Multilingual, Volume XV, No. 2, Desember 2016

MAKNA LAKI-LAKI PEMANGGUL GONI DALAM CERITA PENDEK “LAKI-LAKI PEMANGGUL GONI” KARYA BUDI DARMA THE MEANING OF LAKI-LAKI PEMANGGUL GONI IN A SHORT STORY “LAKI-LAKI PEMANGGUL GONI” BY BUDI DARMA

Titik Wijanarti Balai Bahasa Kalimantan Selatan Jalan Jenderal Ahmad Yani KM 32,2 Loktabat Banjarbaru, Kalimantan Selatan Pos-el : [email protected]

Abstract Literary works written by Budi Darma has its own peculiarities or characteristics when compared with the other literary works. This study examines a short story by Budi Darma entitled “Laki-Laki Pemanggul Goni”. The problem in this research is the meaning behind of laki-laki pemanggul goni in the short story. The purpose of research is to describe the meaning of laki-laki pemanggul goni in the short story “Laki-Laki Pemanggul Goni”. The method in this study is descriptive analysis with semiotic theory. Based on semiotic analysis, the meaning of laki-laki pemanggul goni in the short story is representation of Karmain’s guilt that he had done in the past. Keywords : Budi Darma, short story, semiotics

Abstrak

Karya-karya sastra yang ditulis oleh Budi Darma memiliki kekhasan atau karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan karya sastra yang lain. Penelitian ini meneliti sebuah cerpen karya Budi Darma yang berjudul “Laki-Laki Pemanggul Goni”. Masalah dalam penelitian ini adalah makna yang tersimpan dibalik tokoh laki-laki pemanggul goni dalam cerpen tersebut. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan makna laki-laki pemanggul goni dalam cerpen “Laki-Laki Pemanggul Goni”. Metode dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang didukung dengan teori semiotik. Berdasarkan analisis semiotik yang dilakukan terhadap cerpen dapat diperoleh simpulan bahwa laki-laki pemanggul goni dalam cerpen tersebut memiliki makna sebagai perwujudan rasa bersalah tokoh Karmain terhadap kesalahan yang telah dilakukannya di masa lalu. Kata kunci: Budi Darma, cerpen, semiotik

PENDAHULUAN dengan karya-karya mancanegara (Sarjono Nama Budi Darma dalam dunia sastra dalam Siswanto,2005 :1). sering disebut-sebut sebagai salah Salah satu karya Budi Darma yang paling satu sastrawan Indonesia yang serba bisa. Ia terkenal adalah novel Olenka. Olenka adalah dikenal sebagai cerpenis, novelis, dan esais yang novel yang ditulis di Bloomington akhir tahun andal. Budi Darma mengaku bahwa ia menjadi 1979 ketika Budi Darma sedang dalam proses pengarang karena takdir. Bakat, kemauan, menyelesaikan disertasi berjudul Character dan kesempatan menulis hanyalah rangkaian and Moral Judgement in Jane Austin’s novel di pernyataan takdir. Bahkan, hambatan untuk Indiana University, Amerika Serikat (Suwondo, menulis, dalam bentuk apa pun, juga tidak lepas 2001 : 3—4). Selain karya sastra, Budi Darma dari takdir. Dari segi teknik bercerita, Budi juga banyak menulis esai kesastraan yang dimuat Darma dianggap memelopori penggunaan teknik di berbagai majalah sastra. Aveling ( 1983:204) kolase. Karya sastra Budi Darma merupakan menyatakan bahwa dalam beberapa esai Budi karya yang bermutu dan dapat disejajarkan Darma yang dimuat di majalah Horison, ia mengungkapkan bahwa sastra merupakan dunia

123 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, Desember 2016 jungkir balik dan dalam fiksi logika tidak penting. Sebuah karya sastra diciptakan oleh pengarang Lebih lanjut Aveling mengungkapkan bahwa adalah untuk dibaca oleh para pembaca, bukan kata-kata Budi Darma tersebut merintis jalan untuk dirinya sendiri. Untuk menjembatani bagi kita untuk mengetahui pandangan Budi “jarak” antara karya sastra yang absurd dengan Darma terhadap dunia dalam tulisan-tulisannya. pembaca dapat ditempuh beberapa jalan Orang-orang tanpa nama yang dipermainkan pemahaman, salah satunya adalah dengan oleh pandangan orang lain dan nasib konyol kegiatan kritik sastra atau penelitian. Penelitian memenuhi cerpen-cerpen Budi Darma. Dunia ini mengkaji sebuah cerpen karya Budi Darma lebih banyak ditentukan oleh bagaimana orang yang berjudul “Laki-Laki Pemanggul Goni”. memandang dunia, bukan sebaliknya. Dunia Masalah utama dalam penelitian ini adalah apa dalam cerpen-cerpen Budi Darma adalah dunia makna laki-laki pemanggul goni dalam cerpen yang gerai, sangat kejam, tanpa kemanusiaan, tersebut. Kerangka teoritis yang dimanfaatkan dan sama sekali tidak mementingkan logika. dalam penelitian ini adalah teori semiotik. Tujuan Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat penelitian adalah mendeskripsikan makna laki- bahwa karya-karya sastra yang ditulis oleh Budi laki pemanggul goni dalam cerpen “Laki-Laki Darma memiliki kekhasan atau karakteristik Pemanggul Goni” karya Budi Darma. tersendiri yang berbeda dengan karya sastra yang lain. Secara teks sastra, karya Budi Darma KERANGKA TEORI memiliki perbedaan dengan karya sastra lain yang Teks sastra secara keseluruhan adalah lebih bersifat realis. Karya-karya Budi Darma sebuah tanda dengan semua cirinya : untuk sering disebut sebagai karya sastra yang absurd, pembaca, teks itu pengganti dari sesuatu atau sulit untuk dipahami pembaca. Pendapat yang lain, katakanlah suatu kenyataan yang tersebut bisa disejajarkan dengan kondisi ketika dibayangkan dan bersifat fiksional. Tanda ini ada pembaca berhadapan dengan karya-karya Iwan pengirimnya ; secara kasar adalah penulisnya. Simatupang dan Putu Wijaya. Disebut secara kasar karena bentuk teks yang Sebenarnya bagaimanakah posisi karya disajikan di samping menentukan cirinya secara sastra yang absurd atau susah dipahami dalam global sebagai satu tanda, juga bergantung pada konteks pengkajian sastra? Umar Junus (1981: faktor lain selain pengarangnya, seperti penerbit, 199) mengemukakan bahwa sebuah karya tata grafis, pencetak, dan sebagainya. Dengan sastra pada hakikatnya mempunyai logika dan demikian berarti bahwa ciri-ciri penyajiannya realitasnya sendiri, yang menguasai seluruh dimasukkan dalam tanda teks. Jadi, teks itu pada mekanismenya. Kebenaran dari logika dan dasarnya adalah satu bangunan bahasa, namun realitas yang ada di dalamnya ditentukan sebetulnya lebih dari itu. Teks adalah satu tanda sepenuhnya oleh hubungan yang integral dari yang dibangun dari tanda, yaitu tanda kebahasaan sebuah unsur dengan unsur-unsur lain dalam dan tanda yang lain (Pradotokusumo, 2005 :19). sebuah karya. Bukan oleh hukum logika dan Bermula dari bahasa sebagai sistem realitas di luar dirinya. Keduanya merupakan tanda, maka karya sastra yang bermediumkan dua dunia yang berbeda. Sesuatu yang berlaku bahasa merupakan sistem semiotik atau sistem di dunia nyata tak mungkin berlaku begitu saja tanda (Santosa, 1990 : 2). Ilmu semiotik dapat pada karya sastra, atau sebaliknya. Perulangan dimanfaatkan dalam berbagai bidang kajian dari sebuah peristiwa yang sama hanya mungkin kailmuan. Dalam bidang penelitian terhadap berlaku pada suatu karya sastra bilamana karya sastra, semiotik dapat dimanfaatkan untuk itu disyaratkan oleh realitas dan logika yang mengkaji ketiga genre sastra yaitu puisi, prosa menguasai karya sastra tersebut. Hal serupa ini dan drama. Suryanata (2016 : 76) mengemukakan tidak diperlukan pada kehidupan yang nyata. bahwa dengan mempertimbangkan segi-segi Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kekhususannya, pembicaraan tentang kajian karya sastra yang bergaya absurd atau sulit sastra dengan pendekatan semiotik harus dipilah dipahami tidak memiliki manfaat bagi pembaca?

124 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, TitikDesember Wijanarti: 2016 Makna Laki-Laki Pemanggul Goni Dalam Cerita Pendek “Laki-Laki Pemanggul Goni” Karya Budi Darma atara semiotik untuk karya sastra berupa puisi dalam penelitian ini adalah cerpen berjudul dan semiotik untuk karya sastra berupa karya “Laki-Laki Pemanggul Goni” karya Budi Darma fiks (prosa) dan drama. Pemilahan itu didasarkan yang dimuat dalam antologi Cerpen Pilihan pada adanya hal-hal khusus yang membedakan Kompas Laki-Laki Pemanggul Goni (penerbit antara puisi dengan prosa dan drama. Kompas, tahun 2013). Objek dalam penelitian ini berupa cerpen. Adapun langkah-langkah kerja dalam Mengingat adanya kekhususan sifat-sifat yang penelitian ini adalah sebagai berikut. melekat pada cerpen, teori semiotik yang 1. Melakukan proses pembacaan terhadap dipilih dalam penelitian ini adalah semiotik cerpen yang menjadi objek penelitian. Morris. Morris adalah seorang ahli semiotik 2. Melakukan pencatatan terhadap simbol Amerika,teorinya berakar pada teori yang atau tanda yang ditemukan dalam cerpen dikemukakan Pierce. Salah satu teori Morris khususnya yang terkait dengan sosok yang dianggap penting adalah teori tiga dimensi laki-laki pemanggul goni dalam cerpen semiotik yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik. tersebut. Sintaksis adalah studi tentang hubungan 3. Melakukan tahap-tahap analisis sesuai antartanda. Semantik adalah adalah studi tentang dengan kerangka teori yang telah hubungan tanda dengan objek yang diacu. ditentukan. Tahap-tahap yang dimaksud Pragmatik adalah studi tentang hubungan tanda adalah menganalisis cerpen dari sisi dengan para penafsirnya (dalam Zaimar, 2008: sintaksis, semantik, dan pragmatik 17—18 ; Susanto, 2016 :22). Analisis semiotik untuk mengungkapkan makna laki-laki terhadap cerpen “Laki-Laki Pemanggul Goni” pemanggul goni dalam cerpen. dalam penelitian ini juga memanfaatkan model analisis yang dikemukakan oleh Barthes dan PEMBAHASAN Todorrov. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Zaimar (2008 : 19—44) bahwa dalam semiotik Analisis Urutan Satuan Isi Cerita (Analisis Morris tidak diungkapkan secara rinci mengenai Sekuen) teori naratif (teori yang berkaitan dengan bentuk Analisis ini adalah analisis pengaluran, cerpen/novel) secara khusus. Dalam analisis yaitu bagaimana cerita atau alur ditampilkan. sintaksis model Barthes dan Todorrov untuk Urutan angka arab yang tunggal menunjukkan karya naratif dilakukan dalam dua tahap analisis waktu peristiwa yang sejalan dengan penceritaan, yaitu analisis pengaluran (berupa analisis angka digit menunjukkan sorot balik tahap satuan isi cerita / sekuen) dan analisis alur yang pertama angka digit kedua tingkat menunjukkan memaparkan hubungan logis urutan satuan teks. sorot balik tahap kedua, angka digit tiga tingkat Analisis semantik meliputi analisis tokoh dan menunjukkan sorot balik tingkat tahap ketiga, analisis ruang dan waktu. Analisis pragmatik dan seterusnya. Sorot balik menunjukkan meliputi analisis sudut pandang, analisis isotopi bahwa waktu peristiwa (waktu cerita) tidaklah dan motif. bersifat kronologis karena mendahului waktu penceritaan. METODE PENELITIAN 1. Gambaran tentang tokoh Karmain Metode penelitian metode analisis yang selalu ditarik kekuatan besar deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara setiap kali akan melaksanakan mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian sembahyang lima waktu. Kekuatan disusul dengan analisis. Secara etimologi, besar tersebut membawa Karmain deskripsi dan analisis berarti menguraikan, tetapi untuk selalu membuka korden tidak semata-mata menguaraikan melainkan apartemen dan melihat laki-laki juga memberikan pemahaman dan penjelasan pemanggul goni yang berdiri di jalan secukupnya (Ratna, 2007 : 53). Sumber data dan selalu memandang Karmain dengan sorot mata kemarahan.

125 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, Desember 2016

2. Gambaran tentang sosok laki-laki 11. Karmain turun dan bermaksud menemui pemanggul goni yang digambarkan laki-laki pemanggul goni. secara fisik digambarkan 12. Ketika Karmain tiba di tepi jalan, berperawakan sedang. Laki-laki laki-laki pemanggul goni itu telah pemanggul goni sering berdiri di tidak ada. tengah kerumunan manusia dan 13. Ingatan Karmain pada masa lalu kadang juga berdiri sendiri di atas 13.1 Ketika masih kecil, Karmain trotoar. Laki-laki pemanggul goni bersahabat karib dengan kawan- tersebut selalu memandang Karmain kawannya satu kampung yaitu dengan tatapan mata yang marah. Ahmadi, Koiri, dan Abdul Gani. Setiap Karmain bertanya kepada 13.2 Mereka berniat mencuri buah orang-orang, semua menjawab tidak mangga di kampung lain yang pernah bertemu atau melihat laki-laki dijaga oleh anjing hitam dan pemanggul goni. terkenal galak. 3. Pada suatu malam ketika Karmain 13.3 Rencana mereka gagal karena akan menunaikan sembahyang anjing itu mengejar mereka. tahajud, Karmain kembali melihat 13.4 Satu bulan setelah itu, anjing laki-laki pemanggul goni di jalan raya tersebut mati karena kena yang menatapnya dengan tatapan perangkap racun hasil ramuan kemarahan. Ahmadi, Koiri, dan abdul Gani. 4. Karmain berkata lembut dan 14. Karmain berkata lembut kepada mengajak laki-laki pemanggul goni laki-laki pemanggul goni dan untuk naik ke apartemennya dan mengajaknya bertemu dan berbicara. sembahyang bersama. 15. Karmain mencari laki-laki pemanggul 5. Laki-laki pemanggul goni goni ke arah semak-semak tetapi memancarkan tatapan mata yang tidak berhasil menemukannya. penuh kemarahan. 16. Karmain kembali naik ke aparte- 6. Karmain kemudian berkata kepada mennya di lantai sembilan. laki-laki pemanggul goni bahwa 17. Karmain membuka album lama dan dia akan menyusulnya turun setelah menemukan foto ibunya. sembahyang karena sejak kecil 18. Ingatan Karmain tentang ayah Karmain dididik untuk sembahyang kandungnya. tepat waktu. 18.1 Ayah Karmain pergi berburu 7. Setelah berkata seperti itu, Karmain babi hutan ke hutan Madaeng menutup korden jendela apartemen. bersama teman-temannya pada 8. Tiba-tiba angin bertiup kencang, saat hari raya Idul Adha. korden kembali terbuka dan Karmain 18.2 Mereka pergi berlima dan melihat laki-laki pemanggul goni kemudian menyebar kearah memancarkan aura kemarahan yang yang berbeda untuk mengepung luar biasa dari sorot matanya. seekor babi hutan. 9. Karmain melaksanakan sembahyang 18. Tanpa diketahui siapa yang menem- pada tengah malam itu. bak, ayah Karmain tertembak dan 10. Setelah selesai sembahyang, Karmain meninggal dalam peristiwa itu. kembali membuka korden jendela 19. Karmain memandangi foto ibunya. dan melihat laki-laki pemanggul 20. Karmain menangis sambil meman- goni masih berdiri di jalan dan dang foto ibunya. menatap Karmain dengan sorot mata kemarahan.

126 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, TitikDesember Wijanarti: 2016 Makna Laki-Laki Pemanggul Goni Dalam Cerita Pendek “Laki-Laki Pemanggul Goni” Karya Budi Darma

21. Karmain teringat cerita ibunya. berkata kepada Karmain bahwa 21.1 Ibunya bercerita bahwa pada dia telah mengambil tiga sahabat waktu-waktu tertentu akan ada Karmain yaitu Ahmadi, Koiri, dan laki-laki pemanggul goni me- Abdul Gani. ngunjugi orang-orang berdosa. 31. Laki-laki pemanggul goni itu 21.2 Pekerjaan laki-laki pemanggul mengatakan alasan mengambil goni adalah mencabut nyawa tiga sahabat Karmain karena jika dan memasukkan nyawa kor- mereka bertiga dibiarkan hidup akan bannya ke dalam goni. membuat kekacauan dunia. 21.3 Menurut cerita ibu Karmain, 32. Laki-laki pemanggul goni bertanya beberapa hari sebelum ayahnya kepada Karmain apakah pada saat meninggal, laki-laki pemanggul Karmain remaja dia pernah menjadi goni juga datang mengetuk penabuh bedug di masjid untuk pintu rumah mereka. mengingatkan orang-orang untuk 21.4 Ibu Karmain juga menceritakan sembahyang. kisah Nabi Ibrahim yang diuji 33. Ingatan karmain pada masa remaja. kesetiannya oleh Tuhan untuk 33.1 Karmain punya cita-cita jika menyembelih puteranya sendiri dewasa kelak dia ingin memiliki yaitu Nabi Ismail. bioskop. 22. Karmain kemudian tertidur. 33.2 Karmain membuat bioskop- 23. Karmain terbangun pada saat jam bioskopan dari kertas. sembahyang fajar. 33.3 Pada saat asik bermain bioskop- 24. Karmain berniat untuk sembahyang bioskopan, Karmain lupa mena- dan melalui korden jendela yang buh bedug di masjid. tersingkap, Karmain melihat laki- 33.4 Setelah selesai sembahyang laki pemanggul goni berdiri di jalan di masjid, Karmain melihat dan menatap Karmain dengan penuh kepulan asap hitam dari rumah- kemarahan. rumah di kampungnya. 25. Karmain segera turun ke jalan dengan 33.5 Seperempat rumah di kampung- tergesa-gesa untuk menemui laki-laki nya telah terbakar, beberapa pemanggul goni. orang meninggal dunia. 26. Laki-laki pemanggul goni sudah tidak 34. Laki-laki pemanggul goni bertanya ada di jalan. kepada Karmain bahwa dulu Karmain 27. Karmain segera kembali ke apar- lupa mematikan lilin pada mainan temennya di lantai sembilan. bioskop-bioskopan miliknya hingga 28. Sesampainya di apartemen ternyata kampungnya terbakar. laki-laki pemanggul goni telah ada di 35. Karmain terdiam. apartemennya sedang duduk di atas 36. Setelah Karmain terdiam lama, Karmain sajadah dan melantunkan ayat-ayat bertanya kepada laki-laki pemanggul suci, sementara goninya terletak di goni dari mana dia tahu bahwa sampingnya. ketiga sahabatnya dulu akan memuat 29. Laki laki pemanggul goni bertanya kekacaun dunia jika dibiarkan hidup? kepada Karmain mengapa tidak 37. Laki-laki pemanggul Goni menjawab kembali ke tanah air untuk menengok bahwa hanya dialah yang tahu. makam ayah dan ibunya. 38. Karmain membantah bahwa hanya 30. Laki-laki pemanggul goni kemudian Nabi Khidir yang tahu apakah kelak seseorang akan menciptakan dosa besar atau tidak.

127 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, Desember 2016

39. Ingatan Karmain kembali ke masa IV. Karmain berkata kepada laki- lalu. laki pemanggul goni bahwa 39.1 Karmain ingat bahwa sebelum dia selalu menjaga pesan kebakaran hebat terjadi di almarhumah ibunya untuk kampungnya, menurut beberapa selalu menunaikan sembahyang orang saksi melihat laki-laki tepat waktu (6). pemanggul goni datang. V. Karmain menutup korden 39.2 Laki-laki pemanggul goni apartemen agar tidak lagi masuk ke rumah Karmain melihat laki-laki pemanggul kemudian keluar dan me- goni (7). lemparkan bola-bola api. VI. Karmain melihat laki-laki 39.3 Pada saat api berkobar hebat, pemanggul goni melalui kaca beberapa orang melihat laki-laki jendela (8,10). pemanggul goni melarikan diri VII. Karmain sembahyang (9). di antara lidah-lidah api yang VIII. Karmain mengejar laki-laki membesar. pemanggul goni tetapi tidak Berdasarkan analisis sekuen terhadap berhasil (10,11,12). cerpen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. IX. Ingatan Karmain pada masa Cerpen “Laki-Laki Pemanggul Goni” terdiri lalu (13.1,13.2,13.3,13.4). atas 39 sekuen dengan rincian lima sekuen X. Perkataan karmain kepada laki- sorot balik yaitu pada sekuen 13,18, 21, 33, dan laki pemanggul goni (14). 39. Hal ini menunjukkan bahwa dalam cerpen XI. Karmain mencari laki-laki tersebut lebih didominasi peristiwa masa kini pemanggul goni ke semak- jika dibandingkan dengan cerita yang terjadi semak (15). pada masa lalu. XII. Karmain kembali ke apartemen (16). Analisis Fungsi-Fungsi Utama XIII. Karmain melihat album Analisis fungsi utama ini disusun kenangan, melihat foto ibu, dan berdasarkan analisis sekuen tersebut untuk teringat peristiwa meninggalnya melihat fungsi-fungsi apa saja yang berperan sang ayah (17,18.1,18.2,18.3). besar dalam menentukan kronologis cerita. XIV. Karmain memandangi foto Uraian fungsi utama ini disusun menggunakan ibunya dan menangis (19,20). angka romawi yang merujuk pada fungi utama XV. Karmain teringat cerita ibunya dan keterangan angka arab yang ada dalam (21.1, 21.2, 21.3,21.4). kurang merujuk pada sekuen yang dimaksud. XVI. Karmain tertidur (23). XVII. Karmain akan sembahyang I. Pertemuan tokoh Karmain dan kembali melihat laki-laki dengan laki-laki pemanggul pemanggul goni melalui celah goni melalui kaca jendela setiap kaca jendela (24). kali Karmain akan menunaikan XVIII. Karmain mencari laki-laki ibadah sembahyang (1,2,3). pemanggul goni tetapi tidak II. Karmain mengajak laki- berhasil (25,26). laki pemanggul goni naik ke XIX. Karmain kembali ke apartemen apartemen (4). (27). III. Sorot mata penuh kemarahan XX. Laki-laki pemanggul goni ada laki-laki pemanggul goni di apartemen Karmain dan kepada Karmain (5). terjalin percakapan dengan Karmain yang membahas

128 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, TitikDesember Wijanarti: 2016 Makna Laki-Laki Pemanggul Goni Dalam Cerita Pendek “Laki-Laki Pemanggul Goni” Karya Budi Darma

tentang berbagai peristiwa Analisis Semantik Naratif masa lalu(28,29,30,31,32). Analisis Tokoh XXI. Ingatan Karmain pada masa a. Karmain remaja tentang cita-cita Hampir tak ditemukan gambaran fisik dan peristiwa kebakaran mengenai tokoh Karmain. Berdasarkan nama di kampung halamannya yang disandangnya, dapat dipastikan bahwa (33.1,33.2,33.3,33.4,33.5). Karmain adalah seorang laki-laki. Simpulan itu XXII. Laki-laki pemanggul goni juga tidak hanya didapatkan dari nama tetapi bertanya tentang kisah juga dari nama sahabat kecil Karmain yaitu kelalaian Karmain di masa lalu Koiri, Abdul Gani, dan Ahmadi yang semuanya yang mengakibatkan peristiwa merujuk pada nama laki-laki. Secara karakter, kebakaran (34). Karmain digambarkan sebagai orang yang taat XXIII. Karmain terdiam (35). menunaikan ibadah. Sikap taat yang dimiliki XXIV. Pertanyaan Karmain kepada Karmain tersebut merupakan hasil pendidikan laki-laki pemanggul goni yang ditanamkan ibunya sejak kecil. Ibu tentang penyebab kematian tiga Karmain selalu mengajarkan untuk sembahyang orang sahabat kecilnya (36). tepat pada waktuya. Gambaran tersebut dapat XXV. Laki-laki pemanggul goni dilihat dalam kutipan berikut. menjawab hanya dia yang tahu (37). “Baiklah laki-laki pemanggul goni, XXVI. Karmain menyinggung kisah kalau kau tak sudi naik dan sembahyang nabi Khidir (38). bersama saya, tunggulah saya di bawah. XXVII. Ingatan Karmain di masa Saya akan sembahyang dulu. Sejak saya lalu tentang kebakaran di masih kecil sampai dengan saatnya ibu kampungnya dan menurut saya akan meninggal, ibu saya selalu ingatan Karmain, laki- mengingatkan saya untuk sembahyang laki pemanggul goni itulah dengan teratur lima kali sehari. Fajar penyebab kebakaran tersebut sembahyang satu kali. Itulah sembahyang (39.1,39.2,39.3). subuh. Tengah hari sembahyang satu kali. Itulah sembahyang lohor. Sore satu Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat kali, itulah sembahyang ashar. Senja satu ada 27 fungsi utama yang menggerakkan cerita. kali. Itulah sembahyang maghrib. Malam Dari jumlah tersebut ada beberapa fungsi utama satu kali. Itulah sembahyang isya. Lima yang terjadi berulang. Pengulangan tersebut pada kali sehari. Dan kalau perlu, enam kali berfungsi menekankan peristiwa-peristiwa yang sehari,tambahan sekali setelah saya bangun ingin ditonjolkan oleh pengarang. Dapat dilihat lewat tengah malam dan akan tidur lagi. bahwa Karmain dan laki-laki pemanggul goni Itulah sembahyang tahajud. Dan kamu selalu terlibat dalam peristiwa cerita. Peristiwa selalu mengawasi saya, seolah-olah kamu atau kisah masa lalu yang ditampilkan meskipun tidak tahu apa yang patut aku lakukan dan secara kuanitas tidak banyak tetapi menjadi apa yang tidak patut aku lakukan (Darma, perekat bagi persoalan antara Karmain dan laki- 2013:5). laki pemanggul goni. Persoalan antara Karmain dengan laki-laki pemanggul goni inilah yang Kutipan tersebut tidak hanya menggambar- menjadi benang merah dari awal hingga akhir kan sosok Karmain yang religius, tetapi juga cerita. sekaligus sebagai sososk yang taat dan patuh dengan nasihat orang tua, khususnya ibunya. Gambaran tokoh Karmain yang religius tidak hanya dalam kutipan tersebut tetapi juga

129 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, Desember 2016 dalam penggambaran tokoh Karmain di masa tengah jalan, dan pada waktu jalan ramai, remaja yang sering mengingatkan orang untuk pasti laki-laki pemanggul goni berdiri sembahyang dengan menabuh bedug di masjid. di trotoar, tidak jauh dari semak-semak, “Apakah benar, ketika kamu masih yang kalau sepi dan angin sedang kencang remaja, kamu menjadi penabuh bedug selalu mengeluarkan bunyi-bunyian yang masjid kampung Burikan? Setiap saat sangat menyayat hati (Darma,2013:3—4). sembahyang tiba, lima kali sehari, kamu Laki-laki pemanggul goni adalah tokoh menabuh beduk mengingatkan semua orang utama cerpen selain tokoh Karmain. Tokoh untuk sembahyang?” (Darma,2013: 9). laki-laki pemanggul goni digambarkan sebagai Karmain dewasa digambarkan sebagai sosok misterius yang selalu muncul di saat tokoh sosok yang sukses karena telah menjadi orang Karmain akan menunaikan ibadah sembahyang. yang penting. Tempat tinggal Karmain di sebuah Siapa dia sebenarnya tidak pernah diceritakan apartemen lantai sembilan merupakan gambaran secara eksplisit. Apa maksud dari laki-laki bahwa Karmain adalah orang yang sukses secara pemanggul goni yang selalu menatap marah sosial dan ekonomi. kepada Karmain juga tidak pernah digambarkan secara jelas oleh pengarang. Beberapa informasi Setelah selesai berdoa, tanpa memandang mengenai laki-laki pemanggil goni dapat Karmain, laki-laki pemanggul goni diperoleh dari beberapa kutipan berikut. berkata lembut: Karmain, kamu sekarang sudah menjadi orang penting. Kamu sudah Setiap kali akan sembahyang, sebelum menjelajahi dunia, dan akhirnya kamu di sempat menggelar sajadah untuk sini, di negara yang terkenal makmur. sembahyang, Karmain selalu ditarik oleh Bahwa kamu tidak mau kembali ke tanah kekuatan luar biasa besar untuk mendekati airmu, bukan masalah penting. Tapi jendela, membuka sedikit gordennya, mengapa kamu tidak pernah lagi berpikir dan mengintip ke bawah, ke jalan besar, tentang makam ayahmu? Tidak pernah dari apartemennya di lantai sembilan, terpikir lagi tentang makam ibumu. Makam untuk menyaksikan laki-laki pemanggul orang tuamu sudah lama rusak,tidak goni menembakkan matanya kearah terawat,tanahnya tenggelam tergerus oleh matanya. Tidak tergantung apakah fajar, banjir setiap kali hujan datang dan kamu tengah hari, sore, senja, malam, ataupun tidak pernah peduli (Darma,2013: 8). selepas tengah malam, mata laki-laki pemanggul goni selalu menyala-nyala Karmain merupakan tokoh utama cerpen bagaikan mata kucing di malam hari, dan selain tokoh laki-laki pemanggul goni. Seluruh selalu memancarkan hasrat besar untuk peristiwa cerita dalam cerpen tersebut selalu menghancurkan (Darma,2013:3). melibatkan Karmain dan laki-laki pemanggul goni Karmain terpaku pada foto ibunya sampai lama, kemudian, tanpa sadar, dia terisak-isak. b. Laki-Laki Pemanggul Goni Dulu ibunya pernah bercerita, bahwa pada waktu- Secara fisik, laki-laki pemanggul goni waktu tertentu akan ada laki-laki pemanggul digambarkan secara eksplisit oleh Budi Darma. goni, mengunjungi orang-orang berdosa. Gambaran tersebut adalah sebagai berikut. Pekerjaan laki-laki pemanggul goni adalah mencabut nyawa, kemudian memasukkan nyawa Tubuh laki-laki pemanggul goni tidak korbannya ke dalam goni. Ibunya juga bercerita, besar, tidak juga kecil, dan tidak tinggi beberapa hari sebelum suaminya tertembak, namun juga tidak pendek, sementara goni pada tengah malam laki-laki pemanggul goni yang dipanggulnya selamanya tampak datang, mengetuk-ngetuk pintu, kemudian pergi berat, entah apa isinya. Pada waktu sepi, tanpa meninggalkan jejak (Darma,2013:7). laki-laki pemanggul goni pasti berdiri di

130 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, TitikDesember Wijanarti: 2016 Makna Laki-Laki Pemanggul Goni Dalam Cerita Pendek “Laki-Laki Pemanggul Goni” Karya Budi Darma

Meskipun tokoh laki-laki pemanggul mengatakan bahwa Karmain telah menjelajah ke goni digambarkan misterius dalam cerpen berbagai negara. tersebut, namun ada beberapa peristiwa yang Tidak hanya tokoh Karmain yang menggambarkan dialog atau percakapan antara memperlihatkan pergerakan, tokoh laki-laki Karmain dengan laki-laki pemanggul goni. Laki- pemanggul goni juga beberapa kali digambarkan laki pemanggul goni digambarkan sebagai sosok melakukan perpindahan ruang. Perpindahan yang sangat mengerti kehidupan Karmain dari tersebut antara lain dari jalan raya ke trotoar jalan, kecil hingga dewasa. Gambaran tersebut dapat dari jalan raya ke lantai sembilan apartemen. dilihat dalam kutipan percakapan antara Karmain Pergerakan ruang juga dapat dilihat antara dengan laki-laki pemanggul goni berikut. ruang masa lalu di kampung Burikan, kampung “Karmain,”kata laki-laki pemanggul halaman Karmain dan ruang masa kini di lantai goni sambil menunduk ”Janganlah kamu sembilan apartemen. pura-pura tidak tahu, kamu lari ke masjid, sementara lilin masih menyala.” Analisis Ruang yang Tidak Bergerak Sunyi senyap, dan laki-laki pemanggul Tidak pernah ada penjelasan yang eksplisit goni tetap tertunduk. menyangkut ruang terjadinya peristiwa cerita. “Wahai laki-laki pemanggul goni,”kata Beberapa petunjuk yang disebutkan dalam Karmain setelah terdiam agak lama. “Ibu cerpen terkait ruang antara lain adalah Kampung saya dulu pernah berkata, ada laki-laki Burikan, Kampung Barongan, Gunung Muria, pemanggul goni yang sebenarnya, ada jalan raya, trotoar, dan lantai sembilan apartemen. pula pemanggul goni yang sebetulnya Hampir seluruh peristiwa cerita terjadi di setan, dan menyamar sebagai laki-laki apartemen dan sekitarnya. Peristiwa-peristiwa pemanggul goni” (halaman 10). lain yang dimunculkan dan merujuk tempat lain hanya berupa ingatan Karmain tentang masa Kutipan tersebut menggambarkan bahwa lalunya. Ruang yang digambarkan dalam cerpen kisah laki-laki pemanggul goni juga telah secara keseluruhan memberikan nuansa yang diceritakan ibu Karmain sewaktu Karmain misterius dan mencekam bagi pembaca seperti masih kanak-kanak. Artinya, sosok laki-laki gorden yang tersingkap, suara dari semak-semak pemanggul goni bukanlah tokoh yang asing yang memilukan hati, lampu jalan yang tidak dalam kehidupan Karmain. Bahkan, laki-laki terlalu terang, dan laut yang gelisah. pemanggul goni adalah tokoh yang digambarkan sangat mengenal dan mengerti kehidupan masa Seperti biasa pula, lampu di tempat lalu Karmain. pemberhentian bus menyala,sebetulnya terang, tetapi tampak redup. Selebihnya Analisis Ruang sepi, kecuali angin yang tetap menderu- deru. Karmain pindah ke kamar lain yang Analisis Ruang yang Bergerak korden jendelanya ternyata juga terbuka, Pergerakan ruang yang yang dapat kemudian melihat jauh ke sana. Di sana ditemukan dalam cerpen tersebut dapat dilihat itu, ada laut, dan meskipun gelap, terasa pada peristwa Karmain berniat menemui laki-laki benar bahwa laut benar-benar sedang pemanggul goni. Karmain digambarkan turun gelisah (Darma,2013:6). dari lantai sembilan apartemen untuk menemui laki-laki pemanggul goni yang dilihatnya melalui Karena tidak ada kejadian apa-apa lagi, kaca jendela. Pergerakan tersebut terjadi beberapa Karmain berjalan menuju semak-semak, dan, kali dan selalu digambarkan Karmain gagal meskipun tiupan angin sudah meredup, semak- menemui laki-laki pemanggul goni. Pergerakan semak masih bergerak-gerak, menciptakan ruang juga dapat ditemukan secara tidak langsung bunyi-bunyi yang menyayat hati (halaman 7). dari perkataan laki-laki pemanggul goni yang

131 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, Desember 2016

Analisis Waktu Analisis Pragmatik Seperti yang telah diuaraikan pada analisis Kehadiran Unsur Pemandang sekuen, dapat dilihat bahwa waktu penceritaan Dalam cerpen tersebut, pemandang yang ditampilkan dalam cerpen didominasi pada berada dalam cerita, pandangannya sering waktu masa kini. Masa lalu yang hanya muncul terpusat kepada suasana atau hal-hal yang dalam lima sekuen tidak dapat diabaikan begitu menggambarkan situasi muram, mencekam, saja karena apa yang terjadi di masa lalu itulah menakutkan, dan misterius. Sebagai contoh yang menyebabkan ketengangan antara tokoh dapat dilihat dalam kutipan berikut. Karmain dengan tokoh laki-laki pemanggul goni. Berbagai peristiwa yang terjadi di masa Dengan tenang Karmain menutup korden, lalu seperti kematian tiga sahabat kecil Karmain, namun karena sekonyong-konyong kematian ayahnya, dan kebakaran kampung angin bertiup keras, korden menyingkap Burikan merupakan peristiwa-peristiwa yang kembali. Laki-laki pemanggul goni membuat hubungan misterius antara Karmain tetap menampakkan wajah penuh kerut dengan laki-laki pemanggul goni terus terjalin. menandakan kemarahan besar, dan tetap Peristiwa-peristiwa masa lalu itulah yang menembakkan matanya dengan nyala membuat laki-laki pemanggul goni seolah-olah mengancam. Di sebelah sana, dekat trotoar terus “menghantui” Karmain hingga Karmain di sebelah sana, semak-semak bergoyang- merasa sangat terganggu dan terus penasaran goyang keras tertimpa angin, dan dengan laki-laki pemanggul goni. mengirimkan bunyi-bunyi yang menyayat Secara spesifik, waktu yang sering disebut hati (Darma,2013:5). dalam cerpen tersebut adalah waktu-waktu Pandangan yang tersampaikan dalam menjelang sembahyang, yaitu pada waktu itu kutipan paragraf tersebut menggambarkan terjadi kemunculan laki-laki pemanggul goni suasana yang memilukan. Penggambaran suasana yang memancarkan sorot mata mengancam yang semacam itu tidak hanya ditemukan dalam kepada Karmain yang akan melaksanakan satu situasi cerita tetapi hampir pada keseluruhan sembahyang. cerita. Tidak ada penggambaran situasi yang Setiap kali akan sembahyang, sebelum menyenangkan yang digambarkan dalam cerpen sempat menggelar sajadah untuk tersebut. sembahyang. Karmain selalu ditarik oleh kekuatan luar biasa besar untuk mendekati Kehadiran Unsur Penuturan jendela, membuka sedikit kordennya, Dalam hal kehadiran pencerita, dan mengintip ke bawah, ke jalan besar, cerpen “Laki-Laki Pemanggul Goni” tidak dari apartemennya di lantai sembilan, menggunakan kata ganti “aku”. Pencerita dalam untuk menyaksikan laki-laki pemanggul cerpen tersebut hadir dalam diri semua tokohnya goni menembakkan matanya ke arah atau biasa kita sebut pencerita serba tahu. Jika matanya. Tidak tergantung apakah fajar, dicermati lebih teliti, pencerita lebih dominan tengah hari, sore, senja, malam, ataupun berada dalam diri tokoh Karmain. Hal itu dapat selepas tengah malam, mata laki-laki disimpulkan bahwa dalam hampir seluruh pemanggul goni selalu menyala-nyala peristiwa cerita terjadi dari sudut pandang tokoh bagaikan mata kucing di malam hari, dan Karmain. Misalnya dalam peristiwa kemunculan selalu memancarkan hasrat besar untuk tokoh laki-laki pemanggul goni yang selalu menghancurkan (Darma, 2013: 1). memancarkan sorot mata kemarahan, kesan tersebut diperoleh dari apa yang diterima oleh Karmain. Padahal sebenarnya bisa saja laki- laki pemanggul goni itu memancarkan sorot mata yang biasa saja, kesan “mengancam” dan “mengerikan” diperoleh dari sudut pandang

132 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, TitikDesember Wijanarti: 2016 Makna Laki-Laki Pemanggul Goni Dalam Cerita Pendek “Laki-Laki Pemanggul Goni” Karya Budi Darma tokoh Karmain. Demikian pula dengan peristiwa bersalah pada masa lalu. Motif ini dapat dilihat kebakaran di kampung Burikan seperti yang dalam percakapan antara Karmain dan laki-laki dapat dilihat dalam kutipan berikut ini. pemanggul goni yang selalu mengulik kesalahan Dan Karmain ingat benar, dulu menjelang di masa lalu seperti : peristiwa meracuni anjing, kebakaran hebat melanda kampung peristiwa kebakaran, dan peristiwa kematian Burikan, kata beberapa orang saksi, laki- ayah Karmain. laki pemanggul goni datang. Lalu, kata Motif ketiga adalah persoalan bakti beberapa saksi pula, laki-laki pemanggul seorang anak kepada orang tua terutama ayah. goni masuk ke rumah Karmain, kemudian Motif ini dapat dilihat dalam perumpamaan yang bergegas-gegas ke luar, dan melemparkan disampaikan ibu Karmain ketika kanak-kanak bola-bola api ke rumah Karmain. Dan tentang kisah Nabi Ibrahim. Seperti diketahui setelah api berkobar-kobar ganas menjilati bahwa kisah Nabi Ibrahim berisi simbol ujian sebagian rumah di kampung Burikan, pengabdian seorang anak terhadap ayahnya. beberapa orang dari kampung Burikan Motif tersebut juga semakin ditekankan dan kampung Barongan sempat melihat, dengan meninggalnya ayah Karmain yang laki-laki pemanggul goni melarikan diri bertepatan dengan hari raya Idul Adha yang di antara lidah-lidah api yang makin seharusnya dijadikan sebagai waktu untuk membesar (halaman 11). beribadah tetapi justru diisi dengan kegiatan yang sia-sia yaitu memburu babi hutan. Di Dalam kutipan tersebut, apa yang samping menggambarkan perbuatan yang sia- tergambarkan dalam peristiwa kebakaran sia, kegiatan memburu babi hutan dalam sudut kampung Burikan adalah apa yang ada pandang agama Islam juga merupakan perbuatan dalam pikiran Karmain. Artinya, semua yang yang dilarang / tidak dianjurkan / tidak memiliki diceritakan dalam kutipan tersebut berdasarkan nilai ibadah. Motif ini kemudian juga melahirkan sudut pandang Karmain. pertanyaan bahwa bagaimana seorang anak harus berbakti kepada seorang ayah yang tidak Kohesi Leksikal: Isotopi, Motif, dan Tema memiliki budi pekerti yang baik seperti ayah Isotopi adalah wilayah makna terbuka Karmain. Motif persoalan bakti kepada orang tua yang terdapat di sepanjang wacana. Dengan juga dapat dilihat dalam percakapan antara laki- mengetahui isotopi dominan, dapat ditemukan laki pemanggul goni dengan Karmain. Dalam motif dan sekumpulan motif dapat membentuk percakapan tersebut, laki-laki pemanggul goni tema. Isotopi yang ditemukan dalam cerpen mengingatkan Karmain untuk pulang berziarah tersebut tidak diuraikan secara rinci karena ke makam ibu dan bapaknya. bersifat sangat kuantitaif. Dapat diuaraikan saja Motif keempat adalah mengalihkan bahwa isotopi yang dominan ditemukan adalah rasa bersalah kepada faktor lain. Motif ini isotopi perasaan. Isotopi perasaan tersebut dapat ditemukan dalam percakapan antara berupa rasa penasaran, rasa bersalah, dan rasa Karmain dengan laki-laki pemanggul goni. ingin mengalihkan rasa bersalah tersebut kepada Ketika laki-laki pemanggul goni mengingatkan hal lain. Karmain bahwa di masa lalu Karmain telah Dari isotopi-isotopi yang ditemukan itu menyebabkan kebakaran besar di kampung dapat ditemukan beberapa motif. Motif yang karena lupa mematikan lilin saat bermain pertama adalah motif rasa penasaran. Motif ini bioskop-bioskopan, Karmain tak menjawab. dapat dilihat dari perilaku Karmain yang selalu Setelah terdiam lama, Karmain mengalihkan merasa penasaran dengan laki-laki pemanggul pertanyaan dengan balik bertanya kepada laki- goni. Ia selalu merasa ada kekuatan besar untuk laki pemanggul goni mengapa mengambil nyawa melihat jendela dan melihat laki-laki pemanggul ketiga sahabat kecilnya. Motif mengalihkan rasa goni yang selalu menatapnya dengan penuh bersalah kepada faktor lain juga dapat dilihat kemarahan. Motif yang kedua adalah perasaan

133 PB Multilingual, Volume XV, No. 2, Desember 2016 pada bagian penutup cerpen, yaitu ditemukan Karmain terhadap masa lalunya. Rasa bersalah gambaran bahwa dalam ingatan Karmain, laki- itu yang terus menghantui tokoh Karmain laki pemanggul gonilah yang sebenarnya sengaja meskipun dia telah melakukan migrasi baik melakukan upaya pembakaran terhadap rumah secara ruang maupun waktu. Karmain berpijak Karmain hingga kampungnya ikut terbakar. pada dua dunia yaitu masa kini dan masa lalu. Setelah analisis dilakukan melalui Masa lalu yang telah ditinggalkannya terus beberapa tahap yaitu melalui analisis sintaksis hadir dalam wujud laki-laki pemanggul goni (berupa analisis sekuen), analasis semantik yang selalu muncul dan mengingatkan Karmain (berupa analisis tokoh, analisis ruang, analisis tentang kenangan dan kesalahan di masa lalu. waktu), dan analisis pragmatik hingga ditemukan Mengapa harus dalam figur laki-laki pemanggul isotopi dan motif seperti yang telah diuraikan, goni? Mengapa bukan figur yang lain? Hal itu maka makna laki-laki pemanggul goni dalam sangat dipengaruhi oleh alam pikiran Karmain cerpen tersebut telah dapat ditemukan. Laki- yang telah mengenal sosok laki-laki pemanggul laki pemanggul goni adalah sebuah figur yang goni melalui cerita-cerita yang disampaikan hadir dalam pikiran tokoh Karmain. Ia adalah ibunya sejak masa kanak-kanak. fantasi yang muncul sebagai akibat rasa bersalah

PENUTUP Berdasarkan analisis semiotik terhadap cerpen “Laki-Laki Pemanggul Goni” karya Budi Darma dapat diperoleh makna laki-laki pemanggul goni yang ada dalam cerpen tersebut adalah perwujudan rasa bersalah yang muncul dalam pikiran tokoh Karmain sebagai akibat dari kesalahan yang dilakukannya di masa lalu.

DAFTAR PUSTAKA Aveling, Harry.1983. “Dunia yang Jungkir Balik Budi Darma” dalam Cerpen Indonesia Mutakhir : Antologi Esai dan Kritik. Pamusuk Eneste (ed). Jakarta : Gramedia. Darma, Budi. 2013. “Laki-laki Pemanggul Goni” dalam Cerpen Pilihan Kompas 2012 Laki-laki Pemanggul Goni. Jakarta : Kompas. Junus, Umar.1981. Mitos dan Komunikasi. Jakarta : Sinar Harapan. Pradotokusumo. 2005. Pengkajian Sastra. Jakarta : Gramedia. Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. : Pustaka Pelajar. Santosa, Puji. 1990. Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. : Angkasa. Siswanto,Wahyudi.2005. Budi Darma : Karya dan Dunianya. Jakarta : Grasindo. Suryanata, Jamal.T. 2016. Pendekatan Kajian Sastra. Sebuah Pengantar Ringkas. Banjarbaru : Scripta Cendikia. Susanto,Dwi.2016. Pengantar Kajian Sastra. Jakarta : CAP (Center of Academic Publishing Service). Suwondo, Tirto. 2001. Suara Suara yang Terbungkam Olenka dalam Perspektif Dialogis. Yogyakarta : Gama Media. Zaimar, Okke K.S. 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

134 PB