Ikwan Setiawan, Linda Purwati dan Imam Basuki CULTURAL HYBRIDITY AND ITS COMPLEXITY IN ESMERALDA SANTIAGO'S ALMOST A WOMAN Hibriditas Kultural dan Kompleksitasnya dalam Novel Almost A Woman Karya Esmeralda Santiago Ikwan Setiawan1, Linda Purwati2 dan Imam Basuki3 1,2,3Universitas Jember
[email protected] Naskah diterima: 29 Mei 2020 ; direvisi: 19 November 2020 ; disetujui: 7 Desember 2020 doi: https://doi.org/10.26499/jentera.v9i2.2495 Abstrak Tulisan ini mendiskusikan hibriditas dalam novel Almost A Woman karya Esmeralda Santiago. Novel ini menceritakan permasalahan kultural yang dialami Negi, tokoh utama, sebagai imigran Puerto Rico di New York, di mana ia harus mengapropriasi budaya Amerika agar bisa diterima oleh masyarakat induk. Untuk membahas permasalahan tersebut, kami akan menggunakan teori poskolonial Bhabha. Analisis tekstual digunakan untuk menjelaskan data terpilih dengan cara pandang poskolonial tanpa mengabaikan keterkaitan kontekstualnya dengan dinamika imigrasi dan diaspora. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa tokoh utama harus menjalankan hibriditas sebagai strategi kultural untuk mendukung impian modernnya. Meskipun menikmati budaya Amerika secara apropriatif, ia masih berusaha untuk tidak melupakan budaya Puerto Rico. Dengan strategi ini subjek diasporik bisa menegosiasikan kepentingannya di tengah-tengah masyarakat induk dan kuasa budaya dominan, tanpa mengabaikan sepenuhnya budaya Puerto Rico. Kata-kata Kunci: hibriditas, ketidakberumahan, mimikri, poskolonial, imigran Puerto Rico Abstract This paper discusses hybridity in Esmeralda Santiago's Almost A Woman. This novel tells about cultural problems experienced by Negi, the main character, as a Puerto Rican immigrant in New York, where she must appropriate American cultures in order to be accepted by the host community. To discuss this problem, we will apply Bhabha's postcolonial theory.