ANALISIS PENGARUH INOVASI PRODUK, PERSEPSI HARGA, LOKASI DAN WORD OF MOUTH TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN VENUS BAKERY

(STUDI KASUS PADA KONSUMEN VENUS BAKERY JALAN PAJAJARAN BOGOR TIMUR)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

RAVENA SIFA

NIM: 1112081000048

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 ANALISIS PENGARUH INOVASI PRODUK, PERSEPSI HARGA, LOKASI DAN WORD OF MOUTH TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN VENUS BAKERY

(STUDI KASUS PADA KONSUMEN VENUS BAKERY JALAN PAJAJARAN BOGOR TIMUR)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ravena Sifa

NIM: 1112081000048

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Muniaty Aisyah, MM. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA.

NIP. 19780307 201101 2 003 NIP. 19741018 201411 2 001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016

i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Kamis, 12 Mei 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Ravena Sifa 2. NIM : 1112081000048 3. Jurusan : Manajemen (Pemasaran) 4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Mei 2016

1. Rachmat Gunawan, M.Si (______) Penguji I

2. Amir Syarifuddin, SH., MM (______)

Penguji II

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Ravena Sifa 2. Tempat tgl lahir : Jakarta, 15 Agustus 1994 3. Alamat : Jl. Alpukat 1 blok E-15 No. 24, Perumahan Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten 4. Telepon : 085782672500 5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN 1. SDN Serua 06 : 2000-2006 2. SMPN 2 Pamulang : 2006-2009 3. SMAN 1 Ciputat : 2009-2012 4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2012-2016

III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Setiono 2. Ibu : Mulyawati 3. Alamat : Jl. Alpukat 1 blok E-15 No. 24, Perumahan Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten

IV. PENGALAMAN ORGANISASI 2006-2009 Paskibra SMPN 2 Pamulang

v

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of product innovation, price perception, location and word of mouth toward purchase decision of Venus Bakery. Consumer of Venus Bakery Pajajaran East Bogor were used as a study case. This research uses primary data which was taken from 100 consumers of Venus Bakery. The data were analyzed using multiple linear regression. Based results, obtained regression equation: 3,896 + 0,473.X2 + 0,102.X3 + 0,158.X4 + e, based on statical data analysis, the indicators in this research is valid and the variables are reliability. In testing the assumption of classical, doesn’t occur multikolinieritas and heteroskedastisitas, and distribution data normal. The results showed that price perception, location and word of mouth have significant toward purchase decision while product innovation has no significant influence toward purchase decision. Based on simultaneous result, it proves that product innovation, price perception, location and word of mouth have significant influence toward purchase decision. Keyword: product innovation, price perception, location, word of mouth, purchase decision

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth terhadap keputusan pembelian Venus Bakery, studi kasus pada konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari 100 konsumen Venus Bakery. Data yang diolah dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil, diperoleh persamaan regresi: 3,896 + 0,473.X2 + 0,102.X3 + 0,158.X4 + e, berdasarkan analisis data statistik, indikator dalam penelitian ini valid dan variabel reliabel. Dalam uji asumsi klasik, tidak terjadi multikolinieritas dan heteroskedastisitas, serta data berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel persepsi harga, lokasi dan word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, tetapi variabel inovasi produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil simultan terbukti variabel inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Kata kunci: inovasi produk, persepsi harga, lokasi, word of mouth, keputusan pembelian

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orang tua, Almh. Ibu Mulyawati dan Bapak Setiono, serta kakak Dessie, atas dukungan moril dan materil serta doa dan kasih sayang yang senantiasa tidak henti-hentinya diberikan kepada penulis. Terutama Almh. ibu yang menjadi semangat dan motivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi. 2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Ir. Ella Patriana, MM., AAAIJ selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii

5. Ibu Dr. Muniaty Aisyah., Ir., MM, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu, bimbingan, arahan dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan motivasi, tambahan ilmu, bimbingan, arahan dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. 7. Ibu Leis Susanawaty, SE., M.Si, selaku dosen Pembimbing akademik yang telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama masa perkuliahan. 8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan dan membantu penulis. 9. Seluruh keluarga besar Hj. Asmara yang selalu memberikan motivasi serta mendukung baik moril maupun materil kepada penulis. 10. Fahmi Syamsi, yang selalu memberikan semangat dan memotivasi penulis menyelesaikan skripsi dengan baik. Terima kasih banyak atas waktu, bantuan, perhatian dan doa yang telah diberikan kepada penulis hingga skripsi ini selesai. 11. Teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan, khususnya Manajemen B reguler dan Konsentrasi Pemasaran serta teman-teman KKN Semarak. Terima kasih telah menjadi bagian dalam kehidupan selama masa perkuliahan. Semoga kelak kita menjadi manusia yang sukses dan bermanfaat. 12. Sahabat di rumah dan di bangku SMA, yaitu Mayta, Ajeng dan teman- teman “Sugar”, terima kasih banyak atas semangat, hiburan, doa dan bantuan teman-teman semua. 13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu ix kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Agustus 2016 Penulis

Ravena Sifa

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...... i Lembar Pengesahan Skripsi ...... ii Lembar Pengesahan Komprehensif ...... ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...... iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...... iv Daftar Riwayat Hidup ...... v Abstract ...... vi Abstrak ...... vii Kata Pengantar ...... viii Daftar Isi ...... x Daftar Tabel ...... xii Daftar Gambar ...... xiii Daftar Lampiran ...... xiv BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ...... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 10 1. Tujuan Penelitian ...... 10 2. Manfaat Penelitian ...... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 12 A. Perilaku Konsumen ...... 12 B. Marketing Mix ...... 17 C. Produk ...... 18 1. Pengertian Produk ...... 18 2. Inovasi Produk ...... 19 a. Pengertian Inovasi Produk ...... 19 b. Tipe Inovasi Produk ...... 21 c. Proses Penyebaran Inovasi Produk ...... 22 d. Pengukuran Inovasi Produk ...... 25 D. Harga ...... 26 1. Pengertian Harga ...... 26 2. Persepsi Harga ...... 26 3. Peran Harga Dalam Pengambilan Keputusan ...... 29 4. Metode Penetapan Harga ...... 30 5. Indikator Persepsi Harga ...... 31 E. Lokasi ...... 33 1. Pengertian Lokasi ...... 33

xi

2. Tipe Lokasi ...... 34 3. Faktor-faktor Pemilihan Lokasi ...... 37 F. Promosi ...... 39 1. Pengertian Promosi ...... 39 2. Word of Mouth ...... 40 a. Pengertian Word of Mouth ...... 40 b. Manfaat Word of Mouth ...... 45 c. Jenis-jenis Word of Mouth ...... 45 d. Dimensi Word of Mouth ...... 46 G. Usaha Eceran (Retailing) ...... 50 1. Pengertian Retailing ...... 50 2. Klasifikasi Ritel ...... 52 3. Keuntungan dan Kelemahan Bisnis Ritel ...... 55 H. Proses Keputusan Pembelian ...... 57 1. Pengertian Keputusan Pembelian ...... 57 2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ...... 58 I. Penelitian Terdahulu ...... 61 J. Kerangka Pemikiran ...... 68 K. Hipotesis Penelitian ...... 69 BAB III METODELOGI PENELITIAN ...... 72 A. Ruang Lingkup Penelitian ...... 72 1. Waktu dan Tempat Penelitian ...... 72 2. Variabel Penelitian ...... 72 B. Metode Penentuan Sampel ...... 73 1. Populasi ...... 73 2. Sampel ...... 73 C. Metode Pengumpulan Data ...... 75 1. Sumber Primer ...... 76 2. Sumber Sekunder ...... 77 D. Metode Analisis Data ...... 78 1. Uji Kualitas Data ...... 79 a. Uji Validitas………………………………………… .... 79 b. Uji Reliabilitas……………………………………… .... 79 2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………… .. 80 a. Uji Normalitas ...... 80 b. Uji Multikolinieritas ...... 82 c. Uji Heteroskedastisitas ...... 83 3. Pengujian Hipotesis ...... 84 a. Uji t (parsial) ...... 84 b. Uji F (simultan) ...... 85 4. Analisis Regresi Berganda ...... 85 5. Koefisien Determinasi (R²) ...... 86 6. Operasional Variabel ...... 86 xii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...... 94 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...... 94 1. Sejarah Singkat Perusahaan Venus Bakery………………94 2. Visi dan Misi Venus Bakery ...... 98 B. Pembahasan Hasil Kuesioner ...... 98 1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 98 a. Uji Validitas…………………………………………...100 b. Uji Reliabilitas…………………………………………102 2. Deskriptif Responden ...... 102 a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 102 b. Responden Berdasarkan Usia ...... 103 c. Responden Berdasarkan Profesi ...... 104 d. Responden Berdasarkan Pendapatan ...... 105 C. Pembahasan Analisis Deskriptif ...... 106 1. Deskripsi Variabel Inovasi Produk ...... 106 2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga ...... 108 3. Deskripsi Variabel Lokasi ...... 110 4. Deskripsi Variabel Word of Mouth ...... 120 5. Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian ...... 127 D. Uji Asumsi Klasik…………………………………………. . 130 1. Uji Normalitas…………………………………………….130 2. Uji Multikolinieritas ...... 133 3. Uji Heteroskedastisitas ...... 135 4. Uji Regresi Linier Berganda ...... 136 7. Uji Koefisien Determinasi (R²) ...... 138 8. Uji Hipotesis ...... 140 a. Uji t Hitung (parsial) ...... 140 b. Uji F Hitung (simultan) ...... 145 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 147 A. Kesimpulan ...... 147 B. Saran ...... 148 DAFTAR PUSTAKA ...... 152 LAMPIRAN ...... 157

xiii

DAFTAR TABEL

Keterangan Hal 1.1 Perusahaan Roti di Kota Bogor Tahun 2005 ...... 2 1.2 Perusahaan Roti di Kota Bogor Tahun 2014 ...... 3 2.1 Penelitian Terdahulu 1 ...... 63 2.2 Penelitian Terdahulu 2 ...... 64 2.3 Penelitian Terdahulu 3 ...... 65 2.4 Penelitian Terdahulu 4 ...... 66 2.5 Penelitian Terdahulu 5 ...... 67 2.6 Penelitian Terdahulu 6 ...... 68 2.7 Penelitian Terdahulu 7 ...... 69 3.1 Operasional Variabel Penelitian ...... 91 4.1 Jenis dan Harga Produk Venus Bakery ...... 97 4.2 Hasil Try Out Uji Validitas ...... 100 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ...... 102 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 102 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ...... 103 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Profesi ...... 104 4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ...... 105 4.8 Pembahasan Hasil Jawaban Responden ...... 105 4.42 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ...... 133 4.43 Hasil Uji Multikolinieritas ...... 134 4.44 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ...... 137 4.45 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ...... 139

xiv

4.46 Hasil Uji Signifikansi Parsial (uji t) ...... 141 4.47 Uji Signifikansi F (simultan) ...... 146

xv

DAFTAR GAMBAR

Keterangan Hal 2.1 Model Perilaku Konsumen ...... 14 2.2 Faktor Keberhasilan Difusi Inovasi ...... 23 2.3 Klasifikasi Bisnis Ritel ...... 52 2.4 Proses Pengambilan Keputusan ...... 58 2.5 Kerangka Pemikiran ...... 70 4.1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas...... 131 4.2 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas ...... 135

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Hal Lampiran 1: Lembar Kuesioner ...... 157 Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden (Data Mentah) ...... 163 Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 183 Lampiran 4: Tabulasi Deskriptif Responden ...... 197

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam destinasi wisata potensial. Peminat datang dari wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Salah satu kota yang menjadi destinasi wisatawan mancanegara maupun nusantara adalah Kota Bogor. Kunjungan ke Kota Bogor tahun 2014 mengalami peningkatan jumlah sebesar 10,5 persen dari tahun sebelumnya.

4.350.930 pengunjung yang datang didominasi wisatawan nusantara sebesar

4.180.650 dan wisatawan mancanegara sebesar 202.280 (Tarmizi, 2015).

Melihat tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bogor, memunculkan banyak peluang usaha di bidang industri pariwisata maupun kuliner. Hal ini membawa dampak yang positif bagi pariwisata dalam negeri serta bagi industri oleh-oleh khas Kota Bogor. Di antara jenis kuliner yang menjadi oleh-oleh khas Kota Bogor antara lain mie bogor, cungkring, doclang, karuhun, ikan balita, bogor, toge goreng, roti unyil serta lapis bogor.

Pada bidang industri roti dan , Kota Bogor diramaikan oleh persaingan antar industri roti dan kue dengan sejumlah perusahaan seperti yang

1

tertera pada tabel Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor tahun

2005berikut ini.

Tabel 1.1 Perusahaan Roti di Kota Bogor No Nama Perusahaan Kapasitas Produksi Tenaga Investasi Roti Manis (potong) Kerja (Rp) (orang) 1. Venus 1.800.000 11 364.700.000 2. Bogor Permai 1.000.000 25 359.300.000 3. Sukses Bakery 750.000 7 14.600.000 4. SAE 750.000 6 30.000.000 5. PT. Pramaya 720.000 12 41.000.000 Lestari 6. Evy Boy 500.000 10 20.000.000 7. Tista 360.000 20 25.000.000 8. Dwi Rambo 330.000 4 2.500.000 9. Manis Bakery 260.000 5 1.250.000 10. Shary Bakery 200.000 11 110.000.000 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2005

Pada tahun 2014 industri roti dan kue mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari banyaknya nama pemain baru dalam bidang industri roti dan kue

Kota Bogor yang menggantikan posisi merek terdahulu pada tahun 2005.

Perkembangan industri roti dan kue di Kota Bogor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

2

Tabel 1.2 Perusahaan Roti di Kota Bogor No Nama Perusahaan Kapasitas Tenaga Investasi Produksi Roti Kerja (Rp) Manis (potong) (orang) 1. Rere Cake Bogor 24.000 8 47.650.000 2. D’ Fla Cake 15.000 5 44.755.000 House 3. Yamin Casava 9.600 1 28.000.000 Cake 4. Gemilang Pejabat 2.970 3 30.241.000

5. Rafita’s Cake 2.400 4 31.160.000 6. Mutiara’s Zuppa 700 3 49.302.000 Soup 7. Boga Bogor 600 2 33.845.000

8. KK Pudding dan 250 5 45.715.000 Cake 9. D Heline’s 179 5 48.800.000 10. Brownies Megah 130 4 35.470.000 Rasa

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2014

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa industri roti dan kue di Kota Bogor telah mengalami perkembangan. Potensi Kota Bogor sebagai salah satu destinasi wisata di memunculkan keanekaragaman industri roti dan kue dengan persaingan yang ketat. Salah satu perusahaan roti yang mendapat tempat dalam persaingan industri roti dan kue di Kota Bogor

3

adalahVenus Bakery. Venus Bakery didirikan pada tahun 1992 dan merupakan perusahaan roti yang cukup populer serta menjadi pelopor roti berukuran mini.

Pada tahun 2005 citra Venus Bakery sebagai perusahaan roti manis dapat mengungguli perusahaan roti yang sudah lebih awal muncul yaitu Bogor

Permai.Venus Bakery menjadi ciri khas oleh-oleh dari Kota Bogor. Sebagai salah satu oleh-oleh khas Kota Bogor, Venus Bakery adalah salah satu dari banyaknya oleh-oleh khas Kota Bogor dalam industri roti dan kue yang cukup menarik perhatian. Hal ini dikarenakan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap produknya. Akan tetapi pada tahun 2014 Venus Bakery tidak masuk ke dalam daftar perusahaan roti dengan jumlah produksi dan nilai investasi yang tinggi di Kota Bogor seperti pada data Dinas Perindustrian dan

Perdagangan tahun 2005. Selain itu tidak sedikit perubahan yang terjadi pada jumlah produksi tiap perusahaan roti yang ada pada tabel karena perusahaan roti Kota Bogor semakin bermunculan sehingga menghasilkan perubahan nama pemain dalam industri roti dan kue dari tahun 2005 ke tahun 2014.

Melihat data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, tergantikannya posisi Venus Bakery yang menjadi pelopor inovasi roti manisberukuran mini dari perusahaan sejenis, membuat perusahaan dituntut untuk memiliki daya saing dan kekuatan dalam mempertahankan posisinya.

Semakin bermunculan perusahaan roti yang menawarkan nilai lebih bagi pelanggan menjadi tanda bahwa persaingan roti di Kota Bogor mengalami

4

perkembangan yang cukup pesat. Berdasarkan pernyataan tersebut perlu adanya upaya strategi pemasaran yang baik yang diimplementasikan oleh perusahaan

Venus Bakery.

Melihat persaingan bisnis industri roti dan kue sekaligus oleh-oleh khas

Kota Bogor yang semakin ketat, mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya. Perusahaan harus mengembangkan strategi dalam merebut hati konsumen dari perusahaan pesaing. Perusahaan dapat melakukan strategi diferensiasi produk dengan inovasi untuk membedakan produknya dengan produk lain. Selain itu perusahaan dapat mengembangkan strategi harga yang menarik, lokasi yang mudah dijangkau agar mudah diperoleh konsumen, serta komunikasi yang efektif untuk menarik konsumen.

Setiap individu konsumen memiliki kebutuhan, keinginan dan bentuk penilaian yang berbeda terhadap suatu produk. Dalam menghadapi persaingan dunia bisnis, perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari masing-masing individu konsumen tersebut.

Perusahaan dapat menggunakan bauran pemasaran sebagai sebuah strategi untuk memasarkan produknya, dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dan keinginan individu konsumen.

Elemen bauran pemasaran yang utama adalah produk. Sebuah produk yang diciptakan oleh suatu perusahaan dituntut agar mampu menghadapi 5

persaingan. Menurut Suryani (2008:5) agar suatu perusahaan sukses dalam persaingan, yang dapat dilakukan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan sebuah inovasi terhadap produknya.

Setelah produk, perusahaan harus memperhatikan penetapan harga yang dikenakan terhadap produknya tersebut. Pembentukan persepsi oleh perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi individu untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha memberikan persepsiyang baik di mata konsumen terhadap produk atau jasa yang mereka tawarkan.

Menurut Ferrinadewi (2008:111) persepsi berperan sangat penting dalam pemasaran. Persepsi berpengaruh kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga. Menurut Stanton

(1996:320) harga merupakan faktor yang penting untuk menentukan keberhasilan pemasaran. Bagi konsumen yang kurang informasi, harga sering dipakai sebagai indikator kualitas.

Di samping itu, sebuah perusahaan membutuhkan pemilihan lokasi yang tepat dalam menjalankan bisnisnya. Sebelum seseorang memutuskan untuk membeli produk di suatu toko, ia akan mempertimbangkan lokasi toko yang dituju. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi menjadi sebuah pertimbangan 6

yang penting bagi suatu perusahaan. Lokasi yang mudah dijangkau oleh pembeli dan dekat dengan pusat keramaian merupakan lokasi yang tepat untuk mendirikan suatu usaha. Menurut Sumarwan (2004:280) lokasi merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja.

Menurut Kotler dan Amstrong (2014:76) tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.

Ketersediaan produk bagi konsumen merupakan sebuah cara bagi perusahaan untuk memudahkan konsumen mendapatkan produk.

Selain ketiga elemen bauran pemasaran di atas, perusahaan harus memperhatikan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian pada produknya. Hal ini menjadi tolak ukur bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan, yaitu dari informasi yang disebarkan oleh si konsumen yang merasa puas kepada orang lain yang berpotensi untuk menjadi konsumen. Komunikasi yang terjadi tersebut merupakan komunikasi word of mouth atau komunikasi mulut ke mulut. Karena melihat bahwa pengirim pesan dinilai tidak mendapat keuntungan apapun berkaitan dengan keputusan si penerima pesan di kemudian hari, maka komunikasi informal word of mouth dinilai lebih persuasif, bagi pemasar word of mouth hampir selalu lebih efektif daripada promosi pesan berbayar dari pengiklan (Schiffman dan Wisenblit,

2015:249).

7

Onbee Marketing Research (anak perusahaan Onbee Consulting Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA menyatakan bahwa 89% konsumen di

Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat ingin membeli suatu produk. Word of mouth memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan iklan dan bentuk promosi lain. Penelitian dilakukan tahun 2000 kepada konsumen di lima kota di Indonesia (Bramantoro, 2010).

Penelitian lain yang dilakukan oleh perusahaan konsultasi dan penelitian

Keller Fay mencatat bahwa hampir 80 persen dari word of mouth terjadi secara offline dan 20 persen pemasar berkonsentrasi pada efek yang diberikan secara online melalui periklanan, humas dan agen digital (Kotler dan Keller,

2012:574).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word of Mouth Terhadap Proses Keputusan PembelianVenus Bakery

(Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor

Timur)”.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif, beragam pilihan disajikan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan industri makanan olahan roti dan kue menjadi tren di

8

Indonesia, salah satunya di Kota Bogor yang menjadi salah satu destinasi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Selain persaingan yang ketat, pertumbuhannya yang fluktuatif mulai dari bisnis besar hingga kecil dan menengah yang saling bersaing merebut hati pelanggan menjadi fenomena yang menarik.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, untuk memecahkan permasalahan bagaimana bisnis yang sudah dijalankan tersebut dapat terus berkembang dan berjalan dengan sukses pada lingkungan yang kompetitif sehingga dapat mencapai keuntungan seperti yang diinginkan, maka peneliti menetapkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah inovasi produk berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?

2. Apakah persepsi harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?

3. Apakah lokasi berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian

Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?

4. Apakah word of mouth berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?

9

5. Apakah inovasi produk, persepsi harga, lokasidan word of mouth berpengaruh positif secara simultan terhadap proses keputusan pembelian

Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

b. Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

c. Untuk menganalisis pengaruh lokasi terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

d. Untuk menganalisis pengaruh word of mouth terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

e. Untuk menganalisis pengaruh variabel independen (inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth) secara simultan terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

10

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi masukan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan evaluasi terhadap strategi bersaing usaha sehingga dapat digunakan dalam proses peningkatan usahanya ke depan.

b. Bagi Penulis

Merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dalam proses perkuliahan dengan mengaplikasikannya secara langsung di masyarakat.

c. Bagi Akademik

Sebagai referensi tambahan untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara teoritis dan praktis, serta menjadi bahan perbandingan untuk peneliti yang serupa agar menjadi lebih berkembang dan efektif.

d. Bagi Pelanggan

Menjadi sumber informasi tambahan dalam menentukan kriteria toko roti dan oleh-oleh khas Kota Bogor yang diinginkan.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Konsumen

Pada hakikatnya kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupannya. Perubahan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian maupun penggunaan suatu produk barang atau jasa pemuas kebutuhannya.

Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Wisenblit (2015:30) adalah studi tentang tindakan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen menggambarkan individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang dan usaha) guna membeli barang- barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua hal yang penting, yaitu: perilaku konsumen (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses pengambilan keputusan.

12 Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:173) perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan oleh konsumen yang mendorong tindakan pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa dengan kegiatan mengevaluasi produk barang atau jasa sebelum melakukan pembelian.

Perusahaan yang benar-benar memahami adanya persaingan akan mengupayakan perusahaan agar lebih menarik perhatian konsumen.

Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh pemasar, karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi dan berinteraksi satu sama lain, sehingga pemasar harus melakukan sebuah pendekatan yang direncanakan sebaik mungkin. Selain itu pemasar harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mempelajari bagaimana cara konsumen berpikir, bertindak dan berperilaku. Pemasar harus pandai memahami keragaman dari perilaku konsumen agar strategi pemasaran yang diberlakukan mampu mencapai tujuan dari perusahaan.

13

Menurut Kotler dan Keller (2012:183) titik tolak ukur untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan tanggapan atau stimulus respon model seperti tabel berikut ini.

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen

Proses Keputusan Keputusan Pembelian Psikologi Pembelian Konsumen Pilihan Pengenalan produk Motivasi masalah Rangsangan Rangsangan Persepsi Pilihan Pemasaran Lain Pencarian merek Pembelajaran informasi Produk dan Ekonomi Pilihan Jasa Memori Teknologi Evaluasi penyalur Harga alternatif Politik Karakteristik Jumlah Distribusi Konsumen Keputusan pembelian Budaya pembelian Komunikasi Budaya Perilaku Waktu Sosial pascapembelian pembelian Pribadi Metode pembayaran

Sumber: Kotler dan Keller (2012:183)

Berdasarkan model perilaku konsumen di atas, rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.

Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan sampai dengan keputusan akhir dari konsumen.

14

Berawal dari konsumen yang mendapatkan rangsangan pemasaran dan rangsangan di luar pemasaran. Rangsangan pemasaran terdiri dari 4P atau marketing mix dan rangsangan lain di luar pemasaran terdiri dari ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Setelah mendapatkan rangsangan, konsumen akan melalui proses dalam dirinya berupa empat proses psikologi kunci yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori yang mempengaruhi respons konsumen secara fundamental. Dalam motivasi, kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong konsumen untuk bertindak. Setelah seorang konsumen termotivasi, ia akan siap untuk bertindak. Lalu konsumen akan dipengaruhi oleh pandangannya tentang sebuah situasi. Rangsangan yang semula sampai pada konsumen akan diproses dengan memilih, mengatur dan menerjemahkan informasi yang diterimanya.

Setelah konsumen siap untuk bertindak, maka ia akan melakukan sebuah pembelajaran yang berasal dari pengalaman. Dan selepas itu, konsumen akan menyimpan pengalamannya dalam sebuah memori. Seseorang tidak akan mengingat informasi dan kejadian secara lengkap, maka konsumen akan mengingat beberapa memori terhadap sebuah produk dan hal ini akan mempengaruhinya dalam proses keputusan pembelian.

Selain proses psikologi konsumen, faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terjadi berdasarkan karakteristik konsumen itu sendiri. Menurut

15

Kotler dan Keller (2012:173) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu terdiri dari:

a. Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari budaya, subbudaya dan kelas sosial.

b. Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial.

c. Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan pendirian. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka.

Setelah serangkaian psikologi konsumen dan karakteristik konsumen terlewati, maka konsumen akan melewati proses keputusan pembelian yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pascapembelian.

Kotler dan Keller (2012:192) menjelaskan bahwa bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian

16 keputusan yang harus diambil meliputi enam sub-keputusan yaitu keputusan memilih produk, memilih merek, tempat pembelian, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan–pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya.

B. Marketing Mix

Marketing mix atau bauran pemasaran merupakan sebuah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya. Menurut Kotler dan

Amstrong (2008:57) “Marketing mix is the set of controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market”. Marketing mix meliputi alat-alat pemasaran yaitu product, price, place dan promotion.

Sementara itu menurut Rangkuti (2009:22) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasarannya.

Kemudian Alma (2008:205) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai sebuah strategi perusahaan untuk mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan yang dapat

17 dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 P yaitu product, price, place dan promotion yang digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya demi mencapai pasar sasarannya.Sebuah perusahaan perlu merumuskan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan.

C. Produk

1. Pengertian Produk

Inti dari bauran pemasaran adalah produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Elemen produk dalam bauran pemasaran dapat diartikan sebagai apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen, untuk memenuhi kebutuhan yang dipersepsikan (Supranto, 2007:11).

Menurut Lupiyoadi (2006:70) produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.

SementaraThamrin (2013:153) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

18 dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang berwujud atau dapat dideteksi pancaindra. Jika didefinisikan secara luas, produk meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan atau bauran dari semua wujud di atas.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah wujudpersepsi konsumen yang produsen berikan melalui hasil produksinya, baik berupa barang, jasa, ide atau hal lainnya yang mampu menjadi alat pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Inovasi Produk

a. Pengertian Inovasi Produk

Untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan, menurut Suryani (2008:5) perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan pelanggan.

Mempertahankan pelanggan dapat diartikan dengan bagaimana usaha perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan melebihi apa yang diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan berarti perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi pemasarannya untuk mendapatkan pelanggan baru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan sebuah inovasi terhadap produknya. Karena inti dari bauran pemasaran adalah produk yang ditawarkan.

19

Menurut Nasution (2005:44) inovasi didefinisikan sebagai produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Inovasi diciptakan bukan hanya untuk menarik perhatian konsumen akan produk yang diciptakan, tetapi lebih dari itu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Sedangkan pengertian dari inovasi produk menurut Kotler dan Amstrong

(2007:36) adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Inovasi bukanlah konsep dari suatu ide baru dan bukan juga merupakan suatu perkembangan dari sebuah pasar yang baru saja, tetapi inovasi merupakan gambaran dari semua proses tersebut.

Kemudian menurut Mowen dan Minor (2002:192) inovasi produk adalah suatu produk yang baru-baru ini diperkenalkan dan oleh konsumen dianggap sebagai baru, sehubungan dengan produk atau jasa yang sudah ada.

Dengan melakukan inovasi produk, harga juga akan berpengaruh dan dampaknya terjadi pada perusahaan dalam memenangkan persaingan.

Perusahaan menetapkan harga agar dapat mengejar keberlangsungan hidup perusahaan, untuk memperoleh laba yang maksimum, pertumbuhan penjualan maksimum dan kepemimpinan kualitas produk. Inovasi menjadi nilai tambah yang dijadikan perusahaan sebagai kekuatannya dalam menghadapi persaingan.

20

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dituntut untuk menciptakan pemikiran baru, gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan konsumen demi menarik perhatian konsumen di tengah ramainya persaingan bisnis.

b. Tipe Inovasi Produk

Suryani (2008:301) menyatakan bahwa produk dapat dikatakan baru dari perspektif konsumen. Dalam konsep pemasaran, sebuah produk dikatakan baru sebaiknya dari perspektif konsumen. Produsen dapat saja beranggapan bahwa produk yang diciptakan adalah produk baru, tetapi jika konsumen menganggapnya bukan sebagai hal yang baru karena produk sejenis sudah beredar banyak di pasar, artinya produk tersebut tidak baru sesuai perspektifnya.

1) Baru Menurut Perspektif Perusahaan

Dari perspektif perusahaan sebuah produk dikatakan baru jika produk tersebut benar-benar baru menurut perusahaan. Baru bisa diartikan karena perusahaan belum pernah memproduksi sebelumnya, atau baru karena bahannya baru atau baru karena perusahaan menambah atribut-atribut yang berbeda dari yang pernah dibuat sebelumnya.

21

Terdapat dua jenis inovasi:

a) Inovasi produk: berkaitan dengan produk baru atau perbaikan dan

penyempurnaan produk.

b) Inovasi proses: terkait dengan perbaikan proses produksi baru atau penyempurnaan atas proses produksi yang sudah ada.

2) Baru dari Perspektif Produk

Perspektif ini lebih menekankan kepada atribut yang melekat kepada produk itu sendiri dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.

3) Baru dari Perspektif Konsumen

Sebuah produk diperspektifkan baru menurut konsumen jika produk tersebut menawarkan manfaat baru atau berbeda dari produk yang sudah ada di pasar sebelumnya dan saat ini. Perusahaan perlu memperhatikan perspektif ini karena dalam konsep pemasaran persepsi konsumen atas kebaruan suatu produk merupakan hal yang sangat penting yang akan mempengaruhi perilaku pembelian dan perilaku konsumen.

c. Proses Penyebaran Inovasi Produk

Melalui strategi penciptaan produk baru, perusahaan perlu memperkenalkan kepada pasar akan produknya agar produk tersebut diterima dan dipakai secara luas. Proses mulai diperkenalkannya produk hingga

22 digunakan oleh masyarakat secara luas disebut dengan proses difusi. Difusi proses terjadi dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu, dalam suatu jangka tertentu di antara anggota suatu sistem sosial.

Dalam difusi ini terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan difusi inovasi seperti gambar berikut:

Gambar 2.2 Faktor Keberhasilan Difusi Inovasi

Karakteristik produk (inovasi)

- Keunggulan relatif

- Compatibility

- Kompleksitas

- Kemampuan untuk dicoba

- Kemampuan untuk dilihat Saluran komunikasi Difusi - Media masa

- Jaringan interpersonal

Upaya perubahan dari agen

Sifat sistem sosial

Sumber: Chauduri (1994), “The Diffusion of an Innovation in Indonesia”, dalam Suryani 2008:306

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa proses dan keberhasilan difusi inovasi dipengaruhi oleh 4 hal berikut ini, yaitu:

23

1) Karakteristik inovasi. Sebuah produk baru dapat dengan mudah diterima oleh konsumen jika produk tersebut mempunyai keunggulan relatif.

Artinya produk baru akan menarik konsumen jika produk tersebut mempunyai kelebihan dibandingkan produk yang sudah ada sebelumnya di pasar.

2) Saluran komunikasi. Difusi inovasi akan menyebar pada konsumen yang ada di masyarakat melalui saluran komunikasi yang ada. Suatu produk baru akan dapat dengan segera dan menyebar luas ke masyarakat jika perusahaan memanfaatkan saluran komunikasi yang banyak dan jangkauan yang luas.

3) Upaya perubahan dari agen. Agen yang melakukan perubahan dengan harapan masyarakat menerima dan menggunakan produk baru sangat penting peranannya. Agen ini dapat bersifat formal berasal dari perusahaan secara resmi atau memanfaatkan opinion leader sebagai agen perubahan.

4) Sistem sosial. Sistem sosial yang merupakan lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada di suatu masyarakat mempunyai peranan penting terhadap difusi inovasi. Nilai-nilai yang berkembang dan dianut oleh suatu masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi baru.

24

d. Pengukuran Inovasi Produk

Menurut Lukas dan Ferrel (2000) dalam jurnalnya yang berjudul “The

Effect of Market Orientation on Product Innovation”, memaparkan pengukuran inovasi produk dengan hal-hal sebagai berikut:

1) Perluasan lini (line extensions) yaitu produk yang dihasilkan perusahaan tidaklah benar-benar baru atau masih familiar bagi perusahaan tetapi relatif baru untuk sebuah pasar.

2) Peniruan produk (me too-product) yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi tidak baru atau masih familiar bagi pasar.

3) Produk benar-benar baru (new-to-the-world product) yaitu produk yang termasuk baru baik untuk perusahaan maupun pasar.

Berdasarkan uraian di atas maka pengukuran inovasi produk yang digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Lukas dan Ferrel (2000) yang meliputi: perluasan lini (line extentions), peniruan produk (me too- product) dan produk benar-benar baru (new-to-the-world), karena sesuai dengan objek penelitian.

25

D. Harga

1. Pengertian Harga

Dalam elemen bauran pemasaran harga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan, elemen bauran pemasaran yang lainnya yaitu produk, tempat dan promosi menghasilkan beban (Kotler dan Keller,2012:405).

Definisi harga menurut Kotler dan Amstrong (2014:312) adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk memperoleh manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa.

Selain itu menurut Supranto (2007:12) harga ialah sejumlah uang dimana seseorang harus membayar untuk mendapatkan hak menggunakan produk.

Harga sering dianggap sebagai sinyal mutu. Harga barang yang murah dipersepsikan barang bermutu rendah. Harga merupakan faktor yang penting untuk menentukan keberhasilan pemasaran karena bagi konsumen yang kurang informasi, harga sering dipakai sebagai indikator kualitas.

2. Persepsi Harga

Dalam dunia bisnis, setiap individu konsumen memiliki kebutuhan dan bentuk penilaian yang berbeda terhadap suatu produk. Untuk itu perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari masing-masing individu konsumen tersebut. Pembentukan persepsi oleh

26 perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi individu untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka tawarkan kepada konsumen.

Persepsi didefinisikan sebagai “proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas, karena persepsi yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang mempunyai persepsi yang berbeda tentang obyek yang sama karena tiga proses pemahaman: atensi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif (Kotler dan Keller, 2012:183).

Menurut Ferrinadewi (2008:42) persepsi merupakan proses yang kompleks. Seringkali terjadi dimana pesan yang satu tidak berhubungan dengan pesan yang akhirnya memasuki otak konsumen. Karena itu memahami proses persepsi sangat penting bagi pemasar agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif dengan konsumen. Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perception yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses di mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. Stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca inderanya.

27

Persepsi mempunyai peran yang sangat penting dalam pemasaran. Citra yang ada di benak konsumen timbul karena proses persepsi, bagaimana konsumen menilai sebuah kualitas jasa juga sangat ditentukan oleh persepsinya, keberhasilan dalam pemosisian produk juga sangat tergantung pada persepsi yang ada di benak konsumen. Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga (Ferrinadewi, 2008:111).

Menurut Peter dan Olson (2010:447) persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Jadi dapat diartikan bahwa bagaimanakah pandangan pelanggan terhadap harga yang ditawarkan mempengaruhi pelanggan tersebut untuk membeli dan merasakan kepuasan.

Untuk menumbuhkan persepsi akan harga, perusahaan perlu menetapkan strategi penetapan harga yang didasari pemahaman yang jelas akan tujuan penetapan harga tersebut. Tujuan penetapan harga yang paling umum biasanya dikaitkan dengan pendapatan dan keuntungan serta membangun permintaan dan mengembangkan basis pengguna (Lovelock dan Wirtz,

2011:159).

Keputusan mengenai harga menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:90) merupakan faktor utama penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai pasar sasarannya, bauran ragam produk dan pelayanan serta kondisi persaingan.

28

3. Peran Harga Dalam Pengambilan Keputusan

Menurut Tjiptono (2008:152) harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:

a. Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia.

b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa.

29

4. Metode Penetapan Harga

Di samping itu, menurut Lupiyoadi (2006:100) metode penetapan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penetapan harga itu sendiri, antara lain:

a. Bertahan. Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan- tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.

b. Memaksimalkan laba. Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.

c. Memaksimalkan penjualan. Penetapan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.

d. Gengsi atau prestis. Tujuan penetapan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif.

e. Pengembalian atas investasi (ROI). Tujuan penetapan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi (return of investment-

ROI) yang diinginkan.

30

5. Indikator Persepsi Harga

Untuk menentukan persepsi harga,Kotler dan Keller (2009:72) dalam

Samosir (2015) menjelaskan bahwa pemasar harus memahami bagaimana konsumen sampai pada persepsi harga terhadap produknya. Terdapat 3 pengukuran dari persepsi harga yaitu:

a. Harga referensi. Berdasarkan riset, hanya sedikit konsumen yang dapat mengingat harga spesifik produk secara akurat. Namun, ketika mempelajari produk, konsumen sering menerapkan harga referensi (reference price), membandingkan harga yang diteliti dengan harga referensi internal yang mereka ingat atau dengan kerangka referensi eksternal. Konsumen akan menggunakan harga referensinya terhadap pilihan produk sejenis. Harapan konsumen juga dapat memainkan peran kunci dalam respons harga. Pemasar berusaha membuat kerangka harga untuk menandakan kemungkinan nilai terbaik yang akan diterima oleh konsumen.

b. Asumsi harga dan kualitas. Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas. Akan tetapi ketika informasi alternatif tentang kualitas sebenarnya tersedia, harga menjadi indikator kualitas yang kurang penting. Dan sebaliknya, ketika informasi ini tidak tersedia, harga bertindak sebagai tanda kualitas.

31

c. Akhiran harga. Banyak penjual yakin harga harus berakhir dengan angka ganjil. Riset memperlihatkan bahwa konsumen cenderung memproses harga dari “kiri ke kanan” dan bukan dengan membulatkan. Pengkodean harga dengan cara ini penting jika ada batasan harga mental pada harga pembulatan yang lebih tinggi. Selain itu ketersediaan yang terbatas (misalnya, “hanya tiga hari”) juga dapat meningkatkan penjualan di antara konsumen yang aktif berbelanja untuk sebuah produk.

Selain itu menurut Stanton (2004) dalam Iryanita (2013)menjelaskan pengukuran persepsi harga dalam tiga ukuran berikut ini:

a. Perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan.

c. Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu apakah harga yang ditawarkan produsen sudah sesuai dengan manfaat yang diberikan melalui produk.

Berdasarkan uraian di atas maka indikator persepsi harga yang digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Stanton (2004) dalam Iryanita (2013) yang meliputi: perbandingan harga dengan produk lain, kesesuaian harga

32 dengan kualitas produk dan kesesuaian harga dengan manfaat produk, karena sesuai dengan objek penelitian.

E. Lokasi

1. Pengertian Lokasi

Pada elemen bauran pemasaran place, di dalamnya terdapat dua faktor yaitu distribusi dan tempat atau lokasi. Keputusan pemilihan lokasi menjadi salah satu hal yang penting untuk dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan.

Lokasi sangat penting untuk mempermudah konsumen dalam membeli dan menjadikan faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi yang strategis akan menarik perhatian pembeli.

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:76), tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Fungsinya memudahkan calon konsumen untuk mendapatkan produk yang ditawarkan.

Sementara itu, Ma’ruf (2006:115) menyatakan bahwa lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, serta sama-sama punya setting atau ambiance yang bagus.

33

Menurut Peter dan Olson (2014:268) lokasi adalah tempat atau berdirinya perusahaan atau tempat usaha. Lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu perusahaan karena berhubungan langsung dengan bagaimana konsumen dapat memperoleh produk yang ditawarkan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi merupakan keputusan penting yang harus diambil perusahaan untuk menarik perhatian konsumen, dimana tempat yang dipilih digunakan sebagai markas melakukan kegiatan perusahaan. Lokasi sangat penting untuk mempermudah konsumen dalam membeli dan menjadikan faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi yang strategis akan menarik perhatian pembeli.

2. Tipe Lokasi

Dalam dunia ritel, menurut Utami (2008:70) ada tiga lokasi yang dapat dipilih yaitu:

a. Pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan (shopping centre) yang besar berorientasi bagi pemenuhan golongan besar konsumen. Mengkombinasikan banyak toko di satu atap menciptakan sinergi yang dapat menarik lebih banyak pelanggan. Daripada toko-toko tersebut berada di lokasi terpisah.

b. Lokasi di kota besar atau bertempat di tengah kota, maupun kota kecil.

34

c. Freestanding (bebas). Cara ini digunakan untuk mengembangkan kegunaan, yaitu mengkombinasikan beberapa kegunaan yang berbeda atau kompleks, seperti pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, hotel, perumahan, kompleks pejabat dan pusat konveksi.

1) Pelabuhan udara populer di antara ritel-ritel Nasional.

2) Tempat peristirahatan atau resort, sebab akan banyak yang customer lakukan di waktu renggang.

3) Rumah sakit adalah alternatif pilihan lokasi yang populer karena pasti pasien dan para tamu akan menyempatkan ke toko.

4) Dalam toko, di dalam toko adalah pilihan lain untuk ritel adalah di dalam toko yang lebih besar ritel khusus berada di toserba.

Selain itu Levy dan Weitz (2009:195) membedakan tipe lokasi ritel sebagai berikut:

a. Free standing. Toko yang berdiri sendirian tanpa ada toko lain di dekatnya. Lokasi ritel yang terisolasi dan tidak terhubung dengan retailer lain, tapi lokasinya berdekatan dengan free standing yang lain, shopping center, ataupun berada di dalam gedung perkantoran atau di dalam shopping center.

b. Urban location / CBD (central bussines district). Pusat bisnis tradisional yang berada di kota. Di area ini biasanya muncul gerai-gerai ritel

35 yang menguntungkan karena berlokasi di tempat yang kepadatan lalu lintasnya sangat tinggi dibanding lokasi yang lain.

c. Community and neighborhood. Ritel yang berada di lingkungan sebuah komunitas, yang biasanya lapangan parkirnya berada di tempat terbuka.

d. Power center. Pusat perbelanjaan, disini terdapat banyak toko-toko di dalamnya, terutama toko-toko besar dan terkenal.

e. Lifestyle center. Pusat perbelanjaan yang paling cepat berkembang, pusat perbelanjaan dengan udara terbuka, biasanya berisi toko spesialis, tempat hiburan, restaurant, biasanya menyerupai jalan utama, di dalamnya terdapat taman dan lain-lain.

f. Fashion / speciality center. Pusat perbelanjaan yang berisi toko-toko apparel untuk pengunjung dengan skala atas, biasanya harganya mahal dan memiliki kualitas yang baik.

g. Festival center. Pusat perbelanjaan yang biasanya menggunakan tema yang menyesuaikan dengan toko-toko yang ada di dalamnya, biasanya menjadi tujuan turis.

Berdasarkan penjelasan tipe lokasi ritel di atas maka objek penelitian yaitu Venus Bakery termasuk ke dalam tipe lokasi ritel urban location / CBD

36

(central bussines district), karena sesuai dengan ciri-ciri tipe lokasi ritel tersebut.

3. Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi

Menurut Tjiptono (2007:92) dalam pemilihan lokasi harus ada pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut:

a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

b. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan satau jarak pandang normal.

c. Lalu lintas (traffic), disini ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1) Banyaknya orang lalu lalang dapat memberikan peluang terjadinya impuls buying, yaitu keputusan pembelian seringkali terjadi spontan, tanpa perencanaan

2) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan

d. Fasilitas, misalnya tempat parkir yang luas dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

37

e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

g. Kompetisi, dengan melihat banyaknya pesaing di lokasi tersebut.

h. Peraturan Pemerintah, dengan melihat peraturan pemerintah mengenai penggunaan lokasi tersebut (tata kota, peruntukan dan lain-lain).

Selain itu menurut Berman dan Evans (2007:304), dalam memilih dan mengevaluasi lokasi yang akan dipakai, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan retailer yaitu:

a. Lalu lintas pejalan kaki, meliputi jumlah dan tipe pejalan kaki yang melalui lokasi. Lokasi dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi merupakan lokasi yang bagus.

b. Lalu lintas kendaraan, meliputi jumlah dan tipe kendaraan yang melewati lokasi tersebut.

c. Fasilitas parkir, meliputi jumlah dan kualitas tempat parkir yang tersedia, jarak tempat parkir dengan toko dan ketersediaan petugas parkir.

d. Transportasi, meliputi ketersediaan angkutan umum dan kemudahan akses dari jalan utama.

38

e. Komposisi toko, meliputi kesesuaian jumlah dan ukuran toko-toko lain yang saling berdekatan.

f. Letak tertentu, meliputi visibility (kemudahan toko dilihat oleh orang- orang di jalan), penempatan toko di lokasi, ukuran dan bentuk toko yang dipilih dan kondisi bangunan toko

g. Jangka hunian, meliputi sistem kepemilikan toko dan biaya-biaya yang terkait dengan keberadaan toko.

h. Peringkat keseluruhan, merupakan pertimbangan pemilihan lokasi secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas maka dimensi lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Berman dan Evans (2007:304) yang meliputi: lalu lintas pejalan kaki, lalu lintas kendaraan, fasilitas parkir, transportasi, komposisi toko dan letak tertentu, karena sesuai dengan objek penelitian.

F. Promosi

1. Pengertian Promosi

Elemen bauran pemasaran yang terakhir adalah promosi. Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan, periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan,

39 publisitas dan hubungan masyarakat, yang merupakan kegiatan promosi

(Lupiyoadi, 2006:70).

2. Word of Mouth

a. Pengertian Word of Mouth

Dalam ilmu pemasaran, kegiatan promosi tidak hanya dapat dilakukan oleh pihak perusahaan atau pemasar, akan tetapi juga dapat dilakukan oleh pihak konsumen atau pelanggan. Adanya komunikasi yang digunakan oleh calon konsumen atau pelanggan untuk bertukar informasi mengenai produk barang dan jasa dapat dilakukan dengan cara komunikasi mulut ke mulut (word of mouth). Pertukaran informasi ini dilakukan oleh satu orang yang telah menggunakan suatu produk dan membantu pihak lain atau calon pembeli untuk mengetahui informasi tentang produk tersebut. Dalam pemasaran, komunikasi word of mouth terjadi ketika konsumen memberikan saran atau pendapat dan berbagi pengalaman kepada konsumen lain tentang sebuah produk, jasa atau merek (Schiffman dan Wisenblit, 2015:248).

Bill Bernbach, seorang pendiri biro iklan internasional DDB dan salah satu pengiklan yang paling berpengaruh pada abad kedua puluh bahkan menyatakan bahwa word of mouth adalah media iklan yang terbaik diantara semua (MacLeod, 2005). Sementara itu dalam Kotler dan Keller (2012:574) menurut perusahaan riset dan konsultasi Keller Fay, 80% berita dari mulut ke mulut terjadi secara offline dan sisanya secara online.

40

Informasi word of mouth masuk dalam kategori komunikasi informal dengan ciri khas disampaikan oleh sumber informasi atau tidak menyampaikan pesan atas nama organisasi atau perusahaan. Bentuk komunikasi word of mouth sendiri dapat berupa pemberian informasi atau saran tentang produk oleh orang tua atau teman. Pengirim pesan dinilai tidak mendapat keuntungan apapun berkaitan dengan keputusan si penerima pesan di kemudian hari. Pemasar menyadari bahwa kekuatan komunikasi informal word of mouth yang beredar di antara konsumen hampir selalu lebih efektif daripada promosi pesan berbayar yang dilakukan oleh pengiklan (Schiffman dan Wisenblit, 2015:249).

Word of mouth merupakan salah satu proses komunikasi yang melibatkan pengirim pesan, penerima pesan, pesan yang disampaikan, pesan atau media tempat pesan tersebut digunakan, tempat pesan tersebut disampaikan serta apa yang dilakukan oleh penerima pesan setelah menerima pesan tersebut. Rangkuti

(2009:77) mendefinisikan word of mouth sebagai usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk, jasa atau merek kepada pelanggan lain.

Sementara Mowen dan Minor (2002:180) mengatakan bahwa komunikasi

Word of Mouth mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun merupakan sumber pemasaran.

41

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:478) “Word of mouth relate marketing is people oral, written or electronic communication that relate the merits or experiences of purchasing or using product or service.” Word of mouth merupakan salah satu bentuk marketing communication mixyang tentu diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik secara langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan melalui alat komunikasi elektronik.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa word of mouth merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh individu non-organisasi atau perusahaan yang telah menggunakan produk dan mengalami kepuasan, lalu memberikan saran, membicarakan, mempromosikan dan menjual suatu merek kepada orang lain.

Dalam Kotler dan Keller (2009:255) pemasaran dari mulut ke mulut memiliki dua bentuk khusus antara lain buzz dan viral. Pemasaran buzz (gossip atau perbincangan) fungsinya dapat menghasilkan ketertarikan, menciptakan publisitas dan mengekspresikan informasi relevan baru yang berhubungan dengan merek melalui sarana yang tidak terduga atau bahkan mengejutkan.

Sedangkan pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain berita dari mulut ke mulut yang mendorong konsumen untuk menceritakan produk dan jasa yang dikembangkan perusahaan atau informasi audio, video dan tertulis kepada orang lain secara online.

42

Pemasaran buzz dan viral mencoba menciptakan publikasi di pasar untuk memamerkan merek dan fitur berharganya. Sebagian orang percaya bahwa pemasaran buzz dan viral lebih banyak digerakkan oleh peraturan hiburan daripada peraturan penjualan. Kampanye viral yang berhasil ditentukan karakternya sebagai “iklan hiburan yang adiktif, propaganda sendiri yang hidup di situs Web, blog, telepon seluler, papan pesan dan aksi di dunia nyata” Kotler

(2009:257).

Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat Word of Mouth menjadi begitu penting, yaitu:

1) Kebisingan (noise). Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian pesan yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga.

2) Keraguan (skepticism). Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis atau meragukan kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kekecewaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman atau orang yang

43 bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya.

3) Keterhubungan (connectivity). Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai persoalan lain. Dalam interaksi ini sering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk.

Menurut Kotler dan Amstrong (2007:206) konsumen menerima dan menanggapi word of mouth pada kondisi dan situasi dalam:

1) Konsumen kurang dapat informasi yang cukup untuk membantu dalam melakukan pilihan.

2) Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan penilaian kriteria.

3) Seseorang kurang mampu untuk dapat menilai produk, tidak penting bagaimana informasi disebarkan dan ditunjukkan.

4) Sumber lain mempunyai kredibilitas rendah.

5) Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.

44

6) Kuatnya ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima informasi.

7) Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada persetujuan lingkungan sosial.

b. Manfaat Word of Mouth

Dari segi manfaat, Hasan (2010:33) mengemukakan manfaat word of mouth sebagai berikut:

1) Word of mouth merupakan sebuah kegiatan promosi yang murah bahkan gratis.

2) Saat ini dapat menyebar dengan cepat dengan menggunakan viral marketing.

3) Lebih mudah meyakinkan calon konsumen karena informasi bersumber dari orang yang dikenal.

4) Tingkat loyalitasnya lebih tinggi, lebih cepat menimbulkan pembelian dibanding dengan metode komunikasi lainnya.

c. Jenis-Jenis Word of Mouth

Word of mouth dapat dibedakan dalam dua jenis menurut Sernovitz

(2006:6) yaitu:

45

1) Organic word of mouth adalah pembicaraan yang bersemi secara alami dari kualitas positif dari perusahaan.

2) Amplified word of mouth adalah pembicaraan yang dimulai oleh kampanye yang disengajakan untuk membuat orang-orang berbicara.

c. Dimensi Word of Mouth

Menurut Rangkuti (2009:96) pesan yang disampaikan melalui word of mouth dapat diukur dengan menggunakan indikator berikut ini:

1) Lawan bicara

a) Keahlian lawan bicara

Suatu sikap yang dilakukan pada seseorang yang dapat mempengaruhi lawan bicaranya dalam mengambil keputusan.

b) Kepercayaan terhadap lawan bicara

Kepercayaan seseorang terhadap lawan bicara dalam menerima informasi yang diungkapkan seseorang.

c) Daya tarik lawan bicara

Penampilan seseorang yang dapat meyakinkan seseorang memutuskan sesuatu.

46

d) Kejujuran lawan bicara

Cara bicara seseorang yang jujur dalam mengatakan sesuatu berdasarkan kenyataan.

e) Objektivitas lawan bicara

Lawan bicara mengatakan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pribadi sendiri.

f) Niat lawan bicara

Maksud atau tujuan lawan bicara dalam mengatakan sesuatu yang dapat mempengaruhi seseorang dalam penyampaian informasi.

2) Tindakan anda setelah melakukan pembicaraan

a) Konsumsi pesan

Hasil komunikasi mengenai sesuatu yang dibutuhkan.

b) Pencarian informasi

Hasil komunikasi yang menjadi informasi sesorang dalam memenuhi kebutuhan akan informasi.

c) Konversi

Hasil penyampaian informasi lawan bicara dari hal yang tidak diketahui menjadi mengetahui.

47

d) Penyampaian kembali

Penyampaian kembali seseorang terhadap orang lain mengenai suatu produk atau jasa.

e) Penciptaan ulang pesan

Melakukan pembicaraan terus menerus terhadap orang lain mengenai suatu produk atau jasa yang dirasakan.

Sedangkan pengukuran word of mouth menurut Godes dan Mayzlim

(2004) dapat dilakukan dengan dimensi berikut ini:

1) Volume

Pada elemen ini akan diukur seberapa banyak word of mouth yang ada.

Dikatakan volume berkaitan dengan seberapa banyak orang yang bicara tentang sebuah objek. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan pernah dilakukan pengukurannya oleh beberapa peneliti, termasuk Yahoo! Buzz Index.

Pendekatan ini hampir sama dengan layanan kliping berita yang memonitor berapa kali produk suatu perusahaan disebut oleh orang lain. Selain itu volume dapat dianalogikan sebagai frekuensi, yaitu seberapa sering orang lain membicarakan atau merekomendasikan. Semakin banyak percakapan yang terjadi, tentunya akan semakin banyak orang yang mengetahui tentang hal tersebut.

48

2) Dispersion

Elemen ini mendefinisikan tingkat dimana percakapan mengenai produk mengambil tempat di dalam komunikasi yang luas. Pada elemen ini diukur apakah penyebarannya pada komunikasi yang sejenis saja sudah mencapai di luar komunikasi sejenis. Hal ini dapat dianalogikan sebagai jangkauan, yaitu berapa banyak orang berbeda yang membicarakan. Word of mouth yang kurang menyebar atau diskusi yang dilakukan hanya terbatas pada populasi yang terbatas dan homogen, akan lebih sedikit dampaknya jika dibandingkan dengan word of mouth yang tersebar luas. Dalam penelitian ini Godes dan Mayzlim berharap word of mouth menyebar cepat dalam masyarakat dan perlahan-lahan meluas di antara mereka. Anggota komunitas yang sama sering berinteraksi satu sama lainnya dan dengan demikian lebih mungkin untuk belajar satu sama lain daripada dari anggota komunitas lain. Jadi, tergantung pada volume tertentu dari word of mouth, lebih banyak orang akan menjadi informan tentang produk atau jasa tertentu menunjukkan lebih tersebarnya informasi. Word of mouth merupakan sebuah komunikasi yang menghasilkan percakapan yang baik.

Seseorang akan bertanya kepada orang lain mengenai kualitas suatu barang atau jasa sebelum mereka memutuskan untuk membelinya.

Dalam penelitiannya Godez dan Mayzlim menyatakan bahwa seseorang dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Penelitian mengacu pada tiga aliran dalam literatur word of mouth, yaitu: (1) Word of mouth sebagai penggerak

49 perilaku pembelian, (2) pentingnya struktur sosial dalam aliran word of mouth dan (3) Word of mouth sebagai hasil dari perilaku konsumen di masa lalu.

Dampak word of mouth tergantung pada siapa yang berbicara dengan siapa.

Berdasarkan uraian di atas maka dimensi word of mouth yang digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Godes dan Mayzlim (2004) yang meliputi: volume dan dispersion, karena sesuai dengan objek penelitian.

G. Usaha Eceran (Retailing)

1. Pengertian Retailing

Definisi retailing menurut Levy dan Weitz (2009:8) adalah himpunan kegiatan bisnis yang menambahkan nilai ke produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk penggunaan pribadi atau keluarga.

Sementara menurut Berman dan Evans (2010:4), “retailing meliputi kegiatan usaha yang terlibat dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk penggunaan pribadi, keluarga atau rumah tangga”. Peritel berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menyesuaikan barang-barang yang dijualnya dengan harga, waktu dan tempat yang diinginkan oleh konsumen.

Ritel juga menyediakan pasar bagi produsen untuk menjual barang hasil produksinya.

Selain itu menurut Kotler dan Keller (2012:469) perdagangan eceran atau retailing termasuk semua aktivitas dalam menjual barang atau jasa ke

50 konsumen untuk kebutuhan pribadi dan non-bisnis. Pengecer (retailer) atau toko eceran (retail store) adalah semua badan usaha yang volume penjualannya terutama datang dari penjualan eceran.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa ritel adalah penyalur produk berupa barang atau jasa kepada konsumen akhir dan ritel merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen.

Pengelolaan bisnis ritel di Indonesia memiliki prospek yang baik karena potensi pasar yang sangat besar didukung dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Serta kemungkinan munculnya banyak pelaku baru yang juga ingin menikmati keuntungan bisnis ritel tersebut. Sopiah dan Syihabudhin (2008:8) menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perdagangan eceran antara lain:

a. Tersedianya barang yang tepat

b. Pada saat yang tepat

c. Di tempat yang tepat

d. Dalam kuantitas yang tepat

e. Dengan harga yang tepat

f. Penjualan dengan cara yang tepat

51

g. Dalam kualitas yang tepat

2. Klasifikasi Ritel

Bisnis ritel atau yang disebut juga dengan pedagang eceran secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu perdagangan eceran besar dan pedagang eceran kecil, seperti yang digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 2.3 Klasifikasi Bisnis Ritel

Perdagangan eceran

Eceran besar Eceran kecil

Specialty store Department store Supermarket Berpangkalan Tidak berpangkalan Discount store Hypermarket

General store Tetap Tidak tetap Pakai alat Chain store Sumber: Sopiah dan Syihabudhin, 2008:38

a. Ritel Besar

Penjual ritel berskala besar menyajikan barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam suatu toko besar. Kegiatan usaha peritel berskala besar

52 mengutamakan kenyamanan bagi konsumen baik dari sisi interior dan eksterior maupun pelayanan yang ramah oleh wiraniaganya. Biasanya produk yang ditawarkan oleh peritel berskala besar seperti produk pakaian, alat-alat elektronik, serta produk-produk impor lainnya.

b. Ritel Kecil

Pengecer berskala kecil disebut juga dengan ritel tradisional. Variasi produk yang dijual biasanya tidak sebanding dengan peritel besar. Misalnya, untuk produk deterjen, jenis dan merek yang dijual pada peritel kecil tidaklah terlalu banyak jumlahnya dibandingkan dengan peritel besar. Ritel kecil dibagi menjadi dua tipe yaitu:

1) In-Store Retailing. Usaha ritel disini ada yang lokasinya tetap seperti kios, atau warung dan ada juga yang lokasinya tidak tetap seperti pedagang kaki lima. Ritel berpangkal dibagi dalam tiga kategori yaitu:

a) Specialty Merchandisers, toko ritel jenis ini terdiri atas 3 kategori, yaitu:

(1) Single-line stores, yaitu toko ritel yang menjual satu lini produk dengan menyajikan banyak pilihan, contohnya toko buku.

(2) Limited-line stores, yaitu toko ritel yang menjual pilihan barang dagangan yang lebih sempit daripada single-line stores, contohnya seperti toko roti.

53

(3) Specialty shops, yaitu toko ritel yang menawarkan beberapa barang secara khusus dengan mengkonsentrasikan diri pada sejumlah barang dagangan tertentu, misalnya toko toys “R” Us yang hanya menjual mainan anak- anak.Toko ritel specialty shops lebih fokus dan berhati-hati dalam menentukan segmen pasar dan penyedia barang dagangan dengan target pasar yang sangat khusus.

b) General Merchandiser, toko ritel jenis ini terdiri atas 3 kategori, yaitu:

(1) General stores, yaitu toko ritel yang menyajikan lini produk yang lebih luas dan bila dibandingkan dengan single-line stores, jenis ini mempunyai pilihan yang lebih sedikit.

(2) Variety stores, yaitu toko ritel yang menyajikan barang dagangan dengan banyak macam produk, tapi pilihan terbatas.

(3) Department stores, yaitu toko besar yang terbagi ke dalam beberapa bagian departemen dan menjual beragam produk. Contoh barang yang umumnya dijual pada department stores antara lain seperti peralatan rumah tangga, pakaian, dan lain-lain. Contoh dari ritel jenis ini antara lain matahari dan Ramayana department stores.

c)Mass Merchandiser, toko ritel jenis ini terdiri dari supermarket, superstores, combination stores, hypermarket, discount stores, warehouse showroom dan warehouse clubs.

54

2) Non-Store Retailing. Ritel non-toko adalah penawaran barang atau jasa kepada konsumen lewat media selain toko, seperti telepon, surat, internet atau pedagang keliling yang menjajakan barang dagangannya ke rumah-rumah.

Ada beberapa cara atau media dalam melakukan non-store retailing, antara lain

Direct Selling, Vending Machine, Telephone and Media Retailers, Mail Order dan Electronic Shopping.

Berdasarkan penjelasan klasifikasi jenis ritel di atas maka objek penelitian yaitu Venus Bakery termasuk ke dalam jenis usaha ritel skala kecil dengan usaha ritel kecil berpangkal, dalam tipe ritel in-store retailing dengan specialty merchandisers, karena sesuai dengan ciri-ciri jenis ritel tersebut.

3. Keuntungan dan Kelemahan Bisnis Ritel

Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:17) beberapa keuntungan dari bisnis atau usaha ritel adalah:

a. Modal yang diperlukan cukup kecil dengan rehabilitas besar

b. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya dari usaha tersebut merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu luang

c. Tempat pedagang-pedagang eceran kecil biasanya paling strategis.

Mereka biasanya mendekatkan tempat usahanya dengan tempat berkumpul konsumen (the center of consumers)

55

d. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen cukup kuat, misalnya para pembeli di warung kopi yang melakukan suatu perbincangan dengan pemiliknya

Selain berbagai keuntungan sebagaimana disebutkan di atas, bisnis ritel memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

a. Kurangnya keahlian

b. Administrasi dalam arti pembukuan kurang bahkan tidak diperhatikan sehingga terkadang uangnya habis tak terlacak

c. Pedagang kecil tidak mampu mengadakan promosi dengan baik sehingga adakalanya keberadaannya tidak diketahui oleh konsumen

Untuk menyikapi kelemahan yang terjadi pada bisnis ritel, perusahaan dapat mendorong toko-toko eceran ke arah kemajuan dengan tiga faktor berikutyaitu:

a. Lokasi. Lokasi toko yang strategis merupakan faktor pendorong yang menjanjikan. Jika manajemen toko mampu memanfaatkan hal itu dengan baik, usaha toko akan mengalami kemajuan yang berarti. Menurut Finell (2007:49) lokasi ritel adalah sebuah mantra yang sangat penting dalam sebuah bidang ritel. Selain itu penentuan lokasi ritel yang baik bukan hanya berdasarkan sewa

56 yang baik dan memuaskan tetapi juga memperhatikan tempat parkir yang baik pula.

b. Harga yang tepat. Bisnis ritel biasanya menjual produk-produk yang standar untuk kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat bisa mengontrol harga dengan baik. Jika toko menetapkan harga tinggi, konsumen akan berpindah ke toko yang lainnya.

c. Suasana toko (atmosfer toko). Toko bisa menstimuli panca indera pengunjungnya dengan baik sehingga konsumen bersedia melakukan transaksi.

Atmosfer toko yang tepat bisa mendorong konsumen untuk datang dan berlama-lama di dalam toko.

H. Proses Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2003:227), keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Sedangkan menurut Morrisan (2010:111) keputusan pembelian adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun

57 keputusan pembelian adalah tidak sama dengan pembelian yang sebenarnya

(actual purchase).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu tindakan nyata yang dilakukan oleh konsumen dengan melakukan serangkaian proses untuk mendapatkan dan mempergunakan suatu produk yang menjadi kebutuhan dan keinginannya.

2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2012:166) perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen, tahap tersebut antara lain pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Proses Pengambilan Keputusan

Sumber: Kotler dan Keller(2012:166)

58

Menurut Kotler dan Keller (2012:184) sebuah keputusan pembelian konsumen terjadi dengan melewati proses dari keputusan pembelian.

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan. Dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan.

b. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan.

Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif.

Menurut Kotler dan Keller (2012:189), sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:

1) Sumber pribadi, yang meliputi keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

2) Sumber komersial, yang meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara dan pengemasan.

3) Sumber umum, yang meliputi media massa dan organisasi ranting konsumen.

59

4) Sumber pengalaman, yang meliputi penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk.

b. Evaluasi Alternatif

Setelah mengumpulkan informasi sebuah merek, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa merek yang menghasilkan produk yang sama. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.

Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan lain sebagainya.

Dalam tahap ini, konsumen akan mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan citra merek. Selain itu, pada tahap evaluasi alternatif konsumen juga membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai dan berujung pada keputusan pembelian.

c. Keputusan Pembelian

Apabila konsumen mengambil keputusan untuk membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian,

60 waktu pembelian dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benar-benar membeli produk.

d. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pascapembelian. Kotler dan Keller

(2012:194) menjelaskan bahwa konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan selanjutnya. Selain itu konsumen yang puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain.

Setelah melewati serangkain proses keputusan pembelian, seorang konsumen menentukan kepercayaan terhadap suatu merek, maka konsumen membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli produk yang paling disukai dan dibutuhkan.

I. Penelitian Terdahulu

1. Nama Peneliti: Sandi Fitra

Judul Penelitian: PENGARUH PRODUK, HARGA, FASILITAS DAN

LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN BERBELANJA DI

PUSAT GROSIR SURABAYA. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol.2 No.2 tahun 2013

61

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 1 Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Produk Analisis Menggunakan Terdapat pada Dalam (X1), Harga Regresi variabel harga variabel yang penelitian (X2), Linier dan lokasi mempengaruhi ini produk, Fasilitas Berganda sebagai keputusan harga, (X3), Lokasi variabel pembelian. fasilitas dan (X4), independen dan Penelitian lokasi Keputusan keputusan tersebut secara Berbelanja pembelian menggunakan simultan (Y) sebagai produk dan serta parsial variabel fasilitas berpengaruh dependen, serta sebagai signifikan metode variabel terhadap penelitian independen. keputusan regresi linier berbelanja. berganda.

2. Nama Peneliti: Ratna Dwi Kartika dan Sri Rahayu Tri Astuti

Judul Penelitian: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK,

PERSEPSI HARGA DAN WORD OF MOUTH COMMUNICATION

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL PADA CV. MEGA JAYA

MEBEL SEMARANG. Diponegoro Journal of Management Vol. 1 No. 1 tahun

2012, Hal 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr

62

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 2 Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Kualitas Analisis Menggunakan Terdapat pada Dalam Produk (X1), Regresi variabel variabel yang penelitian Persepsi Linier persepsi mempengaruhi ini kualitas Harga (X2), Berganda harga dan keputusan produk, Word of Word of pembelian. persepsi Mouth Mouth Penelitian harga dan Communicati sebagai tersebut Word of on (X3), variabel menggunakan Mouth Keputusan independen produk secara Pembelian dan sebagai simultan (Y) keputusan variabel serta parsial pembelian independen. berpengaruh sebagai terhadap variabel keputusan dependen, pembelian. serta metode penelitian regresi linier berganda.

3. Nama Peneliti: Junio Andreti, Nabila H. Zhafira, Sheila S. Akmal dan

Suresh Kumar

Judul Penelitian: THE ANALYSIS OF PRODUCT, PRICE, PLACE,

PROMOTION, AND SERVICE QUALITY ON COSTOMERS BUYING

DECISION OF CONVENIENCE STORE: A SURVEY OF YOUNG ADULT

INBEKASI, WEST JAVA, INDONESIA. International Journal of Advances in

Management and Economicswww.managementjournal.info ISSN: 2278-3369

63

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu 3 Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Produk Analisis Menggunakan Terdapat pada Dalam (X1), Harga Regresi variabel harga variabel yang penelitian (X2), Lokasi Linier dan lokasi mempengaruhi ini harga, (X3), Berganda, sebagai keputusan promosi dan Promosi Analisis variabel pembelian. kualitas (X4), Korelasi dan independen Penelitian layanan Kualitas Analisis dan tersebut berpengaruh Pelayanan Variansi keputusan menggunakan positif (X5), (ANOVA) pembelian produk, terhadap Keputusan sebagai promosi dan keputusan Pembelian variabel kualitas pembelian. (Y) dependen, pelayanan serta metode sebagai penelitian variabel regresi linier independen. berganda.

4. Nama Peneliti: Charlie Bernando dan Arief Bowo Prayoga K

Judul Penelitian: JURNAL PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN

PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PRODUK ENERVON-C. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu

Buana, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No. 3, November 2015

64

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu 4 Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Persepsi Analisis Menggunakan Terdapat pada Dalam Harga (X1), Regresi variabel variabel yang penelitian Promosi Linier persepsi harga mempengaruhi ini promosi (X2), Berganda sebagai keputusan dan persepsi Keputusan variabel pembelian. harga secara Pembelian independen dan Penelitian simultan (Y) keputusan tersebut berpengaruh pembelian menggunakan signifikan sebagai promosi terhadap variabel sebagai keputusan dependen, serta variabel pembelian metode independen. serta secara penelitian parsial regresi linier berpengaruh berganda. signifikan terhadap keputusan pembelian.

5. Nama Peneliti: Pinta Gustiana Masda

Judul Penelitian: PENGARUH INOVASI PRODUK DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GAMALAI DI KOTA

PAYAKUMBUH. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI

PADANG, 2014

65

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu 5

Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Inovasi Analisis Menggunakan Terdapat pada Dalam Produk Regresi variabel inovasi variabel yang penelitian (X1), Harga Linier produk sebagai mempengaruhi ini inovasi (X2), Berganda variabel keputusan produk dan Keputusan independen dan pembelian. harga secara Pembelian keputusan Penelitian simultan (Y) pembelian tersebut berpengaruh sebagai menggunakan signifikan variabel harga sebagai terhadap dependen, serta variabel keputusan metode independen. pembelian, penelitian hargasecara regresi linier parsial berganda. berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tetapi inovasi produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

6. Nama Peneliti: Achmad Jamaluddin, Zainul Arifin dan Kadarisma

Hidayat

66

Judul Penelitian: PENGARUH PROMOSI ONLINE DAN PERSEPSI

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Pelanggan

Aryka Shop di Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.21 No.1

April tahun 2015

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu 6 Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Promosi Analisis Menggunakan Terdapat pada Dalam Online Regresi variabel variabel yang penelitian (X1), Linier persepsi harga mempengaruhi ini promosi Persepsi Berganda sebagai keputusan online dan Harga variabel pembelian. persepsi (X2), independen dan Penelitian harga secara Keputusan keputusan tersebut simultan Pembelian pembelian menggunakan serta parsial (Y) sebagai promosi berpengaruh variabel online sebagai signifikan dependen, serta variabel terhadap metode independen. keputusan penelitian pembelian. regresi linier berganda.

7. Nama Peneliti: Wilson Setiawan dan Drs. Sugiono Sugiharto M.M.

Judul Penelitian: PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN TOYOTA AVANZA TIPE G DI SURABAYA.

Jurnal Strategi Pemasaran, Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.2 No.1 tahun

2014

67

Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu 7 Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Produk Wawancara Menggunakan Terdapat pada Dalam (X1), Harga dan harga, lokasi, variabel yang penelitian (X2), Lokasi kuesioner dan keputusan mempengaruhi ini produk, (X3), pembelian keputusan harga, Promosi sebagai pembelian. lokasi dan (X4), variabel. Penelitian promosi Keputusan tersebut secara Pembelian menggunakan simultan (Y) produk dan serta parsial promosi berpengaruh sebagai signifikan variabel. terhadap keputusan pembelian.

J. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini secara

sistematis dan sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

68

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran

Inovasi Produk Persepsi Harga Lokasi Word of Mouth

Keputusan Pembelian

Uji Kualitas Data:

1. Uji Validitas

2. UjiReliabilitas

Uji Asumsi Klasik:

1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hipotesis:

1. Uji t

2. Uji F

Analisis Regresi Linear Berganda

Uji Koefisien Determinasi(Adjusted R2)

Kesimpulan

K. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban-jawaban

69 yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris (Sugiyono, 2013:100). Hipotesis dalam penelitian ini antara lain:

1. Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

2. Ho : β2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

Ha : β2 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

3. Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara lokasi terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

Ha : β3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara lokasi terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

4. Ho : β4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

70

Ha : β4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

5. Ho : β1,2,3,4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth terhadap proses keputusan pembelian

Venus Bakery.

Ha : β1,2,3,4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth terhadap proses keputusan pembelian Venus Bakery.

71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada responden yang memenuhi syarat tertentu. Waktu penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2016.

2. Variabel Penelitian

Variabel di dalam penelitian yang peneliti laksanakan terdiri dari inovasi produk, persepsi harga, lokasidan word of mouth sebagai variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Untuk selanjutnya variabel-variabel independen tersebut akan dianalisis seberapa besar variabel- variabel tersebut mempengaruhi keputusan pembelian (variabel dependen) konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

72

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subyek atau obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau pun subyek (Sugiyono, 2013:115).

Penelitian ini memilih responden yaitu konsumen Venus Bakery Jalan

Pajajaran Bogor Timur yang jumlahnya tidak dapat terdeteksi dengan jelas, dikarenakan pembeli atau pengunjung toko tidak dapat ditentukan jumlahnya secara pasti dari setiap periode waktu. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan pengambilan sampel. Peneliti menyebarkan kuesioner online kepada responden dengan syarat tertentu yaitu responden adalah konsumen yang pernah mengkonsumsi Venus Bakery dan berkunjung ke toko Venus Bakery

Jalan Pajajaran Bogor Timur.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

73

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2013:116).

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:120). Metode non-probability yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan. Dimana peneliti mengambil sampel secara kebetulan yang kemudian dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan (Noor, 2015:155).

Peneliti menggunakan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan kriteria bahwa responden pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan pernah membeli produk di toko Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor

Timur.Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk mengetahui besarnya sampel yaitu menggunakan teknik sampling kemudahan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyeleksi dengan menyaring kuesioner yang ada, apabila orang-orang tersebut diketahui. Misalnya digunakan sampel untuk mengestimasi , kita dapat (1- )% yakin bahwa error tidak melebihi

nilai tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n, dimana 2 dalam

Riduwan dan Akdon (2013:255). 74

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Ukuran tingkat kepercayaan dengan = 0,05 (tingkat kepercayaan 95% berarti Z ½. 95% = Z. 0,475 dalam tabel ditemukan 1,96)

= Standar deviasi

= Standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% =

0,05)

Dengan perhitungan:

2

( )( ) 2 96,04

Dari hasil perhitungan, sampel yang didapat yaitu sebesar 96,04 untuk lebih memudahkan maka dibulatkan menjadi 100 responden. Jadi penelitian ini menggunakan 100 responden untuk dijadikan sampel penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data, dapat berupa sumber primer dan sumber sekunder

(Sugiyono, 2009:193).

75

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpul data. Dan jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi

(pengamatan) dan gabungan ketiganya. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden (dalam hal ini konsumen Venus Bakery yang pernah mengkonsumsi dan berkunjung ke toko Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur) meliputi identitas dan tanggapan responden.

Kuesioner sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:199).Dalam kuesioner ini terdapat rancangan pertanyaan yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian, dimana jawaban-jawaban yang diperoleh akan diolah untuk dapat menjawab hipotesis yang telah dibuat, guna membantu dalam memecahkan masalah yang diteliti.

Pada kuesioner ini peneliti menggunakan skala likert, karena yang akan diteliti adalah sikap, pendapat dan persepsi konsumen mengenai bauran pemasaran dari Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur, yaitu dengan rentangan 1 sampai dengan 5. Tanggapan yang paling positif (sangat setuju) diberi nilai paling tinggi dan tanggapan paling negatif (sangat tidak setuju) 76

diberi nilai paling rendah. Penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checkmark, dengan rincian sebagai berikut:

Kategori Nilai

Sangat setuju/selalu/sangat 5 positif

Setuju/sering/positif 4

Ragu-ragu/kadang- 3 kadang/netral

Tidak setuju/hampir tidak 2 pernah/negatif

Sangat tidak setuju/tidak 1 pernah

Sumber:Sugiyono(2013:133) 2. Sumber Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono, 2009:193).Data sekunder umunya diperoleh oleh pendiri untuk memberikan informasi dan gambaran tambahan untuk diproses lebih lanjut.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal, literatur atau tulisan lain yang dianggap berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dengan menggunakan laporan tertulis ataupun penelitian sebelumnya dan informasi dokumentasi lain yang dapat diambil melaluisistem online

(internet).

77

Dalam proses pengumpulan data sekunder ini, peneliti mengumpulkan data-data yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian. Sehingga dapat memenuhi materi pendukung dalam menunjang penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk menjawab suatu permasalahan, dalam hal ini adalah mengenai apakah terdapat pengaruh inovasi produk, persepsi harga, lokasidan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Adapun pendekatan deskriptif yang digunakan melalui pendekatan survei atau penyebaran kuesioner.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dariinovasi produk, persepsi harga, lokasidan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian. Penulis melakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang dianalisis berdasarkan bantuan perangkat lunak yaitu SPSS. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

SS = Sangat Setuju diberi skor 5 S = Setuju diberi skor 4 R = Ragu-ragu diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2

78

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 1. Uji Kualitas Data

Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu data dalam penelitian. Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini adalah jumlah sampel.

Suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan valid, apabila rhitung>rtabel dan nilai

positif, namun jika rhitung< rtabel, maka dinyatakan tidak valid dan nilai negatif.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

79

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel, jika nilai cronbach alpha> 0,70. (Ghozali, 2011:48). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus cronbach alpha, untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dari ke lima variabel penelitian jika hasil uji reliabilitas memberikan nilai alpha> 0,70.

2. Uji Asumsi Klasik

Tujuan dari asumsi klasik regresi linear berganda adalah untuk melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel yang dikenal dengan asumsi dasar regresi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (uji kolmogrov – smirnov), dengan penjelasan sebagai berikut

(Ghozali, 2011:147).

80

1) Uji Normalitas Secara Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Normalitas Secara Statistik

Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan apabila tidak berhati-hati dalam melihatnya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melengkapi uji normalitas secara grafik dengan uji normalitas secara statistik (Ghozali, 2011:163). Selain dengan melihat kurva normal p-plot, uji normalitas juga dapat dilakukan

81

menggunakan uji kolmogorov-smirnov.Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal (Santoso, 2012:193-196).

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2012:105), menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalahdilihat dari: 1) Nilai tolerance dan lawannya; 2)Variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskanoleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresikan terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh varibel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

82

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance>0,10 dan nilai

VIF < 10 (Ghozali, 2009:92).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun hasil pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Uji heteroskedastisitas secara grafik (Scatterplot)

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali,2011:125-126).

2) Uji heteroskedastisitas secara statistik

Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan yang

83

lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%, mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5%, mengindentifikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (individual) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,

2009:88).

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.

Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel coefficient pada kolom sig (significance).

Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

84

b. Uji F (Simultan)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2009:88).

Apabila nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisisregresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresilinear berganda digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah atau dinaik-turunkan (Sugiyono, 2005:211). Rumus matematis dari regresi linear berganda yang umum digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Y =a+ b1 X1 +b2X2 +b3X3 +b4X4 +e Keterangan : Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta 85

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Variabel Independen

X1 = Inovasi Produk

X2 = Persepsi Harga

X3 = Lokasi

X4 = Word of Mouth e = Error Sampling 5. Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen dan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat melalui Adjusted R Square karena variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini lebih dari dua. Dalam output

SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis

Adjusted R Square. Nilai R2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jika nilai Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen (Ghozali, 2009:87).

6. Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59).

86

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah inovasi produk (X1), persepsi harga (X2), lokasi(X3) dan Word of Mouth (X4).

2) Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y).

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Dimensi Indikator Skala Inovasi 1. Perluasan lini (line Likert Produk extention) (X1) Lukas dan Ferrel 2. Peniruan produk (me-too- (2000:240) product) 3. Produk benar-benar baru (new-to-the-world) Persepsi 1. Perbandingan harga Likert Harga (X2) dengan produk lain Stanton (2004) 2. Kesesuaian harga dengan dalam kualitas produk Iryanita 87

(2013) 3. Kesesuaian harga dengan manfaat produk Lokasi Lalu lintas pejalan 1. Lokasi dilaluibanyak Likert (X3) kaki pejalan kaki Berman dan Evans (2007:304) Lalu lintas kendaraan 2. Lokasidilalui banyak Likert kendaraan Fasilitas parkir 3. Tempat parkir yang luas Likert 4. Tempat parkir yang dekat dengan toko 5. Tempat parkir yang aman Transportasi umum 6. Lokasi dilalui transportasi Likert umum 7. Lokasi mudah diakses transportasi umum Komposisi toko 8. Ukuran toko cukup luas Likert dibandingkan toko di sekitarnya Letak tertentu 9. Toko mudahdilihat dari Likert jalan 10. Toko berada pada letak strategis 11. Toko memiliki bentuk yang tepat 12. Toko memiliki ukuran yang tepat 13. Toko memiliki kondisi bangunan yang baik Word of Volume 1. Sering mendengar produk Likert Mouth dalam percakapan sehari- (X4) hari Godes dan Mayzlim 2. Seringmelakukan diskusi 88

(2004) mengenai produk dengan orang lain 3. Sering mendapatkan rekomendasi produk dari orang lain 4. Sering mendengar produk dibicarakan oleh orang lain Dispersion 1. Mendengar produk dari Likert keluarga 2. Mendengar produk dari teman 3. Mendengar produk dari tetangga 4. Mendengar produk dari orang yang pernah mengkonsumsi 5. Mendengar produk dari orang yang belum pernah mengkonsumsi Proses Pengenalan masalah 1. Konsumen menyadari Likert Keputusan suatu masalah atau Pembelian kebutuhan yang dicari (Y) Kotler dan Keller (2012:166- 170) Pencarian informasi 2. Konsumen mencari Likert informasi lebih lanjut Evaluasi alternatif 3. Konsumen melakukan Likert evaluasi sebelum memutuskan untuk membeli Keputusan pembelian 4. Konsumen memutuskan Likert untuk membeli produk yang dibutuhkan atau

89

diinginkan Perilaku 5. Konsumen merasa puas Likert pascapembelian

Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2016

90

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan Venus Bakery

Venus Bakery merupakan perusahaan roti di Kota Bogor yang didirikan oleh kakak beradik bernama Hendra Saputra Hawidjaja dan Herliyanti

Hawidjaja yang memiliki latar belakang keahlian di bidang kuliner, khususnya pembuatan roti. Venus Bakery mencoba melakukan inovasi terhadap produk dari perusahaan rotinya. Inovasi tersebut dilakukan oleh pemilik untuk menarik minat pelanggan, melihat Kota Bogor merupakan salah satu destinasi wisata dalam negeri yang diminati baik oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

Venus Bakery berdiri pada tahun 1992 dengan status kepemilikan sendiri serta dikelola oleh anggota keluarga pemilik dan sejak tahun 2014 status kepemilikan berubah menjadi sebuah Perusahaan Terbuka. Venus Bakery lebih dikenal dengan sebutan ‘roti unyil’. Terciptanya sebutan ‘roti unyil’ merupakan wujud dari inovasi pemilik dalam menciptakan bentuk roti yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan roti-roti lain yang ada di pasaran.

Istilah ‘roti unyil’ diberikan oleh para pelanggan Venus Bakery karena ukuran roti yang tidak lebih besar dari 5 cm. Hal ini berdampak besar bagi perjalanan

91

Venus Bakery. Konsumen berdatangan untuk mencoba dan perlahan Venus

Bakery menjadi popular di masyarakat dan menjadi ikon Kota Bogor.

Pada awal beridirinya perusahaan, usaha pembuatan kue dan roti dijalankan oleh pemilik sebagai usaha kecil rumahan dan dengan ukuran yang sama seperti roti pada umumnya. Lokasi awal Venus Bakery terletak di Jalan

Siliwangi No. 27 A Bogor. Namun karena semakin ramainya konsumen yang membeli, toko Venus Bakery berpindah ke Jalan Pajajaran Komplek V Point

No. 1 Bantarjati, Bogor Timur yang berada tepat di samping Plaza Ekalokasari

Bogor Timur. Toko Venus Bakery beroperasi mulai jam 6 pagi sampai dengan jam 8 malam setiap harinya. Roti yang ditawarkan bertahan sampai dengan tiga hari, karena tidak menggunakan bahan pengawet.

Nilai tambah yang dimiliki Venus Bakery adalah cita rasa, kualitas, inovasi dari segi tampilan yang unik serta varian rasa yang beragam. Dari segi kualitas, perusahaan tidak akan mengganti bahan baku yang habis dengan kualitas bahan baku yang lebih rendah dengan tujuan untuk menjaga kualitas roti yang dihasilkan. Selain itu pemilik tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan pengempuk makanan pada produknya. Dari segi tampilan Venus Bakery memudahkan konsumen khususnya anak-anak dalam mengkonsumsi roti tersebut. Konsumen pun tidak harus selalu menghabiskan satu buah roti dengan porsi normal yang besar namun konsumen dapat mencoba berbagai varian rasa yang ditawarkan oleh Venus Bakery. Dalam sehari perusahaan mampu memproduksi ribuan Venus Bakery dengan didukung 50 orang tenaga kerja. Di

92

awal kehadirannya Venus Bakery mengeluarkan 10 varian rasa, namun seiring berjalannya waktu Venus Bakery berinovasi dengan 20 varian rasa. Sampai dengan tahun 2016 varian rasa Venus Bakery venus mencapai 30 rasa. Selain itu Venus Bakery juga menyediakan produk lain selain roti unyil, diantaranya roti keset atau roti sobek, pia dan donat dengan berbagai varian rasa namun tidak sebanyak varian rasa Venus Bakery.

Untuk menanggapi permintaan konsumen Venus Bakery yang semakin meluas, pemilik memilih untuk tidak membuka cabang tetapi diatasi dengan bekerjasama dengan pihak lain yang ingin menjadi pengecer. Venus Bakery memiliki 10 pengecer yang tersebar di beberapa lokasi baik dalam Kota Bogor maupun di luar Kota Bogor seperti Jakarta. Terdapat 10 outlet yang menjajakkan produk Venus Bakery yang mengambil produk langsung pada outlet pusatnya yang berada di Jalan Pajajaran Bogor Timur. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak menambah gerai resmi lainnya agar proses produksi tetap dalam pengawasan. Selain itu persepsi konsumen bahwa produk yang langsung dibeli pada outlet-nya lebih fresh dan pilihan rasa yang ada di outlet pusat lebih beragam dan lengkap karena apabila persediaan di etalase habis maka konsumen dapat menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan roti yang baru saja diproses dari dapur.

Sejak pertama kali berdiri tahun 1992 sampai dengan tahun 2016 Venus

Bakery memiliki empat jenis produk dengan variasi rasa yang tertera pada tabel berikut ini:

93

Tabel 4.1 Jenis dan Harga Produk Venus Bakery Jenis Harga (Rp) Roti Tawar - Besar 11.000 - Kecil 8.000 Roti Keset - Manis 13.000 - Cokelat 16.500 - Kismis 18.000 - Cokelat Keju 18.000 - Keju 20.000 - 4 Rasa 20.000 - Daging Asap 21.500 Pia - Cokelat 3.500 - Keju 4.000 - Cokelat Keju 4.000 - Kacang Ijo 4.000 - Pisang Keju 4.000 - Pisang Cokelat 4.000 Donat - Keju 5.000 - Kacang 5.000 - Abon 5.000 - Pisang Keju 5.000 - Pasta 5.000 - Sosis 5.000 - Daging 5.000 - Daging Asap 5.000 Roti Unyil (abon, asap ayam, asap sapi, 1.500 baso, sosis, sosis keju, keju, keju bulat, keju manis, keju panggang, cokelat, cokelat bulat, cokelat lilit, cokelat keju, cokelat kacang, cokelat kacang keju, cokelat misis, fla cokelat, srikaya, moka, susu, jagung, kacang, pisang, pisang cokelat, pisang keju, pisang cokelat keju, nanas, stroberi, kelapa, kismis, telur, , greentea, blueberry)

94

2. Visi dan Misi Venus Bakery

Visi: Memberikan yang terbaik kepada pelanggan, dengan tetap mempertahankan kualitas rasa.

Misi: Menjadi perusahaan roti yang dapat berkembang lebih luas lagi, menjadi terdepan dan nomor satu.

B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Venus Bakery Jalan

Pajajaran Bogor Timur. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden sebanyak 100 orang dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, profesi dan pendapatan. Adapun karakteristik klasifikasi demografis responden dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Jumlah Persentase (%) kelamin Pria 35 35% Wanita 65 65% Total 100 100% Sumber: data primer yang telah diolah, 2016

Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di

Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 35 orang atau 35% adalah responden pria dan 65 orang atau 65% adalah responden wanita.

95

2. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase (%) < 20 tahun 14 14% 20 – 30 tahun 81 81% 31 – 40 tahun 4 4% > 40 tahun 1 1% Total 100 100% Sumber: data primer yang telah diolah, 2016

Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di

Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 14 orang atau 14% adalah responden berusia < 20 tahun, 81 orang atau 81% adalah responden berusia 20 – 30 tahun,

4 orang atau 4% adalah responden berusia 31 – 40 tahun dan 1 orang atau 1% adalah responden berusia > 40 tahun.

3. Responden Berdasarkan Profesi

Tabel 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Profesi Profesi Jumlah Persentase (%) Mahasiswa 74 74% Karyawan 17 17% swasta Pegawai negeri 1 1% Lain-lain 8 8% Total 100 100% Sumber: data primer yang telah diolah, 2016

Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di

96

Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 74 orang atau 74% adalah responden berprofesi sebagai mahasiswa, 17 orang atau 17% adalah responden berprofesi sebagai karyawan swasta, 1 orang atau 1% adalah responden berprofesi sebagai pegawai negeri dan 8 orang atau 8% adalah responden berprofesi selain sebagai mahasiswa, karyawan swasta dan pegawai negeri.

4. Responden Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan Jumlah Persentase (%) < Rp 1.000.000 41 41% Rp 1.000.001 – 37 37% Rp 3.000.000 Rp. 3.000.001 12 12% – Rp 5.000.000 > Rp 5.000.000 10 10% Total 100 100% Sumber: data primer yang telah diolah, 2016

Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa 100 responden yang pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan mengunjungi toko Venus Bakery di

Jalan Pajajaran Bogor Timur terdiri dari 41 orang atau 41% adalah responden berpendapatan < Rp 1.000.000, 37 orang atau 37% adalah responden berpendapatan Rp 1.000.001 – Rp 3.000.000, 12 orang atau 12% adalah responden berpendapatan Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000 dan 10 orang atau 10% adalah responden berpendapatan > Rp 5.000.000.

97

C. Pembahasan Analisis Deskriptif

Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 100 responden pada

masing-masing variabel inovasi produk, persepsi harga, lokasi, word of mouth

dan proses keputusan pembelian maka dianalisis deskripsi persentase terhadap

hasil tanggapan responden terhadap 33 pernyataan berikut:

1. Deskripsi Variabel Inovasi Produk

Tabel 4.8 Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di pasar sebelumnya dengan rasa yang tidak biasa (roti unyil rasa jagung / durian / green tea / blueberry)

Frequency Percent Sangat Setuju 17 17% Setuju 65 65% Ragu-ragu 16 16% Tidak Setuju 1 1% Sangat Tidak 1 1% Setuju Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa 17 responden atau 17%

menyatakan sangat setuju, 65 responden atau 65% menyatakan setuju, 16

responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau 1% menyatakan

tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap

pernyataan bahwa Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di

pasar sebelumnya dengan rasa yang tidak biasa (Venus Bakery rasa jagung /

durian / green tea / blueberry).

98

Tabel 4.9 Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di perusahaan sebelumnya dengan jenis produk yang tidak biasa (pia) Frequency Percent Sangat Setuju 18 18% Setuju 55 55%

Ragu-ragu 21 21%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak 3 3%

Setuju

Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18% menyatakan sangat setuju, 55 responden atau 55% menyatakan setuju, 21 responden atau 21% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di perusahaan sebelumnya dengan jenis produk yang tidak biasa (Pia).

Tabel 4.10 Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di perusahaan dan pasar sebelumnya dengan ukuran yang tidak biasa (roti unyil) Frequency Percent

Sangat Setuju 22 22%

Setuju 53 53%

Ragu-ragu 18 18%

Tidak Setuju 6 6% Sangat Tidak 1 1% Setuju Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

99

Dari tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 22 responden atau 22% menyatakan sangat setuju, 53 responden atau 53% menyatakan setuju, 18 responden atau 18% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di perusahaan dan pasar sebelumnya dengan ukuran yang tidak biasa (roti unyil).

2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga

Tabel 4.11 Menurut saya harga produk Venus Bakery lebih murah dibandingkan pesaing

Frequency Percent

Sangat Setuju 14 14% Setuju 43 43% Ragu-ragu 36 36% Tidak Setuju 5 5% Sangat Tidak 2 2% Setuju Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 14 responden atau 14% menyatakan sangat setuju, 43 responden atau 43% menyatakan setuju, 36 responden atau 36% menyatakan ragu-ragu, 5 responden atau 5% menyatakan tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa harga produk Venus Bakery lebih murah dibandingkan produk lain.

100

Tabel 4.12 Menurut saya harga produk Venus Bakery sesuai dengan kualitas produk Frequency Percent Sangat Setuju 25 25% Setuju 66 66% Ragu-ragu 6 6% Tidak Setuju 3 3% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 25 responden atau 25% menyatakan sangat setuju, 66 responden atau 66% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan ragu-ragu dan 3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa harga produk Venus

Bakery sesuai dengan kualitas produk.

Tabel 4.13 Menurut saya harga produk Venus Bakery sesuai dengan manfaat produk Frequency Percent Sangat Setuju 18 18% Setuju 61 61% Ragu-ragu 17 17% Tidak Setuju 4 4% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 18% menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 17 responden atau 17% menyatakan ragu-ragu dan 4 responden atau 4%

101

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa harga produk Venus

Bakery sesuai dengan manfaat produk.

3. Deskripsi Variabel Lokasi

Tabel 4.14 Menurut saya toko Venus Bakery dilalui banyak pejalan kaki

Frequency Percent Sangat Setuju 1 19% Setuju 49 49%

Ragu-ragu 24 24%

Tidak Setuju 6 6%

Sangat Tidak 2 2%

Setuju

Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 19 responden atau 19% menyatakan sangat setuju, 49 responden atau 49% menyatakan setuju, 24 responden atau 24% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery dilalui banyak pejalan kaki.

Tabel 4.15 Menurut saya toko Venus Bakery dilalui banyak kendaraan Frequency Percent Sangat Setuju 27 27% Setuju 53 53% Ragu-ragu 12 12% Tidak Setuju 8 8% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 27 responden atau 27% menyatakan sangat setuju, 53 responden atau 53% menyatakan setuju, 12

102

responden atau 12% menyatakan ragu-ragu dan 8 responden atau 8% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery dilalui banyak kendaraan.

Tabel 4.16 Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery luas Frequency Percent Sangat Setuju 12 12% Setuju 37 37% Ragu-ragu 36 36% Tidak Setuju 12 12% Sangat Tidak 3 3% Setuju Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12% menyatakan sangat setuju, 37 responden atau 37% menyatakan setuju, 36 responden atau 36% menyatakan ragu-ragu, 12 responden atau 12% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa tempat parkir toko Venus Bakery luas.

Tabel 4.17 Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery dekat dengan toko Frequency Percent Sangat Setuju 19 19% Setuju 60 60% Ragu-ragu 16 16%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak 1 1%

Setuju

Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

103

Dari tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 19 responden atau 19% menyatakan sangat setuju, 60 responden atau 60% menyatakan setuju, 16 responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa tempat parkir toko Venus Bakery dekat dengan toko.

Tabel 4.18 Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery aman Frequency Percent Sangat Setuju 15 15% Setuju 58 58% Ragu-ragu 26 26% Tidak Setuju 1 1% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15% menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju, 26 responden atau 26% menyatakan ragu-ragu dan 1 responden atau 1% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa tempat parkir toko Venus

Bakery aman.

Tabel 4.19 Menurut saya tersedia transportasi umum di depan toko Venus Bakery Frequency Percent Sangat Setuju 26 26% Setuju 61 61% Ragu-ragu 11 11% Tidak Setuju 2 2% Total 100 100%

104

Dari tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau 26% menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 11 responden atau

11% menyatakan ragu-ragu dan 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa tersedia transportasi umum di depan toko Venus

Bakery.

Tabel 4.20 Menurut saya toko Venus Bakery mudah diakses transportasi umum Frequency Percent Sangat Setuju 20 20% Setuju 66 66% Ragu-ragu 13 13% Tidak Setuju 1 1% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20% menyatakan sangat setuju, 66 responden atau 66% menyatakan setuju, 13 responden atau 13% menyatakan ragu-ragu dan 1 responden atau 1% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery mudah diakses transportasi umum.

105

Tabel 4.21 Menurut saya ukuran toko Venus Bakery cukup luas dibandingkan toko di sekitarnya

Frequency Percent Sangat Setuju 16 16% Setuju 50 50% Ragu-ragu 29 29% Tidak Setuju 4 4% Sangat Tidak 1 1% Setuju Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 16 responden atau 16% menyatakan sangat setuju, 50 responden atau 50% menyatakan setuju, 29 responden atau 29% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa ukuran toko Venus Bakery cukup luas dibandingkan toko di sekitarnya.

Tabel 4.22 Menurut saya toko Venus Bakery mudah dilihat dari jalan Frequency Percent Sangat Setuju 21 21% Setuju 59 59% Ragu-ragu 13 13% Tidak Setuju 7 7% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 21% menyatakan sangat setuju, 59 responden atau 59% menyatakan setuju, 13 responden atau 13% menyatakan ragu-ragu dan 7 responden atau 7%

106

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery mudah dilihat dari jalan.

Tabel 4.23 Menurut saya toko Venus Bakery berada pada letak yang strategis Frequency Percent Sangat Setuju 24 24% Setuju 57 57% Ragu-ragu 15 15% Tidak Setuju 4 4% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24% menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 15 responden atau 15% menyatakan ragu-ragu dan 4 responden atau 4% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery berada pada letak yang strategis.

Tabel 4.24 Menurut saya toko Venus Bakery memiliki bentuk toko yang tepat Frequency Percent Sangat Setuju 19 19% Setuju 60 60% Ragu-ragu 16 16% Tidak Setuju 4 4% Sangat Tidak 1 1% Setuju Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15% menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju, 28 responden atau 28% menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4% menyatakan

107

tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery memiliki bentuk toko yang tepat.

Tabel 4.25 Menurut saya toko Venus Bakery memiliki ukuran toko yang tepat Frequency Percent Sangat Setuju 12 12% Setuju 57 57% Ragu-ragu 25 25% Tidak Setuju 6 6% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016 Dari tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12% menyatakan sangat setuju, 57 responden atau 57% menyatakan setuju, 25 responden atau 25% menyatakan ragu-ragu dan 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery memiliki ukuran toko yang tepat.

Tabel 4.26 Menurut saya toko Venus Bakery memiliki kondisi bangunan yang baik

Frequency Percent Sangat Setuju 15 15% Setuju 58 58% Ragu-ragu 25 25% Tidak Setuju 2 2% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 15 responden atau 15% menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju, 25 responden atau 25% menyatakan ragu-ragu dan 2 responden atau 2%

108

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa toko Venus Bakery memiliki kondisi bangunan yang baik.

4. Deskripsi Variabel Word of Mouth

Tabel 4.27 Saya sering mendengar Venus Bakery dalam percakapan sehari-hari Frequency Percent Sangat Setuju 13 13% Setuju 24 24% Ragu-ragu 35 35% Tidak Setuju 17 17% Sangat Tidak 1 1% Setuju Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 13% menyatakan sangat setuju, 24 responden atau 24% menyatakan setuju, 35 responden atau 35% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 17% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering mendengar Venus Bakery dalam percakapan sehari-hari.

109

Tabel 4.28 Saya sering melakukan diskusi mengenai Venus Bakery dengan orang lain Frequency Percent Sangat Setuju 7 7% Setuju 22 22% Ragu-ragu 34 34% Tidak Setuju 30 30% Sangat Tidak 7 7% Setuju Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 7 responden atau 7% menyatakan sangat setuju, 22 responden atau 22% menyatakan setuju, 34 responden atau 34% menyatakan ragu-ragu, 30 responden atau 30% menyatakan tidak setuju dan 7 responden atau 7% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering melakukan diskusi mengenai Venus Bakery dengan orang lain.

Tabel 4.29 Saya sering mendapat rekomendasi Venus Bakery dari orang lain Frequency Percent Sangat Setuju 12 12% Setuju 45 45% Ragu-ragu 28 28% Tidak Setuju 15 15% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.29 di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 12% menyatakan sangat setuju, 45 responden atau 45% menyatakan setuju, 28 responden atau 28% menyatakan ragu-ragu dan 15 responden atau 15%

110

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering mendapat rekomendasi Venus Bakery dari orang lain.

Tabel 4.30 Saya sering mendengar Venus Bakery dibicarakan orang lain Frequency Percent Sangat Setuju 11 11% Setuju 44 44% Ragu-ragu 30 30% Tidak Setuju 14 14% Sangat Tidak 1 1% Setuju

Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.30 di atas menjelaskan bahwa 11 responden atau 11% menyatakan sangat setuju, 44 responden atau 44% menyatakan setuju, 30 responden atau 30% menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 14% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden sering mendengar Venus Bakery dibicarakan orang lain.

Tabel 4.31 Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari keluarga Frequency Percent

Sangat Setuju 19 19% Setuju 56 56% Ragu-ragu 16 16%

Tidak Setuju 6 6%

Sangat Tidak 3 3% Setuju Total 100 100%

111

Dari tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa 19 responden atau 19% menyatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju, 16 responden atau 16% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus Bakery dari keluarga.

Tabel 4.32 Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari teman Frequency Percent Sangat Setuju 17 17% Setuju 52 52% Ragu-ragu 20 20% Tidak Setuju 8 8%

Sangat Tidak 3 3% Setuju

Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.32 di atas menjelaskan bahwa 17 responden atau 17% menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju, 20 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 8 responden atau 8% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus Bakery dari teman.

112

Tabel 4.33 Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari tetangga Frequency Percent Sangat Setuju 5 5% Setuju 33 33% Ragu-ragu 27 27% Tidak Setuju 24 24% Sangat Tidak 11 11% Setuju Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.33 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 5% menyatakan sangat setuju, 33 responden atau 33% menyatakan setuju, 27 responden atau 27% menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 24% menyatakan tidak setuju dan 11 responden atau 11% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus

Bakery dari tetangga.

Tabel 4.34 Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari orang yang pernah mengkonsumsi produk Frequency Percent Sangat Setuju 24 24% Setuju 62 62% Ragu-ragu 11 11% Tidak Setuju 3 3% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24% menyatakan sangat setuju, 62 responden atau 62% menyatakan setuju, 11 responden atau 11% menyatakan ragu-ragu dan 3 responden atau 3%

113

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus Bakery dari orang yang pernah mengkonsumsi produk

Venus Bakery.

Tabel 4.35 Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari orang yang belum pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery Frequency Percent Sangat Setuju 6 6% Setuju 23 23% Ragu-ragu 25 25% Tidak Setuju 27 27%

Sangat Tidak 19 19%

Setuju

Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.35 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 6% menyatakan sangat setuju, 23 responden atau 23% menyatakan setuju, 25 responden atau 25% menyatakan ragu-ragu, 27 responden atau 27% menyatakan tidak setuju dan 19 responden atau 19% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden mendengar produk roti Venus

Bakery dari orang yang belum pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery.

114

5. Deskripsi Variabel Proses Keputusan Pembelian

Tabel 4.36 Saya membutuhkan produk Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor Frequency Percent Sangat Setuju 28 28% Setuju 56 56% Ragu-ragu 12 12% Tidak Setuju 3 3% Sangat Tidak 1 1% Setuju Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.36 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28% menyatakan sangat setuju, 56 responden atau 56% menyatakan setuju, 12 responden atau 12% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden membutuhkan produk Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor.

Tabel 4.37 Sebelum membeli produk Venus Bakery saya mencari informasi oleh-oleh khas Kota Bogor dari keluarga / teman / tetangga / rekan Frequency Percent Sangat Setuju 24 24% Setuju 52 52% Ragu-ragu 12 12% Tidak Setuju 10 10% Sangat Tidak 2 2% Setuju Total 100 100%

Sumber: Olah data kuesioner, 2016

115

Dari tabel 4.37 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24% menyatakan sangat setuju, 52 responden atau 52% menyatakan setuju, 12 responden atau 12% menyatakan ragu-ragu, 10 responden atau 10% menyatakan tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden sebelum membeli produk Venus

Bakery mencari informasi oleh-oleh khas Kota Bogor dari keluarga / teman / tetangga / rekan.

Tabel 4.38 Saya membandingkan Venus Bakery dengan produk roti lainnya sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor Frequency Percent Sangat Setuju 20 20%

Setuju 48 48% Ragu-ragu 13 13% Tidak Setuju 16 16%

Sangat Tidak 3 3% Setuju Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.38 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 20% menyatakan sangat setuju, 48 responden atau 48% menyatakan setuju, 13 responden atau 13% menyatakan ragu-ragu, 16 responden atau 16% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden membandingkan Venus Bakery dengan produk roti lainnya sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor.

116

Tabel 4.39 Saya membeli produk Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor Frequency Percent Sangat Setuju 24 24% Setuju 61 61% Ragu-ragu 10 10% Tidak Setuju 5 5% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.39 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 24% menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 61% menyatakan setuju, 10 responden atau 10% menyatakan ragu-ragu dan 5 responden atau 5% menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden membeli produk

Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor.

Tabel 4.40 Saya merasakan kepuasan setelah membeli produk Venus Bakery Frequency Percent Sangat Setuju 28 28% Setuju 58 58% Ragu-ragu 13 13% Tidak Setuju 1 1% Total 100 100% Sumber: Olah data kuesioner, 2016

Dari tabel 4.40 di atas menjelaskan bahwa 28 responden atau 28% menyatakan sangat setuju, 58 responden atau 58% menyatakan setuju, 13 responden atau 13% menyatakan ragu-ragu dan 1 responden atau 1%

117

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa responden merasakan kepuasan setelah membeli produk Venus Bakery.

D. Hasil Uji Kualitas Data

1. Hasil Uji Validitas

Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Uji signifikansi dilakukan dengan cara

membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini adalah jumlah sampel yang digunakan adalah 30 responden. Maka

(df) = 30 – 2 = 28 pada r tabel. Dengan α = 5% atau 0,05 maka didapati rtabel sebesar 0,361. Maka suatu pertanyaan atau indikator dinyatakan valid, apabila

rhitung > 0,361 dan nilai positif dan begitu sebaliknya.

Tabel 4.2 Hasil Try Out Uji Validitas

Item rhitung rtabel Keterangan Pernyataan Inovasi Produk Inovasi Produk 0,789 0,361 Valid 1 Inovasi Produk 0,827 0,361 Valid 2 Inovasi Produk 0,834 0,361 Valid 3 Persepsi Harga Persepsi Harga 0,908 0,361 Valid 1 Persepsi Harga 0,794 0,361 Valid 2 Persepsi Harga 0,873 0,361 Valid 3 Lokasi Lokasi 1 0,615 0,361 Valid

118

Lokasi 2 0,538 0,361 Valid Lokasi 3 0,731 0,361 Valid Lokasi 4 0,748 0,361 Valid Lokasi 5 0,706 0,361 Valid Lokasi 6 0,608 0,361 Valid Lokasi 7 0,674 0,361 Valid Lokasi 8 0,542 0,361 Valid Lokasi 9 0,682 0,361 Valid Lokasi 10 0,654 0,361 Valid Lokasi 11 0,675 0,361 Valid Lokasi 12 0,562 0,361 Valid Lokasi 13 0,550 0,361 Valid Word of Mouth WOM 1 0,767 0,361 Valid WOM 2 0,871 0,361 Valid WOM 3 0,713 0,361 Valid WOM 4 0,730 0,361 Valid WOM 5 0,520 0,361 Valid WOM 6 0,514 0,361 Valid WOM 7 0,834 0,361 Valid WOM 8 0,438 0,361 Valid WOM 9 0,620 0,361 Valid Proses keputusan pembelian Proses 0,750 0,361 Valid keputusan pembelian 1 Proses 0,750 0,361 Valid keputusan pembelian 2 Proses 0,665 0,361 Valid keputusan pembelian 3 Proses 0,651 0,361 Valid keputusan pembelian 4 Proses 0,604 0,361 Valid keputusan pembelian 5 Sumber: SPSS data primer yang telah diolah, 2016

119

Hasil try out tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 33 item pernyataan yang diberikan kepada 30 responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari rtabel

0,361 yang berarti semua item pernyataan dinyatakan valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2011:48) uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel- variabel tersebut dikatakan reliabel apabila Cronbach Alpha-nya memiliki nilai

> 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Berikut ini adalah hasil uji validitas pada variabel penelitian inovasi produk, persepsi harga, lokasi, word of mouth dan proses keputusan pembelian. Untuk uji reliabilitas didapati hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Variabel Cronbach’s Alpha N of item Keterangan Inovasi Produk 0,750 3 Reliabel Persepsi Harga 0,788 3 Reliabel Lokasi 0,874 13 Reliabel Word of Mouth 0,850 9 Reliabel Proses 0,706 5 Reliabel keputusan pembelian Sumber: SPSS data primer yang telah diolah, 2016

120

Berdasarkan tabel 4.3 di atas semua variabel yaitu inovasi produk, persepsi harga, lokasi, word of mouth dan proses keputusan pembelian memiliki nilai cronbach’s alpha di atas 0,70 maka semua variabel dinyatakan reliabel.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dengan menggunakan pengolahan SPSS 16.0 menghasilkan grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Kurva Normal P-Plot

Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

121

Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari kurva normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari kurva ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas

(inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth terhadap proses keputusan pembelian).

Sementara itu untuk menguji normalitas data dengan statistik digunakan uji kolmogrov smirnov sebagai berikut:

Tabel 4.42

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.27871807

Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .041

Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .689

Asymp. Sig. (2-tailed) .730

a. Test distribution is Normal.

Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Berdasarkan tabel 4.42 besarnya nilai kolmogrov-smirnov adalah 0,689 serta dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual memiliki nilai asymp.

122

Sig 0,730 yang artinya > 0,05 dan ini mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal.

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil pengujian multikolinearitas dari model regresi dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.43 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Standar dized Unstandardized Coefficie Collinearity Coefficients nts Statistics

Std. Tolera Model B Error Beta T Sig. nce VIF

1 (Const 3.896 2.189 1.780 .078 ant)

IP .032 .139 .021 .232 .817 .788 1.270

PH .473 .159 .282 2.973 .004 .708 1.412

LOK .102 .049 .213 2.094 .039 .616 1.624

WOM .158 .049 .298 3.233 .002 .747 1.338

a. Dependent Variable: VAR00005 Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Berdasarkan hasil tabel 4.43 uji hasil multikolinearitas masing-masing variabel independen memiliki VIF < dari 10 dan tolerance > 0,10 yaitu untuk

123

variabel inovasi produk (X1) 1,270 dan 0,788, persepsi harga (X2) 1,412 dan

0,708, lokasi (X3) 1,624 dan 0,616, serta word of mouth (X4) 1,338 dan 0,747.

Maka dapat dinyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat multikolinearitas antara variabel dependen dengan variabel independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik dan secara statistik, berdasarkan hasil pegolahan data maka hasil scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik Scatterplot

Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa distribusi data tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar di atas maupun di bawah angka

124

nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2011:107). Selain itu berdasarkan hasil pengolahan data hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.44

Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik

Coefficientsa

Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 3.857 1.284 3.004 .003

VAR00001 .025 .081 .034 .302 .763

VAR00002 .015 .093 .020 .164 .870

VAR00003 -.034 .029 -.153 -1.195 .235

VAR00004 -.026 .029 -.105 -.900 .370

a. Dependent Variable: RES2 Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada persamaan regresi tersebut. Hal itu terlihat dari tidak adanya variabel bebas yang memiliki signifikansi di bawah 0,05. Variabel inovasi produk memiliki signifikansi 0,763, variabel persepsi harga memiliki signifikansi 0,870, variabel lokasi memiliki signifikansi 0,235 dan variabel word of mouth memiliki signifikansi 0,370. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ada masalah heteroskedastisitas atau bebas dari heteroskedastisitas.

125

F. Hasil Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.46

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 3.896 2.189 1.780 .078

INOVASI .032 .139 .021 .232 .817 PRODUK

PERSEPSI .473 .159 .282 2.973 .004 HARGA

LOKASI .102 .049 .213 2.094 .039

WOM .158 .049 .298 3.233 .002

a. Dependent Variable: PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Hasil uji t hitung pada tabel coefficient di atas dapat diketahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, diketahui hasil sebagai berikut:

126

a. Pengaruh Variabel inovasi produk (X1) terhadap proses keputusan pembelian (Y)

1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian

2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian

Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk inovasi produk sebesar 0,232 sedangkan t tabel sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 0,232 < t tabel

1,984 dan nilai signifikan untuk variabel inovasi produk sebesar 0,817 lebih besar dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian ditolak

(Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara inovasi produk terhadap proses keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel inovasi produk tidak berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery

Jalan Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pinta Gustiana Masda tahun 2014, dengan judul “Pengaruh

Inovasi Produk dan Harga terhadap keputusan pembelian Gamalai di Kota

Payakumbuh”, hasil menunjukkan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

b. Pengaruh persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian

127

1) Ho : β2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian

2) Ha : β2 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian

Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk persepsi harga sebesar 2,973 sedangkan t tabel sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 2,973 > t tabel

1,984 dan nilai signifikan untuk variabel persepsi harga sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian diterima

(Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi harga terhadap proses keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel persepsi harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Jalan

Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Charlie Bernando Halomoan Samosir dan Arief Bowo Prayogo

K tahun 2015, dengan judul “Jurnal Pengaruh Persepsi Harga dan Promosi terhadap keputusan pembelian Konsumen Produk Enervon-C”, hasil menunjukkan bahwa persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

c. Pengaruh lokasi terhadap proses keputusan pembelian

1) Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh lokasi antara terhadap proses keputusan pembelian

128

2) Ha : β3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara lokasi terhadap proses keputusan pembelian

Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk lokasi sebesar 2,094 sedangkan t tabel sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 2,094 > t tabel 1,984 dan nilai signifikan untuk variabel lokasi sebesar 0,039 yang lebih kecil dari 0,05.

Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi terhadap proses keputusan pembelian diterima (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi terhadap proses keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel lokasi berpengaruh terhadap proses proses keputusan pembelian produk Venus Bakery

Jalan Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sandi Fitra tahun 2013, dengan judul “Pengaruh Produk,

Harga, Fasilitas dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Berbelanja di

Pusat Grosir Surabaya”, hasil menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

d. Pengaruh Word of Mouth terhadap proses keputusan pembelian

1) Ho : β4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara Word of Mouth terhadap proses keputusan pembelian

2) Ha : β4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara Word of Mouth terhadap proses keputusan pembelian

129

Pada tabel 4.46 nilai t hitung untuk word of mouth sebesar 3,233 sedangkan t tabel sebesar 1,984, maka dapat diketahui t hitung 3,233 > t tabel

1,984 dan nilai signifikan untuk variabel word of mouth sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth terhadap proses keputusan pembelian diterima

(Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth terhadap proses keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel word of mouth berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Jalan

Pajajaran Bogor Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna Dwi Kartika Sari dan Sri Rahayu Tri Astuti tahun 2012, dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Word of Mouth Communication terhadap keputusan pembelian Mebel pada CV.

Mega Jaya Mebel Semarang”, hasil menunjukkan bahwa Word of Mouth berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

2. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui semua pengaruh variabel independen yang diuji pada tingkat signifikan 5%. Hasil uji koefisien signifikan dapat dilihat pada tabel berikut:

130

Tabel 4.47

Uji Signifikansi F (simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 338.177 4 84.544 15.624 .000a

Residual 514.063 95 5.411

Total 852.240 99 a. Predictors: (Constant), WOM, INOVASI PRODUK, PERSEPSI HARGA, LOKASI b. Dependent Variable: PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,000, karena tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk variabel proses

keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel inovasi

produk, persepsi harga, lokasi dan Word of Mouth secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel proses keputusan

pembelian.

G. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan sebagai alat analisis statistik

karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang

berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana

variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Pengujian

persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah dilakukan sebelumnya

memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang terlibat di dalamnya memenuhi

131

kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik tersebut. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian signifikansi model dan interprestasi model regresi.

Tabel 4.44

Hasil Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.896 2.189 1.780 .078

INOVASI .032 .139 .021 .232 .817 PRODUK

PERSEPSI .473 .159 .282 2.973 .004 HARGA

LOKASI .102 .049 .213 2.094 .039

WOM .158 .049 .298 3.233 .002

a. Dependent Variable: PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Berdasarkan tabel coefficients di atas dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 3,896 + 0,473.X2 + 0,102.X3 + 0,158.X4 + e

Keterangan:

Y = Proses keputusan pembelian

132

a = Konstanta atau intercept

b1 = Koefisien regresi inovasi produk

X1 = Inovasi Produk

b2 = Koefisien regresi persepsi harga

X2 = Persepsi Harga

b3 = Koefisien regresi lokasi

X3 = Lokasi

b4 = Koefisien regresi Word of Mouth

X4 = Word of Mouth

e = Standar eror

H. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen (inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (proses keputusan pembelian). Untuk mengetahui determinasi variabel yang diteliti dapat dilihat dari tabel berikut ini:

133

Tabel 4.45

Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate

1 .630a .397 .371 2.326

a. Predictors: (Constant), WOM, INOVASI PRODUK, PERSEPSI HARGA, LOKASI

b. Dependent Variable: PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Sumber: hasil output SPSS 16.0, 2016

Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi yang disesuaikan atau (R2) sebesar 0,371, hasil ini berarti variabel dependen proses keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel independen inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan word of mouth sebanyak 37,1%. Sedangkan sisanya sebanyak

62,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model ini.

134

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang konsumen Venus Bakery yang pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery dan pernah mengunjungi toko Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Inovasi produk secara parsial tidak berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Bogor.

2. Persepsi harga secara parsial berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Bogor.

3. Lokasi secara parsial berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Bogor.

4. Word of Mouth secara parsial berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Bogor.

135

5. Berdasarkan hasil uji F variabel inovasi produk, persepsi harga, lokasi dan Word of Mouth secara simultan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:

1. Saran Praktis

a. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa inovasi produk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Venus Bakery, hal ini mampu dijelaskan dalam penelitian yang menyebarkan kuesioner langsung kepada para konsumen Venus Bakery Jalan

Pajajaran Bogor Timur. Perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih banyak kepada para konsumen mengenai inovasi-inovasi yang dilakukan, baik berupa selembaran atau poster di toko maupun informasi di media sosial. Selain itu, perusahaan dapat mengeluarkan varian rasa, jenis produk serta bentuk dan ukuran baru lainnya yang sesuai dengan selera pasar dan perkembangan zaman.

Misalnya pasar kini diramaikan dengan jenis makanan yang mengandalkan rasa pedas, maka perusahaan mengeluarkan rasa roti yang pedas dengan level serta jenis, bentuk dan ukuran yang berbeda pula. Hal ini dilakukan agar konsumen mengenal bahwa perusahaan memiliki keluaran terbaru dari produknya dan berpotensi untuk dicoba oleh konsumen.

b. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen

136

Venus Bakery. Dalam memilih oleh-oleh khas Kota Bogor, konsumen cenderung memilih produk yang berkualitas, bermanfaat dan harga yang terjangkau. Akan tetapi dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, didapati bahwa pelanggan kurang setuju dengan harga produk Venus Bakery lebih murah dibandingkan produk pesaing, maka peneliti menyarankan agar perusahaan memberlakukan harga yang terjangkau terhadap produknya agar tetap menjadi pilihan konsumen, tanpa mengurangi kualitas dan manfaat produk. Perusahaan tetap harus menjaga kestabilan harga agar sesuai dengan kemampuan dan memenuhi persepsi konsumen Venus Bakery, dengan tidak memberatkan biaya apapun yang berimbas pada kenaikan harga.

c. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Venus

Bakery. Pada dasarnya pemilihan lokasi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan lokasi yang strategis, sehingga memberikan kemudahan bagi para konsumen untuk menemukan dan mengaksesnya. Akan tetapi dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, didapati bahwa pelanggan kurang setuju dengan lokasi Venus Bakery yang memiliki tempat parkir yang luas. Melihat hal tersebut, peneliti menyarankan agar perusahaan mampu melakukan pelebaran tempat parkir atau memilih lokasi yang memiliki fasilitas parkir yang memadai agar mampu menampung kendaraan konsumen yang hendak membeli produk di dalam toko. Selain itu suasana dalam toko yang nyaman juga harus diperhatikan oleh pihak perusahaan mengingat banyaknya jumlah konsumen

137

yang hendak membeli setiap minggu bahkan setiap harinya, sehingga menimbulkan antrian yang panjang. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan kursi bagi konsumen yang hendak mengantri, menyediakan fasilitas pendingin ruangan dan hotspot untuk mendukung promosi Venus

Bakery.

d. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa word of mouth mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen

Venus Bakery. Promosi yang dilakukan perusahaan sampai dengan saat ini hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan konsumen.

Kepuasan konsumen mendorong muncul dan tersebarnya promosi mulut ke mulut yang positif. Melihat manfaat yang cukup efektif bagi perusahaan, pihak perusahaan pun sebaiknya terus menjaga hubungan baik dengan konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dan memberikan pelayanan maksimal kepada konsumen sehingga citra produk di kalangan konsumen yang sudah merasa puas akan tetap dipertahankan dan konsumen menjadi loyal terhadap produk. Selain itu perusahaan dapat memanfaatkan internet untuk memperluas promosi perusahaan. Antara lain dengan membuat akun pada media sosial dan website resmi yang memuat segala bentuk update dari perusahaan, misalnya informasi produk dengan jenis dan rasa terbaru, informasi tentang komposisi dan kondisi ramainya toko serta informasi lainnya yang dapat menjadi wadah bagi konsumen agar tetap mendapatkan informasi tentang produk dan perusahaan serta teringat dan merasa dekat dengan produk.

138

2. Saran Akademis

Bagi para akademisi dan pembaca untuk memperluas penelitian dengan mempertimbangkan variabel-variabel lainnya yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, misalnya brand image, brand satisfaction, brand trust, brand awareness dan kualitas produk. Selain itu penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik penelitian yang berbeda misalnya dengan kualitatif.

Perbedaan ini akan menghasilkan data yang berbeda, yang diharapkan lebih lengkap karena adanya observasi dan wawancara yang lebih mendalam kepada sumber yang berkaitan dengan penelitian.

139

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin & Tantri, Francis 2013, Manajemen Pemasaran, PT. Rajagrafindo Persada, Depok.

Alma, Buchari 2008, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

Berman, Barry & Evans, Joel R 2007, Retail Management, Prentice Hall, New Jersey.

______2010, Retail Management: A Strategic Approach, 11th edition, Prentice Hall, New Jersey.

Ferrinadewi, Erna 2008, Merek dan Psikologi Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran, Cetakan Pertama, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Finell, Dorothy 2007, The Specialty Shop: How to Create Your Own Unique and Profitable Retail Business, Amacom, NewYork.

Ghozali, Imam 2009, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

______2011, Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

______2012, Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program IBM SPSS 20, Edisi 6, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

______2013, Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi, Cetakan Ketujuh, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

140

Godes, David & Mayzlim, Dina 2004, „Using Online Conversation to Study Word of Mouth Communication‟, Marketing Science, Vol. 23 No. 4, p. 545-560 http://econpapers.repec.org/ (Diakses pada tanggal 18 April 2016).

Hasan, Ali 2010, Marketing dari Mulut ke Mulut, Media Pressindo, Yogyakarta.

Indrawijaya, Sigit 2012, ‘Pengaruh Kualitas Produk dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Roti Manis Pada Industri Kecil di Kabupaten Sarolangun’, Mankeu, Vol. 1, No. 3, hal. 193-208 http://online-journal.unja.ac.id/ (Diakses pada tanggal 10 April 2016).

Iryanita, Rizky & Y. Sugiarto 2013, ‘Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga dan Persepsi Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Produk ATBM Pekalongan)’, Diponegoro Journal of Management, FEB Universitas Diponegoro, Semarang, Vol. 2, No.2 http://ejournal-s1.undip.ac.id/ (Diakses pada tanggal 15 Januari 2016).

J. Supranto & Limakrisna, Nandan 2007, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Kotler, Philip & Amstrong, Gerry 2003, Dasar-Dasar Pemasaran, Alih Bahasa Oleh: Sindoro dan Markplus, Jilid 1, Indeks, Jakarta.

Kotler, Philip & Amstrong, Gerry 2007, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta.

______2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Pertama, Jilid 12, Erlangga, Jakarta.

______2014, Principle of Marketing, 15th edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey. 141

Kotler, Philip & Keller, Kevin L 2009, Manajemen Pemasaran, Jilid Pertama, Edisi ke-12, Indeksia, Jakarta. ______2012, Marketing Management, 14th Edisi Global Edition, Pearson Education Limited, New Jersey.

Levy, Michael & Weitz, Barton A 2009, Retailing Management, 7th Edition, McGraw-Hill Irwin, New York.

Lovelock, Christopher & Jochen Wirtz 2011, Pemasaran Jasa: Manusia, Teknologi, Strategi, Jilid 1, Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta.

Lukas, B. A. & Ferrel, O. C 2000, ‘The Effect of Market Orientation on Product Innovation’, Journal of the Academy of Marketing Science, No. 2, Vol. 28, p. 239-247.

Lupiyoadi, Rambat 2006, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik, Salemba Empat, Jakarta.

MacLeod, H 2005, ‘Berbach was wrong’, diakses tanggal 12 Juni 2016, http://gapingvoid.com/2005/10/23/bernbach-was-wrong/.

Ma'ruf, Hendri 2006, Pemasaran Ritel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Masda, Pinta Gustiana 2014, ‘Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Galamai di Kota Payakumbuh’, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Mowen, Jhon C. & Minor, Michael 2002, Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta.

Nasution, H. N 2005, „Inovasi Organisasi : Konsep dan Pengukuran. Usahawan’, No. 09 th XXXIV.

Peter, Paul J. & Olson, Jerry C 2010, Consumer Behavior and Marketing Strategy, 9th Edition, McGraw Hill.

142

______2014, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Buku 2, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta.

Rangkuti, Freddy 2009, Mengukur Efektivitas Program Promosi & Analisis Kasus Menggunakan SPSS, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Riduwan & Akdon 2013, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Alfabeta, Bandung.

Rosen, Emanuel 2004, The Anatomy of Buzz: Kiat Pemasaran dari Mulut ke Mulut, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Samosir, Charlie Bernando Halomoan & Prayoga, Arief Bowo 2015, ‘Jurnal Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C’, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No. 3 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/ (Diakses pada tanggal 12 Juni 2016).

Santoso, Singgih 2012, Panduan Lengkap SPSS Versi 20, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Schiffman, Leon G. & Wisenblit, Joseph 2015, Consumer Behavior Edisi 11, Global Edition, Pearson Education Limited, New Jersey.

Sernovitz, Andy 2006, Word of Mouth Marketing. How Smart Companies Get People Talking, Kaplan Publishing, South Wacker Drive.

Sopiah & Syihabudhin 2008, Manajemen Bisnis Ritel, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Stanton, William J. & Y. Lamarto 1996, Prinsip Pemasaran, Jilid ke-1, Edisi ke-tujuh, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Sugiyono 2005, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

______2007, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

143

______2009, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketigabelas, CVAlfabeta, Bandung.

______2013, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Suharso, Puguh 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis, Cetakan Pertama, CV Alfabeta, Bandung.

Sumarwan, Ujang 2004, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia, Bogor.

Suryani, Tatik 2008, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran, Cetakan Pertama, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy 2008, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Utami, Christina 2008, Strategi Pemasaran Ritel, Edisi Pertama, Indeks, Indonesia.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor tahun 2005 dan 2014

Tarmizi, Tasrief 2015, „Kunjungan Wisatawan ke Bogor naik 10,5 persen‟, ANTARA NEWS, 6 April, diakses pada 13 Desember 2015, http://antaranews.com

Bramantoro, Toni 2010, „Konsumen Lebih Percaya Rekomendasi Teman Daripada Iklan‟, Tribun Bisnis, 10 Juni, diakses pada 12 Juni 2016, http://m.tribunnews.com

144

Lampiran 1 No. Responden: Kuesioner Penelitian Kepada Yth, Para Responden Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan sebagai syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi, saya Ravena Sif mahasiswi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, memohon Bapak/Ibu/Saudara/I dapat meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner ini. Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada Konsumen Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur)”. Jawaban jujur yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan akan sangat berguna bagi penelitian yang sedang saya lakukan. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih. A. Penyaringan Pertanyaan (Screening Question) 1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery? a. Ya (silahkan lanjutkan ke pertanyaan berikutnya) b. Tidak (pengisian kuesioner berakhir sampai disini)

2. Apakah Anda pernah membeli produk Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur? a. Ya (silahkan lanjutkan ke pertanyaan berikutnya) b. Tidak (pengisian kuesioner berakhir sampai disini)

3. Sudah berapa kali Anda mengunjungi toko Venus Bakery Jalan Pajajaran Bogor Timur? a. 1 kali c. 3 kali b. 2 kali d. > 3 kali *) coret yang tidak perlu

B. Identitas Responden 1. Nama Responden : …………………………………………

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Usia a. < 20 tahun c. 31 – 40 tahun b. 20 – 30 tahun d. > 40 tahun

4. Profesi a. Pegawai negeri c. Mahasiswa

145

b. Karyawan swasta d. Lain-lain

5. Pendapatan / bulan a. < Rp 1.000.000 c. Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000 b. Rp 1.000.001 – Rp 3.000.000 d. >Rp 5.000.000

C. Petunjuk Pengisian Silahkan memberi tanda checkmark ( √ ) pada kolom yang sesuai penilaian Anda. Tidak ada jawaban benar atau salah. Pemilihan kolom mencerminkan penilaian Anda dengan kriteria sebagai berikut.

Keterangan SS : Sangat Setuju S : Setuju KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

1. Inovasi Produk (X1) No. Keterangan SS S KS TS STS 1. Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di pasar sebelumnya dengan rasa yang tidak biasa (Roti Unyil rasa jagung / durian / green tea/ blueberry) 2. Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di perusahaan sebelumnya dengan jenis produk yang tidak biasa (Pia) 3. Menurut saya Venus Bakery mengeluarkan produk yang belum ada di perusahaan dan pasar sebelumnya dengan ukuran yang tidak biasa

146

(Roti Unyil)

2. Persepsi Harga (X2) No. Keterangan SS S KS TS STS 1. Menurut saya harga produk Venus Bakery lebih murah dibandingkan pesaing 2. Menurut saya harga produk Venus Bakery sesuai dengan kualitas produk 3. Menurut saya harga produk Venus Bakery sesuai dengan manfaat produk

3. Lokasi (X3) No. Keterangan SS S KS TS STS 1. Menurut saya toko Venus Bakery dilalui banyak pejalan kaki 2. Menurut saya toko Venus Bakery dilalui banyak kendaraan 3. Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakeryluas 4. Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery dekat dengan toko 5. Menurut saya tempat parkir toko Venus Bakery 147

aman 6. Menurut saya tersedia transportasi umum di depan toko Venus Bakery 7. Menurut saya toko Venus Bakery mudah diakses transportasi umum 8. Menurut saya ukuran toko Venus Bakery cukup luas dibandingkan toko di sekitarnya 9. Menurut saya toko Venus Bakery mudah dilihat dari jalan 10. Menurut saya toko Venus Bakery berada pada letak yang strategis 11. Menurut saya toko Venus Bakery memiliki bentuk toko yang tepat 12. Menurut saya toko Venus Bakery memiliki ukuran toko yang tepat 13. Menurut saya toko Venus Bakery memiliki kondisi bangunan yang baik

4. Word of Mouth (X4) No. Keterangan SS S KS TS STS

148

1. Saya sering mendengar Venus Bakery dalam percakapan sehari-hari 2. Saya sering melakukan diskusi mengenai Venus Bakery dengan orang lain 3. Saya sering mendapat rekomendasi Venus Bakery dari orang lain 4. Saya sering mendengar Venus Bakery dibicarakan orang lain 5. Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari keluarga 6. Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari teman 7. Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari tetangga 8. Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari orang yang pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery 9. Saya mendengar produk roti Venus Bakery dari orang yang belum pernah mengkonsumsi produk Venus Bakery

5. Proses Keputusan Pembelian (Y) No. Keterangan SS S KS TS STS 1. Saya membutuhkan produk Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor

149

2. Sebelum membeli produk Venus Bakery saya mencari informasi oleh- oleh khas Kota Bogor dari keluarga, teman, tetangga dan rekan 3. Saya membandingkan Venus Bakery dengan produk roti lainnya sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor 4. Saya membeli produk Venus Bakery sebagai oleh-oleh khas Kota Bogor 5. Saya merasakan kepuasan setelah membeli produk Venus Bakery

Lampiran 2 Hasil Jawaban Responden (Data Mentah) a. Variabel Inovasi Produk b. Variabel Persepsi Harga

N IP 1 IP 2 IP 3 TOTAL NO PH1 PH2 PH3 TOTAL O 1 1 5 5 5 15 5 5 5 15 2 4 4 3 11 2 3 4 3 10 3 4 4 5 13 3 4 4 5 13 4 4 4 4 12 4 4 4 4 12 5 4 5 5 14 5 4 5 5 14 6 3 4 3 10 6 2 4 3 9 7 4 4 4 12 7 4 4 4 12 8 4 4 4 12 8 4 4 4 12 9 3 3 4 10 9 3 3 4 10 10 4 5 4 13 10 4 5 4 13 11 5 5 5 15 11 5 5 5 15

150

12 4 5 5 14 12 4 5 5 14 13 4 4 4 12 13 4 4 4 12 14 4 4 4 12 14 3 4 4 11 15 4 5 4 13 15 4 5 4 13 16 4 4 4 12 16 4 4 4 12 17 4 3 3 10 17 3 3 3 9 18 4 5 3 12 18 5 5 5 15 19 5 5 5 15 19 1 4 4 9 20 3 4 4 11 20 3 4 4 11 21 4 4 4 12 21 4 4 4 12 22 4 4 4 12 22 3 4 4 11 23 4 4 4 12 23 4 4 4 12 24 4 4 4 12 24 3 4 4 11 25 3 4 4 11 25 2 4 4 10 26 4 4 4 12 26 5 5 5 15 27 5 5 5 15 27 4 5 4 13 28 4 5 4 13 28 4 5 5 14 29 4 5 5 14 29 4 4 4 12 30 5 4 4 13 30 1 4 3 8 31 5 5 5 15 31 4 4 4 12 32 4 4 4 12 32 5 4 4 13 33 5 3 5 13 33 5 5 5 15 34 4 4 5 13 34 3 4 3 10 35 5 5 5 15 35 4 5 5 14 36 4 4 4 12 36 4 4 4 12 37 2 2 2 6 37 3 2 2 7 38 4 4 4 12 38 3 4 3 10 39 4 4 4 12 39 4 4 4 12 40 3 3 3 9 40 3 4 3 10

151

41 4 3 5 12 41 4 4 4 12 42 4 3 4 11 42 3 4 4 11 43 4 3 3 10 43 4 4 4 12 44 3 4 4 11 44 5 5 4 14 45 3 2 4 9 45 3 4 4 11 46 4 4 4 12 46 4 4 3 11 47 4 3 2 9 47 3 4 4 11 48 4 4 3 11 48 3 4 4 11 49 4 4 4 12 49 4 4 4 12 50 4 4 4 12 50 5 5 4 14 51 4 5 4 13 51 3 4 4 11 52 4 4 4 12 52 4 4 4 12 53 5 1 1 7 53 5 5 5 15 54 5 4 4 13 54 4 4 3 11 55 4 4 3 11 55 3 4 3 10 56 4 3 3 10 56 2 5 4 11 57 5 3 4 12 57 4 5 4 13 58 4 4 4 12 58 4 4 3 11 59 4 4 4 12 59 4 4 4 12 60 3 3 3 9 60 4 4 4 12 61 1 4 5 10 61 4 4 4 12 62 3 3 3 9 62 2 4 4 10 63 4 4 4 12 63 3 3 4 10 64 4 4 4 12 64 4 4 4 12 65 3 2 3 8 65 3 4 4 11 66 3 4 4 11 66 4 4 4 12 67 4 4 4 12 67 4 4 4 12 68 5 3 5 13 68 4 5 5 14 69 4 4 4 12 69 4 5 4 13

152

70 4 4 4 12 70 3 4 5 12 71 4 4 5 13 71 5 4 3 12 72 4 4 2 10 72 4 4 4 12 73 5 5 5 15 73 3 3 3 9 74 4 4 5 13 74 3 4 4 11 75 5 5 4 14 75 3 5 5 13 76 3 1 2 6 76 2 5 5 12 77 5 3 5 13 77 4 4 5 13 78 4 4 4 12 78 3 3 3 9 79 4 4 4 12 79 3 4 3 10 80 4 4 4 12 80 4 4 4 12 81 4 3 4 11 81 4 2 2 8 82 5 5 5 15 82 5 5 5 15 83 4 5 5 14 83 3 4 4 11 84 3 3 4 10 84 3 4 4 11 85 3 3 2 8 85 3 2 2 7 86 4 4 3 11 86 5 4 2 11 87 4 4 4 12 87 4 5 4 13 88 4 4 4 12 88 3 4 4 11 89 4 3 3 10 89 3 4 4 11 90 4 4 4 12 90 3 4 3 10 91 5 4 5 14 91 5 5 5 15 92 4 3 3 10 92 3 3 4 10 93 4 4 2 10 93 3 4 3 10 94 3 4 3 10 94 3 4 4 11 95 3 1 3 7 95 3 4 4 11 96 4 3 4 11 96 3 5 4 12 97 4 3 4 11 97 4 4 4 12 98 4 4 4 12 98 4 4 4 12

153

99 4 4 4 12 99 4 4 4 12 10 100 0 4 4 3 11 5 4 4 13

c. Variabel Lokasi NO L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 TOTAL 1 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 60 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 57 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 59 6 4 2 3 4 3 2 4 5 4 4 3 5 2 45 7 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 45 8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 9 4 5 2 1 4 5 4 3 4 3 3 3 3 44 10 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 59 11 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 58 12 4 2 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 50 13 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 45 14 4 4 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 49 15 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 58 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 17 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 47 18 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 60 19 2 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 44 20 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 50 21 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 57 22 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 48 23 3 5 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 48 24 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 48

154

25 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 45 26 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 58 27 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 53 28 5 3 3 4 4 3 4 3 5 5 3 4 4 50 29 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 47 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 31 4 5 2 2 3 4 4 2 2 2 1 2 2 35 32 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 53 33 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 48 34 1 5 2 5 4 5 5 3 4 4 3 2 3 46 35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 36 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 59 37 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 29 38 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 46 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 40 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 41 41 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 2 3 39 42 4 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 48 43 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 53 44 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 55 45 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 46 46 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 53 47 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 3 3 4 48 48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 53 49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 50 5 5 2 4 3 5 5 3 3 5 4 3 3 50 51 3 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 48 52 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 53 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 61

155

54 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 48 55 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 47 56 3 4 2 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 47 57 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 50 58 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 48 59 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 60 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 49 61 4 5 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 46 62 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 48 63 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 48 64 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 65 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 44 66 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 49 67 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 49 68 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 59 69 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 70 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 54 71 5 5 4 2 5 4 5 5 4 4 4 4 4 55 72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 73 4 3 5 3 5 5 5 5 4 3 5 4 5 56 74 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 56 75 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 58 76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 49 77 1 2 3 4 4 3 4 5 4 2 2 5 5 44 78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 79 3 4 2 3 4 5 4 4 2 4 4 4 3 46 80 4 4 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 4 56 81 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 48 82 5 5 1 5 4 5 3 4 3 5 3 3 3 49

156

83 3 5 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 51 84 3 4 3 3 3 4 4 3 5 5 3 3 3 46 85 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 86 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 54 87 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 59 88 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 45 89 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 51 90 4 4 3 5 3 5 4 4 4 5 3 3 3 50 91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 93 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 43 94 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 44 95 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40 96 3 3 5 5 5 4 4 3 2 4 3 4 4 49 97 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 50 98 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 48 99 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 48 100 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 5 4 3 46

d. Word of Mouth N WO WO WO WO WO WOM WO WO WOM TOT O M1 M2 M3 M4 M5 6 M7 M8 9 AL 1 4 3 4 3 5 5 4 3 2 33 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 25 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 39 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 5 5 4 4 4 4 4 3 5 3 36 6 5 4 2 4 4 2 2 4 4 31 7 2 2 4 4 4 3 2 4 2 27

157

8 2 2 4 2 3 4 2 2 4 25 9 4 1 3 3 4 5 1 3 2 26 10 5 5 5 5 5 4 4 5 4 42 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 12 3 2 4 4 4 2 2 4 3 28 13 2 2 4 2 4 3 2 3 2 24 14 4 4 4 4 4 4 3 4 1 32 15 4 4 4 4 5 4 4 5 4 38 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 17 3 3 3 4 4 4 2 3 1 27 18 3 3 3 3 5 3 3 5 3 31 19 3 3 2 4 2 2 1 4 1 22 20 5 3 4 5 4 4 4 4 2 35 21 5 4 5 4 3 4 4 5 2 36 22 4 2 4 4 4 4 2 4 2 30 23 2 2 3 3 3 5 1 4 1 24 24 2 2 4 2 4 2 4 4 4 28 25 2 2 2 2 4 2 2 4 2 22 26 4 5 4 4 5 5 4 2 5 38 27 3 3 3 4 4 4 2 4 2 29 28 3 1 2 2 5 3 1 3 1 21 29 2 2 2 3 3 3 3 4 3 25 30 4 2 4 4 4 2 2 4 1 27 31 2 1 2 2 4 4 2 4 1 22 32 4 4 5 4 5 4 4 3 4 37 33 3 3 5 5 5 5 4 5 3 38 34 2 2 4 4 1 4 1 5 1 24 35 4 3 3 3 4 5 3 5 3 33 36 4 5 5 4 5 5 5 5 4 42

158

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 38 4 4 4 4 3 4 3 4 3 33 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 40 2 1 2 3 4 3 3 4 2 24 41 3 3 3 2 4 3 4 4 4 30 42 3 2 3 4 4 1 1 4 1 23 43 3 3 4 4 3 4 4 4 3 32 44 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35 45 2 2 2 4 2 4 3 4 4 27 46 4 4 4 5 4 4 4 5 4 38 47 3 3 3 3 4 4 4 4 3 31 48 3 3 3 3 4 1 1 4 1 23 49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 50 5 3 4 4 5 5 4 4 3 37 51 2 2 3 4 5 4 1 4 2 27 52 2 2 2 4 4 4 2 4 1 25 53 5 5 5 5 1 5 1 5 1 33 54 3 2 3 4 4 4 3 3 3 29 55 3 2 3 3 4 3 3 3 2 26 56 4 3 4 4 4 4 4 4 2 33 57 5 4 4 4 5 3 3 5 1 34 58 3 2 3 3 4 4 2 4 2 27 59 3 3 3 3 3 3 3 4 4 29 60 3 1 3 2 1 4 1 4 1 20 61 3 1 5 3 5 1 1 4 1 24 62 2 2 3 3 3 3 3 3 3 25 63 4 4 3 3 4 4 4 3 4 33 64 3 3 3 3 3 4 3 4 4 30 65 4 3 4 4 4 4 2 4 3 32

159

66 3 3 4 4 3 4 2 4 2 29 67 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34 68 4 4 4 4 4 5 4 5 5 39 69 5 3 5 5 4 4 4 5 3 38 70 5 3 4 3 5 3 3 5 3 34 71 3 4 4 3 5 5 5 5 5 39 72 2 2 4 2 4 2 2 4 2 24 73 5 2 2 3 4 3 3 5 2 29 74 4 3 3 3 3 4 3 5 1 29 75 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34 76 3 4 4 4 4 4 4 4 3 34 77 5 3 4 5 4 4 4 5 3 37 78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 79 3 2 3 3 3 3 3 4 3 27 80 4 3 5 5 4 5 3 5 5 39 81 3 2 2 2 4 4 2 4 1 24 82 4 4 4 4 3 4 2 4 1 30 83 4 2 3 4 5 3 3 5 2 31 84 3 3 4 3 3 3 3 4 2 28 85 4 4 4 4 4 4 4 4 2 34 86 4 4 5 3 2 4 4 4 5 35 87 4 5 4 5 4 5 4 5 4 40 88 2 3 4 3 4 5 3 4 2 30 89 4 3 2 4 5 3 3 4 3 31 90 4 2 2 3 5 5 5 5 2 33 91 3 3 5 3 4 5 4 4 3 34 92 3 3 4 4 4 4 4 4 3 33 93 3 3 3 3 4 3 3 4 3 29 94 3 3 3 4 2 4 2 4 2 27

160

95 2 2 2 2 4 4 3 4 3 26 96 1 1 4 1 4 4 2 4 1 22 97 4 2 3 2 4 2 2 2 2 23 98 3 2 3 3 2 4 2 4 2 25 99 3 2 3 3 2 4 2 4 2 25 10 0 4 4 4 2 4 4 2 4 2 30

e. Variabel Proses Keputusan Pembelian NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 TOTAL 1 4 5 3 4 5 21 2 4 3 4 4 4 19 3 5 4 5 4 5 23 4 3 3 3 3 3 15 5 5 5 4 4 5 23 6 2 2 4 3 3 14 7 4 2 2 4 4 16 8 4 4 5 5 5 23 9 1 5 5 3 3 17 10 5 5 5 5 5 25 11 5 5 5 5 4 24 12 4 4 3 4 4 19 13 4 2 2 4 4 16 14 5 5 4 4 3 21 15 5 4 4 4 5 22 16 4 4 4 4 4 20 17 2 2 2 2 3 11 18 5 5 5 2 4 21 19 4 2 2 5 5 18 20 4 4 4 4 4 20

161

21 4 4 1 4 4 17 22 5 4 4 4 4 21 23 5 4 4 4 5 22 24 4 5 1 5 4 19 25 2 2 2 2 4 12 26 4 5 5 4 5 23 27 5 3 4 4 5 21 28 5 3 2 3 4 17 29 4 4 5 5 3 21 30 4 4 4 4 4 20 31 4 4 4 4 4 20 32 4 4 4 4 5 21 33 5 5 5 5 5 25 34 5 4 2 4 4 19 35 4 4 4 4 4 20 36 5 5 4 5 5 24 37 4 4 4 4 4 20 38 4 4 3 3 4 18 39 4 4 4 4 4 20 40 4 2 3 4 3 16 41 4 4 4 4 4 20 42 4 4 4 4 4 20 43 3 4 5 4 5 21 44 4 3 4 4 4 19 45 4 3 2 4 3 16 46 4 4 5 4 4 21 47 4 4 4 4 4 20 48 4 4 4 4 4 20 49 4 4 4 4 4 20

162

50 4 5 4 4 4 21 51 5 2 2 5 5 19 52 4 1 2 4 4 15 53 5 5 5 5 5 25 54 4 5 4 5 4 22 55 3 3 4 3 4 17 56 4 3 4 4 4 19 57 5 4 5 5 5 24 58 4 2 2 4 2 14 59 3 3 4 4 3 17 60 3 5 2 3 4 17 61 5 4 2 5 5 21 62 4 3 3 3 4 17 63 3 4 3 4 4 18 64 4 4 4 4 5 21 65 4 4 2 4 4 18 66 4 4 4 4 4 20 67 4 4 4 4 4 20 68 5 4 5 5 5 24 69 4 5 4 4 5 22 70 4 5 5 5 5 24 71 4 4 4 4 4 20 72 3 4 4 4 4 19 73 3 5 3 2 3 16 74 5 5 5 5 4 24 75 5 5 5 5 5 25 76 4 3 3 4 4 18 77 5 1 1 5 4 16 78 4 4 3 4 4 19

163

79 3 4 3 3 3 16 80 4 4 4 4 5 21 81 3 4 4 3 3 17 82 5 5 5 5 5 25 83 4 3 4 4 4 19 84 5 2 4 5 5 21 85 4 4 4 4 4 20 86 5 5 4 5 4 23 87 4 4 4 5 4 21 88 4 4 4 4 4 20 89 5 5 5 5 5 25 90 3 4 3 4 4 18 91 5 5 5 5 5 25 92 4 4 4 4 4 20 93 5 4 4 4 4 21 94 4 4 4 4 4 20 95 3 4 4 2 3 16 96 4 4 4 4 4 20 97 4 4 4 4 4 20 98 4 4 2 4 4 18 99 4 4 2 4 4 18 100 4 4 3 4 4 19

164

Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Variabel Inovasi Produk

Correlations

VAR00001 VAR00002 VAR00003 TOTAL

VAR00001 Pearson Correlation 1 .489** .480** .789**

Sig. (2-tailed) .006 .007 .000

N 30 30 30 30

VAR00002 Pearson Correlation .489** 1 .534** .827**

Sig. (2-tailed) .006 .002 .000

N 30 30 30 30

VAR00003 Pearson Correlation .480** .534** 1 .834**

Sig. (2-tailed) .007 .002 .000

N 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation .789** .827** .834** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.750 3

Variabel Persepsi Harga

Correlations

VAR00001 VAR00002 VAR00003 TOTAL

VAR00001 Pearson Correlation 1 .538** .671** .908**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000

N 30 30 30 30

VAR00002 Pearson Correlation .538** 1 .652** .794**

165

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000

N 30 30 30 30

VAR00003 Pearson Correlation .671** .652** 1 .873**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation .908** .794** .873** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.788 3

Variabel Lokasi

Correlations

VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA T R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 O 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 T 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 AL

VA Pear R0 son .6 .35 .49 .30 .45 .23 .38 .27 .44 .30 .12 .24 .41 00 Corr 1 15 0 5** 2 8* 4 3* 4 6* 5 7 0 2* 01 elati ** on

Sig. (2- .05 .00 .10 .01 .21 .03 .14 .01 .10 .50 .20 .02 .0 taile 8 5 4 1 2 7 3 3 2 5 2 4 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

166

VA Pear R0 son - .5 .35 .42 .18 .38 .73 .20 .23 .16 .03 .26 .23 00 Corr 1 .02 38 0 1* 8 0* 2** 9 0 4 0 3 2 02 elati 2 ** on

Sig. (2- .05 .02 .32 .03 .00 .26 .22 .38 .87 .16 .90 .21 .0 taile 8 1 0 8 0 7 1 6 3 1 8 7 02 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .7 .49 .42 .56 .34 .30 .30 .33 .26 .37 .67 .44 .33 00 Corr 1 31 5** 1* 9** 3 1 2 6 8 2* 0** 3* 4 03 elati ** on

Sig. (2- .00 .02 .00 .06 .10 .10 .06 .15 .04 .00 .01 .07 .0 taile 5 1 1 4 7 5 9 2 3 0 4 1 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .7 .30 .18 .56 .47 .30 .53 .62 .44 .61 .46 .39 .32 00 Corr 1 48 2 8 9** 1** 1 7** 9** 9* 2** 7** 5* 1 04 elati ** on

Sig. (2- .10 .32 .00 .00 .10 .00 .00 .01 .00 .00 .03 .08 .0 taile 4 0 1 9 6 2 0 3 0 9 1 4 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .7 .45 .38 .34 .47 .54 .53 .24 .58 .43 .37 .29 .27 00 Corr 1 06 8* 0* 3 1** 1** 0** 7 7** 3* 8* 2 8 05 elati ** on

167

Sig. (2- .01 .03 .06 .00 .00 .00 .18 .00 .01 .04 .11 .13 .0 taile 1 8 4 9 2 3 8 1 7 0 8 7 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son - .6 .23 .73 .30 .30 .54 .51 .24 .21 .20 .42 .37 00 Corr 1 .08 08 4 2** 1 1 1** 2** 1 6 4 3* 3* 06 elati 4 ** on

Sig. (2- .21 .00 .10 .10 .00 .00 .20 .25 .28 .02 .65 .04 .0 taile 2 0 7 6 2 4 0 2 1 0 8 2 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .6 .38 .20 .30 .53 .53 .51 .40 .59 .51 .37 .29 .16 00 Corr 1 74 3* 9 2 7** 0** 2** 3* 5** 5** 2* 2 3 07 elati ** on

Sig. (2- .03 .26 .10 .00 .00 .00 .02 .00 .00 .04 .11 .39 .0 taile 7 7 5 2 3 4 7 1 4 3 7 1 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .5 .27 .23 .33 .62 .24 .24 .40 .21 .22 .22 .34 .21 00 Corr 1 42 4 0 6 9** 7 1 3* 5 0 3 9 8 08 elati ** on

Sig. (2- .14 .22 .06 .00 .18 .20 .02 .25 .24 .23 .05 .24 .0 taile 3 1 9 0 8 0 7 3 3 5 8 8 02 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

168

VA Pear R0 son .6 .44 .16 .26 .44 .58 .21 .59 .21 .67 .26 .55 .35 00 Corr 1 82 6* 4 8 9* 7** 6 5** 5 7** 3 7** 5 09 elati ** on

Sig. (2- .01 .38 .15 .01 .00 .25 .00 .25 .00 .16 .00 .05 .0 taile 3 6 2 3 1 2 1 3 0 1 1 4 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .6 .30 .03 .37 .61 .43 .20 .51 .22 .67 .41 .51 .25 00 Corr 1 54 5 0 2* 2** 3* 4 5** 0 7** 2* 7** 8 10 elati ** on

Sig. (2- .10 .87 .04 .00 .01 .28 .00 .24 .00 .02 .00 .16 .0 taile 2 3 3 0 7 1 4 3 0 4 3 8 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .6 .12 .26 .67 .46 .37 .42 .37 .22 .26 .41 .59 .40 00 Corr 1 75 7 3 0** 7** 8* 3* 2* 3 3 2* 6** 3* 11 elati ** on

Sig. (2- .50 .16 .00 .00 .04 .02 .04 .23 .16 .02 .00 .02 .0 taile 5 1 0 9 0 0 3 5 1 4 1 7 00 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son - - .5 .24 .44 .39 .29 .29 .34 .55 .51 .59 .19 00 Corr .02 .08 1 62 0 3* 5* 2 2 9 7** 7** 6** 1 12 elati 2 4 ** on

169

Sig. (2- .20 .90 .01 .03 .11 .65 .11 .05 .00 .00 .00 .31 .0 taile 2 8 4 1 8 8 7 8 1 3 1 3 01 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VA Pear R0 son .5 .41 .23 .33 .32 .27 .37 .16 .21 .35 .25 .40 .19 00 Corr 1 50 2* 2 4 1 8 3* 3 8 5 8 3* 1 13 elati ** on

Sig. (2- .02 .21 .07 .08 .13 .04 .39 .24 .05 .16 .02 .31 .0 taile 4 7 1 4 7 2 1 8 4 8 7 3 02 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TO Pear TA son .61 .53 .73 .74 .70 .60 .67 .54 .68 .65 .67 .56 .55 L Corr 1 5** 8** 1** 8** 6** 8** 4** 2** 2** 4** 5** 2** 0** elati on

Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 taile 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 2 d)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed).

170

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.874 13

Variabel Word of Mouth

Correlations

VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 TOT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 AL

VAR Pearson .767 0000 Correlati 1 .661** .445* .710** .355 .367* .482** .387* .250 ** 1 on

Sig. (2- .000 .014 .000 .054 .046 .007 .035 .183 .000 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VAR Pearson .871 0000 Correlati .661** 1 .480** .702** .302 .361 .729** .349 .553** ** 2 on

Sig. (2- .000 .007 .000 .105 .050 .000 .058 .002 .000 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VAR Pearson .713 0000 Correlati .445* .480** 1 .491** .361 .438* .589** .224 .326 ** 3 on

Sig. (2- .014 .007 .006 .050 .016 .001 .233 .079 .000 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VAR Pearson .730 0000 Correlati .710** .702** .491** 1 .210 .298 .424* .438* .181 ** 4 on

Sig. (2- .000 .000 .006 .265 .110 .019 .015 .339 .000 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

171

VAR Pearson .520 0000 Correlati .355 .302 .361 .210 1 .292 .372* .103 .315 ** 5 on

Sig. (2- .054 .105 .050 .265 .117 .043 .589 .090 .003 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VAR Pearson .514 0000 Correlati .367* .361 .438* .298 .292 1 .323 -.120 .147 ** 6 on

Sig. (2- .046 .050 .016 .110 .117 .082 .529 .438 .004 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VAR Pearson .834 0000 Correlati .482** .729** .589** .424* .372* .323 1 .326 .656** ** 7 on

Sig. (2- .007 .000 .001 .019 .043 .082 .078 .000 .000 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VAR Pearson .438 0000 Correlati .387* .349 .224 .438* .103 -.120 .326 1 .090 * 8 on

Sig. (2- .035 .058 .233 .015 .589 .529 .078 .635 .016 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

VAR Pearson .620 0000 Correlati .250 .553** .326 .181 .315 .147 .656** .090 1 ** 9 on

Sig. (2- .183 .002 .079 .339 .090 .438 .000 .635 .000 tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOT Pearson AL Correlati .767** .871** .713** .730** .520** .514** .834** .438* .620** 1 on

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .003 .004 .000 .016 .000 tailed)

172

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.850 9

Variabel Proses Keputusan Pembelian

Correlations

VAR0000 VAR0000 VAR0000 VAR0000 VAR0000 1 2 3 4 5 TOTAL

VAR0000 Pearson 1 .388* .213 .494** .570** .750** 1 Correlation

Sig. (2-tailed) .034 .257 .006 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30

VAR0000 Pearson .388* 1 .512** .329 .211 .750** 2 Correlation

Sig. (2-tailed) .034 .004 .076 .263 .000

N 30 30 30 30 30 30

VAR0000 Pearson .213 .512** 1 .165 .138 .665** 3 Correlation

Sig. (2-tailed) .257 .004 .383 .467 .000

N 30 30 30 30 30 30

VAR0000 Pearson .494** .329 .165 1 .413* .651** 4 Correlation

Sig. (2-tailed) .006 .076 .383 .023 .000

N 30 30 30 30 30 30

VAR0000 Pearson .570** .211 .138 .413* 1 .604** 5 Correlation 173

Sig. (2-tailed) .001 .263 .467 .023 .000

N 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson .750** .750** .665** .651** .604** 1 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.706 5

Lampiran 4 Deskriptif Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

jenis kelamin Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Pria 35 35.0 35.0 35.0 Wanita 65 65.0 65.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Berdasarkan Usia Responden

usia responden Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid <20 14 14.0 14.0 14.0 20-30 81 81.0 81.0 95.0 31-40 4 4.0 4.0 99.0 >40 1 1.0 1.0 100.0

174

usia responden Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid <20 14 14.0 14.0 14.0 20-30 81 81.0 81.0 95.0 31-40 4 4.0 4.0 99.0 >40 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Berdasarkan Profesi Responden

profesi responden Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Mahasi 74 74.0 74.0 74.0 swa Pgw 1 1.0 1.0 75.0 Negri Kary 17 17.0 17.0 92.0 Swasta Lain- 8 8.0 8.0 100.0 lain Total 100 100.0 100.0

Berdasarkan Pendapatan Responden

pendapatan responden Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid <1juta 41 41.0 41.0 41.0 1-3juta 37 37.0 37.0 78.0 3-5juta 12 12.0 12.0 90.0 >5juta 10 10.0 10.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X1-1

X1-1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 1 1.0 1.0 2.0 R 16 16.0 16.0 18.0

175

S 65 65.0 65.0 83.0 SS 17 17.0 17.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X1-2

X1-2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 3 3.0 3.0 3.0 TS 3 3.0 3.0 6.0 R 21 21.0 21.0 27.0 S 55 55.0 55.0 82.0 SS 18 18.0 18.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X1-3

X1-3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 6 6.0 6.0 7.0 R 18 18.0 18.0 25.0 S 53 53.0 53.0 78.0 SS 22 22.0 22.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X2-1

X2-1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 2 2.0 2.0 2.0 TS 5 5.0 5.0 7.0 R 36 36.0 36.0 43.0 S 43 43.0 43.0 86.0 SS 14 14.0 14.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

176

X2-2

X2-2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 3 3.0 3.0 3.0 R 6 6.0 6.0 9.0 S 66 66.0 66.0 75.0 SS 25 25.0 25.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X2-3

X2-3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 4 4.0 4.0 4.0 R 17 17.0 17.0 21.0 S 61 61.0 61.0 82.0 SS 18 18.0 18.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-1

X3-1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 2 2.0 2.0 2.0 TS 6 6.0 6.0 8.0 R 24 24.0 24.0 32.0 S 49 49.0 49.0 81.0 SS 19 19.0 19.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-2

X3-2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 8 8.0 8.0 8.0 R 12 12.0 12.0 20.0 S 53 53.0 53.0 73.0 SS 27 27.0 27.0 100.0

177

X3-2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 8 8.0 8.0 8.0 R 12 12.0 12.0 20.0 S 53 53.0 53.0 73.0 SS 27 27.0 27.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-3

X3-3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 3 3.0 3.0 3.0 TS 12 12.0 12.0 15.0 R 36 36.0 36.0 51.0 S 37 37.0 37.0 88.0 SS 12 12.0 12.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-4

X3-4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 4 4.0 4.0 5.0 R 16 16.0 16.0 21.0 S 60 60.0 60.0 81.0 SS 19 19.0 19.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-5

X3-5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 1 1.0 1.0 1.0 R 26 26.0 26.0 27.0 S 58 58.0 58.0 85.0 SS 15 15.0 15.0 100.0

178

X3-5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 1 1.0 1.0 1.0 R 26 26.0 26.0 27.0 S 58 58.0 58.0 85.0 SS 15 15.0 15.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-6

X3-6 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 2 2.0 2.0 2.0 R 11 11.0 11.0 13.0 S 61 61.0 61.0 74.0 SS 26 26.0 26.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-7

X3-7 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 1 1.0 1.0 1.0 R 13 13.0 13.0 14.0 S 66 66.0 66.0 80.0 SS 20 20.0 20.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-8

X3-8 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 4 4.0 4.0 5.0 R 29 29.0 29.0 34.0 S 50 50.0 50.0 84.0 SS 16 16.0 16.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

179

X3-9

X3-9 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 7 7.0 7.0 7.0 R 13 13.0 13.0 20.0 S 59 59.0 59.0 79.0 SS 21 21.0 21.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-10

X3-10 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 4 4.0 4.0 4.0 R 15 15.0 15.0 19.0 S 57 57.0 57.0 76.0 SS 24 24.0 24.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-11

X3-11 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 4 4.0 4.0 5.0 R 28 28.0 28.0 33.0 S 52 52.0 52.0 85.0 SS 15 15.0 15.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-12

X3-12 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 6 6.0 6.0 6.0 R 25 25.0 25.0 31.0 S 57 57.0 57.0 88.0 SS 12 12.0 12.0 100.0 180

X3-12 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 6 6.0 6.0 6.0 R 25 25.0 25.0 31.0 S 57 57.0 57.0 88.0 SS 12 12.0 12.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X3-13

X3-13 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 2 2.0 2.0 2.0 R 25 25.0 25.0 27.0 S 58 58.0 58.0 85.0 SS 15 15.0 15.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-1

X4-1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 17 17.0 17.0 18.0 R 35 35.0 35.0 53.0 S 34 34.0 34.0 87.0 SS 13 13.0 13.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-2

X4-2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 7 7.0 7.0 7.0 TS 30 30.0 30.0 37.0 R 34 34.0 34.0 71.0 S 22 22.0 22.0 93.0 SS 7 7.0 7.0 100.0 Total 100 100.0 100.0 181

X4-3

X4-3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 15 15.0 15.0 15.0 R 28 28.0 28.0 43.0 S 45 45.0 45.0 88.0 SS 12 12.0 12.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-4

X4-4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 14 14.0 14.0 15.0 R 30 30.0 30.0 45.0 S 44 44.0 44.0 89.0 SS 11 11.0 11.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-5

X4-5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 3 3.0 3.0 3.0 TS 6 6.0 6.0 9.0 R 16 16.0 16.0 25.0 S 56 56.0 56.0 81.0 SS 19 19.0 19.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-6

X4-6 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 3 3.0 3.0 3.0 TS 8 8.0 8.0 11.0 R 20 20.0 20.0 31.0

182

S 52 52.0 52.0 83.0 SS 17 17.0 17.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-7

X4-7 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 11 11.0 11.0 11.0 TS 24 24.0 24.0 35.0 R 27 27.0 27.0 62.0 S 33 33.0 33.0 95.0 SS 5 5.0 5.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-8

X4-8 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 3 3.0 3.0 3.0 R 11 11.0 11.0 14.0 S 62 62.0 62.0 76.0 SS 24 24.0 24.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

X4-9

X4-9 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 19 19.0 19.0 19.0 TS 27 27.0 27.0 46.0 R 25 25.0 25.0 71.0 S 23 23.0 23.0 94.0 SS 6 6.0 6.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

183

Y-1

Y-1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 1 1.0 1.0 1.0 TS 3 3.0 3.0 4.0 R 12 12.0 12.0 16.0 S 56 56.0 56.0 72.0 SS 28 28.0 28.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Y-2

Y-2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 2 2.0 2.0 2.0 TS 10 10.0 10.0 12.0 R 12 12.0 12.0 24.0 S 52 52.0 52.0 76.0 SS 24 24.0 24.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Y-3

Y Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid STS 3 3.0 3.0 3.0 TS 16 16.0 16.0 19.0 R 13 13.0 13.0 32.0 S 48 48.0 48.0 80.0 SS 20 20.0 20.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Y- 4

Y Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 5 5.0 5.0 5.0 R 10 10.0 10.0 15.0

184

S 61 61.0 61.0 76.0 SS 24 24.0 24.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Y-5

Y Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid TS 1 1.0 1.0 1.0 R 13 13.0 13.0 14.0 S 58 58.0 58.0 72.0 SS 28 28.0 28.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

185