Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611 Volume 5 Nomor 2 Halaman 17-20 April 2020 e-ISSN 2623-1980

PERMACULTURE, UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PENTANI KECIL

Permaculture, Effort for Increasing Income of Local Farmers

Krisdianto* 1), Selamat 2), Pahmi Anshari2), Ika Oksi Susilawati 1) 1)Prodi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, . 1)Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Indonesia.

Abstract. The increasing population in rural and urban areas requires additional green stainable spaces. However, adequate space both in rural and urban is not easy in high populated areas. People need space for yard, , microclimate regulator, Thus, increasing function of space is wise solutions, including to overcome economic problems. Utilize yards for farming have known for a long time, but fluctuation environmental factors still are problems for increasing harvest, uncertain gain. This research aims to get information about the gain production from small scale farming, by combining multi-cropping . Several times Interviews with ten groups of farmers in three different villages were implemented. Information of serial harvests were collected from the fruit trees, vegetables, duck and chicken farms, apiary. Productivity of Permaculture located in three villages at Meratus hill was calculated by considering manpower involved, recycle process in farming system, and economic gain. In conclusion, there are about 30 people of 6 families involved in and nursery and farming and earn a salary of about 400.000.000 per year, harvesting 50.000 trees, 5 tons fruits, 15 tons vegetables, 15 goats, 65 chickens and ducks in the area of 4 ha. In conclusion, homey yard based Permaculture in Pagat, Birayang, Jejangkit, and Karang Taruna can be promoted as a solution for a small farm sustainable model, Permaculture.

Keywords: Permaculture, multi-cropping, multi-commudity

PENDAHULUAN dimodifikasi sesuai dengan kelayakan dan kebutuhan lingkungan, ekonomi dan kebudayaan (Corlett, et.al., Pertumbuhan populasi yang meningkat cepat 2018) dalam 3 dekade terakhir di Indonesia, tidak terkecuali Permaculture di kawasan perkotaan berpotensi di Kalimantan Selatan membawa kosekuensi menjadi kebun tananam hias atau tanaman buah- pengurangan peruntukan lahan yang cepat. Lahan buahan yang eksotis, berpohon kecil namun tetap yang semula dapat secara mudah diperoleh untuk berkontrbiusi positif terhadap upaya mempertahankan kegiatan pertanian, berubah menjadi pemukiman, suhu yang udara yang sejuk. Dapat dipahami bahwa perkebunan yang dikuasai oleh korporasi. Kegagalan perkotaan pada umumnya adalah habitat binaan dan model pertanian ekstensif karena fluktuasi iklim dan prematur, karena sebagian besar vegetasi alami sudah perubahan lingkungan yang ekstrim makin sering hilang dan digantikan oleh vegetasi baru yang terjadi mengakibatkan kegagalan panen dan kerugian dianggap sesuai dengan model dan struktur baru secara ekonomi. Hal ini menjadi bahan pertimbangan pemukiman, sering kali merupakan habitat baru yang untuk mencari metode bertani yang rendah resiko, tidak ramah lingkungan. Sehingga perlu dirancang waktunya pendek, bernilai ekonomi tinggi, dan model perkotaan yang bernuasa alami, “city in the berkelanjutan. ”. Berbeda dengan pertanian alami, Permaculture Sedikit perbedaan dengan kondisi di kawasan adalah cara bertani yang didasarkan pada upaya perdesaaan, umumnya ketersediaan lahan masih menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi banyak dengan ukuran lahan masih relatif lebih luas dan keseimbangan alam, dikemas dengan semangat dan kondisinya masih alami, walaupun mengasilkan keberlanjutan. Permakulture juga dikembangkan nilai ekonomi yang rendah. Model Permaculture disini berdasarkan keamanan lingkungan, menghindari dapat dimodifikasi dengan menambahkan elemen pencemaran dan input energi yang tidak diperlukan, pelengkap yang lain, seperti silviculture, apiary, serta berbasis pengetahuan dan kearifan. Tahap farming, kebun buah yang eksotis dan endemik, pertama Permakultur dapat berkembang dengan ataupun vegetasi ornamental lainnya. memanfaatkan ketersediaan lahan yang menjadi Penelitian ini bertujuan untuk menginvetarisir asset pekarangan dari setiap rumah tangga. Tanamannnya serta mempromosikan model Permaculture yang pun dapat dipilih dari tanaman pangan, tanaman hias selama ni ternyata telah ada namun belum populer di sampai tanaman keras. Model Permaculture ini dapat Kalimantan Selatan.

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 17

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611 Volume 5 Nomor 2 Halaman 17-20 April 2020 e-ISSN 2623-1980

yang dibuat ditengah hutan, yang dikelilingi oleh METODE berbagai jenis pepohonan menjadi tempat singgah berbagai jenis hewan untuk minum dan juga sebagai pengendali kelembaban di kala terik. Kolam yang Survey dilakukan dengan merujuk metode 3 penelitian yang dilakukan oleh (Ferguson and Lovell, berdiameter 20meter dan berisi air hampir 650 m air 2015) dengan tahapan sebagai berikut ini, pertama berisi beberapa jenis ikan air tawar, seperti nila, ikan mengidentifikasi kegiatan masyarakat yang mas, lele yang sebagian dikonsumsi dan dijual, dengan berhubungan dengan pemanfaatan pekarangan untuk menjaga fungsi utama sebagai tempat mengurangi tujuan konservasi, mendapatkan penghasilan jumlah larva nyamuk. Sementara ayam dipelihara tambahan, dan menggalang partisipasi masyarakat dengan cara hanya memberi makan tambahan, yang terserap sebagai tenaga kerja, dan penikmat makanan utamanya dicari sendiri di hutan sekitarnya lingkungan bersih dan indah. Hasil survery di 16 desa dan tidur di atas pohon pada malam hari. dari bentang alam yang berbeda, akhirnya 2 desa yang memiliki kondisi topografi yang relative sama, namun Kosim menanam Keladi (Colocasia esculenta) di mempunyai tutupan vegetasi yang berbeda, yaitu desa tepian batas daratan dan air, sehingga dapat Kali Baru dan Desa Hinas Kiri, dipilih untuk mewakili dimanfaatkan sebagai penyedia bahan makanan, desa-desa yang terletak di pegunungan, demikian pula pohon sagu di pinggir kolam, ubi kayu di tanam di sela- dua desa di kawasan dataran rendah, Vegetasi sela pepohonan yang tumbuh. Semua ketersediaan tutupan yang dominan jdi identifikasi, lalu makanan ini menjadikan hutan seperti “supermarket”. dikonfirmasikan peruntukan dan manfaatnya Padi tahunan ditanam di ladang, di atas tanah tanpa lingkungannya. Untuk pengumpulan data ini dilakukan terendam air. Padi ini ditanam tanpa pupuk dan wawancara dengan pengelola kebun dan pekerja yang pestisida. Tidak banyak hasil panen dengan cara ini, itu terlibat untuk mengkonfirmasi kebenaran data yang sebabnya makanan mereka tidak terlalu tergantung diperoleh. Evaluasi terhadap tutupan meliputi kondisi pada beras. kesehatan, volume dan peruntukan tanaman. Tegakan Selain pendapatan tahunan yang diperoleh dari dihitung volumenya, tanaman sayuran dihitung nilai hasil penjualan buah-buahan di berbagai musim, produksinya, demikian juga dengan nilai ekonominya seperti , cempedak, mangga dan lainnya untuk yang telah laku terjual. Sedangkan manfaatnya Pendapatan harian diperoleh pula dari hasil menyadap dinilai dari hasil wawancara dengan kelompok karet. Demikian pula pendapatan bulanan dapat pemanfaat dan petani penggarapnya. diperoleh dari hail penjualan hasil hutan non kayu, seperti rotan. Hampir setiap tahun Kosim berhasil menjual bibit pohon hutan untuk penghijauan di area tambang batubara, secara regular. Sehingga dalam HASIL DAN PEMBAHASAN setahun dia dapat memperoleh hasil tidak kurang dari 120 juta rupiah. 3.1 Silvikultur Hinas Kiri Bagi Kosim memilih model Permakultur bukan Desa Hinas Kiri terletak di kaki pegunungan persoalan coba-coba, kegiatan ini sudah dirintisnya Meratus, Kecamatan Birayang kabupaten Hulu Sungai hampir 20 tahun yang lalu, dijalani dari tahapan yang Tengah. Seorang petani pelopor unggulan, bernama sederhana sampai saat ini yang jauh lebih kompleks Kosim telah mengkreasi model Permaculture yang dan komprehensif. Dahulu dimulai dari upayanya mendefinikan model taman hutan tropis. Komposisi mencari kayu dan bambu, sampai pada taman ini didominasi dengan tegakan tanaman hutan ketertarikannya kepada upaya konservasi hutan. Tropis yang langka, seperi Meranti, Balau untuk Relasi dan koleganya banyak dan luas, berasal dari tutupan yang paling tinggi. Untuk tutupan menengah berbagai kalangan, mulai dari masyarakat petani di telah digunakan pohon buah-buahan, seperti desa sekitarnya, penggiat LSM, tokoh masyarakat, Cempedak, Ketapi, Hampalam, Untuk tutupan lantai pejabat di Kabupaten. Kerja keras Kosim membangun hutan ditanam pula rotan, , Selain itu di buat pula Permakulture, memudahkannya mengkomunikasikan nursery (penyemaian pohon) untuk menjamin kondisi perubahan lingkungan yang merugikan, ketersediaan bibit dan mempersuasi partisipan untuk sekaligus memberikan solusi yang bermanfaat kepada menanam. Tajuk memberikan tutupan yang signifikan masyarakat. Hal ini membuatnya seringkali berperan untk menghalangi terpaan cahaya matahari secara menjembatani kekosongan komunikasi antara langsung dan menciptakan kesejukan. Suhu udara di masyarakat dan pemerintah, khusunya terkait tempat terbuka dapat mencapai 35 °C, sementara di pengelolaan hutan yang lestari. bawah tajuk rata-rata 22 °C. Dalam konsep Permakulture hubungan antara Pepohonan tinggi sering kali digunakan sebagai manusia, lingkungan dan ekonomi yang ramah habitat oleh berbagai jenis burung, seperti Punai, lingkungan memang menjadi pilar dalam pengelolaan Terkukur. Sementara pohon buah-buahan menjadi sumberdaya alam yang lestari (Korze, 2018). tempat mencari makan (feeding ground) bagi kelelawar Permakulture adalah konsep menjelaskan hubungan dan berbagai jenis burung dan Tupai. Di bagian lantai kedekatan antara makhluk hidup dengan lingkungan hutan selain dijadikan sebagai feeding ground, juga dan pengaturan sosialnya. Pada saat alam sedang bermanfaat sebagai (mating ground) oleh berbagai rusak model Permakulture dapat digunakan sebagai jenis burung dan mamalia kecil lainnya. Kolam dangkal konsep perubahan yang berientasi pada upaya

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 18

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611 Volume 5 Nomor 2 Halaman 17-20 April 2020 e-ISSN 2623-1980 penemuan solusi yang berkelanjutan. Jika hubungan dicoba usaha multi komoditas, seperti budidaya ikan ketiga pilar tersebut dapat dijaga peran sinergisnya, dalam kolam yang terbuat dari semen, pemeliharaan maka upaya menjaga kelestarian alam dapat dilalukan kambing Garut, pemeliharaan ayam dan bebek, dengan dukungan ekonomi yang dapat bersinergi penanaman pohon buah rambutan dan Mantuala, dengan pertumbuhan populasi. budidaya lebah kelulut sebagai penghasil madu, penanaman sayuran. 3.2 Desa Agrowisata Kali Baru Selain itu, kegiatan permaculture seringkali dijadikan tempat belajar bagi kelompok tani dari Dukuh adalah istilah bahasa Banjar untuk Kebun berbagai daerah lain, kegiatan studi atau praktek buah-buahan. Eksistensi Dukuh sebenarnya adalah lapang mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, cerminan, pesan bahwa orang tua Banjar bahari sudah bahkan dijual sebagai paket wisata agro dengan paham tentang manfaat kebun buah. Sayangnya cakupan pasar sampai ke Malaysia. dalam 30 tahun terakhir Dukuh dihilangkan, sejalan dengan berkembangnya perkotaan. Laju pertumbuhan 3.3 Desa Wisata Karang Taruna populasi di perkotaan memerlukan ruang yang luas, dalam waktu singkat, menyebabkan kenaikan harga Hasil penelitian di desa Karang Taruna, Kampung lahan, selain itu konflik kepentiingan yang terkait Jawa Kabupaten Tanah Laut, menunjukan konsistensi dengan pemanfaatan lahan makin runcing, akhirnya pengembangan model Permaculture yang lebih maju. lahan-lahan Dukun berubah fungsi menjadi Dinamika perkembangannya telah dipadukan dengan permukiman. Di sebagian wilayah kota lahan Dukuh berbagai potensi dari berbagai pemangku kepentingan. menjadi ruang terbuka hijau, namun vegetasi Usahanya telah lebih luas dan mempunyai jejaring tutupannya telah berganti dari pohon produksi buah yang luas. Konsepnya telah didistribusikan dan menjadi pohon-pohon ornamental yang tidak terlalu dideseminasikan keberbagai kelompok lainnya di bernilai ekologis. Namun harus diakui bahwa Kalimantan Selatan. Hampir semua elemen penyusun perubahan ini kadang-kadang juga merupakan model ini sudah berjalan secara independent dan tuntutan desain perkotaan, panorama keindahan. terhubung dengan interaksi yang mandiri, tidak saling Berbeda dengan di perkotaan, di perdesaan Dukuh bergantung satu dengan lainnya. Dengan intensitas masih bertahan, bahkan berkembang nilai tambahnya. hubungan mutualisme yang baik. Awalnya hanya pepohonan penghasil beberapa jenis Model pengelolaannya yang lebih tertib secara buah lokal, kini bertambah dengan berbagai buah yang administrasi dan lebih antusias dilakukan oleh anggota bernilai komersial, seperti lengkeng, jeruk bahkan kelompoknya, Kegiatannya terdiri dari budidaya bunga dikembangkan menjadi model tumpang sari dengan hias, penghasil jamur, penghasil telur bebek, kebun berbagai macam sayuran. Bahkan berkembang lagi buah penghasil madu dan wisata alam, pembesaran dengan aktivitas budidaya lainnya, seperti lebah madu, sapi dan kelapa sawit. Desa Karang Taruna berevolusi unggas dan peternakan kambing. Tentu saja semua ini dari desa transmigrasi, desa ini lebih baik dari desa tidak lepas dari rangkaian proses belajar manusia, trans lainnya yang umumnya terletak jauh dari ibu kota pelaku/ petaninya. Kabupaten. Dengan jarak hanya kurang lebih 5 km dari Permaculture di kampung Kali Baru berkembang pusat kota, maka design dan dinamika kampung dari Dukuh menjadi lahan pertanian tumpang sari dari Karang Taruna harus mengimbangi perkembangan ibu kemudian menjadi permaculture. Awalnya tanaman kotanya, Pelaihari. Desa ini mengembangkan kegiatan buah, siapa saja dapat mengambil buah yang biasanya pertanian, persawahan dan kelapa sawit, sempat matang pada musim yang bersamaan di musim buah, memberikan kesan positif terhadap perekonomian melimpah dan harganya murah, tidak memberikan nilai desa. Peternakan sapi berkontribusi dalam pengadan ekonomi yang berarti dipasaran. Lalu ketika harga daging sapi. Perkebunan buah naga, industri rumah karet meningkat, sebagian pohon buah local ditebang tangga pengolahan jamur dan penghasil telur bebek dan diganti dengan karet. Lalu setelah harga karet meramaikan industri rumah tangga. jatuh, sebagian karet tua diganti dengan tanaman Bahkan usaha yang telah dilaksanakan oleh sayuran dengan sistem tanam tumpang sari. Sampai kelompok petani di sana telah mampu memberikan saat ini sayuran sebagai komoditas yang belum pernah manfaat di luar bisnis utamanya, seperti memberikan tergantikan, semua orang tetap mengkonsumsi sayur. santunan dan mendukung panti jompo yang didirIkan Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi yang secara swasembada oleh masyarakat di desa Karang signifikan. Taruna. Kasus ini sama dengan yang dijelaskan oleh Selain petani yang telah berpengalaman melewati King (2008), bahwa dalam prinsip Permaculture sukses dan kegagalan, Haji Radi berupaya terus berkembang hubungan manusia dengan manusia, mengembangkan berbagai metode dan model setelah terjamin hubungan yang baik antara manusia komoditas pilihan, hal ini untuk menghindari kegagalan dengan ketersedian makanannya.. saat musim berubah tanpa kepastian. Perubahan musim yang tidak menentu menimbulkan banyak 3.4 Inisiasi Permaculture di Desa Jejangkit Muara kejadian tak terduga, seperti serangan penyakit, perubahan metabolisme tumbuhan, bahkan kematian Desa Jejangkit Muara terletak di batas Kabupaten tanaman. Agar tidak menimbukan kerugian yang Banjar dan Barito Kuala, posisinya lebih dekat ke kota menyebabkan penurunan pendapatan, maka telah Martapura dari pada ke Marabahan. Desa ini menjadi

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 19

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611 Volume 5 Nomor 2 Halaman 17-20 April 2020 e-ISSN 2623-1980 terbuka saat lokasi rawa lebak ini dibuka sebagai DAFTAR PUSTAKA Kawasan penyangga pangan, dengan cara melakukan pencetakan awal sawah percontohan dalam jumlah Corlett, R.T. Jonatan, K.I.Ho., Shie-Yui Liong, (2018). The ratusan hektar. Acara pembukaan awal lahan pertanian tropical, ecological, and observation significance ini terkesan lebih seremonial dan untk selanjutnya freshwater swamp forest in Singapore. Doi: masih dalam perencanaan yang melibatkan berbagai 10.26492/gbs70(suppl.1).2018-02. instansi dan lapisan masyarakat. Adalah Alfian, https://www.researchgate.net/publication/324063515 seorang tokoh pemuda yang lahir dan besar di Desa Jejangkit, awalnya petani padi di rawa lebak. Devarinti, S.R. ((2016). Natural Farming: Eco-Friendly and Alfian kini telah menjadi pimpinan pokja yang sustainable?. Agrotech, 5.2. DOI: 10.4172/2168- dijadikan mitra kegiatan oleh Universitas Lambung 9881.1000147 Mangkurat (ULM) untuk mengembangkan kegiatan Permakultur, dengan kegiatan inisiasi budidaya Ferguson, R.S. and Lovell, S.T. (2015). Grassroots perikanan, ikan Betok (Papuyu). Papuyu local F3 yang engagement with transition sustainability: diversity and telah lama diteliti oleh Dr. Slamat dibandingkan laju modes of patisipation in the international permaculture pertumbuhannya dengan Papuyu lokal dari desa movement. Ecology and Society 20(4):39. Jajangkit, yang dibudidayakan di dalam hapa di perairan dengan pH rendah. Papuyu local lebih tahan King, C. A. (2008). Community resilience and contemporary ghidup di perairan dengan pH rendah, sedangkan ikan agri-ecological system: Reconnecting people and food, Papuyu F3 (Papuyu Slamat) 30% lebih cepat and people with people. System Research and pertumbuhannya, dari pada Papuyu lokal Jejangkit. Behavioral Science. 25, 111-124. DOI: Pada saat terjadi perubahan hidrologis, pH air 10.1002/sres.854. berfluktuasi, pada saat ini Papuyu local tetap bertahan hidup bahkan pada pH 3.5. Sementara itu anakan Korze, A.V.(2018). Permaculture for sustainable life style. Papuyu Slamet yang berukuran 2,5 – 4,0 cm hampir International Journal of Inspiration and Resilience 50 % mati pada pH air 3.5. Tampaknya ikan tersebut Economy, 2 (2). 34-39. memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan metabolismenya. Pada saat dewasa, ikan Papuyu Slamet lebih lama bertelur, dibandingkan dengan papuyu lokal, hal ini dimanfaatkan oleh Papuyu Slamet untuk memperbesar tubuhnya.

4. KESIMPULAN

Penelitian ini menemukan beberapa hal baru yang selama ini menjadi keraguan banyak pihak, seperti menentukan klasifikasi masyarakat miskin di perdesaan. Selama ini hanya ditentukan berdasarkan pendapatan, nilai ekonomi semata. Masyarakat pelaku Permaculure banyak mendapatkan manfaat lingkungan yang belum dapat dikonversikan secara langsung secara ekonomi. Pilihan menggunakan metode bertani dengan produk multi komoditas, memungkinkan petani secara terus menerus memperoleh pendapatan. Dengan model permaculture, petani dapat berbagi pengetahuan dan memperluas hubungan sosialnya, disamping menaikan pendapatanya. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami sampaikan kepada Bupati Hulu Sungai Tengah yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kegiatan observasi di wilayah HST. Rektor Universitas Lambung Mangkurat dan Dekan Fakultas Perikanan yang memberikan ijin kegiatan tersebut.

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 20