Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ...

ANALISIS SEMIOTIK ATAS SAMPUL MAJALAH TEMPO JAKARTA “RIZAL RAMLI PETARUNG ATAU PERAUNG”

Wildan Yusran [email protected] Hanny Hafiar [email protected] Diah Fatma Sjoraida [email protected] Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadajaran

Abstract This study uses qualitative methods with semiotics analysis from Charles Sanders Peirce. The purposes of this study are to determine the symbol contained in MBM Tempo, the meaning contained within the symbol, and how these symbols constructing Rizal Ramli’s Image as the howling. The result of this study showed MBM Tempo Jakarta cover “The Fighter or The Howling” 24-30 August 2015 Edition consist of three main symbols, Rizal Ramli’s on his hips, pointing and opened mouth, a hand hold puppet stick, and text symbol. Rizal Ramli’s caricature in the cover of MBM Tempo is an illustration of the text is written in the middle of Tempo’s cover, so that both are interlocked. These symbols have different meanings. The meaning of each symbol constructing the image of Rizal Ramli as the howling in the cover of MBM Tempo. The conclusion of this study showed that the symbols MBM Tempo Jakarta cover “The Fighter or The Howling” 24-30 August 2015 Edition consist of three main symbols, Rizal Ramli’s on his hips, pointing and opened mouth, a hand hold puppet stick, and text symbol included to typography. Abstrak Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol yang terdapat dalam MBM Tempo, makna yang terkandung dalam simbol-simbol, dan simbol pada MBM Tempo dapat mengkonstruksi citra Rizal Ramli sebagai Peraung. Hasil penelitian menunjukkan sampul MBM Tempo Jakarta “Rizal Ramli Petarung atau Peraung” Edisi 24-30 Agustus 2015 terdiri dari tiga simbol utama, simbol gesture Rizal Ramli sedang berkacak pinggang, menunjuk dan mulut terbuka, simbol tangan yang memegang tuding, dan simbol teks. Karikatur Rizal Ramli yang terdapat dalam sampul MBM Tempo merupakan ilustrasi dari teks yang tertulis ditengah sampul Tempo, sehingga keduanya saling berkaitan. Simbol-simbol tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Makna yang terkandung dari setiap simbol mengkonstruksikan citra Rizal Ramli sebagai Peraung dalam sampul MBM Tempo. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat tiga simbol utama dalam sampul MBM Tempo Jakarta “Rizal Ramli Petarung atau Peraung” Edisi 24-30 Agustus 2015, yaitu simbol gesture Rizal Ramli sedang berkacak pinggang, menunjuk, dan mulut terbuka, simbol tangan wayang yang memegang tuding, dan simbol teks yang termasuk tipografi. Keywords: Semiotics, Charles Sanders Peirce, Magazine Cover, Tempo.

1 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017

PENDAHULUAN mengkritik kinerja para menteri Jokowi, Belum ada satu tahun masa kepemimpi- terutama menteri-menteri yang membidangi nannya, Presiden Jokowi melakukan perom- ekonomi dan perdagangan. Di dalam suatu bakan terhadap Kabinet Kerja pada tanggal acara diskusi di Jakarta, pada 4 Februari 2015, 12 Agustus 2015. Terdapat lima menteri yang Rizal Ramli bahkan dengan terang-terangan masuk dalam pemerintahan Jokowi-Kalla. Isu mengatakan bahwa banyak mentri di reshuffle kabinet ini sudah berhembus sejak Kabinet Kerja Jokowi sangat tak berkualitas. pertengahan tahun 2015. Menko Perekomian Kualitasnya bukan “kw-2” lagi, tetapi Sofyan Djalil digantikan oleh Darmin Nasu- “kw-3”. Beliau pun mencontohkan Menteri tion, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdji- Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan atno digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan, Tedjo Edhy Purdijatno yang dianggap Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo di- memperkeruh konflik antara KPK dan Polri, gantikan oleh Rizal Ramli, Menteri Kepala saat mengatakan rakyat pendukung KPK Bappenas Andrinov Chaniago digantikan adalah rakyat yang tidak jelas. oleh Sofyan Djalil, dan Menteri Perdagangan Hal tersebut merupakan hal yang tidak Rahmat Gobel digantikan oleh Thomas Lem- lazim dan akan menimbulkan kontroversi, bong. seseorang mengkritik orang lain dari Nama Rizal Ramli yang memasuki jajaran instansinya sendiri dan diumbar pada publik. Kabinet Kerja sebagai Menteri Koordinator Seperti Rizal yang mengkritik Kementrian Kemaritiman dalam perombakan yang BUMN dalam rencana pembelian pesawat dilakukan Presiden membuat baru untuk maskapai dan banyak orang yang heran karena sebelumnya proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt. beliau beberapa kali melontarkan kritik keras Kritikan tersebut akan menimbulkan kesan kepada pemerintah. Menjadi pertanyaan tidak baik oleh masyarakat bahwa hubungan siapakah yang “membawa” Rizal Ramli internal dalam instansi tersebut tidak baik. masuk ke dalam jajaran Kabinet Kerja. Rizal Dengan begitu selain menurunkan citra Ramli mengatakan bahwa dirinya tidak Rizal sendiri, beliau akan menurunkan citra menjalin kontak dengan Megawati untuk dari instansi Rizal berada yaitu Kabinet Kerja menjadi menteri. Pengakuan Rizal Ramli Kepemerintahan. ini sejalan dengan pernyataan Ketua Dewan Jokowi menyebut Rizal Ramli sebagai Kepemimpinan Pusat PDI-P, Andreas Pareira. petarung, ia pun menyadari bahwa Rizal Menurutnya, PDI-P tidak menerbitkan surat Ramli banyak mengkritik kebijakannya. dukungan untuk Rizal Ramli (Dikutip dari Dugaan Jokowi ini tidak salah seluruhnya. MBM Tempo edisi 24-30 Agustus 2015). Sebab, sehari setelah dilantiknya Rizal Ramli Citra Rizal Ramli yang baru menjabat sebagai Menko Kemaritiman, ia memancing menjadi Menteri Koordinator (Menko) emosi Menteri BUMN dan mengajak duel Kemaritiman setelah adanya reshuffle Kabinet Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Kerja dalam kepemimpinan Presiden Jokowi Dalam laporan utama Majalah Berita tidak begitu mulus. Hal itu disebabkan oleh Mingguan (MBM) Tempo, citra Rizal Ramli perilaku beliau sendiri yang baru sehari masa sebagai peraung sangat ditonjolkan karena jabatannya sudah meminta agar PT Garuda beliau mengumbar kritik ke media dan Indonesia Tbk membatalkan pembelian menyerang koleganya di kabinet. Selama ini 30 unit pesawat Airbus A350. Rizal Ramli beliau memang dikenal sebagai pengkritik menganggap pembelian Airbus A350 bakal keras sejumlah kebijakan pemerintah. Bahkan bikin Garuda keok (Dikutip dari MBM Tempo saat menjelang akhir rapat, saat Jokowi 24-30 Agustus 2015). memberi Jusuf Kalla untuk menyampaikan Jauh sebelum kritik pedas terhadap sambutan penutup. Rizal Ramli kembali rekannya sendiri dalam jajaran menteri- mengangkat tangan untuk meminta waktu menteri Kabinet Kerja, Rizal juga sering berbicara lagi.

2 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ...

Rizal Ramli menuding ada pejabat judul “Rizal Ramli Petarung atau Peraung.” yang “bermain” dalam proyek kereta api Pengertian majalah menurut KBBI cepat Jakarta-Bandung, tudingan tersebut adalah terbitan berkala yang isinya meliputi mendapat respon dari Alwi Hamu selaku berbagai liputan jurnalistik, pandangan Koordinator Staf Khusus Wakil Presiden tentang topik aktual yang patut diketahui bahwa Rizal Ramli tidak punya sopan santun. pembaca dan menurut waktu penerbitannya Husain Abdullah, juru bicara wakil presiden dibedakan atas majalah bulanan, tengah Jusuf Kalla, mengatakan tidak sepantasnya bulanan, mingguan, dan sebagainya dan menteri menantang wakil presiden. Rini menurut pengkhususan isinya dibedakan Soemarno selaku Menteri Badan Usaha atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, Milik negara juga menanggapi raungan Rizal sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan Ramli dengan mengatakan, “Bicara itu harus sebagainya. dengan dasar, jangan sembarangan.” Tipe suatu majalah ditentukan oleh Peraung adalah kata yang cocok untuk sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak Rizal Ramli saat baru diangkat menjadi Menteri awal redaksi sudah menentukan siapa yang Koordinator Kemaritiman, karena beliau akan menjadi pembacanya, apakah anak- baru sehari dan sudah banyak mengkritik anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, kebijakan pemerintah Jokowi. Jika beliau atau untuk pembaca umum dari remaja sudah membuktikan hasil kinerjanya sangat sampai dewasa (Ardianto, 2004: 112). baik dalam kabinet ini, beliau dapat dikatakan Walaupun majalah dan surat kabar sama- sebagai peraung. Akan tetapi baru sehari sama media massa cetak, tetapi keduanya menjabat, beliau sudah mengkritik sana- memiliki karakteristik yang berbeda. sini. “BUMN itu jelas di bawah kementerian Majalah menyajikan berita lebih dalam koordinator perekonomian, bukan di bawah karena frekuensi terbit majalah yang relatif kementerian koordinator kemaritiman. Jadi lebih lama dari surat kabar. Nilai aktualitas jangan ada yang mencampuri Garuda di luar yang dikandung berita majalah lebih lama. kementerian koordinator perekonomian” Kemudian majalah meyajikan lebih banyak kata Rini Soemarno. foto atau gambar dari surat kabar. Dan yang Rizal Ramli tidak hanya kali ini terakhir memiliki sampul (cover) majalah bergesekan dengan Jusuf Kalla. Rizal Ramli sebagai daya tarik. dijegal ketika dicalonkan menjadi Menteri Sampul majalah ibarat pakaian dan Keuangan atau Menteri BUMN oleh Presiden aksesorisnya pada manusia. Sampul majalah di periode biasanya menggunakan kertas yang bagus pertama pemerintahannya, 2004-2009. Kalla dengan gambar dan warna yang menarik. berkeras mencoret nama Rizal, yang dianggap Menarik tidaknya sampul suatu majalah menolak Dana Moneter Internasional (IMF). sangat bergantung pada tipe majalahnya, “Seorang Menteri Keuangan harus netral serta konsistensi atau keajegan majalah dan konservatif. Jadi kami cari orang yang tersebut dalam menampilkan ciri khasnya moderat,” kata Kalla waktu itu (Dikutip (Ardianto, 2004: 114). pada MBM Tempo edisi 24-30 Agustus 2015 Dalam sampul ini sosok Rizal Ramli halaman 32). dikonstruksikan dalam bentuk wayang kulit. Terkait dengan kegaduhan dan kon­tro­ Wayang kulit adalah wayang yang terbuat versi yang dibuat Rizal Ramli sebagai Menko dari kulit, sehingga memiliki bayangan saat Kemaritiman, Majalah Berita Mingguan digunakan dalam pentas wayang. Wayang (MBM) Tempo mengangkat tema tersebut kulit sudah ada dari kurang lebih selama 3.478 menjadi laporan utama pada edisi 24-30 tahun. Wayang kulit dipastikan berasal dari Agustus 2015. Dengan demikian, sampul Indonesia, lebih tepatnya di Jawa lah dibuat majalah pada edisi tersebut juga meng­ peralatan wayang kulit dengan peralatan gambarkan isi laporan utamanya dengan serba sederhana.

3 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017

Dalang dalam sampul ini digambarkan Karikatur Rizal Ramli dalam sampul memiliki warna kulit lebih gelap dari Rizal ini digambarkan seolah-olah sedang Ramli. Tangan kiri dalang yang menggerakan menghardik seseorang. Pose Rizal Ramli wayang Rizal Ramli. Dalam ilmu perdalangan, tengah berkacak pinggang serta menunjuk para raksasa dan keluarga Kurawa diletakan menggunakan tangan kanannya serta ta­ di sisi sebelah kiri dalang (http://www. ta­pan mata yang lurus ke depan. Berkacak disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo- pinggang atau bertolak pinggang me­nun­ det.php?id=50&lang=id diakses pada 25 ju­kan sikap tertentu. Bahasa tubuh ini juga Oktober 2015 pukul 23.29) Wayang yang bisa melambangkan arogansi. Gerakan ini diletakan di sisi kiri dalang, digerakan menunjukan keagresifan dan kesiagaan pula oleh tangan kiri dalang seperti yang seseorang terhadap lingkungannya. tergambar dalam sampul ini. Sampul MBM TEMPO merupakan Kurawa merupakan seratus sosok ber­ komunikasi visual dan bentuk dari peng­ sifat jahat. Kurawa selalu bermusuhan aplikasian desain komunikasi visual. Sampul dengan Pandawa (lima pahlawan dalam dunia tersebut didesain oleh desainer sesuai perwayangan). Kurawa bertindak kejam, dengan berita yang dimuat di dalam majalah licik dan mengingkari aturan yang ada di tersebut. Dalam hal ini sampul merupakan Negara Astina, sehingga bisa mengambil alih bagian dari komunikasi visual. Komunikasi kekuasaan negara tersebut. Salah satu kurawa visual adalah komunikasi menggunakan yang terkenal adalah Citrayudha. Citrayudha bahasa visual di mana unsur dasar bahasa digambarkan memiliki bibir yang sangat lebar visual (yang menjadi kekuatan utama dalam karena sifatnya lucu, banyak akal, pandai penyampaian pesan) adalah segala sesuatu bicara dan suka mencela. Penggambaran yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk fisik Citrayudha mirip dengan apa yang ada menyampaikan arti, makna, atau pesan dalam kariaktur sampul Tempo edisi 24-30 (Kusrianto, 2007: 10). Komunikasi visual Agustus 2015. mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, Sejak jaman primitif, manusia telah gambar, grafis, ilustrasi, dan warna dalam menggunakan bahasa tubuh untuk meng­ penyampaiannya. ekspresikan suatu maksud. Dalam per­ Dalam DKV tidak ada aturan atau hukum kembangannya, kita dapat menge­lompokkan yang baku, desainer bisa memakai sarana hal itu ke dalam beberapa kelompok, salah dan teknik dalam suatu karya secara efektif. satunya bahasa tubuh. Biasanya seseorang Menurut Tom Lincy (Kusrianto, 2007: 277) yang gelisah akan menunjukkan gerakan- ada lima prinsip utama yang bisa digunakan gerakan tubuh yang memperlihatkan gejala dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kegelisahannya. Demikian juga seorang kontras, irama dan kesatuan. perempuan yang mencoba menarik perhatian Seperti penjelasan di atas, sampul seorang pria akan menunjukkan gerakan- majalah mencerminkan isi dari rubrik laporan gerakan bahasa tubuh yang memberi isyarat utama. Dengan demikian karikatur dalam bahwa ia bersedia didekati pria tersebut sampul majalah Tempo edisi 24-30 Agustus (Kusrianto, 2007: 7). 2015 mengkonstruksikan majalah Tempo Karikatur adalah gambar lelucon terhadap kegaduhan Rizal Ramli setelah yang membawa pesan kritik sosial (Sobur, diangkat menjadi Menko Kemaritiman. 2006:138). Menurut Sudarta, kartun adalah Karikatur ini menggambarkan ada dalang semua gambar humor, termasuk karikatur itu yang menggerakkan Rizal Ramli. sendiri. Sedangkan karikatur adalah deformasi Sedangkan pengertian Citra menurut berlebihan atas wajah seseorang, biasanya KBBI adalah gambaran. Dalam konteks orang terkenal, dengan “mempercantiknya” politik pengertian citra adalah gambaran dengan penggambaran ciri khas lahiriahnya diri yang ingin diciptakan oleh seorang untuk tujuan mengejek. tokoh masyarakat. Jalaludin Rakhmat dalam Psikologi Komunikasi menyatakan bahwa:

4 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ...

“Citra adalah gambaran/peta tentang realitas terkait dengan pikiran manusia – seluruhnya dan tidak sesuai dengan realitas, citra adalah terdiri atas tanda-tanda karena, jika tidak dunia menurut persepsi”. (Rakhmat, 1985: begitu, manusia tidak akan bisa menjalin 221). Citra selalu berhubungan dengan hubungan dengan realitas. Semiotika kenyataan dan merupakan kesan, perasaan mempelajari hakikat tentang keberadaan dan gambaran seseorang terhadap objek. suatu tanda (Ardianto, 2014:80). Basisnya Citra inilah yang mempengaruhi suatu adalah pengertian tanda, yakni segala objek. sesuatu yang secara konvensional dapat Dengan penjelasan di atas bahwa menggantikan atau mewakili sesuatu yang karikatur merupakan gambar lelucon yang lain (Sobur, 2012: 102-103). membawa pesan kritik sosial, sampul majalah mencerminkan isi dari rubrik laporan utama, HASIL DAN PEMBAHASAN dan juga citra adalah gambaran diri yang ingin diciptakan, peneliti ingin mengetahui citra Simbol-simbol dalam Sampul MBM Rizal Ramli seperti apa yang dikonstruksikan Tempo Jakarta dalam sampul MBM Tempo. Untuk itu Simbol merupakan salah satu istilah peneliti tertarik untuk mengangkat tema yang memiliki arti beragam. Dalam arti luas, “Konstruksi Citra Rizal Ramli dalam Sampul simbol adalah sinonim dari tanda. Menurut Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo Peirce simbol adalah tanda yang menunjukkan Jakarta “Rizal Ramli Petarung atau Peraung” hubungan alamiah antara penanda dengan Edisi 24-30 Agustus 2015” petandanya dengan hubungan berdasarkan konvensi atau kesepakatan bersama. Simbol KAJIAN PUSTAKA berhubungan dengan konsep yang ada. Dapat berkembang menjadi simbol baru dalam Bidang kajian semiotika atau semiologi masyarakat berdasarkan pengalaman dan mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu kesepakatan dari masyarakat. Simbol yang bagaimana memahami sistem tanda yang sudah ada ditambahkan dengan konsep baru ada dalam teks agar bisa menangkap pesan akan membuat simbol baru yang nantinya yang terkandung di dalamnya (Sobur, 2012: akan berkembang juga. Peirce mengatakan 106). Dengan kata lain, penggunaan kata dalam tulisannya, semiologi menunjukkan pengaruh kubu Saussure, sedangkan semiotika lebih tertuju “Symbols grow. They come into being kepada kubu Peirce. Istilah semiotika by development out of other signs, maupun semiologi dapat digunakan untuk particularly from likenesses or from merujuk kepada ilmu tentang tanda-tanda mixed signs partaking of the nature of tanpa adanya perbedaan pengertian yang likenesses and symbols. We think only tajam (Budiman, 2011: 3). Baik Saussure dan in signs. These mental signs are of mixed nature; the symbol-parts of them Peirce, keduanya melihat tanda sebagai pusat are called concepts. If a man makes a studi mereka (Crow, 2010: 13). new symbol, it is by thoughts involving Istilah semiotika yang dimunculkan pada concepts. So it is only out of symbols akhir abad ke-19 oleh filsuf aliran pragmatik that a new symbol can grow.” (Peirce, Amerika, Charles Sanders Peirce, merujuk 1998: 10) kepada “doktrin formal tentang tanda- Simbol-simbol yang terdapat pada tanda”. Semiotika merupakan persamaan sampul MBM Tempo dapat dilihat oleh dari semiologi atau istilah yang lebih pembaca. Simbol-simbol yang dikonstruksi umum digunakan (Nöth, 1995: 5). Hal yang memiliki sifat konvensi atau kesepakatan menjadi dasar dari semiotika adalah konsep bersama. Ketika pembaca melihat sampul tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem MBM Tempo, pembaca dapat melihat komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, karikatur Rizal Ramli yang sedang menunjuk, melainkan dunia itu sendiri pun – sejauh berkacak pinggang, dengan mulut terbuka

5 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017 dan ada tangan yang memegang tuding identified these plain suits with political and yang terhubung dengan tangan Rizal Ramli personal liberty”(Budiman, 2011). Jas tidak yang sedang menunjuk. Citra Rizal Ramli berkaitan dengan citra Rizal Ramli sebagai dalam karikatur tersebut akan dikonstruksi petarung atau peraung. oleh pembaca baik atau buruknya. Citra itu Jadi, simbol-simbol yang terdapat pada sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat sampul MBM Tempo meliputi Gesture Rizal diukur secara matematis, tetapi wujudnya Ramli sedang berkacak pinggang, menunjuk, bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau dan mulut terbuka, Tangan sedang buruk. (Ruslan, 2014: 75). memegang tuding, dan Teks “Petarung atau Sampul majalah ibarat pakaian dan Peraung”. Pembahasan mengenai gesture aksesorisnya pada manusia. Sampul majalah Rizal Ramli meliputi simbol-simbol tangan biasanya menggunakan kertas yang bagus Rizal Ramli sedang menunjuk, berkacak dengan gambar dan warna yang menarik. pinggang, dan mulut terbuka. Pembahasan Menarik tidaknya sampul suatu majalah mengenai tangan sedang memegang tuding sangat bergantung pada tipe majalahnya, yang merupakan tuding dari wayang dan serta konsistensi atau keajegan majalah tangan tersebut tangan dalang. Sedangkan tersebut dalam menampilkan ciri khasnya pembahasan teks “Petarung atau Peraung” (Ardianto, 2004: 114). Dalam setiap sampul meliputi jenis font dan penempatan teks. majalah berita mingguan Tempo, sebagian Adapaun pemahaman mengenai simbol besar menggunakan karikatur untuk dapat diperoleh melalui interaksi, hal ini menarik perhatian dari pembaca. Selain sesuai dengan pernyataan “pengalaman untuk menarik pembaca, sampul majalah komunikasi dapat dihasilkan dari interaksi Tempo juga digunakan untuk menyampaikan antar individu yang melibatkan proses kritik sosial dengan menggunakan karikatur berbagi makna melalui simbol tertentu” sebagai sampul. Karikatur adalah gambar (Nurtyasrini & Hafiar, 2016) lelucon yang membawa pesan kritik sosial Melihat simbol pada sampul MBM Tempo (Sobur, 2006: 138). edisi 24-30 Agustus 2015, terdapat simbol- Karikatur yang terdapat pada sampul simbol yang terlihat jelas oleh pembaca. Tempo dalam MBM Tempo Jakarta “Rizal Simbol pertama yang terlihat adalah simbol Ramli Petarung atau Peraung” Edisi 24-30 Rizal Ramli sebagai wayang sedang berkacak Agustus 2015, merupakan karikatur dari pinggang, menunjuk, dan mulut terbuka. A Rizal Ramli yang pada saat itu menjabat symbol is a sign that stands for its object by sebagai menteri koordinator kemaritiman. convention or agreement in specific contexts. “Citra adalah gambaran/peta tentang realitas For example, a rose is a symbol of love in dan tidak sesuai dengan realitas, citra adalah some cultures. (Danesi, 2004:27). Pembaca dunia menurut persepsi”. (Rakhmat, 1985: akan menghubungkan karikatur Rizal Ramli 221). Citra Rizal Ramli terkonstruksi dalam tersebut dengan ide yang terdapat dalam benak pembaca MBM Tempo saat melihat benaknya. Menghubungkan karikatur dari sampul MBM Tempo apakah Rizal Ramli benak pembaca dengan realita yang pernah Petarung atau Peraung. Karikatur Rizal Ramli dialami, diketahui, maupun dilihat oleh digambarkan sedang menunjuk, berkacak pembaca. pinggang dengan mulut yang terbuka, Gerakan tangan Rizal Ramli yang terdapat tangan yang sedang memegang sedang berkacak pinggang, menunjuk dan tuding wayang yang terhubung dengan mulut terbuka termasuk simbol-simbol yang tangan Rizal Ramli, serta terdapat teks menjadi satu kesatuan pada simbol Gesture “Petarung atau Peraung.” Sedangkan simbol Rizal Ramli. “Mind finds in its semiosic pakaian yang dikenakan oleh Rizal Ramli surroundings that which it is capable of tidak termasuk karena jas memiliki makna constructing, partly in accord with a given set bahwa yang mengenakan orang penting of conventions” (Merrel, 1997:26). Pemikiran dan termasuk dalam politik. “English people dari pembaca yang meliputi pengalaman

6 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ... dan kenyataan yang dimiliki pembaca, dapat menggerakkan tangan wayang, baik untuk membuat simbol Rizal Ramli yang sedang gesture saat wayang itu bicara, saat diarikan, berkacak pinggang, menunjuk dan mulut dan diperangkan (Diakses dari http://www. terbuka menjadi simbol kemarahan Rizal disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo- Ramli yang disepakati secara konvensional. det.php?id=62&lang=id pada tanggal 26 Peneliti melihat dalam simbol Rizal November 2016 pukul 17.50 WIB). Ramli sebagai wayang tangan menunjuk ke Terdapat proses berpikir dan membuat arah atas ditujukan kepada seseorang atau ide yang ada dalam pikiran pembaca sesuatu yang berada di atas. “Sometimes berdasarkan pengalaman dan pengetahuan pointing is solely nonverbal, and pointing at umum saat melihat simbol tangan yang others is often considered an offensive gesture” sedang memegang tuding dalam sampul (Tubbs, 2008: 124). Tangan menunjuk MBM Tempo. Masyarakat Indonesia sebagian merupakan gesture yang dapat membuat besar mengetahui budaya pewayangan, orang lain tersinggung. Mulut terbuka dan sehingga yang terdapat dalam pemikiran pose berkacak pinggang dalam karikatur pembaca bahwa gagang tersebut merupakan tersebut melambangkan sikap Rizal Ramli tuding yang dipegang oleh dalang dalam dalam kabinet seperti mengkritik menteri- budaya pewayangan. menteri lain. Terutama mulut yang terbuka, Komunikasi visual adalah komunikasi merupakan bagian dari ekspresi wajah Rizal menggunakan bahasa visual di mana unsur Ramli yang berpengaruh terhadap komunikasi dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan Rizal Ramli dalam sampul tempo. “In fact, utama dalam penyampaian pesan) adalah facial cues are the single most important segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat source of nonverbal communication” (Tubbs, dipakai untuk menyampaikan arti, makna, 2008: 118). Faktanya, isyarat pada wajah atau pesan (Kusrianto, 2007: 10). Berdasarkan adalah sumber yang paling penting dalam pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi nonverbal. Adapun pesan dalam sampul MBM Tempo ini tangan yang nonverbal seperti pesan proksemik, pesan sedang memegang tuding memiki arti, gestural, pesan fasial dan pesan artifaktual makna, atau pesan yang ingin disampaikan sangat dipengaruhi oleh aspek kebudayaan oleh MBM Tempo kepada pembaca. Lebih (Utami, 2016) tepatnya pesan yang dikomunikasikan dalam Tangan menunjuk ke arah atas ditujukan gambar tangan yang sedang memegang kepada seseorang atau sesuatu yang berada tuding, memiliki hubungan yang penting di atas. Hal ini mempengaruhi citra Rizal terhadap karikatur Rizal Ramli. Ramli yang akan dikonstruksi oleh pembaca. Hubungan tersebut yaitu tangan “The gesture is that phase of the individual tersebut merupakan tangan dari dalang. act to which adjustment takes place on the Tangan dalang tersebut mengendalikan part of other individuals in the social process perilaku dan sifat Rizal Ramli sebagaimana of behavior” (Mead, 1934 dalam Nöth, 1995: fungsi dalang dalam pagelaran wayang 393). Gesture merupakan fase dari tindakan yaitu penutur kisah kepada penonton. Dia individu dalam menyesuaikan terhadap adalah penutur kisah, penyanyi lagu, yang individu lainnya dalam proses sosial. mengajak memahami suasana pada saat Simbol selanjutnya yang terdapat dalam tertentu, pemimpin suara gamelan yang sampul MBM Tempo edisi 24-30 Agustus mengiringi, dan di atas segalanya itu, dialah 2015 yaitu, tangan yang sedang memegang pemberi jiwa pada boneka atau pelaku- tuding. Terlihat pada sampul Tempo, tuding pelaku manusianya itu (Groenendel, 1987: yang terhubung dengan tangan Rizal Ramli 6). Dalam pagelaran wayang, terdapat banyak sedang dipegang oleh tangan seseorang. aktor yang dimainkan oleh dalang untuk Tuding sendiri merupakan simbol yang menceritakan kisah-kisah pewayangan. penting dalam karikatur ini. Tuding Aktor-aktor tersebut merupakan wayang itu memiliki fungsi untuk menghidupkan atau sendiri. Rizal Ramli merupakan wayang yang

7 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017 sedang dikendalikan oleh tangan dalang Rizal Ramli dan tertutup sedikit oleh gambar memegang tuding yang terhubung dengan dari tuding yang terhubung dari tangan Rizal Ramli. Dalam pagelaran wayang Rizal dalang ke tangan Rizal Ramli yang sedang Ramli merupakan salah satu aktor yang menunjuk. Pembaca diberi dua pilihan dikendalikan dan dimainkan oleh dalang. dalam mengartikan citra yang dikonstruksi Dalam kisah pewayangan masuk dan oleh Tempo terhadap Rizal Ramli dengan keluarnya wayang tergantung oleh dalang menaruh teks “Petarung atau Peraung”. Serif dalam menceritakan kisah pewayangan. adalah bentuk tambahan pada huruf berupa Selain itu, kisah yang diceritakan oleh dalang kait. Typeface jenis serif muncul lebih dulu dapat dipesan sesuai keinginan dari pemesan dibandingkan jenis sans serif (Tanpa serif) pagelaran wayang, tidak hanya terbatas (Rustan, 2010: 35). Dapat dikatakan bahwa dengan kisah Ramayana dan Mahabarata teks “Petarung atau Peraung” termasuk saja. Terdapat lakon yang sesuai untuk setiap dalam jenis sans serif karena tidak memiliki suasana, sebagaimana ditunjukkan antara kait pada hurufnya. lain oleh Kats (1923:108-9). Ada lakon-lakon tentang perkawinan dan kelahiran, tentang Makna dari Simbol-simbol dalam panen, untuk memanggil hujan (Groenendel, Sampul MBM Tempo Jakarta 1987: 166). Tangan menunjuk dan berkacak Simbol selanjutnya yang terdapat pada pinggang termasuk sebagai Gesture. “Words, sampul MBM Tempo edisi 24-30 Agustus gestures, and symbols are examples of 2015 adalah teks “Petarung atau Peraung”. conventional signs” (Danesi, 2002: 9). Tangan Teks “Petarung atau Peraung” berada menunjuk akan dimaknai oleh pembaca pada tengah sampul MBM Tempo sebagai berarti ada seseorang atau sesuatu yang tipografi dalam komunikasi visual. Tipografi sedang ditunjuk oleh Rizal Ramli. “Pointing dalam konteks desain komunikasi visual we see in adult conversation and storytelling mencakup pemilihan bentuk huruf, besar is not pointing at physically present objects huruf, cara, dan teknik penyusunan huruf or location but is instead abstract pointing” menjadi kata atau kalimat sesuai dengan (McNeill, 2008: 40). Tidak ada seseorang karakter pesan yang ingin disampaikan maupun sesuatu yang ditunjuk oleh Rizal (Tinarbuko, 2008:28). Pada bagian atas teks Ramli dalam karikatur pada sampul MBM “Petarung atau Peraung” terdapat teks “Rizal Tempo edisi 24-30 Agustus 2015, hal abstrak Ramli”. Dua teks tersebut saling berkaitan, tersebut terdapat hubungannya dengan sikap teks “Rizal Ramli” menjadi penjelas tema Rizal Ramli dalam kenyataan dan berita yang berita utama pada MBM Tempo edisi 24-30 disampaikan oleh Tempo. Agustus 2015. Sedangkan teks “Petarung atau Peraung” menjadi pelengkap terhadap teks Menunjuk kearah atas memiliki banyak sebelumnya. Teks “Petarung atau Peraung” makna yang terkandung dan setiap orang dibuat tebal dan lebih besar sebagai memiliki pemikiran yang berbeda-beda penekanan dan lebih mudah tertangkap oleh terhadap menunjuk kearah atas. “Pointing the mata dibanding dengan teks “Rizal Ramli”, finger outward is an act of directing another’s sehingga teks “Petarung atau Peraung” lah attention. Whether it’s an accusation (“He yang patut mendapat perhatian lebih dari did it!”) or an instruction (“Look over there”)” pembaca sebagai judul majalah pada edisi (Guigar, 2005: 57). Menunjuk keluar adalah ini. tindakan untuk mengarahkan perhatian orang lain, apakah itu sebuah tuduhan (“Dia Teks “Petarung atau Peraung” diletakkan yang melakukannya!”) atau suruhan (“Lihat di tengah-tengah sampul. Kata “Petarung ke sana”). Atau” terdapat di baris pertama, sehingga kata “Petarung” berada di bagian kiri dan Selain Guigar, Atre juga menganggap kata “Peraung” berada di tengah sendiri. bahwa menunjuk merupakan tindakan Teks tersebut terlihat berada di depan badan untuk menarik perhatian terhadap sesuatu

8 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ... atau seseorang (Atre, 2016:55). Pembicara Tangan yang berkacak pinggang ber­hu­ yang menggunakan jari telunjuk yang sedang bu­ngan dengan tangan sedang menunjuk. menunjuk seperti Rizal Ramli dideskripsikan Berkacak pinggang sendiri memiliki sebagai “Agresif”, “Berperang”, dan “Kasar” maknanya sendiri yang disepakati bersama (Pease, 2016). Tidak dapat dikatakan bahwa dalam masyarakat Indonesia. Ada kode-kode Rizal Ramli berperilaku menyuruh atau yang disepakati untuk mewakili perasaan menuduh sesuatu atau seseorang karena tertentu, misalnya menggaruk kepala jika simbol tangan yang sedang menunjuk bingung, menggoyangkan kaki jika senang, dilengkapi dan dilihat secara satu kesatuan berkacak pinggang jika marah, menunjuk dengan simbol lainnya yaitu, simbol tangan dengan tangan kiri ketika mengusir, dan berkacak pinggang dan simbol mulut seterusnya (Pramayoza, 2013: 104). Dengan terbuka. begitu, makna yang dapat dikonstruksi Menurut sopan santun di Jawa (dan oleh pembaca terhadap gesture berkacak juga Brunei) menunjuk ke arah tertentu pinggang yaitu karikatur Rizal Ramli sedang harus dilakukan dengan jempol tangan, marah. bukan dengan telunjuk (Uno, 2005: 51). Direktur IMF bertolak pinggang/ Bagi pembaca MBM Tempo yang memiliki berkacak pinggang pada 15 Januari 1998 di latar belakang belakang garis keturunan Jakarta, pada saat penandatanganan LoI Jawa atau yang menyepakati budaya Jawa (Letter of Intent) oleh presiden Soeharto, akan menganggap tangan menunjuk Rizal adegan ini merupakan suatu simbol dari Ramli merupakan perilaku yang tidak kecenderungan IMF untuk berperan sebagai sopan. Seperti mantan Presiden United seorang “guru” yang sedang mendisiplinkan States, Barrack Obama yang menunjuk “anak nakal” (Hadiwinata, 2002: 206). menggunakan ibu jari, bukan dengan Berkacak pinggang juga dinilai seperti telunjuk. Bagi pengkaji budaya Indonesia, sedang mengajari sesuatu atau seseorang khususnya Jawa, menunjuk dengan ibu jari yang ditunjuk oleh Rizal Ramli. “Standing adalah simbol penghormatan dan menunjuk with hands on hips is an attempt to maintain dengan telunjuk dianggap tidak sopan dominance or intimidate others” (Reiman, (Fox, dalam Kompasiana, 2014:69). Evaluasi 2007: 132). Tangan berkacak pinggang kegiatan komunikasi dalam bentuk apapun, merupakan percobaan untuk menjaga seharusnya melibatkan faktor budaya, hal kekuasaan atau mengintimidasi orang lain. ini sesuai dengan pernyataan: “melakukan Banyak orang tua yang akan melakukan hal evalusasi terhadap CSR dilihat dari aspek ini saat menghadapi anak dengan kelakuan budaya dan karakter masyarakat” (Nassaluka, yang buruk. Hafiar, & Priyatna, 2016). Simbol selanjutnya yaitu simbol Di Malaysia dan Filipina, menunjuk mulut terbuka pada wajah Rizal Ramli. dengan jari telunjuk kepada orang adalah Mulut merupakan bagian dari wajah sebuah penghinaan karena gesture seperti yang berpengaruh pada ekspresi Rizal itu hanya ditujukan pada binatang, dan orang Ramli sedang melakukan apa. Simbol ini Malaysia akan menggunakan ibu jari untuk berhubungan dengan dua simbol sebelumnya menunjuk kepada orang atau untuk memberi untuk mendapatkan makna dari simbol tau arah (Pease, 2016). Menunjuk secara Rizal Ramli sebagai wayang sedang berkacak langsung pada seseorang secara dipahami pinggang, menunjuk dengan mulut terbuka secara universal sebagai gesture sindiran, yang dikonstruksi oleh Tempo pada sampul terkadang sebagai cara untuk menunjukkan MBM Tempo edisi 24-30 Agustus 2015. agresi. Karena indeks menunjuk dengan jari Menurut Poespoprodjo, (2004: 128). Simbol telunjuk merupakan simbol dari senjata, saat merangsang manusia untuk mengadakan ditujukan kepada seseorang akan seperti refleksi sehingga mengawali setiap pemikiran sedang menuduh atau mengancam (Reiman, religius, filsafat, dan ilmu. Simbol senantiasa 2007: 126). harus dapat diberi arti dan interpretasi baru

9 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017

(Permana, 2015.). Sisi lain dari bahasa tubuh the evening – often one crafted with melibatkan ekspresi wajah, sikap badan, reference to Javanese versions of gerak isyarat, dan nada suara yang Anda the Indic Mahabharata and Ramayana” pakai ketika Anda marah atau mau menjadi (Weiss, 2006: 5). marah, beberapa tanda marah antara lain: Dalang adalah pemain utama dalam Alis mata terangkat, sikap yang kaku, ngomel, delapan jam acara. Dia mengontrol alur menunjuk seseorang, dan berkacak pinggang kinerja sembari duduk di belakang sumber (McKay & Dinkmeyer : 103). cahaya dan layar ke mana dia menampilkan bayangan dari wayang sembari menceritakan cerita yang dipilih untuk malam itu – biasanya dengan merujuk pada versi Jawa dari Mahabharata dan Ramayana India. The dalang is the dominant member of the wayang golek Gambar 1 Gambar Ekspresi Marah. troupe, both within and outside performance. Sumber: Marcel Danesi 2004: 50. He manipulates all the puppets, delivers the Dalam ilmu karikatur, mulut yang terbuka majority of the narration and dialogue, and biasanya menjadi ciri ekspresi kemarahan, sings many song during performance. Dalang seperti simbol mulut terbuka pada karikatur adalah anggota dominan dari rombongan Rizal Ramli yang menandakan Rizal Ramli wayang golek, baik dalam dan luar pentas. sedang marah. “In anger the corners of the Dalang memanipulasi semua boneka mouth are drawn downward, and very often the wayang, menyampaikan narasi dan dialog, teeth are visible as in the ilustration” (Smith, serta menyanyikan banyak lagu saat pentas 2013: 31). Dalam kemarahan sudut mulut (Weintraub, 2004: 42). tertarik kebawah, dan sering gigi akan terlihat Mula-mula kepala keluarga lah yang seperti pada ilustrasi. Seseorang atau sesuatu mempertunjukkan bayang-bayang. Tetapi yang ditunjuk oleh Rizal Ramli berhubungan lambat-laun merupakan fungsi tersendiri dengan mulut terbuka yang menandakan dari satu kelas tertentu yang memiliki sifat- bahwa Rizal Ramli sedang marah. Pose Rizal sifat khusus dan patuh. Perkembangan dan Ramli yang sedang marah menunjukkan perluasan lebih lanjut dari permulaan sarana bahwa kemarahan dapat menimbulkan pentas yang sangat primitif (tabir, boneka, pertengkaran seperti dalam rapat paripurna lampu dan sebagainya), peralatan mana kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta pada segera ditetapkan oleh tradisi termasuk Rabu, 19 Agustus 2015. persyaratan yang suci. Demikianlah akhirnya Disebutkan sebelumnya dalam simbol pertunjukan ini sampai di tangan orang yang Rizal Ramli sebagai wayang pada sampul (kemudian) disebut dalang (Mulyono, 1989: MBM Tempo terdapat tuding yang terhubung 46). pada tangan Rizal Ramli. Tuding tersebut Terlihat pada sampul Tempo, tuding berhubungan dengan simbol selanjutnya yang terhubung dengan tangan Rizal Ramli yaitu simbol tangan memegang tuding. sedang dipegang oleh tangan seseorang. Tangan tersebut merupakan tangan dalang, Dalam karikatur Rizal Ramli dapat dikatakan karena tuding terdapat pada wayang dan bahwa Rizal Ramli hanyalah boneka/wayang dalang lah yang bertugas mengendalikan atau aktor karena terdapat tuding yang wayang. terhubung dengan tangan menunjuknya. Tuding sendiri merupakan simbol yang “The dhalang is the primary performer penting dalam karikatur ini. Tuding throughout most of the eight- hour event. He controls the flow of memiliki fungsi untuk menghidupkan atau the performance while seated behind a menggerakkan tangan wayang, baik untuk light source and screen onto which gesture saat wayang itu bicara, saat diarikan, he casts the shadows of puppets dan diperangkan (Diakses dari http://www. while telling the story chosen for disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo-

10 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ... det.php?id=62&lang=id pada tanggal 26 November 2016 pukul 17.50 WIB). Untuk menyambung tangan dilengkapi tuding agar tangan wayang tersebut dapat bergerak sesuai dengan kehendak dalang (Mujiyat, 2002).

Gambar 3. Sarawita/Bilung (Mujiyat, 2002: 21) Bilung merupakan sahabat Togog yang menjadi pembantu atau pengikut para raksasa atau tokoh-tokoh yang berkepribadian jahat. Ia pun sering berganti-ganti majikan, setelah majikannya yang lama tewas di tangan ksatria. Sifatnya penakut dan cengeng. Namun ia kerap menyombongkan diri seolah- olah pemberani. Ke mana-mana Sarawita senantiasa membawa senjatanya, yaitu Gambar 2. Bagian-bagian wayang. Sumber: senderik atau cundrik (Komandoko, 2009). https://wayangpustaka02.files.wordpress. Bilang merupakan tokoh dari pertunjukkan com/2014/06/ wayang. Pada umumnya, bahwa semua Rizal Ramli dalam karikatur yang orang menganggap pertunjukkan wayang digambarkan pada sampul MBM Tempo bukanlah semata-mata sesuatu yang dangkal, terhubung dengan tuding pada kedua melainkan mempunyai arti keagamaan atau tangannya, bisa dipastikan Rizal Ramli sesuatu upacara yang berhubungan dengan merupakan boneka wayang dalam cerita kepercayaan (Mulyono, 1989: 44). Pertunjukan wayang. Terdapat dua jenis wayang yang wayang kulit itu semula merupakan acara cukup dikenal masyarakat, yaitu wayang keagamaan atau upacara untuk memuja golek dan wayang kulit. Baik wayang golek “Hyang” (Roh) dikerjakan diwaktu malam dan wayang kulit, dua duanya memiliki hari dengan mengambil cerita-cerita dari asal-usul yang sama, yakni wayang purwa. leluhur atau nenek moyangnya seorang Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan medium yang kemudian disebut syaman atau perkataan “wayang purwa” dalam tulisan ini dikerjakan sendiri oleh kepala keluarga. adalah pertunjukan wayang yang ceritanya Sikap wayang dalam pagelaran wayang bersumber pada Mahabarata dan Ramayana pada pokoknya bisa dibedakan ke dalam tiga (Mulyono, 1989: 5). Karikatur Rizal Ramli corak utama, yaitu halus atau alus, gagak, dan memiliki ciri-ciri mulut terbuka, hidung kasar; disini terutama dilukiskan dalam sikap pesek, mata juling, dan rambut agak botak tangan yang berlain-lainan (Groenendael, sesuai dengan tokoh wayang kulit yang 1987: 245). Dalang memegang tuding dari bernama Sarawita/Bilung. wayang tujuannya untuk mengendalikan sikap wayang dalam cerita. Simbol tangan wayang yang memegang tuding ini mengendalikan sikap Rizal Ramli yang termasuk sikap kasar. Sikap kasar merupakan sikap yang negatif.

11 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017

Ramli sebagai petarung atau Rizal Ramli sebagai peraung setelah pembaca melihat karikatur Rizal Ramli yang berpose sedang berkacak pinggang, menunjuk dan mulut terbuka, dan membaca teks “Petarung atau Peraung”. Dalam komunikasi visual tidak lepas dari yang namanya tipografi, yang dalam konteks komunikasi visual mencakup pemilihan bentuk huruf, besar huruf, cara, dan teknik penyusunan huruf menjadi kata Gambar 4. Sikap wayang (Groenendael, atau kalimat sesuai dengan karakter pesan 1987:246). yang ingin disampaikan (Tinarbuko, 2008: Pada MBM Tempo edisi 24-30 Agustus 28). Jika dilihat pada sampul MBM Tempo, 2015 terdapat sampul majalah dengan Teks “Petarung atau Peraung” tidak sejajar karikatur Rizal Ramli dan Teks “Petarung atau tetapi “Petarung” terletak disebelah kiri Peraung”. Selain foto atau karikatur sebagai dan “Peraung” di tengah-tengah sampul. sampul, pembaca juga dapat mengetahui Huruf atau layout yang sudah didesain berita utama dari MBM Tempo, terdapat dengan perhitungan yang sangat akurat dan teks yang juga sama pentingnya dengan foto dibentuk dengan sangat indah belum tentu atau karikatur. Teks akan membuat pembaca menjamin efektifitasnya sebagai penyampai menginterpretasi isi “Laporan Utama” pesan (Rustan, 2010: 74). dalam MBM Tempo edisi 24-30 Agustus 2015 dan pembaca akan memilih untuk Konstruksi Makna Simbol pada sampul mengintrepetasikan citra pada sosok Rizal Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo­ Ramli “Petarung atau Peraung.” Rizal Ramli “Petarung atau Peraung” Bagi seorang desainer, yang sehari- Dalam mencari makna yang terkandung hari menggunakan berbagai elemen desain dalam simbol-simbol pada sampul MBM (termasuk tipografi) dalam karyanya Tempo edisi 24-30 Agustus 2015 diatas, untuk mengkomunikasikan suatu pesan ke peneliti dapat melihat bagaimana makna masyarakat (Rustan, 2010). Dilihat dari sisi dalam simbol-simbol MBM Tempo yang pembuat karikatur dan MBM Tempo sendiri mengkonstruksi citra Rizal Ramli “Petarung terdapat pesan yang ingin dikomunikasikan atau Peraung”. Hasil konstruksi citra dari kepada pembaca, pesan yang ingin simbol gesture Rizal Ramli sedang berkacak dikomunikasikan tersebut melalui konstruksi pinggang, menunjuk dan mulut terbuka, Tempo terhadap Rizal Ramli sendiri melalui simbol tangan memegang tuding, dan karikatur dan melalui teks “Petarung atau teks “Petarung atau Peraung” dalam MBM Peraung”. Tempo ingin mengkomunikasikan Tempo ini merupakan pesan utama yang kepada pembaca bahwa terdapat dua sisi yang divisualisasikan melalui karikatur dan tulisan ada pada Rizal Ramli yaitu, “Petarung” atau (Teks). “Peraung”. “Petarung atau Peraung” sendiri Peirce mengembangkan tipologi yang merupakan kata yang digunakan oleh Tempo terperinci mengenai tanda, dimulai dengan untuk menggambarkan sifat pada karikatur klasifikasi triadik dari tanda yang­ ber Rizal Ramli dalam sampul Tempo. Karikatur hubungan dengan representamen, objek, dan Rizal Ramli yang sedang berkacak pinggang, interpretan hingga ke tiga trikotomi (Nöth, menunjuk dan mulut terbuka berhubungan 1995: 44). Simbol Rizal Ramli sebagai wayang dengan teks yang digunakan oleh Tempo. sedang menunjuk dan berkacak pinggang Pembaca akan memiliki ide terhadap sifat dengan mulut terbuka jika dianalisis dengan Rizal Ramli yang lebih cocok untuk dipilih. Triadic Charles Sanders Peirce, terdapat Sifat yang digunakan oleh Tempo baik Rizal tiga kategori trikotomi, yaitu kepertamaan,

12 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ... kekeduaan, dan keketigaan. Masing- finds in its semiosic surroundings that which masing kategori trikotomi terbagi menjadi it is capable of constructing, partly in accord representamen objek, dan interpretan. with a given set of conventions” (Merrel, 1997: Pada kategori kepertamaan, represen- 26). Pemikiran dari pembaca yang meliputi tamen pada simbol gesture Rizal Ramli pengalaman dan kenyataan yang dimiliki sedang berkacak pinggang, menunjuk dan pembaca, dapat membuat simbol gesture mulut terbuka adalah ‘Rizal Ramli sedang Rizal Ramli sedang berkacak pinggang, me­ menunjuk dan berkacak pinggang dengan nunjuk dan mulut terbuka menjadi simbol mulut terbuka’ dan objeknya adalah ‘seseorang yang disepakati/konvensional bahwa citra atau sesuatu’. Interpretan berkaitan dan Rizal Ramli yang dikonstruksi dari simbol merupakan mediasi antara representamen Rizal Ramli sebagai wayang bukanlah sifat dan objek semiotik (Merrel, 1997: 5). Dengan “Petarung”. begitu, interpretan pada simbol gesture Rizal Pada kategori kepertamaan simbol Ramli berkacak pinggang, menunjuk dan tangan sedang memegang tuding dalam mulut terbuka pada kategori kepertamaan sampul majalah, representamen pada simbol adalah ‘Rizal Ramli sedang menunjuk dan tangan sedang memegang tuding adalah berkacak pinggang dengan mulut terbuka ‘tangan sedang memegang tuding’ dan kepada seseorang atau sesuatu.” objeknya adalah ‘tangan dalang’. Interpretan Pada kategori kekeduaan, simbol pada simbol tangan sedang memegang gesture Rizal Ramli sedang berkacak tuding pada kategori kepertamaan adalah pinggang, menunjuk dan mulut terbuka. ‘Tangan yang sedang memegang tuding Gesture tersebut ditujukan ke arah atas’ dan tersebut merupakan tangan dari dalang.” objeknya adalah ‘Seseorang atau sesuatu Pada kategori kekeduaan simbol tangan tersebut membuat Rizal Ramli Marah’. sedang memegang tuding dalam sampul Interpretan pada simbol Rizal Ramli pada majalah, representamen pada simbol tangan kategori kekeduaan adalah ‘Rizal Ramli sedang memegang tuding adalah ‘tangan sedang menunjuk dan berkacak pinggang sedang memegang tuding wayang’ dan dengan mulut terbuka merupakan gesture objeknya adalah ‘tangan dalang digunakan marah yang ditujukan kepada seseorang untuk menggerakkan wayang’. Interpretan yang berada diatas’. pada simbol tangan sedang memegang Pada kategori keketigaan, representamen tuding pada kategori kekeduaan adalah pada simbol gesture Rizal Ramli sedang ‘Dalam menggerakkan wayang, tangan berkacak pinggang, menunjuk dan mulut dalang memegang tuding pada wayang.” terbuka adalah ‘Pose Rizal Ramli mengarah Pada kategori keketigaan simbol tangan keatas sehingga ada yang dikonstruksi pada sedang memegang tuding dalam sampul perilaku Rizal Ramli’ dan objeknya adalah majalah, representamen pada simbol tangan ‘Seseorang atau sesuatu membuat Rizal sedang memegang tuding adalah ‘Tangan Ramli marah ditandai dengan menunjuk, yang sedang memegang tuding dapat berkacak pinggang dan mulut terbuka me­ mengendalikan wayang’ dan objeknya adalah nimbulkan pertengkaran’. Interpretan pada ‘Tangan dalang sebagai penggerak wayang simbol gesture Rizal Ramli sedang ber­kacak dapat mengatur sifat dan perilaku wayang’. pinggang, menunjuk dan mulut ter­buka Interpretan pada simbol tangan sedang pada kategori keketigaan adalah ‘Gesture memegang tuding pada kategori keketigaan Rizal Ramli sedang menunjuk dan ber­ adalah ‘Tangan dalang memegang tuding kacak pinggang dengan mulut terbuka, wayang dapat mengendalikan wayang, meng­konstruksi perilaku Rizal Ramli diper­ termasuk sifat dan perilaku dari wayang dari tengkaran dengan seseorang atau sesuatu awal hingga akhir cerita.” yang berada diatas’. Makna dari simbol Teks “Petarung atau Bagi pembaca, terdapat dua pilihan citra Peraung” merupakan simbol pelengkap yang dikonstruksi oleh MBM Tempo. “Mind untuk membuat konstruksi citra Rizal Ramli

13 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017 dalam sampul MBM Tempo, citra pada sifat Pada kategori kepertamaan dari simbol Rizal Ramli yang akan dipilih oleh pembaca, Teks dalam sampul majalah, representamen sehingga pesan yang ingin dikomunikasikan pada simbol teks adalah ‘Petarung atau dalam mengkonstruksi citra tidak akan Peraung.’ dan objeknya adalah ‘Rizal Ramli’. meluas, hanya terbatas pada “Petarung atau Interpretan pada simbol teks pada kategori Peraung”. Dalam komunikasi visual tidak le­ kepertamaan adalah ‘Rizal Ramli Petarung pas dari yang namanya tipografi, yang da­lam atau Peraung.” konteks komunikasi visual mencakup pe­ Pada kategori kekeduaan dari simbol milihan bentuk huruf, besar huruf, cara, dan Teks dalam sampul majalah, representamen teknik penyusunan huruf menjadi kata atau pada simbol teks adalah ‘Petarung atau kalimat sesuai dengan karakter pesan yang peraung merupakan kata yang dikonstruksi ingin disampaikan (Tinarbuko, 2008: 28). dalam sampul tempo’ dan objeknya adalah Selain itu teks “Petarung atau Peraung” ‘Gesture Rizal Ramli sedang berkacak ping­ tidak sejajar tetapi “Petarung” terletak gang, menunjuk dan mulut terbuka me­ru­ disebelah kiri dan “Peraung” di tengah- pakan sifat peraung’. Interpretan pada simbol tengah sampul. Kata “Peraung” diletakkan teks pada kategori kekeduaan adalah ‘Gesture ditengah dan tidak sejajar dengan “Petarung” Rizal Ramli yang sedang berkacak pinggang, memiliki makna bahwa kata “Peraung” lebih menunjuk, dan mulut terbuka adalah sifat penting dari pada “Petarung” yang diletakkan yang dikonstruksi dalam sampul Tempo.” di pinggir. Pesan yang ingin dikomunikasikan Pada kategori keketigaan dari simbol dalam sampul MBM Tempo dalam Teks dalam sampul majalah, representamen peletakkan tersebut adalah kata “peraung” pada simbol teks adalah ‘Petarung atau pe­ lebih terpusat daripada “petarung”. Pesan raung menjadi pilihan menentukan kata yang dikomunikasikan dalam konstruksi mana yang lebih cocok.’ dan objeknya adalah teks tersebut selaras dengan simbol-simbol ‘Gesture Rizal Ramli sedang berkacak ping­ sebelumnya bahwa citra Rizal Ramli yang gang, menunjuk dan mulut terbuka me­ru­ ingin disampaikan adalah Rizal Ramli sebagai pakan sifat petarung atau peraung’. Inter­ “Peraung”. pre­tan pada simbol teks pada kategori ke­ketigaan adalah ‘Peraung merupakan sifat yang dikonstruksikan untuk dipilih dengan gesture Rizal Ramli yang sedang ber­kacak pinggang, menunjuk dan mulut terbuka.” Dalam simbol-simbol yang telah dimaknai dan dikonstruksi, citra Rizal Ramli yang dikonstruksi oleh MBM Tempo adalah Rizal Ramli sebagai peraung pada cover sebuah majalah sebagai salah satu jenis dari literasi visual yang merupakan sebuah proses yang berkesinambungan yang dapat menumbuhkan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat (Miftah, Rizal, & Anwar, 2016)

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan Gambar 5 Teks “Peraung” sejajar dengan pembahasan pada bab sebelumnya, maka Mulut Rizal Ramli. dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Simbol-simbol yang terdapat pada Sampul MBM Tempo terbagi menjadi tiga

14 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ... kategori simbol utama, yaitu Gesture Rizal dibentuk oleh pembacanya terhadap citra Ramli sebagai wayang yang sedang berkacak Rizal Ramli pada sampul MBM Tempo. Makna- pinggang, menunjuk, dan mulut terbuka makna yang terkandung di dalam simbol- sebagai kemarahan Rizal Ramli. Tangan yang simbol yang terdapat dalam karikatur Rizal sedang memegang tuding mengendalikan Ramli, pembaca dapat mengartikulasikan perilaku Rizal Ramli. Teks “Petarung atau ide mengenai sampul MBM Tempo bahwa Peraung”, kata “Petarung” yang positif dan dalam ilmu karikatur dan komunikasi visual. “Peraung” yang negatif. Gesture Rizal Ramli sedang menunjuk, Simbol-simbol pada sampul MBM berkacak pinggang, dengan mulut terbuka Tempo memiliki makna masing-masing. merupakan perilaku sedang memarahi Simbol yang pertama adalah simbol gesture seseorang atau sesuatu yang berada diatas Rizal Ramli sebagai wayang yang sedang sehingga tidak sesuai dengan sifat petarung. berkacak pinggang, menunjuk, dan mulut Perilaku tersebut dikendalikan oleh dalang terbuka. Simbol ini menggambarkan pose dalam simbol tangan sedang memegang Rizal Ramli sedang menunjuk dan berkacak tuding. Makna yang didapat dalam teks pinggang dengan mulut terbuka, memiliki “Petarung atau Peraung” memperjelas bahwa makna bahwa perilaku Rizal Ramli sedang citra yang ingin dikonstruksikan oleh MBM berada dipertengkaran dan marah kepada Tempo terhadap Rizal Ramli merupakan seseorang atau sesuatu yang berada di atas. Rizal Ramli sebagai “Peraung”. Simbol yang kedua adalah simbol tangan Berdasarkan hasil penelitian, pem­ba­ sedang memegang tuding. Simbol tangan hasan, dan kesimpulan yang telah diuraikan, tersebut merupakan tangan dari dalang dalam maka peneliti menyarankan beberapa hal pewayangan. Simbol tangan wayang sedang sebagai berikut: Sebaiknya karikatur dalam memegang tuding menggambarkan bahwa sampul MBM Tempo mencerminkan dari isi tangan dalang yang memegang tuding wayang Laporan Utama yang terdapat dalam MBM dapat mengendalikan wayang, termasuk sifat Tempo, yaitu konflik yang terjadi Rizal Ramli dan perilaku dari awal hingga akhir cerita. dengan Jusuf Kalla dan menteri lainnya Simbol yang ketiga adalah teks “Petarung saat rapat Kabinet setelah sehari menjabat atau Peraung” yang menggambarkan bahwa menjadi Menko Kemaritiman. Bukan petarung atau peraung merupakan sifat yang dengan menampilkan sifat dari Rizal Ramli dikomunikasikan untuk dipilih dengan pose “Petarung atau Peraung” saja. Dengan cara Rizal Ramli yang sedang menunjuk, berkacak menambahkan karikatur Jusuf Kalla atau pinggang, dengan mulut terbuka. menteri lain yang berkonflik dengan Rizal Ketiga simbol utama tersebut Ramli. terkonstruksi dan memiliki makna yang akan

15 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017

McKay, Gary., Don Dinkmeyer. How You Feel DAFTAR PUSTAKA is Up To You. Jakarta: PT Grasindo. McNeill, David. (2008). Gesture and Thought. Chicago and London: University of Ardianto, Elvinaro., Lukiati Komala, dan Siti Chicago Press. Karlinah. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Merrell, Floyd. (1997). Peirce, Signs, and Rekatama Media. Meaning. Toronto, Ont.: University of Toronto Press. Atre, Sandeep. (2016). Observing Nonverbal Behaviour. New Delhi: Educreation Miftah, M. N., Rizal, E., & Anwar, R. K. Publishing. (2016). Pola Literasi Visual Infografer Dalam Pembuatan Informasi Grafis Ardianto, Elvinaro. (2014). Metodologi ( Infografis ). Jurnal Kajian Informasi Penelitian untuk Public Relations. Dan Perpustakaan, 4(1), 87–94. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Mujiyat., Koko Sondari. (2002). Album Budiman, Kris. (2011). Semiotika Visual: Wayang Kulit Banjar. Jakarta. Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta: Jalasutra. Mulyono, Sri. (1989). Wayang: Asal-Usul, Filsafat, dan Masa Depannya. Jakarta: Crow, David. (2010). Visible Signs. Switzerland: PT Karya Unipres. AVA Publishing SA. Nassaluka, E. U., Hafiar, H., & Priyatna, C. Danesi, Marcel. (2004). Message, signs, and C. (2016). Model Kemitraan Pt. Holcim Meanings: A Basic Textbook in Semiotics Indonesia Tbk. Jurnal Profesi Humas, and Communication Theory. Toronto: 1(1), 22–34. Canadian Scholars’ Press Inc. Nöth, Winfried. (1995). Handbook of Danesi, Marcel. (2002). Understanding Media Semiotics. Bloomington: Indiana Semiotics. New York: Arnold, a member University Press. of the Hodder Headline Group. Nurtyasrini, S., & Hafiar, H. (2016). Guigar, Brad J. (2005). The Everything Pengalaman Komunikasi Pemulung Cartooning Book: Create Unique and Tentang Pemeliharaan Kesehatan Diri Inspired cartoons for fun and profit. Dan Lingkungan Di Tpa Bantar Gebang. U.S.A: Adams Media. Jurnal Kajian Komunikasi, 4/2(8), 219– Groenendael, Victoria M. Clara. (1987). 228. Dalang Dibalik Wayang. Jakarta: Pease, Allan., Barbara Pease. (2016). The Pustaka Utama Grafiti. Definitive Book of Body Language. Hadiwinata, Bob S. (2002). Politik Bisnis London: An Orion Ebook. Internasional. Yogyakarta: Penerbit Peirce, Charles Sanders (c. 1894). “What is A Kanisus. Sign?” in The Peirce Edition Project (ed) Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain (1998) The Essential Peirce, selected Komunikasi Visual. Yogyakarta: philosophical writings. Volume 2 (1893 Penerbit Andi. - 1913). Bloomington, IN, USA: Indiana Komandoko, Gamal (2009). Bharatayudha: University Press. pp. 4 – 10. Banjir Darah di Tegal Kurusetra. Permana, R. S. M. (2015). Makna Tri Tangtu Yogyakarta: Narasi. Di Buana Yang Mengandung Aspek Kompasiana. (2014). Kami Tidak Lupa Komunikasi Politik Dalam Fragmen Indonesia. Yogyakarta: PT Bentang Carita Parahyangan. Jurnal Kajian Pustaka. Komunikasi, Volume 3,(23), 173–191

16 Wildan Yusran, Hanny Hafiar, dan Diah Fatma Sjoraid, Analisis Semiotik Atas Sampul Majalah Tempo ...

Pramayoza, Dede. (2013). Dramaturgi Sobur, Alex. (2012). Analisis Teks Media. Sandiwara: Potret Layar Teater Populer Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. dalam Masyarakat Poskolonial. Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika Yogyakarta: Penerbit Ombak. Komunikasi Visual. Yogyakarta: Rakhmat, Jalaluddin. (1985). Psikologi Jalasutra. Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Tubbs, Steward., Silvya Moss. (2008). Rosdakarya. Human Communication: Principles and Reiman, Tonya. (2007). The Power of Body Contexts. New York: McGraw-Hill. Language: How to Succeed In Every Uno, Mien R. (2005). Etiket: Sukses Membawa Bussiness and Social Encounter. New diri di segala kesempatan. Jakarta: PT York: Pocket Books. Gramedia Pustaka Utama. Ruslan, Rosady. (2014). Manajemen Public Utami, Y. S. (2016). Pola Komunikasi Relations & Media Komunikasi. Jakarta: Etnis Arab Dan Etnis Sunda Dalam PT Raja Grafindo Persada. Perkawinan Mut’ah Di Kecamatan Rustan, Surianto. (2010). Huruf, Font, dan Pacet Kabupaten Cianjur. Jurnal Kajian Tipografi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Komunikasi, 4/1, 75–83. Utama. Weintraub, Andrew N. (2004). Power Plays: Smith, Mitchell. (2013). The Art of Wayang Golek Puppet theater of West Caricaturing. Chicago: Frederick J. Java. Singapore: Center for International Drake & Co. Studies Ohio University. Sobur, Alex. (2006). Semiotika Komunikasi. Weiss, Sarah. (2006). Listening to An Earlier Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Java. Leiden: KITLV Press.

17 INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017

18