e-ISSN :2581-0227 Terakreditasi Peringkat 5 Kementrian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional JAS No 85/M/KPT/2020 Jurnal Agri Sains Vol. 5 No. 1, ber (2020) http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/JAS/index

ANALISIS MOTIVASI PEMANFAATAN PEKARANGAN UNTUK PERTANIAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BUNGO

MOTIVATION ANALYSIS OF YARD UTILIZATION FOR URBAN IN BUNGO DISTRICT

Supriyati

Progam Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muara Bungo Jl. Diponegoro No 27 Kelurahan Cadika, Kecamatan Rimbo Tengah Kabupeten Bungo, 37211, [email protected]

ABSTRAK Pertanian perkotaan terus berkembang dalam kaitannya dengan masalah lingkungan, ekonomi, kesehatan dan sosial, termasuk di Kota Muara Bungo. Agar pemanfaatan pekarangan ini dapat berkelanjutan dan berkesinambungan, pemanfaatan pekarangan haruslah menyesuaikan motivasi masyarakat itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi lingkungan, ekonomi, kesehatan dan sosial/kemasyarakatan dalam memanfaatkan pekarangan untuk usaha tani. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik survei menggunakan kuesioner kepada 79 responden. Motivasi diukur menggunakan skala Likert dari item pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi masyarakat secara berurutan dari yang tinggi ke rendah yaitu motivasi kesehatan, motivasi lingkungan, dan motivasi ekonomi dan motivasi sosial/kemasyarakatan. Perencanaan dan kebijakan pertanian di perkotaan khususnya di pekarangan harus memberi perhatian khusus pada kegiatan pertanian perkotaan ini karena memberi manfaat dalam Kesehatan dan sosial berupa pemanfaatan waktu luang dan gotong-royong antar warga,dengan mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan yang disesuaikan dengan motivasi masyarakat itu sendiri. Kata kunci: Motivasi; Pekarangan; Pertanian perkotaan

ABSTRACK continues to develop in relation to environmental, economic, health and social issues, including in Muara Bungo City. In order for the use of this yard to be sustainable and sustainable, the use of the yard must adjust the motivation of the community itself. The purpose of this study was to determine the level of environmental, economic, health and social/community motivation in utilizing the yard for farming. This study uses descriptive research methods with a qualitative approach and survey techniques using questionnaires to 79 respondents. Motivation is measured using a Likert scale of statement items. The results showed that people's motivations sequentially from high to low were health motivation, environmental motivation, and economic motivation and social/social motivation. Agricultural planning and policies in urban areas, especially in the yard, must pay special attention to urban agricultural activities because they provide health and social benefits in the form of the use of free time and mutual cooperation between residents, by implementing the concept of sustainable development that is adapted to the motivation of the community it self.

51 Key words : Motivation; yard; Urban farming Pendahuluan Battersby dan Marshak, 2013), serta Dengan semakin berkurangnya mengurangi biaya transportasi wilayah pertanian secara tidak langsung (Mcclintock, 2010), (Fikriman. Dkk, 2020) menyebabkan ketersediaan pangan di juga menyatakan bahwa Secara bersama- kawasan perkotaan akan terus menurun, sama atau serempak pendapatan, yang mengakibatkan kawasan perkotaan pendidikan ibu rumah tangga, jumlah terancam mengalami persoalan anggota keluarga dan bantuan sosial ketahanan pangan. terhadap pangan berpengaruh terhadap Studi tentang pertanian perkotaan pengeluaran pangan rumah tangga miskin, terus berkembang dalam kaitannya dengan maka dengan itu dengan memanfaatkan masalah lingkungan, ekonomi, kesehatan pekarangan bisa mengurangi pengeluaran dan sosial kemasyarakatan (Mcclintock, rumah tangga. 2010; Guitart, Pickering dan Byrne, 2012; Manfaat Kesehatan juga menjadi Horst dkk, 2017). Pertanian perkotaan motivasi yang mempengaruhi untuk ikut tidak hanya dalam dimensi kegiatan berpartisipasi dalam pemanfaatan pertanian tanaman hortikultura saja, pekarangan di perkotaan (Egli dkk, 2016). namun juga pada kegiatan peternakan. Masyarakat kota mengakui makanan Berusaha tani di tengah kota yang mereka produksi sendiri lebih segar, mempunyai tantangan tersendiri, bergizi dan sehat (Gauder dkk, 2018). mulai dari sumber daya (lahan, media Namun manfaat kesehatan yang lebih luas tanam, air), iklim, serta lingkungan sosial adalah bagaimana berusahatani di dan budayanya. Pada masyarakat pekarangan membantu mereka secara perkotaan yang heterogen, sikap terhadap psikologis men anamkan kedisiplinan dan lingkungan akan berbeda pada setiap kesabaran dan juga menjaga kesehatan individu dan rumah tangga. Sehingga hal fisik (Dunn, 2010) ini menimbulkan perbedaan motivasi Manfaat lain dari pertanian di masyarakat perkotaan untuk perkotaan adalah tempat membangun memanfaatkan pekarangan tersebut. komunitas dan sarana pendidikan (Turner, Pemanfaatan pekarangan ini dapat 2011). Motivasi pribadi utama individu berkelanjutan dan berkesinambungan, mengambil bagian dalam pertanian haruslah menyesuaikan dengan motivasi perkotaan adalah adanya kesempatan masyarakat itu sendiri. Motivasi bersosialisasi, dan juga melestarikan lingkungan menjadi motivasi utama budaya menanam (Hovorka, 2008; masyarakat di beberapa kota besar, Battersby dan Marshak, 2013). melaksanakan pertanian (Ciftcioglu, 2017; Dalam pernyataan (Fikriman, 2017) Trendov, 2018) dan (Gusfarina dan Irham, bahwa Penyebab semakin memburuknya 2019) Pertanian perkotaan, menambah kinerja pertanian di negara berkembang ruang terbuka hijau, dan memperbaiki adalah karena banyak negara berkembang kualitas lingkungan,seperti memberikan yang memiliki daerah pertanian yang manfaat estetik dan psikologis sebagai cukup luas namun tidak bisa sarana rekreasi. memanfaatkan kelebihan luas lahan Motivasi ekonomi yang mendasari pertanian yang mereka miliki, maka masyarakat perkotaan melakukan dengan adanya pemanfaatan lahan usahatani diantaranya sebagai sumber pekarangan kita dapat menumbuhkan makanan keluarga, mengurangi motivasi untuk membangun pertanian. pengeluaran, mendukung ketahanan Dengan analisis empat motivasi pangan keluarga menambah pendapatan ini yaitu motivasi lingkungan; motivasi rumah tangga (Simatele dan Binns, 2008; ekonomi; motivasi kesehatan; dan Jurnal Agri Sains Vol. 5 No. 1, ber (2020) 52 motivasi social / kemasyarakatan Suka Makmur Kecamatan Bathin II masyarakat, diharapkan dapat menjadi Babeko Kabupaten Bungo, kelompok tani masukan dan bahan pertimbangan bagi ini bergerak dibidang tanaman pangan. pengambil kebijakan. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian Metodologi Penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik Penelitian ini menggunakan metode pertanian perkotaan dan menganalisis penelitian deskriptif dengan pendekatan pemanfaatan pekarangan untuk pertanian kualitatif dan teknik survei menggunakan perkotaan sehingga pengembangan kuesioner. Motivasi diukur menggunakan pertanian perkotaan dapat tepat sasaran, skala likert dari item pernyataan (Tabel berkelanjutan dan berkesinambungan. 1). Setiap pernyataan diberi skor 1 sampai Penelitian ini dilakukan di Kota dengan 5 sesuai dengan jawaban yang Muara Bungo, di mana masyarakat yang disediakan yaitu SI = Sangat Ingin, I = menjadi obyek penelitian ini Ingin, N = Netral, TI = Tidak Ingin, STI = memanfaatkan pekarangan untuk Sangat Tidak Ingin. Jawaban dihitung, berusahatani sayur dan/ atau buah dipersentasekan dan skala interval tergabung dalam kelompok tani yang digunakan untuk mengkategorikan berada pada kelompok Tani di Dusun motivasi tinggi, sedang dan rendah.

Tabel 1. Item Pernyataan Pengukuran Motivasi Lingkungan, Motivasi Ekonomi, Motivasi Kesehatan dan Motivasi Sosial/Kemasyarakatan

No Lingkungan Ekonomi Kesehatan Sosial/Kemasyarakatan 1 Keinginan memberi warna Keinginan mengurangi Keinginan mem Keinginan bergabung pada pekarangan dengan pengeluaran berikan makanan dengan kelompok tani menanam sayuran buah yang (terong, tomat, dan cabai) hiegienis bebas pestisida bagi keluarga 2 Keinginan menjadikan Keinginan mengurangi Keinginan keinginan menjadi tempat pekarangan terlihat indah biaya transportasi ke memberikan orang-orang bertanya dengan bertanam warung/super market makanan yang tentang bertanam buah sayuran/buah untuk membeli sayuran bermutu bagi dan sayur keluarga 3 Keinginan menjadikan Keinginan mengurangi Keinginan Keinginan berbagi hasil rumah terasa sejuk dan biaya untuk liburan memberikan panen dengan tetangga nyaman dengan adanya dengan merawat tanaman makanan yang segar atau tamu yang dating tanaman sayuran/buah bagi keluarga 4 Keinginan menjadikan Keinginan Keinginan Keinginan mengikuti udara diluar rumah terasa memanfaatkan waktu memperbaiki gizi tetangga yang juga lebih segar senggang menjadi lebih kelurarga bertanaman buah dan produktif sayuran 5 Keinginan membuat Keinginan Keinginan untuk Keinginan sebagai halaman rumah tidak memanfaatkan sampah dapat menyegarkan sarana edukasi, mendidik terlihat gersang organik untuk membuat pikiran ang gota keluarga dan pupuk yang digunakan masya rakat untuk cinta untuk tanaman sendiri lingkungan 6 Keinginan memanfaatkan Keinginan Keinginan melestarikan barang bekas rumah tang menciptakan budaya menanam ga untuk digunakan se keanekaragaman bagai wadah tanam (botol makananan keluarga bekas, wadah minyak goreng, kaleng susu/roti.

53

Teknik sampling dalam Penggiat kegiatan penelitian ini menggunakan metode pertanian perkotaan di Dusun simple random sampling dan purposive Suka Makmur kecamatan bathin II sampling (Sugiyono, 2008). Dikatakan Babeko Kabupaten Bungo. paling simple random sampling karena banyak berlatar belakang pengambilan anggota sampel dari pendidikan Sekolah Dasar (SD). populasi dilakukan secara acak tanpa Hal ini terlihat dalam hasil memperhatikan strata yang ada dalam penelitian yang menunjukkan populasi itu (Sugiyono, 2008). Jadi bahwa penggiat memiliki tingkat seluruh populasi memiliki kesempatan pendidikan pada tingkat SD yang sama untuk dijadikan sampel, yaitu sebanyak 38 % responden, Paling pada rumah-rumah yang memanfaatkan sedikit pada Perguruan Tinggi pekarangan untuk bertanam sayur sebanyak 3,8% responden, dan/atau buah. Diperoleh 113 responden, sementara untuk tingkat SMP yang terdiri dari 77 responden Adapun yaitu sebanyak 33% responden, penelitian ini dilaksanakan di Dusun dan SMA sebanyak 25% Suka Makmur kecamatan bathin II responden. Babeko Kabupaten Bungo. c. Jenis Kelamin untuk jenis kelamin dari hasil Hasil dan Pembahasan survey diketahui bahwa yang paling Berdasarkan hasil penyebaran banyak penggiat pertanian kuesioner terhadap 79 (Tujuh Puluh perkotaan ini adalah perempuan Sembilan ) pertanian perkotaan dengan yaitu sebanyak 67% sementara laki karakteristik pertanian perkotaan pada -laki sebanyak 32,3 %, hal ini dapat penelitian ini meliputi tingkat usia, disebabkan karena perempuan tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. memiliki waktu luang lebih banyak a. Usia Responden di rumah sehingga bisa Usia penggiat pertanian perkotaan memanfaatkan pekarangan untuk di wilayah studi paling banyak pada kegiatan pertanian. usia lebih dari 41 tahun, yaitu sebanyak 41,8 % responden. Motivasi Responden Sedangkan penggiat paling sedikit di Penelitian ini melihat dari 4 motif usia 21-30 tahun, yaitu 18% pemanfaatan pekarangan untuk bertanam responden. sayur dan/atau buah yaitu motivasi b. Tingkat Pendidikan Responden lingkungan, motivasi ekonomi, motivasi kesehatan dan motivasi social / kemasyarakan.

Jurnal Agri Sains Vol. 5 No. 1, Juni (2021) 54

Motivasi Lingkungan Tabel 2. Rekapitulasi Nilai pada Motivasi Lingkungan dalam pemanfaatan pekarangan untuk kegiatan pertanian perkotaan

Jumlah Rata-rata Kategori Motivasi No Pernyataan Nilai Nilai Keinginan memberi warna pada Sangat tinggi pekarangan dengan menanam 1 340 4,43 sayuran buah (terong, tomat, dan cabai) 2 Keinginan menjadikan 341 4,26 Sangat tinggi Baik pekarangan terlihat indah dengan bertanam sayuran/buah 3 Keinginan menjadikan udara 345 4,3 Sangat tinggi diluar rumah terasa lebih segar 4 Keinginan membuat halaman 347 4,3 Sangat tinggi rumah tidak terlihat gersang Keinginan memanfaatkan barang bekas rumah tang ga untuk 5 digunakan se bagai wadah tanam 280 3,5 tinggi (botol bekas, wadah minyak goreng, kaleng susu/roti, dsb) Motivasi lingkungan yang sebagai wadah tanam (botol bekas, terdapat pada Tabel 2 menggambarkan wadah minyak goreng, kaleng susu/roti, bahwa motivasi tertinggi masyarakat dsb). Hal ini disebabkan masyarakat memanfaatkan pekarangan adalah lebih tertarik untuk menanam langsung Keinginan membuat halaman rumah dipekarangan tanpa harus repot tidak terlihat gersang dari jumlah nilai menggunakan media atau wadah, karena sebesar 347 dan motivasi terendah butuh waktu untuk mencari wadah, dan adalah Keinginan memanfaatkan barang pekarangan masih cukup luas untuk bekas rumah tangga untuk digunakan ditanam.

55

Motivasi Ekonomi Tabel 3. Rekapitulasi Nilai pada Motivasi Ekonomi dalam pemanfaatan pekarangan untuk kegiatan pertanian perkotaan Jumlah Rata-rata Kategori Motivasi No Pernyataan Nilai Nilai Keinginan mengurangi pengeluaran Sangat tinggi 1 355 4,5 2 Keinginan mengurangi biaya transportasi 357 4,5 Sangat tinggi Baik ke warung/super market untuk membeli sayuran 3 Keinginan mengurangi biaya untuk 335 4,2 Sangat tinggi liburan dengan merawat tanaman 4 Keinginan memanfaatkan waktu 332 4,2 Sangat tinggi senggang menjadi lebih produktif Keinginan memanfaatkan sampah 5 organik untuk membuat pupuk yang 274 3,4 tinggi digunakan untuk tanaman sendiri jauh berbeda nilainya hal ini Pada Tabel 3 dapat dilihat menunjukkan bahwa masyarakat tidak pernyataan pertama motivasi ekonomi begitu mempermasalahkan tentang waktu responden yaitu Keinginan mengurangi dan biaya yang harus mereka keluarkan pengeluaran dan Keinginan mengurangi untuk memenuhi kebutuhan, hanya biaya transportasi ke warung/super market pernyataan tentang Keinginan untuk membeli sayuran memiliki nilai memanfaatkan sampah organik untuk yang hampir sama demikian pula membuat pupuk yang digunakan untuk pernyataan ketiga dan ke empat tanaman sendiri inilah yang memiliki nilai Keinginan mengurangi biaya untuk terendah artinya masyarakat belum liburan dengan merawat tanaman dan sampai pada tahap untuk mengolah Keinginan memanfaatkan waktu sampah untuk diberdayakan lebih lanjut. senggang menjadi lebih produktif tidak

Motivasi Kesehatan Tabel 4. Rekapitulasi Nilai pada Motivasi Kesehatan dalam pemanfaatkan pekarangan untuk kegiatan pertanian perkotaan Jumlah Rata-rata Kategori No Pernyataan Nilai Nilai Motivasi Keinginan mem berikan makanan yang Sangat 1 374 4,7 hiegienis bebas pestisida bagi keluarga tinggi 2 Keinginan memberikan makanan yang bermutu 374 4,7 Sangat bagi keluarga tinggi Baik 3 Keinginan memberikan makanan yang segar 370 4,6 Sangat bagi keluarga tinggi 4 Keinginan untuk dapat menyegarkan pikiran 370 4,6 Sangat tinggi 5 Keinginan memperbaiki gizi kelurarga 356 4,5 Sangat tinggi Keinginan menciptakan keanekaragaman Sangat 6 340 4,3 makananan keluarga tinggi Motivasi kesehatan yang paling kuat lima yaitu Keinginan memberikan dapat dilihat dari pernyataan satu sampai makanan yang hiegienis bebas pestisida

Jurnal Agri Sains Vol. 5 No. 1, Juni (2021) 56

bagi keluarga, Keinginan memberikan pinggiran kota pernyataan ini bernilai makanan yang bermutu bagi keluarga, rendah dari pernyataan lainnya, hal ini Keinginan memberikan makanan yang dikarenakan anggapan bahwa tanaman segar bagi keluarga, Keinginan untuk dapat yang mereka tanam tidak terlalu beragam. menyegarkan pikiran, Keinginan Pada intinya masyarakat lebih memperbaiki gizi kelurarga, Pada mementingkan makanan yang sehat dan pernyataan terakhir (pernyataan 6) apakah bergizi bebas pestisida untuk dikonsumsi keinginan menanam sayur dan/atau buah dibandingkan keanekaragaman makanan adalah menciptakan keanekaragaman bagi keluarga. makanan bagi keluarga, untuk masyarakat

Motivasi Sosial / Kemasyarakatan

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai pada Motivasi Sosial / Kemasyarakatan dalam pemanfaatkan pekarangan untuk kegiatan pertanian perkotaan Jumlah Rata-rata Kategori No Pernyataan Nilai Nilai Motivasi Keinginan bergabung dengan kelompok tani tinggi 1 285 3,6 2 keinginan menjadi tempat orang-orang bertanya 218 2,7 Sedang tentang bertanam buah dan sayur 3 Keinginan berbagi hasil panen dengan tetangga 295 3,7 tinggi atau tamu yang datang 4 Keinginan mengikuti tetangga yang juga 206 2,6 Sedang bertanaman buah dan sayuran 5 Keinginan sebagai sarana edukasi, mendidik ang 211 2,7 Sedang gota keluarga dan masya rakat untuk cinta lingkungan 6 Keinginan melestarikan budaya menanam 237 3 Sedang Motivasi sosial/kemasyarakatan masyarakat untuk cinta lingkungan, dan yang paling utama responden adalah yang motivasi terakhir adalah keinginan Keinginan berbagi hasil panen dengan mengikuti tetangga yang juga bertanam tetangga atau tamu yang datang dan sayur dan/atau buah. Masyarakat lebih Keinginan bergabung dengan kelompok mengutamakan sifat sosial dalam hal tani,diikuti melestarikan budaya berbagi dan ini merupakan nilai yang menanam, lalu secara berturut-turut sudah membudaya dalam masyarakat keinginan menjadi tempat orang-orang yang perlu dilestarikan.Motivasi bertanya tentang bertanam buah dan memanfaatkan Pekarangan di Kota sayur, keinginan sebagai sarana edukasi, Muara Bungo. mendidik anggota keluarga dan

57

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai pada Motivasi masyarakat dalam pemanfaatkan pekarangan untuk kegiatan pertanian perkotaan Jumlah Rata-rata Kategori Motivasi No Pernyataan Nilai Nilai Motivasi Lingkungan tinggi 1 1653 4,1 2 Motivasi Ekonomi 1653 4,1 Tinggi 3 Motivasi Kesehatan 2182 4,6 Sangat tinggi 4 Motivasi 1452 3,06 Sedang Sosial/Kemasyarakatan Berdasarkan tabel diatas diketahui berbasis produksi atau berteknologi bahwa yang menjadi motivasi utama dari intensif cenderung ditolak, sehingga untuk keempat motivasi tersebut dalam menarik partisipasi aktif masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk bertanam haruslah menekankan pada tujuan-tujuan sayur dan/atau buah adalah motivasi kesehatan, lingkungan bukan tujuan kesehatan, yaitu Keinginan memberikan ekonomi sesuai dengan hasil penelitian makanan yang hiegienis bebas pestisida bahwa kegagalan dari pertanian perkotaan bagi keluarga dan keinginan memberikan adalah adanya penekanan berlebihan pada makanan yang bermutu bagi keluarga tujuan keuangan (Poulsen, 2017). Motivasi kedua di pusat kota adalah Kesimpulan Motivasi Lingkungan dan Motivasi Ekonomi yaitu Keinginan membuat Motivasi masyarakat dalam halaman rumah tidak terlihat gersang dan memanfaatkan pekarangan untuk pertanian Keinginan mengurangi pengeluaran dan di Dusun Suka Makmur kecamatan bathin Keinginan mengurangi biaya transportasi II Babeko Kabupaten Bungo, adalah di ke warung/super market untuk membeli mulai dari motivasi kesehatan, kemudian sayuran. diikuti Motivasi Lingkungan dan Motivasi Urutan terakhir dari motivasi Ekonomi dan terakhir motivasi masyarakat ini adalah motivasi sosial/kemasyarakatan. Dalam aplikasi sosial/kemasyarakatan responden tapi tetap pemanfaatan pekarangan perlu mempunyai nilai lebih yaitu tingginya perencanaan dan binaan dari pemerintah Keinginan berbagi hasil panen dengan setempat yang disesuaikan dengan kondisi tetangga atau tamu yang datang, hal ini dan motivasi masyarakat. Implikasi dari merupakan nilai budaya dalam motivasi kajian empat motivasi tersebut adalah (1) sosial/kemasyarakatan di Dusun Suka sebagai sebagai faktor pendukung Kesehatan dari Makmur kecamatan bathin II Babeko sisi makanan yang sehat (2) pendukung Kabupaten Bungo. ekonomi untuk mengurangi pengeluaran, Secara keseluruhan yang menjadi (3) manfaat lingkungan berupa motivasi masyarakat berturut-turut adalah optimalisasi pemanfaatan lahan kosong, di mulai dari motivasi kesehatan, mengurangi polusi udara, menciptakan kemudian diikuti Motivasi Lingkungan keindahan, dan kesejukan. Secara tidak dan Motivasi Ekonomi dan terakhir langsung, pertanian perkotan ini tidak motivasi sosial/kemasyarakatan, Hasil ini hanya sebagai gaya hidup di perkotaan cukup selaras dengan hasil penelitian saja, tetapi kegiatan pertanian perkotaan Specht dkk (2016), yang menunjukkan ini memberi manfaat sosial berupa penerimaan tertinggi masyarakat untuk pemanfaatan waktu luang dan gotong- pertanian di perkotaan komersial haruslah royong antar warga mengimplementasikan multifungsi dengan tujuan lingkungan dan pola atau konsep pembangunan sosial sedangkan pertanian yang murni berkelanjutan yang disesuaikan dengan motivasi masyarakat itu sendiri.

Jurnal Agri Sains Vol. 5 No. 1, Juni (2021) 58

DAFTAR PUSTAKA

Battersby, J. dan M. Marshak. 2013. Fikriman, F. (2017). Tranformasi Growing Communities: Pertanian dan Pembangunan Integrating the Social and Pedesaan. JAS (Jurnal Agri Economic Benefits of Urban Sains), 1(2). Agriculture in Cape Town. Urban Fikriman, F., Budiman, F. A., & Afrianto, Forum, 24(4): 447–461. E. (2020). Faktor Sosial Ekonomi Ciftcioglu, G. C. 2017. Assessment Of The yang Mempengaruhi Pengeluaran Resilience of Socio-Ecological Pangan Rumah Tangga Miskin di Production Landscapes and Kecamatan Bangko Kabupaten Seascapes: A Case Study From Merangin. JAS (Jurnal Agri Lefke Region of North Cyprus. Sains), 4(2), 149-161. Ecological Indicators, 73: 128 – Gauder, M., H. Hagel. N. Gollmann, J. 138. Stangle, R. Doluschitz, dan W. Corrigan, M. P. 2011. Growing What You Claupein. 2017. Motivation and Eat: Developing Community Background of Participants and in Baltimore, Maryland. Providers of Self-Harvest Gardens Applied Geography, 31(4): 1232– in Germany. Renewable 1241. Agriculture and Food Systems, 1- Cultural Geographies, 15 (1): 95– 9. 117. Guitart, D., C. Pickering, dan J. Byrne. Gusfarina, dan Irham Irham. 2019 2012. and Urban Mengukur Tingkat Motivasi Greening Past Results and Future Masyarakat Terhadap Directions in Urban Community Pemanfaatan Pekarangan Untuk Gardens Research. Urban Pertanian Perkotaan Di Kota Forestry & Urban Greening, Yogyakarta, Jurnal Kawistara (9) : 11(4): 364–373. (208-291) Horst, M., N. McClintock, and L. Hoey. Dubbeling, M. dan de Zeeuw, H. 2011. 2017. The Intersection of A Urban Agriculture and Climate Review of the Literature. Journal Change Adaptation: Ensuring of the American Planning Food Security Through Association, 83 (3): 277–295. Adaptation. Resilient Cities, 441– Hovorka, A. 2008. Transspecies Urban 449. Theory: Chickens in an African Dunn, A. D. 2010. Siting Green City. Infrastructure: Legal and Mcclintock, N. 2010. Why Farm The City Policy Solutions to ? Theorizing Urban Agriculture Alleviate Urban Poverty and Through a Lens of Metabolic Rift. Promote Healthy Communities. Cambridge Journal of Regions, Environmental Affairs Law Economy and Society 3(2): 191– Review, 37(1): 41–67. 207. Egli, V., M. Oliver, dan E. Tautolo. 2016. Poulsen, M. N. 2017. Cultivating The Development of a Model of Citizenship, Equity, and Social Community Benefits Inclusion Putting Civic to Wellbeing. Preventive Agriculture Into Practice Medicine Reports, 3: 348 – Through Urban Farming. 352. Agriculture and Human Values, 34(1): 135–148.

59

Simatele, D. M. and T. Binns. 2008. Urban Agriculture Businesses. Motivation and Agronomy for Sustainable Marginalization in Development, 36(1): 1–14. African Urban Agriculture: The Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Case of Lusaka, Zambia. Urban Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Forum, 19(1): 1–21. Bandung: CV Alfabeta Specht, K., T. Weith, K. Swoboda dan R. Siebert. 2016. Socially Acceptable Trendov, N. M. 2018. Annals of Agrarian Turner, B. 2011. Embodied Connections: Science Comparative Study on Sustainability, Food The Motivations that Drive Urban Systems and Community Community Gardens in Central Gardens. Local Environment Eastern Europe. Annals of :The International Journal of Agrarian Sciences, 16(1): 85–89. Justice and Sustainability, 16(6): 509–522

.