Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam Di Kabupaten Tapanuli Tengah Dan Kabupaten Tapanuli Selatan , Provinsi Sumatera Utara
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH DAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN , PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : Nazly Bahar, Umi Kuntjara, Syaiful Asri W. SUBDIT. MINERAL NON LOGAM ABSTRACT Investigated area is in Middle Tapanuli and South Tapanuli Regency, North Sumatra Province. The Geological very complex, consist of igneous, metamorphic, and sedimentary rocks which age from Permo-Carbon up to Resen. Both of this regency, conducive to have various area mineral commodities, especially non-metallic, which some type prospects to be developed. In Middle Tapanuli it is found granite, clay, limestone, gravel, quartz sand, trass, andesite and dacite. While in South Tapanuli there are granite, clay, limestone, gravel, trass, pumice, slate and quartzite. SARI Lokasi kegiatan terletak di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.Kondisi geologi yang cukup kompleks, dengan jenis batuan yang berumur mulai dari Permo- Karbon sampai dengan Resen, terdiri dari berbagai jenis litologi mulai dari batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen, memungkinkan kedua daerah kabupaten ini memiliki berbagai jenis bahan galian, terutama non-logam, yang beberapa jenis diantaranya cukup prospek untuk dikembangkan. Di Kabupaten Tapanuli Tengah tersebar bahan galian granit, lempung, batugamping, sirtu, pasir/batupasir kuarsa, tras, andesit dan dasit. Sedangkan di Kabupaten Tapanuli Selatan terdapat bahan galian granit, lempung, batugamping, sirtu, tras, batuapung, batusabak dan kuarsit. I. PENDAHULUAN daerah otonom kedua Pemerintah Kabupaten tersebut berharap lebih mengetahui potensi 1.1. Latar Belakang sumber daya mineral di daerah masing- Dalam rangka pelaksanaan kegiatan masing, sehingga dapat dikelola seefisien Inventarisasi dan Evaluasi Sub Tolok Ukur mungkin untuk sebesar-besarnya kepentingan Mineral Non Logam, Proyek Inventarisasi dan masyarakatnya. Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Disamping itu, Proyek Inventarisasi dan Tahun Anggaran 2003, dalam hal ini Sub Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia ini Direktorat Mineral Non Logam, Direktorat diadakan dalam rangka penyusunan bank data Inventarisasi Sumber Daya Mineral, telah mineral nasional, sesuai dengan tugas dan mengadakan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan fungsi Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Galian Mineral di kabupaten Tapanuli Tengah Mineral (DIM). dan Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Penyelidikan dilaksanakan untuk 1.2. Maksud dan Tujuan memenuhi keinginan PEMDA Tingkat II Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Galian Mineral Non Logam, Logam dan Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara Batubara, dimaksudkan untuk melengkapi untuk mengetahui keterdapatan bahan galian Bank Data Sumber Daya Mineral Nasional, di kedua daerah kabupaten tersebut. Sebagai melakukan pemutakhiran data yang telah ada, serta melakukan pengkajian mengenai prospek bahan galian yang ada. Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 17-1 1.3. Lokasi Penyelidikan 2. GEOLOGI UMUM Secara geografis, wilayah Kabupaten Tapanuli Secara umum, Pulau Sumatra terjadi sejak Pra Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Tersier akibat tumbukan lempeng Samodra Provinsi Sumatera Utara, terletak di dalam Hindia dengan Benua Asia, sehingga koordinat 0°15’00’’ LU sampai 2°15’0” LU terbentuk busur luar (deretan pulau di sebelah dan 98°09’00” BT sampai 100º15’10” BT. barat Sumatera) dan busur volkanik Kabupaten Tapanuli Tengah beribukota di Pegunungan Barisan yang merupakan inti P. Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Selatan di Sumatra. Batas tumbukan itu sendiri adalah Padangsidempuan. palung busur yang masih aktif sampai kini, terletak di sebelah barat busur luar. Akibat 1.4. Demografi dari tumbukan itu juga terbentuk suatu Secara administratif Kabupaten Tapanuli cekungan luar antar busur yang membatasi Tengah terdiri dari 8 kecamatan dengan total antara busur luar dan busur volkanik desa 140 dan 4 kelurahan. Luas wilayah Sumatera, serta cekungan busur belakang yang kabupaten ini 2194,98 km² dengan jumlah membatasi busur volkanik dan inti benua. penduduk sekitar 249.840 jiwa, 125.133 jiwa 2.1. Stratigrafi diantaranya pria dan 124.707 jiwa wanita. Formasi Bohorok (Pub) terutama terbentuk Sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri oleh batupasir konglomeratan (pebbly dari 28 kecamatan yang terbagi atas 1.233 mudstone), Formasi Kluet (Puk) terdiri dari desa dan 8 kelurahan. Luas wilayah fasies yang lebih halus. Kelompok Tapanuli Kabupaten Tapanuli Selatan 1.226.155 Ha. Tak Teruraikan (Put). Formasi Alas, terdiri dengan jumlah penduduk mencapai 743.732 atas batugamping koral yang keras dan masif, jiwa yang terdiri dari 367.478 pria jiwa dan serta marmer. Kelompok Tapanuli telah 124.707 jiwa wanita. mengalami proses metamorfosa regional dan 1.5. Waktu Penyelidikan kontak, sehingga seluruh litologi telah termalihkan, yaitu batusabak, argilit, sekis Kegiatan dilakukan selama 36 (tiga puluh hijau, amfibolit, filit, batugamping marmeran enam) hari, termasuk perjalanan dari Bandung dan kuarsit. ke lapangan (pergi - pulang). Perjalanan dinas tersebut dilaksanakan mulai dari tanggal 27 Komplek Granit Sibolga menerobos Juni sampai dengan tanggal 2 Agustus 2003. Kelompok Tapanuli antara jaman Karbon Akhir sampai Perm Awal, disebut sebagai 1.6. Pelaksana Batuan Terobosan Pra Tersier yang terdiri dari Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan granit, diorit, granodiorit, mikrogranit, Galian Mineral Non Logam dan Logam, di leukogranit, granit biotit dan muskovit. Pada daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kala Eosen Akhir - Oligosen Awal Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi pengendapan sedimen Formasi Sibolga: Sumatera Utara, didukung oleh 6 (enam) konglomerat, batupasir, batulumpur dan orang personil (staf) Sub Direktorat Mineral konglomerat. Non Logam, Direktorat Inventarisasi Formasi Barus yang bersifat transgresif Sumberdaya Mineral. menindih tidak selaras Formasi Sibolga pada 1.7. Penyelidik Terdahulu Kala Miosen Awal – Tengah. Formasi Barus terdiri dari batupasir, batulumpur gampingan, J.A Aspden dkk., (1982), M.C.G. Clarke, sedikit batugamping dan konglomerat. dkk., (1982), N.M.S., Rock., dkk., (1982), dari Sedangkan di bagian timurnya, yaitu sekitar Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, D. Toba diendapkan Formasi Peutu, yang Bandung telah melakukan pemetaan geologi terdiri dari batupasir, konglomerat dan Lembar Sibolga, Lembar Pematangsiantar, batulumpur gampingan. Di sekitar daerah dan Lembar Lubuksikaping, Sumatera, pada penelitian diendapkan formasi Batuan skala 1:250.000. Disamping itu juga HRW. Sedimen Tersier (Tms) yang terdiri dari Simanjuntak dkk., (1991), dari Direktorat batupasir kuarsa, serpih berkarbon, batulanau Sumber Daya Mineral (DIM) Bandung, yang dan konglomerat telah melakukan penyelidikan tinjau terhadap batumulia dan bahan galian industri di daerah Pada Plio - Pleistosen, di Dataran Pantai Barat Tapanuli Selatan dan Sekitarnya, Provinsi dan Kaki Bukit Barisan, diendapkan Formasi Sumatera Utara. Tutut yang terdiri dari konglomerat, batupasir, Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 17-2 batulanau dan batulumpur. Formasi ini tak daerah penelitian dan sekitarnya. Pada selaras diatas Formasi Barus. beberapa tempat terdapat bahan galian felspar dan batuapung yang berasosiasi dengan Kegiatan volkanisme pada era Tersier di pegmatit dan tuf Toba. sekitar daerah penyelidikan terjadi pada kala Miosen ditandai dengan adanya Formasi Berbagai jenis batuan sedimen juga terkait Gunungapi (Tmv) yang terdiri dari andesit, dengan bahan galian non logam, seperti breksi aglomerat, basal, lava, dan batuan batugamping marmeran terdapat pada paparan piroklastik. Satu seri batuan beku yang disebut karbonat Formasi Alas, lempung terdapat Batuan Terobosan (Tm), juga terjadi dalam banyak formasi dan hasil pelapukannya. mengiringi kegiatan gunungapi ini, terdiri dari Disamping itu juga ada Sirtu dan pasir kuarsa granodiorit, diorit, granit, mikrogranit dan merupakan hasil rombakan batuan-batuan leukogranit, disusul oleh Granit Haporas serta yang lebih tua terdapat pada beberapa lokasi mikrodiorit dan andesit Sitaban pada Tersier termasuk dalam endapan aluvium sungai dan Atas. pantai. Pada Kuarter, terjadi vulkanisme dengan 3. KEGIATAN PENYELIDIKAN pengendapan tufa Formasi Toba dan tersebar Studi literatur dilakukan untuk menghimpun sangat luas, yang berkomposisi rio-dasitik. data awal, baik letak geografis, kondisi sosial- Kegiatan gunungapi menerus sampai saat ini politik-ekonomi masyarakat setempat, kondisi menendapkan Batuan Gunungapi Kuarter (Qv) geologi dsb. yang terdiri dari breksi, lava andesitik, tufa dasitan, riolitan dan lahar. 3.1. Kegiatan Lapangan Sedimentasi pada era Kuarter dimulai dengan Kegiatan lapangan bertujuan untuk melakukan pengendapan Formasi Minas (Qpmi), yang pengumpulan data, baik data primer maupun terdiri dari batupasir, kerikil dan lanau. data sekunder di masing-masing wilayah Formasi ini ditutupi secara tidak selaras oleh Kabupaten. Terdiri dari kegiatan pengumpulan Formasi Sialang (QPsg), yang terdiri dari data sekunder, primer dan uji petik. tufaan dan/atau pasir diatome dan lanau. Formasi paling muda adalah Endapan Sibuluan; Kampung Mandailing, Kecamatan Lumut; serta Parlihota, Kecamatan Lumut. Aluvium (Qh), yang terdiri aluvium sungai, rawa dan pantai berupa lumpur, lempung, Metode penyelidikan pasir, kerikil, dan kerakal yang belum terkompaksi. Metode penyelidikan yang dilakukan dalam uji petik tersebut adalah: pengamatan 2.2.