E-ISSN : 2685-2780 P-ISSN : 2685-4260

MATA SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN MOTIF DALAM BUSANA MODERN

Volume 2, Nomor 1 Putri Utami Mukti Januari 2020, (1-8) Pascasarjana ISI Institut Seni Yogyakarta e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Mata adalah jendela jiwa dan jendela dunia ke dalam kehidupan, dengan semua peristiwa dapat dilihat dan dihargai itu memiliki bentuk estetika, filosofis konten dan nilai yang tinggi bagi kehidupan, maka dari itu menjadi penting untuk menyampaikan mata lewat media yang mudah diterima oleh masyarakat. Salah satu media yang dapat mewakili seluruh isi mata adalah seni kriya tekstil, karena memiliki turunan berupa busana yang menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Busana tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh tetapi bisa menjadi media komunikasi untuk menyampaikan pesan estetis. Mata akan digunakan sebagai sumber ide penciptaan motif dan diterapkan pada busana modern untuk menyampaikan konten makna dan filosofis yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan pendekatan estetika dan ergonomi.

Kata kunci: Mata, busana, kriya tekstil

ABSTRACT

The eyes are the Windows of the soul and the world's window into life, with all the events can be seen and appreciated it has a form of aesthetic, philosophical content and high value for life, therefore becomes essential to convey the eyes through the media that is easily accepted by the society. One of the media that can represent the entire contents of the eye is the art of textile craft, because it has a derivative form of that became the main needs for human life. The clothes not only serves as a protector of the body but it can be a medium of communication to convey messages aesthetically. The eye will be used as the source of the idea of creation of motives and applied to the modern fashion to convey the philosophical meaning and content contained therein by using the approach to aesthetics and ergonomics.

Keyword: eyes, fashion, Craft textiles.

PENDAHULUAN Demikian pula ada kata lainnya, yaitu “Mata hati” untuk menunjukkan kepekaan perasaan, “Matahari” Mata adalah jendela hati, sekaligus jendela sebagai salah satu “sebab” adanya kehidupan, dan dunia, hampir seluruh keindahan dunia, yang sulit istilah-istilah lainnya seperti mata duitan, mata terucap dalam kata-kata dapat di bahasakan secara keranjang, dan mata-mata lain. ringkas oleh mata. Bayangkan, jika kita Karya yang akan diciptakan perlu dipikirkan mengajarkan lagu “Bintang kecil, dilangit yang biru” secara lebih mendasar dan menyeluruh sehingga kepada tunanetra bawaan lahir, akan sangat perkembangan pembuatan karya tidak panjang menjelaskan benda dan sifat dalam lagu itu. bertentangan dengan inti dari busana, desain Karena mereka belum pernah melihat bintang, busana modern didesain dengan langit, pun warna biru itu seperti apa? Maka mempertimbangkan estetis dan ergonomis. Busana bersyukurlah orang-orang yang bisa melihat modern memuat beberapa fungsi busana yang keindahan dunia yang tak dinikmati oleh orang- sangat penting, beberapa fungsi busana yaitu orang tunanetra. berfungsi untuk pelindung tubuh dan sebagai Banyak kata yang dipadankan dengan mata penutup tubuh selain itu busana berfungsi untuk untuk merujuk pada keindahan, kasih sayang, cinta, memperindah penampilan. Motif yang akan semangat hidup, kebencian sekaligus kegenitan. dipadukan bentuknya ataupun diterapkan dalam Misalnya: “Cahaya mata-ku” kata lain untuk busana adalah mata, mata dipilih sebagai inspirasi seseorang yang disayangi yang memberikan motif pada busana modern, yaitu stilisasi dari semangat hidup. “Cendera mata” memberikan bentuk mata yang akan menjadi nilai tersendiri dan sesuatu wujud perhatian, kasih sayang dan empati. melekat pada busana modern. Mata mencerminkan

1

Putri Utami Mukti / IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 2, No.1, Januari 2020, 1-8 jendela hati manusia, pemakaiannya sebagai motif detail warna, tekstur, dan bentuk untuk dijadikan merupakan realisasi kehidupan yang terekam oleh sumber ide pembuatan motif dan penerapan pada mata. busana yang berbentuk rancangan karya atau Mata memiliki banyak fungsi, selain sebagai desain. media komunikasi juga mempunyai bentuk yang 2. Tahap perancangan, yaitu mengantarkan hasil menarik. Bentuknya menarik terlihat dari tekstur dari penjelajahan atau analisa data kedalam dan warnanya, pengambilan ide mata kedalam berbagai alternatif desain (sketsa) untuk kemudian bentuk busana modern karena dapat dipakai ditentukan rancangan atau sketsa terpilih, untuk diberbagai acara. Konsep penciptaaan karya adalah dijadikan acuan dalam pembuatan rancangan final mengkombinasikan model, teknik pengerjaannya gambar teknik, dan rancangan final ini berupa menggunakan tulis, model busana mengacu proyeksi, potongan, detail, dan perspektif yang pada bentuknya yang sedang berkembang pada saat sebagai acuan dalam proses perwujudan karya. ini. 3. Tahap perwujudan, yaitu mewujudkan rancangan terpilih atau final menjadi model prototype sampai METODE PENELITIAN ditemukan kesempurnaan karya sesuai dengan desain atau ide, tahap untuk mewujudkan karya Metode Pendekatan setelah melalui tahap eksplorasi dan perancangan 1. Pendekatan Ergonomi sehingga akan lebih mudah dalam menyelesaikan Ergonomi digunakan sebagai metode proses pembuatan. Setelah hasil sempurna yaitu pendekatan dalam pembuatan karya karena detail motif dan busana maka diteruskan dengan mengandung unsur faktor manusia yang pembuatan karya yang sesungguhnya. dibutuhkan untuk pembuatan busana yang berkaitan dengan anatomi adalah bentuk, bentuk Tinjauan Pustaka disini bentuk tubuh manusia menjadi hal dasar Mata dalam pembuatan busana, kemudian psikologi Mata merupakan bagian tubuh yang sangat adalah ketepatan dalam pemilihan warna yang berperan penting bagi manusia. Dan ciri-ciri mata tepat pada anatomi yang sesuai, dan fisiologi yaitu yaitu berbentuk bulat, berwarna putih dengan dari keseluruhan bentuk busana yang akan dibuat bundaran hitam ditengahnya. sehingga menciptakan kenyaman ketika dipakai. a. Fungsi 2. Pendekatan Estetis Mata berfungsi untuk memandang hal-hal Dalam suatu penciptaan diperlukan yang positif, karena mata merupakan anugerah pendekatan estetika yang mana ilmu yang yang paling besar bagi manusia. Dengan mata kita memperlajari segala sesuatu yang berkaitan dengan dapat memahami arti kehidupan dengan keindahan, demikian penegasan Djelantik (2001: 7). memandang keindahan alam yang tuhan ciptakan, Estetis digunakan untuk melihat sudut pandang kita dapat melihat keindahan langit berupa pelangi, dasar estetis yang merupakan elemen desain meteor, planet-planet, matahari, bulan, bintang seperti garis, bentuk, warna, komposisi dengan serta keteraturannya, keindahan laut dengan melihat keseluruhan dari kesatuan karya yang akan deburan ombaknya, keindahan gunung, pohon, dibuat, untuk mempermudah penempatan bentuk binatang dsb. Dengan mata orang dapat melangkah motif dan busana sehingga tetap selaras dan kearah yang benar dan orang bisa memilih jalan seimbang antara bagian depa dan belakang, mana yang akan ia tempuh serta melangkah dari kanan dan kiri, bagian atas dan bawah, jalan yang salah dan sesat menuju jalan yang telah selain itu karya tidak memiliki perlawanan warna digariskan oleh Tuhan. Karena mata selalu atau motif antara karya satu dengan karya yang lain. berhubungan erat dengan hati dan fikiran, jika hati berkehendak dan fikiranpun jernih maka mata akan Metode Penciptaan melangkah sesuai gerak hati dan fikiran. Dan jika Metode penciptaan adalah cara yang dipakai keduanya berlawanan maka mata akan bingung dalam mengerjakan tugas ahkir ini diantaranya untuk melangkah, mata akan selalu berputar dalam adalah data dilapangan maupun studi lainnya guna kebingungan. Matapun mempunyai hak untuk mendukung kelancaran proses penciptaan karya istirahat dari aktifitasnya, karena fungsi terbesar seni. Metode penciptaan karya ini mengacu pada mata adalah ketika mata terbangun ia mulai teori Sp. Gustami, dalam konteks metodologis, merancang aktifitas kesehariannya, mulai kegiatan terdapat tiga tahap penciptaan seni kriya yaitu: dirumah, dikantor, disekolah, cabang olahraga, dsb. 1. Tahap eksplorasi, yaitu aktifitas penjelajahan Maka sangat penting menjaga kesehatan mata demi menggali sumber ide, pengumpulan data dan menatap hari esok yang lebih cerah. referensi, pengolahan dan analis data, hasil dari b. Relasi penjelajahan atau analisis data dijadikan dasar Dalam sisi kehidupan kita tidak bisa lepas untuk membuat rancangan atau desain. Tahap ini dari intaian dan incaran mata. Kita tidur, diam, lari, untuk melihat keindahan yang ada pada mata dari jalan, sakit, bahkan ketika meninggalpun puluhan

2

Putri Utami Mukti / IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 2, No.1, Januari 2020, 1-8 mata mengintai dan mengamati kita. Maka jadilah dan itu pun tidak mendalam. Pembohong berhenti mata-mata dalam hidup kita. Walau bagaimanapun (pause) lebih lama sebelum menjawab pertanyaan. mata tidak selalu untuk kebaikan dan keburukan. Beberapa gerak gerik yang menunjukkan Karena kedudukan mata sebagai pengintai, kebohongan menurut Morris adalah menutup pengamat, pengawas, dan pengincar. Dan mata mulut (tangan dimulut dan ibu jari dipipi), dalam makna sufi adalah muraqabah, muhasabah, memegang hidung dan menggosokkan mata. musyahadah, dan mukasyafah. Seorang politisi dia d. Etika Komunikasi mata sangatlah rentan dengan korupsi, ia akan berniat Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, jahat ketika matanya salah dalam memandang, ia yakni ethos dalam bentuk tunggal yang mempunyai tidak lagi peduli terhadap kepentingan rakyat, ia banyak arti: tempat tinggal yang biasa: padang hanya berfikir agar bagaimana caranya beribu-ribu rumput, kandang, habitat: kebiasaan, adat: akhlak, mata menatapnya, mengaguminya, serta watak: perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk memujinya, ia tidak lagi memikirkan bagaimana jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. (K matanya yang dulu masih menatap kesengsaraan Bertens. 2013: 4) Karena mata adalah sejumlah yang mestinya sebagai pelajaran hidup agar paket isyarat non verbal yang sangat besar terhindar dari sikap sombong, angkuh, serta rakus. dampaknya untuk orang lain. Karena itu kita perlu c. Sejumlah Isyarat Mata menjaganya agar tatapan mata kita tak sampai Kontak mata terikat dalam norma budaya. menyakiti perasaan orang maupun menggagalkan Dalam budaya Eropa atau Amerika, kontak mata rezeki yang semestinya kita peroleh. ketika berbicara itu penting. Terlalu sedikit kontak Pandangan mata yang tajam sebaiknya mata dilakukan, bisa menyebabkan seseorang dihindari, karena melahirkan ketidaknyamanan. merasa diabaikan dan tak dihargai. Berbeda dengan Memandang dengan cara yang soft akan lebih orang Asia. Orang Asia umumnya lebih nyaman mencairkan suasana dan membuat urat syaraf lebih dengan frekuensi kontak mata yang rendah. Bagi rileks, sehingga lebih mudah untuk berkomunikasi. orang Asia, tingkat kontak mata yang tinggi menyebabkan rasa malu. Di Jawa, saya sering Busana Modern melihat orang-orang memejamkan matanya untuk Desain merupakan pola perancangan yang meningkatkan konsentrasi untuk mendengar dijadikan dasar pembuatan suatu benda yang akan secara serius yang mungkin akan dianggap tak diciptakan. Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia sopan sama sekali dalam budaya Eropa atau desain adalah kata lain dari designare yang Amerika. Secara gender, perempuan umumnya menggambarkan secara umum pengertian proses melakukan kontak mata lebih lama dibandingkan pembuatan sketsa atau rancangan pada suatu karya dengan laki-laki. Karena perempuan memiliki seni (Setiawan Puspita, 2004: 309). Busana dengan kecenderungan menampakkan emosi dibanding teknik kombinasi adalah suatu teknik pembuatan laki-laki. Sebagian wanita senang mencari umpan pola yang mengombinasikan pola draping dengan balik positif dibandingkan dengan laki-laki. pola kontruksi sehingga menghasilkan pola Mata juga dapat berbicara, memberi sempurna. Pola draping adalah pola yang dibuat sejumlah paket isyarat kepada orang dan langsung pada tubuh manusia. Sementara pola mengirimkan sinyal perasaan. Bila laki-laki atau konstruksi merupakan pola dasar sistem paris perempuan terangsang melihat sesuatu, maka pupil (Pujiwati dan Setyaningsih, 2009:16). akan membesar. Dan pembesaran pupil juga dapat Gaya busana casual bisa diartikan sebagai memberi petunjuk ketertarikan, minat dan emosi gaya busana yang santai, informal dan nyaman, yang ada didalam hati. Namun apabila reaksi orang busana yang bisa digunakan sehari-hari dan itu negatif, pupil biasanya ukurannya mengecil. membuat kalian bergerak bebas dan nyaman Pandangan mata bisa memberikan petunjuk digunakan. Busana casual ini sangat cocok kedekatan secara psikologis. Tatapan mata kasih digunakan di negara dengan iklim tropis seperti sayang seorang ibu kepada anaknya sangat lembut. Indonesia, dimana di sini terdapat musim panas Demikian pula tatapan suami-istri yang saling yang panjang dan iklim udara cenderung panas. mencinta, tatapannya hangat dan syahdu. Busana casual identik dengan gaya berbusana anak Pandangan mata mereka lebih kerap diselingi muda dan mahasiswa, tapi sebenarnya gaya busana dengan sentuhan yang meningkatkan kedekatan santai cocok digunakan oleh siapapun dari segala psikologis, dan membangkitkan atmosfir rasa aman usia yang memiliki jiwa yang muda dan bebas. dan damai dalam keluarga. Walaupun begitu kita tetap harus memperhatikan Sejumlah petunjuk kebohongan pun dapat gaya busana casual yang pas dan sesuai dengan dilihat dari matanya. Orang yang berbohong kondisi pekerjaan dan tempat, Jangan sampai menurut penelitian Mehrabian, bola matanya sering busana yang anda kenakan terlalu santai hingga melihat keatas. Ia berbicara lebih lambat dan dianggap tidak sesuai dan tidak menghargai orang membuat banyak kesalahan dalam berbicara. sekitar. Pembohong sering menggunakan sedikit kata-kata

3

Putri Utami Mukti / IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 2, No.1, Januari 2020, 1-8

Seiring berkembangnya zaman, kreasinya Karo yang mereka percayai sebagai jimat karena tidak hanya terpaku dengan kancing bukaan depan mempunyai daya magis, busana “Pesa’an” Madura dan kain tetapi telah jauh berkembang menjadi yang hanya berbentuk kaos merah bergaris merah busana yang memiliki arti luas dalam putih dan celana longgar dan wanitanya penggunaannya (Dimas Singgih Utomo, 2014:7). mengenakan dan seterusnya. Dalam sekup Sehingga busana casual ini di buat sesuai mode yang Indonesia kita bisa mengenakan “batik” sebagai berkembang sekarang dan menjadikannya busana identitas ke-Indonesia-an kita. Terlebih lagi bahwa modern. batik sudah diakui oleh dunia sebagai salah satu a. Fungsi Busana pakaian yang menjadi identitas Indonesia. Busana secara umum, fungsinya untuk Dalam hal ini busana merupakan ekspresi melindungi tubuh manusia dari cuaca, meskipun identitas pribadi, oleh karena itu secara sadara atau bagian tubuh yang dilindungi berbeda dari satu tidak ketika “memilih busana, baik di toko maupun budaya ke budaya lainnya. Material yang digunakan di rumah berarti mendefinisikan dan juga amat beragam karena biasanya bersumber menggambarkan diri kita sendiri” (Lurie, 1992:5). pada kondisi alam sekitarnya. Dalam banyak Tentu saja ini bukanlah persoalan orang yang budaya, busana juga ekspresi seni dan keindahan. terpaksa mengenakan seragam, karena tipe busana Oleh karenanya, tidak sekadar memenuhi semacam itu diperuntukkan untuk mengurangi kebutuhan dasar manusia, tetapi juga menjadi salah individualitas guna memaksakan identitas kolektif. satu wadah ekspresi budaya," jelas Irwan M. Untuk contoh itu kita bisa melihat di kalangan Hidayana, antropolog dari Fakultas Ilmu Sosial dan pejabat yang gemar mengenakan kemeja safari atau Ilmu Politik, Universitas Indonesia . baju batik Korpri. Ini tidak hanya membangkitkan Busana memiliki beragam makna eksplisit esprit de corps di kalangan mereka, tetapi juga dan implisit. Busana adalah wujud imitasi dari menyiratkan berhasilnya ideologi penyeragaman tubuh sosial seseorang, sehingga batasan selera berbusana dan pembentukan identitas kenyamanan setiap personal menjadi berbeda- kolektif dari kelas sosial birokrat yang merasa di beda. Sehelai pakaian mampu menggambarkan atas lapis atas strata sosial. Di sini, gaya busana suatu struktur kehidupan sosial, ideologi, sejarah, menjadi satu indikator status sosial yang jelas. golongan, komunitas, dan juga identitas. Ideologi Dengan cara demikian, terbukti kelompok agama pada pakaian, mengenai permasalahan kepentingan berhasil menggunakan kode-kode moral dan etika, merupakan aturan atau hukum busana untuk menciptakan penampilan yang kuat mengenai bagaimana berpakaian sesuai dengan control negara, bangsa, dan solidaritas kelompok. kondisi ruang, tempat, dan waktu, yang perlu (Nordholt dalam Barnard, 2011) dipahami dan dilaksanakan. Seharusnya kebebasan dalam kreasi berbusana tidak melupakan hubungan PEMBAHASAN busana dengan lingkungan sosial disekitarnya. Karena busana sebagai kebutuhan pokok, masuk Proses Penciptaan pada wilayah publik, sehingga pertimbangan 1. Data Acuan kelayakan sosial masih diperlukan. Pada akhirnya, Data acuan merupakan faktor penting busana tetaplah bagian benda mati, konstruksi dalam proses penciptaan karya, data gambar sosial didalamnya, yang menjadikan pakaian maupun tulisan membantu bereksplorasi mengasah sebagai produk seni yang bermakna ganda. kreativitas dalam berkarya seni. Data acuan juga b. Busana dapat memberikan batasan yang jelas mengenai Busana adalah mesin komunikasi konsep karya yang diciptakan, data yang terkumpul (Umberto Eco: 1976). Busana memiliki fungsi memberikan ruang dalam proses penciptaan karya, komunikasi, lewat busana manusia bisa data acuan didapatkan penulis dengan melakukan memperkenalkan dirinya sekaligus menyampaikan kegiatan studi pustaka, dan observasi dilakukan pesan kepada orang di luar dirinya. Kebutuhan pada perkembangan busana dan mata. manusia atas medium untuk berkomunikasi adalah Kelengkapan data yang didapat dari studi kebutuhan pokok, karena komunikasi merupakan pustaka, dan obesrvasi pada perkembangan busana bagian terpenting dalam dinamika kehidupan sosial modern maupun bentuk mata dapat membantu kemasyarakatan. Bagi orang Jawa, proses penciptaan karya, dengan demikian proses mengkomunikasikan ka-Jawa-annya bisa mereka penciptaan karya benar-benar bisa mengambil sampaikan dengan mengenakan kebaya untuk berbagi bentuk dari mata yang kemudian dapat perempuan, sedangkan untuk para laki-laki diaplikasikan dalam karya busana modern. mengenakan surjan, misal. Bagi masyarakat di , mengenakan 2. Rancangan karya merupakan cara mereka menyampaikan ciri khas kebudayaan mereka, begitu pula dengan busana yang dikenakan oleh masyarakat suku Batak

4

Putri Utami Mukti / IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 2, No.1, Januari 2020, 1-8

Gambar 3. Sketsa busana II

3. Bahan dan teknik Kain yang dapat menyerap warna yaitukain yang mengandung serat katun beberapa bahan yanga digunakan pada penciptaan karya adalah kain primisima, kain dolby, dan kain paris. Penggunaan pewarna kain untuk menghasilkan warna yang sesuai menggunakan pewarna kimia yaitu pewarna remasol pengunci warnanya menggunakan waterglas. Untuk teknik pengerjaannya menggunakan batik tulis, sulam tapis, jahit, dan pemasangan manik-manik. Gambar 1. Sketsa detai motif pada busana 4. Tahap perwujudan

a. Pemindahan pola dan motif pada kain

Gambar 4. Proses pembatikan Fotografer : Resmiyanti

Tahap awal ini untuk memudahkan proses Gambar 2. Sketsa busana I pembatikan dan penjahitan, yaitu memindahkan pola busana dan motif yang akan diterapkan pada karya.

b. Pembatikan

5

Putri Utami Mukti / IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 2, No.1, Januari 2020, 1-8

yang sudah dibuat, sehingga hasilnya bisa sesuai dengan desain.

e. Finishing

Gambar 5. Proses pembatikan Fotografer : Resmiyanti

Proses pembatikan adalah proses penutupan kain untuk perintang warna masuk Gambar 8. Proses finishing menggunakan canting dan malam batik yang Fotografer : Resmiyanti dipanaskan, malam dicanting sesuai motif yang sudah dibuat pada tahap pemindahan pola motif finshing ini adalah proses terahir dalam dan busana. pengerjaan busana, pada tahap ini tahap c. Pewarnaan pemasangan manik-manik seperti payet, kristal. Selain itu menggunakan sulam tapis. Finishing karya menggunakan beberapa teknik yang ada didalam kriya tekstilsehingga menjadi satu kesatuan.

Hasil Penciptaan Karya

Gambar 6. Proses pewarnaan Fotografer : Putri Utami

Pewarnaan menggunakan pewarna remasol, teknik yang digunakan ada dua yaitu pencelupan dan colet.

d. Penjahitan

Gambar 9. Hasil karya I Fotografer: Awaludin GD

Judul Karya :Mainkanlah Bahan :Kain dolby, Paris, Primisima Gambar 7. Proses penjahitan Warna :Remasol Fotografer : Fidya Anisa Teknik :Batik Tulis Tahun :2018 Proses jahit adalah proses penggabungan antara pola satu dengan pola yang lain, Deskripsi : Memberanikan diri dalam mengarungi penggabungan kain dilakukan sesuai dengan desain kehidupan adalah berani mengambil sikap dalam berbagai hal. Memainkan peran seturut dengan

6

Putri Utami Mukti / IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 2, No.1, Januari 2020, 1-8 kapasitas kemampuan yang dimiliki merupakan diekspresikan dalam bentuk visual namun bagian dari keberanian. Orang tidak akan berani mengandung makna dan filosofi. Ide, konsep dan memainkan kehidupan tanpa berani mengambil teknik yang seimbang menghasilkan suatu karya resiko dalam kehidupan itu sendiri. Dunia adalah yang tidak hanya indah namun berkarakter serta tempat bermain-main, begitulah yang diceritakan mengandung makna yang mendalam. Karya oleh kitab suci, maka memberanikan diri berjudul “Mata Sebagai Sumber Ide Penciptaan memainkan peran untuk bermain-main di Motif Dalam Busana Modern”, memvisualkan Mata kehidupan adalah kehidupan yang sesungguhnya. yang memiliki karakter dan pengertian tersendiri dalam aspek kehidupan. Penggunaan motif mata memiliki makna tersendiri. Di tambah penerapan pada busana moderen yang akan memberikan makna yang sangat mendalam. Selain itu, penggunaan warna-warna yang berkesan halus dan tidak terlalu mencolok menambah kesan mendalam dan berbagai macam makna yang terkandung dapat nampak dan cocok secara makna maupun visual.

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, Malcolm. (2011). Fashion Sebagai Komunikasi: Cara mengkomunikasikan identitas, sosial, seksual, kelas dan gender, Jalasutera: Yogyakarta. Gambar 10. Hasil karya II Bertens, K. (2013). Etika, Kanisius. Yogyakarta. Fotografer : Awaludin GD Djelantik A.A.M., (2001). Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Judul Karya :Tenanglah Indonesia, kuBuku Bahan :Kain dolby, paris, tile Gustami SP., (2007). Butir-Butir Mutiara Estetika Warna :Remasol Timur: Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Teknik :batik tulis, sulam tapis, makram Indonesia., Yogyakarta: Prasista. Tahun :2018 Gustami SP, Nukilan. (2008) Seni Ornamen Indonesia. Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa Deskripsi: Dalam kehidupan manusia kerap ISI. Yogyakarta dihadapkan dengan berbagai macam cobaan. Baik Hadiatmodji, Supardi, (1990). Sejarah Seni Rupa berupa cobaan yang berupa nikmat maupun cobaan Eropa, Semarang : IKIP SEMARANG PRESS. yang berupa kesengsaraan. Maka dari itu, manusia Hana, Humaira, (2013). Makalah Penelitian Agama harus memiliki sikap yang tenang dalam Kebudayaan dan Seni Islam, Jakarta. menghadapi dua bentuk cobaan tersebut, karena Herarti, Toeti, (1984). Aku Dalam Budaya, Suatu hanya dengan ketenangan, nikmat dan Telaah Filsafat Mengenai Hubungan Subjek- kesengsaraan mampu disikapi secara bijak. Objek, Pustaka Jaya. Bandung. Terlebih lagi pada saat ini, kehidupan Sunardi, ST, (2012). Vodka dan Birahi Seorang Nabi: berbangsa-bernegara dan beragama di Indonesia Esei-esei Seni dan Estetika. Yogyakarta: sedang diuji oleh dua hal tersebut, yaitu: Jalasutera. kenikmatan dan kesengsaraan. Setiawati, Puspita. (2004) Kupas Tuntas Teknik Proses Pembatik, Yogyakarta: Absolut. KESIMPULAN Majalah Fashion Pro, (2009), Jakarta: P.T.Indigo Red Promedia Karya seni ini diciptakan untuk mendapatkan kepuasan batin, tidak hanya

7

Putri Utami Mukti / IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 2, No.1, Januari 2020, 1-8

( Halaman ini sengaja dikosongkan )

8