Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

Representasi Politik Opini Publik terhadap Pemilukada Sumatra Barat 2010 pada Koran Singgalang dan Program Sumbar Satu

Muhammad Thaufan A Prodi Komunikasi, Universitas Andalas, (Mahasiswa doctoral GSID-Nagoya University Japan)

Abstract

This paper aims to discover political representation of the lokal media namely Harian Singgalang regarding public opinion during the election in . Furthermore, the complexity of media power will be discussed through such television program and the newspaper`s headline and special report. By using case study approach and critical discourse analysis of Norman Fairclough in analyzing text, discoursive practice, and socio-cultural practice, it can be noted that political public opinion had been fully articulated in such lokal media representing collaboration actors and institution among media, politicians and lokal people. Political opinion could be sensed in the program “Menuju Sumbar Satu Padang TV” and located in the headlines and special report of Harian Singgalang during April-August 2010. Representation of political opinion in both Padang TV and Singgalang indicated media logic and also vested interested among such media and elites in order to maintain lokal democracy by spreading politically strategic information, persuading the audience, making the myth of good impression in order to win the election. Menuju Sumbar Satu Padang TV has depicted campaign strategy of some governors candidates while headlines and special report of Singgalang have extremely covered all candidates and transformed those dynamic public sphere for political consensus among media, politicians and the audience in promoting lokal democracy in West Sumatra 2010.

Key Words : Mass Media, Media Power, Public Opinion, Representation, Democracy

Abstrak

Tulisan ini menyingkap tabir representasi politis media lokal yaitu Padang TV dan Harian Singgalang terkait opini public dalam proses Pemilukada Sumatera Barat 2010. Lebih jauh, kuasa media dipaparkan melalui program televisi, headline dan laporan khusus media tersebut. Dengan pendekatan studi kasus dan analisis wacana kritis pada level teks, wacana dan sosiokultural ditemukan opini public politis telah diartikualsikan secara maksimal oleh media, elit dan masyarakat pemilih. Opini public politis dapat disaksikan dalam program Menuju Sumbar Satu Padang TV dan terbaca dalam Headline serta laporan khusus Singgalang selama periode April hingga Agustus 2010. Representasi opini politis ini menandakan kedigdayaan logika media dan juga kepentingan terselubung dari media dan elit untuk menjaga demokrasi lokal dengan penyebaran informasi strategis, meyakinkan pemilih, dan membuat kesan baik demi memenangkan pemilihan. Menuju Sumbar satu memotret kampanye para kandidat Gubernur sedang Headline dan Liputan Khusus Singgalang mengkover semua kandidat dengan baik dan menjadi ruang public dinamis bagi media, politisi dan pemilih dalam mendukung demokrasi lokal di Sumatra Barat

Kata Kunci : media massa, kuasa media, opini public, representasi, demokrasi

33

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

Pendahuluan masa depan demokrasi di Sumatra Barat. Media massa mainstream Pemilihan tersebut menjadi penentu terutama surat kabar dan televisi sebelum transisi demokrasi lokal yang masih massifnya media sosial berperan penting sangat krusial untuk tak terjadinya dalam hajatan politik di Indonesia. Media penyimpangan dan kemunduran dalam massa menyajikan informasi kepada gaya politik otoriter masa lalu (Zakaria, publik luas pelbagai isu politik hangat 2004) dan munculnya elit status quo di aktual, menciptakan ruang debat seperti level lokal (Hadis, 2005). polemik pilkada langsung atau tak Di samping pemilihan di level langsung seperti saat ini, dan juga provinsi, kabupaten dan kota yang mengartikulasikan ragam aspirasi. menggelar Pilkada serentak di Provinsi Strategi komunikasi dan aksi politik Sumbar 2010 meliputi Agam, Padang membentuk opini publik dalam pemilihan Pariaman, Solok, Solok Selatan, Pesisir Gubernur, Kepala Daerah dan event Selatan, Tanah Datar, Sijunjung, politik lainnya sungguh tak dapat lagi Limapuluh Kota, Pasaman Barat, dipisahkan dari peran strategis media Pasaman, Dharmasraya dan Kota Solok yang menjadi makin penting. Strategi serta Bukittinggi. Momentum politik ini politik meniscayakan media massa tak memunculkan kandidat-kandidat hanya menciptakan realitas baru yang Gubernur, Walikota dan Bupati yang politis, mengintensifkan agenda publik berkompetisi merebut hati masyarakat tetapi juga dipicu menguatnya nalar (http://www.padangtoday.com). media saat ini di era teater debat dan Penelitian kualitatif empiris ini praksis demokrasi di Indonesia. meneliti kasus Koran lokal Harian Media massa menjelang momen- Singgalang dan program Sumbar satu tum politik besar seringkali menampilkan didasarkan pada metode studi kasus dan program acara dan rubrik berita kepada wacana kritis dengan perspektif bahwa masyarakat yang menghadirkan kandidat media massa lokal tersebut memiliki dan pengamat politik berupa diskusi peran demokratis dalam memotret dan politik, pidato, iklan politik, debat mengatur irama politik lokal serta kandidat, poling opini publik, dan bahkan memediasi kedigdayaan elit politik dalam persoalan pencitraan politik hingga merekonstruksi strategi komunikasi wilayah privasi kontestan politik (Brants politik. Representasi media massa ini and Voltmer, 2011). Media massa dengan pada taraf tertentu telah membawa segenap sumber daya dan kepentingannya perubahan cara pandang publik dalam mencoba meragamkan dan mengarahkan memahami politik dengan bantuan media, opini publik untuk memengaruhi khalayak memotret dinamika partisipasi politik dalam proses politik (Pawito, 2008; publik dan mendorong menguatnya Gurevitch, et al, 2005 ). konsolidasi demokrasi lokal di Sumatra Tulisan mengenai proses Barat. Tetapi, elit politik lokal harus pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati diwaspadai sebagai salah satu pemicu 2010 yang telah berlangsung secara mundurnya demokrasi di Indonesia serentak di Sumatara Barat ini penting (Hadis, 2005; Kimura, 2011). dan relevan untuk memahami rekam jejak dan karakter hajatan politik di level lokal Konseptualisasi Opini Public di dalam relasinya dengan media massa lokal Media Massa Lokal untuk membangun argumentasi Setiap masyarakat memiliki pentingnya partisipasi politik lokal demi sejumlah insitusi baik tradisional maupun

34

Muhammad Thaufan A , Representasi Politik Opini Publik terhadap Pemilukada Sumatra Barat 2010 pada Koran Singgalang dan Program Sumbar Satu modern yang menyajikan informasi dan Dalam pandangan liberal, media penafsiran atas berbagai peristiwa. bekerja demokratis menyajikan informasi , Institusi ini memantau kondisi ling- analisis, penafsiran dan pemberian makna kungan, mendeteksi berbagai ancaman, terhadap peristiwa, pewarisan nilai dari masalah, peluang dan dukungan, serta generasi ke generasi, memengaruhi memberitahukannya kepada para warga pendapat dan sikap khalayak aktif, masyarakat agar dapat menyesuaikan diri. memengaruhi khalayak dalam menen- Media dalam pandangan liberal adalah tukan apa yang harus ditentukan dan salah satu contoh institusi sosial tersebut, pendefinisian persoalan-persoalan (agen- yang menyatu dengan lingkungan da setting) , serta mendorong lahirnya kebudayaan, otonom dan meragamkan partisipasi politik (Pawito, 2007). Dalam pandangan serta mengembangkan kaitan dengan demokrasi, seperti kesadaran demokrasi warga (Gurevitch et dikatakan oleh Curran (2002), media al, 2005). massa dapat berperan dalam penye- Media massa dapat dimaknai barluasan informasi yang beragam bukan hanya alat-alat teknologis yang perspektif, mewakili khalayak , membe- membawa pesan (McLuhan, 1964), rikan tempat dinyatakannya pendapat dari memperluas cakrawala kebangsaan dan berbagai kelompok masyarakat yang mempercepat kehidupan manusia berbeda sehingga ada debat publik yang modern/rasional (Anderson, 2006), dinamis, mendorong pemecahan masalah melainkan juga sebagai pranata sosial yang ada di dalam masyarakat, dan (Gurevitch, et al, 2005) . Sebagai pranata membantu harmonisasi di antara sosial, media massa menjalankan tugas kelompok-kelompok yang berseteru yang oleh McQuail (1997) disebut silent pandangan. characteristic, yakni meliputi penggunaan Secara sosiologis, setiap masya- teknologi pembuatan dan penyebarluasan rakat dari yang paling primitive hingga pesan-pesan secara massif, organisasi dan yang terkompleks, sistem media komu- regulasi yang bersifat sistematis, arah nikasi mereka menjalankan fungsi seperti pesan bagi khalayak yang besar dan luas, dinyatakan Harold Lasswell yaitu pen- tak diketahui secara personal, dan bebas jagaan lingkungan yang mendukung, dalam mengakses atau mengelak. pengaitan berbagai komponen masyarakat Media massa secara politis agar dapat menyesuaikan diri dengan diyakini sangat powerful, persuasif dan perubahan lingkungan, serta pengalihan berpengaruh sejak perang dunia I. Tentu warisan sosial. Wilbur Schramm meng- pandangan ini dikritik lebih jauh oleh gunakan istilah penjaga, forum, guru dan pemikir pandangan baru seperti Jay wahana hiburan. Fungsi positif media ini Blumler yang mengafirmasi efek terbatas senada dengan fungsi rumah, gereja, dan media atau pendukung agenda setting sekolah-sekolah dalam mewariskan nilai seperti McCombs maupun kaum tradisi kebudayaan (Rivers, William L., et. al., Marxist yang percaya media hanya 2008). melegitimasi kelompok dominan. Pada level social politik, dinamika Walaupun, jalan tengah bisa ditemukan peran media massa menciptakan opini bahwa media untuk beberapa taraf punya public. Dalam pandangan Walter Lippman efektivitas dan pengaruhnya tergantung (1922) opini media menjadi efektif dan konteks social dan dinamika kasus di dipersepsi secara serius oleh masyarakat mana semua kemungkinan dapat terjadi sebagai potret realitas yang terjadi. Ia (Gurevitcth, et al, 2005). dibentuk media, diperebutkan elit politik, tetapi akhirnya penuh dengan kepen-

35

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

tingan ideologis dan menghegemoni Proses mengetahui opini publik massa (Ranciere, 2011). Senada, asumsi setidaknya bisa diawali dari mengetahui opini publik mempengaruhi persepsi mekanisme kerja media massa sebab opini publik dengan jangkauan yang sangat luas publik adalah produk media massa. tanpa mengenal siapa dan dari mana Mengetahui media massa dapat dilakukan seseorang berasal dikenal dalam kajian dengan mengajukan beberapa pertanyaan media klasik. Media massa diasumsikan kritis berkaitan dengan pesan media yaitu memiliki kekuatan ibarat tembakan bagaimana media dikonstruksi, apa nilai peluru dan jarum suntik sehingga publik di balik pesan media, apa konvensi yang akan tertembak dan tersuntik oleh opini digunakan dalam media tersebut, siapa media massa. Asumsi klasik ini dikritik audiens yang dituju oleh media, siapa bahwa media hanya punya efek terbatas yang memiliki media, siapa yang yang berujung pada opinion leaders , lalu diuntungkan oleh pesan media tersebut dikuatkan dalam peran agenda setting (Doyle, 2002; Adiputra, 2006). yang mengontrol persepsi publik. Apa Opini publik pra media sosial yang ditayangkan, diberitakan, dan sangat efektif diperankan oleh televisi dan direpresentasikan oleh media massa maka surat kabar. Penelitian terhadap televisi itulah yang akan menjadi persepsi publik relatif dinamis di Indonesia misalnya (Gurevitch et al, 2005). Philip Kitley (2000) melacak peran Opini publik adalah domain yang televisi dalam mengenalkan dan sangat politis dan diintensifkan oleh tim membangun identitas budaya bangsa kajian strategis (Lippman, 1922). Di AS Indonesia di era Suharto atau Ariel pada era Bush, politik opini publik Heryanto (2008) dalam mengurai cairnya dikonstruksi dan didominasi oleh kelom- identitas budaya bangsa pasca era otoriter pok neokonservatif. Kelompok ini dalam Suharto yang terlihat dalam content membangun opini publik menggunakan budaya pop televisi. Namun, penelitian enam media massa yaitu: The Weekly terhadap wajah dan peran televisi lokal Standard: majalah politik terbit sejak 18 masih relatif minim. september 1995, terbit 48 kali setiap Jelang pilkada Sumbar 2010, tahun, Commentary: sejak 1945, rumah representas politik lokal ditemui dalam intelektual neokonservatif, The National program televisi lokal Padang TV yang Interest : jurnal international affairs sejak menjadi media kampanye dan dialog 1985, Public Interest: jurnal budaya dan politik para kandidat Gubernur, Walikota politik sejak 1965, National Review: sejak dan Bupati. Model komunikasi yang 1955, majalah politik konservatif, tercitrakan dalam televisi ini adalah FrontPageMag.com: jaringan online. hibriditas politik dan identitas kebuda- Lebih jauh, Eduard Depari mengatakan yaan. Terdapat proses mediatisasi politik, bahwa keistemewaan media dalam proses social dan kebudayaan (Hjarvard, 2008). politik konstruksi opini publik di AS dapat Televisi lokal ini dalam program siarannya dilihat dalam: pertama, melaporkan berperan tak hanya menjadi media peristiwa politik kepada publik. Kedua, strategis kampanye tapi sekaligus wahana melakukan agenda setting, yakni dominan mendialogkan identitas modern menentukan isu-isu yang perlu ditanam- publik Minangkabau. kan. Ketiga, mengembangkan opini Tak jauh berbeda dengan televisi, publik. Dan keempat, mengukur opini pembacaan terhadap representasi surat publik melalui polling dan melaporkan kabar melahirkan banyak kemungkinan kembali kepada publik (Mubah 2007). identitas dan relasi pula yang tergambar jelas dalam rubrik berita. Salah satu 36

Muhammad Thaufan A , Representasi Politik Opini Publik terhadap Pemilukada Sumatra Barat 2010 pada Koran Singgalang dan Program Sumbar Satu rubrik yang mendapat perhatian publik perilaku memilih (Lazarsfeld et al, 1948, adalah rubrik berita politik. Identitas dan Berelson et al, 1954, Trenaman and relasi politik dapat ditemukan dalam McQuail (1961). Beberapa studi rubrik ini. Paling tidak, kehadiran rubrik eksperimental (Hovland, Lumsdainet & politik Harian Singgalang bisa dibaca Shefield, 1949) dan survai dalam skala sebagai respon demokratis-lokalitas media besar (Joseph Klapper, 1960). Pergeseran ini menjadi referensi masyarakat Sumatra sikap dan opini politik, tampaknya Barat dalam memahami isu actual politik bersifat terbatas seiring kuatnya norma lokal Sumatra Barat atau sebagai institusi kelompok dan stabilitas aliansi partai dominan kuasa media dan ruang (Gurevitch et al, 2005). Di samping itu, aktualisasi elit politik. Yang jelas, baik isu mediatisasi politik juga layak untuk Padang TV maupun Harian Singgalang dicermati (Hjarvard, 2008; Manin, 1997; menghasilkan wacana yang berbeda Brants and Voltmer, 2011). dengan karakter pesan media dan Dalam memotret studi kasus ekonomi politik di balik kedua insitusi Pemilukada Sumbar 2010 menggunakan media tersebut. model variasi koleksi data (Cassel & Berkaitan dengan isu keberpiha- Simon, 2004; Cresswell, 2007), baik studi kan media, secara umum televisi di literature, wawancara terstruktur, Indonesia cenderung berpihak kepada document media dan organisasi relevan partai politik pemilik modalnya seperti TV dan terutama teks program media yang One atau Metro TV sedangkan surat kabar dibedah dengan metode analisis wacana masih lebih terlihat professional kritis Norman Fairclough. Media dalam independen. Hal ini sedikit berbeda dalam konteks analisis wacana kritis selalu analisis McNair (2000) dengan formasi berhubungan dengan ideologi dan kuasa. media di Inggris di mana surat kabar Hal ini berkaitan dengan cara bagaimana cenderung bias politik kepentingan sebuah realitas wacana atau teks daripada media televisi yang lebih ditafsirkan dan dimaknai dengan cara professional mengutamakan publik seperti pandang tertentu. Praktik wacana juga BBC. Potret politik media ini akhirnya berkaitan dengan struktur dan relasi menjadi realitas yang menarik dikaji dalam masyarakat (Fairclough, 1995). untuk menemukan perspektif baru di Studi wacana media meliputi tiga objek balik eksistensi media massa. dengan skala level masing-masing, yaitu Media massa dirancang untuk teks yang bersifat mikro, praktik diskursus meningkatkan jangkauan, kecepatan, pada level meso dan praktik sosiokultural partisipasi dan efisiensi komunikasi. yang berada di level makro. Kerangka Teoretisi demokrasi percaya bahwa teoritis semacam ini adalah kerangka demokrasi terpelihara karena adanya teoritis yang dikembangkan oleh Norman partisipasi public yang aktif dalam Fairclough (Eriyanto, 2001). Namun, kehidupan politik dan peduli dengan civic model ini terlihat sangat linguistic- affairs (Dahlan, 1999). Di era yang makin oriented sehingga model analisis yang canggih, media massa terutama televisi bersifat lebih utuh masih relative dan surat kabar menciptakan wajah baru diperlukan misalnya dengan menggu- teater demokrasi. Proses demokrasi nakan analisis mediatisasi sebagai proses modern dilangsungkan actor demokrasi meningginya keterlibatan media secara dengan bantuan panggung media massa politik sosiokulural dalam membentuk (Manin, 1997). dan mempengaruhi struktur dan relasi Studi sebelumnya mengenai efek social kebudayaan (Hjarvard, 2008). media massa dalam pemilu terkait dengan 37

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

Program Sumbar Satu dan Lokalitas tinggi adalah pemilihan Gubernur. Peran Padang TV Kebijakan redaksional dalam Siaran Pemilukada Padang TV memberitakan kandidat proporsional dapat disaksikan dalam program Alek kecuali kandidat yang beriklan di Padang Demokrasi yang merupakan live event TV. Pemilukada, Detak Sumbar-Detak Pelaksanaan Pemilukada Sumbar Pilkada yang berisi liputan sejak 2010 dalam pandangan Delfi Mahyeldi persiapan hingga pemilihan hari H. (wawancara, 2010) wakil pimpinan Program siaran Pemilukada lainnya redaksi Padang TV merepresentasikan adalah Menuju Sumbar Satu yang diputar kualitas demokrasi yang telah matang di sekali dalam seminggu selama 30 Menit. tengah masyarakat Sumbar sehingga tidak Siaran ini memotret strategi kandidat terjadi konflik, yang dipengaruhi oleh Gubernur-Wakil Gubernur Sumbar faktor masyarakat yang cerdas, figur yang memenangkan Pemilukada. Di samping baik, dan pola pikir yang realistis. itu, Padang TV juga memiliki live event Secara khusus, strategi politik yaitu Real Count Pemilukada , program media dan dialog identitas lokal dapat Sumarak Kampuang yang bernuansa disaksikan dalam program Siaran Menuju hiburan dan diadakan hanya sekali di Sumbar Satu di Padang TV yang Payakumbuh atas inisiatif calon gubernur memaparkan strategi kampanye dan Endang Irzal, dan pernah mengadakan pencitraan Cagub-Cawagub Sumbar 2010. Debat Wakil Gubernur bekerjasama Program ini bertajuk Menakar Pola dengan KPU Sumbar di Taman Budaya. Kampanye Calon Gubernur dan Wakil Target Padang TV dalam program Gubernur Sumbar. siaran Pemilukada adalah berusaha Program Menuju Sumbar dibuka melakukan pendidikan politik bagi dengan ikon Rumah Gadang sebagai masyarakat di Sumatra Barat, terutama symbol identitas Minangkabau dalam masyarakat kota Padang agar lebih balutan siluet warna merah, kuning dan mengenali calon pemimpin mereka, hitam serta alunan musik tradisional. terutama calon gubernur-wakil gubernur Ikon Rumah Gadang, balutan warna dan Sumbar dan tidak salah dalam musik Minangkabau kemudian menjadi menentukan pilihan dalam Pemilukada 30 indeks program Menuju Sumbar Satu. Juni 2010. Padang TV sebagai media Ikon dan simbol Minangkabau ini profesional di Sumatra Barat bersikap selanjutnya tertera di layar televisi selama independen, netral dan berinisiatif untuk program berlangsung. menjadi saluran Pemilukada 2010 di Program ini diawali dengan latar Sumatra Barat. Padang TV ingin deklarasi Pemilu Badunsanak Senin, 10 menciptakan dialog interaktif dan kritis Mei 2010 yang menghadirkan Menteri terhadap kandidat, walaupun kandidat Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Ketua KPU beriklan di Padang TV (Fina, wawancara Pusat M. Hafidz Anshari dan para 2010). kontestan Pemilukada Sumbar 2010 pada Isu-isu Pemilukada yang disorot saat itu. Kemudian secara paradigmatis, oleh Padang TV adalah kesiapan Komisi kandidat-kandidat Gubernur-Wakil Pemilihan Umum melakukan Pemilukada, Gubernur Sumbar perlahan mulai terlihat kisruh DPT, etika politik kandidat yang satu per satu sesuai dengan nomor urut pragmatis, persiapan tim sukses, masa mereka untuk membubuhkan tanda kampanye, tata cara dan pelaksanaan tangan kesepakatan Pemilu Badunsanak . Pemilukada serta isu Black Campaign . Dimulai dari nomor urut 1 pasangan Sementara itu, pemberitaan yang paling Ediwarman-Husni Hadi, nomor urut 2 38

Muhammad Thaufan A , Representasi Politik Opini Publik terhadap Pemilukada Sumatra Barat 2010 pada Koran Singgalang dan Program Sumbar Satu

Marlis Rahman-Aristo Munandar media massa dan pemasangan atribut (MATO), nomor urut 3 - secukupnya, namun tidak melakukan Musliar Kasim, nomor urut 4 Endang kampanye kunjungan langsung secara Irzal-Asrul Syukur dan nomor urut 5 Fauzi terbuka, baik ke tempat tinggal Bahar-Yohanes Dahlan. masyarakat maupun kampanye di depan Selanjutnya program ini menam- massa pendukung. Ini berbeda dengan pilkan kandidat Gubernur nomor urut 3 pasangan nomor urut 2 MATO yang yaitu Irwan Prayitno yang berada di memaksimalkan semua potensi dalam tengah-tengah pendukungnya dalam berkampanye, baik kampanye melalui kampanye terbuka di sebuah lapangan media massa, pemasangan atribut, besar. Kemudian disusul dengan kandidat maupun silaturahim langsung dengan nomor urut 2 MATO yang memper- masyarakat. Strategi kampanye nomor lihatkan kandidat ini bersama tokoh urut 3 Irwan-MK juga menggunakan partai dan massa pendukung. Dilanjutkan semua saluran yang ada, baik media dengan kandidat nomor urut 5 Fauzi massa (cetak, elektronik, dan online), Bahar yang terlihat berada di tengah pemasangan atribut (baliho, spanduk, kerumunan massa. Lalu dilanjukan stiker), maupun kunjungan langsung dengan nomor urur 4 Endang Irzal yang (door to door, direct selling ) ke rumah terlihat berada di atas panggung masyarakat di seluruh daerah. Strategi berkampanye di depan khalayak pendu- kampanye Endang Irzal-Asrul Syukur juga kungnya. Ganjilnya, pembukaan program mengikuti pola MATO dan Irwan-MK siaran ini menonjolkan kandidat gubernur dengan menggunakan media massa, tanpa wakil gubernur, meriahnya simbol pemasangan atribut dan kunjungan partai pendukung, tidak terlihatnya langsung ( heart to heart). Berbeda dengan kontestan nomor urut 1 yaitu pasangan nomor urut 5 Fauzi Bahar banyak Ediwarman-Husni Hadi, dan afirmasi melakukan kampanye simpatik (head to memori yang dilakukan dengan mena- head/face to face) dengan kunjungan yangkan kembali ikon, indeks dan simbol langsung menggunakan helikopter untuk kampanye kandidat gubernur-wakil mengakses daerah terpencil. Efektivitas gubernur Sumbar 2010. menjadi pertimbangan utama sehingga Secara kronologis-sintagmatis, kandidat ini melakukan kampanye head to kandidat gubernur-wakil gubernur head . ditampilkan secara berulang bersama Program acara Menuju Sumbar symbol charismatik dan pendukung berat Satu Padang TV ini menunjukkan bahwa masing-masing. Melalui program TV lokal politik opini publik direpresentasikan oleh ini dapat diketahui bahwa strategi dan media dengan menghadirkan kandidat momentum kampanye kandidat gubernur- gubernur-wakil gubernur beserta tim wakil gubernur Sumbar 2010 ini suksesnya dalam strategi politik- dilakukan melalui media massa, kebudayaan dan momentum kampanye kampanye massal, pemasangan atribut, untuk kepentingan menarik simpatik dan dan kunjungan langsung ke masyarakat. membentuk citra positif ketokohan sesaat Yang paling banyak dilakukan adalah mereka sehingga terpilih dalam kampanye melalui pemasangan atribut Pemilukada 30 Juni 2010. Di samping itu, fisik, kemudian kampanye melalui media kampanye menjadi efektif dalam massa. kunjungan langsung ke tengah masya- Program ini sedikit memperlihat- rakat, yang dibarengi dengan media massa kan kandidat nomor urut 1 Ediwarman- dan pemasangan atribut sosialisasi Husni Hadi melakukan kampanye melalui disertai manajemen kampanye yang baik 39

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

dan sistematis sebagaimana dilakukan berbeda di periode Juli dan Agustus 2010, nomor urut 3 Irwan Prayitno-Muslim politik pencitraan kandidat menurun Kasim sehingga terpilih sebagai drastis sebab Pemilukada telah dilakukan. Gubernur-wakil Gubernur Sumbar. Opini publik ini dengan mudah bergeser menjadi opini hukum, konflik dan Politik Opini Publik dalam Headline kepentingan kandidat untuk menggugat dan Laporan Khusus Singgalang hasil Pemilukada di dua bulan pasca Pemilukada 2010. Strategi politik media kandidat Pemilukada Sumbar 2010 untuk Secara umum, proses reportase mencitrakan diri di depan masyarakat Headline Utama dan Laporan Khusus sebagai calon pemimpin ideal, merakyat, Singgalang mengangkat tema yang aktual visioner dan dapat memajukan daerah di Sumatra Barat yaitu pesta demokrasi terlihat dalam Headline dan Laporan Pemilukada 2010 pemilu badunsanak Khusus Singgalang secara massif dan yang dibalut identitas Minangkabau. Ini intensif di periode April, Mei dan Juni dapat terlihat dalam fase awal 2010. Kepentingan kontestan di tiga bulan pendaftaran hingga masa kampanye. ini agar masyarakat memilih mereka dalam Pemilukada 30 Juni 2010. Ini

Tabel 1. Representasi Headline dan Laporan Khusus Singgalang dalam Pemilukada Sumbar 2010 (Diolah Penulis dari Koran Singgalang)

Periode Headline Lapsus Keterangan

Periode Pada Kamis, 8 April 2010 (23 Rabiul Laporan Khusus, Kamis 8 April Cara April 2010: Akhir 1431 H), Singgalang 2010 menurunkan banyak berita pemberitaan menurunkan headline Pemilukada tentang kontestan Pemilukada pada headline Masa Gegap yang ditempatkan pada bagian atas Sumbar 2010 di halaman berbeda. dan lapsus ini Gempita Di yaitu berita berjudul Marlis dan Fauzi Pada Laporan Khusus pertama sangat bombastis Tahap Mendaftar Gembira Ria ke KPU diturunkan dalam tiga judul: menyambut Pendaftaran berdampingan dengan rubrik pertama, berita dengan judul pemilukada Dan advetorial berjudul Genderang Pendaftaran Benny Utama-Daniel sumbar 2010 dan Penetapan Pilkada Sumatra Barat. Dalam Lubis Semarak. Dalam angle dalam Kandidat representasi berita pertama yang berita, pasangan kandidat bupati menampilkan berjudul Marlis dan Fauzi Mendaftar dan wakil bupati Pasaman ini figur kandidat. Gembira Ria ke KPU, dua kandidat ditampilkan penuh kemeriahan gubernur-wakil gubernur yaitu menuju KPU untuk mendaftarkan Pasangan Marlis Rahman-Aristo diri sebagai kontestan Pemilukada Munandar dan pasangan Fauzi Kab. Pasaman. Dalam tubuh Bahar-Yohannes Dahlan berita, mereka direpresentasikan digambarkan secara positif sebagai sebagai kandidat yang populis dan dua pasang calon gubernur-wakil memahami budaya rakyat dengan gubernur yang gagah, ramah dan dukungan massa besar yang penuh kesiapan menuju KPU untuk berasal dari berbagai elemen mendaftar sebagai kontestan masyarakat di Pasaman. Pemilukada 2010. Berita tertulis ini dikuatkan dengan foto kedua pasangan kandidat gubernur-calon wakil gubernur ini.

40

Muhammad Thaufan A , Representasi Politik Opini Publik terhadap Pemilukada Sumatra Barat 2010 pada Koran Singgalang dan Program Sumbar Satu

Periode Headline Lapsus Keterangan

Periode Mei Singgalang, Selasa 11 Mei 2010 (27 Singgalang, Selasa 11 Mei 2010 Headline dan 2010: Jumadil Awal 1431 H) menurunkan menurunkan Laporan Khusus lapsus Headline Pilkada Badunsanak dalam tiga judul berita. Pertama, membangun Pemilu Dilaunching: Sumbar Terbesar Calon berita berjudul Irfendi-Zadri opini pemilu Badunsanak 136 Orang. Dalam angle berita Mencuat Bagaikan Roket. Dalam Badunsanak dan dan digambarkan Pemilukada Sumbar angle dan tubuh berita, kandidat memperkenalkan Sosialisasi 2010 yang dilaunching di Kantor ini direprsesentasikan memiliki lebih jauh Simpatik Gubernur Sumbar sebagai kedekatan dengan tokoh kapasitas para Kandidat Pemilukada terbesar di Indonesia. masyarakat dan masyarakat awam, kandidat Dalam tubuh berita tampil bersahaja dan memiliki direpresentasikan tema Pemilukada keinginan untuk memajukan Sumbar yaitu Pemilu daerah. Berita kedua berjudul Badunsanak, Damai dan Nafas Pembangunan Ditunggu Berkualitas . Dalam berita foto Kampuang dan Parantauan: Ingin terlihat Mendagri Gamawan Fauzi Bangkit dan Jaya, Coblos Nomor didampingi Ketua KPU Pusat, Tiga. Dalam tubuh berita, Irfendi- Kapolda Sumbar dan para Kontestan Zadri ditampilkan sebagai Pemilukada sedang membubuhkan kandidat yang diharapkan dan tanda tangan pada sebuah baliho ditunggu masyarakat sebab pilkada badunsanak Sumbar. kandidat ini memiliki jaringan yang luas. Berita ketiga berjudul Akar Rumput Bergembira: Cabup Irfendi Lah Patuik Jadi Bupati. Dalam tubuh berita, kandidat diasumsikan memiliki kedekatan dengan akar rumput, tanggap terhadap bencana, dan sosok yang diidolakan

Reportase politik Singgalang politik demi mengenalkan semua kandidat dalam Headline utama dan rubrik kepada khalayak agar berpartisipasi dalam Laporan Khusus terlihat mengkonstruksi Pemilukada Sumbar 2010. Uniknya, upaya opini ketokohan calon pemimpin di politis ini berbarengan dengan komitmen Sumatra Barat. Bahkan, Singgalang Singgalang sebagai pilar demokrasi di dengan segenap sumber daya profesional Sumatra Barat untuk terlibat dalam dan misi institusinya mencoba menentukan masa depan politik di mengarahkan opini tersebut untuk Sumatra Barat. memengaruhi khalayak dalam proses

41

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

Tabel 2. Representasi Headline dan Laporan Khusus Singgalang dalam Pemilukada Sumbar 2010 (Diolah Penulis dari Koran Singgalang)

Periode Headline Lapsu s Keterangan

Periode Juni Singgalang, Selasa 15 Juni 2010 (26 Singgalang Sabtu, 26 Juni 2010 (14 Headline 2010: Jumadil Akhir 1431 H) menurunkan Rajab 1431 H) Laporan Khusus mengeritik headline Pemilukada berjudul Cagub pertama di edisi ini menurunkan budaya politik Debat Sumbar Saling Sindir. Dalam tubuh judul Fauzi Hilang di Tengah saling sindir Kandidat, berita, debat kandidat gubernur- Lautan Massa. Dalam berita ini, sedangkan Kampanye wakil gubernur digambarkan untuk Fauzi semakin disambut antusias lipsus Terbuka pertama kalinya disiarkan secara live oleh masyarakat. Berita ini menampilkan hingga Hari di televisi swasta nasional di mana didukung oleh foto yang kampanye Pemilihan kontestan saling menyindir. Berita memperlihatkan Fauzi bersama terbuka para ini dikuatkan dengan berita foto yang masyarakat. kandidat yang memperlihatkan para kandidat mencari gubernur-wakil gubernur tampil simpati rakyat dalam debat kandidat yang diselenggarakan TVOne bekerjasama dengan Harian Singgalang.s

Periode Juli Singgalang, Kamis 1 Juli 2010 (19 Di periode Juli 2010 ini, Laporan Headline 2010: Rajab 1431 H) menurunkan Headline Khusus tidak lagi memotret memberitakan Penghitungan utama berjudul Bisa Saja Dua Pemilukada seperti periode April, kemenangan Suara, Putaran: Sementara Irwan Unggul. Mei dan Juni 2010. Berita kandidat dan Penetapan Dalam angle dan tubuh berita Pemilukada hanya dicover oleh gugatan hingga Hasil dan digambarkan bahwa Irwan-MK Headline utama dan rubrik ke MK, Masa untuk sementara masih unggul Singgalang lainnya. Ini berkaitan sedangkan Gugatan dalam Pemilukada gubernur-wakil dengan isu Pemilukada yang makin lipsus mulai gubernur Sumbar. Namun, opsi mengecil pada berita hasil beralih ke isu putaran kedua masih terbuka. Pemilukada Sumbar 2010. lain Sementara headline selanjutnya berjudul Terima Hasil Pilkada dengan Lapang Dada, dan Pilkada Bupati dan Wakil Walikota: Kejar- kejaran di Seluruh Daerah. Singgalang, Jumat 30 Juli 2010 (18 Syaban 1431 H) menurunkan Headline berjudul Ketua Mahkamah Konstitusi: Orang Asing Boleh di Tempat Kampanye.

Periode Singgalang, Jumat 6 Agustus 2010 Laporan Khusus Singgalang Headline Agustus (25 Syaban 1431 H) menurunkan Minggu, 15 Agustus 2010 menampilkan 2010: Headline dengan judul MK menurunkan tiga berita. Pertama, akhir sengketa Keputusan Menangkan KPU Sumbar. Dalam berita utama berjudul Dua Datuk pemilukada MK, angle dan tubuh berita digambarkan Pimpin Sumbar. Berita kedua dengan keme- Pelantikan bahwa gugatan kubu Marlis Rahman- berjudul Komentar dan Opini nangan Irwan dan Tugas Aristo Munandar dan Ediwarman- Tokoh tentang H. Muslim Kasim. Prayitno dan Baru Husni Hadi terhadap putusan KPU Berita ketiga berjudul Beri Muslim Kasim Sumbar ditolak MK karena tidak Dukungan Gubernur Terpilih. dan kebesaran dapat dibuktikan dengan baik. Berita ini dilengkapi foto Irwan jiwa kandidat Gubernur-Wakil Gubernur terpilih, Prayitno dan Muslim Kasim lainnya, sedang Irwan Prayitno-Muslim Kasim sehingga menguatkan ketokohan Lipsus menam- tinggal dilantik 15 Agustus mereka. pilkan figure mendatang. terpilih ber- sama tokoh masyarakat

42

Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

Respon audiens Sumbar 2010 seperti yang diliput media Menarik mengamati respon lokal, sangat menarik sebab telah beragam kalangan atas peran media lokal melahirkan wajah baru yang turun dari dalam Pemilukada yang secara umum pusat ke daerah. Kemenangan Irwan mengapresiasi peran media dan Prayitno sebagai Gubernur Sumbar bangkitnya demokrasi lokal. Misalnya dalam Pemilukada 2010 tentu didukung dalam pandangan Ade, mahasiswa oleh kekuatan politik PKS yang solid. (wawancara, 10 September 2010). ”media Namun, liputan Padang TV dan massa terutama Harian Singgalang dan pemberitaan Singgalang tidak benar- Padang TV telah menjadi media benar independen melihat kepentingan sosialisasi dan alat kampanye yang bisnis media mereka . ” efektif bagi kontestan Pemilukada Dalam pandangan Heru, Sumbar 2010. Media massa menutupi Wartawan (wawancara, 17 September minimnya sosialisasi Pemilukada oleh 2010), ” media dalam Pemilukada Komisi Pemilihan Umum. Media sangat Sumbar 2010 selalu mencoba konsisten berpengaruh kepada masyarakat yang dalam pemberitaan yang berpihak memiliki akses terhadap media dan tidak kepada kepentingan publik. Namun sebaliknya. Namun, Padang TV dan demikian, media tidak dapat lepas dari Harian Singgalang dalam Pemilukada kepentingan bisnis yang berkaitan Sumbar 2010 cenderung berpihak kepada dengan momentum. Sebab media harus kandidat tertentu. Ini terlihat dalam tetap eksis untuk memperjuangkan liputan dan pemberitaannya yang idealismenya .” Hal ini juga disampaikan terkesan berlebihan dalam menampilkan oleh Haris, Freelance (wawancara, 17 kontestan Pemilukada” . September 2010) bahwa “ Padang TV dan Senada dengan pandangan ini, Singgalang telah melakukan tugasnya Roni, mahasiswa (wawancara, 10 sesuai dengan peran dan tanggung September 2010) memandang ”Padang jawab mereka dalam Pemilukada TV dan Harian Singgalang memiliki Sumbar 2010. Media mapan tentu saja pengaruh besar dalam mempopulerkan lebih menjaga kualitas di depan publik.” kandidat kepada masyarakat”. Hal ini Dalam pandangan Welly, juga diaminkan oleh Novi , mahasiswi pedagang (wawancara, 16 September (wawancara, 12 September 2010), bahwa 2010) bahwa “ media lokal semisal ”peran Padang TV dan Harian Padang TV dan Singgalang tentu tak Singgalang dalam Pemilukada Sumbar melewatkan momentum Pemilukada 2010 adalah menyampaikan informasi 2010. Ada berita yang baik, ada pula tentang kandidat dan mempengaruhi beritanya yang buruk. Namun, pilihan masyarakat.” pemberitaan yang baik lebih banyak, Ernita Arif, akademisi (wawancara, terutama memberi informasi seputar 15 September 2010), ”Pemilukada Pemilukada.” Senada, Ovi, pelayan tokoh Sumbar 2010 telah diliput oleh media (wawancara, 17 September 2010) bahwa dengan baik, terutama media cetak “pemberitaan di media lokal tentang seperti Harian Singgalang. Lebih jauh, Pemilukada Sumbar 2010 masih lebih demokrasi lokal telah dirayakan dengan banyak yang baik dalam memberikan baik berkat bantuan Media Massa di informasi yang kita butuhkan dalam Sumatra Barat.” Pandangan ini mengenali calon pemimpin di Sumbar.” dipertajam oleh Virtous Setyaka, Menurut Chalik, PNS (wawancara, 14 akademisi (wawancara, 15 September September 2010) “ Pemilukada Sumbar 2010), bahwa ” performance Pemilukada 2010 telah berlangsung dengan baik. 43

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

Salah satu yang berperan adalah media media sehingga pandangan alternative lokal seperti Padang TV dan media lokal masih harus disemai untuk Singgalang .”Persepsi ini tidak berbeda menampilkan elit dan isu politik lainnya dalam pandangan Budi, PNS (wawancara, secara kritis serta terbuka menerima 14 September 2010) bahwa “ Pemilukada kritikan alternatif. Sumbar 2010 telah menghasilkan Program acara Menuju Sumbar pemimpin di Sumbar berkat campur Satu Padang TV ini menunjukkan bahwa tangan media lokal.” politik opini publik dilakoni oleh kandidat gubernur-wakil gubernur beserta tim Kesimpulan suksesnya dalam strategi teater politik- Perhelatan Pemilukada Sumbar kebudayaan di mana momentum 2010 menuju kursi Gubernur-Wakil kampanye bertujuan menarik simpatik Gubernur, Bupati-Wakil Bupati, Walikota- dan membentuk citra positif ketokohan Wakil Walikota terlihat sangat dinamis agar terpilih dalam Pemilukada 30 Juni dalam liputan media lokal. Ada interaksi 2010. Sedangkan Headline dan Laporan antara media, elit politik dan masyarakat Khusus Singgalang yang merep- pemilih. Tak bisa dibayangkan kering dan resentasikan ketokohan para kandidat lambannya proses politik tersebut tanpa secara massif dan intensif di periode April, peran media. Media massa local yaitu Mei dan Juni 2010 mengisyaratkan Padang TV dan Surat Kabar Singgalang determinasi media lokal dan perlunya elit dalam taraf tertentu telah berperan direpresentasikan atau dicitrakan oleh demokratis menyebar pesan beragam dan media untuk meraih efek magis opini membentuk opini public serta perlahan public. Proses interpelasi ideologis media membangun ruang public demokratis dan elit kandidat ini pun menurun drastis seputar liputan pemilu dengan memuat di periode Juli dan Agustus 2010. agenda dan profil kandidat dalam Akhirnya, politik media oleh elit program siaran khusus seperti Menuju kandidat dalam beberapa taraf seperti Sumbar Satu dan disetting dalam dipotret oleh Padang TV dan Singgalang Headline Utama dan Laporan Khusus. dapat dipahami juga sebagai politik Media lokal telah mengafirmasi peran konsensus dengan media lokal dilakukan sentralnya sebagai pilar keempat demi kepentingan politik pragmatis. demokrasi. Publik pun berpartisipasi mengapresiasi Tentu saja, ini juga petanda apa yang terlihat dan ditampilkan secara meningginya nalar media dalam moment positif oleh media. Namun, segera pasca politik yang diperankan oleh Padang TV Pemilukada terlihat kembali potret elit dan Singgalang. Hanya saja, pesan sesungguhnya bersengketa tanpa banyak tekstual media lokal tersebut untuk memedulikan media dan citra publik beberapa taraf masih jelas menguatkan mereka lagi kepentingan sesaat elit kandidat yang berjalin kelindan dengan ekonomi politik

44

Muhammad Thaufan A , Representasi Politik Opini Publik terhadap Pemilukada Sumatra Barat 2010 pada Koran Singgalang dan Program Sumbar Satu

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, W. M. 2006. Menyoal Durham, M. G., & Kellner, D. M. 2001. komunikasi memberdayakan Media and cultural studies: masyarakat. Yogyakarta: Fisipol Keyworks . Oxford: Blackwell UGM. Pubishing.

Anderson, B. 2006. Imagined Eco, U. 2009. Tamasya dalam communities: Refelections on the hiperrealitas. Yogyakarta: Jalasutra. origin and spread of Nationalism. London: Verso. Fairclough, N.1995. Critical discourse analysis . London: Longman. Bailey, S. 2005. Media audiences and identity: Self construction in the fan Eriyanto. 2001. Analisis wacana: experience. New York: Palgrave Pengantar analisis teks media . Macmillan. Yogyakarta: LKiS.

Brants, K.,& Voltmer, K. 2011. Political ______2001. Language and communication in postmodern power . London: Longman. democracy: Challenging the

primacy of politic. London: Palgrave Macmillan. ______2006. Discourse and social change . Cambridge: Polity Press.

Burton, G. 2005. Media and society: Critical perspective. Glasgow: Open Fiske, J.1991. Introduction to University Press. communication studies. London: Routledge.

Calhoun, C. ed. 1992. Habermas and the Public Sphere. Massachusetts: The Gadamer, H. 1995. Truth and method. MIT press New York: Continum.

Castell, M. 2009. Communication Power. Golding, P., & McChesney, R.W. 1997. The New York: Oxford Press. global media: The new missionaries of global

capitalism . London: Cassell. Chan, J. 2001. Media, democracy and globalization: A comparative framaework. The public 103 Vol.8 Gunther, R., & Mughan, A. 2000. (2001), 4, 103-118. Democracy and the media; A comparative perspective. Cambridge: Cambridge university Coyne, C.J., & Leeson, P.T. 2009. Media, press. development and institutional change . Massachusets: Edward Elgar. Gurevitch, Bennett, T., Curran, J., and Cresswell, J. W. 2007. Qualitative inquiry Woollacott J. (eds) 2005. Culture, & research design: Choosing among society and the media. five approaches. California: Sage. London:Routledge. Curran, J. 2002. Media and power. London: Routledge. Hadiz, V.R. 2005. Dinamika kekuasaan ekonomi politik Indonesia pasca Soeharto. Jakarta: LP3ES. Doyle, G. 2002. Media ownership. London: Sage.

45

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

Hamad, I. 2004. Konstruksi realitas Loon, V. J. 2008. Media technology: politik di media massa: Sebuah Critical perspective. New York: study critical discourse analysis. Open University Press Jakarta: Granit. Manin, B. 1997. The principles of Hardiman, F., B. 1993. Menuju representative government. New masyarakat komunikatif . York: Cambridge University Press Yogyakarta: Kanisius. Marvasti, A., B. 2004. Qualitative Hidayat, D.N.2000. Pers dalam revolusi research in Sociology: An Mei: Runtuhnya sebuah hegemoni . introduction. London: Sage. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Maryani, E.2011. Media dan perubahan sosial. Bandung:Rosda. Hepp, A., et al. 2010. Mediatization- Empirical perspectives: An McCargo, D.2003. Media and politics in introduction to a special issue. Pacific Asia. London: Routledge Communications, 223_228 Curzon. 03412059/2010/035_0223 DOI

10.1515/COMM.2010.012 . McLuhan, M. 1964. Understanding media

: The extensive of man . New York: Heryanto, A. 2008. Popular culture in McGraw-Hill. Indonesia:Fluid identities in post-

authoritarian politics. London: Routledge. McNair, B. 2000. Journalism and democracy: An evaluation of the

political public sphere. London: Hjarvard, S. 2008. The mediatization of Routledge. society: A theory of the media as

agents of social and cultural change. Nordicom Review 29 (2008) 2, pp. McQuail, D. 1997. Mass communication 105-134 theory An Introduction. London: Sage Publications. Kim, Y. 2008. Media consumption and everyday life in Asia. New York: Routledge. Mubah, A. S. 2007. Menguak neokonservatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kimura, E.2010. Indonesia in 2010. Asian survey, Vol. 51, No. 1. Moores, S. 2006. Media theory: Thingking about media and Kitley, P. 2000. Television, nation, and communication. New York: culture in Indonesia. Athens: Ohio Routledge University Center for International

Studies. Newcomb, H. 2000. Television: The

critical reading. Oxford: Oxford Lippmann, W. 1922. Public opinion . New University Press. York: Macmillan.

Pawito. 2007. Penelitian komunikasi Littlejohn, S. W. 2002. Theories of human kualitatif. Yogyakarta: LKis. communication 5 th ed. Belmont,

CA:Wadsworth. Piliang, Y., A. 2009. Posrealitas: Realitas

kebudayaan dalam era posmetafisika. Yogyakarta:Jalasutra

46

Muhammad Thaufan A , Representasi Politik Opini Publik terhadap Pemilukada Sumatra Barat 2010 pada Koran Singgalang dan Program Sumbar Satu

Ranciere, J. 2011. Althusser`s Lesson. Sardar, Z., dan Loon, B.V. 2008. London: Continum. Membongkar kuasa media. Yogyakarta: Resist Book Rivers, W. L. et al. 2008. Media massa & masyarakat modern. Jakarta: Vivian, J. 2008. Teori komunikasi massa. Kencana. Jakarta: Kencana

Rosengren, K.E. 1994. Media effect and Walton, D. 2007. Media argumentation . beyond: Culture, socialization Cambridge: Cambrdige University and lifestyles. London: Routledge press

Ross, K., & Nightingale, V. 2003. Media Wayne, M. 2003. Marxism and media and audiences: New perspectives. studies: Key concepts and Glasgow: Open University Press contemporary trends. London: Pluto Press Stoke, J. 2003. How to do media and cultural studies. London: Sage. Zakaria, Fareed. 2004. Masa Depan Kebebasan: Penyimpangan Stromback, J. 2008. Four phases of Demokrasi di Amerika dan mediatization: An analysis of the Negara lain. Jakarta: Ina mediatization of politics`, The Publikatama. International Journal of Press/Politics 2008 13: 228 DOI: Website 10.1177/1940161208319097 The www. padangtoday .com/ online version of this article can be found at: DOI: 10.1177/

14614440222226244

47

Jurnal komunikasi, Volume 9, Nomor 1, Oktober 2014

48