Jambura Journal of Sports Coaching Vol. 1, No. 1, Januari 2019 ISSN: 2654-3435 MODEL LATIHAN IMAGERY UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN TEKNIK TENDANGAN, BANTINGAN DAN GUNTINGAN

MODEL OF EXERCISE IMAGERY FOR SUPPORTS THE SUCCESS OF , BEARING AND SCISSOR TECHNIQUES

Bayu Iswana Prodi Pendidikan Olahraga, Universitas PGRI Palembang [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan membuat model latihan imagery sebagai bentuk latihan psikis yang mendukung keberhasilan tehnik tendangan, bantingan dan guntingan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Subjek penelitian ini adalah atlet pencak silat yang menjadi juara Porprov sumatera selatan Tahun 2017, yang apabila produk model latihan ini telah layak dan dinyatakan efektif dan efesien melalui beberapa uji coba. Maka model tersebut dapat diterapkan dalam proses latihan. Selanjutnya peneliti bekerjasama dengan pihak yang kompeten dalam pembuatan produk masal berupa buku dan CD. Hasil penelitian berupa Cognitif Specific, Motivational Specific, Motivational General Arosual, Motivational General Mastery, selanjutnya keempat model latihan diuji validasi ahli terhadap draft yang sudah dilakukan uji coba skala besar penilaian ahli terhadap keempatnya diatas 80 %. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa produk model latihan ini dapat digunakan sebagai latihan imagery sebagai model latihan imagery sebagai bentuk latihan psikis yang mendukung keberhasilan teknik tendangan, bantingan dan guntingan.

Kata Kunci: model latihan imagery, pencak silat, tendangan, bantingan, guntingan.

Abstract

This study aims to create an imagery training model as a form of psychic exercise that supports the success of kicking, slamming and cutting techniques. This research uses research and development methods (Research and Development). The subject of this study is the athlete who won the South Sumatra Porprov 2017 championship, which is the product of this training model is feasible and declared effective and efficient through several trials. Then the model can be applied to the training process. Furthermore, researchers collaborate with competent parties in making mass products in the form of books and CDs. The results of the study were Specific Cognitive, Motivational Specific, Motivational General Arousal, Motivational General Mastery, then the four training models were tested by expert validation on the draft that had been carried out on a large scale expert assessment of the four above 80%. So the researchers concluded that the product model of this exercise could be used as an imagery exercise as a model of imagery training as a form of psychic exercise that supports the success of kick, kick and cut techniques.

Keywords: imagery training model, pencak silat, kick, kickback, cutout.

1 Pendahuluan sistem penilaian yang harus objektif, Pertandingan pencak silat kategori keamanan, aturan penilaian yang mudah tanding merupakan salah satu kategori dan sederhana, tehnik yang tidak yang syarat akan gengsi, emosi dan penuh menimbulkan kejanggalan. Dalam dengan kejadian diakhir ronde ke tiga. pertemuan itu juga disampaikan bahwa Proses kemenangan dalam pertandingan pengurus besar Ikatan Pencak Silat ditentukan oleh beberapa unsur dari poin sedang dalam proses membuat pukulan, tendangan, guntingan dan aturan baru dan perlu adanya sebuah bantingan atau sering di sebut dengan ujicoba dan tes tes event serta melakukan jatuhan. Namun yang menjadi acuan evaluasi. keputusan pemenang ketika seorang pesilat Perlu diketahui dalam setiap diumumkan dan diangkat benderanya oleh penyelenggaraan baik single event maupun ketua pertandingan dan wasit yang multievent bahwa pencak silat kategori memimpin setelah ronde ketiga berakhir. tanding mendominasi waktu pelaksanaan. Perolehan medali yang didapat dalam Di contohkan jika penyelenggaraan event Internasional dari Sea Games tahun membutuhkan waktu selama 7 hari, maka 2011, 2013, 2015 dan terakhir 2017, pencak silat kategori tanding dapat kategori tanding mampu memberikan memakan waktu 5 hari bahkan lebih dan sumbangsih terhadap perolehan kontingen sisanya digunakan untuk kategori yang lain Indonesia. yakni kategori tungal, ganda, dan regu. Saat ini Pencak silat kategori Karakteristik penilaian yang tanding masuk dalam event Asian Games digunakan menurut munas IPSI (2016: yang diselenggarakan di Indonesia. 101) antara lain: tendangan, pukulan, Sebagai tuan rumah penyelenggara pencak jatuhan, masing masing memiliki nilai silat merupakan salah satu cabang olahraga yang berbeda. Dijelaskan lebih lanjut yang diharapkan mampu menjadi harapan mengenai penilaian dalam kategori tanding bangsa Indonesia dalam memperoleh atau yang disebut sebagai —Nilai teknik“: medali emas. Ke ikut sertaan cabang —Nilai 2 Serangan dengan tangan olahraga pencak silat dalam perayaan yang masuk pada sasaran tanpa terhalang peseta olahraga Asian Games 2018 oleh tangkisan, hindaran atau elakan merupakan kali pertama cabang olahraga dan/atau tangkisan, hidaran atau elakan ini dapat masuk secara resmi dan yang berhasil memunahkan /menggagalkan diperebutkan medalinya. Hal ini serangan lawan disusul langsung oleh menunjukan bahwa perkembangan pencak serangan dengan tangan yang masuk pada silat dari tahun ke tahun mengalami sasaran. perkembangan yang pesat. Pengurus IPSI Nilai 3 Serangan dengan kaki yang (Ikatan Pencak Silat Indonesia) bersama masuk pada sasaran tanpa terhalang oleh dengan para akademisi, praktisi cabang tangkisan, hindaran atau tangkapan olahraga pencak silat terus bekerja keras dan/atau tangkisan, hindaran atau elakan agar cabang olahraga ini dapat diterima yang berhasil memunahkan/menggagalkan oleh dunia internasional. Ada beberapa serangan lawan disusul langsung oleh faktor yang menghambat pencak silat serangan dengan kaki yang masuk pada selama ini belum dapat diakui sebagai sasaran. cabang olahraga yang sah di Olimpiade. Nilai 4 Teknik jatuhan yang Menurut Johansyah Lubis sebagai tehnical berhasil menjatuhkan lawan dan/atau delegate pomnas 2017 cabang olahraga tangkisan, hindaran, elakan atau tangkapan pencak silat, disampaikan dalam rapat yang memunahkan/ menggagalkan pengarahan pelatih pomnas pada tanggal serangan lawan disusul langsung oleh 18 oktober 2017. Diantaranya adalah serangan dengan teknik jatuhan yang

2 berhasil menjatuhkan lawan“. dilakukan berulang-ulang dengan tujuan Kegagalan atlet pencak silat dalam memperoleh prestasi yang lebih baik. proses pertandingan hampir setiap saat Secara teori latihan dalam olahraga adalah terjadi terutama dalam tekhnik bantingan aktivitas yang sistematis dalam waktu dan guntingan yang diakibatkan oleh lama, ditingkatkan secara progresif dan keragu-raguan. Selain itu teknik tendangan individual yang mengarah kepada ciri-ciri juga sering terjadi kesalahan dimana atlet fungsi psikologi dan fisiologi manusia pencak silat tidak meyakini dan untuk mencapai sasaran yang ditentukan ( menendang dalam jarak yang teralu jauh Suharjana, 2013: 38). Sejalan dengan dari sasaran tendang sehingga keberhasilan pendapat diatas Syafruddin (2011: 58) teknink tendangan menjadi berkurang. menjelaskan metode latihan adalah sebuah Permasalahn ini merupakan permasalahan cara seseorang atau atlet melatih dengan yang perlu dibenahi melalui aspek psikis. memilih berbagai bentuk latihan dengan Ketepatan teknik tidak hanya disebabkan menggunakan peralatan ataupun tanpa oleh aspek fisik saja namun aspek psikis menggunakan peralatan yang diatur sangat mempengaruhi hasil yang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan dilakukan. latihan. Melihat permasalahan dan fakta Berhubungan dengan proses latihan yang terjadi dilapangan perlu adanya suatu secara psikis, perkembangan psikis atlet pengembangan model latihan imagery tidak kurang pentingnya dari beberapa sebagai salah satu bentuk latihan psikis faktor seperti fisik, taktik, teknik (Harsono, yang mendukung keberhasilan tehnik 2015). Latihan psikis (mental) adalah tendangan, bantingan dan guntingan. latihan yang menekankan pada Model latihan imagery ini berbentuk perkembangan kedewasaan atlet serta Cognitif Specific, Motivational Specific, perkembangan emosional dan implisif Motivational General Arosual, seperti semangat bertanding, pantang Motivational General. menyerah, percaya diri. Psychological Adanya pengembangan model traning adalah latihan guna mempertinggi latihan imagery sebagai salah satu bentuk efisiensi mental atlet, terutama apabila atlet latihan psikis yang mendukung berada dalam suatu situasi stress yang keberhasilan tehnik tendangan, bantingan kompleks. Tujuan latihan dari hasil produk dan guntingan merupakan jawaban yang dalam penelitian ini adalah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi mengaplikasikan teori imagery sebagai oleh pelatih dan atlet saat ini. salah satu metode latihan sebagai bentuk latihan psikis yang mendukung Model Latihan keberhasilan tehnik tendangan, bantingan Salah satu keberhasilan dan guntingan. Sesuai dengan penjelasan pengembangan prestasi olahraga adalah beberapa teori diatas bahwa, metode tepat dan sesuainya model latihan yang latihan imagery merupakan sebuah pilihan diterapkan dalam proses latihan. Namun penulis yang berupa alat guna mendukung ada beberapa hal yang perlu di perhatikan proses latihan psikis yang mendukung bahwa, proses latihan fisik perlu didukung keberhasilan tehnik tendangan, bantingan dengan latihan psikis yang sangat dan guntingan. menentukan kemenangan dalam pertandingan. Latihan merupakan Pencak Silat kebutuhan yang wajib dilakukan oleh Pertandingan pencak silat di indonesia seorang atlet pencak silat selama masih dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan mengikuti pertandingan. Latihan dan jiwa kesatria dengan menggunakan merupakan kegiatan yang sistematis yang unsur-unsur beladiri, seni dan olahraga

3 serta menjunjung tinggi prasetya pesilat kompleks. Bebarapa kasus terjadi bahwa indonesia. Menurut Lubis ( 2013:25) gerak teknik tendangan, guntingan dan jatuhan dasar pencak silat adalah suatu gerakan perlu adanya tingkat kepercayaan diri terencana, terarah, terkordinasi dan tinggi yang dapat dilatih melalui latihan terkendali. imagery. Gerak terencana terarah, terkordinasi dan terkendali merupakann sebuah gerakan Imagery yang sudah diketahui, dan dilaksanakan Menurut Vealy (komarudin 2014: 83) dalam keadaan sadar menonjolkan Imagery adalah bentuk atau pengulangan keserasian gerakan, ke elokan, kemantapan pengalaman yang melibatkan banyak serta ketepatan waktu pada saat pancaindera dan sebagai ketiadaan penampilan pertandingan kategori tunggal, stimulus eksternal. Lebih lanjut Quin ganda , regu. Menurut Maryono dalam (komarudin 2014: 2013) bahwa imagery (Mulyana 2013:85) pencak adalah gerakan adalah proses penciptaan adegan didalam langkah keindahan dengan menghindar , pikiran atlet atas apa yang akan dilakukan. yang disertakan gerakan berunsur komedi. Senada denga ahli diatas Maksum (2007: Pencak dapat dipertontonkan sebagai 66), menjelaskan imagery merupakan suatu sarana hiburan, sedangkan silat adalah tekhnik membayangkan sesuatu di dalam unsur teknik bela diri menangkis, pikiran yang dilakukan secara sadar menyerang dan mengunci yang tidak dapat dengan tujuan untuk mencapai target, diperagakan didepan umum. Lebih lanjut memecahkan masalah, meningkatkan penjelasan mengenai pencak silat dalam kewaspadaan, mengembangkan kreativitas peraturan pertandingan Munas IPSI (2016: dan sebagai simulasi gerakan atau 92) pertandingan dimainkan sesuai dengan kejadian. Dijelaskan juga bahwa imagery ketentuan kategori yang diatur dalam mempunyai sifat visual, audoitory, peraturan pertandingan dan dipimpin oleh rehearsal (mengingat kembali). pelaksanaan teknis pertandingan yang sah, Melihat serta memahami teori di atas, kategori yang dimaksud adalah: Kategori penulis berkesimpulan bahwa latihan tanding, yang menampilkan 2 (dua) orang imagery perlu diterapkan dalam proses pesilat dari sudut yang berbeda. Keduanya latihan psikis. Sehingga melalui proses saling berhadapan menggunakan unsur latihan pengulangan, membayangkan pembelaan dan serangan yaitu, menangkis, keberhasilan teknik yang ada didalam mengelak, menyerang pada sasaran dan pencak silat diharapkan akan menjadi menjatuhkan lawan menggunakan teknik sebuah solusi yang selama ini menghambat dan taktik bertanding, ketahanan stamina atas beberapa permasalahan yang dan semangat juang menggunakan kaidah mendasar. dengan memanfaatkan kekayaan teknik Adapun beberapa Bentuk bentuk dan jurus. Teknik tendangan pencak silat latihan imagery menurut Lane, (komarudin yang meliputi, tendangan depan, tendangan 2014: 84) diantaranya: sabit, tendangan T / Samping. kemudian Pertama, Cognitif Specific adalah yang terakhir teknik guntingan dan latihan imagery yang khusus untuk jatuhan. keterampilan olahraga yang specific, Dari penjelasan teori tentang pencak seperti tembakan bebas dalam permainan silat diatas penulis akan menerapkan sepak bola (dicontohkan dalam teori yang beberapa pengembangan latihan psikis dikutip penulis). Selanjutnya penjelasan guna mendukung keberhasilan teknik. diatas mengarahkan penulis Keberhasilan teknik merupakan perpaduan mengembangkan kebenaran dan antara gerak efisien dengan ketepatan keberhasilan gerakan tekhnik tendangan, mengambil keputusan dalam gerak yang guntingan, bantingan yang dilihat dan

4 dibayangkan secara berulang-ulang agar mengingninkan menjadi seorang juara rangkaian gerak yang benar tersimpan harus selalu memenangkan disetiap dalam otak sehingga menjadi sebuah pertandingan tanpa mengalami kekalahan. kebiasaan dalam latihan gerak nantinya. Emosi, gengsi, kecemasan yang tinggi Kedua, Motivational Specific adalah membuat fokus dalam penguasaan teknik latihan imagery yang dilakukan untuk tendangan, guntingan, bantingan menurun menentukan tujuan secara spesific dan sehingga atlet perlu dibiasakan mengalami membentuk prilaku yang berorientasi pada hal yang serupa agar management psikis tujuan, seperti atlet angat berat ingin atlet lebih baik. Latihan imagery mencapai rekor angkatan, memperoleh Motivational General Arosual ini dibuat medali dalam kejuaraan. Peneliti berusaha agar atlet terbiasa merasakan, mengalami, membuat serta mengembangkan teori ini emosi suasana dalam pertandingan. sesuai dengan kebutuhan atlet pencak silat Diharapkan model latihan ini akan kategori tanding. Salah satunya adalah atlet memberikan dampak yang positif terhadap pencak silat ketegori tanding penampilan dan penguasaan teknik baik membayangkan mengenai bagaimana cara tendangan, guntingan dan jatuhan. yang baik dan tepat serta meyakini teknik Keempat, Motivational General yang dimiliki untuk dapat berhasil Mastery latihan ini terkait dengan melakukan gerakan tendangan, guntingan penguasaan situasi olahraga, seperti atlet dan jatuhan. Keyakinan dalam mengatur pencak silat fokus terhadap penampilan jarak serang serta melihat posisi kuda kuda ketika mendapat caci maki penonton. Caci lawan merupakan kunci dari pada maki penonton kerap kali terjadi ketika keberhasilan teknik sehingga seorang atlet pertandingan, karena hal ini tidak dapat harus selalu fokus untuk dapan melakukan dihindari. Pertandingan yang berjalan gerakan dan teknik yang tepat dengan penuh dengan emosi dari masing-masing perasaan mantap dan yakin. Tujuan dari atlet pencak silat yang saling memukul, pada melakukan tehnik ialah mendapatkan menendang dan menjatuhkan ditambah point dalam bertanding tanpa mengalami dengan cacian penonton membuat suasana hambatan yang dapat merugikan diri menjadi tidak kondusif. Kerap kali atlet sendiri. menjadi hilang fokus terhadap hiruk-pikuk Model latihan imagery ini penonton serta lawan yang memberikan dilakukan sebelum atlet melakukan latihan, tekanan psikologis melalui pukulan, dan saat latihan atau juga dapat dilakukan jatuhan dapat menimbulkan mental sebelum tidur dalam suasana yang sangat seeorang menjadi berupah di setiap ronde santi. nya. Permasalahan yang demikian harus Ketiga, Motivational General Arosual mendapat perhatian khusus agar kejadian latihan ini berhubungan dengan emosi dan yang merugikan atlet dapat teratasi. Salah performa, seperti merasa gembira dan satunya adalah atlet harus melakukan semangat ketika bertanding didepan latihan dan terbiasa dengan suasana nyata penonton yang banyak. Pertandingan dalam pertandingan. Untuk itu latihan pencak silat kategori tanding merupakan imagery ini merupakan model latihan yang pertandingan yang syarat akan gengsi, atlet sangat sesuai dengan permsalahan diatas yang dalam pertandingan pertama sebagai solusinya. mengalami kekalahan maka tidak bisa melanjutkan pertandingan yang berikutnya. Metode Penelitian Sistem gugur adalah salah satu sistem pertandingan yang berlaku dalam pencak Metode Penelitian silat kategori tanding. Sehingga wajib Menurut sugiyono (2010: 407) hukumnya jika seorang atlet jika Penelitian ini menggunakan metode

5 penelitian dan pengembangan (Research bentuk latihan psikis yang mendukung and Development) merupakan metode keberhasilan tehnik tendangan, bantingan penelitian yang digunakan untuk dan guntingan. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian Pengumpulan Data pengembangan ini dilakukan untuk Proses pengumpulan informasi menghasilkan sebuah model latihan diawali dengan peneliti melakukan imagery sebagai bentuk latihan psikis yang pengumpulan permasalahan yang dihadapi mendukung keberhasilan tehnik tendangan, pelatih dan atlet pencak silat kategori bantingan dan guntingan. tanding. Informasi didapat dari hasil pengamatan peneliti terhadap masalah Prosedur Pengembangan yang kerap terjadi di dalam pertandingan Adapun langkah-langkah penelitian baik nasional maupun internasional. Proses pengembangan menurut sugiyono (2010: selanjutnya dilakukan pengumpulan 407) sebagai berikut: informasi lebih lanjut dengan melakukan studi pustaka tentang bagaimana metode yang sesuai guna memecahkan masalah yang terjadi. Metode latihan imagery merupakan salah satu metode yang sangat sesuai dilakukan dalam proses latihan guna mendukung dalam proses latihan psikis yang mendukung keberhasilan tehnik tendangan, bantingan dan guntingan. Diharapkan dengan adanya bermacam- macam model latihan melalui metode latihan imagery pelatih tidak lagi Gambar 1. Prosedur Pengembangan mengalami kesulitan dalam menangani (sugiyono, 2010: 407) atletnya dalam proses latihan pertandingan

Potensi dan masalah Desain Produk Perkembangan pencak silat di Peneliti menyusun beberapa konsep indonesia pada saat ini sangat menonjol. suatu produk yang mengacu pada teori Dilihat dari prestasi yang didapatkan saat latihan imagery. Model latihan imagery Multi-event internasional, pencak silat yang akan di kembangkan adalah Cognitif mampu memberikan sumbangan medali Specific, Motivational Specific, emas setiap penyelenggaraannya. Tahun Motivational General Arosual, 2011, 2013, 2015 dan terakhir 2017, Motivational General Mastery. Model cabang olahraga pencak silat selalu akan dibuatkan buku petunjuk pelaksanaan menyumbangkan medali emas di nomor dan konsep dari latihan yang didalamnya tanding. Ini salah satu bukti bahwa pencak memuat kasus kasus yang menghambat silat merupakan salah satu cabang olahraga proses pertandingan yang mendukung atlet andalan pada setiap event untuk dapat melakukan keberhasilan tehnik olahraga.Permasalahan muncul ketika atlet tendangan, guntingan dan bantingan. Serta dalam pertandingan tidak hanya aspek fisik CD yang memuat suara caci maki saja yang menentukan kemenangan, namun penonton, sorakan penonton,arahan pelatih aspek psikis juga sangat menentukan yang sesuai dengan suara yang terdengar keberhasilan disetiap rondenya. Inilah saat pertandingan pencak silat kategori salah satu dasar penulis untuk membuat tanding. model-model latihan imagery sebagai

6

Desain Validasi uji coba pemakaian. Proses validasi peneliti menghadirkan para pakar yang terlibat Ujicoba Pemakaian dalam proses pertandingan diantaranya Uji coba pemakaian hampir pelatih pencak silat kategori tanding sama dengan uji coba produk, namun bersertifikat nasional, wasit juri lingkup dan cakupanya lebih luas. Sampel bersertifikat nasional, atlet pencak silat yang digunakan oleh peneliti adalah atlet level nasional. Validasi desain ini pencak silat yang menjadi juara Porprov dilakukan dalam bentuk diskusi, evaluasi sumatera selatan Tahun 2017. Waktu yang draf, uji coba produk hingga produk dibutuhkan dalam uji coba pemakaian dinyatakan layak oleh ahli. Sebelum dikusi selama 20 kali pertemuan dalam proses dengan para ahli peneliti menyampaikan latihan. Hal ini di lakukan agar model proses penelitian hingga diperoleh desain latihan imagery dapat mencapai produk tersebut. yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan. Revisi Desain Proses validasi ahli menilai materi Revisi Produk dan memberikan masukan terhadap produk Tahap ini akan dilakukan revisi awal. Berdasarkan hal tersebut dilakukan apabila produk mengalami kelemahan dan revisi produk, setelah produk direvisi atas kekurangan dalam kondisi dan proses dasar masukan dari pakar dan ahli latihan. Dengan cara ahli melihat isi, serta selanjutnya untuk mengukur tingkat mengevaluasi kekurangan yang ada di kevalidan dilakukan uji coba. dalam produk. Serta memberikan masukan kembali agar produk dapat sesuai dengan Uji Coba Produk tujuan dan kebutuhan penelitian. Setelah produk awal tersusun Kemudian ahli mengisi skala rate dengan selanjutnya dilakukan uji coba yang mengisi lembar penilaian, hingga produk dilakukan untuk mengetahui kekurangan benar-benar dapat di nyatakan baik dalam dan menyempurnakan model latihan prosentase diatas 80%. dengan mempraktekannya secara langsung di lapangan selama 4-5 kali latihan. Uji Produk Masal coba produk dilakukan di pencak silat Apabila produk model latihan ini PGRI Palembang, perguruan Tapak Suci telah layak dan dinyatakan efektif dan Kota palembang. Hasil uji coba produk efesien melalui beberapa uji coba. Maka peneliti menggunakan beberapa instrumen model tersebut dapat diterapkan dalam yang diberikan kepada para ahli untuk proses latihan. Selanjutnya peneliti dapat menilai dan sebagai salah satu hasil bekerjasama dengan pihak yang kompeten uji coba produk. dalam pembuatan produk masal berupa buku dan CD. Revisi Produk Revisi produk dilakukan setelah Teknik Pengumpulan Data pelaksanaan uju coba produk. Hal ini dilakukan agar kekurangan yang muncul Wawancara dalam uji coba produk dapat diketahui oleh Teknik pengumpulan data peneliti. Dalam revisi produk peneliti apabila peneliti ingin melakukan studi melakukan diskusi dengan para pakar pendahuluan untuk menemukan mengenai kekurangan produk dan meminta permasalahan yang diteliti dan juga apabila masukan kembali agar produk lebih peneliti ingin mengetahui hal-hal dari sempurna yang selanjutnya kan dilakukan responden yang lebih mendalam, teknik

7 pengumpulan data ini mendasarkan dari Pengolahan Data pada laporan tentang diri sendiri atau self- report, atau setidaknya pengetahuan dan Presentase Keterangan atau keyakinan pribadi , ( sugiyono, 2010: 75,01% - 100% Sangat valid ( dapat 231). Dalam hal ini teknik pengumpulan digunakan tanpa revisi) 50,01 œ 75,00 % Cukup valid (dapat data digunakan untuk mengumpulkan digunakan dengan revisi) kelemahan dan kekurangan produk yang 25,01% - 50,00% Kurang valid ( tidak dapat dihasilkan yang di berikan kepada pelatih digunakan) pencak silat. Sehingga produk dapat 00,00% - 25,00 % Sangat tidak valid memenuhi aspek kebutuhan secara (Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 207) menyeluruh. Hasil dan Pembahasan Skala Nilai (Rating Scale) Skala nilai digunakan untuk Cognitif Specific menilai model latihan model latihan Penilaian beberapa ahli mengenai imagery sebagai bentuk latihan psikis yang pengembangan model latihan ini sangat mendukung keberhasilan tehnik tendangan, baik. Ahli menilai bahwa melalui video bantingan dan guntingan yang mengacu yang dilihat oleh atlet dapat memberikan pada skala nilai. Skala nilai yang dimaksud sebuah transfer pengetahuan tentang adalah kategori berskala 4, 3, 2,1. Dalam gerakan gerakan yang dilakukan serta atlet skala rating responden tidak akan dapat mengetahui kesalahan yang selama menjawab salah satu jawaban kualitatif ini dilakukan. Vidieo yang dibuat adalah yang telah disediakan tetapi menjawab video dengan kecepatan normal, rendah salah satu jawaban kuantitatif yang telah serta mencontohkan keberhasilan grakan disediakan (sugiyono, 2010: 98). dan ke gagalan. Tujuanya agar dapat melihat kesalahan yang dilakukan serta Teknik Analisis Data dapat mengetahui kunci gerakan pada Produk model latihan dinyatakan setiap tehniknya. Gerakan yang benar dan layak untuk dilakukan uji coba apabila mengacu pada gerak efektif dan efisian para ahli/pakar telah memberikan validasi sesuai dengan tujuan latihan memberikan dan menyatakan semua item dianggap model latihan ini lebih specific terhadap sesuai dengan cara memberi tanda kebutuhan latihan secara psikologis yang melingkari salah satu jawaban 4, 3, 2, atau memberikan dampak positif tarhadap 1. Hasil penilaian terhadap item-item kebenaran dan keyakinan melakukan dijumlahkan, kemudian di total nilainya gerakan tehnik. Ahli juga menilai bahwa selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan model latihan ini dapat mengingatkan atlet analisis rating scale. tentang kesalahan teknik yang dilakukan. Hasil Validasi Dimasukan Dalam Selain itu model ini juga sangat membantu Rumus sebagai berikut: atlet dalam melakukan latihan dalam waktu V = TSEV x 100% senggang dimana atlet dapat melihat model S-max ini sesuai dengan waktu yang ada. Sesuai Keterangan: dengan tujuan penelitian bahwa model ini V = Validitas telah dilakukan revisi draf oleh para ahli TSEV = Total skor empirik validator dan pengujian uji coba sehingga model ini S-max = Skor maksimal yang layak dijadikan sebuah model latihan diharapkan imagery sebagai bentuk latihan psikis 100 = konstanta yang mendukung keberhasilan tehnik tendangan, bantingan dan guntingan . Tabel.1 Penggolongan Presentese Motivational Specific

8

Model latihan ini mengarahkan atlet suasana bertanding yang sebenarnya. terhadap fokus tujuan gerakan yang harus Selain itu model latihan ini sangat dilakukan tanpa memikirkan sebuah bermanfaat pada atlet jika mengalami hambatan dalam proses pertandingan. keadaan tertekan, gelisah, cemas saat menit Model ini dapat dilakukan ketika latihan akhir di setiap babaknya. Latihan ini dan juga menjelang pertandingan. Atlet membiasakan atlet untuk bersikap tenang, menanamkan rasa percaya diri bahwa senang, gembira dalam keadaan dan gerakan yang dilakukan harus mantap, suasana tertekan, gelisah, cemas. tepat sasaran, kebenaran gerak serta Selanjutnya ahli memberikan saran meyakini tehnik yang saat bertanding. bahwa dalam setiap pertandingan sebisa Model ini sangat baik dilakukan sebagai mungkin suasana atlet dalam keadan model latihan, terbukti dari beberapa ahli senang dan gembira. Hal ini ditujukan agar memebrikan penilaian yang masuk dalam secara psikologis atlet dapat kategori sangat baik. Ahli berpendapat mengembangkan pemikiran positifnya bahwa latihan imagery ini harus selalu sehingga dalam proses bertanding dapat dilakukan agar keyakinan terhadap tujuan menikmati pertandingan dengan baik. akan menjadi sebuah kenyataan dalam Sesuai dengan penilaian ahli bahwa model proses bertanding. Penekanan dalam model latihan ini harus selalu di terapkan. Atlet latihan ini lebih kepada melawan keragu justru diharuskan melakukan latihan ini raguan kemampuan tehnik yang dimiliki, agar suasana nyaman, senang dan gembira terutama tehnik bantingan dan guntingan. selalu dirasakan ketika akan bertanding. Kemampuan tehnik dengan tingkat Ahli menilai melalui skala penialain bahwa kesulitan tinggi membuat atlet enggan model latihan ini sangat baik. melakukan dan melatih tehnik tersebut sehingga menyebabkan atlet tidak bisa Motivational General Arosual mencapai gerak tehnik yang efektif dan Dibuat agar atlet terbiasa merasakan, efisien. Ahli berpendapat bahwa model ini mengalami, emosi suasana dalam sangat cocok untuk latihan imagery psikis pertandingan. Diharapkan model latihan ini tekhnik guntingan dan bantingan. akan memberikan dampak yang positif terhadap atlet dalam memperagakan Motivational General Arosual penampilannya. Motivational General Pertandingan pencak silat kategori Mastery latihan ini terkait dengan tanding tidak lepas dari suasana cemas, penguasaan situasi olahraga, seperti atlet tegang, senang, gembira dan terkadang hal pencak silat fokus terhadap penampilan yang tidak di inginkanpun terjadi. Dalam ketika mendapat caci maki penonton. Caci kenyataanya ada beberapa atlet ketika maki penonton kerap kali terjadi ketika bertanding terlalu memikirkan hal yang pertandingan, karena hal ini tidak dapat buruk sehingga mempengaruhi penampilan dihindari. Masalah muncul ketika saat bertanding. Tingkat ketakutan pendukung lawan melihat penampilan terhadap kekalahan sangat tinggi sesuai seorang atlet dari kontingen yang berbeda. dengan apa yang sudah dijelaskan dalam Saling menjatuhkan menggunakan bahasa latarbelakang bahwa, pertandingan pencak yang sifatnya merendahkan penampilan, silat katergori tanding menggunakan dengan tujuan fokus, kosentrasi terganggu sistem gugur. Artinya jika seorang atlet dengan tujuan penampilannya menurun mengalami kekalahan dapat dipastikan agar nilai dan ketepatan waktu rendah. atlet tersebut tidak bisa melanjutkan Terjadinya kesalahan jurus dalam pertandingan selanjutnya. Sehingga pertengahan peragaan akibat caci maki peneliti membuat sebuah model latihan penonton akan berdampak terhadap imagery untuk dapat menyesuaikan kesalahan-kesalahan selanjutnya. Ketika

9 seorang atlet mengalami kesalahan dan saat atlet melakukan peragaan jurus. hilangnya fokus terhadap apa yang Namun kesimpulan dari pada model ini ditampilkan merupakan sebuah kerugian bahwa, model latihan ini harus terlebih besar bagi atlet tersebut. Maka dari itu dahulu dibiasakan oleh atlet hingga atlet seorang atlet harus siap dengan apa yang tidak lagi terganggu dalam suasana yang akan terjadi dalam proses pertandingan sangat tidak kondusif. termasuk caci maki penonton. Latihan Seluruh draft serta petunjuk imagery adalah salah satu bentuk agar atlet pelaksanaan model latihan imagery dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi termuat dalam produk final berupa buku termasuk situasi yang tidak pernah petunjuk dan CD. dimunculkan dalam latihan sebelumnya.

Motivational General Mastery. Beberapa masukan yang diberikan oleh ahli terhadap model latihan ini Simpulan diantaranya, model latihan ini harus Model latihan imagery ini adalah membuat suasana atlet terbawa oleh salah satu cara untuk mencapai tujuan suasana yg sesuai dengan pertandingan dalam pertandingan pencak silat tanding. yang sebenarnya. Kemudian ahli Produk model latihan ini berupa buku memberikan evaluasi tarhadap model petunjuk pelaksanaan dan stimulus audio latihan ini yakni suara dan tahapan-tahapan yang menyesuaikan dengan suara pelatih, yang terjadi didalam proses pertandingan dan suara dalam lingkup pertandingan harus sistematis. Agar atlet dapat yang sebenarnya. Model latihan ini merasakan betapa riuh dan tegangnya mendorong agar atlet pencak silat kategori suasana pertandingan pada saat itu. tanding mampu melakukan gerak tehnik Tujuanya adalah agar proses tendangan, bantingan dan guntingan. penerapan model latihan ini dapat sesui Model ini terdiri dari 4 model latihan yang dengan suasana pertandingan. Setelah ahli keseluruhan melatih psikologi atlet memberikan evaluasi pada tahap uji coba menjelang pertandingan. Dari ke empat dan revisi tahap akhir. Akhirnya ahli model latihan, uji validasi ahli terhadap memberikan sebuah saran agar model ini draf yang sudah dilakukan uji coba skala harus dibiasakan terhadap atlet ketika akan besar penilaian ahli terhadap keempatnya bertanding. Tujuanya untuk menghidari diatas 80%. Sehingga peneliti suasana yang justru membawa atlet dalam menyimpulkan bahwa produk model kegelisahan yang berlebihan. latihan ini dapat digunakan sebagai latihan Secara umum ahli sangat imagery sebagai model latihan imagery menganjurkan dan model ini sangat baik sebagai bentuk latihan psikis yang untuk diberikan kepada atlet jauh-jauh hari mendukung keberhasilan tehnik tendangan, menjelang pertandingan. Ada beberapa bantingan dan guntingan. Model latihan temuan ketika dilakukan uji coba skala tersebut adalah Cognitif Specific, kecil, bahwa ada atlet yang terbawa Motivational Specific, Motivational susasana caci-maki penonton, contoh General Arosual, Motivational General. diatas membuktikan model latihan sangat Peneliti memahami mengenai hasil tepat untuk menggiring psikologi atlet. produk akhir yang hanya sebatas membuat Model ini berupa rekaman suasana produk, belum melakukan desiminasi bertanding yang syarat akan cacimaki terhadap produk tersebut. Kekurangan penonton ketika seorang atlet akan yang lain dalam penelitian ini bahwa memasuki gelanggang pertandingan dan pengguna dalam hal ini pelatih, harus mampu memberikan keyakinan terhadap

10 atletnya pada saat menyampaiakn bagian bagian yang tertulis dalam buku petunjuk Mulyana, (2013). Pendidikan pencak silat pelaksanaan produk. Khusus model yang membangun jati diri dan karekter ke 4 pelatih harus memantau bagaimana bangsa. Bandung. PT Remaja gejolak psikologis yg terjadi oleh atlet agar Rosadakarya. tidak menimbulkan transformasi negative yang diterima oleh atlet. Munas IPSI XII, (2012). Peraturan pertandingan pencak silat. Jakarta. Daftar Pustaka PB IPSI.

Akbar. S.& Sriwiyana, H. (2010). Munas IPSI XIII, (2016). Peraturan Pengembangan Kurikulum dan pertandingan pencak silat. Jakarta: Pembelajaran Ilmu Pengetahuan PB IPSI Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media. Sugiyono, (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Harsono. (2015). Kepelatihan Olahraga Bandung. Alfabeta Teori dan Metodologi (Cetakan 2,). Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Suharjana (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta. Jogja Global Media. Hergenhahn, B.R, Matthew H. Olson. (2008). Theories of learning: Syafruddin (2011). Ilmu kepelatihan Terjemahan Teori belajar (Edisi 7). olahraga teori dan aplikasi dalam Jakarta: Prenada Media Group. pembinaan olahraga. Padang. UNP Prees. Iswana, B., & Siswantoyo, S. (2013). MODEL LATIHAN KETERAMPILAN GERAK PENCAK SILAT ANAK USIA 9-12 TAHUN. Jurnal Keolahragaan. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21 831/jk.v1i1.2343

Johansyah & Hendro, (2013). Pencak silat: edisi ketiga. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

Komarudin, (2014). Psikologi olahraga, latihan keterampilan mental dalam olahraga kompetitif. Bandung. PT Remaja Rosadakarya.

Muchamad & Faridha, (2013). Pengaruh latihan imagery terhadap hasil tembakan pada jarak 30 meter, ekstrakulikuler olahraga panahan SMP Negeri 02 Bakung Blitar. Jurnal pendidikan olahraga dan kesehatan volume 01 nomor 02, 454-458.Unesa

11