Implementasi Program Trans Sarbagita Dalam Pengembangan Transportasi Publik di

Anak Agung Mita Widhyastuti1), Ni Nyoman Dewi Pascarani2), I Putu Dharmanu Yudharta3) 1,2,3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email : [email protected]), [email protected]), [email protected])

ABSTRAK

Angkutan Umum Massal Trans Sarbagita merupakan wujud nyata program pemerintah dalam mengatasi jumlah kendaraan pribadi di jalan raya. Selama 5 (lima) tahun implementasi, penggunaan Angkutan Umum Massal Trans Sarbagita belum optimal, dapat dilihat dari kemacetan di beberapa ruas jalan, Sarbagita yang merugi, Sarbagita hanya menjangkau beberapa wilayah dan jarak kedatangan bus yang lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Program Trans Sarbagita tahun 2011-2015 dan hambatan dalam implementasi Sarbagita. Studi ini menggunakan metodelogi penelitian kualitatif deskriptif. Dalam memperoleh data, penulis melakukan observasi langsung kelapangan untuk memperoleh data primer yang terkait dan melakukan studi dokumentasi untuk memperoleh data sekunder. Selain itu peneliti menggunakan teknik berupa wawancara langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi program Trans Sarbagita sudah mampu mengembangkan transportasi publik, namun implementasi belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Hambatan yang harus diatasi adalah ketersediaan jalur khusus, pengembangan sarana bus Trans Sarbagita.

Kata Kunci : kebijakan publik, implementasi kebijakan publik, transportasi

1. PENDAHULUAN membentuk sebuah Angkutan Umum Transportasi merupakan hal yang Massal Trans Sarbagita guna mengurangi penting dalam menunjang segala kegiatan jumlah kendaraan pribadi di jalan raya. manusia sehari-hari. Keberadaan Keberadaan Angkutan Umum Massal Trans transportasi pribadi saat ini sudah sangat Sarbagita dimulai sejak tahun 2011 ini tidak terkendali, sehingga mengakibatkan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan kemacetan di beberapa ruas jalan seperti Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali. misalnya daerah dan beberapa Sejak pengoperasian di tahun 2011, kabupaten sekitarnya. Keberadaan Angkutan Umum Massal Trans Sarbagita trasportasi umum yang sanat tidak layak tidak luput dari berbagai macam masalah. dan juga harga yang ditawarkan cukup Berdasarkan observasi dan informasi yang mahal mengakibatkan masyarakat enggan didapat dilapangan, permasalahan tersebut dalam memanfaatkan keberadaan meliputi : Pertama, keterambatan jarak transportasi umum ini. kedatangan antara bus yang satu dengan Penggunaan transportasi pribadi yang yang lainnya (headyway). Kedua, dianggap lebih aman, nyaman dan cepat kemacetan yang masih terjadi di beberapa membuat masyarakat enggan untuk beralih wilayah. Ketiga, keberadaan Sarbagita menggunakan transportasi umum dalam yang belum memiliki jalurnya tersendiri. menunjang kegiatan sehari-hari. Hal inilah Keempat, Sarbagita yang hanya yang mengakibatkan bertampahnya jumlah menjangkau beberapa wilayah saja. kendaraan prbadi yang dimiliki oleh Kelima, keberadaan Sarbagita yang masyarakat tanpa diiringi dengan merugi. keberadaan infrastruktur jalan yang Bertumpu pada permasalahan tersebut, memadai. diperlukan penelitian mengenai Berawal dari Undang - Undang 22 implementasi kebijakan pemerintah ini, Tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan guna mengetahui proses pelaksanaan Angkutan Jalan, dibentuklah sebuah kebijakan yang telah dibuat, maka Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 dilakukan penelitian dengan judul tentang Perencanaan Tata Ruang di “Implementasi Program Trans Sarbagita Sarbagita. Berdasarkan peraturan yang Dalam Pengembangan Transportasi telah dibentuk Pemerintah Provinsi Bali Publik di Bali.”

1

2. KAJIAN PUSTAKA yang berasal dari informan, peristiwa, lokasi penelitian dan arsip. Unit analisis disini Kebijakan Publik adalah Unit Pelaksana Teknis Trans James Anderson (2014:7) Sarbagita yaitu organisasi. Informasi disini mengemukakan bahwa kebijakan publik didapatkan dengan teknik purposive dikatakan sebagai serangkaian kebijakan sampling dan snowball sampling guna yang memiliki tujuan tertentu dan memperoleh infoemasi lebih mendalam. dilaksakan oleh seseorang atau Pengumpulan data dilakukan sekelompok orang dan berkaitan dengan menggunakan wawancara langsung dan suatu permasalahan. Selain itu Heinz Eulau tidak langsung, metode dokumentasi dan dan Kenneth Prewith (2014:6) mengatakan turun langsung ke lapangan. Data yang kebijakan publik bersifat tetap dengan ciri- diperoleh dianalisis melalui 4 (empat) ciri adanya konsistensi dari suatu tahapan, yaitu: data dikumpulkan, dipilih kebijakan. mana yang penting dan tidak, disajikan Implementasi Kebijakan secara mendalam dan pengambilan Dalam bukunya Deddy Mulyadi kesimpulan. Dimana nantinya akan (2015:24), Gordon mengemukanan disajikan dalam bentuk kata yang diuraikan implementasi bersifat mengarahkan suatu secara singkat. kebijakan ke wujud yang nyata. Lain halnya dengan Van Metter dan Van Horn dalam 4. Hasil dan Pembahasan Winarno (2005:102) menyatakan implementasi kebijakan publik adalah suatu Implementasi Program Trans sikap yang dilakukan badan publik dalam Sarbagita Dalam Pengembangan mencapai suatu tujuan yang di tetapkan. Transportasi Publik di Bali. Implementasi Kebijakan Model George Angkutan Umum Massal Trans C. Edward III (2009:31) merumuskan Sarbagita adalah sebuah angkutan yang bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi menghubungi kota Denpasar dengan oleh 4 (empat) variabel: kabupaten di sekitarnya yaitu Badung, 1. Komunikasi, terdiri dari 2 (dua) aspek, Gianyar dan Tabanan. Angkutan ini pertama: siapa perumus kebijakan dan memiliki 17 (tujuh belas) jalur utama dan 36 target sasaran kebijakan dan kedua: (tiga puluh enam) cabang dengan cara dalam mensosialisasikan program. menggunakan sebuah kendaraan yang 2. Sumber daya, menyangkut 2 (dua) dinamakan feeder. Jalur utama angkutan ini aspek, pertama: kemampuan para menggunakan bus besar dan juga bus pelaksana dan kedua: sumber dana. sedang. Road Map dari Sarbagita saat ini 3. Disposisi, berkaitan dengan pada tahapan memantapkan dan karakteristik para pelaksana yaitu mengembangkan layanan untuk nantinya kejujuran dan tingkat demokratis. dapat mencapai penggunaan Public 4. Struktur birokrasi, berhubungan dengan Transport sebagai pilihan masyarakat. keberadaan SOP dan struktur Tujuan utama diadakannya angkutan organisasi. ini yaitu untuk mengurangi jumlah keberadaan angkutan pribadi di jalan raya Teori Transportasi yang mengakibatkan kemacetan di beberpa Ada 2 (dua) kategori mengenai tempat. Dengan adanya angkutan ini transportasi yang dikemukakan oleh Abbas masyarakat diharapkan dapat merasakan Salim (2013:6) yaitu pengangkutan bahan manfaatnya diantaranya yaitu tarif murah dan hasil produksi, selain itu pemindahan yang di berlakukan yaitu Rp. 2.500 (pelajar) penumpang ke suatu tempat. Fungsi dari dan Rp. 3.500 (umum). transportasi terdiri dari angkutan Dalam pelaksanaannya kebijakan ini penumpang dengan kendaraan pribadi dan tertumpu pada Standar Pelayanan Minimal angkutan penumpang menggunakan (SPM) yang dimiliki tersendiri. Keberadaan angkutan umum. SPM inin juga diputuskan langsung oleh Gubernur Bali dan diatus dalam Peraturan 3. METODELOGI PENELITIAN Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2011 Jenis penelitian menggunakan tanggal 11 April 2011 mengenai Penetapan penelitian deskriptif dengan teknik SPM Trans Sarbagita. pendekatan kualitatif. Dengan sumber data

2

Komunikasi langsung oleh Dishub Infokom Provinsi Dalam perencanaan kebijakan sebelum Bali, sedangkan untuk pramudi dan diwujudkan dalam bentuk nyata suatu pramujasa dipilih langsung oleh Damri program pemerintah memerlukan adanya selaku instansi yang bertugas di bidang komunikasi yang efektif antara pihak-pihak transpirtasi. yang terkait dalam suatu kebijakan. Dalam pelaksanaannya jumlah pegawai Berkaitan dengan peraturan yang telah di di UPT Sarbagita terdiri dari 9 (sembilan) tetapkan, kebijakan mengenai angkutan orang pegawai tetap yang dikepalai oleh umum massal dirumuskan oleh Kementrian Kepala Unit Pelaksana Teknis, 1 (satu) Perhubungan RI bersama dengan kepala seksi operasional yang dibantu oleh Gubernur Bali, Kepala Dinas Perhubungan 2 (dua) staff, 1 (satu) kepala seksi teknik Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali dan yang dibantu oleh 2 (dua) staff, 1 (satu) juga Walikota/Bupati di kawasan Sarbagita. kepala seksi tata usaha yang dibantu oleh 2 Tahapan perencanaan ini juga dirumuskan (dua) staff. Selain itu dalam menjalankan mengenai siapa target sasaran yang tugasnya dibantu oleh 63 (enam puluh tiga) nantinya dapat menikmati keberadaan tenaga kontrak dan 90 (sembilan puluh) angkutan umum massal ini. Pengoperasian pramudi dan pramujasa. angkutan umum ini ditujukan untuk seluruh Aspek keuangan merupakan hal yang kalangan masyarakan dari kelas menengah sangat penting dalam menunjang bawah sampai dengan kelas atas, baik pelaksanaan program. Selama pelajar maupun kategori umum. implementasi sejak tahun 2011 pihak UPT Mewujudkan tujuan dari pemerintah mendapatkan bantuan penuh dari APBD yang berkenaan dengan target sasaran Provinsi Bali berupa dana atau subsidi kebijakan ini, sosialisasi berkelanjutanpun dalam menjalankan program ini. Selain itu dilakukan oleh pihak pelaksana yaitu Dinas pada awal pelaksanaan pihak UPT juga Perhubungan Informasi dan Komunikasi menerima bantuan bus besar dan sedang Provinsi Bali. Dimana pihak pelaksana dari Kementrian Perhubungan RI. melakukan sosialisasi langsung ke Keberadaan Subsidi ini setiap tahunnya lapangan untuk memperkenalkan produk berbeda, yaitu: baru yang ditawarkan oleh pemerintah berupa angkutan umum massal. Anggaran Tahunan Trans Sarbagita Sejak awal pengoperasiannya banyak Tahun Biaya (Rp) Pendapatan sekali muncul opini-opini mengenai (Rp) keberadaan Sarbagita di masyarakat. 2011 2.162.877.142 620.012.500 Untuk itu diperlukan adanya sosialisasi 2012 7.474.619.085 1.398.857.500 secara langsung ke masyarakat khususnya daerah atau wilayah yang dilewati oleh 2013 8.453.804.189 1.610.154.000 Sarbagita. Namun, selama pengoperasian 2014 11.052.716.000 1.607.985.000 keberadaan pengguna angkuta umum massal ini belum merata, dimana pada 2015 9.989.933.629 1.800.295.500 waktu tertentu penumpang di dalam bus sangat padat hingga over load dan pada Selama implementasi program waktu tertentu sangat sepi, bahkan Sarbagita pihak pelaksana dibantu oleh terkadang kosong. Walikota/Bupati kawasan Sarbagita dengan menyediakan infrastruktur pendukung Sumber Daya berupa kendaraan feeder sebagai Sumber daya dalam menjalankan suatu kendaraan di trayek cabang yang kebijakan sangatlah penting, dimana mengangkut penumpang menuju halte sumber daya disini menentukan yang sulit untuk dijangkau. Namun di tahun keberhasilan dari suatu program. Sumber 2015 ini keberadaan feeder untuk wilayah daya manusia dalam implementasi kota Denpasar ditiadakan akibat tidak kebijakan ini tergolong ke dalam 2 (dua) adanya kendaraan yang layak untuk jenis yaitu sumber daya manusia yang mengangkut penumpang, sehingga hal ini dipilih oleh Damri dan sumber daya menghambat pelayanan dari angkutan manusia yang dipilih oleh pihak Dishub umum massal ini. Infokom Provinsi Bali. Selain keberadaan feeder, keberadaan Dalam pelaksanaannya untuk pegawai kendaraan utama yaitu bus besar dan bus yang bekerja di lingkungan UPT dipilih

3 sedang juga sudah mulai mengalami yang lebih nyata dan mudah diterapkan di kerusakan dan sampai saat ini pihak lapangan. Kementrian Perhubungan RI belum Dalam pelaksanaannya hanya memberikan jawaban atas permohinan keberadaan trayek UK1 dan UK2 yang bantuan bus pengganti yang dilakukan oleh sesuai dengan peraturan yang telah pihak UPT. ditetapkanm, sedangkan trayek lainnya tidak sesuai, bahkan masih ada yang belum Disposisi terealisasi sesuai dengan tahun rencana Edward dalam Winarno (2005:142) awal. mengungkapkan disposisi adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam Jaringan Trayek Angkutan Umum implementasi kebijakan yang efektif. Massal Trans Sarbagita Apabila pelaksana memiliki sikap positif Kode Trayek Tahun terhadap kebijakan, maka makin besar Rencana kemungkinan bahwa kebijakan tersebut UK1 Kota - GWK 2012 berhasil terlaksana sesuai dengan (Garuda Wisnu ketentuan awal. Begitu pula sebaliknya, jika Kencana) PP para pelakasana mempunyai sikap yang UK2 Batubulan - Nusa 2011 negatif terhadap kebijakan, maka kecil Dua PP via Sentral kemungkinan kebijakan tersebut dapat Parkir berhasil. Tingkat disposisi ini dilihat dari UK3 Sanur - Petitenget 2014 tingkat kejujuran para pelaksana, misalnya via Civic dalam pertanggung jawabannya dalam Centre/Nitimandala penyampaian laporan keuangan terhadap UK4 Batubulan - 2014 pimpinan dan pihak terkait. Dalam Bandara Ngurah pelaksanaannya pihak UPT Sarbagita Rai PP via Gatsu bertanggung jawab langsung UK5 Sanur - via 2014 menyampaikan laporan keuangan secara Kedawetan transparan kepada Kepala Dinas UK6 Mengwi - 2015 Perhubungan Informasi dan Komunikasi Pelabuhan Benoa Provinsi Bali yang nantinya disampaikan PP via Kota juga kepada Gubernur Bali. Hal ini UK7 Mengwi - Bandara 2014 dikarenakan oleh dana yang digunakan Ngurah Rai PP via selama implementasi berasal dari APBD Kerobokan Provinsi Bali. UK8 Sentral Parkir Kuta 2015 Damri selaku pihak yang bekerja sama - PP dengan UPT Sarbagita dalam mengelola UK9 Batubulan - Sentral 2015 koridor II milik pemerintah provinsi juga Parkir Kuta PP via melakukan transparansi kepada pihak UPT Kota Sarbagita sehingga nantinya laporan UK10 Sanur - 2016 tersebut dapat dijadikan satu dengan PP via Bandara laporan koridor I dan menjadi sebuah Ngurah Rai laporan akhir tahunan pelayanan angkutan UK11 Sanur - Lebih PP 2016 umum massal trans sarbagita. via Taman Safari Sejak pelaksanaannya di tahun 2011 UK12 Sanur - Canggu PP 2017 keberadaan Sarbagita tidak sesuai dengan via Kota peraturan yang telah ditetapkan yaitu UK13 Gianyar - Persiapan 2017 Peraturan Gubernur Bali No. 1186/03- PP via Mengwi F/HK/2010 tanggal 11 November 2010 UK14 Ubung - Sentral 2018 mengenai Jaringan Trayek Angkutan Parkir Kuta PP via Umum Massal Trans Sarbagita. Buluh Indah Hal ini menandakan bahwa tidak adanya perencanaan sesuai dengan UK15 Mengwi - Batubulan 2018 kenyataan yang ada di lapangan, yang PP via Dalung mengakibatkan perencanaan dan realisasi UK16 Tegal - Mambal PP 2019 program berbanding terbaik. Dengan itu UK17 Mengwi - Batubulan 2019 diperlukan adanya perencanaan program PP via Darmasaba

4

Tidak sesuainya keberadaan trayek ini wilayah yang mengakibatkan terlambatnya mengakibatkan diperlukan adanya kedatangan Sarbagita. pembentukan ulang peraturan mengenai Dalam mengatasi hal ini pihak UPT jaringan trayek angkutan umum massal Sarbagita sebenarnya sudah membentuk trans sarbagita untuk dapat diterapkan di sebuah bagian ynag bernama ATCS (Area tahun-tahun berikutnya. Traffic Control System) yang bertugas Dalam menjalin hubunggan dengan untuk merekayasa lalu lintas guna masyarakat pihak UPT Sarbagita mengutamakan keberadaan bus Sarbagita menyediakan call center sebagai sarana di jalan raya agar dapat terhindar dari sharing dengan masyarakat akibat tidak kemacetan. Rekayasa lalu lintas disini memungkinkannya melakukan sharing dilakukan melalui memperpanjang dan secara langsung dengan masayrakat. Hal memperpendek lamanya waktu traffic light ini dilakukan untuk menerima kritik dan dan juga denganpengalihan arus jalan raya. saran dari masyarakat sehingga nantinya Selain keberadaan SPM, keberadaan dapat meningkatkan kualitas pelayanan struktur organisasi penting dalam dari Sarbagita. menjalankan suatu tugas, dimana struktur organisasi dapat menjadi acuan dalam Struktur Birokrasi melakukan koordinasi antara pimpinan dan Sebagai penyedia layanan berupa jasa, bawahan. Meskipun keberadaan UPT keeradaan SOP (Standard Operational Trans Sarbagita berada dibawah Dishub Procedure) yang kemudian diperjelas Infokom Provinsi Bali, namun keberadaan kedalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) struktus organisasi mereka berbeda dan merupakan faktor yang sangat pentinf terpisah. dalam menunjang keberhasilan program Struktur organisasi dari UPT Trans sarbagita. Keberadaan SPM dalam Sarbagita tergolong sangat sederhana, implementasi program Trans Sarbagita dimana struktur ini tergolong struktur disahkan langsung oleh Gubernur Bali organisasi fungsional yang tidak memiliki berdasarkan Peraturan Gubernur Bali rentang kendali yang jauh antara pucuk Nomor 11 Tahun 2011 tanggal 11 April pimpinan dan bawahan, sehingga tahun 2011, yang terdiri dari: memudahkan terjadinya koordinasi. Selain 1. Layanan penumpang dilaksanakan itu pada setiap bidangnya juga memiliki pada trayek yang telah ditetapkan yaitu ahlinya tersendiri yang memimpin tiap pada rute trayek tetap dan menaik- bawahan atau staff nya masing-masing. Hal turunkan penumpang pada halte yang ini berfungsi untuk menghindari adanya ada. duplikasi karena tidak adanya fungsi ganda 2. Kendaraan yang digunakan dalam dan sumber daya manusia pun dapat trayek utama adalah bus sedang dan dimanfaatkan dengan efisien dan bus besar dengan fasilitas AC dan maksimal. trayek cabang menggunakan minibus dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam, Faktor Penghambatan Implementasi kecepatan maksimum dalam kota 40 Program Trans Sarbagita km/jam dan maksimum luar kota 50 Berdasarkan apa yang ditemukan di km/jam. lapangan terdapat beberapa faktor 3. Pelayanan dilakukan setiap hari dari penghambat dalam implementasi program 05.00 WITA sampai dengan 21.00 Trans Sarbagita, yang terdiri dari: WITA. 1. Tidak adanya jalur khusus yang dimiliki. 4. Jarak kedatangan bus (headway) 15 Tidak adanya jalur khusus ini menit. merupakan penghambat utama dari 5. Layanan menaikkan dan menurunkan implementasi program Trans Sarbagita. penumpang di setiap haltenya adalah Meskipun sudah adanya ATCS sebagai 60 (enem puuluh) detik. solusi dari kemacetan yang dialami Sejak pelaksanaan di tahun 2011 oleh Sarbagita, namun masalah keberadaan SPM sangat sulit diterapkan di kemacetan ini masih teradi di beberapa lapangan, seperti misalnya mengenai jarak wilayah dan sulit untuk diatasi. kedatangan bus yang bisa melebihi 15 Keberadaan bus yang masih (lima belas) menit melebihi standar yang menggunakan jalur yang sama dengan ada. Hal ini disebabkan oleh masih adanya kendaraan pribadi inilah yang kemacetan yang terjadi di beberapa mengakibatkan sering terjadinya

5

keterlambatan jarak kedatangan bus 1. Implementasi Program Trans Sarbagita (headway) antara bus yang satu selama 5 (lima) tahun sudah mampu dengan yang lainnya. mengembangkan keberadaan 2. Keberadaan bus yang terlalu besar. transportasi publik, namun masih belum Dengan ruas jalan yang tergolng sempit mampu menangani masalah keberadaan ukuran bus tersebut kemacetan yang terjadi di beberapa sangatlah besar, sehingga tidak dapat ruas jalan. Dalam implementasi menjangkau wilayah yang kecil. Program Trans Sarbagita juga belum Meskipun sudah diadakannya trayek berjalan sesuai dengan peraturan dan ranting dengan menggunakan rencana awal yang telah ditetapkan. kendaraan feeder, namun pemanfaatan Seperti tidak terealisasinya Peraturan feeder tidak maksimal. Hal ini Gubernur Bali No, 1186/03-F/HK/2010 disebabkan oleh keberadaan feeder Tanggal 11 Nopember 2010 mengenai yng buruk dan tidak layak untuk dinaiki perencanaan trayek utama dan trayek karena masih menggunakan kendaraan cabang Angkutan Umum Massal Trans seperti bemo yang memang sudah Sarbagita. Implementasi SPM (Strandar rusak. Pelayanan Minimum) yang menjadi 3. Keberadaan bus yang sudah mulai standar pelayanan minimal Angkutan rusak. Umum Massal Trans Sarbagita. Keberadaan bus merupakan hal yang 2. Faktor yang tergolong penghambat ini sangat penting untuk mewujudkan adalah tidak adanya jalur khusus yang Sarbagita, namun keberadaan bus ini dimiliki oleh Sarbagita, kemudian malah menjadi penghambat dalam keberadaan bus yang tergolong besar pelaksanaannya. Hal ini disebabkan dengan ruas jalan yang sempit untuk oleh tidak adanya bus pengganti yang dilewati, selain itu juga besarnya diberikan, mengingat keberadaan bus ukuran bus ini mengakibatkan tidak ini sudah 5 (lima) tahub dan memang dapatnya menjangkau kawasan/wilayah sudah layak untuk diganti. yang kecil. Faktor penghambat lainnya yaitu keberadaan bus yang sudah mulai 5. Kesimpulan rusak. Bus yang sudah tergolong lama Berdasarkan penjabaran dari hasil ini terkadang mengalami kerusakan penelitian yang telah disampaikan di atas, sehingga mengurangi jumlah armada maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam bus yang bisa operasi, sehingga penelitian ini adalah: pelayanan yang diberikan pun kurang maksimal.

6

6. DAFTAR PUSTAKA

Buku Agustino, Leo. 2014. Dasar-dasa Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gsajah Mada University Press.

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis. Yogyakarta : Gava Media.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offest.

Mulyadi, Deddy.2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung : Alfabeta.

Parsons, Wayne. 2011. Public Policy Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta : Kencana.

Pasolong, Herbani. 2013. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.

Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode- metode Penelitian. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Robbins & Coulter. 2007. Manajemen. Jakarta : Indeks

Salim, Abbas. 2013. Manajemen Transportasi. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajeman Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen: Teori, Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

7