Jurnal 11 Demokratisasi Rekrutmen Partai Politik

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Jurnal 11 Demokratisasi Rekrutmen Partai Politik PemiluJurnal & DEMOKRATISASI REKRUTMEN PARTAI POLITIK Demokrasi JurnalJurnalJurnal #5 #11Februari #102013 EVALUASI PILKADA 2017: PILKADADEMOKRATISASI TRANSISI GELOMBANGTRANSPARANSI, KEDUA MENUJU PILKADAREKRUTMENPARTISIPASI, SERENTAK DAN NASIONAL PARTAIDEMOKRASI POLITIK Jurnal Pemilu dan Demokrasi adalah jurnal tiga bulanan yang diterbitkan oleh Yayasan Perludem. Perludem menerima kontribusi tulisan dan pemikiran dari khalayak luas untuk dapat diterbitkan dalam i Jurnal Pemilu dan Demokrasi. Lebih lengkap hubungi Redaksi. 1 DEMOKRATISASI REKRUTMEN PARTAI POLITIK Jurnal Pemilu dan Demokrasi #11 Dewan Pengarah Prof. Topo Santoso, SH., M.H., Ph.D Didik Supriyanto, S.IP., M.Si. Penanggung Jawab Titi Anggraini, SH., M.H. Pemimpin Redaksi Khoirunnisa Agustiyati Redaktur Pelaksana Fadli Ramadhanil Heroik M Pratama Tata Letak Dan Desain Sampul Eko Punto Pambudi Diterbitkan Oleh: Yayasan Perludem (Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi) Jalan Tebet Tmur IVA No. 1, Tebet, Jakarta Selatan Telp: 021-8300004 Fax: 021-83795697 www.perludem.org, [email protected] ISSN 9772089393007 2 DEMOKRATISASI REKRUTMEN PARTAI POLITIK KATA PENGANTAR Rekrutmen partai politik menjadi fungsi utama partai dalam rangka menjalankan perannya sebagai intermediary agent atau penghubung antara warga negara dengan negara dalam bingkai representasi politik. Melalui rekrutmen politik, partai politik mampu mengantarkan warga negara untuk duduk di kursi pemerintahan baik legislatif maupun eksekutif. Sehingga esensi utama demokrasi pemerintahan dari dan oleh rakyat mampu berjalan. Namun pertanyaanya, sejauh mana fungsi rekrutmen politik itu berjalan secara demokratis dan terbuka? Mengingat sebagai pemeran utama demokrasi elektoral sudah sepatutnya partai politik mencerminkan nilai dan prinsip dari demokrasi itu sendiri. Seleksi calon anggota legislatif (DPR dan DPRD) serta eksekutif (Presiden dan Wakil Presiden, serta Kepala Daerah dan Kepala Daerah) memang menjadi otoritas partai politik. Meski demikian, jika merujuk pada ketentuan yang ada baik Undang- Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik dan Undang- Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menyebutkan seleksi calon dilakukan secara demokrtasi dan terbuka sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan/atau peraturan internal partai. Dalam hal ini sebetulnya terdapat dua indikator yang perlu diperhatikan dalam seleksi calon yang patut diperhatikan oleh partai yakni “demokratis” dan “terbuka”. Namun sayangnya ketentuan ini tidak menjabarkan secara lebih spesifik indikator dari seleksi calon yang demokratis dan terbuka seperti apa. Sehingga sejauh ini proses seleksi calon masih menjadi urusan dapur partai. Jurnal Pemilu dan Demokrasi 11 yang diterbitkan oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) ini, berusaha untuk mengelaborasi lebih jauh bagaimana fungsi 3 PemiluJurnal & Demokrasi rekrutmen politik yang diemban oleh partai politik berjalan. disputemerupakanDibawah resolution suatu tema upaya “Demokratisasi untuk process, menyelamatkan money Rekrutmen kebijakan politics, Partaipublik and yangPolitik” corrupt akan bureaucracy in dibuatdiharapkan oleh politisi mampu dan pemerintah memotret yang mekenisme terpilih untuk pencalonan memerintah. partai several electoral areas. Another more specific problem, to name just one, sekaligusPandangan memberikan Hamdan tersebut rekomendasi berkaitan dengan model apa rekrutmen yang disampaikan politik is the fact that the Elections Law still contains ambiguous provisions that Yunayang Farhan demokratis. melalui tulisannya “Menelusuri Siklus Politisasi Anggaran can cause conflict and debate. In addition,Political there budget is alsocycles the lack of electoral pada TerdapatTahun Pemilu.” lima Yunatulisan menjelaskan yang akan bahwa mengupas lebih jauh participation,sudahmekanisme menjadi pencalonanfenomena both from universal partai the electionpolitikdidukung dalam candidatedengan pemilu berbagai anddi Jurnal thestudi voter. Political party politcal facedempirisPemilu diinternal berbagaidan Demokrasi Negara.debacle Berbagai 11 thatini. Pertama, variabelrendered yang Yuyun mempengaruhithem Dwi unable Puspitasari to propose any proper budget cycles seperti perubahan pola pada struktur anggaran baik secara candidateakan menjelaskan for the election.lebih jauh The mengenai number “Derajat of single Transparansi candidate, where there is only agregat maupun secara spesifik pada tahun-tahun Pemilu, terkonfirmasi onePartai participating Politik dalam candidate Seleksi Bacaleg in an Pemilu electoral 2019”. area, Kedua, is Irvinalso increasing from the dalam praktek penganggaran di Indonesia yang berkaitan dengan siklus S.T Sihombing mencoba untuk memparkan lebih jauh mengenai 2015Pemilu Local 2009 ataupun Elections. menjelang Other Pemilu problems 2014. Melihat include perkembangan low representation saat of women “Reformulasi Demokrasi Internal Partai Politik: Sebuah Upaya inini, theyang electionmenjadi perhatian and minimum tidak hanya accommodationpolitical budget cycles ,for melainkan mentally disabled voters. Mencapai Negara Demokratis yang Hakiki”. Ketiga, Fajri Itpolitical is expected corruption that cycle these atau problems siklus korupsi will politik be resolved, pada tahun-tahun or at least be minimized. Nursyamsi dan Muhammad Nur Ramadhan menulis tentang DespitePemilu yang these telah chronic meningkat problems, dengan ekstrim. however, in average, the 2017 Local Elections “Analisa Yuridis Pencalonan Penyandang Disabilitas Sebagai processMasyarakat is a success.tidak saja dapat ditafsirkan sebagai satu kesatuan, tetapi jugaAnggota perlu Dewandibatasi Perwakilanmengingat perbedaan Rakyat Republikhakikat antara Indonesia laki-laki oleh dan perempuan.PartaiKeywords: Politik”. Seperti Keempat,2017 halnya Local keterwakilan Risa Elections,Puji Astuti perempuan membahas evaluation, sebagai mengenai salah improvementsatu syarat“Konseptualisasi verifikasi faktual Aturan untuk Larangan menjadi Imbalanpeserta pemilu. Pencalonan UU No. Anggota 8 Tahun A.2012DPR, PENGANTAR menegaskan DPRD, dan setiapPresiden partai dan politik Wakil peserta Presiden”. pemilu Terakhir harus memenuhi Fanny Juwita mengelaborasi mengenai “Menjerat Pelaku Tindak 30%Pilkada keterwakilan Serentak perempuan. Tahun Kondisi 2017 ini patut telah diperjuangkan, dilaksanakan mengingat di 101 daerah. Hanya Pidanapraktik selama “Pemberian ini, pihak Uang” yang duduk atau Maharbaik di parlemenPolitik dalam maupun Pilkada”. pemerintah terdapat lima daerah di Provinsi Papua yang harus melanjutkan tahapan mayoritasSemoga diduduki jurnal olehyang laki-laki. ada dihadapan Apabila tidak pembaca diperjuangkan, ini dapat hal ini dengan berbagai alasan, baik karena putusan MK maupun rekomendasi menjadiakan berdampak bahan diskusinegatif terhadap bagi berbagai mandeknya aktor aspirasi demokrasi, perempuan sekaligus dalam hukum dan pemerintahan. Dan kondisi tersebut telah ditulis oleh Nindita menjadiPanwas. diskursus Putusan baru MK dalam tersebut memperkaya merupakan studi-studi puncak pemilu dari sengketa yang terjadi Paramastuti dalam tulisannya yang berjudul: “Perempuan dan Korupsi: dandi masing demokrasi­masing di Indonesia. daerah antara pasangan calon dengan KPU Kabupten/Kota. Pengalaman Perempuan Menghadapi Korupsi dalam Pemilu DPR RI 2009.”Lima daerah tersebut adalah : 1). Kabupaten Tolikara, MK memerintahkan untukTitiMasih Anggraini Pemungutan berhubungan dengan Suara tema Ulang akuntabilitas (PSU); keuangan 2). politik,Kabupaten Didik Puncak Jaya, MK memerintahkanSupriyantoDirektur dan Eksekutif Lia Wulandari untuk Perludem PSU dalam di tulisan seluruh berjudul TPS Transparansi di enam distrik dan akibat KPU tidak mengikutsertakanAkuntabilitas Pengelolaan rekapitulasi Dana Kampanye, di 6 distrikmenguraikan berdasarkan bahwa dana kesepakatan KPU dan Panwaskampanye Puncakadalah salah Jaya satu yang hal terlambatpenting dalam datang proses saat pemilu. rekapitulasi Dana sehingga diduga kampanye diperlukan oleh partai politik dan kandidatnya untuk dapat ada pihak yang melakukan perubahan hasil pilkada di enam distrik tersebut; 3). berkompetisi di dalam pemilu. Setiap partai politik, kandidat/calon Intanlegislatif Jaya, tidak MK akan memerintahkan dapat bekerja secara kepada maksimal KPU dalam Provinsi kampanye Papua untuk melakukan Rekapitulasi Penghitungan Suara Lanjutan di tujuh TPS di beberapa distrik; 4 4). Kabupaten Pegunungan Yapen, PSU di semua TPS di Kabupaten Kepulauan vi Yapen; Dan, 5). Kabupaten Jayapura, PSU 17 distrik berdasarkan rekomendasi Panwas kabupaten Jayapura untuk PSU di 19 distrik. Meskipun di awal pelaksanaan pilkada langsung mendapatkan tantangan dan masalah yang yang tidak ringan, namun secara umum pelaksnaan pilkada semakin membaik sejak pertama kali dilaksanakan secara langsung tahun 2005. Masalah­masalah apa saja yang muncul sejak awal pelaksanaannya? 2 DEMOKRATISASI REKRUTMEN PARTAI POLITIK DAFTAR ISI Kata Pengantar .....................................................................3 Derajat Transparansi Partai Politik dalam Seleksi Bacaleg Pemilu 2019 ..................................................7 Yuyun Dwi Puspitasari Reformulasi Demokrasi Internal Partai Politik: Sebuah Upaya Mencapai Negara Demokratis yang Hakiki .....23 Irvin S.T Sihombing Analisa Yuridis Pencalonan Penyandang Disabilitas Sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia oleh Partai Politik ....................................................................... 41 Fajri Nursyamsi dan Muhammad Nur Ramadhan Konseptualisasi Aturan Larangan Imbalan Pencalonan Anggota DPR, DPRD
Recommended publications
  • Volume XV, No. 2 - February 2021 ISSN 1979-1976
    Volume XV, No. 2 - February 2021 ISSN 1979-1976 Monthly Review on Economic, Legal, Security, Political, and Social Affairs Main Report: The Existence of the State Civil Apparatus Commission and Its Proposed Disbandment The Economics Sovereign Wealth Fund (SWF) Analysis: Indonesian Investment Authority . (Investment Management Institution) Building Gender-Based Data for Women MSME Actors in Indonesia . Legal Judging from Political Dowry . Discriminative Articles in the Draft Election Law . Politics Cyber World in Virtual Police’s Binoculars . Eradicating the Pseudo-Democratic Side of Jokowi’s Government . The Polemics over the Revision of the Election Law . Social Police Violence: Questioning the Protection Function of the Police . and the Implementation of the Principles of Democratic Policing The Obstacles in the Implementations of Distance Learning . ISSN 1979-1976 CONTENTS FOREWORD ................................................................ 1 MAIN REPORT The Existence of the State Civil Apparatus Commission and Its Proposed Disbandment ................................................ 3 THE ECONOMICS Sovereign Wealth Fund (SWF) Analysis: Indonesian Investment Authority (Investment Management Institution) ... 9 Building Gender-Based Data for Women MSME Actors in Indonesia15 LEGAL Judging from Political Dowry ............................................... 21 Discriminative Articles in the Draft Election Law .................. 27 POLITICS Cyber World in Virtual Police’s Binoculars ............................ 32 Eradicating the Pseudo-Democratic
    [Show full text]
  • Journal Diversi, Volume 3, Nomor 1, April 2017 : 93-138 93
    Journal Diversi, Volume 3, Nomor 1, April 2017 : 93-138 93 KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERAN MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI POSITIF LEGISLATOR ATAS PUTUSAN NO. 21/PUU-XII/2014 TENTANG PENAMBAHAN OBJEK PENETAPAN STATUS TERSANGKA DALAM PRAPERADILAN Agus Prabowo dan Agus Manfaluthfi Fakultas Hukum Universitas Islam Kediri ABSTRACT One of the Authorities of the Constitutional Court is to review the Act against the 1945 Constitution or commonly referred to as the judicial review of the Constitutional Court in passing the Tests Act against the 1945 Constitution is only allowed to interpret the contents of the Act in accordance with the original intent made by the institution authorized to establish its (Positive Legislator). The Constitutional Court may only declare a Constitution contrary to the 1945 Constitution and is not permitted to enter the legislative domain (participate in any arrangement) in its general limitation. Such Tasks and Authorities are attributed to the notion that the House of Representatives and the Government are Positive Legislator (the author of the norm) while the Constitutional Court is a Negative Legislator (eraser or nullifying norm). This is reinforced by Article 57 of Law No. 8 of 2011 on the Constitutional Court. But in the Constitutional Court Decision Number 21 / PUU-XII / 2014 About the addition of suspect status assignment into Pretrial Objects. Constitutional Court Justices have provided interpretation by adding new norms to the tested norms. This has given many legal consequences and new law problems in society. Because the Constitutional Court's decision is Final and binding since it was first pronounced in open plenary session. Without any legal action that can be taken related to the content of the decision.
    [Show full text]
  • Download Download
    DANGER OF POLITICAL DOWRY IN INDONESIA: AN EARLY ANALYSIS OF CORRUPTION By: Tyas Dian Anggraeni ABSTRACT This article discusses the political dowry which is one of the causes or entrance of other corruption actions. Political justice cannot be justified, for whatever reason.This article uses normative legal research methods. The results of the study indicate that by giving political dowry to make candidates tend to commit acts of corruption. because they have to find replacement money for political dowry fees. Not to mention if the candidate intends to advance again in the next period, more funds must be collected. Political justice is not only a matter of candidates who contribute to election funding, but also must be seen from the main objectives of democratic elections and the moral and integrity issues of election participants. The government has provided several solutions both to anticipate the prevention of misuse of the resources of vulnerable countries to be politicized for elections such as the licensing sector with the Government Regulation (PP) of the Indonesian Republic of Indonesia Regulation No. 24 2018 concerning Electronic Integrated Licensing Trying to get permission from Ministers, Governors, Regents and other officials authorized by law are transferred to Online Single Submission (OSS) Institutions. even so, the heavy duty still needs to be resolved by the organizing agency and the election supervisor to be able to explore and uncover the alleged politics of the dowry. All parties are aware that it is very difficult to prove the allegations of political dowry even though there are many who know that such practices do exist.
    [Show full text]
  • PT Pencerah Generasi Antarbangsa Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
    PT Pencerah Generasi Antarbangsa Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perubahan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ii Dr. Ujang Komarudin, M.Si PT Pencerah Generasi Antarbangsa iii iv Untukmu Indonesiaku, Menjagamu, lebih dari apapun... v Menjaga Indonesia: Pikiran-pikiran Konstruktif untuk Bangsa Copyrights @2019 oleh Dr. Ujang Komarudin, M.Si Editor: M.R. Muchlis Desain Sampul: M.R. Muchlis x + 190 hlm; 14,8 cm x 21 cm ISBN: 978-602-52507-8-1 PT Pencerah Generasi Antarbangsa Eightyeight@Kasablanka Lantai 35 Jalan Casablanka Raya Kav.88, Jakarta 12870 Telepon 021.80640526 Email: [email protected] www.enlights.co Indonesia Political Review (IPR) De Salim Town House Jalan H. Salim No.132 Cimanggis, Depok, Jawa Barat Email: [email protected] Website: www.ipr-indonesia.com Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
    [Show full text]
  • HUT RI Ke 76, Bamsoet: Vaksinasi Kesehatan Dan Vaksinasi Ideologi Kunci Merdeka Dari Pandemi Covid-19 Dan Radikalisme
    HUT RI Ke 76, Bamsoet: Vaksinasi Kesehatan dan Vaksinasi Ideologi Kunci Merdeka dari Pandemi Covid-19 dan Radikalisme Realitarakyat.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan kunci agar Indonesia bisa segera merdeka dari pandemi Covid-19 dan ancaman radikalisme adalah vaksinasi kesehatan dan vaksinasi ideologi. Selain terus menerus melakukan penebalan nilai-nilai Pancasila dan memperkuat persatuan dan kesatuan, penerapan disiplin protokol kesehatan serta penerapan 3T pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) harus menjadi prioritas. Pemeriksaan dini berupa testing, juga sangat penting agar masyarakat mendapatkan perawatan dengan cepat. Selain itu, dengan mengetahui lebih cepat hasil pemeriksaan Covid-19, bisa menghindari potensi penularan ke orang lain. “Langkah Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Kesehatan untuk menurunkan harga satu kali test PCR dari kisaran harga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta, menjadi Rp 495.000 untuk wilayah Jawa dan Bali serta Rp 525.000 di luar Jawa dan Bali, sudah sangat tepat. Hasil tes PCR harus keluar tidak boleh lebih dari 1×24 jam. Kebijakan ini mulai berlaku pada 17 Agustus 2021. Langkah tersebut bisa memperbanyak testing tanpa perlu menambah beban pengeluaran masyarakat,” ujar Bamsoet usai menghadiri upacara peringatan HUT Republik Indonesia ke-76, di Istana Negara Jakarta, Selasa (17/8/21). Turut hadir Presiden Joko Widodo yang menjadi Inspektur Upacara, serta Asops Kosekhanudnas II Makassar Kolonel Putu Sucahyadi yang menjadi Komandan Upacara. Hadir pula Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Ketua MA Syafrudin, Ketua BPK Agung Firman Sampurna, Ketua KY Mukti Fajar, Ketua MK Anwar Usman, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
    [Show full text]
  • Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi
    4/13/2016 Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi Home Berita Daerah Internasional Kolom Wawancara Lapsus Tokoh Pro Kontra Profil Foto Video Indeks NEW SolusiUKM · Most Popular · Opini Anda · Suara Pembaca · Blog · TV · Fokus · Infografis · · Kediri · Purwakarta · detikNews / Berita / Detail Berita Follow detikcom Senin 22 Sep 2008, 12:16 WIB Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi ­ detikNews 0 0 Komentar SHARED BERITA TERBARU + Selain Terdesak, Kelompok Santoso Juga Tak Punya Banyak Simpatisan Rabu 13 Apr 2016, 16:33 WIB Pilih Kanal Cari Berita atau AlamatDaftar/Masuk Daftar detikconnect Masuk Tolak Setor Rp 20 M untuk Yogyakarta ­ Puluhan warga Yogyakarta menggelar aksi menolak Munaslub Golkar, Aziz disahkannya RUU Anti Pornografi. Alasannya, RUU tersebut akan Syamsuddin Maunya menciderai semangat kebhinekaan bangsa Indonesia. Gratis Rabu 13 Apr 2016, 16:32 0 WIB Aksi puluhan orang yang tergabung dalam Forum Yogyakarta Untuk Keberagaman (YUK!) tersebut digelar di halaman Gedung DPRD DIY, Jl 'Manusia Perahu' di Luar Malioboro, Senin (22\/9\/2008). Aksi ini diikuti perwakilan berbagai elemen Batang: Kami Mau organisasi. Bangun Tenda Rabu 13 Apr 2016, 16:26 WIB http://news.detik.com/berita/1010197/puluhan­warga­yogya­demo­tolak­ruu­anti­pornografi 1/9 4/13/2016 Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi Koordinator aksi, Emanuel Fanen, mengatakan substansi materi RUU Anti Pornografi saat ini tidak jauh berbeda dengan rancangan terdahulu. Dalam Panitia Munaslub Golkar Rapat Bahas Isu Setoran RUU tersebut banyak materi yang bertentangan dengan kehidupan di Caketum Rp 20 M masyarakat sehingga bisa menyesatkan. Rabu 13 Apr 2016, 16:12 WIB 0 "RUU ini sangat bertentangan dengan semangat UUD 45 pasal 28 serta tidak mencerminkan semangat reformasi," kata Fanen dalam orasinya.
    [Show full text]
  • Introduction
    1 INTRODUCTION 1.1. Background Of Writing Football becomes an Recently, many television interesting sport activity over the news and newspapers have reported world including in Indonesia. PSSI. It is not about their Indonesia has an organization that achievements, but about their bad leads this sport, named Indonesia condition. News like fighting Football Association or commonly between suporters or players in a called PSSI (Persatuan Sepak Bola club, failure of the national team in Seluruh Indonesia). PSSI was several competitions and corruption established in 1930 by Soeratin scandal become the headline on any Sosrosoegondo. PSSI is just like any news media. This time something other football associations in other that becomes hot news is the countries which have national teams disintegration of PSSI. The writer is and league competitions. Besides interested in the factual problem of that, they also had many problems PSSI. Besides he wanting to know for 82 years since PSSI has been the impact of PSSI disintegration to founded. Indonesia football. 1.2. Purpose of Writing Based on the background of 1. To give the facts the writing, the writer has some around PSSI purposes in writing this project. In disintegration order to make those purposes clear, 2. To give information the purpose of writing will be according to the presented as follows: sequence of events 3. To show the impact of PSSI Disintegration 1.3. Scope of Study on the issues that the writer establishment of normalization knows, this project will focus on committee and selection of new problems of PSSI, such as corruption chairman, duality of competition and scandal, establishment of LPI, the establishment of KPSI.
    [Show full text]
  • Ekonomi Politik Pemberitaan Konflik Persepakbolaan Indonesia
    Ekonomi Politik Pemberitaan Konflik Persepakbolaan Indonesia Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Utara, Pogung, Sleman, Yogyakarta, 55281 Email: [email protected] Abstract: This study reveals the interests behind football conflicts news in three newspapers in Indonesia: Kompas, Bola, and Seputar Indonesia. The analysis is based on the political economy of media theory developed by Vincent Mosco, Graham Murdock, and Peter Golding. Using critical paradigm with Norman Fairclough’s model of Critical Discourse Analysis (CDA) method, the findings show that the conflicts in Indonesian football have been produced as issues that legitimate the strategic position of the football elite power. The media and journalists were drag into the creation or the legitimation of football elite domination. Keywords: critical discourse analysis, football, political economy of media Abstrak: Penelitian ini mengungkap kepentingan di balik pemberitaan konflik persepakbolaan Indonesia di tiga media cetak, yakni Kompas, Bola dan Seputar Indonesia. Analisis didasarkan pada teori ekonomi politik media yang dikembangkan oleh Vincent Mosco, Graham Murdock, dan Peter Golding. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan metode Critical Discourse Analysis (CDA) model Norman Fairclough. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa konflik persepakbolaan Indonesia diproduksi menjadi isu yang melegitimasi posisi strategis kekuasaan elit persepakbolaan. Media dan wartawan terseret dalam penciptaan atau pengukuhan kekuasaan dominasi elit persepakbolaan tersebut. Kata Kunci: analisis wacana kritis, ekonomi politik media, sepak bola Konflik antara Persatuan Sepak Bola anggota Komek tersebut selalu membantah Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Komite dan menanggapi miring keputusan Djohar Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) Arifin (Yosia, 2012). bermula saat Ketua Umum PSSI, Djohar Akibat perlawanan itu, PSSI menindak Arifin, memutuskan LPI sebagai kompetisi tegas keempat anggota Komek tersebut.
    [Show full text]
  • Jurnal Bina Praja 12 (1) (2020): 11-20 JURNAL BINA PRAJA E-ISSN: 2503-3360 | P-ISSN: 2085-4323
    Jurnal Bina Praja 12 (1) (2020): 11-20 JURNAL BINA PRAJA e-ISSN: 2503-3360 | p-ISSN: 2085-4323 Accreditation Number 21/E/KPT/2018 http://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/jbp/index 2018 Simultaneous Regional Head Elections: Political Dowry and Policy Implication Ray Ferza1, *, Nuril Fikri Aulia2 1, 2Research and Development Agency of the Ministry of Home Affairs Republic of Indonesia Jl. Kramat Raya No. 132, Senen, Jakarta, Indonesia Received: 15 July 2019; Accepted: 1 April 2020; Published online: 28 May 2020 DOI: 10.21787/jbp.12.2020.11-20 Abstract According to previous studies and widely circulated news, potential political dowry was practiced in the 2018 simultaneous regional head elections as found in several cases although policies on the prohibition of rewards have been adopted. This is regrettable because political dowry has fairly destructive impacts. For instance, the local governments formed after the elections will have the potential to be corrupt. This study aims to analyze potential political dowry practices in the 2018 regional head elections, their factors, and the policy implication. The research method used in this study is a qualitative approach with a descriptive content analysis on some secondary data. This study found that potential political dowry practices had occurred in the 2018 regional head elections as found in several cases but transactional activity, i.e. seller (political party), buyer (prospective regional head candidate), and system (electoral system).were difficult The policyto prove implication by regulations. is to integrate The factors Law of No. a political 7 of 2017 dowry concerning practice General are three Elections, elements Law as involvedNo.
    [Show full text]
  • JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173
    JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173 POLITIK MAHAR DI INDONESIA Antara Ada dan Tiada Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mahendradatta, Denpasar E-mail:bimawikrama65.gmail.com Abstrak - Partai politik merupakan institusi satu-satunya yang berhak mengusulkan calon presiden dan wakil presiden seperti yang diatur dalam Pasal 6A ayat 2 UUD 1945 sehing- ga nantinya memiliki kekuasaan dan legitimasi sebagai kepala negara dan kepala pemer- intahan. Hak konstitusional tersebut tidak dimiliki oleh lembaga demokrasi manapun se- lain partai politik. Namun dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum tersebut tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan seperti tertulis dalam undang-undang dan aturan KPU. Terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh calon maupun oleh partai politik berupa Mahar Politik. Mengingat peristiwa mahar politik tersebut berada pada wilayah pemilihan umum maka berdasarkan prinsip hukum berupa Lex specialis derogat legi generali yang menya- takan bahwa hukum yang bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis) maka peristiwa Mahar Politik diselesaikan oleh sebuah lem- baga yaitu Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum). Selain Pasal 6A ayat 2 UUD 1945, terdapat pula UU Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Peru- bahan kedua atas undang-undang nomor 1 tahun 2015 Tentang penetapan Perppu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota khususnya pada Pasal 47, Pasal 187A, Pasal 187B, Pasal 187C dan Pasal 187D yang mengatur tentang pemilihan umum. Namun kenyataannya banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan UUD dan UU tersebut. Peristiwa berupa mahar politik tetap saja terjadi yang dibuktikan dari keterangan yang diberikan oleh beberapa saksi dan merupakan korban sekaligus pelaku dari mahar politik tersebut.
    [Show full text]
  • Anti-Ahok to Anti-Jokowi: Islamist Influence on Indonesia's 2019
    Anti-Ahok to Anti-Jokowi: Islamist Influence on Indonesia’s 2019 Election Campaign ©2019 IPAC No Need for Panic: Planned and Unplanned Releases of Convicted Extremists in Indonesia ©2013 IPAC 1 ANTI-AHOK TO ANTI-JOKOWI: ISLAMIST INFLUENCE ON INDONESIA’S 2019 ELECTION CAMPAIGN 15 March 2019 IPAC Report No. 55 contents I. Introduction .........................................................................................1 II. Background: The 212 Movement ......................................................1 III. The “Change the President” (Ganti Presiden) Campaign ..............3 A. Growing Unhappiness with Jokowi ...........................................3 B. Mobilisation via WhatsApp ........................................................5 IV. Ijtima Ulama: Islamist Political Contract .........................................6 A. Ijtima Ulama I ...............................................................................6 B. Jokowi’s Running Mate and Prabowo’s Political Contract ......7 C. Sandiaga Uno vs. Ma’ruf Amin ...................................................9 V. FPI’s Legislative Aspirations ............................................................10 A. FPI’s Transformation..................................................................11 B. FPI vs. PBB ..................................................................................12 VI. The Salafi Policy Agenda ..................................................................13 VII. Jokowi’s Response ..............................................................................14
    [Show full text]
  • Volume 6 Issue 12 Reconstruction of Filling
    ISSN 2455-4782 RECONSTRUCTION OF FILLING VACANCY IN THE OFFICE OF THE PRESIDENT DURING SUCCESSION IN INDONESIA Authored by: Abdul Ghoffar* * Doctoral Student, Faculty of Law, Brawijaya University, Malang, Indonesia __________________________________________________________________________________ ABSTRACT To be a republic country and apply presidential system, the office of the President of Indonesia is absolutely vital. Not only the President is the head of state, but he is as also the head of government. Therefore, the office of President must not be vacant under any circumstances. This research examines an excellent construction for filling vacancies in the office of the President of Indonesia during succession. Vacancies during succession are defined as vacancies occur until October 20 in the last year of the President’s term in office, in which no new elected President is to succeed. To analyze this issue, normative legal research method is used and generates following results. First, there has not been adequate regulation for filling the vacancy in the office of the President of Indonesia during succession. Second, to address potential vacancies in the office of the President of Indonesia during succession, it is worth reconstructing the system in effect. Should any vacancy exist in the office of the President during succession, the Chairman of the People’s Consultative Assembly, the Speaker of the House of Representatives, and the Chairman of the House of Regional Representative would be the successor sequentially. Keywords: Filling vacancy, Presidential Succession, Indonesia. 95 | P a g e JOURNAL ON CONTEMPORARY ISSUES OF LAW [JCIL] VOLUME 6 ISSUE 12 ISSN 2455-4782 BACKGROUND In a republic country, the office of the President is fundamental.
    [Show full text]