IForum Made ArkeologiGeria Komoditi Volume Perdagangan 25 No. 2 Agustus2012 Kesultanan (117 Tambora - 130)

KOMODITI PERDAGANGAN KESULTANAN TAMBORA KAJIAN PENDAHULUAN HASIL EKSKAVASI SITUS TAMBORA

TRADING COMMODITY OF TAMBORA SULTANATE A PRELIMINARY STUDIES OF EXCAVATION RESULT AT TAMBORA SITE I Made Geria Balai Arkeologi Denpasar Email : [email protected] Naskah masuk : 4-6-2012 Naskah setelah perbaikan : 20-7-2012 Naskah disetujui untuk dimuat : 2-8-2012

Abstract Tambora Sultanate played an important role in the trade hegemony in Nusa Tenggara. Tambora was an area which had many natural resources and produced weaving textile. It made Tambora become strategic as the main zone of comodity that supported Sultanate or did direct selling to other kingdoms and traders. Based on survey and excavation method, it is known that the trading comodities were coffee, hazelnut, honey, deer jerked meat, ropes, weaving crafts, and horses. Some variables that supported the argument that Tambora was a trading zone namely Tambora was rich in natural resources and there were efforts to produce comodities to be sold. Tambora had strategic location which could access to Labuhan Kenanga and Teluk Saleh, trade route to Nusa Tenggara. Tambora was also famous as an area with many bandars which gave a chance for Tambora to be an important part of trading activity. Key words: comodity, hegemony, trade

Abstrak Kesultanan Tambora berperan dalam hegemoni perdagangan di wilayah Nusa Tenggara. Sebagai wilayah yang memiliki sumberdaya alam serta memproduksi kerajinan tenun, menjadi strategis, baik sebagai kawasan penyangga komoditi untuk kesultanan Bima, maupun hubungan dagang langsung dengan kerajaan atau pedagang lainnya. Berdasarkan metode survei dan ekskavasi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat menjawab permasalahan tentang komoditi perdagangan yang dimiliki Tambora adalah kopi, kemiri, madu, dendeng rusa, tali tambang, kerajinan tenun dan kuda. Diketahui sejumlah variabel yang mendukung keberadaan Tambora sebagai kawasan perdagangan, selain sumberdaya alam, ada upaya memproduksi komoditi dagang. Variabel geografi s letak kesultanan Tambora strategis memiliki akses ke Labuhan Kenanga dan Teluk Saleh yang merupakan jalur perdagangan ke kawasan Nusa Tenggara. Peranan kesultanan Bima sebagai kawasan yang terkenal memiliki bandar ramai pada waktu itu memberi peluang Tambora dalam kegiatan perdagangan. Kata Kunci : komoditi, hegemoni, perdagangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendati belum banyak catatan yang barang komoditi perdagangan, berupa barang ditemukan terkait dengan keberadaan kondisi kerajinan dan hasil bumi. Barang-barang perekonomian Kesultanan Tambora sebelum semacam ini sering disebut dalam naskah peristiwa letusan Gunung Tambora tahun 1815 sejarah Bima merupakan barang komoditi M, namun mengamati hasil ekskavasi, berupa yang diperdagangkan. Secara geografi s sejumlah artefak yang teridentifi kasi merupakan wilayah Kesultanan Tambora cukup strategis,

117 Forum Arkeologi Volume 25 No. 2 Agustus 2012 memiliki samudera yang dilalui lalulintas Goa yang membawa pengaruhnya ke wilayah perdagangan seperti Labuan Kenanga, Teluk timur melalui kegiatan perdagangan, yang Saleh yang strategis pada masa itu sebagai kemudian berlanjut pada jaman Kolonial jalur lintasan ke pelabuhan-pelabuhan besar Belanda dengan VOC ingin menguasai hegemoni di Bima. Ada dugaan, bahwa hubungan perdagangan wilayah ini, mengeksploitasi dagang kesultanan Tambora pada mulanya hasil bumi sebanyak-banyaknya dan produksi dilakukan melalui Kesultanan Bima karena kerajinan rakyat. Upaya penguasaan yang Bima merupakan pusat perdagangan di dilakukan melalui perundingan dengan wilayah ini yang lebih dulu berkembang dan mengadakan perjanjian dan kesepakatan dengan memiliki pelabuhan yang sudah dikenal sejak sejumlah kerajaan dan kesultanan di wilayah abad XIV (Maryam, 1992). timur termasuk salah satu di antaranya ialah Sejak jaman Kompeni, Bima dianggap Kesultanan Tambora, yang dilakukan VOC. Pada sebagai salah satu kota perdagangan yang 9 Februari 1765, VOC mengadakan perjanjian terpenting di wilayah timur. Kerajaan Islam secara kolektif dengan kerajaan-kerajaan di Bima, yang dalam sejarahnya banyak berperan Pulau , yaitu Bima, , Tambora, dalam berbagai pergolakan di Nusantara bagian Sanggar, Pekat, dan Sumbawa. Cornelis Sinkelaar timur terutama pada masa awal pemerintahan (Gubernur VOC) sepakat dengan Abdul Kadim Kerajaan Islam Bima sekitar abad 17M. (Raja Bima), Datu Jerewe (Raja Sumbawa), Ramainya jalur perdagangan dan pelayaran Ahmad Alaudin Juhain (Raja Dompu), Abdul Nusantara pada masa awal kerajaan Islam Said (Raja Tambora), Muhamad Ja Hoatang tidak hanya diikuti oleh inkulturasi dan transfer (Raja Sanggar), dan Abdul Rachman (Raja Pekat) budaya, tetapi juga memancing kepentingan untuk bersama-sama memelihara ketenteraman, politis VOC dalam hegemoni kekuasaan dan bersahabat baik, dan mengadakan persekutuan monopoli perdagangan di wilayah Bima. Dalam dengan VOC. Dalam pasal 1 kontrak tersebut perkembangannya, ketika pemerintah Hindia dinyatakan bahwa raja-raja di Pulau Sumbawa, Belanda mengambil alih wilayah kekuasaan baik secara bersama-sama maupun sendiri- VOC, Bima sebagai salah satu kerajaan di Pulau sendiri, berjanji akan terus mematuhi kontrak Sumbawa tidak luput dari penetrasi kekuasaan yang pernah dibuat sebelumnya. Demikian Belanda, termasuk kerajaan-kerajaan kecil pula prosedur-prosedur dalam perjanjian yang seperti Tambora, Pekat dan Sanggar. Dari awal telah dibuat sebelumnya dengan VOC, masih abad ke-17 sampai awal abad ke-19, Belanda, berlaku dan akan terus dipatuhi. Pada 1675, baik sebagai kongsi dagang (VOC) maupun VOC diizinkan untuk mendirikan pos-nya di sebagai pemerintahan kerajaan terus melakukan Bima. Perjanjian itu diperbarui lagi pada 1701 usaha hegemoni kekuasaan di wilayah ini. dan sejak itu secara resmi VOC hadir di Bima. Contoh usaha yang dilakukan, diantaranya (Chambert-Loir, 2004). adalah politik adu domba dan membuat Penekanan Belanda ini sudah dilakukan berbagai perjanjian yang pada akhirnya jauh sebelumnya. Secara politis, hubungan berhasil menguasai lingkungan istana secara Bima dan VOC mulai berlangsung dengan utuh. Perjanjian-perjanjian tersebut berujung ditandatanganinya perjanjian pada 8 Desember pada perjanjian yang dikenal dengan ”Contract 1669 dengan Admiral Speelman. Perjanjian Met Bima”. Perjanjian ini menunjukkan bahwa itu merupakan kontrak pertama dengan VOC Kerajaan Bima benar-benar berada dalam sebagai akibat keikutsertaan Bima, Abdul wilayah hegemoni Hindia Belanda. Bima pada Khair Sirajudin, membantu Kerajaan Gowa Masa Awal Kesultanan. memerangi Belanda. Karena kalah perang, Hubungan historis dengan kerajaan- Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani kerajaan Islam di Makasar, seperti Kesultanan

118 I Made Geria Komoditi Perdagangan Kesultanan Tambora perjanjian dengan Belanda pada 1667, yang a. Yang bersifat teoritis untuk melengkapi dikenal sebagai “Perjanjian Bongaya”. Isi sejarah perdagangan Tambora dalam perjanjian itu, antara lain ialah memisahkan koridor Sejarah Nasional Kerajaan Bima dengan Kerajaan Gowa agar b. Yang bersifat ideologi mensosialisasikan tidak saling berhubungan dan saling membantu. nilai-nilai dinamika sosial, kearifan lokal Pada perjanjian tahun 1669, Bima memberikan untuk pembangunan ketahanan dan jatidiri terobosan kepada Kompeni untuk berdagang di masyarakat menghadapi modernisasi Bima dan raja atau sultan tidak boleh meminta budaya global atau menarik cukai pelabuhan terhadap kapal c. Yang bersifat praktis memberikan dan barang-barang Kompeni yang keluar masuk pemahaman kepada masyarakat pelabuhan. Setiap terjadi pergantian raja atau bahwa Kesultanan Tambora sejak dulu sultan, Kompeni akan membuat kontrak baru. memberikan ruang kegiatan produksi Alasannya, selain untuk memperkuat kontrak- untuk memajukan Tambora bukan hanya kontrak sebelumnya, juga untuk menjadikan mengandalkan sumber daya alam. Bima dan kerajaan-kerajaan lain termasuk Kesultanan Tambora di Pulau Sumbawa di 1.4 Kerangka Teori bawah kekuasaan Kompeni secara perlahan- Sejumlah artefak yang ditemukan di lahan. Walaupun demikian Sultan Bima tetap kawasan situs Tambora yang di identifi kasikan melakukan perlawanan terhadap kekuasaan merupakan komoditi yang dihasilkan Belanda (Ismail, 2004). masyarakat Kesultanan Tambora. (Geria, 2008). Komoditi yang tergolong merupakan 1.2 Rumusan Masalah hasil bumi dan komoditi yang merupakan Dalam penelitian ini, ada dua masalah hasil produksi masyarakat berupa barang- yang akan diteliti, yaitu : barang kerajinan. Temuan lainnya sejumlah a. Komoditas apa saja yang diperdagangkan barang yang diidentifi kasikan merupakan untuk mendukung kegiatan perekonomian barang yang diproduksi dari luar. Keberadaan Kesultanan Tambora? b. Faktor dan variabel apa saja yang temuan ini diduga sebagian merupakan barang mendukung Kesultanan Tambora komoditi yang diperdagangkan maupun yang yang berada di kawasan pegunungan diperoleh dari sistem barter. Terinspirasi oleh memiliki strategi dalam mengembangkan temuan lapangan akan dicoba menelusuri perdagangan? berbagai faktor yang mendukung kawasan Tambora sehingga merupakan kesultanan yang 1.3 Tujuan dan Kegunaan lokasinya di kaki gunung Tambora memiliki Berangkat dari masalah di atas, maka kemampuan eksis dibidang perdagangan. penelitian ini bertujuan: Menurut teori Kebijakan Perdagangan a. Untuk mengetahui komoditas dagang dan (Hamdy, 1999), ada sejumlah faktor yang hasil kerajinan yang dimiliki Kesultanan mendukung terjadinya suatu perdagangan, Tambora. antara lain ialah a). Perbedaan sumber alam; b. Untuk mengetahui sejumlah faktor dan suatu negara mempunyai kekayaan alam yang variabel yang mendukung, sehingga berbeda, sehingga hasil pengolahan alam yang Kesultanan Tambora layak dan strategis dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber sebagai wilayah yang diperhitungan kekayaan alam yang dimiliki suatu negara sangat dalam perdagangan pada masa itu. terbatas, sehingga diperlukan tukar-menukar Diharapkan penelitian akan memberikan atau perdagangan. b). Perbedaan faktor produksi manfaat : yang dihasilkan oleh suatu negara, juga mengalami perbedaan, sehingga dibutuhkan

119 Forum Arkeologi Volume 25 No. 2 Agustus 2012 adanya perdagangan. Tidak semua barang pelabuhan, fasilitas pelabuhan besar yang yang dibutuhkan oleh suatu negara, mampu dimiliki Kesultanan Bima sangat mendukung diproduksi sendiri, sehingga diperlukan hubungan dagang kerajaan-kerajaan yang tukar-menukar antar bangsa. e). Adanya ada di sekitarnya karena pelabuhan Bima motif keuntungan dalam perdagangan. Biaya sudah lebih dulu dikenal dan barang-barang yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu yang diperdagangkan sangat didukung oleh barang selalu terdapat perbedaan. Adakalanya kerajaan kecil di sekitarnya, karena sebagian suatu negara lebih untung melakukan impor barang dagangan ini disuplai dari kerajaan daripada memproduksi sendiri, namun ada kecil termasuk Tambora. Berjalannya regulasi kalanya lebih menguntungkan kalau dapat perdagangan ini diperankan Bima dan kerajaan memproduksi sendiri barang tersebut, karena kecil secara mutualisme saling menguntungkan. biaya produksinya lebih murah. Oleh karena Dengan masuknya VOC terganggunya itu, negara-negara tersebut akan mencari regulasi perdagangan yang telah terbangun keuntungan dalam memperdagangkan barang lama. Terjadilah perlawanan terhadap VOC hasil produksinya. f). Adanya persaingan namun dengan strategi adu domba hegemoni antar pengusaha, antar bangsa, dan antar perdagangan dikuasai sampai jatuhnya VOC kerajaan. Persaingan ini akan berakibat suatu pada permulaan abad XIX. negara meningkatkan kualitas barang hasil produksi dengan biaya yang ringan, sehingga 1.5 Metode Penelitian dapat bersaing dalam dunia perdagangan. 1.5.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adanya persaingan ini sering menyuburkan Situs Tambora terletak di dusun sifat kapitalis dalam perniagaan. Teori ini Tambora, desa Oibura, kecamatan Tambora, sejalan pandangan Van Leur, bahwa pada Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Secara masa kerajaan lama, baik pada masa kejayaan astronomis terletak pada garis Bujur 117o 50´ Hindu, Buddha, maupun Islam, pengaruh raja 54, 2´´ BT dan garis lintang 08o 10´ 24´´ LS atau sultan sebagai kepala negara dalam dunia pada ketinggian 640 meter dari permukaan laut perdagangan cukup besar. Mereka bertindak (lihat Peta no.1). Tercatat tiga kerajaan yang tidak hanya sebagai pengontrol keamanan atau terkubur akibat letusan Gunung Tambora yakni penarik pajak, tetapi sering bertindak sebagai kerajaan Tambora, Pekat dan Sanggar. Kegiatan “pemegang saham”. Oleh karena itu pada Penelitian di kawasan ini sudah berlangsung 5 dasarnya dunia perdagangan di Nusantara kali dan menemukan sejumlah artefak bukti pada waktu itu telah mempunyai sifat kapitalis. peradaban Tambora. (Iskandar, 2005). Teori tersebut digunakan untuk mengamati 1.5.2 Cara Pengumpulan Data temuan lapangan dan kondisi geografi s Penelitian yang diadakan selama ini Kesultanan Tambora ada sejumlah variabel sudah berlangsung 5 tahapan. Kegiatan yang yang mendukung kenapa komoditi Tambora dilakukan yakni mengadakan studi kepustakaan juga menjadi perhitungan dalam perdagangan berkaitan dengan rona awal keberadaan pada masa itu. Variabel sumberdaya alam yang kesultanan Tambora, mengadakan survei dan dimiliki Tambora sangat mendukung sebagai ekskavasi. Survei yang dilakukan di sejumlah komoditas andalan yang patut diperdagangkan. kawasan yang diduga sebagai kawasan akses Variabel hubungan dengan pihak luar yang yang mendukung kegiatan perekonomian telah dilakukan cukup lama dan intens dengan Tambora seperti di areal perkebunan kopi kerajaan-kerajaan dekat (tetangga) ataupun Tambora, Labuan Kenanga, lokasi bangunan pihak luar seperti Kesultanan Goa. Variabel kolonial yang ada di Tambora. Ekskavasi geografi s wilayah strategis dekat dengan telah dilakukan disejumlah tempat di kawasan

120 I Made Geria Komoditi Perdagangan Kesultanan Tambora

Tambora antara lain, di wilayah Sori komoditi andalan yang di ekspor. Kemiri yang (Situs I) dan di Kampung Baru (Sumber Urip). ditemukan di Situs Tambora dalam keadaan Di kedua kawasan itu ditemukan sejumlah sudah terarangkan (lihat foto no. 1). artefak yang diduga merupakan bagian dari kegiatan perdagangan.

1.5.3 Analisis Data Data yang diperoleh baik dari ekskavasi, maupun survei dapat dijadikan acuan dasar dalam rekonstruksi peradaban khususnya dalam bidang perdagangan seperti data temuan titik- titik lokasi permukiman dapat dipakai dasar rekonstruksi pola permukiman, aksesibilitas kawasan masa lalu yang diduga mendukung Foto no. 1. Temuan beberapa buah kemiri perekonomian Tambora. Hasil pengolahan pada kotak galian situs Tambora data diarahkan dalam upaya mendukung analisis selanjutnya. Metode analisis yang dipergunakan antara lain ialah analisis b. Temuan Kopi komparatif membandingkan dengan situs yang Demikian juga dengan kopi yang diidentifi kasikan memiliki tipikal yang sama, ditemukan di sejumlah kotak galian (ekskavasi). membandingkan kondisi historis pada masa itu. Kopi merupakan komoditi andalan Tambora Analisis morfologi, merupakan analisis yang sejak dulu dibudidayakan kesultanan Tambora mengamati variabel-variabel yang berkaitan berlanjut jaman kolonial Belanda (lihat foto dengan permukiman, penekanannya disini dari no. 2). Saat itu, andil pemerintah kerajaan fungsi ruang yang dimanfaatkan untuk kegiatan sangat besar bagi peningkatan perekonomian pengolahan komoditas sumberdaya alam dan rakyat. Sejak zaman Kolonial Belanda, banyak barang kerajinan. Analisis teknologi terfokus orang-orang Jawa yang dipekerjakan di areal pada kajian terhadap material dan peralatan perkebunan Kopi Tambora, sehingga tidak yang ditemukan terkait dengan fungsinya mengherankan jika nama kamp-kamp di areal mendukung kegiatan industri atau penyediaan ini bernuansa Jawa, seperti Kampung Sumber komoditi dagang. Rejo dan Kampung Sumber Urip. Kawasan perkebunan kopi Tambora yang merupakan II. Hasil dan Pembahasan bukti sejarah yang berkelanjutan sampai saat ini, 2.1 Hasil Penelitian Situs Tambora Berupa terletak di lembah bagian Utara Gunung Tambora Komoditi Perdagangan pada ketinggian 700 meter dari permukaan laut, a. Temuan Kemiri (Alerites moluccana) merupakan Lahan Hak Guna Usaha (HGU) Kemiri ditemukan terkonsentrasi di seluas 500 Ha. Dari luas tersebut baru 254 Ha sejumlah tempat di lokasi kegiatan ekskavasi. sudah dijadikan kebun kopi, sedangkan 246 Ha Kemiri umumnya dimanfaatkan sebagai masih dalam keadaan kosong. campuran bumbu masak juga dimanfaatkan Pada awalnya perkebunan Kopi Tambora untuk ramuan obat tradisional. Ditemukannya dikelola oleh PT. Bayu Aji Bima Sena (PT. dalam jumlah yang banyak diduga pohon BABS) selaku pemegang Hak Guna kemiri dibudidayakan di kawasan Tambora, Usaha (HGU) sesuai keputusan Menteri Dalam karena kemiri juga merupakan komoditi yang Negeri Nomor : 21/HGU/DA/77 tanggal 19 diperdagangkan pada masa itu. Di dalam tulisan juni 1977 dengan mempekerjakan karyawan Bandar Bima, disebutkan kemiri merupakan sebanyak 192 orang, namun sejak tahun

121 Forum Arkeologi Volume 25 No. 2 Agustus 2012

2001 PT. BABS tidak aktif lagi mengelola alat pemintalan tali. Kemungkinan tali tambang kebun kopi Tambora yang ditandai dengan ini juga diperdagangkan karena banyak yang ditinggalkan dan ditelantarkannya perkebunan membutuhkan untuk pengikat kuda yang kopi beserta aset dan karyawan yang ada di diternakkan di kawasan ini. Kuda merupakan dalamnya. HGU PT. BABS berakhir pada komoditi andalan di derah ini yang juga tanggal 31 Desember 2001. diperdagangkan. Pada masa itu kuda sangat dibutuhkan sebagai alat transportasi darat yang sangat strategis di wilayah pegunungan. Ditemukan juga ring pedati yang terbuat dari besi, diduga kuda juga dimanfaatkan untuk menarik pedati. (Geria, 2008).

Foto no. 2. Kopi Tambora, temuan ekskavasi

Setelah diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Bima (Dinas Perkebunan Kab. Bima), keadaan perkebunan kopi Tambora dari tahun ke tahun semakin membaik. Luas tanaman Foto no. 3 . Temuan tali tambang di Kotak U3T2, kopi yang produktif berkembang menjadi 146 pada kwadran BL situs Tambora Ha pada 3 blok, yaitu Sumber Rejo 52 Ha, Sumber Urip 29 Ha, Besaran 65 Ha. Produksi Bukti sejarah menunjukkan bahwa kopi menjadi 450 kg/Ha. Penyerobotan lahan orang di pulau Sumbawa terkenal di Hindia dan penjarahan hasil kopi dapat ditekan. Total Timur sebagai penghasil ternak kuda, produksi kopi yang dapat dihasilkan sekitar madu, kayu sepang (caesalpinia sappan), 30-40 ton pertahun. Pemasukan PAD antara memproduksi dye merah, dan cendana yang Rp. 200 juta-Rp. 300 juta pertahun (tergantung digunakan untuk dupa dan pengobatan. hasil produksi). Kekayaan yang utama adalah ternak kuda Kopi dari pegunungan Tambora yang dan hasil kayu hutan. Setengah dari kuda- berakar dari sejarah dan nama besar Gunung kuda tersebut dikirim ke Kerajaan Bima Tambora sudah selayaknya dikembangkan pada tahun 1806 dan tahun 1807 berasal dari dan dipromosikan dalam kemasan-kemasan Tambora.( Suryanto, 2009). kopi bubuk yang berlabel KOPI TAMBORA, sehingga akan menjadi produk dan komoditi d. Kerajinan Anyaman unggulan bagi daerah, sekaligus ikon bagi Jenis anyam-anyaman yang ditemukan Bima. (Sumber Data Dinas Perkebunan Kab. antara lain adalah niru yang terbuat dari bambu Bima, 2006). yang diduga fungsinya untuk menapis beras atau biji-bijian lainnya seperti kopi, karena c. Kuda dan Tali Tambang ditemukannya juga di situs ini. Bakul kecil Tali tambang paling banyak ditemukan, yang terbuat dari daun rontal yang berfungsi hampir di semua kotak galian tali yang terbuat untuk menyimpan rempah-rempah (lihat foto dari bambu ditemukan tersusun rapi (lihat foto no. 4). Tas anyaman yang terbuat dari daun no. 3). Diduga di produksi masal langsung di rontal difungsikan untuk tas jinjing karena daerah ini, karena ditemukan juga fragmen bentuknya seperti tas jinjing pada umumnya.

122 I Made Geria Komoditi Perdagangan Kesultanan Tambora

Barang-barang ini diduga bukanlah komoditas tanduk kijang, diduga dikawasan ini ada yang dihasilkan Kesultanan Tambora karena industri rumah pengolahan dendeng kijang. jumlah temuannya tidak banyak Indikasi ini terbukti dengan ditemukan sejumlah peralatan pisau, tombak dan batu asahan pisau yang merupakan sarana untuk berburu dan pengolahan daging kijang. Tombak yang ditemukan berukuran panjang 30 cm dan terbuat dari besi. Tombak ini dibuat artistik karena dilengkapi sarung anyaman dari rotan cincin (daemonorops sp). Demikian juga tangkai tombak yang ditemukan terbuat dari kayu yang dikerjakan sangat halus.

Foto no. 4. Anyaman daun rontal pada Kotak f. Alat Tenun U3T2, kwadran TL situs Tambora Alat ini ditemukan di kotak U3T2 dan U2T3, dalam kondisi fragmentaris, kendati e. Tanduk Rusa dan Kijang demikian sebagian komponennya dapat Tanduk kijang banyak ditemukan di situs diketahui sebagai alat tenun terbuat dari Tambora (lihat foto no. 5). Ditemukan tanduk kayu (lihat foto no. 6). Alat serupa ini masih kijang yang dibuatkan lubang segi empat diduga dipergunakan oleh pengerajin kain tradisional difungsikan sebagai hiasan dinding atau sebagai di wilayah Sumbawa. Di Wilayah Bima alat kait tempat menggantungkan barang. terdapat industri kecil kerajinan (kerajinan Selain hal tersebut, mengingat banyaknya menenun) yang bersifat home industry. temuan tanduk dan tulang rusa, diduga juga dimanfaatkan sebagai kebutuhan makanan.

Foto no. 6. Peralatan tenun pada Kotak U3T2, kwadran BL situs Tambora

Foto no. 6. Peralatan tenun pada Kotak U3T2, Kegiatan menenun sampai abad ke-20 masih kwadran BL situs Tambora dikerjakan dengan bahan lokal yang bersumber pada “Saffl ower” (kapas) yang biasanya di Kijang dan rusa ini populasinya cukup banyak tanam di sekitar wilayah pemukiman penduduk, terbukti sampai sekarang binatang ini hidup baik di halaman maupun di daerah perkebunan bebas di kawasan Tambora. Diduga Dendeng sebagaimana tanaman yang sifatnya selingan. kijang yang diekspor dari Kesultanan Bima Pohon kapas sering ditanam pada akhir musim juga disuplai dari kawasan ini, terbukti dari hujan dan dapat hidup bertahun tahun. Bunga- temuan ekskavasi berupa banyak tulang dan bunga kapas yang dipetik dijemur beberapa

123 Forum Arkeologi Volume 25 No. 2 Agustus 2012 hari sampai bisa mengembang dengan dengan diameter besar ditemukan disejumlah sempurna, sampai terurai biji dan serat-serat tempat dalam keadaan terarangkan. Dikawasan kapasnya, kemudian diproses dengan alat- Situs Tambora banyak juga ditemukan pohon alat yang sederhana. Kegiatan menenun orang tumbang yang terarangkan. (lihat foto no. 7). Bima dilakukan setelah proses penanaman padi selesai sampai menunggu masa panen tiba, sehingga mendorong dan memotivasi ibu- ibu untuk menenun dengan sungguh-sungguh menjadi kegiatan yang sudah masuk ke tataran yang bersifat intensif. Pada zaman dahulu sekitar abad ke-18 dan ke-19 pekerjaan menenun biasanya banyak menghasilkan sarung dan kain yang bersifat lokal seperti tembe kafa nae, weri, pasapu muna dan lain-lain karena benang sangat Foto no.7. Pohon Kalanggo yang terarangkan sederhana. Benang diperoleh dari kapas yang di situs Tambora ditanam sendiri, dipetik dijemur dan beberapa hari kemudian dipintal dan diuraikan dengan Vegetasi ini diketahui sebagai jenis pohon alat sederhana pemisah kapas dengan bijinya. kalanggo (Duabangga moluccana). Umumnya Pulau Sumbawa dikenal Terpeliharanya kayu hutan di kawasan ini memiliki sumber bahan celupan dari dua karena pada masa itu masih kuat kearifan tumbuhan disebut “ Nila (dau)” banyak terdapat lokal masyarakat dalam melestarikan dan dipagar-pagar rumah orang Bima dengan memelihara hutan. Sebagai contoh tradisi dominansi warna hitam kebiru-biruan. Celupan yang dianut masyarakat Sumbawa yang dan proses permintalan benang berlangsung diduga dianut pula mayarakat Tambora, ialah puluhan tahun di Bima, akan tetapi hasil celupan kearifan lokal dalam memperlakukan hutan, ini mengalami perubahan karena telah ada bahan terdapat penentuan kayu yang akan digunakan celupan yang lebih memberikan perkembangan sebagai bahan bangunan rumah dan masjid. usaha pertenunan seperti Crayon, Acrilin, Untuk menentukan kayu yang layak digunakan (arka Asam dan polyester). Dengan perubahan sebagai bahan bangunan, masyarakat biasanya ini tidak seluruhnya menghilangkan usaha mempercayakan kepada orang yang dianggap tradisional namun secara sedikit demi sedikit mumpuni. Kayu yang akan ditebang harus dapat menyisihkan kegiatan tradisional, sudah berumur cukup tua, tidak boleh berada karena kreatifi tas dan produktivitas yang lebih dekat dengan sumber atau mata air, dan tidak menguntungkan. Di era modern sekarang ini ditumbuhi tanaman merambat. Tumbuhan yang kegiatan celupan lokal ini masih ada disekitar merambati kayu yang akan digunakan untuk daerah-daerah pedalaman seperti Donggo dan bahan bangunan dianalogikan sebagai borgol. Ntonggu Kabupaten Bima. Jika syarat tersebut dilanggar, maka pemilik rumah diyakini akan mendapat masalah serius g. Kayu Hutan dalam kehidupannya dan akan membawa yang Tambora merupakan kawasan hutan yang bersangkutan ke dalam penjara.Larangan sangat lebat sebelum terjadinya letusan besar, menebang kayu yang ditumbuhi tanaman terbukti dari adanya empasan tumpukan kayu merambat juga merupakan salah satu cara yang hanyut membentuk rakit dalam jarak lintas masyarakat Sumbawa untuk menjaga populasi melebihi 5 km (Stothers, 1984) di perairan Teluk lebah madu (Apis dorsata) yang banyak hidup Saleh ketika bencana Tambora. Tumpukan kayu di hutan-hutan setempat agar tidak punah.

124 I Made Geria Komoditi Perdagangan Kesultanan Tambora

Pohon yang ditumbuhi tanaman merambat 2.2 Pembahasan merupakan tempat yang disukai oleh lebah 2.2.1 Kesultanan Tambora dalam Kancah untuk bersarang. Jika lebah madu telah Perdagangan membuat sarang di kayu tersebut, maka Tambora adalah salah satu kerajaan tahun berikutnya mereka juga akan tetap kecil di Bima, setelah Sanggar dan Pekat menempatinya. Kalau kayu tersebut telah yang merupakan kesultanan yang memiliki ditebang, lebah madu akan membuat sarang potensi andalan yang mendukung hegemoni ke kayu lainnya, menjauhi lokasi semula. perdagangan Bima. Bima merupakan kerajaan Hal ini menyebabkan kesulitan bagi pencari di wilayah Indonesia Timur sudah dikenal sejak madu yang merupakan salah satu pekerjaan jaman memiliki bandar yang ramai warga sekitar hutan dalam menambah karena didukung geografi s yang merupakan pendapatan. Sejak dulu, hutan Tambora, jalur lintas perdagangan. Bandar tersebut Sumbawa merupakan penghasil madu alam berlokasi di Teluk Sape dan Teluk Bima. Bima terbaik di Nusantara. Tingginya kualitas dikenal terbuka ke dunia luar sebab perniagaan madu tersebut disebabkan adanya jenis-jenis merupakan penghasil utama (Chambert-Loir, tanaman pakan lebah yang tidak terdapat di 2000). Sebagai kerajaan di sekitar Bima. daerah lain. Sejumlah jenis pakan lebah madu Tambora memiliki peran yang cukup strategis jarang dijamah manusia karena adanya sistem dalam mendukung perdagangan Bima, karena kearifan lokal yang melarang menebang sebagian kebutuhan perdagangan Bima di suplai pohon atau jenis kayu tertentu. juga dari kerajaan sekitarnya termasuk Tambora. Upaya untuk tetap menjaga kelestarian Tambora bukan saja kaya akan sumberdaya hutan juga dilakukan sebagai bagian dari alam, namun wilayahnya pula strategis dekat tradisi masyarakat dalam meramu obat-obatan dengan Labuhan Kenanga dan Teluk Saleh, tradisional. Sebagian besar tanaman obat termasuk dalam jalur lintas perdagangan yang merupakan tumbuhan langka dan hanya dapat ramai disinggahi kapal asing. (lihat foto no. 8). dipetik dari hutan yang masih alami. Kayu yang ditebang tidak boleh jatuh melintangi jalan umum dan wilayah berair di tengah hutan, karena akan mengganggu baik bagi pengguna jalan maupun binatang yang mencari air minum. Jika kayu jatuh mengenai kayu lainnya, maka dahan kayu yang jatuh harus dibersihkan dari pohon yang dikenainya. Kalau tidak dibersihkan dikhawatirkan akan menimbulkan pamali. Dalam pandangan Foto no. 8. Wilayah Kesultanan Tambora (warna masyarakat sekitar hutan, pamali yang disebut hijau)memiliki akses ke Labuan Kenanga dan Teluk kabadi dapat menimbulkan penyakit bagi si Saleh, peta tahun 1696 penebang dan pada gilirannya dapat menyebabkan Kegiatan perdagangan Kesultanan Tambora kematian. Kayu yang telah ditebang akan dipilih dilakukan tidak saja dengan Bima, tetapi dua batang yang dinilai paling baik sebagai tiang dilakukan juga perdagangan langsung dengan utama yang disebut tiang guru (tiang guru sawai Kerajaan Makasar. Hubungan antara dua dan tiang guru salaki). Namun, berbagai kearifan kesultanan ini dibuktikan dari sejumlah surat lokal ini hanya mampu bertahan sampai dekade menyurat yang dilakukan oleh dua kerajaan 80-an. Masuknya sejumlah industri pengolahan tersebut (National Archief the Netherlands). kayu seperti, PT. Jati Alam Lestari, PT. Veener, Adanya dugaan Kesultanan Tambora dan CV. Elektronik telah menggeser kearifan melakukan perdagangan langsung karena lokal ini. didukung oleh aksesibilitas, juga kentalnya rasa

125 Forum Arkeologi Volume 25 No. 2 Agustus 2012 persaingan pada masa itu yang menyuburkan olahan dendeng kijang yang disuplai ke Bima kapitalis politik yang umum dilakukan raja-raja dan kawasan lainnya. Produk lainnya yang Nusantara pada waktu itu. diduga diproduksi yakni rajutan tali tambang. VOC pada waktu itu berkeinginan untuk Temuan tali tambang dalam jumlah banyak menguasai hegemoni perdagangan di wilayah merupakan indikasi bahwa tali rajutan itu timur, dengan melakukan penguasaan kerajaan merupakan produksi home industry masyarakat kecil seperti Tambora. Pertimbangan Belanda Tambora. Di samping untuk keperluan sendiri untuk melakukan penguasaan terhadap dibutuhkan masyarakat untuk keperluan kerajaan kecil, ialah karena akan lebih mudah peternakan kuda yang merupakan komoditi ditundukan, sehingga potensi alam penyangga andalan Tambora. perdagangan Bima akan lebih mudah Potensi Tambora yang kaya akan dikuasai. Namun ternyata anggapan mereka sumberdaya alam dan signifi kan dalam keliru, Tambora tidak mudah ditundukan perdagangan di kawasan ini, menjadi tetapi disambut dengan pertempuran sengit. pertimbangan Kolonial Belanda untuk terus Mengalami kesulitan menghadapi Tambora menguasai, bahkan sampai dekade tahun 30- dan kerajaan lainnya VOC menggunakan an tetap mempertahankan perkebunan kopi tipudaya dengan politik adu domba, cara ini Tambora dengan tujuan politis menguasai pusat digelar mulai dengan mengeluarkan perjanjian Kesultanan Tambora yang diduga lokasinya di Bongaya. Salah satu isi perjanjian Bongaya kawasan kebun kopi tersebut. antara lain bertujuan untuk memperlemah Selain sumberdaya di atas masih ada posisi Bima, karena kerajaan Goa tidak sejumlah variabel yang mendukung kawasan diperkenankan mengirim bantuan ke Bima, Kesultanan Tambora yang layak diperhitungkan dan diperintahkan untuk menangkap raja-raja dalam kancah perdagangan di kawasan Timur. di kerajaan kecil. Perintah Belanda ini tidak Variabel tersebut antara lain, yaitu : dituruti oleh kerajaan Goa. Taktik VOC untuk a. Variabel sumberdaya alam. Tambora yang menguasai kerajaan kecil ini bukan tidak ada berada pada ketinggian 500–1200 m dari sebab, karena disamping sumberdaya alam permukaan laut merupakan kawasan yang sangat yang cukup kaya, kawasan Tambora sudah subur dengan memiliki sumber air dan sungai yang dikenal sejak dulu memiliki akses lintasan mengalir sepanjang tahun. Kesultanan Tambora jalur perdagangan dengan pedagang luar. tidak saja sebagai kawasan penghasil kopi karena Ditemukan sejumlah keramik Cina dan benda- didukung oleh iklim dan ketinggian lahan yang benda berharga seperti talam perunggu yang memungkinkan budidaya kopi, tetapi juga memiliki tergolong mewah pada masa itu merupakan lahan basah sebagai kawasan irigasi teknis hasil dari hubungan dagang dengan pihak luar. persawahan berkembang di kawasan ini, terbukti Pedagang dari luar tertarik berdagang dengan dengan ditemukan sejumlah padi yang tersusun Kesultanan Tambora bukan saja karena rapi di tempat penyimpanan. (lihat foto no. 9). sumberdaya alamnya yang berlimpah, namun karena Tambora juga dikenal sebagai produsen tekstil yakni kerajinan tenunan, terbukti dari sejumlah temuan hasil ekskavasi berupa peralatan tenun yang ditemukan di setiap kompleks rumah. Produksi lainnya semacam makanan olahan pembuatan dendeng rusa dan kijang. Terbukti dengan temuan sejumlah tulang dan tanduk kijang yang diduga kawasan ini merupakan salah satu tempat produksi Foto no. 9.Temuan padi yang terarangkan di situs

126 I Made Geria Komoditi Perdagangan Kesultanan Tambora

Demikian juga kopi Tambora yang menjadi dibutuhkan oleh suatu negara mampu untuk andalan Kesultanan Tambora, yang sudah diproduksi sendiri, sehingga keperluan itu dibudidayakan sejak dulu berlanjut hingga dapt diperoleh dari tempat lain dengan sistem masa kolonial. Menurut Zollingger tanamam perdagangan ataupun barter. Salah satu contoh, kopi di kawasan Tambora sudah dikelola ialah kayu hutan yang menjadi incaran kolonial baik pada tahun 1897 (Bernice, 1995). Pada yang merupakan hasil hutan yang langka di Tahun 1902 pemerintahan kolonial Belanda negaranya menjadi target penguasaan kayu- mengelola perkebunan kopi di kawasaan ini kayu hutan oleh kolonial. Pada masa kolonial, dengan pimpinan pengelola yang bernama D. VOC memonopoli perdagangan di Nusantara, Noles warga Negara Belanda seperti tercatat maka hutan Sumbawa terhitung sebagai sumber dalam laporan Belanda. (Onderdemingen, dari berbagai komoditi dalam perniagaan antar 1902). Tahun 1930 perkebunan kopi Tambora pulau. Kayu sepang, gaharu, cendana, kelicung, pengelolaannya ditangani orang Swedia yang jati, dan berbagai kayu berkelas di pasar bernama Swede G Bjorklund (Bernice,1995). dagang saat itu, sebagian besar berasal dari Hal ini membuktikan, bahwa kopi menjadi hutan Sumbawa, termasuk kawasan Tambora. andalan Kesultanan Tambora karena potensi Belanda mengangkut kayu-kayu tersebut ke sumberdaya alam ini, belum tentu dimiliki oleh berbagai pelabuhan di Indonesia, terutama ke kerajaan yang lainnya. Batavia sebagai pusat perdagangan terbesar Suatu negara mempunyai kekayaan alam di Nusantara. Diduga, selanjutnya kayu- yang berbeda, sehingga hasil pengolahan alam kayu tersebut dibawa ke Eropa sebagai bahan yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena furniture. Menurut catatan sejarah, pada sekitar sumber kekayaan alam yang dimiliki suatu abad ke-18, Belanda memonopoli perdagangan negara sangat terbatas, sehingga diperlukan kayu sepang Sumbawa dengan melarang pihak tukar-menukar atau perdagangan. Dari segi Kerajaan di Sumbawa termasuk Tambora politik dan perniagaan keadaan Kesultanan menjual kayu tersebut ke pihak lain. Kayu Bima masih tergantung kepada kerajaan- sepang tersebut menjadi komoditi utama kerajaan lain di pulau Sumbawa (Chambert untuk membantu keterpurukan ekonomi yang Loir, 2000). Potensi sumberdaya alam yang dialami oleh VOC. Karena itu, Kerajaan dimiliki oleh Tambora sangat menguntungkan Sumbawa melakukan perlawanan terhadap dan dibutuhkan oleh masyarakat dan kesultanan VOC. Selain rempah-rempah, kayu, dan hasil lainnya seperti Bima, Sanggar, dan pedagang hutan lainnya, kaum kolonial juga menjadikan pihak luar seperti Kerajaan Goa dan kolonial hutan Sumbawa sebagai obyek pengkajian dan Belanda. Kuda juga merupakan komoditi penelitian ilmiah bagi para ilmuwan Eropa. andalan yang diperdagangkan seperti disebut Pengelolaan sumberdaya hutan di Sumbawa dalam tulisan Tobias bahwa kuda-kuda Bima mengalami kemajuan pada masa pemerintahan yang berkualitas ekspor didatangkan dari Sultan Amrullah II, sekitar tahun 1800 M, Tambora (Bernice,1995). Potensi ini didukung bahkan sampai masa pemerintahan orde baru oleh luasnya hutan savana khususnya di daerah hutan tambora menjadi ladang penebangan lembah dan dataran merupakan kawasan hutan yang dilegalkan pada waktu itu oleh pastoral pengembalaan ternak yang sangat pemerintah dan memberikan HPH kepada potensial. pihak swasta untuk mengelola kawasan hutan Tambora yang diberikan konsesi penebangan b. Variabel keterbatasan kemampuan suatu sampai ketinggian 1200 m dari permukaan laut; negara, baik kekayaan alam maupun yang bayangkan berapa juta kubik kayu kawasan lainnya, maka tidak semua barang yang hutan Tambora sirna.

127 Forum Arkeologi Volume 25 No. 2 Agustus 2012 c. Variabel geografi s. Menurut teori ekologi; disegani dan diperhitungkan oleh kerajaan manusia tidak terlepas dari lingkungannya; Goa, dan kolonial Belanda dan para pedagang mereka berupaya menyiasati lingkungan dari daratan Cina terbukti dari sejumlah temuan dengan pola hidup adaptif (Poerwanto : 2000). benda berharga berupa keramik di permukiman Penataan pola permukiman, pengelolaan masyarakat umum (lihat foto no. 11). sumberdaya alam, dan pengelolaan lingkungan sosial, dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemerintahan Kesultanan Tambora dalam menentukan lokasi istana. Dugaan keberadaan istana Kesultanan Tambora di areal kebun kopi, karena secara geografi s lokasi ini sangat menguntungkan, yang merupakan bentang lahan luas dan tinggi, sangat strategis untuk memantau ke arah Labuhan Kenanga. Dugaan ini diperkuat pula dengan temuan benteng tradisional di Labuhan Kenanga, (lihat foto no. 10),

Foto no. 11. Temuan Keramik di situs Tambora

Kesultanan Tambora juga merupakan kawasan penyangga perdagangan Kesultanan Bima, karena sebagian barang dagangan Bima diduga disuplai dari kawasan Tambora, dan kerajaan- kerajaan kecil di Sumbawa termasuk Tambora memiliki komoditas ekspor antara lain beras, madu, sarang burung, kuda, garam, kapas dan kayu sapan (Bernice, 1995). Foto no. 10. Benteng tradisional di Labuan Kenanga yang dimanfaatkan oleh pihak kesultanan untuk 2.2.2 Peran Kesultanan Bima dalam mengintai kedatangan para pedagang, ataupun Hegemoni Perdagangan Tambora musuh yang menuju wilayah kesultanan Berbicara mengenai posisi Bima dalam Tambora (Geria, 2012). Sistem perbentengan jaringan pelayaran dan keterlibatannya dalam pada zaman itu sudah lazim dibuat untuk aktivitas perdagangan, erat kaitannya dengan mengantisipasi kedatangan musuh dari luar pembicaraan mengenai posisi dan kedudukan Istana Kesultanan Tambora wilayah Nusa Tenggara dalam lintas pelayaran- diperkirakan menghadap ke arah laut, seperti perdagangan nusantara, termasuk pulau istana Kesultanan Tidore dan . Perlu Sumbawa (termasuk Bima) di dalamnya. diketahui bahwa akses pelabuhan cukup Kawasan Nusa Tenggara, mulai dari pulau Bali penting dan sangat strategis bagi kerajaan, di ujung barat sampai pulau Timor di ujung timur karena mendukung penguasaan hegemoni terbentang pada jalur pelayaran-perdagangan perdagangan. Jalur lintas laut wilayah ini cukup nusantara yang diperkirakan sudah digunakan ramai pada masa itu, merupakan akses yang sejak abad ke-14. Banyak sekali negara-negara menguntungkan dan strategis bagi kesultanan yang mempergunakan jalur tersebut untuk Tambora. Hal ini dapat kita perhatikan dari berdagang dan salah satu di antaranya adalah peta yang dibuat tahun 1694 . Karena memiliki Cina. Jalur-jalur pelayaran orang-orang Cina akses itu maka Kesultanan Tambora sangat ke Timor, dengan alasan karena pulau Timor

128 I Made Geria Komoditi Perdagangan Kesultanan Tambora dan Sumba memiliki produk andalan yang Hubungan pelayaran-perdagangan ini selain tidak dapat diperoleh di tempat lain, yakni kayu mendorong munculnya Bima sebagai salah cendana. Menurut Meilink Roelofsz, aktivitas satu bandar yang terpenting di kawasan Nusa perdagangan Malaka ini menyebabkan Islam Tenggara, juga mendorong munculnya Bima tersebar luas. Dalam hubungan ini pula sebagai kerajaan dan pusat penyiaran Islam di perdagangan tampaknya menjadi faktor penting kawasan itu (Tawaluddin,1977). dalam Islamisasi di seluruh Nusantara. Selain itu Bima pun menjalin hubungan Posisi Bima dalam lintas pelayaran- dengan Kerajaan-kerajaan di Selatan, perdagangan antara Malaka-Maluku atau terutama kerajaan Gowa dan Tallo. Kapan sebaliknya dan keterlibatannya dalam aktivitas hubungan itu mulai berlangsung belum dapat perdagangan mendorong munculnya Bima, ditentukan secara pasti. Dalam Bosangajikai baik sebagai kota bandar maupun sebagai kota syair Kerajaan Bima disebutkan bahwa Raja pusat kerajaan yang terpenting di kawasan Bima, Manggampo Donggo belajar cara-cara Nusa Tenggara, sekaligus mempercepat proses mengendalikan pemerintahan yang kemudian Islamisasi dan munculnya Bima sebagai kerajaan berkembang menjadi tata adat yang berlaku di Islam. Dengan kata lain, proses Islamisasi di Kerajaan Bima dikemudian hari dari Kerajaan daerah Bima dan sekitarnya erat kaitannya yang Gowa. Sejak itu pula hubungan dengan Kerajaan didorong oleh keterlibatan Bima, baik dalam Gowa dan Tallo berlangsung hingga terjalin perdagangan regional maupun internasional hubungan keluarga rnelalui perkawinan. Pesatnya yang pada waktu itu telah didominasi oleh perkembangan Bima sebagai kawasan yang pelaut-pelaut dan pedagang-pedagang Islam. memiliki bandar yang ramai pada masa itu serta Setelah Bima muncul sebagai kerajaan Islam, memiliki hubungan erat dengan sejumlah kerajaan datanglah para ulama dan mubaligh Islam dari luar seperti Makasar merupakan potensi yang berbagai daerah. menguntungkan sejumlah kerajaan kecil yang ada Di dalam naskah Bosangajikai kerajaan di wilayah ini seperti Tambora, Pekat, dan Sanggar. Bima disebutkan bahwa hubungan Bima dengan Dengan terbukanya akses ke luar memudahkan Pulau Jawa telah berlangsung sejak abad ke-10, regulasi perdagangan yang dilakukan karena pada waktu Raja Batara Mitra pergi ke Jawa dan komoditas yang dimiliki sejumlah kerajaann kecil di sana ia kawin dan mendapatkan seorang anak ini dapat lancar di suplai ke Bima. Ketiga kerajaan bernama Manggampo Jawa. Setelah Batara Mitra kecil ini mempunyai akses ke jalur lintas laut meninggal di Jawa, Manggampo Jawa pulang ke yang selalu dilalui para pedagang dari luar apabila Bima menggantikan ayahnya menjadi raja. Dari menuju Bandar Bima. Jawa ia membawa serta seorang pande bernama Ajar Panuh yang kemudian mengajar orang- III PENUTUP orang Bima membangun candi, membuat batu 3.1 Kesimpulan bata dan mengajarkan kepandaian baca tulis. Kesultanan Tambora berperan dalam Setelah Majapahit runtuh dan munculnya hegemoni perdagangan di wilayah Nusa kerajaan-kerajaan Islam, hubungan ekonomi Tenggara. Sebagai wilayah yang subur memiliki perdagangan antara Bima dengan Pulau Jawa sumberdaya alam dan kerajinan menjadi dan daerah-daerah lain di kawasan barat strategis sebagai kawasan penyangga komoditi Nusantara tetap berlangsung. Tome Pires perdagangan dari Kesultanan Bima, di samping menyebutkan bahwa kapal-kapal dari Malaka perdagangan langsung yang dilakukan dengan dan Jawa yang berlayar ke Maluku untuk kerajaan atau para pedagang lainnya. Komoditi mencari rempah-rempah singgah di Bima untuk yang dimiliki Tambora, kopi, kemiri, madu, berdagang dan mengambil air minum, bahan dendeng rusa, tali tambang, kerajinan tenun dan kuda. Kuda Bima kwalitas ekspor, sebagian makanan untuk melanjutkan pelayaran mereka. didatangkan dari Kesultanan Tambora. Ada

129 Forum Arkeologi Volume 25 No. 2 Agustus 2012 sejumlah variabel yang mendukung kawasan Ismail, Hilir. 2004. Peran Kesultanan Bima tambora sebagai kawasan perdagangan yakni dalam Perjalanan Sejarah Nusantara. sumberdaya alam, upaya produksi seperti Mataram, bekerjasama dengan Yayasan kerajinan tenun sebagai upaya mengisi peluang Adikarya IKAPI dan The Ford komoditi yang tidak dihasilkan oleh pihak Foundation. kerajaan lainnya. Variabel geografi s letak Geria, I Made. 2008. Jejak-jejak Peradaban Kesultanan Tambora memiliki akses baik ke Labuhan Kenanga maupun akses ke Teluk Tambora, Forum Arkeologi No. 1 Mei Saleh yang menjadi lintasan para pedagang –hal 14, 2008. Denpasar. ke kawasan Nusa Tenggara. Peran Kesultanan ______. 2012. Laporan Bima sebagai kawasan yang terkenal memiliki Penelitian Arkeologi, Ekskavasi bandar ramai pada waktu itu memberi peluang Situs Tambora, Kecamatan Tambora, Tambora dalam kegiatan perdagangan dan Kabupaten Bima, NTB berhubungan intens dengan pihak luar sehingga Hamdy, Hady.1999. Ekonomi Internasional, akses ini menjadikan Kesultanan Tambora Teori dan Kebijakan Perdagangan ikut berperan dalam hegemoni perdagangan di Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta kawasan Timur Indonesia. 1999. Maryam, Siti R Salahudin. 1992. Bandar Bima, 3.2 Rekomendasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kegiatan penelitian berikutnya perlu Kabupaten Bima, NTB. eksplorasi tes spit di sejumlah tempat di National Archives of The Netherlands Since kawasan kebun kopi dan di sekitar bangunan 1856, Database of VOC Dokuments Kolonial. Perlu pembiayaan yang dapat Tanap Research, http//: www. Tanap.net/ mendukung kegiatan ini, seperti pengadaan content/VOC/history-general state.htm naskah dan peta kawasan yang berkaitan Poerwanto, Hari, 2000. Kebudayaan dan dengan Kesultanan Tambora. Naskah dan peta Lingkungan Dalam Persfektif Antropologi, tersebar pada beberapa institusi di luar negeri, Pustaka Pelajar, Jakarta. yang salah satunya di antaranya tersimpan di Roelofsz, M.A.P.Meilink, 1962. Asian Trade Badan Kearsipan Pemerintahan Belanda. and European Infl uence in the Indonesian Archipelago between 1500 and about DAFTAR PUSTAKA 1630, Martinus Nijhoff, The Hague. Bernice, De Jong Boers. 1995. “ Suryanto, HM. Agus. 2009. Letusan Tambora in 1815: A Volcanic Eruption in Indonesia Misteri Kelahiran Kerajaan Dompu Baru, and its Aftermath”. Indonesia vol 60.p. http//:www.dompu.go.id ,2009. 37-59. New York. Cornell University’s Stothers, Richard.B. 1984. “The Southeast. Great Tambora Eruption in 1915 and Chambert-Loir, Henri. 2000. Bo` Sangaji its Aftermath”. Science vol 224. Kai (Catatan Kerajaan Bima). Jakarta: pp. 1991- 1998.Washington. Yayasan Obor. AAAS Highwire Press. 2004. Kerajaan Bima dalam Sastra dan Tawaluddin Haris, Susanto Zuhdi, Triana Sejarah. Jakarta: Yayasan Obor. Wulandari, Kerajaan Tradisional Di Iskandar, Mohamad, 2005. Nusantara Indonesia: Bima, Jakarta, CV Putra Sejati dalam Era Niaga sebelum Abad ke- Raya, 1997. 19, Wacana Vol 7 No.2, Oktober Van Landbouw,Ondernemingen, 1905. 2005 (175-190). Overzicht, Nederlandsch (oost-) Indie, Kolonial Verslag , 1905.

130