Tarian Tradisional Caci Pada Masyarakat Flores Di Desa Bangka Kuleng Kecamatan Pocoranaka Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TARIAN TRADISIONAL CACI PADA MASYARAKAT FLORES DI DESA BANGKA KULENG KECAMATAN POCORANAKA KABUPATEN MANGGARAI TIMUR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR 1AGUSTINUS FRANS P N 2Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar Email: [email protected] Abstrak Agustinus Frans, 2019. Tarian Tradisional “Caci” Pada Masyarakat Flores Di Desa Bangka Kuleng Kecamatan Pocoranaka Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. Skripsi fakultas ilmu sosial program studi ilmu sosial universitas negeri makassar. Dibimbing Bapak Dr. Ibrahim, S.Ag. M.Pd. dan bapak Dr. Herman, S.Pd. M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) urgensi tarian tradisional caci terhadap masyarakat flores di desa bangka kuleng kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur (2) upaya melestarikan kebudayaan tarian tradisional caci pada masyarakat flores kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi kemudian dilakukan teknik data yakni kualitatif melalui tahapan reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) urgensi tarian tradisional caci terhadap masyarakat flores di desa bangka kuleng kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur memiliki nilai-nilai budaya yang sangat menjunjung tinggi etika moral kemanusian, tarian caci bagi sosial sangat besar perannya bagi masyrakat karena adanya tarian caci ini dapat mempertemukan kedua desa dan memperkuat rasa kekeluargaan, tarian caci bagi perekonomian juga sangat membantu karna dapat menarik para wisatawan dating untuk menyaksikan tarian caci. (2) upaya melestarikan kebudayaan tarian tradisional caci pada masyarakat flores kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur mengajak masyarakat flores untuk lebih berpartisipasi dalam event tarian caci ini dan juga mengajarkan pada usia dini tentang tarian caci. 1 Penulis 2 Fakultas dan universitas penulis 1. PENDAHULUAN ini sangat mahal serta tidak sembarang orang boleh ikut menjadi peserta tarian ini 1. Latar Belakang (memiliki bakat tertentu). Sekarang saat mereka mengadakan pesta kawin, tahun baru, Budaya adalah suatu cara hidup yang dan peresmian rumah pembuatan rumah adat berkembang, dan dimiliki Bersama oleh jarang sekali di temukan menggunakan sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari upacara adat seperti tari caci ini, mereka generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari lebih suka membuat pesta dengan di iringi banyak unsur yang rumit, termasuk sistem lagu dari teknologi masa kini. agama, politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, Tari Caci adalah tari perang sekaligus bangunan, dan karya seni. permainan rakyat antara sepasang penari laki- Menurut UUD 1945 pasal 32 yaitu: laki yang bertarung dengan cambukdan “negara memajukan kebudayaan perisai di Flores, Nusa Tenggara Timur, nasional Indonesia di tengah Indonesia. Penari yang bersenjatakan cambuk peradaban dunia dengan menjamin (pecut) bertindak sebagai penyerang dan kebebasan masyarakat dalam seorang lainnya bertahan dengan memelihara dan mengembangkan menggunakan perisai (tameng). Tari ini nilai-nilai budayanya.”3 dimainkan saat syukuran musim panen (hang woja) dan ritual tahun baru (penti), upacara Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan pembukaan lahan atau upacara adat besar dan keanekaragaman suku bangsa dan lainnya, serta dipentaskan untuk menyambut budaya Indonesia. Perbedaan kebudayaan ini tamu penting. Tari caci ini biasanya membuat Indonesia dikagumi oleh negara dimainkan oleh masyarakat manggarai luar. Salah satu dari kebudayaan Indonesia dengan kisaran umur 25-50 tahun. adalah seni tari tradisional di berbagai Caci selalu dimainkan oleh kelompok macam daerah. Seni tari tradisional dapat tuan rumah (ata one) dan kelompok dikatakan sebagai lambang dari peradaban pendatang dari desa lain (ata pe’ang atau dari masing-masing daerah. Seni tari sangat disebut meka landang yang berarti tamu diperlukan pada saat penyambutan calon- penantang). Tarian Danding atau tandak calon pemimpin di berbagai daerah. Manggarai ditarikan sebagai pembuka Tari tradisional juga dilakukan pada saat pertunjukan caci. Penari caci tidak hanya pesta rakyat di berbagai daerah. Namun menari namun juga melecutkan cambuk ke kesenian tari tradisional lambat laun semakin lawan sembari berpantun dan bernyanyi. memudar atau kurang diketahui oleh Karena tari caci ini sangat jarang masyarakat dikarenakan semakin majunya dilakukan, masyarakat Manggarai khususnya perkembangan teknologi di Indonesia. Salah para remaja mempunyai pengetahuan yang satu seni tari yang kurang diketahui dan sangat minim akan tari caci ini dan juga dipandang yaitu seni tari caci yang berasal dikarenkan teknologi (handphone, radio, dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara televisi, digital player, dan lain-lain) sudah Timur (NTT). mulai banyak beredar di desa itu. Dengan Seni tari ini tidak banyak diketahui oleh perancangan buku ini di harapkan hal di atas masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dapat terealisasikan dan adanya upaya Maggarai sendiri khususnya kalangan remaja pelestarian budaya tradisional lokal. Dengan kurang mengetahui dan memahami akan perancangan berupa buku ilustrasi ini lebih tarian ini. Hal ini sebenarnya terjadi karena mendorong masyarakat Manggarai untuk tarian ini sangat jarang dilakukan karena melihat dan memahaminya, karena orang kemajuan teknologi yang telah menyebar Manggarai sendiri sangat senang bila budaya pada jaman sekarang dan biaya untuk tarian mereka diperhatikan oleh masyarakat luar pulau. 3 UUD 1945 Pasal 32 Seiring perkembangan zaman banyak 2. METODE PENELITIAN sekali tari-tari modern yang berkembang dan diminati oleh kaum remaja saat ini. Famour A. Pendekatan dan Jenis Penelitian tari tradisi seakan redup dengan adanya tari- 1. Penelitian kualitatif tari modern yang semakin berkembang. Salah Topik utama yang dikaji pada penelitian satu factor penyebab lunturnya minat tari ini adalah Urgensi Tarian Tradisional “Caci” tradisional dikalangan remaja yaitu “gengsi”. Pada Masyarakat Flores Kec. Pocoranaka Mereka menganggap bahwa tradisi itu kuno, Kab. Manggarai Timur Propinsi Nusa tradisi itu kolot dan tidak modern. Pola fikir Tenggara Timur remaja zaman sekarang memang berbeda, Mendeskripsikan hal-hal terkait dengan karena sudah terpengaruh oleh Globalisasi. topik tersebut maka penelitian yang Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai digunakan adalah metode penelitian kualitatif kebudayaannya sangat tergantung kepada karena dapat dengan mudah memahami budaya tradisional kita yang lambat laun interaksi sosial yang berkembang di lapangan terus luntur bahkan hilang dan mengalami dengan ikut berperan serta wawancara degradasi. mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Sebagaimana dipaparkan di muka, Modernisasi yang dianggap sebagai penelitian kualitatif sebagai model westernisasi (pembaratan) telah menggerus yang dikembangkan oleh mazhab budaya tradisional terutama tarian “caci” baden yang bersinergi dengan aliran yang ada di Flores Propinsi Nusa Tenggara filsafat fenomenologi menghendaki Timur. Kemelut yang terjadi di Indonesia pelaksanaan penelitian berdasarkan dikarenakan hilangnya kebudayaan asli pada situasi wajar (natural setting) bangsa Indonesia yang telah terkontaminasi sehingga kerap orang juga oleh budaya barat. Sehingga bangsa ini menyebutnya sebagai metode seperti kehilangan jati diri budayanya naturalistic. Secara sederhana dapat terutama kalangan remaja. Mereka tidak dinyatakan bahwa penelitian sadar bahwa mereka tengah berada pada kualitatif adalah meneliti informan – krisis kebudayaan. sebagai subjek penelitian – dalam lingkungan hidup kesehariannya.4 Lebih ironis lagi ketika para remaja zaman sekarang tidak mengetahui tarian Metode penelitian kualitatif itu tradisional asli bangsa sendiri. Ketika mereka dilakukan secara intensif, peneliti ikut belajar untuk menarikan tarian tradisional berpartisipasi lama di lapangan, mencatat gairah atau semangatnya seperti tidak ada secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan bahkan kosong. Karena mereka beranggapan analisis refleksi terhadap berbagai dokumen bahwa tarian tradisional hanya pantas untuk yang di temukan di lapangan, dan membuat ditarikan oleh para orang tua zaman dulu, laporan penelitian secara mendetail. para bangsawan zaman dulu dan saudagar 2. Lokasi Penelitian zaman dahulu. Di Flores Desa Bangka Kuleng Berdasarkan hasil observasi latar Kecamatan Pocoranaka Kabupaten belakang di atas, peneliti bermaksud untuk Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara melakukan penelitian dengan judul “Tarian Timur, tepatnya Rumah Adat Mbaru Tradisional “Caci” di Flores Kecamatan Gendang yang merupakan pusat Pocoranaka Kabupaten Manggarai Propinsi perkampungan tradisional di Kabupaten Nusa Tenggara Timur” Manggarai. Rumah adat ini menjadi tempat 4 Dr. Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga. Hal. 23 tujuan wisatawan asing dan nusantara untuk 5. Instrumen Penelitian melihat kunikan adat orang manggarai. Adapun instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai 3. Tahap-tahap Penelitian berikut: Adapun tahap-tahap yang dilakukan a. Metode Observasi dalam penelitian ini secara garis besar adalah Teknik observasi ini dilakukan untuk sebagai berikut: melihat serta mengamati secara langsung a. Tahap pra penelitian fenomena-fenomena