PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

KATA PENGANTAR

Kota Pusaka bagi Kota dipandang sebagai sebuah tema pembangunan mendatang yang sejalan dengan Visi Pemerintah Kota Denpasar untuk mengendalikan berbagai pengaruh perubahan Kota Denpasar mendatang. Berbagai upaya menuju Kota Pusaka sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Denpasar yang mengajak seluruh SKPD, stake holder, masyarakat, swasta untuk bersama-sama bersinergi positif saling mengisi aktivitas pelestarian dan pengelolaan aset pusaka Kota Denpasar.

Visi Kota Denpasar tahun 2005 – 2010, adalah terciptanya Kota Denpasar berwawasan budaya dengan keharmonisan dalam keseimbangan secara berkelanjutan. Visi Kota Denpasar ini menyiratkan bahwa budaya merupakan isu sentral yang menjadi landasan segala gerak dan langkah pembangunan di Kota Denpasar. Karena ini merupakan suatu proses penyadaran bahwa sebuah kota terbentuk, pertama-tama nampak sebagai tempat bermukim dan orang-orang yang mendiami tempat itu, ditinjau dari aspek ‘manusia’ maka kota dapat dipandang sebagai suatu sistem nilai, perasaan, kenangan, dan hubungan-hubungan, yang kesemuanya membentuk suatu sistem atau organisasi, sehingga kota merupakan suatu ciptaan peradaban.

1

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

Dengan demikian kami menyambut baik dan siap untuk bekerjasama dalam Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP). Kami mengucapkan terimakasih atas segenap dukungan berupa fasilitasi, konsultasi dan tukar pikiran untuk mewujudkan dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka. Besar harapan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi upaya pelestarian kota-kota pusaka di .

Denpasar, 8 November 2012 Kepala Bappeda Kota Denpasar

Ir. I Gusti Putu Anindya Putra, MSP Pembina Utama Muda NIP: 19550413 198703 1 002

2

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kota sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban, kebudayaan, dan kemampuan manusia, termasuk perkembangan ilmu dan teknologi, dimana bentuk budaya masyarakat terakumulasi ke dalam bentuk fisik kota serta bentuk kehidupan yang terjadi di dalamnya.

Visi Kota Denpasar tahun 2005 – 2010, adalah terciptanya Kota Denpasar berwawasan budaya dengan keharmonisan dalam keseimbangan secara berkelanjutan. Visi Kota Denpasar ini menyiratkan bahwa budaya merupakan isu sentral yang menjadi landasan segala gerak dan langkah pembangunan di Kota Denpasar. Karena ini merupakan suatu proses penyadaran bahwa sebuah kota terbentuk, pertama-tama nampak sebagai tempat bermukim dan orang-orang yang mendiami tempat itu, ditinjau dari aspek ‘manusia’ maka kota dapat dipandang sebagai suatu sistem nilai, perasaan, kenangan, dan hubungan-hubungan, yang kesemuanya membentuk suatu sistem atau organisasi, sehingga kota merupakan suatu ciptaan peradaban.

Dasar pemikiran keikutsertaan Kota Denpasar dalam P3KP adalah:

a. Globalisasi : Komitmen kembali pada tradisi, kearifan lokal, dan kebangkitan pusaka budaya (tangible, intangible dan behaviour) b. Nasional : Rancangan Indonesia Kreatif 2009-2025 c. Denpasar : Kota Berwawasan Budaya (tahun 2000) dan rancangan Denpasar Kota Kreatif (tahun 2008)

3

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

1.1. Tujuan RAKP

Kota Denpasar menyimpan berbagai potensi aset pusaka yang memberikan kontribusi dan efek positif dalam penataan kawasan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehingga diperlukan upaya penataan dan revitalisasi kawasan dengan memaksimalkan potensi yang berkelanjutan. RAKP bertujuan merumuskan rencana aksi dalam Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka menuju optimalisasi keunggulan aset-aset pusakanya melalui pengelolaan manajemen pusaka dan olah disain pusaka. Disamping bertujuan untuk pelestarian, dalam hal ini dikandung maksud untuk menggali dan mengembangkan ekonomi kreatif, pariwisata, pendidikan, dan tentunya rasa kebangsaan dan nasionalisme.

1.2. Landasan Hukum

Visi Kota Denpasar tahun 2005 – 2010, adalah terciptanya Kota Denpasar berwawasan budaya dengan keharmonisan dalam keseimbangan secara berkelanjutan dan Misi Pemerintah Kota Denpasar untuk tahun 2005 – 2010, yakni (a) Menumbuh kembangkan jati diri masyarakat Kota Denpasar berdasarkan kebudayaan ; (b) Pemberdayaan Masyarakat dilandasi dengan kebudayaan Bali dan kearifan Lokal; (c) Mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Govermance) melalui penegakan supremasi Hukum (Law Enforcement); (d) Membangun Pelayanan Publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Wallfare Society); (e) Mempercepat Pertumbuhan dan memperkuat ketahanan Ekonomi melalui sistem Ekonomi Kerakyatan (Economic Stability).

4

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______Visi Kota Denpasar ini menyiratkan bahwa budaya merupakan isu sentral yang menjadi landasan segala gerak dan langkah pembangunan di Kota Denpasar. Karena ini merupakan suatu proses penyadaran bahwa sebuah kota terbentuk, pertama-tama nampak sebagai tempat bermukim dan orang-orang yang mendiami tempat itu, ditinjau dari aspek ‘manusia’ maka kota dapat dipandang sebagai suatu sistem nilai, perasaan, kenangan, dan hubungan- hubungan, yang kesemuanya membentuk suatu sistem atau organisasi, sehingga kota merupakan suatu ciptaan peradaban. Landasan hokum pelaksanaan P3KP di Kota Denpasar: 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 4. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 30/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan 7. Keputusan Menteri Kimpraswil No.339/KPTS/M/2003 tentang pedoman pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Instansi Pemerintah 8. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.49/UM.001/MKP/2001 tentang Pedoman Pelestarian Benda Cagar Budaya dan Situs

5

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______9. Raperda RTRW 2010-2030 terdapat kawasan heritage (kawasan pusat kota) 10. Perwali kota denpasar no 25 thn 2010 tentang arsitektur bangunan gedung

1.3. Sistematika RAKP Sistematika secara keseluruhan mencakup hal-hal sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan RAKP 1.3. Landasan Hukum 1.4. Sistematika RAKP BAB II : PROFIL KOTA PUSAKA 2.1. Sejarah Perkembangan Kota terkait Morfologi Kota 2.2. Aset Pusaka 2.2.1. Aset Pusaka Alam 2.2.2. Aset Pusaka Budaya Ragawi 2.2.3. Aset Pusaka Budaya Tak Ragawi 2.2.4. Aset Pusaka Saujana BAB III : SIGNIFIKANSI KOTA PUSAKA 3.1. Pernyataan Arti Penting 3.2. Keunggulan Nilai Indonesia 3.3. Keaslian dan Integritas 3.4. Upaya Perlindungan yang Perlu Dilakukan BAB IV : TANTANGAN DAN PERMASALAHAN DIDALAM MELESTARIKAN KEUNGGULAN BAB V : VISI DAN MISI 5.1. Visi 5.2. Misi BAB VI : RENCANA AKSI 6.1. Manajemen Kota Pusaka 6.1.1. Kelembagaan dan Peran Pemangku Kepentingan 6.1.2. Inventarisasi, Analisis dan Penetapan Pusaka 6

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______6.1.3. Informasi, Edukasi dan Promosi 6.1.4. Pengelolaan Resiko Bencana untuk Pusaka /PRBP 6.2. Perencanaan dan Olah Disain Kota Pusaka 6.2.1. Pengembangan Karakter dan Kehidupan 6.2.2. Pengembangan Ekonomi Pusaka 6.2.3. Olah Disain Bangunan dan Ruang Terbuka 6.2.4. Rencana Tata Ruang dan Lingkungan Alam BAB VII : PENCAPAIAN PELAKSANAAN AKSI HINGGA TAHUN 2012 7.1. Manajemen Kota Pusaka 7.1.1. Kelembagaan dan Peran Pemangku Kepentingan 7.1.2. Inventarisasi, Analisis dan Penetapan Pusaka 7.1.3. Informasi, Edukasi dan Promosi 7.1.4. Pengelolaan Resiko Bencana untuk Pusaka /PRBP 7.2. Perencanaan dan Olah Disain Kota Pusaka 7.2.1. Pengembangan karakter dan kehidupan 7.2.2. Pengembangan ekonomi pusaka 7.2.3. Olah Disain Bangunan dan Ruang Terbuka 7.2.4. Rencana Tata Ruang dan Lingkungan Alam

7

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

8

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

BAB II PROFIL KOTA PUSAKA

2.1. Sejarah Perkembangan Kota terkait Morfologi Kota

Kota Denpasar awalnya berada di wilayah Kabupaten Badung. Kabupaten Badung sebelumnya juga merupakan wilayah dari Kerajaan Badung. Secara administratif Kota Denpasar menjadi Kota Daerah Tingkat II pada tahun 1992 yang lalu dengan luas 127,78 km2 (sebelum reklamasi Pulau Serangan 123,98 km2) atau 2,18 % dari luas wilayah Propinsi Bali. Batas-batas fisiknya adalah di bagian Utara, Barat dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Badung, di bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Denpasar dalam Buku Denpasar dalam Angka Tahun 2011 (2009: 28) menunjukkan bahwa penduduk Kota Denpasar pada tahun 2010 berjumlah 788.589 jiwa. Jumlah penduduk Kota Denpasar terhitung sejak tahun 2004 sampai dengan 2010 yang lalu meningkat rata-rata 2,82 %. Peningkatan tersebut selain karena bertambahnya angka kelahiran, juga sangat dipengaruhi oleh urbanisasi. Jika pada suatu saat nanti jumlah penduduk Kota Denpasar mencapai 1.000.000 jiwa, maka Kota Denpasar masuk ke dalam katagori kota metropolitan. Peningkatan katagori ini berdampak pada tingkat kepadatan yang akan berakibat semakin sesaknya ruang perkotaan.

9

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______Tingkat kepadatan penduduk di Kota Denpasar berdasarkan data Tahun 2010 yang baru lalu adalah 6.171 jiwa untuk setiap Km2 wilayah. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Provinsi Bali. Dari empat kecamatan di Kota Denpasar jumlah penduduknya sangat variatif, tetapi yang terpadat tercatat di Kecamatan Denpasar Barat dengan tingkat kepadatan 7.529 jiwa/Km2, selanjutnya Denpasar Timur 5,272 jiwa/Km2, Denpasar Utara 4.785 jiwa/Km2, dan Denpasar Selatan dengan jumlah 3.608 jiwa/km2. Jumlah penduduk tersebut di atas merupakan 14 % dari jumlah penduduk Bali dan oleh karenanya termasuk kategori kota besar dipandang dari sudut jumlah penduduknya. Kepadatan merupakan salah satu pemicu berbagai problem sosial antara lain: pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan penyakit masyarakat lainnya bila tidak dikelola dengan baik dan benar serta berdampak pada perubahan fungsi lahan dan bangunan. Kota Denpasar kini adalah sebuah kota yang terbentuk oleh karena waktu, pelaku, dan kekuasaan yang melapisinya. Dari berbagai hasil penelitian tersebut kemudian disarikan untuk kepentingan penulisan Sejarah Kota Denpasar atas tiga babak. Pembabakannya dibagi atas tiga era, yaitu 1) kerajaan ”tradisi”, 2) penjajahan ”kolonial”, dan 3) kemerdekaan ”kebebasan”. Semakin pesatnya pertumbuhan Kota Denpasar berdampak pada peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk. Penduduk sebagai masyarakat kota tentu menuntut peningkatan pelayanan publik. Untuk mengantisipasi kepentingan tersebut, melalui Peraturan Daerah Nomor: 12/2004 ditetapkan wilayah Kota Denpasar berkembang menjadi empat kecamatan dengan luas dan batas

10

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______wilayah yang sama. Empat kecamatan tersebut adalah Denpasar Utara, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Selatan, dan Kecamatan Denpasar Barat. Perkembangan fisik Kota Denpasar, khususnya dari pemanfaatan lahan untuk mewadahi pertumbuhan dan perkembangan fungsi kota sejak tahun 1908 sampai dengan Tahun 1998 hasil dari sudut ekspresi keruangannya mencerminkan bentuk yang tidak kompak sehingga dapat dikatagorikan dalam bentuk terpecah. Adapun morfologi Kota Denpasar memperlihatkan perkembangan kepadatan pemanfaatan lahan dari tahun ke tahun oleh karena berbagai fungsi, seperti perumahan, perdagangan, perkantoran, rumah sakit, sekolah, kepariwisataan, dan lain-lainnya. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Denpasar dari waktu ke waktu di atas lahan atau wilayah yang terbatas dan relatif tetap (penambahan terjadi ketika Pulau Serangan direklamasi). Yang berubah adalah jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak, kian heterogen, multi etnis dan etnik disertai dengan lepasnya batas-batas dunia dalam spirit globalisasi; menjadikan Bali khususnya Kota Denpasar sebagai kota tujuan pariwisata dunia. Dampak yang terlihat dari perubahan fisik Kota Denpasar adalah lahir dan berkembangnya berbagai fasilitas fungsi baru dalam kepariwisataan, kesehatan, perdagangan, pendidikan, dan sebagainya. Muaranya adalah banyak dijumpai wujud fisik bangunan dengan gaya arsitektur yang sangat beragam. Identitas ketradisian mulai terpinggirkan dengan memberi peluang pada kepentingan efisiensi yang berlindung di balik modernisme.

11

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

Memperhatikan pemahaman tentang pusaka dan cagar budaya, sudah selayaknya Kota Denpasar yang terbentuk oleh tiga lapisan sejarah yaitu :1) era kerajaan “tradisi”, 2) era penjajahan “kolonial”, dan 3) era kemerdekaan “kebebasan”. Dari tiga lapisan dimaksud maka warisan budaya yang terbanyak adalah pada era kerajaan dan beberapa diantaranya adalah pada era kolonial, dan sebagian kecil

12

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______diantaranya adalah tinggalan era kemerdekaan “kebebasan”. Dan jika dipandang dari batasan usia maka warisan budaya pasca era kemerdekaan yang telah terbangun sejak tahun 1961 (15 tahun setelah kemerdekaan) dapat dinyatakan sebagai benda, bangunan, atau struktur cagar budaya. Diantara keragaman pusaka yang tersebar di Kota Denpasar, tentu ada yang keadaannya utuh, bercampur, bahkan ada juga yang hancur karena waktu ataupun karena kepentingan pembangunan. Adapun warisan budaya fisik yang tersebar di Kota Denpasar dapat disaksikan antara lain seperti Puri, Bale Banjar, Pura, Setra, Umah, dan lain-lainya. Puri yang dimaksud antara lain Puri Pemecutan, Puri Satrya, dan Puri Kesiman. Sedangkan untuk Pura antara lain adalah Pura Maospahit, Pura Serangan, Pura Blanjong, Pura Pemedilan, Pura Pengrebongan, dan untuk Setra dapat dilihat pada Setra Badung, Setra Tanjungbungkak, dan Setra Beluntas, hamparan sawah beserta sistem irigasinya “subak”, dan lain-lainnya. Tinggalan arsitektur pada era kolonial yang termasuk warisan budaya yang harus dilindungi antara lain, Bali Hotel, Museum Bali, SD Negeri 1, SMP Negeri I, sedangkan untuk rumah tinggal adalah rumah Bapak I Ketut Mandra (alm). Beberapa bangunan tersebut diatas jika tidak segera dinyatakan sebagai warisan budaya “cagar budaya” (usianya sudah diatas 50 tahun) sebagai aset Kota Pusaka, diduga akan segera berubah fungsi seperti yang terjadi pada lembaga Permasyarakatan Pekambingan, Tangsi Militer di Jalan Veteran dan Surapati, Gedung yang berlokasi di Kantor Garuda (Jalan Sugianyar) kini, Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Kantor CPM dan lainnya. Demikian juga karena kepentingan identitas dan kepentingan kekuasaan “politik” juga terjadi penggantian jam atau lonceng di lokasi catur muka sekarang, lapangan Puputan Badung, sampai dengan Rumah Jabatan Gubernur (eks lokasi Puri Denpasar), dan lain-lainnya.

13

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______Kawasan Jl. Thamrin-Gajah Mada-Lapangan Puputan dan Jl Veteran pada masa lalu merupakan pusat kerajaan dan pusat ekonomi. Indikasi ini dapat dilihat dari letak Puri Denpasar dan Pasar Badung yang memiliki konseptual yang direncanakan mengikuti pola penataan perempatan agung yang merupakan konsep Catus Patha. Fungsi-fungsi yang berkembang di kawasan tersebut saat sekarang meliputi :  Perdagangan dan Jasa  Perkantoran  Permukiman  Peribadatan  Rekreasi  Pendidikan

Pada Kawasan Mikro meliputi kawasan Gajah Mada dan Lapangan Puputan Badung pada kondisi kekinian terdapat beberapa infrastruktur meliputi: Kantor / Rumah Jabatan gubernur, Gedung Kodam IX Udayana, Kantor Walikota Denpasar, Museum Bali, Pura Jagatnatha, Kantor Kodim Wirasatya, Kantor Pelayanan Garuda, Perkantoran Pemerintah, Hotel, Puri, Pasar Badung, Pura Desa, Puri Pemecutan.

14

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______2.2 Aset Pusaka Aset Pusaka Kota Denpasar sangat lengkap dan kaya baik meliputi pusaka alam, pusaka budaya ragawi dan tak ragawi serta pusaka saujana. Khusus untuk pusaka budaya baik ragawi dan tak ragawi dikelompokkan pula berdasarkan aset pusaka masa lalu yang diwarisi dari generasi ke generasi serta pusaka masa depan yang merupakan hasil karya masa kini yang bernilai sebagai penanda penting untuk sejarah ke depan.

2.2.1. Aset Pusaka Alam Unsur unsur pusaka alam antara lain: - Tukad Badung: merupakan sungai yang membelah kota Denpasar. - Pantai Sanur - Bunga jempiring - Tanaman gumi banten - Hutan mangrove - Keragaman hayati (ikan hias, penyu hijau, dll.

15

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

2.2.2. Aset Pusaka Budaya Ragawi Aset Pusaka Budaya Ragawi Masa Lalu: 1. Puri Pemecutan – Lokasi di jalan thamrin denpasar – Terbakar 20 september 1906 perang puputan badung. – Arca dewa aikpala (dewa 5 arah angin/panca dewata) – Lokasi di persimpangan jalan thamrin dan jalan gajah mada denpasar – Dibangun tahun 1930, kondisi masih baik

2. Arca Dewa Aikpala (dewa 5 arah angin/panca dewata) - lokasi di persimpangan jalan thamrin dan jalan gajah mada denpasar - dibangun tahun 1930, kondisi masih baik

16

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

3. Arca pendeta (Panca Rsi) – Lokasi di persimpangan jalan sumatera dan jalan hasanuddin denpasar – Bediri pada zaman kerajaan badung, bahan batu tabas, kondisi masih baik

4. Arca Catur Mukha – lokasi di perempatan agung pusat kota – berdiri pada zaman kerajaan badung, bahan batu tabas, kondisi masih baik

17

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______5. Pura Maospahit • lokasi di Kelurahan Tonja • Tahun berdiri tidak diketahui • Bahan batu bata, kondisi baik

6. Pura Rambut Siwi • Lokasi di kelurahan tonja • Tahun berdiri abad 15 – 16 • Bahan batu padas, kondisi baik

18

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

7. Puri Satrya • Lokasi di jalan veteran 62 denpasar • Tahun berdiri 1906

8. Pura Maospahit Grenceng • Lokasi di jalan sutomo • Pernah dipugar tahun 1956 • Kondisi baik

19

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______9. Inna Bali Hotel • Lokasi di jalan Veteran Denpasar • Berdiri pada tahun 1927 • Kondisi baik

10. Masjid As’shuhada • Lokasi di kelurahan serangan • Berdiri abad 17 • Kondisi baik

20

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

11. Museum Le Mayeur • Lokasi di sekitar pantai sanur • Tahun berdiri 1932 • Kondisi baik

12. Museum Bali • Lokasi disebelah timur lapangan puputan badung • Dibangun pada tahun 1910 • Kondisi baik

21

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______13. Pura Sakenan • Lokasi di pulau serangan • Tahun berdiri abad 16 • Kondisi baik

Pusaka Budaya Ragawi Masa Depan:

1. Balai Kulkul Puri Pemecutan – Lokasi di barat daya puri pemecutan – Tembok penyengker dari bahan paras kerobokan sudah mulai rusak

22

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______2. Arca Dewa Indra, Rudra, Kuwera – Lokasi di pertigaan banjar balun – Tahun berdiri tidak diketahui, kondisi baik

3. Jaya Sabha – Lokasi di utara lapangan I Gusti Ngurah Made Agung ”Puputan Badung” – Dulu sebagai Puri Denpasar – Saat ini sebagai Gedung Pertemuan Gubernur

23

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

4. Pintu Gerbang Pasar Badung – Lokasi di pintu masuk pasar tradisional Badung – Tahun berdiri 2008/2009

5. Banjar Lelangon • Lokasi di Jalan Arjuna • Dibangun pada zaman Belanda, dipugar tahun 1994 • Kondisi baik

24

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______6. Toko Harmony • Lokasi di Jalan Sutomo • Di bangun pada tahun 1950 • Kondisi baik, bergaya minimalis

7. Pura Jagatnatha • Lokasi di Jalan Surapati Denpasar • Berdiri pada tahun 1964 • Kondisi baik

25

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

2.2.3. Aset Pusaka Budaya Tak Ragawi

Pusaka Budaya Tak Ragawi Masa Lalu: 1. Subak. 2. Sekehe. 3. Omed-omedan. 4. Tenun ikat “endek”. 5. Kuliner. 6. Teks “lontar” 7. Pengobatan tradisional.

26

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______Pusaka Budaya Tak Ragawi Masa Depan 1. Sanur Festival 2. Serangan Festival 3. Denpasar Festival

2.2.4. Aset Pusaka Saujana - Desa lestari - Desa budaya Kertalangu - Pantai Matahari Terbit-Sanur. - Pantai Merta Sari. - Pantai Serangan. - Tukad Badung. - Estuary Dam-Tanah Kilap.

27

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

28

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______BAB III SIGNIFIKANSI KOTA PUSAKA

3.1. Pernyataan Arti Penting Di pusat Kota Denpasar, masih banyak terdapat aset pusaka yang mengandung nilai penting historis dan filosofis keagamaan.

- Denpasar sebagai Kota Kolonial

Munculnya gereja, pembangunan dan perbaikan jalan, saluran irigasi, bangunan kantor, tangsi atau penjara dan juga tempat rekreasi seperti Museum Bali (1910) dan Kantor Gubernur Jendral Wilayah Bali-Nusra (Gedung Kodam IX Udayana). Dan juga fasilitas akomodasi seperti Bali Hotel yang merupakan hotel pertama di Bali.

- Denpasar sebagai Kota Budaya

 Terbangunnya Puri Satria, Puri Pemecutan, Jero Kuta, dan Puri-Puri pendukung lainnya.  Terbangunnya Pura Jagatnatha Terbangunnya Pasar Payuk beserta aset budaya yang diperjual belikan

3.2. Keunggulan Nilai Indonesia

Disamping itu pola ruang pusat kerajaan yang kini menjadi pusat Kota Denpasar adalah merupakan warisan dari penataan ruang masa kerajaan yaitu dengan konsep Catuspatha atau Pempatan Agung “Grid Pattern” yang oleh Setiada dkk. (2009:14) diduga merupakan pengaruh dari konsep perencanaan perkotaan era Majapahit. Lokasi pusat Kota Denpasar yang juga merupakan pusat Provinsi Bali berada pada titik Catur Muka sekaligus menjadi penanda titik nol kilometernya Bali. Tampilan arsitektur Puri Denpasar sebelum Perang Puputan Badung diperoleh dari bantuan internet yang dipotret pada Tahun 1900 dengan titik ambil dari sudut

29

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______Tenggara (dari titik Catur Muka sekarang). Jika diperhatikan dengan seksama, maka wajah Puri Denpasar yang dihancurkan pada Tahun 1906 memiliki kemiripan dengan wajah Museum Bali dari Barat. W.F.Kroon selaku Asisten Residen Bali Selatan dan didampingi oleh Ir.Th.A.Resink pada Tahun 1910 mengupayakan pembangunan Museum Bali. Museum tersebut menggunakan potensi arsitektur kolonial yang dikenal sebagai Arsitektur Tradisional Bali kemudian dibuka untuk umum pada tanggal 8 Desember 1932 (Setiada,dkk.2009:52). Jika diamati sesaat tampaknya antara Puri Denpasar dengan Museum Bali memiliki persamaan wajah. Gambar dibawah adalah wajah Puri Denpasar yang dipetik pada tahun 1900. Apapun jawabnya, yang jelas Kolonial Belanda melindungi kolonial arsitektur tradisi dan itu dilakukannya untuk fungsi bangunan yang menyimpan dan mengoleksi kekayaan Budaya Bali.

Puri Denpasar (Agung Denpasar) dipotret pada tahun 1900, bandingkan wajahnya dengan Museum Bali. Sumber: kiri – internet, kanan – sudiantari 2011.

3.3. Keaslian dan Integritas

Penanda dari era kolonial “penjajah” diilustrasikan oleh Museum diatas, dibangunnya Bali Hotel, dipindahkannya pasar tradisional ke area Pasar Badung sekarang, Bangunan SD Negeri 1, SMP Negeri 1, perkantoran, perumahan antara lain rumah I Ketut Mandra 30

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______(Jalan Hasanudin), rumah Ida Bagus Rurus kini telah menjadi Bank Mandiri (Jalan Udayana), rumah Raden Agoeng (Jalan Durian), kawasan perdagangan (pertokoan dan pasar) di sepanjang Jalan Gajah Mada adalah merupakan representasi arsitektur kolonial “penjajah” yang mencerminkan kekuasaan, kolonial, dan sekaligus juga komoditas. Uang dan kuasa menjadi panglima dalam mengubah wajah Kota Denpasar dan Belanda melakukannya. Kota Denpasar berwajah dua muka yaitu tradisi dan kolonial. Demikian pula ketika selanjutnya Jepang mengalahkan Kolonial Belanda dan menguasai wilayah Indonesia, termasuk Bali dan Denpasar. Penanda selanjutnya yaitu era kemerdekaan “kebebasan” setelah proklamasi 17 Agustus 1945 perwajahan Kota Denpasar melalui karya-karya arsitektur yang mengusung gaya hidup modern. Pembangunan Hotel Bali Beach dan Bandara Ngurah Rai menjadi pemicu berubahnya wajah kota-kota di Bali, khususnya Kota Denpasar. Perubahan fungsi lahan sawah disertai dengan hilangnya subak turut serta menyurutkan pertumbuhan budaya agraris. Budaya kolonial dan jasa mengubah secara perlahan namun pasti sikap dan perilaku masyarakat kota yang akhirnya menyentuh hunian mereka. Berbagai fungsi-fungsi baru diwadahi oleh arsitektur untuk mempengaruhi manusia terhadap pemenuhan konsumsi dan hasrat. Pasar bebas mempercepat mendekatkan ruang dan waktu melalui informasi dan teknologi turut serta menyumbang derasnya pengaruh internasional dan semakin meminggirkan tradisi. Hedonis, pragmatis, instant, kolonial menjadi konsep bahkan juga kolonial dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. Ketiga era yang menyelimuti perkembangan Kota Denpasar oleh karena waktu, gaya atau style, memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan, serta memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa. Bila kolonial tersebut diatas dipenuhi dan dibingaki oleh waktu yang telah

31

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______mencapai 50 tahun maka warisan arsitektur di Kota Denpasar telah termasuk cagar budaya. Tiga kekuatan warna dari era tradisi, penjajahan, dan kemerdekaan secara tidak disadari menjadi modal budaya, modal kolonial, dan modal ekonomi untuk menjalankan roda pembangunan. Artinya dengan warisan arsitektur yang dimiliki Kota Denpasar telah dapat memberikan sumbangan pemasukan melalui pasar pariwisata, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan. Keragaman arsitektur oleh lapisan ke tiga era yang saling melengkapi menjadikannya keunikan yang menjadikan identitas bagi Kota Denpasar yang Kota Pusaka. Kota Denpasar menjadi kota yang terbuka, yaitu kota bagi siapa saja, untuk siapa saja dengan menekankan nilai saling menghormati dalam bingkai kesetaraan.

3.4. Upaya Perlindungan yang perlu dilakukan

Dengan masuknya Kota Denpasar ke organisasi Jaringan Kota Pusaka Indonesia, sudah selayaknya pemerintah beserta seluruh komponen masyarakat dan suasta untuk memperhatikan syarat-syarat perawatan ataupun pelestarian pusaka. Pelestarian menurut Burra Chapter (dalam Budihardjo, 1991:11) disebutkan sebagai seluruh proses yang memperlihatkan suatu tempat yang tetap mempertahankan arti “significance” dari kebudayaannya. Empat tahap perlakuan pelestarian disebutkan sebagai, 1) Preservasi, 2) Restorasi, 3) Rekonstruksi, dan 4) Adaptasi (terkadang disejajarkan dengan Revitalisasi). Pendapat ahli lainnya yaitu Dobby (dalam Budihardjo,1991:11) mengusulkan batasan sekaligus pengertian pelestarian dikelompok kan dalam kolonial model yaitu : 1). Preservasi, 2). Restorasi, 3). Rekonstruksi, 4). Adaptasi, 5). Rehabilitasi, 6). Perawatan, 7). Perbaikan, 8) Demolisi, dan 9). Konservasi. Dalam pelaksanaan konservasi penentuan pemilihan model sangat ditentukan oleh objeknya.

32

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

BAB IV TANTANGAN DAN PERMASALAHAN DI DALAM MELESTARIKAN KEUNGGULAN

Beragam tantangan dan permasalahan yang sangat krusial yang dihadapi oleh beragam aset pusaka termasuk juga actor-aktor pelaksananya dalam melakukan pelestarian pusaka. Contoh-contoh tantangan dan permasalahan beberapa diantaranya: 1. Bencana Alam 2. Ulah Manusia 3. Desakan Pembangunan Kota baik dalam bidang transportasi, pariwisata, maupun desakan ekonomi. 4. Tata Kelola Pemerintah 5. Keterbatasan Pendidikan dan SDM Pelestarian 6. Perda ataupun perwali belum ada yang mengkhusus mengatur tentang kawasan pusaka.

33

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

BAB V VISI DAN MISI

Visi dan Misi Kota Denpasar tahun 2005 – 2010 sangat sejalan dengan program P3KP. Visi adalah terciptanya Kota Denpasar berwawasan budaya dengan keharmonisan dalam keseimbangan secara berkelanjutan.

Sementara Misi Pemerintah Kota Denpasar untuk tahun 2005 – 2010, yakni: - Menumbuh kembangkan jati diri masyarakat Kota Denpasar berdasarkan kebudayaan Bali; - Pemberdayaan Masyarakat dilandasi dengan kebudayaan Bali dan kearifan Lokal; - Mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Govermance) melalui penegakan supremasi Hukum (Law Enforcement); - Membangun Pelayanan Publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Wallfare Society); - Mempercepat Pertumbuhan dan memperkuat ketahanan Ekonomi melalui sistem Ekonomi Kerakyatan (Economic Stability).

34

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

BAB VI

RENCANA AKSI

6.1. Manajemen Kota Pusaka Manajemen Kota Pusaka memerlukan sinergi positif dari berbagai pihak tidak hanya dari kelembagaan dan pemangku kepentingan, namun menyangkut pula aktivitas-aktivitas yang terkait pengelolaan aset pusaka mulai dari pemetaan/inventarisasi, perencanaan, olah disain, pemanfaatan dan lainnya. Kota Denpasar menyadari bahwa dari hasil pemetaan potensi keunggulan pusaka selama ini tetap masih perlu dilakukan pemetaan pembaharuan untuk mengidentifikasi perkembangan yang terjadi serta mengoptimalkan hasil pemetaan dalam setiap proses selanjutnya. Dalam perkembangan saat ini dimana pengelolaan pusaka sudah memasuki tahapan yang mengundang partisipasi lebih besar lagi dari masyarakat yaitu peran kelompok swasta, maka upaya manajemen kota pusaka yang menyiapkan kondisi yang kondusif bagi kemitraan kelompok swasta (Public Private Partnership) dapat diwujudkan, termasuk dengan penyusunan kebijakan di tingkat daerah seperti Perda tentang pelestarian pusaka.

6.1.1. Kelembagaan dan Peran Pemangku Kepentingan Selain lembaga formal pemerintah, di Denpasar peran-peran lembaga adat sangat penting. Akar dan daya dukung lembaga-lembaga tradisional yang kokoh seperti Desa Pekraman dan Subak.

35

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______- Lembaga adat/Desa pekraman merupakan salah satu organisasi social kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang sepanjang sejarah Kota Denpasar, yang memberikan banyak masukan berharga dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam pelaksanaan pembangunan khususnya bidang Social Budaya, melalui kegiatan-kegiatannya yaitu:  Pemantauan dan evaluasi bantuan Desa Pekraman Tk.I dan Tk. II  Pengembangan wawasan bendesa Desa Pekraman Kota Denpasar - Lembaga Subak yang merupakan salah satu lembaga tradisional yang bercirikan sosio, agraris, religious dan sudah menjadi bagian kehidupan petani di Bali umumnya dan Kota Denpasar Khususnya. Pemerintah Kota Denpasar juga memberikan perhatian yang besar terhadap keberadaan subak-subak di Kota Denpasar melalui pembinaan dan Lomba Subak

Kolaborasi antara masyarakat, lembaga adat dan lembaga sosial lainnya dalam bentuk pembiayaan, penataan asset dan penataan manajemen pusaka sangatlah diperlukan.

6.1.2. Inventarisasi, Analisis dan Penetapan Pusaka Mencermati kolonial pusaka Kota Denpasar yang demikian banyak, bahkan beberapa diantaranya sudah merupakan cagar budaya, kiranya perlu diadakan pemetaan terhadap keberadaan pusaka tersebut. Penataan zona Z di kawasan pusat Kota Denpasar dipandang sangat tepat dan dapat menjadi contoh bagi kawasan sekitarnya. Zona Z berikutnya yang menjadi perhatian dan prioritas pemerintah Kota Denpasar adalah koridor Jalan Surapati, Jalan Nusa Indah, dan Jalan Supratman (Puri Kesiman, Pengrebongan, dan sekitarnya). Demikian selanjutnya zona Z keberikutnya dapat saja

36

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______di mulai dari Pura Maospahit ke Utara sampai dengan Jro Kuta kemudian menuju Kampung Jawa (kini Wanasari). Zona O diberlakukan untuk kawasan sekitar Lapangan Puputan Badung yang kini bernama Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung. Demikian selanjutnya sehingga nantinya terbentuk beberapa kawasan pusaka di Kota Denpasar. Dari masing-masing zona Z atau O tersebut sebagian besar diantaranya dimulai dari pembabakan era kerajaan “tradisi”, era penjajahan “kolonial“, dan era kemerdekaaan “kebebasan”.

Kawasan Pusaka Pusat Kota Denpasar 6.1.3. Informasi, Edukasi dan Promosi Akses berupa informasi tentang kegiatan pelestarian pusaka memerlukan cakupan yang luas dan tidak dibatasi hanya untuk kelompok tertentu saja. Informasi ini merupakan bagian dari edukasi bagi masyarakat secara luas dan bentuk kegiatan promosi yang positif untuk semakin menggerakkan kepedulian masyarakat akan pusaka yang dimilikinya serta mendorong niat untuk mengelolanya dengan baik. Dalam era teknologi saat ini maka penggunaan perangkat komunikasi sangat diperlukan seperti misalnya Kota Denpasar berencana mengembangkan aplikasi smartphone tentang jelajah pusaka, di samping mengembangkan website Kota Denpasar yang sudah ada saat ini. 37

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

6.1.4. Pengelolaan resiko bencana untuk pusaka /PRBP Kota Denpasar sebagai bagian dari wilayah Indonesia yang terletak di kawasan cincin api (ring of fire), maka kesiapsiagaan terhadap bencana tetap perlu dilakukan. Saat ini perlu juga dipikirkan tentang resiko banjir yang sudah mulai terjadi di beberapa bagian Kota Denpasar.

6.2. Perencanaan dan Olah Disain Kota Pusaka Adapun manfaat ditetapkannya kawasan pusaka tidaklah semata-mata untuk keperluan ekonomi, pariwisata, dan romantisme belaka. Dibalik kepentingan- kepentingan tersebut, penetapan kawasan heritage juga bermanfaat sebagai upaya, 1) menjaga kesinambungan (kontinyuitas, 2) meningkatkan kualitas peradaban, dan 3) agar generasi mendatang tidak kehilangan jejak, seperti yang tertulis pada bahan presentasi Denpasar Kota Pusaka pada 16 Oktober 2011 yang lalu. Tiga manfaat tersebut tidak dipungkiri jika bermuara pada peningkatan pendapatan, kesempatan kerja dan yang terpenting darinya adalah persoalan pencitraan melalui identitas. Identitas yang ditampilkan melalui wujud fisik berupa arsitektur memburatkan citra tentang bagaimana masyarakat Kota Denpasar yang mayoritas Hindu berhadapan dengan kemajemukan dan multi kultur. Kearifan melalui serapan dan pemaduan melalui adaptasi, akulturasi, dan lainnya menjadikan arsitektur di Kota Denpasar kaya akan penanda dan simbol. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa arsitektur merupakan bukti bagaimana lenturnya hubungan sosial pada jamannnya baik melalui kekuasaan, perdagangan, ataupun juga seni.

38

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______6.2.1. Pengembangan karakter dan kehidupan Pembentukan jati diri masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang bernafaskan kekentalan dan keunggulan pusaka yang unik dari daerahnya juga selalu ditonjolkan dalam pengembangan pusaka di Kota Denpasar. Kebijakan memakai tenun ikat endek sebagai pakaian seragam pegawai pemerintah Kota Denpasar merupakan salah satu wujud upaya tersebut.

6.2.2. Pengembangan ekonomi pusaka Pengelolaan pusaka bukanlah dikotomi dengan pengembangan ekonomi. Malah dengan pengembangan pusaka unggulan dapat dibuka berbagai kesempatan kerja untuk kegiatan kreatif pengelolaan pusaka yang pada akhirnya meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

6.2.3. Olah Disain Bangunan dan Ruang Terbuka Keragaman pusaka berupa bangunan dan ruang terbuka merupakan aset yang dapat dikembangkan dengan olah disain. Dalam hal ini penerapan kaidah-kaidah pelestarian dalam pelaksanaannya perlu tetap dilakukan untuk menjaga nilai-nilai penting tidak luntur dengan perubahan dan perkembangan dinamis yang dilakukan.

6.2.4. Rencana Tata Ruang dan Lingkungan Alam Rencana tata ruang merupakan landasan atau acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis dan berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) telah menetapkan norma- norma spatial pemanfaatan ruang kota. Penjabaran RTRW dilakukan melalui rencana detail tata ruang serta rencana tata bangunan dan tata lingkungan.

39

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______Penataan ruang Kota Denpasar difokuskan pada: a. Perencanaan: Legalisasi turunan RTRW Kota Denpasar: RDTR, Rencana Rinci Tata Ruang, Zoning Regulation dan Pedoman Teknis Pembangunan. b. Pemanfaatan Ruang berupa program: Penataan Wajah Kota dikelompokkan sesuai karakter dan fungsi seperti kawasan pusaka, kawasan pendidikan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan permukiman dengan penataan difokuskan pada:  Arsitektur; Pola Ruang Kota Denpasar didasarkan Pada Tri Hita Karana dengan dasar Arsitektur Bali sebagai pakemnya. Sehingga di dalam perwujudan bangunan terdapat wujud pola, bentuk, tekstur, ornament dan warna Arsitektur Bali.  Taman; Penataan taman dikonsepkan pada Taman Gumi Banten yang secara normatif dapat difungsikan dan mendukung upacara keagamaan disamping secara harfiah menambah keindahan wajah kota dengan spesifikasinya.  Reklame; Penempatan, dimensi, pencahayaan ditata ulang sehingga wajah kota dan arsitektur Kota dapat secara harmoni terwujud.  Persimpangan; Penataan ulang persimpangan, batas kota, terkait dengan keselamatan berlalu lintas, keindahan dan kenyamanan.

2. Penanganan Penyehatan Lingkungan Permukiman di Kawasan Heritage:  Sanitasi, Penataan sanitasi berbasis komunal melalui program DSDP, Sanimas dan ISSDP terus dikembangkan sehingga pencemaran air tanah dapat diminimalisasi.

40

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______ Drainase; Perbaikan, normalisasi alur, perkuatan tebing, dan sodetan secara bertahap dikerjakan untuk mengurangi adanya genangan dan mewujudkan Kota Denpasar bebas banjir.  Air Bersih; Kebutuhan akan air bersih dioptimalkan dengan kerjasama antar daerah melalui program Sarbagitaku dengan sumber mata air Tukad Yeh Penet (Kab. Tabanan) dan Tukad Petanu (Kab. Gianyar)  Persampahan; Pengelolaan persampahan ditingkatkan dengan perubahan pola dan system penanganannya termasuk konsep swastanisasi dan menumbuhkan kelompok-kelompok swadaya dalam penanganan sampah.

41

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

BAB VII PENCAPAIAN PELAKSANAAN AKSI HINGGA TAHUN 2012

7.1. Manajemen Kota Pusaka

Pengelolaan pusaka di Kota Denpasar telah memasuki berbagai pencapaian yang tidak sedikit dalam tahun 2012. Beragam kegiatan yang melibatkan segenap pemangku kepentingan telah mulai dilakukan, pemetaan/inventarisasi dan lain-lain, walaupun kesemuanya tentunya masih perlu ditingkatkan dalam tahun-tahun berikutnya, terutama dalam mendukung rencana aksi P3KP.

7.1.1. Kelembagaan dan Peran Pemangku Kepentingan Melestarikan kebudayaan Bali yang memiliki akar dan daya dukung lembaga-lembaga tradisional yang kokoh seperti Desa Pekraman dan Subak. - Lembaga adat/Desa pekraman merupakan salah satu organisasi social kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang sepanjang sejarah Kota Denpasar, yang memberikan banyak masukan berharga dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam pelaksanaan pembangunan khususnya bidang Social Budaya, melalui kegiatan-kegiatannya yaitu:  Pemantauan dan evaluasi bantuan Desa Pekraman Tk.I dan Tk. II  Pengembangan wawasan bendesa Desa Pekraman Kota Denpasar - Lembaga Subak yang merupakan salah satu lembaga tradisional yang bercirikan sosio, agraris, religious dan sudah menjadi bagian kehidupan petani di Bali umumnya dan Kota Denpasar Khususnya. Pemerintah Kota Denpasar juga

42

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______memberikan perhatian yang besar terhadap keberadaan subak-subak di Kota Denpasar melalui pembinaan dan Lomba Subak. 7.1.2. Inventarisasi, Analisis dan Penetapan Pusaka Di antara beragam hasil inventori pusaka budaya di Kota Denpasar khususnya pada kawasan pusaka di zona 2 atau zona sentral, semisal : Situs Puri Satriya, Puri Pemecutan, Museum Bali, Inna bali Hotel, Pasar Badung, Pura Desa, dan Puseh Desa Pekraman Denpasar, Perkampungan Cina, Arab, Kampung Jawa dan Permukiman Etnis Bali, menunjukkan keragaman pusaka yang bersifat monokultural dan multi kultural. Puputan Badung merupakan situs intangible heritage, yang khas dan bernas dengan nilai lokal, nasional, universal. Puputan Badung adalah satu fenomena historik, heroik, dan representasi perjuangan Bali melawan kolonialisme. Puputan merupakan peristiwa budaya yang kaya akan basis filosofi, nilai. Karakter, dan tindakan kolektif yang merefleksikan roh, spirit, dan adat tentang cinta tanah air, bela bangsa, dan bela martabat. Tekanan penjajah telah memicu aksi Puputan dalam etos kesetiaan, keberanian, dan kebersamaan bela negara. Roh, spirit, karakter Puputan sebagai heritage adalah satu modal budaya, sosial, dan spiritual yang luhur dan diapresiasi sampai kini. Merupakan momentum untuk mewujudkan dan menggugah fenomena heroik Puputan ke dalam museum, monumen dan diorama (MMD) yang holistik, diakronis dan utuh. Sebagai satu monumen historis yang agung, MMD Puputan wajib memenuhi standar utama dari teropong filosofi, nilai, historis, estetika, sains, humaniora, dan arsitektura. Sebenarnya Denpasar telah memiliki monumen Puputan Badung yang kini berlokasi di sisi utara Puputan Badung. Satu monumen heroik sebagai simbol pemahaman rakyat Denpasar tentang darma negara dan bela negara. Perkembangan Kota Denpasar yang mengusung Visi Kota Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam

43

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______Keseimbangan Menuju Keharmonisan menuntut perluasan, peningkatan, dan penyegaran tentang filosofi, nilai, karakter, dan kontekstual fenomena Puputan dalam dimensi lokal, nasional, dan universal. Terkait dengan dinamika universal, transformasi urban, dan peluang sinergi tanpa mengabaikan esensi, roh, dan spirit Puputan, Monumen Puputan Badung yang ada sekarang ingin di kembangkan dalam wujud museum, monumen, dan diorama Puputan Badung. Satu dinamika pengembangan yang menuntut beberapa hal : dari konsepsi, representasi aplikasi, serta indetifikasi potensi, tantangan, dan strategi manajemen serta langkah-langkah terstruktur, terukur untuk mewujudkannya.

Jl. Veteran Kelompok Tanaman yang berwarna hitam/berbunga hitam/gelap

Jl. Kaliasem

Jl. Surapati D

Papan informasi Telpon Umum Pos Polisi Bangku Taman Patung Upacara Bangku Taman Ngaben Bangku Taman D Bangku Taman Patung Upacara Bangku Taman Nyekah Bangku Taman

Bangku Taman Kamboja Kuning Bangku Taman Pohon Beringin

Kelompok Nyuh gading dan nyuh bulan Pohon Beringin Bangku Taman Bangku Taman Pohon Jempiring Pohon Jempiring Bangku Taman Patung Orang Tua Mengajar Kelompok Tanaman yang berwarna putih/berbunga putih Sandat Kelompok Tanaman yang berwarna kuning/berbunga kuning seperti sandat, cepaka Patung Megedong-gedongan Bangku Taman Sandat kuning, kamboja kuning, Kelompok Tanaman yang dll Tanaman Warna-warni/Brumbun Petanda menuju berwarna putih/berbunga pusat dagang canang putih seperti nusa indah Patung Orang Baca putih, melati, jempiring, Lontar/Mekekawin cepaka putih kamboja Bangku Taman putih dll Kamboja Kuning Kelompok Tanaman yang berwarna Patung Bayi kuning/berbunga kuning Lapangan

C Jl. Udayana Patung Orang Tua dan Anak-anak Puputan Badung C Nagasari Kelompok Tiing gading Bangku Taman Kamboja kuning Bangku Taman

Patung Orang Tua dan Bayi Patung Mepetik Jl. Mayor Wisnu Bangku Taman Bangku Taman Patung Bayi Ngogoh

Bangku Taman A Mejegau Patung Orang Nikah/Upacara A Pawiwahan Patung Anak Belajar

Open Stage, Wc dan Pohon Beringin Tempat Berhias Patung Upacara Potong Gigi Patung Menek Kelih Andong Merah Pohon Beringin Tangga dan ramp menuju toilet Bangku Taman

B Tangga dan ramp menuju toilet

Bale Bengong Jl. Sugianyar Papan informasi Bale Bengong B

RENCANA PENATAAN LAPANGAN Konsep PenataanPUPUTAN-DENPASAR Lapangan (TAHAP Puputan I) Badung

44

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

7.1.3. Informasi, Edukasi dan Promosi  Dari sisi sosial budaya, masyarakat Kota Denpasar telah memiliki potensi yang merupakan warisan leluhur bernilai tinggi.  Dari sisi ekonomi masyarakat, berawal dari konsep pengabdian (Yadnya) yang merupakan bagian dari budaya, menghasilkan produk-produk budaya yang bernilai ekonomi bagi masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.  Dari sisi sarana dan prasarana, merupakan perwujudan budaya yang di ekspresikan dalam wujud barang dan bangunan, yang dapat mewujudkan nilai keindahan dalam keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga, lingkungan dan kota.  Dari sisi pemerintahan, telah mencoba menerapkan prinsip-prinsip good government, menjalankan pemerintahan secara transparan, akuntabel dan demokratis. Hal tersebut diwujudkan melalui pelayanan prima (Sewaka Dharma).

Pengembangan Non Fisik a. Bidang Sosial Budaya Masyarakat kreatif lebih menonjol pada bidang Sub bidang Budaya : Potensi budaya dan seni di Kota Denpasar tersebar disetiap banjar-banjar yang ada di Kota Denpasar seperti seni sastra, seni musik/tabuh, seni ukir, seni tari serta perawatan situs-situs budaya. Berkaitan dengan potensi seni dan budaya yang dimiliki, maka Kota Denpasar sebagai kota Kreatif yang berbasis budaya unggulan secara konsisten selalu memberikan perhatian yang besar terhadap pelestarian dan pengalian potensi budaya yang ada. Untuk itu Pemerintah Kota Denpasar menuangkannya dalam 4 kebijakan, yaitu :

45

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______(i) Melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali serta memberdayakan sekaa / sanggar kesenian, seniman dan budayawan (ii) Melestarikan dan memberdayakan lembaga-lembaga tradisional. (iii) Melestarikan nilai-nilai peninggalan budaya,sejarah, kepahlawanan dan potensi warisan budaya yang hidup di masyarakat. (iv) Menyelamatkan, mengkaji, merawat, mendokumentasikan dan mengembangkan naskah budaya Bali Dari kebijakan-kebijakan tersebut, maka dilaksanakan upaya-upaya, sebagai berikut ; 1. Melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali maka salah satu kegiatan yang selalu dilaksanakan setiap tahun adalah Pesta Kesenian Bali yang merupakan Ide dari Prof.Dr. Ida Bagus Mantra pada Tahun 1978. Dalam ajang PKB ini memberikan ruang bagi para seniman seniman yang ada di Kota Denpasar untuk berkreasi dan mengekspresikan diri serta dapat menumbuhkan kader-kader seniman muda dan menumbuh kembangkan keberadaan sekaa/sanggar seni di seluruh pelosok Kota Denpasar. 2. Melestarikan nilai-nilai peninggalan budaya dan sejarah kepahlawanan, warisan budaya yang hidup di masyarakat. Untuk pelestarian kesenian-kesenian yang terdapat di Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar telah melaksanakan kegiatan- kegiatan yang mendukung upaya ini seperti :  Pelestarian dan aktualisasi adat budaya Daerah, yaitu melaksanakan pentas sanggar tari secara rutin tiap hari sabtu dan Minggu di Kota Denpasar untuk kemudian dilombakan.  Penyelenggaraan Gong Kebyar wanita, dengan melibatkan sekaa gong wanita yang ada di Kota Denpasar.

46

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______ Penyelenggaraan dan pembinaan seni kerti budaya yaitu memberikan penghargaan kepada seniman dan sekaa kesenian yang berprestasi di Kota Denpasar.  Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengeloaan kekayaan budaya, yaitu berupa pembinaan terhadap sekaa-sekaa tabuh yang ada di Banjar-Banjar di Kota Denpasar.  Revitalisasi kesenian langka, yaitu upaya untuk melestarikan kesenian-kesenian langka yang ada di kota denpasar seperti Wayang Wong dan Tabuh Gambang.

Untuk itu upaya-upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut ;  Pesta kesenian Bali tingkat Kota Denpasar.  Pelaksanaan Utsawa Dharma Githa Tingkat Kota Denpasar dan Tingkat Propinsi

Selain upaya–upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Denpasar, untuk mendukung pelestarian seni dan budaya di Kawasan Heritage Pemerintah kota Denpasar juga telah melaksanakan kegiatan–kegiatan lain diantaranya ; 1. Kegiatan Maha Bandana Prasadha dilaksanakan pada bulan september yang merupakan suatu aktivitas budaya yang berawal dari ide untuk melukiskan suatu proses perkembangan Budaya menuju suatu yang agung dalam bentuk pawai nyatus pata perjuangan raja dan rakyat badung yang gagah berani mempertahankan eksistensinya. 2. Gajah Mada Town Festival yang kemudian disebut dengan Denpasar Festival yang dilaksanakan tiga hari sebelum akhir tahun sebagai upaya merevitalisasi kawasan Gajah Mada yang dulunya dikenal sebagai kawasan perdagangan dan kental

47

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______dengan unsur multikultural, juga terakhir ada kegiatan melepas matahari pada tanggal 31 Desember.

7.1.4. Pengelolaan resiko bencana untuk pusaka /PRBP Pengelolaan kesiapsiagaan menghadapi resiko bencana telah dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat daerah, terutama untuk mengantisipasi kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan pada aset-aset pusaka. Kegiatan yang dilakukan termasuk pelatihan yang diberikan oleh BPPI berupa peningkatan kapasitas dalam pengelolaan resiko bencana.

7.2. Perencanaan dan Olah Disain Kota Pusaka Kegiatan perencanaan dan olah disain yang telah dilaksanakan dalam tahun 2012 ini terdiri dari kegiatan pengembangan ekonomi pusaka dan rencana penyusunan perda perlindungan pusaka yang masih menjadi tantangan untuk perwujudannya. Pengembangan karakter dan kehidupan 7.2.1. Pengembangan ekonomi pusaka Adapun kegiatannya meliputi beberapa sub bidang, antara lain : 1. Sub bidang Perindustrian dan perdagangan serta Koperasi dan UKM Perkembangan industri di kota Denpasar dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini disebabkan selain kota Denpasar sebagai ibu kota Propinsi juga merupakan pusat perdagangan di Bali, oleh karena itu banyak pengusaha yang berminat membuka usaha di kota Denpasar. Dari perkembangan ini dari tahun ke tahun telah dilaksanakan berbagai program serta kegiatan yang berorientasi pada UKM. Hal ini bertujuan agar UKM dapat

48

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______berkembangan, mandiri dan kreatif namun tetap berwawasan budaya melalui berbagai kegiatan antara lain : - Pelatihan peningkatan teknis produksi - Pelatihan manjemen kewirausahaan - Pelatihan gugus kendali mutu - Pelatihan peningkatan ketrampilan dan pemasyarakatan/penerapan gugus kendali mutu pada UKM Kebijakan pendukung yang diterapkan: 1. Merubah paradigma pedagang di Pasar Badung agar berperilaku lebih sopan, ramah, bersih lingkungan, segar. 2. Melaksanakan atraksi kesenian tradisional di lapangan Puputan Badung dengan intensitas yang lebih tinggi. Dan juga menyelenggarakan permainan tradisional. 3. Mengintensitas lebih tinggi event-event budaya seperti Festival kuliner masakan Bali, pementasan kesenian pelataran Pura Desa Pekraman Denpasar.

7.2.2. Olah Disain Bangunan dan Ruang Terbuka Olah disain bangunan dan ruang terbuka di Kota Denpasar telah diintegrasikan dalam rencana tata ruang baik berupa revitalisasi kawasan pusaka di beberapa bagian kota, maupun konservasi bangunan maupun lansekap di sebuah kawasan. Bangunan gedung yang diolah terdiri dari baik gedung pemerintah berupa kantor, maupun hotel dan pura serta puri.

49

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______

7.2.3. Rencana Tata Ruang dan Lingkungan Alam Perencanaan yang telah dilaksanakan selama ini antara lain: 1. Revitalisasi Kawasan - Penataan kawasan Jl Gajah Mada : TA 2007, 2009, 2011, 2012 - Penambahan arsitektur Bali di pertokoan : TA 2012 - Penataan Catus Patha : TA 2012 2. Konservasi Bangunan Kawasan Puputan - Penataan fasade ruas Jl Sugianyar : Belum dianggarkan - Penataan kampung di timur Museum Bali : Belum dianggarkan - Revitalisasi Lonceng Belanda : TA 2011 - Perencanaan Parkir Base ment : TA 2011 3. Lansekap Pusat Kota - Pembuatan tempat bermain anak-anak : TA 2010 - Penanaman pohon langka : Belum direalisasikan - Menyiapkan sarana pompa air : TA 2009 - Membuat sangkar burung : TA 2009 4. Penataan Gedung/Kantor Pemerintahan/Hotel - Kantor Walikota sebagai Balai Kota : Belum Dianggarkan - Penataan Bali Hotel : TA 2010 5. Penataan Tata Bangunan - Renovasi Pura Jagatnata : TA 2012 - Pembangunan / Renovasi Patung Jalan Veteran : TA 2011 - Penataan Simpang Puri Pemecutan : TA 2011 - Menambah bangunan publik seperti toilet Lapangan Puputan : TA 2008

50

PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) DOKUMEN RENCANA AKSI KOTA PUSAKA ______- Membangun open stage Lapangan Puputan Badung : TA 2008 - Pembangunan Sentral Parkir Pasar Payuk : TA 2009 - Pembangunan Sentral Parkir Pasar Badung : TA 2010 - Penataan Pura Desa : TA 2008 - Pembongkaran Toko Jalan Gajah Mada : TA 2007 - Pelestarian arsitektur pertokoan di kawasan Jl Gajah Mada : TA 2012 - Pembangunan Monumen, Museum dan Diorama Puputan Badung - Pembangunan Parkir Basement Lapangan Puputan Badung - Membuat bale bengong Pura Desa - Penataan pedestrian dan lampu taman kawasan Heritage - Mempertahankan arsitektur Bali bagi bangunan perkantoran, perdagangan, dan milik perorangan/badan. - Penataan fasade ruas Jl Sugianyar - Penataan fasade Jalan Thamrin - Penataan kampung di belakang museum bali dan revitalisasi Lonceng Belanda - Pembuatan kantong/ruang parkir di sekitar Lapangan Puputan - Relokasi gedung pemerintah ke lokasi lain agar Lapangan Puputan sebagai pusat pusaka budaya. 6. Pengendalian - Penetapan Kawasan Pusaka - Penyusunan Peraturan terkait Implementasi Penataan Kawasan Heritage - Pembentukan Heritage Trust - Pengendalian Kawasan terkait dengan Dinas Perijinan, Dinas Tata Ruang dan Perumahan dan Dinas Trantib.

51