Bantek RPI2-JM Bidang PU Cipta Karya PROV. Gorontalo

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bantek RPI2-JM Bidang PU Cipta Karya PROV. Gorontalo BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO BAB VI PROFIL KABUPATEN POHUWATO 6.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Kabupaten Pohuwato sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo, memiliki wilayah seluas 4.244,31 km2 (424.431 ha) atau sebesar 36,77 % dari total luas Provinsi Gorontalo, dengan ibukota di Marisa . Kabupaten Pohuwato merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Boalemo pada tahun 2003. Secara administrasi saat ini (tahun 2013) Kabupaten Pohuwato terdiri dari 13 kecamatan dan 103 desa/kelurahan. Kecamatan dan desa/kelurahan tersebut antara lain yakni sebagai berikut : 1. Kecamatan Popayato 2. Kecamatan Popayato Barat 3. Kecamatan Popayato Timur 4. Kecamatan Lemito 5. Kecamatan Wanggarasi 6. Kecamatan Marisa 7. Kecamatan Patilanggio 8. Kecamatan Buntulia 9. Kecamatan Duhiadaa 10. Kecamatan Randangan 11. Kecamatan Taluditi 12. Kecamatan Paguat 13. Kecamatan Dengilo Untuk kecamatan-kecamatan yang wilayahnya sebagian merupakan ibukota kabupaten (Kawasan Perkotaan Marisa) yakni terdiri dari : 1. Kecamatan Marisa terdiri dari 8 (delapan) desa, yakni: 1) Botubilotahu Indah, 2) Bulangita, 3) Marisa Selatan, 4) Marisa Utara, 5) Palopo, 6) Pohuwato, 7) Pohuwato Timur, dan 8) Teratai. Kabupaten Pohuwato | VI-1 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO 2. Kecamatan Duhiadaa terdiri dari 9 (sembilan) desa, yakni: 1) Bulili, 2) Buntulia Barat, 3) Buntulia Jaya, 4) Buntulia Selatan, 5) Duhiadaa, 6) Mekar Jaya, 7) Mootilango, 8) Padengo, dan 9) UPT Duhiadaa. 3. Kecamatan Buntulia terdiri dari 7 (tujuh) desa, yakni: 1) Buntulia Tengah, 2) Buntulia Utara, 3) Hulawa, 4) Karya Indah, 5) Sipatana, 6) Taluduyunu, dan 7) Taluduyunu Utara. Adapun batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Pohuwato adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buol (Provinsi Sulawesi Tengah) dan Kabupaten Gorontalo Utara; Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini; Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Parigimoutong dan Kabupaten Buol (Provinsi Sulawesi Tengah); Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Boalemo. Selengkapnya mengenai kondisi administrasi wilayah Kabupaten Pohuwato sampai dengan tahun 2013 terlihat pada tabel 6.1 berikut ini: Tabel 6. 1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Di Kabupaten Pohuwato Tahun 2013 JUMLAH NO. KECAMATAN LUAS (KM2) KETERANGAN DESA/KEL. 1. Paguat 560,93 11 Induk 2. Dengilo 242,39 5 Pemekaran 2008 3. Marisa 34,65 8 Induk 4. Buntulia 375,64 7 Pemekaran 2008 5. Duhiadaa 39,53 8 Pemekaran 2008 6. Taluditi 159,97 6 Pemekaran 2008 7. Lemito 619,5 8 Induk 8. Wanggarasi 188,08 7 Pemekaran 2008 9. Popayato 90,92 10 Induk 10. Popayato Barat 578,24 7 Pemekaran 2008 11. Popayato Timur 723,74 7 Pemekaran 2008 12. Randangan 331,9 13 Pemekaran 2008 13. Patilanggio 298,82 6 Pemekaran 2008 Jumlah 4.244,31 103 Sumber : RTRW Kab. Pohuwato Tahun 2010-2030 Kabupaten Pohuwato secara geografis terletak antara 0o 22’ – 0o 57’ Lintang Utara dan 121o 23’ – 122o 19’ Bujur Timur. Kabupaten Pohuwato secara geomorfologis merupakan wilayah tiga dimensi, yakni dataran, perbukitan/pegunungan, dan perairan (laut Teluk Tomini). Selengkapnya mengenai batasan administrasi wilayah Kabupaten Pohuwato secara visualisasi seperti terlihat pada gambar 6.1 Kabupaten Pohuwato | VI-2 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO Gambar 6. 1 Peta Wilayah Adminitrasi Kabupaten Pohuwato Kabupaten Pohuwato | VI-3 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO 6.2. Gambaran Demografi 6.2.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Pohuwato pada tahun 2013 berpenduduk sebanyak 142.066 jiwa yang tersebar di 13 wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan sebesar 33 jiwa/km2. Wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 2014 adalah Kecamatan Marisa (ibukota kabupaten) yakni sebanyak 20.432 jiwa dengan tingkat kepadatan sebanyak 250 jiwa/km2. Sementara wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Wanggarasi yakni hanya sebanyak 4855 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 28 jiwa/km2. Dalam hal kepadatan penduduk, Kecamatan Marisa merupakan wilayah yang terpadat penduduknya, hal ini cukup beralasan mengingat wilayah ini memang merupakan ibukota kabupaten (seluruh wilayahnya merupakan kawasan perkotaan) yang didalamnya cukup tersedia berbagai fasilitas pelayanan sosial, ekonomi, dan budaya, pusat pelayanan pemerintahan kabupaten, dan tentunya diikuti dengan tempat pemusatan permukiman penduduk. Hal ini dapat terlihat secara fisik, bahwa di Kecamatan Marisa terdapat banyak bangunan-bangunan fasilitas pelayanan skala kabupaten yang mengindikasikan bahwa kawasan ini merupakan kawasan perkotaan. Selengkapnya mengenai jumlah dan persebaran penduduk di Kabupaten Pohuwato pada tahun 2014 seperti terlihat pada tabel 6.2 berikut ini. Tabel 6. 2 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Pohuwato Tahun 2009-2013 Kecamatan Kepadatan Jumlah Penduduk Jiwa/Km2 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kec. Popayato 106 9.423 9.539 9.775 9.662 9638 Kec. Popayato Barat 13 6.847 6.879 7.281 7.471 7359 Kec. Popayato Timur 11 7.599 7.917 8.137 8.134 8074 Kec. Lemito 18 10.987 11.586 11.789 11.135 11135 Kec. Wanggarasi 26 3.955 4.859 5.011 4.899 4855 Kec. Marisa 250 16.719 18.058 18.510 19.551 20432 Kec. Patilanggio 33 8.512 9.008 9.238 9.549 9862 Kec. Buntulia 30 10.377 10.742 10.688 11.002 11359 Kec. Duhiadaa 305 11.008 11.221 11.422 11.630 12047 Kec. Randangan 52 13.754 14.444 15.383 16.521 17175 Kec. Taluditi 52 6.717 6.992 7.407 8.066, 8387 Kec. Paguat 28 15.629 15.987 16.111 15.685 15947 Kec. Dengilo 24 5.368 5.674 5.829 5.805 5796 Jumlah 33 126.895 132.906 136.581 139.110 142.066 Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2014 6.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Pohuwato khususnya lima tahun terakhir (tahun 2009 - 2013) adalah rata-rata sebesar 2,28 % pertahun, atau jauh lebih tinggi Kabupaten Pohuwato | VI-4 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk nasional yang hanya sebesar 1,17% pertahun dan mendekati angka pertumbuhan penduduk perkotaan nasional yakni sebesar 5,89 % pertahun. Angka pertumbuhan ini cukup signifikan memberikan harapan terhadap bertambahnya potensi sumberdaya manusia, guna mengelola potensi-potensi sumber daya alam wilayah yang cukup tersedia demi kesejahteraan masyarakat, yang juga berarti akan mempercepat laju perkembangan dan pembangunan daerah secara umum, baik itu kawasan perkotaan (urban) maupun kawasan perdesaan (rural). Tabel 6. 3 Jumlah Penduduk (Jiwa) Kab. Pohuwato, 2009-2013 Tahun Jumlah Penduduk (1) (2) 2009 126,895 2010 132,906 2011 136,581 2012 139,110 2013 142,066 Rata-rata pertumbuhan 2.28% Sumber: Diolah dari data BPS Kabupaten Pohuwato, 2014 6.2.3. Struktur Penduduk A. Menurut Jenis Kelamin Struktur penduduk Kabupaten Pohuwato tahun 2013 hampir sama dengan daerah- daerah lainnya dimana penduduk berjenis kelamin laki-laki masih lebih besar jumlahnya dibanding penduduk perempuan yakni berjumlah 72.476 jiwa, sementara penduduk berjenis kelamin perempuan berjumlah sebanyak 69.590 jiwa. Hal ini tercermin pula dari angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100, yaitu 103 %, yang berarti dari setiap 100 orang perempuan terdapat 103 orang laki-laki. B. Menurut Kelompok Umur Struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Pohuwato menunjukkan jumlah penduduk kelompok umur produktif (15 – 60 tahun) lebih tinggi dibanding dengan kelompok umur non produktif (0 – 14, dan > 60 tahun). Data tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk produktif sebanyak 94.297 jiwa atau sebesar 66%, sementara penduduk non produktif sebanyak 47.769 jiwa atau sebesar 34%. Selengkapnya mengenai struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Pohuwato tahun 2013 seperti terlihat pada tabel 6.4 berikut ini. Kabupaten Pohuwato | VI-5 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO Tabel 6. 4 Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Pohuwato Tahun 2013 Umur Laki perempuan Jumlah Sumber: Kabupaten Pohuwato Dalam Angka, Tahun, 2014 6.3. Gambaran Topografi Kondisi topografi wilayah Kabupaten Pohuwato secara umum bertopografi variatif, yakni 0 – 200 m dpl tersebar di daerah pesisir Teluk Tomini, dominan meliputi wilayah Kecamatan Marisa, Duhiadaa, Patilanggio, Paguat, dan Randangan. Sementara wilayah dengan topografi dominan pada ketinggian 200 – 500 m dpl tersebar pada wilayah Kecamatan Lemito, dan Popayato Timur. Selain itu kondisi topografi wilayah 500 – 1.000 m dpl dominan tersebar di wilayah Kecamatan Popayato dan Taluditi. Sedangkan wilayah Kecamatan Popayato Barat sebagian wilayahnya berada pada topografi 1.000 – 1.500 m dpl terutama areal yang berbatasan dengan Kabupaten Parigimoutong. Selengkapnya mengenai kondisi topografi wilayah Kabupaten Pohuwato secara visualisasi seperti terlihat pada gambar 6.2 Kabupaten Pohuwato | VI-6 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO Gambar 6. 2 Peta Topogafi Kabupaten Pohuwato Kabupaten Pohuwato | VI-7 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO 6.4. Gambaran Geohidrologi Kabupaten Pohuwato mempunyai beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti DAS Randangan, DAS Popayato yang kesemuanya bermuara ke Teluk Tomini. Sungai Randangan merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Pohuwato yakni memiliki panjang aliran 95,8 km, lalu Sungai Malango dengan panjang aliran 91,5 km, kemudian Sungai Popayato dengan panjang aliran 40,6 km. DAS Randangan meliputi wilayah seluas ± 290.000 ha dengan
Recommended publications
  • Socio-Historical Background of the Bajo Tribe in Tomini Bay
    Asian Culture and History; Vol. 10, No. 2; 2018 ISSN 1916-9655 E-ISSN 1916-9663 Published by Canadian Center of Science and Education Socio-Historical Background of the Bajo Tribe in Tomini Bay Muhammad Obie1 1 Department of Sociology, State Islamic University of Sultan Amai Gorontalo, Indonesia Correspondence: Muhammad Obie, Department of Sociology, State Islamic University of Sultan Amai Gorontalo, Indonesia. Tel: 62-81354790642. E-mail: [email protected] Received: July 8, 2018 Accepted: August 10, 2018 Online Published: August 31, 2018 doi:10.5539/ach.v10n2p73 URL: http://dx.doi.org/10.5539/ach.v10n2p73 Abstract This research aimed to analyze the socio-historical background of the Bajo Tribe to gain an academic explanation of the existence of the Bajo Tribe in Tomini Bay. Data collection techniques were conducted through indepth interview, passive participation observation, and Focused Group Discussion (FGD). Data collection was also done through literature study by collecting documents related to this research topic. The results showed that the Bajo tribe who currently live and settle in Tomini Bay is believed to be moving from the bay of Bone, South Sulawesi. They ran the ocean to form settlements in Tomini Bay. The Bajo tribal settlement in Tomini Bay was originally called Toro Siajeku which in 1901 was inaugurated by the Dutch Colonial Government into a village. The inauguration of the settlement which has now changed its name to Torosiaje Village is the momentum of the solidifying of sedentary life for the Bajo Tribe community in Tomini Bay. Keywords: Socio-history, Bajo tribe, Sea nomads, Tomini bay 1.
    [Show full text]
  • Mapping Indonesian Bajau Communities in Sulawesi
    Mapping Indonesian Bajau Communities in Sulawesi by David Mead and Myung-young Lee with six maps prepared by Chris Neveux SIL International 2007 SIL Electronic Survey Report 2007-019, July 2007 Copyright © 2007 David Mead, Myung-young Lee, and SIL International All rights reserved 2 Contents Abstract 1 Background 2 Sources of data for the present study 3 Comparison of sources and resolution of discrepancies 3.1 North Sulawesi 3.2 Central Sulawesi 3.3 Southeast Sulawesi 3.4 South Sulawesi 4 Maps of Bajau communities in Sulawesi 5 The Bajau language in Sulawesi 5.1 Dialects 5.2 Language use and language vitality 5.3 Number of speakers Appendix 1: Table of Bajau communities in Sulawesi Appendix 2: Detailed comparisons of sources Appendix 3: Bajau wordlists from Sulawesi Published wordlists Unpublished wordlists References Works cited in this article An incomplete listing of some other publications having to do with the Bajau of Sulawesi 3 Mapping Indonesian Bajau Communities in Sulawesi Abstract The heart of this paper is a set of six maps, which together present a picture of the location of Indonesian Bajau communities throughout Sulawesi—the first truly new update since the language map of Adriani and Kruyt (1914). Instead of the roughly dozen locations which these authors presented, we can say that at present the Bajau live in more than one hundred fifty locations across Sulawesi. In order to develop this picture, we gleaned information from a number of other sources, most of which treated the Bajau only tangentially. 1 Background Two difficulties face the researcher who would locate where the Indonesian Bajau (hereafter simply ‘Bajau’)1 live across the island of Sulawesi.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN Prakarsa dasar Kabupaten Pohuwato dalam menyelenggarakan otonomi melalui penyusunan dan pelaksanaan kebijakan publik adalah serangkaian usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan dasar termasuk didalamnya melaksanakan peningkatan pelayanan dibidang kesehatan, Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok Dinas Kesehatan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Pohuwato adalah Membantu Bupati dalam Menyelenggarakan Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana melalui Peningkatan Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. serta pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas. Berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Daerah Kabupaten Pohuwato 2011 – 2015 setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi serta program pokok yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun 2015. Dengan memperhatikan arti dan makna, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Pohuwato 2011–2015 adalah : Dimana pembangunan kesehatan diharapkan telah dapat mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menyediakan dan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Profil Kesehatan Kabupaten Pohuwato Tahun 2011 1 Untuk merealisasi atau
    [Show full text]
  • Government Policies and Ethnical Diversity Under Multiculturalism
    Article Komunitas: International Journal of Government Policies and Indonesian Society and Culture 9(1) (2017): 37-47 DOI:10.15294/komunitas.v9i1.6456 Ethnical Diversity © 2017 Semarang State University, Indonesia p-ISSN 2086 - 5465 | e-ISSN 2460-7320 Under Multiculturalism: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas UNNES JOURNALS The Study of Pohuwato Regency Sastro M Wantu1 1Faculty of Social Sciences, State University of Gorontalo, Indonesia Received: 22 June 2016; Accepted: 20 March 2017; Published: 30 March 2017 Abstract This paper describes the construction of ethnic integration in Pohuwato local government policies which is supported by community under Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversiy) and multiculturalism. This research employed qualitative approach with the aim of tracing and analyzing social harmony from various ethnici- ties existing in society and government policy Pohuwato Regency. The instruments of the study included data, facts and concepts that were relevant. This study aimed to see the problem of segregation within societies by primordial groups to solve ethnic integration in which ethnic groups are bound together. There are two regional policies (1) controlling inter-ethnic relations and constructing the model of Gorontalo com- munity as an important element of social, cultural and political aspect which uphold openness and toler- ance; and (2) using deliberative public space in order to achieve harmonious atmosphere between pub- lic (community) with the government in protecting the diversity. Therefore, it can be concluded that ethnic communities residing in Pohuwato Regency are bound to unite by the desire to improve new and better lives between immigrants and local communities. This desire becomes a symbol of unity based on mutual respect for different values to​​ achieve the integration or unity of multicultural ethnic groups.
    [Show full text]
  • Cover Direktori
    Katalog BPS: 1305071 * ( 6 1 http://www.bps.go.id * ( 6 1 http://www.bps.go.id DIREKTORI PELABUHAN PERIKANAN DAN PERUSAHAAN PERIKANAN 2009 ISBN : 978-979-064-089-4 Nomor Publikasi : 05220.0904 Katalog BPS : 1305071 Ukuran Buku : 21 x 29.7 cm Jumlah Halaman : ix + 227 halaman Naskah: Subdirektorat Statistik Perikanan Gambar Kulit: Subdirektorat Statistik Perikanan Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia Dicetak oleh: ...................................... http://www.bps.go.id Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya DIREKTORI PELABUHAN PERIKANAN DAN PERUSAHAAN PERIKANAN, 2009 i KATA PENGANTAR Publikasi Direktori Pelabuhan Perikanan dan Perusahaan Perikanan 2009 merupakan terbitan pertama dari Badan Pusat Statistik yang memuat daftar nama dan alamat pelabuhan perikanan dan perusahaan perikanan, baik penangkapan maupun budidaya di seluruh Indonesia. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan atas kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) yang telah memberikan kontribusi berupa informasi awal sebagai bahan updating di lapangan sehingga publikasi ini dapat terwujud. Diharapkan informasi ini dapat berguna sebagai salah satu pendukung dalam kegiatan perstatistikan, khususnya di bidang perikanan. Kami menyadari publikasi ini masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran dari pengguna data menuju penyempurnaan di masa mendatang sangat diharapkan. Semoga publikasi ini bermanfaat. Jakarta, Juni 2009 Kepala Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id Rusman Heriawan ii
    [Show full text]
  • 27900405Lampiran PMA Nomo
    - 1+13 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN NAMA-NAMA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN Kantor Wilayah No. Kementerian Kantor Kementerian Agama Kecamatan Kedudukan Agama 2 3 4 5 1 Prov. Aceh 1 Kab. Aceh Selatan 1 Labuhan Haji Barat Jln. Nasional Tapak Tuan-Banda Aceh No. 3 2 Labuhan Haji Jln. PU Tapak Tuan-Meulaboh Kec. Labuhan Haji Aceh Selatan 3 Labuhan Haji Timur Jl. Nasional B. Aceh Meulaboh Kec. Labuhan Haji Timur 4 Meukek Jl. Abbas Hasyem, Nomor 26 5 Sawang Jl. Tapak Tuan Blang Pidie 6 Samadua Desa Ladang Kasik Putih Kec. Samadua 7 Tapak Tuan Jl. T. Raja Angkasah, Nomor. 89, Kec. Tapaktuan 8 Pasie Raja Jl. TapakTuan-Medan , Km 20 9 Kluet Utara Jl. T. Meurah Adam 10 Kluet Tengah Jln. Imam Sabil 11 Kluet Selatan Jln. Dussun Pantai , Ds. Suak Bakung 12 Kluet Timur Jl. Keudee Runding-Paya Dapur Kec. Kluet Timur Kab. Aceh Selatan 13 Bakongan Jln. T. Cut. Ali, Keude Bakongan 14 Bakongan Timur Jln. Nasional No. 75. Sawah Tingkem 15 Trumon Jln. Tapak-Medan , Gampong Keudee Trumon 16 Trumon Timur Jln. Nasional Trumon Tinur 2 Kab. Aceh Timur 17 Simpang Ulim Jl. Medan-Banda Aceh 18 Julok Jl. Medan-Banda Aceh 19 Nurussalam Jl. Medan-Banda Aceh/Balai Gp. Keude Bagok 20 Darul Aman Jl. Banda Aceh- Medan Idi Cut 21 Idi Rayeuk Jl. Banda Aceh- Medan Km. 366 Gp. Jalan 22 Peureulak Jl. T. Chik H. M. Thaib No. 2 Peurelak 23 Ranto Peureulak Jl. Lokop Gp. Arul Duren 24 Rantau Selamat Jl.
    [Show full text]
  • (1) Pengantar & Inovasi Teknologi 2012
    Foreword he future challenges of agricultural development are getting heavier, Tgiven the increasing problems and constraints faced by farmers in the production and release themselves from the poverty entanglements. Global climate change, environmental issues, free trade, land degradation, conversion of productive land for non-agricultural purposes, land fragmentation, pest and disease development, farmers’ lack of capital and declining interest of younger generation to do business in agriculture are the actual problems to be solved. Meanwhile, the population growth rate remains high, demanding the supply of agricultural products in sufficient quantities and in sustainable manner. Experiences indicated that most of the problems faced by farmers in the field can be overcome by the application of technology. Referring to the four successful targets of the Ministry of Agriculture in 2010-2014, the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) continues to generate technological innovations to address the problems of farming. In 2012, IAARD produced various technological innovations, such as land management, new improved varieties, cultivation and postharvest technology of various agricultural commodities, mechanization, institutional innovations and alternative agricultural development policies. This annual report contains parts of the information on technological and institutional innovations generated by IAARD in the year 2012 and expected to be a reference for agricultural development. The report also serves as the accountability of IAARD in resources management funded from the 2012 budget. I would like to express my appreciation and gratitude to all those who have contributed in agricultural research and development and prepared the annual report. Jakarta, April 2013 Director General of Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Ministry of Agriculture, Republic of Indonesia Dr.
    [Show full text]
  • 2018-2019 Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2018-2019 KATA PENGANTAR
    TIM PENYUSUN Pengarah : Dr. Ir. Riwantoro, MM Editor : Jhon Hendra, SP, M.Si Dr. Maya Safrina S., STP., MM. Sri Rebecca S., STP., M.Si. Pengolah data dan Naskah : Agus Rahadi Rubiatun Ratih Rosyiati Ikin Sodikin Nurhikmah Diajeng Rochma I. Ella Winda R Chandra Hidorat Asep Herdiana Nikki Retyandi ii Direktori KegiatanDatabase Kawasan KRPL 2018-2019 Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2018-2019 KATA PENGANTAR Sejak tahun 2010, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian telah melaksanakan upaya pemanfaatan lahan pekarangan melalui kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam rangka mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan dan pemenuhan gizi masyarakat serta mewujudkan hidup sehat, aktif dan produktif. Pada tahun 2019, telah dilaksanakan kegiatan KRPL Tahap Penumbuhan sebanyak 2.300 kelompok (terdiri dari 1.556 kelompok regular dan 744 kelompok program #BEKERJA) dan Tahap Pengembangan sebanyak 2.300 kelompok. Buku “Direktori Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2018-2019 ini memuat data dan informasi kelompok penerima manfaat kegiatan KRPL yang diklasifikasikan per provinsi per kabupaten dilengkapi dengan nomor kontak penanggungjawab provinsi, pendamping kabupaten/kota dan pendamping desa/kelompok. Demikian kami sampaikan kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan buku direktori ini. Kami berharap, buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terkait dengan kegiatan KRPL dalam upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Plt. Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan,
    [Show full text]
  • Gubernurgorontalo Peraturangubernurgorontalo Nomor 66 Tahun2018
    GUBERNURGORONTALO PERATURANGUBERNURGORONTALO NOMOR 66 TAHUN2018 TENTANG PELAKSANAANTUJUANPEMBANGUNANBERKELANJUTAN TAHUN2018 - 2022 DENGANRAHMATTOHANYANGMAHAESA GUBERNURGORONTALO, Menimbang a. bahwa untuk pencapaian sasaran tujuan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Gorontalo perlu menetapkan kebijakan daerah dalam sebuah rencana aksi daerah; b. bahwa sesuai Instruksi Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Gubernur menyusun Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 5 (lima)Tahunan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur Gorontalo tentang. Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2018-2022; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4060); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 -2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerlntahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
    [Show full text]
  • Area Jangkauan Indah Logistik
    Daerah Mana Saja yang Termasuk dalam Jangkauan Jasa Kirim Indah Logistik? AREA JANGKAUAN AREA JANGKAUAN PROVINSI KOTA/ KABUPATEN KAWASAN PENJUAL PEMBELI BALI KAB. KARANGASEM ABANG Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM BEBANDEM Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM KARANG ASEM Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM KUBU Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM MANGGIS Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM RENDANG Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM SELAT Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM SIDEMEN Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. GIANYAR BELAH BATUH (BLAHBATUH) Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KLUNGKUNG NUSAPENIDA Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BULELENG BANJAR Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BULELENG BUSUNGBIU Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. TABANAN KEDIRI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. TABANAN SELEMADEG / SALEMADEG BARAT Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. TABANAN SELEMADEG / SALAMADEG TIMUR Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. GIANYAR GIANYAR Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG ABIANSEMAL Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG KUTA Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG KUTA SELATAN Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG KUTA UTARA Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG MENGWI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG PETANG Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI BANGLI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI KINTAMANI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI SUSUT Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI TEMBUKU Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB.
    [Show full text]
  • Bantek Rpi2-Jm Bidang Pu Cipta Karya Prov. Gorontalo
    BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO BAB III RTRW SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. 3.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang bertujuan untuk mewujudkan; 1) Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; 2) Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; 3) Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; 4) Keterpaduan pemanfaatan
    [Show full text]
  • Perkembangan Penetapan Kawasan Hutan Kementerian
    116°0'0"E 120°0'0"E 124°0'0"E 128°0'0"E P E T A PERKEMBANGAN PENETAPAN KAWASAN HUTAN / / / // / // // / / / / / / / / / / / / / / / // / / / / / / / / // / / / / / / / / / / / / / / / / / / / // / / / / / / / // / / / / / / / / / / 84 / / / /// / / / / / /// / / / / // // // // / / / // / / / / / / /// // / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / // / / / / / PULA U S ULAW ES I / / // 121 / !(Beo / // // / // / / / / Nunukan / !( / / / (PRO V INS I S ULAW ES I UTARA , G O RO NTALO , / / / / 83 71127 / / SULAW E SI B ARAT, S ULAW ES I T ENG AH , / / / / / / / / / SULAW E SI S ELATAN DAN S ULAW ES I TE NG G ARA ) / / / / / / / / / / / / / 0 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 Km / / / / / / / / !(Kendahe / / / / 0 2 4 6 8 10 Cm / / / / / Malinau / !( / / // / / / / / / / / SKALA 1:1.800.000 / / / / // / / / / / / / / / / !(Tarakan / / / / / // / / / / / / / / / / / / / / / U / / / / / / / / // / / / / / / / / / / / / / / / / // / / / / / / / / / / / / / / / / / !( Tanjungselor / / / /// / / / // Ondongsiau / / L a u t S u l a w e s i !( / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / ± / / / / / / / / // / /// / / / / / / / / / / // / / / / / // / / !( Buhias / / / / // / // // / / / // / / / / / / / Tanjungredeb / !( / / / / KET ERANG AN : / / / // / / / N N / / / / / / / / / / " " / / / / / 0 0 / / / ' ' / / / / / / 0 0 / / / / / / / ° ° / / 2 2 / / / Sungai dan Anak Sungai / / // / / / / / / / / / /// / / / / / / / / / / / // // / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / "/ / // Ibukota Provinsi / / / /// / // / // / /// / / // // / /
    [Show full text]