Program Studi Magister Hukum Program Pascasarjana Universitas Medan Area M E D a N 2 0 1 9

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Program Studi Magister Hukum Program Pascasarjana Universitas Medan Area M E D a N 2 0 1 9 ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN TERA ULANG TIMBANGAN PELAKU USAHA PADA PASAR TRADISIONAL PASAR BARU STABAT DI KABUPATEN LANGKAT TESIS O L E H: SRI RIAHNA MAHDHALINA GINTING NPM: 171803024 PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MEDAN AREA M E D A N 2 0 1 9 UNIVERSITAS MEDAN AREA UNIVERSITAS MEDAN AREA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM HALAMAN PBRSETUJUAN Judul Analisis Hukum Pelaksanaan Tera Ulang Timbangan Pelaku Usahe pada Pasar Tredisional Peser Baru Stabat di Kabupaten Langkat Nama Sri Riahna Mahdhalina Ginting NPM 171803024 Ndenyetujui Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Su otronx Siregar., SH., M.Hum Ketua Program Studi Magister Hukum Direktur ': SH., M.Hum Astuti Kuswardani, MS UNIVERSITAS MEDAN AREA PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akdemik yang saya peroleh dan sangsi-sangsi lainnya dengan peraturan yang berlaku, apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiat tesis ini. Medan, Juli 20T9 Yang menyatakan, hdhalina Ginting UNIVERSITAS MEDAN AREA LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sri Riahna Mahdhalina Ginting NPM : 171803024 Program Studi : Magister Ilmu Hukum Judul : Analisis Hukum Pelaksanaan Tera Ulang Timbangan Pelaku Usaha Pada Pasar Tradisional Pasar Baru Stabat Di Kabupaten Langkat Dengan ini menyatakan: 1. Bahwa tesis adalah hasil karya saya sendiri dan didalam tesis ini tidak ada terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam perguruan tinggin atau lembaga pendidikan manapun. Apabila terbukti dikemudian hari tesis yang saya buat adalah jiplakan maka segala akibat hukum yang timbul akan menjadi tanggung jawab saya. 2. Tidak berkeberatan untuk dipublikasikan oleh Universitas Medan Area dengan sarana apapun baik seluruhnya ataupun sebagian, untuk demi kepentingan akademik atau karya ilmiah. Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Medan, 15 April 2019 Sri Riahna Mahdhalina Ginting NPM: 171803024 UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRAK ANALISIS HUKUM PELAKSANAAN TERA ULANG TIMBANGAN PELAKU USAHA PADA PASAR TRADISIONAL PASAR BARU STABAT DI KABUPATEN LANGKAT Oleh: SRI RIAHNA MAHDHALINA GINTING NPM: 171803024 Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya harus ditera ulang sebagai alat kontrol secara periodik untuk mengetahui apakah alat tersebut masih layak pakai. Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya yang tidak ditera mengakibatkan tidak adanya jaminan kebenaran hasil pengukuran. Kesalahan hasil pengukuran atau penimbangan tidak hanya akan merugikan konsumen melainkan juga akan merugikan pelaku usaha. Upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi konsumen salah satunya dengan adanya jaminan kebenaran pengukuran serta adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran. Penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis perlindungan konsumen dalam kaitannya dengan kewajiban tera ulang timbangan di Kabupaten Langkat, untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tera ulang timbangan pada unit Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Langkat dan untuk mengkaji dan menganalisis kendala dan upaya penanggulangan dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen pada Unit Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Langkat. Perlindungan konsumen dalam kaitannya dengan kewajiban tera ulang timbangan di Kabupaten Langkat melalui instrumen metrologi legal ditentukan oleh faktor-faktor penegakan hukum, yaitu faktor norma hukum, aparatur penegak hukum, sarana dan prasarana, serta faktor masyarakat dan budaya hukum. Masih terdapat hambatan penegakan hukum pada faktor-faktor tersebut. Untuk faktor norma hukum, permasalahan yang paling utama adalah keterbatasan norma dalam UU Metrologi Legal, yaitu sanksi, kewenangan urusan metrologi legal serta belum diaturnya metrologi teknis yang diperlukan di masyarakat. Pelaksanaan tera ulang terhadap para pedagang yang menggunakan timbangan dilaksanakan enam bulan sekali. Hal ini karena masih sedikitnya pasar yang ada dikabupaten langkat yang diterapkan sistem pelaksanaan tera dan tera ulang. Pelaksanaan tera dan tera ulang guna untuk menghindari kecurangan yang dilakukan oleh para pedagang dan memberikan perlindungan terhadap konsumen. Kendala perlindungan konsumen pada Unit Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Langkat dikarenakan pengawasan terhadap penyelenggaraan metrologi legal masih lemah, sehingga praktek kecurangan yang dilakukan oleh pengusaha berjalan tanpa kontrol, khususnya dalam pengawasan metrologi legal, praktek “kecurangan” atau ketidaksesuian ukuran terhadap konsumen, sehingga konsumen tidak mendapatkan hak sesuai dengan kewajiban yang telah mereka lakukan. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan teknis tera dan tera ulang, melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan, serta melakukan sosialisasi terhadap pedagang dan masyarakat tentang kegiatan pelaksanaannya. Kata Kunci: Tera Ulang Timbangan, Pelaku Usaha, Pasar Tradisional UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRACT LEGAL ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF THE BUSINESS ACTIVITIES OF THE TRADITIONAL PASAR BARU STABAT MARKET IN THE STEP DISTRICT By: SRI RIAHNA MAHDHALINA GINTING NPM: 171803024 Measuring, Measuring, Weighing, and Equipment must be reconsidered as a control device periodically to find out whether the device is still suitable for use. Measuring, Measuring, Weighing, and Equipment that is not tackled results in no guarantee of the accuracy of the measurement results. Errors resulting from measurement or weighing will not only harm the consumer but will also harm the business actor. One of the efforts that can be done to protect consumers is by guaranteeing the correctness of measurement and the existence of legal order and certainty in the use of units of measurement. This research is to study and analyze consumer protection in relation to the obligation to reconsider scales in Langkat Regency, to review and analyze the implementation of scales in the Langkat District Metrology Unit and to review and analyze internal control constraints and efforts. its relation to consumer protection at the Langkat District Metrology Unit (Disperindag). Consumer protection in relation to the obligation to reconsider scales in Langkat Regency through legal metrology instruments is determined by law enforcement factors, namely factors of legal norms, law enforcement apparatus, facilities and infrastructure, as well as community factors and legal culture. There are still obstacles to law enforcement on these factors. For legal norms, the most important problem is the limitations of the norms in the Legal Metrology Law, namely sanctions, the authority to deal with legal metrology and the lack of regulation of the technical metrology needed in the community. The repeated implementation of the traders using the scales was carried out every six months. This is because there are still few markets in the regency that have been implemented by the tera and tera reuse system. Tera and tera repeated implementation to avoid fraud committed by traders and provide protection to consumers. Consumer protection constraints at the Langkat District Metrology Unit (Disperindag) are due to the weak supervision of the administration of legal metrology, so that fraudulent practices carried out by employers run without control, especially in the supervision of legal metrology, practice of "fraud" or size mismatches to consumers , so that consumers do not get the rights according to the obligations they have done. Mitigation efforts that can be done is to improve Human Resources in the technical implementation of tera and tera, completing the necessary facilities and infrastructure, as well as socializing the traders and the community about their implementation activities. Keywords: Scales Repeat, Business Executors, Traditional Markets UNIVERSITAS MEDAN AREA KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan dan menguasai langit dan bumi dengan sempurna, dan hanya kepada NYA jualah hamba menyerahkan diri, serta atas rahmat dan karunia NYA yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tesis dengan judul “Analisis Hukum Pelaksanaan Tera Ulang Timbangan Pelaku Usaha Pada Pasar Tradisional Pasar Baru Stabat Di Kabupaten Langkat”. Pembuatan tesis ini adalah sebagai suatu persyaratan untuk kelak memperoleh gelar sarjana magister ilmu Hukum pada Program Magister Hukum Pasca Sarjana Universitas Medan Area. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, hal ini mengingat keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk dapat menyempurnakan tesis ini. Selanjutnya Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah berjasa membantu dan memotivasi penulis untuk penyelesaian penelitian tesis ini, terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramda, M.Eng, M.Sc selaku Rektor Universitas Medan Area; 2. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Retna Astuti K., MS. selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Medan Area 3. Ibu
Recommended publications
  • Implementation of Tax Ownership to Taxpayers with the Principles of Justice
    Implementation of Tax Ownership to Taxpayers with the Principles of Justice Steffi Yellow, Ahmad Feri Tanjung, Marolop Butar-butar, Kartina Pakpahan, Elvira Fitriyani Pakpahan Magister of Laws, Universitas Prima Indonesia, Jl. Sekip simpang Sikambing, Medan, Indonesia Keywords: Tax hostage, taxpayers, justice. Abstract: Hostage-taking was an act of confiscation of the body against a taxpayer who does not carry out his obligations. It was necessary to pay attention to the regulation and the impact of the pressure that will arise from the hostage taking. Data collection techniques in the form of literature and interviews with government officials at the Directorate General of Taxes, KPP Pratama Binjai area. The data were analyzed qualitatively. Regulations for taking tax hostage against taxpayers with the principle of justice were regulated based on Law Number 19 of 2000. The mechanism for implementing tax hostage against taxpayers with the principle of justice at Binjai Pratama Tax Office was in accordance with existing regulations. KPP Pratama Binjai has provided leeway for tax bearers and passes the change of year. Efforts to increase compliance and awareness of taxpayers in carrying out tax obligations in the Binjai Pratama KPP area was to educate taxpayers at the time of administration, made NPWP. 1 INTRODUCTION are also used as a source of monetary and investment policies which have an impact on increasing In line with the increasingly active development economic growth, so that people's welfare was carried out, the greater the budget for financing state getting better. expenditures. For this reason, the government Based on the aforementioned provisions of requires a large enough fund to finance development Article 23 A, there are 2 (two) main elements activities that take place continuously and contained in taxes and other levies that are sustainably.
    [Show full text]
  • Strategi Pengembangan Wilayah Dalam Kaitannya Dengan Disparitas Pembangunan Antar Kecamatan Di Kabupaten Langkat
    STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM KAITANNYA DENGAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LANGKAT TESIS Oleh ROULI MARIA MANALU 127003018/PWD SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM KAITANNYA DENGAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LANGKAT TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh ROULI MARIA MANALU 127003018/PWD SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM KAITANNYA DENGAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LANGKAT Nama Mahasiswa : ROULI MARIA MANALU NIM : 127003018 Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Menyetujui, Komisi Pembimbing Dr. Rujiman, MA Dr. Irsyad Lubis M.Sos, Sc Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur, Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE Prof. Dr. Erman Munir, M. Sc Tanggal Lulus: 9 Mei 2015 Telah diuji UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada tanggal: 9 Mei 2015 PANITIA PENGUJI TESIS: Ketua : Dr. Rujiman, MA Anggota : 1. Dr. Irsyad Lubis, M.Sos, Sc 2. Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE 3. Kasyful Mahalli, SE, M.Si 4. Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si PERNYATAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM KAITANNYA DENGAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LANGKAT TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain , kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
    [Show full text]
  • TOURISM MAP Gunung Leuser National Park Tropical Rainforest
    Experience an Environmental and Cultural Paradise Rafting Throughout the Year Gunung Leuser National Park Global Status Biodiversity in the Park Local Culture and Living While You are in the Park of Gunung Leuser National Park World Heritage Sites are places of such outstanding cultural and natural significance that they In GLNP, there are 86 mounts and 364 rivers flowing out from the park, providing transcend national boundaries and are of importance for present and future generations of various habitats, ecosystems, and landscapes which are suitable for residence and migratory Local Events: While You are in the Park humanity. By 2010 there are 7 World Heritage Sites in Indonesia: Tropical Rainforest Heritage of wildlife. From seashore, swamp, rivers, lakes, caves, lowland, meadows/sub-alpine (blang), and Sumatra, Ujung Kulon National Park (Java), Komodo National Park (Nusa Tenggara), Lorentz highland make GLNP become One Stop Natural Adventure journey for man and woman, young Traditional horse racing is a local ritual after harvesting moment in Blangkejeren since 1912. As harbor of rich ecosystem and biological diversity, from Sumatran Orangutan to National Park (Papua), the temples of Prambanan and Borobudur, and the Sangiran Early Man and old people, students or researchers, foreign and domestic visitor, for serious and relax. Why? Nine to eleven year-old boys ride without shoes, appropriate wears or saddle for horse racing as Sumatran Elephant, from the world’s largest flower to the tallest flower, or birds, reptiles, site in Central Java. World Heritage Sites are nominated by national governments and inscribed Because GLNP gives you biodiversity, cultural diversity, habitat diversity, and landscape diversity.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • The Response and Pattern of Community Management for the Variety of Poverty Alleviation Assistance in the Fishermen's Village, Across Belawan
    Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Volume I, No 3, October 2018, Page: 171-182 e-ISSN: 2615-3076(Online), p-ISSN: 2615-1715(Print) www.birci-journal.com emails; [email protected] [email protected] The Response and Pattern of Community Management for the Variety of Poverty Alleviation Assistance in the Fishermen's Village, across Belawan Bakhrul Khair Amal Lecturer in Social Science Faculty, State University of Medan (UNIMED), Indonesia Email: [email protected] Abstract: The method of social phenomenology is seen as appropriate to describe the dimensions of poverty so that reality will be found in the "Poor Village" of the Village of Fishermen across the country. The intersection between Marxist thinking, Chambers and the phenomenological method lies in the unit of analysis. The unit of analysis in the phenomenology method lies in the subjectivity that leads to things that appear around, so that the facts presented are facts in accordance with what is felt by the subject under study. If it is associated with Marxist perspectives that talk a lot about class, which in other words there are actors or actors in the class. The state provides assistance to poor families as a solution to poverty alleviation, but in reality the assistance provided by the State preserves poverty. Keyword: village; poor village; maxist I. Introduction Politics and economics are not the only catalyst chains for poverty. In terms of socio- economic, poverty profile is also a product of the filtering effect of social coating and access structure in a society, which hinders the opportunities of the poor in obtaining various services and fruits of development.
    [Show full text]
  • GEMEENTE BINJAI (1917-1942) Skripsi Sarjana Dikerjakan O L E H NAMA : MELISA NIM : 150706041 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTA
    GEMEENTE BINJAI (1917-1942) Skripsi Sarjana Dikerjakan O L E H NAMA : MELISA NIM : 150706041 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan banyak nikmat, serta hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga dapat menyelesaikan seluruh proses dan penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis haturkan Sholawat berangkaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW, kiranya semoga mendapatkan syafaat-Nya di hari kemudian kelak. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini penulis mengkaji tentang Sejarah Kota Binjai dengan judul Gemeente Binjai (1917-1942). Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali terdapat kekurangan di dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi ini nantinya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan khasanah pengetahuan yang bermanfaat. Medan, Januari 2020 Penulis Melisa 150706041 i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UCAPAN TERIMA KASIH Penulisan skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan, semangat dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah berkontribusi bagi penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Budi Agustono, MS., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, serta kepada para Wakil Dekan beserta Staf Pegawai Fakultas Ilmu Budaya USU. 2. Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya USU.
    [Show full text]
  • The Weakness of Civic Education Teacher's
    British Journal of Education Vol.5, No.10, pp. 51-61, September 2017 ___Published by European Centre for Research Training and Development UK (www.eajournals.org) THE WEAKNESS OF CIVIC EDUCATION TEACHER’S COMPETENCY IN CURRICULUM AT SENIOR HIGH SCHOOL, STABAT, MEDAN, INDONESIA Irfan Dahnial1, Deny Setiawan2 and Daulat Saragi2 1Master Student at State University of Medan (Unimed), Medan, Indonesia 2Lecturer at State University of Medan (Unimed), Medan, Indonesia ABSTRACT: Curriculum 2013 is developed as comprehensive, integrative, dynamic, accommodations, and anticipation toward various obstacles in the future. Curriculum is designed based on culture and nation characteristic, civilization and competency. The teacher’s competency is as tool functioning to give the best service, so the students feel great in learning process. The teacher competency is devided into four kinds and has many difference according the experts but it has the same core. the low of teacher’s social competency because some teachers have no competency social indicator with good and the best criteria. on indicator 1 (acting objective and not discriminative because the consideration of gender, religion, ethnic, economic social status, and family background) 43, 75 % teacher is not bad and 37, 5 % teacher is not good. On indicator 2 (communicating effectively with students, colleagues, student’s parent and society) 25% teacher is not bad and 12.5% is not good. On indicator 3 (communicating with self profession community and other profession orally and in written or the other form) 31.25% teacher is not bad and 18.75% teacher is not good. KEYWORDS: Weakness; Civic Education; Teacher’s Competency; Curriculum INTRODUCTION The change school-based curriculum to curriculum 2013 is implemented by decreasing academic subject in elementary school and senior high school level.
    [Show full text]
  • Profil Kabupaten Langkat
    @TA.2016 Bab 2 Profil Kabupaten Langkat 2.1. Wilayah Administrasi 2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administratif Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 6.263,29 km² atau 626.329 Ha, sekitar 8,74% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Langkat terbagi dalam 3 Wilayah Pembangunan (WP) yaitu ; Langkat Hulu seluas 211.029 ha., wilayah ini meliputi Kecamatan Bahorok, Kutambaru, Salapian, Sirapit, Kuala, Sei Bingai, Selesai dan Binjai. Langkat Hilir seluas 250.761 ha. wilayah ini meliputi Kecamatan Stabat, Wampu, Secanggang, Hinai, Batang Serangan, Sawit Seberang, Padang Tualang dan Tanjung Pura. Teluk Aru seluas 164.539 ha. wilayah ini meliputi Kecamatan Gebang, Babalan, Sei Lepan, Brandan Barat, Pangkalan Susu, Besitang dan Pematang Jaya. Secara administratif, Kabupaten Langkat terdiri atas 23 wilayah kecamatan, 240 desa, dan 37 kelurahan. Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Kecamatan Batang Serangan (93,490 ha), dan yang paling sempit adalah Kecamatan Binjai (4,955 ha). Kecamatan dengan Desa terbanyak adalah Kecamatan Bahorok dan Kecamatan Tanjung Pura (19 desa/kelurahan) sedangkan kecamatan dengan desa/kelurahan paling sedikit adalah Kecamatan Sawit Seberang, Brandan Barat dan Binjai (7 Desa/Kelurahan). II-1 | P a g e Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat @TA.2016 Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah. Banyaknya Luas No. Kecamatan Ibu Kecamatan Desa Kelurahan Km² % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Bahorok Pkn Bahorok 18 1 1.101,83 17,59 2 Sirapit Sidorejo 10 0 98,5 1,57 3 Salapian Minta Kasih 16 1 221,73 3,54 4 Kutambaru Kutambaru 8 0 234,84 3,78 5 Sei Bingei Namu Ukur Sltn 15 1 333,17 5,32 6 Kuala Pkn Kuala 14 2 206,23 3,29 7 Selesai Pkn Selesai 13 1 167,73 2,68 8 Binjai Kwala Begumit 6 1 42,05 0.67 9.
    [Show full text]
  • Analysis of the Implementation Efficiency of Government Regulation Number 46 of 2013 on the Growth of Taxpayers and Its Contribution in the Tax Revenue
    The International Journal of Business Management and Technology, Volume 3 Issue 5 September – October 2019 ISSN: 2581-3889 Research Article Open Access Analysis of The Implementation Efficiency of Government Regulation Number 46 of 2013 on The Growth of Taxpayers and Its Contribution in The Tax Revenue Junawan Departemen of Accounting, Faculty of Social Science, University of Pembangunan Panca Budi 4.5th Jend. Gatot Subroto Street, Medan, North Sumatera, Indonesia 20122 Abstract: The objective of the research was to determine whether the implementation of Government Regulation No. 46 of 2013 (PP 46 of 2013) improves the efficiency of fulfilling tax obligations for taxpayers, and provides an increase in the growth of the number of taxpayers so that it will provide an increase in tax revenue contribution to Binjai Tax Office (KPP Pratama Binjai). The sampling technique used in this study uses the census method with the criteria of using the total number of individual and corporate taxpayers with omzet less than or equal to 4.8 billion a year registered at the KPP Binjai Pratama Tax Service Office totaling 1,256 taxpayers. The analytical method uses quantitative descriptive analysis with a Comparative approach, and the hypothesis test used is the Paired Sample T-test. The result of the research show that the application of PP 46 of 2013 provides an increase in the efficiency of fulfilling tax obligations for taxpayers than before the enactment of this government regulation, and increases the growth of the number of taxpayers, so that the contribution of tax revenue increases in Binjai Primary Tax Office compared to before the implementation of PP 46 of 2013.
    [Show full text]
  • Applying the Principle of the Best Interests of the Child: a Lesson Learned from Establishing Diversion and Restorative Justice Task Force in North Sumatera Province
    Applying the Principle of the Best Interests of the Child: A Lesson Learned from Establishing Diversion and Restorative Justice Task Force in North Sumatera Province Rosmalinda1, N N Sirait2, Suhaidi3, E Ikhsan4 Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia [email protected] ABSTRACT Article 3 Paragraph 1 of convention on the rights of the child (CRC) states that this principle should become the primary consideration of the judiciary in taking action concerning the rights of Anak yang Berkonflik dengan Hukum/AKH (the children in conflict with the law). This paper was based on an evaluation research conducted by using a normative and field study. Two diversion and restorative justice task forces in Medan and Deli Serdang Regency were involved in an in-depth interview and a focus group discussion. As a result, the study concludes that; (a) the presence of diversion and restorative justice task forces is important in applying the best interests of the child principle including for AKH; (b) the two task forces use Sistem Pidana Perlindungan Anak/SPPA (juvenile justice system) as a reference in conducting diversion and restorative justice to implement the principle of the best interests of the child for AKH. As a recommendation, the task force team needs to enhance their capacity and coordination in conducting diversion and restorative justice to afford the best interests of the child especially the AKH. Keywords: AKH, Justice, Child 1. INTRODUCTION The principle of the best interests of the child is a fundamental principle of the basic child rights. It is mentioned in Article 3 of the Convention on the Rights of the Child (CRC) [1].
    [Show full text]
  • Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tebu Rakyat Intensifikasi Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat
    SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT OLEH SAVIRA CLAUDIA 150501129 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tebu di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Luas Lahan (X1), Modal (X2), Tenaga Kerja (X3) terhadap Produksi Tebu (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif adalah data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian lalu dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan lalu di interpretasikan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dengan jumlah sampel sebesar 50 responden. Metode analisis data dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel luas lahan berpengaruh positif sigifikan terhadap produksi tebu, sedangkan variabel modal dan tenaga kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap produksi tebu. Kata Kunci : Produksi, Luas lahan, Modal, Tenaga Kerja, Regresi Linear Berganda i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRACT ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE SUGARCANE THE PRODUCTION OF INTENSIFICATED PEOPLE IN STABAT DISTRICT, LANGKAT DISTRICT This study aims to analyze the factors that affect sugarcane production in Stabat District, Langkat Regency. The variables used in this study are Land Area (X1), Capital (X2), Labor (X3) to Cane Production (Y). This type of research is quantitative descriptive. Descriptive quantitative is data obtained from a sample of the study population and then analyzed in accordance with the statistical methods used and then interpreted.
    [Show full text]
  • N. KABUPATEN LANGKAT I. PROFIL DAERAH Kondisi Geografis Kabupaten Langkat Merupakan Salah Satu Daerah Yang Berada Di
    N. KABUPATEN LANGKAT I. PROFIL DAERAH Kondisi Geografis Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3°14’00”– 4°13’00” Lintang Utara, 97°52’00’ – 98° 45’00” Bujur Timur dan 4 – 105 m dari permukaan laut. Kabupaten Langkat menempati area seluas ± 6.263,29 Km2 (626.329 Ha) yang terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan Definitif. Area Kabupaten Langkat memiliki batas-batas wilayah antara lain: • Utara : berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat Malaka • Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Karo • Barat : berbatasan dengan Provinsi Aceh • Timur : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai Seperti daerah‐daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Langkat termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Iklim di wilayah Kabupaten Langkat termasuk tropis dengan indikator iklim sebagai berikut : Musim Kemarau (Februari s/d Agustus); Musim Hujan (September s/d Januari). Curah hujan rata-rata 2.205,43 mm/tahun dengan suhu rata-rata 28 derajat celcius - 30 derajat celcius. Kabupaten Langkat memiliki 23 Kecamatan dimana kecamatan luas daerah terbesar adalah kecamatan Bahorok dengan luas 1.101,83 km2 atau 17,59 persen diikuti kecamatan Batang Serangan dengan luas 899,38 km2 atau 14,36 persen. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kecamatan Binjai Penelitian KPJU Unggulan UMKM Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 III-398 dengan luas 42,05 km2 atau 0,67 persen dari total luas wilayah Kabupaten Langkat.
    [Show full text]