Alih Fungsi Hutan Mangrove Dalam Kawasan Cagar Alam

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Alih Fungsi Hutan Mangrove Dalam Kawasan Cagar Alam ALIH FUNGSI HUTAN MANGROVE DALAM KAWASAN CAGAR ALAM TANJUNG PANJANGDI KABUPATEN POHUWATO (The Conversion of Mangrove Forest in the Conservation Area in Tanjung Panjang of Pohuwato Regency) DI SUSUN OLEH ERIK KALAHA P3600212057 PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 i ii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini: NAMA : ERIK KALAHA NIM : P3600212057 PROGRAM STUDI : MAGISTER KENOTARIATAN Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “ALIH FUNGSI HUTAN MANGROVE DALAM KAWASAN CAGAR ALAM TANJUNG PANJANG DI KABUPATEN POHUWATO” adalah benar- benar karya saya sendiri, hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberikan tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya diatas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik atas perbuatan tersebut. Makassar, Mei 2015 Yang membuat pernyataan Erik kalaha iii ABSTRAK Erik Kalaha, Alih Fungsi Hutan Mangrove Dalam Kawasan Cagar Alam Tanjung Panjang (dibimbing oleh Abrar Saleng dan Sri Susyanti Nur) Penelitian ini bertujuan Mengetahui pengaruh Penerapan UU No. 32 tahun 2004 tentangOtonomi Daerah terhadapSumberDayaAlam. Mengetahui status hukumpenguasaanlahan di kawasanhutanCagarAlamTanjungPanjang dan mengetahui upaya pemerintah daerah dalammengendalikanalihfungsihutan mangrove di kawasanCagarAlamTanjungPanjang. Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah sosioyuridis. Penelitian ini menggunakan pendekatan berdasarkan undang-undang dan aturan yang berlaku. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwapemerintahdaerahmenyelenggarakanurusanpemerintahan telah menerapkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah sesuai dengan kewenangannya, kecuali urusan pemerintah yang ditentukan oleh UU berdampak negatif terhadap pengurusan Sumber Daya Alam.Penguasaan hutan yang berada dalam kawasan Cagar Alam Tanjung Panjang Statusnya ilegal karena tidak memiliki izin dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah desa.Upaya pemerintah daerah dalam mengendalikan alih fungsi hutan Cagar Alam Tanjung Panjang belum maksimal karena kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang pengawasan tehadap kawasan Cagar Alam Tanjung Panjang. Kata kunci: Otonomi Daerah, Sumber Daya Alam, Tanjung Panjang. iv ABSTRACT ERIK KALAHA. The Conversion of Mangrove Forest in the Conservation Area in Tanjung Panjang of Pohuwato Regency (supervised by Abrar Saleng and Sri Susyanti Nur). The study aims to investigate the effect of the application of lawNo. 32 of 2004 of regional autonomy on natural resouces, reveral the legal status of the ownership of land in the consevation area of Tanjung Panjang, and describe the local government’s effort in controlling the conservation of mangrove forest into a cultivated area. It is a socioyuridis study making use of the current iwaas and regulation. The data were collected by meansof interview, observation and documentary study. The study indicates that the regional government has applited Law No 32 of 2004 of regional autonomy to manage its own affairs in line with its authority unless the government affairs which according to this law have a negtive effect on the management of natural resources. Fish pond businesses dwelling within the conservation area of Tanjung Panjang have an illegal status due to the absence of permit from the regional and village government. The regional government’s endeavour to control the conservation of forest in the conservation area of Tanjung Panjang is not optimal due to the limited infrastructur and facilitiesin supporting the supervision of such area Tanjung Panjang. Keywords: regional autonomy, natural resources, conservation area of Tanjung Panjang. v KATA PENGANTAR Bissmillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala. Kita panjatkan puji syukur kepada-Nya, hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan dan ampunan. Kami berlindung kepadanya dari kejahatan diri kami dan keburukan amal kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada yang akan menyesatkannya, dan barang siapa yang dia sesatkan, maka tidak ada seorangpun yang mampu memberikannya petunjuk. Alhamdulillah dengan segala keterbatasan yang ada pada penulis, terutama waktu dan kesempatan, akhirnya penulis dapat merampungkan Tesis yang berjudul “ALIH FUNGSI HUTAN MANGROVE DALAM KAWASAN CAGAR ALAM TANJUNG PANJANG DI KABUPATEN POHUWATO” Mengingat pentingnya penulisan ini terutama bagi penulis dalam menempuh ujian akhir Strata Dua, maupun bagi mahasiswa lainnya sebagai penambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang hukum Kehutanan. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan rasa hormat kepada yang tercinta kedua orang tua penulis ayahanda Silahudin Kalaha dan ibunda Hadidjah Abd Rahman yang telah memberikan kasih vi sayang tak terhingga kepada penulis dan selalu menghanturkan doa yang tulus disetiap sujudnya demi kebaikan penulis. Penulis bersyukur atas karunia Allah S.W.T yang telah menitipkan penulis pada kedua sosok yang menjadi teladan dan panutan disetiap kehidupan penulis. Insya Allah penulis dapat mempersembahkan yang terbaik bagi kebahagiaan mereka berdua kelak didunia maupun di akhirat. Penulis menyadari meskipun maksimalnya usaha seseorang, pasti tidak akan lepas dari kelalaian dan kesempurnaan, sehingga dengan kehendak Allah yang telah memberikan kemudahan melalui petunjuk dan arahan dari Komisi Penasihat serta pihak yang telah memberikan kritikan maupun masukan yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan serta rasa hormat penulis kepada: Komisi Penasihat tesis yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H., M.H. dan ibu Dr. Sri Susyanti Nur, S.H., M.H. Selaku Ketua dan Anggota Penasihat, atas perhatian, kesabaran, bimbingan, pemberian ilmu, arahan serta motivasi yang diberikan, semoga Allah membalas ketulusan hati dengan hal yang lebih baik. Terima kasih kepada Komisi Penguji ibu Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum., Bapak Dr. Anshori Ilyas, S.H., M.H., dan bapak Dr. Syamsudin Muchtar, S.H., M.H., atas waktu, perhatian, arahan serta masukan yang sangat berharga demi menyempurnakan tesis ini, semoga vii Allah S.W.T selalu mencurahkan kesehatan sehingga bisa memberikan banyak manfaat pada mahasiswa kedepan. Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada: 1. Rektor Universitas Hasanuddin, beserta staf; 2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, besertaWakil Dekan I, Wakil Dekan II serta Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. 3. Dr. Nurfaidah Said, S.H., M.H., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, beserta staf Ibu Eppy dan Pak Aksa, atas segala bantuan dan dukunganyang diberikan selama pendidikan di Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin; 4. Seluruh Dosen pengajar Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis; 5. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kab. Pohuwato, Kepala Dinas Kehutan Pertambangan dan Energi Kab. Pohuwato, Japesda dan MMF ( mangrove for the future) Provinsi Gorontalo terima kasih atas waktu dan kerja samanya, baik dengan memberikan data, saran dan masukan selama melakukan penelitian. viii 6. Saudari penulis Rahmawaty Kalaha, S.Ip dan kakak ipar Ramli Pakeu, S.Ip yang menjadi teladan dan motivator bagi penulis untuk bisa menjadi seseorang yang lebih baik dunia dan akhirat. Semoga kalian semua selalu dilimpahkan kesahatan oleh Allah S.W.T; 7. Zihan Varelina Septiany Pakeu, Dwi Febyansyah Pakeu ponakan penulis yang setiap hari memperdengarkan suara lucunya demi memberi semangat dan motivasi kepada penulis. 8. Rekan-rekan mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, khususnya angkatan 2012 yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, semoga kita semua akan sukses kedepannya; 9. Terima kasih kepada kawan Gerta Silamba S.H. M.Kn, Randi Tampake S.H. M.Kn, Risko Monoarfa S.H, M.Kn, Abdi Triana Rachman S.H, M.Kn, Kasim Abdul Hamid S.Hi. M.H. Danil Gonci S.H. M.Kn. Irwanto S.H, M.Kn, Nurhaedah Hasan S.H, M.Kn. Nur Alamsyah S.H, M.Kn. Khusnul Khatimah Abrar S.H, M.Kn. Lucky Walo S.H, M.Kn. Andi Malombasi S.H, M.Kn, Fitri Ayuningsi S.H.,M.Kn. Dr. Muhammad Fitriadi S.H., M.H Dan kawan-kawan yang tidak sempat disebutkan namanya. 10.Terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin angkatan 2011. ix Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tesis ini sehingga membutuhkan masukan dalam menyempurnakan dari segala sisi, dan sangat diharapkan saran-saran membangun dari dosen maupun pembaca lainnya baik ditinjau dari segi teknis penulisan maupun substansi penulisannya. Akhirnya sebagai penutup penulis mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Makkassar, mei 2015 Penulis Erik Kalaha x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS…………………………………….. iii ABSTRAK ........................................................................................ iv ABSTRACK...................................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................
Recommended publications
  • Socio-Historical Background of the Bajo Tribe in Tomini Bay
    Asian Culture and History; Vol. 10, No. 2; 2018 ISSN 1916-9655 E-ISSN 1916-9663 Published by Canadian Center of Science and Education Socio-Historical Background of the Bajo Tribe in Tomini Bay Muhammad Obie1 1 Department of Sociology, State Islamic University of Sultan Amai Gorontalo, Indonesia Correspondence: Muhammad Obie, Department of Sociology, State Islamic University of Sultan Amai Gorontalo, Indonesia. Tel: 62-81354790642. E-mail: [email protected] Received: July 8, 2018 Accepted: August 10, 2018 Online Published: August 31, 2018 doi:10.5539/ach.v10n2p73 URL: http://dx.doi.org/10.5539/ach.v10n2p73 Abstract This research aimed to analyze the socio-historical background of the Bajo Tribe to gain an academic explanation of the existence of the Bajo Tribe in Tomini Bay. Data collection techniques were conducted through indepth interview, passive participation observation, and Focused Group Discussion (FGD). Data collection was also done through literature study by collecting documents related to this research topic. The results showed that the Bajo tribe who currently live and settle in Tomini Bay is believed to be moving from the bay of Bone, South Sulawesi. They ran the ocean to form settlements in Tomini Bay. The Bajo tribal settlement in Tomini Bay was originally called Toro Siajeku which in 1901 was inaugurated by the Dutch Colonial Government into a village. The inauguration of the settlement which has now changed its name to Torosiaje Village is the momentum of the solidifying of sedentary life for the Bajo Tribe community in Tomini Bay. Keywords: Socio-history, Bajo tribe, Sea nomads, Tomini bay 1.
    [Show full text]
  • Mapping Indonesian Bajau Communities in Sulawesi
    Mapping Indonesian Bajau Communities in Sulawesi by David Mead and Myung-young Lee with six maps prepared by Chris Neveux SIL International 2007 SIL Electronic Survey Report 2007-019, July 2007 Copyright © 2007 David Mead, Myung-young Lee, and SIL International All rights reserved 2 Contents Abstract 1 Background 2 Sources of data for the present study 3 Comparison of sources and resolution of discrepancies 3.1 North Sulawesi 3.2 Central Sulawesi 3.3 Southeast Sulawesi 3.4 South Sulawesi 4 Maps of Bajau communities in Sulawesi 5 The Bajau language in Sulawesi 5.1 Dialects 5.2 Language use and language vitality 5.3 Number of speakers Appendix 1: Table of Bajau communities in Sulawesi Appendix 2: Detailed comparisons of sources Appendix 3: Bajau wordlists from Sulawesi Published wordlists Unpublished wordlists References Works cited in this article An incomplete listing of some other publications having to do with the Bajau of Sulawesi 3 Mapping Indonesian Bajau Communities in Sulawesi Abstract The heart of this paper is a set of six maps, which together present a picture of the location of Indonesian Bajau communities throughout Sulawesi—the first truly new update since the language map of Adriani and Kruyt (1914). Instead of the roughly dozen locations which these authors presented, we can say that at present the Bajau live in more than one hundred fifty locations across Sulawesi. In order to develop this picture, we gleaned information from a number of other sources, most of which treated the Bajau only tangentially. 1 Background Two difficulties face the researcher who would locate where the Indonesian Bajau (hereafter simply ‘Bajau’)1 live across the island of Sulawesi.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN Prakarsa dasar Kabupaten Pohuwato dalam menyelenggarakan otonomi melalui penyusunan dan pelaksanaan kebijakan publik adalah serangkaian usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan dasar termasuk didalamnya melaksanakan peningkatan pelayanan dibidang kesehatan, Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok Dinas Kesehatan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Pohuwato adalah Membantu Bupati dalam Menyelenggarakan Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana melalui Peningkatan Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. serta pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas. Berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Daerah Kabupaten Pohuwato 2011 – 2015 setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi serta program pokok yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun 2015. Dengan memperhatikan arti dan makna, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Pohuwato 2011–2015 adalah : Dimana pembangunan kesehatan diharapkan telah dapat mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menyediakan dan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Profil Kesehatan Kabupaten Pohuwato Tahun 2011 1 Untuk merealisasi atau
    [Show full text]
  • Government Policies and Ethnical Diversity Under Multiculturalism
    Article Komunitas: International Journal of Government Policies and Indonesian Society and Culture 9(1) (2017): 37-47 DOI:10.15294/komunitas.v9i1.6456 Ethnical Diversity © 2017 Semarang State University, Indonesia p-ISSN 2086 - 5465 | e-ISSN 2460-7320 Under Multiculturalism: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas UNNES JOURNALS The Study of Pohuwato Regency Sastro M Wantu1 1Faculty of Social Sciences, State University of Gorontalo, Indonesia Received: 22 June 2016; Accepted: 20 March 2017; Published: 30 March 2017 Abstract This paper describes the construction of ethnic integration in Pohuwato local government policies which is supported by community under Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversiy) and multiculturalism. This research employed qualitative approach with the aim of tracing and analyzing social harmony from various ethnici- ties existing in society and government policy Pohuwato Regency. The instruments of the study included data, facts and concepts that were relevant. This study aimed to see the problem of segregation within societies by primordial groups to solve ethnic integration in which ethnic groups are bound together. There are two regional policies (1) controlling inter-ethnic relations and constructing the model of Gorontalo com- munity as an important element of social, cultural and political aspect which uphold openness and toler- ance; and (2) using deliberative public space in order to achieve harmonious atmosphere between pub- lic (community) with the government in protecting the diversity. Therefore, it can be concluded that ethnic communities residing in Pohuwato Regency are bound to unite by the desire to improve new and better lives between immigrants and local communities. This desire becomes a symbol of unity based on mutual respect for different values to​​ achieve the integration or unity of multicultural ethnic groups.
    [Show full text]
  • Cover Direktori
    Katalog BPS: 1305071 * ( 6 1 http://www.bps.go.id * ( 6 1 http://www.bps.go.id DIREKTORI PELABUHAN PERIKANAN DAN PERUSAHAAN PERIKANAN 2009 ISBN : 978-979-064-089-4 Nomor Publikasi : 05220.0904 Katalog BPS : 1305071 Ukuran Buku : 21 x 29.7 cm Jumlah Halaman : ix + 227 halaman Naskah: Subdirektorat Statistik Perikanan Gambar Kulit: Subdirektorat Statistik Perikanan Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia Dicetak oleh: ...................................... http://www.bps.go.id Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya DIREKTORI PELABUHAN PERIKANAN DAN PERUSAHAAN PERIKANAN, 2009 i KATA PENGANTAR Publikasi Direktori Pelabuhan Perikanan dan Perusahaan Perikanan 2009 merupakan terbitan pertama dari Badan Pusat Statistik yang memuat daftar nama dan alamat pelabuhan perikanan dan perusahaan perikanan, baik penangkapan maupun budidaya di seluruh Indonesia. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan atas kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) yang telah memberikan kontribusi berupa informasi awal sebagai bahan updating di lapangan sehingga publikasi ini dapat terwujud. Diharapkan informasi ini dapat berguna sebagai salah satu pendukung dalam kegiatan perstatistikan, khususnya di bidang perikanan. Kami menyadari publikasi ini masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran dari pengguna data menuju penyempurnaan di masa mendatang sangat diharapkan. Semoga publikasi ini bermanfaat. Jakarta, Juni 2009 Kepala Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id Rusman Heriawan ii
    [Show full text]
  • 27900405Lampiran PMA Nomo
    - 1+13 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN NAMA-NAMA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN Kantor Wilayah No. Kementerian Kantor Kementerian Agama Kecamatan Kedudukan Agama 2 3 4 5 1 Prov. Aceh 1 Kab. Aceh Selatan 1 Labuhan Haji Barat Jln. Nasional Tapak Tuan-Banda Aceh No. 3 2 Labuhan Haji Jln. PU Tapak Tuan-Meulaboh Kec. Labuhan Haji Aceh Selatan 3 Labuhan Haji Timur Jl. Nasional B. Aceh Meulaboh Kec. Labuhan Haji Timur 4 Meukek Jl. Abbas Hasyem, Nomor 26 5 Sawang Jl. Tapak Tuan Blang Pidie 6 Samadua Desa Ladang Kasik Putih Kec. Samadua 7 Tapak Tuan Jl. T. Raja Angkasah, Nomor. 89, Kec. Tapaktuan 8 Pasie Raja Jl. TapakTuan-Medan , Km 20 9 Kluet Utara Jl. T. Meurah Adam 10 Kluet Tengah Jln. Imam Sabil 11 Kluet Selatan Jln. Dussun Pantai , Ds. Suak Bakung 12 Kluet Timur Jl. Keudee Runding-Paya Dapur Kec. Kluet Timur Kab. Aceh Selatan 13 Bakongan Jln. T. Cut. Ali, Keude Bakongan 14 Bakongan Timur Jln. Nasional No. 75. Sawah Tingkem 15 Trumon Jln. Tapak-Medan , Gampong Keudee Trumon 16 Trumon Timur Jln. Nasional Trumon Tinur 2 Kab. Aceh Timur 17 Simpang Ulim Jl. Medan-Banda Aceh 18 Julok Jl. Medan-Banda Aceh 19 Nurussalam Jl. Medan-Banda Aceh/Balai Gp. Keude Bagok 20 Darul Aman Jl. Banda Aceh- Medan Idi Cut 21 Idi Rayeuk Jl. Banda Aceh- Medan Km. 366 Gp. Jalan 22 Peureulak Jl. T. Chik H. M. Thaib No. 2 Peurelak 23 Ranto Peureulak Jl. Lokop Gp. Arul Duren 24 Rantau Selamat Jl.
    [Show full text]
  • (1) Pengantar & Inovasi Teknologi 2012
    Foreword he future challenges of agricultural development are getting heavier, Tgiven the increasing problems and constraints faced by farmers in the production and release themselves from the poverty entanglements. Global climate change, environmental issues, free trade, land degradation, conversion of productive land for non-agricultural purposes, land fragmentation, pest and disease development, farmers’ lack of capital and declining interest of younger generation to do business in agriculture are the actual problems to be solved. Meanwhile, the population growth rate remains high, demanding the supply of agricultural products in sufficient quantities and in sustainable manner. Experiences indicated that most of the problems faced by farmers in the field can be overcome by the application of technology. Referring to the four successful targets of the Ministry of Agriculture in 2010-2014, the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) continues to generate technological innovations to address the problems of farming. In 2012, IAARD produced various technological innovations, such as land management, new improved varieties, cultivation and postharvest technology of various agricultural commodities, mechanization, institutional innovations and alternative agricultural development policies. This annual report contains parts of the information on technological and institutional innovations generated by IAARD in the year 2012 and expected to be a reference for agricultural development. The report also serves as the accountability of IAARD in resources management funded from the 2012 budget. I would like to express my appreciation and gratitude to all those who have contributed in agricultural research and development and prepared the annual report. Jakarta, April 2013 Director General of Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Ministry of Agriculture, Republic of Indonesia Dr.
    [Show full text]
  • 2018-2019 Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2018-2019 KATA PENGANTAR
    TIM PENYUSUN Pengarah : Dr. Ir. Riwantoro, MM Editor : Jhon Hendra, SP, M.Si Dr. Maya Safrina S., STP., MM. Sri Rebecca S., STP., M.Si. Pengolah data dan Naskah : Agus Rahadi Rubiatun Ratih Rosyiati Ikin Sodikin Nurhikmah Diajeng Rochma I. Ella Winda R Chandra Hidorat Asep Herdiana Nikki Retyandi ii Direktori KegiatanDatabase Kawasan KRPL 2018-2019 Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2018-2019 KATA PENGANTAR Sejak tahun 2010, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian telah melaksanakan upaya pemanfaatan lahan pekarangan melalui kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam rangka mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan dan pemenuhan gizi masyarakat serta mewujudkan hidup sehat, aktif dan produktif. Pada tahun 2019, telah dilaksanakan kegiatan KRPL Tahap Penumbuhan sebanyak 2.300 kelompok (terdiri dari 1.556 kelompok regular dan 744 kelompok program #BEKERJA) dan Tahap Pengembangan sebanyak 2.300 kelompok. Buku “Direktori Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2018-2019 ini memuat data dan informasi kelompok penerima manfaat kegiatan KRPL yang diklasifikasikan per provinsi per kabupaten dilengkapi dengan nomor kontak penanggungjawab provinsi, pendamping kabupaten/kota dan pendamping desa/kelompok. Demikian kami sampaikan kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan buku direktori ini. Kami berharap, buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terkait dengan kegiatan KRPL dalam upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Plt. Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan,
    [Show full text]
  • Gubernurgorontalo Peraturangubernurgorontalo Nomor 66 Tahun2018
    GUBERNURGORONTALO PERATURANGUBERNURGORONTALO NOMOR 66 TAHUN2018 TENTANG PELAKSANAANTUJUANPEMBANGUNANBERKELANJUTAN TAHUN2018 - 2022 DENGANRAHMATTOHANYANGMAHAESA GUBERNURGORONTALO, Menimbang a. bahwa untuk pencapaian sasaran tujuan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Gorontalo perlu menetapkan kebijakan daerah dalam sebuah rencana aksi daerah; b. bahwa sesuai Instruksi Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Gubernur menyusun Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 5 (lima)Tahunan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur Gorontalo tentang. Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2018-2022; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4060); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 -2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerlntahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
    [Show full text]
  • Bantek RPI2-JM Bidang PU Cipta Karya PROV. Gorontalo
    BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO BAB VI PROFIL KABUPATEN POHUWATO 6.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Kabupaten Pohuwato sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo, memiliki wilayah seluas 4.244,31 km2 (424.431 ha) atau sebesar 36,77 % dari total luas Provinsi Gorontalo, dengan ibukota di Marisa . Kabupaten Pohuwato merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Boalemo pada tahun 2003. Secara administrasi saat ini (tahun 2013) Kabupaten Pohuwato terdiri dari 13 kecamatan dan 103 desa/kelurahan. Kecamatan dan desa/kelurahan tersebut antara lain yakni sebagai berikut : 1. Kecamatan Popayato 2. Kecamatan Popayato Barat 3. Kecamatan Popayato Timur 4. Kecamatan Lemito 5. Kecamatan Wanggarasi 6. Kecamatan Marisa 7. Kecamatan Patilanggio 8. Kecamatan Buntulia 9. Kecamatan Duhiadaa 10. Kecamatan Randangan 11. Kecamatan Taluditi 12. Kecamatan Paguat 13. Kecamatan Dengilo Untuk kecamatan-kecamatan yang wilayahnya sebagian merupakan ibukota kabupaten (Kawasan Perkotaan Marisa) yakni terdiri dari : 1. Kecamatan Marisa terdiri dari 8 (delapan) desa, yakni: 1) Botubilotahu Indah, 2) Bulangita, 3) Marisa Selatan, 4) Marisa Utara, 5) Palopo, 6) Pohuwato, 7) Pohuwato Timur, dan 8) Teratai. Kabupaten Pohuwato | VI-1 BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO 2. Kecamatan Duhiadaa terdiri dari 9 (sembilan) desa, yakni: 1) Bulili, 2) Buntulia Barat, 3) Buntulia Jaya, 4) Buntulia Selatan, 5) Duhiadaa, 6) Mekar Jaya, 7) Mootilango, 8) Padengo, dan 9) UPT Duhiadaa. 3. Kecamatan Buntulia terdiri dari 7 (tujuh) desa, yakni: 1) Buntulia Tengah, 2) Buntulia Utara, 3) Hulawa, 4) Karya Indah, 5) Sipatana, 6) Taluduyunu, dan 7) Taluduyunu Utara.
    [Show full text]
  • Area Jangkauan Indah Logistik
    Daerah Mana Saja yang Termasuk dalam Jangkauan Jasa Kirim Indah Logistik? AREA JANGKAUAN AREA JANGKAUAN PROVINSI KOTA/ KABUPATEN KAWASAN PENJUAL PEMBELI BALI KAB. KARANGASEM ABANG Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM BEBANDEM Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM KARANG ASEM Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM KUBU Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM MANGGIS Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM RENDANG Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM SELAT Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KARANGASEM SIDEMEN Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. GIANYAR BELAH BATUH (BLAHBATUH) Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. KLUNGKUNG NUSAPENIDA Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BULELENG BANJAR Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BULELENG BUSUNGBIU Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. TABANAN KEDIRI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. TABANAN SELEMADEG / SALEMADEG BARAT Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. TABANAN SELEMADEG / SALAMADEG TIMUR Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. GIANYAR GIANYAR Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG ABIANSEMAL Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG KUTA Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG KUTA SELATAN Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG KUTA UTARA Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG MENGWI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BADUNG PETANG Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI BANGLI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI KINTAMANI Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI SUSUT Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB. BANGLI TEMBUKU Tidak Dalam Jangkauan Dalam Jangkauan BALI KAB.
    [Show full text]
  • Bantek Rpi2-Jm Bidang Pu Cipta Karya Prov. Gorontalo
    BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO BAB III RTRW SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. 3.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang bertujuan untuk mewujudkan; 1) Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; 2) Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; 3) Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; 4) Keterpaduan pemanfaatan
    [Show full text]