<<

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi

KREATIVITAS GRUP EGA ROBOT DI JAWA BARAT

Winorman Akbar Program Studi S-1 Etnomusikologi ISI Yogyakarta Email: [email protected]

Abstrak Kreativitas Ega Robot Ethnic Percussion merupakan perkembangan kesenian tradisi sebagai pijakan untuk berkreativitas, dalam kreativitas yang dilakukan oleh Ega Robot Ethnic Percussion pada lagu Mojang Priangan ini berbeda dengan kelompok-kelompok musik lainnya dikarenakan hasil arransemen Ega Robot Ethnic Percussion merupakan campuran dua elemen musik yang berbeda, yaitu memadukan salendro dengan instrumen barat sebagai iringan tari Mojang Priangan. Metode penilitian yang digunakan untuk membedah krativitas grup Ega Robo Ethnic Percussion menggunakan metode deskripsi analisis dengan pendekatan etnomusikologis. Hasil yang didapat dalam penelitian tersebut yaitu struktur pola lagu Mojang Priangan yang secara keseluruhan merupakan bentuk aransemen dan transformasi dari ragam pola tepak dan iringan dari berbagai kesenian tradisional di Jawa Barat, dengan menambahkan beberapa ragam tepak, perpaduan instrumen barat dan tradisi dengan karya Ega yang akhirnya menimbulkan suatu ciri khas akan grup Ega Robot Ethnic Percussion yang dapat menghasilkan ruang berkreativitas untuk seniman-seniman muda di kota Bandung dalam mengembangkan musik tradisional Sunda.

Kata Kunci: Ega Robot Ethnic Percussion, Kreativitas Lagu Mojang Priangan.

Abstract

Ega Robot Ethnic Percussion creativity is the development of traditional art as a foothold for creativity, in the creativity carried out by Ega Robot Ethnic Percussion on the Mojang Priangan song is different from other music groups because the results of the Ega Robot Ethnic Percussion are a mixture of two different musical elements, namely combining salendro gamelan with western instruments as accompaniment of Mojang Priangan jaipongan dance. The research method used to dissect the creativity of the Ega Robot Ethnic Percussion group uses the description analysis method with an ethnomusicological approach. The results obtained in this study are the structure of the Mojang Priangan song pattern which as a whole is a form of arrangement and transformation of various patterns of pat and accompaniment from various traditional arts in West , by adding a number of different types of pat, a blend of western instruments and traditions with Ega's work that ultimately raises a characteristic of the Ega Robot Ethnic Percussion group that can produce a creative space for young artists in the city of Bandung in developing traditional Sundanese music.

Keywords: Ega Robot Ethnic Percussion, Kreativitas Lagu Mojang Priangan.

128

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi

A. Latar Belakang mengalami puncak kepopulerannya pada Jaipongan merupakan salah satu tahun 1980-an. Pada tahun 2000-an ini tari bagian rumpun tari kreasi yang mulanya jaipongan yang menjadi kiblat bagi dikembangkan dari kesenian ketuk tilu pada masyarakat Bandung, baik itu untuk tahun 1916-an, dan tahun 1976. Hal ini apresiasi, berlatih, melatih, atau ditandai dengan lahirnya jaipongan Suanda menciptakan. Karya pertama Gugum Group di Karawang Jawa Barat yang Gumbira masih sangat kental dengan warna memakai instrumen sederhana, terdiri dari ibing ketuk tilu, baik dari segi koreografi , ketuk, kecrek, goong, rebab dan maupun iringannya. Karya jaipongan juru kawih. Berkaca pada kesuksesan ketuk pertama yang mulai dikenal oleh tilu di Karawang, salah satu tokoh masyarakat adalah tarian Daun Pulus Keser jaipongan di Bandung bernama Gugum Bojong dan Rendeng Bojong di bawah Gumbira Trisonjaya, kemudian menggali lingkung seni Jugala pimpinan Gugum gerak tari dari kesenian ketuk tilu yang Gumbira. dipadukan dengan gerak-gerak Pada tahun 2000-an di Jawa Barat pada 1970-an, akhirnya menjadi jenis tarian khususnya di kota Bandung, jaipongan baru yang sampai sekarang dinamakan tari mengalami banyak permbaruan dengan Jaipongan. bermunculannya jaipongan gaya baru membawa tari ketuk dalam segi gerak tari dan iringannya. Hal tilu ke Bandung dengan tujuan ini ditandai pula dengan lahirnya jaipongan mengembangkan tarian asal Karawang itu gaya baru yang di antaranya dipopulerkan menjadi tarian hiburan kreasi. Hal tersebut oleh Ega Robot/Ega Cahyar (grup Ega yang mendasari Gugum Gumbira untuk Robot Ethnic Percussion) dimana salah satu membuat bentuk tarian dengan pola gerak karyanya yang sangat popular yaitu, lagu yang baku/aturan dan sudah terpola. Gerak- Mojang Priangan (lagu pop Sunda, yang gerak bukaan, pencugan, nibakeun, dan terkesan feminim) yang diaransemen dan beberapa gerak mincid dalam ketuk tilu, digarap kembali secara vokal maupun juga dari beberapa gerakan seni pencak instrumental (sekar gending) oleh grup Ega silat, menjadi inspirasi untuk Robot di kota Bandung. mengembangkan kesenian tersebut yang Ega Robot (grup Ega Robot Ethnic akhirnya menjadi tari jaipongan. Percussion) didirikan oleh Ega Cahyar Perkembangan jaipongan di Mulyana yang lebih dikenal dengan Ega Bandung lebih sukses daripada tempat Robot. Ega Robot secara individual dengan kelahirannya di Karawang, yang grup Ega Robot Ethnic Percussion,

129

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi merupakan satu kesatuan, dengan kata lain, belakang seniman tradisi dan seniman ketika menyebut Ega Robot secara personal nyakola/akademisi dan pengolahan media. maka otomatis terkait langsung dengan Hal ini dapat dilihat dari instrumen yang grup Ega Robot Ethnic Percussion yang digunakan lebih bervariatif yang tidak didirikannya. Grup Ega Robot Ethnic hanya memakai Gamelan Salendro seperti Percussion didirikan Ega pada tanggal 21 garapan musik jaipongan pada umumnya. Desember 2000 di Bandung tepatnya di Namun dalam garapannya, Ega memasukan Cijaura Hilir Kotamadya Bandung. juga instrumen musik lainnya seperti Biola, Beberapa karya musik yang dan Latin Percussion. Hal ini didukung dibawakan oleh grup Ega Robot, terdapat juga oleh para personil/pemain dalam grup hal yang unik baik dilihat dari aransemen Ega Robot Ethnic Percussion, yang rata- musiknya maupun dari penggunaan rata sudah terbiasa bermain dalam kesenian instrumennya yang berbeda dengan grup tradisi seperti: ketuk tilu, kiliningan, jaipongan klasik pada umumnya yang salah bajidoran, golek, dan sebagainya. satunya adalah lagu pop Sunda Mojang Nama Ega Robot ketika lagu Priangan yang dipopulerkan oleh penyanyi Mojang Priangan diluncurkan dan asal Jawa Barat yaitu Iyar Wiarsih atau menjadi jargon pada acara pentas seni lebih dikenal dengan sebutan Mamah Iyar. pertunjukan yang bertemakan kesenian Garapan musiknya yang dibawakan dalam rakyat, pagelaran jaipongan ini, terlihat bentuk format jaipong, tampak berbeda adanya gaya eksploratif dengan dengan format jaipongan pada umumnya ditambahkannya drum dan lattin yang sudah terkenal seperti jaipongan oleh Percussion sebagai instrumen tambahan. Jugala, jaipongan oleh Awan Metro, dan Hasilnya tentu saja berbeda dengan musik sebagainya. iringan pop Sunda – seperti yang biasa Lagu Mojang Priangan yang digunakan untuk mengiringi lagu pop, digarap dan diaransemen kembali oleh Ega, yaitu band kombo atau electone, namun terasa lebih eksploratif, serta lebih fleksibel dalam garapan Ega, lagu Mojang Priangan dalam menafsirkan jargon-jargon musik digarap dan diiringi memakai Gamelan tradisi karawitan Sunda seperti kesenian Salendro yang dipadukan dengan , kesenian ketuk tilu, dan instrumen musik Barat seperti gitar sebagainya. Perubahan pada gaya-gaya electric, drum, biola, bass electric, jaipongan versi Ega, Nampak ada pengaruh keyboard, dan lattin percussion. langsung dari eksperimentasi dari Penggunaan perpaduan instrumen pemain/nayaga yang memiliki latar pengiring dalam lagu Mojang Priangan

130

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi yang dibawakan oleh grup Ega Robot tersedia yang di dalamnya diolah memakai Ethnic Percussion yang tidak lazim dipakai beragam motif melodi yang berasal dari dalam format jaipongan, lagu yang awalnya berbagai jenis genre dan jenis kesenian merupakan jenis lagu pop Sunda, dapat yang dimiliki masyarakat Sunda. Motif menghasilkan nuansa musikal yang sangat melodi tersebut mengambil dari pola berbeda dan kekinian, terlebih lagi dengan Kiliningan, Ketuk Tilu, dan pola Jaipongan dipadukannya unsur vokal musik Hip Hop Jugala. Hasil dari pengolahan kreatif (Rap), musik jazz ke dalam garapan lagu tersebut hingga lahir beberapa karya Ega Mojang Priangan. Dengan adanya Robot dengan komposer Ega Cahyar / Ega perpaduan baik secara instrumentasi Robot, dengan salah satu karyanya yang maupun garapan vokal, semakin tampak populer yaitu lagu Mojang Priangan dipakai perbedaan dan rasa musikal yang lebih sebagai iringan tari jaipongan. indah dan dapat menarik antusias anak- Ketertarikan penulis dalam anak muda untuk menikmatinya. Hal ini penelitian ini adalah, lagu Mojang Priangan terlihat sampai saat ini, masih banyak yang aslinya merupakan lagu pop Sunda, keluarga yang menyelenggarakan pesta kemudian oleh Ega diaransemen dan pernikahan, sunatan, dan acara lainnya digarap dengan menggunakan Gamelan yang masih banyak menghadirkan kesenian Salendro memakai format Jaipong. tradisional jaipongan dalam berbagai acara Ditambah lagi dengan dibuatnya tarian oleh seperti, pernikahan, sunatan, dan lain Pap Gondo (koreografer dari Purwakarta), sebagainya. yang menjadikan lagu Mojang Priangan Lagu Mojang Priangan untuk dikenal masyarakat sebagai lagu jaipongan mengiringi Tari Jaipongan, memiliki kreasi yang berbeda dengan jaipongan pada perbedaan dari lagu pop Sunda yang umumnya (klasik). beredar di masyarakat Sunda pada umumnya seperti (Es Lilin, Pati Lalaki, Karawitan Sunda Mawar Bodas, dan sebagainya). Dalam hal Karawitan Sunda adalah bagian ini, lagu-lagu pop Sunda terdahulu diolah yang tidak terpisahkan dari kehidupan oleh Ega Robot sehingga menjadikan orang Sunda sehari-hari, baik yang sakral musiknya berbeda, mempunyai keunikan maupun yang profan. Begitu eratnya baik dari pola permainan laras maupun pembaruan anatara satu wilayah kegiatan instrumen yang digunakannya dan digarap dengan kegiatan lainnya, sehingga dengan mengolah bahan-bahan tradisi kehadiran kesenian itu sendiri tidak pernah (Gamelan Pelog Salendro) yang sudah tampil secara mandiri. Atau tidak menjadi

131

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi otonomi seni seperti dikenal dalam sebagai suatu kategori berlawanan dengan kesenian istana dimulai pada kebudayaan Barat, sebagai contoh seni saat itu, sebagai bagian dari satu Buncis, tidak hanya sebagai seni kampanye mempromosikan bentuk- bentuk kesenian rakyat sebagai lawan saja, melainkan sebagai upacara agama. kesenian aristrokratik. Suatu Seni pertunjukan yang berkembang perbedaan jelas antara kesenian rakyat dan kesenian istana dibuat di masyarakat Sunda adalah kesenian untuk pada akhir 1960-an dan awal 1970-an para priyai yang berkembang di pendopo sebagai reaksi terhadap ketidak jelasan perbedaan yang ada kabupaten atau disebut sebagai kalangan (bagaimanapun interpretasinya) menak, dan seni pertunjukan yang berasal selama awal 1960-an menurunkan nada yang terlalu elit dari bentuk- dari kalangan rakyat atau seni rakyat. bentuk kesenian yang berlainan Beberapa jenis kesenian tersebut termasuk dengan istana”. (Lindsay dalam Bakdi Suimanto, 1991, hlm 44-45) ke dalam klasifikikasi kesenian rakyat jelata (golongan somah), beberapa jenis Kesenian Jaipongan di Kota Bandung kesenian yang berasal dari kalangan rakyat Jaipongan merupakan salah satu seperti kesenian Ketuk Tilu, Topeng Banjet, bagian rumpun tari kreasi yang mulanya Bajidoran, Tarawangsa, Jaipongan, dan dikembangkan dari kesenian ketuk tilu pada sebagainya. Sedangkan yang termasuk ke tahun 1916-an, dan tahun 1976 lahir dalam kesenian kalangan raja / jaipongan Suanda Group di Karawang Jawa () di kota Bandung adalah gamelan Barat dengan instrumen sederhana yang Degung klasik, Tembang Cianjuran, Tari terdiri dari kendang, ketuk, kecrek, goong, Keurseus, dan sebagainya yang semuanya rebab dan juru kawih. Berkaca pada hidup dan berkembang dalam khazanah kesuksesan ketuk tilu di Karawang, salah seni pertunjukan masyarakat Sunda. Hal ini satu tokoh jaipongan di Bandung adalah seperti dikatakan oleh Soedarsono dalam Gugum Gumbira Trisonjaya, yang Seni Pertunjukan di Era merupakan salah satu tokoh pencipta tari Globalisasi menyebutkan, di kalangan jaipongan yang menggali gerak tarian istana/kabupaten, berkembang kesenian tersebut dari kesenian ketuk tilu dan gerak- yang lazim yang disebut seni pertunjukan gerak pencak silat pada 1970-an. Gugum istana (court performing art), sedangkan di Gumbira membawa tari ketuk tilu ke rakyat jelata berkembang seni pertunjukan Bandung dengan tujuan mengembangkan rakyat (folk performing art). tarian asal Karawang itu menjadi tarian

hiburan kreasi. Hal tersebut yang mendasari “Periode 1950-an mungkin akan Gugum Gumbira untuk membuat bentuk menunjukan bahwa kesenian rakyat

132

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi tarian dengan pola gerak yang baku/aturan penggagas. Begitu banyaknya kreasi-kreasi dan sudah terpola. Gerak-gerak bukaan, baru yang bermunculan dalam kesenian pencugan, nibakeun, dan beberapa gerak tradisi, dikarenakan budaya masyarakat mincid dari beberapa kesenian menjadi Bandung sebagai orang Sunda adalah inspirasi untuk mengembangkan kesenian masyarakat agraris dengan mengutamakan jaipongan. Perkembangan jaipongan di hiburan kerakyatan yang mudah diterima Bandung lebih sukses daripada tempat oleh kalangan banyak dan lebih fleksibel. kelahirannya di Karawang, yang Seperti yang dinyatakan Mariko mengalami puncak kepopulerannya pada Sasaki dalam buku Laras Pada Karawitan tahun 1980-an. Pada tahun 2000-an ini tari Sunda berikut ini: jaipongan yang menjadi kiblat bagi “Salah satu ciri khas kebudayaan masyarakat Bandung, baik itu untuk Sunda adalah ‘fleksibel’ hal ini apresiasi, berlatih, melatih, atau terlihat jelas dalam hal pembentukan suatu ansamble ataupun dalam menciptakan. Karya pertama Gugum penyajiannya, ‘fleksibilitas’ bisa Gumbira masih sangat kental dengan warna diartikan juga sebagai ketidak seragaman, agaknya ketidak hadiran ibing ketuk tilu, baik dari segi koreografi sentral kebudayaan bukan semata maupun iringannya. Karya jaipongan menimbulkan ketidak seragaman teori serta istilah pada aneka genre pertama yang mulai dikenal oleh kesenian Sunda” masyarakat adalah tarian Daun Pulus Keser Bojong dan Rendeng Bojong. Berdasarkan inilah bisa dikatakan, Bandung merupakan kota yang melahirkan Kota Bandung Sebagai Pusat Kesenian banyak kreasi baru dalam kesenian tradisi Sunda Bandung merupakan pusat termasuk Ega Robot Ethnic Percussion kebudayaan dan kesenian Sunda, dengan yang menjadikan pusat kreativitas dalam banyaknya jenis kesenian yang ada dan berkesenian di Bandung. Perkembangan berkembang di Kota bandung. Namun teknologi, jelas mempengaruhi bagaimana demikian, jenis kesenian rakyat lebih marak masyarakat Bandung bertransformasi dari perkembangannya dengan masih masyarakat tradisional menuju masyarakat banyaknya lingkung seni rakyat yang ada di yang lebih modern. Hal ini mengubah kota Bandung. Hal ini merupakan salah satu pandangan hidup masyarakat Bandung proses dimana musik berkembang melalui unuk berkompetisi dalam hal pekerjaan, jalurnya masing-masing, dan juga melalui dan dalam bidang pendidikan yang sangat proses pengolahan kreativitas seniman mempengaruhi menjadikan Bandung terus

133

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi berkembang. Perkembangan inilah yang Penelitian ini menggunakan jenis mempengaruhi Bandung menjadi kota kualitatif narasi melalui upaya mengkaji kraetif, ketika banyak bermunculan antara instrumen dan ragam gaya musikal komunitas-komunitas menjadikan wadah di dalam lagu Mojang Priangan serta bagi siapa saja yang ingin menyalurkan menganlisis bentuk musiknya, dan kreativitasnya. Bandung juga menjadi trend bagaimana dampak kreativitas dari grup center bagi kota-kota lain, dari berbagai Ega Robot Ethnic Percussion terhadap kuliner, busana, dan musik. perkembangan jaipongan pada umumnya Melihat latar belakang kota Bandung yang beredar di masyarakat kota Bandung. dan masyarakatnya heterogen, sedikit Cresswel (2011) menjelaskan banyaknya menyebabkan adanya pengaruh bahwa narasi merupakan salah satu metode budaya luar yang mempengaruhi penelitian kualitatif yang fokus terhadap masyarakat Bandung baik dari sisi budaya, deskripsi fenomena ataupun seseorang. kesenian/musik, maupun mode. Dengan Sehingga teknik pengumpulan data berbagai pola berfikir yang terus dilakukan dengan observasi, wawancara berkembang hingga saat ini, manusia tidak dan studi pustaka. Sedangkan pada tahapan berhenti untuk berkreativitas dengan terus analisis data pengelompokan dan reduksi mencari sesuatu hal yang baru. Hal ini menjadi sebuah langkah sesuai dengan memberi kesempatan bagi seniman- uraian Moist seniman muda, dimana Bandung sebagai tempat berkumpulnya musik-musik indie C. Hasil dan Pembahasan akan memberi peluang kepada seniman- Biografi seniman muda yang berkreativitas dalam Ega Robot Ethnic Percussion seni tradisional memberi warna baru dari didirikan oleh Ega Cahyar Mulyana pada tradisional dan memberi kebutuhan pasar. tanggal 21 Desember 2000 di Kota Ketika sudah adanya kejenuhan masyarakat Bandung. Grup ini merupakan ruang Ega Bandung akan musik-musik indie yang berkreatifitas pada bidang musik, melalui bertebaran, di sini lah peran seniman muda grup ini jati diri Ega sebagai seorang dalam musik tradisional memberi warna seniman seni pertunjukan berbasis budaya baru yang dapat diteriman oleh kalangan lokal Jawa Barat terbentuk. anak muda. Ega lahir dan dibesarkan di kalangan seniman tradisi dimana ayahnya B. Metode Penelitian sebagai seniman sisingaan di daerah Subang yang terkenal dengan nama atau

134

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi julukan Bapa Robot. Nama “Robot” tradisi lebih diperkental melalui pendidikan diambil dari nama populer sang ayah yaitu formal. Pada tahun 1991 awal mula Ega Pak Robot atau lebih dikenal dengan hijrah ke kota Bandung untuk mengenyam julukan “Si Robot”. Pak Robot merupakan pendidikan ke Sekolah Menengah maestro kendang Sunda sekaligus seniman Karawitan Indonesia (SMKI) di Kota sisingaan asal Subang Jawa Barat. Alasan Bandung. masyarakat memanggil ayah Ega dengan Semasa menempuh pendidikan di sebutan “Robot” karena karakteristik dalam SMKI, Ega bergabung dengan grup Gentra permainan kendangnya boborobotan atau Madya pimpinan salah seorang maestro kuat dan kencang, terlebih pada saat itu karawitan Sunda yaitu almarhum Nano masih sangat minim teknologi sound system Suratno hingga berlanjut dan lulus dari pada sebuah acara pertunjukan, maka orang fakultas seni pertunjukan Universitas memanggilnya dengan sebutan “Si Robot”, Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung tahun karena suara dari pukulan kendangnya 1995. Selain bergabung dengan Gentra keras/ngaborobot yang tidak tergantung Madya, selama menempuh pendidikan di pada bantuan sound system. Kota Bandung Ega dan kawan-kawannya Ayah Ega adalah seorang yang membentuk sebuah grup upacara adat yaitu memprakarsai kesenian Sisingaan di daerah grup Santika Laras dan bergabung dengan Subang Jawa Barat dan beliau adalah grup musik DKSB pimpinan Harry Roesli penyusun dan penggubah ragam-ragam di Bandung. tepak kendang pada Sisingaan dan Tahun 1995 hingga tahun 2000-an, menyusun koreografi ibing sisingaan. Ega banyak berperan sebagai arranger di Macam ragam ibing tersebut diantaranya grup Gentra Madya dan mengaransemen adalah: Ewal, Solor, dan Gondang. lagu-lagu kacapi kawih, degung, dan Sejak umur 5 tahun Ega sudah menjadi Jaipongan karya-karya Nano S. Tepat pada pengendang cilik dan mahir bermain tahun 2000, Ega mulai merintis grup kendang, pada saat itu sang ayah sering rampak kendang yang ia beri nama Ega membawa Ega untuk ikut manggung dari Robot Ethnic Percussion. panggung satu ke panggung yang lain. Pada Ega Robot Ethnic Percussion tahun 1980-an tepatnya saat sedang merupakan grup yang konsisten pada jalur mengenyam pendidikan sekolah menengah karawitan Sunda. Awal terbentuknya grup pertama Ega sudah mahir mengiringi ini, karena ada kekhawatiran dan kesenian ketuk tiluan, jaipongan, dan keprihatinan Ega, akan perkembangan sisingaan. Pengalaman dasar musikal musik tradisional Sunda. Kekhawatiran Ega

135

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi ini diakibatkan karena masuknya arus Percussion adalah memberikan wahana dan informasi budaya dari manca negara yang identitas baru bagi musik tradisional turut menyurutkan minat generasi muda Indonesia, khususnya musik tradisional terhadap seni tradisi/karawitan Sunda. Sunda dan menjadikan musik tradisional Tahun 2000 Ega Robot Ethnic Percussion Sunda sebagai identitas budaya Indonesia. mengusung konsep musik lokal untuk Misi Ega Robot Ethnic Percussion adalah menjadikan musik yang universal yang mengkomunikasikan musik tradisional dapat membuat warna baru dalam secara luas, serta membawa generasi muda komposisi musik tradisi karawitan Sunda. agar lebih peduli dan menghargai akar seni Nama Ega Robot Ethnic Percussion radisi budaya Sunda. Oleh sebab itu, Ega tersebut diilhami oleh penyebutan Robot Ethnic Percussion terus berupaya instrumen pukul percussion atau perkusi. agar musik tradisional Sunda, dapat Hal ini diperkuat oleh Machfauzia dalam diperhitungkan di dunia Global dan dapat bukunya Kamus Musik dan Istilahnya disejajarkan dengan genre musik lainnya menyebutkan bahwa alat musik perkusi yang ada di dunia. bertanggung jawab dalam menentukan Pada tahun 2000, Ega Robot Ethnic ritme dan ketukan dalam sebuah komposisi Percussion mulai membuat rekaman untuk musik. Perkusi adalah jenis alat yang album jaipongan dan mempunyai dimainkan dengan cara dipukul, dikocok, perubahan gaya musikalnya yang lebih atau digesek. Keberangkatannya berawal eksploraif, inovatif serta lebih fleksibel, dari instrumen kendang yang kurang namun tidak menghilangkan ciri diminati oleh kalangan muda dan dianggap ketradisiannya. Selain menggunakan sebelah mata, tetapi bagi Ega alat musik seperangkat gamelan salendro dalam kendang bisa memberi warna terhadap garapannya, Ega Robot Ethnic Percussion musik-musik populer saat ini dengan mencoba eksperimen dengan menggunakan inovasi-inovasi baru bagi musik tradisional intrumen barat dan arumba. Ega robot dalam mengembangkan nilai seni budaya akhirnya mengeluarkan album pertamanya Sunda pada umumnya. yang Ega buat adalah Jaipong Inovative yang diresmikan pada tahun 2004 yang Ega Robot Ethnic Percussion kemudian dibeli oleh produser asal negara sebagai sebuah komunitas atau grup musik, Jepang yaitu Tanaka Shan dengan label tentu mempunyai tujuan dan ranah GNP (Gema Nada Pertiwi) dengan jumlah terkumpulnya seniman-seniman muda tujuh lagu dalam satu album. Beberapa lagu berpotensi. Visi Ega Robot Ethnic dalam album pertamanya yaitu Jaipong

136

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi

Inovative adalah: Ampun Teuing, tabuhan musik tradisi antara lain Ketuk , Mojang Priangan, Kaca-Kaca, Tilu, Kiliningan, dan Jaipongan. Hal Salam Tepang, Tablo, dan Senggot tersebut dapat terlihat dari pola iringan Kaleran. dasar dengan menggunakan struktur balungan karawitan Sunda baik secara melodi iringan maupun irama pada iringan. Penyajian Musik Grup Ega Robot Lagu Mojang Priangan sebelumnya Ethnic Percussion adalah termasuk ke dalam lagu pop Sunda

Untuk mengalanis teks dalam yang diciptakan oleh Iyar Wiarsih yang penelitian ini, diambil sampel lagu Mojang kemudian diarransmen ulang pada tahun Priangan yang telah membawa grup Ega 2002-an oleh Ega Cahyar pimpinan grup Robot Ethnic Percussion mencapai puncak Ega Robot Ethnic Percussion, menjadi versi kepopulerannya, dimana masyarakat kreasi baru. Dasar kreativitas Mojang mengenal Ega Robot/grup Ega Robot Priangan karya Ega Robot mengambil pola Ethnic Percussion tidak hanya sebagai lagu dan gending jaipongan yang sudah seniman tradisi namun semakin dikenal populer sebelumnya, seperti mengambil sebagai seniman yang inovatif dan kreatif motif iringan seperti mincid, tepak dalam karya-karyanya. Dalam membahas sisingaan, dan sebagainya yang menjadi masalah ini, dapat dikaji dari dua aspek pijakan dalam berkreativitas. yaitu, aspek Musikal dan aspek non Pada hal ini dalam mentranskripsi musikal. lagu Mojang Priangan, menggunakan Karawitan Sunda secara notasi daminatila dan menggunakan laras pertunjukannya, dibagi menjadi tiga jenis salendro. Titi laras (notasi) daminatila, kelompok besar yaitu, karawitan diciptakan oleh Raden Machyar Angga sekar/vokal, karawitan Koesoemadinata sekitar tahun 1924. Titi gending/instrumenal, dan karawitan sekar laras ini menggunakan notasi angka mulai gending/perpaduan antara vokal dan dari angka satu sampai dengan angka lima. instrumenal. Lagu pada Mojang Priangan Susunan lagu Mojang Priangan termasuk ke dalam jenis sekar gending, cukup sederhana, karena tidak mengacu karena di dalamnya ada unsur lagu/melodi kepada aturan karawitan yang baku dan gending menjadi satu kesatuan. Bila terutama aturan bentuk komposisi dilihat dari bentuk dan motif tabuhan yang Jaipongan klasik. Susunan pola lagu menonjol dalam gending tersebut, pada Mojang Priangan mengikuti susunan lagu dasarnya berasal dari bentuk-bentuk aslinya, yang mebedakan adalah versi

137

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi terdahulu yaitu pop kemudian diarransmen Contoh pada kalimat tanya : menjadi versi Jaipong kreasi karena dilihat Contoh pada kalimat jawab : dari instrumen musik yang digunakan pada lagu ini yaitu seperangkat gamelan, dan _ k43k21 j51 k43k21 k51 | instrumen non gamelan, maka susunanya tidak terlalu rumit. Hasil wawancara | j43 j21 j51 j23 j(4) | dengan Ega pada bulan November 2019, dalam lagu Mojang Priangan ada 4 bagian Bagian pertama ini menggunakan yaitu (1) intro/bubuka, (2) iringan lagu, (3) pola Iringan dan tepak kendang khusus interlude (4) ending. dalam lagu Mojang Priangan diciptakan Bagian pertama ini adalah struktur oleh Ega dari hasil kreatifitasnya sendiri, gending yang digunakan pada Bubuka/intro kemudian menjadikannya terlihat berbeda lagu Mojang Priangan dengan laras dan memberikan warna pada lagu tersebut. Salendro. Laras yang dugunakan dalam Iringan dan tepak khusus dalam lagu lagu Mojang Priangan, menggunakan laras Mojang Priangan yang menonjol pada Salendro surupan 2 = Tugu pada gamelan bagian intro lagu, terdapat motif permainan untuk iringannya, dan Laras Madenda 4 = P drum pada birama dua dan birama empat, untuk lagunya. Gamelan yang dipakai kemudian dilanjutkan seperti motif pukulan adalah gamelan selap/multilaras (laras djimbe pada birama 5 namun dalam salendro, pelog, madenda, mataraman), Jaipongan motif ini disebut motif tepak namun untuk mengiringi lagu Mojang diropel. Priangan, laras yang dipakai adalah laras Notasi Kendang dalam karawitan salendro. Untuk penulisan notasi, Sunda memiliki berbagai versi, hal ini menggunakan notasi daminatila yaitu: dikarenakan mengikuti kebiasaan para

Pada bagian intro Mojang Priangan seniman dalam menggunakannya. melodi mengambil dasar nada dari pola Penotasian Kendang sampai saat ini belum tabuhan dan dimana pada pola ada keseragaman terutama pada notasi melodi di atas, mengambil dari kenongan 1 Kendang Jaipongan. Kebiasan para (da) dan goongannya 4 (ti) pada lagu gendu seniman dan pengrawit Kendang dalam pembawaan melodinya yang setelah mengandalkan hafalan pola-pola tepak diolah oleh Ega sehingga menghasilkan Kendang sesuai dengan tafsir dan selera nada yang berbeda. Dengan kalimat Tanya masing-masing, sehingga hal ini dan dijelaskan lagi dengan kalimat jawab.

138

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi mempengaruhi keberagaman notasi pengemasan bahkan sampai pada persoalan Kendang dan perkembangannya. pasar atau komersial. Hal ini bukan sebuah kejutan sesaat, namun sebuah proses alami Dampak Kreativitas Grup Ega Robot yang akan dilaluinya dari hari ke hari oleh Ethnic Percussion para seniman tersebut. Pandangan terhadap

Dampak dalam kehidupan manusia, fungsional musik yang terus berkembang merupakan suatu hal yang harus dilalui dan itu, didukung pula oleh kemajuan- dirasakan sebagai persoalan yang lumrah kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan wajar. Hal ini disebabkan karena yang antara lain menghasilkan alat-alat manusia bergaul dan dipengaruhi oleh perhubungan seperti radio dan televisi. suatu proses perkembangan. Fenomena Ega Robot Ethnic Percussion perubahan ini menjadi positif sifatnya sebagai suatu bentuk musik genre baru ketika hal tersebut dianggap memenuhi dalam dunia musik tradisi di Jawa Barat, kebutuhan dan mempunyai nilai manfaat telah menapaki perjalanannya melalui oleh suatu masyarakat tertentu, dan berbagai proses, dan mengembangkan menjadi negatif ketika justru dapat merusak musik tradisi dengan garapan kreasi baru tatanan nilai-nilai yang ada dalam tidak lepas dari waditra Sunda sebagai masyarakat. Seperti karakter indiferen, media kreativitasnya. Dalam yang mempunyai arti tidak terkotak-kotak kreativitasnya, Ega Robot Ethnic antara aspek satu dengan aspek lainnya, Percussion pada lagu Mojang Priangan melainkan saling berkaitan. mempunyai pengaruh terhadap kesenian Kesenian memiliki kecenderungan Sunda dimana hasil karyanya banyak untuk berubah atau bertambah statusnya. dinikmati oleh kalangan masyarakat Sunda Demikian halnya dengan musik tradisi yang memiliki sanggar-sanggar seni yang karena perkembangan dan tradisional tari, karya-karya pada jaipongan pergaulannya, kemudian bias bertambah Mojang Priangan sering digunakan sebagai statusnya. Dalam seni tradisi khususnya, iringan tari, dan lagu Mojang Priangan faktor seniman sebagai seorang pemeran karya Ega Robot ini pernah dijadikan lagu dalam sistem komunikasi inter dan intera wajib dalam pasanggiri tari Jaipongan se- pada awalnya hanya berkutat pada Provinsi Jawa Barat tahun 2015. persoalan keindahan, keragaman proses Hal ini pengaruh Ega Robot Ethnic kreatif keseniannya. Sesuai Percussion terhadap kesenian Sunda tidak perkembangannya, kini menjadi persoalan hanya dibidang seni jaipongan, tetapi kebutuhan hidup ekonomi, pertunjukan, dibidang karawitan sangat berpengaruh

139

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi besar dari kreativitas dan pemikirannya baru, baik berupa gagasan maupun karya mengembangkan kesenian Sunda ke nyata, yang relatif berbeda dengan yang modern. Hal ini dilakukan untuk telah ada sebelumnya. Proses pengaruh Ega meningkatkan minat generasi muda Robot Ehnic Percussion terhadap terhadap karawitan Sunda, tujuan lain masyarakat Bandung dari generasi ke adalah agar karawitan Sunda lebih menarik generasi berikutnya, menjadi pengaruh minat masyarakat luas dan memiliki nilai sedikit demi sedikit. Kemudian hasil jual serta nilai tambahan bagi seniman. Ega perubahannya baru akan tampak jelas Robot Ethnic Percussion sendiri berupaya setelah beberapa tahun kemudian peristiwa membawa karawitan Sunda menjadi musik pengaruh seperti ini bersifat alami, tidak dunia yang professional. Adapun sebagai dibuat atau dipaksa. Hasil dari pengaruhnya tujuan secara hakikinya untuk dapat diterima oleh masyarakat mempersatukan bangsa dengan pendukungnya. Kemunculan Ega Robot berkesenian. dengan gamelan Sunda sebagai media Kehadiran komposer-komposer utamanya dianggap mempunyai pengaruh masa kini memberikan pencerahan baru kepada seniman-seniman jaipongan di bagi karawitan Sunda. Dengan genre Bandung pengaruh baik secara instrumen (aliran) perkembangan masing-masing dan pembawaan komposisinya serta lebih kreativitas, berhasil melestarikan dinamis dan mempunyai karakter selera mengembangkan ciri khas dari suatu anak-anak muda. benang kebudayaan lokal serta menjadikan Keberhasilan Ega Robot tidak dapat karawitan Sunda eksis di tatar Lokal, dipisahkan dari masyarakat. Kepuasan Nasional, bahkan Internasional. Kreativitas masyarakat selalu menjadi pemikiran Ega Ega Robot di bidang musik yang sangat Robot untuk bergerak lebih baik lagi. Oleh berbeda dengan yang lainnya memiliki karena itu membaca situasi, trend/selera, keunikan secara aransemen, musikalitas, dan kondisi lapangan selalu dilakukan oleh karya yang inovatif dan eskploratif Ega Robot dalam proses membuat karya termasuk dengan cara menyajikannya musik. Hal ini dilakukan agar musik yang sangat berbeda dan di dukung dengan para disampaikan, mendapatkan respon dari musisi-musisi yang sangat handal dan masyarakat dan menimbulkan interaksi memiliki bakat kesenian di bidang antara keduanya dan mempunyai nilai yang karawitan. lebih. Kreativitas merupakan kemampuan Pengaruh Ega Robot di tengah seseorang untuk melahirkan sesuatu yang masyarakat dengan kreativitasnya,

140

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi mempunyai pengaruh sebagai arah menciptakan karya musik dengan kreativitas dalam musik kreasi Sunda, menggabungkan beberapa jenis warna selain Ega Robot sebagai arah seniman musik. Kepiawayan dalam memainkan muda dalam kreativitas. Ega robot memberi beberapa jenis musik dan perjalanan dalam peluang kepada generasi selanjutnya untuk berkesenian yang sangat panjang sehingga belajar dan menghasilkan karya-karya baru. lebih mudah merancang duatu tatanan Ega Robot menyadari perkembangan dan musik untuk berkreasi lebih luas, dapat kebesaran musik Sunda sangat tergantung dibuktikan dari hasil karya-karyanya yag pada generasi muda pendukung untuk sudah banyak dimunculkan dan dapat berkarya pada musik tradisional Sunda. Hal diterima di dalam negeri maupun luar ini dilakukan oleh Ega Robot sebagai salah negeri karena kesinergiannya dalam satu cara untuk mencari semangat anak berkarya. muda untuk peduli terhadap musik Bermunculannya kelompok- tradisional Sunda, dan melahirkan seniman- kelompok musik, terinspirasi oleh Ega seniman muda di Bandung. Robot, saat ini yang hampir banyak grup musik yang menyerupai Ega Robot, baik D. Simpulan dalam berkreativitas, instrumen hingga Berdasarkan hasil pengamatan baik bentuk penyajiannya. Berkembangnya secara langsung kepada masyarakat seni grup-grup musik etnis di Bandung yang (seniman), tradisi atau masyarakat umum mempunyai pengaruh dari Ega Robot pada dasarnya sebagian besar masyarakat seperti: Astinapura, Rayapro, Jimbot, Sunda mengenal Ega Robot, namun Saratuspersen, Sekar Balebat, Karsiwa, dan masalah dengan adanya pro dan kontra itu Jaipong Disco. menjadi hal yang wajar dan menjadi acuan untuk lebih baik lagi dalam penggarapan setiap karya-karya Ega Robot dari E. Daftar Pustaka sebelumnya. Perkembangan kesenian Afriyanto, Sudendi. 2002. Kreativitas dan tradisional Sunda dari tahun ke tahun Motivasi untuk Melakukan Proses mengalami perubahan yang sangat pesat Kreatif. (Makalah yang disajikan pada forum Diskusi Himpunan bahkan dengan lahirnya para musisi-musisi Mahasiswa Jurusan Karawitan muda dan seniman muda seperti Ega Sekolah Tinggi Seni Indonseia, Bandung, 23 Mei 2002). Cahyar Mulyana berlatar belakang pendidikan seni karawitan mampu Caturwati, Endang. 2008. Tradisi Sebagai Tumpuan Kreativitas Seni. Bandung: membuat terobosan-terobosan baru dalam Sunan Ambu Press.

141

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi

Moeloeng, J Lexy. 2017. Metode Penelitian Daily Of Luthier, Kualitatif. Bandung: PT. Remaja https://asiaprosound.com/washburn- Rosdakarya. pxm-20-frf, diakses tanggal. 3 Desember 2019 Nakagawa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos: Sebuah Pengantar Etnomusikologi, Djohan, 2009. Psikologi Musik. : Yayasan Obor Indonesia. Yogyakarta: Buku Baik. Natapradja, Iwan. 2003. Sekar Gending. Ekadjati, Edi S. 1995. Kebudayaan Sunda: Bandung: PT. Karya Cipta Lestari. Suatu Pendekatan Sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya. Rusman, Yus. 2008. Menjadikan Tradisi Sebagai Tumpuan Kreativitas. Hermawan, Deni. 2002. Tangga Nada Bandung: Sunan Ambu Press. Musik Sunda: Antara kenyataan Teoritis dan Praktis. Dalam Sasaki, Mariko. 2007. Laras Pada Etnomusikologi: Beberapa Karawitan Sunda. Bandung: Pusat Permasalahan dalam Musik Sunda. Penelitian dan Pengembangan Bandung: STSI Press. Pendidikan Seni Tradisional, Universitas Pendidikan Indonesia Iswantara, Nur. 2017. Kreativitas Sejarah, (P4ST UPI). Teori & Perkembangan, Yogyakarta: Gigih Pustaka Saepudin, Asep. 2013. Garap Tepak Mandiri. Kendang Jaipongan dalam Karawitan Sunda. Yogyakarta: BP Koesoemadinata, R. Machyar Angga. 1969. ISI Yogyakarta. Ilmu Seni Raras. Djakarta: Pradnja Paramita. Senen, I Wayan. 2002. Wayan Bratha Pembaharu Gamelan Kebyar . Kurniawan, Wawan. 2014. “Kreativitas Yogyakarta: Terawang Press. Sambasunda di Bandung: Studi Kasus Lagu ”, Skripsi Soedarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan untuk mencapai derajat sarjana S-1 Indonesia di Era Globalisasi, pada Program Studi Etnomusikologi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Press. Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta, ------, 2003. Seni Pertunjukan Dari Prespektif Politik, Sosial, Lindsay, Jenifer. 1991. Klasik, Kitch, Budaya, dan Ekonomi. Yogyakarta: Kontemporer: Sebuah Studi Tentang Gadjah Mada University Press. Seni Pertunjukan Jawa. Terj. Nin Bakdi Sumanto. Yogyakarta: Gadjah Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Mada University Press. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Merriam, Alan P. 1964. The Antrophology of Music. Terj. Triyono Bramantyo, Soepandi, Atik. 1988. Kamus Istilah Nirthwestern: University Press. Karawitan Sunda, Bandung: Pustaka Buana. dan Atmadibrata, Enoch. 1977. Khazanah Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung: Pelita Masa.

142

Selonding Vol.16, No.2: September 2020 Jurnal Etnomusikologi

Upandi, Pandi. 2009. Metode Pembelajaran Kiliningan Kawih dan Gending Pirigannya. Bandung: STSI Press.

Warnika, Engkos dan Suratno, Nano. 1983. Pengetahuan Karawitan Sunda. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

143