ANALISIS WACANA PEMBERITAAN “ASPROV PSSI NGOTOT DUKUNG LA NYALLA” DI HARIAN REPUBLIKA
Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Ilham Adiansyah NIM: 109051100065
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H. /2016 M
1
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
canumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian haru terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil karya jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 05 Agustus 2016
Ilham Adiansyah
ANALISIS WACANA PEMBERITAAN “ASPROV PSSI NGOTOT
DUKUNG LA NYALLA” DI HARIAN REPUBLIKA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Ilham Adiansyah NIM 109051100065
Pembimbing
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 19710412 200003 2001
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H. /2016 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Wacana Pemberitaan “Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla” Di Harian Republika telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 5 Agustus 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta, 7 Oktober 2016
Sidang Munaqasah
Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota,
Kholis Ridho, M.Si Fathoni, S.Sos.I NIP. 19780114 009121 002
Penguji I, Penguji II,
Drs. Wahidin Saputra, M.A Deden Mauli Darajat, M.Sc NIP. 19700 903 199603 1001
Pembimbing
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA
NIP. 19710412 200003 2001
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Wacana Pemberitaan Harian Republika Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 5 Agustus 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta, 7 Oktober 2016
Sidang Munaqasah
Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota,
Kholis Ridho, M.Si Fathoni, S.Sos.I NIP. 19780114 009121 002
Penguji I, Penguji II,
Drs. Wahidin Saputra, M.A Deden Mauli Darajat, M.Sc NIP. 19700 903 199603 1001
Pembimbing
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA
NIP. 19710412 200003 2001
ANALISIS WACANA PEMBERITAAN ASPROV PSSI NGOTOT DUKUNG LA NYALLA DI HARIAN REPUBLIKA
Abstrak
La Nyalla ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dalam kasus penggunaan dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur untuk pembelian saham perdana (IPO) pada 2012. La Nyallapun dianggap telah melakukan ttindak pidana Korupsi. Setelah ditetapkannya La Nyalla sebagai tersangka, PSSI segera menggelar Kongres Luar Biasa. Tetapi untuk menahan agar masalah tidak melebar, para pengurus bergerak cepat dengan melakukan konsolidasi dengan para pengurus Asosiasi Provinsi (Asprov). Para Asprov menggelar pertemuan berkaitan dengan dukungannya terhadap La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI. Bagaimana analisis wacana menurut Teun A Van Dijk, dari segi Konstruksi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial, dalam pemberitaan Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla Di Harian Republika edisi Sabtu, 26 Maret 2016? Pemberitaan tersebut dikonstruksi dengan menggunakan bahasa yang menarik dan persuasif sehingga membentuk wacana yang dapat menggambarkan bahwa keinginan mempertahankan La Nyalla sebagai ketua Umum PSSI. Wartawan Republika menulis berita tersebut seolah-olah La Nyalla memperoleh dukungan sebagai Umum PSSI walaupun dirinya telah di tetapkan menjadi tersangka dalam kasus korupsi. Dalam penulisan ini digunakan pendekatan kualitatif, yaitu mekanisme penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik tulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati oleh penulis. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Dalam penulisan berita Asprov PSSI Ngotot Dukung la Nyalla terlihat dari segi teks bahwa La Nyalla masih memperoleh dukungan dari Asprov PSSI sebagai Ketua Umum PSSI walaupun La Nyalla tersandung kasus hukum dengan mengeluarkan lima butir deklarasi Asprov dan pengurus PSSI pusat.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil ‘aalamin, segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta memberi kekuatan dan kemampuan bagi penulis. Berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Pemberitaan
Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla di Harian Republika”. Shalawat serta salam juga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis yang disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata
Satu (S1) Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selesainya skripsi ini tentunya telah dibantu dan di dukung oleh banyak pihak. Oleh karena itu dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang Tua Penulis, Ibu Nurhaemi dan Bapak Sarno
Achmadi, yang tiada letihnya memberikan kasih sayang dalam
membesarkan anak-anaknya. Jasa kalian tidak akan sanggup
digantikan dengan apapun.
2. Dr. H. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
3. Kholis Ridho, M.Si sebagai Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Dra.
Hj. Musfirah Nurlaily, M.A sebagai sekertaris sekaligus
ii
pembimbing penulis. Terima kasih atas bantuan dan dukungan
yang sangat berarti bagi penulis.
4. Para dosen, karyawan, dan staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta selama penulis kuliah di kampus UIN.
5. Kepada Harian Umum Republika yang telah membantu penulis,
Ali Mansur yang bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara
dengan penulis.
6. Kepada adik penulis Nurazizah, tetap semangat melanjutkan apa
yang menjadi cita-citamu
7. Untuk Ika Safitri, perempuan yang tiada hentinya memberikan
dukungan terhadap penulis agar menyelesaikan masa kuliahnya.
8. Kepada sahabat penulis, Ega, Yugo, Ridwan, Dapit, Majid,
Hilman, Jaffry, Mansur, yang memberikan motivasi dan dukungan
terhadap penulis.
9. Kepada rekan – rekan Jurnalistik B 2009, terima kasih atas
kebersamaanya walaupun sebgaian besar dari kalian telah
melampaui penulis terlebih dahulu. Aziz, Marisha, Ima, Ali, Nunu,
Wawi, Turi, Uti, Hilman, Jaffry, Devit, Bobby, Dul, Bogeg, Hari,
Ziah, Dado, Jauhari, Loka, Devi, Puti, Ucup, Hafsa, Doci, Linda,
Sigit, Yazid, Bima, Pipit.
10. Untuk Deputi SSE dan Asdep K3 - PMK, serta rekan-rekan di PT.
Pelabuhan Tanjung Priok, terima kasih atas dukungan, motivasi,
dan pemaklumanya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
iii
Akhirnya, peneliti hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT semakin menambah rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini, harapan penuls semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya. Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Wassalam
Jakarta, 05 Agustus 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...... i
KATA PENGANTAR...... ii
DAFTAR ISI...... v
DAFTAR TABEL...... vi
DAFTAR GAMBAR...... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah...... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...... 4
D. Tinjauan Pustaka...... 9
E. Sistematika Penulisan...... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis Wacana...... 12
1. Pengertian Analisis Wacana...... 12
2. Analisis Wacana Teun A Van Dijk...... 14
B. Pengertian Berita...... 27
1. Nilai Berita...... 29
2. Komposisi Berita...... 30
3. Kategori Berita...... 31
BAB III GAMBARAN UMUM
v
A. Sejarah Singkat Harian Republika...... 33
B. Visi dan Misi Harian Republika...... 35
C. Struktur Organisasi Harian Republika...... 37
D. Gambaran Umum Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla...... 39
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
Analisis Pemberitaan Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla...... 41
1. Analisis Teks Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla...... 41
2. Analisis Level Kognisi Sosial Asprov PSSI Ngotot Dukung
La Nyalla...... 53
3. Analisis Level Konteks Sosial Asprov PSSI Ngotot Dukung La
Nyalla...... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...... 58
B. Saran...... 59
DAFTAR PUSTAKA...... 60
VI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Teks Van Dijk...... 16
Tabel 2. Elemen Wacana Van Dijk...... 16
Tabel 3. Skema atau Kognisi Sosial Model Van Dijk...... 26
Tabel 4. Kerangka Analisis Pemberitaan Asprov PSSI Ngotot Dukung
La Nyalla...... 48
VII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Model Analisis Van Dijk...... 15
Gambar 2. Alur Proses Kerja Redaksi Hingga pembaca...... 37
Gambar 3. Struktur Redaksi Harian Republika...... 38
VIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media komunikasi sudah menjadi ketergantungan pada era globalisasi pada saat ini. Komunikasi massa yang merupakan disiplin ilmu yang lebih muda daripada disiplin ilmu yang lainya. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (cetak dan elektronik). Media massa yang termasuk dalam komunikasi massa ini adalah yang dihasilkan oleh teknologi canggih. Media massa yang dimaksud menunjuk pada hasil produksi teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.1
Sesuai dengan perannya media massa berfungsi sebagai pemberi informasi, pemberi identitas pribadi, sarana integrasi dan interaksi sosial, serta sebagai sarana hiburan. Seiring dengan perkembangannya media massa kini telah menjadi propoganda paling efektif. Media massa berperan dalam pola pikir masyarakat melalui berita yang dikemasnya. Masyarakat dengan mudah dipengaruhi oleh opini yang digiring media cetak untuk menjalin relasi antara wacana dan kekuasaan.
Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering media sajikan untuk menarik minat baca khalayak. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat adalah sepakbola. Saat ini, sepakbola sudah digemari oleh semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, baik laki-laki atau perempuan. Sepakbola bukan hanya permainan
1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (jakarta, Raja Graindo, 2007)h.4.
1
2
namun sepakbola sudah menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek politik, dan lain-lain.
Diantara unsur penting yang bisa menarik perhatian pembaca dari peristiwa olahraga adalah karena adanya unsur pertentangan (conflict) pertentangan antara siapa yang menang dan siapa yang kalah merupakan salah satu kekuatan pendorong pembaca untuk mencari tahu melalui media massa.2
Berita mengenai sepak bola Indonesia sendiri sedang hangat diperbincangkan khalayak, mulai dari kompetisi yang tidak menentu, maupun yang sedang hangat diperbincangkan mengenai Perseatuan Sepak Bola
Inodnesia (PSSI). PSSI sendiri adalah lembaga yang mengatur persepakbolaan di seluruh Indonesia, mulai dari kompetisi sampai peraturan yang ada di dalam sepakola Indonesia. Peraturan yang ada di dalam PSSI sendiri mengacu kepada Federation of International Football Association (FIFA). Yang merupakan lembaga sepakbola dunia yang bermarkas di Zurich, Swiss.
Persepakbolaan Indonesia yang karut-marut membuat pemerintah turun tangan dalam membantu persepakbolaan Indonesia, Kementerian Pemuda dan
Olahraga (Kemenpora) sebagai wakil Pemerintah di bidang olahraga ahirnya membekukan PSSI saat induk organisasi sepak bola Indonesia itu sedang melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, Jawa Timur, Dasar pembekuan tersebut mengacu pada tidak diindahkannya Surat Peringatan (SP) pertama, SP kedua dan SP ketiga oleh PSSI yang jatuh tempo pada tanggal 17
April 2015.
2Asep Saeful Muhdi, Jurnalistik Pedekatan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Logos,1999), h. 140-141
3
Dengan kondisi tersebut, pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah termasuk kepolisian tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitas kepada kepengurusan PSSI dan seluruh kegiatan persepakbolaan. Langkah pemerintah yang akan dilakukan setelah ada pembekuan adalah membentuk
Tim Transisi yang akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA.
PSSI melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) yang diadakan di hotel JW
Mariot, Surabaya, Jawa Timur untuk pemilihan Ketua Umum periode 2015-
2019, hasil dari KLB ini adalah memutuskan La Nyalla sebagai Ketua Umum dengan mendapatkan 92 suara dari 106 pemilik suara sah yang mengikuti
KLB.
Namun belum lama menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, .La Nyalla telah ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dalam kasus penggunaan dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur untuk pembelian saham perdana (IPO) pada 2012. La Nyallapun dianggap telah melanggar Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana Korupsi. 3
Setelah ditetapkannya La Nyalla sebagai tersangka kasus tindak pidana korupsi, kemudian menyeruak kabar bahwa PSSI segera menggelar Kongres
Luar Biasa. Tetapi untuk menahan agar masalah tidak melebar, para pengurus bergerak cepat dengan melakukan konsolidasi dengan para pengurus Asosiasi
3 http://m.tempo.co/read/news/2016/03/16
4
Provinsi (Asprov). Para Asprov menggelar pertemuan di Hotel Sultan pada 21
Maret 2016 berkaitan dengan dukungannya terhadap La Nyalla sebagai Ketua
Umum PSSI.
Berkaitan dengan peristiwa yang diuraikan di atas, penulis ingin melakukan penulisan mengenai Analisis Wacana Pemberitaan “Asprov PSSI
Ngotot Dukung La Nyalla” di Harian Republika
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penulisan ini lebih terarah, penulis membatasi pengambilan berita pada harian Republika dengan judul Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla pada edisi 26 Maret 2016.
2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
Bagaimana analisis wacana menurut Teun A Van Dijk, dari segi
Konstruksi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial, dalam pemberitaan Asprov
PSSI Ngotot Dukung La Nyalla Di Harian Republika?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui bagaimana konstruksi teks pemberitaan Harian
Republika mengenai Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla
5
2) Untuk mengetahui bagaimana kognisi sosial pada pemberitaan Harian
Republika tentang Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla.
3) Untuk mengetahui bagaimana konteks sosial pada pemberitaan Harian
Umum Republika tentang Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla.
2. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Akademis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah referensi hasil
riset terutama di bidang komunikasi massa dengan konsentrasi
terhadap analisis wacana
2) Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
bagi praktisi media massa seperti wartawan, mahasiswa Jurnalistik dan
kepada pembaca pada umumnya serta dapat bermanfaat.
D. Metodologi Penulisan
1. Paradigma Penulisan
Dalam penulisan tentang wacana pemberitaan ini, penulis
menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini memiliki posisi
dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan.
Rancangan konstruktivis melihat realitas pemberitaan media sebagai
aktivitas konstruksi sosial.4
4 Burhan Bungin, Metode Penulisan Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), cet. ketiga, h. 204
6
Menurut pandangan ini bahasa tidak hanya dilihat dari tata
bahasanya saja, namun juga melihat apa isi atau makna yang terdapat
dalam bahasa itu, sehingga analisis yang disampaikan menurut pandangan
ini adalah suatu analisis yang membongkar maksud-maksud dan makna-
makna tertentu yang disampaikan oleh sang subjek yang mengemukakan
suatu pernyataan.5
2. Metode Penulisan
Dalam penulisan ini digunakan pendekatan kualitatif, yaitu
menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J Moeleong
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai mekanisme penulisan yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik tulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati oleh penulis.6
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang
tampak.7
Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pisau
analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A. van Dijk. Pendekatan
kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang
5 Jumroni dan Suhaemi, Metode-metode Penulisan Komunikasi, (Jakarta:UIN JakartaPress, 2006), h. 83 6 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penulisan Kualitatif (Bandung: Rosda, 2002) hal 3 7 Sugiyono, Memahami Penulisan Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010) hal 3
7
mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat.8
Sedangkan analisis wacana didefinisikan sebagai suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek yang mengemukakan suatu pernyataan. Metode analsis wacana berbeda dengan analisis isi kualitatif yang lebih menekankan pada pertanyaan apa (what), anlaisis wacana lebih melihat kepada bagaimana (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu:
1) Observasi teks.
Cara ini dilakukan dengan mengumpulkan Berita di Harian
Republika yang berjudul Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla.
Observasi atau pengamatan langsung dilakukan kepada teks yang akan
diteliti. dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut dengan
pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sebuah
objek dengan menggunakan alat indera.9
2) Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumbernya.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan teknik wawancara
8 Alex Sobur, Analisis Teks media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.68 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan: Suatu pendekatan Praktek, Cet Ke-5, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 133
8
terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan terstruktur atau
tersususn sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
terlebih dahulu. Wawancara ini dilakukan sebagai pendukung bagi
konteks sosial dalam analisis wacana van Dijk.
Wawancara dilakukan dengan wartawan harian Republika yang
menulis berita Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla, dan data-data
yang diperoleh berdasarkan hasil tanya jawab secara lisan maupun
dengan pesan elektronik.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dapat dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari
dan membaca berbagai macam tulisan, baik dari buku, internet, jurnal
ataupun bahan bacaan lainya yang dapat dijadikan analisis dalam
penulisan ini.
4. Teknik pengolahan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis wacana Teun
A van Dijk. Dalam analisis wacana model van Dijk ini terdapat tiga
elemen. Pertama, dimensi teks, yang terdiri dari struktur makro, yaitu
makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema
yang diangkat oleh suatu teks, elemnya adalah tematik. Superstruktur,
yaitu kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan
kesimpulan, elemenya adalah skematik. Struktur mikro, makna global
dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya
yang dipakai oleh suatu teks, elemenya adalah semantik, sintaksis,
stalistik dan retoris.
9
Kedua, yaitu kognisi sosial yang bagaimana wartawan atau penulis
mengetahui dan memahami peristiwa yang sedang digarapnya.
Ketiga, konteks sosial yang mengetahui apa yang sedang terjadi
di masyarakat, dan dampak di masyarakat setelah adanya pemberitaan
tersebut.
E. Tinjauan Pustaka
Penulisan dalam penulisan ini mengacu kepada buku pedoman
penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya hamid Nasuhi
dkk yang diterbitkan oleh CeQDA ( Center for Quality Development and
Assrance) Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyusun lebih lanjut
dengan terlebih dahulu menelusuri koleksi skripsi yang ada di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Maksud penelusuran ini adalah agar penyusunan
skripsi tidak sama dengan yang sebelum-sebelumnya. Beberapa tinjauan
skripsi yang penulis jadikan rujukan adalah sebagai berikut:
1. Skripsi karya Tia Agnes Astuti (106051101943), Mahasiswi
Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta Angkatan 2006 dengan
judul “Analisis Wacana van Dijk terhadap Berita Sebuah
Kegilaan di Sampang Kraft di Majalah Pantau.” Perbedaan
skripsi ini terletak pada subjek dan objek.. Skripsi Tia meneliti
tentang kekerasan di Aceh di Majalah Pantau. Perbedaan
10
skripsi Tia Agnes Astuti dengan penulis adalah skripsi Tia dan
penulis sama – sama menggunakan analisis wacana dari Van
Dijk, tetapi Tia menggunakan majalah sebagai objek
penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan artikel dari
koran.
2. Skripsi karya Jafry Prabu Prakoso (109051100064) mahasiswa
Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta Angkatan 2009 dengan
judul “RELASI BAHASA, KUASA, DAN IDEOLOGI
TOKOH DI MEDIA (Analisis Wacana Kritis Isu Korupsi
dalam Pemberitaan Dahlan Iskan Melawan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat di Koran Tempo)”. Perbedaan skripsi ini
terletak pada subjek, objek dan metode penulisan. Skripsi Jafry
meneliti isu korupsi dalam pemberitaan dahlan iskan melawan
anggota Dewan perwakilan Rakyat di Koran Tempo, dan
metode yang ia gunakan adalah analisis wacana model Norman
Fairclough, sementara penulis menggunakan analisis wacana
model Teun A van Dijk.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang jelas dan terarah,
maka penulis membagi pembahasan ke dalam lima bab dengan urutan
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
11
penulisan, metodologi penulisan, tijauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
Bab II Kajian Teoritis yang menguraikan mengenai kajian teoritis
mengenai analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun van
Dijk dengan pengertian dari analisis wacana serta skema
wacana model van dijk. Dilanjutkan dengan konseptualisasi
berita
Bab III Gambaran umum beserta susunan redaksi Harian Republika.
Dan sinopsis dari Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla
Bab IV Hasil Penulisan ini berisi mengenai penjelasan hasil penulisan
yang diperoleh penulis dalam penulisannya.
Bab V Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari penulis
mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam skripsi
ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis Wacana
1. Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana terdiri dari dua kata yaitu analisis dan wacana.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa, penjelasan sesudah dikaji sebaik-
baiknya, penguraian suatu pokok atas berbagaicbagian, serta penguraian
karya sastra atas unsur – unsurnya untuk memahami pertalian unsur
tersebut.
Sedangkan wacana merupakan satuan bahasa yang lengkap
sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi
di atas satuan kalimat, sebagai satuan tertinggi yang lengkap maka di
dalam wacana itu terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh,
yang bisa dipahami tanpa keraguan apapun.10 Wacana ini di realisasikan
dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seni ensiklopedia, artikel,
dsb), paragraf atau kata yang membawa amanat yang lengkap.11
Istilah wacana sendiri merupakan terjemahan dari bahasa Inggris,
yakni discourse, kata discourse berasal dari bahasa latin discursus, :dari,
dalam arah yang berbeda dan curere : lari, sehingga berarti lari kesana
10 Abdul Chaer, Kajian Bahasa, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) h. 62 11 Okke Kusuma Sumantri Zaimar dan Ayu Basoeki Harahap, Telaah Wacana, (Jakarta : The Intercultural Intitute,2009) h. 11
13
kemari.12 Di dalam pengertian wacana para pakar komunikasi memberikan definisi yang berbeda mengenai wacana. Berikut pengertian mengenai wacana menurut beberapa pakar komunikasi:
Ismail Marhaimin yang dikutip oleh Alex Sobur mendefinisikan bahwa wacana sebagai “kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya”, dan “komunikasi buah pikiran, baik lisan maupunn tulisan, yang resmi dan teratur”.13
Mulyana yang dikutip oleh Alex Sobur, secara etimologis istilah wacana berasal dari bahasa sansekerta wac atau wak atau vak yang memiliki arti 'berkata', 'berucap'. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna 'membendakan' (nominalisasi).
Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan.14
Sedangkan menurut Ismail Marhaimin yang dikutip oleh Alex
Sobur mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya”, dan
“komunikasi buah pikiran, baik lisan maupunn tulisan, yang resmi dan teratur”.15
12 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) h. 9 13Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10 14Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana (Yoyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 3 15Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10
14
Menurut Samsuri yang dikutip oleh Alex Sobur menyatakan bahwa
wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa
komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai
hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat
menggunakan bahasa lisan dan dapat pula memakai tulisan.16
Analisis wacana merupakan pendekatan baru muncul beberapa
puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi
penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah memalingkan
perhatiannya kepada penganalisaan wacana.17
2. Analisis Wacana Teun A Van Dijk
Ada beberapa model analisis wacana yang diperkenalkan para ahli.
Salah satunya adalah wacana model Van Dijk, analisis wacana Van Dijk
melihat penelitian analisis wacana tidaklah cukup berdasarkan dengan
analisis atas teks semata, karena dalam teks hanya berasal dari suatu
praktik produksi. Disini perlu dilihat juga bagaimana suatu teks tersebut
diproduksi, sehingga dapat diketahui bagaimana teks bisa menjadi seperti
itu.
Wacana oleh Van Dijk digambarkan memiliki tiga dimensi, yaitu:
dimensi teks, dimensi kognisi sosial dan dimensi konteks sosial.. Dimensi
tersebut digambarkan seperti dibawah ini.
16 Alex Sobur, Analisis Teks Media,) h. 10 17 A. Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik,(Bandung: Angkasa, 1993), cet. Ke-1, h. 12
15
Gambar 1.
Diagram Model Analisis Van Dijk18
Teks
Kognisi Sosial
Konteks Sosial
Ketiga bagian ini adalah bagian yang integral dalam kerangka teori
Van Dijk, untuk itulah Van Dijk menggambungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.
a. Dimensi Teks
Van Dijk melihat suatu wacana terdiri dalam berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van
Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, Struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. Kedua, Superstruktur. Superstruktur adalah kerangka suatu teks, yang bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh, dan ketiga, struktur mikro. Ini adalah makna yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai, dan sebagainya. Struktur wacana
Van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut.
18 Eriyanto, Analisis Wacana; pengantar Analisis Teks media, (Yogyakarta: LkiS) h.224
16
Tabel 1.
Struktur Teks Van Dijk19
Struktur Makro Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari
topik/tema yang diangkat oleh suatu teks Superstruktur Kerangka suatu teks seperti bagian pendahuluan, isi,penutup, dan kesimpulan. Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
Sedangkan struktur atau elemen yang dikemukakan oleh Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut
Tabel 2.
Elemen Wacana Van Dijk
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro TEMATIK Topik Tema atau topik yang dikedepankan dalam suatu berita Superstrukutr SKEMATIK Skema atau alur Bagaimana bagian urutan berita dikemas dalam teks berita utuh Struktur Mikro SEMANTIK Latar, Detil, Maksud, Makna yang ingin Praanggapan, ditekankan dalam teks Nominalisasi berita. Misal, dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat
19 Eriyanto, Analisis Wacana; pengantar Analisis Teks media, h.227.
17
eksplisit satu sisi dan mengurangi sisis lain Struktur Mikro SINTAKSIS Bentuk kalimat, Bagaimana kalimat Koherensi Kata ganti (bentuk, sususnan) yang dipilih Struktur Mikro STILISTIK Leksikon Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita Struktur Mikro RETORIS Grafis, Metafora, Bagaimana penekanan Ekspresi dilakukan
Berbagai elemen tersebut merupakan saling berhubungan dan mendukung satu sama lainya, untuk mendapatkan gambaran dari elemen yang diamati berikut penjelasannya:
1. Tematik
Tematik merupakan hal yang diamati dalam struktur makro analisis wacana Van Dijk. Secara etimologi tematik berasal dari kata Yunani yaitu tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Sedangkan dilihat sebagai sebuat tulisan, tema merupakan suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.20 Topik merupakan elemen yang terdapat dalam tematik.
Topik menunjukan inti pesan atau informasi yang paling penting yang ingin disampaikan komunikator dalam hal ini penulis rubrik, topik ini akan didukung oleh sub topik satu dan subtopik lain yang saling
20 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 75
18
mendukung terbentuknya topik umum. subtopik ini juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, sehingga dengan sub bagian yang saling mendukung antara satu bagian dengan bagian yang lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh.21
2. Skematik
Wacana atau teks pada umumnya memiliki skema atau alur dari pendahuluan hingga akhir. Dalam Alur tersebut dapat menunjukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Berita yang menurut Van Dijk mempunyai dua kategori skema besar. pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni headline dan lead. Kedua, story. Yaitu isi dari berita secara keseluruhan. Isi berita ini juga memiliki dua subkategori. yang pertama berupa situasi proses atau jalannya peristiwa, dan yang kedua adalah komentar yang ditampilkan dalam teks.
Sub kategori situasi menggambarkan kisah atau suatu peristiwa pada umumnya terdiri atas dua bagian. Pertama mengenai episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut dan yang kedua latar belakang untuk mendukung episode yang disajikan kepada khalayak. Sedangkan subkategori komentar yang menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat memberikan komentar atas suatu peristiwa terdiri atas dua bagian. pertama, reaksi atau komentar verbal dan tokoh yang dikutip wartawan.
21 Eriyanto, Analisis Wacana; pengantar Analisis Teks media, h.230.
19
Kedua, kesimpulan yang diambil oleh wartawan dari komentar beberapa tokoh.22
3. Semantik
Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar posisi yang membangun makna tertentu dari suatu teks. Analaisis wacana memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang ekplisit maupun implisit.23
Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, namun juga menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Elemen yang diamati dalam semantik adalah latar, detail, maksud dan pra-anggapan.
Latar adalah bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik
(arti) yang ingin ditampilkan, latar dapat menjadi alasan pembenar dalam suatu gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelediki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.24
Detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi
22 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 232 23 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) . h.78 24Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 235
20
yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit (bahkan kalau perlu tidak disampaikan) kalau hal itu merugikan kedudukannya. Informasi yang menguntungkan komunikator, bukan hanya ditampilkan secara berlebih tetapi juga dengan detail yang lengkap kalau perlu dengan data-data.
Detail yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Detail yang lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau kegagalan dirinya. Hal yang menguntungkan komunikator atau pembuat teks akan diuraikan secara detail dan terperinci, sebaliknya fakta yang tidak menguntungkan.
Detail informasi akan dikurangi.25
Maksud, hampir sama dengan elemen detail. Dalam detail, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detail yang panjang. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi.26
Dalam konteks media, elemen maksud menunjukan bagaimana secara implisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik bahasa
25 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 238 26 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 240
21
tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain.27
Praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti upaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, maka praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan.28
Teks berita umumnya mengandung banyak sekali praanggapan.
Praanggapan ini merupakan fakta yang belum terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.
4. Sintaksis
sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, ataupun frase.29 Maksudnya adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun menjadi kesatuan yang memilki arti. Elemen yang diamati dalam sintaksis adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti.
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana ia menanyakan apakah
A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika kaulitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang
27 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 241 28 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 256 29 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 80
22
menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menetukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya.30
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.31
Kata ganti Merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti "saya" atau "kami" yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Tetapi, ketika memakai kata ganti "kita" menjadikan sikap tersebut sebagai represntasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator dengan khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan.32
30 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 251 31 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 242 32 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82
23
5. Stilistik
Stilistik adalah cara yang digunakan oleh penulis rubrik untuk menyatukan maksudnya dengan menggunakan gaya bahasa tertentu sesuai dengan keinginan penulis rubrik. Gaya bahasa dalam pengertian disini mencakup pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan dan sebagainya.
Elemen dalam bentuk stalistik adalah leksikal merupakan pemilihan dan pemakaian kata atau frase dalam menyebut sesuatu ataupun peristiwa dengan menggunakan kata lain yang memiliki persamaan
(sinonim), seperti kata “meninggal”, yang memiliki kata lain mati, tewas, gugur, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya. Pilihan kata yang digunakan menunjukan sikap dan ideology tertentu.33
Pengertian leksikon, pada dasarnya menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang meujuk pada fakta. Diantara beberapa kata itu seseorang dapat memilih diantara pilihan yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas.34
33 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 83 34 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 255
24
6. Retoris
Strategi retoris yang dimaksud disini adalah yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris berhubungan erat dengan bagaimana suatu pesan disampaikan kepada khalayak. Retoris berfungsi persuasive (mempengaruhi).35 Elemen dalam strategi retoris dapat muncul dalam bentuk grafis, metafora, dan ekspresi.
Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati oleh teks. Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar atau table untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian-bagian yang ditonjolkan ini menekankan kepada khalyak pentingnya bagian tersebut. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh komunikator, dimana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.36
Metafor, dalam suatu wacana seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok lewat, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bias jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan
35 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 84 36 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 258
25
secara strategis sebagai landasan berpikir, alas an pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada public. Wartawan menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, pribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.37
b. Dimensi Kognisi Sosial
Van Dijk beranggapan bahwa analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Van Dijk menyebut sebagai kognisi sosial. Untuk mengetahui bagaimana makna yang tersembunyi dalam teks, diperlukan analisis kognisi dan konteks sosial.
Pendekatan kognitif didassarkan oleh asumsi bahwa teks tidak memiliki makna, akan tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau proses kesadaran mental dari pemakiai bahasa. Oleh karena itu dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi berita38
Peristiwa dipahami berdasarkan skema atau model. Skema dikonsepkan sebagai struktur mental dimana terdapat cara pandang terhadap manusia, peranan sosial dan peristiwa. Beberapa skema atau model dapat digunakan dalam analisis kognisi sosial penulis, yang digambarkan sebagai berikut.39
37 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 259 38 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 259 39 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 262
26
Tabel 3.
Skema atau Kognisi Sosial Model Van Dijk
Skema Person (Person Schemas) Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain Skema Diri (Self Schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana dari diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang. Skema Peran (Role Schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang dalam masyarakat Skema Peristiwa (Event Schemas) Skema ini yang paling sering dipakai karena setiap peristiwa ditafsirkan dan dimaknai dengan skema tertentu
c. Dimensi Konteks Sosial
Dimensi yang ketiga dari analisis Van Dijk adalah analisis sosial.
Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalm masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Van Dijk beranggapan dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua poin yang penting yaitu, kekuasaan (power) dan akses (acces).
Praktik kekuasaan dapat didefinisikan sebagai kepemilikan oleh suatu kelompok atau anggota untuk mengontrol kelompok atau anggota lainnya. Hal ini disebut dengan dominasi, karena praktik seperti ini dapat memengaruhi di mana letak atau konteks sosial dari pemberitaan tersebut.
27
Sedangkan akses dalam mempengaruhi wacana. Akses ini
maksudnya adalah bagaimana kaum mayoritas memiliki akses yang lebih
besar dibandingkan kaum minoritas. Oleh sebab itu, kaum mayoritas lebih
memiliki akses kepada media dalam memengaruhi wacana.
B. Pengertian Berita
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang
benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media
berkala seperti media online, radio, surat kabar, televisi.40 News (berita)
yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita bisa dikatakan adalah
sesuatu yang baru yang disebarluaskan bagi khalayak pembaca atau
pendengar.
Berita dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang dilaporkan segala
yang didapat di lapangan dan sedang dipersiapkan untuk dilaporkan,
belum disebut berita. Wartawan yang menonton dan menyaksikan
peristiwa, belum tentu telah menemukan peristiwa. Wartawan harus bisa
menemukan peristiwa setelah memahami proses atau jalan cerita, yaitu
harus mengetahui Apa (what) yang terjadi, siapa (who) yang terlihat,
bagaimana kejadian itu terjadi (how), kapan (when) terjadi, dimana
(where) peristiwa itu terjadi, dan mengapa (why) sampai terjadi. Keenam
hal tersebut merupakan unsur berita.41
40 AS. Haris Summadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature, (Bandung;Simbiosa Rektama Media, 2005)h.65. 41 Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, (Jakarta; Andi Publisher,2005) h.18.
28
Berita merupakan sajian utama sebuah media massa di samping
views (opini). Mencari bahan berita lalu menyusunya merupakan tugas
pokok wartawan dan baian redaksi sebuah penerbitan pers (media
massa).42
Kemudian berita dalam bahsa Indonesia mendekati istilah “bericht
(en)” dalam bahsa Belanda, besar kemungkinan karena Indonesia lama
dijajah Belanda. Dalam bahasa belanda istilah “bericht (en)” dijelaskan
sebagai “mededeling” atau pengumuman.43
Secara singkat boleh dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita
tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung
dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa
atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut sebagai berita.44
Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat didefinisikan berita
sebagai berikut; Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide
terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak,
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online
internet.45
42 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk pemula, cet-6 (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.3. 43Kustadi Sunandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik, (Bandung; Nuansa, 2004), Cet-1, h 103 44 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat; Kalam Indonesia, 2005), h.55 45 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Teknik Menulis Berita dan Feature, (Simbiosa Rekatama Media)h.65
29
1. Nilai Berita
Nilai berita (news value) adalah tolak ukur bagi reporter dalam
mencari berita di dalam peristiwa yang berada di masyarakat meskipun
menurut Downie JR dan Kaiser nilai berita adalah suatu istilah yang tidak
mudah didefinisikan dan istilah ini meliputi segala sesuatu yang tidak
mudah dikonsepsikan.46
Peristiwa bisa disebut sebagai berita jika mengandung nilai-nilai
berita jurnalistik, yaitu; aktual, penting, berdampak, kedekatan, luar biasa,
konflik, ketegangan/drama, tragis, ketokohan, seks, dan humor.47
Pendapat mengenai nilai berita juga dikatakan oleh Suhaimi dan
Ruli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Bahasa Jurnalistik, mereka
mengungkapkan bahwa tidak semua fakta, peristiwa, kejadian, atau
fenomena bisa dijadikan berita. Meliput dan menulis berita harus
memerhatikan beberapa elemen berita yang menjadikan sebuah peristiwa
itu memeiliki daya tarik.48
Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya “Jurnalistik
Indonesia Menulis Berita dan Feature” ada 11 nilai berita yaitu:
a. Keluarbiasaan (unsualness)
b. Kebaruan (newsness)
c. Akibat (impact)
46 Septian Santana, Jurnalistik Kontemporer, (Jakarta; yayasan Obor Indonesia, 2005), h.17 47 Zaenuddin HM,The Journalist, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.155 48 Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.31.
30
d. Aktual (timeliness)
e. Kedekatan (proximity)
f. Informasi (information
g. Konflik (conflict)
h. Orang penting (prominence)
i. Ketertarikan manusiawi (human interest)
j. Kejutan (surprising)
k. Seks (sex)49
2. Komposisi Berita
Suatu Berita utama dalam media massa cetak seperti surat kabar terdiri dari judul berita, lead, isi berita (tubuh berita), dan penutup berita.
Unsur-unsur tersebut banyak dijumpai pada berita yang bersifat langsung seperti berita politik, ekonomi, olahraga dan sebagainya.
Di dalam suatu berita, judul berita dimaksudkan untuk mempromosikan berita agar terlihat menarik hasrat membaca khalayak.
Selain itu judul berperan untuk mengenalkan kepada khalayak apa isi dari berita di dalam media cetak tersebut.
Unsur berikutnya dalam berita adalah lead, lead merupakan paragraph pertama yang memuat akta atau inormasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Pada umumnya lead berisi unsur 5W+1H yang tidak berbentuk eatures sehingga pembaca akan dimudahkan dalam mengetahui bagian terpenting dari isi berita yang dimuat.
49 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Teknik Menulis Berita dan Feature, h.80
31
Isi berita adalah unsur selanjutnya yang ada di dalam unsur berita.
Isi berita merupakan hal-hal yang mendukung lead berita, keberadaan isi berita ini cukup penting bagi khalayak. Yang terakhir adalah penutup, penutup adalah bagian-bagian yang kurang penting yang dimasukan kedalam kaki berita.
3. Kategori Berita
Prinsip lain di dalam proses produksi berita adalah kategori berita.
Seperti apa yang dicatat oleh Tuchman, bahwa wartawan menggunakan lima kategori untuk membedakan isi jenis berita dan subjek peristiwa yang menjadi berita, kelima kategori berita tersebut adalah, hard news, soft news, spot news developing news, dan continuing news. Berikut penjelasan mengenai kategori berita tersebut.
a. Hard News adalah berita mengenai peristiwa yang terjadi
saat itu. Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan
aktualitas. Ukuran dari keberhasilan berita ini adalah dari
sudut kecepatan diberitakan. Kategori berita ini dipakai
untuk melihat apakah informasi itu diberikan kepada
khalayak dan sejauh mana inormasi tersebut cepat diterima
oleh khalayak
b. Soft News, kategori berita ini erat hubungannya dengan
kisah manusiawi. Berita dalam kategori ini tidak dibatasi
oleh waktu atau bisa peristiwa yang terjadi kapan saja.
Dalam kategori ini informasi yang disajikan untuk khalayak
32
dirancang untuk menyentuh hati dan mempermainkan
emosi khalayak. c. Spot News, adalah subklasifikasi dari berita yang
berkatagorikan hard news, didalam kategori berita ini
peliputan tidak direncanakan oleh wartawan. Artinya
peristiwa yang akan diliput tdak memiliki jadwal atau tidak
direncanakan, seperti kebakaran, perampokan dan yang
lainnya. d. Developing News merupakan subklasifikasi dari soft news,
dua kategori berita ini erat kaitanya dengan peristiwa yang
tidak direncanakan, namun di dalam developing news berita
dapat diteruskan keesokan harinya, semisalnya saja seperti
erupsi gunung, karamnya kapal dan lain sebagainya. e. Continuing News, merupakan subklasifikasi lain dari hard
news. Dalam kategori berita ini peristiwa-peristiwa berita
dapat direncanakan dan diprediksi. Peristiwa dan proses
berlangsung setiap hari secara kompleks namun dalam
pembahasan yang sama.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Harian Republika50
Harian Republika diterbitkan berdasarkan kehendak yang ingin mewujudkan media massa yang mampu mendorong bangsa menjadi kritis dan memiliki kualitas, dan mampu sederajat dengan bangsa maju lain di dunia dengan memegang nilai-nilai spiritualitas sebagai perwujudan pancasila sebagai ideologi bangsa, serta memiliki arah gerak seperti digariskan UUD
1945
Untuk melahirkan masyarakat yang demikian, Ikatan Cendikiawan
Muslim Indonesia (ICMI) yang dibentuk pada 5 Desember 1990 memiliki program agar bisa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program 5K yaitu,
Kualitas Iman, Kualitas Hidup, Kualitas Kerja, Kualitas Karya, dan Kualitas
Pikir. Dalam mewujudkan cita-cita dan prodram yang dibuat oleh ICMI maka pada 17 agustus 1992, dibentuklah yayasan Abdi Bangsa dengan tiga program utamanya yaitu; Pengembangan Islamic center, pengembangan Center for
Information and Development Studies (CIDES), dan penerbitan Harian Umum
Republika.
Dalam mewujudkan program menerbitkan sebuah koran harian, pada 28
November 1992 Yayasan Abdi Bangsa mendirikan PT. Abdi Bangsa. Dengan proses tersebut Yayasan Abdi Bangsa mendapatkan Surat Izin Usaha
Penerbitan Pers (SIUPP) dari Departemen Penerangan Republik Indonesia.
50 Company Profile Harian Republika
33
34
Nama Republika merupakan ide dari presiden RI saat itu Soeharto yang disampaikan saat beberapa pengurus ICMI pusat menghadap untuk menyampaikan peluncuran harian ini. sebelumnya harian ini akan diberi nama
Republik.
Republika merupakan koran nasional yang lahir dari kalangan komunitas muslim untuk publik di Indonesia. BJ Habbibie selaku ketua Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) saat itu, dapat menembus peraturan ketat pemerintah untuk mendapatkan izin penerbitan. Republika akhirnya terbit di tanggal 4 Januari 1993, dan Republika menempatkan diri sebagai koran komunitas muslim yang menempatkan nilai-nilai Islam selain dasar- dasar jurnalisme.
Motto Republika “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” menunjukan bahwa
Republika memiliki semangat untuk mempersiapkan masyarakat memasuki era baru yang pada saat itu tengah memasuki masa perubahan yang cepat, baik dari aspek kehidupan, politik ekonomi, Iptek, sosial, dan budaya.
Penghargaan yang pernah di raih Harian Republika antara lain;
1993, juara pertama lomba perwajahan media cetak
2005, koran terbaik 2004 dari Dewan Pers, yang menilai dari sisi
penerapan kaidah jurnalistik
2006, koran terbaik dari Dewan Pers
2007, koran nasional terbaik 2006 dari Majalah Cakram, sebuah
majalah komunikasi, kehumasan, dan periklanan
35
Beberapa kali meraih penghargaan dari Pusat Pembinaan dan
pengembangan bahasa sebagai koran berbahasa Indonesia terbaik.
B. Visi dan Misi Harian Republika51
Visi
Sikap umum yang diambil oleh Republika sebagai landasn penerbitannya
adalah;
1. Menegakkan amar ma’ruf nahimunkar
2. Membela, melindungi, dan melayani kepentingan umat
3. Mengkritisi tanpa menyakiti
4. Mencerdaskan, menyelidik, dan mencerahkan
5. Berwawasan kebangsaan
Misi
Republika memiliki misi di beberapa bidang, antara lain:
Bidang politik, dalam bidang ini Republika mendorong demokrasi, dan optimalisasi lembaga-lembaga Negara, partisipasi politik semua lapisan masyarakat, dan mengutamakan kejujuran dan moralitas dalam politik.
Bidang Ekonomi, dalam bidang ekonomi Republika mendukung keterbukaan dan demokrasi ekonomi, mempromosikan profesionalisme yang mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dalam manajemen, menekankan perlunya pemerataan sumber-sumber daya ekonomi, dan mempromosikan prinsi-prinsip etika dan moralitas dalam bisnis
51 Company Profile Harian Republika
36
Dalam bidang budaya republika mendukung sikap yang terbuka dan
mengapresiasi segala bentuk kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan, mempromosikan bentuk dan hiburan yang sehat,
mencerdaskan , menghaluskan perasaan, dan mempertajam kepekaan
nurani, serta bersikap kritis terhadap bentuk kebudayaan yang cenderung
mereduksi manusia dan mendangkalkan nilai kemanusiaan.
Dalam bidang Agama Republika memiliki misi dengan mendorong
sikap beragama yang terbuka, kristis terhadap realitas sosial-ekonomi
kontemporer, mempromosikan semangat toleransi yang tulus,
mengembangkan penafsiran ajaran-ajaran ideal agama dalam rangka
mendapatkan pemahaman yang segar dan tajam, dan mendorong pencarian
titik temu diantara agama-agama.
C. Di bidang Hukum Republika mendorong terwujudnya masyarakat yang
sadar hukum, menjunjung tinggi supremasi hukum, mengembangkan
mekanisme check and balances pemerintah-masyarakat, menjunjung
tinggi HAM, dan mendorong pemberantasan KKN secara tuntas.
37
D. Struktur Organisasi Harian Republika52
Diagram Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca
Gambar 2.
Alur Proses Kerja Redaksi Hingga pembaca
1. Proses Kerja Proses Kerja Proses Kerja Redaksi Desain Pracetak
Proses Kerja Proses Kerja Cetak Distribusi
Pembaca
2. Rencana Redaksi Naskah Redaksi Untuk Terbitan Berikutnya
Setting Rencana Rencana Halaman Halaman Redaksi Iklan
Paste Up Layout
Rencana Halaman Koran
Reprografi
Dummy Partner Halaman Cetak
Materi Foto Materi Grafis 52 Distribusi Company Profile Harian Republika Ilustrasi
pembaca
38
3. Struktur Redaksi Harian Republika Gambar 3. Struktur Redaksi Harian Republika
Pimpinan Redaksi
Wakil Pimpinan Redaksi
Sekertaris Redaksi
Redaktur Redaktur Pelaksana Senior (Daerah dan Rol)
Wakil Redaktur Wakil Redaktur Pelaksana I Pelaksana II (Berita) (Non Berita)
Redaktur Redaktur Asisten Asisten Asisten Asisten Redaktur Daerah Republika Redaktur Redaktur Redaktur Redaktur Foto Online
Pelaksana I Pelaksana II Pelaksana III Pelaksana
(Berita) (Berita) (Non Berita) IV
Berita Hal. I Dialog Jum’at Berita halaman I Desain Hikmah Ahad, Cerpen, Hal. Internasinal Halaman City Puisi, Wacana, News Horison, Carber, Hal. Ekonomi Dokumentasi Lab Pustaka, Iptek Foto Scanner Ekbis Berita Edisi Senggang Bisnis Ahad Ficer Halaman I, Investasi Halaman Analisis, Syariah Nasional Resonansi Global Politik 3 Refleksi, Opini, NST Berita Harian Tajuk Suara. Pareto Hukum Warna, Ihwal, TV Bursa Kesra Guide Berita Laporan utama Halaman Halaman 12 minggu Olahraga Perilaku dibalik layer, hobi & Arena habit, layar perak Sepakbola & DV, gaya
39
E. Gambaran Umum Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla
La Nyalla Mahmud Mattalitti lahir di Jakarta, 10 Mei 1959. La
Nyalla merupakan salah satu tokoh yang aktif dalam berbagai organisasi.
Pada tahun 2015 La Nyalla Mattalitti terpilih menjadi Ketua Umum PSSI
periode 2015-2019 pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel JW Marriot,
Surabaya, Jawa Timur. La Nyalla mendapatkan 92 suara dari 106 pemilik
suara sah yang mengikuti KLB. Sedangkan sisa suaranya yaitu 14 direbut
oleh Syarif Bastaman.53
Sebelumnya pada November 2014 La Nyalla terpilih menjadi ketua
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) provinsi Jawa untuk periode 2014-
2019. Pada pemilihan tersebut La Nyalla terpilih secara aklamasi, karena
dirasa masih membutuhkan kepemimpinan La Nyalla dalam memimpin
Kadin provinsi Jawa Timur.54
Dengan terpilihnya La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI dengan
begitu La Nyalla memegang dua kepemimpinan sekaligus, yaitu sebagai
Ketua PSSI dan Ketua Kadin.
Pada 16 Maret 2016 Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menetapkan La
Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai tersangka dalam kasus penggunaan
dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur untuk pembelian
53 la-nyalla-ketua-umum-pssi, artikel Diakses pada 20 Juni 2016 dari http://www.antaranews.com 54 La Nyalla terpilih menjadi ketua Kamar Dagang dan Industri, artikel Diakses pada 20 Juni 2016 dari http://kominfo.jatimprov.go.id
40
saham perdana (IPO) pada 2012. La Nyalla dianggap melanggar Pasal 2
ayat 1 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak
Pidana Korupsi, Yang menyebabkan kerugian negara senilai Rp 5,3
miliar.55
Setelah ditetapkannya La Nyalla sebagai tersangka kasus tindak
pidana korupsi, kemudian menyeruak kabar bahwa PSSI segera menggelar
Kongres Luar Biasa. Tetapi untuk menahan agar masalah tidak melebar,
para pengurus bergerak cepat dengan melakukan konsolidasi dengan para
pengurus Asosiasi Provinsi (Asprov). Para Asprov menggelar pertemuan
di Hotel Sultan pada 21 Maret 2016 berkaitan dengan dukungannya
terhadap La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI.
55 /la-nyalla resmi jadi tersangka kasus dana hibah, artikel Diakses pada 10 Juni 2016 dari http://m.tempo.co
61
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
Analisis Pemberitaan Aspov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla
Pada Bab ini penulis akan memaparkan analisis wacana mengenai pemberitaan Asprov PSSI ngotot dukung La Nyalla dalam harian umum
Republika dengan model Teun A van Dijk. Penulis akan menganalisis dengan wacan dari segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Segi teks yang meliputi segi tematik, segi skematik, segi skemantik, segi sintaksis, segi stilistik, dan segi retoris. Selanjutnya penulisan ini juga akan dianalisis pada level kognisi sosial dan konteks sosialnya. Berikut pemaparanya:
1. Analisis Teks “Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla”
a. Struktur Makro (Tematik)
Jika dilihat dari sebuah tulisan, tema adalah amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.56 Dan dalam struktur makro
tematik merupakan hal yang diamati, yang merupakan gagasan atau tema
utama dalam berita tersebut, maka tema dari pemberitaan “Asprov PSSI
Ngotot Dukung La Nyalla” ini adalah tentang Asosiasi Profesional
(Asprov) PSSI yang menyatakan sikap dengan mendeklarasikan dukungan
terhadap La Nyalla yang dituangkan dalam lima butir deklarasi.
56 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) h. 75
42
a. Skematik
Wacana atau teks yang umumnya memiliki skema atau alur
dari pendahuluan hingga akhir. Dalam Alur tersebut dapat
menunjukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan
diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.
Skematik dalam pemberitaan ini dimulai pada bagian awal
berita ini yang berisi tentang pertemuan Asosiasi Provinsi (Asprov)
PSSI dan PSSI pusat di Hotel Sultan, dan mereka membuat
kesepakatan terkait kisruh sepak bola nasional dengan membuat lima
butir deklarasi.
Kemudian di bagian tengah berisi tentang wawancara terhadap
Ketua Asprov PSSI Papua, Rocky Bebena yang menegaskan bahwa
pertemuan malam itu mendeklarasikan dukungan kepada PSSI dan
juga membantah adanya Asprov yang meminta digelarnya Kongres
Luar Biasa (KLB).
Berita ini ditutup dengan wawancara terhadap Ketua Komite
Ad-Hoc reformasi sepakbola Indonesia bentukan FIFA, Agum
Gumelar yang menyatakan bahwa salah satu butir dari deklarasi
tersebut adalah meminta PSSI menjalankan keputusan organisasi hasil
kongres luar biasa 18 April di Surabaya yang telah memilih secara sah
komite eksekutif PSSI masa bakti 2015-2019.
43
b. Semantik
Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna
lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat,
hubungan antar posisi yang membangun makna tertentu dari suatu
teks. Analaisis wacana memusatkan perhatian pada dimensi teks,
seperti makna yang ekplisit maupun implisit.57
Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian
mana yang penting dari struktur wacana, namun juga menggiring
kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Elemen yang diamati dalam
semantik adalah latar, detail, maksud dan pra-anggapan.
Dalam pemberitaan ini maknanya adalah kemauan keras
Asprov PSSI agar La Nyalla tetap menjadi ketua umum PSSI, dan
membuat lima butir deklarasi dukungan terhadap PSSI. Dukungan
terhadap La Nyalla dapat di lihat dalam salah satu isi dari deklarasi
tersebut, yaitu dengan meminta PSSI menjalankan keputusan
organisasi hasil kongres luar biasa 18 April di Surabaya yang telah
memilih secara sah komite eksekutif PSSI masa bakti 2015-2019.
Latar dalam pemberitaan ini ada dalam paragraf pertama
“Asprov PSSI dan PSSI pusat membuat kesepakatan terkait kisruh
sepakbola nasional. Kesepakatan tersebut tertuang dalam lima butir
deklarasi.”
57 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.78.
44
Bagian detil dalam pemberitaan ini terletak pada lampiran yang mencantumkan isi dari lima butir deklarasi Asprov PSSI dan pengurus PSSI pusat yang terdapat di sela – sela berita Asprov PSSI ngotot dukung La Nyalla. “Lima Butir Deklarasi tersebut adalah
1. Asprov PSSI dan pengurus PSSI pusat Menjunjung tinggi
kedaulatan organisasi PSSI sebagai lembaga mandiri untuk
mengatur, mengembangkan, dan menjalankan kegiatan
sepakbola di Tanah Air
2. Menjaga harkat dan martabat sepakbola serta marwah
organisasi PSSI dari gangguan internal ataupun eksternal yang
dapat merugikan organisasi.
3. Menjalankan dan menaati statuta PSSI sebagai pedoman
menjalankan roda organisasi sepakbola Nasional.
4. Menjalankan keputusan organisasi hasil kongres luar biasa 18
April 2015 di Surabaya yang telah memilih secara sah Komite
Eksekutif PSSI masa bakti 2015-2019
5. Menolak segala bentuk upaya pengambil alihan dan
penggantian kepengurusan PSSI melalui cara-cara
inskonstitusional yang melanggar statuta PSSI.”
Pra anggapan dalam berita ini terletak pada kutipan Agum
Gumelar pada paragraf terakhir “Pihak luar tidak bisa memaksakan
KLB, termasuk saya. Karena, mereka yang memiliki hak untuk KLB”.
45
c. Sintaksis
Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, ataupun frase.58 Maksudnya
adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun menjadi kesatuan
yang memilki arti. Elemen yang diamati dalam sintaksis adalah bentuk
kalimat, koherensi, dan kata ganti.
a) Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat dalam berita ini adalah kalimat induktif.
Bentuk kalimat induktif merupakan bentuk penulisan kalimat
di mana inti dari kalimatnya ditempatkan di bagian akhir
kalimat. Seperti yang terdapat pada paragraf pertama
“.....Asprov PSSI dan PSSI pusat membuat kesepakatan terkait
kisruh sepakbola nasional. Kesepakatan tersebut tertuang
dalam lima butir deklarasi.”
b) Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau
kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan
fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak
koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun
dapat menjadi berhubungan ketika seseorang
menghubungkannya.59
58 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 80 59 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 242
46
Bentuk koherensi ada dalam paragraf ke dua “....Sekertaris
Jendral (Sekjen) PSSI, Azwan karim, serta beberapa anggota
Komite Eksekutif (Exco) PSSI, di antaranya Djamal Aziz dan
Gusti Randa.”
c) Kata Ganti
Kata ganti Merupakan alat yang dipakai oleh komunikator
untuk menunjukan dimana seseorang dalam wacana. Dalam
mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata
ganti "saya" atau "kami" yang menggambarkan bahwa sikap
tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata.
Tetapi, ketika memakai kata ganti "kita" menjadikan sikap
tersebut sebagai represntasi dari sikap bersama dalam suatu
komunitas tertentu. Batas antara komunikator dengan khalayak
dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang
menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan.60
d) Stilistik
Stilistik adalah cara yang digunakan oleh penulis rubrik
untuk menyatukan maksudnya dengan menggunakan gaya
bahasa tertentu sesuai dengan keinginan penulis rubrik. Gaya
bahasa dalam pengertian disini mencakup pilihan leksikal,
struktur kalimat, majas dan citraan dan sebagainya.
60 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82
47
Elemen dalam bentuk stalistik adalah leksikal merupakan pemilihan dan pemakaian kata atau frase dalam menyebut sesuatu ataupun peristiwa dengan menggunakan kata lain yang memiliki persamaan (sinonim).
Leksikon
Leksikon pada dasarnya menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang meujuk pada fakta. Diantara beberapa kata itu seseorang dapat memilih diantara pilihan yang tersedia.
Pemilihan kata dalam berita yang diteliti penulis adalah sebagai berikut;
“Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Seluruh Indonesia telah menggelar pertemuan dengan pengurus PSSI pusat di Hotel
Sultan....” Kata menggelar dalam kalimat tersebut bisa saja diganti dengan kata mengadakan atau melaksanakan, namun penulis lebih memilih kata menggelar dalam menulis kalimat dalam berita tersebut.
“.....pertemuan tersebut tidak hanya melahirkan deklarasi dukungan kepada PSSI...” Kata melahirkan disini bisa saja digantikan dengan kata menghasilkan, tetapi penulis memilih menulis kata melahirkan di kalimat tersebut.
48
e) Retoris
Retoris berhubungan erat dengan bagaimana suatu pesan
disampaikan kepada khalayak. Retoris berfungsi persuasive
(mempengaruhi).61 Elemen dalam strategi retoris dapat muncul
dalam bentuk grafis, metafora, dan ekspresi.
Dalam berita ini retoris muncul dalam bentuk grafis yang
menampilkan foto dari La Nyalla Mattalitti yang digambarkan
sedang berbicara di podium dengan latar belakang tahun 2015 yang
huruf nolnya diganti menjadi logo PSSI.
Tabel 4.
Kerangka Analisis Pemberitaan Asprov PSSI Ngotot Dukung La Nyalla
Struktur Wacana Elemen Keterangan
Struktur makro Tematik Tentang Asprov PSSI yang menyatakan sikap dengan mendeklarasikan dukungan terhadap La Nyalla yang dituangkan dalam lima butir deklarasi. Dalam hal ini seolah-olah pihak Republika ingin mengatakan betapa kerasnya dukungan yang dilakukan oleh Asprov
61 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 84
49
PSSI terhadap La Nyalla, meskipun La Nyalla telah ditetapkan tersangka. Superstruktur Skematik - Pada bagian awal berita ini berisi tentang pertemuan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI dan PSSI pusat di Hotel Sultan, dan mereka membuat kesepakatan terkait kisruh sepak bola nasional dengan membuat lima butir deklarasi
- Bagian tengah berisi tentang wawancara terhadap Ketua Asprov PSSI Papua, Rocky Bebena yang menegaskan bahwa pertemuan malam itu mendeklarasikan dukungan kepada PSSI dan juga membantah adanya Asprov yang meminta digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB).
- Berita ini ditutup dengan wawancara terhadap Ketua Komite
50
Ad-Hoc reformasi sepakbola Indonesia bentukan FIFA, Agum Gumelar yang menyatakan bahwa salah satu butir dari deklarasi tersebut adalah meminta PSSI menjalankan keputusan organisasi hasil kongres luar biasa 18 April di Surabaya yang telah memilih secara sah komite eksekutif PSSI masa bakti 2015-2019. Struktur Mikro Latar Asprov PSSI dan PSSI pusat membuat kesepakatan terkait kisruh sepakbola nasional. Kesepakatan tersebut tertuang dalam lima butir deklarasi. Detil Detil disini terdapat pada catatan yang memuat lima butir deklarasi Asprov PSSI dan Pengurus PSSI pusat, lima butir deklarasi tersebut adalah;
I. Menjunjung tinggi kedaulatan
51
organisasi PSSI sebagai lembaga mandiri untuk mengatur, mengembangkan, dan menjalankan kegiatan sepakbola di Tanah Air
II. Menjaga harkat dan martabat sepakbola serta marwah organisasi PSSI dari gangguan internal ataupun eksternal yang dapat merugikan organisasi.
III. Menjalankan dan menaati statuta PSSI sebagai pedoman menjalankan roda organisasi sepakbola Nasional.
IV. Menjalankan
52
keputusan organisasi hasil kongres luar biasa 18 April 2015 di Surabaya yang telah memilih secara sah Komite Eksekutif PSSI masa bakti 2015- 2019
V. Menolak segala bentuk upaya pengambil alihan dan penggantian kepengurusan PSSI melalui cara-cara inskonstitusional yang melanggar statuta PSSI.
Pra Anggapan Kutipan wawancara dengan Agum Gumelar yang berisi: Pihak luar tidak bisa memaksakan KLB, termasuk saya. Karena, mereka yang memiliki hak untuk KLB Bentuk Kalimat Asprov PSSI dan PSSI pusat membuat kesepakatan terkait kisruh sepakbola nasional. Kesepakatan
53
tersebut tertuang dalam lima butir deklarasi Koherensi Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI, Azwan karim, serta beberapa anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, di antaranya Djamal Aziz dan Gusti Randa. Kata Ganti
Leksikon - Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menggelar pertemuan dengan pengurus PSSI pusat di Hotel Sultan. - Pertemuan tersebut tidak hanya melahirkan deklarasi dukungan kepada PSSI.
Grafis Foto dari La Nyalla Mattalitti yang digambarkan sedang berbicara di podium dengan latar belakang tahun 2015 yang angka nolnya diganti menjadi logo PSSI.
2. Analisis Level Kognisi Sosial
Dalam analisis wacana model Van Dijk analisis level kognisi sosial
merupakan rumusan dari kerangka analisis ini. Dalam berita Asprov PSSI
54
Ngotot Dukung la Nyalla penulis berita ingin memberitahukan bahwa La
Nyalla masih memperoleh dukungan dari Asprov PSSI sebagai Ketua
Umum PSSI walaupun La Nyalla tersandung kasus hukum dengan mengeluarkan lima butir deklarasi Asprov dan pengurus PSSI pusat. Isi dari lima butir deklarasi tersebut adalah;
1. Menjunjung tinggi kedaulatan organisasi PSSI sebagai lembaga
mandiri untuk mengatur, mengembangkan, dan menjalankan
kegiatan sepakbola di Tanah Air
2. Menjaga harkat dan martabat sepakbola serta marwah
organisasi PSSI dari gangguan internal ataupun eksternal yang
dapat merugikan organisasi.
3. Menjalankan dan menaati statuta PSSI sebagai pedoman
menjalankan roda organisasi sepakbola Nasional.
4. Menjalankan keputusan organisasi hasil kongres luar biasa 18
April 2015 di Surabaya yang telah memilih secara sah Komite
Eksekutif PSSI masa bakti 2015-2019
5. Menolak segala bentuk upaya pengambil alihan dan
penggantian kepengurusan PSSI melalui cara-cara
inskonstitusional yang melanggar statuta PSSI.
Ali Mansur merupakan reporter berita olahraga yang bekerja di
Harian Republika, dia menulis berita untuk Republika cetak maupun
Online. Ketika penulis menanyakan sejauh mana penulis berita
mengikuti kasus ini, Ali Mansur mengatakan bahwa dalam berita
tentang La Nyalla ini, Ali Mansur sendiri sudah mengikutinya dari
55
awal tahun 2015 lalu, ketika La Nyalla terpilih menjadi ketua Umum
PSSI di Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya. Menurut Ali Mansur,
pada waktu itu La Nyalla sudah mendapat dukungan penuh dari
Asprov untuk menjadi Ketua Umum PSSI.62
Dikutip dari wawancara, Ali Mansur juga menambahkan
bahwa ada penyeleksian yang dilakukanya untuk menentukan
narasumber, namun dia mengaku tetap mengutamakan keseimbangan
atau cover bothside, ketika penulis menanyakan apakah ada
penyeleksian dalam memilih narasumber. “Tentu saja, ada
penyeleksian untuk narasumber, tetapi tetap mengutamakan
keseimbangan atau coverbothside. Ada banyak narasumber dalam
sebuah peristiwa, kami akan memilih sesuai dengan kualitas dan
kedekatanya dengan peristiwa. Misalnya apabila ada kecelakaan lalu
lintas di jalan raya, pasti banyak yang menyaksikan kejadian tersebut.
Namun kami akan mengutamakan yang paling dekat, dan jelas melihat
kecelakaan tersebut.”
Sedangkan dalam wawancara dengan editor Republika yang
mengedit berita ini Fernan Rahardi mengungkapkan bahwa La Nyalla
sedang tersangkut kasus hukum akan tetapi PSSI menutup mata dn
tetap mendukungnya meskipun bertentangan dengan statuta FIFA.
Fernan juga mengungkapkan bahwa dalam kesehariannya wartawan
Republika terbiasa menentukan tema atau isu sendiri tanpa pengarahan
62 Wawancara dengan Ali Mansur 27 Juli 2016
56
dari editor ataupun redaktur. Pengarahan hanya dilakukan jika
melakukan pemberitaan yang bersifat mendalam (in-depth).63
3. Analisis Level Konteks Sosial
Konteks berkaitan dengan hal yang mempengaruhi penggunaan
bahasa dan terbentuknya sebuah wacana. Seperti latar, situasi, peristiwa
dan kondisi sosial yang terjadi pada saat itu, pada konteks sosial tertentu,
sebuah wacana dapat diteliti, dianalisis dan dimengerti.
Dalam konteks sosial pada pemberitaan Asprov PSSI Ngotot
Dukung La Nyalla dalam Harian Republika memperlihatkan bahwa
Asprov PSSI masih menginginkan La Nyalla untuk memimpin PSSI, hal
ini bisa dilihat dalam butir-butir deklarasi Asprov PSSI dan para pengurus
PSSI. Dalam butir ke empat dinyatakan bahwa para Asprov PSSI ini ingin
menjalankan keputusan organisasi hasil kongres luar biasa pada 18 April
2015 di Surabaya yang telah memilih secara sah Komite Eksekutif PSSI
masa bakti 2015-2019. Padahal status La Nyalla merupakan tersangka
kasus korupsi dana hibah Kamar Dagang Indonesia di Jawa Timur tahun
2012 .
Asprov dalam hal ini masih menginginkan seorang tersangka kasus
korupsi memimpin sebuah organisasi. Kelima butir yang di deklarasikan
Asprov PSSI hanyalah berisi sebuah dukungan kepada La Nyalla saja,
meskipun didalam butir ke dua yang berbunyi menjaga harkat dan
martabat sepakbola, namun lagi – lagi dipertegas dengan kalimat
63 Wawancara dengan Editor Republika Fernan Rahardi
57
dukungan terhadap La Nyalla yang mengatakan bahwa selain menjaga harkat dan martabat sepakbola, mereka juga menjaga harkat dan martabat
PSSI dari gangguan internal ataupun eksternal yang dapat merugikan organisasi. Terlihat disini bagaimana Asprov tidak ingin keputusan pada kongres luar biasa 18 April 2015 lalu yang menyatakan bahwa La Nyalla adalah Ketua Umum PSSI
Pemerintah seolah dilarang ikut campur oleh PSSI untuk menggusur La Nyalla dari puncak pimpinan PSSI, bahkan Agum Gumelar yang merupakan Ketua Komite Ad-Hoc reformasi sepakbola Indonesia juga mengatakan bahwa dirinya tidak bisa memaksakan PSSI untuk mengadakan kongres luar biasa. Agum juga mengatakan bahwa deklarasi tersebut menegaskan bahwa PSSI tidak ingin diintervensi oleh pihak manapun.
Namun jika kondisi persepak bolaan yang sudah kian parah, PSSI harus mengadakan kongres luar biasa untuk menggantikan La Nyalla sebagai Ketua Umum. Namun para Asprov memberikan dukungan lewat lima butir deklarasi Asprov PSSI.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan analisis wacana terhadap pembeitaan Asprov
PSSI ngotot dukung La Nyalla dapat dilihat dari segi teks, kognisi sosial,
konteks sosial. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;
1. Dari segi teks, pemberitaan tersebut dikontruksi menjadi
sebuah wacana yang bertemakan politik. Sebenarnya maksud
dari pemberitaan tersebut secara tidak langsung
memberitahukan bahwa La Nyalla masih memperoleh
dukungan dari Asprov PSSI walaupun statusnya sebagai
tersangka korupsi. Penggunaan kata ngotot dalam judul
merupakan salah satu variasi dalam wacana tersebut. Selain itu
penggunaan bahasa di Republika mudah dimengerti, sehingga
pembaca dapat dengan mudah memahami isi dari wacana
tersebut.
2. Dilihat dari segi kognisi sosial, dapat diketahui bahwa seberapa
jauh penulis berita dukungan Asprov PSSI terhadap La Nyalla.
Wartawan Republika ini sudah mengikuti La Nyalla sedari La
Nyalla tepilih menjadi Ketua Umum PSSI pada 2015 lalu di
Surabaya. Dia menulis seolah-olah ada kegigihan dari Asprov
PSSI dalam mempertahankan La Nyalla menjadi Ketua Umum
58
59
PSSI. Pihak republika mengcover bahwa La Nyalla yang sudah
tersandung kasus korupsi masih di dukung oleh Asprov PSSI.
3. Dari segi konteks sosial, pemberitaan ini dibuat karena dilatar
belakangi oleh karut marutnya persepakbolaan Indonesia,
terlebih Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti tersandung
kasus korupsi, yang membuat rasa ketidak percayaan terhadap
persepakbolaan Indonesia makin menjadi.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian terhadap pemberitaan Asprov PSSI
Ngotot dukung La Nyalla, penulis ingin memberikan saran kepada Harian
Umum Republika.
Seharusnya Republika lebih memilih narasumber yang beragam,
semisalnya mewawancarai pihak yang pro dan kontra dengan adanya
deklarasi Asprov PSSI. Bagi masyarakat, masyarakat harus lebih pintar
dalam menyaring berita yang disajikan oleh media
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penulisan: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindio.
Chaer, A. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis teks Media. Yogyakarta:
LkiS.
HM, Zainudin. 2011. The Journalist. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Jumroni, & Suhaemi. 2006. Metode-metode Penulisan Komunikasi. jakarta: UIN
Jakarta Press. kominfo.jatimprov.go.id La Nyalla terpilih menjadi ketua Kamar Dagang dan Industri, artikel Diakses pada 20 Juni 2016
Lubis, A. Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Moeleong, Lexy. J. 2002. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: Rosda.
Muhdi, A. S. 1999. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Logos.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Graindo.Santana,
Septian. 2005. Jurnalistik Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
60
61
Setiati, Eni. 2005. Ragam jurnalistik baru dalam Pemberitaan. Jakarta: Andi
Publisher.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2002. Memahami Penulisan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhaimi, & Nasrullah, R. 2009. Bahasa Jurnalistik . Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta.
Sumadiria, AS. Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: teknik Menulis Berita dan
Feature. Simbiosa Rekatama Media.
Sunandang, K. 2004. pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk dan Kode
Etik. Bandung: Nuansa.
Syamsul, A., & Romli, M. 2005. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung:
Rosdakarya.
Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Ciputat: kalam Indonesia. tempo.co. la-nyalla resmi jadi tersangka kasus dana hibah, artikel Diakses pada
10 Juni 2016 www.antaranews.com. la-nyalla-ketua-umum-pssi, artikel Diakses pada 20 Juni
2016
Zaimar, O. K., & Harahap, A. B. (2009). Telaah Wacana. Jakarta: The
Intercultural Institute.
Wawancara Via Whatsapp Dengan Editor Republika Fernan Rahardi 26
Agustus 2016