SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

OLEH

VIRA AMALIA SARAGIH 150501091

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ordinary Least Square (OLS). Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dalam kurun waktu 8 tahun (2010-2017) yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serdang Bedagai, yang diolah dengan program eviews. Hasil estimasi OLS menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai, variabel pengeluaran pemerintah bidang pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikaan terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten Serdang Bedagai, dan variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai.

Kata Kunci : IPM, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, TPAK

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECTING THE HUMAN DEVELOPMENT INDEX IN SERDANG BEDAGAI REGENCY This study aims to analyze the effect of Gross Regional Domestic Product (GRDP), government expenditure in education and Labor Force Participation Rate (LFPR) on the Human Development Index in Serdang Bedagai District. The analytical method used in this study is the Ordinary Least Square (OLS) method. The type of data used is secondary data in a period of 8 years (2010-2017) sourced from the Central Sumatra Statistics Agency, the Central Bureau of Statistics of Serdang Bedagai Regency and the Regional Development Planning Agency (Bappeda), Serdang Bedagai Regency, which is processed with eviews program. The OLS estimation results show that the Gross Regional Domestic Product (GRDP) variable has a positive and significant effect on the Human Development Index in Serdang Bedagai District, government expenditure in education variable has a positive and significant effect on the human development index in Serdang Bedagai District, and the Labor Force Participation Rate (LFPR) variable has a positive but not significant effect on the Human Development Index in Serdang Bedagai District. Keywords: HDI, GRDP, Government Expenditures, LFPR

ii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Serdang Bedagai”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada : 1. Kedua orangtua tercinta, Mama (Sri Rezeki) dan Papa (Drs. Benny Saragih, MM) yang selalu memberikan doa dan dukungan terbaiknya tiada henti. Serta kepada kakak saya, Dita Amanda Saragih, SE dan oma saya Mariana Nasution yang selalu mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi saya ini. 2. Alm. Opung tercinta Djawamer Saragih dan seluruh keluarga yang telah memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini 3. Bapak Prof. Dr. Ramli SE., MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP. selaku Ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan. 6. Bapak Prof. Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam Hasyim, SE., selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.. 7. Bapak Dr. Rujiman, M.A., selaku dosen Penguji I saya yang telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini. 8. Bapak Drs. Murbanto Sinaga, M.A., selaku dosen Penguji II saya yang telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini. 9. Kepada seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan bimbingan nya selama masa perkuliahan saya.. 10. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam penyelesaian kelengkapan administrasi. V

iii

Universitas Sumatera Utara

iv

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL ...... vii DAFTAR GAMBAR ...... viii DAFTAR LAMPIRAN ...... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2. Rumusan Masalah ...... 9 1.3. Tujuan Penelitian ...... 9 1.4. Manfaat Penelitian ...... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pembangunan ...... 11 2.1.1. Pembangunan ...... 11 2.1.2. Pembangunan Ekonomi ...... 12 2.1.3. Pembangunan Manusia ...... 13 2.1.4. Pembangunan Nasional ...... 15 2.2. Indeks Pembangunan Manusia ...... 16 2.2.1. Komponen IPM ...... 17 2.2.2. Metode Perhitungan IPM ...... 20 2.3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...... 22 2.3.1. Pengertian PDRB ...... 22 2.3.2. Perhitungan PDRB...... 23 2.4. Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan ...... 25 2.5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ...... 28 2.5.1. Pengertian TPAK ...... 28 2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TPAK...... 30 2.6. Penelitian Terdahulu ...... 31 2.7. Kerangka Konseptual ...... 33 2.8. Hipotesis ...... 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ...... 37 3.2. Jenis Penelitian ...... 37 3.3. Lokasi Penelitian ...... 37 3.4. Teknik Pengumpulan Data ...... 37 3.5. Jenis dan Sumber Data ...... 38 3.6. Variabel Penelitian ...... 39 3.6.1. Variabel Bebas (X) ...... 39 3.6.2. Variabel Terikat (Y) ...... 40 3.7. Definisi Operasional...... 40

v

Universitas Sumatera Utara

3.8. Metode Analisis Data ...... 40 3.8.1.Analisis Deskriptif ...... 41 3.8.2.Analisis Regresi Linear Berganda ...... 41 3.8.2.1 Uji Multikolinearitas ...... 42 3.8.2.2 Uji Heteroskedastisitas ...... 43 3.8.2.3 Uji Autokorelasi ...... 44 3.8.2.4 Uji Normalitas ...... 44 3.8.2 Pengujian Hipotesis ...... 45 3.8.2.1 Uji Simultan (Uji F) ...... 45 3.8.2.2 Uji Statistik t...... 46 3.8.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ...... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai ...... 48 4.1.1.Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai ...... 48 4.1.2.Kondisi Geografis ...... 49 4.1.3.Kependudukan ...... 49 4.2 Hasil Analisis Data ...... 50 4.2.1.Analisis Deskriptif ...... 50 4.2.2.Hasil Analisis Regresi ...... 52 4.2.3.Uji Asumsi Klasik...... 53 4.2.2.1 Uji Multikolinearitas ...... 53 4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ...... 54 4.2.2.3 Uji Autokorelasi ...... 54 4.2.2.4 Uji Normalitas ...... 55 4.2.4.Hasil Uji Statistik ...... 55 4.2.4.1 Uji Simultan (Uji F) ...... 55 4.2.4.2 Uji Statistik t...... 56 4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ...... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...... 59 5.2. Saran ...... 59 DAFTAR PUSTAKA ...... 61 LAMPIRAN

vi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara ...... 4 1.2 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai ...... 6 1.3 Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan ...... 7 1.4 TPAK Kabupaten Serdang Bedagai ...... 8 2.1 Batas Minimum dan Maksimum ...... 22 2.2 Penelitian Terdahulu ...... 31 4.1 Data Variabel Penelitian...... 50 4.2 Statistik Deskriptif...... 51 4.3 Hasil Analisis Regresi ...... 52 4.4 Uji Multikolinearitas ...... 53 4.5 Uji Heteroskedastisitas ...... 54 4.6 Uji Autokorelasi ...... 54 4.7 Uji Normalitas ...... 55 4.8 Uji F...... 55 4.9 Uji T ...... 56 4.10 Uji R2 ...... 57

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.3 Kerangka Konseptual ...... 35

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Data Variabel Dependen dan Independen 2 Data Variabel Dependen dan Independen Setelah Diinterpolasi 3 Data Variabel Setelah Ditransformasi ln 4 Hasil Analisis Statistik Deskriptif 5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 6 Hasil Uji Multikolinearitas 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas 8 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test 9 Perbaikan Autokorelasi Durbin Watson Dengan AR(1) 10 Perbaikan Autokorelasi Durbin Watson Dengan AR(1) dan AR(2) 11 Hasil Uji Normalitas

ix

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia menjadi tokoh utama dalam proses pembangunan di suatu wilayah dan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan itu sendiri. Proses pembangunan tidak akan berjalan dengan baik tanpa sumber daya manusia yang baik. Pembangunan tidak hanya berpatok pada penambahan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat, melainkan juga mengenai pembangunan kualitas sumber daya manusianya. Peran sumber daya manusia dalam perekonomian diantaranya yaitu sebagai tenaga kerja, tenaga ahli, tenaga usahawan, produsen, konsumen, bahkan sebagai pencipta dan pengembang IPTEK. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan pembangunan. Menurut UNDP (1990) pembangunan manusia dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choices of people), yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah perluasaan pilihan dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Pada saat yang sama, pembangunan manusia dapat dilihat juga sebagai pembangunan

(formation) kemampuan manusia melalui perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan sekaligus sebagai pemanfaatan (utillization) kemampuan/keterampilan mereka tersebut.

Proses pembangunan dikatakan berhasil apabila tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu negara/wilayah meningkat. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan beberapa parameter. Pada awalnya digunakan indikator

1

Universitas Sumatera Utara 2

Gross National Product (GNP) dan indikator lain yang selaras seperti tingkat belanja pemerintah, pengangguran, inflasi, tingkat konsumsi, posisi neraca perdagangan dan investasi. Namun indikator – indikator tersebut digantikan oleh

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI).

Indeks Pembangunan Manusia merupakan tolak ukur dalam pencapaian pembangunan manusia yang lebih berkualitas. Indeks Pembangunan Manusia menggabungkan faktor ekonomi dan non ekonomi yang mendefinisikan kesejahteraan secara lebih luas dari sekedar Produk Domestik Bruto (PDB).

Indeks ini pertama kali dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom Pakistan (dalam bukunya yang berjudul “

Reflection on Human development” (1995)), dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale

University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics.

Berdasarkan perhitungan IPM, dapat digambarkan bahwa negara yang baik adalah negara yang penduduknya mempunyai tingkat kesehatan yang baik, pemikiran yang cerdas, dan kekuatan daya beli yang baik pula. Tiga dimensi dasar dalam mengukur indeks pembangunan manusia yaitu indeks kesehatan (dilihat dari angka harapan hidup), indeks pendidikan (dilihat dari angka harapan lama sekolah dan rata – rata lama sekolah), dan indeks standar hidup layak (dilihat dari pengeluaran masyarakat).

Dengan alat ukur ini, Pemerintah dapat melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut dan menjadikannya sebagai fokus masalah yang harus diselesaikan. Pemerintah juga dapat memilih kebijakan yang lebih tepat untuk meningkatkan indeks yang masih rendah. Kebijakan

Universitas Sumatera Utara 3

pembangunan yang tidak mendorong peningkatan kualitas manusia hanya akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari daerah yang lain. IPM juga menjadi acuan dalam penentuan alokasi dana bantuan atau insentif daerah dan sejumlah keputusan penting lainnya.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi di yang angka IPM nya terus meningkat dalam 5 tahun terakhir ini. Pada tahun 2013 nilai

IPM Sumatera Utara sebesar 68,36 %, diikuti dengan 68,87 % pada tahun 2014,

69,51 % pada tahun 2015, 70,00% di tahun 2016 dan pada tahun 2017 sebesar

70,57%..

Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 Kabupaten/Kota, salah satunya yaitu

Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan UU RI Nomor

36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai.

Upaya pemekaran wilayah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperkecil rentang kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas serta kemudahan dalam memperoleh pelayanan publik bagi masyarakat. Pelayanan publik yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu pemekaran wilayah berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan angka kesejahteraan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara 4

Walaupun masih tergolong sebagai kabupaten yang baru dimekarkan, nilai

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai terlihat sangat baik.

IPM Serdang Bedagai terus meningkat sejak awal tahun berdirinya kabupaten ini.

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2017 Kabupaten Kota Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) (Persen) 2013 2014 2015 2016 2017 Sumatera Utara 68.36 68.87 69.51 70 70.57 Nias 57.43 57.98 58.85 59.75 60.21 Mandailing Natal 62.91 63.42 63.99 64.55 65.13 Tapanuli Selatan 66.75 67.22 67.63 68.04 68.69 Tapanuli Tengah 65.64 66.16 67.06 67.27 67.96 Tapanuli Utara 70.50 70.70 71.32 71.96 72.38 Toba Samosir 72.36 72.79 73.40 73.61 73.87 Labuhan Batu 69.45 70.06 70.23 70.50 71 Asahan 66.58 67.51 68.40 68.71 69.1 Simalungun 70.28 70.89 71.24 71.48 71.83 Dairi 67.15 67.91 69 69.61 70.36 Karo 71.62 71.84 72.69 73.29 73.53 Deli Serdang 71.39 71.98 72.79 73.51 73.94 Langkat 67.17 68 68.53 69.13 69.82 Nias Selatan 56.78 57.78 58.74 59.14 59.85 Humbang Hasundutan 64.92 65.59 66.03 66.56 67.3 Pakpak Bharat 64.73 65.06 65.53 65.81 66.25 Samosir 66.80 67.80 68.43 68.82 69.43 Serdang Bedagai 67.11 67.78 68.01 68.77 69.16 Batu Bara 65.06 65.50 66.02 66.69 67.2 Padang Lawas Utara 66.13 66.50 67.35 68.05 68.34 Padang Lawas 64.62 65.50 65.99 66.23 66.82 Labuhanbatu Selatan 67.78 68.59 69.67 70.28 70.48 Labuanbatu Utara 68.28 69.15 69.69 70.26 70.79 Nias Utara 58.29 59.18 59.88 60.23 60.57 Nias Barat 56.58 57.54 58.25 59.03 59.56 70.45 57.54 71.64 72 72.28 65.40 71.01 66.74 67.09 67.41 75.05 66.05 76.34 76.90 77.54 71.85 75.83 72.81 73.58 73.9 Medan 78 72.13 78.87 79.34 79.98 72.02 78.26 73.81 74.11 74.65 Padangsidimpuan 71.68 72.55 72.80 73.42 73.81 65.25 65.91 66.41 66.85 67.68 Tebing Tinggi 71.85 75.83 72.81 73.58 73.9 Medan 78 72.13 78.87 79.34 79.98 Binjai 72.02 78.26 73.81 74.11 74.65 Padangsidimpuan 71.68 72.55 72.80 73.42 73.81 Gunungsitoli 65.25 65.91 66.41 66.85 67.68 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 5

Pada tabel tersebut, dapat dilihat dengan jelas peningkatan nilai IPM

Kabupaten Serdang Bedagai, dimana pada tahun 2013 IPM Serdang Bedagai sebesar 67,11% lalu pada tahun 2017 sudah mencapai 69,16 %. Pada tahun 2011

Kabupaten Serdang Bedagai mendapat peringkat 5 daerah pemekaran terbaik di

Indonesia sesuai dengan SK mendagri Nomor 120 - 227 tahun 2011 tentang penetapan peringkat penyelenggaraan pemerintah daerah otonomi hasil pemekaran tahun 1999 sampai tahun 2009. Kriteria penilainnya meliputi kesejahteraan masyarakat, good governance, pelayanan publik dan daya saing daerah.

Kabupaten Serdang Bedagai dianggap sebagai kabupaten yang kaya akan potensi ekonomi, seperti potensi pariwisata, potensi pertanian, potensi perikanan, potensi industri, dan potensi infrastruktur. Menurut pemikiran ekonomi klasik, pembangunan ekonomi di daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumber daya alam. Namun pertumbuhan IPM kabupaten Serdang Bedagai masih dianggap rendah dibandingkan dengan kabupaten – kabupaten lain yang ada di Sumatera

Utara. Nilai IPM Kabupaten Serdang Bedagai berada pada urutan ke 18 dari 33 kabupaten yang ada di Sumatera Utara.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Pembangunan

Manusia, seperti halnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB dapat menggambarkan peningkatan produktivitas masyarakat.

Universitas Sumatera Utara 6

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Serdang Bedagai TAHUN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (JUTA RUPIAH) 2013 14345758.20 2014 15080381.26 2015 15841945.73 2016 16656165.44 2017 17516432.36 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serdang Bedagai

Data pada tabel 1.2 menunjukkan peningkatan PDRB Kabupaten Serdang

Bedagai. Sektor yang memiliki peran paling besar dalam mempengaruhi peningkatan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai yaitu lapangan usaha Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan; Industri Pengolahan; Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan Konstruksi. Sementara peranan lapangan usaha lainnya masing-masing di bawah lima persen. Tingkat perkembangan agregat pendapatan Kabupaten Serdang Bedagai dari tahun 2013 hingga 2017 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan tingkat perekonomian di kabupaten Serdang Bedagai masih belum stabil.

Selain PDRB, indikator yang penting dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia yaitu pengeluaran pemerintah terutama pada bidang pendidikan. Pemerintah dapat menyediakan sarana dan program-program dalam hal meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seperti adanya dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) dimana program ini ditujukan untuk meringankan beban masyarakat miskin dalam hal pembiayaan sekolah dan pemberian beasiswa bagi siswa yang berprestasi. Selain itu, Pemerintah juga dapat menambah tenaga-

Universitas Sumatera Utara 7

tenaga pendidik di daerah-daerah yang dianggap memiliki sedikit tenaga pendidik.

Pengeluaran-pengeluaran ini disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD).

Tabel 1.3 Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan Tahun Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan (Miliar Rupiah) Anggaran Realisasi 2013 185,326,079,800 169,330,520,514 2014 195,862,342,160 186,650,335,311 2015 253,387,268,138 217,578,721,945 2016 252,287,263,227 191,589,805,843 2017 23,240,136,500 22,292,523,137 Sumber : BAPPEDA Kabupaten Serdang Bedagai

Pada tabel diatas, terlihat bahwa pengeluaran pemerintah Kabupaten

Serdang Bedagai di bidang pendidikan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun pada tahun 2017 anggaranya menurun drastis dikarenakan salah satu faktornya yaitu beralihnya tanggungan pemerintah daerah menjadi tanggungan pemerintah provinsi untuk pendidikan tingkat menengah (Sekolah

Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan) yang dimulai pada tahun 2017.

Hal ini menyebabkan konsistensi dan peningkatan pencapaian beberapa indikator kinerja akan sulit diukur karena tidak lagi menjadi kewenangan pemerintah daerah. Indikator utama yang akan mengalami hambatan adalah persentase siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri.

Indikator lain yang dapat mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) mencerminkan persentase jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). TPAK Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2017

Universitas Sumatera Utara 8

meningkat 1,53 persen dari tahun 2016 menjadi 67,00 persen yang artinya 67,00 persen dari penduduk usia kerja termasuk dalam kategori angkatan kerja (bekerja dan menganggur).

Jumlah penduduk angkatan kerja di Kabupaten Serdang Bedagai tahun

2017 mencapai 264.902 jiwa, turun 2.96 persen dibandingkan tahun 2016.

Sebaliknya jumlah bukan angkatan kerja tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 7,82 persen dibandingkan tahun 2016. Namun demikian tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 67,00 persen menunjukkan bahwa penduduk usia kerja di

Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2017 lebih memilih bekerja dan mencari pekerjaan dari pada mengurus rumah tangga dan kegiatan pribadi lainnya.

Penduduk usia kerja yang tergolong bukan angkatan kerja meliputi penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan melakukan kegiatan lainnya.

Tabel 1.4 TPAK Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 – 2017 TAHUN TPAK (%) 2013 72.59 2014 65.47 2015 63.05 2016 65.47 2017 67.00 Sumber : BPS Kabupaten Serdang Bedagai, data diolah

Dari 1.663 jiwa pencari kerja yang terdaftar di Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2017 sebanyak 1.305 diantaranya (78,47 persen) telah ditempatkan. Pencari kerja yang belum ditempatkan 17,07 persen merupakan tenaga usaha pertanian, 16,60 persen merupakan tenaga produksi, operator alat-alat pengangkutan dan pekerja kasar, 13,56 persen merupakan tenaga tata usaha, 1,86 persen dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara 9

Pada dasarnya, setiap pemerintahan akan mengukur keberhasilan perekonomian daerahnya dengan berbagai indikator yang dianggap paling berpengaruh. Hal ini dilakukan untuk melihat kemampuan kerja elemen pemerintahan dan semua pihak yang berkepentingan dan yang paling utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat di daerah tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan

Manusia Di Kabupaten Serdang Bedagai ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai?

2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan terhadap

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai?

3. Bagaimana pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh dari Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di

Kabupaten Serdang Bedagai.

Universitas Sumatera Utara 10

2. Untuk mengetahui pengaruh dari pengeluaran pemerintah bidang

pendidikan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di

Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Untuk mengetahui pengaruh dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di

Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai Indeks

Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam

memutuskan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang

tertarik untuk meneliti tentang Indeks Pembangunan Manusia.

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pembangunan

2.1.1 Pembangunan

Ada tiga nilai inti pembangunan yang akan membuat hidup lebih baik.

Ketiganya merupakan tujuan bersama yang dicari oleh semua individu dan masyarakat. Nilai inti itu adalah kecukupan (substance), harga diri (self-esteem), dan kebebasan (freedom). a. Kecukupan yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Semua orang

memiliki kebutuhan dasar tertentu yang harus dipenuhi untuk menjalani

kehidupan. Kebutuhan dasar manusia untuk menopang kehidupan ini

mencakup makanan, tempat tinggal, kesehatan, dan perlindungan. b. Harga diri merupakan perasaan berharga yang dinikmati suatu masyarakat jika

sistem dan lembaga sosial, politik, dan ekonominya menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan seperti kehormatan, martabat, integritas, dan kemandirian. c. Kebebasan merupakan situasi yang menunjukkan bahwa suatu masyarakat

memiliki berbagai alternatif untuk memuaskan keinginannya dan setiap orang

dapat mengambil pilihan rill sesuai keinginannya.

Adapun tujuan pembangunan menurut Gant (dalam Sirojuzilam & Bahri,

2014:10) terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.

11

Universitas Sumatera Utara 12

2.1.2. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan khususnya di bidang ekonomi di tempatkan pada urutan pertama dari seluruh aktivitas pembangunan. Dalam rangka pembangunan ekonomi usaha pemerataan pembangunan di seluruh wilayah dan peningkatan pendapatan masyarakat secara bertahap diharapkan mampu mengurangi ketimpangan, ketebelakangan dan kemiskinan. Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan Gross National

Product (GNP) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting yaitu : suatu proses yang berarti terjadinya perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menaikkan pendapatan per kapita masyarakat, dan kenaikan pendapatan per kapita masyarakat yang terjadi dalam jangka panjang (Sirojuzilam & Bahri, 2014:3).

Todaro (2003) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang bersifat multidimensional yang melibatkan kepada perubahan besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu menunjukkan adanya pembangunan. Pembangunan bukan saja memerlukan peningkatan produksi barang-barang dan jasa-jasa tetapi juga harus menjamin pembagiannya secara lebih merata kepada segenap lapisan masyarakat

(Sirojuzilam & Bahri, 2014:3).

Universitas Sumatera Utara 13

2.1.3. Pembangunan Manusia

Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Salah satu pelopor pendekatan pembangunan manusia yaitu MahbubUl Haq yang menegaskan bahwa manusia harus menjadi inti dari gagasan pembangunan, dan hal ini berarti bahwa semua sumber daya yang diperlukan dalam pembangunan harus dikelola untuk meningkatkan kapabilitas manusia. Selain Mahbub Ul Haq, pelopor pendekatan pembangunan manusia lainnya dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan yaitu Amartya

Sen. Melalui konsep human capabilities approach, ia menekankan pada gagasan kemampuan (capabilities) manusia sebagai tema sentral pembangunan.

Pembangunan manusia mencakup tiga dimensi pembangunan, yakni dimensi pembangunan sosial-ekonomi, dimensi pembangunan kelembagaan politik, dan dimensi pembangunan kultural. Ketiga dimensi pembangunan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, memberikan sumbangan besar terhadap kebebasan seseorang, yang diterjemahkan dalam bentuk human choice.

Secara umum, United Nations Development Programme (UNDP) mendefinisikan pembangunan manusia (human development) sebagai perluasan pilihan bagi setiap orang untuk hidup lebih panjang, lebih sehat dan hidup lebih bermakna. Dikutip dari laporan UNDP (1995), ada beberapa konsep penting mengenai pembangunan manusia yaitu sebagai berikut: a. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian. b. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi

penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena

Universitas Sumatera Utara 14

itu, konsep pembangunan manusia harus berpusat pada penduduk secara

komprehensif dan bukan hanya pada aspek ekonomi semata. c. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan

kemampuan atau kapasitas manusia, tetapi juga pada upaya-upaya

memanfaatkan kemampuan/kapasitas manusia tersebut secara optimal. d. Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu :

1. Produktivitas. Masyarakat harus dapat meningkatkan produktifitas mereka

dan berpartisipasi secara penuh dalam proses memperoleh penghasilan dan

pekerjaan berupah. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah salah satu

bagian dari jenis pembangunan manusia,

2. Pemerataan (ekuitas). Masyarakat harus punya akses untuk memperoleh

kesempatan yang adil. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan

politik harus dihapus agar masyarakat dapat berpartisipasi dan memperoleh

manfaat dari kesempatan-kesempatan ini,

3. Kesinambungan. Akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan

tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang.

Segala bentuk permodalan fisik, manusia, lingkungan hidup, harus

dilengkapi,

4. Pemberdayaan. Pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat dan bukan

hanya untuk mereka. Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam

mengambil keputusan dan proses-proses yang mempengaruhi kehidupan

mereka.

Universitas Sumatera Utara 15

e. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan

dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya

2.1.4. Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasioanl yang temaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Keseluruhan semangat, arah, dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai pengamalan semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai keutuhan yang utuh.

Berdasarkan pokok pikiran tersebut, maka hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional dilaksanakan secara merata di seluruh tanah air dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian dari masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat, serta harus benar-benar dapat dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap, dan berlanjut untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan

Universitas Sumatera Utara 16

bangsa lain yang telah maju. Hal ini harus dilaksanakan bersama-sama oleh masyarakat dan pemerintah (Kamaluddin, 1999 : 167).

2.2. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan sosial ekonomi suatu negara atau wilayah yang dilihat dari pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan masyarakat. Indeks Pembangunan Manusia juga diartikan sebagai gambaran komprehensif mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukan di daerah tersebut.

Pengertian IPM yang dikeluarkan oleh UNDP menyatakan bahwa Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan manusia. IPM ini mulai digunakan oleh UNDP sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu negara. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan, namun mampu mengukur dimensi pokok pambangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. IPM diperkenalkan oleh United Nations

Develeopment Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).

Menurut Badan Pusat Statistik, IPM memiliki beberapa manfaat, antara lain : a. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya

membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

Universitas Sumatera Utara 17

b. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu

wilayah/negara. c. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran

kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penetuan

Dana Alokasi Umum (DAU).

Selain itu, manfaat utama dari Indeks Pembangunan Manusia yaitu untuk menunjukkan bahwa suatu negara sesungguhnya dapat berkinerja jauh lebih baik sekalipun tingkat pendapatannya rendah. Tingkat pendapatan yang tinggi tidak selamanya diikuti dengan capaian pembangunan manusia yang tinggi pula.

2.2.1. Komponen IPM

Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga komponen yang digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia suatu negara, yaitu: a. Tingkat kesehatan dilihari dari angka harapan hidup saat lahir (tingkat

kematian bayi). b. Tingkat pendidikan dilihat dari harapan lama sekolah dan rata-rata lama

sekolah. c. Standar hidup layak diukur dengan tingkat pengeluaran per kapita per tahun.

1. Indeks Kesehatan

Indikator kesehatan diwakili oleh angka harapan hidup. Angka Harapan

Hidup (AHH) adalah rata-rata usia anak-anak setelah memperhitungkan resiko kematian yang umum terjadi kepada kelompok bayi baru lahir. Angka Harapan

Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

Universitas Sumatera Utara 18

meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Semakin baik kondisi perekonomian dan pelayanan kesehatan di suatu negara maka akan semakin tinggi pula angka harapan hidup masyarakat di negara tersebut.

2. Tingkat Pendidikan

Untuk mengukur tingkat pendidikan, dapat dilihat melalui dua indikator yaitu angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Pada awalnya indikator tingkat pendidikan adalah angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, namun angka melek huruf dianggap sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan.

Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik, oleh sebab itu angka melek huruf digantikan dengan angka harapan lama sekolah.

Harapan Lama Sekolah (HLS) / Expected Years of Schooling (EYS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Harapan lama sekolah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang dan dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.

Universitas Sumatera Utara 19

Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) / Mean Years School (MYS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Rata-rata lama sekolah digunakan unuk mengetahui kualitas pendidikan masyarakat suatu wilayah. Sebagai contoh, penduduk yang tamat SD diperhitungkan lama sekolah selama 6 tahun, tamat SMP diperhitungkan lama sekolah selama 9 tahun, tamat SMA diperhitungkan lama sekolah selama 12 tahun, tanpa memperhitungkan apakah pernah tinggal kelas atau tidak.

3. Standar Hidup Layak

Standar hidup layak dalam perhitungan IPM pada awalnya dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, namun digantikan dengan Produk

Nasional Bruto (PNB) per kapita. PNB menggantikan PDB karena PNB dianggap lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Namun, data

PNB per kapita tidak tersedia pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, sehingga diproksi dengan pengeluaran per kapita disesuaikan menggunakan data dari

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Data pengeluaran dapat mengungkap tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Perubahan pendapatan seseorang akan berpengaruh pada pergeseran pola pengeluaran.

Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pengeluaran bukan makanan.

Distribusi pengeluaran per kapita untuk konsumsi makanan dan bukan makanan berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat (daya beli). Dengan

Universitas Sumatera Utara 20

demikian, pola pengeluaran dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, dimana perubahan komposisinya digunakan sebagai petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan. Di negara berkembang dengan tingkat gizi yang masih rendah, pemenuhan kebutuhan makanan sebagai kebutuhan dasar untuk hidup masih merupakan prioritas utama.

2.2.2 Metode Perhitungan IPM

Adapun komponen IPM disusun dari tiga komponen yaitu indeks kesehataan yang diukur dengan angka harapan hidup, indeks pendidikan yang diukur dengan kombinasi antara harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, dan indeks standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan (PPP rupiah).

Tahap-tahap dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia yaitu :

1. Indeks Kesehatan (Ikesehatan)

- min Ikesehatan = mak - min Keterangan : AHH = Angka Harapan Hidup Saat Lahir

2. Indeks Pendidikan

Indeks pendidikan terdiri dari dua jenis indeks yaitu:

a. Indeks Harapan lama Sekolah (IHLS)

Rumus yang digunakan sebagai berikut

L - L min I = HLS L mak - L min

Keterangan : HLS = Harapan Lama Sekolah

Universitas Sumatera Utara 21

b. Indeks Rata-Rata Lama Sekolah (IRLS)

Rumus yang digunakan sebagai berikut

L - L min I = RLS L mak - L min

Keterangan : RLS = Rata-Rata Lama Sekolah

Selanjutnya, Indeks Pendidikan dihitung menggunakan rumus yaitu :

L L Ipendidikan = 2

c. Indeks Pengeluaran (Ipengeluaran)

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

n( engeluaran)- n engeluaranmin Ipengeluaran = n(pengeluaranmak )- n engeluaranmin

Persamaan diatas akan menghasilkan nilai 0 ≤ Xi ≤ 1, untuk mempermudah membaca skala dinyatakan dalam 100 persen sehingga interval nilai menjadi 0 ≤ Xi ≤ 100.

d. Menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks Xi dengan

hubungan matematis :

IPM= √ Dimana :

X1 = Angka Harapan Hidup

ndek arapan Lama ekolah ndek ata- ata Lama ekolah X2 = 2

X3 = Pengeluaran Per Kapita Yang Disesuaikan

Universitas Sumatera Utara 22

Skor Indeks Pembangunan Manusia ini berkisar antara 0 dan 100. Semakin mendekati angka 100 semakin tinggi nilai IPM-nya dan semakin berkualitas SDM yang dimiliki oleh suatu negara, demikian pula sebaliknya.

Untuk melihat perkembangan tingkatan status IPM di kabupaten/kota, dibedakan 4 kriteria seperti dibawah ini :

1. Rendah dengan nilai IPM kurang dari 60

2. Menengah dengan nilai IPM berada diantara 60 kurang dari 70

3. Tinggi dengan nilai IPM berada diantara 70 sampai kurang dari 80

4. Sangat tinggi dengan nilai IPM lebih atau sama dengan 80.

Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam hal pembangunan manusia.

Untuk menghitung indeks masing-masing komponen Indeks Pembangunan

Manusia digunakan batas maksimum dan minimum.

Tabel 2.1 Batas Minimum dan Maksimum No Komponen IPM Minimum Maksimum 1 Angka Harapan Hidup (Tahun) 20 85 2 Harapan Lama Sekolah (Tahun) 0 18

3 Rata-rata lama Sekolah (Tahun) 0 15

4 Pengeluaran per Kapita (Rp) 1.007 .436 26.572.352

Sumber : Badan Pusat Statistik

2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

2.3.1. Pengertian PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau

Universitas Sumatera Utara 23

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu , baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah, serta menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing – masing kegiatan, subsektor, dan sektor, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara rill dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.

2.3.2. Perhitungan PDRB

Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu : a. Pendekatan Produksi

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu

(biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 17 lapangan usaha (sektor), yaitu :

Universitas Sumatera Utara 24

1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan,

2. pertambangan dan penggalian,

3. industri pengolahan,

4. pengadaan listrik dan gas,

5. pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang,

6. konstruksi,

7. perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor,

8. transportasi dan pergudangan,

9. penyediaan akomodasi dan makan minum,

10. informasi dan komunikasi,

11. jasa keuangan dan asuransi

12. real estate,

13. jasa perusahaan,

14. administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib,

15. jasa pendidikan,

16. jasa kesehatan dan kegiatan sosial,

17. jasa lainnya. b. Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba,

2. Konsumsi pemerintah,

3. Pembentukan modal tetap domestik bruto,

4. Perubahan inventori dan,

Universitas Sumatera Utara 25

5. Ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor. c. Pendekatan Pendapatan

PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di sutau daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

2.4 Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan

Anggaran adalah sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga, alokasi anggran pendidikan melalui transfer ke daerah, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah (pasal 1 butir 40 UU No.4 Tahun 2012 Tentang Perubahan atas UU No.22 Tahun

2011Tentang APBN TA 2012).

Kementerian negara/lembaga yang mendapat alokasi anggaran pendidikan bukan hanya kementerian pendidikan dan kebudayaan serta Kementerian Agama tetapi juga kementerian negara/lembaga lain yang menyelenggarakan fungsi pendidikan. Pada tahun 2012 terdapat 20 kementerian negara/lembaga yang

Universitas Sumatera Utara 26

mendapat alokasi anggaran pendidikan yaitu : Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, Kementerian

Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian

Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kehutanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan

Pertahanan Nasional, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika, Badan

Tenaga Nuklir Nasional, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian

Pertahanan, Kementerian Tenaga Kerja dan Adminstrasi, Perpustakaan Nasioanl,

Kementerian Koperasi dan UMKM serta Kementerian Komunikasi dan

Informatika.

Anggaran Pendidikan melalui transfer ke daerah merupakan alokasi anggaran pendidikan yang disalurkan melalui transfer ke daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomir 38 Tahun

2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, pendidikan merupakan salah satu urusan wajib daerah.

Anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan merupakan anggaran pendidikan yang bersumber dari komponen pembiayaan APBN berupa dana pengembangan pendidikan nasional. Dana pengembangan pendidikan terdiri dari dana abadi pendidikan dan dana cadangan pendidikan.

Pendidikan merupakan komponen penting dan vital terhadap pembangunan terutama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang keduanya merupakan input bagi total produksi (Todaro, 2003 dalam Sirojuzilam,

Universitas Sumatera Utara 27

2008). Pendidikan juga berfungsi meningkatkan produktivitas. Selain dari itu kemampuan untuk menyerap teknologi memerlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Rostow dan Musgrave (2003) dalam Sirojuzilam (2008) mengembangkan teori yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dan tahap- tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi presentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pemerintah harus menyediakan prasarana seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi dan sebagainya. Tahap menengah investasi pemerintah mulai menurun sedangkan investasi swasta sudah semakin membesar. Akan tetapi peranan pemerintah dalam menyediakan barang dan jasa publik masih sangat diperlukan. Pada tahap lanjut aktifitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran untuk aktifitas sosial seperti program kesejahteraan hari tua dan program pelayanan kesehatan masyarakat.

Alokasi anggaran pemerintah untuk bidang pendidikan dan kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam kebijakan anggaran. Kebijakan ini dikaitkan dengan peranan pemerintah sebagai penyedia dari barang publik.

Dampak eksternalitas dari kebijakan alokasi anggaran untuk kedua bidang tersebut tentunya diharapkan berpengaruh pada peningkatan tingkat pendidikan dan kesehatan bila anggaran yang digunakan sesuai dengan yang diharapkan

(Sirojuzilam, 2008:35).

Universitas Sumatera Utara 28

2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

2.5.1. Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan antara angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia bekerja. TPAK mengukur besarnya partisipasi angkatan kerja dalam dunia kerja. TPAK dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan.

Angka TPAK yang rendah menunjukkan kecilnya kesempatan kerja yang tersedia bagi penduduk usia kerja. Sebaliknya, angka TPAK yang tinggi menujukkan besarnya kesempatan kerja yang tersedia.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sendiri merupakan suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Semakin besar jumlah penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja, semakin kecil jumlah angkatan kerja yang mengakibatkan semakin kecil

TPAK (Simanjuntak, 2005 dalam Shofia, dkk, 2017).

Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun, dan dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Apabila dilihat dari sudut tenaga kerjanya, maka akan ada pergeseran tenaga kerja yang membarengi pembangunan

Universitas Sumatera Utara 29

itu dari sektor pertanian ke sektor-sektor industri dan perdagangan atau jasa

(Putra, 2018:98).

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas dan selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya, serta tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan pada pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Masih dalam UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pada pasal 4 menyebutkan bahwa pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk :

1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan

manusiawi.

2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang

sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.

3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan

kesejahteraan.

4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Menurut Dinas Ketenagakerjaan menyatakan bahwa penyerapan tenaga kerja merupakan banyaknya orang yang dapat terserap untuk bekerja pada suatu

Universitas Sumatera Utara 30

perusahaan atau suatu instansi. Penyerapan tenaga kerja ini akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia.

Kebijaksanaan negara dalam penyerapan tenaga kerja meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan dan perluasan lapangan kerja di setiap daerah serta, perkembangan jumlah dan kualitas angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaaatkan seluruh potensi pembangunan di daerah masing-masing.

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tenaga kerja (employed) terbagi 3, yaitu:

1. Tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang mempunyai

jumlah jam kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai

dengan uraian tugas.

2. Tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed),

adalah tenaga kerja dengan jam kerja < 35 jam seminggu.

3. Tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed),

adalah tenaga kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam perminggu.

2.5.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi TPAK a. Usia Angkatan Kerja

TPAK penduduk usia muda biasanya rendah, karena pada masa-masa tersebut umumnya mereka masih bersekolah dan merasa belum mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah. Menurut golongan usia, TPAK terendah pada kelompok usia 15-19 tahun, dan kemudian akan meningkat seiring bertambahnya

Universitas Sumatera Utara 31

jumlah usia. Akan tetapi, TPAK tertinggi berada pada golongan usia 45-49 tahun.

Selanjutnya ,setelah melebihi usia 49 tahun, tingkat TPAK akan menurun secara perlahan-lahan. Penurunan tingkat TPAK secara tajam akan terjadi pada usia kerja lansia, yaitu diatas 60 tahun. b. Jenis Kelamin

TPAK antara pria dan wanita berbeda. Biasanya TPAK wanita lebih rendah dibandingkan dengan TPAK pria, Hal ini erat kaitannya dengan sistem nilai masyarakat, bahwa pria memikul kewajiban utama untuk mencari nafkah. c. Pendidikan

Penduduk yang berpendidikan rendah biasanya mempunyai TPAK yang lebih tinggi dari kelompok lain. Hal ini disebabkan penduduk yang berpendidikan rendah relatif tidak punya banyak kebebasan untuk memilih-milih jenis pekerjaan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi terhadap penelitian ini, maka diperlukan beberapa penelitian terdahulu, berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Metode Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Penelitian 1.Arifin Analisis Determinan Independen: Regresi linear Hasil dari penelitian Nur Indeks - Produk Domestik berganda dengan ini menunjukkan Siregar Pembangunan Regional Bruto metode kuadrat bahwa Produk (2010) Manusia Di - Pengeluaran terkecil (OLS) Domestik Regional Kabupaten Deli Pemerintah Bruto, pengeluaran Serdang - Jumlah Penduduk pemerintah Miskin berpengaruh positif. Variabel jumlah penduduk miskin Dependen : berpengaruh negatif - Indeks Pembangunan terhadap Indeks

Universitas Sumatera Utara 32

Manusia Pembangunan Manusia di Kabupaten Deli Serdang. 2.Naomi Analisis Tingkat Independen: Regresi linear Hasil dari penelitian Sepnina L Kesejahteraan - Pengeluaran berganda dengan ini menunjukkan Daili Masyarakat Di Pemerintah dalam metode ordinary pengeluaran (2014) Kabupaten Nias bidang pendidikan least square pemerintah dalam Barat - Pengeluaran (OLS) bidang pendidikan Pemerintah di dan pendapatan bidang kesehatan masyarakat - Pendapatan mempunyai Masyarakat pengaruh yang positif, sedangkan pengeluaran Dependen : pemerintah dalam - Indeks bidang kesehatan Pembangunan memberikan Manusia pengaruh negatif terhadap peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Nias Barat. 3.Trisna Analisis Faktor- Independen: Analisis regresi Hasil dari penelitian Pilem Faktor Yang - Pengeluaran linear berganda ini menunjukkan Tarigan Mempengaruhi Pemerintah di dengan metode bahwa pengeluaran (2017) Indeks bidang pendidikan statistik deskriptif. pemerintah di Pembangunan - Pengeluaran bidang pendidikan, Manusia Di Pemerintah di pengeluaran Kabupaten Karo bidang kesehatan pemerintah di - PDRB per kapita bidang kesehatan, dan PDRB per Dependen : kapita berpengaruh positif terhadap - Indeks Pembangunan Indeks Manusia Pembangunan Manusia di Kabupaten Karo. 4.Maulida Analisis Faktor- Independen: Analisis regresi Hasil dari penelitian Astuti Faktor Yang - Pertumbuhan data panel ini menunjukkan (2018) Mempengaruhi Ekonomi dengan metode bahwa pertumbuhan Indeks - Rata-Rata Lama Fixed Effect ekonomi dan angka Pembangunan Sekolah Model (FEM) rata-rata lama Manusia di Provinsi - Tingkat sekolah Daerah Istimewa Kemiskinan berpengaruh positif Yogyakarta tahun - Indeks Gini dan signifikan, 2010-2016 variabel tingkat kemiskinan Dependen : berpengaruh positif - Indeks Pembangunan namun tidak

Universitas Sumatera Utara 33

Manusia signifikan, dan variabel indeks gini berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

5.Fiki Dwi Analisis Faktor- Independen: Analisis regresi Hasil dari penelitian Ramadaya Faktor Yang - PDRB data panel ini menunjukkan nti (2018) Mempengaruhi - Upah Minimum dengan model bahwa PDRB Tingkat Partisipasi Provinsi (UMP) Random Effect berpengaruh positif Angkatan Kerja Di - Angka Partisipasi dan signifikan, Indonesia Tahun Sekolah variabel UMP, APS 2010-2015 - Indeks dan IPM Pembangunan berpengaruh negatif Manusia dan signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Dependen : Kerja (TPAK) di - Tingkat Partisipasi Indonesia Angkatan Kerja

Sumber : Hasil Data Olahan Penulis

2.7. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model yang menunjukkan bagaimana hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori serta dikaitkan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu (Daulay, 2010).

Menurut Badan Pusat Statistik tolak ukur untuk mengukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan peranan masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB.

Peningkatan nilai PDRB suatu sektor juga dapat menunjukkan peningkatan kualitas sumber daya manusianya.

Menurut Arifin (2010) salah satu data yang dapat digunakan sebagai indikator untuk perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan regional adalah data

Universitas Sumatera Utara 34

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB ini dapat menunjukkan tingkat perkembangan perekonomian daerah secara makro, agregatif dan sektoral.

Pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dapat dialokasikan untuk penyediaan infrastruktur pendidikan dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan kepada seluruh penduduk Indonesia secara merata. Pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan akan berpengaruh terhadap perkembangan di sektor pendidikan yaitu dengan meningkatnya jumlah murid yang mampu menyelesaikan sekolahnya sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Semakin tinggi rata-rata tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, maka semakin mudah bagi setiap individu dalam usia bekerja untuk mengerti, menerapkan dan mendapatkan hasil dari kemajuan teknologi dan akhirnya meningkatkan standar ekonomi dan hidup bangsa. Suatu bangsa harus meningkatkan investasi bidang pendidikan dan kesehatan untuk mencapai pembangunan (Kahang, Merang, dkk,

2016).

Perbaikan dalam tingkat kecakapan dan pengetahuan penduduk dalam suatu negara akan memberikan berbagai sumbangan positif dalam menciptakan dan mengusahakan pembangunan ekonomi (Sukirno, 1985).

Peningkatan partisipasi angkatan kerja menunjukkan bahwa meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya bekerja yang juga dapat menunjukkan peningkatan dalam kualitas sumber daya manusia. Ketika produktivitas tenaga kerja meningkat maka hal tersebut dapat mempengaruhi daya jualnya dalam arti upah yang akan diterima bertambah dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Universitas Sumatera Utara 35

Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fiki (2018) yang menyatakan bahwa penduduk bisa dikelompokan menjadi 2 bentuk, yakni angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Sementara, penduduk angkatan kerja termasuk bekerja dan juga tidak bekerja. Keadaan penduduk angkatan kerja yang bekerja ini membantu dalam peran baik buruknya terhadap keadaan ketenaga kerjaan. Kualitas ketenaga kerjaan ini adalah bagian indikator kualitas sumber daya manusia untuk membentuk (IPM).

Produk Domestik Regional Bruto (X1)

Pengeluaran Pemerintah Indeks Bidang Pendidikan Pembangunan (X2) Manusia (Y)

2.5 HipotesiTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara 36

2.8. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2017).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap Indeks

Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Tingkat pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh positif

terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Tingka Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) berpengaruh positif terhadap

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai.

Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam mengumpulkan informasi empiris guna memecahkan masalah dan menguji hipotesis dari penelitian.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi indeks pembangunan manusia di Kabupaten Serdang

Bedagai yaitu PDRB, pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang pada dasarnya menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Dengan menggunakan metode kuantitatif akan memperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.

3.3.Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul yang dipilih, maka lokasi penelitian ini dilakukan di

Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang diolah dari pihak kedua.

37

Universitas Sumatera Utara 38

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari jurnal, buku-buku dan mengumpulkan data laporan-laporan yang berkaitan dengan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), PDRB, pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Serdang Bedagai.

3.5.Jenis dan Sumber Data

Menurut jenisnya, penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series (2010-2017) dengan menggunakan metode interpolasi data yaitu metode pemecahan data menjadi data triwulan atau bentuk kuartalan. Hal ini dilakukan karena data yang tersedia dalam bentuk tahunan sedangkan data yang dibutuhkan adalah data dalam bentuk kuartalan, sehingga akan dilakukan interpolasi data tahunan menjadi data kuartalan.

Menurut Insukindro (1990), salah satu prasyarat utama dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap suatu model ekonometri adalah tersedianya data yang dikehendaki oleh si pembuat model. Dalam kenyataannya sering dijumpai bahwa data yang diinginkan tidak tersedia , tidak lengkap, atau tersedia dalam bentuk lain dan variasi waktu berbeda (misal, data yang dikehendaki bulanan atau kuartalan, sedangkan data yang tersedia dalam bentuk data tahunan atau semesteran). Terkait dengan usaha memenuhi kebutuhan akan data seperti yang diharapkan oleh pembuat model ekonomi dikembangkan suatu pendekatan untuk menurunkan data bulanan dari tahunan, atau data kuartalan dari data tahunan dengan menggunakan metode interpolasi data.

Universitas Sumatera Utara 39

Adapun rumus untuk mengolah interpolasi data yaitu :

Yt1 =1/4{Yt –4,5/12(Yt –Yt-1) }

Yt2 =1/4{Yt –1,5/12(Yt –Yt-1) }

Yt3 =1/4{Yt +1,5/12(Yt –Yt-1) }

Yt4 =1/4{Yt +4,5/12(Yt –Yt-1) }

Keterangan :

Yt1,2,3,4 :Data Kuartalan (triwulan) 1, 2, 3, 4 pada tahun t

Yt :Data pada tahun t (data pada tahun yang berlaku)

Yt-1 :Data satu tahun sebelumnya

Sumber data dalam penelitian ini diambil dari Badan Pusat Statistik

Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai, dan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

3.6.Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017).

3.6.1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah PDRB (X1), pengeluaran pemerintah bidang pendidikan (X2), dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X3).

3.6.2 Variabel Terikat (Y)

Universitas Sumatera Utara 40

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten

Serdang Bedagai (Y).

3.7. Definisi Operasional

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai barang dan jasa

yang dihasikan seluruh unit usaha di Kabupaten Serdang Bedagai, yang

dinyatakan dalam satuan Juta Rupiah (RP).

2. Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan

pemerintah untuk mendanai seluruh kegiatan yang berkaitan dengan

pendidikan di Kabupaten Serdang Bedagai, yang dinyatakan dalam satuan

Miliar Rupiah (RP).

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan antara

angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia bekerja di Kabupaten Serdang

Bedagai, yang dinyatakan dalam satuan persen (%).

4. Indeks pembangunan manusia adalah angka yang menujukkan tingkat

kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai, yang dinyatakan

dalam satuan persen (%).

3.8.Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh PDRB, pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan TPAK terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu dengan metode

Universitas Sumatera Utara 41

Ordinary Least Squares (OLS) dan diolah dengan menggunakan software E- views.

3.8.1. Analisis Deskriptif

Analisis dekriptif dapat digunakan untuk memberikan penjelasan dalam penelitian lanjutan untuk memberikan hasil yang lebih baik. Analisis deskriptif memberikan gambaran data tentang jumlah data, minimum, maximum, mean, dan standar deviasi.

3.8.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda adalah suatu model regresi yang terdiri atas lebih dari satu variabel independen. Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.

Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:

Y = f X1,X2,X3 ……………………………………………. 1

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model persamaan linear berganda (multiple regression) dengan spesifikasi model sebagai berikut:

Y = α β1X1 β2X2 β3X3 e …………………….…………… 2

Dimana;

Y = Indeks Pembangunan Manusia (Persen)

α = Intercept

X1 = Pendapatan Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah)

X2 = Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendikan (Miliar Rupiah)

X3 = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Persen)

Universitas Sumatera Utara 42

β1,β2,β3 = Koefi ien egre i

e = Terms of Error

Persamaan ini ditransformasi menjadi bentuk logaritma natural agar variabel yang tidak linear menjadi linear dengan metode OLS dengan bentuk persamaan barunya yaitu :

Ln M = α β1Ln D B β2Ln β3LnTPAK+ e.…………… 3

Model regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.8.2.1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah pengujian dari asumsi untuk membuktikan bahwa variabel-variabel bebas dalam suatu model tidak saling berkorelasi satu dengan lainnya. Untuk mendeteksi estimasi regresi yang memiliki multikolinearitas adalah sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang tinggi, namun standar eror dan tingkat signifikansi masing-

masing variabel rendah.

Universitas Sumatera Utara 43

2. Nilai koefisien variabel tidak sesuai dengan hipotesis, misalnya variabel yang

seharusnya memiliki pengaruh (koefisien) positif, namun hasil estimasi

menunjukkan hasil negatif.

Beberapa akibat dari adanya multikolinearitas yaitu :

1. Standard error koefisien regresi yang diduga akan besar. Akibat selanjutnya

nilat t statistik menjadi kecil, sehingga model yang seharusnya signifikan

menjadi tidak signifikan.

2. Tanda koefisien regresi salah, sehingga bertentangan dengan teori yang

melandasinya.

3.8.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas yaitu uji yang dilakukan untuk melihat keadaan dimana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi yaitu penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar.

Pada dasarnya, dampak dari adanya heteroskedastisitas adalah tidak efisiennya proses estimasi, sementara hasil estimasinya sendiri tetap tidak konsisten dan tidak bias. Dengan adanya masalah heteroskedastisitas akan mengakibatkan hasil uji t dan uji F dapat menjadi tidak berguna (misleading).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan Goldfeld-Quandt test, Glejser test, Park test, atau dengan uji White Heteroskedasticity (Ekananda, 2015).

Universitas Sumatera Utara 44

3.8.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Masalah autokorelasi biasanya muncul pada data time series. Dalam data tersebut, observasi diurutkan secara kronologis sehingga sangat memungkinkan terjadinya hubungan terutama bila selang waktu pengamatan sangat pendek. Adanya masalah autokorelasi akan menghasilkan hasil estimasi koefisien yang konsisten dan tidak bias tetapi dengan varians yang besar, atau dengan kata lain hasil penaksiran tidak efisien.

Ada beberapa cara yang dapat diguakan untuk medeteksi adanya autokorelasi, seperti uji d Durbin Watson (uji – DW) dan uji Langrange Multiplier

(LM Test).

3.8.2.4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Salah satu cara/metode untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan Uji Jarque-

Bera (Uji J-B). Uji Jarque-Bera menggunakan hasil estimasi residual dan chi square probability distribution.

Bandingkan nilai J-B hitung dengan chi-kuadrat table. Dengan kriteria

(Ario dan Hidayat, 2010): a. Jika nilai J-B hitung > chi kuadrat table maka hipotesis yang menyatakan

bahwa residual error term berdistribusi normal dapat ditolak.

Universitas Sumatera Utara 45

b. Jika nilai J-B hitung < chi kuadrat table maka hipotesis yang menyatakan

bahwa residual error term berdistribusi normal dapat ditolak.

Uji normalitas hanya digunakan jika jumlah observasi adalah kurang dari

30. Jika jumlah observasi lebih dari 30, maka tidak perlu dilakukan uji normalitas sebab distribusi sampling error term telah mendekati normal.

3.8.3. Pengujian Hipotesis

3.8.3.1. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, Uji F akan membuktikan secara statistik bahwa variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk itu pengujian hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : β1, β2 = 0 semua variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

secara bersama-sama .

H1 : β1, β2 ≠ 0 semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen

secara bersama-sama.

Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : a. H0 diterima dan H1 ditolak apabila F-hitung < F-tabel, atau jika probabilitas F

hitung > tingkat signifikansi 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel

independen secara serentak atau bersama-sama tidak mempengaruhi variabel

yang dijelaskan secara signifikan.

Universitas Sumatera Utara 46

b. H0 ditolak dan H1 diterima apabila F-hitung > F-tabel, atau jika probabilitas F

hitung < tingkat signifikansi 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel independen

secara serentak atau bersama-sama mempengaruhi variabel yang dijelaskan

secara signifikan.

3.8.3.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel yang lain konstan. Pengujian ini dilakukan dengan melihat derajat signifikansi masing-masing variabel bebas. a. Jika probabilita ignifikan i > 0,05 α maka 0 diterima. Artinya salah satu

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b. Jika probabilita ignifikan i < 0,05 α maka o ditolak dan Hi diterima.

Artinya salah satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

Keterangan :

Ho = jika variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Hi = jika variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas.

Dengan tingkat ignifikan i ebe ar 5% α = 0,05 . Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak.

3.8.3.3. Analisis Koefisien Determinasi (R-square atau R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini, koefisien determinasi akan mempelihatkan besarnya pengaruh PDRB (X1),

Universitas Sumatera Utara 47

pengeluaran pemerintah bidang pendidikan (X2), dan TPAK (X3) terhadap Indeks

Pembangunan Manusia (Y).

Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. Contohnya jika nilai R2 sebesar 0,6152 memiliki arti bahwa variasi dalam variabel independen dapat dijelaskan sebesar 61,52% dari variabel dependen. Ciri lain dari koefisien determinasi yaitu jumlah nilai R2 tidak pernah negatif.

Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai

4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai

Kabupaten Sedang Bedagai adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang. Pada dasarnya, keinginan untuk dimekarkannya

Kabupaten Deli Serdang sudah muncul dikalangan masyarakat Kabupaten Deli

Serdang dari tahun 1992. Dasar pertimbangan untuk dilakukannya pemekaran adalah luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu kabupaten. Kajian terhadap pemekaran wilayah pada masa itu telah sampai pada dikeluarkannya keputusan DPRD Kabupaten Deli Serdang Nomor:

02/DPRD/1992 tanggal 17 februari 1992 tentang persetujuan pemekaran wilayah

Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang yang menetapkan Kabupaten Deli

Serdang dimekarkan menjadi dua wilayah, yaitu Kabupaten Deli Serdang dan

Kabupaten Serdang Bedagai. Namun perencanaan pemekaran tersebut terhenti dan kembali bergulir pada saat reformasi terjadi tahun 1998. Dengan melalui proses yang panjang pada akhirnya berdasarkan persetujuan DPR RI, Presiden

Republik Indonesia menerbitkan Undang-Undang Nomor: 36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan

Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara.

Pertimbangan nama Kabupaten Serdang Bedagai didasarkan pada sejarah dimana wilayah ini dahulu berada dalam wilayah kesultanan Serdang dan

Kesultanan Padang Bedagai.

48

Universitas Sumatera Utara 49

4.1.2. Kondisi Geografis

Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan

Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 3°01'2,5" Lintang Utara - 3°46'33" Lintang Utara dan

98°44'22" Bujur Timur - 99°19'01" Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0 –

500 meter di atas permukaan laut.

Luas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 1.900,22 km2. Wilayah

Kabupaten Serdang Bedagai sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten

Batu Bara dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat dengan Kabupaten Deli

Serdang.

Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 17 kecamatan dan 237 desa, dan 6 kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Dolok

Masihul yaitu 237,42 km2 atau 12,49 persen dari luas Kabupaten Serdang

Bedagai. Kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Serbajadi yaitu 50,69 km2 atau 2,67 persen dari luas Kabupaten Serdang Bedagai. Kecamatan Sei

Rampah merupakan ibukota Kabupaten Serdang Bedagai dan memiliki luas wilayah terbesar kedua dengan luas wilayah 198,9 km2.

4.1.3. Kependudukan

Penduduk adalah setiap orang, baik warga negara Republik Indonesia maupun warga negara asing yang berdomisili di dalam wilayah Republik

Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari

Universitas Sumatera Utara 50

enam bulan tetapi bertujuan menetap. Jumlah Penduduk di Kabupaten Serdang

Bedagai yaitu 612.924 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 307.722 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 305.202 jiwa.

4.2 Hasil Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, maka pada bagian ini akan dibahas hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan aplikasi statistik yaitu eviews. Dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji statistik. Berikut disajikan data variabel-variabel yang diolah dalam penelitian ini, terlihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Variabel Penelitian Pengeluaran Pemerintah PDRB (Juta TPAK Tahun IPM (%) Bidang Pendidikan Rupiah) (%) (Miliar Rupiah) 2010 64.67 12049458.67 24,472,448,200 68.64 2011 65.28 12780061.11 95,157,110,700 73.69 2012 66.14 13558846.06 132,726,688,850 66.46 2013 67.11 14345758.20 185,326,079,800 72.59 2014 67.78 15080381.26 195,862,342,160 65.47 2015 68.01 15841945.73 253,387,268,138 63.05 2016 68.77 16656165.11 252,287,263,227 65.47 2017 69.16 17516432.36 23,240,136,500 67

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai mean, nilai median, nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian, yaitu IPM,

PDRB, Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, dan Tingkap Partisipasi

Universitas Sumatera Utara 51

Angkatan Kerja (TPAK). Gambaran secara umum mengenai data penelitian ditampilkan melalui hasil statistik deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif LNIPM LNPDRB LNAP LNTPAK Mean 2.823136 19.73158 24.45949 2.827308 Median 2.828311 19.73528 24.56986 2.809008 Maximum 2.849925 19.89112 25.00103 2.920605 Minimum 2.788280 19.56000 23.63073 2.755232 Std. Dev. 0.019049 0.100078 0.398665 0.057167 Observations 26 26 26 26 Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 4

Berdasarkan data di atas, masing-masing variabel dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Variabel IPM

Pada Tabel 4.2, nilai mean IPM sebesar 2.823136, dengan nilai standard deviasi sebesar 0.019049. Nilai maksimum IPM sebesar 2.849924 yaitu pada tahun 2017, sedangkan nilai minimumnya sebesar 2.788280 terjadi pada tahun

2011. Nilai rata-rata (mean) IPM tahun 2010-2017 lebih besar daripada nilai standar deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data normal.

2. Variabel PDRB

Pada Tabel 4.2, nilai mean PDRB sebesar 19.73158, dengan nilai standard deviasi sebesar 0.100078. Nilai maksimum PDRB sebesar 19.89112 yaitu terjadi pada tahun 2017, sedangkan nilai minimumnya sebesar 19.56000 terjadi pada tahun 2011. Nilai rata-rata (mean) PDRB tahun 2010-2017 lebih besar daripada nilai standar deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data normal.

Universitas Sumatera Utara 52

3. Variabel Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan (Anggaran Pendidikan)

Pada Tabel 4.2, nilai mean AP sebesar 24.45949, dengan nilai standard deviasi sebesar 0.398665. Nilai maksimum AP sebesar 25.00103 yaitu terjadi pada tahun 2016, sedangkan nilai minimumnya sebesar 23.63073 terjadi pada tahun 2017. Nilai rata-rata (mean) AP tahun 2010-2017 lebih besar daripada nilai standar deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data normal.

4. Variabel TPAK

Pada Tabel 4.2, nilai mean TPAK sebesar 2.827308, dengan nilai standard deviasi sebesar 0.057167. Nilai maksimum TPAK sebesar 2.920605 yaitu terjadi pada tahun 2011, sedangkan nilai minimumnya sebesar 2.755232 terjadi pada tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) AP tahun 2010-2017 lebih besar daripada nilai standar deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data normal.

4.2.2 Hasil Analisis Regresi

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.3 dapat dirumuskan persamaan regeresi linear berganda dalam penelitian ini, sebagai berikut:

LnIPM = α + β1 LnPDRB + β2 LnAP + β3 LnTPAK

Dimasukkan ke persamaan menjadi :

LnIPM = -1.002090 + 0.185433 LnPDRB + 0.004531 LnAP + 0.019629 LnTPAK

Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Variable Coefficient Probability C -1.002090 0.0000 LNPDRB 0.185433 0.0000 LNAP 0.004531 0.0079 LNTPAK 0.019629 0.1089 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews, Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara 53

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut: a. α = -1.002090, artinya apabila variabel PDRB, AP dan TPAK sebesar 0 atau

tidak berfluktuasi, maka nilai IPM turun sebesar 1.002090, ignifikan pada α

sebesar 5 persen. b. β1 = 0.185433, artinya setiap peningkatan PDRB sebesar 1% akan menaikkan

nilai IPM sebesar 0.185433% c. β2 = 0.004531, artinya setiap peningkatan AP sebesar 1% akan menaikkan

nilai IPM sebesar 0.004531%. d. β3 = 0.019629, artinya setiap peningkatan TPAK sebesar 1% akan menaikkan

nilai IPM sebesar 0.019629%.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk membuktikan bahwa variabel- variabel bebas dalam suatu model tidak saling berkorelasi antara satu dengan lainnya.

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficient Uncentered Centered Variable Variance VIF VIF C 0.021609 101903.6 NA LNPDRB 4.38E-05 80500.49 1.991166 LNAP 2.40E-06 6785.868 1.732935 LNTPAK 0.000138 5205.573 2.045534 Sumber : Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 6

Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada model ini tidak terdeteksi adanya multikolinearitas. Terlihat dari nilai variance

Universitas Sumatera Utara 54

inflation factor dari ketiga variabel independen berada dibawah nilai 10. Variance

Inflation Factor (VIF) < 10.

4.2.3.1 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas berfungsi untuk melihat keadaan dimana semua gangguan yang mucul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Syarat adanya masalah heteroskedastisitas adalah nilai probabiity Chi- Square lebih kecil dari 0.05 (probabiity Chi-Square < alpha 5%)

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas Obs*R-squared 2.095929 Prob. Chi-Square(3) 0.5527 Sumber :Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 7

4.2.3.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berfungsi untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Apabila terjadi masalah autokorelasi maka harus diatasi dengan cara melakukan transformasi.

Pada tabel 4.6 disajikan hasil uji autokorelasi. Pada model regresi ini awalnya terdeteksi gejala autokorelasi, namun setelah dilakukan perbaikan dengan cara menambah variabel autoregressive AR(1) dan AR(2) maka masalah autokorelasi sudah terkoreksi. Dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson stat. Nilai du < d < 4-du. Dimana nilai du = 1.65225, niai d = 2.190977 dan nilai du-4 =

2.34775. Maka pada model ini tidak terjadi gejala autokorelasi.

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson Durbin-Watson stat 2.190977 Sumber :Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 10

Universitas Sumatera Utara 55

4.2.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal.

Dari hasil uji normalitas pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwasanya data terdistribusi normal, dilihat dari nilai probabilitynya sebesar 0.459383 lebih besar dari nilai α 0,05.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Jarquea-Bera 1.555741 Probability 0.459383 Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 11

4.2.4. Hasil Uji Statistik

Berikut ini penjelasan hasil uji statistik yang diperoleh dari hasil analisis regresi linear berganda :

4.2.4.1. Uji Simultan (F Test)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil estimasi linear berganda pada tabel 4.8 maka dapat diketahui nilai probabilitas Fhitung =0.00000 < α = 0,05, ehingga 0 ditolak, dan H1 diterima.

Berdasarkan hasil estimasi tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas yakni variabel PDRB, AP dan TPAK secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang

Bedagai.

Tabel 4.8 Hasil F Test Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews, Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara 56

4.2.4.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t berfungsi untuk melihat apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel yang lain konstan. Sehingga dilakukan uji-t dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel, dimana df yang digunakan ialah 100 (df=100) dengan tingkat alpha 0,05 (5%).

Tabel 4.9 Hasil t Test Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Keterangan LNPDRB 0.185433 0.006621 28.00509 0.0000** Signifikan LNAP 0.004531 0.001551 2.922267 0.0079** Signifikan LNTPAK 0.019629 0.011749 1.670708 0.1089** Tidak Signifikan Sumber : Hasil Olahan Data Eviews, lampiran 5

Catatan : * = Signifikan pada α = 10% ** = Signifikan pada α = 5% *** = Signifikan pada α = 1%

Adapun interpretasi dari hasil estimasi di atas adalah sebagai berikut a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh nilai t-statistik untuk variabel PDRB sebesar 28.00509 dan nilai probability ebe ar 0,0000 lebih kecil dari α = 5% atau

0,0000 < 0,05; maka H1 diterima. Sedangkan koefiesien regresinya bertanda positif. Hal ini berarti, secara parsial variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. b. Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan (AP)

Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh nilai t-statistik untuk variabel AP sebesar 2.922267 dan nilai probability sebesar 0,0079 lebih kecil dari α = 5%

Universitas Sumatera Utara 57

atau 0,0079 < 0,05; maka H1 diterima. Sedangkan koefiesien regresinya bertanda positif. Hal ini berarti, secara parsial variabel AP berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM.

c. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh nilai t-statistik untuk variabel TPAK sebesar 1.670708 dan nilai probability sebesar 0.1089 lebih be ar dari α = 5% atau

0.1089 > 0,05; maka H1 ditolak. Sedangkan koefiesien regresinya bertanda positif.

Hal ini berarti, secara parsial variabel TPAK berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap IPM. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam melihat pengaruh TPAK terhadap IPM, seperti peningkatan jumlah penduduk dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal inilah yang menyebabkan TPAK tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM.

4.2.4.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau R-squared (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hal ini dapat dilakukan dengan melihat nilai R2, dengan kriteria pengujian dimana nilai R2 yang digunakan adalah 0 ≤ 2 ≤ 1. dapun ha il perhitungan koefi ien determinasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi Variabel Independen Variabel Dependen R-squared PDRB, AP, TPAK IPM 0.986630 Sumber : Hasil Olahan Data Eviews, lampiran 5

Universitas Sumatera Utara 58

Berdasarkan hasil estimasi di atas, dihasilkan nilai koefisien determinasi

(R2) sebesar 0.986630. Artinya, variabel PDRB, AP, dan TPAK secara bersama- sama mampu menjelaskan variabel IPM sebesar 98,66%, dan sisanya 1,34% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel PDRB memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Variabel Pengeluaran Pemerintah bidang Pendidikan memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang

Bedagai.

3. Variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) memiliki pengaruh

positif namun tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di

Kabupaten Serdang Bedagai.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya, harus berupaya membuat

program-program yang dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.

Seperti dengan cara menambah fasilitas pendidikan dan tenaga pendidik

terutama untuk daerah yang terpencil yang sudah terlatih melalui pelatihan atau

Training Of Trainer (TOT), serta menambah alokasi dana terutama pada

bidang pendidikan. Pemerintah juga dapat membuka lapangan-lapangan

pekerjaan yang baru untuk mengurangi tingkat pengangguran.

59

Universitas Sumatera Utara 60

2. Sebaiknya masyarakat dapat mendukung dan membantu Pemerintah dengan

berpartisipasi aktif terhadap program-program Pemerintah.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengambil jangka waktu yang

lebih panjang untuk diteliti agar penelitiannya menjadi lebih akurat.

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, (2013). Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Adisasmita, Rahardjo, (2015). Analisis Pembangunan Wilayah ; Kepulauan, Kelautan, Maritim, Terisolasi, Terpencil, Tertinggal, Perbatasan, Pesisir, Pulau-pulau kecil, Archipelago dan Semeja, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Astuti, Maulida, (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2016, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Daili, Naomi Sepninan L, (2014). Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Nias Barat, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Daulay, Murni, (2010). Metodologi Penelitan Ekonomi, USU Press, Medan.

Ekananda, Mahyus, (2015). Ekonometrika Dasar Untuk Penelitian Dibidang Ekonomi, Sosial dan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Hasibuan, Sayuti, (1996). Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori Dan Kebijakan, Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Insukindro, (1990). Penurunan Data Bulanan Dari Data Tahunan, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol 38, N0. 4, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta.

Kahang, Merang, dkk, (2016). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kutai Timur, Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, Volume 18, No. 2, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Indonesia.

Kamaluddin, Rustian, (1999). Pengantar Ekonomi Pembangunan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Latuconsina, Zulfikar Mohammad Yamin, (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Malang Berbasis Pendekatan Perwilayahan Dan Regresi Panel, Journal Of Regional and Rural Development Planning, Juni 2017, 1 (2), Kabupaten Malang.

Meliana, Ayunanda dan Ismaini Zain, (2013). Analisis Statistik Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi

61

Universitas Sumatera Utara 62

Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Panel, Jurnal Sains Dan Seni Pomits, Vol. 2, No. 2, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, (2007). Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika, USU Press, Medan.

Putra, Windhu, (2018). Perekonomian Indonesia : Penerapan Beberapa Teori Ekonomi Pembangunan di Indonesia, PT Rajagrafindo Persada, Depok.

Ramadayanti, Fiki Dwi, (2018). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Indonesia Tahun 2010-2015, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Shofia, Vina Nur Mala, dkk (2017). Analisis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial, Vol. 11, No. 1, Universitas Jember, Jawa Timur.

Siregar, Arifin Nur, (2010). Analisis Determinan Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Deli Serdang, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sematera Utara, Medan.

Sirojuzilam dan Syaiful Bahri, (2014). Pembangunan Ekonomi Wilayah Sumatera Utara, USU Press, Medan.

Sirojuzilam, (2008). Disparitas Ekonomi & Perencanaan Regional, Pustaka Bangsa Press, Medan.

Siti, Tengku Fatimah dan Paidi Hidayat, (2015). Analisis Daya Saing Ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol 3, No 1, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.

Sukirno, Sadono, (1985). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Tarigan, Trisna Pilem, (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Karo, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Universitas Sumatera Utara 63

Todaro, Michael P, Stephen C. Smith, (2011). Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesebelas, Erlangga, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Variabel Dependen Dan Independen

Pengeluaran Pemerintah PDRB (Juta TPAK Tahun IPM (%) Bidang Rupiah) (%) Pendidikan (Miliar Rupiah) 2010 64.67 12049458.67 24,472,448,200 68.64 2011 65.28 12780061.11 95,157,110,700 73.69 2012 66.14 13558846.06 132,726,688,850 66.46 2013 67.11 14345758.20 185,326,079,800 72.59 2014 67.78 15080381.26 195,862,342,160 65.47 2015 68.01 15841945.73 253,387,268,138 63.05 2016 68.77 16656165.11 252,287,263,227 65.47 2017 69.16 17516432.36 23,240,136,500 67

Lampiran 2 : Data variabel Dependen dan Independen Setelah Di Interpolasi

QUARTAL IPM PDRB AP TPAK 2011Q1 16.25304688 312463916.9 18456148548 18.42875 2011Q2 16.29507813 317105467.4 22356516761 18.5525 2011Q3 16.34101563 321822303 25739461782 18.484375 2011Q4 16.39085938 326614423.7 28604983609 18.224375 2012Q1 16.45007813 331638295.8 29072422198 16.7709375 2012Q2 16.50554688 336518400.4 31655361658 16.5278125 2012Q3 16.56273438 341411203.8 34473141942 16.4934375 2012Q4 16.62164062 346316706 37525763052 16.6678125 2013Q1 16.69828125 351470907.9 43043418009 18.09039063 2013Q2 16.75421875 356307407.1 45673643559 18.26648438 2013Q3 16.80546875 361062204.6 47646632725 18.23554688 2013Q4 16.85203125 365735300.4 48962385507 17.99757813 2014Q1 16.899375 370017200.4 46142316271 16.85140625 2014Q2 16.934375 374650690.5 47535030538 16.47984375 2014Q3 16.9625 379326276.5 49661942673 16.18171875 2014Q4 16.98375 384043958.5 52523052678 15.95703125 2015Q1 16.96023438 388703291.8 60243891587 15.8003125 2015Q2 16.98289063 393545343.6 62923184915 15.7246875 2015Q3 17.01382813 398469669.1 64686463699 15.7246875 2015Q4 17.05304688 403476268.5 65533727937 15.8003125 2016Q1 17.13570313 408590954.3 72079125713 16.17539063

Universitas Sumatera Utara

2016Q2 17.17742188 413751776.3 68448701628 16.31273438 2016Q3 17.21335938 418984547 61256603764 16.43617188 2016Q4 17.24351563 424289266.5 50502832122 16.54570312 2017Q1 17.26789063 429665934.7 36187386702 16.64132812 2017Q2 17.28648437 435114551.7 18310267503 16.72304687 2017Q3 17.29929688 440635117.5 -3128525474 16.79085937 2017Q4 17.30632813 446227632.1 -28128992230 16.84476562

Lampiran 3 : Data Variabel Setelah Ditransformasi Ln

QUARTAL LnIPM LnPDRB LnAP LnTPAK 2011Q1 2.78828039 19.55999955 23.63866 2.913911945 2011Q2 2.79086311 19.57474498 23.83038 2.920604551 2011Q3 2.79367824 19.5895101 23.97129 2.916925781 2011Q4 2.79672382 19.6042909 24.07685 2.902759984 2012Q1 2.80033023 19.61955546 24.09306 2.819647478 2012Q2 2.8036965 19.63416339 24.17817 2.805044568 2012Q3 2.80715525 19.64859819 24.26345 2.802962575 2012Q4 2.8107055 19.66286425 24.34829 2.813479464 2013Q1 2.81530579 19.6776375 24.48548 2.895380893 2013Q2 2.81865009 19.69130442 24.54479 2.905067926 2013Q3 2.82170435 19.70456081 24.58708 2.903372814 2013Q4 2.8244712 19.71742041 24.61432 2.8902372 2014Q1 2.82727664 19.72906005 24.555 2.82443411 2014Q2 2.82934558 19.74150466 24.58473 2.802138043 2014Q3 2.83100503 19.75390728 24.6285 2.783882133 2014Q4 2.832257 19.76626758 24.68452 2.769899563 2015Q1 2.83087145 19.77832686 24.82167 2.760029718 2015Q2 2.8322064 19.79070685 24.86518 2.75523193 2015Q3 2.83402643 19.80314194 24.89282 2.75523193 2015Q4 2.83632889 19.81562823 24.90583 2.760029718 2016Q1 2.84116419 19.8282251 25.00103 2.78349099 2016Q2 2.84359584 19.84077678 24.94935 2.791946053 2016Q3 2.84568579 19.8533446 24.83834 2.799484508 2016Q4 2.84743617 19.86592601 24.6453 2.806126438 2017Q1 2.84884874 19.87851857 24.31198 2.811889247 2017Q2 2.84992495 19.89111989 23.63073 2.81678782 2017Q3 2.85066586 19.90372769 NA 2.820834654 2017Q4 2.85107222 19.91633977 NA 2.824039963

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4 : Hasil Analisis Statistik Deskriptif LNIPM LNPDRB LNAP LNTPAK Mean 2.823136 19.73158 24.45949 2.827308 Median 2.828311 19.73528 24.56986 2.809008 Maximum 2.849925 19.89112 25.00103 2.920605 Minimum 2.788280 19.56000 23.63073 2.755232 Std. Dev. 0.019049 0.100078 0.398665 0.057167 Skewness -0.371248 -0.094401 -0.630949 0.490885 Kurtosis 1.963275 1.847283 2.431138 1.763125

Jarque-Bera 1.761608 1.478104 2.075655 2.701542 Probability 0.414450 0.477567 0.354223 0.259041

Sum 73.40154 513.0211 635.9468 73.51000 Sum Sq. Dev. 0.009072 0.250390 3.973343 0.081701

Observations 26 26 26 26

Lampiran 5 : Hasil Analisis Regresi Linear Berganda (OLS)

Dependent Variable: LNIPM Method: Least Squares Date: 07/03/19 Time: 22:10 Sample (adjusted): 2011Q1 2017Q2 Included observations: 26 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.002090 0.146999 -6.816998 0.0000 LNPDRB 0.185433 0.006621 28.00509 0.0000 LNAP 0.004531 0.001551 2.922267 0.0079 LNTPAK 0.019629 0.011749 1.670708 0.1089

R-squared 0.986 630 Mean dependent var 2.823136 Adjusted R-squared 0.984807 S.D. dependent var 0.019049 S.E. of regression 0.002348 Akaike info criterion -9.129833 Sum squared resid 0.000121 Schwarz criterion -8.936280 Log likelihood 122.6878 Hannan-Quinn criter. -9.074097 F-statistic 541.1574 Durbin-Watson stat 0.315705 Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6 : Hasil Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors Date: 07/03/19 Time: 22:14 Sample: 2011Q1 2017Q4 Included observations: 26

Coefficient Uncentered Centered Variable Variance VIF VIF

C 0.021609 101903.6 NA LNPDRB 4.38E-05 80500.49 1.991166 LNAP 2.40E-06 6785.868 1.732935 LNTPAK 0.000138 5205.573 2.045534

Lampiran 7 : Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Breusch-Pagan-Godfrey

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 0.642993 Prob. F(3,22) 0.5955 Obs*R-squared 2.095929 Prob. Chi-Square(3) 0.5527 Scaled explained SS 0.953788 Prob. Chi-Square(3) 0.8124

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/03/19 Time: 22:15 Sample: 2011Q1 2017Q2 Included observations: 26

Variable Coefficient Std . Error t-Statistic Prob.

C 0.000236 0.000343 0.688987 0.4980 LNPDRB -1.29E-05 1.55E-05 -0.835984 0.4122 LNAP 3.16E-06 3.62E-06 0.873114 0.3920 LNTPAK -1.91E-05 2.74E-05 -0.697706 0.4927

R-squared 0.080613 Mean dependent var 4.67E -06 Adjusted R-squared -0.044758 S.D. dependent var 5.36E-06 S.E. of regression 5.48E-06 Akaike info criterion -21.24934 Sum squared resid 6.61E-10 Schwarz criterion -21.05579 Log likelihood 280.2414 Hannan-Quinn criter. -21.19360 F-statistic 0.642993 Durbin-Watson stat 0.683701 Prob(F-statistic) 0.595548

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8 : Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 38.17566 Prob. F(2,20) 0.0000 Obs*R-squared 20.60308 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 07/03/19 Time: 22:20 Sample: 2011Q1 2017Q2 Included observations: 26 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.044664 0.070778 -0.631048 0.5352 LNPDRB 0.002458 0.003213 0.765062 0.4532 LNAP -0.000384 0.000756 -0.507861 0.6171 LNTPAK 0.001980 0.005630 0.351756 0.7287 RESID(-1) 1.300829 0.194357 6.692996 0.0000 RESID(-2) -0.525380 0.197634 -2.658347 0.0151

R-squared 0.792426 Mean dependent var 1.41E -15 Adjusted R-squared 0.740533 S.D. dependent var 0.002203 S.E. of regression 0.001122 Akaike info criterion -10.54826 Sum squared resid 2.52E-05 Schwarz criterion -10.25793 Log likelihood 143.1273 Hannan-Quinn criter. -10.46465 F-statistic 15.27027 Durbin-Watson stat 2.165928 Prob(F-statistic) 0.000003

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9 : Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson dengan AR(1) sebagai perbaikan

Dependent Variable: LNIPM Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH) Date: 07/03/19 Time: 22:22 Sample: 2011Q1 2017Q2 Included observations: 26 Convergence achieved after 10 iterations Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.969073 0.470419 -2.060020 0.0526 LNPDRB 0.188521 0.027545 6.844109 0.0000 LNAP 0.002100 0.004912 0.427468 0.6736 LNTPAK 0.007256 0.008325 0.871577 0.3938 AR(1) 0.876506 0.124899 7.017731 0.0000 SIGMASQ 1.07E-06 4.39E-07 2.428888 0.0247

R-squared 0.99694 5 Mean dependent var 2.823136 Adjusted R-squared 0.996181 S.D. dependent var 0.019049 S.E. of regression 0.001177 Akaike info criterion -10.39587 Sum squared resid 2.77E-05 Schwarz criterion -10.10554 Log likelihood 141.1463 Hannan-Quinn criter. -10.31226 F-statistic 1305.171 Durbin-Watson stat 0.987462 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .88

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10 : Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson dengan AR(2) sebagai perbaikan

Dependent Variable: LNIPM Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH) Date: 07/03/19 Time: 22:24 Sample: 2011Q1 2017Q2 Included observations: 26 Convergence achieved after 15 iterations Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNPDRB 0.141496 0.003663 38.62997 0.0000 LNAP 0.000847 0.003302 0.256419 0.8002 LNTPAK 0.003299 0.009133 0.361253 0.7217 AR(1) 1.605676 0.152639 10.51944 0.0000 AR(2) -0.643452 0.138571 -4.643474 0.0002 SIGMASQ 9.39E-07 1.94E-07 4.842345 0.0001

R-squared 0.997308 Mean dependent var 2.823136 Adjusted R-squared 0.996636 S.D. dependent var 0.019049 S.E. of regression 0.001105 Akaike info criterion -10.41887 Sum squared resid 2.44E-05 Schwarz criterion -10.12854 Log likelihood 141.4454 Hannan-Quinn criter. -10.33527 Durbin-Watson stat 2.190977

Inverted AR Roots .84 .77

Lampiran 11 : Hasil Uji Normalitas

7 Series: Residuals 6 Sample 2011Q1 2017Q2 Observations 26 5 Mean 1.41e-15 4 Median -0.000393 Maximum 0.004296 3 Minimum -0.003094 Std. Dev. 0.002203 2 Skewness 0.475628 Kurtosis 2.271179 1 Jarque-Bera 1.555741 0 Probability 0.459383 -0.004 -0.002 0.000 0.002 0.004

Universitas Sumatera Utara