ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

PELATIHAN TEKNOLOGI AKUAPONIK SEBAGAI SOLUSI PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DESA BABADSARI, KABUPATEN PANDEGLANG,

Rida Oktorida Khastini1) , Aris Munandar2) 1)Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2)Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa e-mail : [email protected]

Abstrak

Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Babadsari, adalah dengan memberdayakan masyarakatnya dengan mengoptimalkan potensi daerahnya. Lahan pekarangan yang luas dapat dimanfaatkan sebagai sumber yang dapat menunjang ketahanan pangan dalam aspek sosial, ekologi, dan ekonomi bagi rumah tangga maupun masyarakat lokal secara berkelanjutan melalui implementasi teknologi akuaponik. Tujuan program ini adalah dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pelatihan teknologi akuaponik sebagai solusi pendukung ketahanan pangan, serta mengembangkan kegiatan ekonomi produktif masyarakat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat desa. Metode pelaksanaan pelatihan teknologi akuaponik dilakukan dengan 5 tahapan, yaitu tahap persiapan, sosialisasi, pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Hasil kegiatan pelatihan teknologi akuaponik di desa Babadsari mendapat respon yang positif dan antusiasme kelompok sasaran. Seluruh peserta merasakan banyak manfaat dari segi estetika dan ekonomi Kegiatan ini memotivasi warga lainnya yang mulai tertarik untuk ikut serta menerapkan teknologi akuaponik di pekarangan rumah mereka sendiri. Warga yang telah menerapkan program tidak lagi membeli beberapa jenis sayur dan ikan ke pasar.

Kata kunci: Akuaponik, Babadsari, Ikan, Sayuran

Abstract

[ Technology Training as a solution to support Food Security in Babadsari Village, Pandeglang Regency, Banten]. One way to improve the welfare of the community in Babadsari Village is by empowering the community through optimizing the potential of the area. A wide housing yard can be used as a source that can support food security in social, ecological and economic aspects for households and local communities in a sustainable manner through the implementation of aquaponic technology. The purpose of this program was to increase community knowledge through aquaponics technology training as a solution to support food security, and to develop productive economic activities of the community as a form of empowerment of rural communities. The method of conducting aquaponics technology training is carried out with 5 stages, the preparation, outreach, training, mentoring and evaluation stages. The results of the aquaponics technology training activities in the village of Babadsari received positive responses and enthusiasm from the target group. All participants felt many benefits in terms of aesthetics and economics. This activity motivated other residents who began to be interested in participating in applying aquaponics technology in their own homes. Residents who have implemented the program no longer buy certain types of vegetables and to the market.

Keywords: Aquaponics, Babadsari village, Fish, Vegetables

40

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

1. PENDAHULUAN bersama dengan 77 desa lainnya.. Sejak era pemerintahan Jokowi, desa Masyarakat desa tersebut yang selama ini merupakan salah satu target pembangunan hidup dalam ketertinggalannya. Menurut yang menjadi fokus untuk dikembangkan, Syahza (2007), pembangunan pedesaan sebagaimana tercantum dalam Nawa Cita untuk mengejar ketertinggalan harus dan dalam Sasaran Prioritas Nasional dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dalam RPJMN menjadikan posisi desa dengan sifat dan cirinya. Pembangunan dewasa ini memiliki peran sangat strategis pedesaan harus mengikuti empat upaya terutama dalam hal peningkatan kualitas besar, satu sama lain saling berkaitan dan sumberdaya manusia. Tidak dapat merupakan strategi pokok pembangunan dipungkiri bahwa ujung tombak pedesaan, yaitu: memberdayakan ekonomi pengelolaan sumberdaya alam berada di masyarakat desa, meningkatkan kualitas wilayah desa. Indikator pembangunan desa sumberdaya manusia pedesaan agar erat kaitannnya dengan standar hidup, memiliki dasar yang memadai untuk sumber daya alam (SDA), sumber daya meningkatkan dan memperkuat manusia (SDM), sarana dan prasarana, produktivitas dan daya saing, karakteristik wilayah (seperti lokasi dan pembangunan prasarana di pedesaan dan keadaan geomorfologis), serta kebijakan membangun kelembagaan pedesaan baik pembangunan yang mengikutsertakan desa yang bersifat formal maupun nonformal. dalam pembangunan wilayah. Menurut Urgensi dilakukannya pendekatan tersebut Richardson (2001) sesuai dengan ilmu adalah salah satunya berkaitan dengan ekonomi regional teori pusat pertumbuhan masalah rawan pangan di tingkat rumah ekonomi dinyatakan sebagai salah satu tangga yang muduah ditemukan di instrumen pembangunan wilayah yang kawasan desa tertinggal. Bahkan proporsi cukup baik karena dapat menimbulkan cukup besar masih ditemukan di daerah- beraneka efek atau dampak yang positif daerah dengan ketahanan pangan tingkat terhadap pembangunan wilayah yang ada regional (provinsi) maupun tingkat disekitarnya begitu pula dengan nasional terjamin (Saliem 1997). Hal pembangunan desa. tersebut karena penduduk yang berada di Desa Babadsari merupakan salah bawah garis kemiskinan sulit memenuhi satu desa yang terletak di Kecamatan Jiput kebutuhan pangan sehari-hari. Harga Kabupaten Pandeglang. Desa ini barang konsumsi pangan yang terus dikelompokkan sebagai desa tertinggal meningkat dan tidak terjangkau 41

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

mengakibatkan mereka banyak yang Peranan dan pemanfaatan mengalami rawan pangan. pekarangan bervariasi dari satu daerah Potensi yang terdapat di Desa dengan daerah lain, tergantung pada Babadsari ini diantaranya adalah masih tingkat kebutuhan, sosialbudaya, luasnya pekarangan rumah warga yang pendidikan masyarakat maupun faktor dapat dimanfaatkan sebagai lahan fisikdan ekologi setempat (Rahayu perkebunan, perikanan dan juga di dukung danPrawiroatmodjo, 2005). Pengelolaan dengan para penduduk desa tersebut yang pekarangan desa diharapkan bermanfaat umumnya berprofesi sebagai petani. menunjang ketahanan pangan dalam aspek Berdasarkan hasil kajian Badan Litbang sosial, ekologi, dan ekonomi bagi rumah Pertanian, sdikemukakan bahwa perhatian tangga maupun masyarakat lokal secara petani terhadap pemanfaatan lahan berkelanjutan. Produk pekarangan pekarangan masih terbatas, sehingga memiliki nilai tambah yaitu bisa berbagai inovasi terkait dengan lahan dikonsumsi oleh rumah tangga atau dijual, pekarangan belum mencapai sasaran. namun tetap mempertahankan manfaat Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan sosial dan ekologinya (Kehlenbeck et al. sebagai sumber untuk tanaman obat, 2007). tanaman pangan, hortikultura, ternak, ikan Salah satu cara pemanfaatan dan lainnya berpotensi dapat memenuhi pekarangan yang dapat memberi nilai kebutuhan keluarga. Pekarangan tambah bagi masyarakat Desa Babadsari merupakan lahan pertanian skala rumah Kabupaten Pandeglang adalah melalui tangga yang biasanya ditanami beraneka pengenalan teknologi Akuaponik. ragam vegetasi serta hidup berbagai jenis Akuaponik nampaknya belum banyak hewan ternak dan/atau ikan (Arifin 1998). dikenal di masyarakat desa Babadsari, Area pekarangan berpotensi sebagai lokasi berbeda dengan hidroponik yang sebagian budidaya beraneka ragam sumber pangan orang sudah mengenalnya. Menurut seperti tanaman pertanian, hewan ternak, Nugroho et al (2012), teknologi akuaponik maupun ikan air tawar. Dalam sudut merupakan gabungan teknologi akuakultur pandang ekologi, interaksi serta integrasi dengan teknologi hidroponik pada media antar komponen biotik dan abiotik di nontanah dan untuk pemenuhan nutrisi pekarangan akan membentuk suatu disuplai melalui pupuk cair atau zat-zat ekosistem pertanian kimia sebagai nutrisinya dalam satu sistem untuk mengoptimalkan fungsi air dan 42

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

ruang sebagai media pemeliharaan. Pikiran pelaksanaan program pengabdian Teknologi tersebut telah dilakukan di masyarakat di desa Babadsari Pandeglang negara-negara maju, khususnya yang dapat dilihat pada Gambar 1 memiliki keterbatasan lahan untuk mengoptimalkan produktifitas biota perairan. Prinsip dasar yang bermanfaat bagi budidaya perairan adalah sisa pakan dan kotoran ikan yang berpotensi memperburuk kualitas air, dimanfaatkan Gambar 1. Kerangka Pikiran pelaksanaan sebagai pupuk bagi tanaman air. program pengabdian masyarakat di desa Aktivitas budidaya ikan tidak Babadsari Pandeglang terlepas dari limbah yang dihasilkan, 2. BAHAN DAN METODE terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil Bahan yang digunakan pada kegiatan aktivitas metabolisme ikan. Pada sistem pengabdian masyarakat ini adalah ikan budidaya konsentrasi limbah budidaya lele, sayuran (kangkung, bayam hijau dan seperti amonia (NH3), nitrit (NO2), dan merah, cabai), bak fiber, ember, talang air, CO2 akan meningkat sangat cepat dan aerator, pipa, pot, kapas, dan busa. bersifat toksik bagi organisme budidaya (Surawidjaja 2006). Melalui inovasi Tahapan Persiapan teknologi limbah budidaya perikanan ini Pada tahapan ini, kegiatan yang akan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi dilakukan meliputi persiapan, pengurusan nutrisi tanaman yang dibudidayakan secara perijinan pelaksanaan kegiatan hidroponik yang terintegrasi dalam sistem pengabdian, dan survey lanjutan ini antara lain, kangkung, selada air, sawi, peninjauan lokasi pengabdian Kecamatan genjer dan tumbuhan lainnya. Tujuan Jiput, Kabupaten Pandeglang sebagai mitra program ini adalah dalam rangka melahit untuk identifikasi dan analisis potensi masyarakat untuk dapat meningkatkan wilayah. Selain itu, dilakukan juga pengetahuan masyarakat tentang tata cara identifikasi kebutuhan peralatan dan bahan budidaya perikanan dan tanaman yang guna mendukung tahapan-tahapan terintegrasi dalam sistem akuaponik, serta kegiatan yang dilaksanakan. mengembangkan kegiatan ekonomi Tahapan Pelaksanaan produktif masyarakat sebagai bentuk Pelaksanaan kegiatan pengabdian pemberdayaan masyarakat desa. Kerangka dibagi menjadi 3 bidang kegiatan, yaitu: 43

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

a. Sosialisasi pentingnya kegiatan narasumber dan dibantu oleh mahasiwa pemanfaatan pekarangan sebagai lahan Jurusan Pendidikan Biologi dan budidaya akuaponik Kegiatan Jurusan Perikanan sosialisasi ini dilakukan dengan b. Praktek cara bertanam dan budidaya metode ekspositori untuk dilakukan oleh masyarakat di wilayah menyampaikan aspek-aspek teoritis desa Babadsari. Pada tahap ini akan dan pernyataan berkaitan dengan upaya dilakukan proses perbanyakan pemanfaatan pekarangan dan kegiatan tanaman, seleksi benih dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati. melaksanakan budidaya hidroponik Sosialisasi teknologi akuaponik dan perikanan. Kegiatan Praktek tidak dilakukan pula dengan tujuan untuk akan berhenti hanya sampai kegiatan menyamakan persepsi warga tentang menanam melainkan pula akan nilai positif budidaya aquaonik dalam dilakukan kegiatan pemeliharaan, dan kerangka mengoptimalkan pengelolaan lahan pekarangan sampai kepemilikan lahan pekarangan dan menghasilkan bagian-bagian yang tambahan pendapatan yang akan dapat dimanfaatkan sebagai bahan diperoleh warga. Pelatihan instalasi pangan keluarga. teknologi akuaponik, untuk kegiatan c. Tahapan Monitoring Keberhasilan ini warga dilibatkan dalam kegiatan Program pelatihan berupa metode Tahapan akhir yang dilakukan dalam menggabungkan budidaya tanaman rangka untuk melihat sejauh mana sayuran tanpa menggunakan tanah dan keberhasilan dan keberlanjutan teknik membudidayakan ikan dalam program ini di masyarakat. satu tempat. Dilanjutkan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan pelatihan teknik pemeliharaan Persiapan dan Perencanaan Kegiatan dan perawatan tanaman dan ikan dari Kegiatan pengabdian ini diawali instalasi akuaponik, hingga melalui koordinasi seluruh tim untuk penanganan pascapanennya, teknik mendiskusikan langkah-langkah teknis pemilihan komoditas tanaman dan ikan yang akan dilaksanakan berdasarkan yang bernilai metode yang telah ditetapkan. Pada tahap ekonomis, dan penghitungan analisis selanjutnya, tim juga melakukan usahataninya. Demontrasi dilakukan kunjungan awal ke lokasi kegiatan untuk oleh tim pengabdian sebagai 44

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

sinkronisasi pelaksanaan kegiatan tentang pemanfaatan pekarangan, pengabdian tentang akuaponik ini. Hal ini teknologi aquaponik, aneka jenis dilakukan agar kegiatan sesuai dengan tanaman dan jenis ikan untuk bisa potensi yang ada dan kebutuhan diterapkan dalam teknologi akuaponik. masyarakat sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan yang Pelaksanaan Kegiatan dilakukan pada tahap persiapan dan Berdasarkan hasil diskusi dengan perencanaan, yaitu: peserta, dapat diketahui bahwa hampir a. Koordinasi dengan pihak desa lokasi seluruh rumah di Desa Babadsari memiliki pengabdian. Koordinasi dengan pihak lahan pekarangan dengan luas beragam desa dilakukan dengan Kepala Desa antara 50 - 200 m2. Namun, kondisi Babadsari. Pihak desa mendukung tersebut belum dioptimalkan dengan baik. kegiatan pengabdian yang dilakukan Pada dasarnya, masyarakat hanya oleh Tim Pengabdi dalam rangka memahami bahwa bercocok tanam dapat memberdayakan pemberdayaan optimal jika dilakukan di lahan yang luas masyarakat melalui pemanfaatan lahan dengan kondisi pengairan yang cukup. Hal pekarangan dengan usaha tanpa limbah ini dikarenakan masyarakat khususnya ibu melalui teknologi akuaponik guna rumah tangga belum mengetahui teknologi mendukung ketahanan pangan yang dapat diterapkan di pekarangannya. b. Penetapan waktu pelatihan. Oleh karena itu, kegiatan pemanfaatan Pelaksanaan pelatihan berdasarkan pekarangan sebagai lahan budidaya kesepakatan dengan kepala desa pada akuaponik menjadi solusi untuk hari Jumat, tanggal 10 Agustus 2018. mengoptimalkan potensi pekarangan c. Penentuan sasaran dan target peserta rumah di Desa Babadsari pelatihan. Kegiatan ini dilakukan Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan adanya koordinasi bersama dengan menggunakan metode ekspositori kepala desa dan ditentukan sasaran dilengkapi dengan alat dukung seperti pelatihan adalah ibu PKK tapi tidak media poster serta laptop dan LCD untuk menutup kemungkinan jika bapak- menyampaikan materi yang relatif banyak bapak yang ikut serta dalam kegiatan. secara padat sehingga mudah dipahami d. Perencanaan materi pelatihan Materi masyarakat (Gambar 2). Setelah pelatihan yang telah direncanakan oleh penyampaian materi selesai akan tim pengabdi meliputi pengetahuan dilanjutkan diskusi dan tanya-jawab 45

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

dengan peserta. Pada sesi tanya jawab ada Demontrasi dan Praktek beberapa pertanyaan yang diajukan Kegiatan selanjutnya adalah peserta, antara lain alat dan bahan apa saja demonstrasi dan praktek cara bertanam dan yang bisa digunakan untuk merakit budidaya memelihara, dan mengelola ikan instalasi akuaponik, persyaratan apa yang dan tanaman budidaya secara akuaponik di harus dipenuhi agar ikan dan tanaman lahan pekarangan sehingga dapat dapat tumbuh dengan baik dan subur, memberikan kemudahan bagi peserta peluang budidaya akuaponik, dan lain-lain. pengabdian. Demontrasi dilakukan oleh Uraian di atas menunjukkan bahwa tim pengabdian sebagai narasumber dan peserta tertarik terhadap teknologi yang dibantu oleh mahasiwa Jurusan Pendidikan ditawarkan. Hal tersebut tercermin dari Biologi dan Perikanan dan praktek antusiasme masyarakat dalam mengikuti dilakukan oleh masyarakat kedua lokasi. kegiatan sosialisasi. Alat yang digunakan untuk teknologi akuponik ini dianjurkan dari barang-barang rumah tangga yang sudah tidak digunakan sehingga dapat mengurangi limbah. Namun, harus tetap memenuhi kriteria yang ditetapkan sehingga kualitas tanaman dan ikan yang dipanen tetap terjaga. Bahan utama yang Gambar 3. Kegiatan demonstrasi dan digunakan yaitu ikan dan tanaman yang praktek penerapan konsep teknologi akuaponik biasa dikonsumsi, namun ada juga komoditas yang cocok ditanam dengan Masyarakat, terutama kelompok kondisi Desa Babadsari ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi PKK di desa Babadsari belum pernah pernah mengetahui tentang konsep pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya akuaponik, Teknologi akuaponik ini merupakan pengetahuan baru yang sangat menarik bagi masyarakat yang

tercermin pada tingginya antusias Gambar 2. Kegiatan pemaparan materi masyarakat dalam berdiskusi baik pada oleh anggota tim pengabdian di desa Babadsari 46

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

saat sosialisasi maupun pada saat terutama untuk sistem rakit. Alat demonstrasi dan praktik. pendukung yang mesti disiapkan pun Sistem akuaponik yang terbilang sederhana dengan memanfaatkan didemonstrasikan pada pelaksanaan barang-barang tidak terpakai sebagai kegiatan adalah sistem rakit dan aliran atas. media tanamnya. Selain itu, ukuran Sistem tersebut dipandang yang paling empang di wilayah tersebut juga besar tepat dipraktekan di kedua wilayah karena sehingga tanaman yang digunakan juga mudah untuk diterapkan terutama bagi jumlah dan jenisnya bisa banyak. pemula. Model akuaponik rakit apung dibuat dengan menanam sayuran di atas Tahap Monitoring permukaan air. Tanaman bisa ditanam di Evaluasi kegiatan pengabdian dalam pipa atau pot yang diberi rockwool dilakukan dengan cara yaitu untuk tempat tumbuh. Akar tanaman membandingkan pengetahuan dan terapung atau terendam dalam bak pemahaman warga sebelum dan sesudah penampung yang berisi ikan. Pada sistem kegiatan. Secara umum dapat aliran atas, air dari kolam akan mengalir menunjukkan bahwa terjadi peningkatan melalui pipa berukuran kecil yang pengetahuan peserta mengenai ujungnya ada pada masing-masing pot atau Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan wadah tanaman. Air akan dialirkan ke pot Menerapkan teknologi akuaponik. Peserta dengan cara dikucurkan dan melewati memahami bahwa pemanfaatan lahan proses penyaringan oleh media tanam dan pekarangan secara optimal dapat kemudian akan mengalir kembali ke membantu ketahanan pangan keluarga. kolam. Strategi pemberian materi baik waktu Antusias masyarakat terlihat maupun tempat terutama penyuluhan di terutama bagi yang memiliki fasilitas lapangan dirasakan sangat mendukung kolam ikan. Beberapa rumah yang ditemui kegiatan karena peserta mempunyai di Desa Babadsari memiliki kolam ikan, banyak waktu untuk mengikuti namun hanya sekedar hobi saja. Ikan yang penyuluhan. dipelihara, ada yang dapat digunakan Beberapa faktor yang dapat sebagai komoditas untuk penerapan mendorong terlaksananya kegiatan teknologi akuaponik. Beberapa masyarakat pengabdian ini adalah peserta terutama juga bertanya mengenai penerapannya di ibu-ibu sangat bersemangat untuk empang. Hal tersebut sangat dimungkinkan mendapatkan pengetahuan baru tentang 47

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

akuaponik yang dapat diterapkan di setiap 3-4 bulan sekali, dapat menurunkan pekarangan masing-masing. Manfaat yang biaya pengeluaran rumah tangga sehingga diperoleh dari keikutsertaan peserta dalam dapat dialokasikan untuk pengeluaran yang program pengabdian ini yaitu pemahaman lain, jika panen sayur mayur dan ikan memahami mengenai pentingnya berlebihan dapat dijual ke pasar atau pemanfaatan lahan pekarangan melalui pengepul. penerapan teknologi akuaponik dalam Namun, dalam prakteknya masih rangka mendukung ketahanan pangan memiliki beberapa kendala. Permasalahan keluarga. Selain itu kelak peserta juga yang umum dijumpai dalam pemanfaatan dapat lebih mengoptimalkan sehingga lahan pekarangan untuk budidaya tanaman produk yang mereka hasilkan dapat dalam pot di kedua desa adalah masalah memberikan tambahan penghasilan bagi media tanam dan pemupukan. Kendala keluarga. yang dihadapi adalah pada budidaya Aspek lain yang tidak kalah penting tanaman dalam pot lama-kelamaan media adalah kerjasama yang baik dari pihak desa yang digunakan akan mengeras sehingga untuk mendukung dalam penyediaan pertumbuhan tanaman tidak optimal, hal sarana dan mengundang peserta untuk ini dikarenakan masyarakat hanya mengikuti program pengabdian ini. Faktor menggunakan tanah humus saja sebagai yang dapat menjadi penghambat dalam media tanam. Selain itu pada budidaya pelaksanaan pengabdian ini adalah waktu tanaman dalam pot kebanyakan yang singkat dalam setiap materi. Sehingga menggunakan pot plastik yang tersedia di tidak seluruh fasilitas dan potensi dapat akan mempengaruhi sejauh mana ditunjukkan oleh peserta. Adanya penerimaan hasil sosialisasi untuk bisa pelaksanaan program ini membuat diaplikasikan dalam kehidupan. Hal ini masyarakat mendaatkan berbagai sesuai dengan pendapat Supariasa (2012) keuntungan diantanyanya ketersediaan bahwa seseorang dengan tingkat sayur mayur dalam skala rumah tangga pendidikan yang tinggi akan memberikan dalam waktu yang pendek, sebagai contoh respon yang lebih rasional terhadap bayam atau kangkung dapat dipanen setiap informasi yang datang dan akan berfikir 3 minggu atau satu bulan sekali setelah sejauh mana keuntungan yang mungkin tebar, sawi, pakcoy, seledri dapat dipanen diperoleh dari gagasan tersebut. 1 bulan setelah tanam, warga dapat memanen ikan sebagai sumber protein 48

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

4. KESIMPULAN in , . Agroforestry Systems. Kegiatan pemanfaatan pekarangan 2004;63:53–62. doi: sebagai lahan budidaya akuaponik 10.1023/B:AGFO.0000049433.9 5038.25. memberi pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat terhadap oplimalisasi Nugroho RA, Pambudi LT, Chilmawati D dan Haditomo AHC. 2012. Aplikasi lahan sehingga dapat memenuhi kebutuhan Teknologi Aquaponic Pada keluarga meskipun di lahan terbatas. Budidaya Ikan Air Tawar Untuk Optimalisasi Kapasitas Produksi Pelatihan yang diberikan kepada Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8. No. masyarakat juga meningkatkan 1, 1 46-51 kemampuan masyarakat, terutama ibu Rahayu, M. S. Prawiroatmodjo. rumah tangga dalam hal bercocok tanaman 2005.Keanekaragaman Tanaman Pekarangandan Pemanfaatannya di dan memelihara ikan secara bersamaan. Desa Lampeapi,Pulau Wawoni Selain itu, masyarakat juga memberi Sulawesi Tenggara.J. Tek.Ling.P3TL-BPPT, 6(2): 360- tanggapan positif terhadap teknologi 364 budidaya akuaponik sebagai aplikasi dari Richardson. 2001. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. terjemahan Paul hasil penelitian yang telah dilakukan di Sitohang. Jakarta: Penerbit FE-UI. Perguruan Tinggi. Saliem, H.P. 1997. Peranan Wanita dalam

SistemProduksi Pertanian Ucapan Terima Kasih Menunjang ProgramDiversifikasi Pangan dan Gizi. DalamSuryanaet Terima kasih penulis sampaikan kepada al(Eds). Hlm 85-102.Monograp LPPM UNTIRTA yang telah mendanai Series No 17. KebijaksanaanPembangunan pelaksanaan kegiatan pengabdian Pertanian: AnalisisKebijaksanaan masyarakat ini. Antisipatif dan Responsif.Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Per- 5. DAFTAR PUSTAKA tanian. Badan Penelitian dan

Pengem-bangan Pertanian. Arifin HS, Sakamoto K and Chiba K. 1997.

Effects of the Fragmentation and Surawidjaja E.H. 2006. Akuakultur the Change of the Social and berbasis -trophic level revitalisasi Economical Aspects on the untuk ketahanan pangan, daya saing Vegetation Structure in the Rural ekspor, dan kelestarian lingkungan. Home of West , Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Indonesia. Japan Institue of Akuakultur J.,

Tokyo. Vol.60 (5): 489-494 Syahza, A, 2007. Percepatan

Pemberdayaan Ekonmomi Kehlenbeck K, Maass BL. diversity Masyarakat Pedesaan and classification of homegardens dengan Model Agroestate Berbasis 49

ISSN 2088-2637 Jurnal Pengabdian Dinamika, Edisi 6 Volume1_November 2019

Kelapa Sawit, dalam Jurnal Ekonomi, Th.XII/02/Juli/2007. Jakarta: PPD&I Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.

50