Implementasi Program Trans Sarbagita Dalam Pengembangan Transportasi Publik Di Bali
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Implementasi Program Trans Sarbagita Dalam Pengembangan Transportasi Publik di Bali Anak Agung Mita Widhyastuti1), Ni Nyoman Dewi Pascarani2), I Putu Dharmanu Yudharta3) 1,2,3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email : [email protected]), [email protected]), [email protected]) ABSTRAK Angkutan Umum Massal Trans Sarbagita merupakan wujud nyata program pemerintah dalam mengatasi jumlah kendaraan pribadi di jalan raya. Selama 5 (lima) tahun implementasi, penggunaan Angkutan Umum Massal Trans Sarbagita belum optimal, dapat dilihat dari kemacetan di beberapa ruas jalan, Sarbagita yang merugi, Sarbagita hanya menjangkau beberapa wilayah dan jarak kedatangan bus yang lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Program Trans Sarbagita tahun 2011-2015 dan hambatan dalam implementasi Sarbagita. Studi ini menggunakan metodelogi penelitian kualitatif deskriptif. Dalam memperoleh data, penulis melakukan observasi langsung kelapangan untuk memperoleh data primer yang terkait dan melakukan studi dokumentasi untuk memperoleh data sekunder. Selain itu peneliti menggunakan teknik berupa wawancara langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi program Trans Sarbagita sudah mampu mengembangkan transportasi publik, namun implementasi belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Hambatan yang harus diatasi adalah ketersediaan jalur khusus, pengembangan sarana bus Trans Sarbagita. Kata Kunci : kebijakan publik, implementasi kebijakan publik, transportasi 1. PENDAHULUAN membentuk sebuah Angkutan Umum Transportasi merupakan hal yang Massal Trans Sarbagita guna mengurangi penting dalam menunjang segala kegiatan jumlah kendaraan pribadi di jalan raya. manusia sehari-hari. Keberadaan Keberadaan Angkutan Umum Massal Trans transportasi pribadi saat ini sudah sangat Sarbagita dimulai sejak tahun 2011 ini tidak terkendali, sehingga mengakibatkan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan kemacetan di beberapa ruas jalan seperti Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali. misalnya daerah Denpasar dan beberapa Sejak pengoperasian di tahun 2011, kabupaten sekitarnya. Keberadaan Angkutan Umum Massal Trans Sarbagita trasportasi umum yang sanat tidak layak tidak luput dari berbagai macam masalah. dan juga harga yang ditawarkan cukup Berdasarkan observasi dan informasi yang mahal mengakibatkan masyarakat enggan didapat dilapangan, permasalahan tersebut dalam memanfaatkan keberadaan meliputi : Pertama, keterambatan jarak transportasi umum ini. kedatangan antara bus yang satu dengan Penggunaan transportasi pribadi yang yang lainnya (headyway). Kedua, dianggap lebih aman, nyaman dan cepat kemacetan yang masih terjadi di beberapa membuat masyarakat enggan untuk beralih wilayah. Ketiga, keberadaan Sarbagita menggunakan transportasi umum dalam yang belum memiliki jalurnya tersendiri. menunjang kegiatan sehari-hari. Hal inilah Keempat, Sarbagita yang hanya yang mengakibatkan bertampahnya jumlah menjangkau beberapa wilayah saja. kendaraan prbadi yang dimiliki oleh Kelima, keberadaan Sarbagita yang masyarakat tanpa diiringi dengan merugi. keberadaan infrastruktur jalan yang Bertumpu pada permasalahan tersebut, memadai. diperlukan penelitian mengenai Berawal dari Undang - Undang 22 implementasi kebijakan pemerintah ini, Tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan guna mengetahui proses pelaksanaan Angkutan Jalan, dibentuklah sebuah kebijakan yang telah dibuat, maka Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 dilakukan penelitian dengan judul tentang Perencanaan Tata Ruang di “Implementasi Program Trans Sarbagita Sarbagita. Berdasarkan peraturan yang Dalam Pengembangan Transportasi telah dibentuk Pemerintah Provinsi Bali Publik di Bali.” 1 2. KAJIAN PUSTAKA yang berasal dari informan, peristiwa, lokasi penelitian dan arsip. Unit analisis disini Kebijakan Publik adalah Unit Pelaksana Teknis Trans James Anderson (2014:7) Sarbagita yaitu organisasi. Informasi disini mengemukakan bahwa kebijakan publik didapatkan dengan teknik purposive dikatakan sebagai serangkaian kebijakan sampling dan snowball sampling guna yang memiliki tujuan tertentu dan memperoleh infoemasi lebih mendalam. dilaksakan oleh seseorang atau Pengumpulan data dilakukan sekelompok orang dan berkaitan dengan menggunakan wawancara langsung dan suatu permasalahan. Selain itu Heinz Eulau tidak langsung, metode dokumentasi dan dan Kenneth Prewith (2014:6) mengatakan turun langsung ke lapangan. Data yang kebijakan publik bersifat tetap dengan ciri- diperoleh dianalisis melalui 4 (empat) ciri adanya konsistensi dari suatu tahapan, yaitu: data dikumpulkan, dipilih kebijakan. mana yang penting dan tidak, disajikan Implementasi Kebijakan secara mendalam dan pengambilan Dalam bukunya Deddy Mulyadi kesimpulan. Dimana nantinya akan (2015:24), Gordon mengemukanan disajikan dalam bentuk kata yang diuraikan implementasi bersifat mengarahkan suatu secara singkat. kebijakan ke wujud yang nyata. Lain halnya dengan Van Metter dan Van Horn dalam 4. Hasil dan Pembahasan Winarno (2005:102) menyatakan implementasi kebijakan publik adalah suatu Implementasi Program Trans sikap yang dilakukan badan publik dalam Sarbagita Dalam Pengembangan mencapai suatu tujuan yang di tetapkan. Transportasi Publik di Bali. Implementasi Kebijakan Model George Angkutan Umum Massal Trans C. Edward III (2009:31) merumuskan Sarbagita adalah sebuah angkutan yang bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi menghubungi kota Denpasar dengan oleh 4 (empat) variabel: kabupaten di sekitarnya yaitu Badung, 1. Komunikasi, terdiri dari 2 (dua) aspek, Gianyar dan Tabanan. Angkutan ini pertama: siapa perumus kebijakan dan memiliki 17 (tujuh belas) jalur utama dan 36 target sasaran kebijakan dan kedua: (tiga puluh enam) cabang dengan cara dalam mensosialisasikan program. menggunakan sebuah kendaraan yang 2. Sumber daya, menyangkut 2 (dua) dinamakan feeder. Jalur utama angkutan ini aspek, pertama: kemampuan para menggunakan bus besar dan juga bus pelaksana dan kedua: sumber dana. sedang. Road Map dari Sarbagita saat ini 3. Disposisi, berkaitan dengan pada tahapan memantapkan dan karakteristik para pelaksana yaitu mengembangkan layanan untuk nantinya kejujuran dan tingkat demokratis. dapat mencapai penggunaan Public 4. Struktur birokrasi, berhubungan dengan Transport sebagai pilihan masyarakat. keberadaan SOP dan struktur Tujuan utama diadakannya angkutan organisasi. ini yaitu untuk mengurangi jumlah keberadaan angkutan pribadi di jalan raya Teori Transportasi yang mengakibatkan kemacetan di beberpa Ada 2 (dua) kategori mengenai tempat. Dengan adanya angkutan ini transportasi yang dikemukakan oleh Abbas masyarakat diharapkan dapat merasakan Salim (2013:6) yaitu pengangkutan bahan manfaatnya diantaranya yaitu tarif murah dan hasil produksi, selain itu pemindahan yang di berlakukan yaitu Rp. 2.500 (pelajar) penumpang ke suatu tempat. Fungsi dari dan Rp. 3.500 (umum). transportasi terdiri dari angkutan Dalam pelaksanaannya kebijakan ini penumpang dengan kendaraan pribadi dan tertumpu pada Standar Pelayanan Minimal angkutan penumpang menggunakan (SPM) yang dimiliki tersendiri. Keberadaan angkutan umum. SPM inin juga diputuskan langsung oleh Gubernur Bali dan diatus dalam Peraturan 3. METODELOGI PENELITIAN Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2011 Jenis penelitian menggunakan tanggal 11 April 2011 mengenai Penetapan penelitian deskriptif dengan teknik SPM Trans Sarbagita. pendekatan kualitatif. Dengan sumber data 2 Komunikasi langsung oleh Dishub Infokom Provinsi Dalam perencanaan kebijakan sebelum Bali, sedangkan untuk pramudi dan diwujudkan dalam bentuk nyata suatu pramujasa dipilih langsung oleh Damri program pemerintah memerlukan adanya selaku instansi yang bertugas di bidang komunikasi yang efektif antara pihak-pihak transpirtasi. yang terkait dalam suatu kebijakan. Dalam pelaksanaannya jumlah pegawai Berkaitan dengan peraturan yang telah di di UPT Sarbagita terdiri dari 9 (sembilan) tetapkan, kebijakan mengenai angkutan orang pegawai tetap yang dikepalai oleh umum massal dirumuskan oleh Kementrian Kepala Unit Pelaksana Teknis, 1 (satu) Perhubungan RI bersama dengan kepala seksi operasional yang dibantu oleh Gubernur Bali, Kepala Dinas Perhubungan 2 (dua) staff, 1 (satu) kepala seksi teknik Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali dan yang dibantu oleh 2 (dua) staff, 1 (satu) juga Walikota/Bupati di kawasan Sarbagita. kepala seksi tata usaha yang dibantu oleh 2 Tahapan perencanaan ini juga dirumuskan (dua) staff. Selain itu dalam menjalankan mengenai siapa target sasaran yang tugasnya dibantu oleh 63 (enam puluh tiga) nantinya dapat menikmati keberadaan tenaga kontrak dan 90 (sembilan puluh) angkutan umum massal ini. Pengoperasian pramudi dan pramujasa. angkutan umum ini ditujukan untuk seluruh Aspek keuangan merupakan hal yang kalangan masyarakan dari kelas menengah sangat penting dalam menunjang bawah sampai dengan kelas atas, baik pelaksanaan program. Selama pelajar maupun kategori umum. implementasi sejak tahun 2011 pihak UPT Mewujudkan tujuan dari pemerintah mendapatkan bantuan penuh dari APBD yang berkenaan dengan target sasaran Provinsi Bali berupa dana atau subsidi kebijakan ini, sosialisasi berkelanjutanpun dalam menjalankan program ini. Selain itu dilakukan oleh pihak pelaksana yaitu Dinas pada awal pelaksanaan pihak UPT juga Perhubungan Informasi dan Komunikasi menerima bantuan bus besar dan sedang Provinsi Bali. Dimana pihak pelaksana dari Kementrian Perhubungan RI. melakukan sosialisasi langsung ke Keberadaan Subsidi ini setiap tahunnya lapangan untuk memperkenalkan