Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2016

DAMPAK TRANSMIGRASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT: STUDI SEJARAH MASYARAKAT TIMPEH Penulis : Yosi Nova Sumber : Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Diterbitkan Oleh : Laboratorium Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Sumatera Barat

Untuk Mengutip Artikel ini :

Nova, Yosi, 2016. Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat: Studi Sejarah Masyarakat Timpeh Dharmasraya. Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2016: 23-36.

Print Online Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ISSN : 2301-8496 ( ), ISSN : 2503-1570 ( )

Laboratorium Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat JurnalYosi Nova Ilmu– Dampak Sosial MamanganTransmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2016, p. 23-36 ISSN : 2301-8496 (Print), ISSN : 2503-1570 (Online) http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan

DAMPAK TRANSMIGRASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT: Studi Sejarah Masyarakat Timpeh Dharmasraya

Yosi Nova

STAI-YDI Lubuk Sikaping, Indonesia Email : [email protected]

ABSTRACT Dharmasraya regency is once the destination of transmigration for Suamtera region. Some of them is Timpeh. The pattern of transmigration in Timpeh is general transmigration and local transmigration. Dharmasraya is of the most successful transmigration destination in Indonesia withTransmigration Award “Makarti Nayomata from the Indonesian minister of Transmigration in 2012 as indicator. This study conducted with qualitative research. Data collected through document study, interviews and observation. Result is the Dharmasraya transmigration program succesfull aired on nation TV station once year after. Transmigration program bring the changes on the social life of Timpeh. Transmigration conducted the new social identity, new culture and the pattern of economic development in Timpeh.

Keywords :

Transmigration, Social Identity, Civil Society ABSTRAK

Kabupaten Dharmasraya adalah salah satu daerah tujuan transmigrasi untuk wilayah Sumatera. Di antara beberapa daerah yang berada dalam Kabupaten Dharmasraya yang menjadi daerah tujuan transmigrasi adalah Timpeh. Pola transmigrasi yang berlangsung di kecamatan Timpeh adalah Transmigrasi Umum (TU) dan Transmigrasi Lokal. Dalam menjalankan program Transmigrationtransmigrasi yangAward diadakan oleh pemerintah, kabupaten Dharmasraya adalah contoh daerah tujuan transmigrasi yang paling berhasil di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan penghargaan “Makarti Nayomata” dari Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia yang diraih oleh kabupaten Dharmasraya pada tahun 2012. Atas prestasi ini, maka tahun selanjutnya keberhasilan program transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya juga ditayangkan di stasiun televisi nasional. Penelitian dilakukan secara qualitatif di kecamatan Timpeh. Data dikumpulkan melalui studi dokumen, wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program transmigrasi ternyata telah membawa banyak perubahan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat kecamatan Timpeh. Transmigrasi Katamembentuk Kunci: identitasTransmigrasi, baru Identitassosial, budaya Sosial, masyarakat Civil Society serta pola pembangunan ekonomi.

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 23 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

PENDAHULUAN

secara keseluruhan oleh pihak pemerintah Transmigrasi merupakan salah satu melalui Depnakertrans (Departemen Tenaga program pemerintah dalam rangka Kerja dan Transmigrasi). Mereka yang pemecahan masalah kependudukan, mengikuti transmigrasi umum, setelah tiba di pemerataan pembangunan dan kesejahteraan daerah tujuan mendapat tanah pertanian (Hardjono, 1982). Transmigrasi dapat seluas 2 hektar, rumah, bibit tanaman serta difahami sebagai perpindahan penduduk diberi jaminan makan untuk jangka waktu dari suatu wilayah yang padat penduduknya delapan bulan. Sementara itu transmigrasi ke area wilayah pulau lain yang penduduknya lokal ialah perpindahan penduduk dalam satu masih sedikit atau belum ada penduduknya. daerah saja. Pindahnya bersifat setempat, Transmigrasi di Indonesia biasanya diatur misalnya dari satu provinsi ke provinsi yang dan didanai oleh pemerintah bagi warga yang lain, dan bahkan mungkin terjadi dalam satu umumnya golongan menengah ke bawah. provinsi. Sesampainya di tempat transmigrasi para Sebahagian besar penduduk Kecamatan transmigran diberikan sebidang tanah Timpeh merupakan masyarakat transmigran. pekarangan atau tanah pertanian untuk Berdasarkan data Disnakertrans Kab. penunjang hidup di lokasi tempat tinggal Darmasraya transmigrasi ke daerah Timpeh yang baru. melalui 7 tahap, yang dimulai sejak tahun Pemindahan penduduk ini sudah mulai 1982 hingga tahun 1995. Terhitung dari dilaksanakan sejak zaman kolonial. tahun awal program transmigrasi dijalankan Pemerintahan Indonesia baru mulai untuk daerah Timpeh, maka jumlah melanjutkan program ini dari tahun 1950. masyarakat yang berhasil ditransmigrasikan Program transmigrasi merupakan jalan yang ke daerah ini mencapai 2.568 kepala keluarga ditempuh untuk mengatasi yang berasal dari berbagai daerah yaitu, Jawa ketidakseimbangan dan ketitakmerataan Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, dan penduduk. Program transmigrasi dianggap transmigrasi lokal (BPS, 1984) sebagai sarana pembangunan yang penting Berdasarkan profil Kecamatan Timpeh (Mochtar, 1978). Seiring dengan tahun 2009, sebelum datangnya masyarakat perkembangan pembangunan di daerah yang transmigrasi, daerah Timpeh terdiri dari cukup pesat, dan juga perimbangan keuangan hutan belantara dan penduduknya hanya antara pusat dan daerah melalui kebijakan sedikit, selain itu mereka masih otonomi daerah, maka pulau-pulau yang keterbelakangan baik itu dalam pendidikan, tadinya menjadi tujuan program transmigrasi ekonomi, dan maupun pembangunan. telah berkembang dan harus dibatasi Transmigrasi telah mendorong munculnya penerimaan transmigran. Bahkan yang perubahan sosial di daerah ini. Kecamatan berkembang adalah penduduk pulau Timpeh juga merupakan Kecamatan hasil Sumatera sekarang menjadi obyek yang akan penataan dan pembentukan kecamatan mengikuti program transmigrasi. Pemilihan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten lokasi transmigrasi juga harus berdasarkan Dharmasraya no. 3 tahun 2008 yang awalnya asas kelestarian lingkungan hidup (utamanya bagian dari Kecamatan Sitiung Kabupaten hutan) (Asril, 2009). Dharmasraya berdiri secara resmi pada Daerah tujuan transmigrasi di Indonesia tanggal 10 Desember 2008. meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Kemajuan untuk daerah Timpeh ini bisa Sulawesi, dan Irian Jaya. Kabupaten dilihat dalam berbagai bidang di antaranya Dharmasraya merupakan salah satu daerah dalam bidang keagamaan, dalam bidang ini tujuan transmigrasi di Pulau Sumatera. Di dapat dilihat dengan banyaknya jumlah antara beberapa daerah yang berada dalam Mesjid, Mushalla, dan Langgar sebagai sarana Kabupaten Dharmasraya sebagai daerah tempat peribadatan, didirikan beberapa tujuan transmigrasi adalah daerah Timpeh. lembaga pendidikan formal seperti, yayasan Pola transmigrasi yang berlangsung di al-Muhajirin, pondok pesantren Miftahul kecamatan Timpeh adalah Transmigrasi 'Ulum, beserta Madrasah Diniyyah Awaliyyah Umum (TU) dan Transmigrasi Lokal. (MDA), Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) dan Transmigrasi umum adalah program Taman Pendidikan Sahril Qur'an (TPSQ). transmigrasi yang disponsori dan dibiayai Selain itu juga diadakannya beberapa kegiatan pendidikan non formal seperti,

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 24 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

wirid yasinan, remaja mesjid, dan majelis perbedaan budaya, perbedaan pemahaman ta'lim. Semangat keagamaan masyarakat keagamaan, dan lain sebagainya. Timpeh juga ditandai dengan semakin Penelitian tentang kehidupan banyaknya masyarakat Timpeh yang naik haji masyarakat transmigran memang telah dan setiap bulan Ramadhan diadakan acara dilakukan oleh beberapa peneliti, namun santunan untuk anak-anak yatim. bukan dalam arti kata bisa mewakili seluruh Dalam bidang perekonomian konteks kehidupan masyarakat transmigran penghasilan masyarakat Timpeh diperoleh diberbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan dari tanaman kelapa sawit dan karet. hasil penelusuran penulis, ada beberapa Perkembangan perekonomian masyarakat penelitian yang berkaitan dengan kehidupan Timpeh dimulai dari tahun 1994 karena pada masyarakat transmigran yang dapat tahun ini diadakan penanaman kelapa sawit dijadikan sebagai acuan dalam Komunikasi penulisan besar-besaran sehingga menghasilkan PenengahpembahasanBudaya ini. perekonomian yang sangat stabil dan pada Suatu penelitian tentang umumnya mereka sudah bisa memenuhi yang dilakukan oleh kebutuhan hidup mereka dengan baik. Wakidul Kohar, dan penelitian ini telah Bidang pendidikan juga mendapat dibukukan pada tahun 1997. Penelitian ini perhatian yang sangat baik dari masyarakat beranjak dari asumsi bahwa dibalik Timpeh. Hal itu dapat diketahui dengan pergumulan keragaman etnis dalam suatu berdirinya beberapa sekolah tingkat PAUD, wilayah, sangat dimungkinkan terjadi TK, SDN, SMPN, dan SMAN. Sedangkan dalam sentimen-sentimen kesukuan, kedaerahan, hubungan sosial, baik itu dari masyarakat asli dan agama. Dalam pembahasan ini ia melihat dan masyarakat transmigran terjalin relasi kepada konflik yang terjadi antara hubungan yang baik dan nyaris tidak ada masyarakat asli dan konflik antar kelompok. masyarakat transmigran dari Jawa di daerah Ulasan di atas merupakan gambaran Lunang Silaut (Pesisir). Menurut hasil secara umum yang ada di kecamatan Timpeh. penelitiannya ada dua faktor yang Dengan adanya program transmigrasi ini, menyebabkan terjadinya konflik antara dua telah membawa banyak perubahan dan etnis budaya ini yaitu faktor tanah dan faktor perkembangan untuk kecamatan Timpeh. perbedaan pemahaman keagamaanTransmigrasi(Kohar, di Dalam menjalankan program transmigrasi Indonesia:2010). Tulisan dan Hasil-hasil yang diadakan oleh pemerintah, kabupaten PenelitianSelanjutnya buku Dharmasraya dijadikan sebagai contoh Rigkasan daerah yangTransmigration paling berhasil Award di Indonesia, yang disunting oleh Arif Budiman. sehingga pada tahun 2012 Dharmasraya Buku ini merupakan ringkasan tulisan-tulisan meraih “Makarti yang tersebar di berbagai koran, majalah, Nayomata” dari Menteri Tenaga Kerja dan laporan penelitian, dan beberapa buku yang Transmigrasi Republik Indonesia atas membahas tentang transmigrasi. dedikasinya mensukseskan program Pembahasan pertama yang disajikan dalam transmigrasi tersebut. PrestasiHarian Umum ini buku ini ialah mengenai sejarah transmigrasi Rakyatditayangkan Sumbar selama setengah jam oleh salah di Indosesia. Pada tahap awal program ini satu stasiun TV Nasional. ( dimotori oleh pemerintahan Kolonial Belanda , 2014) yang disebut dengan istilah kolonisasi sampai Berdasarkan latar belakang tersebut berkembang menjadi istilah transmigrasi maka menjadi fenomena yang menarik untuk setelah Indonesia merdeka. Selanjutnya buku melihat perubahan sosial masyarakat Timpeh ini membahas tentang berbagai macam pola sebagai konsekuensi logis dari adanya transmigrasi yang pernah berkembang di transmigrasi di daerah tersebut. Karena pada Indonesia mulai dari pola transmigrasi umumnya masyarakat transmigran pertanian, transmigrasi umum, transmigrasi dipenempatan transmigrasi lainnya Swakarsa, Transmigrasi Pola Perkebunan, mempunyai hubungan yang kurang baik Pola Nelayan, dan Pola Industri. Tulisan ini dengan masyarakat asli. Hal itu biasanya merupakan salah satu bentuk usaha yang disebabkan oleh beberapa faktor di dilakukan oleh penulis dalam mencari antaranya perebutan lahan pertanian, pemecahan berbagai masalah transmigrasi yang ada di Indonesia (Budiman, 1985).

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 25 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Transmigrasi: dari Daerah Asal sampaiRukmadi Benturan Warsito Budaya dkk di membahas Tempat Langkah pertama adalah mencari dan Pemukimantentang mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan topik dan judul penelitian, sejarah . Tulisan ini membicarakan sosial masyarakat Timpeh. Sumber yang tentang berbagai permasalahan yang digunakan untuk mendapatkan fakta tentang dihadapi oleh masyarakat transmigran di kehidupan sosial di daerah ini, diarahkan daerah penempatan, mulai dari masalah pada arsip-arsip pemerintah daerah sebagai pertanahan, perekonomian, sampai kepada sumber primer, terutama yang menyangkut masalah sosial-budaya. Selain itu dalam tentang berbagai kebijakan pemerintah penulisan tersebut para penulis juga terhadap kehidupan masyarakat memberikan semacam rekomendasi atau transmigran. Selain sumber pemerintahan saran kepada pemerintah dan masyarakat akan dilengkapi dengan sumber lisan dalam transmigran untuk menyelesaikan berbagai bentuk wawancara dengan berbagai tokoh permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang di anggap berkompeten masyarakat transmigran tersebut (Warsito, untuk memberikan Informasi sekitar masalah 1984). yang diteliti. Dapat dilihat beberapa penelitian yang Sementara itu sumber-sumber tertulis dicantumkan di atas telah menghasilkan lainnya merupakan bentuk sumber sekunder. beberapa pendekatan dalam melihat Sumber ini terdiri dari tulisan-tulisan yang kehidupan masyarakat transmigran di menyangkut kehidupan sosial masyarakat antaranya menggunakan pendekatan transmigrasi. Surat-kabar meskipun dengan antropologi, sosiologi, ekonomi dan tidak kredibilitas yang memerlukan pendekatan keagamaan. Dengan demikian pengujian yang ketat, namun sangat penelitian sejarah ini menggunakan membantu melengkapi sumber bagi pendekatan sejarah sosial dengan titik penelitian ini. field research persoalan yang berbeda dengan penelitian Sumber-sumberlibrary rese ini arch). didapat Fieldresearch melalui sebelumnya. penelitian lapangan ( ) dan Tulisan ini akan menitikberatkan kepustakaan ( pengkajian pada tingkat kemakmuran dilakukan dengan wawanacara kepada kehidupan masyarakat Timpeh dan faktor- beberapa nara sumber terkaitoralhistory pokok faktor yang mempengaruhinya. Pembahasan pembahasan. Dalam kajian sejarah hal ini akan mencakup peranan masyarakat dikenal sebagai sejarah lisan ( ). transmigran dalam kehidupan sosial Sedangkan untuk persiapan penelitian masyarakat Timpeh dan perubahan- lapangan dalam melakukan observasi dan perubahan yang terjadi di kecamatan Timpeh wawancara peneliti menyediakan peralatan, METODOLOGIsetelah kedatangan PENELITIAN transmigran. seperti kamera, buku catatan dan sarana penunjang lainya. Kemudian masih dalam tahapan pengumpulan data, observasi Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dilakukan dengan jalan sejarah terkait dengan perubahan sosial mengadakan wawancara kepada beberapa masyarakat Timpeh. Mengingat kajian orang tokoh masyarakat, tokoh agama, penelitian ini dilakukan untuk mengungkap masyarakat transmigrasi umum, transmigrasi dampak transmigrasi maka, kondisi lokal dan masyarakatlibrary research asli. Pengumpulan masyarakat Timpeh sebelum dan sesudah sumber juga dilakukan melalui studi transmigrasi juga ditampil. Kondisi itu kepustakaan ( ) yaitu dengan meliputi aspek budaya, agama, pendidikan mempelajari dan mengumpulkan sumber- dan ekonomi. Untuk mendapatkan fakta-fakta sumber tertulis berupa buku-buku, artikel, yang lebih akurat, penelitian ini dokumen dan arsip yang terkait dengan topik menggunakan metode penelitian sejarah penelitian. yakni penelitian terhadap sumber-sumber Setelah sumber-sumberpenelitian terkumpul maka sejarah secara kritis. Untuk menjangkau dilakukan pengujian terhadap sumber- sumber secara lebih luas dan kritis maka sumber tersebut. Dalam sejarah penelitian ini menggunakan pendekatan langkah ini lazim disebut sebagai kritik kualitatif. sumber. Langkah ini dilakukan dengan mengkritisi isi informasi yang disampaikan

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 26 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

oleh masyarakat mengenai hal-hal yang Indonesia belum cukup stabil baik dalam berkaitan dengan kehidupan sosial bidang sosial, ekonomi, dan maupun politik, masyarakat Timpeh setelah datangnya usaha perpindahan penduduk tetap masyarakat transmigran. Kritik yang diprogramkan namun berjalan tidak stabil. dilakukan di sini salah satunya adalah Masalah pengurangan jumlah penduduk mengecek isi dan informasi yang mendapat perhatian yang cukup besar ketika disampaikan dalam sumber-sumber yang jabatan presiden pindah ke tangan Soeharto, telah ditemukan dengan mengkolaborasikan ini dibuktikan dengan diadakannya program antara sumber satu dengan sumber lainnya Keluarga Berencana (KB) tahun 1968 dan yang memiliki kesamaan informasi. transmigrasi (Budiman, 1985). Transmigrasi Langkah selanjutnya adalah dengan daerah tujuan Kecamatan Timpeh menginterprestasi atau melakukan mempunyai dua bentuk yaitu transmigrasi penafsiran sejarah dengan analisis sejarah. umumTransmigra dan transmigrasisi Umum lokal. Langkah ini merupakan kegiatan menafsirkan dan menganalisa beberapa 1. keterangan dari sumber-sumber data sejarah Transmigrasi umum adalah sosial keagamaan masyarakat teransmigran program transmigrasi yang disponsori Timpeh. Baik itu data-data yang diperoleh dan dibiayai secara keseluruhan oleh melalui wawancara dan maupun data yang pemerintah melalui Depnakertrans diperoleh dari berbagai literatur. Pada (Departemen Tenaga Kerja dan langkah ini sumber dikelompokkan Transmigrasi). Transmigran umum berdasarkan pertimbangan urutan waktu, untuk daerah Timpeh berasal dari tempat dan aspek lainnya. Kemudian antara berbagai daerah di antaranya, Jawa sumber yang satu dengan sumber yang Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta. lainnya dirangkai untuk mencari hubungan Adapun latar belakang masyarakat antara satu fakta dengan fakta yang lain. transmigran tersebut didominasi oleh Langkahtulisan terakhir adalah faktor ekonomi yang sangat sulit dan mengeksplanasikan hasil penelitian dalam tanah yang sangat sempit di daerah asal bentuk . Langkah ini merupakan usaha mereka. atau tindakan mendeskripsikan, Kemelaratan yang terjadi di Pulau memaparkan, menuliskan atau melaporkan Jawa dulu merupakan suatu masalah, hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam dan usaha untuk memeranginya yaitu hal ini yang berhubungan dengan topik dengan memindahkan penduduk. Semua LATARsejarah sosial BELAKANGmasyarakat TRANSMIGRASI Timpeh. KE itu diadakan secara kuantitatif tanpa TIMPEH memikirkan segi kualitatif, sehingga peledakan penduduk tidak terkendalikan dan mengakibatkan ancaman Indonesia merupakan negara yang kehancuran ekologis serta mempunyai jumlah penduduk cukup banyak, bertambahnya kemelaratan (Subangun, sehingga sejak pemerintahan Kolonial 1980). Usaha untuk memindahkan Belanda diadakan program pengurangan dan penduduk sudah sejak zaman dahulu penyeimbangan jumlah penduduk Pulau Jawa dilaksanakan dan dari tahun ke tahun dan pulau-pulau lainnya, program ini diawali selalu mendapat perhatian, akan tetapi sejak tahun 1905 hingga sesudah Indonesia masalah keseimbangan belum juga dapat merdeka program perindahan penduduk diselesaikan (Suroso, 1981). tetap dilanjutkan. Program ini dilandasi Ekonomi yang sangat sulit telah dengan tujuan pemerataan dan keterpaduan membuat masyarakat jenuh, sehingga antara pembangunan nasional dan regional. ketika adanya tawaran dari pemerintah Secara ideal tujuan pembanguaan yang untuk mengadakan program dimaksud akan membawa perubahan transmigrasi pada tahun 1982, banyak pertumbuhan daerah, baik daerah asal masyarakat yang tertarik untuk mapun daerah penerima (Swasono & mengikuti program tersebut. Apa lagi Singarimbun, 1985). pemerintah mengiming-imingi Saat pemerintahan Soekarno kondisi masyarakat dengan berbagai fasilitas, seperti tanah, rumah, jaminan makan

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 27 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Transmigrasi Lokal selama satu tahun, dan lain-lain 2. sebagainya, membuat masyarakat yang Transmigrasi lokal dapat dipahami kurang mampu semakin yakin untuk dengan perpindahan penduduk dalam mengikuti program transmigrasi satu daerah saja. Pindahnya bersifat tersebut. setempat, misalnya dari satu provinsi ke Selain itu pemerintah juga provinsi yang lain, dan bahkan mungkin memperlihatkan foto-foto keberhasilan terjadi dalam satu provinsi. Transmigrasi masyarakat yang mengikuti program lokal di Kecamatan Timpeh paling transmigran pada tahun-tahun dominan berasal dari Kabupaten 50 sebelumnya. Selain itu, pemerintah juga Kota. memperlihatkan foto-foto daerah Terjadinya transmigrasi masyarakat kemana mereka akan ditransmigrasikan. Kabupaten 50 Kota, tepatnya dari Desa Sehingga banyak masyarakat yang Taratak (Payakumbuh) ke darah Timpeh mendaftarkan diri untuk mengikuti disebabkan terjadinya bencana alam program transmigrasi tersebut. Mereka yang melanda daerah tersebut pada berharap dengan mengikuti program tahun 1993. Longsor yang melanda transmigrasi ini bisa membuat hidup daerah Taratak menyebabkan hampir mereka lebih baik dan sejahtera. sebagian daerah ini habis dan hancur Masyarakat yang siap untuk berantakan, sehingga tidak mungkin lagi diberangkatkan ke daerah tujuan untuk ditempati. Peristiwa ini mendapat transmigrasi dijemput oleh pemerintah perhatian dari pemerintah, banyak ke rumah masing-masing dan didanai pejabat-pejabat yang datang tidak seluruh biaya transportasi yang akan terkecuali Menteri Sosial Indonesia. membawa mereka ke daerah baru Hasan Basri Durin selaku Gubernur tersebut. Masyarakat diberangkatkan Sumatera Barat memberikan dengan pasawat ke Sumatera Barat, pengarahan bahwa Desa Taratak tidak setelah itu dihantarkan ke Kabupaten layak lagi dijadikan kediaman Sawah Lunto-Sijunjung. Kedatangan masyarakat. Kemudian Hasan Basri mereka disambut langsung oleh memberikan alternatif supaya pemerintahan Kabupaten. Setelah masyarakat Taratak dipindahkan ke selesainya acara penyerahan dan daerah lain. penerimaan masyarakat transmigrasi Setelah diadakan pendataan tersebut, barulah para transmigran terhadap lahan masyarakat Taratak yang dihantarkan ke daerah Timpeh dengan lahannya tidak layak digunakan lagi menggunakan mobil Loging. maka hasilnya menunjukkan lebih Setibanya di daerah Timpeh maka kurang 250 kepala keluarga harus masyarakat transmigran tersebut mulai dipindahkan ke tempat yang aman dan mencari rumahnya masing-masing tidak rawan bencana. Dibentuk dengan nomor yang telah ditentukan Koordinator Korban Bencana Alam oleh pemerintah. Selama satu minggu Kabupaten 50 Kota untuk program masyarakat transmigran diberi makan Transmigrasi supaya membuat usulan siap saji, untuk itu setiap jam makan kepada pemerintah Kabupaten 50 Kota para transmigran akan antri menunggu agar masyarakat Desa Taratak jatah makan. Kemudian setelah dianggap dipindahkan ke daerah lain. Inisiatif ini efektif untuk mandiri barulah ditanggapi oleh Pemerintah setempat pemerintah menyerahkan alat-alat dapur dan pemerintah setuju dengan hal secukupnya, pakaian, dan lahan untuk tersebut. perkebunan sebesar 2 hektar per kepala Walaupun sudah disepakati, namun keluarga. Hal ini bertujuan agar perjalanan transmigrasi Desa Taratak masyarakat mandiri dan mampu sempat gagal sampai 2 kali. Tahap mengolah sendiri perkebunan yang pertama digagalkan karena disediakan untuk menopang ekonomi pemerintahan Kabupaten 50 Kota keluarga. berinisiatif untuk memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang tanahnya dilanda bencana longsor, dengan syarat

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 28 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

program transmigrasi untuk daerah ini dibagikan dan ada juga yang bekerja di digagalkan. Namun beberapa dari perusahaan dan diberi gaji pada setiap masyarakat yang ingin mengikuti harinya, ketika itu perusahaan yang ada program transmigrasi tidak menyetujui ialah PT. Ingkasa Raya. hal tersebut. Karena adanya tuntutan Selain transmigrasi lokal yang dari masyarakat supaya program berasal dari Kabupaten 50 Kota, juga ada transmigrasi tetap dilanjutkan, akhirnya dari daerah Padang Si Busuk (Kabupaten pemerintah setempat mengalah dan Sawah Lunto-Sijunjung) dan Kabupaten bersedia melanjutkan program Solok. Latar belakang transmigrasi transmigrasi, namun hanya bagi masyarakat tersebut disebabkan karena masyarakat yang ingin ikut saja. sulitnya perekonomian, di daerah asal Sedangkan bagi masyarakat yang layak sehingga tidak memadai untuk transmigrasi tetapi tidak ingin mengikuti memenuhi kebutuhan hidup mereka. program tersebut, maka diberi ganti rugi Maka itu ketika adanya tawaran untuk uang sebesar 1.000.000 rupiah oleh mengikuti program transmigrasi dari pemerintah per kepala keluarga. pemerintah, banyak masyarakat yang Dari 250 kk yang telah terdaftar ingin mengikuti, karena mereka sangat yang layak diberangkatkan ke daerah mengharapkan dengan mengikuti penempatan transmigrasi, namun yang program transmigrasi ini bisa mengubah berangkat hanya 75 kk, selebihnya status ekonomi yang lebih baik. memilih untuk tetap tinggal di Desa Program transmigrasi dengan Taratak dan menerima uang ganti rugi daerah tujuan Timpeh dimulai sejak dari pemerintah. Sementara untuk tahun 1982 berakhir tahun 1995. Secara masyarakat yang siap untuk keseluruhan jumlah kepala keluarga ditransmigrasikan diberangkatkan pada yang berhasil dipindahkan dari berbagai tanggal 9 Juni 1994. para transmigran daerah asal ke Kecamatan Timpeh diberangkatkan ke daerah IDENTITASmencapai 2.768 BARU kepala keluarga. MASYARAKAT penempatannya yaitu di Nagari Timpeh, TRANSMIGRAN tepatnya di SP 7-Desa Tabek. Setibanya dilokasi penempatan para transmigran diberi satu rumah dengan luas Penduduk Kecamatan Timpeh terdiri perkarangan ½ hektar oleh pemerintah, dari beberapa etnis atau suku bangsa seperti, selain itu diberi alat-alat perlengkapan penduduk asli Minangkabau, Jawa (eks seperti, makan selama tiga hari, pakaian transmigrasi), dan Sunda (eks transmigrasi). seadanya, alat perlengkapan dapur, Walaupun mereka berasal dari etnis yang beserta alat-alat perkebunan melalui berbeda namun tetap terjalin hubungan yang KUPT (Kantor Unit Penempatan cukup baik antara masyarakat asli dan Transmigrasi). Selepas dari 3 hari maka pendatang. Terjalinnya hubungan para transmigran diberikan alat dapur persaudaraan dimano yang kokoh bumi ternyata dipijak sesuaidisitu seperti, beras, minyak, sabun, lauk-pauk, langikdengan dijunjuang. pepatah Minangkabau dan diberi jaminan makan selama 1 mengatakan “ tahun. ” Baik masyarakat Kemudian masyarakat transmigrasi transmigrasi asal dari pulau Jawa atau adat- Payakumbuh dianjurkan untuk istiadatnya berbeda dengan adat menggarap hutan yang akan dijadikan Minangkabau berusaha untuk menyesuaikan sebagai lahan perkebunan mereka secara diri dengan adat Minangkabau yang gotong royong, setelah hutan-hutan merupakan adat yang dipangku oleh digarap barulah diadakan pencabutan masyarakat Timpeh. lot, tiap-tiap orang mendapatkan tanah Semua warga transmigrasiinduak menjadi anak seluas 2 hektar, penempatannya kemenakan dari Ninik Mamak daerah yang di berdasarkan nomor lot yang didapatkan. tempati. Mengaku dianjurkan kepada Kemudian barulah dilepaskan oleh masyarakat transmigrasi asal pulau Jawa pemerintah untuk hidup madiri, maka kepada Ninik Mamak yang memimpin para transmigran harus berusaha sendiri persukuan yang ada di daerah Timpeh, sesuai dengan menggarap lahan yang telah

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 29 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

kok jauah manjalang suku, kok dakek manjalang mamak, adat samo diisi, limbagodengan kata samo adat dituang, “ kok ka bukik samo dapat diberikan atau disandang oleh mandaki, kalurah samo manurun. keturunan orang Minangkabau. Besar kemungkinan, pemberian gelar itu bukan ” Adapun artian pusako adat Minangkabau tetapi suku-suku asli yang dianut oleh masyarakat sebatas formalitas belaka. Sebagai syarat atau Timpeh ialah, Melayu, Melayu Tongah, pengakuan menjadi masyarakat Minang. Hal Melayu Domo, Melayu Dalam, Piliang Godang, itu menunjukkan bahwa identitas masyarakat Piliang Soni, dan Patopang. transmigran -jawa dan madura- yang Para transmigrasi dibebaskan kemana ia awalnya menganut patrilineal (kekerabatan harus berinduk, sehingga pada umumnya berdasarkan ayah) berubah menjadi masyarakat transmigrasi yang tidak berasal matrilineal. Meski dalam praktek sosial dan dari Minangkabau mendapatkan suku. Oleh wilayah privat identitas itu tetap bertahan. sebab itu mereka harus mengikuti semua Hal itu dapat dilihat dari realitas tradisi dan ketentuan-ketentuan adat istiadat kesenian yang terdapat di tengah-tengah Minangkabau. Misalnya, masyarakat masyarakat. Masing-masing etnis yang Minangkabau menganut sistem kekerabatan mendiami daerah Timpeh dengan kesenian matrilineal, yakni kekerabatan yang menarik yang berbeda-beda bebas melakukan garis kekerabatan menurut garis ibu. pertunjukannya bahkan mendapat dukungan Menurut sistem ini seorang anak harus dari warga sesama transmigran. Etnis masuk dalam keluarga ibunya. Sementara Minangkabau misalnya mempunyai kesenian seorang ayah mempunyai wewenang yang seperti , , dan Rabbana, etnis tidak terlalu kuat dalam mengatur Jawa sangat diidentikkan dengan kesenian keluarganya. Laki-uranglaki di sumando rumah keluarga Kuda Lumping dan Reok Ponorogo, istrinya dalam terminologi Minangkabau sementara etnis Sunda sangat terkenal disebut dengan (Hasan, dengan Tari Jaipongnya. Terjadinya 1988). Anak laki-laki sesudah akilbalig hubungan interaksi antar budaya yang baik dipisahkan dari ibunya dan harus tidur di antar etnis tersebut telah menyebabkan surau, walaupun akhir-akhir ini budaya terjadinya asimilasi budaya untuk daerah ini. tersebut sudah jarang ditemukan. Namun Kesenian-kesenian tersebut akan ditampilkan yang masih tetap adalah setelah laki-laki dalam berbagai acara seperti, acara pesta menikah dia harus tinggal di rumah istrinya pernikahan, sunatan, dan lain-lain (Salmadanis & Samad, 2003). sebagainya. Tentu saja untuk masyarakat etnis Jawa Beberapa kesenian terkadang dimainkan ketentuan ini tidak berlaku sepenuhnya, oleh orang yang bukan berasal dari etnis hanya saja mereka mengikuti beberapa tersebut. DapatPasambahan ditemukan beberapa orang ketentuan seperti, garis kekerabatan yang berasal dari etnis Jawa ternyata mahir berdasarkan menurut garis ibu, dan tidak dalam menari yang berasal dari dibolehkan kawin satu suku. Selain mengikuti kesenian Minangkabau. Dalam acara adat Minagkabau masyarakat transmigran pertukaran jabatanPasambahan pengurus adat asal Pulau Jawa yang sudah mengaku Minagkabau di Timpeh biasanya diawali berinduk dan bersuku, juga dipercaya dalam dengan tari ternyata membantu kepemimpinan suatu suku. masyarakat Timpeh yang bukan berasal dari Adapun struktur kepemimpinan satu suku etnis Minangkabau juga sangat antusias terdiri dari berbagai jabatan yaitu, Datuak, dalam menyambut acara tersebut, ini Monti, Dubalang, Bundo Kanduang, dan Alim dibuktikan dengan kegigihan mereka untuk Ulama. Untuk daerah ini ada beberapa belajar menari Persembahan yang akan kepemimpinan suku yang dipercayakan ditampilkan dalam acarabaralek tersebut. Begitu kepada masyarakat etnisPanungkek Jawa misalnya, Datuak juga dengan etnis Minangkabau ketika kepemimpinan Alim Ulama, selain itu juga mengadakan acara dan sunatan dipercayakan sebagai Panungkek mereka sering mengadakan pertunjukan Datuak)(pendamping datuk) dalam suatu suku. Kuda Lumping untuk memeriahkan acara Pemberian gelar adat (baca: tersebut. Hal ini telah menimbulkan rasa kepada etnis Jawa sesungguhnya saling memiliki antara satu dan yang lainnya. merupakan anomali terhadap adat Demikian pula halnya dengan tradisi Minangkabau. Sebab, gelar tersebut hanya yang berkaitan dengan perkawinan,

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 30 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

masyarakat Minangkabau, Jawa, dan Sunda etnis Jawa, melalui pernikahan ini maka akan memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya melahirkan anak-anak keturunan Minang- dan cenderung menggunakan tradisi budaya Jawa. Pernikahan antar etnis telah membuka masing-masing. Hanya saja sebelum interaksiKedua, yang terbuka antara keluarga yang melangsungkan acara kegiatan adatnya berbeda etnis tersebut. mereka dianjurkan untuk melaporkan atau perekonomian, etnis Jawa memberitahu Ninik Mamak. Begitu juga terkenal sebagai orang yang suka bekerja dalam acara kematian, sunatan, akikah dan keras sehingga sebahagian besar mereka lain-lain sebagainya. berprofesi sebagai petani kelapa sawit dan Dalam masyarakat yang dinamis, konflik karet, mereka terkenal dengan orang-orang adalah keniscayaan. Keniscayaan itu yang tekun dalam bekerja. Tidak jarang etnis mengejawantah dalam berbagai pola Minangkabau lebih suka mempekerjakan interaksi dan relasi individu dan kelompok orang-orang Jawa dalam berbagai usaha yang yang ada dalam masyarakat (Firdaus, 2014). digelutinya, Kebanyakan orang minangkabau Namun, di masyarakat timpeh keniscayaan berprofesi sebagai pedagang terjadinya tersebut tidak terjadi. Hal ini disebabkan oleh transaksi jual beli antar etnis telah pertemuan budaya dan tradisi dalam memberikan kesempatan untuk melakukan masyarakat serta adanya indentitas bersama, interaksi yang baik antara beberapa etnis. maka kehidupan masyarakat menjadi aman Untuk mamajukan dalam bidang dan tentram. Antar masyarakat yang berbeda perekonomian dalam sektor pertanian etnis tersebut nyaris tidak terjadi konflik masyarakat Timpeh membentuk kelompok antar kelompok, masyarakat berusaha untuk tani, dalam kelompok ini etnis manapun memahami budaya masing-masing, sehingga dibolehkan untuk bergabung menjadi muncullah hubungan sosial yang harmonis. anggota kelompok, sehingga kelompokKetiga, tani Karena terjalinnya hubungan yang harmonis ini telah membantu dalam melancarkan antara masyarakat yang berbeda etnis interaksi antar etnis tersebut. politik, tersebut, telah menciptakan persatuan yang para transmigrasi yang berasal dari berbagai kokoh, sehingga membawa banyak daerah tersebut tidak hanya berperan dalam perkembangan untuk daerah ini, diantaranya kehidupan sosial kemasyarakatan, ternyata dalam bidang keagamaan, ekonomi, para imigran ini juga mampu berlomba dalam pembangunan, dan lain sebagainya. bidang perpolitikan, hal ini bisa dibuktikan Kerjasama antara etnis menjadikan hampir sebahagian besar pejabat kecamatan masyarakat saling terintegrasi antara satu dan kenagarian di daerah Timpeh berasal sama lain karena saling ketergantungan dari imigran baik yang berasal dari etnis Jawa (Firdaus, 2012) maupun Minangkabau. Dunia politik juga Terciptanya hubungan sosial yang baik telah menciptakan terjalinnya interaksi yang di antara etnis yang berbeda budaya tersebut baik antar Keempat, etnis karena telah munculnya tidak bisa dilepaskan dari peran interaksi. sikap saling mempercayai antara satu dan Hal ini menunjukkan bahwa integrasi dapat lainnya. agama, kehidupan berlangsung melalui interaksi yang baik dan keagamaan dalam masyarakat dipimpin oleh inten melalui strukturpertama, sosial yang ada seorang tokoh yang dianggap mumpuni (Rahmad, 2015) Interaksi ini terjadi dalam dalam berbagai bidang keagamaan. berbagai bidang; perkawinan antar Umumnya setiap ritual adat yang dijalankan etnis, anggota kelompok etnis Minang oleh masing-masing etnis tidak bisa pribumi dan etnis Jawa di wilayah ini pada dilepaskan dari peran agama, misalnya dalam awalnya tidak mempunyai keinginan untuk acara pernikahan, khitanan, sukuran, dan menjalin hubungan keluarga dekat. Namun lain-lain sebagainya selalu disertai do'a dengan berjalannya waktu dan terjadinya bersama. Ternyata bidang keagamaan interaksi antara anak-anak mereka sehingga berperan sangat penting dalam hubungan menyebabkan terjadilah pernikahan antar antara etnis tersebut, hal ini disebabkan oleh etnis tersebut. Perkawinan antar etnis agama yang dianut oleh masyarakat setempat mencapai 15% pada setiap tahun di seluruh dan para imigran sama-sama agama Islam. wilayah Kecamatan Timpeh. Namun yang Walaupun ada perbedaan pemahaman dalam paling banyak melakukan pernikahan antar praktek keagamaan namun mereka tetap etnis ini ialah etnis Minang pendatang dangan tidak saling memojokkan.

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 31 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Terjalinnya hubungan baik antara etnis daerah Timpeh, belum adanya wadah atau tersebut telah mendorong terjadinya organisasi yang mengurus kepentingan dan perubahan-perubahan yang lebih cenderung kebutuhan petani, serta didorong oleh kepada kemajuan. Adapun perubahan- timbulnya kesadaran masing-masing anggota Perekonomianperubahan tersebut; untuk meningkatkan mutu yang lebih baik. Untuk Kecamatan Timpeh kelompok tani terbagi 2 bahagian yaitu, kelompok tani Kondisi ekonomi mayarakat asli Timpeh kelapa sawit dan kelompok tani sawah, sebelum datangnya masyarakat Transmigran adapun kelompok tani yang terdapat di sangat tidak stabil, karena masyarakat Kecamatan Timpeh berjumlah sebanyak 79 Timpeh masih hidup dalam kelompok kecil Pendidikankelompok. dan baru berpenghasilan dari tanaman karet dan hasil pecarian rotan. Untuk menjual hasil dari pekerjaan mereka sangatlah susah, Daerah Timpeh sebelum datangnya karena para petani harus menjualnya ke masyarakat transmigrasi belum mempunyai daerah Sitiung. pada masa itu belum ada sarana atau tempat pendidikan. Masyarakat transportasi untuk mencapai daerah ini, para Timpeh yang ingin bersekolah harus melalui petani harus berjalan kaki dan bisa perjuangan yang sangat panjang, karena pada menghabiskan waktu satu hari untuk sampai masa itu masyarakat Timpeh menuntut ilmu ke daerah Sitiung tersebut. ke daerah Sitiung dengan berjalan kaki, dan Awal kedatangan masyarakat bagi yang mempunyai sepeda maka transmigrasi tahap pertama, kehidupan perjalanan ini lebih akan membantu. Dengan masyarakat tetap masih dalam kesulitan, kondisi tempat pendidikan yang sangat jauh, mereka hanya berpenghasilan dari hasil maka bagi masyarakat yang ingin bersekolah perkebunan dengan seadanya. Masyarakat harus tinggal atau kos di daerah Sitiung. transmigran yang memiliki modal maka Sebahagian masyarakat Timpeh lebih banyak yang menjadi pedagang, namun bagi memilih tidak bersekolah, selain karena yang tidak memiliki modal mereka harus jauhnya tempat pendidikan dan juga bersusah payah untuk menggarap lahan disebabkan oleh susahnya perekonomian perkebunan yang baru saja dibagikan oleh masyarakat pada masa itu. Maka itu hanya pemerintah. Kedatangan masyarakat beberapa orang saja yang mengecap bangku transmigrasi telah menyulap daerah Timpeh pendidikan. Pada umumnya masyarakat pada tahap awal dipenuhi dengan hutan Timpeh sebelum datangnya masyarkat mulai digarap untuk dijadikan lahan transmigrasi tidak bisa membaca dan pertanian. Pembukaan lahan secara besar- menulis. Dengan datangnya masyarakat besaran bertujuan untuk ditanami bibit transmigrasi yang dimulai dari tahun 1982 kelapa sawit, tepatnya pada tahun 1994. tersebut, didirikan sekolah-sekolah. Sekolah Hingga sekarang pada umumnya pertama yang didirikan ialah Sekolah Dasar masyarakat Timpeh berpenghasilan dari (SD), walaupun sekolah ini didirikan namun perkebunan kelapa sawit. Selain perkebunan belum ada gedung khusus untuk sekolah ini, kelapa sawit, masyarkat Timpeh juga pendidikan dilaksanakan dirumah warga, berpenghasilan dari hasil perkebunan karet, sementara untuk tenaga pengajar diambil sawah, kebun, berdagang, perikanan (kolam dari masyarakat transmigrasi yang bersedia dan keramba) dan binatang tersenak seperti, untuk menjadi guru honor. Namun untuk kerbau, sapi, kambing dan unggas. Akan sekolah SMP masyarakat juga harus tetapi hampir 70% masyarakat Timpeh bersekolah di Sitiung. berprofesi sebagai petani kelapa sawit. Untuk Semakin berkembangnya daerah Timpeh memajukan usaha pertanian tersebut maka secara bertahap dan juga didukung dengan dibentuklah beberapa kelompok tani untuk semakin membaiknya perekonomian bekerja di perkebunan dan sawah, sementara masyarakat, maka didirikanlah beberapa pemerintah membantu dalam menyediakan sekolah dari berbagai tingkat yaitu, PAUD, bibit dan pupuknya. Lahirnya Kelompok tani TK, SDN, SMPN, SMAN, dan MAS. Data ini dilatar belakangi oleh beberapa faktor Bappeda dan BPS Darmasraya tahun 2011 diantaranya, karena banyaknya petani di

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 32 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

menyebutkan daftar sekolah-sekolah yang terdapat 3 buah masjid sebagai sarana ada di kecematan Timpeh sebagai berikut: tempat beribadah di daerah Timpeh saat itu, 1. PAUD : 8 Buah selain itu masjid juga digunakan untuk 2. TK : 8 Unit merayakan hari-hari besar Islam seperti isra' 3. SDN : 11 Unit mi'raj, maulid nabi, dan tahun baru Islam. 4. SMPN : 4 Unit Sekali-kali juga diadakan wirid pengajian, 5. SMAN : 1 Unit dan lain-lain sebagainya. masjid didirikan 6. MAS (SLTA) : 1 Unit disetiap pemukiman masyarakat. Hasil penelusuran dari data kantor Adanya sarana pendidikan tersebut telah Kecamatan Timpeh menunjukkan bahwa mengubah pandangan masyarakat terhadap tidak ada satupun masyarakat Timpeh yang pendidikan dan menyadari bahwa memeluk agama lain kecuali Islam. Hal ini pendidikan merupakan hal yang sangat juga dapat ditinjau dari status pembuatan penting dalam kehidupan. Walaupun Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang terdaftar sebahagian besar masyarakat Timpeh bahwa seluruh masyarakat memeluk agama bersekolah, namun tidak bisa dihindari Islam.Namun dari hasil penelusuran sumber ternyata masih banyak pemuda-pemuda yang yang terpusat di kenagari memberikan tidak mau untuk bersekolah. Hal ini informasi bahwa di Nagari Ranah Palabi disebabkan oleh banyaknya pemuda Timpeh tercatat 13 orang penduduknya memeluk yang lebih tertarik untuk menjalankan usaha agama Kristen. Sementara dari hasil keluarganya dengan berkebun kelapa sawit, wawancara dengan beberapa orang tokoh karena semenjak diadakan budidaya masyarakat menyatakan bahwa tidak hanya tanaman kelapa sawit telah membawa di Ranah Palabi, di Nagari Tabek juga perkembangan dalam bidang perekonomian terdapat beberapa orang Kristen, walaupun masyarakat Timpeh, sehingga tanpa tidak ada pengakuan yang jelas dari yang bersekolahpun mereka bisa menghasilkan bersangkutan. Hal ini membuktikan bahwa Agamauang. setelah datangnya masyarakat transmigrasi di daerah Timpeh mengalami perubahan dalam bidang keagamaan, salah satunya Agama merupakan salah satu struktur dengan munculnya agama Kristen di daerah institusional penting yang melengkapi ini, karena sebelum datangnya masyarakat keseluruhan sistem sosial suatu masyarakat. transmigran, seluruh penduduk Timpeh Tetapi, masalah agama berbeda dengan beragama Islam. masalah pemerintah dan hukum yang Bagi masyarakat transmigran yang non lazimnya menyangkut alokasi serta Islam umat Islam Timpeh berusaha pengendalian kekuasaan. Berbeda juga memberikan pengertian dan ilmu dengan lembaga ekonomi yang berkaitan pengetahuan tentang agama Islam, sehingga dengan kerja, produksi dan pertukaran, serta beberapa orang di antaranya secara sadar berbeda juga dengan lembaga keluarga yang pindah agama keislam. Beberapa orang hakikatnya mengatur hubungan antara jenis diantaranya ada juga yang pindah agama kelamin, antara generasi yang diantaranya karena terkesan dengan semangat berkaitan dengan pertalian keturunan serta persaudaraan masyarakat setempat kerabat (Salahuddin, n.d.). (Minangkabau) sehingga memilih Islam Dharmasraya umumnya dan khususnya sebagai agama. Selain itu perubahan terlihat Kecamatan Timpeh merupakan daerah dari segi pemahaman keagamaan, umumnya rantau dalam alam Minangkabau. Sistem etnis Minang baik itu penduduk asli maupun kehidupan masyarakatnya tidak jauh berbeda transmigrasi menjalankan praktek dengan daerah-daerah Minangkabau lainnya. keagamaan mereka lebih berpatokan kepada Pada umumnya masyarakat Timpeh paham Ahlu Sunnah wal-Jama'ah sementara beragama Islam. Meskipun data tentang sebahagian besar penduduk transmigran jumlah penduduk menurut agama tidak dapat yang berasal dari etnis Jawa dan Sunda diketahui dengan pasti, namun dari beberapa mereka lebih berpatokan kepada praktek informasi dapat diketahui bahwa pada ormas Muhammadiyah. Sementara umumnya masyarakat Timpeh adalah masyarakat setempat lebih pada ormas pemeluk agama Islam. dibuktikan dengan Tarbiyah. Perbedaan ini dapat dilihat dalam

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 33 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

beberapa praktek keagamaan yang dilakukan Masyarakat panyubarangan pada umumnya oleh kedua golongan tersebut seperti adalah masyarakat transmigran asal Pulau perbedaan qunut dan tidak qunut. Pada Jawa. Pemahaman empat raka'at dengan satu umumnya masyarakat Timpeh adalah salam bersandarkan hadis Nabi SAW. (Ibn pengamalan shalat subuh memakai do'a Hajar al-Asqalani, tt, Juz; 7), yang mengatakan ﺻَﻼَةُ اﻟﻠﱠﯿْﻞِ ﻣَﺜْﻨَﻰ ﻣَﺜْﻨَﻰ :yaitu ﻓَﺈِذَا ﺧِ sunnah ﻔْﺖَ shalat اﻟﺼﱡﺒْﺢَ ﻓَﺄَوْ ﺗِﺮْ qunut. Namun ada sebahagian kecil tentang masyarakat Timpeh melaksanakah shalat ﺑِﻮَ اﺣِ ﺪَةٍ subuh tanpa do'a qunut khususnya untuk Nagari Panyubarangan. Pemahaman ini muncul ketika masuknya ormas Artinnya: Dari Ibn Umar R.A berkata: Muhammadiyah, setelah datangnya Rasulullah SAW bersabda shalat malam itu masyarakat transmigrasi. Sebelum adanya dua-dua, jika kamu takut masuk waktu masyarakat transmigran ummat Islam di shubuh maka witirlah satu raka'at. H.R. Timpeh menganggap Qunut adalah hal yang Muttafaqun 'Alaih sangat ditegaskan untuk di amalkan. Selain itu, perbedaan mencolok dalam hal keagamaan juga dapat dilihat dari penentuan awal ramadhan dan idul fitri. Masyarakat Walaupun terjadi perbedaan dalam muslim tradisional masyarakat Timpeh memaham praktek keagamaan namun dalam penentuan awal-akhir bulan kehidupan mereka dilandasi oleh sikap saling Ramadhan dan hari raya Idul Fitri tidak menghargai. Tidak bisa dihindari bahwa mengikuti pendapat imam (pemuka tariqat) perbedaan ini tetap memberikan pengaruh sebagaiman halnya yang terjadi dibeberapa kepada masyarakat sama halnya di daerah- daerah lain. Penentuan awal-akhir daerah lain, seperti terkotak-kotaknya tokoh Rhamadhan dan hari raya Idul Fitri agama dan Mesjid dalam bentuk kelompok. berdasarkan ketetapan Kementrian Agama Sehingga umumnya mereka shalat di Masjid (pemerintah). Sekalipun ada beberapa di yang diurus atau diimami oleh orang yang antara mereka yang menjadi anggota ormas sama pemahaman keagamaannya dengan keagamaan dan pengikut tarikat. Meski ada mereka. ormas yang menentukan awal-akhir Perkembanga yang sangat terlihat dalam Rhamadhan dan hari raya Idul Fitri bidang keagamaan ini ialah semakin berdasarkan ormas itu, namun mereka tidak banyaknya bangunan Masjid dan Mushalla mengikutinya. yang didirikan tercatat sampai sekarang Praktek keagamaan lain yang sering mencapai 57 bangunan, munculnya berbagai menjadi indikator perbedaan paham adalah lembaga pendidikan Islam, seperti MDA, shalat Tarawih. Dalam pelaksanaannya, ada TPQ/TPSQ, Yayasan al-Muhajirin, dan yang melaksanakan dua puluh raka'at dengan pondok pesantren Miftahul 'Ulum mulai dari satu salam pada setiap dua raka'at dan ada tingkatan Raudathul Adfal sampai tingkat yang shalat delapan raka'at dengan dua Madrasah Aliyyah. Selain itu juga diadanya raka'at satu salam. Selain itu ada juga yang beberapa kegiatan pendidikan non formal melaksanakan shalat Tarawih delapan seperti, wirid yasinan, remaja mesjid, dan raka'at akan tetapi dengan satu salam pada majelis ta'lim. Semangat keagamaan setiap empat raka'atnya. Adapun yang masyarakat Timpeh juga dapat dilihat dengan melaksanakan 20 raka'at dengan satu salam semakin banyaknya masyarakat Timpeh setiap dua raka'at adalah masyarakat asli pergi berhaji dan setiap bulan Ramadhan Kecamatan Timpeh. Hal ini berdasarkan diadakan acara santunan untuk anak-anak pemahaman yang diajarkan oleh Buya Salam Politikyatim. kepada mereka. Masyarakat yang melaksanakan shalat tarawih 20 raka'at, pada umumnya berasal dari Nagari Taratak Masyarakat Timpeh sebelum datangya Tinggi, Timpeh, Ranah Palabi, dan Tabek. masyarakat transmigrasi masih hidup dalam Sedangkan ummat Islam yang berada di kelompok kecil. Daerah Timpeh masih terdiri Nagari Panyubarangan melaksanakan shalat dari hutan belantara, hanya tiga kampung Tarawih sebanyak delapan raka'at, dengan yang didiami oleh masyarakat yaitu, Timpeh, satu salam setiap empat raka'atnya. Tabek, dan Jao. Tiga kampung inilah yang

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 34 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

dijadikan tempat pemukiman, setiap kecamatan Timpeh. Sesuai dengan Peraturan pemukiman didirikan masjid sebagai sarana Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 3 tempat peribadatan, selain sebagai sarana tahun 2008, daerah Timpeh yang awalnya tempat beribadah masjid ketika itu juga bahagian dari Kecamatan Sitiung berdiri berfungsi sebagai sarana pendidikan Islam. secara resmi menjadi sebuah kecamatan pada Adapun rumah-rumah penduduk hanya tanggal 10 Desember 2008. terdiri dari pondok-pondok kecil atau rumah- Setelah terjadi pemekaran kecamatan, rumah panggung yang terbuat dari papan dan maka daerah Timpeh yang awalnya terdiri beratap rumbia. dari dua kenagarian yaitu Nagari Timpeh dan Datangnya masyarakat transmigran ke Tabek, dimekarkan menjadi 5 kenagarian daerah ini telah membuat sebahagian berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten wilayahnya dipenuhi oleh penduduk dari Dharmasraya Nomor 4 tahun 2009 yang berbagai etnis. Hutan-hutan ditebangi dan secara resmi menjadi 5 Nagari dan 21 Jorong dijadikan sebagai tempat pemukiman dan KESIMPULANpada tanggal 4 Desember 2009. lahan perkebunana. Datangnya masyarakat transmigrasi ini telah membawa sebuah perkembangan untuk daerah Timpeh, karena Kabupaten Dharmasraya merupakan penduduknya semakin banyak, selain itu salah satu daerah tujuan transmigrasi di karena jauhnya daerah Sitiung sebagai Pulau Sumatera. Beberapa daerah yang ibukota kecamatan, maka muncullah inisiatif berada dalam Kabupaten Dharmasraya dari kalangan masyarakat untuk menjadikan sebagai daerah tujuan transmigrasi di Nagari Timpeh sebagai sebuah kecamatan. antaranya ialah daerah Timpeh. Program Mekarnya daerah Timpeh menjadi transmigrasi yang dijalankan di daerah sebuah kecamatan tidak bisa dipisahkan Timpeh ini dilaksanakan sejak tahun 1982 dengan mekarnya Dharmasraya sebagai sampai 1995. sebuah kabupaten dari Kabupaten Sawah Masyarakat Timpeh merupakan Lunto-Sijunjung. Kabupaten Dharmasraya masyarakat yang terbuka dan mudah dalam lahir berdasarkan Undang-Undang No. 38 menjalin hubungan sosial yang baik. Sehingga tahun 2003, tentang pembentukan kabupaten antara penduduk asli dan orang-orang Dharmasraya diresmikan pada tanggal 7 transmigran tercipta hubungan persaudaraan Januari 2004. Sejak itu Dharmasraya terpisah yang kokoh, yang dibangun atas dasar dari kabupaten induknya, yakni Sawahlunto- identitas bersama secara budaya yaitu Sijunjung. Kabupaten Dharmasraya terbentuk 'Minangkabau baru'. Baik masyarakat dari empat kecamatan yang semula menjadi transmigrasi asal Pulau Jawa atau yang adat- bagian Kabupaten, , Sawahlunto, -Sijunjung, istiadatnya berlainan dengan adat adapun kecamatan-kecamatan tersebut ialah, Minangkabau maka semuanya menyesuaikan Pulau Punjung Sitiung Koto Baru danSungai diri dengan adat Minangkabau. Semua warga Rumbai.Sementara untuk sebuah kabupaten transmigrasi menjadi anak kemenakan dari harus mempunyai beberapa kecamatan, induakninik mamak daerah dimana ditempati. maka dianjurkanlah untuk memekarkan Masyarakat transmigran dianjurkan mengaku nagari-nagari yang ada di dalam (bersuku) kepada ninik mamak yang pemerintahan Kabupaten Dharmasyara memimpin persukuan yang ada di daerah menjadi sebuah kecamatan. Maka itu Timpeh. Interaksi yang terjadi dengan baik terjadilah beberapa pemekaran, sehingga antara penduduk asli dan pendatang yang kabupaten Dharmasraya menjadi 11 berbeda etnis, mengakibatkan terjadinya kecamatan asimilasi budaya di daerah ini. Rancangan pemekaran Nagari Timpeh Program transmigrasi yang dilaksanakan menjadi sebuah kecamatan dimulai sekitar oleh pemerintah telah membawa beberapa tahun 2005-2006. Adapun pelopor berdirinya perubahan yang menunjukkan kepada Kecamatan Timpeh tidak bisa dilepaskan dari kemajuan untuk daerah Timpeh. Sebelum peranan, pemerintah setempat, Ninik Mamak, datangnya masyarakat transmigrasi daerah Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang, ini masih terisolir karena daerahnya terdiri Tokoh Masyarakat, beserta Pemuda Nagari dari hutan-hutan, dan belum adanya Timpeh. Karena usaha dari beberapa pembangunan infrastuktur daerah setempat. kalangan tersebut, maka terbentuklah

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 35 Yosi Nova – Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Mamangan 1 Transmigrasi dari Daerah Timpeh juga jauh dari Ibukota Kolonisasi Sampai, (2), 27 Swakarsa–39. Kabupaten Dharmasyara. Hardjono, J. (1982). Perubahan yang terjadi akibat asimilasi Dinamika Mayarakat. Jakarta: dan budaya tidak hanya pada bidang adat istiadat AdatGramedia. Minangkabau tapi juga pada bidang politik dan ekonomi. Hasan, F. (1988). Perubahan dalam bidang politik ditandai . Padang: Pusat dengan adanya pemekaran Kecamatan Penelitian Universitas Andalas. Timpeh pada tahun 2008 dari kecamatan Kohar, W. (2010). Mediating Cross Cultur Sitiung. Sementara dalam bidang ekonomi Theory; Teori Temuan dari Penelitian masyarakat transmigran yang dibekali Etnografi Komunikasi Antarbudaya Era dengan pengetahuan budidaya tanaman InnovatioOtonomi Derah9 (Studi Mikro Induktif di kelapa sawit mengakibatkan tumbuhnya Nagari Lunang Sumatera Barat). perekonomian masyarakat transmigran , (1). Suara Merdeka sekaligus masyarakat setempat. Hidup secara Mochtar. (1978). Transmigrasi Jawa Timur multikultural telah membentuk masyarakat dari Daerah Rawan. . Timpeh menjadi masyarakat yang moderat Rahmad, D. (2015). Gaya Interaksi dan DAFTARdalam kehidupan PUSTAKA keagamaan. Integrasi Sosial AnakJurnal Muda Ilmu Rantau Sosial : Perilaku Ekonomi Petani Kelapa MamanganKasus Mahasiswa4 Kost di Air Tawar Sawit dalam Pengelolaan Pendapatan Barat, Kota Padang.Psikologi Agama Asril.Rumah (2009). Tangga di Daerah Transmigrasi , (2). Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Salahuddin. (n.d.). Adat. Jakarta: Indragiri Hulu-Riau BasandiRajawali Sarak’: Press. Nilai dan Aplikasinya Salmadanis,Menuju &Kembali Samad, ke D. Nagari (2003). dan Surau Sumatera Barat. Universitas Dalam Angka Negeri Padang. . BPS. (1984). Transmigrasi Di . Jakarta: Kartika Insan Lestrari Press. Indonesia;Padang. Ringkasan Tulisan Dan Hasil- Subangun. (1980). Dari Kolonisasi Hingga ke Budiman,Hasil A.Penelitian (1985). KompasResettlemenr, Melanjutkan Tradisi Kemiskinan Penduduk Pulau Jawa. . Jakarta: Gramedia. , p. 4. Jakarta.Kompas Firdaus. (2012).Kota- KotaRelasi di Etnik Sumatra; dan IdentitasEnam Kisah Suroso, D. (1981). Dari Kolonisasi Sampai KewargaanKewargaan dandi Kota Demokrasi Binjai. In H. Budiman SepuluhTransmigrasi. Windu, Transmigrasi, p. 4. Jakarta. di (Ed.), Swasono,Indonesia S. E., &(1905 Singarimbun,-1985) M. (1985). (pp. 133– Transmigrasi : Dari 190). Jakarta: The Interseksi Daerah Asal Sampai Beturan. Jakarta:Budaya UI Press. di Foundation. Warsito,Tempat R. (1984). Pemukiman Firdaus. (2014). Protes KorbanJurna Bencana;l Ilmu Sosial Studi Konflik Penanggulangan Bencana . Jakarta: CV. di Pasar Raya Padang. Rajawali.

Copyright © 2016, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan | 36