Trik-Trik Media Menjaga Mo[D=R]Alnya

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Trik-Trik Media Menjaga Mo[D=R]Alnya MEDIA-Trik Trik-Trik Media Menjaga Mo[d=r]alnya Kata Pengantar Dr. Atwar Bajari M. Si (Ketua Umum ASPIKOM) Editor: Agung Prabowo Diterbitkan oleh : ASPIKOM Bekerjasama dengan : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Universitas Kristen Petra Surabaya Universitas Muhammadiyah Malang dan Buku Litera Komunikasi Budaya, Pariwisata dan Religi - i MEDIA-Trik Trik-Trik Media Menjaga Mo[d=r]alnya Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All Rights Reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit Cetakan Pertama, 2015 xvi+ 268 hlm. ; 15.5 x 23.5 cm ISBN: 978-602-6751-06-5 Kata Pengantar Dr. Atwar Bajari M. Si Penulis Triyono Lukmantoro, M. Si. Farid Rusdi, S.S, M.Si. Diah Handayani, M. Si. Dr. Herlina Agustin, S.Sos., MT. Dr. Irwa R. Zarkasi, M. Si. Surokim, S.Sos, SH, M.Si. Muhtar Wahyudi, S.Sos., MA. Dr. Iskandar Zulkarnain, M. Si. Seri, M. I.Kom. Dr. Agustina Zubair, M. Si. Altobeli Lobodally, S.Sos, M.IKom. Drs. Tandiyo Pradekso, M. Sc. Dra. Sri Widowati Herieningsih, M.Sc. Petrus Imam Prawoto Jati, M. Ikom Yustisia Ditya Sari, S. Sos., M. I. Kom. Inri Inggrit Indrayani, S.IP., M. Si. Titi Nur Vidyarini, S. Sos., M. Comm Editor: Agung Prabowo Proofreader: Setio Budi HH Cover dan Tataletak Ibnu Teguh W Diterbitkan oleh: ASPIKOM bekerjasama dengan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Universitas Kristen Petra Surabaya Universitas Muhammadiyah Malang dan Buku Litera Yogyakarta Minggiran MJ II/1378, RT 63/17 Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta Telp. 0274-388895, 08179407446 [email protected] ii - Komunikasi Budaya, Pariwisata dan Religi KATA PENGANTAR Perlunya Pendekatan Baru dalam Studi Media Dr. Atwar Bajari, M.Si. Ketua Umum ASPIKOM Hiruk-pikuk kegiatan ilmiah Ilmu Komunikasi di tanah air, sampai saat ini begitu membanggakan. Setidaknya, jika dirasakan oleh penulis sendiri, yang telah terlibat dalam belasan diskusi dan seminar baik sebagai peserta maupun sebagai penyaji seminar yang berskala nasional juga internasional. Di samping itu, kemeriahan acara, juga terlihat dari substansi dan tema pembicaraan begitu dalam dan beragam. Bahkan, expose personal yang berbau narsistik pada media sosial menjadi hal yang mudah untuk mengukur hiruk pikuk tersebut. Ini mengindikasikan bahwa kegiatan para pegiat di bidang komunikasi (ilmuwan) tidak bisa dinafikan begitu saja dalam perkembangan ilmu sosial pada umumnya di tanah air. Demikian halnya dengan konstribusi pemikiran-pemikiran kritis terhadap pengelolaan negara. Begitu banyak para ahli komunikasi bicara, menjadi nara sumber. Hampir setiap hari kita disuguhi analisa- analisa tajam dan kreatif para ahli komunikasi yang membaca dan merekomendasikan pemikirannya untuk pengelolaan Negara yang lebih baik. Bahkan di antara mereka (sebut saja Doktor dan Magister Komunikasi) terlibat langsung dalam pengelolaan negara dengan menjadi aparatur atau legisatif sudah begitu jamak dan banyak jumlahnya di tingkat lokal maupun tingkat nasional. Namun satu hal yang selalu menjadi pembicaraan atau topik hangat yang selalu masuk pada suasana diskusi adalah pembicaraan tentang media. Entah mengenai role, fungsi, keberpihakan, perspektif, sampai konspirasi media dengan pihak-pihak pemilik modal adalah keragaman topik hangat yang selalu muncul. Riset-riset media yang dikembangkan di dunia perguruan tinggi, tidak pernah habis mengupas isue media, dan iii Media-Trik : Trik-Trik Media Menjaga Mo[d=r]alnya seminar-seminar ilmiah selalu menyimpan itu, sebagai salah satu yang ditawarkan dari sekian topik yang diminta. Animo peserta pun tinggi, artinya kajian mengenai media sebagai industri komunikasi juga menjadi “asupan” riset kalangan akdemisi di perguruan tinggi. Media telah memasuki fase berkehidupan yang mature dari segi siklus perkembangannya. Dimulai dari fase media sebagai; penyampai informasi (media massa), kemudian entitas industri dan ekonomi yang membangun kultur budaya massa, kini memasuki peradaban kovergensi dimana media massa harus mampu berkolaborasi atau bahkan melakukan proses metamorphosis sebagai media konvergen. Kenapa demikian, karena ini masalah survival, eksistensi, dan menyangkut nafas hidup. Kalau tidak begitu tidak akan hidup. Perhatikan saja media-media besar yang ada di Indonesia, fase setelah menjadi industri, kemudian era networking dan kapitalisasi media serta era konverensi dengan jurus diversifikasi usaha media ke jalinan on-line, semuanya berkaitan dengan perjuangan mengisi “periuk nasi” media. Kalau ketinggalan langkah, maka habis dibabat lahan usahanya oleh media yang lebih cerdas dan “rakus”. Macam ragam strategi media dengan urusan eksistensi dan periuk nasinya, menjadi menarik dikaji dari kacamatan ekonomi politik industri media. Namun hal lain yang juga menjadi telaah sebagai sebuah pendekatan baru terhadap media adalah isi media. Para akademisi, senang sekali “membongkar” isi media seperti berita, program tayangan, feature, artikel, maupun foto dan gambar visual dengan teknik yang “rumit”, dengan mengutip ulang, menyajikan dan menafsir penuh terhadap isi media. Dengan berbagai pendekatan terhadap teks dan konteks, kita sebagai akademisi, telah mengkonstruksi sedemikian pelik dari purwa- rupa isi media sesuai kebutuhan ilmiah dan akademis. Tradisi semiotika, analisis teks, dan wacana kritis telah memberikan konstribusi terhadap perkembangan Ilmu Komunikasi yang cenderung bergeser ke arah linguistik yang pragmatis berdasarkan kebutuhan Ilmu Komunikasi. Kupasan tentang meriahnya kegiatan ilmiah komunikasi dan maraknya kajian media tersebut, dapat dilihat dari isi buku yang berada di tangan pembaca saat ini. Bunga rampai yang merupakan “capita selecta” dari paper terbaik yang telah dikumpulkan tim editor merupakan representasi dari meriahnya kajian media yang dituangkan dalam paper untuk kemudian disajikan dalam Konferensi Nasional Komunikasi (KNK) yang diselenggarakan oleh Aspikom iv Atwar Bajari. Kata Pengantar Indonesia. Harapannya adalah, menjaga agar dokumentasi yang sudah disistematisir sesuai lokus masing-masing tema menjadi lebih panjang masa baca dan aktualitasnya. Harapan berikutnya, dari kumpulan hasil kajian seperti itu, tentu adalah memberikan konstribusi terhadap penguatan daya dorong media sebagai lembaga publik yang yang mampu mengembangkan nilai-nilai bernegara dan bermasyarakat. Setidaknya, kajian akademik yang dilakukan memberikan warna terhadap dua aspek tadi, kehidupan bermasyarakat dengan berbagai dimensinya dan kehidupan bernegara dengan segala kerumitannya. Selama ini, diketahui bahwa kajian akademik, mandul terhadap konstribusi langsung bagi input penyelenggaraan negara dan masyarakat. Seolah-olah hanya sampai meja seminar atau diskusi ilmiah, lalu gugur kewajibannya. Harus diupayakan bahwa, riset ilmiah dengan paradigmanya, terutama bidang-bidang ilmu sosial dan juga komunikasi, memberikan nilai atau menunjukan aksiologinya. Nilai-nilai yang harus masuk dalam konstribusi tersebut adalah; membangun kehidupan bernegara yang bersih, membangun harmoni dalam kehidupan antar etnis atau elemen kebangsaan, membangun ekonomi kreatif masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, dan membangun “kesalehan” umat secara transenden. Tugas kita sebagai ilmuwan sosial, adalah berusaha mendekatkan isu kajian ilmiah dengan kebutuhan atau orientasi penyelesaian masalah masyarakat.. Walaupun ilmu sosial tidak secara instan membahas isu-isu strategis yang langsung berurusan dengan “perut” masyarakat, namun melalui perannya dalam jangka panjang, bisa membangun harmoni untuk menjamin masyarkat bekerja dan mengeluarkan potensi kreativitasnya agar lebih sejahtera. Seperti dikatakan dalam Jennings & Callahan, (1983) dan Christians (2005) bahwa, riset terhadap manusia, setidaknya harus memiliki prinsip sebagai berikut: 1. Beneficence: Memaksimalkan hasil yang baik untuk ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan individu para peserta penelitian dan meminimalkan atau menghindari resiko, bahaya, atau salah yang tidak perlu. 2. Respect: Memperlakukan orang dengan hormat dan sopan, termasuk v Media-Trik : Trik-Trik Media Menjaga Mo[d=r]alnya mereka yang lemah (misalnya, anak-anak kecil, orang-orang yang memiliki keterbelakangan mental atau kepikunan) 3. Justice: Memastikan bahwa mereka yang menanggung risiko dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari riset itu; memastikan prosedur yang wajar, nonexploitative, seksama, dan diberikan secara cukup1. Sampai saat ini, tugas tersebut belum berjalan mulus Sangat ironis, dengan jumlah anggaran yang semakin besar dikeluarkan untuk riset dan kegiatan ilmiah. Penelitian atau kegiatan ilmiah menjadi involutif atau mandeg dalam fungsi dasar sebagai pemecah persoalan masyarakat, demikian juga dalam menemukan teori baru. Hasilnya lebih banyak mengisi rak atau lemari dan hanya alat kenaikan jabatan. Semoga, diseminasi paper terpilih yang disajikan media ini, peran tersebut semakin bisa ditingkatkan dan menjawab kebutuhan pengguna dan masyarakat. Terutama menjadi input dan bahan referensi dalam menyelesaikan berbagai masalah bangsa. Selamat berseminar, semoga menjadi bahan kebaikan buat sesama. Aamiin ya Rabb…. Surabaya, November 2015 Ketua Umum ASPIKOM Dr. Atwar Bajari, M.Si. 1 http://www.sagepub.com/sites/default/files/upm-binaries/29985_Chapter1.pdf vi Pengantar Editor Memahami Bagaimana Media Beroperasi Agung Prabowo Litbang Aspikom Tidak mudah memposisikan aspek kapital di dalam industri media. Industri media tidak bisa disamakan dengan industri manufaktur yang lain. Industri ini sering termanifestasikan dengan produk-produk
Recommended publications
  • Tensions Among Indonesia's Security Forces Underlying the May 2019
    ISSUE: 2019 No. 61 ISSN 2335-6677 RESEARCHERS AT ISEAS – YUSOF ISHAK INSTITUTE ANALYSE CURRENT EVENTS Singapore | 13 August 2019 Tensions Among Indonesia’s Security Forces Underlying the May 2019 Riots in Jakarta Made Supriatma* EXECUTIVE SUMMARY • On May 21-22, riots broke out in Jakarta after the official results of the 2019 election were announced. These riots revealed a power struggle among retired generals and factional strife within the Indonesian armed forces that has developed since the 1990s. • The riots also highlighted the deep rivalry between the military and the police which had worsened in the post-Soeharto years. President Widodo is seen to favour the police taking centre-stage in upholding security while pushing the military towards a more professional role. Widodo will have to curb this police-military rivalry before it becomes a crisis for his government. • Retired generals associated with the political opposition are better organized than the retired generals within the administration, and this can become a serious cause of disturbance in Widodo’s second term. * Made Supriatma is Visiting Fellow in the Indonesia Studies Programme at ISEAS – Yusof Ishak Institute. 1 ISSUE: 2019 No. 61 ISSN 2335-6677 INTRODUCTION The Indonesian election commission announced the official results of the 2019 election in the wee hours of 21 May 2019. Supporters of the losing candidate-pair, Prabowo Subianto and Sandiaga Uno, responded to the announcement with a rally a few hours later. The rally went on peacefully until the evening but did not show any sign of dispersing after the legal time limit for holding public demonstrations had passed.
    [Show full text]
  • Laporan Tahunan Aji 2015 Cerdas Cerdas Memilih Memilih Media Media
    LAPORAN TAHUNAN AJI 2015 CERDAS CERDAS MEMILIH MEMILIH MEDIA MEDIA DI BAWAH BAYANG-BAYANG KRISIS Laporan Tahunan AJI 2015 DI BAWAH BAYANG-BAYANG KRISIS Laporan Tahunan AJI 2015 PENULIS: Abdul Manan EDITOR: Suwarjono PENYUMBANG BAHAN: Asep Saefullah, Yudhie Tirzano, Hesthi Murti, Bayu Wardhana DITERBITKAN OLEH Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, 2015 Jl. Kembang Raya No. 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat Telp. +62 21 3151214, Fax. +62 21 3151261 Website : www.aji.or.id Email: [email protected] Twitter : @AJIIndo Fb : Aliansi Jurnalis Independen KATA PENGANTAR da yang berbeda dengan buku Laporan Tahunan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tahun 2015 ini. A Selain lebih tipis, buku laporan tahunan kali ini lebih banyak menggambarkan situasi yang dihadapi AJI dalam mewujudkan visi dan misi di tengah dinamika masyarakat, industri media dan negara. Banyak catatan penting terkait isu jurnalistik maupun perkembangan media nasional dan global sepanjang tahun 2014-2015. Ada kabar baik dan ada kabar yang kurang meng- gembirakan. Kabar baiknya adalah media di Indonesia terus tumbuh mengikuti perkembangan teknologi yang mendorong perubahan besar-besaran dalam cara mengakses informasi. Masyarakat semakin lengket dengan gawai dalam mencari informasi. Informasi semakin mudah dan murah didapat, cukup melalui genggaman tangan. Masyarakat tidak hanya sebagai penikmat informasi, namun juga menjadi sumber informasi. Teknologi Internet telah mengubah cara memproduksi berita atau menyampaikan pesan ke publik. Kabar kurang menggembirakannya, teknologi ini menimbulkan kerentanan baru. Batas-batas kebebasan masyarakat menyampaikan pendapat dipertanyakan. Ruang publik yang muncul dari teknologi Internet (hendak) dibatasi melalui regulasi. UU Informatika dan Transaksi Elektronik yang berlaku sejak tahun 2008, sudah membuat lebih dari 100 orang masuk tahanan karena pendapat atau ekspresinya di LAPORAN TAHUNAN AJI 2015 | III Internet.
    [Show full text]
  • Black Flag Rising: ISIL in Southeast Asia and Australia / Peter Chalk
    STRATEGY Black flag rising ISIL in Southeast Asia and Australia Peter Chalk December 2015 Peter Chalk Peter Chalk is an adjunct senior political scientist with the RAND Corporation in the United States. He has analysed such topics as unconventional security threats in Southeast and South Asia; new strategic challenges for the US Air Force in Latin America, Africa, and South Asia; evolving trends in national and international terrorism; Australian defence and foreign policy; international organised crime; the transnational spread of disease; and US military links in the Asia–Pacific region. Peter is associate editor of Studies in Conflict and Terrorism, one of the foremost journals in the international security field. He has testified before the US Senate on issues pertaining to transnational terrorism and piracy and is author of numerous publications and books on various aspects of low‑intensity conflict in the contemporary world. Besides his RAND affiliation, Chalk acts as a subject matter expert on maritime security with the Postgraduate Naval School in Monterey, California and works as a contractor for several organisations that provide professional executive education to security and government officials around the world. Before coming to RAND, Peter was an assistant professor of politics at the University of Queensland, Brisbane, and a postdoctoral fellow in the Strategic and Defense Studies Centre of the Australian National University, Canberra. He earned his Ph.D. in political science at the University of British Columbia, Vancouver, Canada. About ASPI ASPI’s aim is to promote Australia’s security by contributing fresh ideas to strategic decision‑making, and by helping to inform public discussion of strategic and defence issues.
    [Show full text]
  • On Behalf of the Federal State Republic of West Papua
    I. INTRODUCTION 1. This communication is hereby submitted to the United Nations Human Rights Council (the ‘Council’ or the ‘HRC’) pursuant to HRC Resolution 5/1 by Professor Göran Sluiter2 and Andrew Ianuzzi3 on behalf of the Federal State Republic of West Papua (Negara Republik Federal Papua Barat) (the ‘NRFPB’) and its president Forkorus Yaboisembut, as well as on behalf of nineteen unnamed citizens of West Papua4 (collectively, the ‘Complainants’). 2. Situated at the eastern end of the Indonesian archipelago, West Papua occupies the western half of the island of New Guinea.5 The land of West Papua is currently comprised of two provinces, Papua and West Papua. Tanah Papua, as it is known in Indonesian, has been forcibly occupied by the Indonesian government since 1963. While the territory ‘may only be a swim and walk away from Australia, […] it may as well be the dark side of the moon. [It] is [largely] a secret story, hidden from the world by the vagaries of geopolitics and a policy that keeps foreign journalists, human rights workers, and even diplomats out’.6 Papua’s diverse population, ‘with more than 200 distinct indigenous ethnic groups and a large population of migrants from elsewhere in Indonesia, struggles with some of the lowest development indicators in the country’.7 And the ongoing dispute over who should rightly control the land and resources of West Papua is ‘the Pacific’s longest-running political conflict’.8 2 Professor Sluiter holds a chair in international criminal law at the Faculty of Law at the University of Amsterdam and is a partner at the Amsterdam law firm of Prakken d’Oliveira Human Rights Lawyers.
    [Show full text]
  • Weekly Update Human Rights in Indonesia – 27-10-2014
    Weekly Update Human Rights in Indonesia – 27-10-2014 10. Energy and Mineral Resources Minister Sudirman Said (PT Pindad president/former PT New cabinet Pertamina executive) The Jakarta Post, 27-10-2014 11. Industry Minister Saleh Husin (Hanura Party politician) After taking the oath of office on Oct. 20, Joko "Jokowi" Widodo announced on Sunday his 12. Trade Minister Rahmat Gobel (businessman) Cabinet lineup after delaying the announcement on Wednesday night, which prompted speculation that he was wrangling with leaders of political parties in his coalition who 13. Environment and Forestry Minister Siti Nurbaya (NasDem politician/former civil were insisting on nominating problematic candidates. servant) 14. Agriculture Minister Amran Sulaiman (Hasanuddin University lecturer) Jokowi’s Working Cabinet 2014-2019: 1. Coordinating Political, Legal and Security Affairs Minister Tedjo Edhy Purdijatno (former 15. Agrarian and Spatial Planning Minister Ferry Musyidan Baldan (NasDem Party Navy chief of staff 2008-2009/NasDem Party top executive) politician) 2. Coordinating Economic Minister Sofyan Djalil (former state-owned enterprises minister) 16. Transportation Minister Ignasius Jonan (PT Kereta Api Indonesia president) 3. Coordinating Maritime Affairs Minister Indroyono Susilo (an executive with the Food 17. Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti (owner of airline operator Susi and Agriculture Organization (FAO) Air) 4. Coordinating Human Development and Culture Minister Puan Maharani (legislator/PDI- 18. Manpower Minister Hanif Dhakiri (PKB politician) P top executive) 19. Public Works and Public Housing Minister Basuki Hadimuljono (Public Works Ministry 5. Home Minister Tjahjo Kumolo (legislator/PDI-P top executive) top official) 6. Foreign Minister Retno Lestari Priansari Marsudi (Indonesian ambassador to the 20.
    [Show full text]
  • The State and Illegality in Indonesia in Illegality and State the the STATE and ILLEGALITY in INDONESIA
    Edited by Edward Aspinall and Gerry van Klinken The state and illegality in Indonesia THE STATE AND ILLEGALITY IN INDONESIA The popular 1998 reformasi movement that brought down President Suharto’s regime demanded an end to illegal practices by state offi cials, from human rights abuse to nepotistic investments. Yet today, such practices have proven more resistant to reform than people had hoped. Many have said corruption in Indonesia is “entrenched”. We argue it is precisely this entrenched character that requires attention. What is state illegality entrenched in and how does it become entrenched? This involves studying actual cases. Our observations led us to rethink fundamental ideas about the nature of the state in Indonesia, especially regarding its socially embedded character. We conclude that illegal practices by state offi cials are not just aberrations to the state, they are the state. Almost invariably, illegality occurs as part of collective, patterned, organized and collaborative acts, linked to the competition for political power and access to state resources. While obviously excluding many without connections, corrupt behaviour also plays integrative and stabilizing functions. Especially at the lower end of the social ladder, it gets a lot of things done and is often considered legitimate. This book may be read as a defence of area studies approaches. Without the insights that grew from applying our area studies skills, we would still be constrained by highly stylized notions of the state, which bear little resemblance to the state’s actual workings. The struggle against corruption is a long-term political process. Instead of trying to depoliticize it, we believe the key to progress is greater popular participation.
    [Show full text]
  • West Papua Report June 2015 Jokowi
    West Papua Report June 2015 This is the 133rd in a series of monthly reports that focus on developments affecting Papuans. This series is produced by the non­profit West Papua Advocacy Team (WPAT) drawing on media accounts, other NGO assessments, and analysis and reporting from sources within West Papua. This report is co­ published by the East Timor and Indonesia Action Network (ETAN). Back issues are posted online at http://www.etan.org/issues/wpapua/default.htm Questions regarding this report can be addressed to Edmund McWilliams at [email protected]. If you wish to receive the report directly via e­mail, write to [email protected]. Link to this issue: http://etan.org/issues/wpapua/2015/1506.htm. The Report leads with PERSPECTIVE, an analysis piece; followed by UPDATE, a summary of some recent news and developments; and then CHRONICLE which includes analyses, statements, new resources, appeals and action alerts related to West Papua. Anyone interested in contributing a PERSPECTIVE or responding to one should write to [email protected]. We also welcome suggestions of resources and analysis to for listing in the CHRONICLE section. The opinions expressed in Perspectives are the author's and not necessarily those of WPAT or ETAN. For ongoing news on West Papua subscribe to the reg.westpapua listserv or visit its archive; the list is also available on Twitter. Follow @westpapuanews 1,924 followers CONTENTS This edition's PERSPECITVE examines Indonesia President Widodo's failure to follow through on his election promises concerning West Papua, as his policy changes are regularly contradicted by those charged with implementing them.
    [Show full text]
  • Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa
    Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa INTERAKSI SIMBOLIK ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA Muhammad Luthfie Fisip Universitas Djuanda [email protected] Aida Viyala S Hubeis, Amiruddin Saleh, Basita Ginting Fema Institut Pertanian Bogor Abstract This research analyze the symbolic interaction of Muhammadiyah as a community organization in order to anticipate conflict due to different religious views to be able to participate in rural development. Symbolic interaction as the role of communication is done to influence society to accept Muhammadiyah and give opportunity to run its organization program. The purpose of the research is to analyze the symbolic interaction of Muhammadiyah to realize the trust and support of the community in rural development. Through qualitative methods, research results show that symbolic interactions made through interpersonal communication, dialogical communication and group communication can achieve consensus and can reduce conflict, from organizations that were initially rejected until they became accepted organizations and subsequently succeeded in becoming pioneers in rural development. Abstrak Penelitian ini menganalisis interaksi simbolik Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat dalam rangka mengantisipasi konflik akibat perbedaan pandangan keagamaan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan desa. Interaksi simbolik sebagai peranan komunikasi tersebut dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat agar dapat menerima Muhammadiyah dan memberikan
    [Show full text]
  • Jokowi, Un Trublion Dans La Reformasi Des Oligarques Jokowi, a Firebrand in an Oligarchic Reformasi
    Archipel Études interdisciplinaires sur le monde insulindien 91 | 2016 Varia Jokowi, un trublion dans la Reformasi des oligarques Jokowi, a firebrand in an oligarchic Reformasi Rémy Madinier Édition électronique URL : http://journals.openedition.org/archipel/318 DOI : 10.4000/archipel.318 ISSN : 2104-3655 Éditeur Association Archipel Édition imprimée Date de publication : 15 mai 2016 Pagination : 259-280 ISBN : 978-2-910513-74-0 ISSN : 0044-8613 Référence électronique Rémy Madinier , « Jokowi, un trublion dans la Reformasi des oligarques », Archipel [En ligne], 91 | 2016, mis en ligne le 01 mai 2017, consulté le 03 mai 2019. URL : http://journals.openedition.org/ archipel/318 ; DOI : 10.4000/archipel.318 Association Archipel L’ARCHIPEL AU PRÉSENT RÉMY MADINIER 1 Jokowi, un trublion dans la Reformasi des oligarques 1Aux yeux de la plupart des observateurs – qu’ils soient indonésiens ou étrangers, journalistes ou universitaires – les élections présidentielles de 2014 en Indonésie donnèrent lieu à un affrontement homérique, opposant des candidats représentant deux versions radicalement différentes d’une même critique de l’évolution politique de l’Archipel. Alors que se dessinait, depuis déjà plusieurs années, l’enlisement de la Reformasi indonésienne, le scrutin proposa aux électeurs un choix clair entre le retour revendiqué à un populisme autocratique, incarné par Prabowo Subianto (Gerindra) et un nouvel élan démocratique, porté par le candidat du PDI-P, Joko Widodo (Jokowi) 2. Ce contraste redonna à la scène politique indonésienne vigueur et intérêt en mettant aux prises, dans une opposition presque caricaturale, l’humble entrepreneur issu du petit peuple et l’ancien nervi de l’Ordre nouveau, mué en oligarque ultranationaliste.
    [Show full text]
  • SOMETHING to HIDE? RIGHTS Indonesia’S Restrictions on Media Freedom WATCH and Rights Monitoring in Papua
    HUMAN SOMETHING TO HIDE? RIGHTS Indonesia’s Restrictions on Media Freedom WATCH and Rights Monitoring in Papua Something to Hide? Indonesia’s Restrictions on Media Freedom and Rights Monitoring in Papua Copyright © 2015 Human Rights Watch All rights reserved. Printed in the United States of America ISBN: 978-1-6231-32948 Cover design by Rafael Jimenez Human Rights Watch defends the rights of people worldwide. We scrupulously investigate abuses, expose the facts widely, and pressure those with power to respect rights and secure justice. Human Rights Watch is an independent, international organization that works as part of a vibrant movement to uphold human dignity and advance the cause of human rights for all. Human Rights Watch is an international organization with staff in more than 40 countries, and offices in Amsterdam, Beirut, Berlin, Brussels, Chicago, Geneva, Goma, Johannesburg, London, Los Angeles, Moscow, Nairobi, New York, Paris, San Francisco, Sydney, Tokyo, Toronto, Tunis, Washington DC, and Zurich. For more information, please visit our website: http://www.hrw.org SOMETHING TO HIDE? 2 NOVEMBER 2015 978-1-6231-32948 Something to Hide? Indonesia’s Restrictions on Media Freedom and Rights Monitoring in Papua Glossary ........................................................................................................................... i Map ................................................................................................................................. ii Summary ........................................................................................................................
    [Show full text]
  • Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo Jakarta “Rizal Ramli Petarung Atau Peraung”
    Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ... ANALISIS SEMIOTIK ATAS SAMPUL MAJALAH TEMPO JAKARTA “RIZAL RAMLI PETARUNG ATAU PERAUNG” Wildan Yusran [email protected] Hanny Hafiar [email protected] Diah Fatma Sjoraida [email protected] Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadajaran Abstract This study uses qualitative methods with semiotics analysis from Charles Sanders Peirce. The purposes of this study are to determine the symbol contained in MBM Tempo, the meaning contained within the symbol, and how these symbols constructing Rizal Ramli’s Image as the howling. The result of this study showed MBM Tempo Jakarta cover “The Fighter or The Howling” 24-30 August 2015 Edition consist of three main symbols, Rizal Ramli’s on his hips, pointing and opened mouth, a hand hold puppet stick, and text symbol. Rizal Ramli’s caricature in the cover of MBM Tempo is an illustration of the text is written in the middle of Tempo’s cover, so that both are interlocked. These symbols have different meanings. The meaning of each symbol constructing the image of Rizal Ramli as the howling in the cover of MBM Tempo. The conclusion of this study showed that the symbols MBM Tempo Jakarta cover “The Fighter or The Howling” 24-30 August 2015 Edition consist of three main symbols, Rizal Ramli’s on his hips, pointing and opened mouth, a hand hold puppet stick, and text symbol included to typography. Abstrak Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol yang terdapat dalam MBM Tempo, makna yang terkandung dalam simbol-simbol, dan simbol pada MBM Tempo dapat mengkonstruksi citra Rizal Ramli sebagai Peraung.
    [Show full text]
  • Jokowi, Un Trublion Dans La Reformasi Des Oligarques Rémy Madinier
    Jokowi, un trublion dans la Reformasi des oligarques Rémy Madinier To cite this version: Rémy Madinier. Jokowi, un trublion dans la Reformasi des oligarques. Archipel, Association Archipel/Éditions de la FMSH, 2016, pp.259-280. 10.4000/archipel.318. hal-01835847 HAL Id: hal-01835847 https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-01835847 Submitted on 11 Jul 2018 HAL is a multi-disciplinary open access L’archive ouverte pluridisciplinaire HAL, est archive for the deposit and dissemination of sci- destinée au dépôt et à la diffusion de documents entific research documents, whether they are pub- scientifiques de niveau recherche, publiés ou non, lished or not. The documents may come from émanant des établissements d’enseignement et de teaching and research institutions in France or recherche français ou étrangers, des laboratoires abroad, or from public or private research centers. publics ou privés. L’ARCHIPEL AU PRÉSENT RÉMY MADINIER 1 Jokowi, un trublion dans la Reformasi des oligarques 1Aux yeux de la plupart des observateurs – qu’ils soient indonésiens ou étrangers, journalistes ou universitaires – les élections présidentielles de 2014 en Indonésie donnèrent lieu à un affrontement homérique, opposant des candidats représentant deux versions radicalement différentes d’une même critique de l’évolution politique de l’Archipel. Alors que se dessinait, depuis déjà plusieurs années, l’enlisement de la Reformasi indonésienne, le scrutin proposa aux électeurs un choix clair entre le retour revendiqué à un populisme autocratique, incarné par Prabowo Subianto (Gerindra) et un nouvel élan démocratique, porté par le candidat du PDI-P, Joko Widodo (Jokowi) 2. Ce contraste redonna à la scène politique indonésienne vigueur et intérêt en mettant aux prises, dans une opposition presque caricaturale, l’humble entrepreneur issu du petit peuple et l’ancien nervi de l’Ordre nouveau, mué en oligarque ultranationaliste.
    [Show full text]