1 J U R N A L S E N I P E R T U N J U K A N Jurnal Seni Pertunjukan Vol 1 No.1 Maret 2017 Hal. 1-85, ISSN : 2597-9000 (Online) Terbit dalam dua kali setahun, Jurnal Laga-Laga merupakan Jurnal Ilmiah Berkala tentang Seni Pertunjukan maupun ilmu pengetahuan yang memiliki keterkaitan dengan ranah kajian tersebut. Pengelolaan Jurnal Laga-Laga berada di dalam lingkup Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang Penanggung Jawab Dekan FSP ISI Padangpanjang

Pengarah Rozalvino Ferry Herdianto

Ketua Penyunting Yunaidi

Penyunting Hanefi Yurnalis Idun Ariastuti Ninon Syofia Yusnelli Emridawati Syahrul Desi Susanti

Mitra Bebestari Novesar Jamarun Ediwar Hajizar Nursyirwan Andar Indra Sastra

Koordinator Redaktur Saaduddin

Redaktur Erfaliza Yusnayetti Amelia Fitri Leni Sandra Dewi

Tata Letak dan Desain Sampul Aryoni Ananta

Web Jurnal Vera Novaliza Rahmadhani

Penerjemah Eliapma Syahdiza

Alamat Redaksi : Gedung Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Jalan Bahder Johan. Padangpanjang-27128.Sumatera Barat.Telpon (0752)-485466. Fax (0752)-82803. www.journal.isi-padangpanjang.ac.id /email: [email protected] Jurnal Seni Pertunjukan Vol 1 No.1 Maret 2017 DAFTAR ISI

Penulis Judul Hlm

Sillaturrahmi Dikia Kubano Dalam Upacara Baralek Kawin 1 - 7 Di Kenagarian Pangkalan Kecamatan Pang- kalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota

Adiyanto Arransemen Lagu Bangun Pemudi Pemuda 8 - 14 Dan Maju Tak Gentar Dalam Permainan Drum Band Di SDN 02 Koto Tangah Tilatang Kamang Kabubaten Agam

Dwi Okta Renanda, Eksplorasi Organ Vokal Dan Proses Latihan 15 - 26 Suryati, Umilia Beatbox Pada Komunitas Beatboxing Of Rokhani Jogja Di Taman Budaya Yogyakarta

Yudhi Panji Pemeranan Tokoh Kardiman Dalam Lakon 27 - 35 Pratama Senja Dengan Dua Kematian Karya Kird- jomulyo

Andesta Lusiana Pijak Baisi 36 - 43

Suci Rahmadani Pertunjukan Tari Zapin Pecah Tiga Dalam 44 - 51 Upacara Malam Bainai Pada Masyarakat Melayu Deli Sumatera Utara

Aan Nursyam Bentuk Penyajian Tari Adok Bukit Junjung 52 - 58 Sirih Di Paninggahan Kabupaten So- lok

Aidil Efendi Tabrakan Sejalan 59 - 65

Wiky Indra Alih Wahana Dan Rancangan Dramaturgi 66 - 75 Naskah Parang Kamang Dengan Gaya Realisme Sosial

Putri Mulkiah Bentuk Tari Kipas Di Desa Perentak Kecama- 76 - 85 tan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ALIH WAHANA DAN RANCANGAN DRAMATURGI NASKAH RANDAI PARANG KAMANG DENGAN GAYA REALISME SOSIAL

Wiky Indra

Institut Seni Indonesia Padangpanjang

ABSTRAK

Naskah randai Parang Kamang dialih wahana menjadi Naskah Siti Asiah. Pada naskah Siti Asi- ah berlatar belakang kebudayaan pada saat zaman penjajahan Belanda, khususnya pada nagari Kamang. Pihak Belanda mewajibkan rakyat untuk membayar blasting. Masyarakat tidak mau membayar blasting, maka masyarakat melakukan perlawanan. Masyarakat setempat menamai dengan parang kamang. Dari peristiwa tersebut diangkat kembali delam bentuk per- tunjukan teater dengan gaya realisme sosial. Yang menjadi pijakan bagi penulis dalam pengalih wahana naskah, setelah naskah randai Parang Kamang dialih wahana menjadi naskah Siti asi- ah. penulis menganalisis struktur dan teakstur dari naskah Siti Asiah dan membuat rancangan dramaturgi.

Kata Kunci: Dramaturgi, naskah randai Parang Kamang, alih wahana, realisme sosial, naskah Siti Asiah

ABSTRACT

Randai script “Parang Kamang” is mode-switched into the script of Siti Asiah. The background of Siti Asiah script is in Dutch colonial era, particularly in Kamang coun- try. Netherlands required people to pay blasting. People did not want to pay blasting so they rebelled. Local people named this rebellion as Parang Kamang. That event is rewritten into a theater performance with social realism style that becomes the author’s foothold in mode- switching the script after randai script of Parang Kamang is mode-switched into script of Siti Asiah. Author analyzes the structure and texture of Siti Asiah script and make dramaturgy de- sign.

Keywords: Dramaturgy, Randai script of Parang Kamang, Mode-switching, social realism, Script of Siti Asiah

66. VOL 1 NO.1 MARET 2017 - LAGA-LAGA PENDAHULUAN ka berdua juga menolak atas adanya blasting tersebut. Kemudian muncul tokoh Naskah Randai Parang Kamang pada Nan Barampek yang terdiri dari empat orang awalnya ditulis dalam bentuk tulisan Arab yaitu Panjang Rambuik, si Alang Putiah, Melayu oleh Dt Rajo Mangkuto pada tahun Jilatang Mudo, dan Mantari Ameh. Mereka 1948 sekaligus pendiri dari kelompok ran- merupakan asisten atau pesuruh dari tokoh dai Karih Galombang. Vakumnya kelompok Angku Lareh agar dapat mengumpulkan selu- randai Karih Galombang di tahun 1987 mem- ruh elemen masyarakat baik itu pemuka aga- buat tidak ditemukannya lagi naskah aslinya ma dan tokoh masyarakat penting lainya un- randai Parang Kamang. Pada tahun 2001 tuk menghadap kepada J. Westemenk. Dalam naskah Randai Parang Kamang berhasil ditu- pertemuan dengan J. Westemenk itu hadirlah lis kembali oleh Armon St Rajo Basa. Namun tokoh Dt Rajo Pangulu yang terang-tarangan di tahun 2008 Suardi Dt Junjungan sebagai menolak atas pungutan blasting kepada raky- pendiri kelompok kesenian Siti Asiah mer- at. Belanda membuat rakyat menjadi sapi pe- evisi naskah Randai Parang Kamang terse- rah dan muncul tokoh H Jamiak merupakan but dengan landasan mengacu pada konteks tokoh agama kemudian masyarakat serempak sejarah sebenarnya. Naskah yang ditulis oleh menyatukan suara untuk menolak pungutan Suardi Dt Junjungan merupakan format ter- blasting, yang membuat J. Westemenk ma- baru yang menjadi landasan pencipta untuk rah. membuat kertas kerja Dramaturgi. Tokoh Dt Rajo Pangulu dalam naskah Naskah randai Parang Kamang ber- Parang Kamang sangat berperan penting latar belakang Minangkabau terdapat karena ia sebagai pimpinan rakyat dalam 19 tokoh yang terdiri dari satu babak den- perang itu sendiri. Diawali dengan berniat gan empat belas adegan diselingi gurindam. untuk pelakukan perlawan terhadap Belanda. Naskah randai Parang Kamang ini menceri- Ia geram dengan tindakan yang dilakukan takan J.Westemenk yang merupakan pasukan Belanda dan siap untuk berperang. Saat itu militer berkebangsaan Belanda diutus ke dae- munculah tokoh Siti Asiah merupakan istri rah untuk meminta blasting sebesar 2%, yang dari Dt Rajo pangulu yang awalnya menen- merupakan pajak tambahan baik hasil bumi tang sang suami untuk melakukan perlawa- maupun harta pusaka juga diminta. Kemu- nan karena akan berjatuhan korban. Pada dian disampaikan kepada Angku Lareh yang akhirnya Siti Asiah ikut dalam perperangan merupakan pimpinan dari rakyat sekaligus diikuti oleh adiknya Bujang Burahim. Kedu- sebagai perpanjangan tangan Belanda kepada anya menyusun strategi dalam perperangan rakyat. Pada saat itu Angku Lareh langsung dengan tokoh Basa Marajo yang merupakan memberi jawaban bahwa ia merasa keberatan teman baik sekaligus sosok guru beladiri kepada J. Westemenk karena jika diminta pa- . Dalam naskah Parang Kamang juga jak tambahan berupa blasting kepada rakyat, hadir tokoh Kamisah yang merupakan istri pastilah rakyat sangat kesulitan karena harga dari Basa Marajo dan putranya Ramaya yang panen yang sangat murah. Rakyat menjadi masih kecil tidak ikut berperang. Dalam ce- sangat miskin dan ditambah dengan pajak rita, Siti Asiah dan Kamisah merupakan to- tambahan, pastilah rakyat tidak sanggup un- koh wanita yang ikut berperang. Dt Rajo Pan- tuk membayarnya. Keadaan sekarang yang gulu dan masyarakat siap untuk berperang. sedang sangat sulit, tetapi J. Westemenk tetap Dengan dukungan dari tokoh agama Tungku memaksa kepada Angku Lareh agar rakyat Khadi di benarkan H. Manan, di sana ikut membayar blasting. juga tokoh pemuda Pandeka Mudo yang siap Kemudian Angku Lareh mencerita- untuk berperang. Persiapan yang sudah disu- kan kepada kemanakannya Kari Mudo dan Dt sun dengan matang walaupun bersenjatakan Siri Marajo bahwa Belanda meminta blasting pedang dan parang, rakyat pun telah siap un- agar disampaikan kepada masyarakat. Mere- tuk menghadang dan berperang melawan Be-

67 landa. Perang tidak bisa dielakkan lagi. Siti atau dipentaskan dalam bentuk randai Parang Asiah yang pengawali perang sekaligus yang Kamang. Setelah bertemu dengan Damril St gugur pertama di medan perang. Di akhir ce- Bahari kami sempat membahas perkemban- rita banyak rakyat menjadi korban dan Be- gan dari randai Parang Kamang. Penulis juga landa pun mundur sementara untuk mencari melihat begitu banyak tokoh yang dihadirkan bala bantuan. dalam naskah randai Parang Kamang, past- Naskah Randai Parang Kamang di- inya membutuhkan orang yang banyak juga angkat dari cerita “Parang Kamang merupa- untuk memainkannya, dan juga membuat to- kan perang terbuka yang meledak pada tang- koh-tokoh yang dihadirkan dalam cerita tidak gal 15 Juni 1908 dan merupakan salah satu dapat memiliki peran yang cukup kuat dalam puncak dari kemelut suasana anti penjajahan cerita begitu juga plot yang tidak begitu kuat rakyat Sumatera Barat dalam menentang pen- dalam cerita naskah randai Parang Kamang jajahan Belanda”. Peristiwa perang Kamang itu sendiri. tidak pernah dihadirkan dalam bentuk Kaba Untuk memulai rancangan drama- dan Bakaba baik yang ditulis maupun lisan. turgi penulis akan melihat semua aspek yang Hanya saja, demi mengenang dan menghargai dapat mendukung dalam penciptaan karya. jasa para pahlawan yang telah gugur, elemen Sebagaimana well made play (lakon yang masyarakat setempat mengangkat kembali tersusun secara baik) maka penulis akan peristiwa perang Kamang ke dalam sebuah mengalih wahanakan naskah randai Parang teks naskah randai dan mempergelarkannya. Kamang yang ditulis Suardi Dt Junjungan. Dari pernyataan di atas penulis berkeinginan Menurut A.A Navis, dalam bukunya Alam untuk melanjutkan jasa para pejuang pada Terkembang Jadi Guru (1986:9) menyebut- masa lampau dengan cara, mengangkat kem- kan: “Mengubah budaya tradisional dalam bali sejarah perang yang pernah terjadi di teater modern, merupakan suatu perenungan Kamang. Karya itu telah diceritakan dalam kreatif terhadap tradisi di era modernisasi. bentuk randai Parang Kamang. Kemudian Perenungan kreatif tersebut biasanya tidak penulis berkeinginan mengangkat kembali saja menghasilkan sejumlah agenda tinda- dalam bentuk karya rancangan dramaturgi. kan pembaharuan (inovasi), tetapi sekaligus Bukan hanya ceritanya yang penuh dengan mampu memberi kontrol terhadap pembaha- perjuangan yang membuat penulis berkeingi- ruan yang harus dilakukan”. nan untuk mengangkat naskah randai Parang Dalam naskah randai Parang Ka- Kamang, akan tetapi penulis juga memiliki mang, agar bisa menghadirkan tokoh yang hubungan erat dengan wilayah yang menjadi teridentifikasi dengan jelas dan memiliki alur konflik pertempuranKamang “ ”, ayah dari dramatik yang kuat. Pada naskah randai Pa- ibu penulis yang merupakan kakek dari penu- rang Kamang memiliki tiga tokoh yang men- lis berasal dari Kamang, dan suatu ketika saat jadi alim ulama. penulis berkunjung ke tempat grup kesenian Ditambah dengan keberadaan patung Siti Asiah, penulis ingin untuk berpartisipasi Tugu Perang Kamang di Kenagarian Kamang dalam perubahan naskah randai Parang Ka- menjadi simbol perjuangan rakyat melawan mang. penjajah pada masanya. Tugu Perang Ka- Saat bertemu dengan Damril St Ba- mang terdapat empat patung tokoh pejuang hari yang merupakan salah satu pendiri seka- yang memiliki peran penting dalam peristiwa ligus Pembina dari grup kesenian Siti Asiah, perlawanan penjajah. Empat pejuang tersebut beliau menyampaikan kalau randai Parang merupakan tokoh yang terdepan dalam naskah Kamang sudah lama tidak dimainkan atau randai Parang Kamang, yaitu, Dt Rajo Pan- dipertunjukan lagi karena anggota yang me- gulu, Siti Asiah, Kari Mudo dan H. Manan. mainkan randai tersebut kurang. Karena itu Maka dalam naskah randai Parang Kamang lah penulis merasa penting untuk mengang- yang akan menjadi rancangan dramatugi, pe- kat kembali sejarah yang pernah dimainkan nulis akan menitik beratkan penokahan ke-

68. VOL 1 NO.1 MARET 2017 - LAGA-LAGA pada empat tokoh tersebut. Tokoh yang ada 3. Bagaimana rancangan dramaturgi naskah dalam naskah randai Parang Kamang yang randai Parang Kamang yang telah dialih wa- telah dialih wahana dapat mendalami karak- hana. ter dalam cerita. Perancangan ini bertujuan sebagai berikut: Harymawan, dalam bukunya Drama- 1. Mengubah naskah randai Parang Kamang turgi (1988:64) menyebutkan: “Agar naskah yang telah direvisi oleh Suardi Dt Junjungan, randai Parang Kamang dapat dialih wahana dengan alih wahana. dengan baik, gambaran tentang realisme pada 2. Menganalisis struktur dan tekstur randai umumnya yang dipakai yaitu gaya seni yang Parang Kamang yang telah dialih wahana. berusaha mencapai ilusi atas penggambaran 3. Menjadi ladasan penciptaan untuk melaku- kenyataan”. kan proses pertunjukan pada randai Parang Realisme pada dasarnya mencerita- Kamang yang telah dialih wahana. kan kehidupan “realita” atau kejadian seha- Sejak tahun 1948 sejarah Perang Kamang ri-hari yang terjadi. Walaupun pengurangan telah disajikan dalam kesenian budaya tradi- jumlah tokoh dan perubahan pada naskah sional berbentuk randai, yang dikenal dengan terjadi, akan tetapi tidak akan mengurangi randai Parang Kamang. Dt Rajo Mangkuto nilai esensi pada naskah itu sendiri dan tetap merupakan pencipta sekaligus pencetus ran- berpijak pada ide pokok yang sama, yaitu se- dai Parang Kamang di daerah Kamang itu jarah Perang Kamang. Dalam potret lahirnya sendiri. Sampai pada tahun 1987 randai ini naskah randai Parang Kamang, merupakan sempat vakum. Pertunjukan randai Parang perlawanan rakyat yang tidak mau membayar Kamang dalam beberapa tahun terakhir se- blasting kepada Belanda. Pada naskah randai lalu dipertunjukan dengan peringatan Perang Parang Kamang diceritakan saat masyarakat Kamang yang jatuh pada setiap tanggal 15 mengalami kesusahan karena harga hasil Juni. Namun dalam beberapa agenda khusus bumi yang murah, kebutuhan yang tinggi dan kenagarian, randai Parang Kamang biasan- ditambah adanya blasting, tentunya dapat ya dihadirkan pada acara batagak panghulu, digambarkan pada masa itu kehidupan yang hiburan khusus masyarakat, dan acara peny- sangat sulit. Rakyat banyak yang berprofesi ambutan tamu bersama anak rantau, tepatnya sebagai petani, dari gambaran dalam naskah di tampilkan 2 malam saat malam pertama randai Parang Kamang. lebaran dan malam kedua lebaran Idul Fitri. Dari pernyataan di atas penulis mem- Dalam beberapa pertunjukan randai buat suatu bentuk rancangan dramaturgi dari Parang Kamang yang dibawakan oleh grup naskah randai Parang Kamang yang telah Siti Asiah ataupun pemuda setempat tetap dirubah dengan menggunakan alih wahana. memakai konsep randai tersebut, adanya le- Merubah naskah randai Parang Kamang garan, adanya cerita yang dimainkan oleh akan memberi gambaran baru dari kesenian tokoh, memakai dendang, dan penambahan tradisi menjadi modern dan penulis berke- gerakan silat. Kostum yang dipakai sudah inginan tulisan ini akan bermanfaat nantinya mengarah pada tokoh yang diperkankan oleh dalam pertunjukan, dan sebagai landasan aktor, contohnya Tokoh J Westennenk yang awal untuk perancangan dalam bentuk kertas telah memakai seragam lengkap dan properti kerja dramaturgi. golok yang dipakai sangat mendukung per- Berdasarkan pemaparan diatas rumu- tunjukan randai tersebut. san masalah yang akan dibahas adalah: Ujian akhir minat dramaturgi prodi 1. Bagaimana merubah naskah randai Parang seni teater fakultas seni pertunjukan di Insti- Kamang yang telah direvisi oleh Suardi Dt tut Seni Indonesia tahun 2016 dengan maha- Junjungan dengan alih wahana. siswa teruji Rahmi Deloni dengan judul tugas 2. Bagaimana Struktur dan tekstur naskah akhir “rancangan dramaturgi dan tranformasi randai Parang Kamang yang telah dialih wa- naskah randai karya Wis- hana. ran Hadi”. Penulis meninjau rancangan yang

69 telah dilakukan Rahmi Deloni karena memi- wa ekranisasi merupakan proses perubahan liki kesamaan pada objek formal yang seba- pada alat yang dipakai, proses penggarapan, gai salah satu alat bedah dalam perancangan proses penikmatan, dan waktu penikmatan. dramatugi yaitu alih wahana. Rancangan Ekranisasi adalah sebuah proses adaptasi”. dramaturgi yang dilakukan oleh Rahmi Delo- Sering kali fungsi dari ekranisasi ada- ni mengubah bahasa naskah asli “Minang” lah metranformasi novel menjadi skenario ke dalam bahasa Indonesia dan menjadikan dalam film, karna dialog dalam novel tentu gurindam menjadi dialog atau nyanyian. Kar- akan panjang kalau tanpa ada perubahan. Se- ya ini masih kurang melahirkan sesuatu yang lain itu Ekranisasi banyak digunakan pada baru, karena tidak banyak perombakan yang perfilman sekarang ini. Ada juga film yang dilakukan terbukti dengan kostum yang dita- diangkat dari cerpen, maka dari itu terkan- warkan tetap memakai kostum randai. Tapi dang saat kita menonton film yang diangkat dari kertas kerja dramaturgi yang dirancang dari sebuah novel akan merasakan beberapa oleh Rahmi Deloni telah mengalih wahana perbedaan yang dirasakan. Contohnya pada naskah terutama dari segi bahasa yang terda- film Harry Potter akan tidak mungkin dipin- pat pada dialog. dahkan secara utuh ke dalam film yang hanya Film Tenggelamnya Kapal Van Der berdurasi satu stengah jam. Banyak hal yang Wijck adalah film drama romantis Indone- harus dipotong dari novel, baik dari dialog sia tahun 2013 yang disutradarai oleh Sunil maupun dari alur cerita itu sendiri, agar dapat Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya. menyesuaikan ke dalam bentuk hal yang baru Film ini diadaptasi dari Novel Tenggelamnya yang akan mengalami ekranisasi. Kapal Van Der Wijck yang ditulis oleh Haji Kemudian Tenggelamnya Kapal Van Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih Der Wijck diangkat kembali dalam ben- dikenal dengan nama Hamka. Novel ini diter- tuk teater oleh Citra Production yang juga bitkan pada tahun 1937 mengawali karir se- memproduksi film Upin dan Ipin. Teater bagai sastrawan. Novel Tenggelamnya Kapal Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dipen- Van Der Wijk menceritakan kisah cinta pe- taskan tanggal 12 sampai 18 Oktober 2015 nuh dengan tantangan walapun pada akhirn- di Panggung Sari, Istana Budaya Malaysia. ya, kisah cinta yang dibangun tidak seindah Disini penulis melihat banyaknya peruba- dengan kenyataan dan menjadi tragedi. Dapat han yang terjadi pada cerita Tenggelamnya digambarkan tokoh Hayati yang awalnya tu- Kapal Van Der Wijck. Dari dialog yang pada lus mencintai Zainudin, pada akhirnya berpal- awalnya memakai bahasa Indonesia kemu- ing kepada kenikmatan dunia dan saat Hayati dian diganti menggunakan bahasa melayu merasa Zainudin adalah pasangan yang tetap dan seting panggung yang tidak menyerupai tetapi terlambat karenan Zainudin tidak bisa secara seutuhnya yang terdapat dalam cerita memaafkan. Saat Zainudin berbalik untuk baik itu dalam film maupun dalam novel. alih memaafkan, namun terlambat karena Hayati wahana yang dilakukan memiliki warna baru tenggelam bersama kapal Van Der Wijck. dalam penyajiannya teater Tenggelamnya Novel ini memiliki nilai tersendiri Kapal Van Der Wijck. Pementasannya mung- bagi Hamka yang mengkritik adat Minang kin jauh berbeda dari cerita yang diangkat yang menjadi tanah kelahiranya sendiri. dalam bentuk novel dan film. Akan tetapi Hamka melakukan perubahan dalam ben- ide pokok atau gagasan dari pementasan tuk karya novel. Kemudian film dirubah lagi Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck tidak menjadi perbandingan yang saat ini dikenal berubah dari bentuk film dan novel, disini dengan Ekranisasi, dan menurut Pamusuk penulis melihat cerita yang disampaikan pada Eneste, pada bukunya yang berjudul Novel teater Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan Film (1991:11) menyebutkan: “Berarti memiliki “ruh” yang sama tetap berpijak ke- pelayar putihan. Ecran dalam bahasa Perancis pada kisah cinta Zainudin dan Hayati dengan berarti layar. Eneste juga menyatakan bah- latar Minang,

70. VOL 1 NO.1 MARET 2017 - LAGA-LAGA Disini penulis melihat perubahan gunakan alih wahana supaya dapat ditafsir- bentuk dari kesenian lama ke dalam bentuk kan ke dalam suatu pertunjukan. kesenian yang baru walaupun berpijak pada ide atau gagasan yang sama. Kita ketahui PEMBAHASAN perubahan yang dilakukan pada film ada- lah ekranisasi, akan tetapi perubahan bentuk Penulis akan menghadirkan teori- ke dalam teater tidak dapat menggunakan teori yang akan menjadi landasan dan juga ekranisasi. Ekranisasi terbatas perubahannya sebagai batasan yang akan mendukung kertas ke dalam bentuk karya atau ke dalam film, kerja pada dramatugi. Selanjutnya juga men- maka di sini kita dapat menggunakan alih wa- jadi alat ungkap dalam naskah randai Parang hana. Alih wahana menyerupai fungsi yang Kamang karya Suardi Dt Junjungan menjadi sama dengan ekranisasi, tapi cakupan alih gaya realisme sosial. wahana itu sendiri cukup luas. Alih wahana Dalam proses perubahan naskah ran- merupakan cara perubahan suatu kesenian ke dai Parang Kamang menggunakan alih waha- dalam bentuk kesenian yang lain, misalkan na. Alih wahana adalah alat yang digunakan dari bentuk kesenian patung menjadi bentuk untuk mengubah. Penulis akan memakai alih kesenian tari, dimana patung merupakan ben- wahana sebagai alat untuk merubah naskah da yang tidak bergerak akan tetapi tarian yang randai Parang Kamang yang ditulis Supardi memiliki keharusan untuk membuat gerakan. Dt Junjungan. Seperti yang dikatakan oleh Di tahun 2015 randai Parang Kamang Sapardi Djoko Damono, pada bukunya Alih menjadi bahan penelitian oleh Rizki Saputra Wahana (20012:96), menyebutkan: “Alih dengan judul “struktur dramatik randai pa- wahana adalah suatu cara perubahan dari satu rang kamang grup Siti Asiah dalam perspek- jenis kesenian ke dalam jenis kesenian lain. tif teks lakon dan teks pertunjukan”. Dalam Alih wahana yang dimaksudkan disini tentu rangka tugas akhir sarjana seni, strata satu, berbeda dengan terjemahan yang mengalih- di Institut Seni Indonesia Padang Panjang. kan karya sastra dari satu bahasa ke bahasa Penulis memiliki objek material yang sama lainnya. Damono mencontohkan cerita re- dengan objek material yang diangkat oleh kaan diubah menjadi tari, drama, atau film. Rizki Saputra yaitu randai Parang Kamang. Alih wahana dapat dilakukan film ke--novel Hasil dari penelitiaan yang dilakukan oleh atau bahkan puisi yang lahir dari lukisan atau Rizki Saputra menjadi landasan untuk men- lagu dan sebaliknya”. dapatkan informasi menganai naskah randai Lebih lanjut disebutkan bahwa di Parang Kamang. Dalam penelitian yang di- dalam alih wahana akan terjadi perubahan. lakukan oleh Riski Saputa hanya berfokus Dengan kata lain akan tampak perbedaan mengkaji bagaimana lahir naskah tersebut ke- antara karya yang satu dan karya hasil alih mudian menganalisis naskah tersebut. Akan wahana tersebut. tetapi sekarang penulis membuat rancangan Akan tetapi alih wahana merupakan kerja dramaturgi tentu akan ditemukannya cara untuk merubah suatu bentuk kesenian perbedaan tulisan yang pernah diteliti walau- kepada kesenian yang baru, baik itu akan pun memiliki objek material yang sama. mengurangi atau menambah dari perubahan Berdasarkan beberapa tinjauan peran- tersebut, dengan kata lain tidak menghilang- cangan yang telah dipaparkan nampak jelas kan nilai dasar pada bentuk kesenian sebel- perbedaan. Karya ini memberikan ketegasan umnya. Alih wahana dapat mengubah suatu nantinya pada pertunjukan randai Parang Ka- lukisan menjadi puisi atau sebaliknya, dari mang yang ditinjau oleh penulis yang seka- bentuk kesenian tradisi dapat dirubah men- ligus menjadi rancangan dramaturgi. Hal ini jadi kesenian modern, tentunya penulis akan akan memberi warna baru dari naskah randai metransfomasi naskah randai Parang Ka- tersebut, dengan mengubah naskah ke dalam mang dengan cara mengalih wahana naskah sebuah lakon realisme sosial dengan meng- tersebut kebentuk yang berbeda. Baik dari di-

71 alog pada awalnya memakai bahasa Minang jektif mungkin. Untuk itu diperlukan ob- penulis akan merubah ke dalam bahasa Indo- servasi terhadap masyarakat, obyek dan cara nesia. Pada naskah yang pada awalnya terdiri menuangkan secara obyektif tanpa mengubah dari satu babak dengan empat belas adegan kebenarannya. Akibatnya pentas penuh den- yang diselingi dengan gurindam yang diden- gan gambaran-gambaran detail kehidupan dangkan, maka penulis akan menjadikan dua nyata sehari-hari. Mereka tidak menggarap babak dan dialog maupun gurindam akan lagi masa lampau, tapi hanya menggambar- digabung menyesuaikan kebutuhan. Jum- kan masyarakat sekarang. Kemudian muncul lah tokoh yang terdapat pada naskah adalah gambaran masyarakat dekaden yang kadang- sembilan belas tokoh, namun penulis akan kadang menyinggung perasaan moral umum. berfokus kepada empat orang tokoh yang Tetapi kaum realisme membela diri bahwa menjadi simbol Tugu Parang Kamang. Ban- itulah masyarakat apa adanya, kalau penon- yak perubahan yang penulis lakukan sesuai ton tidak menyukai tontonan masyarakatnya dengan rancangan yang dapat mendukung yang dekaden, ubahlah masyarakat itu, maka dari pertunjukan akan tetapi perubahan yang dipanggung akan muncul pertunjukan yang penulis lakukan tidak pada ide pokok dalam lain. Muncullah satu bentuk drama baru yang cerita naskah randai Parang Kamang. Penu- disebut well made play (drama yang terben- lis tetap berpijak pada perjuangan masyarakat tuk dengan baik) pengambaran karakter dan untuk melawan Belanda yang meminta blast- situasi yang jelas, perkembangan kejadian ing, dan penulis teatap memakai nama tokoh yang diatur secermat-cermatnya, penuh ke- yang sama. jutan-kejutan yang logis, penuh suspense Dalam suatu bentuk drama memiliki dan ketegangan, kesimpulan akhir dan dapat struktur dan tekstur yang khas. Kernodle, dipercaya”. mengemukakan bahwa setidaknya ada enam Realisme sosial merupakan pilihan sarana yang dapat menciptakan struktur dan penulis dalam pengalih wahanaan naskah. tekstur dalam kegiatan menganalisis drama. Realisme merupakan dasar lahirnya dari se- George Kernodle, pada bukunya The Invition buah konsep realisme sosial yang penulis pil- to The Theatre (1961:344) menyebutkan: ih. Realisme berkembang sekitar tahun 1850- “Menyebut sarana itu sebagai nilai dramatik. an, terutama pada teater prancis. Kehadiran Adapun enam nilai dramatik itu merupakan realisme merupakan bentuk penolakkan atau ide dari Aristoteles yang dianggap mampu ketidak puasan terhadap kosep romantik. menolong dalam usaha menganalisis drama. George Kernodle, pada bukunya The Invition Menurut Kernodle, enam nilai dramatik yang to The Theatre (1961:5), menyebutkan: “Ga- dikemukakan oleh Aristoteles adalah plot, gasaan realisme dalam teater adalah keingi- karakter, tema, dialog, musik (ditafsirkan se- nan untuk menciptakan illusion of reality di bagai mood untuk drama modern), serta spec- panggung. Dapat dikatakan bahwa realisme tacle”. ingin membuat penontonnya lupa bahwa Kemudian sebelum mengubah naskah mereka sedang menonton drama. Untuk itu, kebentuk yang baru Kernodle juga membagi adegan dalam kamar tidak lagi cukup ada tiga dramatik pertama yang menurut penu- layar yang diberikan gambar (dekor); akan lis penting dalam tranformasi nantinya yaitu tetapi perlu diciptakan kamar dengan em- plot, karakter dan tema. pat dinding seperti kamar yang sebenarnya. Agar penulis dapat menyusun kem- Inilah yang mengawali tumbuhnya realisme bali naskah yang telah dialih wahana penu- convention of the frouth wall. Realisme in- lis akan memperhatikan aspek penulisan. gin menyajikan kehidupan langsung di pang- Seperti yang disampaikan Jakob Sumardjo, gung”. Pada bukunya Ikhtisar Sejarah Teater Barat Cahyaningrum Dewojati, pada buku- (1966:80) menyebutkan: “Penulisan drama nya DRAMA: Sejarah, Teori, dan Penerapan- harus menggambarkan kenyataan hidup sub- nya (2010:66-67), juga menjelaskan: “Drama

72. VOL 1 NO.1 MARET 2017 - LAGA-LAGA realisme tidak hanya menghibur saja, melain- Pandangan di atas menjelaskan kan juga mengembangkan problem dari suatu bagaimana tahapan dalam pengalih waha- masa. Problem atau masalah ini dapat berasal naan naskah randai Parang Kamang sangat dari keadaan sosial atau dari dalam manusia penting bagi punulis karena itu merupakan itu sendiri, yaitu dari kesulitan-kesulitan yang proses awal bagi penulis. Kemudian akan timbul oleh kontradiksi-kontradiksi yang di- melanjutkan dengan membuat rancangan alami oleh manusia. Harymawan juga mem- dramaturgi dari naskah yang telah dialih awa- bagi gaya realisme ini menjadi dua, yaitu hanakan. Dalam pengalih wahanaan naskah realisme sosial dan realisme psikologi. Ciri- randai Parang Kamang, dimana alih wahana ciri gaya realisme sosial adalah peran-peran itu sendiri merupakankan alat bagi penulis utama biasanya diperankan oleh rakyat jelata dalam melakukan perubahan. Alih wahana (petani, buruh, dsb). Akting pemain juga ter- yang penulis gunakan memiliki fungsi untuk lihat wajar seperti yang terlihat dalam hidup merubah bentuk babak, adegan, jumlah to- sehari-hari, sedangkan realisme psikologis ini koh, dan memberi gambaran tempat maupun lebih ditekankan pada peristiwa-peristiwa in- waktu yang jelas terhadap naskah yang telah tern atau unsur-unsur kejiwaan. Secara teknis dialih wahanakan. segala perhatian diarahkan pada akting yang wajar dan intonasi yang tepat. Selain itu, sua- C. Metode Perancangan sana juga digambarkan dengan perlambangan Proses perancangan kertas kerja atau simbol”. dramaturgi dan alih wahana naskah randai Jakob Sumardjo, pada bukunya Ikhti- Parang Kamang dengan menggunakan gaya sar Sejarah Teater Barat (1986:97) menga- realisme sosial, dengan menggunakan me- takan: “Dalam teater sosial percaya bahwa tode analisis tekstual. Setelah memilih ob- kondisi manusia memang ditentukan oleh jek material atau naskah penulis melakukan ekonomi dan politik. Manusia harus disadar- gambaran terhadap suatu peristiwa untuk kan atas kebutuhanya akan perubahan ling- mengetahui keadaan yang sebenarnya, agar kung hidupnya. Sifat realisme teater sosial meperoleh hasil analisis dramatugi dan pen- ”yang berpijak di bumi” ini menolak ajaran galih wahana naskah randai Parang Kamang naturalisme yang menitik beratkan pada ob- dengan menggunakan gaya realisme sosial. jektivitas dan kesetiaannya pada fakta. Se- 1. Studi Pustaka mentara itu teater sosial ini meminjam juga, Studi kepustakaan dilakukan sebagai cara-cara kaum ekspresionisme yang suka langkah awal untuk mendapatkan sumber ter- memberikan gambaran-gambaran distor- tulis tentang objek agar dapat nantinya men- tis dan adegan-adegan frakmentaris. Teater dukung dalam rancangan dramaturgi, den- sosial bertujuan menghibur dan mengajar, gan cara mencari dan menelusuri buku-buku tetapi juga menggerakan penonton untuk yang berhubungan dengan objek kajian. Serta aksi-aksi praktis di luar teater, yakni dalam menggunakan teori-teori sebagai kerangka kehidupan”. teoritik untuk dalam proses kerja. Realisme bertujuan untuk mencipta- 2. Alih Wahana Naskah kan ilusi realitas. Ilusi realitas diwujudkan Memulai merubah naskah secara kes- dalam bentuk panggung yang menggambar- eluruhan, naskah randai Parang Kamang kan situasi kehidupan manusia secara objektif menjadi gaya realisme sosial. Kemudian akan tanpa ada proses distorsi di dalamnya. Maka, menjadi bahan acuan penulis untuk membuat untuk menuju pada proses ini, seorang harus rancangan dramaturgi. melakukan observasi terhadap masyarakat- 3. Analisis Struktur Dan Tekstur pun secara objektif pula. Sebab di dalam Analisis struktur dan tekstur naskah pementasan realisme, pentas adalah ruang yang telah dialih wahana merupakan langkah dalam mengaplikasikan kondisi real secara untuk menelusuri kembali secara sistema- detail dan kongkrit. tis lanagkah-langkah yang diambil penulis

73 dalam menuangkan gagasan dalam perancan- Asiah. Naskah randai Parang Kamang mer- gan, sehingga mencapai dramatik pada per- upakan bentuk keseniah tradisi masyarakat ancangan kertas kerja dramaturgi, Minang kemudian dengan alih wahana penu- 4. Rancangan Dramaturgi lis merubahnya kedalam bentuk naskah mod- Rancangan dramaturgi dari naskah ern dengan gaya realisme sosial. yang telah dialih Wahana, merupakan proses Realisme sosial merupakan bentuk kerja utama seorang dramaturg. Lewat ana- sebuah kehidupan yang nyata. Naskah yang lisis struktur, tekstur dan melakukan tinjauan. telah dialih wahana dengan gaya realisme Penulis menyimpulkan hasil analisis tersebut sosial mengambarkan peristiwa-peristiwa dengan menghadirkan dramatik plot/ peran- yang nyata, apa adanya dihadirkan oleh para cangan adegan tokoh. Setelah melakukan ta- tokoh. Menghadirkan sebuah realita kehidu- hapan rancangan adegan, maka penulis meng- pan masyarakat Minang khususnya pada am- gambarkan hasil perancangan adegan dengan syarakat nagari Kamang. Pada kedua naskah rancangan setting, rancangan lighting, ran- tersebut merupakan gambaran kehidupan cangan kostum, rancangan rias, rancangan masyarakat Minang yang hidup pada masa pemeranan, rancangan adegan dan rancangan penjajahan Belanda. Permasalahan muncul tata musik sehingga dapat dimengerti oleh karena pihak Belanda memintak masyarakat penonton saat pertunjukan berlangsung. untuk membayar blasting. Penulis berharap skripsi yang ber- PENUTUP judul “Alih Wahana dan Rancangan Drama- turgi Naskah Randai Parang Kamang dengan Kesimpulan yang dapat ditarik pada gaya Realisme Sosial”, kemudian melahirkan tulisan ini, merupakan bentuk kerja atau pen- naskah Siti Asiah dapat menjadi rujukan bagi ciptaan dari seorang dramaturg. Dramaturgi kreator dalam menggarap sebuah bertunju- tidak semata hanya mengkaji sebuah naskah kan. Penulis juga berharap tulisan ini akan atau melakukan penelitian. Akan tetapi pe- memberikan referensi dan inspirasi bagi kre- nulis memiliki kertaertarikan dalam bentuk ator dalam merealisasikan rancangan drama- penciptaan dramaturgi. Tentu banyak pilihan turgi. maupun tawaran yang diberikan kepada pe- Bagi dramaturgi yang akan melanjut- nulis, untuk memilih naskah sebagai acuan kan rancangan ini, agar nantinya dapat mela- dalam pembuatan tulisan ini. Dan pada akh- hirkan ssebuah catatan dramaturgi. Catatan irnya penulis memilih naskah randai Parang dramaturgi merupakan lanjutan dari sebuah Kamang, untuk menjadi objek materi dalam kertas kerja seorang dramaturgi. Pada cata- penulisan ini. Pada latar belakang penulis tan dramaturgi nantinya akan digunukan memaparkan hal-hal yang menjadi kertertari- pada saat proses latihan. Fungsi dari catatan kan dan alasan bagi penulis, untuk mengang- dramatugi untuk memberi kemudahan proses kat naskah randai Parang Kamang. latiahan. Dalam sebuah pertunjukan teater Dari naskah randai Parang Kamang, tentunya membutuhkan proses bagi para ak- penulis mengalih wahana naskah menjadi tor/artis menghafal dan mendalami perannya. naskah Siti Asiah dengan gaya realisme so- Tentu dalam sebuah proses latihan aktor/artis sial. Pengalih wahanaan naskah merupukan tidak memiliki kemampuan yang sama dalam hal yang baru bagi penulis. Tentu akan berbe- mendalami tokoh yang diperankannya, mis- da dengan perubahan naskah dengan mener- alkan pada saat latihan salah seorang aktor/ jemahkan, menyadur dan mengadaptasi. Alih artis belum dapat memerankan tokohnya. wahana merupakan hal yang tepat untuk mer- Maka sutradara akan mengulang latihan dan ubah, sebuah kesenian kedalam bentuk kes- menunggu aktor/artis sampai ia bisa memer- enian yang baru. Alih wahana memberi kebe- ankan tokoh yang dimainkannya. basan bagi penulis dalam perubahan naskah Dalam pengulangan proses latihan randai Parang Kamang menjadi naskah Siti dan menunggu aktor/artis, dapat menyetara-

74. VOL 1 NO.1 MARET 2017 - LAGA-LAGA kan atmosfir latihan. Akan memberi waktu KEPUSTAKAAN latihan lebih dan tidak efektif dalam proses latihan. Maka kehadiran seorang dramaturgi Armon St Rajo Basa, “Parang Kamang”, dengan catatan dramaturginya, dapat melihat Naskah Randai, Dokumen Pribadi, dialog mana saja yang harus didalami dan 2001 memberi latihan lebih bagi aktor/artis yang masi belum menguasi perannya. Dan banyak Damono, Sapardi Djoko, Alih Wahana, Ja hal lainya yang dapat dimasukkan dalam cat- karta: Gramedia, 20012 atan seorang dramaturgi. Dan nantinya dalam sebuah proses garapan pertunjukan teater, se- Deloni, Rahmi, “Rancangan Dramaturgi orang dramaturg mencari hal-hal yang dapat Dan Tranformasi Naskah Randai Sa memudahkan dalam proses garapan. bai Nan Aluih Karya Wisran Hadi”, Skripsi, Padang Panjang: Institut Seni Indonesia, 2016

Dewojati, Cahyaningrum, DRAMA: Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Yogyakar ta: Kanisius, 2010

Eneste, Pamusuk, Novel dan Film, Jakarta: Gramedia, 1991

Harimawan, Dramaturgi, Bandung: CV Ros da, 1993.

Kernodle, George dan Portia Kernodle, In vitation to the Theatre, second edi tion, New York: Harcourt, Brace & World, Inc., 1961.

Navis, A. A., Alam Terkembang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press, 1984.

Saputra, Rizki, “Struktur Dramatik Randai Parang Kamang Grup Siti Asiah Dalam Perspektif Teks Lakon Dan Teks Pertunjukan”. Skripsi, Padang Panjang: Institut Seni Indonesia, 2015

Suardi Dt Junjungan, “Parang Kamang”, Naskah Randai, Dokumen Pribadi, 2008

Sumardjo, Jakob, Ikhtisar Sejarah Teater Barat. Bandung: Granesia, 1966

75 76. VOL 1 NO.1 MARET 2017 - LAGA-LAGA