Ekonomi Politik Pemberitaan Konflik Persepakbolaan Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Ekonomi Politik Pemberitaan Konflik Persepakbolaan Indonesia Ekonomi Politik Pemberitaan Konflik Persepakbolaan Indonesia Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Utara, Pogung, Sleman, Yogyakarta, 55281 Email: [email protected] Abstract: This study reveals the interests behind football conflicts news in three newspapers in Indonesia: Kompas, Bola, and Seputar Indonesia. The analysis is based on the political economy of media theory developed by Vincent Mosco, Graham Murdock, and Peter Golding. Using critical paradigm with Norman Fairclough’s model of Critical Discourse Analysis (CDA) method, the findings show that the conflicts in Indonesian football have been produced as issues that legitimate the strategic position of the football elite power. The media and journalists were drag into the creation or the legitimation of football elite domination. Keywords: critical discourse analysis, football, political economy of media Abstrak: Penelitian ini mengungkap kepentingan di balik pemberitaan konflik persepakbolaan Indonesia di tiga media cetak, yakni Kompas, Bola dan Seputar Indonesia. Analisis didasarkan pada teori ekonomi politik media yang dikembangkan oleh Vincent Mosco, Graham Murdock, dan Peter Golding. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan metode Critical Discourse Analysis (CDA) model Norman Fairclough. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa konflik persepakbolaan Indonesia diproduksi menjadi isu yang melegitimasi posisi strategis kekuasaan elit persepakbolaan. Media dan wartawan terseret dalam penciptaan atau pengukuhan kekuasaan dominasi elit persepakbolaan tersebut. Kata Kunci: analisis wacana kritis, ekonomi politik media, sepak bola Konflik antara Persatuan Sepak Bola anggota Komek tersebut selalu membantah Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Komite dan menanggapi miring keputusan Djohar Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) Arifin (Yosia, 2012). bermula saat Ketua Umum PSSI, Djohar Akibat perlawanan itu, PSSI menindak Arifin, memutuskan LPI sebagai kompetisi tegas keempat anggota Komek tersebut. resmi PSSI menggantikan Indonesia Super Mereka dinyatakan melanggar Kode Etik League (ISL) pada tahun 2012. Keputusan PSSI dan dipecat sebagai anggota Komek itu tidak didukung bulat oleh semua PSSI. Pelanggaran mereka antara lain, anggota Komite Eksekutif (Komek) PSSI. memprovokasi klub dan Pengurus Provinsi Empat dari sembilan anggota Komek yang (Pengprov) PSSI untuk melakukan menolak keputusan itu, yakni La Nyalla pertemuan di Surabaya, berkirim surat ke Mattalitti, Toni Apriliani, Erwin Dwi Asian Football Confederation (AFC) dan Budiawan, dan Roberto Rouw. Keempat Fédération Internationale de Football 213 Jurnal ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232 Association (FIFA) terkait kepemilikan 99% pembinaan, serta kursus-kursus lainnya, saham PSSI di PT Liga Indonesia (PT LI) yang mengakibatkan setiap anggota Komek tanpa izin dari Ketua Umum PSSI, Djohar mengambil langkah masing-masing. Arifin, dan menyelenggarakan forum KPSI terus menyuarakan tuntutan Pengprov PSSI yang mereka sebut sebagai KLB. Sebagai langkah menuju KLB, KPSI Rapat Akbar Sepak Bola Nasional pada 18 menggalang gerakan mosi tidak percaya ke Desember 2011 di Hotel Pullman Jakarta. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Gerakan Rapat itu sekaligus deklarasi pembentukan mosi tidak percaya itu ditandatangani 452 KPSI dan memilih Toni Apriliani sebagai anggota PSSI. Pada saat itu KPSI berencana ketua sementara (Jasri, 2012). menggelar KLB paling lambat 30 Maret Setelah terbentuk, KPSI segera 2012. mendesak PSSI menggelar Kongres Luar Selain KLB, KPSI juga berambisi Biasa (KLB) guna melengserkan Ketua mengambil alih peran PSSI. Ambisi itu Umum PSSI Djohar Arifin. Menurut KPSI, membuat KPSI membentuk Komite Disiplin Djohar Arifin telah mengambil kebijakan dan Komite Banding. Tak hanya itu, KPSI yang bertentangan dengan keputusan juga bermaksud merebut kantor PSSI yang Kongres Tahunan PSSI di Denpansar, Bali, berlokasi di Kompleks Gelora Bung Karno, pada Januari 2011. Senayan, Jakarta. Pengambilalihan kantor Pelanggaran Djohar Arifin di mata tersebut bertujuan untuk memperlancar KPSI antara lain, pertama, melakukan kegiatan administrasi KPSI. perubahan format kompetisi. Kedua, tidak Menanggapi usulan KLB itu, PSSI taat asas kepada keputusan Kongres Bali membentuk tim verifikasi yang bertugas yang menunjuk PT LI sebagai penyelenggara meneliti keabsahan berkas-berkas KLB kompetisi. Ketiga, Ketua Umum PSSI yang diterima PSSI. Ketua verifikasi Djohar Arifin selalu mengambil keputusan sekaligus Sekretaris Jenderal PSSI, Tri tanpa melalui mekanisme organisasi, yaitu Goetoro, mengumumkan hasil verifikasi rapat Komek, seperti pemecatan Alfred pada 10 Januari 2012. Hasilnya, 11 dari 460 Riedel dari jabatan pelatih Tim Nasional surat yang masuk isinya ganda dan tersisa (Timnas) senior, mengangkat manajemen tinggal 449 suara. Setelah dicocokkan Timnas, yaitu Bernhard Limbong dan Arya dengan jumlah anggota PSSI, dari 449 Abhiseka, serta merehabilitasi hukuman suara tersebut, 80 di antaranya berstatus klub (Persema Malang, PSM Makassar, dan bukan anggota dan masih calon anggota, Persibo Bojonegoro) yang dihukum turun sehingga jumlahnya menjadi 369 suara. ke Divisi Utama karena pindah ke LPI, pada Menurut Tri Goetoro, PSSI memiliki surat Januari 2011. Keempat, ketidakmampuan pakta integritas dari klub Divisi I dan II tata kelola organisasi PSSI dengan indikator berjumlah 49 klub. Oleh karenanya jumlah tidak adanya kepastian implementasi dukungan yang sah untuk KLB hanya 320 terhadap kompetisi profesional, amatir, dan suara atau hanya 54,5% jumlah anggota 214 Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik... PSSI. Jumlah tersebut belum memenuhi Sementara itu, PSSI pimpinan Djohar kuorum untuk menggelar KLB (Kongres Arifin juga menggelar Kongres PSSI di Tahunan PSSI, 2012). Palangkaraya, bersamaan dengan kongres Upaya KPSI merebut kantor PSSI KPSI. Hasil kongres itu antara lain tidak terlaksana. Sekretariat Negara, selaku menyepakati penguatan skorsing bagi 32 pengelola kompleks olah raga Gelora klub yang mengikuti kompetisi di bawah Bung Karno, Senayan, Jakarta, menolak PT LI. Namun klub-klub tersebut tetap permohonan KPSI. Usaha melaksanakan berkesempatan untuk kembali ke pangkuan KLB juga tidak disetujui oleh Menteri PSSI melalui pengajuan permohonan Pemuda dan Olahraga (Menpora) waktu kepada PSSI dan terpublikasi di media itu, Andi Mallarangeng. Menurut Andi massa. Langkah masing-masing kubu yang Mallarangeng, KLB yang diajukan KPSI berseteru tersebut memperkeruh suasana terlalu prematur untuk menyelesaikan konflik. permasalahan. Andi Mallarangeng Perhatian media massa terhadap konflik mengusulkan masing-masing pihak yang PSSI dan KPSI itu, pada kurun waktu 2011- berkonflik menyelesaikan masalahnya di 2012, cukup serius. Hampir semua media arbitrase olahraga. memberitakan persoalan-persoalan tersebut melalui perspektif masing-masing. Kompas, Perseteruan makin panjang dan berliku misalnya, setiap hari, antara Januari- karena masing-masing pihak menyatakan Desember 2011, menurunkan berita terkait diri sebagai organisasi sah federasi sepak PSSI dan KPSI (Tabel 1). Demikian pula bola Indonesia. KPSI mengaku didukung dengan Bola dan Sindo. oleh 452 anggota PSSI. Sebaliknya, kubu Djohar Arifin mengaku masih sah karena Konflik sepak bola di Indonesia dipilih oleh kongres PSSI di Solo pada memang sarat kepentingan ekonomi dan Juli 2011. Pemerintah juga tetap mengakui politik, serta tali-temali dengan industri Djohar Arifin sebagai Ketua Umum PSSI. media. Keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyelenggarakan Pada 18 Maret 2012, KPSI Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) menyelenggarakan kongres di Hotel pada Maret 2010, misalnya, pertama kali Mercure Ancol, Jakarta. Kongres ini bagi diungkapkan saat bertemu dengan pengurus KPSI disebut sebagai KLB PSSI versi KPSI. Pada spanduk yang dipasang di Tabel 1 Pemberitaan Konflik Kepengurusan Sepak Bola Indonesia Januari-Juni 2011 belakang panggung utama kongres tertulis “PSSI-KPSI Extraordinary Congress”. Hasil Media Jumlah Berita Kompas 136 kongres tersebut menetapkan La Nyalla Sindo 118 Mattalitti sebagai Ketua KPSI, Rahim Bola 479 Soekasah sebagai wakil ketua, dan Hinca Sumber: Diolah dari Kumpulan Kliping Berita PSSI dan Panjaitan sebagai sekretaris jenderal. LPI di Kompas, Sindo, dan Bola 215 Jurnal ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Oktavianus, seorang wartawan Kompas, di Istana Negara, 27 Januari 2010. Pada adalah pengurus LPI. PSSI menilai Bola pertemuan tersebut, SBY meminta PWI memiliki konflik kepentingan dengan membantu pemerintah menggelar KSN pemberitaan LPI (Detik.com, 2011). pada 29-30 Maret 2010. Pendukung Nurdin Sampai konflik ini berakhir, Dewan Pers Halid menilai PWI memiliki kepentingan belum pernah mengklarifikasi kasus dengan KSN karena sejatinya organisasi tersebut. para wartawan itu tidak mengurusi sepak MNC Group, korporasi yang menaungi bola. Pendukung Nurdin Halid menilai Sindo, dinilai memiliki konflik kepentingan PWI berkeinginan menjatuhkan Nurdin terkait hak siar LPI pada 2011-2012. Halid (Bangun, 2010). Sindo dinilai mendiskreditkan ISL dan Konflik kepentingan lain terkait laga mencitrapositifkan LPI. Demikian juga Timnas senior PSSI di Piala AFF 2010. TV dengan Viva Group, salah satu anak One berkesempatan satu pesawat dengan perusahaan Bakrie yang menaungi TV One, Timnas yang akan bertanding pada putaran ANTV, dan Vivanews.com. Berita-berita di final laga pertama melawan Malaysia. Kru kelompok Viva dianggap
Recommended publications
  • Volume XV, No. 2 - February 2021 ISSN 1979-1976
    Volume XV, No. 2 - February 2021 ISSN 1979-1976 Monthly Review on Economic, Legal, Security, Political, and Social Affairs Main Report: The Existence of the State Civil Apparatus Commission and Its Proposed Disbandment The Economics Sovereign Wealth Fund (SWF) Analysis: Indonesian Investment Authority . (Investment Management Institution) Building Gender-Based Data for Women MSME Actors in Indonesia . Legal Judging from Political Dowry . Discriminative Articles in the Draft Election Law . Politics Cyber World in Virtual Police’s Binoculars . Eradicating the Pseudo-Democratic Side of Jokowi’s Government . The Polemics over the Revision of the Election Law . Social Police Violence: Questioning the Protection Function of the Police . and the Implementation of the Principles of Democratic Policing The Obstacles in the Implementations of Distance Learning . ISSN 1979-1976 CONTENTS FOREWORD ................................................................ 1 MAIN REPORT The Existence of the State Civil Apparatus Commission and Its Proposed Disbandment ................................................ 3 THE ECONOMICS Sovereign Wealth Fund (SWF) Analysis: Indonesian Investment Authority (Investment Management Institution) ... 9 Building Gender-Based Data for Women MSME Actors in Indonesia15 LEGAL Judging from Political Dowry ............................................... 21 Discriminative Articles in the Draft Election Law .................. 27 POLITICS Cyber World in Virtual Police’s Binoculars ............................ 32 Eradicating the Pseudo-Democratic
    [Show full text]
  • Journal Diversi, Volume 3, Nomor 1, April 2017 : 93-138 93
    Journal Diversi, Volume 3, Nomor 1, April 2017 : 93-138 93 KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERAN MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI POSITIF LEGISLATOR ATAS PUTUSAN NO. 21/PUU-XII/2014 TENTANG PENAMBAHAN OBJEK PENETAPAN STATUS TERSANGKA DALAM PRAPERADILAN Agus Prabowo dan Agus Manfaluthfi Fakultas Hukum Universitas Islam Kediri ABSTRACT One of the Authorities of the Constitutional Court is to review the Act against the 1945 Constitution or commonly referred to as the judicial review of the Constitutional Court in passing the Tests Act against the 1945 Constitution is only allowed to interpret the contents of the Act in accordance with the original intent made by the institution authorized to establish its (Positive Legislator). The Constitutional Court may only declare a Constitution contrary to the 1945 Constitution and is not permitted to enter the legislative domain (participate in any arrangement) in its general limitation. Such Tasks and Authorities are attributed to the notion that the House of Representatives and the Government are Positive Legislator (the author of the norm) while the Constitutional Court is a Negative Legislator (eraser or nullifying norm). This is reinforced by Article 57 of Law No. 8 of 2011 on the Constitutional Court. But in the Constitutional Court Decision Number 21 / PUU-XII / 2014 About the addition of suspect status assignment into Pretrial Objects. Constitutional Court Justices have provided interpretation by adding new norms to the tested norms. This has given many legal consequences and new law problems in society. Because the Constitutional Court's decision is Final and binding since it was first pronounced in open plenary session. Without any legal action that can be taken related to the content of the decision.
    [Show full text]
  • Download Download
    DANGER OF POLITICAL DOWRY IN INDONESIA: AN EARLY ANALYSIS OF CORRUPTION By: Tyas Dian Anggraeni ABSTRACT This article discusses the political dowry which is one of the causes or entrance of other corruption actions. Political justice cannot be justified, for whatever reason.This article uses normative legal research methods. The results of the study indicate that by giving political dowry to make candidates tend to commit acts of corruption. because they have to find replacement money for political dowry fees. Not to mention if the candidate intends to advance again in the next period, more funds must be collected. Political justice is not only a matter of candidates who contribute to election funding, but also must be seen from the main objectives of democratic elections and the moral and integrity issues of election participants. The government has provided several solutions both to anticipate the prevention of misuse of the resources of vulnerable countries to be politicized for elections such as the licensing sector with the Government Regulation (PP) of the Indonesian Republic of Indonesia Regulation No. 24 2018 concerning Electronic Integrated Licensing Trying to get permission from Ministers, Governors, Regents and other officials authorized by law are transferred to Online Single Submission (OSS) Institutions. even so, the heavy duty still needs to be resolved by the organizing agency and the election supervisor to be able to explore and uncover the alleged politics of the dowry. All parties are aware that it is very difficult to prove the allegations of political dowry even though there are many who know that such practices do exist.
    [Show full text]
  • PT Pencerah Generasi Antarbangsa Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
    PT Pencerah Generasi Antarbangsa Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perubahan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ii Dr. Ujang Komarudin, M.Si PT Pencerah Generasi Antarbangsa iii iv Untukmu Indonesiaku, Menjagamu, lebih dari apapun... v Menjaga Indonesia: Pikiran-pikiran Konstruktif untuk Bangsa Copyrights @2019 oleh Dr. Ujang Komarudin, M.Si Editor: M.R. Muchlis Desain Sampul: M.R. Muchlis x + 190 hlm; 14,8 cm x 21 cm ISBN: 978-602-52507-8-1 PT Pencerah Generasi Antarbangsa Eightyeight@Kasablanka Lantai 35 Jalan Casablanka Raya Kav.88, Jakarta 12870 Telepon 021.80640526 Email: [email protected] www.enlights.co Indonesia Political Review (IPR) De Salim Town House Jalan H. Salim No.132 Cimanggis, Depok, Jawa Barat Email: [email protected] Website: www.ipr-indonesia.com Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
    [Show full text]
  • HUT RI Ke 76, Bamsoet: Vaksinasi Kesehatan Dan Vaksinasi Ideologi Kunci Merdeka Dari Pandemi Covid-19 Dan Radikalisme
    HUT RI Ke 76, Bamsoet: Vaksinasi Kesehatan dan Vaksinasi Ideologi Kunci Merdeka dari Pandemi Covid-19 dan Radikalisme Realitarakyat.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan kunci agar Indonesia bisa segera merdeka dari pandemi Covid-19 dan ancaman radikalisme adalah vaksinasi kesehatan dan vaksinasi ideologi. Selain terus menerus melakukan penebalan nilai-nilai Pancasila dan memperkuat persatuan dan kesatuan, penerapan disiplin protokol kesehatan serta penerapan 3T pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) harus menjadi prioritas. Pemeriksaan dini berupa testing, juga sangat penting agar masyarakat mendapatkan perawatan dengan cepat. Selain itu, dengan mengetahui lebih cepat hasil pemeriksaan Covid-19, bisa menghindari potensi penularan ke orang lain. “Langkah Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Kesehatan untuk menurunkan harga satu kali test PCR dari kisaran harga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta, menjadi Rp 495.000 untuk wilayah Jawa dan Bali serta Rp 525.000 di luar Jawa dan Bali, sudah sangat tepat. Hasil tes PCR harus keluar tidak boleh lebih dari 1×24 jam. Kebijakan ini mulai berlaku pada 17 Agustus 2021. Langkah tersebut bisa memperbanyak testing tanpa perlu menambah beban pengeluaran masyarakat,” ujar Bamsoet usai menghadiri upacara peringatan HUT Republik Indonesia ke-76, di Istana Negara Jakarta, Selasa (17/8/21). Turut hadir Presiden Joko Widodo yang menjadi Inspektur Upacara, serta Asops Kosekhanudnas II Makassar Kolonel Putu Sucahyadi yang menjadi Komandan Upacara. Hadir pula Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Ketua MA Syafrudin, Ketua BPK Agung Firman Sampurna, Ketua KY Mukti Fajar, Ketua MK Anwar Usman, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
    [Show full text]
  • Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi
    4/13/2016 Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi Home Berita Daerah Internasional Kolom Wawancara Lapsus Tokoh Pro Kontra Profil Foto Video Indeks NEW SolusiUKM · Most Popular · Opini Anda · Suara Pembaca · Blog · TV · Fokus · Infografis · · Kediri · Purwakarta · detikNews / Berita / Detail Berita Follow detikcom Senin 22 Sep 2008, 12:16 WIB Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi ­ detikNews 0 0 Komentar SHARED BERITA TERBARU + Selain Terdesak, Kelompok Santoso Juga Tak Punya Banyak Simpatisan Rabu 13 Apr 2016, 16:33 WIB Pilih Kanal Cari Berita atau AlamatDaftar/Masuk Daftar detikconnect Masuk Tolak Setor Rp 20 M untuk Yogyakarta ­ Puluhan warga Yogyakarta menggelar aksi menolak Munaslub Golkar, Aziz disahkannya RUU Anti Pornografi. Alasannya, RUU tersebut akan Syamsuddin Maunya menciderai semangat kebhinekaan bangsa Indonesia. Gratis Rabu 13 Apr 2016, 16:32 0 WIB Aksi puluhan orang yang tergabung dalam Forum Yogyakarta Untuk Keberagaman (YUK!) tersebut digelar di halaman Gedung DPRD DIY, Jl 'Manusia Perahu' di Luar Malioboro, Senin (22\/9\/2008). Aksi ini diikuti perwakilan berbagai elemen Batang: Kami Mau organisasi. Bangun Tenda Rabu 13 Apr 2016, 16:26 WIB http://news.detik.com/berita/1010197/puluhan­warga­yogya­demo­tolak­ruu­anti­pornografi 1/9 4/13/2016 Puluhan Warga Yogya Demo Tolak RUU Anti Pornografi Koordinator aksi, Emanuel Fanen, mengatakan substansi materi RUU Anti Pornografi saat ini tidak jauh berbeda dengan rancangan terdahulu. Dalam Panitia Munaslub Golkar Rapat Bahas Isu Setoran RUU tersebut banyak materi yang bertentangan dengan kehidupan di Caketum Rp 20 M masyarakat sehingga bisa menyesatkan. Rabu 13 Apr 2016, 16:12 WIB 0 "RUU ini sangat bertentangan dengan semangat UUD 45 pasal 28 serta tidak mencerminkan semangat reformasi," kata Fanen dalam orasinya.
    [Show full text]
  • Introduction
    1 INTRODUCTION 1.1. Background Of Writing Football becomes an Recently, many television interesting sport activity over the news and newspapers have reported world including in Indonesia. PSSI. It is not about their Indonesia has an organization that achievements, but about their bad leads this sport, named Indonesia condition. News like fighting Football Association or commonly between suporters or players in a called PSSI (Persatuan Sepak Bola club, failure of the national team in Seluruh Indonesia). PSSI was several competitions and corruption established in 1930 by Soeratin scandal become the headline on any Sosrosoegondo. PSSI is just like any news media. This time something other football associations in other that becomes hot news is the countries which have national teams disintegration of PSSI. The writer is and league competitions. Besides interested in the factual problem of that, they also had many problems PSSI. Besides he wanting to know for 82 years since PSSI has been the impact of PSSI disintegration to founded. Indonesia football. 1.2. Purpose of Writing Based on the background of 1. To give the facts the writing, the writer has some around PSSI purposes in writing this project. In disintegration order to make those purposes clear, 2. To give information the purpose of writing will be according to the presented as follows: sequence of events 3. To show the impact of PSSI Disintegration 1.3. Scope of Study on the issues that the writer establishment of normalization knows, this project will focus on committee and selection of new problems of PSSI, such as corruption chairman, duality of competition and scandal, establishment of LPI, the establishment of KPSI.
    [Show full text]
  • Jurnal Bina Praja 12 (1) (2020): 11-20 JURNAL BINA PRAJA E-ISSN: 2503-3360 | P-ISSN: 2085-4323
    Jurnal Bina Praja 12 (1) (2020): 11-20 JURNAL BINA PRAJA e-ISSN: 2503-3360 | p-ISSN: 2085-4323 Accreditation Number 21/E/KPT/2018 http://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/jbp/index 2018 Simultaneous Regional Head Elections: Political Dowry and Policy Implication Ray Ferza1, *, Nuril Fikri Aulia2 1, 2Research and Development Agency of the Ministry of Home Affairs Republic of Indonesia Jl. Kramat Raya No. 132, Senen, Jakarta, Indonesia Received: 15 July 2019; Accepted: 1 April 2020; Published online: 28 May 2020 DOI: 10.21787/jbp.12.2020.11-20 Abstract According to previous studies and widely circulated news, potential political dowry was practiced in the 2018 simultaneous regional head elections as found in several cases although policies on the prohibition of rewards have been adopted. This is regrettable because political dowry has fairly destructive impacts. For instance, the local governments formed after the elections will have the potential to be corrupt. This study aims to analyze potential political dowry practices in the 2018 regional head elections, their factors, and the policy implication. The research method used in this study is a qualitative approach with a descriptive content analysis on some secondary data. This study found that potential political dowry practices had occurred in the 2018 regional head elections as found in several cases but transactional activity, i.e. seller (political party), buyer (prospective regional head candidate), and system (electoral system).were difficult The policyto prove implication by regulations. is to integrate The factors Law of No. a political 7 of 2017 dowry concerning practice General are three Elections, elements Law as involvedNo.
    [Show full text]
  • JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173
    JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173 POLITIK MAHAR DI INDONESIA Antara Ada dan Tiada Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mahendradatta, Denpasar E-mail:bimawikrama65.gmail.com Abstrak - Partai politik merupakan institusi satu-satunya yang berhak mengusulkan calon presiden dan wakil presiden seperti yang diatur dalam Pasal 6A ayat 2 UUD 1945 sehing- ga nantinya memiliki kekuasaan dan legitimasi sebagai kepala negara dan kepala pemer- intahan. Hak konstitusional tersebut tidak dimiliki oleh lembaga demokrasi manapun se- lain partai politik. Namun dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum tersebut tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan seperti tertulis dalam undang-undang dan aturan KPU. Terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh calon maupun oleh partai politik berupa Mahar Politik. Mengingat peristiwa mahar politik tersebut berada pada wilayah pemilihan umum maka berdasarkan prinsip hukum berupa Lex specialis derogat legi generali yang menya- takan bahwa hukum yang bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis) maka peristiwa Mahar Politik diselesaikan oleh sebuah lem- baga yaitu Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum). Selain Pasal 6A ayat 2 UUD 1945, terdapat pula UU Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Peru- bahan kedua atas undang-undang nomor 1 tahun 2015 Tentang penetapan Perppu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota khususnya pada Pasal 47, Pasal 187A, Pasal 187B, Pasal 187C dan Pasal 187D yang mengatur tentang pemilihan umum. Namun kenyataannya banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan UUD dan UU tersebut. Peristiwa berupa mahar politik tetap saja terjadi yang dibuktikan dari keterangan yang diberikan oleh beberapa saksi dan merupakan korban sekaligus pelaku dari mahar politik tersebut.
    [Show full text]
  • Anti-Ahok to Anti-Jokowi: Islamist Influence on Indonesia's 2019
    Anti-Ahok to Anti-Jokowi: Islamist Influence on Indonesia’s 2019 Election Campaign ©2019 IPAC No Need for Panic: Planned and Unplanned Releases of Convicted Extremists in Indonesia ©2013 IPAC 1 ANTI-AHOK TO ANTI-JOKOWI: ISLAMIST INFLUENCE ON INDONESIA’S 2019 ELECTION CAMPAIGN 15 March 2019 IPAC Report No. 55 contents I. Introduction .........................................................................................1 II. Background: The 212 Movement ......................................................1 III. The “Change the President” (Ganti Presiden) Campaign ..............3 A. Growing Unhappiness with Jokowi ...........................................3 B. Mobilisation via WhatsApp ........................................................5 IV. Ijtima Ulama: Islamist Political Contract .........................................6 A. Ijtima Ulama I ...............................................................................6 B. Jokowi’s Running Mate and Prabowo’s Political Contract ......7 C. Sandiaga Uno vs. Ma’ruf Amin ...................................................9 V. FPI’s Legislative Aspirations ............................................................10 A. FPI’s Transformation..................................................................11 B. FPI vs. PBB ..................................................................................12 VI. The Salafi Policy Agenda ..................................................................13 VII. Jokowi’s Response ..............................................................................14
    [Show full text]
  • Volume 6 Issue 12 Reconstruction of Filling
    ISSN 2455-4782 RECONSTRUCTION OF FILLING VACANCY IN THE OFFICE OF THE PRESIDENT DURING SUCCESSION IN INDONESIA Authored by: Abdul Ghoffar* * Doctoral Student, Faculty of Law, Brawijaya University, Malang, Indonesia __________________________________________________________________________________ ABSTRACT To be a republic country and apply presidential system, the office of the President of Indonesia is absolutely vital. Not only the President is the head of state, but he is as also the head of government. Therefore, the office of President must not be vacant under any circumstances. This research examines an excellent construction for filling vacancies in the office of the President of Indonesia during succession. Vacancies during succession are defined as vacancies occur until October 20 in the last year of the President’s term in office, in which no new elected President is to succeed. To analyze this issue, normative legal research method is used and generates following results. First, there has not been adequate regulation for filling the vacancy in the office of the President of Indonesia during succession. Second, to address potential vacancies in the office of the President of Indonesia during succession, it is worth reconstructing the system in effect. Should any vacancy exist in the office of the President during succession, the Chairman of the People’s Consultative Assembly, the Speaker of the House of Representatives, and the Chairman of the House of Regional Representative would be the successor sequentially. Keywords: Filling vacancy, Presidential Succession, Indonesia. 95 | P a g e JOURNAL ON CONTEMPORARY ISSUES OF LAW [JCIL] VOLUME 6 ISSUE 12 ISSN 2455-4782 BACKGROUND In a republic country, the office of the President is fundamental.
    [Show full text]
  • Lampiran Berita-Berita Mengenai Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI Di Media Indosport.Com Selama Periode November 2019
    Lampiran Berita-berita mengenai Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Media Indosport.com selama periode November 2019. 1 November 2019: 1. Disebut Ingin Menangkan Iwan Bule di Kongres PSSI, Begini Tanggapan PSMS Medan ( https://www.indosport.com/sepakbola/20191101/disebut-ingin-menangkan-iwan- bule-di-kongres-pssi-ini-tanggapan-psms ) INDOSPORT.COM - Kubu PSMS Medan memberikan jawaban terkait tudingan mereka yang sepakat ingin memenangkan Iwan Bule di Kongres PSSI. Pihak PSMS Medan membantah soal adanya dugaan upaya memenangkan Komjen Pol. Mochamad Iriawan atau yang akrab disapa Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI. Isu ini mencuat saat Vijaya Fitriyasa, salah satu calon ketua umum PSSI, menyampaikan dalam sebuah acara talk show di televisi nasional baru-baru ini. CEO Persis Solo itu menduga Iwan memanfaatkan Satgas Antimafia Bola untuk memenangi dirinya. Dan, dia menyebut adanya dugaan upaya orang lama PSSI yang ingin memenangkan Iwan Bule. PSMS sendiri memang erat dikaitkan dengan Iwan Bule. Itu terlihat dari foto beberapa pengurus PSMS bersama Iwan Bule yang beredar beberapa waktu lalu. Hal ini menimbulkan anggapan upaya memenangkan Iwan Bule untuk di Kongres Luar Biasa PSSI 2 November mendatang. Manajemen PSMS pun segera memberikan tanggapannya. "Tentu PSMS sudah punya calon (untuk dipilih saat kongres). Tapi tidak benar dan suatu kebohongan yang besar jika disebut memenangkan Pak Iwan Bule," ungkap Sekretaris klub PSMS, Julius Raja, Kamis (31/10/19). Diakui Julius, PSMS datang dalam deklarasi Asprov PSSI se-Sumatera di Jakarta beberapa waktu lalu. "Iya kita datang saat Deklarasi Sumatera mendukung beliau. Foto yang beredar ya saat itu. Ya artinya, waktu dia (Iwan Bule) menyampaikan visi misi kita mendukung.
    [Show full text]