TOTOBUANG Volume 9 Nomor 1, Juni 2021 Halaman 117—129
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TOTOBUANG Volume 9 Nomor 1, Juni 2021 Halaman 117—129 EKSKLUSI PEREMPUAN, SASTRA, DAN PSIKOLOGI GENDER: STUDI PADA CERPEN KARYA BUDI DARMA TAHUN 2016--2020 (Female Exclusion, Literature, and Gender Psychology: Study On Budi Darma's Short Stories 2016--2020) Anas Ahmadi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya Lidah Wetan, Surabaya, Indonesia Pos-el: [email protected] Diterima: 20 Januari 2021; Direvisi: 25 Mei 2021; Disetujui: 27 Mei 2021 doi: https://doi.org/10.26499/ttbng.v9i1.290 Abstract The study of gender is currently attracting the researchers from various fields. One of them is research gender in literature. Therefore, this study aims to describe the exclusion of women contained in Indonesian literature through a gender psychology perspective. The method used qualitative with narrative exposure style. The data source used a short story by Budi Darma in 2016-2020. Data analysis techniques includes identification, classification, and data exposure. The results of the study and discussion showed that exclusion in literature emerged some categories: (1) exclusion of women through the selection of short story titles that were more tendent to men, (2) exclusion of wartime women, and (3) exclusion of women through labeling. Keywords: exclusion, literature, labelling, psychology, gender psychology Abstrak Studi mengenai gender saat ini menarik perhatian peneliti berbagai bidang. Salah satunya adalah penelitian gender di bidang sastra. Berkait dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksklusi perempuan yang terdapat dalam sastra Indonesia melalui perspektif psikologi gender. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan gaya pemaparan naratif. Sumber data yang digunakan adalah cerpen karya Budi Darma tahun 2016-2020. Teknik analisis data meliputi, identifikasi, klasifikasi, dan pemaparan data. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa eksklusi dalam literatur muncul dengan kategori (1) eksklusi perempuan melalui pemilihan judul cerpen yang lebih condong kepada laki-laki, (2) eksklusi perempuan masa perang, dan (3) eksklusi perempuan. melalui pelabelan. Kata-kata kunci: eksklusi, sastra, labelling, psikologi, psikologi gender PENDAHULUAN 2009), perempuan dan politik (Jeydel, 2004), Studi tentang perempuan saat ini perempuan dan sastra (Warren, 2005; sudah banyak dilakukan oleh peneliti, baik Orabueze, 2015), perempuan dan melalui perspektif pria ataupun perspektif keadilan/ketidakadilan (Gregory, 2003). perempuan itu sendiri. Keduanya, memiliki Studi perempuan perspektif gender tersebut koridor kritis dalam memahami dan menunjukkan bahwa perempuan mulai dari menginterpretasi perempuan. Dalam konteks dulu sampai sekarang mengalami dinamisasi gender, studi perempuan sudah digali dalam hal konsep, teori, dan metodologi melalui perspektif perempuan sebagai istri yang berkait dengan studi perempuan. dan janda (Lanza, 2007; Conger, 2009; Dinamisasi dalam studi perempuan dan studi Reeder, 2003), perempuan migran (Briones, gender itulah yang menarik untuk dikaji 117 Totobuang, Vol. 9, No. 1, Juni 2021: 117—129 secara mendalam, baik secara filosofis, Studi tentang perempuan dalam psikologis, sosiologis, antropologis, ataupun kaitannya dengan ketidakadilan gender religius. sudah pernah dilakukan oleh Jacobsen Berkait dengan konteks studi (2011) yang meneliti ketidakadilan gender mengenai perempuan yang ditinjau dari dalam konteks pekerjaan skala global. Dia perspektif gender, memang sudah banyak menunjukkan bahwa setiap tahun sebagaimana dipaparkan pada bahasan di ketidakadilan gender di konteks perkerjaan awal. Sebagaimana diketahui bersama, studi terjadi. Sakariyau & Zakuan (2017) yang tentang perempuan dalam perspektif gender meneliti ketidakadilan gender di Nigeria dan bisa ditinjau dari segi usia, seks, agama, Malaysia dalam konteks politik. Hasil perkawinan, pekerjaan, politik, sosial, penelitiannya menunjukkan bahwa budaya, filsafat, kriminologi, ketidakadilan, kedudukan perempuan dalam konteks politik migran, dan pendidikan. Studi tersebut di Nigeria dan di Malaysia masih rendah jika muncul dalam bentuk monodisipliner dan dibandingkan dengan kedudukan laki-laki interdisipliner. Dalam bentuk dalam di kancah politik. Hal ini monodisipliner, studi gender dikaitkan hanya mengeksplisitkan bahwa ketidakadilan dengan satu studi saya. Adapun studi gender dalam hal politik di kedua negara interdisipliner dikaitkan dengan dua atau tersebut masih tinggi. Kedua penelitian yang lebih studi yang digunakan. berkait dengan studi gender tersebut Berkait dengan gender, Ridgeway terdahulu tersebut belum menyentuh (2011) menunjukkan bahwa manusia konteks eksklusi dengan menggunakan modern saat ini, jika ditinjau dari perspektif perspektif psikologi gender. Padahal, gender, memang masih kuat dalam eksklusi perempuan dengan kacamata ‘inequality’. Hal tersebut terjadi pada psikologi gender mampu memberikan negara-negara besar yang sebenarnya cara terobosan baru dalam kaitannya dengan berpikir masyarakatnya sudah terbuka, peminggiran perempuan melalui koridor demokratis, dan berkeadilan. Apalagi, jika psikologis. Selain itu, masyarakat bisa melihat gender yang berada di negara-negara mendapatkan wacana baru bahwa studi yang cara berpikirnya masih tradisional dan gender juga bisa ditinjau dari perspektif masih banyak ditopang oleh pemikiran psikologi. patriarkhal. Berkait dengan konteks gender, sastra Fenomena yang ‘inequality’ di negara sebagai karya kreatif juga memunculkan maju ataupun di negara berkembang saat ini topik yang berkait dengan gender, sangat merugikan kaum perempuan sebab marginalisasi, ataupun penindasan. Peneliti ketidakadilan gender akan menguntungkan tersebut antara lain sebagai berikut. Corse satu pihak dan merugikan pihak yang & Westervelt (2002) meneliti sastra yang lainnya. Dalam hal ini, pihak yang banyak dikaitkan dengan pembacaan dari perspektif diuntungkan adalah kaum laki-laki. Mereka perempuan. Hasil penelitiannya sebagai kaum patriarkhal banyak menguasai menunjukkan bahwa terjadi perubahan negara dan membuat undang-undang yang strategi interpretasi pada pembacaan novel memenangkan kaum laki-laki. Hal tersebut yang dilakukan oleh perempuan pada era memang menjadi catatan Saadawi (2021) dulu dengan era modern. Perubahan tersebut bahwa laki-laki menguasai perempuan disebabkan oleh kesadaran perempuan melalui sistem yang dibuat oleh mereka. dalam hal pembacaan dan penginterpretasian Dengan demikian, perempuan dibuat tidak teks. Selama ini, teks cenderung dibaca dan berdaya dengan sistem yang sengaja dibuat diinterpretasi secara objektif. Padahal, teks oleh kaum laki-laki. sebagai sebuah ideologi dikonstruksi secara subjektif oleh si pencipta. Karena itu, 118 Eksklusi Perempuan, Sastra, dan Psikologi Gender …. (Anas Ahmadi) dibutuhkan pembacaan dan Sastra adalah dunia realitas dalam fiksi penginterpretasian yang mendalam agar bisa yang sebenarnya di dalamnya memang mendapatkan temuan yang kritis berkait benar-benar menggambarkan realitas lain dengan makna teks. yang kadang tidak diungkap dalam media Page (2003) meneliti sastra perspektif massa. Hal tersebut disebabkan media massa perempuan dalam kaitannya dengan yang bungkam dengan kondisi realitas feminisme naratologi. Dalam konteks ini, ‘inequality’ sebab mereka sudah dibungkam Page menandaskan bahwa teks sastra harus oleh penguasa yang lebih banyak didominasi dibaca secara mendalam melalui perspektif oleh kaum laki-laki. feminisme naratologi atas bisa menggali teks Bertolak dari paparan tersebut dalam sastra secara tepat. Janssen & Muracher artikel ini bertujuan untuk mengungkap dan (2005) meneliti tentang gender dalam sastra mengeksplorasi eksklusi perempuan dalam yang dikaitkan dengan konteks pembaca. sastra Indonesia perspektif psikologi gender. Dia menunjukkan bahwa aspek jenis Secara spefisik, artikel ini difokuskan pada kelamin pengarang tidak bisa cerpen karya Budi Darma yang ditulis pada disembunyikan dari pembaca sebab hal tahun 2016-2020. Dipilihnya karya-karya tersebut tampak dalam karyanya. Budi Darma sebagai sumber data penelitian Selain itu, penelitian yang dilakukan sebab karya-karya yang ditulis oleh Budi oleh Suman (2018) mengkaji masalah Darma sangat kuat dalam menonjolkan migrasi dan gender dalam konteks aspek psikologis (Siswanto, 2005). Hal kesasraan. Hasil penelitiannya menunjukkan tersebut sangat kuat dalam pemunculan bahwa migrasi memiliki pengaruh terhadap psike dan perilaku tokoh dalam karya yang tulisan para sastrawan dalam kiatannya ditulis oleh Budi Darma, baik dalam bentuk dengan konteks gender. Penelitian yang cerpen (Darma, 2002) ataupun novel dilakukan Suman tersebut menunjukkan (Darma, 1988, 1996, 2009) yang ditulisnya bahwa gender dalam sastra juga bisa dikaji baik ketika di Amerika maupun di Indonesia. melalui perspektif migrasi. Adapun Ahmadi Tujuan penelitian ini adalah (2021) meneliti trauma perempuan konteks mendeskripsikan eksklusi perempuan dalam gender dalam sastra Indonesia yang cerpen yang ditulis oleh Budi Darma rentang difokuskan pada novel yang di dalamnya tahun 2016-2020. Manfaat penelitian ini merepresentasikan tragedi 11 Mei. Hasil diharapkan dapat memberikan kontribusi penelitiannya menunjukkan bahwa sastra teoretis maupun praktis dalam khasanah Indonesia sebagai teks fiksi juga kritik sastra yang berkait dengan psikologi mengungkapkan kebenaran melalui sastra. sastra, khususnya psikologi gender. Kebenaran yang kadang tidak diungkap dalam media massa sebab dianggap sebagai hal yang sensitif untuk dipublikasikan ke LANDASAN TEORI masyarakat. Dalam perspektif psikologi,