KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK MAKNA “ DAMAI” DALAM PROGRAM DAMAI INDONESIAKU TVONE

TESIS Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial (M.Sos.)

oleh: Lukman Al-Hakim NIM 21180510000017

JURUSAN MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lukman Al-Hakim NIM : 21180510000017 Program Studi : Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa naskah tesis yang berjudul: “KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK MAKNA ISLAM DAMAI DALAM PROGRAM DAMAI INDONESIAKU TVONE" adalah merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam menyusunnya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini, telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam tesis ini. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jikan tesis ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya

Jakarta, 21 Mei 2020

Lukman Al-Hakim NIM 21180510000017

i

KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK MAKNA “ISLAM DAMAI” DALAM PROGRAM “DAMAI INDONESIAKU” TVONE

TESIS Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial (M.Sos.)

oleh: Lukman Al-Hakim NIM 21180510000017

Pembimbing

Syamsul Rijal, MA, Ph.D 197810082006041002

JURUSAN MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H

ii

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis yang berjudul “KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK MAKNA ISLAM DAMAI DALAM PROGRAM DAMAI INDONESIAKU TVONE" telah diujukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1 Juli 2020. Tesis ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sosial (M.Sos) pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Dr. Tantan Hermansah, M.Si Kiky Rizky. M.Si NIP.197606172005011006 NIP.197303212008011002 Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. M. Yakub, MA Dr. Sihabudin Noor, MA NIP. 196210181993031002 NIP.196902211997031001 Pembimbing

Syamsul Rijal, MA, Ph.D NIP.197810082006041002

iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS

Judul Tesis : Konstruksi Realitas Simbolik Makna Islam Damai dalam Program Damai Indonesiku TVOne Nama : Lukman Al-Hakim NIM : 21180510000017 Jenjang : Magister (S2) Program Study : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi Telah disetujui tim penguji tesis:

Ketua : Dr. Tantan Hermansah, M.Si (...... ) NIP.197606172005011006

Sekretaris : Kiky Rizky. M.Si (...... ) NIP.197303212008011002

Penguji I : Dr. M. Yakub, MA (...... ) NIP. 196210181993031002

Penguji II : Dr. Sihabudin Noor, MA (...... ) NIP.196902211997031001

Pembimbing : Syamsul Rijal, MA, Ph.D (...... ) NIP.197810082006041002

Diujikan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 2020

iv

ABSTRAK Tujuan dari penelitian yang berjudul Konstruksi Realitas Simbolik Makna “Islam Damai” dalam Program Damai Indonesiaku TVOne yakni: Pertama, menganalisis teori Konstruksi Sosial Realitas terhadap makna “Islam Damai” dalam program Damai Indonesiaku. Kedua, menganalisis hasil konstruksi makna “Islam Damai” dengan metode analisis framing model Robert M. Entman. Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini ada dua, yaitu penelitian kepustakaan (library research), dan penelitian lapangan (field research). Sedangkan teori yang digunakan dalam tesis ini, yaitu teori Konstruksi Sosial Realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckman dan analisis framing model Robert M. Entman. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa dalam mengkonstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” dalam Program Damai Indonesiaku TVOne. Dalam pandangan konstruksi sosial realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckman terbagi kedalam tiga unsur, yaitu: pertama, eksternalisasi, yaitu ekspresi diri dengan dunia sosio-kultural sebagai produk manusia. Maka tahapan eksternalisasi individu dapat dilihat dari ekspresi penonton Damai Indonesiaku pada pesan-pesan “Islam Damai” program Damai Indonesiaku baik mental maupun fisik. Kedua objektivasi, yaitu Interaksi penonton Damai Indonesiaku dengan lingkungannya hasil dari proses eksternalisasi. Dalam konteks ini proses interaksi penonton Damai Indonesiaku dengan lingkungannya dan menjadi habitualisasinya (rutinitasnya) Sehingga apa yang disadari adalah apa yang dilakukannya. Ketiga Internalisasi, yaitu kesadaran penonton Damai Indonesiaku dalam menerima, menyerap, mendefinisikan, merespons, mengambil sikap dan tindakan yang bervariasi terhadap pesan-pesan “Islam Damai” dari para penceramah Damai Indonesiaku kedalam dirinya dan mengidentifikasi dirinya sebagai pemirsa setia Damai Indonesiaku. Adapun metode analisis framing Entman terbagi kedalam empat element yaitu: Define problems, menekankan bagaimana peristiwa dan isu yang dipahami program Damai Indonesiaku dan terdapat aspek penilaian dalam elemen ini. Diagnose causes, yang melatar belakangi masalah isu yang diangkat pada program Damai Indonesiaku dan dapat ditujukan pada aspek what (apa), juga dapat pada aspek who (siapa). Unsur what dan who dianggap sebagai sumber isu yang diangkat. Make moral judgement, merupakan elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian isu yang sudah dibuat pada program Damai Indonesiaku sehingga dibutuhkan sebuah argumentasi kuat guna mendukung gagasan tersebut. Treatment recommendation, merupakan elemen untuk menilai apa yang ditayangkan program Damai Indonesiaku. Berbagai bentuk alternatif solusi yang ditayangkan program Damai Indonesiaku dari satu isu yang diangkat Kata Kunci: Dakwah Islam, Damai Indonesiaku, TVOne, Konstruksi Sosial Realitas, Analisi Framing.

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas berkat Rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Konstruksi Realitas Simbolik Makna Islam Damai dalam Program Damai Indonesiaku TVOne”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Sosial (M.Sos) Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan tesis hingga selesai, penulis mendapat bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajaranya. 3. Dr. Tantan Hermansah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Kiky Rizky, M.Si, selaku Sekretaris Progam Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Dr. H. Syamsul Yakin, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Syamsul Rijal, MA, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing tesis penulis, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 7. Seluruh staff civitas akademik dan Dosen Prodi Magister KPI yang telah mengajar, membimbing, dan memberikan ilmunya kepada penulis dengan penuh keikhlasan selama masa perkuliahan. 8. Tim Damai Indonesiaku TVOne, Mas Agung beserta staffnya yang telah membantu penulis menemukan data-data penelitian sehingga memudahkan penulis menyelesaikan tesis ini dengan baik 9. Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Japaruddin dan Ibunda Rumsinah, dan mertuaku Bapak Cecep dan Ibu Iroh, yang dengan segala

vi

pengorbanannya tidak pernah lelah memberikan dukungan dan do‟a kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dan selalu diberikan kesehatan, keberkahan serta umur yang panjang. 10. Kepada kakaku, Ahmad Baihaqi, Dedi Rosandi dan adik-adiku, Fauziah, Luthfi, Haerul Umam, M. Fakhri Ridho dan Ati, yang selalu memberikan dukungan dan do‟a kepada penulis. Terima kasih yang tak terhingga untuk kalian. 11. Kepada Istriku tercinta, Lilis yang telah menjadi energi terbesar dalam menyelesaikan tesis ini. Telah rela diambil waktunya, sehingga waktu kebersamaan kita berkurang. Semoga Allah SWT menjadikanmu wanita penghuni Surga. Dan anakku Salman Al Hakim yang penulis banggakan semoga senantiasa menjadi anak yang saleh dan bermanfaat untuk orang lain. 12. Teman-teman Audioman TVOne, Mas Ari (Manager), bang Ichont (Spv), Kang Iwan, Pak Agus, Bang Djo, Mas Tedi, Mas Andi, Mas Arif, Mas Anjar, Bang Gondrong, Mas Henink, Mas Yoyo, Kong Ali, Opung Tiyar, Mas Alam, Mas Didi, Kang Ibnu, Rudi, Ardi, Erick, Achel dan Saeful. Terima kasih atas segala dukungan dan do‟a kalian selama mengerjakan tesis ini hingga selesai. 13. Teman-teman seperjuanganku, Roy Marhandra, Misbahul Ngaziz, Nurul Fadhilah, Deni, Hadry, Nurkholis Makki, Salman Fadhila, Abdul Mukti, Fikri, Aidil, Dede M, Silma, Anafatun, Nurkhalifah, Novi, Sobok dan Fitri. Terima kasih atas kebersamaannya yang tak terlupakan, semoga tali sillaturrahmi ini tidak akan putus hingga akhir hayat.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan memohon kepada-Nya agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Aamiin

Jakarta, 21 Mei 2020 Penulis,

Lukman Al-Hakim

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...... ii LEMBAR PENGESAHAN TESIS ...... iii PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS ...... iv ABSTRAK ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... viii DAFTAR TABEL ...... xi DAFTAR GAMBAR ...... xii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ...... 5 1. Batasan Masalah...... 5 2. Rumusan Masalah ...... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 5 1. Tujuan Penelitian ...... 5 2. Manfaat Penelitian ...... 6 D. Metodologi Penelitian ...... 6 1. Paradigma Penelitian ...... 6 2. Metode Penelitian ...... 7 3. Subjek dan Objek Penelitian ...... 7 4. Jenis dan Sumber Data ...... 7 5. Teknik Analisis Data ...... 8 6. Pedoman Penulisan ...... 9 E. Penelitian Terdahulu ...... 9 F. Sistematika Penulisan ...... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 15 A. Teori Konstruksi Sosial Realitas ...... 15

viii

B. Analisis Framing ...... 21 C. Konsep Dakwah Islam ...... 24 D. Makna Damai ...... 34 E. Media Televisi di ...... 37 F. Program Siaran Religi di Televisi ...... 39 G. Kerangka Berpikir ...... 43 BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ...... 44 A. TVOne sebagai salah satu televisi komersial ...... 44 1. Sejarah dan Profil ...... 44 2. Visi dan Misi ...... 45 3. Alamat Redaksi dan Logo ...... 45 4. Dewan Direktur ...... 46 B. Program Damai Indonesiaku TVOne ...... 47 1. Sejarah dan Profil ...... 47 2. Visi dan Misi ...... 48 3. Target Program ...... 49 4. Format Program ...... 49 5. Struktur Organisai ...... 50 6. Rundown Program ...... 51 C. Survei Kepemirsaan Program Damai Indonesiaku TVOne ...... 62 1. Metode Survei Kepemirsaan Televisi ...... 62 2. Rating dan Share program Damai Indonesiaku 2009-2019 .... 66 BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...... 70 A. Pesan Islam Damai Ust. Jefri Al Bukhori ...... 71 B. Pesan Islam Damai Habib Mundzir Al Musawa ...... 72 C. Pesan Islam Damai K.H. Zaeundin MZ ...... 75 D. Pesan Islam Damai K.H Moh. Arifin Ilham ...... 80 E. Pesan Islam Damai Ustadz Fikri Haikal MZ ...... 81 F. Pesan Islam Damai Ustadz ...... 82 G. Pesan Islam Damai Ustadz Haikal Hasan (Babe Haekal) ...... 84 H. Pesan Islam Damai Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA ...... 87 I. Pesan Islam Damai Ustadz Jaelani ...... 89

ix

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS ...... 92 A. Konstruksi Realitas Simbolik Makna Islam Damai ...... 92 1. Ekternalisasi (Penyesuaian Diri) ...... 92 2. Objektivasi (Interaksi Diri) ...... 93 3. Internalisasi (Identifikasi Diri) ...... 95 B. Analisis Framing Pesan Islam Damai ...... 97 1. Ustadz Jefri Al Bukhori ...... 98 2. Habib Mundzir Al Musawa ...... 100 3. K.H. Zaeundin MZ ...... 101 4. K.H. Moh. Arifin Ilham ...... 104 5. Ustadz Fikri Haikal MZ...... 105 6. Ustadz Abdul Somad ...... 106 7. Ustadz Haikal Hasan (Babe Haekal) ...... 108 8. Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA ...... 109 9. Ustadz Jaelani ...... 111 BAB VI PENUTUP ...... 114 A. Kesimpulan ...... 114 B. Saran ...... 116 DAFTAR PUSTAKA ...... 117 LAMPIRAN ...... 122

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perangkat Analisis Framing model Robert M. Entman ...... 23 Tabel 2.2: Program Religi di Stasuin Televisi Nasional Indonesia ...... 42 Tabel 3.1: Rundown Live Program Damai Indonesiaku TVOne ...... 61 Tabel 3.2: Status Sosial Ekonomi ...... 64 Tabel 3.3: TVR dan Share Program Damai Indonesiaku TVOne ...... 67 Tabel 4.1: Pesan Islam Damai Ust. Jefri ...... 72 Tabel 4.2: Pesan Islam Damai Habib Mundzir ...... 75 Tabel 4.3: Pesan Islam Damai K.H. Zaeundin MZ ...... 79 Tabel 4.4: Pesan Islam Damai K.H Moh. Arifin...... 81 Tabel 4.5: Pesan Islam Damai Ust. Fikri ...... 82 Tabel 4.6: Pesan Islam Damai Ust. Abdul Somad ...... 84 Tabel 4.7: Pesan Islam Damai Babe Haekal ...... 87 Tabel 4.8: Pesan Islam Damai K.H. Nasaruddin Umar ...... 89 Tabel 4.9: Pesan Islam Damai Ust. Jaelani ...... 90 Tabel 5.1: Proses Eksternalisai, Objektivasi dan Internalisasi ...... 97

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Kerangka Berpikir ...... 43 Gambar 3.1: Logo TVOne ...... 46 Gambar 3.2: Struktur Dewan Direktur TVOne ...... 46 Gambar 3.3: Struktur Organisasi Tim Damai Indonesiaku TVOne ...... 50 Gambar 3.4: Grafik TVR dan SHARE Damai Indonesiaku Model 1 ...... 68 Gambar 3.5: Grafik TVR dan SHARE Damai Indonesiaku Model 2 ...... 68

xii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Damai Indonesiaku TVOne merupakan program religi bergenre , menampilkan tausiyah dari para pakar ilmu dan ustadz-ustadz ternama di Indonesia.1 Dipelopori oleh K.H Zaenudin M.Z, Habib Mundzir Al Musawa dan ustadz Jefri Al Bukhori (rahimahumullah). Serta beberapa ustadz ternama liannya yang muncul setelahnya seperti K.H Moh. Arifin Ilham (rahimahullah), ustadz Fikri Haikal, ustadz Abd. Somad dan beberapa ustadz lainnya yang silih berganti mengisi acara tersebut, diselingi sesi music performance untuk memperkaya tampilan acara yang disiarakan. Dalam perjalanannya hingga saat ini program ini lahir ditengah konflik, isu dan gejolak politik yang terjadi di Indonesia. Konstruksi makna “Islam Damai” dalam program ini untuk menjawab berbagai permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat Indonesia dengan tujuan menjaga persatuan dan kerukunan antar umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbhineka tunggal ika, berlandaskan nilai-nilai keislaman.2 Berbagai macam konflik yang terjadi ditengah-tengah masyarakat Indonesia diawali dengan pengunduran diri Presiden Suharto pada 21 Mei 1998 kala itu dan eranya berganti dengan sebutan "Era Reformasi".3 Kekerasan komunal di berbagai wilayah nusantara (Maluku) dan serangan kelompok teroris keagamaan yang melanda Indonesia menjadi isu sentral kala itu sehingga peran media dibutuhkan dalam menstabilkan keadaan dan mendukung demokrasi di Indonesia.4 Tumbangnya rezim Orde Baru menjadi titik awal munculnya media Islam yang memanfaatkan momentum reformasi dengan berkreasi dan menyajikan isi sebebas mungkin, sesuai selera masing-masing. Jika sebelumnya, penguasa Orde

1https://tvonenews.tv/program, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 2Wawancara dengan Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne, pada tanggal 11 Desember 2019, pukul 11:00 WIB. 3Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru, (PT. Tiara Wacana Yogya 2001), h. 47. 4Ross Tapsell, Kuasa Media di indonesia Kaum Oligarki, Warga dan Revolusi Digital, (Gajah Hidup 2019), h. 56-57.

1

2

Baru memberlakukan berbagai regulasi yang menghambat kebebasan pers, pemerintahan yang menggantikannya memberikan kemerdekaan pers dengan mencabut berbagai peraturan yang membelenggu pers. Semuanya menunjukkan ragam media yang lebih variatif. Penonton pun menjadi lebih banyak pilihan. Segmentasi yang lebih tajam telah dipraktikkan oleh media massa kala itu.5 Ada media Islam yang memilih corak "keras" sehingga terkesan "radikal", ada yang moderat. Ada yang lebih memilih sajian politik, ada yang tetap menjadi media organisasi, ada juga yang lebih memilih sajian tentang wanita, keluarga, bahkan anak-anak. Ada beberapa media yang menggunakan bahasa yang tegas, lugas dan berani, bahkan cenderung provokatif. Sementara, dari segi isu yang diangkat juga menurunkan tema-tema yang sensitif, termasuk yang berkenaan dengan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan), tentu saja dengan pendekatan yang sangat mencerminkan kepentingan Islam.6 Diantara pers Islam yang muncul pada saat itu diantaranya: Harian Republika, Majalah Sabili, Majalah Ummi, Majalah Aku Anak Shaleh dan Majalah Suara . Harian Republika merupakan koran nasioanal muslim yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim. Majalah Sabili merupakan majalah yang sering disebut "radikal" tetapi justru mampu meraih jumlah pembaca yang besar. Majalah Ummi merupakan majalah keluarga wanita muslimah yang telah berkembang menjadi group media dengan beberapa anak perusahaan. Majalah Suara Muhammadiyah adalah majalah resmi organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar kedua setelah Nahdatul Ulama. Majalah Aku Anak Shaleh, adalah majalah bersegmen anak Muslim yang mampu menjadi alternatif dalam pasar majalah anak-anak di Indonesia.7 Tidak hanya media cetak saja yang kerap memberikan berita yang bernuansa religi namun media mainstream (televisi) pun juga hadir menayangkan program religi. Seperti Aa Gym dengan program Manajemen Qalbu-nya dan Arifin Ilham dengan program dzikirnya. Keduanya terkenal bisa menggerkan

5Subhan Afifi, Profil Pers Islam di Era Reformasi, Jumal llmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2005, h. 1. 6Choirul Mahfud, Ideologi Media Islam Indoensia dalam Agenda Dakwah: Antara Jurnalisme Profetik dan Jurnalisme Provokatif, Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014, h. 3 7Subhan Afifi, Profil Pers Islam di Era Reformasi, h. 1-2.

3

jama‟ah pada penyesalan yang dalam, berujung tangis yang digabung dengan kelegaan dan ketakjuban atas kasih sayang Allah dan keindahan ciptaan-Nya. Para anggota jama‟ah memilih keduanya bukan hanya untuk berkomitmen kembali kejalan Tuhan dan hidup berbeda dengan muslim lainnya melainkan mewujudkan tujuan spritual yang telah mereka dambakan.8 Para penceramah yang dianggap memiliki “suara merdu” yang tampil dalam program religi di televisi cocok untuk berbagi emosi yang mereka coba hidupkan dalam do‟a sehari-hari. Suara mereka yang dalam dan enak didengar membawa hadirin dan pemirsa dirumah terbawa dalam suasana hati bertaubat dan keintiman spritiual yang memudahkan rasa khusyuk dalam berdoa. Televisi menjadi alat yang paling ampuh untuk mempengaruhi, meyakinkan bahkan membentuk suatu opini publik. Televisi juga bergantung pada konstruksi realitas dalam membentuk ideologi yang akan mempengaruhi bentuk program yang akan ditampilkan. Seperti program religi yang merupakan program atau tayangan yang menyampaikan ajaran agama serta pesan-pesan keagamaan dan disampaikan oleh penceramah yang dinilai mengerti ajaran agama. Program atau tayangan ini tentu dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Beragam tema, konsep program dan format tayangannya pun hadir dalam berbagai ragamnya. Dapatlah dikatakan bahwa semua stasiun televisi komersial nasional memiliki program religi, baik televisi yang berkarakter sebagai family entertainment channel maupun information atau news-sport channel, berikut perinciannya: SCTV dengan program “Kata Ustadz Solmed” bersama Ustadz Soleh Mahmud.9 MNCTV dengan program “Siraman Qolbu bersama Ustadz Dhanu.10 ANTV dengan program “Tawakal”, menghadirkan unsur religi malalui sketsa cerita yang dekat dengan keseharian kehidupan masyarakat.11 TransTV dengan

8Greg Fealy dan Sally White, Ustadz Seleb Bisnis Moral & Fatwa Online Ragam ekspresi Islam Indonesia Kontemporer, (Komunitas Bambu, 2012), h. 44-45. 9https://www.SCTV.co.id/religi/kata-ustadz-solmed.html, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 10https://www.mnctv.com/program/siraman-qolbu, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 11https://www.viva.co.id/showbiz/serial/1078613-dua-program-religi-sedot-perhatian- pemirsa-ANTV, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB.

4

program “Islam itu Indah”, bersama Ustadz Maulana, Ustadz Syam serta Oki Setiana Dewi.12 Inews dengan program “Cahaya Hati Indonesia“, bersama ustadz- ustadz ternama Indonesia.13 MetroTV dengan program “Khazanah Islam”, bersama ustadz-ustadz ternama Indonesia.14 Indosiar dengan program “Pintu- Pintu Surga”, bersama Prof. Dr. Nasarudin Umar15 TVOne dengan program Damai Indonesiaku. Program bergenre tabligh akbar ditampilkan dari masjid ke masjid, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya bersama ustadz-ustadz ternama Indonesia.16 Dari beberapa program religi yang disebutkan diatas penulis memilih program Damai Indonesiaku TVOne sebagai studi penelitian ini, karena program ini masih terus konsisten mengudara hingga lebih dari satu dekade. Selain itu program ini lahir bukan karena kebetulan semata tapi karena isu dan gejolak politik yang terjadi di tanah air Indonesia pasca reformasi. Dengan tujuan menjaga persatuan dan kerukunan antar umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbhineka tunggal ika, berlandaskan nilai-nilai keislaman. Sebagaimana Islam mengajarkan pada perdamaian (rasa keadilan dan rasa aman bagi individu) serta mengajarkan umatnya untuk saling menjaga tali persaudaraan dan hubungan antar sesama, seperti pada firman-Nya:

اَِّّ َب ْ اى َُ ْئ ٍُِْ َُ٘ اِ ْخ َ٘ح فَؤَ ْصيِحُ٘ا ثَ ْٞ َِ أَ َخ َ٘ ْٝ ُن ٌْ ٘اۚ َٗارَّقُ َّّللا َ ىَ َعيَّ ُن ٌْ رُ ْش َح َُ َ ُ٘ ﴿ ٠١﴾

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujarat:10).17

Penelitian ini juga akan menguji sejauh mana makna “Islam Damai” dikonstruksi dan dimaknai dalam program Damai Indonesiaku TVOne dalam

12https://www.transtv.co.id/program/28/islam-itu-indah, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 13https://tv.inews.id/programs/view/cahaya-hati-indonesia, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 14https://www.metrotvnews.com/program/khazanah-islam, diakses 25 februari 2020, pukul 10:02 WIB 15https://www.indosiar.com/religious-program/pintu-pintu-syurga.html, diakses, 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 16https://tvonenews.tv/program, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 17Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, (Kelompok Gema Insani, Edisi Tahun 2002), h. 517.

5

pembingkaian (framing) atas tema dan materi yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku lewat televisi. B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH 1. Batasan Masalah Penulis ingin membatasi penelitian ini pada konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” pada program Damai Indionesiaku TVOne menggunakan teori konstruksi sosial realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckman dengan metode analisis framing model Robert M Entman. Serta penulis ingin melihat performa program (capaian rating-share) sebagai data penunjang jalannya program tersebut dan seleksi para penceramah sebelum tampil di televisi. 2. Rumusan Masalah Penulis berusaha merumuskan masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” dalam program Damai Indonesiaku TVOne? C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian tersebut memiliki tujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana program Damai Indonesiaku TVOne mengkonstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” terhadap tema dan materi dakwah Islam yang disampaikan para penceramah, seleksi dan pemilihan para penceramah yang menjadi narasumber di program tersebut dan juga melihat performa program (rating-share). b. Penelitian ini juga diharapkan bisa turut membantu memperkaya khazanah studi program religi di televisi, sehingga nantinya diharapkan dapat dijadikan referensi dan rujukan studi bagi berbagai pihak atau pemangku kepentingan terhadap keberlangsungan dan berkembangnya program-program religi yang diproduksi dan ditayangkan di stasiun televisi.

6

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi terlaksananya dakwah Islam lewat media televisi. Banyaknya peristiwa-peristiwa yang menjadi isu dan perbincangan para pemirsa dirumah sama halnya seperti program dakwah Islam Damai Indonesiaku TVOne. Penelitian ini didedikasikan bagi pengembangan ilmu komunikasi dan menambah kajian ilmu komunikasi, khususnya ilmu kepenyiaran (broadcasting) untuk mengetahui bagaimana konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” yang diterapkan dalam penayangan sebuah program dakwah Islam Damai Indonesiaku TVOne. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi akademisi, praktisi, dan kepada pembaca pada umumnya, serta dapat memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. D. METODOLOGI PENELITIAN 1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif, bekerja dari cara pandang yang berbeda. Pemahaman atau makna dari sebuah fenomena yang dibentuk oleh peneliti dan pandangan subyektif peneliti, secara langsung membentuk cara pandang dalam suatu hasil penelitian. Ketika para peneliti memberikan suatu pemahaman, mereka berbicara berdasarkan makna yang dibentuk dari hasil interaksi sosial dengan orang lain atau objek penelitian dan dari sejarah pribadi mereka sendiri. Penelitian dibentuk dari bawah ke atas dari perspektif individu ke pola luas dan, akhirnya menjadi sebuah teori. Cara pandang dan keikut sertaan peneliti dipengaruhi oleh pengetahuan, kepedulian, dan pengalaman peneliti yang tidak harus memiliki asosiasi. Kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat kita dan orang-orang di dalamnya menjadi suatu karakteristik dan melahirkan pandangan-pandangan baru. Isu-isu seperti pengesahan, marjinalisasi, patriarki hegemoni, dan isu-isu lain yang mempengaruhi

7

kelompok pinggiran perlu ditangani, dan dalam penelitian kualitatif penulis mencoba menyatu dengan individu (objek yang diteliti).18 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis teks media model framing Robert M. Entman yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian juga berupaya memahami situasi, peristiwa, kelompok. atau interaksi sosial tertentu. Penelitian ini dapat diartikan sebagai proses investigatif yang di dalamnya peneliti secara perlahan-lahan memaknai suatu fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, menggandakan, menganalogikan, dan mengklasifikasikan objek penelitian. Penelitian ini melibatkan penulis untuk menyelami setting penelitian. Penulis memasuki dunia informan melalui interaksi berkelanjutan, mencari makna-makna dan perspektif-perspektif informan (peneliti menjelaskan asumsi-asumsi kualitatif).19 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah TVOne sebagai faktor pendukung terlaksananya program ini. Objek penelitian ini adalah program Damai Indonesiaku sebagai bagian dari program religi yang disiarakan TVOne 4. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini terbagi atas data primer dan data sekunder: Data primer, yakni data materi ceramah program Damai Indonesiaku dari tim Damai Indonesiaku TVOne dan data TVR dan share AGB Nielsen Media Research dari tim programing TVOne. Data sekunder, yakni hasil wawancara dengan narasumber utama, yakni Agung Izzul haq sebagai Exekutif Produser program Damai Indonesiaku TVOne dan data-data yang diperoleh dari literatur atau pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti buku-buku pengetahuan, dokumen- dokumen dan lain sebagainya. Selain itu, analisa dan hasil studi yang didapatkan dari beberapa sumber online, juga dijadikan data sekunder.

18Jhon W. Cresswell, Vicki L. Plano Clark, Designing And Conducting Mixed Methods Research (Publisher SAGE Publications Inc Publication City/Country Thousand Oaks, United States 2011), h. 22 19John W Craswell, Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan Mixed, Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2010), h. 252

8

5. Teknik Analisis Data Penelitian ini dianalisa berdasarkan konsep analisis framing versi Robert Entman. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.20 Framing dalam pandangan Entman pada dasarnya memilih beberapa aspek dari realitas yang dirasakan dan membuatnya lebih mengungkapkan teks yang dikomunikasikan Karena dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta. diantaranya: Define problems (pendefinisian masalah), Diagnose causes, (memperkirakan masalah atau sumber masalah), Make moral judgement (membuat keputusan moral) dan Treatment recommendation (menekankan penyelesaian).21 Setelah data-data diperoleh dan dikumpulkan, maka baik data primer dan data sekunder kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif dalam bentuk kajian studi, berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan narasumber dengan menganalisa hasil wawancara berkaitan dengan program Damai Indonesiaku TVOne dan bagian programming TVOne, yaitu perolehan rating dan share yang dihasilkan oleh lembaga riset AGB Nielsen. Proses pengolahan data dimulai dengan membaca dan menelaah seluruh data yang tersedia dengan menggunakan instrumen rating-share by minute, atau analisis data per-menit. Telaah dan analisis (tracking) data per-menit ini tidak dilakukan untuk seluruh data yang ada, melainkan dipilih pada episode- episode tertentu yang dianggap mewakili jenis tema yang dibahas oleh nara sumber (obyek kajian).

20Robert M. Entman, Framing: Toward Clarification of A Fractured Paradigm, (Journal of Communication: Desember 1993), h. 53. 21Robert M. Entman, Framing: Toward Clarification of A Fractured Paradigm, h. 53.

9

6. Pedoman Penulisan Penelitian ini menggunakan buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomor: 507 tahun 2017. E. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti penulis yaitu: 1. Aries Budiono, tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Performa Komunikatif Program Religi di TV Komersial: Analisis Pada “Program Wisata” ANTV. Tesis ini mengkomparasi atau membandingkan pola produksi program Wisata Hati, antara yang dilakukan dengan menggunakan format indoor-studio dibandingkan dengan pola produksi yang menggunakan format outdoor. Kedua pola ini sangat berpengaruh terhadap hasil (output) dan performa program. Kajian terhadap program televisi yang menggunakan perspektif manajemen produksi menjadi objek penelitian program Wisata Hati yang menggunakan dua pola produksi. Penggunaan kedua pola produksi ini berakibat pada perolehan hasil rating dan share yang berbeda dari program Wisata Hati. 2. Musyaffa, tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Konstruksi Pemberitaan Media Online Indonesia Terhadap ISIS (Analisi Framing Kompas.com, Okezone.com, Tempo.co dan Republika.co.id). Tesis ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi media online tentang ISIS, untuk mengetahui pendefinisian masalah, diagnosa masalah, membuat keputusan moral, menekankan penyelesaian masalah ISIS di media online, dan untuk mengetahui perbedaan pembingkaian ISIS oleh keempat media tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis framing Robert M. Entman. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat empat kategori utama, yakni; ISIS: gerakan teroris, upaya berbagai pihak atasi ISIS, ISIS: Media dan Propaganda, serta ISIS dan Eksistensinya di Indonesia. Serta diperoleh

10

pula bahwa seluruh berita pada masing-masing media online tersebut cenderung membicarakan tentang upaya berbagai pihak atas ISIS, kecuali Tempo.co 3. Haryo Radianto, tesis Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Konstruksi Identitas Khalayak Melalui Simbol Signifikan Gerakan Sosial Baru (Studi Kasus Musik Rock Underground Tengkorak band), Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui fenomena sosial tertentu, namun tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi terhadap data. Hal tersebut dimaksudkan juga untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan tuntas. Penelitian ini juga dikonstruksi melalui makna yang tercermin dalam realitas. Penyusunan hasil penelitian tentang realitas sosial yang kompleks dalam bentuk tampilan kalimat yang bermakna dan mudah dimengerti. Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan kunci, yaitu orang yang kompeten, terlibat dan mengetahui banyak informasi dalam proses konstruksi realitas melalui simbol-simbol signifikan Tengkorak band. 4. Nanda Cita Afifah, tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Konstruksi Pemberitaan Kompas.com dan Republika.co.id, Analisis Framing Kerja 100 Hari Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022. Tesis ini ingin melihat bagaimana pembingkaian Kompas.com dan Republika.co.id, terhadap pemberitaan Kinerja 100 Hari Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022. Dari kedua media online tersebut diambil beberapa tema berita untuk dianalisis diantaranya: Penutupan Jalan Tanah Abang, Penutupan Hotel Alexis dan Rumah DP0 Persen. Tesis ini menggunakan teori konstruksi realitas sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitaif dan menggunakan metode analisis framing model Zongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Penelitian tesis ini menunjukkan bahwa konstruksi berita yang dilakukan oleh Kompas.com lebih banyak

11

membuat kritikan terhadap program kerja Gubernur DKI Jakarta. Konstruksi berita yang dibuat Republika.co.id selalu mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta. 5. Adeni, tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institusi Televisi Keislaman: Studi atas Rodja TV sebagai Media Islam Salafi. Tesis ini tidak hanya mengkaji aspek pesan atau orientasi sebuah media Islam, tapi juga melihat secara utuh bagaimana sebuah bentuk bangunan media Islam. Selain itu, beberapa kajian mengenai media salafi di atas pun hanya berkisar pada aspek pesan keislaman dan tidak berusaha melihat institusinya secara tegas. Lebih khusus penelitian ini dilakukan di Rodja TV, sebuah TV salafi di Indonesia. Tentu berbeda konteks dan lingkungannya dengan TV salafi di negara lain. 6. Zikrullah, tesis Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kontruksi Realitas Anak-anak Korban Pembangunan Waduk Jatigede Dalam Film Dokumenter “Salam dari Anak-anak Tergenang”. Tesis ini membahas mengenai Anak-anak yang menjadi korban pembangunan waduk Jatigede yang dibingkai dan dikonstruksi melalui film dokumenter “Salam dari Anak-anak Tergenang”. Melihat persoalan tersebut Bagaimana framing dan konstruksi Anak-anak Korban pembangunan waduk Jatigede dalam film dokumenter “Salam dari Anak-anak Tergenang”. Adapun teori yang digunakan adalah teori framing Zhongdang Pan & Kosicki untuk melihat bagaimana realitas anak-anak korban pembangunan waduk Jatigede disusun, diceritakan, ditulis dan ditekankan. Teori konstruksi sosial oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman untun menelaah konstruksi realitas film dokumenter secara umum, dan film dokumenter “Salam dari Anak-anak Tergenang” dari kehidupan anak-anak yang menjadi korban pembangunan waduk Jatigede 7. Puji Santoso, Jurnal FISIP, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Konstruksi Sosial Media Massa, Jurnal ini menganalisis teori konstruksi sosial yang dilakukan manusia secara subjektif melalui

12

media massa, sebagaimana dikemukakan Berger dan Luckman pada tahun 1960-an. Demikian pula dipaparkan aplikasi teori dalam beberapa penelitian yang dilakukan sejumlah peneliti. Dalam kajian ini diketahui bahwa media massa menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, subjektivasi, dan internalisasi dalam mengkonstruksi realitas sosial. Posisi konstruksi sosial media massa adalah mengkoreksi kelemahan dan melengkapi konstruksi sosial atas realitas, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan konstruksi sosial media massa atas konstruksi sosial relitas. 8. Ardhina Pratiwi, Jurnal UIN Yogyakarta, Konstruksi Realitas dan Media Massa (Analisis Framing pemberitaan LGBT di Republika dan BBC News Model Robert M Entman). Jurnal ini ingin mengetahui lebih dalam bagaimana Republika dan BBC News dalam melakukan framing tentang pemberitaan LGBT. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu peneliti ingin melihat gambaran dan fenomena sosial yang terdapat dalam pemberitaan LGBT. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan framing menggunakan model Robert N. Entman. Subjek penelitian ini surat kabar Republika dan BBC News online, sedangkan objek penelitiannya adalah pemberitaan terkait LGBT. 9. T. Titi Widaningsih, Jurnal Universitas Sahid Jakarta, Konstruksi Realitas Perempuan dalam Berita Harian Kompas, Jurnal ini ingin melihat bagaimana Harian Kompas mengontruksi perempuan dengan penggunaan berbagai pilihan kata dan kalimat. Pemakaian kalimat pada Harian Kompas menunjukkan bahwa penyusunan kalimat memberi gambaran yang tidak menguntungkan perempuan seperti penggambaran perempuan yang tidak rasional, mudah putus asa, dan selalu disalahkan. Harian ini dalam pemberitaannya melakukan eksklusi dan marginalisasi terhadap perempuan dengan mengucilkan, memandang rendah, dan memberikan penggambaran yang buruk

13

terhadap perempuan. Penggambaran tersebut menempatkan perempuan sebagai pihak yang disalahkan ketika terjadi kekerasan terhadap perempuan dan adanya pembenaran atas perlakukan kekerasan terhadap perempuan. 10. Ayub Dwi Anggoro, Jurnal FISIP, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Media Politik dan Kekuasaan (Analisis Framing Model Robert N. Entman tentang pemberitaan hasil pemilihan Presiden, 9 Juli 2014 di TVOne dan MetroTV). Jurnal ini menggunakan pendekatan Analisis Framing Robert N. Entman, identifikasi tentang penggunaan media televisi untuk kepentingan politik demi mencapai kekuasaan di klasifikasikan dengan melakukan analisis bingkai sebuah peristiwa yang diberitakan yakni berita soal Pilpres 2014 di kedua korporasi media tersebut melalui pembahasan define problems (Pendefinisian masalah), diagnose causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah), make moral judgement (Membuat keputusan moral), treatment recommendation (Menekankan penyelesaian). Dari analisis tersebut ditemukan keberpihakan media pada pasangan calon presiden dalam konten pemberitaan yang disiarkan. TVOne membingkai program pemberitaan yang mencitrakan Prabowo dan Hatta Rajasa sebagai pemenang Pemilu 2014-2019 sedangkan MetroTV Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pemenang pemilu 2014-2019.

14

F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini terdapat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, penelitian terdahulu serta sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori konstruksi sosial realitas, analisis framing, konsep dakwah Islam, makna damai, media televisi di Indonesia, program siaran religi di televisi dan kerangka berpikir yang akan diulas secara rinci terkait fokus dan pembahasan pada tesis ini. Pengulasan tersebut dijabarkan dari kerangka pemikiran sebagai ulasan yang lebih luas mengenai hal-hal yang menjadi panduan dalam lingkup teori. BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN Bagian ini membahas mengenai profil dan sejarah TVOne sebagai salah satu televisi komersial, profil dan sejarah program Damai Indonesiaku TVOne dan survei kepemirsaan dari AGB Nielsen Media Research. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Bab ini berisi uraian penyajian data dan temuan penelitian baik data primer maupun sekunder. BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan rumusan teori baru dari penelitian. Kemudian bab ini juga berisi hasil analisis data dan intepretasi dari obyek penelitian yang akan memaparkan beragam temuan serta fakta yang terjadi di lapangan. Melalui data-data yang diperoleh dengan metode analisis teks media, dengan teknik pengumpulan data yang mendukung, yakni wawancara, dokumentasi serta data-data yang bersumber dari kepustakaan. BAB VI PENUTUP Pada bagian ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran dari penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Konstruksi Sosial Realitas Teori Konstruksi Sosial Realitas dimunculkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Menurutnya hubungan antara manusia, sebagai produsen dan dunia sosial sebagai produknya, tetap merupakan yang dialektis. Artinya, manusia (tentunya tidak dalam keadaan terisolasi, tetapi dalam kolektivitas-kolektivitasnya dan dunia sosialnya, berinteraksi satu sama lain. Masyarakat merupakan produk manusia. Masyarakat merupakan kenyataan obyektif maupun subyektif. Manusia merupakan produk sosial.22 Masyarakat dipandang sebagai dialektika antara data- data objektif dan makna-makna subjektif, yaitu sebagai bentuk dari interaksi timbal balik antara apa yang dialami masyarakat sebagai realiatas diluar dirinya (lembaga-lembaga yang di hadapi oleh individu). Dengan kata lain, segala realitas sosial mempunyai komponen esensial kesadaran akan hidup sehari-hari sehingga mampu melintasi peristiwa dan perjumpaanya dengan orang lain dalam membentuk kehidupan sosial.23 Adapun asal usul konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Dalam aliran filsafat gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Sokrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan ide. Gagasan tersebut semakin lebih konkret lagi setelah Aristoteles mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya. Ia mengatakan bahwa, manusia adalah makhluk sosial, setiap pernyataan harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika dan dasar pengetahuan adalah fakta. Inilah yang menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan gagasan-gagasan konstruktivisme sampai saat ini.24

22Peter L Berger & Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, (Penguin Books, First published in the USA 1966), h. 78. 23Peter L Berger, Brigitte Berger, Hansfried Kellner, Pikiran Kembara Modernisasi dan Kesadaran Manusia, (Penerjemah: Widyamartaya, Lic, Phil - Kanisius, Yogyakarta 1992), h. 18- 19. 24Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, cet-3, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 13

15

16

Ada tiga macam typologi konstruktivisme: pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotetis: ketiga, konstruktivisme biasa.25 1) Konstruktivisme radikal: hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran kita (percaya realitas adalah hasil berpikir). Bentuk itu tidak selalu representasi dunia nyata. Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Pengetahuan bagi mereka tidak merefleksi suatu realitas ontologis obyektif, namun sebuah realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang. Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang pasif. Karena itu konstruksi harus dilakukan sendiri olehnya terhadap pengetahuan itu, sedangkan lingkungan adalah sarana terjadinya konstruksi itu. 2) Realism hipotetis: menjelaskan pengetahuan adalah sebuah hipotesis (penyimpulan sementara) dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki. 3) Konstruktivisme biasa: telah mengambil semua konsekuensi konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Kemudian pengetahuan individu dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam dirinya sendiri (realitas apa adanya).26 Dari ketiga macam konstruktivisme, terdapat kesamaan di mana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya. Individu kemudian membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihat itu berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya.27 Konstrukivisme macam inilah yang oleh Berger dan Luckmann, disebut dengan konstruksi sosial Berger dan Luckman, mulai menjelaskan realitas sosial

25Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), h. 25. 26Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, h. 27. 27Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, h. 30.

17

dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetatahuan”. kenyataan diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam fenomena-fenomena yang sudah diauki dan tidak tergantung kepada kehendak individu. Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa fenomena-fenomena itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik bagi individu.28 Berger dan Luckman melalui teori ini ingin mengemukakan, bahwa realitas adalah hasil ciptaan manusia belaka. Realitas sosial merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Dengan demikian, individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksikan berdasarkan kehendaknya.29 Burger dan Luckmann mengatakan terjadi dialektika antara individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.30 1) Eksternalisasi, yaitu kesadaran individu mengekspresikan dirinya dengan dunia sosio-kultural. Eksternalisasi adalah usaha pencurahan diri manusia ke dalam dunia luar, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Manusia selalu mencurahkan diri ke dalam dunia tempat ia berada untuk mengekspresikan dirinya dengan lingkungannya. Masyarakat adalah produk manusia, bahwa manusia selalu berada dalam proses mengimbangi dirinya sendiri. Dalam proses ini manusia membangun suatu dunia yang dihasilkan oleh dirinya sendiri untuk merealisasikan kehidupannya.31 Melalui proses dialektika ini, maka realitas sosial dapat dilihat dari ekspresi individu dengan lingkungannya sehingga menjadi bagian dari dunia sosio-kulturalnya. Dengan kata lain, eksternalisasi terjadi pada tahap yang sangat mendasar, dalam satu pola perilaku ekspresi diri antara individu dengan lingkungannya. Proses ini telah menjadi bagian penting bagi individu untuk memahami realitas sosialnya. Secara

28Peter L Berger & Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, h. 13 29Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. “Konstruksi Media Kompas Online terhadap Peristiwa Pengungsi Rohingya”, Jurnal Komunikasi Massa Vol.6 No. 2, Juli 2013, h. 190. 30Peter L. Berger and Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, h. 149. 31Peter L. Berger, Langit Suci Agama Sebagai Realitas Sosial, (Penerjemah, Hartono – Jakarta: LP3ES, 1991), h. 5-7.

18

konseptual proses eksternalisasi tersebut yaitu ekspresi individu dengan lingkungannya dengan nilai dan tindakan.32 2) Objektivasi, yaitu interaksi individu dengan dunia sosio-kultural yang terjadi dalam dunia intersubyektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi, dengan membangun kesadaran menjadi tindakan yang sudah terpola dan mapan. Dalam proses institusionalisasi tersebut, nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam melakukan penafsiran terhadap tindakan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan, sehingga apa yang disadari adalah apa yang dilakukan.33 Pada tahap ini baik individu maupun masyarakat yang melakukan suatu tindakan tertentu tidak hanya berdasarkan atas apa yang dilakukan oleh masyarakat sebelumnya (sekadar ikut-ikutan), namun mereka memahami betul argumen, tujuan dan manfaat dari tindakan tersebut. Objektivasi adalah hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia. Objektivasi masyarakat meliputi beberapa unsur misalnya institusi, peranan, identitas. Keluarga merupakan contoh sebuah institusi yang secara objektif real “ada di sana” dapat memaksakan pola-pola tertentu pada individu yang hidup dalam lingkungannya. Suatu peranan memiliki objektivitas yang serupa. Peranan ini memberikan modal bagi tata kelakuan individual. Seseorang dapat saja tidak menyukai peranan yang harus ia mainkan, namun peranan itu mendiktekan apa yang mesti dilakukan sesuai dengan deskripsi objektivnya. Masyarakat menyediakan identitas bagi individu. Dalam konteks ini, dialektika intersubjektif antara individu dengan dunia realitas yang berbeda di luar dirinya telah melegitimasi dirinya terhadap pemaknaan baru dalam memahami realitas sosial lingkungannya atau lembanganya. Semua kegiatan manusia bisa mengalami proses habitualisasi atau pembiasaan, yaitu proses ketika

32Peter L. Berger, Langit Suci Langit Suci Agama Sebagai Realitas Sosial, h. 5-7 33Peter L. Berger and Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyatan Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, (Penerjemah , Hasan Basri; Pengantar: Frans M Perera- Jakarta: LP3ES, 1990), h. 125-127.

19

tindakan rasional bertujuan tersebut telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam tahapan ini tidak perlu lagi banyak penafsiran terhadap tindakan, karena tindakan tersebut sudah menjadi bagian dari sistem kognitif dan sistem evaluatifnya. Dengan demikian, ketika tindakan tersebut telah menjadi sesuatu yang habitual, maka ia telah menjadi tindakan yang mekanis, yang otomatis dilakukan.34 3) Internalisasi, yaitu kesadaran individu mengidentifikasi dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Dengan kata lain internalisasi merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat. Terdapat dua hal penting dalam internalisasi yang dilakukan diantaranya: melalui jalur “sosialisasi primer” yaitu sosialisasi pertama yang dialami individu dari kecil hingga dewasa dan menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sedangkan jalur “sosialisasi sekunder” adalah sosialisasi individu kedalam sektor dunia baru masyarakat (organisasi).35 a. Di dalam sebuah keluarga inilah akan terbentuk pemahaman dan tindakan individu sesuai dengan pemahaman yang dianut. Dalam konteks ini, dalam sebuah keluarga yang didominasi oleh pemikiran keagamaan puritan misalnya, maka akan mengahasilkan transformasi pemikiran agama yang puritan, dan begitu pula sebaliknya, jika dalam keluarga didominasi oleh pemikiran keagamaan yang moderat, maka akan menghasilkan transformasi pemikiran agama yang moderat pula, dan begitu seterusnya.

34Peter L. Berger and Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyatan Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, h. 63-91. 35Peter L. Berger and Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyatan Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, h. 178, 188.

20

b. Dalam konteks ini, media massa atau televisi adalah merupakan jalur sosialisasi skunder dan merupakan media sosialisasi yang efektif bagi pembentukan pola kehidupan sehari-hari. Di sini seseorang akan lebih mudah untuk diidentifikasi berdasarkan atas apa yang dilakukan dalam kesehariannya dan dalam interaksinya dengan lingkungannya. Misalnya, orang yang suka nonton acara religi maka akan diidentifikasi sebagai seorang yang religius, demikian pula orang yang suka nonton acara musik maka akan diidentifikasi sebagai pengamat musik atau penikmat musik. Dalam konteks intern umat beragama, orang yang shalat subuh memakai qunut akan diidentifikasi sebagai orang NU dan jika tidak, akan diidentifikasi sebagai Muhammadiyah, dan begitu seterusnya. Tiga momen dialektika itu memunculkan suatu proses konstruksi sosial yang dilihat dari segi asal mulanya merupakan hasil ciptaan manusia. Melalui eksternalisasi, kesadaran individu mencurahkan dirinya dengan lingkungannya baik secara mental maupun fisik diluar dirinya. Melalui objektivasi interaksi diri dengan lingkungannya hasil dari eksternalisasi sehingga memunculkan pemaknaan baru yang disepakati bersama dan menjadi rutinitasnya atau kebiasaannya. Melalui internalisasi yaitu kesadaran individu meresapi realitas sosialnya kedalam dirinya.36 Teori dan pendekatan konstruksi realitas sosial Peter Berger dan Luckmann telah direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Dengan demikian, sifat dan kelebihan media massa telah memperbaiki kelemahan proses konstruksi sosial atas realitas yang “berjalan lambat” itu.37 Kekuatan atas produk media yang begitu signifikan mempengaruhi masyarakat, sebuah kewajaran jika pada teori konstruksi sosial media massa menitik beratkan pada aspek the power of influence sebagaimana terdapat pada prinsip dasar dari National Association for Media Literacy Education‟s adalah:

36Peter L. Berger, Langit Suci Langit Suci Agama Sebagai Realitas Sosial, h. 4-5. 37Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 75.

21

pertama semua pesan media dikonstruksi, kedua setiap media memiliki karakteristik, kekuatan, dan keunikan “membangun bahasa” yang berbeda. Ketiga pesan media diproduksi untuk suatu tujuan. Keempat semua pesan media berisi penanaman nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Kelima manusia menggunakan kemampuan, keyakinan, dan pengalaman mereka untuk membangun sendiri arti pesan media. Keenam media dan pesan media dapat mempengaruhi keyakinan, sikap, nilai, perilaku, dan proses demokrasi.38 Adapun substansi teori konstruksi sosial media massa menekankan pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi realitas sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini masyarakat yang cenderung apriori dan sinis.39 B. Analisis Framing Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Mulanya, frame didasarkan pada stuktur konseptual dan kepercayaan dengan menyediakan kategori-kategori. Lalu, konsep tersebut dikembangkan oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas. Ada dua kelas utama dari bingkai menurut Goffman, yakni: Alam dan Sosial. Jika alam maka murni karena fisik, jika sosial, maka menggabungkan latar belakang yang menggabungkan kehendak, tujuan, dan pengendalian tujuan dari kecerdasan, dan hal hal yang berkaitan dengan manusia.40 Framing yang dijalankan oleh media dengan menseleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain. Media harus menempatkan posisinya sebagai sebuah institusi yang mengedepankan realitas berbasis fakta. Goffman berpendapat bahwa “kita sering menggunakan kata “real” yang dijadikan sebagai kata yang bermakna kontras dengan kejadian yang “unreal”. Tetapi, jika terjadi sesuatu yang tidak nyata, maka kita tidak perlu merubahnya menjadi hal yang nyata

38Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, h. 84. 39Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, cet-3, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h.194. 40Erving Goffman, Frame Analysis: As Esseay on the Organization of Experience, (U.S.A:Harper COLOPHON, 1974), h. 21-22.

22

sebagai sebuah realitas. Meskipun, hal tersebut dapat didramatisasi. Realitas ataupun dramatisasi sekalipun, dapat dikonstruksi sebagai sebuah hal yang asli atau nyata, meskipun hanya sebagai balutan citra.41 Robert M. Entman dalam jurnal komunikasinya mengatakan: 42 “Framing essentially involves selection and salience. To frame is to select some aspects of a perceived reality and make them more salient in a communicating text, in such a way as to promote a particular problem definition, causal interpretation, moral evaluation, and/or treatment recommendation for the item described.”

“Firsly, define problems is determine what a causal agent is doing with what costs and benefits, usually measured in terms of common culteral values. Secondly, diagnose causes – identify the froces creating the problem. Thirdly, make moral judgments, evaluate causal agents and their effects. Fourly, suggest remedies, offer and justify treatments for the problems and predict their likely effects.”

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.43 Framing dalam pandangan Entman pada dasarnya memilih beberapa aspek dari realitas yang dirasakan dan membuatnya lebih mengungkapkan teks yang dikomunikasikan Karena dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta. Entman membagi empat perangkat dalam menyeleksi isu dan peristiwa, yaitu define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah), make moral judgement (membuat keputusan moral) dan Treatment recommendation (menekankan penyelesaian).44

41Erving Goffman, Frame Analysis: As Esseay on the Organization of Experience, h. 560-561. 42Robert M. Entman, Framing: Toward Clarification of A Fractured Paradigm, (Journal of Communication: Desember 1993),h. 52. 43Robert M. Entman, Framing: Toward Clarification of A Fractured Paradigm, h. 53. 44Eriyanto, Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (PT LKiS Printing Cemerlang Yogyakarta, 2002) h. 225.

23

Berikut penjelasannya: Perangkat Penjelasan Define problems (pendefinisian menekankan bagaimana isu yang masalah) diangkat sebagai apa? atau masalah apa? Diagnose causes, (memperkirakan Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh masalah atau sumber masalah) apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah?

Make moral judgement (membuat Nilai moral apa yang disajikan untuk keputusan moral) menjelaskan msalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau melegitimasi suatu tindakan?

Treatment recommendation Penyelesaian apa yang ditawarkan (menekankan penyelesaian) untuk mengatasi masalah atau isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?

Tabel. 2.1: Perangkat Analisis Framing model Robert M. Entman. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh media ketika menseleksi isu dan memberikan informasi.45 Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok tentu mempunyai peluang besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami realitas. Karena itu dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain, serta menonjolkan aspek isu tertentu dan menggunakan berbagai strategi wacana serta penempatan yang mencolok (menempatkan di

45Alex Sobur, “Analisis Teks Media: Suatu Pengantar analisis wacana, analisis semiotika, dan analisis framing”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2009), h. 164..

24

headline, di halaman depan, atau bagian belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan. Kata penonjolan (salience) didefinisikan sebagai membuat sebuah informasi lebih diperhatikan, bermakna, dan berkesan.46 Penulis berpendapat bahwa teori konstruksi realitas sosial Berger dan Luckman serta konsep framing model Entman terhadap penyeleksian isu dan peristiwa yang disajikan Damai Indonesiaku sangat relevan dengan penilitian ini. Pusat studi penelitian ini terfokus pada konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” dengan tema-tema yang disajikan setiap minggunya. Nilai konstruksi realitas sosial pada program Damai Indonesiaku didasarkan atas bagaimana framing tema dan materi dakwah yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku lewat televisi. Sehingga pesan dakwah Islam Damai Indonesiaku yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh penonton dirumah. C. Konsep Dakwah Islam Dakwah dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja da‟a, yad‟u, da‟watan. Kata da‟a mengandung arti mengajak, menyeru, memanggil, maka da‟watan 47 berarti ajakan, seruan, panggilan. Secara terminologi, banyak pendapat tentang definisi dakwah, diantaranya: 1) Menurut Syeikh Ali Makhfuz dalam kitabnya Hidayat al-Mursyidin bahwa dakwah mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan menuruti petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.48 2) Menurut Muhammad Natsir, dakwah adalah usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat tentang

46Alex Sobur, “Analisis Teks Media: Suatu Pengantar analisis wacana, analisis semiotika, dan analisis framing”, h. 164.. 47Masyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Yogyakarta: AI Amin press, 1997), h. 8 48Syeikh Ali Makhfuz, Hidayat al Mursyidin, Terjemahan Chodijah Nasution, (Yogyakarta: Tiga A, 1970), h. 17

25

pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang meliputi amar 49 ma‟ruf nahi mungkar. 3) Menurut S.M. Nasruddin Latif, dakwah adalah usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainya yang bersifat menyeru, menganjak, memanggil manusia lainya untuk beriman dan mentaati Allah SWT. Sesuai dengan garis-garis akidah syari‟ah serta akhlak Islamiyah.50 4) Menurut Prof Dr. dakwah adalah seruan dan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang pada dasarnya berkonotasi positif dengan substansinya terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma'ruf nahi mungkar.51 5) Menurut Toha Yahya Omar, Dakwah Islam adalah kegiatan persuasif yang bertujuan untuk membentuk manusia yang takwa.52 Dalam Al-Qur‟an kata dakwah dapat kita jumpai pada beberapa tempat, dengan berbagai macam bentuk dan redaksinya. 53 Seperti pada firman-Nya, dalam surat An-Nahl ayat 125: 54

ْادعُ إِلَ ٰى سَبِ ِيل َربِّ َك بِبلْ ِح ْك َمةِ َو الْ َم ْى ِعظَةِ الْ َحسَنَةِ ۖ َو َجبدِلْهُ ْم بِبلَّتِي هِ َي أَ ْحسَ ُه ۚ إِ َّن َربَّ َك هُ َى أَ ْعلَمُ بِ َم ْه َضلَّ عَ ْه سَبِيلِهِ ۖ َوهُ َى أَ ْعلَمُ بِبلْمُهْتَذِ َيه Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan carayang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petuntuk.. Kata “Islam” adalah bentuk masdhar (kata benda asal) dari kata aslama, yuslimu, islaaman yang berarti menyerah penuh. Yakni kepada petunjuk dan peraturan Allah SWT. Orang yang bersifat melakukan penyerahan ini dinamakan muslim. Banyak yang mengartikan Islam dengan selamat (bersih dari cacat lahir

49Muhammad Natsir, Fiqh al Da‟wah Dalam Majalah Islam, Kiblat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka 1971), h.7 50Nasruddin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiya, (Jakarta: Firma Dara, 1979), h.11 51Hamka, Pelajaran Agama Islam, (Jakarta:Bulan Bintang 1956) h.23 52Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1971), h. 1. 53Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Dakwah Bekal Perjuangan Para Da‟i, (SinarGrafita Offset, 2008), h 17-18. 54Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, (Kelompok Gema Insani, Edisi Tahun 2002), h 282.

26

dan batin) arti ini di ambil dari salama, yuslamu, salaaman. Ada juga yang mengartikan “damai” karena dikatakan berasal dari kata salama, yaslimu, silmun.55 Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Sebagai upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah, yakni Al-Islam.56 Islam datang sebagai dakwah universal, beriman dengan seluruh kitab-kitab dan para Rasul, mengajak kepada peraturan dan kesatuan karena Allah SWT, umat yang satu, kitab yang satu, yaitu tauhid kepada Allah SWT, serta menegakkan akhlak.57 Islam sebagai pesan dakwah dijelaskan dalam Al-Qur‟an memiliki beberapa karakteristik, 58 yaitu: 1) Islam sebagai agama fitrah dan lurus (QS. Al-Rum: 30); َٰ َٰ فَؤَقِ ٌْ َٗ ْجَٖ َل ىِ ِّيذ ِِٝ َحِْٞفًب فِ ْط َش َد َّّللا ِ اىَّزِٜ فَ َط َش اىَّْ َبس َعيَ ْٖٞبَ ََل رَ ْج ِذ َٝو ىِ َخ ْي ِق َّّللا ِ ۚ َرىِ َل ِّاىذ ُِٝ ْاىقَِّٞ ٌُ َٗىَ ِن َِّ أَ ْمثَ َش اىَّْ ِبس ََل َٝ ْعيَ َُ َُ٘ ﴿ ٠١﴾ Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.59 2) Islam sebagai agama rasional dan pemikiran (QS. Al-Baqarah:164 ; Ali-Imran :191);

اِ َُّ فِٜ َخ ْي ِق َّاىس َ َبٗ ِاد َٗ ْاْلَ ْس ِض َٗ ْاخزِ ََل ِف اىيَّ ْٞ ِو َٗاىََّْٖ ِبس َٗ ْاىفُ ْي ِل اىَّزِٜ رَ ْج ِشٛ فِٜ ْاىجَ ْح ِش ثِ َ ب َٝ ْفَعُ اىَّْ َبس َٗ ٍَب َ َّّللا ُ ٍِ َِ َّاىس َ ِبء ٍِ ِْ ٍَ ٍبء فَؤَ ْحَٞب ثِ ِٔ ْاْل ْس َض ثَ ْع َذ ٍَ ْ٘رَِٖب َٗثَ َّث فِٖٞ َب ٍِ ِْ ُم ِّو َداثَّ ٍخ َٗرَ ْص ِش ِٝف ِّاىشَٝ ِبح َٗ َّاىس َح ِبة أَ ّْ َز َه ْاى َُ َس َّخ ِش ثَ ْٞ َِ َّاىس َ ِبء َٗ ْاْلَ ْس ِض ََٟٝ ٍبد ىِقَ ْ٘ ًٍ َٝ ْعقِيُ َُ٘ ﴿ ٠٣١﴾ Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

55Bustanuddin Agus, Al-Islam, Buku Pedoman Kuliah Mahasiswa untuk Mata Ajaran Agama Islam, (PT Raja Grafindo Persada Jakarta.1993), h. 59. 56Masdar Helmy, Da‟wah dalam Alam Pembangunan ,(Semarang: Toha Putra, 1973), h. 31 57Abdullah Syihata, Da‟wah Islamiyah, (Departemen Agama 1986), h. 11. 58Syukriadi Sambas, dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 48-49. 59Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 408

27

berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.60 َٰ اىَّ ِز ٝ ََِٝ ْز ُم َشُُٗ َّّللا َ قَِٞ ًبٍب َٗقُ ًعُ٘دا َٗ َعيَ َٰٚ جُُْ٘ثِ ِٖ ٌْ ََٝٗ َزفَ َّن َشُُٗ فِٜ َخ ْي ِق َّاىس َ َبٗ ِاد َٗ ْاْلَ ْس ِض َسثََّْب ٍَب َخيَ ْق َذ َٕ َزا ثَ ِبط ًَل ْسُج َح َبّ َل فَقَِْب َع َز َاة اىَّْ ِبس ﴿ ٠٩٠﴾ Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.61 3) Islam sebagai agama fiqhiyah, ilmiah dan hikmah (QS. Al-Baqarah: 226 ; Al- An‟am : 25; Al-A‟raf: 178 ; dan Al-Jumu‟ah : 2);

ىِيَّ ِز ْٝ َُِٝئىُ َُ٘ ٍِ ِْ ِّ َسبئِ ِٖ ٌْ رَ َش ُّثصُ َأ ْسثَ َع ِخ أَ ْش ٍُٖش ۖ فَبِ ُْ فَ ُبءٗا فَبِ َُّ َّّللا َ َغفُ ٘س َس ِح ٌٞ ﴿ ٢٢٣﴾

Artinya: Kepada orang-orang yang meng ilaa´ isterinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.62

َٗ ٍِ ْ ٌُْٖ ٍَ ِْ َٝ ْس َز َِعُ اِىَ ْٞ َل ۖ َٗ َج َع ْيَْب َع َي َٰٚ قُيُ٘ثِ ِٖ ٌْ أَ ِمَّْخً أَ ُْ َٝ ْفقَُُٖ٘ٓ َٗفِٜ َآراِّ ِٖ ٌْ َٗ ْق ًشا َٗ اِ ُْ َٝ َش ْٗا ُم َّو آَٝ ٍخ ََل ُْٝئ ٍُِْ٘ا ثَِٖب َحزَّ َٰٚ اِ َرا َج ُبء َٗك َُٝج ِبدىَُّ٘ َل َٝقُ٘هُ اىَّ ِز َِٝ َمفَشُٗا اِ ُْ َٰٕ َ َزا اِ ََّل أَ َس ِبط ٞشُ ْاْلَ َّٗىِ َِٞ ﴿ ٢٢﴾

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu.63

60Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 26. 61Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 76. 62Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 37. 63Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 131.

28

َٰ ٍَ ِْ َٝ ْٖ ِذ َّّللا ُ فَ َُٖ٘ ْاى َُ ْٖزَ ِذْٝ ِْ ٍَ َٗ ۖ ُٛضيِ ْو فَؤُٗىَئِ َل ُٕ ٌُ ْاى َخ ِبس َشُُٗ ﴿ ٠٧١﴾

Artinya: Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.64

ُٕ َ٘ اىَّ ِزٛ ثَ َع َث فِٜ ْاْلُ َٞ ٍِِِّّٞ َس ًسَُ٘ل ٍِ ْ ٌُْٖ َٝ ْزيُ٘ َعيَ ْٞ ِٖ ٌْ آَٝبرِ ِٔ َٗ َُٝز ِّم َٝ َٗ ٌْ ُِٖٞعيِّ َُ ٌُُٖ ْاى ِنزَ َبة َٗ ْاى ِح ْن َخَ َٗاِ ُْ َمبُّ٘ا ٍِ ِْ قَ ْج وُ ىَفِٜ َض ََل ٍه ٍُجِ ٍِٞ ﴿ ٢﴾

Artinya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah) Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.65 4) Islam sebagai agama demonstratif (burhan) dan argumentatif (hujjah) (QS. An-Nisa: 30 ; dan Al-An‟am: 83); َٰ َٰ َٗ ٍَ ِْ َٝ ْف َع ْو َرىِ َل ُع ْذ َٗاًّب َٗظُ ْي ًَب فَ َس ْ٘ َف ُّ ْصيِ ِٞٔ َّ ًبسا َٗ َم َبُ َرىِ َل َعيَٚ َّّللا ِ َٝ ِس ًٞشا ﴿ ٠١﴾

Artinya: Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.66

َٗرِ ْي َل َّحُجزَُْب َآر َْْٞبَٕب اِ ْث َش ِإ ٌَٞ َعيَ َٰٚ قَ ْ٘ ٍِ ِٔ َّ ْشفَعُ َد َس َج ٍبد ٍَ ِْ َّ َش ُبء ۗ اِ َُّ َسثَّ َل َح ِن ٌٞ َعيِ ٌٞ ﴿ ١٠﴾

Artinya: Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.67 5) Islam sebagai agama hati (al-qalb), kesadaran (wijdan), dan nurani (dhamir) (QS. Qaaf: 37) َٰ اِ َُّ فِٜ َرىِ َل ىَ ِز ْم َش َٰٙ ىِ َ ِْ َم َبُ ىَُٔ قَ ْي ت أَ ْٗ أَ ْىقَٚ َّاىس َْ َع َُٕٗ َ٘ َش ِٖ ٞذ ﴿ ٠٧﴾

64Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 174. 65Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 554. 66Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 84. 67Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 139.

29

Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.68 6) Islam sebagai agama kebebasan (huriyah) dan kemerdekaan (istiqlal) (QS. Al- Baqarah: 170, 256; dan Al-Maidah: 107);

َٗاِ َرا قِ َٞو ىَ ٌُُٖ ارَّجِعُ٘ا ٍَب أَ ّْ َز َه َّّللا ُ قَبىُ٘ا ثَ ْو َّزَّجِعُ ٍَب أَ ْىفَ َْْٞب َعيَ ْٞ ِٔ آثَ َبءَّب ۗ أَ َٗىَ ْ٘ َم َبُ آثَ ُبإُٕ ٌْ ََل َٝ ْعقِيُ َُ٘ َش ْٞئًب َٗ ََل َٝ ْٖزَ ُذ َُٗ ﴿ ٠٧١﴾

Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk? 69

ََل اِ ْم َشآَ فِٜ ِّاىذ ِِٝ ۖ قَ ْذ رَجََّٞ َِ ُّاىش ْش ُذ ٍِ َِ ْاى َغ ِّٜ فَ َ ِْ ٝ َ ْنفُ ْش ثِبىطَّ ُبغ ِ٘د َٗ ُْٝئ ٍِ ِْ ث ِ َّبّلل ِ فَقَ ِذ ْاسزَ َْ َس َل ثِ ْبى ْعُش َٗ ِح ْاى ُ٘ ْثقَ َٰٚ ََل ْاّفِ َص َبً ىََٖب ۗ َٗ َّّللا ُ َس َِ ٞع َعيِ ٌٞ ﴿ ٢٢٣﴾

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.70

فَبِ ُْ ُعثِ َش َعيَ َٰٚ أََّّ ََُٖب ْاسزَ َحقَّب اِ ْث ًَب فَ َآخ َش ِاُ َٝقُ ٍَ٘ ِبُ ٍَقَ َبٍ ََُٖب ٍِ َِ اىَّ ِز َِٝ ْاسزَ َح َّق َعيَ ْٞ ِٖ ٌُ ا ْْلَ ْٗىََٞ ِبُ فَ ُْٞق ِس َ ِبُ ث ِ َّبّلل ِ ۚىَ َشَٖ َبدرَُْب أَ َح ُّق ٍِ ِْ َشَٖ َبدرِ ِٖ َب َٗ ٍَب ْاعزَ َذ َْْٝب اَِّّب اِ ًرا ىَ َِ َِ اىظَّبىِ َِ َِٞ ﴿ ٠١٧﴾

Artinya: Jika diketahui bahwa kedua (saksi itu) membuat dosa, maka dua orang yang lain di antara ahli waris yang berhak yang lebih dekat kepada orang yang meninggal (memajukan tuntutan) untuk menggantikannya, lalu keduanya bersumpah dengan nama Allah: "Sesungguhnya persaksian kami labih layak diterima daripada persaksian kedua saksi itu, dan kami tidak melanggar batas,

68Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 521. 69Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 27. 70Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 43.

30

sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang yang menganiaya diri sendiri.71 7) Islam sebagai agama kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam (rahmatan lil „alamin) (QS. Al-Anbiya 107).

َٗ ٍَب أَ ْس َس ْيَْ َبك اِ ََّل َس ْح َخً ىِ ْي َعبىَ َِ َِٞ ﴿ ٠١٧﴾

Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.72 Sehingga konsep dakwah Islam merupakan suatu aktivitas seorang muslim untuk menyebarkan ajaran Islam ke muka bumi yang penyampaiannya diwajibkan kepada setiap muslim sesuai dengan kadar kemampuannya. Sebagai seorang muslim wajib meyakini Islam sebagai suatu kebenaran, maka Islam menurut fitrahnya harus tersebar luas, dan diperlihatkan kepada umat manusia. Dakwah Islam adalah risalah penutup yang turun dari Allah SWT atas Nabi Muhammad SAW dalam kitab Al-Qur‟an yang tidak akan dapat dimasuki kebatilan dari depan maupun belakang.73 Agar dakwah Islam dapat tersampaikan, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi yaitu: a. Subjek Dakwah Adalah orang atau sekelompok orang yang melaksanakan atau menyiarkan dakwah yang disebut da‟i.74 b. Objek Dakwah Adalah manusia muslim maupun non muslim75. Objek dakwah (mad'u) merupakan penerima pesan dakwah dari subjek dakwah (da‟i). c. Metode Dakwah Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan 76.

71Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 126. 72Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, h. 332. 73Taufik al-Wa‟iy, Adda‟watuilallah Dakwah keJalan Allah Muatan, Saran &Tujuan, (Robbani Press 2011), h. 9 74M.Nuh Sayid, Dakwah Fardiyah dalam Manhaj amal Islam, Citra Islame Press 1996, h.20 75Endang Saifuddin Anshari, Pokok-pokok pikiran tentang paradigma dan Sistem Islam, (Bandung 2004) h. 154

31

Pengertian lain tentang dakwah Islam adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam), termasuk melakukan amar makruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.77 Bahkan maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang di lakukannya. Oleh karena itu Al-Qur‟an menyebutkan kegiatan dakwah Islam dengan Ahsanu Qaula. Dengan kata lain biasa kita simpulkan bahwa menempati posisi yang begitu tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam. Kita tidak dapat membayangkan apabila kegiatan dakwah Islam mengalami kelumpuhan.78 Dari beberapa pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa dakwah Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakannya. Ketika seseorang melihat kemungkaran maka sebisa mungkin ia berusaha untuk merubahnya sesuai dengan kadar kemampuannya. Dakwah Islam bukan hanya untuk mengajak manusia berbuat baik, tetapi lebih dari itu ia juga merubah manusia, baik sebagai individu maupun kelompok menuju ajaran dan nilai-nilai Islam yang di anutnya. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

َع ِْ أَثِٜ َس ِع ْٞ ٍذ ُاىخ ْذ ِس ِّٛ َس ِض َ ّٜللاُ َع ُْٔ، قَ َبه: َس َِ ْع ُذ َس ُس َ ٘هّللاِ ﷺ »َٝقُ ْ٘ ُه: ٍَ ِْ َسأَٙ ٍِ ْ ُن ٌْ »ٝ ٍُ ْ َنشاً فَ ْيُٞ َغِّٞ ْشُٓ ثَِٞ ِذ ِٓ، فَبِ ُْ ىَ ٌْ َٝسزَ ِط ْع فَجِيِ َسبِّ ِٔ، فَبِ ُْ ىَ ٌْ َٝسزَ ِط ْع فَجِقَ ْيج ِ ِٔ َٗ َرىِ َل أَ ْض َع ُ ف ِاإل ْٝ َ ِبُ « َس َٗآُ ٍُ ْسيِ ٌ .

“Dari Abu Sa‟id Al-Khudri radhiyallahu „anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, „Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim, no. 49).79 Dari fenomena tersebut, dakwah Islam tidak cukup hanya dijadikan pekerjaan sampingan semata. Perlu media yang tepat sesuai perkembangan zaman

76Juliansyah Noer, Metode penelitian skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah, (Kencana 2012). h. 22 77Onong Uchyana Efendi, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti,1993), h. 93. 78Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema InsaniPress,1998), h. 79. 79Muhyiddin Yahya bin Syaraf Nawawi, Hadits Arba‟in Nawawiyah, penerjemah: Abdullah Haidhir, (Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2010), h. 98.

32

dan strategi khusus agar manfaat dakwah Islam dapat dirasakan lebih luas. Menurut Syukir 80 media dakwah adalah hal, keadaan, benda, yang dapat digunakan sebagai perantara untuk melaksanakan dakwah yang digunakan oleh juru dakwah untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad'u. Sementara itu, menurut Zaini Muhtaram, media yang dapat dijadikan sebagai media dakwah secara umum dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk, diantaranya adalah81: 1) Media lisan Media lisan seperti diskusi, ceramah agama, simposium, ramah tamah dan sebagainya. 2) Media cetak Dikenal juga dengan sebutan media tulisan (surat kabar, buku, majalah, tabloid, buletin dan sebagainya). 3) Media elektronik Media elektronik media yang lahir karena pemikiran manusia dalam bidang teknologi modem seperti televisi, radio, VCD, film, internet dan lain sebagainya. 4) Media organisasi Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. 5) Media seni dan budaya Media ini merupakan suatu media yang sangat diminati dan akan terus diwariskan pada generasi selanjutnya. Dakwah lewat seni dan budaya sudah dilakukan (digunakan) oleh para guru dan da 'i terdahulu hingga sekarang. Peneliti memandang bahwa kegitan dakwah Islam dalam program Damai Indonesiaku TVOne sebagai media dakwah Islam melalui media lisan dan elektronik (televisi) yang dapat dengan mudah diakses melalui jaringan terestrial (antena tv). Sehingga pesan-pesan dakwah Islam yang disampaikan para da‟i atau penceramah mampu dengan mudah diterima oleh mad‟u secara langsung tanpa harus mendatangi para penceramah dilokasi ataupun yang tampil di televisi.

80Asmuni Syukir, Dasar-sadar strategi dakwah Islam,(Ikhlas,1984) h.165 81Zaini Muhtaram, Dasar-dasar manajemen dakwah Islam, Al-Amin Jakarta Press 1996. h.15

33

Kerana itu menyampaikan kebenaran ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia melalui media televisi sudah seharusnya menjadi kegiatan yang terus dipertahankan para pendakwah baik secara individual maupun secara kelembagaan. Melalui program Damai Indonesiaku TVOne lewat televisi maka kegiatan dakwah Islam dapat dikelola dengan baik karena televisi sangat efektif digunakan sebagai media menyampaikan pesan-pesan dakwah Islam karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang sangat luas dan gratis.82 Maka dari itu dakwah Islam harus berjalan terus menerus tanpa henti seperti apa yang dilaksanakan oleh para da‟i yang sesungguhnya menjadi tugas setiap manusia atau setiap individu sehingga tidak seorang pun boleh menghindarinya.83 Sebagaimana eksistensi para penceramah Damai Indonesiaku TVOne sebagai suatu perbuatan amal soleh yang wajib dilakukan. Maka kiranya tidaklah memadai lagi kegiatan dakwah Islam yang hanya dilakukan secara individu atau perorangan, dan mengerjakan sendiri kegiatannya. Di dunia televisi, sebuah program dakwah Islam yang tersaji dihadapan pemirsa cukup diminati karena bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan. Secara spesifik, program dakwah Islam di televisi merupakan peranan televisi dalam upaya pendidikan masyarakat khususnya dalam bidang keagamaan maupun kerohanian.84 Dakwah Islam melalui televisi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dalam bentuk talk show, ceramah ataupun tabligh akbar. Seperti pada firman-Nya:85

َولْتَكُ ْه ِمنْكُ ْم أُمَّةٌ يَذْعُ َىن إِلَى الْ َخيْرِ َويَأْمُ ُر َون بِبلْ َمعْ ُر ِوف َويَنْهَ ْى َن عَ ِه الْمُنْكَرِ ۚ ٰ َوأُولَئِ َك هُمُ الْمُفْلِ ُح َىن

Artinya: Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari

82Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. (Jakarta : Amzah 2009), h. 120. 83 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Graha Ilmu 2011), h. 19. 84Thaib, Erwin Jusuf, Studi Dakwah Dan Media Dalam Perspektif Uses And Gratification Theory. Jurnal Farabi. Vol 11, No.1. (ISSN: 1907-0993). 2014. 85Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah, hal 64.

34

yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (Q.S. Ali Imran: 104). D. Makna Damai Kata “damai” dimaknai sebagai tidak adanya perang atau konflik dan kekerasan. Faktor penyebab terjadinya suasana damai adalah ketika individu memiliki rasa kedamaian dalam diri sendiri, memiliki kemampuan untuk mengontrol emosi dan pikirannya agar tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain serta bisa memicu terjadinya konflik dan kekerasan. Cinta damai adalah “sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya”.86 Makna damai, sebagai kata inti dari kedamaian bukan hanya sekedar tidak adanya perang, tetapi damai juga terciptanya keadilan dan hilangnya ketakutan dalam diri individu dan masyarakat. Ketakutan yang dimaksud adalah rasa tidak aman dari faktor ekonomi seperti takut tidak punya pekerjaan atau tempat tinggal yang layak pada apa yang disebut “sistem yang mengancam”, yaitu sistem yang diciptakan oleh suatu kelompok untuk mengontrol dan mengatur individu atau kelompok lain dengan memberi mereka rasa takut dan ketidak pastian demi mencapai tujuan tertentu.87 Perdamaian adalah konsep dan cara pandang yang positif baik terhadap dirinya maupun kepada orang lain. Perdamaian dapat didefinisikan dalam dua sisi; pertama damai yang “negatif ”, yaitu tidak adanya perang atau konflik kekerasan. Situasi ini dicapai dengan pendekatan struktural, yaitu pencegahan setiap potensi konflik dengan cara mengontrol pihak-pihak yang bisa menyulut potensi konflik menjadi konflik terbuka dan menggunakan kekerasan. Kedua, damai yang positif, yaitu suasana yang sejahtera, adanya kebebasan dan keadilan yang menjadi dasar terciptanya suasana damai dalam suatu komunitas.88 Perdamaian merupakan suatu keniscayaan dalam komunitas masyarakat majemuk. Eksistensi manusia tidak bisa dipisahkan dari komunitas, baik

86Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prastyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 39 87Moh. Toriqul Chaer, Islam dan Pendidikan Cinta Damai, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1, Juli-Desember 2016, h. 79-80 88Department of International & Transcultural Studies, Fundamental Concepts of Peace Education, (Columbia: Columbia Univerity, 2006), h.1

35

komunitas sosial, politik, budaya maupun agama tertentu. Kesatuan manusia dengan komunitasnya ikut menentukan caranya menampilkan diri dan berinteraksi dengan yang lain. Begitu juga kesatuan manusia dengan komunitas agama tertentu ikut membentuk caranya beragama dan mengekspresikan agamanya tersebut. oleh karena itu, selalu relevan memperbincangkan hubungan politik dengan agama, serta kontribusinya bagi perdamaian dunia guna menepati penghargaan Sang Pencipta bahwa manusia diciptakan-Nya sebagai sebaik-baiknya ciptaan dan mampu mewujudkan sebuah peradaban yang tinggi. Di sini jelas kontribusi agama dalam mewujudkan politik perdamaian adalah dengan melaksanakan amal saleh, transparansi dalam rangka menegakkan kebenaran dan keadilan. 89 Dengan adanya keberagaman tersebut diperlukan adanya penghayatan dan implementasi sikap toleransi antar masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta menjaga menjaga perdamaian, keharmonisan hidup bermasyarakat sekaligus meminimalisir potensi konflik pada masyarakat. Pemahaman terhadap toleransi sangat penting dalam usaha membangun masyarakat yang damai, dan penuh kasih, lebih-lebih masyarakat yang multikultural. Dalam masyarakat multikultur seperti Indonesia gerakan dialog antaragama harus ditopangkan oleh toleransi kultural, yakni tata laku kehidupan. Ia bukan semata-mata didasarkan pada toleransi antar keberimanan, namun seyogyanya dibingkai dalam toleransi antar kemanusiaan. Bukan hanya toleransi dalam pengertian pasif, akan tetapi toleransi aktif yaitu kesediaan untuk secara aktif menghormati, mengakui dan secara partisipatif membagun perdamaian.90 Dengan kata lain, untuk menciptakan perdamaian ataupun kehidupan yang damai harus dilakukan upaya untuk memenuhi rasa keadilan dan rasa aman individu atau komunitas, baik aman dari ancaman fisik, ekonomi ataupun ancaman dari aspek lainnya. Selain itu, para ahli dan praktisi conflict resolution (resolusi konflik) memahami damai bukan hanya bebas dari peperangan (absence

89M. Sidi Ritaudin, Damai ditengah Masyarakat Multikultur dan Multi Agama, Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung, Jurnal Al-AdYaN/Vol.VI, N0.2/Juli-Desember/2011, h. 29-30. 90Nasrul Wahyu Suryawandan, Endang Danial, Implementasi Semangat Persatuan Pada Masyarakat Multikultural Melalui Agenda Forum Kerukunan Umat Beragama, Jurnal Humanika (Fkub) Kabupaten Malang Vol. 23, No. 1, ISSN 1412-9418, 2016 h. 47-48

36

of war) tapi mencakup adanya keadilan ekonomi, sosial dan budaya, serta bebas dari diskriminasi ras, kelas, jenis kelamin, dan agama.91 Ketika permasalahan kehidupan sehari-hari yang semakin hari semakin berat dan kompleks,92 sebagai akibat kurangnya rasa keadilan, rasa aman, perpecahan antar umat beragama, maka untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta bagaimana menciptakan hidup rukun antar umat beragama. Kerukunan hidup antar umat beragama merupakan suatu sarana yang penting dalam menjamin integrasi nasional, sekaligus merupakan kebutuhan dalam rangka menciptakan stabilitas yang diperlukan bagi proses pencapaian masyarakat Indonesia yang bersatu dan damai. Kerjasama yang rukun dapat terjadi apabila diantara para pemeluk agama merasa saling membutuhkan, saling menghargai perbedaan, saling tolong menolong, saling membantu dan mampu menyatukan pendapat atau istilah lainnya memiliki sikap toleransi.93 Dengan adanya toleransi maka akan dapat melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa, mendukung dan menyukseskan pembangunan, serta menghilangkan kesenjangan. Hubungan antar umat beragama didasarkan pada prinsip persaudaraan yang baik, bekerjasama untuk menghadapi musuh dan membela golongan yang menderita. Prinsip mengenai toleransi antar umat beragama yaitu94: 1) Tidak boleh ada paksaan dalam beragama baik paksaan itu berupa halus maupun dilakukan secara kasar; 2) Manusia berhak untuk memilih dan memeluk agama yang diyakininya dan beribadat menurut keyakinan itu; 3) Tidak akan berguna memaksa seseorang agar mengikuti suatu keyakinan tertentu;

91Moh. Toriqul Chaer, Islam dan Pendidikan Cinta Damai, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1, Juli-Desember 2016, h. 79-80 92Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Gema Insani Press, 1998), h. 78 93Lely Nisvilyah, Toleransi Antar Umat Beragama dalam Memperkokoh persatuan dan Kesatuan Bangsa. Jurnal Kajian Moral dan Kewargenegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013, h. 383 94Mohammad Daud Ali,. 1986. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan Politik. Jakarta: CV Wirabuana, 1986, h. 82

37

4) Tuhan Yang Maha Esa tidak melarang hidup bermasyarakat dengan yang tidak sefaham atau tidak seagama, dengan harapan menghindari sikap saling bermusuhan. Bentuk toleransi yang harus ditegakkan yaitu: toleransi agama dan toleransi sosial. Toleransi agama adalah toleransi yang menyangkut keyakinan yang berhubungan dengan akidah yaitu sikap lapang dada untuk memberi kesempatan pemeluk agama selain Islam beribadah menurut ketentuan agama yang diyakininya. Sedangkan, toleransi sosial berorientasi terhadap toleransi kemasyarakatan. Dalam masyarakat yang beragam karena perbedaan agama dianjurkan untuk menegakkan kedamaian dan melakukan kerjasama dengan orang-orang yang berlainan agama dalam batas-batas yang telah ditentukan.95 Sebagaimana konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku yang mengajak umat pada perdamaian, kerukunan, persatuan dan toleransi dalam beragama. E. Media Televisi di Indonesia Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun baru tahun 1928. Vladimir zworkyn (amerika serikat) mengirimkan tabung kamera atau iconscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar dari kotak bernama televisi. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan world‟s fair pada tahun 1939.96 Awalnya ditahun 1945, hanya terdapat delapan stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi diseluruh Amerika Serikat. Namun sepuluh tahun kemudian jumlah stasiun televisi meningkat menjadi 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga. Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama

95Lely Nisvilyah, Toleransi Antar Umat Beragama dalam Memperkokoh persatuan dan Kesatuan Bangsa. Jurnal Kajian Moral dan Kewargenegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013, h. 384. 96Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi). (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 6

38

kali oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.97 Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno. Tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia disusul kemudian SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI. Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima stasiun swasta baru (MetroTV, TRANSTV, TV7 saat ini menjadi TRANS7, Lativi saat ini menjadi TVOne dan GlobalTV saat ini menjadi GTV) serta beberapa stasiun televisi lokal lainnya. Setelah Undang-undang Penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah stasiun televisi di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan terutama di daerah, yang terbagi dalam empat kategori yaitu, televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas.98 Perkembangan siaran televisi di Indonesia cukup pesat. Media massa yang satu ini di Indonesia jauh lebih disukai dibanding media massa cetak atau pun media radio. Selain memiliki karakteristik audio-visual, televisi juga menjadi wahana hiburan gratis bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang budaya bacanya sangat rendah, itu sebabnya kendati sejarah televisi swasta baru beberapa dekade saja berdiri ketimbang surat kabar atau radio, media televisi di Indonesia berkembang pesat sebagai media massa dan menjadi wahana bisnis bagi pengusaha yang dianggap menggiurkan. Karena dianggap menguntungkan dari sisi bisnis, banyak pengusaha yang ikut turun ke bisnis telelvisi ini. Investasi

97Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi), h. 7 98Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi), h. 10.

39

ratusan milyar hingga trilyunan rupiah digelontorkan untuk industri televisi ini. Mereka memiliki keyakinan bahwa bisnis televisi bisa mengembalikan investasi yang ditanam dalam waktu yang relatif singkat.99 Pasca regulasi dunia penyiaran tahun 1991, perkembangan media televisi mengalami pertumbuhan. Sejak awal kemunculannya televisi swasta (1991), memang lebih berorientasi pada segment pasar yang direpresentasikan pada siapa penonton televisi secara riil. Berapa jumlah penontonnya, strata sosial penontonnya, frame waktu yang paling banyak digunakan, tayangan yang banyak ditonton dan lainnya. Data itu mereka gunakan untuk dasar penyusunan program konten tayangan televisi swasta ketika itu. Mereka merengking program tayangan mana yang paling banyak di tonton masyarakat untuk menentukan rating. Dari hasil studi rating inilah tarif iklan ditetapkan berdasarkan segmentasinya. Hal ini karena pemasang iklan sebagaimana menggunakan logika bisnis hanya ingin menempatkan promosi produknya (melelui iklan di televisi) pada program tayangan yang banyak ditonton masyarakat.100 F. Program Siaran Religi di Televisi Kata ”program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana.101 Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran (Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 03 Tahun 2007 Tentang Standar Program Siaran). Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran untuk mengacu pada pengertian acara. Standar program dan isi siaran ditetapkan berdasarkan pada nilai-nilai agama, norma-norma yang berlaku dan diterima dalam masyarakat, kode etik, standar profesi dan pedoman perilaku yang dikembangkan masyarakat penyiaran,

99Aceng Abdullah, Evi Rosfiantika, Rangga Saptya Mohamad Permana, Siaran Televisi Pagi Hari (Breakfast Television) di televisi Indonesia, Universitas Padjadjaran, Jurnal ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017, h. 164 100Reika Mustika, Budaya Penyiaran Televisi di Indonesia, Pusat Litbang Aptika IKP, Badan Litbang SDM, Kementerian Komunikasi dan lnformatika, Jurnal Masyarakat Telematika dan lnformasi Volume: 3 I No: 1 I 2012, h. 53 101Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi). h.199.

40

serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun standar program siaran ini ditetapkan untuk (Pasal 3 Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia No.3 Tahun 2009): 1) Memperkokoh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera 2) Mengatur program siaran untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi masyarakat. 3) Mengatur program siaran agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.102 Di dunia televisi, sebuah program televisi yang tersaji di hadapan pemirsa sebagaimana juga program dakwah. Stasiun Televisi yang menjadi media penyebaran program siaran kepada masyarakat yang terjangkau dengan pancaran gelombang siarannya. Media ini cukup diminati karena merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan mapun pendidikan, bahkan merupakan gabungan dari ketiga unsur di atas. Secara spesifik, program dakwah Islamiyah merupakan peranan televisi dalam upaya pendidikan masyarakat khususnya dalam bidang kerohanian.103 Program religi di televisi merupakan program yang menyampaikan ajaran agama serta pesan-pesan keagamaan dan disampaikan oleh penceramah yang dinilai mengerti ajaran agama. Program atau tayangan ini tentu dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Beragam tema dibahas dalam program religi ini. Setiap bulan Ramadan, berbagai stasiun televisi di Indonesia kerap menyajikan berbagai program khusus menyambut bulan suci ini. Mulai dari program menjelang waktu berbuka, hingga saat waktu sahur tiba. Sambil santap sahur pada dini hari, masyarakat dimanjakan sajian program-program Ramadan yang beragam. Dari program talk show, sinetron Ramadan, acara hiburan hingga

102Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia No.3 Tahun 2009 tentang Standart Program Siaran. 103Thaib, Erwin Jusuf, Studi Dakwah Dan Media Dalam Perspektif Uses And Gratification Theory. Jurnal Farabi. Vol 11, No.1. (ISSN: 1907-0993). 2014.

41

kisah-kisah inspiratif.104 Namun pada perkembangannya program religi mulai diminati masyarakat, sehingga program religi mulai bermunculan dan bisa disaksikan setiap harinya diluar bulan Ramadan. Berikut beberapa program religi yang bisa disaksikan setipa harinya di televisi, diantaranya: STASIUN JAM TAYANG PROGRAM SCTV Pukul 04:00 WIB Kata Ustadz Solmed: Program siraman rohani yang disampaikan oleh Ustadz Sholeh Mahmoed yang lebih dikenal dengan Ustadz Solmed. 105 MNCTV Pukul 05:30 WIB Siraman Qolbu bersama Ustadz Dhanu: Program metode pengobatan Islami yang dipandu host Roby Maulna dan Ustadz Dhanu sendiri. Program ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan dengan permasalahan masing- masing.106 ANTV Pukul 04.00 WIB Tawakal: Hadir setiap hari Senin sampai dengan Jumat dipandu oleh host Farid. Konsep yang dihadirkan dalam Tawakal menghadirkan unsur religi malalui sketsa cerita yang dekat dengan keseharian kehidupan masyarakat. 107 TransTV Pukul 05.00 WIB. Islam itu Indah: Program yang menyajikan tausiyah-tausiyah Islami penuh inspirasi yang dibawakan oleh Ustadz Maulana, Ustadz Syam serta Oki Setiana Dewi yang sarat

104https://www.merdeka.com/peristiwa/berlomba-sajikan-tayangan-religi-di-stasiun- televisi.html, di akses 31 Oktober 2019, pukul 16:59 WIB. 105https://www.SCTV.co.id/religi/kata-ustadz-solmed.html, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 106https://www.mnctv.com/program/siraman-qolbu, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 107https://www.viva.co.id/showbiz/serial/1078613-dua-program-religi-sedot-perhatian- pemirsa-ANTV, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB.

42

makna dan pembelajaran. Menghadirkan bintang tamu dari kalangan selebritis dan tanya jawab seputar masalah keagamaan.108 Indosiar Pukul 04:00 WIB Pintu-Pintu Syurga: bersama Prof. Dr. Nasarudin Umar yang mengupas tuntas fenomena-fenomena kehidupan dari sudut pandang Islam yang komprehensif dan mencerahkan.109 Inews Pukul 12:30 WIB Cahaya Hati: Program religi bergenre tabligh akbar yang menampilkan tausiyah dari ustadz-ustadz ternama Indonesia dan tayang setiap sabtu dan minggu.110 MetroTV Pukul 15:05 WIB Khazanah Islam: Program religi bergenre tabligh akbar menampilkan tausiyah dari ustad-ustad ternama Indonesia dan tayang setiap minggu.111 TVOne 13:00 WIB atau Damai Indonesiaku: Program religi bergenre 14:30 WIB tabligh akbar ditampilkan dari masjid ke masjid, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya. Menampilkan tausiyah dari ustadz- ustadz ternama Indonesia. Program ini juga menampilkan sesi music performance untuk memperkaya tampilan acara yang disiarakan. 112 Tabel 2.2: Program Religi di Stasuin Televisi Nasional Indonesia

108https://www.transtv.co.id/program/28/islam-itu-indah, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 109https://www.indosiar.com/religious-program/pintu-pintu-syurga.html, diakses, 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 110https://tv.inews.id/programs/view/cahaya-hati-indonesia, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. 111https://www.metrotvnews.com/program/khazanah-islam, diakses 25 februari 2020, pukul 10:02 WIB. 112https://tvonenews.tv/program, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB.

43

G. Kerangka Berpikir

Konstruksi Sosial Media Massa (TVOne) atas Realitas Sosial

Realitas Simbolik makna

Islam Damai Program Damai Indonesiaku

Konstruksi Sosial Realitas: Framing Analisis Pet er L. Berger dan Thomas Model Robert M. Luckman Entman

Define Problems Ekesternalisasi

Diagnose Causes Objektivasi

Make Moral Internalisasi Judgement

Treatment Recommendation

Gambar 2.1: Kerangka Berpikir

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. TVOne sebagai salah satu televisi komersial 1. Sejarah dan Profil Pada tahun 2007 keluarga Bakrie membeli stasiun televisi Lativi yang sedang terlilit hutang. Mereka kemudian mengubahnya menjadi saluran berita 24 jam. TVOne berdiri dibawah perusahaan Bakrie Group113 yang resmi mengudara pada tanggal 14 Februari 2008 pukul 19:30 WIB dan berganti nama menjadi TVOne. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, TVOne menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia. TVOne secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui berbagai program news and sports baik Nasional dan Internasional yang dimilikinya. Mengklasifikasikan program- programnya dalam kategori, news, current affairs dan sports, TVOne membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program.114 Diawal tahun berdirinya, TVOne mempunyai tagline "Memang Beda", karena menyajikan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan penyajian yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya seperti: “Apa Kabar Indonesia”, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dan malam hari. Program berita hardnews TVOne dikemas dengan judul: “Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang, Kabar Utama dan Kabar Hari Ini”. Program sport seperti: “One Pride MMA, One Prix, dan Kabar Arena”. Program kesehatan

113Ross Tapsell, Kuasa Media di indonesia Kaum Oligarki, Warga dan Revolusi Digital, (Gajah Hidup 2019), h. 89. 114https://tvonenews.tv/profil, di akses pada 14 Nopember 2019, pukul 23:49 WIB

44

45

seperti “Hidup Sehat”, Serta program religi seperti “Damai Indonesiaku” dan “Rumah Mama Dede”.115 Pada tahun 2008 perusahaan Bakrie Group membeli ArekTV di Surabaya sekaligus surat kabar Surabaya Pos. Resminya perusahaan Bakrie Group yang bergerak dibidang media dibawah kendali anak Aburizal Bakrie yaitu Anindya Bakrie. Anindya juga terlibat dalam investasi infrastruktur komunikasi group tersebut, khususnya perusahaan Bakrie Telecom. Pada tahun 2011 keluarga Bakrie bekerja sama dengan perusahaan muda lainnya, Erick Thohir, untuk menggabungkan TVOne, ANTV dan portal berita daring baru viva.co.id di bawah satu perusahaan yaitu Visi Media Asia (yang 76 persen sahamanya dimiliki Bakrie Group) atau VIVA sebagai media daring nya. Aburizal Bakrie menyatakan bahwa perusahaan media nyalah yang paling menguntungkan sejauah ini setelah bermetamorfosis dari manufaktur, perkebunan, properti dan pertambangan menjadi media saat ini. Pada tahun 2015 pendapatan kotor Visi Media Asia mencapau 2,1 triliun jauh lebih tinggi dari kelompok perusahaan Bakrie lainnya yang mengalami kerugian finansial.116 2. Visi dan Misi a. Visi : Untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan bangsa. b. Misi : Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu. Menayangkan program news dan sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas. Memilih program news dan sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan kemasan.117 3. Alamat Redaksi dan Logo Jl. Rawa Terate II No.2, Kawasan Industri Pulo Gadung, Pulo Gadung, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kode Pos 13260

115https://tvonenews.tv/profil, di akses pada 14 Nopember 2019, pukul 23:49 WIB 116Ross Tapsell, Kuasa Media di indonesia Kaum Oligarki, Warga dan Revolusi Digital, h. 89-91. 117https://tvonenews.tv/profil, di akses pada 16 Desember 2019, pukul 14:48 WIB.

46

Gambar 3.1: Logo TVOne 4. Dewan Direktur 118

Ahmad R Widarmana

Direktur Utama

Karni Ilyas

Wakil Direktur Utama /

Editor in Chief

Reva Deddy Utama Andi Pravidia David E. Burke

Saliman Direktur Sports & Direktur Sales Programming Marketing & Business Direktur Finance Development

Harya M. Arni Totok Dudi Hidayat Yuliartiningsih Suryanto Hendrakusuma S

Chief Business Chief Human Chief Sales & Vice Editor Development & Capital & Marketing in Chief Corporate Operation Officer Communication

Gambar 3.2: Struktur Dewan Direktur TVOne

118https://tvonenews.tv/profil, di akses pada 16 Desember 2019, pukul 14:48 WIB.

47

B. Program Damai Indonesiaku TVOne 1. Sejarah dan Profil Menurut Agung Izzulhaq,119 lahirnya program Damai Indonesiaku TVOne berawal dari pemilu legislatif secara serentak yang diselenggarakan pada tanggal 09 April 2009. Dengan tujuan mendinginkan suasana dan gejolak politik yang semakin panas kala itu. Menjadi cinta damai dalam menjaga persatuan dan kerukunan antar umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbhineka tunggal ika, berlandaskan nilai-nilai keislaman. Pada bulan tersebut situasi politik di Indonesia kian memanas, diakibatkan adanya pemilihan calon wakil rakyat (pemilu legislatif). Pada hari itu semua media baik cetak maupun elektronik mengikuti jalanya pemilihan baik di ibukota maupun di daerah, karena peristiwa tersebut merupakan penentu siapa-siapa yang maju menjadi wakil rakyat, maka banyak sekali isu-isu yang beredar ditengah masyarakat, yang pada akhirnya banyak memicu persoalan, bahkan tidak sedikit orang yang berseteru antar parpol (partai politik). Banyak para Tim sukses yang melakukan pelanggaran yang akhirnya menimbulkan reaksi yang sama oleh parpol lain, dan banyak juga parpol yang melakukan tindakan anarkis karena banyak faktor, yang salah satunya disebabkan karena wakil yang dicalonkan tidak lolos dalam pemilihan dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi alasan berdirinya program Damai Indonesiaku TVOne. Adapun diantara beberapa narasumber atau penceramah yang sering tampil kala itu adalah para da‟i kondang Indonesia yang memiliki jumlah pendukung atau basis yang lebih banyak dan tersebar diseluruh Indonesia, diantaranya: K.H. Zaenudin MZ dengan julukan “Da‟i sejuta umat”, ustadz Jeffri Al Bukhori atau dikenal dengan “uje” dengan julukan “ustadz gaul” dan Habib Mundzir Al Musawa dengan “Majelis Rasulullahnya”. Guna menarik animo penonton untuk menyaksikan program Damai Indonesiaku yang disiarkan secara langsung di TVOne. Selain ketiga penceramah diatas, Damai Indonesiaku juga menghadirkan beberapa da‟i kondang dan pakar agama yang silih berganti mengisi acara ini. Maka untuk memfilter itu semua dibentuknya “Tim Ulama Damai Indonesiaku”

119Wawancara dengan Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne, pada tanggal 11 Desember 2019, pukul 11:00 WIB.

48

dalam group Whatsaap yang terdiri dari: Departemen Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Organisai Masyarakat (Ormas) Islam NU dan Organisai Masyarakat (Ormas) Islam Muhammadiyah yang akan menyeleksi para penceramah yang akan tampil di program Damai Indonesiaku. Dalam perjalanannya hingga saat ini, Damai Indonesiaku tidak hanya terfokus pada soal perkembangan politik di Indonesia saja, namun program ini juga menyoroti berbagai aspek lini kehidupan masyarakat Indonesia berkaitan tentang kehidupan sosial, hukum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Tema-tema tersebut dipilih sesuai dengan perkembangan isu yang berkembang ditengah-tengah masyarakat Indonesia dan menjadi topik pembahasan yang akan didiskusikan bersama para penceramah Damai Indonesaiaku yang ditinjau dari sudut pandang agama Islam. Program Damai Indonesiaku sebagai satu-satunya program religi yang mampu bertahan lebih dari satu dekade hingga saat ini tanpa harus menunggu bulan Ramadan tiba. Menjadi pelopor bagi kompetitor lain yang ikut menampilkan program religi dengan konsep yang sama yaitu tabligh akbar. 2. Visi dan Misi Semua acara yang terdapat dalam setiap televisi pasti memiliki tujuan, yang tentunya terkait dengan visi dan misi. Begitupun dengan acara Damai Indonesiaku di mana visi dan misi dalam acara ini juga sangat menentukan keberhasilan dari acara tersebut, layak tidaknya ditampilkan. Dengan adanya visi dan misi yang jelas, membuat acara ini patut untuk di tonton oleh semua jutaan masyarakat.karena visi dan misi merupakan acuan setiap berdirinya suatu acara, seperti program Damai Indonesiaku TVOne. Adapun visi dan misi program Damai Indonesiaku adalah: a) Visi: Membedah atau meredam isu-isu (kasus) berita yang sedang hangat terjadi berdasarkan sudut pandang Islam serta mendamaikan dan mencerdaskan masyarakat Islam Indonesia dalam beragama. b) Misi: Sebagai wadah untuk siapapun yang punya kapabilitas ilmu untuk tampil dan berbicara di layar kaca untuk menyampaikan pesan dakwahnya.

49

Dengan mencermati setiap kasus yang terjadi dilihat dari sudut pandang agama Islam.120 3. Target Program Target program Damai Indonesiaku adalah family (all segmen), selain itu target lain yang ingin dicapai dari program Damai Indonesiaku TVOne adalah harapan bahwa setiap kasus atau persoalan yang sedang terjadi di tengah masyarakat saat ini dapat diselesaikan dengan baik, tentunya dengan di pandang dari sudut agama Islam. yang pada intinya program ini hadir untuk memberikan pencerahan bagi semua masyarakat umumnya dan masyarakat yang beragama Islam khususnya terkait dengan kasus-kasus yang sedang terjadi.121 4. Format Program Format program Damai Indonesiaku TVOne adalah ceramah agama diselingi music performance dan dialog dengan jama‟ah ataupun pemirsa dirumah melalui akun Instagram: @damai_tvone. Program ini tayang setiap hari sabtu dan minggu pukul 12:30 WIB hingga pukul 14:30 WIB atau 14:30 WIB hingga 16:30 WIB dan setiap hari selama bulan Ramadan. Program ini juga dipandu oleh seorang presenter dan menghadirkan narasumber baik dari penceramah atau pakar agama maupun dari pakar yang lain, tentunya hal ini disesuaikan dengan tema yang akan diangkat. Bahkan bintang tamu (penyanyi atau band) khusus dihadirkan untuk menambah kemeriahan suasana, serta para tokoh masyarakat yang ikut hadir dalam acara ini. Materi dan tema yang diangkat berdasarkan isu yang berkembang di masyarakat dari berita-berita yang disampaikan TVOne selama sepekan yang kemudian diulas dan didiskusikan pada segmen pertanyaan yang ditawarkan ke pemirsa di rumah sehingga acara ini terasa menjadi lebih hidup.122

120 Wawancara dengan Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne 121 Wawancara dengan Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne 122 Wawancara dengan Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne.

50

5. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan penanggung jawab penuh mulai dari pembuatan tema dan materi program Damai Indonesiaku sampai jalanya program itu sendiri, dari awal sampai akhir acara. Adapun struktur organisasi Tim Damai Indonesiaku adalah sebagai berikut:123

Agung Izzulhaq

Eksekutif Produser

Faiz Sumarno Roby Auliya Produser Produser

Dendy Kristadi Assisten Produser

Ibnu Kautsar Reza Varindra Shenmy S Ahmad Mulyana

Reporter Reporter Reporter Reporter

Marlina Oche Permana Yosse Hayatullah Reporter Reporter Reporter

Gambar 3.3: Struktur Organisasi Tim Damai Indonesiaku TVOne

123Wawancara dengan Tim Damai Indonesiaku TVOne, pada tanggal 9 Januari 2020, pukul 17:00 WIB.

51

6. Rundown Program Berikut adalah salah satu contoh Rundown live Damai Indonesiaku : Lokasi : Masjid Jami‟ Jannatun Naim Alamat : Kampung Pelaukan, Cikarang - Jawa Barat Hari / Tanggal : Minggu / 06 Oktober 2019. On Air : Pukul 14:30 – 16:30 WIB. Tema : Persatuan dan Kerukunan dalam Islam. Pembawa Acara : Agung Izzulhaq. Penceramah : Ustadz Jaelani, : Ustadz Jumharuddin : Ustadz Wido Supraha.124 PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS SUB TEMA: PENGERTIAN 1 1 PERSATUAN VT VT 0:00:30 14:30:00 ID PROGRAM DALAM ISLAM "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan TEMPL ingatlah akan ATE nikmat Allah PEMBACAAN SURAT: kepadamu ketika 2 AYAT SUCI QORI QS. ALI- 0:03:00 14:30:30 kamu dahulu AL-QUR'AN IMRAN (masa Jahiliyah) : 103 - bermusuh- 105 musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang- orang yang bersaudara; dan

124Wawancara dengan Tim Damai Indonesiaku TVOne.

52

kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang- orang yang beruntung.. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai- berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang- orang yang mendapat siksa yang berat (Ali Imran : 103-105) AGUNG GRAND OPENING TEMPL OPENING + SEGMEN 3 AGUNG ATE 0:01:30 14:33:30 TAG TO SESUAI HOST TAUSYIAH DENGAN TEMA BESAR

53

"PERSATUAN DAN KERUKUNAN DALAM ISLAM", KEMUDIAN MEMPERSILAH KAN PENCERAMAH UNTUK MEMULAI TAUSYIAH SUB TEMA: PENGERTIAN PERSATUAN DALAM ISLAM UST. WIDO memaparkan apa TEMPL defenisi persatuan ATE dalam Islam dan UST. PENCE bagaimana 4 TAUSYIAH #1 WIDO RAMAH 0:08:00 14:35:00 pentingnya SUPRAHA TEMPL persatuan dalam ATE Islam. Bagaimana TEMA Rasulullah SAW mewujudkan persatuan di Madinah yang terdiri dari beragam suku dan agama. AGUNG MEROUNDUP TEMPL PAPARAN 5 HOOKER AGUNG ATE 0:01:00 14:43:00 TAUSYIAH HOST DAN TAG TO NEXT SUB TEMA "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan QUOTES + 6 VT VT 0:00:30 14:44:00 kamu dari BUMPER OUT seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

54

berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.". (QS Al Hujurat : 13) TOTAL DURASI PART 0:14:30 14:44:30 1 CB PART 1 0:05:00 PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS

7 BUMPER IN VT VT 0:00:05 14:49:30 VT ID IN TAYANGAN VT KABAR ISLAM 2 "KUNJUNGAN VT KABAR 8 VT VT 0:10:00 14:49:35 SYEKH AL ISLAM AZHAR MESIR KE INDONESIA" 9 BUMPER OUT VT VT 0:00:05 14:59:35 ID PROGRAM TOTAL DURASI PART 0:10:10 14:59:40 2 CB PART 2 0:05:00 PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS SUB TEMA: PENGERTIAN 3 KERUKUNAN DALAM ISLAM 10 BUMPER IN VT VT 0:00:05 15:04:40 ID PROGRAM UST. TEMPL SUB TEMA: 11 TAUSYIAH #2 WIDO ATE 0:08:00 15:04:45 PENGERTIAN SUPRAHA PENCE KERUKUNAN

55

RAMAH DALAM TEMPL ISLAM ATE UST. WIDO TEMA menjelaskan mengenai makna pengertian dalam iIslam dan bagaimana Islam sangat mengedepankan Tasamuh (Toleransi). Islam adalah agama damai dan menebarkan rahmat dan kedamaian bagi seluruh alam. Persatuan dan kesatuan umat Islam menjadi pondasi terjalinnya persatuan di masyarakat. AGUNG MEROUND UP TEMPL PAPARAN 12 HOOKER AGUNG ATE 0:01:00 15:12:45 TAUSYIAH HOST DAN TAG TO NEXT SUB TEMA TEMPL SONG #1 ATE "……………… 13 PERFORM #1 BAND 0:02:00 15:13:45 ………………… JUDUL ……" LAGU "Perumpamaan kaum Muslimin dalam saling mengasihi, saling menyayangi, dan QUOTES + 14 VT VT 0:00:30 15:15:45 saling menolong BUMPER OUT di antara mereka seperti perumpamaan satu tubuh. Tatkala salah

56

satu anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya akan merasakan pula dengan demam dan tidak bisa tidur”. (HR Imam Muslim) Read more https://almanhaj. or.id/2651- persatuan-dalam- islam.html TOTAL DURASI PART 0:11:35 15:16:15 3

CB PART 3 0:05:00 PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS SUB TEMA: DALIL 4 PERSATUAN DAN KERUKUNAN DALAM AL QUR'AN 15 BUMPER IN VT VT 0:00:05 15:21:15 VT ID IN AGUNG HOST TEMPL OPENING 16 OPENING AGUNG ATE 0:01:00 15:21:20 SESUAI SEGMEN HOST DENGAN SUB TEMA SUB TEMA: DALIL PERSATUAN TEMPL DAN ATE KERUKUNAN PENCE DALAM AL UST. 17 TAUSYIAH #3 RAMAH 0:08:00 15:22:20 QUR'AN JAELANI TEMPL UST, JAELANI ATE menjelasakan TEMA dalil - dalil dalam Al Qur'an yang mengajarkan manusia tentang

57

kerukunan dan persatuan. Tentang persatuan dan kerukunan dalam QS Al Hujurat : 10. Dan larangan bercerai berai dalam QS Ali Imron : 103. AGUNG MEROUNDUP TEMPL PAPARAN 18 HOOKER AGUNG ATE 0:01:00 15:30:20 TAUSYIAH HOST DAN TAG TO NEXT SUB TEMA TEMPL SONG ATE #2"…………… 19 PERFORM #2 BAND 0:02:00 15:31:20 ………………… JUDUL ……" LAGU "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah QUOTES + 20 VT VT 0:00:30 15:33:20 hubungan) antara BUMPER OUT kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujurat : 10) TOTAL DURASI PART 0:12:35 15:33:50 4 CB PART 4 0:05:00 PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS SUB TEMA: LARANGAN 5 PERBUATAN YANG MERUSAK

58

PERSATUAN DAN KERUKUNAN 21 BUMPER IN VT VT 0:00:05 15:38:50 ID PROGRAM AGUNG HOST TEMPL OPENING 22 OPENING AGUNG ATE 0:01:00 15:38:55 SESUAI SEGMEN HOST DENGAN SUB TEMA SUB TEMA: LARANGAN PERBUATAN YANG MERUSAK PERSATUAN DAN KERUKUNAN TEMPL UST.JUMHAR ATE UDDIN PENCE UST. memaparkan 23 TAUSYIAH #4 RAMAH 0:08:00 15:39:55 JAELANI mengenai TEMPL larangan Allah ATE dalam Al Qur'an TEMA (QS Al Hujurat : 12) kepada manusia terhadap perbuatan- perbuatan yang dapat merusak persatuan dan kerukunan. AGUNG TEMPL MEROUNDUP 24 HOOKER AGUNG ATE 0:01:00 15:47:55 PAPARAN HOST TAUSYIAH 25 BUMPER OUT VT VT 0:00:05 15:48:55 ID PROGRAM TOTAL DURASI PART 0:10:10 15:49:00 5 CB PART 5 0:05:00 CO HOST BERDIALOG CO HOST CHIT CHAT TEMPL DENGAN JAMAAH 0:02:22 LUWAK ATE USTADZ ATAU MASJID DKM SETEMPAT

59

SEPUTAR LUWAK WHITE COFFIE PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS SUB TEMA: MEMBIASAKA 6 N SIKAP

PERSATUAN DAN KERUKUNAN 26 BUMPER IN VT VT 0:00:05 15:54:00 ID PROGRAM SUB TEMA: MEMBIASAKA N SIKAP PERSATUAN DAN KERUKUNAN UST. JUMHARUDDI N menjelaskan bahwa pada TEMPL umumnya ATE manusia UST. PENCE cenderung di 27 TAUSYIAH #5 JUMHARU RAMAH 0:08:00 15:54:05 kuasai oleh hawa DDIN TEMPL nafsu untuk ATE merasa menang TEMA dan benar sendiri dalam berbagai hal. Supaya persatuan dan kerukunan dapat tegak dan kokoh konsep Islam yaitu dengan Ta'aarf, Tafahum, Ta'awun dan Takaful. AGUNG TEMPL MEROUNDUP 28 HOOKER AGUNG ATE 0:01:00 16:02:05 PAPARAN HOST TAUSYIAH TEMPL SONG ATE #3"…………… 29 PERFORM #3 0:02:00 16:03:05 BAND ………………… JUDUL ….."

60

LAGU "Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan QOUTES + 30 VT VT 0:00:30 16:05:05 dengan hujan itu BUMPER OUT segala buah- buahan sebagai rezeki untukmu; arena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui" QS. Al-Baqarah : 22 TOTAL DURASI PART 0:11:35 16:05:35 6 CB PART 6 0:05:00 PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS SUB TEMA: PARA ULAMA 7 PEWARIS

NABI SEBAGAI AYAH & MUROBBI 31 BUMPER IN VT VT 0:00:05 16:10:35 ID PROGRAM AGUNG IZZULHA AGUNG TEMPL Q MEMBERIKAN ATE UST. KESEMPATAN INTERAKTIF PENCE WIDO JAMAAH 32 WITH RAMAH 0:08:00 16:10:40 SUPRAHA UNTUK AUDIENCE TEMPL UST. BERTANYA ATE JAELANI KEPADA PARA TEMA UST. PENCERAMAH JUMHARU

61

DDIN AGUNG TEMPL MEROUNDUP 33 HOOKER AGUNG ATE 0:01:00 16:18:40 PAPARAN HOST TAUSYIAH QUOTES + 34 VT VT 0:00:30 16:19:40 BUMPER OUT TOTAL DURASI PART 0:09:35 16:20:10 7 CB PART 7 0:05:00 PART NO ITEM CAST GRAFIS DUR DUR.ACT REMARKS

35 BUMPER IN VT VT 0:00:05 16:25:10 ID PROGRAM AGUNG MENUTUP 8 PROGRAM TEMPL GRAND SEKALIGUS 36 AGUNG ATE 0:01:00 16:25:15 CLOSING MENGINFORM HOST ASIKAN LOKASI BERIKUTNYA DO'A TEMPL UST. BERSAMA DO'A ATE 37 JUMHARU 0:02:00 16:26:15 SESUAI BERSAMA PENCE DDIN DENGAN RAMAH TEMA TEMPL ATE SONG 38 PERFORM #4 BAND 0:02:00 16:28:15 #4……………… JUDUL …" LAGU CREDIT CREDIT 39 CG 0:00:30 16:30:15 CREDIT TITTLE TITTLE TITLE TOTAL DURASI PART 0:05:35 16:30:45 8 TOTAL ALL 0:35:00 CB TOTAL DURASI ALL 1:25:45 PART TOTAL ALL 2:00:45 DURASI Tabel 3.1: Rundown Live Program Damai Indonesiaku TVOne

62

C. Survei Kepemirsaan Program Damai Indonesiaku TVOne 1. Metode Survei Kepemirsaan Televisi Dalam melaksanakan survei kepemirsaan, metode yang digunakan adalah people-meter (memantau performa kepemirsaan menit-per-menit) dengan pengumpulan data secara on-line (harian) dan off-line (mingguan). Adapun sample penonton yang diambil yaitu yang berusia lima tahun ke atas. Metodologi umum untuk mengumpulkan data pengukuran kepemirsaan televisi dimana sample rumah tangga dilengkapi dengan sistem pengukuran rangkap dua yang mencatat: Status perangkat televisi (channel mana yang sedang ditonton) dan kehadiran penonton.125 Riset dengan people-meter saat ini terbatas pada pengukuran kepemirsaan di rumah dengan pengukur base unit yang terpasang pada setiap perangkat televisi di rumah. Penggunaan people-meter di dunia juga sangat mendominasi. Dengan keuntungan utama bagi komunikasi periklanan ialah metode ini menghasilkan pengukuran kepemirsaan yang sangat terperinci, menit-per-menit bahkan detik- per-detik, sepanjang 24 jam sehari dan 365 hari setahun dan dianggap netral..126 Pengukuran kepemirsaan televisi yang dijalankan oleh AGB Nielsen Media Research Indonesia adalah bagian dari survei global AGB Nielsen di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Survei ini dirancang untuk pengiklan, agensi periklanan dan pelaku industri pertelevisian untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai karakteristik dan pilihan menonton dari pemirsa televisi di 11 kota besar di Indonesia. Dalam rangka menyediakan data kepemirsaan televisi yang independen, akurat dan dapat diandalkan bagi suatu negara atau pasar tertentu, dibutuhkan suatu metode khusus, yang mampu menjembatani kebutuhan industri media penyiaran, pemilik modal (brand), agensi iklan (planner) dan konsumen/khalayak (buyer). Sebuah sistem membutuhkan pengalaman bertahun- tahun yang relevan, riset dan pengembangan, sekaligus kemampuan untuk berkembang dengan perubahan teknologi televisi, teknologi riset dan kebutuhan pengguna atas sistem pengukuran kepemirsaan televisi.127

125Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Kencana, Prenada Media Group, Jakarta, Edisi Perdana, 2012), h.189. 126AGB Nielsen Media Research, The Global Leader in TV Audience Measurement, (Jakarta: AGB Nielsen Media Research). 2009 127Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 190.

63

AGB Nielsen Media Research menggunakan teknologi mutakhir dalam pengukuran kepemirsaan televisi yang memberikan data akurat dengan landasan teknologi canggih dalam setiap langkah pemrosesan data. Sistem yang digunakan Nielsen adalah hasil dari pengalaman selama menjalankan bisnis riset dan pengembangan, serta kemampuan, sejalan dengan perubahan teknologi pertelevisian, teknologi riset dan kebutuhan media televisi terhadap pengukuran kepemirsaan televisi.128 Pelaksanaan riset kepemirsaan ini dimulai dengan melakukan pemetaan awal pada setiap wilayah yang akan dilakukan riset rating. Hal ini dimaksudkan sebagai perkiraan kuantitatif yang dianggap mewakili keseluruhan populasi. Pemetaan dilakukan dengan cara memberikan questioner untuk mengetahui segmentasi demografi (usia, gender, pendapatan, pendidikan, klasifikasi A sampai E) dari calon sample. Setelah diketahui bahwa calon sample bersih dari unsur media massa penyiaran dan cetak, artinya calon sample tidak terkait dengan lembaga media manapun (dengan cara mendatangi atau menelepon setiap rumah), maka calon sample akan didata serta diberikan questioner sebagai saringan untuk mengetahui segmentasi demografi. Calon sample akan ditentukan dari data (yang berasal dari pemetaan awal) tadi, untuk dipilih dalam kuotanya berdasarkan persentase populasi. Sample terpilih sudah mewakili kriteria segmentasi demografi dan geografis. AGB Nielsen Media Research telah memiliki sample pada 11 kota besar di Indonesia. AGB Nielsen Media Research Indonesia mengklasifikasikan SSE (Status Sosial Ekonomi) berdasarkan pengeluaran rutin bulanan, seperti listrik, air, bahan bakar, makanan dan kebutuhan harian, biaya sekolah, dan sebagainya. Tidak termasuk biaya yang dikeluarkan untuk cicilan mobil, rumah, kartu kredit, dan sebagainya. Berikut klasifikasinya: 129

128Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 189. 129AGB Nielsen Media Research, The Global Leader in TV Audience Measurement.2009.

64

No Kelas Range Pendapatan 1 A1 > Rp. 3.500.000 2 A2 Rp. 2.500.001 - Rp. 3.500.000 3 B Rp. 1.750.000 - Rp. 2.500.000 4 C1 Rp. 1.250.001 - Rp. 1.750.000 5 C2 Rp. 900.001 - Rp. 1.250.000 6 D Rp. 600.001 - Rp. 900.000 7 E < Rp. 600.000 Tabel 3.2: Status Sosial Ekonomi. Data-data yang dihasilkan dari proses kerja riset akan diolah oleh software yang di-install pada komputer yang dipisahkan. Komputer tersebut berupa Local Area Network (LAN) yang spesifikasinya ditentukan oleh AGB Nielsen Media Research agar mampu mengoperasionalkan data yang diolah. Software yang dikembangkan AGB Nielsen juga mengalami banyak kemajuan untuk meningkatkan kualitasnya. Setelah software telescope, adwatch dan sekarang Arianna Viewing Behavior untuk analisis program, dan Arianna Post Evaluation untuk analisis iklan. Software tersebut akan mengolah data yang didapat dari sample yang memantau pergerakan penonton televisi ketika menyimak program ataupun iklan. Dalam rumusan yang dirancang dalam remote dan seatlebox/base unit milik AGB Nielsen di sample, akan mencatat penonton televisi sebagai penonton suatu program setelah 16 detik. Apabila sebelum 16 detik berpindah channel maka dikategorikan belum masuk hitungan. Remote yang diberikan AGB Nielsen akan tertulis data anggota rumah tangga sample. Berdasarkan remote yang dipilih sample itulah, terdata jumlah penonton program yang akan diakumulasikan menjadi rating dan share.130 Adapun cara menghitung rating program adalah rata-rata jumlah penonton selama berlangsungnya program televisi yang dinyatakan dalam persentase dari total potensi atau kelompok sample. Point rating program didasarkan atas unit waktu terkecil, yaitu 1 (satu) menit.131

130Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 190-191 131AGB Nielsen Media Research, The Global Leader in TV Audience Measurement.2009.

65

Jumlah pemirsa program televisi Rating program = ------x 100% Total populasi

Share (kepemirsaan) adalah persentase yang menonton program tertentu dari penonton potensial pada periode waktu tertentu. Agar lebih lengkapnya mencari share, pembilang merupakan jumlah penonton suatu program televisi A pada waktu tertentu dibagi jumlah penonton program televisi lainnya selain televisi A pada waktu yang sama.

Rating program Share = ------x 100% Rating total

Contoh : Jumlah Universe (Pemilik TV) dikota Jakarta adalah 20 juta, dan dikota ini terdapat 3 stasiun TV. Akan dihitung Rating dan Share masing-masing TV pada jam 7-8 malam, yang mana pada jam tersebut, jumlah penonton pada masing- masing TV adalah TV A ditonton oleh 5 juta orang, TV B ditonton 4 juta orang dan TV C ditonton oleh 2 juta orang. Jawab: Universe (Pemilik TV) : 20 juta Penonton TV A : 5 Juta Penonton TV B : 4 Juta Penonton TV C : 2 Juta Total penonton diketiga stasiun TV adalah: 5 + 4 + 2 = 11 juta orang 1) Rating TV A : Jumlah penonton TV A / Universe X 100% = 5 juta / 20 juta X 100% = 25.0 % 2) Rating TV B : Jumlah penonton TV B / Universe X 100% = 4 juta / 20 juta X 100% = 20.0 % 3) Rating TV C : Jumlah penonton TV C / Universe X 100% = 2 juta / 20 juta X 100% = 10.0 % 4) Share TV A : Jumlah penonton TV A / total penonton di TV A, B, C X 100% = 5 juta / 11 juta X 100% = 45.5%

66

5) Share TV B : Jumlah penonton TV B / total penonton di TV A, B, C X 100% = 4 juta / 11 juta X 100% = 36.4% 6) Share TV C : Jumlah penonton TV C / total penonton di TV A, B, C X 100% = 2 juta / 11 juta X 100% = 18.2%.132

2. Rating dan Share program Damai Indonesiaku 2009-2019.

Damai Indonesiaku Day Date TVR Share Start End Nielsen Source : Highest 18/10/ Sunday 2.1 14.5 13:01 15:04 Performance 2009 2009 Lowest 29/11/ Sunday 0.6 4.6 13:00 14:56 Performance 2009 Highest 07/11/ ABC1 15+ 10 Sunday 2.7 19.3 12:59 14:58 Performance 2010 Cities (Jakarta, 2010 Lowest 09/05/ Bandung, Sunday 0.6 4.4 12:59 14:57 Performance 2010 Surabaya, Highest 20/02/ Semarang, Sunday 2.7 17.8 12:58 14:56 Performance 2011 Yogyakarta, 2011 Lowest 26/11/ Medan, Saturday 0.3 2.4 13:00 14:43 Performance 2011 Palembang, Highest 26/02/ Makassar, Sunday 1.8 12.0 12:59 14:58 Performance 2012 Denpasar, 2012 Lowest 05/05/ Surakarta) Saturday 0.3 3.4 13:03 14:57 Performance 2012 Highest 27/04/ Saturday 2.1 16.0 13:02 15:57 Performance 2013 2013 Lowest 08/06/ Saturday 0.3 3.1 13:03 14:59 Performance 2013 Highest 16/02/ Upper-Middle1 Sunday 1.5 11.0 13:00 14:58 Performance 2014 15+ 10 cities 2014 Lowest 26/07/ (Jakarta, Saturday 0.3 2.7 15:06 17:01 Performance 2014 Bandung, Highest 22/02/ Surabaya, Sunday 1.6 11.4 13:01 15:01 Performance 2015 Semarang, Yogyakarta, Medan, 2015 Lowest 06/06/ Palembang, Saturday 0.3 2.5 13:01 15:01 Performance 2015 Makassar, Denpasar, Surakarta) Highest 24/01/ Sunday 1.5 9.3 14:59 16:59 Upper-Middle1 2016 Performance 2016 15+ 11 cities Lowest Saturday 17/09/ 0.3 2.0 15:00 15:40 (Jakarta,

132AGB Nielsen Media Research, The Global Leader in TV Audience Measurement, 2009.

67

Performance 2016 Bandung, Surabaya, Highest 10/12/ Sunday 1.4 10.4 13:01 14:57 Semarang, Performance 2017 2017 Yogyakarta, Lowest 02/09/ Saturday 0.3 2.3 12:31 14:29 Medan, Performance 2017 Palembang, Highest 04/03/ Sunday 1.5 10.9 12:59 14:57 Makassar, Performance 2018 2018 Denpasar, Lowest 04/08/ Saturday 0.4 3.1 13:02 14:30 Surakarta, Performance 2018 Banjarmasin) Highest 20/01/ Sunday 1.5 10.9 13:46 15:01 Performance 2019 2019 Lowest 14/12/ Saturday 0.2 1.6 12:31 13:59 Performance 2019 Tabel 3.3: TVR dan Share program Damai Indonesiaku TVOne

Keterangan : a) Highest Performance : Performa tertinggi b) Lowest Performance : Performa terendah c) TVR : Televisi Rating atau perbandingan seluruh pemilik televisi dengan pemilik televisi yang menonton satu stasiun televisi tertentu. d) Share : Persentase jumlah penoton suatu stasiun televisi dibanding jumlah keseluruhan penonton televisi e) ABC1 15+ atau Upper Middel1 15+: Status sosial berdasarkan pendapatan keuangan dari usia 15 tahun keatas yang diambil sampelnya oleh Nielsen.133

133 Tim Programing TVOne, diakses pada 13 Februari 2020, pukul 20:00 WIB.

68

Berikut adalah Grafik TVR dan Share program Damai Indonesiku TVOne:

GRAFIK TVR & SHARE DAMAI INDONESIKU TVONE MODEL 1 25

20

15

10 TVR TVR & SHARE 5

0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 TVR Hight 2,1 2,7 2,7 1,8 2,1 1,5 1,6 1,5 1,4 1,5 1,5 SHARE Hight 14,5 19,3 17,8 12 16 11 11,4 9,3 10,4 10,9 10,9 TVR Low 0,6 0,6 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,4 0,2 SHARE Low 4,6 4,4 2,4 3,4 3,1 2,7 2,5 2 2,3 3,1 1,6 Gambar 3.4: Grafik TVR dan SHARE Damai Indonesiaku Model 1

GRAFIK TVR & SHARE DAMAI INDONESIKU TVONE MODEL 2

25

20 19,3 17,8 16 15 14,5 TVR Hight SHARE Hight 12 11 11,4 10,9 10,9 10 10,4 TVR Low 9,3 SHARE Low

5 4,6 4,4 3,4 3,1 3,1 2,1 2,7 2,42,7 2,1 2,7 2,5 2,3 1,8 1,5 1,6 1,52 1,4 1,5 1,51,6 0 0,6 0,6 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,4 0,2 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 3.5: Grafik TVR dan SHARE Damai Indonesiaku Model 2

69

Jika melihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 diatas, penulis mendeskripsikan tentang presentase program Damai Indonesiaku TVOne dari tahun 2009 hingga 2019. Adapun klasifikasi TVR dan Share yang diambil sampelnya oleh Nielsen dari beberapa kota besar di Indonesia, diantaranya: Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, Palembang, Makassar, Denpasar, Surakarta dan Banjarmasin. Untuk TVR highest performance tertinggi yaitu 2.7 pada tahun 2010 dan 2011. Sementara TVR lowest performance terendah dengan angka terkecil yaitu 0.2 pada tahun 2019. Kemudian untuk Share highest performance tertinggi berada di angka 19.3 pada tahun 2010 dan Share lowest performance terendah dengan angka terkecil yaitu 1.6 pada tahun 2019. Penulis memandang bahwa jumlah presentase keseluruhan baik highest performance maupun lowest performance yang secara kuantitatif berbeda secara signifikan. Dalam perjalanannya program Damai Indonesiaku mengalami masa fluktuatif pada perolehan TVR dan Share. Namun tidak menyurutkan program ini untuk tetap mengudara hingga saat ini. Menurut Agung,134 perolehan angka-angka tersebut tergolong stabil karena didukung oleh pihak sponsor yang tetap setia menjalin kerjasama jalannya program Damai Indonesiaku. Program ini juga merupakan program yang sudah settle dan tidak terfokus hanya pada satu penceramah saja, bahkan melahirkan banyak penceramah baru. Program ini juga menjadi pelopor dan trendsetter bagi kompetitornya. Seperti program “Cahaya Hati” Inews dan program “Khazanah Islam” MetroTV dengan mengusung konsep dakwah yang sama bergenre tabligh akbar yang ditampilkan dari masjid ke masjid dan tempat-tempat umum lainnya. Namun kedua program tersebut baru berusia kurang lebih tiga tahun sejak 2017 hingga saat ini. Masyarakat atau penonton pun sudah bisa menilai sendiri siapa saja para da‟i yang tampil pada program Damai Indonesiaku dengan pembawaan yang berbeda ketika tampil di program kompetitor.

134Wawancara dengan Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Peter Berger dan Thomas Luckman dalam bukunya The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge menyatakan bahwa pengertian dan pemaknaan terhadap sesuatu muncul akbiat adanya komunikasi dengan orang lain. Bahkan didalamnya terdapat realitas sosial yang tidak lebih sekedar dari kontruksi sosial dalam komunikasi tertentu.135Artinya dalam penelitian ini realitas yang sesungguhnya mengenai kontruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” secara linier sesuai dengan realitas simbolik yang terdapat dalam framing Damai Indonesiaku pada tahap sleksi isu dan peristiwa yang disajikan. Sebagaimana Entman melihat framing ini dalam dua dimensi besar yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.136 Framing merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan media massa ketika menyeleksi atau menginformasikan berita. Framing dalam pandangan Entman pada dasarnya memilih beberapa aspek dari realitas yang dirasakan dan membuatnya lebih mengungkapkan teks yang dikomunikasikan. Karena dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta. Penulis telah menemukan fakta-fakta yang terjadi dilapangan, bagaimana makna “Islam Damai” di konstruksi dan di maknai para penceramah Damai Indonesiaku dalam pembingkaian (framing) isu dan peristiwa menjadi pesan Islam Damai yang disampaikan. Pesan Islam Damai yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku dengan tujuan mempersatukan umat Islam khususnya dan umumnya bangsa Indonesia dengan keberagaman suku, agama, ras, golongan serta budayanya. Program ini juga menjadi sebuah ruang diskusi publik untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi ditengah-tengah kegelisahan dan

135 Peter L Berger & Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, (Penguin Books, First published in the USA 1966), h. 12 136 Robert M. Entman, Framing: Toward Clarification of A Fractured Paradigm, (Journal of Communication: Desember 1993), h. 51- 53.

70

71

keresahan umat menghadapai berbagai persoalan hidup, baik soal kehidupan sosial, agama, hukum, ekonomi, politik dan lain sebagainya ditinjau dari sudut pandang agama Islam. Penulis mencoba memaparkan beberapa hasil temuan penelitian penulis dari pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaikan para pencermah Damai Indonesiaku dari tahun 2009 hingga 2019, diantaranya: A. Pesan Islam Damai Ustadz Jefri Al Bukhori 1. Tema : Solidaritas dalam Perdamaian 2. Tahun : 2009 3. Lokasi : Masjid Nuruttaqwa, Komplek Kopasus, Cijantung - Jakarta.137 Frame Pesan Islam Damai

Tingkatkanlah keimanan kepada Allah, karena pasti akan dekat dengan kebenaran. Sampaikanlah kebenaran walaupun itu pahit, yaitu kebenaran yang berlandaskan Al- Qur'an dan Sunah.

Jika dua hati panas bertemu maka akan menimbulkan pertikaian jika

tidak disandarkan pada keimanan. Islam sangat menganjurkan musyawarah karena sangat dicintai oleh Rasulullah SAW.

Musyawarah dengan hati yang lapang, tidak ada emosi dan amarah sehingga tidak menimbulkan pertikaian dan kekisruhan Ketika kekisruhan terjadi banyak manusia yang tidak mau menyelamatkan dirinya. Belajar dari kisah-kisah bani Israil, dari mulai kekejaman Fir‟aun serta kebanyakaan dari mereka telah membunuh para Nabi dan Rasul. Sehingga harus mampu merubah kemungkaran menjadi yang makruf.

Seseorang yang diberi amanah kekuasaan dari mulai tingkat Presiden hingga tingkat militer yang mempunyai persenjataan lengkap

137 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

72

berhak untuk membela negaranya dari tangan para penjajah.

Belajar dari para pahlawan Indonesia yang rela mengorbankan nyawanya melawan penjajah untuk kemerdekaan Indonesia. Alasan apapun dari sebuah penjajahan maka tidaklah dianggap benar, karena

setiap manusia berhak untuk merdeka.

Perbanyak do'a untuk keselamatan dan kedamaian negeri ini dan juga negeri-negeri Islam lainnya termasuk Palestina yang sedang dijajah bangsa Israel. Damai adalah yang menjadi cita-cita bangsa ini, perang bukan suatu perkara yang nikmat, karena banyak yang harus dikorbankan baik harta maupun nyawa

Tabel 4.1: Pesan Islam Damai Ust Jefri

B. Pesan Islam Damai Habib Mundzir Al Musawa 1. Tema : Istimewa di Mata Allah SWT 2. Tahun : 2010 3. Lokasi : Masjid Nurul Imam, Komp. UNJ, Rawamangun – Jakarta. 138 Frame Pesan Islam Damai Allah SWT melihat tanda kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan keluhuran, sebagaimana kelahiran Isa bin Maryam, Allah SWT jadikan Nabi Isa a.s itu berbicara, dari sejak ia bayi. Didalam surat Maryam ia berkata: “salam sejahtera di hari kelahiranku, dihari wafatku dan di hari aku dibangkitkan”. Itulah Nabi Isa bin Maryam kata Allah SWT, betapa mulianya Nabi Isa a.s.

138 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB.

73

Namun ada satu kemuliaan yang lebih besar yaitu detik-detik kelahiran baginda Nabi besar Muhammad SAW. Didalam riwayat Sirah Ibnu Hisyam dicertikan bahwa ketika beliau SAW lahir, beliau SAW langsung dalam keadaan bersujud, dan telunjuknya menuju ke langit dengan ucapan: laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalah lahul mulkuwalahul hamdu yuhyi wa yumitu wahuwa a'laa kulli syai'in qadir. Kenapa Nabi SAW bersujud, dalam riwayat sahih Muslim di katakan, sedekat-dekatnya seorang hamba kepada Allah SWT adalah ketika bersujud. Maka kelahiran Nabi SAW yang dilambangkan dengan bersujud, menunjukkan inilah hamba yang paling dekat dengan Allah SWT, dan menuntun untuk mencapai kedekatan yang terdekat kepada Allah SWT. Allah SWT memuliakan hamba-Nya dengan kemuliaan dunia dan akhirat, dengan tuntunan multi sempurna, tuntunan kedamaian yang langsung mempengaruhi ruh dan jiwa yang menjadi raja bagi tubuh kita. Tubuh hanyalah alat pelengkap dari pada penguasa tubuh kita yaitu ruh dan sanubari kita. Ruh dan sanubari inilah yang diarahkan padanya cahaya-cahaya dakwah sang Nabi dengan keluhuran, maka ruh dan sanubari itu berubah menjadi luhur.

Didalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, maka jika ia baik, maka baik seluruh tububnya, jika ia buruk maka buruk seluruh tubuhnya, ketahuilah yang dimaksud disini adalah hati. kalau hati orang baik ucapannya pasti baik, apa yg ia dengar baik, perbuatannya baik maka semuanya akan baik, karena hati adalah raja penguasa bagi tubuhnya,

74

namun jangan lupa ruh hati juga mempunyai raja juga yaitu Allah SWT yang merajai ruh, jasad, sanubari dan seluruh alam semesta. Rasul SAW diberi keistemewaan dari manusia-manusia lainnya, dari mulai sejak lahir beliau langsung bersujud dan langsung berdo‟a dengan kalimat tauhid, setelah itu beliau langsung disusui oleh Halimatussa'diyah r.a ketempat yang jauh agar terhindar dari tindak kejahatan di kota Mekkah. Selama masih bayi setiap bebatuan dan pepohonan mengucapkan salam ke Rasulullah SAW dan didengar oleh Halimatussa'diyah r.a. Dalam usia enam tahun beliau didatangi Jibril a.s dan dibelah dadanya untuk dibersihkan. Kejadian ini berkali- kali, dalam riwayat dikatakan tiga kali. Sehingga sesuci-suci sanubari adalah sanubari Nabi Muhammad SAW. Tanda kenabian Rasul SAW muncul hingga beliau dewasa dan ikut berdagang, melewati pendeta yang bernama Buhairah seorang Ahli Kitab dan dijadikan persinggahan Nabi SAW. Buhairah melihat ada awan yang mengikuti kabilah Nabi SAW, setelah Buhairah bertemu dan mengetahui tanda kenabian pada diri Nabi SAW, maka Buhairah memerintahkan kepada kabilah yang membawa Nabi SAW untuk mengajak Nabi SAW pulang dan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi akhir zaman.

Saat ini kita renungkan para Nabi terdahulu, sudah menjadi pendukung Nabi Muhammad SAW, bagaimana dengan kita sebagai umat beliau lebih juga berhak mendukung Nabi kita Muhammad SAW, dengan kedamaian, dengan kesantunan,

75

dengan keluhuran, dengan budi pekerti yang lurus, itulah yang kita perbuat sebagai bukti terbesar kepada Nabi Muhammad SAW dengan modal akhlak, budi pekerti, memperbaiki diri, kita sambut kedamaian dan kemakmuran yang insya Allah muncul di negeri kita ini. Tabel 4.2: Pesan Islam Damai Habib Mundzir

C. Pesan Islam Damai K.H. Zaeundin MZ 1. Tema 1 : Hijrah dan Menata Kembali Keimanan Kita Kepada Allah SWT 2. Tahun : 2010 3. Lokasi : Masjid AT-Tin, Jakarta 4. Tema 2: Tanamkan Semangat Mujahid dalam Memimpin Bangsa 5. Tahun : 2011 6. Lokasi : Cibarusa, Cikarang Jawa Barat.139 Frame 1 dan Tema 1 Pesan Islam Damai

Hikmah apa yang bisa kita ambil dari peristiwa hijrah, pertama hijrah itu perjalanan menjaga iman, mempertahankan akidah, membela keyakinan. Jika iman sudah bicara yang jauh dekat rasanya, yang lemah jadi kuat, yang takut jadi berani, maka intan dan mutiara yang paling mahal adalah iman. Karena memperjuangkan inilah Nabi SAW dan sahabat hijrah ke Madinah. Sehingga turun Firman Allah SWT untuk tidak takut mati dan tidak takut kelaparan. Sehingga ini menjadi asbabul wurud hadis tentang niat seseorang, bahwa hijrahnya tergantung apa yang diniatkan. Contohnya Abu Bakar Siddiq rela meninggalkan harta dan kehormatannya untuk hijrah bersama Rasulullah SAW dan menemaninya sampai kekota Madinah, semangat

139 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

76

inilah yang perlu kita angkat kepermukaan, kerelaan berkorban, kemauan untuk berbuat karena panggilan iman, kalau iman sudah bicara kebahagiaan batin yang muncul, kalau batin bahagia penderitaan badan tidak terasa, semuanya terasa ringan, inilah yang dimaksud semangat hijrah. Kedua hijrah adalah membangun ukhuwah, orang-orang Mekkah yang kemadinah disebut Muhajirin, orang- orang Madinah yang menyambut kedatangan orang-orang Mekkah disebut Ansar, bagaimana sifat orang Madinah menyambut kedatangan orang Mekkah, masing-masing diantara mereka mencari saudaranya, temannya menyambut dengan gembira kedatangan orang-orang Muhajirin, lalu disambut dengan ucapan terimakasih saudaraku, kami akan lebih senang jika ditunjukkan jalan kepasar agar kami bisa berusaha dan hidup tidak menjadi beban orang lain. Yang satu mati-matian ingin menolong, yang satu berusaha agar hidupnya tidak jadi beban buat orang lain. Contoh lainnya jika melihat kebelakang ketika ayat perintah hijrah turun Nabi SAW berpidato: “yang jadi target saya, yang mau di bunuh saya, jika kita hijrah bersama-sama maka kita akan dikejar-kejar terus, jika kamu berangkat lebih dulu Insya Allah akan aman dan selamat. Karena saya yang dikejar tetap bertahan di Mekkah, Mekkah dalam bahaya, berngkatlah kalian lebih dulu ke Madinah biar saya yang bertahan di Mekkah lebih dulu, selamatkan lah diri kalian”. Inilah yang disebut pemimpin, Jika rakyat lapar maka aku adalah orang yang pertama merasakan lapar, jika rakyatku kenyang biar aku orang yang terakhir merasakan kenyang.

77

Kita rindu pemimpin - pemimpin seperti yang dicontohkan baginda Nabi besar Muhammad SAW, dari dunia sampai akhirat beliau cinta kita, beliau membela kita. Zaman sekarang jika orang mau menjadi pemimpin umumnya kampanye, lagunya merdu- merdu, cerita soal pendidikan gratis, mudahnya pengobatan, soal lapangan kerja, setelah jadi lupa sama rakyat. Saudara-saudara karena hijrah membangun ukhuwah, sesuai dengan program Damai Indonesiaku ini, jaga persatuan, kesatuan, kerukunan dan kekompakan, karena hijrah mempertemukan Ansar dan Muhajirin. Sebagaiamana Rasul SAW mempersatukan Ansar dan Muhajirin, dilepaskannya manusia dari ras diskriminasi, ikatan darah dan diikat dengan nilai-nilai akidah Frame 2 dan Tema 2 Pesan Islam Damai

Jihad melawan korupsi, dahulu korupsi dibawah meja, sopan malu- malu, kemudian maju korupsi diatas meja, terang-terangan, sekarang meja- mejanya dikorupsi. Celakanya tukang sunat meraja lela, dari atas kebawah disunatin, sampai kerakyat hanya tinggal sisanya saja. Yang disuruh mengurusi beras nimbun beras, yang disuruh mengurusi laut jadi bajak laut, yang disuruh mengurusi hukum, malah hukum jadi pisau, sehingga hukum di Indonesia tidak berwibawa lagi. Mestinya KPK tidak perlu ada jika Polisi, Jaksa, dan Hakim kerjanya benar. Dibentuknya KPK karana kinerja Polisi, Jaksa, dan Hakim tidak memuaskan. Negeri ini kebanyakan tim, urusan tidak selesai tim makin

banyak. Oleh karena itu setiap kita punya tanggung jawab moril, paling tidak, mencegah diri kita untuk tidak

78

ikut korupsi pada tingkat kita masing- masing.

Jihad melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Sebab jika yang mungkar jalan maka murka Allah SWT akan turun. Apabila murka Allah SWT turun maka tidak menimpa yang dzalim saja akan tetapi yang baik-baik terkena imbasnya, disebabkan karena murkanya Allah SWT.

Kenyataannya dalam pelaksanaan amar makruf lebih mudah dari pada nahi mungkar. Contohnya: ketika di suruh salat maka ia tidak akan marah, apa bila dilarang mabuk, judi, zina dst, maka akan marah dan bisa timbul perkelahian. Akan tetapi dua-duanya jihad yang harus dilaksanakan. Zaman sudah berubah, yang makruf terlihat mungkar, yang mungkar terlihat makruf, terbalik nilai masyarakat kita. Contohnya: yang jujur dimusuhin, sedangkan yang tidak jujur malah jadi teman.

Jihad melawan kemiskinan, kebodohan yaitu menanamkan pendidikan dan ekonomi. Tidak ada perbuatan tanpa resiko, semakin tinggi nilai kepemimpinan semakin tinggi pula resikonya. Pemimpin tidak hanya memiliki konsep akan tetapi harus siap menerima resiko yang besar sehingga tidak jalan ditempat konsep-konsep besarnya. Contohnya: Rasulullah SAW sejak kecil ditimpa kesulitan, lahir tanpa seorang ayah, umur enam tahun ditinggal ibunya, umur sembilan tahun menggembala kambing, masa remajanya tidak dimanja, sehingga lahirlah jiwa prajurit yang tegar, tahan banting, tidak cengeng dan berani mengambil resiko dari mulai teror mental hingga teror fisik yang dihadapi Rasulullah SAW. Ini lah yang disebut pemimpin, jangan hanya

79

modal penampilan saja.

Jihad akhlakul karimah dengan memperbaiki akhlak pakai akhlak dan budi pekerti yang luhur serta pandai menginventarisir potensi diri seperti yang dicontohkan Nabi SAW. Nabi punya jendaral seperti Umar bin Khattab, penyandang dana seperti

Utsman bin Affan, orang tua bijak seperti Abu Bakar Siddiq, anak muda intelektual seperti Ali bin Abi Thalib dan wanita budiman seperti Khadijah.

Hanya untuk membangun kebersamaan menghadapi masalah besar bangsa ini, dahulu sebelum kita merdeka, jendral mana yang takut melawan penjajah dengan bambu runcing melawan mobil tank dan meriam. Menurut otak tidak bisa namun hasilnya kita merdeka. Orang tua kita dulu punya komitmen sederhana yaitu merdeka atau mati. Sekarang komitmen tidak jelas, jabatan digunakan kesempatan untuk jadi kaya, apalagi koalisi untuk kepentingan partai politik.

Oleh karenanya perlu semangat membangun kebersamaan tidak bisa parsial karena masalahnya sangat komplek. Kita semua dengan bidang dan kemampuan masing-masing melaksanakan jihad menghadapi kemiskinan, keterbelakangan, ketidak adilan. Melaksanakan jihad adalah kewajiban sesuai dan bidang kemampuan masing-masing

Tabel 4.3: Pesan Islam Damai K.H Zaenudin MZ

80

D. Pesan Islam Damai K.H. Moh. Arifin Ilham 1. Tema : Pemilu Momentum Memberi dan Menerima Amanah 2. Tahun : 2014 3. Lokasi : Masjid Baiturrahman, Senayan – Jakarta.140 Frame Pesan Islam Damai Amanah melahirkan ketentraman dan kedamaian. Banyak bencana di negeri ini karena banyaknya pemimpin negeri ini yg menyelewengkan amanah yang diberikan Allah SWT. Musibah terjadi karena banyaknya dosa manusia kepada Allah SWT. Kemaksiatan dibiarkan karena sifat munafik dan lemahnya iman seorang pemimpin.

Selamatkanlah negeri ini dari bencana dan azab Allah SWT dari korupsi, sogok menyogok yang sudah membudaya di negeri ini.

Allah SWT melaknat penyogok, yang disogok dan perantaranya karena semuanya akan masuk Neraka Jahanam. Tidak akan berkah negeri ini jika dipimpin oleh seorang pemimpin yang suka menyogok. Tidak akan masuk Surga bagi setiap darah yang mengalir dan daging yang tumbuh dari sumber yang haram.

Siasat dan strategi politik yang terbaik adalah sifat jujur. Penduduk Indonesia rindu dengan pemimpin yang jujur lagi amanah. Jangan pesimis, jangan sinis dan jangan prustasi dengan keadaan negeri ini, karena Allah SWT masih memberi harapan dan kesempatan pada hamba-hamba-Nya yang masih hidup

140 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

81

dan masih mencintai negeri ini.

Tabel 4.4: Pesan Islam Damai K.H Moh. Arifin

E. Pesan Islam Damai Ustadz. Fikri Haikal MZ 1. Tema : Islam dan Toleransi 2. Tahun : 2016 3. Lokasi : Masjid Baiturrahman, Legok – Tangerang, Banten141 Frame Pesan Islam Damai Toleransi dalam bahasa Arab atau agama disebut tasamuh, yaitu berbuat baik dan saling menghargai sesuai tuntunan dan ajaran agama. Dalam pengertian umum toleransi adalah sifat akhlak terpuji.

Toleransi terbagi menjadi dua: pertama toleransi antar umat seagama, yaitu tidak saling mencurigai walaupun berbeda pendapat (furu'iyyah dan amaliyah) ataupun pilihan politik sehingga terjadi permusuhan. Karena Islam mengajarkan untuk hidup rukun dan damai. Kedua toleransi antar umat beragama yaitu menghargai dan menghormati eksistensi agama lain.

Banyak peristiwa kekerasan terjadi di beberapa daerah di Indonesia

karena intoleran dan lenturnya rasa hormat antar umat beragama. Umat Islam adalah umat yg terbesar dan mayoritas di Indonesia, sebaiknya umat Islam mengayomi agama lain

141 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

82

yang minoritas dan memberikan rasa aman kepada mereka selama menjalankan aktifitas beragama.

Untuk agama selain Islam jangan suka memancing emosi, usil dan melecehkan akidah umat Islam. Karena semangat jihad umat Islam membela agama Islam ini tidak bisa dihentikan kecuali dengan kematian.

Tuntunan Islam dalam toleransi adalah: tidak ada paksaan dalam beragama. Paksaan terbagi dua: pertama lewat kekerasan (teror) dan kedua lewat bujuk rayu (menjual akidah dengan materi). Keduanya dilarang dalam agama Islam, karena Islam mengajarkan toleransi untuk hidup damai di dunia.

Tabel 4.5: Pesan Islam Damai Ust. Fikri

F. Pesan Islam Damai Ustadz Abdul Somad 1. Tema : Persatuan Umat Islam untuk Kemaslahatan Bangsa 2. Tahun : 2018 3. Lokasi : Masjid Istiqlal, Jakarta - Pusat.142 Frame Pesan Islam Damai Ada dua kata kunci yaitu umat dan bangsa. Umat adalah satu kesatuan dari berbagai macam golongan, yang disatukan dengan satu kata: Laa Ilaa ha Illallah Muhammad Rasulullah. Agama Islam tidak diambil dari nama Nabinya yaitu Muhammad, akan tetapi

diambil dari kata “salam” yang berarti “damai” nama “salam” juga berasal dari Asmaul Husna (dari nama-nama Allah SWT) yaitu: Ya Salam, nama yang digunakan untuk melihat

142 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

83

keagungan.

Kalimat pertama yang digunakan seorang muslim ketika berjumpa yaitu: salam (ucapan salam). Salam di ucapakan bukan hanya kepada orang yang ada dihadapannya, akan tetapi bisa juga diucapkan untuk orang yang tidak ada dihadapanya, termasuk orang yang sudah meninggal dunia. Salam di bagi mejadi tiga, yaitu: salam yang wajib dijawab (ketika berpapasan langsung ataupun tidak langsung), salam yang tidak wajib dijawab (salamnya imam ketika selesai salat) dan salam yang tidak ingin dijawab (salamnya ahli kubur).

Persatuan umat Islam tidak akan bersatu tanpa ada salam (kedamaian) Islam mengajarkan persaudaraan tanpa melihat pangkat dan jabatan karena sama-sama berasal dari satu rahim yang sama yaitu dari Hawa yang berasal dari tulang rusuk Nabi Adam a.s dan Nabi Adam a.s berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Jagalah persatuan umat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan tertentu.

Bagi umat Islam kiblatnya satu, ayatnya satu, bahasa salat yang di pakai satu dan Allah-nya satu. NU, Muhammadiyyah, PERSIS, PERTI yang ada di Indonesia itu semua hanya kendaraan, cara atau jalan memahami agama Islam. Saling menghormati perbedaan (khilafiyah) dalam urusan agama jauh lebih penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak bercerai-berai.

Bangsa adalah sekumpulan antar umat beragama yang disatukan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bangsa Indonesia dibangun atas dasar Pancasila sila pertama yaitu

84

Ketuhanan Yang Maha Esa. Tidak ada tempat bagi yang tidak berketuhanan di negara Indonesia. Menjaga NKRI dan melestarikannya akan ada keberkahan dan kedamaian di dalamnya.

Umat Islam adalah umat yang menjaga bangsa baik saudara semuslim (ukhuwah islamiyah), saudara sebangsa (ukhuwah wathaniyah) dan saudara sesama manusia (ukhuwah insaniyah). Tidak boleh saling membunuh antar saudara dan kebersamaan harus tetap terjalin tidak hanya di dunia, akan tetapi sampai di akhirat nanti. Allah SWT akan mencari dan memberi naungan singgasana „Arsy kepada seseorang yang waktu didunia saling berkasih sayang karena Allah SWT. Umat Islam harus megang tampu kekuasaan, untuk melindungi kaum minoritas yang disatukan dalam kebhinekaan. Tabel 4.6: Pesan Islam Damai Ust. Abdul Somad

G. Pesan Islam Damai Ustadz Haikal Hasan (Babe Haikal) 1. Tema : Muslim Bagaikan Satu Tubuh 2. Tahun : 2019 3. Lokasi : Masjid Jami Nurul Islam, Pasar Rebo – Jakarta Timur.143 Frame Pesan Islam Damai Orang tua punya anak dengan nasib yang berbeda, yang satu kaya, yang satu miskin maka yang terjadi murkanya orang tua, karena suadaranya yang kaya tidak membantu saudaranya yang miskin. Jika melihat kebelakang pada tahun 1970-an ketika khatib Jum‟at berkata dan berdo‟a: mari kita do‟akan sudara- saudara kita di Palestina, namun

143 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

85

hanya sebentar saja dan bertambah menjadi Palestina dan Afrika, masuk 1980-an maka bertambah doa‟nya Palestina, Afrika dan Afganistan. Masuk tahun 1989 bertambah do‟anya menjadi Palestina, Afrika, Afganistan dan Libanon. Masuk tahun 1990 nambah lagi do‟anya menjadi Palestina, Afrika, Afganistan, Libanon, Irak dan Bosnia. Dunia semua terdiam hanya ada satu negara yang berani yaitu Indonesia membela Bosnia dipimpin oleh Presiden Suharto yang datang langsung ke sana pada tahun 1995 dan menekan pemerintah Serbia. Masuk tahun 2000 bertambah doa‟nya menjadi Palestina, Afrika, Afganistan, Libanon, Irak, Bosnia dan Lybia. Masuk 2011 bertambah do‟anya menjadi Palestina, Afrika, Afganistan, Libanon, Irak, Bosnia, Libya Suria, Philipina dan Hindia dan seterusnya hingga sekarang seperti yang terjadi di China berdasarkan penelitian 94% korbannya adalah umat Islam Uighur. Kita peduli dengan mereka bukan hanya karena mereka muslim. Teringat ketika peristiwa Fathul Mekkah Rasulullah SAW berjalan dan ditengah perajanan Nabi SAW melihat seekor anjing betina yang sedang menyusui anak-anaknya. Lalu apa yang dilakukan Nabi SAW, beliau turun dan membuat pagar betis dengan sahabat-sahabatnya supaya anjing betina itu tidak terganggu ketika menyusui anak-anaknya. Maka perhatikan apa yang dilakukan Nabi SAW terhadap anjing betina saja umat Islam harus peduli dan jangan sampai terganggu apa lagi dengan saudarnya sendiri termasuk tetangganya. Maka tidak beriman jika tetangga kita kelaparan dan kita kenyang sendiri mesikpun tetangga kita orang non muslim.

86

Umat Islam harus peduli dengan total apalagi dengan sudaranya sendiri. Tidak akan beriman seorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya dimanapun berada sampai ia mencintai dirinya sendiri. Muslim saat ini harus bersatu kembali, tidak boleh saling dengki, saling hina dan saling cela, kafir mengkafirkan dan intoleransi antar sesama muslim Menghimbau kepada pemerintah kepada negara manapun yang melakukan penindasan kepada negara dan bangsa manapun. Sebagaimana kita tidak rela bangsa Israel menekan Palestina. Sebagaimana kita tidak rela bangsa Hindia menekan muslimin di negaranya sendiri. Sebagaimana kita tidak rela bangsa China menekan muslim Uighur. Dengan cara diplomasi, jangan dibilang intoleran dan lain sebagainya. Saling memberi nasihat satu sama lain untuk menyatukan kembali keutuhan umat Islam. Sebagaimana kritik kita kepada dunia. Dunia harus belajar dari Indonesia, disini ada 714 suku dan semuanya kompak, disni ada 630 bahasa semuanya kompak, disini ada 13000 pulau semuanya kompak. Kekompakan ini mesti dijaga terus sampai mati, bahwa Allah SWT menakdirkan kita berbeda dan berbhineka. karena itula Pancasila dan UUD 1945 sebagai alat perekat dan pemersatu bangsa. Jangan ada lagi akidah-akidah impor, karena Allah SWT takdirkan berbeda dan perbedaan itu telah kita satukan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Allah SWT telah menciptakan manusia dari laki-laki dan perempuan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan tujuan untuk saling mengenal, saling kompak, saling akur, saling peduli dan jangan sampai Indonesia

87

terpecah belah karena semuanya saudara sebangsa setanah air dan jadilah satu mukmin satu tubuh. Tabel 4.7: Pesan Islam Damai Babe Haekal

H. Pesan Islam Damai Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA 1. Tema : Menghadirkan Islam Rahmatan Lil‟Alamin 2. Tahun : 2019 3. Lokasi : Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.144 Frame Pesan Islam Damai Apa yang dimaksud dengan rahmatan lil alamin: yaitu seluruh alam, sebagaimana Nabi Muhammad SAW ditugaskan untuk seluruh alam. Ada alam kongkrit yang secara visual bisa diindera atau disebut juga alam syahadah. Ada juga alam ghaib yang terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama, alam ghaib ghairu mutlak (alam barzakh) merupakan perbatasan antara alam syahadah dan alam ghaib atau biasa disebut alam kubur. Kedua alam malakut yaitu alamnya para malaikat. Ketiga alam yang amat sangat ghaib disebut dengan alam jabarut, yaitu

alamnya para ruh. Apa yang dimaksud dengan alam, alam adalah segela sesuatu selain Allah SWT maka disebut alam, apakah itu alam syahadah, alam barzakh, alam malakut dan alam jabarut, keseluruhannya itu adalah alam. Alam syahadah terbagi dua, yaitu: alam makro kosmos (jagatraya ini) dan alam mikro kosmos (manusia) karena menghimpun totalitas unsur- unsur yang ada di alam makro kosmos. Komponen makro kosmos itu ada benda padat, cair dan gas. Ketiga unsur ini ada dalam diri manusia. Manusia ada alam syahadah (pada

144 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

88

tubuh), malakut (ada nuraninya), jabarut (ada ruh). Maka manusia miniatur seluruh alam ini. Setelah Adam a.s ditiupukan ruhnya Allah SWT maka diperintahkan para Maialaikat dan Iblis untuk sujud kepada Adam a.s namun Iblis menolak maka disebut kafir. Malaikat tidak musyrik karena sujud kepada Adam a.s. karena didalam diri Nabi Adam a.s ada unsur sucinya. Karena itu satu-satunya makhluk Allah SWT yang diciptakn secara tegas diterangkan didalam Al- Qur‟an, bahwa Adam a.s diciptakan dengan kedua tangan kanan-Nya Allah SWT. Maka manusia adalah kombinasi dari Asmaaul Husna. Ke 99 Asmaul Husna itu menyatu dalam diri manusia. Satu-satunya makhluk yang paling sempurna adalah manusia. Satu-satunya makhluk yang ditunjuk sebagai khalifah (representase) Allah SWT adalah manusia, bukan malaikat dan bukan yang lain-lain. Malaikat tidak memiliki kesempurnaan seperti yang ada pada unsur Adam a.s sebagai manusia, apalagi binatang, apalagi tumbuhan. Makhluk yang paling sempurnanya Allah SWT adalah khalifah (manusia). Mesikpun pendatang terakhir sebagai makhluk Allah SWT, akan tetapi ditunjuk sebagai khalifah dimuka bumi ini. Kita harus bersyukur karena diciptakan sebagai khalifah, siapapun manusia itu apapun agamanya, jenis kelaminnya, etniknya, wajib untuk kita hormati. Karena keseluruhannya itu mewarisi unsur suci dari Allah SWT. Itulah kenapa disebutkan Allah SWT untuk memuliakan anak cucu Nabi Adam a.s. Maka jangan main-main dengan anak manusia, wajib hukumnya untuk kita saling menghromati satu sama lain, tanpa melihat agamanya apa, karena

89

unsurnya sama semuanya. Didalam Islam mayat pun wajib hukumnya di hormati, karena mayat itu adalah haknya Allah SWT. Maka jangan melihat KTP nya dan agamnya apa, jika tidak diurusi berdosa seluruh kampung. Allah SWT memulikan anak cucu Nabi Adam a.s apapun agamanya, etniknya, semuanya diciptakan dengan penuh kesakralan. Nabi Muhammad SAW adalah “miniatur” seluruh alam semesta dan totalitas alam semseta ini menyatu dalam dirinya. Tabel 4.8: Pesan Islam Damai K.H. Nasaruddin Umar

I. Pesan Islam Damai Ustadz Jaelani 1. Tema : Persatuan dan Kerukunan dalam Islam 2. Tahun : 2019 3. Lokasi : Masjid Jami‟ Jannatun Naim, Cikarang – Jawa Barat.145 Frame Pesan Islam Damai Persatuan atau wihdatul ummah yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap hamba-hamba Allah SWT yang beriman. Allah SWT menyampaikan kepada hamba-Nya bahwa orang- orang yang beriman itu bersaudara. Ini menjadi perhatian untuk hamba-Nya betapa penting persatuan dan kesatuan diantara umat Islam dengan berlandaskan keimanan. Bahwa persaudaraan dengan tali keimanan kepada Allah SWT, yaitu persaudaraan dengan hubungan agama jauh lebih penting, lebih kuat dari pada persaudaraan sedarah. Karena

kebanyakan persaudaraan sedarah tidak melihat persaudaraan itu dengan keimanan. Maka dari itu persatuan itu bisa terwujud dengan baik jika persaudaraan dilandasi dengan

145 Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB

90

keimanan tanpa melihat hubungan darah

Dan berpegang teguhlah kalian, bersatulah kalian pada tali agama syari‟at Allah SWT, dan jangan kalian berpecah belah. Karena Allah SWT sudah mempersatukan hamba-Nya dengan ajaran agama Islam. Dahulu manusia berpecah belah sebelum datangnya agama Islam, sehingga pada akhirnya Allah SWT memberikan nikmat yang luar biasa kepada umat Nabi Muhammad SAW yaitu nikmat Islam dengan adanya persatuan dan persaudaraan sehingga wajib bagi setiap muslim untuk menjaganya. Sehingga rugi bagi mereka yang tidak mau bersatu dan fanatisme kelompok yang mengakibatkan perpecahan bagi umat Islam itu sendiri. Berapa banyak karena beda pemahaman, guru, mazhab terjadi pertikaian antara umat Islam. Seakan merasa dirinya benar sendiri dan yang lain salah. Jika sudah ada rasa sedemikian rupa dalam diri umat Islam maka tinggal tunggu kehancuran bagi umat Islam itu sendiri.

Maka sebaiknya umat Islam belajar untuk melampangkan diri untuk menerima pendapat serta menghormati perbedaan pendapat. Sebagaimana yang diajarkan ulama-ulama mazhab terdahulu selama itu masalah furu‟uddin (cabang-cabang dalam masalah agama) baik masalah yang berkaiatan dengan akidah ataupun syari‟at. Selama masih bersumber dari Al-Qur‟an dan sunnah Nabi

Muhammad SAW maka tidak perlu dipermasalahkan. Tabel 4.9: Pesan Islam Damai Ust. Jaelani

91

Penulis telah mengumpulkan beberapa tema pesan “Islam Damai” yang disampaikan beberapa penceramah yang menjadi narasumber program Damai Indonesiaku, secara random dari tahun 2009 hingga 2019. Penulis juga telah menjabarkan apa aja isi pesan “Islam Damai” mulai dari tabel 4.1 hingga tabel 4.9. Tema-tema yang penulis ambil pada tabel-tabel tersebut dipilih berdasarkan tema yang berkaitan langsung dengan konstruksi makna “Islam Damai” itu sendiri. Diantaranya membahas perdamaian, kerukunan, toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa. Juga tema-tema yang menyinggung soal akhlak, budi pekerti, jihad dan menjaga amanah dalam kepemimpinan. Tema-tema tersebut di bahas dan didiskusikan bersama para narasumber Damai Indonesiaku, mencari solusi terbaik bagaimana menyikapi persoalan hidup dan tantangan zaman dengan dibekali ilmu, iman dan akhlak. Sehingga apa yang menjadi cita-cita program ini menciptakan kehidupan yang rukun dan damai dalam menghadapai berbagai macam persoalan bisa terealisasi dengan baik. Data-data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teori konstruksi realitas sosial Peter Berger dan Thomas Luckman melalui tiga momen dialektika yaitu: eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi untuk melihat bagaimana konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku. Selanjutnya penulis ingin melihat sejauh mana konsep framing Damai Indonesiaku pada penyajian isu dan peristiwa atas realitas yang terjadi di masyarakat. Konsep yang digunakan penulis adalah konsep analisis framing model Robert M. Entman dengan empat perangkat analisis yaitu: define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah), make moral judgement (membuat keputusan moral) dan treatment recommendation (menekankan penyelesaian).

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Konstruksi Realitas Simbolik Makna Islam Damai Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya tentang sejarah terbentuknya program Damai Indonesiaku bahwa konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” dalam program Damai Indonesiaku merupakan pesan “Islam Damai” yang bermakna “persatuan dan kesatuan”, “toleransi dan kerukunan antar umat beragama” menjaga “Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbhineka tunggal ika” berlandaskan nilai-nilai keislaman. Hal ini tentu sesuai dengan visi misinya yaitu mendamaikan suasana serta mencerdaskan umat Islam Indonesia dalam beragama. Adapun tema-tema yang dikonstruksi program ini tidak terlepas dari permasalahan kehidupan sehari-hari seperti masalah agama, politik, keluaraga, tolreansi, persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga diharapkan pesan “Islam Damai” dapat menjalin ukhuwah imaniyyah, ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathoniyyah dan ukhuwah insaniyyah. Adapun penceramah yang punya kapabilitas ilmu untuk tampil dan berbicara di televisi harus mampu mencermati setiap tema yang menjadi pokok pembahasana pada setiap program Damai Indonesiaku. Berlandaskan Al-Qur‟an dan hadis, berakidah ahlus sunnah wal jamaa‟ah dengan tujuan utama yaitu amar makruf nahi mungkar. Disamping itu bentuk dan cara berdakwah para penceramah Damai Indonesiaku mudah dipahami dan dicerna pemirsa dirumah maupun yang hadir di lokasi. Penelitian ini menggunakan teori Berger dan Luckmann melalui beberapa proses dialektika yaitu: Eksternalsasi, objektivasi dan internalisasi.146 1. Eksternalisasi, yaitu kesadaran individu mengekspresikan dirinya dengan lingkungannya, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Individu selalu mencurahkan dirinya dengan lingkungannya. Dalam proses ini individu

146 Peter L Berger & Thomas Luckmann, The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, (Penguin Books, First published in the USA 1966), h. 149.

92

93

membangun suatu dunia yang dihasilkan oleh dirinya sendiri untuk merealisasikan kehidupannya.147 Melalui proses eksternalisasi ini, maka realitas simbolik makna “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku dapat dilihat dari ekspresi penonton Damai Indonesiaku terhadap pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku dengan lingkungannya. Sehingga pesan “Islam Damai” ini menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Eksternalisasi terjadi pada tahap yang sangat mendasar, dalam satu pola perilaku ekspresi penonton Damai Indonesiaku pada pesan “Islam Damai” program Damai Indonesiaku. Secara konseptual proses eksternalisasi tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut: a) Ekspresi diri dengan lingkungannya secara mental yaitu, bagaimana penonton Damai Indonesiaku memahamai pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku dengan baik dan benar sehingga tidak salah arah dan salah persepsi memaknainya. b) Ekspresi diri dengan lingkungannya secara fisik yaitu, bagiamana penonton Damai Indonesiku mengekspresikan dirinya dengan lingkungannya dalam proses membangun kehidupannya sehari- hari dengan orang lain disekitarnya. 2. Objektivasi, yaitu interaksi individu dengan lingkungannya yang terjadi dalam dunia intersubyektif yang dilembagakan yaitu membangun kesadaran individu menjadi tindakan yang sudah terpola dan mapan sehingga apa yang disadari adalah apa yang dilakukan.148 Objektivasi adalah hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi individu terhadap pesan-pesan “Islam Damai” program Damai Indonesiaku.

147Peter L. Berger, Langit Suci Langit Suci Agama Sebagai Realitas Sosial, (Penerjemah, Hartono – Jakarta: LP3ES, 1991), h. 5-7. 148 Peter L. Berger and Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyatan Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, (Penerjemah , Hasan Basri; Pengantar: Frans M Perera- Jakarta: LP3ES, 1990), h. 125-127.

94

Dalam konteks ini, objektivasi antara penonton Damai Indonesiaku terhadap pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku memunculkan makna-makna baru dari pesan “Islam Damai” ini untuk direalisasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Objektivasi ini bisa mengalami proses habitualisasi atau menjadi kegiatan yang sudah biasa dilakukan bagi penonton Damai Indonesiaku dan sudah menjadi bagian dari sistem kognitif dan sistem evaluatifnya. Dengan demikian, ketika tindakan tersebut telah menjadi sesuatu yang habitual, maka ia telah menjadi tindakan yang mekanis dan otomatis dilakukan. Adapun tindakan-tindakan mekanis antara penonton Damai Indonesiaku dengan lingkungannya dalam memahami pesan-pesan “Islam Damai” dari para penceramah Damai Indonesiaku dengan pemahaman makna yang sama, yaitu: manjalin persatuan dan kesatuan bangsa, meninggkatkan ukhuwah imaniyyah, ukhuwah islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah dan ukhuwah insaniyyah antar sesama sebagai wujud dari ummatan wasathan umat yang berada pada garis lurus antara dua titik yang tercepat dan terlambat. Umat yang menyeimbangkan dunia dan akhiratnya, material dan inmaterial, jasmani dan rohani. Sehingga individu (penonton) berinteraksi dengan lingkungannya tanpa ada pertikaian dan perpecahan didalamnya. Objektivasi penonton Damai Indonesiaku pada pesan-pesan “Islam Damai” tidak hanya menjadi realitas bagi dirinya saja, tetapi juga bagi lingkungannya. Dalam konteks ini, sejak ditayangkannya program Damai Indonesiku pada tahun 2009 dan diobjektivasi terhadap lingkungannya untuk menciptakan kehidupan yang rukun dan damai. Maka sejak saat itu pula program ini menjadi program religi unggulan TVOne. Hal itu tidak terlepas dari interaksi penonton Damai Indonesiaku dengan lingkungannya terhadap pemahaman makna “Islam Damai” yang telah disepakati bersama dalam membangun “kesadaran” dan “tindakan” untuk hidup rukun dan damai. 3. Internalisasi, yaitu kesadaran individu mengidentifikasi dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi

95

anggotanya. Dengan kata lain internalisasi merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran subjektif individu yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran individu. Melalui internalisasi, individu merupakan produk lingkungannya. Dua hal penting dalam internalisasi adalah sosialisasi yang dilakukan melalui dua jalur, yaitu:149 a) Jalur sosialisasi primer yaitu sosialisasi pertama yang dialami individu dari kecil hingga dewasa dan menjadi anggota masyarakat atau keluarga. Di dalam sebuah keluarga inilah akan terbentuk pemahaman dan tindakan individu sesuai dengan pemahaman yang dianut. b) Jalur sosialisasi sekunder adalah sosialisasi individu kedalam sektor dunia baru masyarakat. Dalam konteks ini, media televisi adalah merupakan jalur sosialisasi skunder dan merupakan media sosialisasi yang efektif bagi pembentukan pola kehidupan sehari- hari. Di dalam jalur sosial primer dan sosial sekunder inilah akan terbentuk pemahaman dan tindakan penonton Damai Indonesiaku sesuai dengan pemahaman yang dianut. Proses internalisasi penonton Damai Indonesiaku pada pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Artinya, terjadi proses penarikan pesan “Islam Damai” dari “luar” penonton Damai Indonesiaku ke “dalam” diri penonton Damai Indonesiaku. Pesan “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku adalah entitas (wujud) yang berada diluar individu (penonton), kemudian menjadi entitas (wujud) yang berada dalam diri individu (penonton). Proses internalisasi ini dimulai dari mendefinisikan, merespons, mengambil sikap dan tindakan bervariasi tentu sangat terkait dengan berbagai hal serta pemahaman terhadap pesan “Islam Damai” oleh penonton Damai

149 Peter L. Berger and Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyatan Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, h. 178, 188.

96

Indonesiaku. Memahami isi dan materi pesan “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku menjadi penyebab adanya keterpanggilan, keterikatan dan kepedulian dalam membangun hidup yang rukun dan damai dalam kehidupan sehar-hari. Mewujudkan perdamaian, persatuan dan kerukunan dan menjaga persatuan bangsa secara keseluruhan. Maka memahami makna dari pesan “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku adalah entitas yang berada didalam diri penonton Damai Indonesiaku. Adapun dorongan untuk memenuhi kepentingan penonton Damai Indonesiaku yang melakukan tindakan, maka pertama kali yang dipikirkan adalah, "kepentingan siapa yang akan dipenuhi dan seberapa besar kepentingan tersebut memberikan dampak postif bagi dirinya". Dalam konteks ini program Damai Indonesiaku memandang pesan "Islam Damai" tersebut bisa bermanfaat bagi penonton Damai Indonesiaku. Sehingga pemahaman dan interpretasi mereka tentang pesan “Islam Damai” mampu di internalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut tabel tiga momen dialektika yang penulis simpulkan diantarnya: Dialektika Proses Hasil Eksternalisasi Ekspresi diri dengan Eksspresi penonton Damai dunia sosio-kultural Indonesiaku terhadap pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku dengan lingkungannya baik mental maupun fisik. Objektivasi Interaksi diri dengan Interaksi penonton Damai dunia sosio-kultural Indonesiaku dengan lingkungannya hasil dari proses eksternalisasi. Bahwa pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaiakan para penceramah Damai Indonesiaku ini sudah terpola dengan mapan dan telah disepakati bersama maknanya. Sehingga apa

97

yang disadari apa yang dilakukan dan telah menjadi rutinitasnya (habitualnya) Internalisasi Identifikasi diri Kesadaran penonton Damai dengan dunia sosio- Indonesiaku dalam menerima, kultural menyerap, mendefinisikan, merespons, mengambil sikap dan tindakan yang bervariasi terhadap pesan-pesan “Islam Damai” dari para penceramah Damai Indonesiaku kedalam dirinya dan mengidentifikasi dirinya sebagai pemirsa setia Damai Indonesiaku Tabel 5.1: Proses Eksternalisai, Objektivasi dan Internalisasi B. Analisis Framing Pesan Islam Damai Penulis menggunakan konsep framing model Robert N Entman untuk menganalisis teks media dan realitas sosial ke dalam konten dan tema-tema program Damai Indonesiaku. Framing dalam pandangan Entman pada dasarnya memilih beberapa aspek dari realitas yang dirasakan dan membuatnya lebih mengungkapkan teks yang dikomunikasikan. Karena dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta.150 Pembingkaian (framing) Model Robert M. Entman pada program Damai Indonesiaku telah melakukan penonjolan dan penyeleksian isu tertentu dan mengemas informasi dan pesan damai sesuai dengan ideologinya diantaranya sebagai berikut:151 a. Define problems, menekankan bagaimana peristiwa dan isu yang dipahami program Damai Indonesiaku dan terdapat aspek penilaian dalam elemen ini.

150 Robert M. Entman, Framing: Toward Clarification of A Fractured Paradigm, (Journal of Communication: Desember 1993), h. 51- 57. 151 Eriyanto, Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (PT LKiS Printing Cemerlang Yogyakarta, 2002) h. 225.

98

b. Diagnose causes, yang melatar belakangi masalah isu yang diangkat pada program Damai Indonesiaku dan dapat ditujukan pada aspek what (apa), juga dapat pada aspek who (siapa). Unsur what dan who dianggap sebagai sumber isu yang diangkat. Dalam elemen ini ada yang menjadi objek isu yang diangkat dan ada juga yang menjadi pelakunya. c. Make moral judgement, merupakan elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian isu yang sudah dibuat pada program Damai Indonesiaku. Ketika isu sudah didefinisikan, penyebab isu sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi kuat guna mendukung gagasan tersebut. d. Treatment recommendation, merupakan elemen untuk menilai apa yang ditayangkan program Damai Indonesiaku. Berbagai bentuk alternatif solusi yang ditayangkan program Damai Indonesiaku dari satu isu yang diangkat Pendekatan Framing Model Robert N. Entman pada program Damai Indonesiaku TVOne menunjukan bahwa arah progam tersebut memiliki tujuan ideologi untuk mengkonstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai”. Hal tersebut diindikasikan dari tema dan konten pembingkaian makna “Islam Damai” yang disajikan program Damai Indonesiaku lewat lisan para penceramahnya. Adapun struktur analisis framing program Damai Indonesiaku dari beberapa tema yang penulis ambil sebagai temuan data penelitian untuk dianalisis, diantaranya: 1. Ustadz Jefri Al Bukhori Tema: Solidaritas dalam Perdamaian a. Define Problems: Ustadz Jefri Al Bukhori menjelaskan bagaimana meningkatkan solidaritas dalam perdamaian dengan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, karena dekat dengan kebenaran. Berikut kutipannya : “Tingkatkanlah keimanan kepada Allah SWT karena pasti akan dekat dengan kebenaran. Sampaikanlah kebenaran walaupun itu pahit, yaitu kebenaran yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunah”

b. Diagnose Cause: Ustadz Jefri Al Bukhori memandang bahwa segala permasalahan dan pertikaian bisa diselesaikan dengan cara

99

bermusyawarah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Berikut kutipannya: "Jika dua hati panas bertemu maka akan menimbulkan pertikaian jika tidak disandarkan pada keimanan. Islam sangat menganjurkan musyawarah karena sangat dicintai oleh Rasulullah SAW. Musyawarah dengan hati yang lapang, tidak ada emosi dan amarah sehingga tidak menimbulkan pertikaian dan kekisruhan”

c. Make Moral Judgement: Ustadz Jefri Al Bukhori menyatakan untuk berusaha melawan kemungkaran, termasuk pemerintah yang mempunyai kekuasaan di negeri ini. Berikut kutipannya: “Harus mampu merubah kemungkaran menjadi yang makruf, Seseorang yang di beri amanah dan kekuasaan dari mulai tingkat Presiden hingga tingkat militer yang mempunyai persenjataan lengkap berhak untuk membela negaranya dari kemungkaran dan tangan para penjajah. Belajar dari para pahlawan Indonesia yang rela mengorbankan nyawanya melawan penjajah untuk kemerdekaan Indonesia. Alasana apapun dari sebuah penjajahan maka tidaklah dianggap benar, karena setiap manusia berhak untuk merdeka".

d. Treatment Recommendation: Ustadz Jefri Al Bukhori mengajak seluruh umat untuk sama-sama mendoa'kan negeri ini dengan menjaga solidaritas antar sesama dan menciptakan perdamaian, Berikut kutipannya: “Perbanyak do'a untuk keselamatan dan kedamaian negeri ini dan juga negeri-negeri Islam lainnya termasuk Palestina yang sedang di jajah bangsa Israel. Damai adalah yang menjadi cita-cita bangsa ini, perang bukan suatu perkara yang nikmat, karena banyak yang harus dikorbankan baik harta maupun nyawa." Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "solidaritas dalam perdamaian" bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan ustadz Jefri Al Bukhori adalah solidaritas dan perdamaian sebagai cita-cita bangsa ini, segala permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan musyawarah dibekali dengan keimanan dan hati yang lapang sehingga tidak meinimbulkan pertikaian dan perpecahan, karena Islam adalah agama yang damai dan cinta perdamaian.

100

2. Habib Mundzir Al Musawa Tema: Istimewa di Mata Allah SWT a. Define Problems: Habib Mundzir Al Musawa menjelaskan bagaimana tanda kenabian muncul sehingga menjadi istimewa di mata Allah SWT. Berikut kutipannya : “Ada satu kemuliaan yang lebih besar yaitu detik-detik kelahiran baginda Nabi besar Muhammad SAW. Didalam riwayat Siroh bin Hisyam di certikan bahwa ketika beliau SAW lahir, beliau SAW langsung dalam keadaan bersujud, dan telunjuknya menuju kelangit dengan ucapan: laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalah lahul mulkuwalahul hamdu yuhyi wa yumitu wahuwa a'laa kulli syai'in qadir.”

b. Diagnose Cause: Habib Mundzir Al Musawa memandang bahwa seorang hamba bisa dekat dengan Allah SWT yaitu dengan memperbanyak sujud kepada-Nya, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Berikut kutipannya: "Dalam riwayat sahih Muslim dikatakan, sedekat-dekatnya seorang hamba kepada Allah SWT adalah ketika bersujud. Maka kelahiran Nabi SAW yang dilambangkan dengan bersujud, menunjukkan inilah hamba yang paling dekat dengan Allah SWT dan menuntun untuk mencapai kedekatan yang terdekat kepada Allah SWT.”

c. Make Moral Judgement: Habib Mundzir Al Musawa menyatakan keistemewaan Nabi Muhammad SAW di mata Allah SWT adalah sejak beliau lahir kedunia ini. Berikut kutipannya: “Rasul SAW diberi keistemewaan dari manusia-manusia lainnya, dari mulai sejak lahir beliau langsung bersujud dan langsung berdo‟a dengan kalimat tauhid, setelah itu beliau langsung disusui oleh Halimatussa'diyah r.a ketempat yang jauh agar terhindar dari tindak kejahatan di kota Mekkah, selama masih bayi setiap bebatuan dan pepohonan mengucapkan salam ke Rasulullah SAW dan didengar oleh Halimatussa'diyah r.a, dalam usia enam tahun beliau didatangi Jibril a.s dan dibelah dadanya untuk dibersihkan. Kejadian ini berkali-kali, dalam riwayat dikatakan tiga kali. Sehingga sesuci-suci sanubari adalah sanubari Nabi Muhammad SAW. Tanda kenabian Rasul SAW muncul hingga beliau dewasa dan ikut berdagang, melewati pendeta yang bernama Buhairah seorang Ahli Kitab dan dijadikan persinggahan Nabi SAW. Buhairah melihat ada awan yang mengikuti kabilah Nabi SAW, setelah Buhairah bertemu dan mengetahui tanda kenabian pada diri Nabi SAW, maka Buhairah memerintahkan kepada kabilah yang

101

membawa Nabi SAW untuk mengajak Nabi SAW pulang dan mengatakan bahwa Nabi muhammad adalah Nabi akhir zaman".

d. Treatment Recommendation: Habib Mundzir Al Musawa mengajak umat untuk mendukung perjuangan Nabi Muhammad SAW dengan kedamaian, dengan kesantunan, dengan keluhuran, dengan budi pekerti yang lurus. Berikut kutipannya: “Saat ini kita renungkan para Nabi terdahulu, sudah menjadi pendukung Nabi Muhammad SAW, bagaimana dengan kita sebagai umat beliau lebih juga berhak mendukung Nabi kita Muhammad SAW, dengan kedamaian, dengan kesantunan, dengan keluhuran, dengan budi pekerti yang lurus, itulah yang kita perbuat sebagai bukti terbesar kepada Nabi Muhammad SAW dengan modal akhlak, budi pekerti, memperbaiki diri, kita sambut kedamaian dan kemakmuran yang insya Allah muncul di negeri kita ini." Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "istimewa di mata Allah" bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan Ustadz Habib Mundzir Al Musawa adalah menjadi Istemewa di mata Allah SWT dengan mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak sujud kepada-Nya seperti apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Serta mendukung penuh perjuangan beliau dalam berdakwah dengan kedamaian, dengan kesantunan, dengan keluhuran, dengan budi pekerti yang lurus. Sehingga kedamaian dan kemakmuran terjadi di negeri kita ini. 3. K.H. Zaeundin MZ Tema 1: Hijrah dan Menata Kembali Keimanan Kita Kepada Allah SWT a. Define Problems: KH Zaenudin MZ menjelaskan hikmah apa saja yang bisa diambil setelah hijrah, berikut kutipannya : "Hikmah apa yang bisa kita ambil dari peristiwa hijrah, pertama hijrah itu perjalanan menjaga iman, mempertahankan akidah, membela keyakinan. Kedua hijrah adalah membangun ukhuwah, orang-orang Mekkah yang ke Madinah disebut Muhajirin, orang- orang Madinah yang menyambut kedatangan orang-orang Mekkah disebut Ansar. Sifat orang Madinah menyambut kedatangan orang Mekkah, masing-masing diantara mereka mencari saudaranya, temannya menyambut dengan gembira kedatangan orang-orang Muhajirin, lalu disambut dengan ucapan terimakasih saudaraku".

102

b. Diagnose Cause: KH Zaenudin MZ memandang bahwa masalah yang dihadapi negeri ini adalah kurangnya kepedulian seorang pemimpin terhadap rakyatnya tidak seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Berikut kutipannya: "Kita rindu pemimpin-pemimpin seperti yang dicontohkan baginda Nabi besar Muhammad SAW, dari dunia sampai akhirat beliau cinta kita, beliau membela kita. Zaman sekarang jika orang mau menjadi pemimpin umumnya kampanye, lagunya merdu-merdu, cerita soal pendidikan gratis, mudahnya pengobatan, soal lapangan kerja, setelah jadi lupa sama rakyat."

c. Make Moral Judgement: KH Zaenudin MZ menyatakan umat Islam harus rela berkorban memperjuangkan iman dan membangun ukhuwah Islamiyah. Berikut kutipannya: "Semangat inilah yang perlu kita angkat kepermukaan, kerelaan berkorban, kemauan untuk berbuat karena panggilan iman, kalau iman sudah bicara kebahagiaan batin yang muncul, kalau batin bahagia penderitaan badan tidak terasa, semuanya terasa ringan, inilah yang dimaksud semangat hijrah".

d. Treatment Recommendation: KH Zaenudin MZ menghimbau kepada umat Islam untuk menjaga persatuan, kesatuan kerukunan dan kekompakan antar sesama. Berikut kutipannya: "Sesuai dengan program Damai Indonesiaku ini, jaga persatuan, kesatuan, kerukunan dan kekompakan, karena hijrah mempertemukan Ansar dan Muhajirin, sebagaiamana Rasul SAW mempersatukan Ansar dan Muhajirin, dilepaskannya manusia dari ras diskriminasi, ikatan darah dan diikat dengan nilai-nilai akidah". Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang " Hijrah dan Menata Kembali Keimanan Kita Kepada Allah SWT" bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan KH Zaenudin MZ, bisa di capai dengan kekuatan iman dan membangun ukhuwah Islamiyah serta menjaga persatuan, kesatuan kerukunan dan kekompakan antar sesama seperti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Tema 2: Tanamkan Semangat Mujahid dalam Memimpin Bangsa a. Define Problems: KH Zaenudin MZ menjelaskan bagaimana menumbuhkan semangat mujahid dalam memimpin bangsa dengan jihad melawan korupsi jihad melawan amar ma'ruf nahi mungkar.

103

Jihad melawan kemiskinan dan kebodohan serta jihad akhlakul karimah. Berikut kutipannya : "Jihad melawan korupsi, mestinya KPK tidak perlu ada jika Polisi, Jaksa dan Hakim kerjanya benar. Dibentuknya KPK karana kinerja Polisi, Jaksa, dan Hakim tidak memuaskan. Negeri ini kebanyakan tim, urusan tidak selesai tim makin banyak. Oleh karean itu setiap kita punya tanggung jawab moril, paling tidak mencegah diri kita untuk tidak ikut korupsi pada tingkat kita masing-masing. Jihad melawan amar ma'ruf nahi mungkar yaitu jika yang mungkar jalan maka murka Allah SWT akan turun. Apabila murka Allah SWT turun maka tidak menimpa yang dzalim saja akan tetapi yang baik- baik terkena imbasnya, disebabkan karena kemungkaran kepada Allah SWT. Kenyataannya dalam pelaksanaan amar ma'ruf lebih mudah dari pada nahi mungkar. Akan tetapi dua-duanya jihad yang harus dilaksanakan Jihad melawan kemiskinan, kebodohan dengan menanamkan pendidikan dan ekonomi. Tidak ada perbuatan tanpa resiko, semakin tinggi nilai kepemimpinan semakin tinggi pula resikonya. Sementara jihad akhlakul karimah dengan dengan memperbaiki akhlak pakai akhlak dan budi pekerti yang luhur serta pandai menginventarisir potensi diri seperti yang di contohkan Nabi SAW ". b. Diagnose Cause: KH Zaenudin MZ memandang bahwa sumber masalah dalam memimpin bangsa tidak adanya komitemen dan konsep yang kuat serta tidak berani mengambil resiko. Berikut kutipannya: "Pemimpin tidak hanya memiliki konsep akan tetapi harus siap menerima resiko yang besar sehingga tidak jalan ditempat konsep- konsep besarnya ". c. Make Moral Judgement: KH Zaenudin MZ menyatakan, jadilah seperti pribadi Rasulullah SAW yang tegar, tahan banting, tidak cengeng dan berani mengambil resiko. Berikut kutipannya: "Rasulullah SAW sejak kecil ditempa kesulitan, lahir tanpa seorang ayah, umur enam tahun ditinggal ibunya, umur sembilan tahun menggembala kambing, masa remajanya tidak dimanja, sehingga lahirlah jiwa prajurit yang tegar, tahan banting, tidak cengeng dan berani mengambil resiko dari mulai teror mental hingga teror fisik yang dihadapi Rasulullah SAW". d. Treatment Recommendation: KH Zaenudin MZ menyatakan bagamiana membangun semangat kebersamaan, komitmen yang kuat dan kewajiban jihad membangun bangsa. Berikut kutipannya:

104

"Perlu semangat membangun kebersamaan tidak bisa parsial karena masalahnya sangat komplek. Kita semua dengan bidang dan kemampuan masing-masing melaksanakan jihad menghadapi kemiskinan, keterbelakangan, ketidak adilan. Melaksanakan jihad adalah kewajiban sesuai dan bidang kemampuan masing-masing.". Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "menanamkan semangat mujahid dalam memimpin bangsa" bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan KH Zaenudin MZ, bisa di capai dengan semangat dalam membangun kebersamaan, menanamkan jiwa kesatria dan patriotik seperti Rasulullah SAW dan memiliki konsep-konsep yang besar untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi. 4. K.H Moh. Arifin Ilham Tema: Pemilu Momentum Memberi dan Menerima Amanah a. Define Problems: KH Moh. Arifin Ilham menjelaskan bagaimana momentum pemilu untuk menjaga amanah dari Allah SWT untuk menjaga negeri ini dari kemunafikan dan murka Allah SWT. Berikut kutipannya : “Amanah melahirkan ketentraman dan kedamaian. Banyak bencana di negeri ini karena banyaknya pemimpin negeri ini yg menyelewengkan amanah yang diberikan Allah SWT. Musibah terjadi karena banyaknya dosa manusia kepada Allah SWT. Kemaksiatan dibiarkan karena sifat munafik dan lemahnya iman seorang pemimpin”.

b. Diagnose Cause: K.H Moh. Arifin Ilham memandang bahwa sumber masalah kepemimpinan bangsa ini adalah tindak kejahatan yang sering terjadi seperti korupsi, kecurangan, sogok menyogok (gratifikasi) yang sudah membudaya. Berikut kutipannya : "Korupsi, sogok menyogok sudah membudaya di negeri Indonesia. Allah SWT melaknat penyogok, yang di sogok dan perantaranya karena semuanya akan masuk Neraka Jahanam dan tidak akan berkah negeri ini jika dipimpin oleh seorang pemimpin yang suka menyogok. Tidak akan masuk Surga bagi setiap darah yang mengalir dan daging yang tumbuh dari sumber yang haram ".

c. Make Moral Judgement: K.H Moh. Arifin Ilham menyatakan dalam menjaga amanah kepemimpinan dibutuhkan sifat jujur seorang pemimpin. Berikut kutipannya:

105

“Siasat dan strategi politik yang terbaik adalah sifat jujur. Penduduk Indonesia rindu dengan pemimpin yang jujur lagi amanah".

d. Treatment Recommendation: K.H Moh. Arifin Ilham mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk tidak pesimis, sinis dan prustasi untuk keselamatan dan kemajuan negeri ini. Berikut kutipannya: “Jangan pesimis, jangan sinis dan jangan prustasi dengan keadaan negeri ini, karena Allah SWT masih memberi harapan dan kesempatan pada hamba-hamba-Nya yang masih hidup dan mencintai negeri ini." Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "Pemilu Momentum Memberi dan Menerima Amanah" bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan K.H Moh. Arifin Ilham adalah amanah adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijaga bagi setiap pemimpin suatu bangsa. Korupsi dan sogok menyogok seakan sudah membudaya dan tidak membuat jera para pemimpin negeri ini. Maka jadilah pemimpin yang jujur agar terhindar dari murka Allah SWT. 5. Ustadz Fikri Haikal MZ Tema: Islam dan Toleransi a. Define Problems: Ustadz. Fikri Haikal MZ menjelaskan bagaimana toleransi dalam pandangan Islam baik toleransi seagama ataupun berbeda agama. Berikut kutipannya : “Toleransi dalam bahasa Arab atau agama di sebut tasamuh, yaitu berbuat baik dan saling menghargai sesuai tuntunan dan ajaran agama. Dalam pengertian umum toleransi adalah sifat akhlak terpuji. Toleransi terbagi menjadi dua: pertama toleransi antar umat seagama, yaitu tidak saling mencurigai walaupun berbeda pendapat (furu'iyyah dan amaliyah) ataupun pilihan politik sehingga terjadi permusuhan. Karena Islam mengajarkan untuk hidup rukun dan damai. Kedua toleransi antar umat beragama yaitu menghargai dan menghormati eksistensi agama lain".

b. Diagnose Cause: Ustadz. Fikri Haikal MZ memandang bahwa sumber masalah akibat intoleransi antar umat beragama. Berikut kutipannya: "Banyak peristiwa kekerasan terjadi di beberapa daerah di Indonesia karena intoleran dan lenturnya rasa hormat antar umat beragama".

106

c. Make Moral Judgement: Ustadz. Fikri Haikal MZ menyatakan larangan melecehkan antar umat agama, terutama bagi non muslim. Berikut kutipannya: “Untuk agama selain Islam (non muslim) jangan suka memancing emosi, usil dan melecehkan akidah umat Islam. Karena semangat jihad umat Islam membela agama Islam ini tidak bisa dihentikan kecuali dengan kematian".

d. Treatment Recommendation: Ustadz. Fikri Haikal MZ mengajak seluruh umat Islam untuk tidak memaksa umat yang lain untuk masuk agama Islam begitupun sebaliknya. Berikut kutipannya: “Tuntunan Islam dalam toleransi adalah tidak ada paksaan dalam beragama. Paksaan terbagi dua: pertama lewat kekerasan (teror) dan kedua lewat bujuk rayu (menjual akidah dengan materi). Keduanya dilarang dalam agama Islam, karena Islam mengajarkan toleransi untuk hidup damai di dunia". Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "Islam dan toleransi" bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan ustadz Fikri Haikal MZ adalah mengajak seluruh umat untuk saling menghormati dan menghargai antar sesama. Tidak ada paksaan dalam beragama, siapapun berhak memilih agamanya masing-masing. Karena perpecahan timbul akbiat adanya intoleransi dalam beragama. 6. Ustadz Abdul Somad Tema: Persatuan Umat Islam untuk kemaslahatan Bangsa a. Define Problems: Ustadz Abdul Somad menjelaskan bagaimana definisi dari umat Islam dan bangsa yang disatukan atas dasar agama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berikut kutipannya: “Ada dua kata kunci yaitu umat dan bangsa. Umat adalah satu kesatuan dari berbagai macam golongan, yang disatukan dengan satu kata: laa ilaa ha illallah muhammad rasulullah. Agama Islam tidak di ambil dari nama Nabinya yaitu Muhammad, akan tetapi di ambil dari kata “salam” yang berarti “damai”. Nama “salam” juga berasal dari Asmaul Husana (dari nama-nama Allah SWT) yaitu: Ya Salam, nama yang digunakan untuk melihat keagungan. Kalimat pertama yang digunakan seorang muslim ketika berjumpa yaitu: salam (ucapan salam). Salam diucapakan bukan hanya kepada orang yang ada dihadapannya, akan tetapi bisa juga di

107

ucapkan untuk orang yang tidak ada dihadapanya, termasuk orang yang sudah meninggal dunia. Sedangkan bangsa adalah sekumpulan antar umat beragama yang disatukan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)".

b. Diagnose Cause: Ustadz Abdul Somad memandang bahwa sumber masalah yang terjadi di tengah-tengah umat karena perbedaan strata sosial sehingga terjadi kesenjangan sosial dan pertikaian antar sesama umat dan bangsa. Berikut kutipannya : "Persatuan umat Islam tidak akan bersatu tanpa ada salam (kedamaian). Karena Islam mengajarkan persaudaraan tanpa melihat pangkat dan jabatan karena sama-sama berasal dari satu rahim yang sama yaitu dari Hawa. Tidak boleh saling membunuh antar saudara dan kebersamaan harus tetap terjalin tidak hanya di dunia, akan tetapi sampai di akhirat nanti".

c. Make Moral Judgement: Ustadz Abdul Somad menyarankan untuk selalu menjaga NKRI dari pertikaian dan perpecahan serta menjaga kedamaian. Berikut kutipannya : “Menjaga NKRI dan melestarikannya akan ada keberkahan dan kedamaian didalamnya. Umat Islam adalah umat yang menjaga bangsa baik saudara semuslim (ukhuwah islamiyah), saudara sebangsa (ukhuwah wathaniyah) dan saudara sesama manusia (ukhuwah insaniyah)".

d. Treatment Recommendation: Ustadz Abdul Somad mengajak umat Islam untuk menjadi pemimpin negeri ini. Berikut kutipannya: “Umat Islam harus megang tampu kekuasaan, untuk melindungi kaum minoritas (non muslim) yang disatukan dalam kebhinekaan".

Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "Persatuan Umat Islam untuk kemaslahatan Bangsa" bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan ustadz Abdul Somad adalah Islam bermakna “damai” yang diambil dari Asmaul Husna (nama-nama Allah) yaitu Yaa Salam. Persatuan umat Islam tidak akan terjalin jika tidak ada kedamaian didalamnya. Karena umat Islam adalah umat yang menjaga saudara, sebangsa dan setanah air yang dipersatukan dalam kebhinekaan.

108

7. Ustadz Haikal Hasan (Babe Haekal) Tema: Muslim Bagaikan Satu Tubuh a. Define Problems: Babe Haekal menjelaskan bahwa pentingnya memperhatikan kehidupan antar sesama suadara dan lingkungan sekitar, berikut kutipannya: "Teringat ketika peristiwa Fathul Mekkah Rasulullah SAW berjalan dan ditengah perjalanan Nabi SAW melihat seekor anjing betina yang sedang menyusui anak-anaknya. Lalu apa yang dilakukan Nabi, beliau turun dan membuat pagar betis dengan sahabat-sahabatnya supaya anjing betina itu tidak terganggu ketika menyusui anak-anaknya. Maka perhatikan apa yang dilakukan Nabi SAW, terhadap anjing betina saja umat Islam harus peduli dan jangan sampai terganggu apa lagi dengan saudarnya sendiri termasuk tetangganya. Maka tidak beriman jika tetangga kita kelaparan dan kita kenyang sendiri mesikpun tetangga kita orang non muslim".

b. Diagnose Cause: Babe haikal memandang bahwa sumber masalah perpecahan umat Islam terjadi akibat tidak peduli dan tidak mencintai saudaranya sendiri, berikut kutipannya: "Umat Islam harus peduli dengan total apalagi dengan sudaranya sendiri. Tidak akan beriman seorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya dimanapun berada sampai ia mencintai dirinya sendiri. Muslim saat ini harus bersatu kembali, tidak boleh saling dengki, saling hina dan saling cela, kafir mengkafirkan dan intoleransi antar sesama muslim. Karena Allah SWT telah menciptakan manusia dari laki-laki dan perempuan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan tujuan untuk saling mengenal, saling kompak, saling akur, saling peduli dan jangan sampai Indonesia terpecah belah karena semuanya saudara sebangsa setanah air dan jadilah satu mukmin satu tubuh.".

c. Make Moral Judgement: Babe Haekal mengkritisi dunia harus bersatu tidak boleh saling hina, saling cela dan bercerai berai sebagaimana negara Indonesia contohkan. Berikut kutipannya: "Sebagaimana kritik kita kepada dunia. Dunia mesti belajar dari Indonesia, disini ada 714 suku dan semuanya kompak, disni ada 630 bahasa semuanya kompak, disini ada 13000 pulau semuanya kompak. Kekompakan ini mesti dijaga terus sampai mati, bahwa Allah SWT menakdirkan kita berbeda dan berbhineka. Karena itulah Pancasila dan UUD 1945 sebagai alat perekat dan pemersatu bangsa, jangan ada lagi akidah-akidah impor, karena Allah

109

takdirkan berbeda dan perbedaan itu telah kita satukan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia".

d. Treatment Recommendation: Babe Haikal meminta kepada pemerintah dan negara manapun untuk tidak saling menyakiti dan menindas sudaranya, meskipun berbeda negara dengan cara diplomasi. Berikut kutipannya: "Menghimbau kepada pemerintah kepada negara manapun yang melakukan penindasan kepada negara dan bangsa manapun. Sebagaimana kita tidak rela bangsa Israel menekan Palestina. Sebagaimana kita tidak rela bangsa Hindia menekan muslimin di negaranya sendiri. Sebagaimana kita tidak rela bangsa China menekan muslim Uighur. Dengan cara diplomasi, jangan dibilang intoleran dan lain sebagainya. Saling memberi nasihat satu sama lain untuk menyatukan kembali keutuhan umat Islam". Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "Muslim bagaikan satu tubuh," bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan Babe Haekal mengajak umat Islam untuk memperhatikan saudaranya, tidak melihat dari suku, agama ras dan golongannya, karena tidak akan beriman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya sampai ia mencintai dirinya sendiri. Hindari perpecahan dan konflik sehingga keutuhan tetap terjaga. 8. Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA Tema: Menghadirkan Islam Rahmatan Lil’Alamin a. Define Problems: Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA menjelaskan apa yang dimaksud rahmatan lil alamin dan tugas Nabi Muhammad SAW. Berikut pernyataanya: "Yang dimaksud rahmatan lil alamin: yaitu seluruh alam, sebagaimana Nabi Muhammad SAW ditugaskan untuk seluruh alam". Ada alam kongkrit yang secara visual bisa diindera atau disebut juga alam syahadah. Ada juga alam ghaib yang terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama, alam ghaib ghoiru mutlak (alam barzakh) merupakan perbatasan antara alam syahadah dan alam ghaib atau biasa disebut alam kubur. Kedua alam malakut yaitu alamnya para malaikat. Ketiga alam yang amat sangat ghaib disebut dengan alam jabarut, yaitu alamnya para ruh. Apa yang dimaksud dengan alam, alam adalah segela sesuatu selain Allah SWT maka disebut alam, apakah itu alam syahadah, alam barzakh, alam malakut dan alam jabarut, keseluruhannya itu adalah alam.

110

b. Diagnose Cause: Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA memandang meskipun manusia sebagai “pendatang terakhir” namun manusia tetap dipilih sebagai khalifah di muka bumi ini bukan makhluk-makhluk Allah lainnya yang lebih dahulu Allah SWT ciptakan sebelum manusia. Berikut kutipannya: "Satu-satunya makhluk yang ditunjuk sebagai khalifah (representase) Allah SWT adalah manusia, bukan malaikat dan bukan yang lain-lain. Malaikat tidak memiliki kesempurnaan seperti yang ada pada unsur Adam a.s sebagai manusia, apalagi binatang, apalagi tumbuhan. Makhluk yang paling sempurnanya Allah SWT adalah khalifah. Mesikpun “pendatang terakhir” sebagai makhluk Allah SWT, akan tetapi ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi ini". c. Make Moral Judgement: Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA menyatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna sebagaimana Allah SWT menciptakan Nabi Adam a.s langsung dengan kedua tangan kanan-Nya, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an. Berikut kutipannya: "Karena itu satu-satunya makhluk Allah SWT yang diciptakn secara tegas diterangkan didalam Al-Qur‟an, bahwa Adam a.s diciptakan dengan kedua tangan kanan-Nya Allah SWT. Maka manusia adalah kombinasi dari Asmaaul Husna. Ke 99 Asmaul Husna itu menyatu dalam diri manusia. Satu-satunya makhluk yang paling sempurna adalah manusia". d. Treatment Recommendation: Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA mengajak umat Islam untuk saling menghromati satu sama lain, tanpa melihat agamanya, sukunya, kelaminnya, etniknya karena unsurnya sama semuanya. Berikut kutipannya: "Kita harus bersyukur karena diciptakan sebagai khalifah, siapapun manusia itu apapun agamanya, jenis kelaminnya, etniknya, wajib untuk kita hormati. Karena keseluruhannya itu mewarisi unsur suci dari Allah SWT. Itulah kenapa disebutkan Allah SWT untuk memuliakan anak cucu Nabi Adam a.s. Maka jangan main-main dengan anak manusia, wajib hukumnya untuk kita saling menghromati satu sama lain, tanpa melihat agamanya apa, karena unsunya sama semuanya. Di dalam Islam mayatpun wajib hukumnya dihormati, karena mayat itu adalah haknya Allah SWT. Maka jangan melihat KTP nya dan agamnya apa jika tidak diurusi berdosa seluruh kampung. Allah SWT memuliakan anak cucu Nabi

111

Adam a.s apapun agamanya, etniknya, semuanya diciptakan dengan penuh kesakralan. Nabi Muhammad SAW adalah “miniatur” seluruh alam semesta dan totalitas alam semesta ini menyatu dalam dirinya". Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang " Menghadirkan Islam Rahmatan Lil‟Alamin " bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA yaitu mengajak umat Islam untuk saling menghromati satu sama lain, tanpa melihat agamanya, sukunya, kelaminnya, etniknya karena unsurnya sama semuanya. Sebagaimana Allah SWT memulikan anak cucu Nabi Adam a.s yang diciptakan dengan penuh kesakralan dan mengutus Nabi Muhammad SAW untuk seluruh alam semesta ini karena beliau adalah “miniatur” seluruh alam semesta dan totalitas alam semesta ini menyatu dalam dirinya. 9. Ustadz Jaelani Tema: Persatuan dan Kerukunan dalam Islam a. Define Problems: Ustadz Jaelani menjelaskan bahwa persatuan dan kerukunan dalam Islam harus dijaga dan didasari dengan keimanan. Berikut kutipannya: "Persatuan atau wihdatul ummah yang harus dijaga dan di lestarikan oleh setiap hamba-hamba Allah SWT yang beriman. Allah SWT menyampaikan kepada hamba-Nya bahwa orang-orang yang beriman itu bersaudara. Ini menjadi perhatian untuk hamba- Nya betapa penting persatuan dan kesatuan diantara umat Islam dengan berlandaskan keimanan.".

b. Diagnose Cause: Ustadz Jaelani menjelaskan sumber dari perpecahan umat Islam karena mengedepankan hubungan darah dari pada hubungan agama dan fanatisme kelompok. Berikut kutipannya: "Betapa penting persatuan dan kesatuan diantara umat Islam dengan berlandaskan keimanan. Bahwa persaudaraan dengan tali keimanan kepada Allah SWT, yaitu persaudaraan dengan hubungan agama jauh lebih penting, lebih kuat dari pada persaudaraan sedarah. Karena kebanyakan persaudaraan sedarah tidak melihat persaudaraan itu dengan keimanan. Maka dari itu persatuan itu bisa terwujud dengan baik jika persaudaraan dilandasi dengan keimanan tanpa melihat hubungan darah. Sehingga rugi

112

bagi mereka yang tidak mau bersatu dan fanatisme kelompok yang mengakibatkan perpecahan bagi umat Islam itu sendiri ".

c. Make Moral Judgement: Ustadz Jaelani menyatakan bahwa Allah SWT memberikan nikmat yang besar kepada umat Nabi Muhammad SAW yaitu nikmat Islam. Berikut kutipannya: "Dahulu manusia berpecah belah sebelum datangnya agama Islam, sehingga pada akhirnya Allah SWT memberikan nikmat yang luar biasa kepada umat Nabi Muhammad SAW yaitu nikmat Islam dengan adanya persatuan dan persaudaraan sehingga wajib bagi setiap muslim untuk menjaganya.".

d. Treatment Recommendation: Ustadz Jaelani mengajak umat Islam untuk saling menghormati dan berlapang dada menerima perbedaan-perbedaan pendapat berkaitan dengan furu'ddin (cabang-cabang dalam masalah agama). Berikut kutipannya: "Maka sebaiknya umat Islam belajar untuk melampangkan diri untuk menerima pendapat serta menghormati perbedaan pendapat. Sebagaimana yang diajarkan ulama-ulama mazhab terdahulu selama itu masalah furu‟uddin (cabang-cabang dalam masalah agama) baik masalah yang berkaiatan dengan akidah ataupun syari‟at. Selama masih bersumber dari Al-Qur‟an dan sunah Nabi Muhammad SAW maka tidak perlu dipermasalahkan". Pendekatan framing model Robert N. Entman tentang "Persatuan dan Kerukunan dalam Islam," bahwa arah pesan "Islam Damai" yang disampaikan ustadz Jaelani kepada umat Islam adalah belajar menghargai pendapat orang lain dan tidak merasa paling benar sendiri karena fanatisme yang berlebihan. Selama masih bersumber dari Al-Qur'an dan hadis maka tidak perlu dipermasalahkan terutama masalah furu'uddin. (cabang-cabang dalam masalah agama). Menjaga persatuan dan kerukunan antar umat Islam jauh lebih penting dari pada saling menyalahkan satu sama lain. Dari beberapa uraian diatas penulis melihat framing yang dilakukan program Damai Indonesiaku pada tema-tema yang telah penulis pilih dan sebutkan diatas, terdapat beberapa kesimpulan yaitu: a) Framing tema dan materi Pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku tidak terlepas dari konstruksi realitas

113

simbolik makna “Islam Damai” yang sudah dikonstruksi Tim Damai Indonesiaku kepada para penceramah Damai Indonesiaku. Berdasarkan isu dan peristiwa yang berkembang di masyarakat ditinjau dari sudut pandang agama Islam sebelum tampil di televisi b) Framing tema dan materi pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku, sebagai upaya menjawab berbagai macam permasalahan umat dengan memberikan solusi-solusi terbaik sesuai dengan ideologinya yaitu Islam, terbukti dengan tema-tema yang diangkat Damai Indonesiaku selalu mengedepankan nilai-nilai keislaman disetiap minggunya. c) Framing tema dan materi pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Inonesiaku bersifat netral, tidak mempersoalkan suku, agama, ras dan golongan apapun dalam penyampaian pesan damainya. d) Framing tema dan materi Pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami pemirsa setianya. Sehingga apa yang disampaikan dapat dengan mudah diterima dengan baik. Dengan menggunakan konsep framing model Robert N. Etnman, yaitu: define problems, diagnose causes, make moral judgement dan Treatment recommendation, dengan mudah penulis melihat bagaimana framing program Damai Indonesiaku dalam penyajian isu dan peristiwa atas realitas yang dikomunikasikan lewat televisi.

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Merujuk pada berbagai data dan analisis yang telah dilakukan penulis, bahwa penelitian ini mencatat program Damai Indonesiaku yang bergenre tabligh akbar ini merupakan bentuk dari dakwah atau syi‟ar Islam. Konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku, tidak terlepas dari eksternalisasi, objektivasi dan internalisai yang berdampak pada perubahan sikap dan prilaku positif yang cinta akan kedamaian, akibat gejolak politik yang terjadi di Indonesia pasca reformasi yang bermula dari pilkada serentak tahun 2009 kala itu. Dalam perjalanannya hingga saat ini tema-tema yang diangkat tidak hanya melihat pada aspek perdamaian dalam dunia politik saja. Akan tetapi banyak aspek perdamaian lainnya yang disoroti dan dimaknai program ini seperti: masalah pendidikan, ekonomi, hukum, kesehatan dan permasalahan-permasalahan lainnya ditinjau dari sudut pandang agama Islam. Konstruksi realitas simbolik makna “Islam Damai” pada program Damai Indonesiaku juga tidak hanya terfokus pada internal umat Islam saja namun pada beberapa tema-tema tertentu membahas persatuan bangsa dan toleransi antar umat beragama. Sehingga program ini tidak terkesan eksklusif dan terfokus hanya pada umat Islam saja. Walaupun pada kenyataannya dibeberapa tema yang disampaikan lebih banyak mengarah pada persatuan internal umat Islam (ukhuwah Islamiyah) itu sendiri, ketimbang hubungan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah) dan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah). Framing pada pesan-pesan “Islam Damai” yang disampaikan para penceramah Damai Indonesiaku mudah dicerna dan dipahami, sehingga mudah untuk dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Diantara pesan-pesan “Islam Damai” yang menjadi data dan temuan pada tesis ini, mengacu pada empat prangkat framing model Entman yaitu: define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah), make moral judgement (membuat keputusan moral) dan Treatment recommendation (menekankan penyelesaian). Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

114

115

1. Mengajak umat Islam Indonesia khususnya dan umumnya bagi umat- umat yang lain untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain walaupun dilahirkan dengan berbeda keyakinan. 2. Umat Islam adalah umat yang menjaga bangsa baik saudara semuslim (ukhuwah islamiyah), saudara sebangsa (ukhuwah wathaniyah) dan saudara sesama manusia (ukhuwah insaniyah). 3. Umat Islam harus saling memberi nasihat satu sama lain dan melampangkan diri menerima serta menghormati perbedaan pendapat orang lain. Terutama masalah furu‟uddin (cabang-cabang dalam masalah agama), jika masih bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis Nabi Muhammad SAW maka tidak perlu dipermasalahkan sehingga menimbulkan perpecahan antar umat Islam itu sendiri. 4. Umat Islam harus saling menjaga perdamaian, keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta melestarikannya, maka akan ada keberkahan dan kedamaian didalamnya. Karena damai adalah yang menjadi cita-cita bangsa ini, perang bukan suatu perkara yang nikmat, karena banyak yang harus dikorbankan baik harta maupun nyawa. Adapun para penceramah yang hadir sebagai narasumber utama merupakan anggota dan pengurus dari Departemen Agama, MUI, Ormas NU, Ormas Muhammadiyah dan beberapa narasumber ternama lainnya yang non- afiliasi, seperti: ust. Jefri Al Bukhori, K.H. Moh. Arifin Ilham, K.H. Nasrudin Umar, ust. Abd. Somad dan lain sebagainya. Diantara penceramah yang lebih sering berbicara persatuan dan kesatuan bangsa serta toleransi dalam beragama yaitu: ust. Abd. Somad, ust. Fikri Haikal MZ, Babe Haekal, ust. Jaelani dan lain sebagainya. Dalil-dalil yang disampaikanya pun tidak terlepas dari Al-Qur‟an surat Al-Hujurat ayat 10, 12, dan surat Ali Imran ayat 103 tentang bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan antar bangsa. Serta hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim tentang bagaimana seorang mukmin mencintai dan peduli dengan saudarnya sendiri (muslim mapun non muslim) sehingga tercipta kerukunan dan toleransi dalam beragama.

116

B. Saran Berkaitan dengan kesimpulan yang sudah dirumuskan, penulis ingin merekomendasikan beberapa saran, diantaranya: 1. Tema-tema yang berkaitan tentang perdamaian, persatuan dan kasatuan bangsa pada program Damai Indonesiaku harus lebih sering diekspos pada tayangan-tayangan selanjutnya, karena rentannya konflik akibat keragaman aliran, agama, ras dan budaya khususnya di Indonesia. 2. Hendaknya lebih sering menampilkan para narasumber (penceramah) yang non-afiliasi sehingga program ini terlihat lebih netral dimata pemirsa setianya. 3. Hendaknya program Damai Indonesiaku tetap konsisten pada durasi dan jam tayangnya disetiap pekannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Syihata, Da‟wah Islamiyah, Departemen Agama 1986.

Agus, Bustanuddin, Al-Islam, Buku Pedoman Kuliah Mahasiswa untuk Mata Ajaran Agama Islam, PT Raja Grafindo Persada Jakarta.1993.

Ali Makhfuz, Syeikh, Hidayat al Mursyidin,Terjemahan Chodijah Nasution, Yogyakarta: Tiga A, 1970.

Ali, Mohammad Daud, 1986. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan Politik. Jakarta: CV Wirabuana, 1986.

Al-Wa‟iy, Taufik, Adda‟watu ilallah Dakwah keJalan Allah Muatan, Saran &Tujuan, Robbani Press 2011.

Amin, Masyur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: AI Amin press, 1997.

An-Nabiry, Fathul Bahri, Meniti Dakwah Bekal Perjuangan Para Da‟i, SinarGrafita Offset, 2008.

Arifin, Anwar Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, Graha Ilmu 2011.

Asmaun Sahlan, dan Teguh Prastyo Angga, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012

Berger, Peter L. Langit Suci Langit Suci Agama Sebagai Realitas Sosial, Penerjemah, Hartono – Jakarta : LP3ES, 1991.

Berger, Peter L & Luckmann Thomas, The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledge, Penguin Books, First published in the USA 1966.

------, Tafsir Sosial Atas Kenyatan Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, Penerjemah, Hasan Basri; Pengantar: Frans M Perera - Jakarta: LP3ES, 1990.

Berger, Peter L, Brigitte & Kellner, Hansfried Pikiran Kembara Modernisasi dan Kesadaran Manusia, Penerjemah: Widyamartaya, Lic, Phil - Kanisius, Yogyakarta 1992,

Bungin, Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, cet-3, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

117

118

Department of International & Transcultural Studies, Fundamental Concepts of Peace Education, Columbia: Columbia Univerity, 2006.

Efendi, Onong Uchyana, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti,1993.

Entman, Robert M. Framing: Toward Clarification of A Fractured Paradigm, Journal of Communication: Desember 1993.

Eriyanto, Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, PT LKiS Printing Cemerlang Yogyakarta, 2002

Fachruddin, Andi, Dasar-dasar Produksi Televisi, Kencana, Prenada Media Group, Jakarta, Edisi Perdana, 2012.

Fealy Greg dan White Sally, Ustadz Seleb Bisnis Moral & Fatwa Online Ragam ekspresi Islam Indonesia Kontemporer, Komunitas Bambu, 2012.

Goffman Erving, Frame Analysis: As Esseay on the Organization of Experience, U.S.A:Harper COLOPHON, 1974.

Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema InsaniPress,1998.

Hamka, Pelajaran Agama Islam, Jakarta:Bulan Bintang 1956.

Helmy, Masdar, Da‟wah dalam Alam Pembangunan, Semarang: Toha Putra, 1973.

Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa: sebuah analisis isi media televisi (Jakarta: rineka cipta, 1996).

Latif, Nasruddin, Teori dan Praktek Dakwah Islamiya, Jakarta: Firma Dara, 1979.

Muhtaram, Zaini, Dasar-dasar manajemen dakwah Islam, Al-Amin Jakarta Press 1996.

Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi). (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008).

Natsir, Muhammad, Fiqh al Da‟wah Dalam Majalah Islam, Kiblat, Yogyakarta: Mitra Pustaka 1971.

Nielsen, AGB Media Research, The Global Leader in TV Audience Measurement, (Jakarta: AGB Nielsen Media Research), 2009.

119

Noer, Juliansyah, Metode penelitian skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah, Kencana 2012.

Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia No.3 Tahun 2009 tentang Standart Program Siaran.

Saifuddin, Endang Anshari, Pokok-pokok pikiran tentang paradigma dan Sistem Islam, Bandung 2004.

Sambas, Syukriadi dalam Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004

Samsul Munir, Amin, Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah 2009.

Sayid, M.Nuh, Dakwah Fardiyah dalam Manhaj amal Islam, Citra Islame Press 1996.

Sobur Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2012.

Suparno, Paul, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Syukir, Asmuni, Dasar-sadar strategi dakwah Islam, Ikhlas,1984.

Tamburaka, Apriadi, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Tapsell Ross, Kuasa Media di indonesia Kaum Oligarki, Warga dan Revolusi Digital, Gajah Hidup 2019.

Tebba, Sudirman, Islam Pasca Orde Baru, PT. Tiara Wacana Yogya 2001.

W Craswell, John, Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan Mixed, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2010.

W. Cresswell, Jhon, L. Vicki, Clark, Plano, Designing And Conducting Mixed Methods Research, Publisher SAGE Publications Inc Publication City/Country Thousand Oaks, United States 2011,

Wijaya Baskara Herwindya Sri, dkk. “Konstruksi Media Kompas Online terhadap Peristiwa Pengungsi Rohingya”, Jurnal Komunikasi Massa Vol.6 No. 2, Juli 2013.

Yahya Omar, Toha, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1971.

120

Yahya, Muhyiddin bin Syaraf, Nawawi, Hadits Arba‟in Nawawiyah, penerjemah:Abdullah Haidhir, Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2010.

Jurnal:

Abdullah, Aceng, dkk, Siaran Televisi Pagi Hari (Breakfast Television) di televisi Indonesia, Universitas Padjadjaran, Jurnal ProTVF, Volume 1, Nomor, 2, September 2017.

Afifi, Subhan, Profil Pers Islam di Era Reformasi, Jumal llmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2005.

Jusuf, Thaib, Erwin Studi Dakwah Dan Media Dalam Perspektif Uses And Gratification Theory. Jurnal Farabi. Vol 11, No.1. (ISSN: 1907-0993). 2014.

Mahfud, Choirul, Ideologi Media Islam Indoensia dalam Agenda Dakwah: Antara Jurnalisme Profetik dan Jurnalisme Provokatif, Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Mustika, Reika, Budaya Penyiaran Televisi di Indonesia, Pusat Litbang Aptika IKP, Badan Litbang SDM, Kementerian Komunikasi dan lnformatika, Jurnal Masyarakat Telematika dan lnformasi Volume: 3 I No: 1 I 2012.

Nisvilyah, Lely, Toleransi Antar Umat Beragama dalam Memperkokoh persatuan dan Kesatuan Bangsa. Jurnal Kajian Moral dan Kewargenegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

Ritaudin, M. Sidi, Damai ditengah Masyarakat Multikultur dan Multi Agama, Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung, Jurnal Al- AdYaN/Vol.VI, N0.2/Juli-Desember/2011.

Thaib, Erwin Jusuf, Studi Dakwah Dan Media Dalam Perspektif Uses And Gratification Theory. Jurnal Farabi. Vol 11, No.1. (ISSN: 1907-0993). 2014.

Toriqul Chaer, Moh, Islam dan Pendidikan Cinta Damai, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1, Juli-Desember 2016.

Wahyu Suryawandan, Nasrul dan Danial Endang, Implementasi Semangat Persatuan Pada Masyarakat Multikultural Melalui Agenda Forum Kerukunan Umat Beragama, Jurnal Humanika (Fkub) Kabupaten Malang Vol. 23, No. 1, ISSN 1412-9418, 2016.

121

Dokumen dan Website:

Dokumentasi TVOne, diakses pada 14 Mei 2020, pukul 21:40 WIB https://www.SCTV.co.id/religi/kata-ustadz-solmed.html, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. https://www.mnctv.com/program/siraman-qolbu, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. https://www.viva.co.id/showbiz/serial/1078613-dua-program-religi-sedot perhatian-pemirsa-ANTV, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. https://www.transtv.co.id/program/28/islam-itu-indah, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. https://tv.inews.id/programs/view/cahaya-hati-indonesia, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. https://www.indosiar.com/religious-program/pintu-pintu-syurga.html, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB. https://tvonenews.tv/profil, di akses pada 14 Nopember 2019, pukul 23:49 WIB https://tvonenews.tv/program, diakses 10 Oktober 2019, pukul 18:48 WIB https://www.merdeka.com/peristiwa/berlomba-sajikan-tayangan-religi-di-stasiun- televisi.html, di akses 31 Oktober 2019, pukul 16:59 WIB https://www.metrotvnews.com/program/khazanah-islam, diakses 25 februari 2020, pukul 10:02 WIB.

Tim Programing TVOne, diakses pada 13 Februari 2020, pukul 20:00 WIB.

Wawancara:

Wawancara dengan Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne, pada tanggal 11 Desember 2019, pukul 11:00 WIB.

Wawancara dengan Tim Damai Indonesiaku TVOne, pada tanggal 9 Januari 2020, pukul 17:00 WIB.

122

LAMPIRAN:

Wawancara dengan Agung Izzulhaq sebagai Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne: NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Bagaiman sejarah Awal mula terbentuknya Program Damai terbentuknya Program Damai Indonesiaku diawali pemilu legislatif Indonesiaku ? secara serentak dan pertama kali di Indonesia, dengan tujuan mendinginkan suasana dan gejolak politik yang semakin panas menjadi cinta damai berlandaskan nilai-nilai ke Islaman yang di sampaikan para da‟i Damai Indonesiaku. Adapun penceramah atau da‟i yang tampil kala itu adalah para da‟i kondang Indonesia yang memiliki jumlah pendukung atau basis yang lebih banyak dan tersebar di seluruh Indonesia, diantaranya: Ustadz Zaenudin MZ dengan julukan “Da‟i sejuta umat”, Ustadz Jeffr Al-Bukhori atau dikenal dengan Uje dengan julukan “Ustadz gaul” dan Habib Mundzir Al Musawa dengan “Majelis Rasulullahnya”. Guna menarik animo penonton untuk menyaksikan Program Damai Indonesiaku yang disiarkan secara langsung di TVOne. 2 Apa yang menjadi target dan Umat Islam, karena mayoritas penduduk sasaran dari acara ini? Indonesia adalah Umat Islam 3 Apa yang menjadi visi dan Visi: Membedah atau meredam isu-isu misi acara ini? (kasus) berita yang sedang hangat terjadi berdasarkan sudut pandang Islam serta

123

mendamaikan dan mencerdaskan masyarakat Islam Indonesia dalam beragama. Misi: Sebagai wadah untuk siapapun yang punya kapabilitas ilmu untuk tampil dan berbicara di layar kaca untuk menyampaikan pesan dakwahnya. Dengan mencermati setiap kasus yang terjadi dilihat dari sudut pandang agama Islam. 4 Bagaimana menyikapi Tidak ada masalah karena tergantung kita persaingan program religi mentritemen para da‟i yang akan tampil di dengan kompetitor? Program Damai Indonesiaku. Masyarakat atau penonton pun sudah bisa menilai sendiri siapa saja para da‟i yang tampil pada program Damai Indonesiaku dengan pembawaan yang berbeda ketika tampil di program kompetitor.

5 Bagaimana konten dan tema Berdasarkan isu yang berkembang di yang digunakan? Indonesia dari berita-berita yang disampaikan TVOne selama sepekan yang kemudian di ulas dan di diskusikan pada segment pertanyaan yang di tawarkan ke pemirsa di rumah 6 Bagaiamana proses seleksi Dibentuknya Tim Ulama Damai di dalam da‟i Damai Indonesiaku? group Whatsaap yang terdiri dari Departemen Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ormas NU dan Ormas Muhammadiyah yang akan menyeleksi para da‟i yang akan tampil di Program Damai Indonesiaku. Pengecualian untuk

124

da‟i yang terlibat kasus hukum maka akan di serahkan ke management TVOne untuk penyeleksiannya. 7 Bagaimana rating-share acara Stabil dan masih konsisten, dengan bukti ini? program ini masih tayang hingga saat ini 8 Apakah ada faktor Tidak ada faktor penghambat, karena penghambat dan pendukung program ini sudah settel dan tidak terfokus acara ini? hanya pada satu ustadz saja, bahkan melahirkan banyak da‟i-da‟i baru. Program ini justru didukung dengan stabilnya share rating sebagai wujud dari animo penonton, serta pihak sponsor yang tetap setia menjalin kerjasama dan mendukung jalannya program Damai Indonesiaku 9 Apakah Damai Indonesiaku Damai Indonesiaku sebagai satu-satunya sebagai pionir (pelopor) dan program religi yang masih bertahan lebih pencetus program dakwah dari satu dekade dan bertahan hingga diluar bulan ramadhan bagi sekarang tanpa harus menunggu bulan televisi lainnya? ramadhan tiba. Menjadi pelopor atau trendsetter bagi kompetitor yang ikut menampilkan program religi dengan konsep yang sama dengan Damai Indonesiaku. 10 Bagaimana pemaknaan kata Makna Islam damai pada program Damai “Islam Damai” pada program Indonsiaku tidak hanya bermakna Damai Indonesiaku? perdamaian, toleransi, persatuan dan kesatuan umat saja, tapi bermakna luas yang dilihat dari beberapa aspek, seperti: fiqih, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya. Tidak hanya pada pemaknaan saja akan tetapi Damai Indonesiaku juga

125

mengajak umat untuk berdiskusi mencari solusi yang menenangkan dan mendamaikan seputar permasalahan dan peristiwa yang terjadi di masyarakat, tanpa menyakiti siapapun dengan cara tasamuh untuk mencari jalan tengahnya.

Jakarta, 11 Desember 2019 Eksekutif Produser Damai Indonesiaku TVOne

Muhammad Agung Izzulhaq

126

Foto bersama Agung Izzulhaq (Eksekutif Produser program Damai Indonesiaku)