Peranan Mayor I Gusti Wayan Debes Dalam Puputan Margarana Tabanan, Bali (Identifikasi Nilai-Nilai Kepahlawanan Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di Sma)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ARTIKEL Judul PERANAN MAYOR I GUSTI WAYAN DEBES DALAM PUPUTAN MARGARANA TABANAN, BALI (IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh I Made Agus Eri Antara NIM 1114021019 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015 PERANAN MAYOR I GUSTI WAYAN DEBES DALAM PUPUTAN MARGARANA TABANAN, BALI (IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh I Made Agus Eri Antara*, Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. **, Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum*** Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peranan Mayor I Gusti Wayan Debes dalam Puputan Margarana Tabanan, Bali; (2) Nilai-nilai kepahlawanan yang ada dibalik perlawanan Mayor I Gusti Wayan Debes terhadap Belanda; dan (3) Pengintegrasian nilai -nilai kepahlawanan tersebut bagi sumber pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui langkah-langkah berikut ini: Jenis penelitian, Penentuan lokasi penelitian, Teknik penentuan informan, Instrumen penelitian, Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumen, Metode penjaminan keabsahan data, Metode analisis data, dan Metode penulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Peranan Mayor I Gusti Wayan Debes dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pra puputan sampai Puputan Margarana, yaitu: Penyerangan terhadap tangsi Jepang di Kota Tabanan, Melakukan pembenahan susunan organisasi perjuangan di Bali, Pembentukan organisasi perjuangan DPRI Sunda Kecil, Pertempuran di Munduk Malang, Long March ke Gunung Agung, Melakukan penyerangan terhadap tangsi polisi NICA di Kota Tabanan dan Puputan Margarana; (2) nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dari sosok Mayor I Gusti Wayan Debes yaitu: patriotism, rela berkorban, tanpa pamrih, keberanian, kewibawaan, solidaritas, kerjasama, kejujuran, nasionalisme, persatuan dan kesatuan, disiplin dan religius; (3) Pengintegrasian nilai-nilai kepahlawanan Mayor I Gusti Wayan Debes sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat dijabarkan pada ranah kognitif, ranah afektif, silabus sebagai acuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran sebagai alat dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Kata Kunci: Pahlawan, Nilai-nilai kepahlawanan, Sumber belajar sejarah. ABSTRACT This study aims to determine (1) Role of Mayor I Gusti Wayan Debes in Puputan Margarana Tabanan, Bali; (2) The values of heroism behind the resistance Mayor I Gusti Wayan Debes of the Netherlands; and (3) The integration of the heroism’s values as the source of the history learning in high school. This study used a qualitative research method through the following steps: kind of research, the determination research location, the determination of technique informants, research instrument, method of data collection by observation, interviews and documents, methods guarantee the validity of data, data analysis method, and the writing method. The results showed that (1) Role of Mayor I Gusti Wayan Debes in maintaining the independence of Indonesia from pre bellows to Puputan Margarana, namely: Attack on Japanese military barracks in the city of Tabanan, Doing revamping the organizational structure struggle in Bali, The formation of the Lesser DPRI Sunda Kecil fighting organization, Battle Munduk Malang, a Long March to Mount Agung, Doing attacks on police barracks NICA in Tabanan City and Puputan Margarana; (2) The values contained heroic figure of Mayor I Gusti Wayan Debes namely: patriotism, sacrifice, selfless, courage, dignity, solidarity, cooperation, honesty, nationalism, unity and integrity, discipline and religious; (3) The integration of the values of heroism Mayor I Gusti Wayan Debes as a source of learning history can be described in the cognitive, affective, syllabus as a reference for teachers in planning lessons and draft lesson as a tool in presenting the material to learners. Keywords: Heroes, Values of heroism, Source learn history. *Penulis **Pembimbing I ***Pembimbing II PENDAHULUAN perjuangan Mayor I Gusti Wayan Debes, sangat penting untuk dijadikan sebagai Proklamasi kemerdekaan Bangsa sumber belajar yang dikaitkan dengan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tidak serta merta membuat bangsa (KTSP) di SMA kelas XII IPS. Hal ini dapat Indonesia ini terbebas dari kolonialisme, dicermati dari KD yaitu, “Menganalisis karena pemerintah kolonial Belanda masih perkembangan ekonomi-keuangan dan berusaha menguasai kembali wilayah politik pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Belanda kemudian datang ke sampai tahun 1950 pada materi Indonesia bernama Netherlands Indies perjuangan mempertahankan Civil Administration (NICA) yang dengan Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945- terang-terangan hendak menegakkan 1949 (konflik Indonesia-Belanda 1945- kembali kekuasaannya di Indonesia. 1949)”. Tindakan orang-orang Belanda tersebut Adapun judul yang penulis angkat memicu kemarahan bangsa Indonesia dalam penulisan penelitian ini adalah yang berujung dengan terjadinya Peranan Mayor I Gusti Wayan Debes perlawanan-perlawanan di berbagai dalam Puputan Margarana Tabanan, Bali daerah di Indonesia, seperti peristiwa (Identifikasi Nilai-nilai Kepahlawanan dan Puputan Margarana pada tanggal 20 Potensinya sebagai Sumber Belajar November 1946. Sejarah di SMA). Pelawanan bangsa Indonesia Penelitain ini bertujuan untuk tersebut tidak bisa dilepaskan dari sosok- mengetahui peranan Mayor I Gusti Wayan sosok pahlawan yang berjuang untuk Debes dalam Puputan Margarana mempertahankan kemerdekaan bangsa Tabanan, Bali, nilai-nilai kepahlawanan Indonesia. Mayor I Gusti Wayan Debes yang terkandung dalam sosok perjuangan adalah pahlawan lokal Tabanan yang Mayor I Gusti Wayan Debes pada telah berani menentang Kolonialisme Puputan Margarana Tabanan, Bali, dan Belanda khususnya di Tabanan dan di Bali pengintegrasian nilai-nilai kepahlawanan pada umumnya. Perjuangan Mayor I Gusti Mayor I Gusti Wayan Debes sebagai Wayan Debes di dalam menentang sumber pembelajaran sejarah di SMA. Kolonialisme Belanda melalui Puputan Kajian teori yang digunakan adalah Margarana pada 20 November 1946 kajian tentang puputan. Puputan berasal sangatlah besar. Untuk mengenang jasa dari kata puput yang berarti selesai, tamat, dari Mayor I Gusti Wayan Debes ini, berakhir dan metalesan (Kamus Bali- pemerintah Kabupaten Tabanan Indonesia dalam Agung, 2013: 3), maka mengabadikan nama Mayor I Gusti Wayan Puputan berarti perang habis-habisan Debes dalam nama Stadion Gelanggang sampai mati membela kebenaran. Konsep Olahraga Debes, nama Jalan Debes dan pahlawan dan nilai kepahlawanan di balik dibuatkan tugu patung pahlawan. Akan Peristiwa Sejarah, pahlawan adalah tetapi, masyarakat Tabanan sebagian seorang yang pada suatu saat dalam besar tidak mengetahui sosok pahlawan hidupnya telah memilih suatu alternatif Mayor I Gusti Wayan Debes. Sosok jalur hidup atau tindakan yang jelas pahlawan Mayor I Gusti Wayan Debes mendahulukan kepentingan umum. sangat penting untuk diteladani oleh Mengacu pada Suparno (1995: 4), dari generasi muda saat ini. Sebab generasi nilai-nilai perjuangan yang didasari rasa muda saat ini telah mengalami krisis nilai- cinta tanah air ini muncul semangat juang nilai moral. Hal ini dapat kita lihat dari dan semangat kepahlawanan yaitu: Nilai kasus korupsi yang sedang membudaya di persatuan dan kesatuan, rela berkorban, Indonesia dari zaman kolonial sampai patriotisme, dan kerjasama. sekarang. Berdasarkan penjelasan di atas, Kajian tentang sosok Mayor I Gusti nilai-nilai kepahlawanan adalah Wayan Debes dan nilai-nilai keberanian, toleransi, dan kesediaan kepahlawanannya belum pernah ada yang berkorban. Kepahlawanan melibatkan mengkaji. Selain itu juga, nilai-nilai kesediaan mengambil resiko, baik untuk melindungi kaum lemah maupun membela melawan sekutu telah tersebar hampir di kebenaran. Pahlawan merasakan seluruh Bali. Pemerintah pendudukan kewajiban terhadap sesuatu yang lebih balatentara Jepang yang dipimpin oleh dari pada sekedar mengejar kebahagiaan Cookan pada tanggal 21 Agustus 1945 diri sendiri (Montefiore dkk, 2012: 1). mengumumkan bahwa Jepang telah kalah Sumber belajar (learning resources) dalam Perang Dunia ke-II melawan sekutu adalah segala macam sumber yang ada dan di Jakarta telah terjadi peristiwa diluar diri seseorang (peserta didik) dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memungkinkan (memudahkan) terjadinya (Pendit, 1979:67). Namun, Jepang merasa proses belajar. Kita belajar berbagai dirinya masih tetap berkuasa, maka Gusti pengetahuan, keterampilan, sikap atau Wayan Debes serta para pimpinan TKR, norma-norma tertentu dari lingkungan PRI, dan PESINDO mengadakan sekitar kita dari guru, dosen, teman pertemuan di Singaraja pada tanggal 8 sekelas, buku, laboraturium, Desember 1945 untuk menyatukan tekad perpustakaan, dan lain-lain. dan sikap terhadap kependudukan Salah satu sumber belajar yang bisa balatentara tentara Jepang yang telah dimanfaatkan oleh peserta didik adalah kalah dari sekutu. Pada tanggal 13 sosok pahlawan lokal yakni, Mayor I Gusti Desember 1945 adalah hari yang sudah Wayan Debes dan nilai-nilai direncanakan oleh Gusti Wayan Debes kepahlawanan dibalik perjuangnya dalam dan pemuda pejuang untuk melakukan menentang Kolonialisme Belanda yang penyerangan terhadap tangsi-tangsi bisa diteladani dan diaplikasikan