetitif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,

serta bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara

Republik Indonesia.

2. Mengembangkan Untirta sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni untuk kemaslahatan umat manusia.

VISI OPERASIONAL

Visi, Misi dan Tujuan Untirta di atas merupakan suatu kristalisasi dari kesepakatan dan kesepahaman bersama seluruh sivitas akademika yang perlu diwujudkan dalam visi operasional Rektor dalam menjalankan jabatan Rektor selama periode 2011-2015 sebagai berikut “Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Maju, Bermutu dan Berkarakter Dalam Kebersamaan” Visi operasional diwujudkan untuk mewujudkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang maju dan bermutu melalui:

1. Penyehatan Tata Kelola (Governance)

2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing

3. Penguatan akuntabilitas dan pencitraan publik

4. Motto, Prinsip dan Filosofi

Motto : Kerja keras dan cerdas dilandasi keikhlasan bernilai ibadah

Prinsip : Prestasi, komitmen, kebersamaan dan tanggung jawab.

Filosofi : Memberikan layanan yang terbaik, amanah dan profesional.66

66 www.untirta.ac.id diakses pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 10.00 WIB

67

4.2 Deskripsi Data Penelitian

Kuisioner ini diberikan kepada 99 responden dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional dimana responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu dengan jumlah proporsi dalam tiap-tiap strata ditentukan secara proporsional sesuai dengan besarnya dalam populasi yang ditetapkan berdasarkan penelitian.

Tabel 4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid laki-laki 32 32.3 32.3 32.3 Perempuan 67 67.7 67.7 100.0 Total 99 100.0 100.0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 32 orang atau sama dengan 32,3%, sedangkan berjeniskelamin perempuan sebanyak 52 orang atau sama dengan 67,7%. Berarti dapat diketahui bahwa perempuan lebih banyak yang menonton tayangan ini daripada laki-laki. Tabel. 4.3 Responden Berdasarkan Lingkungan

Fakultas Jumlah Teknik 19 Fkip 27 Hukum 11 Fisip 10 Ekonomi 22 Pertanian 10 TOTAL 99

68

Berdasarkan tabel diatas, responden seluruhnya adalah mahasiswa

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sesuai dengan penelitian yang dibagi menjadi

6 fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, dan

Fakultas Pertanian. Peneliti telah memberikan angket kepada mahasiswa yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan. Tabel diatas menunjukan sampel penelitian berjumlah 99 responden, 19 orang dari fakultas teknik, 27 orang dari fakultas ilmu pendidikan, 11 orang dari fakultas hukum, 10 orang dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, 22 orang dari fakultas ekonomi, dan 10 orang dari fakultas pertanian.

4.3. Deskripsi Data Frekuensi

Table 4.4 Frekuensi responden menonton televisi Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat jarang (1 kali 24 24.2 24.2 24.2 dalam seminngu) jarang (3 kali dalam 40 40.4 40.4 64.6 seminggu) sering (6 kali dalam 35 35.4 35.4 100.0 seminngu) Total 99 100.0 100.0

69

Gambar 4.1 Diagram responden berdasarkan frekuensi menonton televisi

Dari data di atas diketahui bahwa responden dengan jawaban paling banyak dipilih yaitu jarang (3 kali dalam seminggu) menonton televisi sebanyak

40 orang atau dengan persentase 40,4%, kemudian yang menjawab sering (6 kali dalam seminggu) menonton televisi sebanyak 35 orang atau dengan persentase

35,4%, sedangkan jawaban yang sedikit dipilih yaitu sangat jarang (1 kali dalam seminggu) menonton televisi sebanyak 24 orang atau dengan persentase 24,2%.

Dari data diatas diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu jauh frekuensi menonton mahasiswa Untirta yang terlihat dari persentase yang memilih jarang (3 kali dalam seminggu), sering (6 kali dalam seminngu), dan sangat jarang. Hal ini dikarenakan mahasiswa terdiri dari mahasiswa yang tinggal dengan orangtua yang sudah pasti memiliki televisi dan juga mahasiswa yang

70

tidak tinggal dengan orangtua sehingga menonton televisi jika pulang saja dan mahasiswa yang juga punya televisi di kontrakannya.

Table 4.5 Lama responden menonton televisi

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid < 2 jam 34 34.3 34.3 34.3 2-3 jam 47 47.5 47.5 81.8 4-5 18 18.2 18.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.2 Diagram responden berdasarkan lama menonton televisi

71

Table 4.6 Frekuensi menonton tayangan Entertainment News

Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid 1/2 tayangan 50 50.5 50.5 50.5 3/4 tayangan 40 40.4 40.4 90.9 keseluruhan 9 9.1 9.1 100.0 tayangan Total 99 100.0 100.0

Dari data di atas diketahui bahwa responden dengan jawaban paling banyak dipilih berdasarkan lamanya menonton televisi yaitu 2-3 jam sebanyak 47 orang atau dengan persentase 47,5%, kemudian yang menjawab < 2 jam sebanyak

34 orang atau dengan persentase 34,3%, sedangkan jawaban yang sedikit dipilih yaitu 4-5 jam sebanyak 18 orang atau dengan persentase 18,2%.

Mahasiswa sebagai responden terbanyak memilih lama menonton 2-3 jam sekitar 47,5% dan kurang dari dua jam sebanyak 34,3%. Hal ini dikarenakan kesibukan kuliah mahasiswa dan juga kegiatan-kegiatan lain seperti organisasi.

72

Gambar 4.3 Diagram responden berdasarkan Frekuensi menonton tayangan Entertainment News

Dari data di atas diketahui bahwa responden dengan jawaban paling banyak dipilih berdasarkan frekuensi menonton tayangan Entertainment News sebanyak 50 orang atau dengan persentase 50,5% menjawab ½ tayangan, kemudian yang menjawab ¾ tayangan sebanyak 40 orang atau dengan persentase

40,4%, sedangkan jawaban yang sedikit dipilih yaitu keseluruhan tayangan sebanyak 9 orang atau dengan persentase 9,1 %.

4.4 Deskripsi Hasil Penelitian

Peneliti menganalisis data dengan cara menelaah setiap pertanyaan dalam kuisioner. Peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur tanggapan responden. Peneliti menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa Untirta sebanyak

99 orang. Peneliti memberikan skor pada setiap jawaban responden berdasarkan skala likert sebagai berikut :

73

SS : Sangat Setuju = 4

S : Setuju = 3

TS : Tidak Setuju = 2

STS : Sangat Tidak Setuju = 1

Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan perhitungan frekuensi dan presentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh peneliti.

Table 4.7 Gambar tayangan Entertainment News jelas Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0 Setuju 63 63.6 63.6 67.7 sangat setuju 32 32.3 32.3 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.4 Diagram responden berdasarkan gambar tayangan Entertainment News jelas

74

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 32 orang dengan persentase 32,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang dengan persentase 4,0%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.8 Suara tayangan Entertainment News jelas Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0

Setuju 68 68.7 68.7 69.7 sangat setuju 30 30.3 30.3 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.5

Diagram responden berdasarkan suara tayangan Entertainment News jelas

Data di atas menyatakan Entertainment News memberikan suara yang jelas diamana yang menjawab setuju sebanyak 68 orang dengan persentase 68,7%,

75

sebanyak 30 orang dengan persentase 30,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang dengan persentase 1,0%.

Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.9 Latar tempat tayangan Entertainment News menarik Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0 setuju tidak setuju 14 14.1 14.1 15.2 Setuju 63 63.6 63.6 78.8 sangat setuju 21 21.2 21.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.6

Diagram responden berdasarkan latar tempat tayangan Entertainment News menarik

76

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 21 orang dengan persentase 21,2% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 14 orang dengan persentase 14,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.

Tabel 4.10 Penampilan pembawa acara Entertainment News menarik Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 9 9.1 9.1 9.1 Setuju 56 56.6 56.6 65.7 sangat setuju 34 34.3 34.3 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.7 Diagram responden berdasarkan penampilan pembawa acara Entertainment News menarik

77

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 34 orang dengan persentase 34,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.11 Bahasa yang di gunakan pembawa acara Entertainment News sopan dan mudan di mengerti Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 7 7.1 7.1 7.1 Setuju 59 59.6 59.6 66.7 sangat setuju 33 33.3 33.3 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.8

Diagram responden berdasarkan bahasa yang di gunakan pembawa acara Entertainment News sopan dan mudan di mengerti

78

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 59 orang dengan persentase 59,6%, sebanyak 33 orang dengan persentase 33,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Penggunaan bahasa yang baik adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat dan sesuai dengan golongan penutur dan jenis pemakaian bahasanya. Selain itu, penyampaian bahasa yang santun menjadi satu syarat bahasa yang baik.67 Bahasa memang menjadi acuan untuk berkomunikasi melalui media sosial ataupun media massa. Sebagai pembawa acara tayangan Entertainment News sudah selayaknya memakai bahasa yang sopan dan santun karena menjadi satu syarat bahasa yang baik dan juga menyangkut media televise yang bias ditonton oleh siapapun. Dan dari hasil penelitian menujjukkan bahwa pembawa acara menggunakan bahasa yang sopan. Hal ini dibuktikan dengan 33,3% sangat setuju dan 59,6% menyatakan setuju.

Tabel 4.12 Sikap pembawa Entertainment News dalam membawakan acara baik Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0 Setuju 69 69.7 69.7 72.7 sangat setuju 27 27.3 27.3 100.0 Total 99 100.0 100.0

67 Ismail Kusmayadi. 2006. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama. Hal.3

79

Gambar 4.9

Diagram responden berdasarkan sikap pembawa Entertainment News dalam membawakan acara baik

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 27 orang dengan persentase 27,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang dengan persentase 3,0%.

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertantu terhadap objek sikap.

Objek sikap bisa berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.68 Dengan pengertian ini sudah seharusnya pembawa acara memiliki sikap yang baik yaitu cara bertindak yang baik terhadap para penonton tayangan yang mereka bawakan sehingga bisa disukai oleh masyarakat. Dan responden

68 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39-40

80

pada penelitian ini setuju bahwa pembawa acara Entertainment News memiliki siap yang baik yang dibuktikan dengan 96 dari 99 orang memilih setuju dan sangat setuju.

Tabel 4.13 Tema yang di tayangkan Entertainment News bervariasi Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 7 7.1 7.1 7.1 Setuju 50 50.5 50.5 57.6 sangat setuju 42 42.4 42.4 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.10 Diagram responden berdasarkan tema yang di tayangkan Entertainment News bervariasi

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 42 orang dengan persentase 42,4% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan

81

tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.14 Informasi yang ditayangkan Entertainment News berdasarkan fakta Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 15 15.2 15.2 15.2 Setuju 60 60.6 60.6 75.8 sangat setuju 24 24.2 24.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.11

Diagram responden berdasarkan informasi yang ditayangkan Entertainment News berdasarkan fakta

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 24 orang dengan persentase 24,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan

82

tidak setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.15 Informasi yang ditayangkan Entertainment News bermanfaat Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 10 10.1 10.1 10.1 Setuju 70 70.7 70.7 80.8 sangat setuju 19 19.2 19.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.12 Diagram responden berdasarkan informasi yang ditayangkan Entertainment News bermanfaat

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 70 orang dengan persentase 70,7%, sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

83

Fungsi media massa yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.69 Media massa mempunyai peranan penting dalam mengubah perilaku masyarakat. Hal-hal yang diberikan memberikan manfaat yang baik atau malah periaku yang buruk bergantung kepada isi media massa tersebut. Entertainment

News menjadi tayangan infotainment yang memberikan manfaat bagi para penontonnya.

Tema 4.16 Responden memperhatikan Entertainment News karena alur gerakan penampilan tayangan yang unik dan berbeda Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 31 31.3 31.3 31.3 Setuju 52 52.5 52.5 83.8 sangat setuju 16 16.2 16.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.13

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena alur gerakan penampilan tayangan yang unik dan berbeda

69 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137

84

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 31 orang dengan persentase 31,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang dengan persentase 16,2%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Manusia senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama- nama barang atau hal lain.70 Oleh karena itu, responden sebanyak 16,2% dan

52,5% memilih sangat setuju dan setuju memperhatikan tayangan Entertainment

News karena alur gerakan tayangan yang unik dan berbeda yaitu pemunculan berita seperti slide yaitu pertanyaan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan jawaban dari narasumber.

Tabel 4.17 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini lebih menarik dari pada yang lain dari segi latar, warna dll Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 33 33.3 33.3 33.3 Setuju 51 51.5 51.5 84.8 sangat setuju 15 15.2 15.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

70 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52

85

Gambar 4.14

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena tayangan ini lebih menarik dari pada yang lain dari segi latar, warna dll

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 51 orang dengan persentase 51,5%, sebanyak 33 orang dengan persentase 33,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.18 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini adalah tayangan baru dan berbeda Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 20 20.2 20.2 20.2 Setuju 56 56.6 56.6 76.8 sangat setuju 23 23.2 23.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

86

Gambar 4.15

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena tayangan ini adalah tayangan baru dan berbeda

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 20 orang dengan persentase 20,2%.

Table 4.19 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini tayang 4 kali dalam sehari dengan informasi yang selalu baru

Frequenc Valid Cumulative y Percent Percent Percent Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0 tidak setuju 52 52.5 52.5 54.5 Setuju 40 40.4 40.4 94.9 sangat setuju 5 5.1 5.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

87

Gambar 4.16

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena tayangan ini tayang 4 kali dalam sehari dengan informasi yang selalu baru

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 40 orang dengan persentase 40,4% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.

Table 4.20 Responden memperhatikan Entertainment News karena keinginan memperoleh pengalaman baru Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 3 3.0 3.0 3.0 setuju tidak setuju 42 42.4 42.4 45.5 Setuju 47 47.5 47.5 92.9 sangat setuju 7 7.1 7.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

88

Gambar 4.17

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena keinginan memperoleh pengalaman baru

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 47 orang dengan persentase 47,5%, sebanyak 42 orang dengan persentase 42,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 3 orang dengan persentase 3,0%.

Tabel 4.21 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena untuk pemenuhan diri (memperkaya kualitas kehidupan dengan informasi) Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 2 2.0 2.0 2.0 setuju tidak setuju 39 39.4 39.4 41.4 Setuju 50 50.5 50.5 91.9 sangat setuju 8 8.1 8.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

89

Gambar 4.18

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena untuk pemenuhan diri (memperkaya kualitas kehidupan dengan informasi)

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 39 orang dengan persentase 39,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang dengan persentase 8,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.

Tabel 4.22 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena rasa keingintahuan terhadap tayangan ini Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 2 2.0 2.0 2.0 setuju tidak setuju 19 19.2 19.2 21.2 Setuju 69 69.7 69.7 90.9 sangat setuju 9 9.1 9.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

90

Gambar 4.19

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena rasa keingintahuan terhadap tayangan ini

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.

Tabel 4.23 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebebasan memilih tayangan Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0 setuju tidak setuju 21 21.2 21.2 22.2 Setuju 60 60.6 60.6 82.8 sangat setuju 17 17.2 17.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

91

Gambar 4.20

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena kebebasan memilih tayangan

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 21 orang dengan persentase 21,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 17 orang dengan persentase 17,2%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.

Table 4.24 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan mencari identitas (eksistensi dikalangan mahasiswa) Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 15 15.2 15.2 15.2 setuju tidak setuju 62 62.6 62.6 77.8 Setuju 17 17.2 17.2 94.9 sangat setuju 5 5.1 5.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

92

Gambar 4.21

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena kebutuhan mencari identitas (eksistensi dikalangan mahasiswa)

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 62 orang dengan persentase 62,6%, sebanyak 17 orang dengan persentase 17,2% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat setuju ada 5 orang dengan persentase 5,1%.

Table 4.25 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 10 10.1 10.1 10.1 setuju tidak setuju 55 55.6 55.6 65.7 Setuju 28 28.3 28.3 93.9 sangat setuju 6 6.1 6.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

93

Gambar 4.22

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 28 orang dengan persentase 28,3% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%, serta yang menjawab sangat setuju ada 6 orang dengan persentase 6,1%.

Table 4.26 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena faktor kemauan untuk menonton tayangan ini Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0 setuju tidak setuju 22 22.2 22.2 23.2 Setuju 63 63.6 63.6 86.9 sangat setuju 13 13.1 13.1 100.0

94

Table 4.26 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena faktor kemauan untuk menonton tayangan ini Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0 setuju tidak setuju 22 22.2 22.2 23.2 Setuju 63 63.6 63.6 86.9 sangat setuju 13 13.1 13.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.23

Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena faktor kemauan untuk menonton tayangan ini

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 22 orang dengan persentase 22,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13 orang dengan persentase 13,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.

95

Tabel 4.27 Responden memahami Entertainment News karena kepercayaan terhadap tayangan ini Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 4 4.0 4.0 4.0 setuju tidak setuju 32 32.3 32.3 36.4 Setuju 56 56.6 56.6 92.9 sangat setuju 7 7.1 7.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.24

Diagram berdasarkan pemahaman responden terhadap Entertainment News karena kepercayaan pada tayangan ini

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 32 orang dengan persentase 32,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju

96

sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 4 orang dengan persentase 4,1%.

Table 4.28 Responden memahami Entertainment News karena sudah pernah mendapatkan informasi yang sama di masa lalu Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 4 4.0 4.0 4.0 setuju tidak setuju 57 57.6 57.6 61.6 Setuju 31 31.3 31.3 92.9 sangat setuju 7 7.1 7.1 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.25

Diagram berdasarkan pemahaman responden terhadap Entertainment News karena sudah pernah mendapatkan informasi yang sama di masa lalu

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 57 orang dengan persentase 57,6%, 31 orang dengan persentase 31,3%

97

menyatakan setuju, dan menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang sangat tidak setuju ada 4 orang dengan persentase

4,0%. Banyaknya responden yang tidak setuju menunjukkan bahwa informasi yang sama di masa lalu bukan menjadi acuan dalam memahami tayangan ini.

Tabel 4.29 Responden menerima tayangan Entertainment News Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 7 7.1 7.1 7.1 Setuju 67 67.7 67.7 74.7 sangat setuju 25 25.3 25.3 100.0 Total 99 100.0 100.0 Gambar 4.26

Diagram berdasarkan penerimaan responden terhadap tayangan Entertainment News

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 67 orang dengan persentase 67,7%, sebanyak 25 orang dengan persentase 25,3% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju

98

sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.30 Respon responden terhadap tayangan ini adalah positif Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid tidak setuju 5 5.1 5.1 5.1 Setuju 71 71.7 71.7 76.8 sangat setuju 23 23.2 23.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.27

Diagram berdasarkan respon responden terhadap tayangan ini adalah positif

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 71 orang dengan persentase 71,7%, sebanyak 23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

99

Respon adalah tahap terakhir dari stimulus-organism-respon untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang. Respon sendiri terdiri dari dua jenis yaitu reflexive respon yaitu respon yang ditimbulkan oleh ransangan-ransangan tertentu karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Kedua adalah instrumental respon yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus karena berfungsi memperkuat respon.71

Tabel 4.31 Reflexive respon responden yang relatif tetap positif terhadap tayangan Entertainment News Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 1 1.0 1.0 1.0 setuju tidak setuju 16 16.2 16.2 17.2 Setuju 67 67.7 67.7 84.8 sangat setuju 15 15.2 15.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

Gambar 4.28 Diagram berdasarkan Reflexive respon responden yang relative tetap positif terhadap tayangan Entertainment News

71 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.20

100

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 67 orang dengan persentase 67,7%, sebanyak 16 orang dengan persentase 16,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.

Tabel 4.32 Respon responden adalah instrumental respon yaitu respon yang berkembang sesuai dengan apa yang ditayangkan oleh Entertainment News setiap harinya Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid sangat tidak 2 2.0 2.0 2.0 setuju tidak setuju 23 23.2 23.2 25.3 Setuju 55 55.6 55.6 80.8 sangat setuju 19 19.2 19.2 100.0 Total 99 100.0 100.0

101

Gambar 4.29

Diagram berdasarkan Respon responden adalah instrumental respon yaitu respon yang berkembang sesuai dengan apa yang ditayangkan oleh Entertainment News setiap harinya

Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.

4.5 Hasil Analisis Deskriptif

Setelah mendeskripsikan masing-masing pernyataan, maka peneliti perlu untuk mengukur berapa besar persentase di masing–masing sub variabel, yaitu sebagai berikut:

102

1. Analisis deskriptif stimulus

n X 100 N

2863 X 100 3564

80 33

2. Analisis deskriptif organism

n X 100 N

3741 X 100 5544

67 47

3. Analisis deskriptif respon

n X 100 N

898 X 100 1188

75 58

4.6 Pembahasan

Infotainment adalah salah satu jenis penggelembungan bahasa yang kemudian menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Merupakan singkatan dari istilah Inggris information- entertainment.72 Menurut Iswandi Syahputra infotainment adalah kemasan acara yang bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan Entertainment untuk menarik perhatian sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat

72 http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13 WIB

103

diterima.73 Namun di Indonesia Infotainment identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis.

Saat ini, infotainment selalu menghiasi acara televisi setiap harinya, mulai dari pagi hari sampai malam hari. Seperti yang sudah dikatakan, tayangan infotainment bukan lagi sesuai dengan arti sesungguhnya namun sudah menjadi tayangan yang berisi tentang berita selebriti. Salah satu televisi yang baru berdiri membuat suatu tayangan yaitu Entertainment News yang berusaha untuk akhirnya mengembalikan makna dari infotainment sesungguhnya.

Dari hasil penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah dari persepsi mahasiswa terhadap tayangan Entertainment News di Net TV melalui kuisioner yang telah dibagikan kepada 99 responden. Dari hasil kuisioner yang telah diolah maka terdapat hasil data yang selanjutnya dianalisis. Penelitian ini menggunakan teori s-o-r dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Elemen-elemen dari teori ini adalah stimulus yaitu pesan yang datang, organism yaitu penerima dan juga respon yaitu efek. Unsur-unsur model ini adalah:

Pertama yaitu stimulus. Stimulus adalah pesan yang diterima oleh organism. Pada penelitian ini, stimulus merupakan tayangan Entertainment News mencakup setting acara, pembawa acara dan juga isi tayangan. Dan berdasarkan persentase stimulus mendapatkan hasil sebesar 80,33%.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir keseluruhan mahasiswa setuju bahwa gambar tayangan Entertainment News jelas terlihat dari responden

73 Iswandi Syahputra. 2011. Rezim Media: Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 157

104

yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6% dan sebanyak

32 orang dengan persentase 32,3% menyatakan sangat setuju. Net tv sendiri juga muncul dengan gambar yang lebih tajam dan warna yang lebih cerah dengan menggunakan teknologi canggih yaitu system Full High Definition (Full-HD).

Hasil penelitian terhadap suara jelas atau tidak, menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 68 orang dengan persentase 68,7%, sebanyak 30 orang dengan persentase 30,3% menyatakan sangat setuju. Televisi juga mengandung unsur visual yaitu suara sehingga penonton dapat mendengarkan apa yang diinformasikan, dengan suara yang jelas maka penonton mengetahui dengan jelas apa yang diinformasikan dan dari data di atas, menunjukkan bahwa tayangan Entertainment News mempunyai suara yang jelas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar tempat menarik atau tidak, mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 21 orang dengan persentase 21,2% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 14 orang dengan persentase 14,1%. Latar tempat pembawa acara dalam membawakan acara juga penting karena akan mempengaruhi penonton yang melihatnya. Dengan latar yang menarik maka penonton akan semakin menikmati tayangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 34 orang dengan persentase 34,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Sebuah tayangan infotainment tidak lepas dari pembawa

105

acaranya, bagaimana pembawa acara membawakan acara, penampilannya dan juga bahasanya. Salah satu hal yang juga diperhatikan yaitu penampilan dari pembawa acara apakah menarik atau tidak. Dalam penelitian ini responden dengan jumlah 56,6% setuju bahwa penampilan para pembawa acara dalam

Entertainment News menarik bahkan ada responden yang memilih sangat setuju sebesar 34,3%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 59 orang dengan persentase 59,6%, sebanyak 33 orang dengan persentase 33,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Penggunaan bahasa yang baik adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat dan sesuai dengan golongan penutur dan jenis pemakaian bahasanya. Selain itu, penyampaian bahasa yang santun menjadi satu syarat bahasa yang baik.74 Bahasa memang menjadi acuan untuk berkomunikasi melalui media sosial ataupun media massa. Sebagai pembawa acara tayangan Entertainment News sudah selayaknya memakai bahasa yang sopan dan santun karena menjadi satu syarat bahasa yang baik dan juga menyangkut media televise yang bias ditonton oleh siapapun. Dan dari hasil penelitian menujjukkan bahwa pembawa acara menggunakan bahasa yang sopan.

Hal ini dibuktikan dengan 33,3% sangat setuju dan 59,6% menyatakan setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 27 orang dengan persentase 27,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan

74 Ismail Kusmayadi. 2006. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama. Hal.3

106

tidak setuju sebanyak 3 orang dengan persentase 3,0%. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertantu terhadap objek sikap. Objek sikap bisa berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.75 Dengan pengertian ini sudah seharusnya pembawa acara memiliki sikap yang baik yaitu cara bertindak yang baik terhadap para penonton tayangan yang mereka bawakan sehingga bisa disukai oleh masyarakat. Dan responden pada penelitian ini setuju bahwa pembawa acara Entertainment News memiliki siap yang baik yang dibuktikan dengan 96 dari 99 orang memilih setuju dan sangat setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 42 orang dengan persentase 42,4% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa tema yang ditayangkan bervariasi. Hal ini bukan tidak beralasan karena tayangan

Entertainment News memberikan banyak tema yang berbeda setiap tayangnya seperti resep makanan, fashion, gaya hidup dan yang lain.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 24 orang dengan persentase 24,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Seringkali infotainment

75 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39- 40

107

memberikan informasi yang belum pasti tentang seorang selebriti sehingga menimbulkan rumor yang tidak enak dikalangan masyarkat. Informasi yang berdasakan fakta dan tidak berlebihan sangat dibutuhkan walaupun menyangkut tayangan infotainment. Hal ini dilakukan oleh Entertainment News karena tayangan ini sendiri masuk dalam segmen berita dan selalu memberikan informasi sesuai fakta. Hal ini terbukti dengan banyaknya responden yang memilih sangat setuju dan setuju yaitu sebesar 24,2% dan 60,6%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 70 orang dengan persentase 70,7%, sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%. Fungsi media massa yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.76 Media massa mempunyai peranan penting dalam mengubah perilaku masyarakat. Hal-hal yang diberikan memberikan manfaat yang baik atau malah periaku yang buruk bergantung kepada isi media massa tersebut. Entertainment News menjadi tayangan infotainment yang memberikan manfaat bagi para penontonnya.

Di dalam buku komunikasi massa suatu pengantar yang ditulis oleh

Elvinaro Ardianto bahwa televisi memiliki karakteristik yaitu audiovisual dimana televisi memiliki kelebihan yang dapat didengar sekaligus dilihat. Khalayak dapat menikmati tayangan gambar bergerak dengan kesesuaian suara secara harmonis.

Hal ini bisa dilihat dari setiap variabel pertanyaan dimana gambar dan suara yang dihasilkan adalah baik dan jelas dan tentu juga harmonis.

76 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137

108

Tidak hanya audiovisual, berpikir dalam gambar juga menjadi karakteristik kedua televisi. Dalam karakteristik ini ada da tahap yaitu visualisasi yakni pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikan sedemikian rupa sehingga mengandung suatu makna. Setelah itu penggambaran yaitu kegiatan merangkai gambar-gambar individual sehingga kontinuitasnya mengandung makna. Hal ini terbukti dengan adanya pembawa acara di dalam membawakan acara dan juga informasi yang dibawakan sedemikian rupa sehingga mengandung makna.

Kedua adalah organism dimana pada penelitian ini adalah mahasiswa

Untirta. Mahasiswa memproses stimulus di dalam dirinya tidak semata-mata ditentukan oleh stimulus yang datang namun juga oleh faktor-faktor yang ada di dalam organism. Di dalam organism terdiri dari 3 tahap yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Dengan mempertanyakan faktor-faktor yang menetukan ketiga hal ini, maka dapat diketahui dengan jelas proses pembentukan persepsi tentang tayangan Entertainment News. Dan pada sub variable ini, tingkat persentase organism dalam memproses stimulus yaitu sebesar 67,47%.

Hasil penelitian mahasiswa yang memperhatikan Entertainment News karena alur gerakan penampilan tayangan yang unik dan berbeda yaitu yang menjawab setuju sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 31 orang dengan persentase 31,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang dengan persentase 16,2%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Manusia secara visual tertarik pada objek- objek yang bergerak. Manusia senang melihat huruf-huruf dalam display yang

109

bergerak menampilkan nama-nama barang atau hal lain.77 Oleh karena itu, responden sebanyak 16,2% dan 52,5% memilih sangat setuju dan setuju memperhatikan tayangan Entertainment News karena alur gerakan tayangan yang unik dan berbeda yaitu pemunculan berita seperti slide yaitu pertanyaan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan jawaban dari narasumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 51 orang dengan persentase 51,5%, sebanyak 33 orang dengan persentase 33,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Intensitas stimuli berhubungan dengan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli lain. Manusia akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol seperti contoh warna merah pada latar belakang putih, tubuh jangkung di tengah-tengah orang pendek, dll.78 Hal ini juga terjadi pada tayangan Entertainment News, sebanyak 33,3% menyatakan sangat setuju dan 51,5% menyatakan setuju bahwa tayangan ini diperhatikan karena inensitas stimulinya yaitu warna, latar dan yang lainnya lebih menonjol atau menarik daripda tayangan lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 20 orang dengan persentase 20,2%. Banyaknya mahasiswa yang menjawab setuju dikarenakan tayangan Entertainment News memberikan tayangan yang baru dan berbeda. Dikatakan baru karena tayangan ini baru ada

77 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52

78 Ibid. Hal. 52

110

sekitar setahun seperti Net TV sendiri yang baru berdiri. Dan juga dikatakan berbeda karena tidak sama dengan tayangan infotainment lain di dalam hal pemberitaan, tema, dll. Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimuli yang berbeda atau luar biasa mudah dipelajari atau diingat.79

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak setuju sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 40 orang dengan persentase 40,4% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%. Hal-hal yang disajikan berkali-kali, disertai dengan variasi akan menarik perhatian. Unsur familiarity (yang sudah kita kenal) dan unsur novelty (yang baru kita kenal) berpadu.80 Banyaknya responden tidak setuju memperhatikan tayangan ini karena tayangan ini tayang 4 kali sehari dengan informasi yang selalu baru. Hal ini terjadi karena tayangan ini memberikan informasi yang baru namun sering dengan tema yang sama setiap tayangnya.

Gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan perulangan adalah faktor-faktor eksternal penarik perhatian, dikatakan menarik perhatian karena sifat-sifatnya yang menonjol. Seperti di dalam buku Drs. Jalaludin Rakhmat,M.Sc bahwa mahasiswa akan memperhatikan bila keempat hal ini mempunyai sifat yang menonjol sehingga membentuk persepsi dari setiap mahasiswa.81 Dan hal ini

79 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52

81 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52

111

terbukti di dalam setiap variable mayoritas setuju dengan semua pertanyaan tentang faktor-faktor eksternal penarik perhatian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 47 orang dengan persentase 47,5%, sebanyak 42 orang dengan persentase 42,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 3 orang dengan persentase 3,0%. Dalam hal ini, responden yang memilih setuju dan tidak setuju hampir sama namun yang lebih banyak adalah yang memilih setuju yaitu sebesar 47,5%. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa memperhatikan suatu hal, dalam hal ini yaitu tayangan Entertainment News menjadi suatu faktor untuk memperoleh pengalaman baru. Namun banyak juga yang mengatakan tidak setuju karena bukan untuk mendapatkan pengalaman baru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 39 orang dengan persentase 39,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang dengan persentase 8,1%. Kebutuhan akan pemenuhan diri berkaitan dengan meningkatkan kualitas kehidupan, ingin memenuhi potensi- potensi di dalam diri Seperti ucapan Maslow yaitu “What a man can be, he must be”.82 Banyaknya responden yang memilih setuju memperhatikan tayangan untuk pemenuhan diri karena dari tayangan Entertainment News didapatkan informasi ang dapat meningkatkan kualitas kehidupan seperti gaya hidup, fashion, dll.

82 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39

112

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%. Sebanyak 69,7% responden menyatakan setuju memperhatikan tayangan Entertainment News karena rasa ingin tahu mereka. Hal ini dikarenakan rasa ingin tahu berhubungan dengan usaha setiap orang dalam memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Karena kecenderungan memberi arti pada apa yang dialami, bila informasi yang diperoleh terbatas, manusia akan mencari jawaban sendiri.83

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 21 orang dengan persentase 21,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 17 orang dengan persentase 17,2%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%. Di zaman sekarang kebebasan dalam memilih suatu hal sudah menjadi hal yang lumrah termasuk dalam pemilihan tayangan yang akan ditonton, namun banyak juga yang belum bebas seperti anak- anak di bawah umur. Oleh karena itu banyak responden yang memilih setuju memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebebasan dalam memilih tayangan yang mereka mau tonton.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak setuju sebanyak 62 orang dengan persentase 62,6%, sebanyak 17 orang dengan

83 Ibid Hal. 38

113

persentase 17,2% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat setuju ada 5 orang dengan persentase 5,1%. Banyaknya responden yang tidak setuju yaitu sebesar 62,2% karena responden yang adalah mahasiswa merupakan kaum intelektual yang juga sudah mengerti bagaimana untuk mencari identitas diri sesungguhnya. Mencari identitas yang berkaitan dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, menunjukkan eksistensi di dunia bukan dengan cara menonton tetapi menunjukkan kualitas atau skill di dalam diri.84

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak setuju sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 28 orang dengan persentase 28,3% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%, serta yang menjawab sangat setuju ada 6 orang dengan persentase 6,1%. Kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan berhubungan dengan hal menghadapi gejolak kehidupan.

Manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dan mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya.85 Dengan banyaknya responden yang memilih tidak setuju menandakan bahwa banyak hal yang bermanfaat yang dapat di ambil dari tayangan ini namun bukan untuk nilai, kedambaan atau memberikan makna kehidupan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 22 orang dengan

84 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39 85Ibid. Hal.39

114

persentase 22,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13 orang dengan persentase 13,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%. Responden yang memilih setuju memperhatikan tayangan Entertainment News karena faktor kemauan menonton tayangan ini sebanyak 63,6%. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden menonton tayangan ini karena keinginan diri sendiri untuk mengetahui apa yang ditayangkan atau diberitakan oleh tayangan ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 32 orang dengan persentase 32,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 4 orang dengan persentase 4,1%. Setelah tahap perhatian di dalam organism, dilanjutkan dengan tahap pemahaman, organism memahami stimulus yang sudah diperhatikan. Salah satu faktor di dalam pemahaman adalah kepercayaan. Pemahaman responden terhadap tayangan Entertainment News ini dikarenakan kepercayaan terhadap tayangan ini dan hal ini dibuktikan dengan banyaknya responden yang memilih setuju yaitu sebesar 56,6%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak setuju sebanyak 57 orang dengan persentase 57,6%, 31 orang dengan persentase

31,3% menyatakan setuju, dan menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang sangat tidak setuju ada 4 orang dengan persentase 4,0%. Banyaknya responden yang tidak setuju menunjukkan bahwa

115

informasi yang sama di masa lalu bukan menjadi acuan dalam memahami tayangan ini.

Data di atas menyatakan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 67 orang dengan persentase 67,7%, sebanyak 25 orang dengan persentase 25,3% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa sebanyak 67 orang atau dengan persentase 67,7% menyatakan setuju menerima tayangan Entertainment

News dan 25,3% menyatakan sangat setuju. Hal ini menandakan bahwa tayangan ini diterima oleh para responden dan tidak menjadi tayangan yang buruk bagi para penonton.

Di dalam organism sendiri ada tiga tahap yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Perama perhatian yaitu proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran saat stimuli lainnya melemah. Apa yang menjadi perhatian organisms ditentukan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan perulangan. Seperti di dalam buku Drs. Jalaludin Rakhmat,M.Sc bahwa mahasiswa akan memperhatikan bila keempat hal ini mempunyai sifat yang menonjol sehingga membentuk persepsi dari setiap mahasiswa.86 Dan hal ini terbukti di dalam setiap variable mayoritas setuju dengan semua pertanyaan tentang faktor-faktor eksternal penarik perhatian.

Faktor internal teridiri dari keinginan memperoleh pengalaman baru, pemenuhan diri, rasa keingintahuan, kebebasan, kebutuhan mencari identitas,

86 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52

116

kebutuhan akan nilai,kedambaan dan makna kehidupan, kemauan. Hal-hal ini sangat berperan dalam pembentukan perilaku manusia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa setuju memperhatikan tayangan

Entertainment News , namun ada satu yang tidak setuju yaitu kebutuhan mencari identitas dimana pada penelitian ini adalah eksistensi di kalangan mahasiswa sendiri.

Hal yang kedua adalah pengertian menyangkut organism mengerti tentang stimuli yang sudah diperhatikan sebelumnya. Hal ini ditentukan oleh faktor kepercayaan dan pengetahuan di masa lalu. Mahasiswa menerima tayangan ini yang terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan setuju atas setiap pernyataan. Begitu juga dengan tahap ketiga yaitu penerimaaan terhadap tayangan ini. Mahasiswa menerima tayangan ini secara keseleruhan.

Data di atas menyatakan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 71 orang dengan persentase 71,7%, sebanyak 23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1. Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Respon adalah tahap terakhir dari stimulus-organism-respon untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang. Respon sendiri terdiri dari dua jenis yaitu reflexive respon yaitu respon yang ditimbulkan oleh ransangan-ransangan tertentu karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Kedua adalah instrumental respon yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus karena berfungsi memperkuat respon.87

87 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.20

117

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap tayangan Entertainment News secara keseluruhan adalah positif. Hal ini terlihat dari sebanyak 71 orang dengan persentase 71,7% menyatakan setuju dan sebanyak

23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, serta yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa respon terhadap tayangan ini adalah relatif tetap terlihat dari hasil penelitian yaitu responden yang menjawab setuju sebanyak 67 orang dengan persentase 67,7%, sebanyak 16 orang dengan persentase 16,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%. Untuk hasil penelitian terhadap instrumental respon atau respon yang berkembang menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon terhadap tayangan adalah positif, bila respon positif berarti tayangan Entertainment News menjadi tayangan yang secara positif diterima oleh mahasiswa.

Dari hasil penelitian untuk stimulus, organism dan respon menunjukkan hasil yang positif terhadap tayangan Entertainment News dan hal inipun memunjukkan bagaimana persepsi mahasiswa, dan persepsi mahasiswa adalah positif atau baik.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan untuk menjawab tujuan penelitian yang diajukan pada awal penelitian, maka berikut adalah hasil kesimpulannya:

1. Tingkat stimulus tayangan Entertainment News terhadap persepsi

mahasiswa Untirta berdasarkan pengukuran persentase yaitu sebesar

80,33%. Hasil analisis persentase ini dikatakan termasuk tinggi dan masuk

dalam kategori baik. Tingginya tingkat stimulasi dikarenakan tayangan ini

memang tayangan yang pantas untuk ditonton oleh masyarakat, hal ini

dibuktikan dengan banyaknya responden yang menjawab setuju di dalam

kuisioner melalui alat ukur setting acara, pembawa acara dan juga isi

tayangan.

2. Persepsi tidak hanya ditentukan oleh stimulus yang datang namun juga

kondisi dari organism sendiri yaitu pada penelitian ini adalah mahasiswa

Untirta. Bagaimana stimulus diproses di dalam diri organism di dalam

tahap perhatian, pengertian, penerimaan yang ditentukan oleh begitu

banyak faktor. Hasil analisis berupa persentase atas tingkat mahasiswa

memproses stimulus di dalam diri sendiri sebesar 67,47% dan hal ini juga

dikategorikan dalam kategori baik.

118

119

3. Tingkat respon mahasiswa terhadap tayangan Entertainment News adalah

75,58% dan termasuk dalam kategori baik. Dari persentase ini diketahui

bahwa respon mahasiswa Untirta adalah positif. Hal ini dikarenakan

tayangan ini menjadi tayangan yang memberikan hal-hal yang positif dan

bermanfaat bagi penontonnya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini peneliti menyampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan masalah penelitian, antara lain:

1. Net tv sebagai media massa yang menyiarkan tayangan Entertainment

News bisa lebih kreatif lagi dan lebih bervariatif tema yang dibawakan di

setiap tayangnya dan tetap mempertahankan informasi yang berdasarkan

fakta.

2. Mahasiswa Untirta sebagai bagian dari penikmat media massa khususnya

tayangan infotainment untuk bisa lebih selektif di dalam memilih tayangan

yang berkualitas dan bermanfaat seperti tayangan Entertainment News

yang cukup bermanfaat bagi para penikmat televisi.

3. Respon terhadap tayangan Entertainment News adalah positif, diharapkan

program tayangan Entertainment News tetap memberikan hal-hal yang

positif sehingga respon dari masyarakat tetap positif.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rakata Media.

,Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gembel, Michael. CommunicationWorks. New York: Random House Inc.

Karlinah,Siti, Lukiati Komala dan Betty Soemirat. 2007. Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Khasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kusmayadi, Ismail. 2006. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

dan Andy Corry Wardhani. 2009. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Raja Grafindo Persada

120

121

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

.2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Sciffman, Lazar. 2000. Consumer Behavior. Sixth Edition. New Jersey: Prentice- Hall International Inc.

Silalahi, Uber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Silih Agung Wasesa. 2005. Strategi Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soekidjo, Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Syahputra, Iswandi. 2011. Rezim Media: Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Uchjana, Onong Effendy. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Usman, Husaini dan Purnomo S. Akbar. 2004. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset.

122

West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Wood, Julia. 1997. Communication Our Lives. Belmont: Wadsworth Publishing Company.

Sumber yang lain:

Djahri, Alie. 1992. Modul Psikologi Komunikasi. Jakarta: Fisip UI

Komunika. 2007. LIPI http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13

WIB http://www.agbnielsen.net/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.30 WIB http://www.netmedia.co.id/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.40 WIB http://www.untirta.ac.id/ diakses pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 10.00

WIB http://alibudihartoharyanta.blogspot.com/2008/11/pers-infotainment-dan- pengaruhburuknya diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 12.30 WIB http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/10/07/06/123381- dewan-pers-kecam-serangan-bom-molotov-ke-tempo diakses pada tanggal 13

Januari 2105 pukul 15.00 WIB www.kpi.go.id diakses pada tanggal 14 Januari 2015 pukul 09.30 WIB http://www.netmedia.co.id/ diakses pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 18.40

WIB

123

LAMPIRAN

124

125

DATA RESPONDEN

NO Nama Jenis Kelamin Fakultas Usia

1. Desy Panjaitan Perempuan TEKNIK 20 Tahun

2. Iqbal Laki-laki TEKNIK 17 Tahun

3. Fitrahardiansyah Laki-laki TEKNIK 18 Tahun

4. M. Sofian Laki-laki TEKNIK 18 Tahun

5. Rudy Bonar Laki-laki TEKNIK 21 Tahun

6. Andi P.S Laki-laki TEKNIK 19 Tahun

7. Daniel Sitorus Laki-laki TEKNIK 19 Tahun

8. Merliana Krisencia Perempuan TEKNIK 18 Tahun

9. Octaviani Sihombing Perempuan TEKNIK 20 Tahun

10. Andini Perempuan TEKNIK 20 Tahun

11. Nova Robekha Perempuan TEKNIK 21 Tahun

12. Desi Putri Perempuan TEKNIK 18 Tahun

13. Lambok R.G Perempuan TEKNIK 21 Tahun

14. Tijan Laki-laki TEKNIK 19 Tahun

15. Vanessa Nadeak Perempuan TEKNIK 19 Tahun

16. Donni Ryanto Laki-laki TEKNIK 21 Tahun

17. Suci Wulansari Perempuan TEKNIK 18 Tahun

18. Emmy Lia C Perempuan TEKNIK 20 Tahun

19. Yuliani Fauziah Perempuan TEKNIK 19 Tahun

20. Novi Nurizati Perempuan FKIP 20 Tahun

21. Dewi Mariana Perempuan FKIP 20 Tahun

22. Chintya Perempuan FKIP 20 Tahun

126

23. Monalisa Sihombing Perempuan FKIP 20 Tahun

24. Riky Ambar Sari Perempuan FKIP 20 Tahun

25. Ulfa Dwiyuliawati Perempuan FKIP 18 Tahun

26. Lilis Afudoh Perempuan FKIP 19 Tahun

27. Yuniar Lestari Perempuan FKIP 20 Tahun

28. Jamilatul Afiah Perempuan FKIP 19 Tahun

29. Rina H Perempuan FKIP 21 Tahun

30. Erie Setyamah Perempuan FKIP 20 Tahun

31. Novia Angraeni Perempuan FKIP 19 Tahun

32. Nur Rizka Agni Perempuan FKIP 21 Tahun

33. Ninta Karina Tarigan Perempuan FKIP 21 Tahun

34. Novelina Perempuan FKIP 21 Tahun

35. Willy Simarmata Laki-laki FKIP 20 Tahun

36. Devid Laki-laki FKIP 19 Tahun

37. Kristin Anisa Perempuan FKIP 19 Tahun

38. Ayat Hidayat Laki-laki FKIP 20 Tahun

39. Ika Yulina P Perempuan FKIP 20 Tahun

40. Happy Dwi Ditha N.I Perempuan FKIP 19 Tahun

41. Aerwin Fauziah Perempuan FKIP 20 Tahun

42. Astri Setiarini Perempuan FKIP 20 Tahun

43. Tri Julyanto Laki-laki FKIP 21 Tahun

44. Maya Perempuan FKIP 20 Tahun

45. Nisa Perempuan FKIP 19 Tahun

46. Emilia Oktafiani Perempuan FKIP 19 Tahun

127

47. Andreani Perempuan HUKUM 20 Tahun

48. Novia Ratnasari Perempuan HUKUM 22 Tahun

49. Desi Perempuan HUKUM 21 Tahun

50. Ita Lestari Perempuan HUKUM 19 Tahun

51. Lysa Angraeni Perempuan HUKUM 19 Tahun

52. Masjuita Damanik Perempuan HUKUM 21 Tahun

53. Siti Khoirunisa Perempuan HUKUM 21 Tahun

54. Elies Puspa Dewi Perempuan HUKUM 21 Tahun

55. Febyola SC Hutagaol Perempuan HUKUM 19 Tahun

56. Songga Aurora Abadi Laki-laki HUKUM 20 Tahun

57. Cholid Syaefulloh Laki-laki HUKUM 20 Tahun

58. Jesseyca Mellyati. B Perempuan FISIP 20 Tahun

59. Magda Lena Perempuan FISIP 20 Tahun

60. Ferdinand Putra Laki-laki FISIP 21 Tahun

61. Gunawan P. Sinaga Laki-laki FISIP 20 Tahun

62. Mega Oktauly M Perempuan FISIP 20 Tahun

63. Stenley Laki-laki FISIP 20 Tahun

64. Hari Agustian Laki-laki FISIP 20 Tahun

65. M. Rizon Syaudi Laki-laki FISIP 20 Tahun

66. Yohana A.U. Perempuan FISIP 20 Tahun

67. Emiliya Johari Perempuan FISIP 20 Tahun

68. Subowo Laki-laki EKONOMI 21 Tahun

69. Erliana Perempuan EKONOMI 20 Tahun

70. Susan D. Manullang Perempuan EKONOMI 20 Tahun

128

71. Mardiana Perempuan EKONOMI 22 Tahun

72. Habibah Jawas Perempuan EKONOMI 20 Tahun

73. Emmia Datta Perempuan EKONOMI 21 Tahun

74. Rani Kurniawati Perempuan EKONOMI 17 Tahun

75. Frans Todo Sinurat Laki-laki EKONOMI 18 Tahun

76. Pinkan Pratiwi Perempuan EKONOMI 19 Tahun

77. Emah Halimah Perempuan EKONOMI 20 Tahun

78. Eiren Haniel Perempuan EKONOMI 19 Tahun

79. Widya Lumbangaol Perempuan EKONOMI 18 Tahun

80. Mindo Purba Perempuan EKONOMI 20 Tahun

81. Tri Okminto Bangun Laki-laki EKONOMI 21 Tahun

82. Wawan Darmawan Laki-laki EKONOMI 20 Tahun

83. Hana Nurfaidah Perempuan EKONOMI 19 Tahun

84. Risky Maulana Putra Laki-laki EKONOMI 19 Tahun

85. Kevindra Dwi N Laki-laki EKONOMI 21 Tahun

86. Helmiyudin Laki-laki EKONOMI 20 Tahun

87. Dadan Ramdhan M Laki-laki EKONOMI 20 Tahun

88. Hilmi Restu Putra Laki-laki EKONOMI 19 Tahun

89. Jan Zefanya M Laki-laki EKONOMI 20 Tahun

90. Bella Cahyati Perempuan PERTANIAN 22 Tahun

91. Nurhasanah Perempuan PERTANIAN 21 Tahun

92. Dede Muhamad K Laki-laki PERTANIAN 17 Tahun

93. Zaenudin Laki-laki PERTANIAN 22 Tahun

94. Ria Perempuan PERTANIAN 20 Tahun

129

95. Martina Sihombing Perempuan PERTANIAN 19 Tahun

96. Henita Perempuan PERTANIAN 20 Tahun

97. Septian Laki-laki PERTANIAN 22 Tahun

98. Fajrani A.B Perempuan PERTANIAN 20 Tahun

99. Lia Wulansari Perempuan PERTANIAN 21 Tahun

130

No.Responden

Lembar Kuisioner

PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP TAYANGAN ENTERTAINMENT NEWS DI NET TV

Petunjuk Pengisian :

1. Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda Ceklis (√) pada jawaban yang paling sesuai 2. Seluruh pertanyaan pada kuisioner harus dijawab 3. Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Identitas Responden :

1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Fakultas : 4. Usia Responden :

Frekuensi Menonton TV

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang Anda pilih

 Frekuensi menonton televisi 1. Sering (6 kali dalam 1 minggu) ( ) 2. Jarang (3 kali dalam 1 minggu) ( ) 3. Sangat jarang (1 kali dalam seminggu) ( )  Lama menonton televisi 1. 4-5 jam ( ) 2. 2-3 jam ( )

131

3. < 2 jam ( )  Pernah menonton tayangan Entertainment News di Net TV 1. Ya ( ) 2. Tidak ( )  Frekuensi menonton tayangan Entertainment News di Net TV 1. Keseluruhan tayangan ( ) 2. ¾ Tayangan ( ) 3. ½ Tayangan ( )

A. STIMULUS

No. Pertanyaan Keterangan

SS S TS STS

 Setting Acara

1. Gambar tayangan Entertainment News jelas

2. Suara tayangan Enertainment News jelas

3. Latar tempat tayangan Entertainment News menarik

 Pembawa Acara

4. Penampilan pembawa acara Entertainment News menarik

5. Bahasa yang digunakan pembawa acara Entertainment News sopan dan mudah dimengerti

6. Sikap pembawa acara Entertainment News dalam membawakan acara baik

132

 Isi Tayangan

7. Tema yang ditayangkan Entertainment News bervariasi

8. Informasi yang ditayangkan Entertainment News berdasarkan fakta

9. Informasi yang ditayangkan Entertainment News bermanfaat

B. ORGANISM

No. Pertanyaan Keterangan

SS S TS STS

 Perhatian (Faktor Eksternal)

10. Saya memperhatikan Entertainment News karena alur gerakan penampilan tayangan yang unik dan berbeda

11. Saya memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini lebih menarik daripada yang lain dari segi latar, warna, dll.

12. Saya memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini adalah tayangan baru dan berbeda

13. Saya memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini tayang 4 kali dalam sehari dengan informasi yang selalu baru

133

 Perhatian (Faktor Internal)

14. Saya memperhatikan tayangan Entertainment News karena keinginan memperoleh pengalaman baru

15. Saya memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan untuk pemenuhan diri (memperkaya kualitas kehidupan dengan informasi)

16. Saya memperhatikan tayangan Entertainment News karena rasa keingintahuan terhadap tayangan ini

17. Saya memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebebasan dalam memilih tayangan

18. Saya memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan mencari identitas( eksistensi di kalangan mahasiswa)

19. Saya memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan

20. Saya memperhatikan Entertainment News karena faktor kemauan untuk menonton tayangan ini

 Pengertian/Pemahaman

21. Saya memahami Entertainment News karena

134

kepercayaan terhadap tayangan ini

22. Saya memahami Entertainment News karena sudah pernah mendapatkan informasi yang sama di masa lalu

 Penerimaan

23. Saya menerima tayangan Entertainment News

C. RESPON

No. Pertanyaan Keterangan

SS S TS STS

24. Respon saya terhadap tayangan ini adalah positif

25. Respon saya adalah reflexive respon yaitu respon yang relatif tetap positif

26. Respon saya adalah instrumental respon yaitu respon yang berkembang sesuai dengan apa yang ditayangakan oleh Entertainment News setiap harinya

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA 

135

NILAI TENDENSI RESPONDEN

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 2 2 1 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 2 4 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 3 1 1 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3

136

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 1 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 1 1 4 3 1 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 4 2 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 4 1 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 3

137

4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 4 2 2 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 1 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 0 2 2 2 3 0 0 8 7 0 4 5 6 8 9 1 2 8 6 3 1 1 9 8 5 6 2 2 3 1 2 6 6 2 9 0 6 6 2 3 1 0 8 6 4 9 5 5 4 9 S O T R I G R T M T A T E O U 2 O N 3 O S T L 8 T I 7 T P 8 A U 6 A S 4 A O 9 L S 3 L M 1 L N 8

138

139

140

141

142

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 Data Pribadi

Nama : Silvi Vanelia Sigiro Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Beringin, 28 januari 1990 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Tanjung Beringin Dusun IV Kec. Sumbul Kab. Dairi – SUMUT 22281 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen Protestan Telepon : 082298954400

 Latar Belakang Pendidikan

Formal 2009 – Sekarang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2005 – 2008 : SMA Santo Thomas 2 Medan 2002 – 2005 : SMP Negeri 2 Sumbul 1996 – 2002 : SD Impres 1 Tanjung Beringin

Non Formal 2002 – 2006 : Kursus Bahasa Inggris di Prima English 2011 : Kursus Bahasa Inggris LIA

 Organisasi 1. 2004 – 2005 : Bendahara OSIS SMP Negeri 2 Sumbul 2. 2011 – 2012 : Bendahara PMK di Untirta