Analisis Pengaruh Tarif Penerbangan, Jumlah
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG 3 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG Andhi Pahlevi Amin Abstract The aim of this study are to obtain empirical evidence and test the factors that have an influence towards the amount of passanger flight in Ahmad Yani Airport of Semarang. Hypoteses tested in this study deal with passanger fare (FARE), flight frequency (FREQ) and per capita income (INC). Yet also to know whether there is any significant effect between flights frequencies, passenger fares, and per capita income towards the number of amount of passanger flights. The population in this study is the flight data from 2002-2011. Techniques used for sampling in this study was purposive sampling. Collecting data using data pooling. Data were analyzed using regression in SPSS program . Results and implications of this study is that this study supports previous research theoritically which says that the change number of flights frequencies and the amount of per capita income influenced towards the amount of passanger flights, while the passenger fare has no effect on the amount of passanger flights. At the managerial level, this study contributes to to increase the number of aircraft thus increasing the number of flights scheduled. Key Words : flight frequency, passenger fare, per capita income, the number of passanger Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 49 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG I. PENDAHULUAN yang baru berdiri tersebut mengikuti fenomena Pada periode sebelum tahun 1999 yang sedang berkembang hingga saat ini yaitu industri penerbangan Indonesia hanya terdiri low cost carrier, karena para pemain baru dari 5 maskapai saja yaitu Merpati Airline, tersebut banyak yang menggunakan pesawat- Garuda Indonesia, Sempati Air, Mandala Airline pesawat yang relatif tua sehingga sangat dan Bouraq Airline. Namun, melalui PP No. memungkinkan untuk menjual tiket dengan harga 40 tahun 1995 tentang Angkutan Udara, relatif murah seperti Lion Air dan Wings Air deregulasi di sektor transportasi udara mulai yang pada awalnya menggunakan pesawat MD- bergulir pada tahun 1999, dimana industri 82 produksi tahun 1982; Sriwijaya Air dan penerbangan Indonesia memasuki era baru yang Express Air bahkan mengunakan pesawat B737- cenderung mengarah ke pasar bebas (free 200 buatan tahun 1976 (Kemenhub). market). Pertumbuhan jumlah penumpang Pertumbuhan jumlah penumpang domestik meningkat cukup tinggi setiap tahun tersebut, selain disebabkan oleh turunnya harga dengan rata-rata pertumbuhan per tahun jual tiket, juga disebabkan oleh pertumbuhan mencapai 22% (Kompas, 13 April 2010). ekonomi Indonesia yang cenderung positif - Pertumbuhan ini disebabkan pertumbuhan menurut data World Bank yang mencapai rata- jumlah pesawat yang juga sangat cepat seiring rata 5,29% selama periode 2002-2011 sehingga dengan berdirinya maskapai swasta domestik meningkatkan aktifitas usaha dan juga seperti Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, AW meningkatkan daya beli masyarakat untuk Air (yang kemudian menjadi Indonesia Air Asia), membeli tiket pesawat sehingga Star Air, Indonesian Air, Jatayu Air, Express Air, mengakibatkan beralihnya penumpang dari dll. Dampak positif lain dari deregulasi moda transportasi lainnya seperti kapal laut, penerbangan tersebut adalah maskapai bis dan kereta. Hal ini terjadi karena value Indonesia akan lebih siap menghadapi dari transportasi udara lebih tinggi nilainya persaingan dengan maskapai penerbangan asing dibandingkan dengan moda transportasi lainnya apabila Open Sky Policy di wilayah ASEAN mulai yaitu harga tiket yang harus dibayarkan oleh diberlakukan tahun 2015 karena perusahaan penumpang pesawat dibandingkan waktu penerbangan domestik sudah terbiasa dengan tempuh dengan jarak yang sama jauh lebih iklim kompetisi yang sangat ketat. singkat, selain itu transportasi udara juga Pertumbuhan jumlah kapasitas tempat dilengkapi inflight services (meals, readings duduk yang terjadi akibat bertambahnya jumlah material, dll) yang lebih baik. maskapai dan jumlah pesawat mengakibatkan Dari grafik dibawah ini terlihat harga jual tiket menjadi turun sehingga bagaimana pertumbuhan jumlah penumpang mengakibatkan pertumbuhan jumlah penumpang penerbangan berjadwal domestik pada periode meningkat secara tajam sebesar 56% dari tahun tahun 2002 hingga 2011, dan diperkirakan 2002 ke tahun 2003. Turunnya harga tiket pertumbuhan jumlah penumpang masih akan disebabkan karena sebagian besar airline swasta terjadi hingga tahun 2015. 50 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Penumpang Pesawat Udara Domestik Di Bandara Ahmad Yani Semarang Keterangan: JT : Lion Air AW : AW Indonesia Air GA : Garuda Indonesia IW : Wings Air 7P : Batavia Air Y6 : Adam air SJ : Sriwijaya Air KP : KalStar RI : Mandala Air MZ : Merpati Airline Namun ketatnya persaingan antara Star Air (2006), Linus Air (2008), Adam Air (2008). perusahaan penerbangan dalam memperebutkan Bahkan perusahaan yang sudah cukup penumpang mulai mengarah pada persaingan lama beroperasi juga tutup yaitu Bouraq Airline tidak sehat. Hal ini diindikasikan dengan adanya (2006) dan yang terbaru adalah Mandala Air, perang harga yang berujung pada berhenti juga mengalami kebangkrutan pada Januari 2010 beroperasinya beberapa perusahaan (Data statistik Dephub, 2009). Disamping sisi penerbangan. Perusahaan penerbangan yang buruk dari deregulasi industri penerbangan tutup tersebut diantaranya adalah perusahaan Indonesia, terdapat juga dampak positif terhadap penerbangan yang baru berdiri yang belum perekonomian Indonesia. Diantaranya, melalui mencapai usia 5 tahun yaitu, Bayu Air (2003), pertambahan jumlah maskapai dan jumlah Seulawah Air (2004), Bali Air (2005), AW Air, pesawat, maka lapangan pekerjaan yang Indonesian Air, Jatayu Gelang Sejahtera (2006), tersedia juga semakin besar. Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 51 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG Gambar 1.2 Jumlah Kebutuhan Pilot Dunia periode 2005-2025 Sumber: Boeing dengan pertumbuhan jumlah pesawat milik “Boeing sudah menyebut bahwa maskapai penerbangan yang mengalami trend armada jetliner yang terbesar di dunia peningkatan. Dengan penghasilan USD 12,500- diprediksi akan naik dua kali lipat dalam 18,500 per bulan, profesi pilot menjadi lapangan waktu 20 tahun. Prakiraan mereka adalah pekerjaan yang sangat menarik. lebih dari 17,000 pilot baru akan dibutuh Tidak hanya kebutuhan tenaga pilot setiap tahun untuk pesawat baru saja saja, hal yang sama juga terjadi pada kebutuhan yang di-deliver dari tahun 2005 sampai tenaga teknisi (flight engineer), Flight Operation 2025.” Officer (FOO), pramugari (flight attendant), dan Grafik dan pernyataan dari Boeing lapangan pekerjaan serta lapangan usaha diatas menunjukkan bahwa tidak hanya pendukung industri penerbangan udara seperti di Indonesia, namun diseluruh dunia catering, ground handler, dan lain-lain juga akan kebutuhan tenaga kerja Pilot sangat besar meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah hingga 20 tahun ke depan. Hal ini seiring pesawat udara yang digunakan untuk 52 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG mempercepat laju pertumbuhan ekonomian operasi dengan salah satu perusahaan disetiap wilayah. penerbangan domestik berhasil membuka Topologi geografi Indonesia yang terdiri keterisolasian kabupatennya sehingga dari 17.000 pulau juga sangat mendukung mempermudah aktivitas para pengusaha, pertumbuhan industri penerbangan Indonesia menarik minat para investor dan distribusi karena selain membutuhkan biaya yang lebih barang-barang kebutuhan pokok dan lainnya. murah dibandingkan membangun infrastruktur Dari sisi pendapatan per kapita, transportasi darat juga membuat akselarasi pendapatan penduduk Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi lebih cepat karena kemajuan pesat dibanding sejak krisis 1997/ pergerakan penumpang maupun barang jauh 1998. Menurut Gubernur BI Darmin Nasution, lebih cepat apabila menggunakan pesawat pendapatan per kapita Indonesia akhir 2011 udara. sudah mencapai 3.000 dollar AS, enam kali Tidak heran bahwa seluruh kabupaten lipat dari angka masa krisis 1997/1998. Jika di Indonesia yang berjumlah sekitar 400 ekonomi terus tumbuh dengan stabilitas yang kabupaten saling berlomba untuk menyiapkan terpelihara, bukan tidak mungkin Indonesia akan infrastruktur transportasi udara, seperti: menjadi negara berpenghasilan menengah perpanjangan landasan (runway lenght), instalasi (upper middle income) dengan pendapatan pendukung penerbangan malam (night facilities), per kapita 4.000 dollar AS. Seiring dengan instrument landing system (ILS), bahkan sampai naiknya kelas pendapatan masyarakat, maka membeli pesawat sendiri hingga mendirikan gaya hidup masyarakat pun cenderung perusahaan penerbangan daerah. berubah; dalam hal ini preferensi masyarakat Salah satu pemerintah propinsi telah yang sebelumnya memilih moda transportasi mendirikan Riau Airline dan mampu beroperasi murah dan mudah diperoleh tapi lambat (bis, cukup lama dari tahun 2004-2010 walaupun kapal api, kereta), maka terbuka kemungkinan