TARIAN TRADISIONAL CACI PADA MASYARAKAT DI DESA BANGKA KULENG KECAMATAN POCORANAKA KABUPATEN MANGGARAI TIMUR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

1AGUSTINUS FRANS P N 2Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar Email: [email protected]

Abstrak

Agustinus Frans, 2019. Tarian Tradisional “Caci” Pada Masyarakat Flores Di Desa Bangka Kuleng Kecamatan Pocoranaka Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. Skripsi fakultas ilmu sosial program studi ilmu sosial universitas negeri makassar. Dibimbing Bapak Dr. Ibrahim, S.Ag. M.Pd. dan bapak Dr. Herman, S.Pd. M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) urgensi tarian tradisional caci terhadap masyarakat flores di desa bangka kuleng kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur (2) upaya melestarikan kebudayaan tarian tradisional caci pada masyarakat flores kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi kemudian dilakukan teknik data yakni kualitatif melalui tahapan reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) urgensi tarian tradisional caci terhadap masyarakat flores di desa bangka kuleng kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur memiliki nilai-nilai budaya yang sangat menjunjung tinggi etika moral kemanusian, tarian caci bagi sosial sangat besar perannya bagi masyrakat karena adanya tarian caci ini dapat mempertemukan kedua desa dan memperkuat rasa kekeluargaan, tarian caci bagi perekonomian juga sangat membantu karna dapat menarik para wisatawan dating untuk menyaksikan tarian caci. (2) upaya melestarikan kebudayaan tarian tradisional caci pada masyarakat flores kecamatan pocoranaka kabupaten manggarai timur propinsi nusa tenggara timur mengajak masyarakat flores untuk lebih berpartisipasi dalam event tarian caci ini dan juga mengajarkan pada usia dini tentang tarian caci.

1 Penulis 2 Fakultas dan universitas penulis 1. PENDAHULUAN ini sangat mahal serta tidak sembarang orang boleh ikut menjadi peserta tarian ini 1. Latar Belakang (memiliki bakat tertentu). Sekarang saat mereka mengadakan pesta kawin, tahun baru, Budaya adalah suatu cara hidup yang dan peresmian rumah pembuatan berkembang, dan dimiliki Bersama oleh jarang sekali di temukan menggunakan sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari upacara adat seperti tari caci ini, mereka generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari lebih suka membuat pesta dengan di iringi banyak unsur yang rumit, termasuk sistem lagu dari teknologi masa kini. agama, politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, Tari Caci adalah tari perang sekaligus bangunan, dan karya seni. permainan rakyat antara sepasang penari laki- Menurut UUD 1945 pasal 32 yaitu: laki yang bertarung dengan cambukdan “negara memajukan kebudayaan perisai di Flores, Nusa Tenggara Timur, nasional di tengah Indonesia. Penari yang bersenjatakan cambuk peradaban dunia dengan menjamin (pecut) bertindak sebagai penyerang dan kebebasan masyarakat dalam seorang lainnya bertahan dengan memelihara dan mengembangkan menggunakan perisai (tameng). Tari ini nilai-nilai budayanya.”3 dimainkan saat syukuran musim panen (hang woja) dan ritual tahun baru (penti), upacara Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan pembukaan lahan atau upacara adat besar dan keanekaragaman suku bangsa dan lainnya, serta dipentaskan untuk menyambut budaya Indonesia. Perbedaan kebudayaan ini tamu penting. Tari caci ini biasanya membuat Indonesia dikagumi oleh negara dimainkan oleh masyarakat manggarai luar. Salah satu dari kebudayaan Indonesia dengan kisaran umur 25-50 tahun. adalah seni tari tradisional di berbagai Caci selalu dimainkan oleh kelompok macam daerah. Seni tari tradisional dapat tuan rumah (ata one) dan kelompok dikatakan sebagai lambang dari peradaban pendatang dari desa lain (ata pe’ang atau dari masing-masing daerah. Seni tari sangat disebut meka landang yang berarti tamu diperlukan pada saat penyambutan calon- penantang). Tarian Danding atau tandak calon pemimpin di berbagai daerah. Manggarai ditarikan sebagai pembuka Tari tradisional juga dilakukan pada saat pertunjukan caci. Penari caci tidak hanya pesta rakyat di berbagai daerah. Namun menari namun juga melecutkan cambuk ke kesenian tari tradisional lambat laun semakin lawan sembari berpantun dan bernyanyi. memudar atau kurang diketahui oleh Karena tari caci ini sangat jarang masyarakat dikarenakan semakin majunya dilakukan, masyarakat Manggarai khususnya perkembangan teknologi di Indonesia. Salah para remaja mempunyai pengetahuan yang satu seni tari yang kurang diketahui dan sangat minim akan tari caci ini dan juga dipandang yaitu seni tari caci yang berasal dikarenkan teknologi (handphone, radio, dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara televisi, digital player, dan lain-lain) sudah Timur (NTT). mulai banyak beredar di desa itu. Dengan Seni tari ini tidak banyak diketahui oleh perancangan buku ini di harapkan hal di atas masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dapat terealisasikan dan adanya upaya Maggarai sendiri khususnya kalangan remaja pelestarian budaya tradisional lokal. Dengan kurang mengetahui dan memahami akan perancangan berupa buku ilustrasi ini lebih tarian ini. Hal ini sebenarnya terjadi karena mendorong masyarakat Manggarai untuk tarian ini sangat jarang dilakukan karena melihat dan memahaminya, karena orang kemajuan teknologi yang telah menyebar Manggarai sendiri sangat senang bila budaya pada jaman sekarang dan biaya untuk tarian mereka diperhatikan oleh masyarakat luar pulau.

3 UUD 1945 Pasal 32 Seiring perkembangan zaman banyak 2. METODE PENELITIAN sekali tari-tari modern yang berkembang dan diminati oleh kaum remaja saat ini. Famour A. Pendekatan dan Jenis Penelitian tari tradisi seakan redup dengan adanya tari- 1. Penelitian kualitatif tari modern yang semakin berkembang. Salah Topik utama yang dikaji pada penelitian satu factor penyebab lunturnya minat tari ini adalah Urgensi Tarian Tradisional “Caci” tradisional dikalangan remaja yaitu “gengsi”. Pada Masyarakat Flores Kec. Pocoranaka Mereka menganggap bahwa tradisi itu kuno, Kab. Manggarai Timur Propinsi Nusa tradisi itu kolot dan tidak modern. Pola fikir Tenggara Timur remaja zaman sekarang memang berbeda, Mendeskripsikan hal-hal terkait dengan karena sudah terpengaruh oleh Globalisasi. topik tersebut maka penelitian yang Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai digunakan adalah metode penelitian kualitatif kebudayaannya sangat tergantung kepada karena dapat dengan mudah memahami budaya tradisional kita yang lambat laun interaksi sosial yang berkembang di lapangan terus luntur bahkan hilang dan mengalami dengan ikut berperan serta wawancara degradasi. mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Sebagaimana dipaparkan di muka, Modernisasi yang dianggap sebagai penelitian kualitatif sebagai model westernisasi (pembaratan) telah menggerus yang dikembangkan oleh mazhab budaya tradisional terutama tarian “caci” baden yang bersinergi dengan aliran yang ada di Flores Propinsi Nusa Tenggara filsafat fenomenologi menghendaki Timur. Kemelut yang terjadi di Indonesia pelaksanaan penelitian berdasarkan dikarenakan hilangnya kebudayaan asli pada situasi wajar (natural setting) bangsa Indonesia yang telah terkontaminasi sehingga kerap orang juga oleh budaya barat. Sehingga bangsa ini menyebutnya sebagai metode seperti kehilangan jati diri budayanya naturalistic. Secara sederhana dapat terutama kalangan remaja. Mereka tidak dinyatakan bahwa penelitian sadar bahwa mereka tengah berada pada kualitatif adalah meneliti informan – krisis kebudayaan. sebagai subjek penelitian – dalam lingkungan hidup kesehariannya.4 Lebih ironis lagi ketika para remaja zaman sekarang tidak mengetahui tarian Metode penelitian kualitatif itu tradisional asli bangsa sendiri. Ketika mereka dilakukan secara intensif, peneliti ikut belajar untuk menarikan tarian tradisional berpartisipasi lama di lapangan, mencatat gairah atau semangatnya seperti tidak ada secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan bahkan kosong. Karena mereka beranggapan analisis refleksi terhadap berbagai dokumen bahwa tarian tradisional hanya pantas untuk yang di temukan di lapangan, dan membuat ditarikan oleh para orang tua zaman dulu, laporan penelitian secara mendetail. para bangsawan zaman dulu dan saudagar 2. Lokasi Penelitian zaman dahulu. Di Flores Desa Bangka Kuleng Berdasarkan hasil observasi latar Kecamatan Pocoranaka Kabupaten belakang di atas, peneliti bermaksud untuk Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara melakukan penelitian dengan judul “Tarian Timur, tepatnya Rumah Adat Mbaru Tradisional “Caci” di Flores Kecamatan Gendang yang merupakan pusat Pocoranaka Kabupaten Manggarai Propinsi perkampungan tradisional di Kabupaten Nusa Tenggara Timur” Manggarai. Rumah adat ini menjadi tempat

4 Dr. Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga. Hal. 23 tujuan wisatawan asing dan untuk 5. Instrumen Penelitian melihat kunikan adat orang manggarai. Adapun instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai 3. Tahap-tahap Penelitian berikut: Adapun tahap-tahap yang dilakukan a. Metode Observasi dalam penelitian ini secara garis besar adalah Teknik observasi ini dilakukan untuk sebagai berikut: melihat serta mengamati secara langsung a. Tahap pra penelitian fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar Pada tahap pra penelitian ini peneliti Objek Rumah Adat Desa Bangka Kuleng melakukan observasi awal di Rumah Adat yang bertujuan untuk memperoleh Desa, yang selanjutnyan menemukan pengamatan apa saja yang dilakukan oleh masalah yang peneliti merasa perlu untuk di masyarakat. teliti, kemudian mengambil surat pra Adapun jenis observasi yang digunakan penelitian guna meminta izin kepada lembaga yakni: yang terkait untuk mengambil data yang di Observasi Berperan Serta (Participant perlukan dalam penyusunan proposal Observation) yaitu: penelitian. Dalam observasi ini, peneliti b. Tahap pelaksanaan penelitian memainkan dua peran, yaitu pertama Pada tahap pelaksanaan penelitian, berperan sebagai anggota peserta peneliti melakukan pengumpulan data dalam kehidupan masyarakat, dan dengan melakukan observasi, wawancara kedua sebagai peneliti yang langsung kepada masyarakat baik sebagai mengumpulkan data tentang perilaku pengunjung atau penjual, tokoh masyarakat masyarakat dan perilaku individunya.5 dan pemerintah. c. Mengidentifikasi data b. Wawancara Dalam mengidentifkasi data yang Wawancara merupakan salah satu merupakan tahap akhir setelah melakukan bagian terpenting dari setiap penelitian. penelitian, pada tahap ini peneliti melakukan Tanpa wawancara, penelitian tidak akan identifikasi data-data yang diperoleh, baik itu memperoleh informasi yang sesuai dengan dari data primer maupun data sekunder untuk diinginkan karena hanya dengan wawancara di analisis kemudian ditarik suatu kesimpulan akan diperoleh data yang dibutuhkan yaitu sebagai hasil dari penelitian yang telah dengan jalan bertanya langsung kepada dilakukan di Rumah Adat Mbaru Gendang. informan. Dalam penelitian ini penulis 4. Sumber data memilih informan dalam proses wawancara, Sumber data yang maksud yaitu alasan pemilihan karena dari para informan darimana data atau sumber tersebut inilah penulis memperoleh informasi yang didapatkan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan banyak dan ketika diuji kepastiannya dengan sumber-sumber yang dapat memberikan menanyakan kepada informan yang lain keterangan yang jelas mengenai data yang informasi merekalah yang paling mudah dibutuhkan penelitian. dipahami penulis. Didukung juga para Data primer dan data sekunder sangat informan tersebut adalah orang-orang yang dibutuhkan oleh peneliti dalam pengumpulan terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata, data yang dibutuhkan, adapun data primer misalnya para pedagang yang ada di sana yang akan menjadi objek dalam penelitian ini atau pengelola Rumah Adat Mbaru Gendang, yaitu masyarakat baik sebagai pengunjung para tokoh adat/budaya setempat. atau penjual, tokoh masyarakat, tokoh Jenis wawancara yang digunakan yakni: adat/budaya, dan pemerintah sedangkan dari Wawancara Terbuka yaitu: data sekunder yakni Arsip atau dokumen- dokumen yang terkait. 5 Prof. Dr. Ezmir, M.Pd. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hal. 39 Wawancara terbuka dilakukan b) Informan kunci, yaitu masyarakat sekitar peneliti dengan mengajukan c) Informan ahli yaitu Tokoh Masyarakat pertanyaan-pertanyaan yang tidak dan Pemerintah seperti Dinas dibatasi jawabannya, artinya Kebudayaan. pertanyaan yang mengundang 3) Dokumentasi jawaban terbuka.6 Menurut kartini kartono dalam Burhan 6. Prosedur Pengumpulan Data bungin “metode dokumentasi adalah suatu Penelitian dilakukan dengan cara metode pengumpulan data yang digunakan mendatangi atau berbincang langsung di dalam metodologi penelitian social. Pada lokasi khususnya mereka masyarakat sekitar intinya metode dokumentasi adalah metode serta objek penelitian untuk mendapatkan yang digunakan untuk menelusuri data data yang lebih akurat, dalam hal ini penulis historis”.9 akan mendatangi lokasi secara langsung. 7. Pengecekan Keabsahan Data Adapun tahap pengumpulan data yang a. Perpanjangan pengamatan ditempuh adalah: Dengan perpanjangan pengamatan 1) Observasi berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi Observasi adalah pengamatan langsung dengan sumber data yang pernah ditemui terhadap objek yang akan diteliti atau maupun yang baru. terhadap lokasi penelitian. Melalui metode b. Ketekunan ini realitas dan konteks penelitian dapat Dengan ketekunan sebagai peneliti dipahami secara mendalam. Menurut diharapkan dapat mempermudah proses Nasution observasi “observasi dilakukan penyelesaian penelitian ini, karena dengan untuk memperoleh informasi tentang adanya ketekunan segala hambatan akan kelakuan manusia seperti terjadi dalam dapat dilalui. 7 kenyataan” 2) Wawancara c. Menggunakan bahan Referensi Menurut juliansyah noor “wawancara Adanya pendukung untuk membuktikan merupakan salah satu Teknik pengumpulan data yang telah ditemukan oleh peneliti. data yang dilakukan dengan berhadapan Seperti halnya data wawancara yang secara langsung dengan yang diwawancarai didukung oleh rekaman wawancara sehingga tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan data yang didapat menjadi kredibel atau lebih dahulu untuk dijawab pada kesempatan dapat dipercaya. lain”.8 d. Triangulasi 1) Triangulasi Teknik Dalam pelaksanaan ini metode Triangulasi teknik berarti peneliti wawancara, maka penulis mengadakan Tanya menggunakan teknik pengumpulan data yang jawab dengan informan yakni, informan berbeda-beda untuk mendapatkan data dari dapat golongkan menjadi 3 bagian yakni: sumber data yang sama. Adapun triangulasi teknik ditempuh melalui, peneliti a) Informan biasa, yaitu pengelola rumah menggunakan observasi partisipatif, adat mbaru gendang wawancara, serta dokumentasi untuk sumber data yang sama. 6 Ibid. hal 51 7 Nasution. 2006. METODE RESEARCH (PENELITIAN ILMIAH). Jakarta: Bumi Aksara. Hal 106 9 Burhan Bungin. 2015. PENELITIAN 8 Juliansyah noor. 2016. METODOLOGI KUALITATIF: KOMUNIKASI, EKONOMI, PENELITIAN: SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, KEBIJAKAN PUBLIK, DAN ILMU SOSIAL DAN KARYA ILMIAH. Jakarta: Kencana. Hal 138 LAINNYA. Jakarta: Kencana. Hal 124 2) Triangulasi Sumber Conclusion Drawing/Verifikasi Triangulasi sumber berarti untuk Langkah ketiga dalam analisis data mendapatkan data dari sumber yang berbeda- kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan beda dengan teknik yang sama. Dengan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian menggunakan teknik triangulasi dalam kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan pengumpulan data, maka data yang di masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi peroleh akan lebih konsisten, tuntas dan mungkin juga tidak, karena masalah dan pasti. Selain itu, dengan triangulasi akan rumusan masalah dalam penelitian berada lebih meningkatkan kekuatan data. dilapangan. 3) Triangulasi Waktu Hasil dari data-data yang telah Keabsahan data juga sering dipengaruhi didapatkan dari laporan penelitian oleh waktu. Oleh karena itu dalam rangka selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. pengujian keabsahan data yang dilakukan Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari dengan cara melakukan pengecekan dengan satu kegiatan konvigurasi yang utuh, wawancara, observasi dan tehnik lain dalam sehingga kesimpulan-kesimpulan juga waktu dan situasi yang berbeda di Rumah diverifikasi selama penelitian berlangsung. Adat Desa Bangka Kuleng. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang 8. Analisis Data besar dan tidaknya hasil laporan Analisis data merupakan upaya penataan penelitian secara sistematis catatan hasil observasi, 3. TINJAUAN PUSTAKA wawancara, dokumentasi, dan lainnya untuk A. Tinjauan Pustaka meningkatkan pemahaman peneliti tentang 1. Pengertian Kebudayaan analisis data. Ada beberapa bagian analisis data yaitu “Data reduction (reduksi data), Kebudayaan berasal dari sansekerta data display (penyajian data), dan conclusion “buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak drawing/verifikasi”. Adapun penjelasannya dari kata “buddhi” yang berarti budi atau sebagai berikut: akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat a. Data Reduction (Reduksi Data) diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan Data yang diperoleh dari lapangan dengan budi atau akal”. Culture, merupakan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka istilah Bahasa asing yang sama artinya perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi dengan kebudayaan, berasal dari kata latin data berarti merangkum, memilih hal-hal “colere” yang berarti mengolah atau yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang mengerjakan. penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Kebudayaan sangat erat hubungannya b. Data Display (Penyajian Data) dengan masyarakat. Melville J. Herkovits dan Setelah data direduksi, maka langkah Bronislaw Malinowski mengemukakan selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah bagan, hubungan antar kategori, flowchart, untuk pendapat itu adalah Cultural- dan sebagainya. Yang paling sering Determinism. Herkovits memandang digunakan untuk menyajikan data dalam kebudayaan sebagai sesuatu yang turun penelitian kualitatif adalah dengan teks yang temurun dari satu generasi ke generasi yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, lain, yang kemudian disebut sebagai maka akan memudahkan untuk memahami superorganic, kebudayaan mengandung apa yang terjadi, merencanakan kerja keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu selanjutnya berdasarkan apa yang telah pengetahuan serta keseluruhan struktur- dipahami. struktur social, religious, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu 2. Wujud Kebudayaan masyarakat. Wujud kebudayaan bersifat abstrak tak Manusia dan kebudayaan merupakan dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam suatu ikatan yang tidak bisa dipisahkan pikiran manusia. Kebudayaan hasil pola pikir dalam kehidupan ini. Manusia sebagai manusia dan diterapkan di masyarakat mahluk tuhan yang paling sempurna sebagai perilaku yang baru. “Menurut prof. mencipkatan kebudayaan mereka sendiri dan dr. koentjoroningrat dalam bukunya joko tri melestarikannya secara turun- temurun10 prasetya menguraikan wujud kebudayaan menjadi 3 macam. Yaitu 1) wujud Kebudayaan merupakan keseluruhan kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, yang kompleks yang di dalamnya terkandung gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan sebagainya. 2) wujud kebudayaan hukum, adat istiadat, dan kemampuan- sebagai suatu kompleks aktivitas serta kemampuan lain yang didapat seseoran tindakan berpola dari manusia dalam sebagai anggota masyarakat.11 masyarakat. 3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.”14 “Menurut R. Linton dalam buku “the cultural background of personality” Wujud pertama merupakan wujud yang bahwa kebudayaan adalah ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak kunfigurasi dari tingkah laku yang dapat diraba atau difoto. Tempatnya terdapat dielajari dan hasil tingkah laku, yang di dalam kepala atau dalam pikiran warga unsur-unsur pembetukannya masyarakat tempat kebudayaan yang didukung dan diteruskan oleh bersangkutan itu hidup. anggota dari masyrakat tertentu.” 12 Wujud kedua dari kebudayaan disebut Sole soemardjan (1923 - 2003), dan sistem sosial, yakni mengenai tindakan soelamen soemardi mengatakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem bahwa kebudayaan adalah semua sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang hasil karya, rasa, dan cipta berinteraksi, berhubungan, dan bergaul satu masyarakat. 13 sama lain disetiap waktu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan, Dari beberapa kesimpulan tersebut sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam kebudayaan merupakan suatu perilaku yang masyarakat. dilakukan oleh masyarakat atau dipelajari dari olah pikir mereka sehingga menjadikaan Wujud ketiga dari kebudayaan disebut suatu perilaku dan dilakukan secara turun kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik temurun oleh masyarakat dan dan aktivitas, perbuatan dan karya semua melestarikannya. manusia dalam masyarakat. Sifatnya yang paling konkrit dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. 10 Sri rahayu ani. 2016. ISBD perspektif baru membangun kesadaran global melalui revolusi Wujud kebudayaan yang telah diuraikan, mental. Jakarta: PT bumi aksara. Hal. 22 dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu 11 Albani Nasution Muhammad Syukri. 2015. tidak terpisah antara satu dengan yang Ilmu Social Budaya Dasar. Cetakan ke-1. Jakarta: lainnya. Kebudayaan dan adat istiadat PT Rajagrafindo Persada. Hal. 14 mengatur dan memberi arah kepada manusia. 12 Drs. Djoko widagdho, dkk. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Cetakan ke-6. Jakarta: PT BUMI Baik melalui pikiran, ide-ide. Maupun AKSARA. Hal 19 13 Elly M. Setiadi, dkk. 2006. Ilmu Sosial & 14 Albani Nasution Muhammad Syukri. 2015. Budaya Dasar. Cetakan ke-3. Jakarta: Ilmu Social Budaya Dasar. Cetakan ke-1. Jakarta: KENCANA. Hal 28 PT Rajagrafindo Persada. Hal. 17 tindakan dan karya manusia yang manusia. Norma mengungkapkan bagaimana menghasilkan benda-benda kebudayaan manusia seharusnya berperilaku berperilaku fisiknya. Begitupun sebaliknya kebudayaan atau bertindak. Jika norma adalah garis fisik membentuk suatu lingkungan pedoman, sanksi merupakan kekuatan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pergeraknya. Sanksi adalah ganjaran ataupun pola-pola pembuatannya bahkan juga cara hukuman yang memungkinakan orang berfikirnya.15 mematuhi norma. Sanksi-sanksi itu bias bersifat formal bias juga bersifat informal. 3. Unsur-unsur Kebudayaan Pelanggaran terhadap norma mendatangkan Setiap kebudayaan mempunyai tujuh sanksi-sanksi tertentu. Tanpa sanksi, norma- unsur dasar, yaitu: kepercayaan, nilai, norma norma kehilangan kekuatan. dan sanksi, symbol, teknologi, Bahasa, dan d. Teknologi kesenian. Pengetahuan dan Teknik-teknik suatu a. Kepercayaan bangsa dipakai untuk membangun Kepercayaan berkaitan dengan kebudayaan materialnya. Dengan pandangan tentang bagaimana dunia ini pengetahuan dan teknik-teknik yang beroperasi. Kepercayaan itu bias berupa dimilikinya, suatu bangsa membangun pandangan-pandangan atau interprestasi- lingkungan fisik, social, dan psikologis yang interprestasi tentang masa lampau, bias khas. Sebagai hasil penerapan ilmu, teknologi berupa penjelasan-penjelasan tentang, masa manusia secara intensif berhubungan dengan sekarang, bias berupa prediksi-prediksi alam dan membangun kebudayaan dunia tentang masa depan, dan bias juga sekunder yang berbeda dengan dunia preimer berdasarkan common sense, akal sehat, (alam). kebijaksanaan yang dimiliki suatu bangsa, e. Symbol agama, ilmu pengetahuan, atau suatu kombinasi antara semua hal tersebut. Symbol adalah sesuatu yang dapat mengekspresikan atau memberikan makna b. Nilai sebuah salib atau sebuah patung Budha, suatu Nilai mengacu pada apa atau sesuatu konstitusi, suatu bendera. Banyak symbol yang oleh manusiadan masyarakat dipandang berupa objek-objek fisik yang telah sebagai yang paling berharga. Dengan memperoleh makna kultural dan perkataan lain, nilai itu berasal dari dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih pandangan hidup suatu masyarakat. bersifat simbolik ketimbang tujuan-tujuan Pandangan hidup itu berasal dari sikap instrumental. manusia terhadap Tuhan, terhadap alam Symbol-simbol seperti benderan atau semesta, dan terhadap sesamanya. Sikap ini salib menampakkan kepercayaan, nilai-nilai, dibentuk melalui pelbagai pengalaman yang dan norma-norma kultural, dan mengandung menandai sejarah kehidupan masyarakat banyak arti (Victor Turner, 1967). yang bersangkutan. f. Bahasa c. Norma dan Sanksi Bahasa adalah “Gudang kebudayaan” Norma adalah suatu aturan khusus atau (Harrof, 1962). Pelbagai arti yang diberikan seperangkat peraturan tentang apa yang harus manusia terhadap objek-objek, peristiwa- dan apa yang tidak harus dilakukan oleh peristiwa, dan perilaku merupakan jantung kebudayaan. Dan Bahasa merupakan sarana 15 Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu utama untuk menangkap, Antropologi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Hal. mengkomunikasikan, mendiskusikan, 151 mengubah, dan mewariskan arti-arti ini umum. “Menurut Soedarsono, tari adalah kepada generasi baru. ekspresi jiwa manusia dalsm gerak-gerak yang indah dan ritmis.”17 g. Kesenian Dari beberapa definisi diatas penulis Setiap kebudayaan memiliki ekspresi- menyimpulkan bahwa tarian tradisinal ekspresi artistic. Itu tidak berarti bahwa merupak gerak ritmis yang didalamnya semua bentuk seni dikembangkan dalam mencakup bentuk gerak yang indah, lahir dari setiap kebudayaan. Bagaimanapun kebutuhan tubuh yang bergerak berirama dan berjiwa akan ekspresi estetis berkaitan dengan (ekspresi) yang sesuai dengan tujua dari tari. karakteristik-karakteristik dasar masing- masing masyarakat. Tidak ada masyarakat- 5. Bentuk-bentuk Tarian Tradisional bangsa yang memiliki karakteristik- a. Tari tunggal. karakteristik dasar yang sama. Karena itu, b. Tari Kelompok setiap bangsa memiliki ekpresi-ekspresi c. Tari Berpasangan estetis yang khas.16 Sama hal nya dengan tari tunggal, tarian ini Dari beberapa unsur-unsur kebudayaan juga kerap terlihat dipentaskan secara di atas penulis menyimpulkan bahwa bekelompok, akan tetapi kelompok penari kebudayaan merupakan suatu bentuk tersebut tetap menari saling berpasangan.18 keyakinan yang mempertahankan nilai-nilai yang trkandung didalamnya sebagai symbol 6. Tarian Tradisional Caci dan norma untuk diwariskan kepada setiap Tarian caci merupakan ekspresi budaya generasi sebagai alat pemersatu bangsa tradisional Manggarai. Ekspresi budaya 4. Tarian Tradisional tradisional tersebut mengusung tema “ca nai latang Manggarai” (satu hati untuk Indonesia merupakan negara besar yang Manggarai). terdiri dari berbagai suku, adat dan budaya dan salah satu dari kebudayaan itu adalah 7. Aspek-aspek dalam sinopsis tari tari-tarian tradisional. Hampir setiap daerah a. Nama tempat (keadaan lingkungan dan suku bangsa di indonesia ini memiliki tarian tersebut berasal) Tarian Tradisionalnya masing-masing. Caci atau tari Caci atau adalah tari Seperti tarian tradisional “Caci” dari Nusa perang sekaligus permainan rakyat antara tenggara timur. sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai di Flores, Nusa Tari adalah gerak tubuh secara berirama Tenggara Timur, Indonesia. Caci merupakan yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu tarian atraksi dari bumi Congkasae- untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan Manggarai. Hampir semua daerah di wilayah perasaan, maksud, dan pikiran. Walaupun ini mengenal tarian ini. Kebanggaan orang sudah berhati-hati dengan definisi yang sedemikian sempit karena disingkirkannya 17 Yuksinau.id “Pengertian Tari Tradisional dan kelompok fenomena yang mungkin sahih di atas untuk dipertimbangkan, kita mestinya Contoh Tari Tradisional” 20 Juni 2018. mampu memberikan batasan dengan http://www.yuksinau.id/pengertian-tari- fenomena yang khas sehingga dapat tradisional-dan-contoh/ memisahkan dari kategorinya yang terlalu 18 Fadli Nasrudin Alko Muhammad. “Unsur tari, bentuk tari dan macam macam tari”. 17 16 Rafael Raga Maran. 2000. MANUSIA DAN september 2018. KEBUDAYAAN DALAM PERSPEKTIF ILMU https://muhammadfadli31.wordpress.com/2017/1 BUDAYA DASAR. JAKARTA: PT Rineka Cipta. 0/10/unsur-tari-bentuk-tari-dan-macam-macam- Hal. 38-46 tari/ masyarakat Manggarai ini sering dibawakan membangkitkan semangat para petarung pada acara-acara khusus. Tarian Caci Caci Caci. berasal dari kata ca dan ci. Ca berarti satu Para penari Caci sebelum memasuki dan ci berarti uji. Jadi, caci bermakna ujian arena yang biasanya di lapangan berumput, satu lawan satu untuk membuktikan siapa akan terlebih dahulu melakukan gerakan yang benar dan salah dan merupakan ritual pemanasan dengan menggerakkan badannya Penti Manggarai. serupa gerakan kuda. Saat menantang lawan, b. Klasifikasi Tari Caci biasanya dilakukan sambil menyanyikan Tari Caci adalah ritual Penti Manggarai. lagu-lagu adat. Upacara adat merayakan syukuran atas hasil Mereka yang membawakan atraksi caci panen yang satu ini dirayakan bersama-sama ini merupakan gambaran pria Manggarai oleh seluruh warga desa. Bahkan ajang yang memiliki nyali untuk bertarung. Mereka prosesi serupa juga dijadikan momentum saling serang dan bertahan, bahkan saling reuni keluarga yang berasal dari suku melukai. Namun tidak ada dendam di antara Manggarai. Tari ini dimainkan saat syukuran mereka. Yang ada hanya suka cita. Caci musim panen (hang woja) dan ritual tahun merupakan tarian atraksi dari bumi baru (penti), upacara pembukaan lahan atau Congkasae- Manggarai. Hampir semua upacara adat besar lainnya, serta dipentaskan daerah di wilayah ini mengenal tarian ini. untuk menyambut tamu penting. Kebanggaan masyarakat Manggarai ini c. Tema (cerita tari) sering dibawakan pada acara-acara khusus. Tarian caci merupakan ekspresi budaya e. Gambaran interaksi dan komunikasi tradisional Manggarai. Ekspresi budaya antar pendukung tari, pemusik, tradisional tersebut mengusung tema “ca nai penonton, atau masyarakat secara latang Manggarai” atau Satu hati untuk bumi luas. Manggarai. Makna cerita ini mempertegas Saat diadakan pertunjukkan caci, bahwa caci bukanlah tarian atraksi saling biasanya pesta besar pun dilangsungkan unjuk kekuatan atau kecekatan, melainkan dengan memotong beberapa ekor kerbau tarian yang menggambarkan keakraban dan kemudian disajikan sebagai makanan bagi persaudaraan. Tarian ini menggambar suka para peserta dan penonton. Biasanya, dua cita masyarakat Manggarai. kelompok tari caci merupakan kelompok d. Para penari atau pemusiknya laki-laki dari dua desa atau kampung. Sorak Para penari caci semuanya adalah laki- penonton menggema, memahami makna laki tetapi tidak semua lelaki dapat unjuk tetesan darah sebagai persembahan untuk kebolehan dan keterampilan di arena caci. kesuburan dan lambang kejantanan. Terdapat sejumlah persyaratan yang harus f. Bentuk gerak dipenuhi diantaranya adalah tubuh atletis Seorang laki-laki yang berperan sebagai adalah salah satu syarat yang harus dimiliki pemukul (disebut paki) berusaha memecut seorang penari caci. Syarat lainnya, penari lawan dengan pecut yang dibuat dari kulit harus pandai pula menyerang lawan dan atau kerbau/sapi yang dikeringkan. Pegangan bertahan dari serangan lawan, luwes dalam pecut juga dibuat dari lilitan kulit kerbau. Di melakukan gerak tari, serta dapat ujung pecut dipasang kulit kerbau tipis dan menyanyikan lagu daerah. Hal-hal tersebut sudah kering dan keras yang disebut lempa yang akan mereka lakukan selama atau lidi enau yang masih hijau (disebut pertunjukkan yang diringi musik gendang, pori). Laki-laki yang berperan sebagai gong, dan nyanyian. Tarian ini dibawakan penangkis (disebut ta’ang), menangkis laki-laki dan perempuan yang memang lecutan pecut lawan dengan perisai yang khusus dipertunjukkan sebagai atraksi untuk disebut nggiling dan busur dari bambu meramaikan tari caci. Selain melakukan berjalin rotan yang disebut agang atau tereng. gerak tari, para penari danding juga akan Perisai berbentuk bundar, berlapis kulit melantunkan lagu dengan lirik untuk kerbau yang sudah dikeringkan. Perisai dipegang dengan sebelah tangan, sementara berbentuk seperti tanduk kerbau ini dipakai sebelah tangan lainnya memegang busur untuk melindungi wajah dari pecutan. Wajah penangkis. ditutupi kain destar sehingga mata masih bisa g. Bentuk iringan melihat arah gerakan dan pukulan lawan. Para penari danding juga akan Bagian kepala dan wajah pemain hampir melantunkan lagu dengan lirik untuk seluruhnya tertutup hiasan kepala dan kain membangkitkan semangat para petarung sarung (kain destar) yang dililit ketat di Caci. Para penari Caci sebelum memasuki sekeliling wajah dengan maksud melindungi arena yang biasanya di lapangan berumput, wajah dan mata dari cambukan. Seluruh kulit akan terlebih dahulu melakukan gerakan tubuh pemain adalah sah sebagai sasaran pemanasan dengan menggerakkan badannya cambukan, kecuali bagian tubuh dari serupa gerakan kuda. Saat menantang lawan, pinggang ke bawah yang ditandai sehelai biasanya dilakukan sambil menyanyikan kain yang menjuntai dari sabuk pinggang. lagu-lagu adat. Iring-iringan musik dari Kulit bagian dada, punggung, dan lengan tetabuhan gendang, gong mengeras, tembong, yang terbuka adalah sasaran cambuk. Caci nggong, dan nyayian yang mempengaruhi juga sekaligus merupakan medium gerak fisik. pembuktian kekuatan seorang laki-laki h. Tata rias dan busana Manggarai. Luka-luka akibat cambukan Pakaian penarinya yang khas sudah dikagumi sebagai lambang maskulinitas. menjadi daya tarik sendiri. Penari perang j. Peraturan tersebut mengenakan celana panjang Caci dimainkan dua orang laki-laki, satu berwarna putih dipadu dengan kain songke lawan satu, namun memukul dilakukan (sejenis khas Manggarai) yang secara bergantian. Para pemain dibagi dikenakan di sebatas pinggang hingga lutut. menjadi dua kelompok yang secara Tubuh bagian atas dibiarkan telanjang sebab bergantian bertukar posisi sebagai kelompok tubuh tersebut adalah sasaran bagi serangan penyerang dan kelompok bertahan.. lawan. Pada bagian kepala, para penari Pertarungan berlangsung dengan diiringi mengenakan topeng (panggal) berbentuk bunyi pukulan gendang dan gong, serta seperti tanduk kerbau dan terbuat dari kulit nyanyian (nenggo atau dere) para pendukung. kerbau yang keras serta dihiasi kain warna- Ketika wakil kelompok bertanding, anggota warni. Panggal akan menutupi sebagian kelompok lainnya memberi dukungan sambil muka yang sebelumnya sudah dibalut dengan menari-nari. Tempurung kelapa dipakai handuk atau destar sebagai pelindung. sebagai tempat minum tuak yang dipercaya i. Properti yang digunakan dapat menggandakan kekuatan para pemain Pemain dilengkapi dengan pecut (larik), dan penonton. Seperti layaknya pertandingan perisai (nggiling), penangkis (koret), dan bela diri, sebagian penonton ada mendukung panggal (penutup kepala), pelindung dada, penyerang, sementara sebagian lagi pelindung kaki dan lutut (bik). Pemain mendukung pemain bertahan. Anggota bertelanjang dada, namun mengenakan kelompok atau penonton bersorak-sorak pakaian perang pelindung paha dan betis memberi dukungan agar cambuk dilecutkan berupa celana panjang warna putih dan lebih kuat lagi.19 sarung songke (songket khas Manggarai). B. Kerangka Konsep Kain songket berwarna hitam dililitkan di pinggang hingga selutut untuk menutupi Kerangka konsep dalam peneliatian ini sebagian dari celana panjang. Di pinggang adalah mengenai urgensi tarian tradisional belakang dipasang untaian giring-giring yang berbunyi mengikuti gerakan pemain. 19 Annalog, “Tarian Caci Sebagai Ekspresi Topeng atau hiasan kepala (panggal) Budaya Tradisional Manggarai Flores dibuat dari kulit kerbau yang keras berlapis Nusa Tenggara timur”. 17 september kain berwarna-warni. Hiasan kepala yang 2018. http://baimsalves.blogspot.com/

“caci” pada masyarakat flores kec. peternakan. Lahan dengan tingkat lekukan pocoranaka kab. manggarai timur propinsi tinggi rendah yang berada di Utara dan nusa tenggara timur. sebagian selatan merupakan daerah hutan lindung dan perkebunan milik rakyat yang Tari Caci adalah tari perang sekaligus ditanami kopi, kemiri, kakao/coklat, dan permainan rakyat antara sepasang penari laki- vanili laki yang bertarung dengan cambukdan perisai di Flores, Nusa Tenggara Timur, b. Keadaan sosial budaya Indonesia. Penari yang bersenjatakan cambuk (pecut) bertindak sebagai penyerang dan Kondisi sosial kemasyarakatan Desa seorang lainnya bertahan dengan Bangka Kuleng perspektif kebudayaan, menggunakan perisai (tameng). Tari ini sebagian besar dari masyarakat Manggarai dimainkan saat syukuran musim panen (hang Timur merupakan kelompok orang atau woja) dan ritual tahun baru (penti), upacara masyarakat yang dibesarkan dalam pembukaan lahan atau upacara adat besar lingkungan sosial budaya Manggarai Timur lainnya, serta dipentaskan untuk menyambut yang menghayati dan menggunakan norma- tamu penting. Tari caci ini biasanya norma adat. Desa yang bermayoritas Kristen dimainkan oleh masyarakat manggarai Katolik ini selalu mengedepankan dengan kisaran umur 25-50 tahun. kebersamaan antar masyarakat.

4. HASIL PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Urgensi Tarian Tradisional Caci pada a. Kondisi Geografis Masyarakat Flores di Desa Bangka Kabupaten Manggarai Timur adalah Kuleng Kecamatan Pocoranaka kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Timur. Kabupaten Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur. merupakan hasil pemekaran a. Nilai-nilai Dalam Tarian Caci dari Kabupaten Manggarai, tepatnya Sebagaimana fungsinya, Tari Caci pada tanggal 17 Juli 2007. Luas merupakan media bagi para laki-laki Wilayahnya 2.643,41 km⊃2; memiliki Manggarai untuk membuktikan kejantanan 9Kecamatan, 17 Kelurahan dan mereka, baik itu dalam segi keberanian 159 Desa. Jumlah penduduk Kabupaten maupun ketangkasan. Walaupun tarian ini Manggarai Timur adalah 289.148 jiwa terkandung unsur kekerasan didalamnya, (2013). Pusat pemerintahannya berada kesenian ini memiliki pesan yang damai di Kecamatan Borong. Bangka Kuleng didalamnya seperti semangat sportivitas, sebuah desa yang berada saling menghormati, dan juga diselesaikan di Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten tanpa dendam diantara mereka. Hal tersebut Manggarai Timur, Provinsi Nusa menunjukan bahwa mereka memiliki Tenggara Timur. semangat dan juga jiwa kepahlawanan didalam diri mereka. Secara Geografis Kabupaten Manggarai Permainan caci juga merupakan sebuah Timur terletak antara 08°.14’ LS - 09°.00 LS identitas budaya orang manggarai. Meskipun, dan 120°.20’ BT - 120°.55’° BT. Pola ini adalah sebuah pertarungan, tetapi etika topografi ini sedikit banyak mempengaruhi moral tetap menjadi hal yang terutama yang bentuk tata guna lahan yang ada. Daerah harus diperhatikan. Etika moral kemanusian Timur Sepanjang jalan Lintas Flores yang adalah yang terutama dalam tarian ini. Dalam relatif kemiringan lahannya agak rendah hal ini, pertarungan dan perkelahian tentunya dipergunakan sebagai kawasan pemukiman. akan berlawanan dengan etika moral, tetapi selain itu dilokasi ini juga dimanfaatkan dalam permainan caci, etika moral tetap warga untuk daerah persawahan dan menjadi yang utma lewat sikap tanggung jawab dan saling menghormati dalam sebuah Pocoranaka Kabupaten Manggarai pertarungan. Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. b. Tarian Caci bagi Sosial a. Mengajak Masyarakat Flores Untuk Berpartisipasi Tarian caci merupakan tarian rakyat di daerah manggarai. Tarian caci sangat erat Partisipasi masyarakat Flores merupakan hubungannya dengan kehidupan sosial salah satu aspek penting dalam keberhasilan masyarakat manggarai. sebuah perayaan terutama pertunjukan Tarian Caci. Kabupaten Manggarai merupakan Berdasarkan data wawancara dan observasi kabupaten yang memiliki daya Tarik dan bahwa Tarian Caci sangat besar perannya berpotensi sebagai objek pariwisata yang bagi masyarakat manggarai karena melalui dilihat dari aspek potensi alam maupun event tarian caci kedua desa berkumpul untuk budaya masyarakatnya yang bertujuan untuk memeriahkannya. Tarian caci juga pengembangan suatu desa dan meningkatkan mempunyai peranan atau andil yang penting taraf sosial dan ekonomi. untuk mempertemukan pemuda yang ingin mecari teman baru, karena waktu tarian caci b. Memperkenalkan Tarian Caci Pada berlangsung biasanya banyak para muda- Usia Dini mudi yang datang untuk mengikuti tontonan Kebudayaan merupakan kompleks yang tarian caci, dan biasanya setelah tarian caci mencakup pengetahuan, kepercayaan, selesai, mereka saling berkenalan antara satu kesenian, moral, hukum, serta adat istiadat. sama lain. Tidak hanya itu tarian caci juga Perlu diketahui bahwa Pendidikan anak tidak dapat memperkuat rasa kekeluargaan, rasa bisa lepas dari kebudayaan, karena melalui persaudaraan dan mempererat kesatuan desa. budayalah karakter anak dapat terbentuk. c. Tarian Caci bagi Perekonomian Kebudayaan juga memiliki kontribusi sangat besar dalam dunia Pendidikan terutama anak Di bidang seni budaya, daerah manggarai usia dini, dan sangat tidak salah jika dahulu mempunyai berbagai potensi yang bisa Menteri kebudayaan menjadi satu dengan memberikan kontribusi bagi kehidupan Pendidikan. Akan tetapi untuk saat ini, ekonomi masyarakatnya. Salah satu bidang banyak kebudayaan-kebudayaan daerah yang seni budaya yang dapat menopang ekonomi sekarat dan hanya berkutat kepada masyarakat manggarai adalah seni budaya pertanyaan siapa yang melestarikan caci. kebudayaan di generasi selanjutnya. Dalam hal ini, peran pemerintah daerah Pengenalan Pendidikan kebudayaan sangat penting dalam menjual asset budaya pada usia dini yang dilakukan secara formal khususnya tarian caci ke masyarakat luas, dan non-formal ini, diharapkan kelak dapat agar masyarakat luas mengetahui keunikan menjadi benteng generasi yang akan dating dan kelebihan dari tarian caci yang selama ini dalam menghadapi kebudayaan luar yang belum terkuak. Dengan diperkenalkannya sangat cepat mempengaruhi dan menutupi tarian ini, secara tidak langsung akan kebuduyaan leluhur kita. memancing para wisatawan dating B. PEMBAHASAN berkunjung ke daerah manggarai. Jika itu 1. Urgensi Tarian Tradisional Caci pada terjadi mereka akan menggunakan fasilitas Masyarakat Flores di Desa Bangka yang disediakan, antara lain tempat Kuleng Kecamatan Pocoranaka penginapan, merasakan nikmatnya masakan Kabupaten Manggarai Timur Propinsi khas asli buatan masyarakat manggarai Nusa Tenggara Timur. sehingga dapat menambah pendapatan bagi a. Nilai-nilai dalam Tarian Caci masyarakat setempat. 2. Upaya Pelestarian Tarian Tradisional Sebagaimana fungsinya, Tari Caci Caci pada Masyarakat Flores di Desa merupakan media bagi para laki-laki Bangka Kuleng Kecamatan Manggarai untuk membuktikan kejantanan mereka, baik itu dalam segi keberanian mecari teman baru, karena waktu tarian caci maupun ketangkasan. Walaupun tarian ini berlangsung biasanya banyak para muda- terkandung unsur kekerasan didalamnya, mudi yang datang untuk mengikuti tontonan kesenian ini memiliki pesan yang damai tarian caci, dan biasanya setelah tarian caci didalamnya seperti semangat sportivitas, selesai, mereka saling berkenalan antara satu saling menghormati, dan juga diselesaikan sama lain. tanpa dendam diantara mereka. Tarian caci ini juga dapat memperkuat rasa kekeluargaan, rasa persaudaraan dan Dari hasil penilitian yang diperoleh tarian mempererat kesatuan desa sehingga caci ini Tarian caci mengandung makna dan menjadikan kedua desa bisa hidup saling nilai-nilai yang sangat dalam seperti nilai berdampingan dan saling bekerjasama dalam ketuhanan bagi masyarakat manggarai tarian suatu acara yang melibatkan kedua desa caci merupakan salah satu bentuk ungkapan tersebut. terima kasih kepada tuhan. c. Tarian Caci bagi Perekonomian Mereka yakin dengan tarian caci mereka Seni budaya local daerah manggarai dapat mengekspresikan rasa kebahagian dan mempunyai berbagai potensi yang bisa rasa syukur kepada Tuhan dan juga kepada memberikan kontribusi bagi kehidupan leluhur masyarakat Mangarai, nilai ekonomi masyarakatnya. Salah satu bidang kejantanan dan keberanian dimana mereka seni budaya lokal yang dapat menopang saling bertarung menyerang dan bertahan ekonomi masyarakat manggarai adalah seni secara bergantian, nilai kedamaian yang budaya tarian Caci. dimana setelah tarian caci selesai mereka saling berjabat tangan dan saling berpelukan Berdasarkan hasil penelitian keberadaan layaknya tidak ada dendam diantara mereka, Tarian Caci dalam kebudayaan manggarai nilai keramaian dan kemegahan karena caci memiliki banyak fungsi bagi kelangsungan menjadi ukuran kemeriahan atau kemegahan hidup masyarakat manggarai seperti dapat suatu acara dan terakhir nilai sportivitas dimanfaatkan sebagai komoditas yang dapat karena tanpa adanya sportivitas tarian caci dipertontonkan kepada wisatawan, sehingga kemungkinan tidak akan berjalan baik dan dapat meningkatkan pendapatan daerah. lancar. Dalam hal ini, peran pemerintah daerah Jadi tarian caci mempunyai makna dan sangat penting dalam menjual asset budaya nilai sangatlah dalam seperti rasa ketuhanan, khususnya tarian caci ke masyarakat luas, kedamaian, kekeluargaan, kemegahan, agar masyarakat luas mengetahui keunikan keramaian, kejantanan, keberanian dan itu dan kelebihan dari tarian caci yang selama ini semua adalah sifat para pahlawan dan leluhur belum terkuak. Dengan diperkenalkannya kita dulu untuk berjuang demi kemerdekaan. tarian ini, secara tidak lansung akan memancing para wisatawan dating b. Tarian Caci bagi Sosial berkunjung ke daerah manggarai. Jika itu Tarian caci merupakan tarian rakyat di terjadi mereka akan menggunakan fasilitas daerah manggarai. Tarian caci sangat erat yang disediakan, antara lain tempat hubungannya dengan kehidupan sosial penginapan, merasakan nikmatnya masakan masyarakat manggarai. khas asli buatan masyarakat manggarai Berdasarkan hasil penelitian Tarian caci sehingga dapat menambah pendapatan bagi sangat besar perannya bagi masyarakat masyarakat setempat. manggarai karena melalui event tarian caci Ketika para wisatawan menonton atraksi kedua desa berkumpul untuk tarian caci yang sedang berlangsung, memeriahkannya. Tarian caci juga masyarakat stempat dapat memanfaatkan mempunyai peranan atau andil yang penting kesempatan tersebut dengan menjual untuk mempertemukan pemuda yang ingin makanan ringan khas manggarai di dekat dikembangkan dan dipertahankan. Sebagai tempat tarian caci berlangsung, dapat generasi penerus, hendaknya kita menjaga menawarkan tempat penginapan seperti hotel bahkan melestar ikan tari tradisional yang atau wisma yang layak untuk beberapa hari ada di negara Indonesia ini khususnya di karena tarian caci biasayanya berlangsung daerah masing-masing. selama tiga sampai tujuh hari. Jika fasilitas- fasilitas tersebut digunakan wisatawan, tentu Sebaiknya pemerintah dan tokoh adat akan membantu meningkatkan kesejahteraan bisa lebih memaksimalkan upaya dalam ekonomi masyarakat setempat. Sangat memperkenalkan kebudayaan local pada dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dan masyarakat flores khususnya di desa Bangka pemerintah daerah setempat untuk mengatasi Kuleng Kecamatan Pocoranaka Kabupaten berbagai persoalan seperti ketidaksiapan Manggarai propinsi Nusa Tenggara Timur sarana dan prasarana transportasi demi agar masyarakat maupun pemuda tidak kelancaran objek wisata, selain itu melupakan apa yang leluhur kita wariskan. pemerintah juga harus intensif melakukan interaksi dan komunikasi keluar. b. Memperkenalkan Tarian Caci Pada Dengan menjadikan caci sebagai Usia Dini objek pariwisata, akan meningkatkan Kebudayaan merupakan kompleks yang perekonomian seperti kesempatan kerja dan mencakup pengetahuan, kepercayaan, berusaha bagi masyarakat setempat yang kesenian, moral, hukum, serta adat istiadat. mengadakan tarian caci. Tarian caci juga Perlu diketahui bahwa Pendidikan anak tidak dapat mempererat kehidupan social bisa lepas dari kebudayaan, karena melalui masyarakat manggarai, sehingga rasa budayalah karakter anak dapat terbentuk. persaudaraan dan persatuannya semakin Kebudayaan juga memiliki kontribusi sangat tinggi. besar dalam dunia Pendidikan terutama anak usia dini, dan sangat tidak salah jika dahulu 2. Upaya Pelestarian Tarian Tradisional Menteri kebudayaan menjadi satu dengan Caci pada Masyarakat Flores di Desa Pendidikan. Bangka Kuleng Kecamatan Pocoranaka Kabupaten Manggarai Berdasarkan hasil penelitian Melalui Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. pengenalan pertunjukan tarian caci dan a. Mengajak Masyarakat Flores Untuk mengajaknya ke tempat-tempat bersejarah, Berpartisipasi dari situ anak akan terpancing untuk Partisipasi masyarakat flores merupakan mengetahui lebih detail tentang objek yang salah satu aspek penting dalam keberhasilan sedang mereka amati, dan disitulah peran sebuah perayaan terutama pertunjukan tarian orang tua untuk menjelaskan dan caci. Sebab tanpa adanya keikutsertaan menerangkan siapa, apa darimana, mengapa, masyarakat flores dalam pertunjukan caci kenapa dan semua hal tentang yang mereka pasti tidak akan berhasil. lihat. Pendidikan berbasis budaya seharusnya bisa dilakukan melalui dunia Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian masih sekolah, dan hal ini semestinya bisa dikemas banyak pemuda yang tidak ikut serta dalam dalam pelajaran Bahasa daerah ataupun kebudayaan lokasl khususnya tarian caci berbagai kesenial lokal. yang ada di flores ini. Remaja masa kini Sebenarnya jika ini dapat dilakukan khususnya di desa Bangka Kuleng Flores dan diberlakukan di sekolah, kemasan seperti Kecamatan Pocoranaka Kabupaten ini bukan hanya semata persoalan Manggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur penguasaaan keterampilan akan tetapi juga seolah tidak mengenal tari-tari daerahnya anak akan memahami filosofi yang sendiri. Padahal itu merupakan identitas kita mendasari hal tersebut. sebagai bangsa Indonesia bahkan dapat dikatakan sebagai asset yang harus Begitu juga dengan tarian caci bukan 1. Tarian caci merupakan tarian yang hanya jadi hiburan semata saja, akan tetapi berasal dari manggarai yang dimainkan dua anak harus memahami dan mengetahui serta orang laki-laki, satu lawan satu, mengandung lebih menggali yang akan digunakan sebagai makna dan nilai-nilai seperti ketuhanan, bekal penting bagi hidup seorang anak kejantanan, keberanian, kedamaian, dimasa yang akan datang. keramaian, kemegahan dan sportivitas. Diperlukan juga keikutsertaan para Tarian caci sangat besar perannya bagi guru dan orang tua, bahkan seniman masyarakat manggarai karena melalui event budayawan dalam menuyusn sebuah konsep tarian caci kedua desa berkumpul untuk Pendidikan yang berbasis kebudayaan memeriahkannya. Dan Tarian Caci dalam dengan muatan nilai-nilai kehidupan yang kebudayaan manggarai memiliki banyak digali melalui budaya tempat anak-anak fungsi bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut hidup, yang tujuannya diharapkan manggarai seperti dapat dimanfaatkan akan terbentuk karakter yang luhur seiring sebagai komoditas yang dapat dipertontonkan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan kepada wisatawan, sehingga dapat anak-anak. meningkatkan pendapatan daerah. Pengenalan Pendidikan kebudayaan 2. Keberadaan tarian caci dalam pada usia dini yang dilakukan secara formal kebudayaan manggarai memiliki banyak dan non-formal ini, diharapkan kelak dapat fungsi bagi kelangsungan hidup masyarakat menjadi benteng generasi yang akan dating manggarai seperti perekonomian, kesempatan dalam menghadapi kebudayaan luar yang kerja dan berusaha bagi masyarakat setempat sangat cepat mempengaruhi dan menutupi yang mengadakan tarian caci. Tarian caci kebuduyaan leluhur kita. juga dapat mempererat kehidupan social Penulis juga beranggapan jika kita masyarakat manggarai, sehingga rasa menelisik dari media televisi misalnya, persaudaraan dan persatuannya semakin sangat jarang menyajikan tontonan segar tinggi. yang dapat membangkitkan semangat Tarian caci kebudayaan asli manggarai kecintaan anak terhadap kebudayaan negeri ini mesti kita jaga dan lestarikan oleh sebab ini. Tarian dari luar dibandingkan tarian itu partisipasi pemerintah dan dukungan dari tradisional, tidak sedikit dari anak-anak yang masyarakat untuk bisa lebih lagi dalam upaya tidak tahu apa itu tarian caci dan juga nilai- memperkenalkan warisan leluhur kita ini. nilai apa saja yang terkandung dalam tarian Begitu juga dengan tarian caci bukan hanya tersebut sertah masih banyak hak lainnya jadi hiburan semata saja, akan tetapi anak- yang kemudian kebudayaan leluhur kita anak usia dini juga harus memahami dan perlahan akan tergerus oleh kebudayaan serta mengetahui serta lebih menggali yang akan norma-norma yang teradopsi dari luar. digunakan sebagai bekal penting bagi hidup Jadi sangatlah penting bagi orang tua dimasa yang akan dating nanti. dan pihak pihak lainnya untuk mulai B. IMPLIKASI mengontrol dan memfasilitasi anak-anak usia dini dengan pengenalan kebudayaan Tarian Caci merupakan Tarian adat yang kebudayaan leluhur kita khususnya tarian berasal dari Flores Manggarai timur Provinsi caci, dengan harapan akar-akar kebudayaan Nusa Tenggara Timur. Tarian ini diadakan tersebut dapat menjadi penguat kelestarian sebagai beentuk kesyukuran atas hasil panen kebudayaan kita. yang didapatkan, selain itu bisa juga sebagai A. KESIMPULAN upacara pembukaan pesta rakyat. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai Berdasarkan hasil penelitian dan tambahan refrensi dalam memperluas wawancara yang dipaparkan, maka dapat wawasan mengenai Tarian Caci yang diperoleh kesimpulan bahwa: memiliki nilai-nilai kehidupan. C. SARAN 1. Masyarakat setempat bisa lebih sadar lagi Nasution. 2006. Metode Research (Penelitian akan adanya potensi keutungan Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. pertunjukan tarian caci 2. Orang tua, guru, maupun pihak laiinya Noor Juliansyah. 2016. Metodologi harus lebih mengawasi dan mengajarkan Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, kepada anak-anak usia dini pentingnya Dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana memahami kebudayaan dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Rafael Raga Maran. 2000. Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu 5. REFERENSI Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Albani Nasution Muhammad Syukri. 2015. Ilmu Social Budaya Dasar. Sri rahayu ani. 2016. ISBD Perspektif Baru Jakarta:PT Rajagrafindo Persada. Membangun Kesadaran Global Melalui Revolusi mental. Jakarta: PT Annalog, “Tarian Caci Sebagai Ekspresi bumi aksara. Budaya Tradisional Manggarai Flores Nusa Tenggara timur”. 17 Undang-undang Republik Indonesia 1945 september 2018. Pasal 32 tentang Kebudayaan http://baimsalves.blogspot.com/ Widagdho Djoko, dkk. 2001. Ilmu Budaya Bungin Burhan. 2015. PENELITIAN Dasar. Cetakan ke-6. Jakarta: PT BUMI KUALITATIF: KOMUNIKASI, AKSARA. EKONOMI, KEBIJAKAN PUBLIK, DAN ILMU SOSIAL LAINNYA. Yuksinau.id “Pengertian Tari Tradisional Jakarta: Kencana. dan Contoh Tari Tradisional” 20 Juni 2018. Elly M. Setiadi, dkk. 2006. Ilmu Sosial & http://www.yuksinau.id/pengertian- Budaya Dasar. Cetakan ke-3. tari-tradisional-dan-contoh/ Jakarta: KENCANA.

Ezmir. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Fadli Nasrudin Alko Muhammad. “Unsur tari, bentuk tari dan macam macam tari”. 17september2018.https://muhammad fadli31.wordpress.com/2017/10/10/u nsur-tari-bentuk-tari-dan-macam- macam-tari/

Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.