DERADIKALISASI ISLAM INDONESIA Pusat Penelitian Dan Penerbitan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNI Sunan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
DERADIKALISASI ISLAM INDONESIA Studi Pemikiran Islam Nahdlatul Ulama Laporan Penelitian Kelompok Mendapat Bantuan Dana dari DIPA-RM UIN SGD Bandung Tahun Anggaran 2016 Sesuai dengan Kontrak No: Un.05/P1/TL.00.1/000/2016 Oleh: Ketua : Dr. Hasbiyallah - 197809182003121002 Anggota : Dr. Undang Burhanudin - 196403241994021001 Dr. Moh. Sulhan - 196905092008011011 Dr. Heri Khoiruddin - 197811172008011016 Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNI Sunan Gunung Djati Bandung 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt, yang berkat kasih dan sayang- Nya, penelitian ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah limpah kepada Rasulullah Saw. Semoga kita semua berada dalam kasih-sayang dan ampunan Allah Swt, serta dalam syafa’at Rasulullah Saw. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama. Agama yang awal kehadirannya sebagai piranti untuk membangun kedamaian kehidupan masyarakat lahir dan bathin, telah diubah oleh sebagian orang menjadi sumber konflik. Di tengah munculnya berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama ini, NU hadir dengan berbagai pemikiran yang dapat didialogkan dalam menjawab masalah krusial ini, disertai dengan berbagai tindakan sebagai upaya untuk meredam kekerasan dan konflik sehingga agama tetap hadir sebagai piranti yang mendamaikan kehidupan masyarakat. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu adanya koreksi dari berbagai pihak, baik dari sisi redaksi ataupun substansi. Namun terlepas dari kekurangan itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada berbagai pihak atas kepercayaan, kesempatan dan dukungan yang telah diberikan. Khususnya kepada Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan segenap Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bandung, Oktober 2016 Dr. Hasbiyallah, M.Ag ii ABSTRAKSI Munculnya berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama telah mengusik berbagai organisasi keagamaan Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dituntut untuk berperan aktif menyelesaikan berbagai kekerasan dimaksud, sehingga agama tetap sebagai piranti yang dapat memberikan kedamaian pada masyarakat lahir dan bathin. Untuk mengetahui peran Nahdlatul Ulama (NU) ini, perlu kiranya menelusuri bagaimana pemikiran dan tindakan Nahdlatul Ulama (NU). Sumber utama dalam penelitian ini adalah pemikiran dan tindakan Nahdlatul Ulama (NU) terkait kekerasan yang diatasnamakan agama. Data yang ditelusuri adalah dinamika sejarah perkembangan dan pemikiran NU tentang Islam Indonesia; pandangan NU tentang radikalisasi agama dan kekerasan agama-terorisme; dan peran NU dalam upaya deradikalisasi dan upaya membangun moderasi Islam Indonesia. Analisis data dilakukan dengan model deskriptif kualitatif. Data-data yang diperoleh di lapangan terlebih dahulu dikelompokan berdasar kualitas dan kategorinya. Data yang sudah dikategorikan kemudian diinterpretasikan dengan model interpretasi surface structure maupun deep stucture. Dari analisis yang dilakukan, diketahui bagaimana realitas sebenarnya keberadaan NU, tantangan, pandangan dan pemikiran menyelesaikan berbagai permasalahan. Dari analisis dirumuskan beberapa solusi persoalan terkait dinamika NU dan responnya dalam perubahan sosial. Hasil analisis dan rumusan solusi kemudian disusun secara sistematis dalam bentuk laporan dengan model deskriptif. iii Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi keagamaan Islam telah berperan aktif menyelesaikan berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama. Memahami sikap NU terhadap kekerasan dan rasa keberceraian dapat dibagi ke dalam dua, yaitu: (1) sikap resmi organisasi; (2) sikap tidak resmi yang diperlihatkan oleh warga NU, baik ia sebagai tokoh NU ataupun mereka sebagai komunitas. Untuk sikap resmi organisasi, upaya NU dalam deradikalisasi Islam Indonesia dilakukan melalui upaya struktural dan upaya kultural. Upaya struktural dilakukan oleh lembaga-lembaga yang jika dilihat pada tugas, pokok, dan fungsinya, berperan aktif termasuk mencegah tersebarnya gerakan Islam transnasional. Untuk gerakan kultural, para nahdliyin aktif di berbagai celah dan lapisan untuk meredam berbagai upaya tersebarnya faham dan gerakan radikal ini. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I MENGGUGAT KEKERASAN DAN 01 RADIKALISME ISLAM INDONESIA A. Latar Belakang Masalah 01 B. Rumusan Masalah 05 C. Tujuan Penelitian 05 D. Tinjauan Pustaka 06 E. Kerangka Pemikiran 07 BAB II DERADIKALISASI, NU, DAN GERAKAN 11 MODERASI ISLAM INDONESIA A. NU dan Sejarah Pertumbuhan Islam Tradisional 11 Indonesia 1. Mengenal NU dan Tokoh yang Berpengaruh 11 di Indonesia 2. Ajaran dan Doktrin Fikih, Tasawuf, dan 44 Teologi NU 3. Program Kerja dan Visi Kebangsaan NU 45 4. Kekuatan NU sebagai Organisasi Masa Islam 51 Terbesar Indonesia B. Deradikalisasi Islam di Indonesia 58 1. Konsep Radikalisme Islam dan 58 Deradikalisasi Islam 2. Faktor yang Melatari Kebangkitan 65 Radikalisme Islam v 3. Organisasi Islam Radikal Indonesia 79 4. Deradikalisasi dan Rekonstruksi Islam 95 C. NU, Moderasi Ditengah Kecenderungan 103 Radikalisme Islam 1. NU dan Gerakan Toleran di Indonesia 103 2. Islam yang Berdialog dengan Budaya 119 3. Kekerasan dan Keberceraian 127 4. Membangun Masyarakat Adil dan Toleran 133 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 145 A. Pendekatan dan Metode Penelitian 145 B. Tempat dan Waktu Penelitian 148 C. Data dan Sumber Penelitian 149 D. Prosedur Pengumpulan Data 151 E. Tehnik Analisis Data 153 F. Penyajian Data 155 G. Penarikan Kesimpulan 155 H. Pemeriksaan Keabsahan Data 156 BAB IV NU DAN IKHTIAR MENGAKHIRI KEKERASAN 163 DAN MEMBANGUN ISLAM TOLERAN INDONESIA A. Temuan Hasil Penelitian 163 1. Problem Kekerasan dan Kerisauan NU 163 terkait Radikalisme Islam di Tanah Air 2. Pandangan NU tentang Radikalisme Islam 171 dan Prinsip Dasar Moderasi NU 3. Upaya NU dalam Deradikalisasi Islam 182 Indonesia vi B. Pembahasan Hasil Penelitian 192 1. Mengakhiri Kekerasan Atas Nama Agama 192 2. Kematangan Beragama dan Membuka Diri 209 untuk Perbedaan 3. Membangun Islam Rahmatan Lil ‘Alamin 215 BAB V PENUTUP 234 A. Kesimpulan 234 B. Rekomendasi 242 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vii 1 BAB I MENGGUGAT KEKERASAN DAN RADIKALISME ISLAM INDONESIA A. Latar Belakang Masalah Salah satu elemen Islam Indonesia yang berperan strategis dalam mengembangkan islam Indonesia adalah Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi dengan pengikut 35 juta Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 (fearly dan Barton, 1997:xiii; Jamil dkk, 2008:277) dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Tujuan Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lahirnya NU tak lepas dari respon sosial atas keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana- mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan. Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Muhammadiyah pada tahun 1912. Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana 1 2 pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota. Untuk mengantisipasi perkembangan zaman dan dinamika masyarakat yang terus berubah, berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, dan setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama). Bertepatan pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Namun ada alasan lainnya, karena tidak terakomodir kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti konverensi Islam Dunia yang ada di Indonesia dan Timur Tengah. Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik. NU di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan. Dalam perkembangan dasa warsa terakhir NU mulai bergerak di banyak bidang kegiatan. Sebagai Islam tradisional NU juga mengalami evolusi secara gradual dan berkembang mengikuti