JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173

POLITIK MAHAR DI Antara Ada dan Tiada

Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mahendradatta, Denpasar E-mail:bimawikrama65.gmail.com

Abstrak - Partai politik merupakan institusi satu-satunya yang berhak mengusulkan calon presiden dan wakil presiden seperti yang diatur dalam Pasal 6A ayat 2 UUD 1945 sehing- ga nantinya memiliki kekuasaan dan legitimasi sebagai kepala negara dan kepala pemer- intahan. Hak konstitusional tersebut tidak dimiliki oleh lembaga demokrasi manapun se- lain partai politik. Namun dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum tersebut tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan seperti tertulis dalam undang-undang dan aturan KPU. Terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh calon maupun oleh partai politik berupa Mahar Politik. Mengingat peristiwa mahar politik tersebut berada pada wilayah pemilihan umum maka berdasarkan prinsip hukum berupa Lex specialis derogat legi generali yang menya- takan bahwa hukum yang bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex generalis) maka peristiwa Mahar Politik diselesaikan oleh sebuah lem- baga yaitu Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum). Selain Pasal 6A ayat 2 UUD 1945, terdapat pula UU Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Peru- bahan kedua atas undang-undang nomor 1 tahun 2015 Tentang penetapan Perppu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota khususnya pada Pasal 47, Pasal 187A, Pasal 187B, Pasal 187C dan Pasal 187D yang mengatur tentang pemilihan umum. Namun kenyataannya banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan UUD dan UU tersebut. Peristiwa berupa mahar politik tetap saja terjadi yang dibuktikan dari keterangan yang diberikan oleh beberapa saksi dan merupakan korban sekaligus pelaku dari mahar politik tersebut. Mengherankan lagi, Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu yang diberi amanat oleh UU untuk menegakkan aturan yang berlaku sangat sulit untuk men- jalankan tugasnya mengingat Bawaslu memiliki kelemahan dalam penanganan dugaan mahar politik tersebut. Kelemahan Bawaslu adalah, mereka tidak punya daya paksa untuk menghadirkan saksi atau orang yang mau dimintai keterangan. Penulis berpendapat bahwa perlu adanya payung hukum berupa undang-undang yang memberikan peluang yang lebih tegas kepada Bawaslu sehingga kedudukan Bawaslu sebagai badan pengawas pemilu dapat lebih kuat.

Kata Kunci: Politik, Mahar.

Abstract - Political parties are the only institution that has the right to propose candi- dates for president and vice president as stipulated in Article 6A paragraph 2 of the 1945 Constitution so that they will have power and legitimacy as heads of state and heads of government. These constitutional rights are not owned by any democratic institution other than political parties. However, in the process of holding the general election, it does not always go as expected, as stated in the KPU’s laws and regulations. There were irregulari- ties committed by candidates and by political parties in the form of Money Politics. According to the political dowry event is in the general election area based on the legal principle of Lex specialis derogat legimitation generaly which states that the law is specific (lex specialis) overrides the general law (lex generalis) the Money Politic event is resolved by an institution, namely Bawaslu (General Election Supervisory Board). Besides the Article 6A paragraph 2 of the 1945, there is also Law Number 10 of 2016 concerning the Second Amendment of Law No. 1 in 2015 concerning the stipulation of Perppu (the governmental regulation of low amandement) Number 1 in 2014 according to the governor’s election, regents and mayors, especially in Article 47, Article 187A,

Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 19 JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173

Article 187B, Article 187C and Article 187D which regulates general elections. But in reality there are many irregularities in the implementation of the Constitution and etc. Events in the form of political dowry still occured which is evidenced by the infor- mation given by several witnesses and as the victim and perpetrator of the political dowry. Surprisingly, the General Election Supervisory Board (Bawaslu) as an election watchdog institution mandated by the Act to enforce the prevailing regulations is very difficult to carry out its duties, reminding that Bawaslu has weaknesses in handling the alleged polit- ical dowry. The weakness of Bawaslu is that they do not have the power to take witnesses or people who will be questioned. The author argues that there is a need for a legal protection in the form of a law that provides better opportunities to Bawaslu so that the position of Bawaslu as an election supervisory bord can be much stronger.

Keywords: money , politics

1 Latar Belakang lis) maka peristiwa Mahar Politik disele- Dalam sistem ketatanegaraan, partai saikan oleh sebuah lembaga yaitu Bawas- politik memiliki kedudukan dan peran lu (Badan Pengawas Pemilihan Umum). yang sangat penting dan strategis. Partai politik merupakan institusi satu-satunya 2 Landasan Teori yang berhak mengusulkan calon presiden 2.1 Teori Materialisme Historis dan wakil presiden seperti yang diatur da- Kata materialisme dalam Kamus Be- lam Pasal 6A ayat 2 UUD 1945 sehingga sar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat di- nantinya memiliki kekuasaan dan legit- artikan sebagai pandangan hidup yang imasi sebagai kepala negara dan kepala mencari dasar segala sesuatu yang ter- pemerintahan. Hak konstitusional terse- masuk kehidupan manusia di dalam alam but tidak dimiliki oleh lembaga demokra- kebendaan semata-mata dengan mengesa- si manapun selain partai politik. mpingkan segala sesuatu yang mengatasi Seorang tokoh politik, kharismatik, alam indra. Dapat pula diartikan sebagai populer, dan atau tokoh yang memiliki pandangan manusia terhadap segala se- tingkat elektoral tinggi hanya dapat ber- suatu berdasarkan terhadap kebendaan mimpi untuk menjadi Presiden, Guber- atau materi semata-mata untuk memuas- nur, Bupati atau Walikota. Tetapi jika par- kan indra. Historis dapat diartikan se- tai politik tidak mengusulkannya dalam bagai sesuatu yang berkaitan dengan masa pemilihan umum maka mimpi tersebut sebelumnya atau lampau. Jadi Meterial- tidak akan terjadi. ime Historis dapat diartikan sebagai pan- Namun dalam proses penyelengga- dangan manusia terhadap segala sesuatu raan pemilihan umum tersebut tidak sela- berdasarkan terhadap kebendaan atau ma- lu berjalan sesuai dengan yang diharapkan teri dengan melihat keadaan masyarakat seperti tertulis dalam undang-undang dan yang terjadi sebelumnya untuk mengejar aturan KPU. Terjadi penyimpangan yang kepuasan indra. dilakukan oleh calon maupun oleh partai Berdasarkan penjelasan di atas dapat politik berupa Mahar Politik. Mahar poli- dikatakan bahwa memberi atau menerima tik dapat digolongkan peristiwa pidana, segala sesuatu untuk kepentingan tertentu sama seperti pidana umum lainnya karena tanpa mengindahkan atau memperhatikan telah terjadinya peristiwa penyuapan atau aturan yang berlaku dengan tujuan untuk pemberian yang mengakibatkan sistem pemuasan indra dapat dikatakan sebagai atau aturan tidak berjalan secara normal. meterialisme. Peristiwa ini terjadi karena Mengingat peristiwa mahar politik terse- adanya konstruksi budaya materialisme but berada pada wilayah pemilihan umum yang sebelumnya telah terjadi dan diang- maka berdasarkan prinsip hukum berupa gap benar. Kesalahan yang dilakukan ter- Lex specialis derogat legi generali yang us menerus tanpa ada sangsi akan menjadi menyatakan bahwa hukum yang bersifat budaya dan lambat laun akan menjadi ke- khusus (lex specialis) mengesampingkan benaran. hukum yang bersifat umum (lex genera- Realitas di atas ditangkap oleh Karl Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 20 Marx dengan teorinya yang terkenal yai- taran yang sama. tu Teori Materialisme Historis. Karl Marx Pemikiran sosiologi hukum lebih mengungkap bahwa bukanlah ide yang berfokus pada keberlakuan empiris atau akan menentukan realitas akan tetapi re- faktual dari hukum. Hal ini, memperli- alitas sosial yang akan menentukan cara hatkan bahwa sosiologi hukum tidak se- bagaimana manusia berpikir dan bekerja cara langsung diarahkan pada hukum se- atau berproduksi. Cara berproduksi ma- bagai sistem konseptual, melainkan pada nusia yang akan menentukan interaksi dan kenyataan sistem kemasyarakatan yang hubungan sosial di lingkungannya. Marx idalamnya hukum hadir sebagai pemer- juga berpendapat bahwa insititusi-institusi an utama. Objek tingkatan kedua adalah dan lembaga-lembaga negara bergantung kaidah-kaidah hukum. pada kondisi ekonomi sebagai pendorong Hal tersebut di atas berbeda dengan utama penciptaan struktur sosial yang be- ilmu hukum normatif, yang memandang gitu luas. Seperti kapitalisme yang men- hukum dalam hukum itu sendiri (apa yang ciptakan hasrat terhadap uang dan barang tertuang dalam peraturan). Eksponen dari serta penindasan terhadap buruh yang ti- aliran positifisme John Austin, menga- dak mempunyai alat-alat produksi. takan bahwa studi tentang filsafat hukum Sangat jelas diungkapkan oleh Karl seharusnya merupakan studi tentang hu- Marx bahwa pendorong utama material- kum yang benar-benar terdapat dalam isme adalah kapitalisme yang mendorong sistem hukum, dan bukan hukum yang se- hasrat terhadap uang dan barang untuk harusnya ada dalam norma-norma moral memuaskan indra. Terjadinya mahar poli- (Achmad Ali, Sosiologi Hukum, hal 9). tik, antara lain juga disebabkan oleh ma- Berbeda dengan hal tersebut, sosiolo- terialisme yang mendorong adanya hasrat gi hukum memandang hukum dari luar untuk mendapatkan uang dan barang un- hukum. Dalam hal ini, sosiologi hukum tuk memuaskan indra. mencoba untuk memperlakukan sistem hukum dari sudut pandang ilmu sosial. 2.2 Teori Sosiologi Hukum Pada dasarnya, sosiologi hukum ber- Dari sudut sejarah, sosiologi hukum pendapat bahwa hukum hanyalah salah untuk pertama kalinya diperkenalkan satu dari banyak sistem sosial dan bahwa oleh seorang Itali yang bernama Anzi- justru sistem-sistem sosial lain, yang ter- lotti pata tahun 1882. Sosiologi hukum dapat di dalam masyarakat, memberi arti pada hakekatnya lahir dari hasil-hasil pe- dan pengaruh terhadap hukum. mikiran para ahli, baik di bidang filsafat Seorang ahli filsafat berkebangsaan hukum, ilmu maupun sosiologi. Hasil-ha- Perancis bernama Aguste Cumte pada sil pemikiran tersebut tidak saja beras- abad ke-19, menulis beberapa buah buku al dari individu-individu tetapi mungkin untuk mempelajari masyarakat. Dia ber- pula besaral dari aliran-aliran yang me- pendapat bahwa ilmu sosial mempunyai wakili sekelompok ahli pemikir, yang se- urutan tertentu berdasarkan logika metode cara garis besar mempunyai pendapat yang ilmiah dan bahwa setiap penelitian dilaku- berbeda. kan melalui tahap-tahap tertentu untuk Secara etimologis, sosiologi berasal dari mencapai tahap akhir. Dia beranggapan kata latin, socius yang berarti kawan dan bahwa saatnya telah tiba bagi kesahihan kata Yunani logos yang berarti kata atau ilmiah terhadap penelitian kemasyaraka- berbicara. Jadi sosiologi adalah berbicara tan. Sejak saat itu Comte memperkenalkan mengenai masyarakat. sosiologi sosial sebagai ilmu pengetahuan Sosiologi hukum saat ini sedang kemasyarakatan. Bagi Comte, sosiolo- berkembang pesat. Ilmu ini diarahkan gi merupakan ilmu pengetahuan kemas- untuk menjelaskan hukum positif yang yarakatan umum, yang merupakan hasil berlaku (artinya isi dan bentuknya yang akhir dari perkembangan ilmu pengeta- berubah-rubah menurut waktu dan tem- huan. Oleh karena itu, sosiologi didasar- pat), dengan bantuan faktor-faktor kemas- kan pada kemajuan yang telah dicapai oleh yarakatan. Tetapi disatu sisi hukum itu ilmu pengetahuan sebelumnya. Selain itu sendiri dijelaskan dengan bantuan hukum. Comte mengatakan bahwa sosiologi ha- Dalam dua hal itu, hukum dan dinamika rus dibentuk berdasarkan pengamatan dan kemasyarakatan diletakkan pada suatu ta- tidak pada spekulasi keadaan masyarakat Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 21 (Comte dalam Pengantar Sosiologi Hu- mimpi untuk menjadi Presiden, Gubernur, kum, 1-2). Bupati atau Walikota. Bila partai politik Dari uraian di atas dapat dikatakan tidak mengusulkannya dalam pemilihan bahwa segala peristiwa yang terjadi di In- umum maka mimpi tersebut tidak akan donesia erat kaitannya dengan masyarakat terjadi. Indonesia. Demikian pula dasar-dasar ber- Penulis mengambil sebuah contoh yai- pikir dari Comte melalui teori Sosiologi tu Akbar Tanjung, yang sejak awal menja- Hukum merupakan panduan bagi penulis di politikus, menteri tiga kali, ketua umum dalam melakukan penelitian ini. Di sisi partai, ketua DPR dan malang melintang lain, pendidikan hukum saat ini cenderung di dunia aktivis mulai dari ketua umum PB berorientasi kepada kuhum tertulis, yang HMI, pendiri kelompok Cipayung (HMI, selalu mementingkan aturan dan ketera- PMII, GMKI, PMKRI dan GMNI) serta turan. Keteraturan hukum merupakan se- pencetus lahirnya KNPI dan AMPI sampai buah keharusan guna mewujudkan rasa sekarangpun tidak pernah menjadi calon percaya terhadap hukum dan kepastian presiden karena tidak diusulkan oleh par- terhadap hukum. Hal ini sangat jelas tertu- tai politik. lis dalam sistim ketatanegaraan di Negara Republik Indonesia dimana Pancasiila dan 3.2 Undang-Undang Pemilihan Umum Undang Undang Dasar 1945 merupakan Indonesia sumber dari segala sumber hukum. Sega- Sistem ketatanegaraan yang berlaku la aturan dan perundang-undangan yang di Indonesia mengamanatkan bahwa, par- ada maupun yang akan dibuat tidak boleh tai politik memiliki kedudukan dan peran bertentangan dengan dan Un- yang sangat penting dan strategis. Dise- dang-Undang Dasar 1945. butkan bahwa Partai politik merupakan Dari penjelasan di atas dapat dika- institusi satu-satunya yang berhak mengu- takan bahwa pelaksanaan hukum harus sulkan calon presiden dan wakil presiden dapat diimplementasikan dalam semua seperti yang diatur dalam Pasal 6A ayat 2 kegidupan masyarakat dan tidak dapat UUD 1945. Adapun Pasal 6A yang dimak- ditafsirkan lain kecuali tafsir hukum itu sud adalah: sendiri. Pelaksanaan hukum harus dapat Pasal 6A mewujudkan tata kelola pemerintahan dan (1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih kehidupan masyarakat yang benar dan bu- dalam satu pasangan secara langsung kan dibenarkan akibat dari konstruksi bu- oleh rakyat. ***) daya yang keliru. Termasuk di dalamnya (2) Pasangan calon Presiden dan Wakil adalah hukum harus dapat mencegah ter- Presiden diusulkan oleh partai politik jadinya implementasi yang terus menerus atau gabungan partai politik peserta terhadap budaya mahar politik yang terja- pemilihan umum sebelum pelaksa- di di Indonesia. naan pemilihan umum.***) (3) Pasangan calon Presiden dan wakil 3 Pembahasan Presiden yang mendapatkan suara leb- 3.1 Politik Mahar di Indonesia. ih dari lima puluh persen dari jumlah Dalam sistem ketatanegaraan, partai suara dalam pemilihan umum dengan politik memiliki kedudukan dan peran sedikitnya dua puluh persen suara yang sangat penting dan strategis. Partai disetiap provinsi yang tersebar di lebih politik merupakan institusi satu-satunya dari setengah jumlah provinsi di Indo- yang berhak mengusulkan calon presiden nesia, dilantik menjadi Presiden dan dan wakil presiden seperti yang diatur da- Wakil Presiden.***) lam Pasal 6A ayat 2 UUD 1945 sehingga (4) Dalam hal tidak ada pasangan calon nantinya memiliki kekuasaan dan legit- Presiden dan Wakil Presiden terpilih, imasi sebagai kepala negara dan kepala dua pasangan calon yang memperoleh pemerintahan. Hak konstitusional tersebut suara terbanyak pertama dan kedua tidak dimiliki oleh lembaga demokrasi dalam pemilihan umum dipilih oleh manapun selain partai politik. rakyat secara langsung dan pasangan Seorang tokoh politik, kharismatik, yang memperoleh suara rakyat ter- populer, dan atau tokoh yang memiliki banyak dilantik sebagai Presiden dan tingkat elektoral tinggi hanya dapat ber- Wakil Presiden.****) Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 22 (5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Pres- di tidak sah, memilih calon tertentu, iden dan Wakil Presiden lebih lanjut atau tidak memilih calon tertentu diatur dalam undang-undang.***) sebagaimana dimaksud dalam Pasal Staf Ahli Bidang Pemerintahan Ke- 73 ayat (4) dipidana dengan pidana mendagri, Suhajar Diantoro, mengatakan penjara paling singkat 36 (tiga puluh bahwa mahar politik merupakan racun da- enam) bulan dan paling lama 72 (tu- lam demokrasi. juh puluh dua) bulan dan denda pal- “praktik demokrasi dalam proses pemi- ing sedikit Rp200.000.000,00 (dua lihan kepala daerah melalui pemilihan ratus juta rupiah) dan paling banyak umum terciderai bila dilakukan den- Rp1.000.000.000,00 (satu milyar ru- gan mahar politik. Sebab, mahar poli- piah). tik merupakan tindak pidana. Mahar (2) Pidana yang sama diterapkan ke- politik adalah racun di dalam pelaksa- pada pemilih yang dengan sengaja naan demokrasi kita. Sanksi untuk yang melakukan perbuatan melawan hu- melakukan mahar politik jelas, yakni kum menerima pemberian atau janji penjara 72 bulan plus denda maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Rp 1 miliar. Namun masih ada yang be- Pasal 187B rani melakukam praktik mahar. Biaya Anggota Partai Politik atau anggota gabun- politik, memang ada. Namun, hanya gan Partai Politik yang dengan sengaja pada batasan tertentu hal itu diperbo- melakukan perbuatan melawan hukum lehkan. Saya menyadari, bantuan dana menerima imbalan dalam bentuk apap- untuk partai politik masih kecil. Persen- un pada proses pencalonan Gubernur dan tasenya di APBN nilainya hanya 0,016 Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupa- persen. Padahal parpol ini adalah se- ti, serta Walikota dan Wakil Walikota se- buah institusi yang dibangun dan fokus bagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat untuk pembangunan politik dalam (1) dipidana dengan pidana penjara paling negara demokrasi. Karena itu, sebagai singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan bentuk dukungan dan memperkuat par- paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan tai politik, pemerintah menaikan dana denda paling sedikit Rp300.000.000,00 parpol Rp 108 per suara ke Rp 1.000 (tiga ratus juta rupiah) dan paling banyak persuara. Kenapa, karena sesungguhnya Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). dalam demokrasi, parpol itu jembatan Pasal 187C penghubung antara rakyat dan pemerin- Setiap orang atau lembaga yang terbuk- tah”. ti dengan sengaja melakukan perbuatan Pendapat tersebut sangat relefan melawan hukum memberi imbalan pada dengan aturan yang tertuang dalam Un- proses pencalonan Gubernur dan Wakil dang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Ten- Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta tang Perubahan kedua atas undang-undang Walikota dan Wakil Walikota maka pene- nomor 1 tahun 2015 Tentang penetapan tapan sebagai calon, pasangan calon terpi- peraturan pemerintah pengganti unda- lih, atau sebagai Gubernur,Wakil Guber- ngundang Nomor 1 tahun 2014 tentang nur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota. Wakil Walikota sebagaimana dimaksud Adapun pasal-pasal yang dimaksud ada- dalam Pasal 47 ayat (5), dipidana dengan lah: pidana penjara paling singkat 24 (dua pu- Pasal 187A luh empat) bulan dan pidana penjara pal- (1) Setiap orang yang dengan sengaja ing lama 60 (enam puluh) bulan dan den- melakukan perbuatan melawan hu- da paling sedikit Rp300.000.000,00 (tiga kum menjanjikan atau memberikan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp uang atau materi lainnya sebagai 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). imbalan kepada warga negara Indo- nesia baik secara langsung ataupun Pasal 187D tidak langsung untuk mempengaruhi Pengurus lembaga pemantau Pemilihan pemilih agar tidak menggunakan hak yang melanggar ketentuan larangan se- pilih, menggunakan hak pilih dengan bagaimana dimaksud dalam Pasal 128, cara tertentu sehingga suara menja- dipidana dengan pidana penjara paling Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 23 singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan mengambil contoh dalam penerbitan re- paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan komendasi pencalonan La Nyalla Mattalit- dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 ti di pemilihan kepala daerah (Pilkada) di (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling Jawa Timur. Sayangnya, Nyalla tidak hadir banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua dalam tiga kali pemanggilan pemeriksaan juta rupiah). oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jatim. Pada pasal-pasal tersebut sangat jelas Selain pengakuan dari La Nyalla Mat- disebutkan tentang setiap orang yang talitti, ICW juga menemukan bahwa pada dengan sengaja menjanjikan sesuatu ke- Pilkada Jawa Barat, Dedi Mulyadi menga- pada pemilih, mempengaruhi pemilih ku diminta uang Rp 10 miliar oleh oknum untuk menggunakan atau tidak menggu- di Partai . nakan hak pilihnya sehingga suara men- Di Cirebon, Jawa Barat, Siswandi seo- jadi tidak sah (pasal 187A, 1). Pada ayat rang pensiunan Polri berpangkat brigadir 2, disebutkan tentang hukuman yang sama jenderal juga gagal melaju ke pencalonan diberikan kepada penerima seperti yang walikota karena tidak mampu memenuhi disebutkan pada ayat 1. Pada pasal 187B permintaan sejumlah uang oleh pengu- disebutkan barang siapa yang meneri- rus DPD II PKS sebagai mahar politik. ma imbalan dalam bentuk apapun dalam Siswandi pun bernyanyi di berbagai media proses pencalonan kepala daerah diganjar menumpahkan kekesalannya. pidana serendah-rendahnya 36 bulan dan Bahkan, gara-gara mahar politik, Par- setinggi-tingginya 72 bulan. Selain gan- tai Hanura secara mengejutkan terguncang jaran kurungan badan juga dikenai denda prahara dengan mendongkel ketua umum- sekurang-kurangnya 300 juta rupiah dan nya (OSO) karena setinggi-tingginya 1 miliar rupiah. Hu- diduga menilep uang mahar politik sebe- kuman yang sama juga diberikan kepada sar Rp 200 Miliar, masuk ke kantong prib- seseorang yang memberi sesuatu imbalan adi sang ketua umum. Tidak perlu waktu dalam bentuk apapun dalam proses pen- lama, OSO pun tersungkur melalui mosi calonan kepala daerah. Sedangkan bagi tidak percaya yang dilancarkan oleh 27 pengurus lembaga pemantau pemilihan DPD I dan 401 DPC II pengurus Partai yang melanggar akan dikenakan pidana Hanura di perbagai daerah. Pendukung sekurang-kurangnya selama 36 bulan dan Sudding (lawan kubu OSO) segera meng- setinggi-tingginya 72 bulan. Selain huku- gelar Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) man kurungan juga dikenakan sangsi be- Partai Hanura yang dilaksanakan di Ho- rupa denda sekurang-kurangnya 36 juta tel Sultan, Selatan, dengan agen- rupiah dan setinggi-tingginya 72 juta rupi- da tunggal pemilihan ketua umum setelah ah. OSO dipecat pada rapat pengurus DPP Partai Hanura di hari sebelumnya. 3.3 Contoh Kasus di Indonesia Di Kabupaten Batubara, Sumatera Pengakuan yang menghentak publik Utara, Budi Heriyanto Dalimunthe juga disampaikan oleh La Nyalla Mattalitti, gagal maju sebagai bakal calon Wakil Wa- seorang bakal calon gubernur Jawa Timur. likota karena diminta setor mahar politik La Nyalla mengaku telah mengeluarkan sebanyak Rp 3 Miliar oleh pengurus Partai uang sebesar Rp 5,9 Miliar yang diminta Golkar. Demikian pula di Kota Palangka oleh pengurus DPD I Partai Gerindra Jawa Raya, Kalimantan Tengah, Jhon Krisli Timur. Nyalla pun telah mengeluarkan cek dan Maryono pasangan bakal calon Wali sebesar Rp 70 Miliar yang dapat dicair- Kota dan Wakil Wali Kota Palangka Raya kan jika rekomendasi sudah ada ditangan. dari PDI-P batal mencalonkan diri karena Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat dimintai ratusan juta perkursi DPRD. diraih. Rekomendasi tak kunjung diteri- Korban mahar politik di atas, hanya ma sampai tanggal batas pengajuan bakal segelintir dari jejak digital yang terurai calon ditutup oleh KPUD. diperbagai media, tetapi cukup mewaki- Sebuah lembaga yang tergabung da- li suara mayoritas diam (silent majority) lam Sentra Penegakan Hukum Terpadu selain pengakuan yang gagal maju dan (Gakkumdu) melakukan investigasi terha- “bernyanyi”. Praktik mahar politik yang dap dugaan mahar politik. Gakkumdu ini dilakukan parpol dan calon berisiko se- Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 24 JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173 cara hukum berupa pencoretan dalam pen- uang, setiap calon kepala daerah baik bu- calonan karena melakukan tindak pidana pati maupun gubernur pasti menyediakan pilkada yang melanggar ketentuan Pasal 7 uang. Mahfud MD menyatakan uang terse- ayat (2) huruf i, Pasal 45 ayat (2) huruf b but sesuai dengan jumlah kursi dukungan. angka 4, dan Pasal 187C terkait perbuatan “Hampir semua calon-calon kepala daerah tercela dan penerimaan imbalan yang te- yang saya kenal, yang mencalonkan diri gas dilarang oleh UU No. 10 Tahun 2016 sebagai kepala daerah, pasti menyediakan tentang Pilkada dan sanksi yang berat baik uang sesuai jumlah kursi dukungan. Misal, pemberi maupun penerima (parpol). saya (Mahfud MD) punya kursi di DPRD Praktik mahar politik sama jahatn- sebanyak 5 itu harganya 2,5 miliar untuk ya dengan penggunaan pengaruh karena provinsi, itu semua calonnya bilang ke- kedudukannya sebagai pejabat negara atau pada saya,” Meski para pengurus partai aparat penegak hukum, yang mengancam di pusat menyatakan tidak ada mahar dan akan mempersoalkan secara hukum atau bersih dari mahar, tapi kenyataannya di mengkonversi politik tanpa mahar dengan daerah menghitung kursi. perbagai jabatan menggiurkan di pemer- intahan. Inilah muka bopeng demokrasi 4. Jumlah Uang elektoral yang bertentangan dengan nilai Mahfud MD juga membeberkan bera- etika dan moral politik serta melahirkan pa jumlah uang yang disediakan oleh para berbagai petaka politik nasional maupun calon kepala daerah. Menurutnya, dalam daerah. tingkat daerah seperti kabupaten, calon bi- Mahfud MD memberikan komentar asa menyediakan uang kira-kira sebanyak terkait mahar politik dalam Pilkada di In- 200-250 juta rupiah. Sedangkan dalam donesia seperti yang dilansir dalam akun tingkat gubernur uang tersebut antara 500 YouTube @Indonesia Lawyers Club tvOne juta hingga 1 miliar rupiah. Hal tersebut yang diunggah pada Selasa (16/1/2018). tergantung dengan wilayah provinsinya, Mahfud MD membeberkan beberapa fak- besar atau tidak. ta mengejutkan tentang beberapa pemili- 5. Tindak Pidana han kepala daerah di Indonesia. pendapat Menurut Mahfud MD, ada beberapa Mahfud MD dapat dirangkum sebagai calon yang sudah memberikan uang, tapi berikut : tidak jadi diusung, sehingga membuka hal tersebut ke publik. Akan tetapi ada juga 1. Diminta Jadi Cagub yang tidak membuka ke publik lantaran Mahfud MD mengungkapkan bahwa hal tersebut termasuk tindak pidana. “Ban- ia diminta oleh beberapa partai seperti yak juga yang tidak membuka ke publik, PAN, Gerindra, dan PKS untuk menjadi karena itu sebenarnya tindak pidana, kalau calon gubernur di Jawa Timur. Mahfud sudah tawar menawar begitu, apalagi jika MD, menyatakan bahwa mereka berulang sudah memberi dan menerima, itu kan ter- kali menemuinya untuk hal tersebut. Akan masuk tindak pidana, bisa dipidana, seh- tetapi Mahfud MD menolak hal tersebut ingga banyak yang diam dan bilang tak ada karena merasa tidak siap menjadi calon uang-uang dalam hal ini,” beber Mahfud gubernur. MD. 2. Tidak Semua Calon Dimintai Mahar Mahfud MD menuturkan, bahwa se- 3.4 Kelemahan Badan Pengawas Pemi- lama ini ia tidak dimintai uang. Sehingga lu (Bawaslu) ia menyebutkan bahwa menurutnya tidak Mahar politik dapat digolongkan peris- semua orang atau semua calon dimint- tiwa pidana, sama seperti pidana umum ai uang mahar oleh partai politik. “Nah lainnya karena telah terjadinya peristiwa jadi, dalam konteks ini, tidak semua orang penyuapan atau pemberian yang menga- yang diajak untuk menjadi calon, dimintai kibatkan sistem atau aturan tidak berjalan uang,” ungkapnya. secara normal. Namun mengingat peris- tiwa mahar tersebut berada pada wilayah 3. Yakin Bahwa Calon Pasti Menye- pemilihan umum maka berdasaran prinsip diakan Uang hukum berupa Lex specialis derogat legi Sepengetahuan Mahfud MD, meski generali menyatakan bahwa hukum yang bukan dalam bentuk mahar atau dimintai bersifat khusus (lex specialis) mengesa- Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 25 JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173 mpingkan hukum yang bersifat umum (lex Kota. Pasal 47 Undang-Undang Nomor 10 generalis). Sebuah penafsiran umum yang Tahun 2016 yang menyebutkan bahwa: telah disepakati dan selalu diikuti dalam proses peradilan khususnya di Indonesia. Pasal 47 Berdasarkan prinsip hukum berupa (1) Partai Politik atau gabungan Partai Lex specialis derogat legi generali terse- Politik dilarang menerima imbalan but, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan dalam bentuk apapun pada proses Umum) diberikan hak dan kewajiban un- pencalonan Gubernur, Bupati, dan tuk mengawasi jalannya proses pemilihan Walikota. umum sehingga dapat berjalan sesuai den- (2) Dalam hal Partai Politik atau gabun- gan aturaan yang telah ditentukan oleh Un- gan Partai Politik terbukti menerima dang-Undang dan peraturan KPU. Namun imbalan sebagaimana dimaksud pada kenyataan memperlihatkan lain. Telah ter- ayat (1), Partai Politik atau gabungan jadi peristiwa memalukan yang dilakukan Partai Politik yang bersangkutan dila- oleh seorang calon maupun oleh partai rang mengajukan calon pada periode politik. Peristiwa tersebut berupa mahar berikutnya di daerah yang sama. politik yang sangat sulit dijatuhi sangsi (3) Partai Politik atau gabungan Partai oleh Bawaslu sebagai lembaga pengawas Politik yang menerima imbalan se- pemilu. bagaimana dimaksud pada ayat (2) Direktur Eksekutif Perkumpulan un- harus dibuktikan dengan putusan tuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) pengadilan yang telah mempunyai Titi Anggraini mengatakan bahwa, Bawas- kekuatan hukum tetap. lu memang memiliki kelemahan dalam (4) Setiap orang atau lembaga dilarang penanganan dugaan mahar politik (politik memberi imbalan kepada Partai uang). Menurut Titi Anggraini “Kelema- Politik atau gabungan Partai Politik han Bawaslu adalah, mereka tidak punya dalam bentuk apapun dalam proses daya paksa untuk menghadirkan saksi atau pencalonan Gubernur, Bupati, dan orang yang mau dimintai keterangan”. Walikota. Penulis berpendapat bahwa penan- (5) Dalam hal putusan pengadilan yang ganan kasus dugaan mahar politik ini se- telah mempunyai kekuatan hukum mestinya ditempatkan sebagai bagian dari tetap menyatakan setiap orang atau pembangunan optimisme publik dimana lembaga terbukti memberi imbalan penegakan hukum tidak boleh mandek. pada proses pencalonan Gubernur, Harus ada kejelasan terhadap apa yang Bupati, atau Walikota maka peneta- terjadi. Bawaslu juga harus terbuka un- pan sebagai calon, calon terpilih, atau tuk menjelaskan apa pun hasil dari pen- sebagai Gubernur, Bupati, atau Wa- anganan kasus dugaan mahar politik ini. likota dibatalkan. Misalnya, jika hasilnya dinyatakan tidak cukup bukti, publik perlu diberitahu apa- Peneliti ICW dari Divisi Korupsi Poli- kah bukti yang sudah didapatkan masih tik, Almas Syafrina di Sekretariat ICW, kurang. Informasi yang sudah berhasil di- mengatakan bahwa “Ancaman sanksi ter- kumpulkan juga harus disampaikan secara golong berat, baik bagi partai politik se- terbuka ke publik sehingga diketahui siapa laku penerima dan bakal calon selaku berbuat apa. pemberi,” Bagi pasangan calon yang mem- Indonesia Corruption Watch (ICW) berikan mahar, apabila terbukti, maka bahkan mendorong Badan Pengawas pencalonannya dibatalkan. Hal ini sesuai Pemilu (Bawaslu) untuk proaktif meninda- pasal 47 Ayat 5 UU Pilkada. Sementara klanjuti dugaan pemberian mahar politik bagi partai politik penerima mahar, akan dalam proses pencalonan pada Pemilihan dilarang mengajukan calon pada periode Kepala Daerah Serentak 2018. Menurut berikutnya di daerah yang sama. Ini diatur ICW, calon dan partai politik yang mem- dalam pasal 47 Ayat 2 UU Pilkada. beri dan menerima mahar harus ditindak tegas. Apalagi, larangan soal mahar ini su- 3.5. Tawaran solusi untuk mengurangi dah diatur secara tegas dalam Pasal 47 Un- terjadinya Politik Mahar di Indo- dang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 ten- nesia tang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali David Easton (1950) mengemukan Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 26 JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173 bahwa kehidupan politik sebagai sebuah Aparatur Sipil Negara, UU Kepolisian, sistem dari berbagai kegiatan yang sal- UU TNI, UU Kejaksaan, maupun UU ing berhubungan dan mempengaruhi cara Kementerian Negara atau UU yang ter- pembuatan kebijakan (policy decision). kait dengan jabatan publik yang dinilai Hubungan yang saling mempengaruhi an- dapat memengaruhi jalannya pilkada tar lembaga kemudian disebut sebagai karena upaya kriminalisasi. sistem politik yang dipengaruhi lingkun- gan eksternal. 3. Perlunya peningkatan peran nyata Melihat peristiwa politik di atas, didapat partai politik khususnya dalam fung- beberapa permasalahan yang perlu dilaku- si pendidikan politik terhadap mas- kan penataan ulang dalam sistem politik yarakat dan pengkaderan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan kehidupan bagi kader parpol untuk dipersiapkan politik. Penataan ulang yang dimaksud sebagai calon pemimpin politik baik adalah : dalam pilkada maupun pilpres. Pen- 1. Kejahatan politik berupa setoran mahar calonan non kader parpol sering kali politik yang sering dihaluskan sebagai menjadi pemantik konflik internal uang saksi. Hal ini disebabkan karena karena mencalonkan non kader se- Partai politik selama ini hanya meneri- mentara kader sendiri diabaikan han- ma bantuan dana dari pemerintah yang ya karena pertimbangan kemampuan dinilai sangat kurang untuk membiayai finansial. Disamping itu, parpol juga operasional partai dan kesekretariatan. harus mendidik masyarakat tentang Sudah saatnya kita menimbang sebuah bahaya politik uang dalam momentum sistem pendanaan parpol dalam suatu pilkada atau pilpres agar pemilih tidak undang-undang dengan membiayai berorientasi materialis dan calon tidak parpol dari APBN sebesar Rp 1 Trili- bergantung kepada para cukong poli- un sampai Rp 2 Triliun perpartai atau tik. minimal 50% dari kebutuhan parpol 4. Perlunya payung hukum berupa un- diiringi dengan mekanisme pertanggu- dang-undang yang memberikan pelu- ngjawaban yang ketat dan penegakan ang yang lebih tegas kepada Bawaslu hukum terhadap pelanggaran peng- sehingga kedudukan Bawaslu sebagai gunaan APBN. Penulis berpendapat, badan pengawas pemilu dapat leb- kebijakan tersebut jauh lebih mengun- ih kuat. Saat ini dirasakan bahwa ke- tungkan daripada menggunakan ban- beradaan Bawaslu sangat lemah, kare- cakan APBN untuk kepentingan par- na Bawaslu tidak memiliki daya paksa pol atau pribadi hingga puluhan triliun untuk menghadirkan saksi atau orang seperti kasus Nazaruddin dan Setya yang mau dimintai keterangan. Novanto. Fakta di lapangan memper- lihatkan bahwa peristiwa mahar poli- 4 PENUTUP tik juga diakibatkan karena mahalnya 4.1 Simpulan biaya politik yang harus dikeluarkan Berdasarkan uraian yang telah diba- oleh parpol mapun calon kepala daer- has, dapat disimpulan antara lain : ah. Mulai dari masa persiapan, biaya 1. Penyebab terjadinya Politik Mahar di atribut dan kampanye, biaya saksi, Indonesia adalah besarnya biaya oper- membayar parpol, dan lain-lain yang asional partai politik di Indonesia dan ditaksir puluhan hingga ratusan miliar kurangnya hibah dana yang diterima tergantung luasan, jumlah penduduk oleh partai politik dari pemerintah. dan “basah atau keringnya” daerah. Hal ini memaksa kader partai untuk 2. Perlunya memuat ketentuan tegas la- mencari dana atas nama biaya saksi, rangan penggunaan pengaruh karena biaya kampanye dan lain-lain. kedudukan atau jabatan dalam pelak- 2. Atran-aturan yang sudah diamanatkan sanaan pilkada dengan sanksi tegas dan dalam Undang-Undang dan larangan pemidanaan dengan ancaman huku- penggunaan pengaruh berupa kedudu- man maksimal atas pelanggaran yang kan atau jabatan dalam pelaksanaan dimaksud. Baik pengaturannya terkait pemilihan umum sudah sangat jelas dengan UU Pemerintahan Daerah, UU dan rinci. Mulai dari Pasal 6A ayat

Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 27 JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173

2 UUD 1945, UU Nomor 10 Tahun 3. Peningkatan peran nyata partai politik 2016 Tentang Perubahan kedua atas khususnya dalam fungsi pendidikan undang-undang nomor 1 tahun 2015 politik terhadap masyarakat dan peng- Tentang penetapan Perppu Nomor 1 ta- kaderan berkelanjutan bagi kader par- hun 2014 tentang pemilihan gubernur, pol untuk dipersiapkan sebagai calon bupati, dan walikota khususnya pada pemimpin politik baik dalam pilkada Pasal 47, Pasal 187A, Pasal 187B, Pasal maupun pilpres. 187C dan Pasal 187D. 4. Perlunya payung hukum berupa un- 3. Beberapa contoh kasus dapat dilihat dang-undang yang memberikan pelu- pada beberapa kejadian dan penga- ang yang lebih tegas kepada Bawaslu kuan yang telah dipublikasi di media sehingga kedudukan Bawaslu sebagai masa diantaranya adalah pengakuan badan pengawas pemilu dapat lebih dari La Nyalla Mattalitti, seorang kuat. bakal calon gubernur Jawa Timur yang mengaku telah mengeluarkan uang se- besar Rp 5,9 Miliar kepada pengurus DAFTAR PUSTAKA DPD I Partai Gerindra Jawa Timur, Al-Barry, Dahlan Yacum M. 2001. Kamus Siswandi pensiunan Polri gagal dalam Sosiologi Antropologi. : In- pencalonan walikota Cirebon, Par- dah. tai Hanura terguncang prahara pen- dongkelan ketua umum Oesman Sapta Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Pe- Odang (OSO) karena diduga menilep nelitian Sebuah Pendekatan Praktek. uang mahar politik sebesar Rp 200 Jakarta: Rineka Cipta. Miliar, Budi Heriyanto Dalimunthe Beilharz, Peter. 2003. Teori-Teori Sosial: gagal maju sebagai bakal calon Wakil Observasi Kritis terhadap para Filo- Walikota di Kabupaten Batubara, Su- sof Terkemuka matera Utara karena diminta mahar . Yogyakarta: Pustaka politik sebanyak Rp 3 Miliar oleh Pelajar. pengurus Partai Golkar. Uraian di atas Campbell, Tom. 1994. Tujuh Teori Sosial. merupakan uraian kecil dari banyak Sketsa, Penilaian, Perbandingan. kasus mahar politik yang terjadi di In- Yogyakarta: Kanisius. donesia namun tidak terungkap. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ja- 4.2 Saran-saran Saran-saran yang penulis sampaikan karta: Balai Pustaka. merupakan tawaran solusi untuk mengu- Estu Suryowati, 2018, Dimulai, In- rangi terjadinya Politik Mahar di Indone- vestigasi Dugaan Mahar Poli- sia yaitu: tik La Nyalla untuk Gerindra, 1. Sudah saatnya kita menimbang sebuah https:// nasional. kompas.com/ sistem pendanaan parpol dalam suatu read/2018/01/31/18434251/dimu- undang-undang dengan membiayai lai-investi gasi-dugaan-mahar-poli- parpol dari APBN sebesar Rp 1 Trili- tik-la-nyalla-untuk-gerindra. un sampai Rp 2 Triliun per partai atau Ihsanuddin, 2018, Mahar Politik, Ini Sank- minimal 50% dari kebutuhan parpol, si yang Bisa Dikenakan ke Calon dan diiringi dengan mekanisme pertanggu- Parpol, https: // nasional. kompas. ngjawaban yang ketat dan penegakan com/read/2018/01/16/ 16123881/ hukum terhadap pelanggaran penggu- mahar-politik-ini-sanksi-yang-bisa- naan APBN. dikenakan-ke-calon-dan-parpol. 2. Perlunya memuat ketentuan tegas la- Lailatun Niqmah, 2018, Soal Mahar rangan penggunaan pengaruh karena Politik, Mahfud MD Ungkap Fakta kedudukan atau jabatan dalam pelak- Mengejutkan, http: //www. Tribun- sanaan pilkada melalui sanksi tegas news.com/nasional/ 2018/01/17/ter- dan pemidanaan dengan ancaman kait-mahar-politik-mahfud-md-ung- hukuman maksimal atas pelanggaran kap-fakta-mengejutkan yang dimaksud. Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 28 JURNAL CAKRAWARTI, Vol. 01, No. 02, Agst 2018- Jan2019 ISSN: 2620-5173

Miles & Huberman A. 1992. Analisis Sanderson, Stephen K. 2003. Makrososi- Data Kualitatif. Jakarta: Universitas ologi, Sebuah Pendekatan terhadap Indonesia. Realitas Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Pe- nelitian Kualitatif Paradigma Baru Syamsuddin Radjab, 2018, Petaka Mahar Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Politik, http://www. tribunnews.com/ Lainnya. Bandung: Remaja Rosda- tribunners /2018/01/26/petaka-ma- karya. har-politik Robertus Belarminus, 2018, Kemend- Tim Permata Press, 2011, UUD 1945 agri: Mahar Politik Racun Da- Amandemen I, II, III, & IV, Permata lam Pelaksanaan Demokrasi, Press. https:// nasional.kompas.com/ Yesmil Anwar dan Adang, 2008. Pengan- read/2018/03/03/21035491/ke- tar Sosiologi Hukum. mendagri-mahar-politik-racun-da- Grasindo, PT. lam-pelaksanaan-demokrasi. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama 29