DERADIKALISASI ISLAM INDONESIA Pusat Penelitian Dan Penerbitan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNI Sunan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

DERADIKALISASI ISLAM INDONESIA Pusat Penelitian Dan Penerbitan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNI Sunan DERADIKALISASI ISLAM INDONESIA Studi Pemikiran Islam Nahdlatul Ulama Laporan Penelitian Kelompok Mendapat Bantuan Dana dari DIPA-RM UIN SGD Bandung Tahun Anggaran 2016 Sesuai dengan Kontrak No: Un.05/P1/TL.00.1/000/2016 Oleh: Ketua : Dr. Hasbiyallah - 197809182003121002 Anggota : Dr. Undang Burhanudin - 196403241994021001 Dr. Moh. Sulhan - 196905092008011011 Dr. Heri Khoiruddin - 197811172008011016 Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNI Sunan Gunung Djati Bandung 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt, yang berkat kasih dan sayang- Nya, penelitian ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah limpah kepada Rasulullah Saw. Semoga kita semua berada dalam kasih-sayang dan ampunan Allah Swt, serta dalam syafa’at Rasulullah Saw. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama. Agama yang awal kehadirannya sebagai piranti untuk membangun kedamaian kehidupan masyarakat lahir dan bathin, telah diubah oleh sebagian orang menjadi sumber konflik. Di tengah munculnya berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama ini, NU hadir dengan berbagai pemikiran yang dapat didialogkan dalam menjawab masalah krusial ini, disertai dengan berbagai tindakan sebagai upaya untuk meredam kekerasan dan konflik sehingga agama tetap hadir sebagai piranti yang mendamaikan kehidupan masyarakat. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu adanya koreksi dari berbagai pihak, baik dari sisi redaksi ataupun substansi. Namun terlepas dari kekurangan itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada berbagai pihak atas kepercayaan, kesempatan dan dukungan yang telah diberikan. Khususnya kepada Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan segenap Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bandung, Oktober 2016 Dr. Hasbiyallah, M.Ag ii ABSTRAKSI Munculnya berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama telah mengusik berbagai organisasi keagamaan Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dituntut untuk berperan aktif menyelesaikan berbagai kekerasan dimaksud, sehingga agama tetap sebagai piranti yang dapat memberikan kedamaian pada masyarakat lahir dan bathin. Untuk mengetahui peran Nahdlatul Ulama (NU) ini, perlu kiranya menelusuri bagaimana pemikiran dan tindakan Nahdlatul Ulama (NU). Sumber utama dalam penelitian ini adalah pemikiran dan tindakan Nahdlatul Ulama (NU) terkait kekerasan yang diatasnamakan agama. Data yang ditelusuri adalah dinamika sejarah perkembangan dan pemikiran NU tentang Islam Indonesia; pandangan NU tentang radikalisasi agama dan kekerasan agama-terorisme; dan peran NU dalam upaya deradikalisasi dan upaya membangun moderasi Islam Indonesia. Analisis data dilakukan dengan model deskriptif kualitatif. Data-data yang diperoleh di lapangan terlebih dahulu dikelompokan berdasar kualitas dan kategorinya. Data yang sudah dikategorikan kemudian diinterpretasikan dengan model interpretasi surface structure maupun deep stucture. Dari analisis yang dilakukan, diketahui bagaimana realitas sebenarnya keberadaan NU, tantangan, pandangan dan pemikiran menyelesaikan berbagai permasalahan. Dari analisis dirumuskan beberapa solusi persoalan terkait dinamika NU dan responnya dalam perubahan sosial. Hasil analisis dan rumusan solusi kemudian disusun secara sistematis dalam bentuk laporan dengan model deskriptif. iii Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi keagamaan Islam telah berperan aktif menyelesaikan berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama. Memahami sikap NU terhadap kekerasan dan rasa keberceraian dapat dibagi ke dalam dua, yaitu: (1) sikap resmi organisasi; (2) sikap tidak resmi yang diperlihatkan oleh warga NU, baik ia sebagai tokoh NU ataupun mereka sebagai komunitas. Untuk sikap resmi organisasi, upaya NU dalam deradikalisasi Islam Indonesia dilakukan melalui upaya struktural dan upaya kultural. Upaya struktural dilakukan oleh lembaga-lembaga yang jika dilihat pada tugas, pokok, dan fungsinya, berperan aktif termasuk mencegah tersebarnya gerakan Islam transnasional. Untuk gerakan kultural, para nahdliyin aktif di berbagai celah dan lapisan untuk meredam berbagai upaya tersebarnya faham dan gerakan radikal ini. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I MENGGUGAT KEKERASAN DAN 01 RADIKALISME ISLAM INDONESIA A. Latar Belakang Masalah 01 B. Rumusan Masalah 05 C. Tujuan Penelitian 05 D. Tinjauan Pustaka 06 E. Kerangka Pemikiran 07 BAB II DERADIKALISASI, NU, DAN GERAKAN 11 MODERASI ISLAM INDONESIA A. NU dan Sejarah Pertumbuhan Islam Tradisional 11 Indonesia 1. Mengenal NU dan Tokoh yang Berpengaruh 11 di Indonesia 2. Ajaran dan Doktrin Fikih, Tasawuf, dan 44 Teologi NU 3. Program Kerja dan Visi Kebangsaan NU 45 4. Kekuatan NU sebagai Organisasi Masa Islam 51 Terbesar Indonesia B. Deradikalisasi Islam di Indonesia 58 1. Konsep Radikalisme Islam dan 58 Deradikalisasi Islam 2. Faktor yang Melatari Kebangkitan 65 Radikalisme Islam v 3. Organisasi Islam Radikal Indonesia 79 4. Deradikalisasi dan Rekonstruksi Islam 95 C. NU, Moderasi Ditengah Kecenderungan 103 Radikalisme Islam 1. NU dan Gerakan Toleran di Indonesia 103 2. Islam yang Berdialog dengan Budaya 119 3. Kekerasan dan Keberceraian 127 4. Membangun Masyarakat Adil dan Toleran 133 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 145 A. Pendekatan dan Metode Penelitian 145 B. Tempat dan Waktu Penelitian 148 C. Data dan Sumber Penelitian 149 D. Prosedur Pengumpulan Data 151 E. Tehnik Analisis Data 153 F. Penyajian Data 155 G. Penarikan Kesimpulan 155 H. Pemeriksaan Keabsahan Data 156 BAB IV NU DAN IKHTIAR MENGAKHIRI KEKERASAN 163 DAN MEMBANGUN ISLAM TOLERAN INDONESIA A. Temuan Hasil Penelitian 163 1. Problem Kekerasan dan Kerisauan NU 163 terkait Radikalisme Islam di Tanah Air 2. Pandangan NU tentang Radikalisme Islam 171 dan Prinsip Dasar Moderasi NU 3. Upaya NU dalam Deradikalisasi Islam 182 Indonesia vi B. Pembahasan Hasil Penelitian 192 1. Mengakhiri Kekerasan Atas Nama Agama 192 2. Kematangan Beragama dan Membuka Diri 209 untuk Perbedaan 3. Membangun Islam Rahmatan Lil ‘Alamin 215 BAB V PENUTUP 234 A. Kesimpulan 234 B. Rekomendasi 242 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vii 1 BAB I MENGGUGAT KEKERASAN DAN RADIKALISME ISLAM INDONESIA A. Latar Belakang Masalah Salah satu elemen Islam Indonesia yang berperan strategis dalam mengembangkan islam Indonesia adalah Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi dengan pengikut 35 juta Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 (fearly dan Barton, 1997:xiii; Jamil dkk, 2008:277) dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Tujuan Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lahirnya NU tak lepas dari respon sosial atas keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana- mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan. Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Muhammadiyah pada tahun 1912. Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana 1 2 pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota. Untuk mengantisipasi perkembangan zaman dan dinamika masyarakat yang terus berubah, berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, dan setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama). Bertepatan pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Namun ada alasan lainnya, karena tidak terakomodir kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti konverensi Islam Dunia yang ada di Indonesia dan Timur Tengah. Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik. NU di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan. Dalam perkembangan dasa warsa terakhir NU mulai bergerak di banyak bidang kegiatan. Sebagai Islam tradisional NU juga mengalami evolusi secara gradual dan berkembang mengikuti
Recommended publications
  • Rituals of Islamic Spirituality: a Study of Majlis Dhikr Groups
    Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Arif Zamhari THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY E P R E S S E P R E S S Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] This title is also available online at: http://epress.anu.edu.au/islamic_citation.html National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Author: Zamhari, Arif. Title: Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in East Java / Arif Zamhari. ISBN: 9781921666247 (pbk) 9781921666254 (pdf) Series: Islam in Southeast Asia. Notes: Includes bibliographical references. Subjects: Islam--Rituals. Islam Doctrines. Islamic sects--Indonesia--Jawa Timur. Sufism--Indonesia--Jawa Timur. Dewey Number: 297.359598 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design and layout by ANU E Press Printed by Griffin Press This edition © 2010 ANU E Press Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changesthat the author may have decided to undertake.
    [Show full text]
  • Pelaksanaan Syariat Islam Di Aceh Sebagai Otonomi Khusus Yang Simetris
    Prof. Dr. Al Yasa` Abubakar, MA. PELAKSANAAN Syariat Islam DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (Sejarah Dan Perjuangan) Dinas Syariat Islam Aceh Tahun 2020 PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (SEJARAH DAN PERJUANGAN) Prof. Dr. Al Yasa` Abubakar, MA. Editor : DR. EMK. Alidar, S.Ag., M.Hum Tata Letak Isi : Muhammad Sufri Desain Cover : Syahreza Diterbitkan oleh: Dinas Syariat Islam Aceh Jln T. Nyak Arief No.221, Jeulingke. Banda Aceh Email : [email protected] Telp : (0651) 7551313 Fax : (0651) 7551312, (0651) 7551314 Bekerjasama dengan Percetakan: CV. Rumoh Cetak Jalan Utama Rukoh, Syiahkuala, Banda Aceh Email: [email protected] | Hp: 08116888292 Dinas Syariat Islam Aceh viii + 224 hlm. 14 x 21 cm. ISBN. 978-602-58950-5-0 Pengantar penulis BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt. atas segala karunia dan rahmat yang dilimpahkan- Nya, shalawat dan salam penulis haturkan ke pangkuan Nabi Muhammad Rasul penutup dan penghulu para nabi--yang diutus sebagai rahmat untuk semesta alam, serta kepada semua keluarga dan Sahabat beliau. Dengan izin serta karunia Allah Swt. penulisn buku dengn judul PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (Sejarah Dan Perjuangan) telah dapat penulis rampungkan dan selesaikan penulisannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penulis, dengan caranya masing-masing, sehingga tulisan ini dapat penulis rampungkan. Terutama sekali kepada para mahasiswa, para peneliti dan para peminat yang sering mengajukan pertanyaan yang tajam dan menggelitik, kritik yang pedas, atau pujian berlebihan yang tidak menggembirakan, baik mengenai isi buku yang penulis tulis, atau juga mengenai kebijakan, dan kenyataan nyata pelaksanaan qanun- qanun yang berkaitan dengna syariat Islam selama ini.
    [Show full text]
  • Studi Kitab Al-Tabyi>N Al-Rawi> Syarah Arba'i>N Nawawi
    KASYFUL ANWAR DALAM DINAMIKA SYARAH HADIS BANJAR (Studi Kitab al-Tabyi>n al-Rawi> Syarah Arba‘i>n Nawawi> ) Munirah, M. Hum STAI RAKHA Amuntai Abstrak This article talked about Kasyful Anwar’s contribution to sharh hadith studies in South Borneo, especially in the book of al-Tabyi>n al-Rawi> Syarah Arba‘i>n Nawawi>, a sharh hadith book first had written by Banjar scholars. This book had written by Malay language is very influential for historical development of sharh hadith Banjar. Many Banjar scholars after him follow his characteristic of writing sharh hadith, sharh Hadith Arb’ain. In terms of metodology, this book is written accord with the contents in the book of Arba‘i>n Nawawi> with ijmali< method, short expanation. In explaining the meaning of the text hadith, Kasyful Anwar used content analysis method with al-Qur’an and prophet hadith. Kata kunci: Kasyful Anwar, al-Tabyi>n al-Rawi> Syarah Arba‘i>n Nawawi>, syarah hadis Banjar. A. Urgensi Syarh Hadis: Sebuah Pengantar Al-Qur’an dan hadis merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya adalah dua sumber utama ajaran umat Islam yang memuat segala persoalan, khususnya agama. Ketika ada permasalahan yang tidak dijelaskan dalam al-Qur’an, maka rujukan kedua setelahnya adalah hadis. Oleh karena itu, sebagaimana al-Qur’an dipahami dan dijelaskan, hadis pun juga dipahami dan dijelaskan maksudnya agar bisa diamalkan dengan baik. Jika pemahaman terhadap al-Qur’an disebut dengan tafsir, maka pemahaman terhadap hadis disebut dengan syarah. Berbagai usaha telah dilakukan oleh para ulama untuk memahami dan menjelaskan hadis-hadis nabi.
    [Show full text]
  • PENDIDIKAN HUMANISTIK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'an Ahmad Zain Sarnoto1, Mohammad Muhtadi2 Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta In
    |Muhammad Muhtadi PENDIDIKAN HUMANISTIK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Ahmad Zain Sarnoto1, Mohammad Muhtadi2 Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta Institut PTIQ Jakarta [email protected] | [email protected] Abstract The concept of humanistic education in the Qur'an contains elements including: a) Human education physically and biologically; b) inner human education and psychology; c) social human education and d) spiritual education. Concepts in the perspective of al-Qur'an which become the foundation for a humanist education, including: the nature of human form, the potential of humanity, and the purpose of human creation. The humanization applied in the Qur'an does not leave the role of man on earth as its function and role as "imarah al-ardl," and as a servant who is obliged to serve the khalik as his function and role as "ibad." As for education with a paradigm the humanists contained in the Qurʻan are: First, putting back all educational activities (talab al- ilm) under the framework of religious work which aims to seek the pleasure of Allah. Second, there is a comparison between religious knowledge and general knowledge. Third, freedom in developing science. Fourth, reviewing grounded science so that it can be implemented in daily life and start trying to implement an integrative educational strategy. The activities of human life are based on the spiritual dimension so that they do not harm others. This thought emphasizes the development of human potential in order to be able to portray themselves as „abd Allah and the khalifah of Allah. This education is intended to help students actualize their potential to become independent and creative people who are aware of God's presence in themselves.
    [Show full text]
  • Wacana Islam Islam Liberal: Analisis Artikel Di Media Online Jaringan Islam Liberal (
    Agus Riyanto Wacana Islam Liberal : Analisis artikel Di Media On-line Jaringan Islam Liberal (www.islamlib.com) WACANA ISLAM ISLAM LIBERAL: ANALISIS ARTIKEL DI MEDIA ONLINE JARINGAN ISLAM LIBERAL (www.islamlib.com) Agus Riyanto Kepala Program Studi Ilmu Politik Unwahas, Lulusan S2 Ilmu Politik UGM 2007 Abstract Islamic Liberal Discources is one of Islamic movement which has shared on Reformation era besides the other Islamic types like Radical Islam. Both of them are usually in discources conflict because the difference religion concern. The article will describe how Islamic Liberal Network, construct discource on on line media, www.Islamlib.com Key words : Islamic Liberal discources, Islamic construction. A. Pendahuluan tunya. Mereka juga mengusung Bergulirnya era reformasi tahun tema-te-ma seperti pemberlakuan 1998, telah membawa Indonesia memasu- syariat Islam (integralisme agama ki masa transisi demokrasi. Di tengah arus dan negara), peno-lakan presiden transisi tersebut, wacana politik diwarnai perempuan, penolakan de-mokrasi fenomena kebangkitan gerakan Islam dan ideologi negara (Pancasila)2. yang ditandai oleh dua tipe: yakni radikal Sementara gerakan Islam dan liberal. Tipe pertama seperti Front tipe li-beral dimarakkan dengan Pembela Islam (FPI), Forum Komunikasi kemunculan Ja-ringan Islam Liberal Ahlussunah Waljamaah (FKASW) atau po- (JIL), komunitas pe-mikiran anak puler dengan Laskar Jihad, Majelis Mu- muda Islam yang dimotori Ulil jahidin Indonesia (MMI), Ikhwanul Mus- Abshar Abdala. Kelompok ini men- limun, Hizbut Tahrir, dan HAMMAS. coba mengimbangi wacana Ormas-ormas ini diidentifikasikan Kha- pemikiran Is-lam radikal dengan mami Zada memiliki 3 (tiga) ciri khas yai- mensosialisasikan perlunya tu: formalistik, militan, dan radikal1. Mu- kembali ‘liberalisasi’ pemaha-man suh utama gerakan ini adalah kapitalisme, keagamaan.
    [Show full text]
  • Dakwah, Competition for Authority, and Development
    Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde Vol. 167, no. 2-3 (2011), pp. 236-269 URL: http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv URN:NBN:NL:UI:10-1-101389 Copyright: content is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License ISSN: 0006-2294 JOHAN MEULEMAN Dakwah, competition for authority, and development Introduction The Arabic word da`wah – literally call or invitation – is a general term which denotes propagation of the Islamic religion. The Malay/Indonesian term, de- rived from the Arabic, is dakwah.1 Although the concept includes efforts to convert non-Muslims to Islam, da`wah primarily refers to activities aiming at strengthening and deepening the faith of Muslims and helping them lead their daily lives in conformity with Islamic principles. Since the birth of Islam, da`wah has been an important aspect of this religion and da`wah activities have always been highly appreciated in Muslim societies. However, in the course of the twentieth century, da`wah activities and organizations have grown par- ticularly strong all over the Muslim world and have adopted new forms and new aims. This phenomenon is related to two major developments which were partly contradictory: a renewed aspiration for international unity of all Muslims, on the one hand, and the formation of modern nation-states with their different religious traditions and – more importantly – their conflicting political interests, on the other hand. Additional factors include the develop- ment of modern means of transport and communication as well as Christian missionary activities.2 Although often associated with revivalism, competi- tion with other religions, or opposition to a secular political establishment, da`wah, understood more generally as organized efforts to strengthen the Is- lamic faith and its practice, is not limited to movements characterized by such associations.
    [Show full text]
  • The Rise of Islamic Religious-Political
    Hamid Fahmy Zarkasyi THE RISE OF ISLAMIC RELIGIOUS-POLITICAL MOVEMENTS IN INDONESIA The Background, Present Situation and Future1 Hamid Fahmy Zarkasyi The Institute for Islamic Studies of Darussalam, Gontor Ponorogo, Indonesia Abstract: This paper traces the roots of the emergence of Islamic religious and political movements in Indonesia especially during and after their depoliticization during the New Order regime. There were two important impacts of the depoliticization, first, the emergence of various study groups and student organizations in university campuses. Second, the emergence of Islamic political parties after the fall of Suharto. In addition, political freedom after long oppression also helped create religious groups both radical on the one hand and liberal on the other. These radical and liberal groups were not only intellectual movements but also social and political in nature. Although the present confrontation between liberal and moderate Muslims could lead to serious conflict in the future, and would put the democratic atmosphere at risk, the role of the majority of the moderates remains decisive in determining the course of Islam and politics in Indonesia. Keywords: Islamic religious-political movement, liberal Islam, non-liberal Indonesian Muslims. Introduction The rise of Islamic political parties and Islamic religious movements after the fall of Suharto was not abrupt in manner. The process was gradual, involving numbers of national and global factors. 1 The earlier version of this paper was presented at the conference “Islam and Asia: Revisiting the Socio-Political Dimension of Islam,” jointly organized by Japan Institute of International Affairs (JIIA) and Institute of Islamic Understanding Malaysia (IKIM), 15-16 October, Tokyo.
    [Show full text]
  • P E N G U M U M a N
    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NO. 18 JAKARTA 10110 TROMOL POS : 1344/JKT 10013 TELEPON : (021) 3804242 (9 SALURAN) FAKSIMILE : (021) 3507210 e-mail : [email protected] P E N G U M U M A N NOMOR : 25.Pm/KP.03/SJN.P/2021 TENTANG FINAL HASIL SELEKSI ADMINISTRASI PENGADAAN CALON APARATUR SIPIL NEGARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAHUN 2021 Sehubungan dengan Pengumuman Nomor: 23.Pm/KP.03/SJN.P/2021 tentang Hasil Seleksi Administrasi Pengadaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun 2021 dan hasil Keputusan Rapat Panitia Seleksi Pengadaan CASN Kementerian ESDM Tahun 2021, dengan ini diumumkan daftar nama pelamar yang Lulus Final Seleksi Administrasi sebagaimana terlampir. Bagi pelamar yang melakukan sanggahan, dapat melihat hasil sanggahannya melalui akun SSCASN masing-masing pada laman daftar-sscasn.bkn.go.id/login. Pelamar dengan status Lulus Seleksi Administrasi melakukan registrasi pada laman casn.esdm.go.id mulai tanggal 16 Agustus 2021. Untuk tata cara registrasi akan diinformasikan kemudian pada laman casn.esdm.go.id. Pemberitahuan terkait jadwal dan lokasi pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) akan diumumkan kemudian. Khusus untuk jabatan Pengamat Gunung Api, titik lokasi SKD disesuaikan dengan titik lokasi yang telah diumumkan sesuai pengumuman Nomor 19.PM/KP.03/SJN.P/2021 tentang Seleksi Pengadaan CASN Kementerian ESDM Tahun 2021. Keputusan Panitia Seleksi bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
    [Show full text]
  • Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal Di Indonesia 1970-2015 the Birth of Liberal Islamic Thought in Indonesia 1970 - 2015
    Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 483 SEJARAH MUNCULNYA PEMIKIRAN ISLAM LIBERAL DI INDONESIA 1970-2015 THE BIRTH OF LIBERAL ISLAMIC THOUGHT IN INDONESIA 1970 - 2015 Samsudin dan Nina Herlina Lubis Universitas Padjajaran, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected] Naskah Diterima: 15 April 2019 Naskah Direvisi: 20 September 2019 Naskah Disetujui : 28 September 2019 DOI: 10.30959/patanjala.v11i3.522 Abstrak Kemajuan yang dicapai oleh negara Barat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi, berakar pada trilogi liberalisme, pluralisme, dan sekularisme. Atas dasar itulah, beberapa tokoh Islam Indonesia ingin memajukan umatnya dengan trilogi tersebut. Dalam perjalanannya, tokoh Islam seperti Nurcholish Madjid dan Ulil Abshar menuai kritik dari Rasjidi dan Atiyan Ali. Puncaknya adalah ketika MUI mengeluarkan fatwa mengharamkan Islam liberal. Bagaimana gambaran sejarah masuk Islam liberal di Indonesia? Mengapa terjadi polemik Islam liberal di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, metode yang digunakan adalah metode sejarah, meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, sejarah Islam liberal di Indonesia terbagi ke dalam empat tahap, yaitu: Tahap awal ketika masih menyatu dengan pemikiran neo-modernisme. Kedua, pembentukan enam paradigma Islam liberal. Ketiga adanya kritik dan evaluasi pemikiran Islam liberal. Kemudian sebab terjadinya polemk pemikiran Islam liberal disebabkan oleh perbedaan paradigma berfikir dan metodologi memahami ajaran Islam dalam melihat realitas yang terjadi di masyarakat pada masa kontemporer. Kata kunci: Islam liberal, sejarah, tokoh liberal, polemik. Abstract The progress achieved by Western countries in the fields of science, technology and economics is rooted in liberalism, pluralism and secularism. For this reason, some Indonesian Muslim intellectuals want to reform their people accordingly.
    [Show full text]
  • Potret Pemikiran Radikal Jaringan Islam Liberal (Jil) Indonesia
    POTRET PEMIKIRAN RADIKAL JARINGAN ISLAM LIBERAL (JIL) INDONESIA Muh. Idris STAIN Manado [email protected] Abstrak Jaringan Islam Liberal adalah salah satu lokomotif yang menggerakan tata nilai pemikiran keagamaan yang menekankan pada pemahaman Islam yang terbuka, toleran, inklusif dan kontekstual. Di Indonesia penyebaran Islam liberal telah berlangsung sejak awal tahun 70-an dan sejak tahun 2001, sejumlah aktivis dan intelektual muda Islam memulai penyebaran gagasan Islam liberal secara lebih terorganisir. Jaringan Islam Liberal mencoba membangun dan mengembangkan suasana beragama yang transformatif dan inklusif, menampakkan signifikansinya untuk selalu “dilirik” oleh komunitas umat. Melalui pemahaman keagamaan yang holistik dan pola keagamaan yang inklusif, umat Islam diharapkan dapat menyelesaikan krisis kemanusiaan, serta menjadikan modernitas sebagai proses yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi manusia. Abstract THE PORTRAIT OF THE LIBERAL ISLAMIC NETWORK (JIL)’S RADICAL THOUGHTS OF OF INDONESIA. The Liberal Islam Network (JIL) is one of the intelectual communites generating the values of religious thoughts that emphasize on the open, tolerant, inclusive and contextual understandings of Islam. The spread of liberal Islam has been going on In Indonesia since the early 1970s as a number of activists and Muslim intellectuals began to deploy more organized liberal Islamic ideas. The Liberal Islam Network has been trying to build and to develop such a transformative, inclusive, religious atmosphere and showing its significance to attract Muslim community. Through a holistic, inclusive religious understanding, Muslims are expected to resolve humanitarian crises, and view modernity as a process that provides maximum benefits to the life of all humankind. Kata Kunci : Radikal; Jaringan Islam Liberal dan Liberal Volume 8, Nomor 2, Desember 2014 367 Muh.
    [Show full text]
  • Democratic Culture and Muslim Political Participation in Post-Suharto Indonesia
    RELIGIOUS DEMOCRATS: DEMOCRATIC CULTURE AND MUSLIM POLITICAL PARTICIPATION IN POST-SUHARTO INDONESIA DISSERTATION Presented in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy in Political Science at The Ohio State University by Saiful Mujani, MA ***** The Ohio State University 2003 Dissertation Committee: Approved by Professor R. William Liddle, Adviser Professor Bradley M. Richardson Professor Goldie Shabad ___________________________ Adviser Department of Political Science ABSTRACT Most theories about the negative relationship between Islam and democracy rely on an interpretation of the Islamic political tradition. More positive accounts are also anchored in the same tradition, interpreted in a different way. While some scholarship relies on more empirical observation and analysis, there is no single work which systematically demonstrates the relationship between Islam and democracy. This study is an attempt to fill this gap by defining Islam empirically in terms of several components and democracy in terms of the components of democratic culture— social capital, political tolerance, political engagement, political trust, and support for the democratic system—and political participation. The theories which assert that Islam is inimical to democracy are tested by examining the extent to which the Islamic and democratic components are negatively associated. Indonesia was selected for this research as it is the most populous Muslim country in the world, with considerable variation among Muslims in belief and practice. Two national mass surveys were conducted in 2001 and 2002. This study found that Islam defined by two sets of rituals, the networks of Islamic civic engagement, Islamic social identity, and Islamist political orientations (Islamism) does not have a negative association with the components of democracy.
    [Show full text]
  • Pencalonan Kh Ma'ruf Amin Sebagai Wakil Presiden Pada Pemilu 2019
    NU DAN POLITIK: PENCALONAN K.H. MA’RUF AMIN SEBAGAI WAKIL PRESIDEN PADA PEMILU 2019 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Nahdahtul Hikmah NIM: 11151120000071 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 ABSTRAK Nama : Nahdahtul Hikmah NIM : 11151120000071 Judul : NU dan Politik: Pencalonan K.H. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden pada Pemilu 2019 Penelitian ini menganalisis tentang pencalonan Ma’ruf Amin sebagai wakil presiden dalam Pemilu 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proses pencalonan Ma’ruf Amin, mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pencalonan Ma’ruf Amin serta ingin mengetahui sikap warga NU sebagai organisasi yang tidak berpolitik. Kerangka teoretis yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori kekuasaan, agama sebagai kekuatan politik dan teori civil society. Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini adalah dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa proses pencalonan Ma’ruf Amin terdapat polemik rangkap jabatan dalam Dewan Pengawas Syariah, Ketua Majelis Ulama Indonesia dan Rais Aam PBNU. Kemudian, terdapat faktor pendorong dan faktor penghambat dalam naiknya Ma’ruf Amin. Faktor pendorong yaitu pengalaman yang mumpuni, mendapatkan dukungan dari warga NU dan meredam isu SARA. Selain itu, faktor penghambat naiknya Ma’ruf Amin yaitu kesehatan dan usia, serta kekecewaan pendukung Ahok dan Mahfud MD. Sikap warga NU yang juga mendukung keputusan naiknya Ma’ruf Amin sebagai Cawapres 2019, bukan mengatasnamakan PBNU tetapi atas nama pribadi masing-masing dari warga NU. Kata kunci: cawapres, NU, Ma’ruf Amin v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.
    [Show full text]