ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG 3 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Andhi Pahlevi Amin

Abstract The aim of this study are to obtain empirical evidence and test the factors that have an influence towards the amount of passanger flight in Ahmad Yani Airport of Semarang. Hypoteses tested in this study deal with passanger fare (FARE), flight frequency (FREQ) and per capita income (INC). Yet also to know whether there is any significant effect between flights frequencies, passenger fares, and per capita income towards the number of amount of passanger flights. The population in this study is the flight data from 2002-2011. Techniques used for sampling in this study was purposive sampling. Collecting data using data pooling. Data were analyzed using regression in SPSS program . Results and implications of this study is that this study supports previous research theoritically which says that the change number of flights frequencies and the amount of per capita income influenced towards the amount of passanger flights, while the passenger fare has no effect on the amount of passanger flights. At the managerial level, this study contributes to to increase the number of aircraft thus increasing the number of flights scheduled.

Key Words : flight frequency, passenger fare, per capita income, the number of passanger

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 49 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

I. PENDAHULUAN yang baru berdiri tersebut mengikuti fenomena Pada periode sebelum tahun 1999 yang sedang berkembang hingga saat ini yaitu industri penerbangan hanya terdiri low cost carrier, karena para pemain baru dari 5 maskapai saja yaitu Merpati , tersebut banyak yang menggunakan pesawat- , Sempati Air, Mandala Airline pesawat yang relatif tua sehingga sangat dan Bouraq Airline. Namun, melalui PP No. memungkinkan untuk menjual tiket dengan harga 40 tahun 1995 tentang Angkutan Udara, relatif murah seperti dan deregulasi di sektor transportasi udara mulai yang pada awalnya menggunakan pesawat MD- bergulir pada tahun 1999, dimana industri 82 produksi tahun 1982; dan penerbangan Indonesia memasuki era baru yang Express Air bahkan mengunakan pesawat B737- cenderung mengarah ke pasar bebas (free 200 buatan tahun 1976 (Kemenhub). market). Pertumbuhan jumlah penumpang Pertumbuhan jumlah penumpang domestik meningkat cukup tinggi setiap tahun tersebut, selain disebabkan oleh turunnya harga dengan rata-rata pertumbuhan per tahun jual tiket, juga disebabkan oleh pertumbuhan mencapai 22% (Kompas, 13 April 2010). ekonomi Indonesia yang cenderung positif - Pertumbuhan ini disebabkan pertumbuhan menurut data World Bank yang mencapai rata- jumlah pesawat yang juga sangat cepat seiring rata 5,29% selama periode 2002-2011 sehingga dengan berdirinya maskapai swasta domestik meningkatkan aktifitas usaha dan juga seperti Lion Air, , Sriwijaya Air, AW meningkatkan daya beli masyarakat untuk Air (yang kemudian menjadi Indonesia Air ), membeli tiket pesawat sehingga , Indonesian Air, Jatayu Air, Express Air, mengakibatkan beralihnya penumpang dari dll. Dampak positif lain dari deregulasi moda transportasi lainnya seperti kapal laut, penerbangan tersebut adalah maskapai bis dan kereta. Hal ini terjadi karena value Indonesia akan lebih siap menghadapi dari transportasi udara lebih tinggi nilainya persaingan dengan maskapai penerbangan asing dibandingkan dengan moda transportasi lainnya apabila Open Sky Policy di wilayah ASEAN mulai yaitu harga tiket yang harus dibayarkan oleh diberlakukan tahun 2015 karena perusahaan penumpang pesawat dibandingkan waktu penerbangan domestik sudah terbiasa dengan tempuh dengan jarak yang sama jauh lebih iklim kompetisi yang sangat ketat. singkat, selain itu transportasi udara juga Pertumbuhan jumlah kapasitas tempat dilengkapi inflight services (meals, readings duduk yang terjadi akibat bertambahnya jumlah material, dll) yang lebih baik. maskapai dan jumlah pesawat mengakibatkan Dari grafik dibawah ini terlihat harga jual tiket menjadi turun sehingga bagaimana pertumbuhan jumlah penumpang mengakibatkan pertumbuhan jumlah penumpang penerbangan berjadwal domestik pada periode meningkat secara tajam sebesar 56% dari tahun tahun 2002 hingga 2011, dan diperkirakan 2002 ke tahun 2003. Turunnya harga tiket pertumbuhan jumlah penumpang masih akan disebabkan karena sebagian besar airline swasta terjadi hingga tahun 2015.

50 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Penumpang Pesawat Udara Domestik Di Bandara Ahmad Yani Semarang

Keterangan: JT : Lion Air AW : AW Indonesia Air GA : Garuda Indonesia IW : Wings Air 7P : Batavia Air Y6 : SJ : Sriwijaya Air KP : KalStar RI : Mandala Air MZ : Merpati Airline

Namun ketatnya persaingan antara Star Air (2006), Linus Air (2008), Adam Air (2008). perusahaan penerbangan dalam memperebutkan Bahkan perusahaan yang sudah cukup penumpang mulai mengarah pada persaingan lama beroperasi juga tutup yaitu Bouraq Airline tidak sehat. Hal ini diindikasikan dengan adanya (2006) dan yang terbaru adalah Mandala Air, perang harga yang berujung pada berhenti juga mengalami kebangkrutan pada Januari 2010 beroperasinya beberapa perusahaan (Data statistik Dephub, 2009). Disamping sisi penerbangan. Perusahaan penerbangan yang buruk dari deregulasi industri penerbangan tutup tersebut diantaranya adalah perusahaan Indonesia, terdapat juga dampak positif terhadap penerbangan yang baru berdiri yang belum perekonomian Indonesia. Diantaranya, melalui mencapai usia 5 tahun yaitu, Bayu Air (2003), pertambahan jumlah maskapai dan jumlah Seulawah Air (2004), (2005), AW Air, pesawat, maka lapangan pekerjaan yang Indonesian Air, Jatayu Gelang Sejahtera (2006), tersedia juga semakin besar.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 51 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Gambar 1.2 Jumlah Kebutuhan Pilot Dunia periode 2005-2025

Sumber: Boeing

dengan pertumbuhan jumlah pesawat milik “Boeing sudah menyebut bahwa maskapai penerbangan yang mengalami trend armada jetliner yang terbesar di dunia peningkatan. Dengan penghasilan USD 12,500- diprediksi akan naik dua kali lipat dalam 18,500 per bulan, profesi pilot menjadi lapangan waktu 20 tahun. Prakiraan mereka adalah pekerjaan yang sangat menarik. lebih dari 17,000 pilot baru akan dibutuh Tidak hanya kebutuhan tenaga pilot setiap tahun untuk pesawat baru saja saja, hal yang sama juga terjadi pada kebutuhan yang di-deliver dari tahun 2005 sampai tenaga teknisi (flight engineer), Flight Operation 2025.” Officer (FOO), pramugari (flight attendant), dan Grafik dan pernyataan dari Boeing lapangan pekerjaan serta lapangan usaha diatas menunjukkan bahwa tidak hanya pendukung industri penerbangan udara seperti di Indonesia, namun diseluruh dunia catering, ground handler, dan lain-lain juga akan kebutuhan tenaga kerja Pilot sangat besar meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah hingga 20 tahun ke depan. Hal ini seiring pesawat udara yang digunakan untuk

52 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG mempercepat laju pertumbuhan ekonomian operasi dengan salah satu perusahaan disetiap wilayah. penerbangan domestik berhasil membuka Topologi geografi Indonesia yang terdiri keterisolasian kabupatennya sehingga dari 17.000 pulau juga sangat mendukung mempermudah aktivitas para pengusaha, pertumbuhan industri penerbangan Indonesia menarik minat para investor dan distribusi karena selain membutuhkan biaya yang lebih barang-barang kebutuhan pokok dan lainnya. murah dibandingkan membangun infrastruktur Dari sisi pendapatan per kapita, transportasi darat juga membuat akselarasi pendapatan penduduk Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi lebih cepat karena kemajuan pesat dibanding sejak krisis 1997/ pergerakan penumpang maupun barang jauh 1998. Menurut Gubernur BI Darmin Nasution, lebih cepat apabila menggunakan pesawat pendapatan per kapita Indonesia akhir 2011 udara. sudah mencapai 3.000 dollar AS, enam kali Tidak heran bahwa seluruh kabupaten lipat dari angka masa krisis 1997/1998. Jika di Indonesia yang berjumlah sekitar 400 ekonomi terus tumbuh dengan stabilitas yang kabupaten saling berlomba untuk menyiapkan terpelihara, bukan tidak mungkin Indonesia akan infrastruktur transportasi udara, seperti: menjadi negara berpenghasilan menengah perpanjangan landasan (runway lenght), instalasi (upper middle income) dengan pendapatan pendukung penerbangan malam (night facilities), per kapita 4.000 dollar AS. Seiring dengan instrument landing system (ILS), bahkan sampai naiknya kelas pendapatan masyarakat, maka membeli pesawat sendiri hingga mendirikan gaya hidup masyarakat pun cenderung perusahaan penerbangan daerah. berubah; dalam hal ini preferensi masyarakat Salah satu pemerintah propinsi telah yang sebelumnya memilih moda transportasi mendirikan Riau Airline dan mampu beroperasi murah dan mudah diperoleh tapi lambat (bis, cukup lama dari tahun 2004-2010 walaupun kapal api, kereta), maka terbuka kemungkinan saat ini sudah mengalami stop operasi namun akan beralih ke moda transportasi yang sempat mengoperasikan 2 unit pesawat jet dan nyaman, aman, cepat namun lebih mahal 5 unit pesawat propeller. (pesawat terbang). Pemerintah kabupaten di kawasan timur Permasalahan dalam penelitian ini Indonesia juga tidak ketinggalan dengan membeli adalah turunnya jumlah penumpang pengguna 3 unit pesawat jet dan 1 unit pesawat propeller jasa bandara Ahmad Yani Semarang Periode dengan nilai investasi ratusan Milyar (Bisnis Tahun 2008-2011 seperti dijelaskan pada Tabel Indonesia, 13 Januari 2009). Melalui kerja sama 1.1 sebagai berikut:

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 53 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Tabel 1.1 Data Jumlah Penumpang, Jumlah Penerbangan, Tarif Penerbangan dan Pendapatan Perkapita Bandara Ahmad Yani Periode Tahun 2002-2011

Jumlah penumpang pesawat mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah diprediksi akan terus bertambah cukup signifikan penumpang, sedangkan Stten dan Sorgard, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. (2012) menunjukkan bahwa jumlah penerbangan Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah meningkatkan pendapatan per kapita penumpang; (3) Fatah et al., (2009) masyarakat, dimana pendapatan per kapita menunjukkan bahwa pendapatan per kapita tersebut pada akhirnya akan meningkatkan daya mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah beli masyarakat. Transportasi pesawat yang penumpang, Namun demikian hasil yang dahulu dipandang mahal dan susah terjangkau, berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang akan menjadi pilihan yang rasional seiring naiknya dilakukan oleh Castelli et al., (2012) yang kemampuan daya beli masyarakat. menyatakan pendapatan per kapita tidak Permasalahan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah juga didukung karena adanya research gap penumpang. pengaruh variabel independen terhadap jumlah Beberapa penelitian terdahulu telah penumpang, dimana: (1) Steen dan Sorgard mencoba meneliti pengaruh pendapatan per (2012) menyatakan bahwa tarif penerbangan kapita, tarif yang harus dibayar dan jumlah tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ketersediaan sarana terhadap jumlah konsumsi jumlah penumpang; sedangkan Toru (2012) masyarakat. Akan tetapi masih terdapat banyak menyatakan bahwa tarif penerbangan ketimpangan di antara penelitian tersebut, berpengaruh signifikan terhadap jumlah sehingga penelitian ini mencoba untuk menguji penerbangan; (2) Castelli et al., (2012) kembali, dengan rumusan pertanyaan penelitian menyatakan bahwa jumlah penerbangan sebagai berikut :

54 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

1. Bagaimana pengaruh tarif penerbangan perilaku dalam bekerja. Hersey dan Blanchard terhadap jumlah penumpang? (1986) dalam Sekaran (1992), orientasi 2. Bagaimana pengaruh jumlah seseorang menyatakan bahwa perilaku pada penerbangan terhadap jumlah umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk penumpang? memperoleh tujuan tertentu, dan perilaku itu 3. Bagaimana pengaruh pedapatan per pada dasarnya bertujuan pada objek atau kapita terhadap jumlah penumpang? sasaran Pengertian goal setting yang II. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN dikemukakan Davis (1981) dalam Sekaran MODEL (1992) adalah manajemen penetapan sasaran atau tujuan untuk keberhasilan mencapai kinerja Telaah Pustaka (performance). Lebih lanjut dijelaskan bahwa 2.1.1. Goal Setting Theory penerapan penetapan tujuan yang efektif Beck dan Hillmar (1976) dalam Sekaran membutuhkan tiga langkah yaitu: menjelaskan (1992) menjelaskan salah satu jenis intervensi arti dan maksud penetapan target tersebut, pengembangan organisasi adalah setting. kedua menetapkan target yang jelas, dan yang Proses pelaksanaan soal setting ini merupakan ketiga memberi umpan balik terhadap pendekatan terhadap pemahaman manajemen pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan. Cascio berdasarkan sasaran atau hasil yang membantu (1987) dalam Sekaran (1992) menyatakan memberi pengertian tentang aspek pengelolaan bahwa goal setting itu didasarkan pada atau manajemen, hasil dan sasaran. pengarahan tingkah laku terhadap suatu Pengertian goal setting adalah proses tujuan.Sasaran atau target bisa ditambah dengan penetapan sasaran atau tujuan dalam bidang memberi penjelasan atau informasi kepada pekerjaan, dalam proses goal setting ini tenaga kerja bagaimana mengerjakan tugas melibatkan atasan dan bawahan secara tersebut, serta mengapa sasaran atau tujuan bersama-sama menentukan atau menetapkan tersebut penting dilaksanakan sasaran atau tujuan-tujuan kerja yang akan Pendekatan manajemen berdasarkan dilaksanakan tenaga kerjanya sebagai sasaran ini meliputi perencanaan, pengawasan, pengemban tugas dalam suatu periode tertentu penilaian pegawai, serta keseluruhan sistem (Gibson, dkk. 1985 dalam Sekaran, 1992)). kinerja yang ada dalam organisasi. Prosedur Latham den Locke (dalam Sekaran, (1992) umum dalam manajemen berdasarkan sasaran menjelaskan bahwa pengertian goal setting ini yang paling utama adalah adalah suatu gagasan untuk menetapkan. mengidentifikasikan bagian-bagian kunci Tenaga kerja melaksanakan suatu pekerjaan keberhasilan, sehingga dapat berpengaruh dimana tugas yang diberikan sudah ditetapkan terhadap keseluruhan performance organisasi targetnya atau sasarannya, misalnya untuk misalnya volume penjualan, hasil keluaran mencapai kuota yang ditargetkan atau (production output), maupun kualitas layanan, menyelesaikan sejumlah tugas dengan batas dengan demikian pengukuran kinerja waktu yang sudah ditentukan. Dalam hal ini (performance) dapat ditentukan (Luthans, 1981) sasaran (goal) adalah objek dari perbuatan dan dalam Sekaran (1992). jika individu menetapkan taktik kemudian berbuat Gibson dkk, (1985) dalam Sekaran untuk mencapai sasaran atau tujuannya tersebut, (1992) menggambarkan penerapan goal setting berarti sasaran atau tujuan ini menentukan

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 55 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG dari perspektif manajemen. Langkah-langkahnya Dari beberapa hasil penelitian yang telah adalah (1) diagnosis kesiapan, misalnya apakah dilakukan oleh beberapa peneliti diperoleh definisi tenaga kerja, organisasi dan teknologi sesuai tentang jumlah penumpang. Jumlah penumpang dengan program goal setting; (2) merupakan keseluruhan pelanggan yang mempersiapkan tenaga kerja berkenaan dengan menggunakan jasa perusahaan tentang interaksi antara individu, komunikasi, pelatihan kegunaan suatu produk yang berdasar pada (tranning) dan perencanaan; (3) penekanan pada persepsi tentang apa yang diterima dan apa sasaran yang harus diketahui dan dimengerti yang diberikan (Zeithami, 1987). Persepsi oleh manajer dan bawahannya; (4) pembeli tentang nilai yang menggambarkan mengevaluasi tindak lanjut untuk penyesuaian sebuah perbandingan antara kualitas atau sasaran yang ditentukan; (5) tinjauan akhir untuk keuntungan yang mereka rasakan dalam produk memeriksa cara pengerjaan dan modifikasi yang dengan pengorbanan yang mereka rasakan ditentukan. Strauss dan Sayless (1981) dalam ketika membayar harga produk. Sekaran (1992) menjelaskan bahwa prosedur Jumlah penumpang merupakan manajemen berdasarkan sasaran memberi kuantitas yang dirasakan pelanggan yang kesempatan kepada tenaga kerja untuk membuat disesuaikan dengan harga relatif dari produk penilaiannya sendiri mengenai hasil-hasil yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Slater operasi, artinya jika ia membicarakan hasil maka dan Narver, 1994, p.23). Dengan banyaknya sebenarnya individu tersebut menilai dirinya penumpang atau pelanggan, kita mengartikan sendiri dan mungkin sekali mendapatkan ikatan emosional yang terbentuk antara wawasan mendalam bagaimana ia harus pelanggan dan produsen setelah pelanggan memperbaiki sikapnya. cara-caranya atau menggunakan suatu produk atau jasa penting kelakuannya. yang diproduksi oleh produsen dan menemukan produk tersebut memberikan suatu tambahan 2.2. Jumlah Penumpang nilai (Butz dan Goodstein, 1996). Ukuran jumlah Jumlah penumpang memberikan penumpang adalah jumlah orang yang naik gambaran tentang pelanggan suatu perusahaan, pesawat. mempertimbangkan apa yang diinginkan, dan percaya bahwa penumpang memperoleh 2.3. Tarif Penerbangan manfaat dari suatu produk (Woodruff, 1997). Tarif adalah sejumlah nilai yang William A. Band (1991) melihat perlunya lintas ditukarkan konsumen yang mengambil manfaat fungsional dalam sebuah perusahaan, yaitu dari memiliki atau menggunakan produk atau pemasaran, operasi dan sumber daya manusia jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan sebagai prasyarat dalam mengelola customer penjual melalui tawar- menawar, atau ditetapkan value. Elemen mengelola hubungan dengan oleh penjual untuk satu harga yang sama pelanggan dan mengelola persepsi nilai adalah terhadap semua pembeli (Toru, 2012). tugas dari fungsi pemasaran, elemen Tarif penerbangan adalah biaya yang meningkatkan kemampuan para karyawan harus ditanggung oleh penumpang dalam sebagai value creator adalah tugas dari menggunakan layanan penerbangan. Hubungan manajemen sumber daya manusia, sedangkan antara variabel jumlah penumpang (PAX) dan elemen meningkatkan kinerja kualitas adalah tarif penerbangan (FARE) diduga memiliki tugas dari fungsi operasi (Sinkula et al, 1997). hubungan negatif atau berlawanan karena

56 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG sesuai dengan hukum permintaan, apabila terjadi (penjumlahan biaya tetap dan biaya kenaikan biaya, maka permintaan akan barang/ variabel) dan jumlah pendapatan yang jasa tersebut akan menurun. diinginkan. Dalam menetapkan tarif, faktor- faktor 3. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang berpengaruh dalam penetapan tarif yang Dipersepsikan (perceived value) tersebut, yaitu: Metode ini perusahaan menetapkan harga produk bukan berdasarkan biaya 1. Biaya menjadi batas bawah penjual yang terkadang terlalu tinggi 2. Tarif pesaing dan tarif barang atau terlalu rendah, melainkan dari pengganti menjadi titik orientasi yang persepsi konsumen. Kunci dalam perlu dipertimbangkan perusahaan. metode ini adalah dengan secara 3. Penilaian pelanggan terhadap tampilan akurat menentukan persepsi pasar produk yang unik dari penawaran atas nilai penawaran. Riset pasar perusahaan menjadi batas atas tarif dibutuhkan untuk membentuk persepsi harga. nilai pasar sebagai panduan penetapan harga yang efektif. Setelah mempertimbangakan faktor- faktor tersebut, maka perusahaan baru akan 4. Penetapan Harga Nilai (Value Pricing) memecahkan masalah penetapan harga ini Perusahaan dalam metode ini dengan menggunakan metode penetapan harga. menetapkan yang cukup rendah untuk Kotler (1997) menyatakan macam- macam penawaran bermutu tinggi. Penetapan penetapan tarif sebagai berikut: harga nilai menyatakan bahwa harga 1. Penetapan Harga Mark-Up harus mewakili suatu penawaran bernilai tinggi bagi konsumen. Metode ini merupakan metode Penetapan Harga Sesuai Harga Berlaku penetapan harga paling dasar, yaitu (going- rate pricing) dengan menambahkan mark-up standar pada biaya produk. Besarnya Dalam metode ini perusahaan kurang mark-up sangat bervariasi diantara memperhatikan biaya atau berbagai barang. Mark-up umumnya permintaannya sendiri tetapi lebih tinggi untuk produk- produk mendasarkan harganya terutama pada musiman, produk khusus, produk yang harga pesaing. Perusahaan dapat penjualannya lambat dan produk yang mengenakan harga yang sama, lebih permintaannya tidak elastis. tinggi, lebih rendah dari pesaingnya. Metode ini cukup populer, apabila 2. Penetapan Harga Berdasarkan Sasaran biaya sulit untuk diukur atau tanggapan Pengembalian (target-return pricing) pesaing tidak pasti. Perusahaan menentukan harga 5. Penetapan Harga Penawaran Tertutup. berdasarkan biaya lainnya, atau perusahaan menentukan harga yang Perusahaan menentukan harganya akan menghasilkan tingkat berdasarkan perkiraannya tentang pengembalian atas investasi (ROI) bagaimana pesaing akan menetapkan yang diinginkan. Konsep harga ini harga dan bukan berdasarkan menggunakan konsep bagan pulang hubungan yang kaku dengan biaya pokok yang menunjukan total biaya atau permintaan perusahaan. Dalam

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 57 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

metode ini, penetapan harga yang Jumlah penerbangan merupakan kompetitif umum digunakan jika konsep untuk mengukur prestasi pemasaran perusahaan melakukan penawaran suatu jasa penerbangan. Kinerja penjualan tertutup atas suatu proyek (Toru, merupakan konstruk (faktor) yang umum 2012). digunakan untuk mengukur hasil dari seluruh Dalam literatur ilmu ekonomi secara strategi perusahaan penerbangan. Oleh karena jelas menunjukkan bahwa tarif merupakan salah itu ukuran yang sebaiknya digunakan adalah satu faktor yang penting yang harus ukuran yang bersifat activity based measure dipertimbangkan dalam mengembangkan yang dapat menjelaskan aktivitas-aktivitas strategi. Dalam banyak kasus, harga merupakan pemasaran yang menghasilkan jumlah variabel keputusan yang paling penting yang penerbangan tersebut. diambil oleh pelanggan karena berbagai alasan. Setiap perusahaan harus berkompetisi Tarif merupakan sejumlah uang atau barang untuk memenangkan persaingan, dan untuk atau jasa yang ditukar pembeli untuk beraneka menang perusahaan harus memiliki nilai tambah produk atau jasa yang disediakan penjual. dalam mencari pelanggan. Castelli et al., (2012) Sedangkan menurut Steven dan Wiesberg (2007) yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah menyatakan tarif merupakan pengorbanan memikirkan dan memelihara hal-hal dasar dalam ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk keunggulan bersaing, kemudian perbaikan memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga reputasi untuk memperkuat posisi perusahaan adalah suatu faktor penting bagi konsumen dalam pasar. dalam mengambil keputusan untuk melakukan Stten dan Sorgard, (2012) bahwa untuk transaksi atau tidak. Sehingga dapat disimpulkan mencapai jumlah penerbangan yang baik dalam bahwa tarif adalah sejumlah uang yang telah lingkungan persaingan, maka yang harus ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang dilakukan oleh perusahaan adalah merancang atau jasa yang diperdagangkan dan sesuatu keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. yang lain yang diadakan perusahaan untuk Stten dan Sorgard, (2012) menegaskan bahwa memuaskan keinginan konsumen. kemampuan untuk mengembangkan dan menciptakan kesuksesan produk diidentifikasikan 2.4 Jumlah Penerbangan sebagai penentu utama pencapaian jumlah Jumlah penerbangan adalah hasil penerbangan yang diharapkan perusahaan. dari serangkaian kegiatan perusahaan Jumlah penerbangan ini diukur banyaknya merupakan dampak dari peran seluruh bagian maskapai yang yang melakukan aktivitas dalam organisasi. Kualitas hubungan adalah penerbangan. suatu konstruk yang mencerminkan ukuran secara keseluruhan iklim hubungan di dalam 2.5. Pendapatan Per Kapita perusahaan (Castelli et al., 2012). Jumlah penrbangan adalah sebagai suatu yang ingin Salah satu indikator penting untuk dicapai oleh perusahaan penerbangan yaitu mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara kemampuan perusahaan dalam mengefektitkan dalam suatu periode tertentu adalah data perusahaan, meningkatkan pangsa pasar serta pendapatan perkapita, baik atas dasar harga profitabilitas. berlaku maupun atas dasar harga konstan.

58 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Pendapatan perkapita mengukur semua antara variabel jumlah penumpang (PAX) dan pendapatan atas barang dan jasa yang bersifat tarif penerbangan (FARE) diduga memiliki final, yaitu seluruh nilai produksi barang dan hubungan negatif atau berlawanan karena jasa dalam perekonomian dalam jangka waktu sesuai dengan hukum permintaan, apabila terjadi tertentu yang dihasilkan dalam batas wilayah kenaikan biaya, maka permintaan akan barang/ negara tertentu (Fatah et al., 2009). jasa tersebut akan menurun. Hasil penelitian Pendapatan perkapita ini meliputi semua ini didukung Toru (2012) menyatakan bahwa barang dan jasa yang dihasilkan dalam wilayah tarif penerbangan berpengaruh signifikan negatif suatu negara termasuk yang dihasilkan oleh terhadap jumlah penerbangan. Logikanya adalah PMA (Penanaman Modal Asing). Pendapatan tarif penerbangan yang tinggi akan menurunkan perkapita dapat dibagi atas dua ukuran yaitu minat penumpang untuk menggunakan jasa nominal GDP dan real GDP. Nominal GDP adalah penerbangan, karena biayanya yang mahal. Perubahan GDP yang dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada masing-masing tahun H1 : Tarif penerbangan berpengaruh negatif perhitungan GDP yang bersangkutan. Real GDP terhadap jumlah penumpang adalah GDP yang dihitung dengan menggunakan harga konstan yang ditentukan pada tahun 2.6.2. Pengaruh Jumlah Penerbangan tertentu. Tahun dimana harga-harga barang dan terhadap Jumlah Penumpang jasa dijadikan patokan atau dasar untuk Castelli et al., (2012) mengungkapkan melakukan perhitungan ini disebut Tahun Dasar. bahwa jumlah penerbangan akan diukur dengan Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya menggunakan banyak jadwal penerbangan untuk dipahami sebagai laju atau tingkat pertumbuhan lebih menyatakan kegiatan pemasaran. Castelli real GDP (Fatah et al., 2009). et al., (2012) menyatakan bahwa jumlah penerbangan dapat diukur dengan adanya Pengaruh antar Variabel peningkatan volume penerbangan, pertumbuhan 2.6.1. Pengaruh Tarif Penerbangan terhadap pelanggan dan keuntungan perusahaan. Jumlah Jumlah Penumpang penerbangan merupakan hasil yang dicapai oleh Konsumen cenderung untuk membeli perusahaan dimana sebelumnya produk yang pada tarif yang relatif lebih murah. Umumnya dijual tersebut sukses atau tidak dipasaran. mereka tidak memperhatikan kelebihan- Jumlah penerbangan (FREQ) adalah kelebihan dari produk, tetapi hanya mencari total banyaknya jadwal penerbangan yang tarif yang mempunyai perbedaan yang tinggi. dilakukan maskapai pesawat setiap tahunnya. Sampai saat ini, kebanyakan konsumen yang Semakin banyak jumlah penerbangan memiliki pendapatan yang lebih rendah adalah memungkinkan jumlah penumpang (PAX) yang konsumen yang memperhatikan price dalam diangkut akan meningkat jumlah mengambil keputusan. Untuk itu umunya mereka penumpangnya. Hasil penelitian ini didukung akan berusaha mencari informasi tentang tarif penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Castelli dan proses seleksi yang tinggi (Shibin et al., et al., (2012) menyatakan bahwa jumlah 2007). penerbangan mempunyai pengaruh signifikan Tarif penerbangan adalah biaya yang terhadap jumlah penumpang. Diduga ke dua harus ditanggung oleh penumpang dalam variabel ini memiliki hubungan yang positif, menggunakan layanan penerbangan. Hubungan sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 59 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

H2 : Jumlah penerbangan berpengaruh positif penelitian Toru (2012) menunjukkan bahwa tarif terhadap jumlah penumpang penumpang yang tinggi menurunkan jumlah penumpang, hasil penelitian yang sama juga 2.6.3. Pengaruh Pendapatan per Kapita ditemukan pada variabel jumlah penerbangan terhadap Jumlah Penumpang yang semakin banyak maka jumlah penumpang Laju pertumbuhan ekonomi adalah menurun. suatu proses kenaikan output perkapita jangka Castelli et al., (2012) meneliti panjang. Penekanan pada proses karena preferensi penumpang transportasi udara. Hasil mengandung unsur dinamis, perubahan dan penelitian menunjukkan bahwa jumlah perkembangan. Oleh karena itu pemakaian penerbangan berpengaruh negatif terhadap indikator pertumbuhan ekonomi akan dilihat tingkat penjualan walaupun penumpang dalam kurun waktu tertentu. Misalnya Pelita ditawarkan atribut pelayanan lainnya seperti: atau periode tertentu tapi dapat pula secara meals, inflight entertainment, booking channel tahun. Salah satu pendekatan yang dapat dan booking flexibility. Preferensi terhadap digunakan untuk menghitung pendapatan jumlah penerbangan ini sangat mempengaruhi masyarakat suatu negara, adalah dengan keinginan masyarakat untuk menggunakan menghitung PDB (Pendapatan Domestik Bruto). transportasi udara. PDB adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan Fatah et al., (2012) menyatakan bahwa oleh seluruh masyarakat suatu negara (termasuk pendapatan perkapita mempunyai peranan yang warga negara asing) (Fatah et al., 2009). besar dalam meningkatkan jumlah penumpang. Pendapatan per kapita penduduk (INC) Hasil penelitian Fatah et al., (2012) menunjukkan adalah jumlah total produksi bruto suatu negara bahwa pendapatan perkapita yang tinggi tiap tahun dibagi dengan jumlah penduduk. meningkatkan jumlah penumpang. Jumlah Apabila terjadi peningkatan pada pendapatan penerbangan sebagai faktor produksi atau per kapita, maka jumlah penumpang (PAX) kapasitas terpasang dan pendapatan per kapita kemungkinan juga akan meningkat karena daya juga sangat mempengaruhi jumlah penumpang beli dari penumpang semakin besar. Fatah et secara positif. Pengaruh positif ini terjadi al., (2009) menunjukkan bahwa pendapatan per terutama pada pasar industri penerbangan yang kapita mempunyai pengaruh signifikan positif masih dalam tahap pertumbuhan seperti yang terhadap jumlah penumpang. Diduga ke dua sedang dialami saat ini di Indonesia, Cina, India variabel ini memiliki hubungan yang positif, dan Rusia. sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut: Li dan Serguei, (2012) menunjukkan bahwa tarif penerbangan mempengaruhi jumlah H3 : Pendapatan per kapita berpengaruh positif penumpang, dimana fakta yang memperlihatkan terhadap penumpang pesawat mengapa low cost carrier dapat berkembang dengan cepat dalam merebut pasar dari moda transportasi lainnya sehingga pada akhirnya 2.7. Penelitian Terdahulu mengakibatkan pertumbuhan penumpang Toru (2012) menyatakan bahwa Tarif industri penerbangan yang signifikan. penumpang dan jumlah penerbangan Penelitian terdahulu yang mendukung mempunyai peranan yang besar dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada Tabel 2.1 meningkatkan jumlah penumpang. Hasil sebagai berikut:

60 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu

2.8. Kerangka Pemikiran Teoritis beli masyarakat. Transportasi pesawat yang Jumlah penumpang pesawat diprediksi dahulu dipandang mahal dan susah terjangkau, akan terus bertambah cukup signifikan seiring akan menjadi pilihan yang rasional seiring naiknya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. kemampuan daya beli masyarakat. Beberapa Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan penelitian terdahulu telah mencoba meneliti meningkatkan pendapatan per kapita pengaruh pendapatan per kapita, tarif yang masyarakat, dimana pendapatan per kapita harus dibayar dan jumlah ketersediaan sarana tersebut pada akhirnya akan meningkatkan daya terhadap jumlah konsumsi masyarakat.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 61 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Teoritis

2.9. Perumusan Hipotesis digunakan dalam pengambilan sampel dalam Berdasarkan telaah pustaka, maka penelitian ini adalah purposive sampling. hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan Pengumpulan data menggunakan data pooling. sebagai berikut: Data dianalisis dengan menggunakan regresi H1 : Terdapat hubungan yang negatif antara dalam program SPSS. tarif penerbangan dengan jumlah penumpang pesawat. IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN H2 : Terdapat hubungan yang positif antara 4.1. Analisis Regresi dan Pengujian jumlah penerbangan dengan jumlah Hipotesis penumpang pesawat. 4.1.1. Pengujian Secara Serentak (Overall) H3 : Terdapat hubungan positif antara Hasil pengujian uji F yang menguji pendapatan per kapita dengan jumlah model yang memiliki estimasi F sebesar 3,963 penumpang pesawat. dengan signifikansi 0,010. Hal ini mengindikasikan bahwa ada pengaruh secara III. METODE PENELITIAN simultan variabel independen terhadap jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah penumpang atau bisa dikatakan model layak data penerbangan dari 2002-2011. Teknik yang untuk diteliti (goodness of fit).

62 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Tabel 4.1 Hasil Uji F

4.1.2. Koefisien Determinasi mengindikasikan bahwa 30,8% jumlah Koefisien determinasi merupakan penumpang dapat dijelaskan oleh tarif penunjuk mengenai besarnya pengaruh variabel penerbangan, jumlah penerbangan, dan bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai pendapatan per kapita sedangkan selebihnya koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai 69,2% jumlah penumpang dipengaruhi oleh adjusted R2. Hasil penelitian ini memberikan variabel lainnya yang tidak termasuk dalam hasil nilai adjusted R2 sebesar 0,308. Hal ini model ini. Tabel 4.2 Koefisien Determinasi

4.1.3. Analisis Regresi terhadap jumlah penumpang dengan Berdasarkan perhitungan regresi menggunakan program SPSS dalam proses berganda antara tarif penerbangan, jumlah perhitungannya dapat diperoleh hasil sebagai penerbangan, dan pendapatan per kapita, berikut: Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 63 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Hasil tersebut dapat disajikan dalam sebesar 2,302 dan dengan signifikansi persamaan regresi linier bentuk standardized sebesar 0,023. Nilai signifikansi t = sebagai berikut : 0,023 < 0,05, menandakan bahwa LnPAX = 0,436 LnFREQ - 0,013 LnFARE + jumlah penerbangan mempunyai 0,443 LnINC pengaruh positif terhadap jumlah Persamaan regressi menggunakan nilai penumpang. Dengan demikian dapat beta standardized karena variabel dalam disimpulkan bahwa H2 diterima . penelitian ini memiliki satuan yang tidak sama sehingga nilainya perlu distandarisasikan dulu. 3. Uji Hipotesis pengaruh perubahan Hasil persamaan regresi berganda tersebut Pendapatan per Kapita terhadap diatas menunjukkan bahwa Perubahan FREQ perubahan Jumlah Penumpang naik 1 % maka Perubahan PAX naik 0,436 % , Hasil perhitungan yang diperoleh dari Perubahan FARE naik 1 % maka perubahan t hitung variabel pendapatan per kapita PAX turun 0,013 % , Perubahan INC naik 1 % terhadap jumlah penumpang adalah maka perubahan PAX naik 0,443% , koefisien sebesar 2,486 dan dengan signifikansi variabel pendapatan per kapita bertanda positif. sebesar 0,020. Nilai signifikansi t = Hal memberikan arti bahwa pendapatan per 0,020 < 0,05, menandakan bahwa kapita yang meningkat, maka jumlah penumpang pendapatan per kapita mempunyai akan semakin meningkat. pengaruh terhadap jumlah penumpang. Namun demikian untuk menguji Dengan demikian dapat disimpulkan kemaknaan pengaruh dari masing-masing bahwa H3 diterima. variable bebas tersebut dapat diuji sebagai berikut : 4.2.Pembahasan 1. Uji Hipotesis pengaruh perubahan Tarif Variable Tarif penerbangan adalah biaya Penerbangan terhadap perubahan yang harus ditanggung oleh penumpang dalam Jumlah Penumpang menggunakan layanan penerbangan. Konsumen Hasil perhitungan yang diperoleh dari cenderung untuk membeli pada tarif yang relatif t hitung variabel tarif penerbangan lebih murah. Umumnya mereka tidak terhadap jumlah penumpang adalah memperhatikan kelebihan-kelebihan dari produk, sebesar -0,045 dan dengan signifikansi tetapi hanya mencari tarif yang mempunyai sebesar 0,964. Nilai signifikansi t = perbedaan yang tinggi. Sampai saat ini, -0,045 lebih besar 0,05, menandakan kebanyakan konsumen yang memiliki bahwa tarif penerbangan tidak pendapatan yang lebih rendah adalah konsumen mempunyai pengaruh terhadap jumlah yang memperhatikan price dalam mengambil penumpang. Dengan demikian dapat keputusan.. disimpulkan bahwa H1 ditolak. Perbedaan harga antar individu (cross- 2. Uji Hipotesis pengaruh prubahan individual price differences) akibat adanya seat Jumlah Penerbangan terhadap inventory control akan berpengaruh pada perubahan Jumlah Penumpang kepuasan konsumen. Perbedaan harga yang Hasil perhitungan yang diperoleh dari (tidak) disukai akan mengakibatkan ke-(tidak)- t hitung variabel jumlah penerbangan puasan konsumen.Maksudnya secara statistik terhadap jumlah penumpang adalah terbukti bahwa unfavorable price difference akan

64 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG mengakibatkan ketidakpuasan penumpang dan pertumbuhan pelanggan dan keuntungan terbukti pula favorable price difference akan perusahaan. Jumlah penerbangan merupakan mengakibatkan kepuasan penumpang. hasil yang dicapai oleh perusahaan dimana Ketika penumpang mengetahui bahwa sebelumnya produk yang dijual tersebut sukses penumpang lain mendapatkan tiket dengan harga atau tidak dipasaran. yang lebih murah daripada tiket yang Ia Penumpang yang mengalami penundaan dapatkan, maka kepuasannya akan tercederai waktu naik pesawat (denied boarding) karena merasa bahwa value yang Ia dapatkan mengalami efek negarif terhadap kepuasannya lebih kecil daripada yang didapatkan oleh walau telah diterapkan service recovery. penumpang lain. Sebaliknya ketika penumpang Maksudnya secara statistik terbukti mengetahui bahwa penumpang lain bahwa penumpang yang mengalami denied mendapatkan tiket dengan harga yang lebih boarding akan mengalami kepuasan yang negatif mahal daripada tiket yang Ia dapatkan, maka (walau telah diterapkan service recovery). kepuasannya juga akan meningkat. Perbedaan Penumpang yang mengalami denied boarding harga antar individu yang tidak disukai akan mengalami kekecewaan (ketidakpuasan) (unfavorable) akan menghasilkan respon walaupun airline memberikan kompensasi kepuasan yang lebih nyata dibandingkan kepada penumpang untuk memenuhi kewajiban perbedaan harga yang disukai (favorable).. perundang-undangan sekaligus sebagai service Respon kepuasan akibat tidak adanya recovery . perbedaan harga antar individu tidak sama untuk Variable Pendapatan perkapita mengukur setiap kelas pemesanan (booking class). semua pendapatan atas barang dan jasa yang Variable Jumlah penumpang merupakan bersifat final, yaitu seluruh nilai produksi barang keseluruhan pelanggan yang menggunakan jasa dan jasa dalam perekonomian dalam jangka perusahaan tentang kegunaan suatu produk waktu tertentu yang dihasilkan dalam batas yang berdasar pada persepsi tentang apa yang wilayah negara tertentu (Fatah et al., 2009). diterima dan apa yang diberikan (Zeithami, Pendapatan per kapita penduduk (INC) adalah 1987). bahwa jumlah penerbangan akan diukur jumlah total produksi bruto suatu negara tiap dengan menggunakan banyak jadwal tahun dibagi dengan jumlah pendu.duk. Apabila penerbangan untuk lebih menyatakan kegiatan terjadi peningkatan pada pendapatan per kapita, pemasaran. Castelli et al., (2012) menyatakan maka jumlah penumpang (PAX) kemungkinan bahwa jumlah penerbangan dapat diukur dengan juga akan meningkat karena daya beli dari adanya peningkatan volume penerbangan, penumpang semakin besar.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 65 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

DAFTAR PUSTAKA

Case, Karl E. & Fair, Ray C. (2007) Principles of Economics, Prentice Hall Delft University of Technology The Netherlands. (2012) Air Transport and Operations Proceedings of The Third International Air Transport and Operations Symposium, IOS Press BV. Netherlands. Forecasts, Journal compilation, Decision Sciences Volume 38 Number 2, p309-327 Gujarati, Damodar N dan Porter, Dawn C. (2010) Essentials of Econometrics, McGraw Hill International Indonesia strategi for open sky kemitraan Indonesia dengan Australia, 2012, L.Castelli et al. (2012) The Impact of Airlines’ Collaboration in Air Traffic Flow Management, IOS Press BV Amsterdam, Netherlands Li Jun & Netessine Serguei, Partnering with Competitors - Effects of Alliances on Airline Entry and Capacity Decisions Mukhopadhyay Somnath, et all (2007), Improving Revenue Management Decision Making for Airlines by Evaluating Analyst-Adjusted Passenger Demand Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 26 tahun 2010 Nachrowi, D. Nachrowi dan Usman, Hardius (2006) Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Pindyck , Robert S. & Rubenfeld, Daniel L. (2005) Microeconomics, Prentice Hall Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Udara Statistik dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Aungkutan Udara dari berbagai tahun Toru (2012) Managing the Future Suply Chain: Current Concepts and Solutions for Reliability and Robustness. Josef Eul Verlag GmbH, Lohmar – Koln. Netherlands. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Wiranta, Sukarna. (2009) Dampak perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi nasional: kasus kawasan perdagangan bebas ASEAN (AFTA) dan segitiga pertumbuhan (IMT-GT, IMS-GT, dan BIMP-EAGA). Jakarta, Indonesia

66 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013