HAKI DAN BUKU SEJARAH PRANCIS.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

HAKI DAN BUKU SEJARAH PRANCIS.Pdf SEJARAH PRANCIS Pergulatan Peradaban Benua Biru Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (Pasal 1 ayat [1]). 2. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan: a. Penerbitan ciptaan; b. Penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya; c. Penerjemahan ciptaan; d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian ciptaan; e. pendistribusian ciptaan atau salinannya; f. Pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman ciptaan; h. Komunikasi ciptaan; dan i. Penyewaan ciptaan. (Pasal 9 ayat [1]). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (Pasal 113 ayat [3]). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). (Pasal 113 ayat [4]). SEJARAH PRANCIS Pergulatan Peradaban Benua Biru Penulis: Dr. Mohamad Syaefudin, M.Pd Dra. Anastasia Pudjitriherwanti, M.Hum Saroni Asikin, S.Pd. SEJARAH PRANCIS Pergulatan Peradaban Benua Biru © Mohamad Syaefudin, Anastasia Pudjitriherwanti, Saroni Asikin halaman; 15.5 x 23 cm. ISBN: Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang me ngutip atau mem- per-banyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun juga tan- pa izin tertulis dari penerbit. Cetakan: Penulis : Mohamad Syaefudin, Anastasia Pudjitriherwanti, Saroni Asikin Editor : Surahmat Sampul : Annisa Dien Layout : Fendi Diterbitkan oleh: Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI) Jln. Jomblangan Gg. Ontoseno B.15 RT 12/30 Banguntapan Bantul DI Yogyakarta Email: [email protected] Website: www.samudrabiru.co.id WA/Call: 0812-2607-5872 PRAKATA egala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan buku tentang Ssejarah Prancis. Buku ini merupakan buah dari kegelisahan untuk merangkum sejarah negara Prancis yang sarat dengan pergolakan dan dinamika yang memberi inspirasi bagi negara dan bangsa lain. Dengan mempelajari sejarah, pembaca dapat mengambil pengalaman, pelajaran, tentang bagaimana satu bangsa mengatasi permasalahan dan tantangan zamannya agar dapat bertahan dan berproses menjadi sebuah peradaban yang diperhitungkan di antara timbul tenggelam kebudayaan dunia. Prancis dengan segala tradisi keilmuan dan pergolakan sejarah yang panjang sangat layak dipelajari dan direfleksikan dengan kondisi kekinian. Permasalahannya, banyak pernik sejarah dengan momentum, pelaku dan silang sengkarut kepentingan penafsiran terasa sarat untuk dicerna, laksana kumpulan arsip berdebu yang enggan disentuh pembaca era kekinian. Buku ini jelas tidak akan mengulang sejarah kelam penulisan sejarah macam ini. Ditulis dengan pendekatan naratif yang meng- utamakan jalinan antarperistiwa tersusun nyaman, pembaca dapat v menikmatinya baik secara parsial maupun pembacaan menyeluruh. Muaranya, pembaca dapat melihat sekilas pendulum sejarah nun jauh dari jarak dan waktu yang jauh namun masih bias diraba garis merahnya baik dari era prasejarah, pembentukan bangsa, persatuan awal bangsa, perpecahan atas nama agama, kejayaan era monarki, kekaisaran, eksperimen negara republik, sampai tercabik perang dan tersandera kekuatan asing mendewasa perjalanan panjang peradaban benua biru ini. Terselesaikannya buku ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Maka dari itu kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNNES yang telah mendanai penerbitan buku ini. Penghargaan yang sama kami tujukan kepada penelaah, Dr Joesana Tjahjani, M.Hum yang memberi masukan dan perbaikan bagi kelengkapan buku ini. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada direktur penerbitan Samudra Biru yang menerima naskah dan menerbitkannya menjadi buku. Kami mengharapkan agar buku ini mendapat tempat di hati pembaca dan saya sangat mengapresiasi masukan, kritikan demi perbaikan buku ini. Semarang, 14 Juli 2020 Penulis vi DAFTAR ISI PRAKATA ........................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................... vii BAB I DARI ERA PRASEJARAH HINGGA ERA MEROVINGIEN ................................................................ 1 BAB II KEKAISARAN PERTAMA: DINASTI CAROLINGIAN .... 37 BAB III DINASTI CAPETIAN DAN EMBRIO NEGARA PRANCIS .......................................................................... 61 BAB IV PERANG SERATUS TAHUN ........................................... 95 BAB V ERA RENAISSANCE.......................................................129 BAB VI PERANG AGAMA ..........................................................155 BAB VII ERA KLASIK PRANCIS ..................................................199 BAB VIII PEMIKIR ABAD PENCERAHAN ..................................223 vii BAB IX REVOLUSI PRANCIS .....................................................265 BAB X NAPOLEON KE PUNCAK KEKUASAAN ......................331 PENUTUP ........................................................................349 DAFTAR PUSTAKA ........................................................350 BIOGRAFI PENULIS ......................................................356 viii BAB I DARI ERA PRASEJARAH HINGGA ERA MEROVINGIEN Dari Gambar-Gambar di Dinding Gua Pada 12 September 1940, Marcel Ravidat yang saat itu berusia 18 tahun bermain-main dengan anjingnya, Robot, di area perbukitan Desa Montignac, wilayah Dordogne di Prancis barat daya. Mendadak anjing itu terpeleset dan jatuh ke sebuah lubang rubah. Demi menyelamatkan binatang kesayangannya itu Marcel memasuki lubang tersebut. Lalu ketika berada di lubang tersebut, dia yakin itu bukan lubang rubah melainkan sebuah gua. Marcel segera pulang dan kembali ke gua itu bersama tiga orang temannya, yaitu Jacques Marsal, Georges Agnel, dan Simon Coencras. Mereka memasuki gua hingga kedalaman sekitar 15 meter (45 kaki). Di Montignac beredar cerita mengenai jalan rahasia di sekitar Lascaux Manor. Karena itu, mereka berempat mengira apa yang mereka temukan adalah jalan rahasia tersebut. Sejarah Prancis Akan tetapi ketika menyalakan lampu dan mulai menjelajahi gua, mereka terpesona oleh lukisan-lukisan di dinding gua yang menggambarkan figur binatang. Sepuluh hari kemudian, pada 21 September 1940, mereka berempat kembali ke tempat tersebut bersama seorang pastor yang mereka kenal bernama Abbé Henri Édourad Prosper Breuil (atau lebih dikenal dengan sebutan Abbé Breuil). Sang pastor membuat sketsa mengenai gambar-gambar yang terlukis di dinding gua. Se- lanjutnya Abbé Breuil mengajak tiga orang untuk meneliti gua itu lebih lanjut. Ketiganya adalah Denis Peyrony (kurator di Museum Prasejarah Les Eyzies), Jean Boutssonie, dan Dr. Cheynier. Itulah Gua Lascaux yang pada 1979 dijadikan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Para ahli menyebut gua tersebut sebagai gua dari Zaman Palaeolithikum. Emma Groenevel dalam Ancient History Encyclopedia (2016) menyebutkan bahwa gambar di dinding gua itu diperkirakan dicip- takan sekira 17.000 hingga 15.000 SM oleh sekelompok manusia yang secara anatomis adalah Homo Sapiens. Homo Sapiens diketa- hui telah tinggal di wilayah Eropa sejak sekira 40.000 SM. Temuan di Gua Lascaux juga menunjukkan bahwa telah ada manusia yang tinggal di wilayah antara Prancis barat daya dan Pegunungan Can- tabria di Spanyol Utara, termasuk di wilayah Lascaux. Selain Gua Lascaux, ada gua sejenis yang dinding-dindin- gnya penuh gambar dan menurut para ahli diciptakan oleh se- kelompok manusia yang lebih tua usianya, yaitu Gua Cosquer di wilayah Calanque de Morgiou, Marseille. Gambar-gambar di Gua Cosquer berupa 44 tangan hitam dan 21 tangan merah. Di gua tersebut juga ditemukan gravir berfigur kuda sejumlah 48 buah. 2 Pergulatan Peradaban Benua Biru Usia gambar-gambar tersebut diperikirakan sekira 27.000 hingga 19.000 SM (Mammar 2011). Ilustrasi tentang temuan gua prasejarah dari Zaman Palaeo- thikum di wilayah Lascaux dan Cosquer dengan gambar-gambar binatang di dinding-dindingnya tersebut penting diuraikan untuk membuktikan bahwa manusia telah tinggal di wilayah yang seka- rang bernama Prancis sejak Zaman Prasejarah. Sekelompok manu- sia itu oleh para ahli arkeologi disebut Homo Sapiens. Homo Sapiens adalah tipe manusia purba yang telah mengala- mi perkembangan dari tipe sebelumnya. Jean-Joseph Julaud (2004) mencatat empat jenis manusia prasejarah yang menghuni wilayah Prancis. Umumnya mereka menghuni gua-gua. Keempat tipe ma- nusia prasejarah yang menghuni wilayah Prancis, yaitu: 1. Homo Habilis Tipe manusia prasejarah yang diperkirakan hidup 2 juta tahun SM ini telah memakai pakaian (homme habilé) sehingga disebut dalam bahasa Latin Homo Habilis. Homo Habilis berjalan membungkuk dengan tinggi 1,30 meter. Di wilayah Prancis mereka tinggal di Roquebrune Cap-Martin sekira 1 juta SM. 2. Homo Erectus Tipe manusia prasejarah ini diperkirakan hidup 500 ribu SM dengan berjalan tegak. Homo Erectus mendiami gua- gua
Recommended publications
  • A Study in the Berlin Haskalah 1975
    ISAAC SA TANOW, THE MAN AND HIS WORK; A STUDY IN THE BERLIN HASKALAH By Nehama Rezler Bersohn Submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in the Faculty of Philosophy Columbia University 1975 Reproduced with permission of the copyright owner. Further reproduction prohibited without permission. ACKNOWLEDGEMENT I am very grateful to Professor I. Barzilay for his friendly advice and encouragement throughout the course of my studies and research. Thanks are also due to the Jewish Memorial Foundation for a grant. i Reproduced with permission of the copyright owner. Further reproduction prohibited without permission. ABSTRACT ISAAC SATANOW, THE MAN AND HIS WORK; A STUDY IN THE BERLIN HASKAIAH Nehama Rezler Bersohn Isaac Satanow, one of the most prolific writers of the Berlin Haskalah (Jewish enlightenment), typifies the maskil (an enlightened Jew) of his time. He was born and reared in Podolia, Poland at a time when Frankism and Cabbalah were reaching their peak influence. He subsequently moved to Berlin where the Jewish enlightenment movement was gaining momentum influenced by the general enlightenment and Prussia's changing economy. Satanow's way of life expressed the con­ fluence of these two worlds, Podolia and Berlin. Satanow adopted the goal of the moderate Haskalah to educate the Jewish masses, and by teaching them modern science, modern languages and contemporary ideas, to help them in improving their economic, social and political situation. To achieve this goal, he wrote numerous books and articles, sometimes imitating styles of and attributing the authorship to medieval and earlier writers so that his teaching would be respected and accepted.
    [Show full text]
  • Tables Et Index Des Rde N°1 À 41
    ISSN : 0769-0886 ISBN : 978-2-9520898-2-1 © Société Diderot, 2010 Toute reproduction même partielle est formellement interdite Diffusion :Aux Amateurs de Livres 62, avenue Suffren 75015 Paris tables et index Recherches sur Diderot et sur l’Encyclopédie Du numéro 1 au numéro 41 Établis par Irène Passeron, François Prin, Éric Vanzieleghem Avec la collaboration d’Anne-Marie Chouillet, à l’origine de ce projet et Sylviane albertan-CoPPola,Annie beCq, Françoise DougnaC, Colas Duflo,Annie geffroy, Nicole jaCques-lefèVre, Nadège langbour, Marie leCa-tsiomis, Michèle leeDham-Vallat, Véronique le ru, Laurent lotY, Sophie massarD,Ann-Rozenn morel, Madeleine Pinault-sørensen, Odile riCharD-PauChet, Franck salaün publié avec le concours du Centre national du Livre, du conseil général de la Haute-Marne et de la ville de Langres Présentation Ce que contiennent ces tables et index Les Tables et Index des numéros 1 à 41 des Recherches sur Diderot et sur l’Encyclopédie remplacent les trois volumes de tables et index qui avaient été établis pour les numéros de 1 à 10 (1991), puis de 11 à 20 (1996), puis de 21 à 30 (2001). Ils les complètent par l’indexation des numéros de RDE de 31 à 41 inclus. Dans les précédents tables et index, nous avions proposé cinq outils d’investigation, et partant, de lecture,de la revue Recherches sur Diderot et sur l’Encyclopédie (RDE) : — les tables de matières,qui permettent de feuilleter rapidement le contenu de tous les numéros. — les tables d’auteurs (d’articles,de glanes ou de comptes rendus) qui permettent de connaître la liste des collaborateurs et l’intitulé de leur contribution.
    [Show full text]
  • Thèse De Doctorat
    Thèse de Doctorat présentée à Scuola di dottorato in Studi Umanistici XXVII ciclo de l’Université de Trento Directrice de l’École doctorale : Mme Elvira Migliario École Doctorale en Sciences Humaines et Sociales de l’Université de Picardie Jules Verne Directrice de l’École doctorale : Mme Tiphaine Barthelemy De Saizieu Le Scepticisme comme méthode dans l’œuvre de Denis Diderot par Valentina Sperotto sous la direction de M. Colas Duflo et de Mme Paola Giacomoni pour obtenir le grade de Dottore di ricerca presso l’Università di Trento et de Docteur de l’Université de Picardie Jules Verne anno accademico 2013-2014 Thèse de Doctorat présentée à Scuola di dottorato in Studi Umanistici XXVII ciclo École Doctorale en Sciences Humaines et Sociales de l’Université de Trento et de l’Université de Picardie Jules Verne par Valentina Sperotto sous la direction de Mme Paola Giacomoni et de M. Colas Duflo pour obtenir le grade de Dottore di ricerca presso l’Università di Trento et de Docteur de l’Université de Picardie Jules Verne Le Scepticisme comme méthode dans l’œuvre de Denis Diderot Soutenue le 10/12/2015, après avis des rapporteurs, devant le jury d’examen : M. Colas Duflo, Professeur, Université Paris Ouest Nanterre Mme Paola Giacomoni, Professore Associato, Università di Trento M. Jean-Louis Labussière, Professeur, Université de Montpellier Mme Marie Leca-Tsiomis, Professeur, Université Paris Ouest Nanterre M. Paolo Quintili, Professore Associato, Università di Roma Tor Vergata Mme Mariafranca Spallanzani, Professore Associato, Università di Bologna REMERCIEMENTS Une thèse de doctorat est un long travail que je n’aurais pu accomplir sans l’aide de nombreuses personnes.
    [Show full text]
  • Rien Ne Va Plus 2 Dieser Vierte Band Über Das Leben Des Generals Lazare Hoche (1768-97) Befasst Sich Mit Den Beiden Jahren 1796 Und 1797
    1 Gott schenkte Adam den Frieden, die Freiheit und das Paradies. Die Men- schen nahmen sich die Freiheit und wählten die Früchte vom Baum der Erkenntnis. Denn Wissen ist Macht. Die Macht, die sie sogleich miss- brauchten und fortwährend missbrauchen. Lazare Hoche (1768 -1797)1 Rien ne va plus 2 Dieser vierte Band über das Leben des Generals Lazare Hoche (1768-97) befasst sich mit den beiden Jahren 1796 und 1797. Gekürzte Quellenangaben bedeuten: „Rousselin 2“: A. Rousselin, „Vie de Lazare Hoche, Géné- ral des armées de la République“, tome second, 1797/8; Briefkopiensammlung der Mme Hoche „Vendéens et Chouans“: "Collection des mémoires rela- tifs à la Révolution française – Guerre des Vendéens et des Chouans contre la République Française ou Annales des départements de l’Ouest”, Paris 1825, "par un officier supé- rieur des armées de la République". Sammlung von Akten aus dieser Zeit. „Des Elends Sohn“, 2007, Hoche 1773-1793 „Quatrevingt-quatorze“: 2008, Hoche 1794 „Politiker und Soldaten“: 2009, Hoche 1795 Wer den vielen Links nachgehen möchte, schreibt in das Adressfeld seines Explorers: http://pclavadetscher.magix.net/website/ oder http://db.peterclavadetscher.ch/ Dort findet man den Text meines Buches und kann die Links direkt anklicken. Wollen wir hoffen, die Inhalte seien zwi- schenzeitlich gleich geblieben! Anmerkungen und Glossen zum Text sind in Fussnoten, bio- graphische Notizen (und lange Anfügungen) aber in Endno- ten am Schluss des 7. Kapitels festgehalten (S.368). Alle geographischen Namen, die mit einer Tiefzahl zwischen 56 und 62 versehen sind, finden sich in einer der auf Seite 56 – 62 eingefügten Karten wieder. Auch dieses Jahr sind meine unbedarften Einwürfe kursiv geschrieben.
    [Show full text]
  • Jean-Marie-Victor Viel
    Jean-Marie-Victor Viel Jean-Marie-Victor Viel. Jean-Marie-Victor Viel 1796â“1863 was a French architect who designed the Palais de l'Industrie Palace of Industry an exhibition hall located between the Seine River and the Champs-Élysées which was erected for the Paris World Fair in 1855. Notes. ^ "The Foreign Soul & The Angelus" de Maupassant,G trans: Wilson, J Notes p94 Lambeth, Duchy of Lambeth 2008 ISBN 978--0-9558525-1-0. Jean Victor Marie Moreau (14 February 1763 â“ 2 September 1813) was a French general who helped Napoleon Bonaparte to power, but later became a rival and was banished to the United States. Moreau was born at Morlaix in Brittany. His father was a successful lawyer, and instead of allowing Moreau to en Jean-Marie-Victor Viel was a French architect who designed the Palais de l'Industrie an exhibition hall located between the Seine River and the Champs-Élysées which was erected for the Paris World Fair in 1855.[1]. For faster navigation, this Iframe is preloading the Wikiwand page for Jean- Marie-Victor Viel. Home. News. Random Article. Install Wikiwand. Follow Us. Send a suggestion. Add. Jean-Marie-Victor Viel. + . Read more. Full Wikipedia Article. Jean-Marie-Victor Viel. Architect. 50% (1/1). + . Read more. Architect. American Institute of Architects Architectural firm Architectural technologist. Exposition Universelle (1855). Jean Victor Marie Moreau. Marshal of France. Wikipedia. Date of birth. 14 February 1763 Morlaix. Date of death. 2 September 1813 Louny. Jean-Victor Moreau.jpg 808 × 858; 153 KB.
    [Show full text]
  • Recherches Sur Diderot Et Sur L'encyclopédie , Uniquement Numérique : Tables Et Index Des Numéros 1 À 48 Tables Des Matières Rde 1 À Rde 52 2
    Recherches sur Diderot et sur l'Encyclopédie Uniquement numérique : Tables et Index des numéros 1 à 48 Tables des matières Rde 1 à Rde 52 Electronic version URL: https://journals.openedition.org/rde/5324 ISSN: 1955-2416 Publisher Société Diderot Electronic reference “Tables des matières Rde 1 à Rde 52”, Recherches sur Diderot et sur l'Encyclopédie [Online], Uniquement numérique : Tables et Index des numéros 1 à 48, Online since 04 March 2018, connection on 02 August 2021. URL: http://journals.openedition.org/rde/5324 This text was automatically generated on 2 August 2021. Propriété intellectuelle Tables des matières Rde 1 à Rde 52 1 Tables des matières Rde 1 à Rde 52 Numéro 1 - octobre 1986 1 Jacques CHOUILLET : Présentation 5 2 Abréviations 8 3 Otis FELLOWS : Ma relation avec Diderot 9 4 Yvon BELAVAL : Un philosophe ? 13 5 John LOUGH : Connaissance de l’Encyclopédie : les progrès accomplis et ce qui reste à faire 18 6 Jean VARLOOT : Poète et père de famille 26 7 Georges DULAC : Le discours politique de Pétersbourg 32 8 Hervé GUENOT : Palissot de Montenoy : un "ennemi" de Diderot et des philosophes 59 9 John PAPPAS : La première suppression de l’Encyclopédie dans la correspondance de D'Alembert 64 10 François MOUREAU : Le manuscrit de l'article LUXE ou l'atelier de Saint-Lambert 71 11 Françoise WEIL : L'impression des tomes VIII à XII de l’Encyclopédie 85 12 Robert DARNTON : Les encyclopédistes et la police 94 Chroniques, comptes rendus, documentation, bibliographie 13 L'Année Diderot aux Etats-Unis : quelques publications (P. H. Meyer) 113 14 Diderot et l’Encyclopédie en Allemagne : version contemporaine (J.
    [Show full text]
  • University Microfilms International 300 N
    INFORMATION TO USERS This was produced from a copy of a document sent to us for microfilming. While the most advanced technological means to photograph and reproduce this document have been used, the quality is heavily dependent upon the quality of the material submitted. The following explanation of techniques is provided to help you understand markings or notations which may appear on this reproduction. 1. The sign or “target” for pages apparently lacking from the document photographed is “ Missing Page(s)”. If it was possible to obtain the missing page(s) or section, they are spliced into the film along with adjacent pages. This may have necessitated cutting through an image and duplicating adjacent pages to assure you of complete continuity. 2. When an image on the film is obliterated with a round black mark it is an indication that the film inspector noticed either blurred copy because of movement during exposure, or duplicate copy. Unless we meant to delete copyrighted materials that should not have been filmed, you will find a good image of the page in the adjacent frame. If copyrighted materials were deleted you will find a target note listing the pages in the adjacent frame. 3. When a map, drawing or chart, etc., is part of the material being photo­ graphed the photographer has followed a definite method in “sectioning” the material. It is customary to begin filming at the upper left hand corner of a large sheet and to continue from left to right in equal sections with small overlaps. If necessary, sectioning is continued again—beginning below the first row and continuing on until complete.
    [Show full text]
  • Recherches Sur Diderot Et Sur L'encyclopédie
    Recherches sur DIDEROT et sur l’ENCYCLOPÉDIE Revue annuelle ¢ no 49 ¢ 2014 publiée avec le concours du Centre national du Livre, du conseil général de la Haute-Marne ISSN : 0769-0886 ISBN : 978-2-9520898-7-6 © Société Diderot, 2014 Toute reproduction même partielle est formellement interdite Diffusion : Amalivre 62, avenue Suffren 75015 Paris Présentation Diderot penseur politique et critique d’art sont les thèmes sur lesquels s’ouvre cette livraison des RDE. Sur ce qu’il nomme « les limites du politique », on lira la réflexion majeure de Georges Benre- kassa, retraçant les voies qui, de la question frumentaire à l’expérience russe et aux derniers écrits, l’Histoire des deux Indes et l’Essai sur Sénèque, menèrent Diderot vers une conception critique complexe de l’espace et de l’action politiques. La critique d’art ensuite ¢ et nous sommes heureux, à cette occasion, d’offrir des planches en couleurs à nos lecteurs. L’Accordée de village... On croyait que tout avait été dit sur le célèbre tableau de Greuze et sur son commentaire dans le Salon de 1761 ; à tort, car Jean et à Antoinette Ehrard, questionnant de façon neuve le propos de Diderot, font surgir de l’étude rigoureuse des mots employés et de leur sens à l’époque, une réflexion sur la paternité qui engage profondément la sensibilité diderotienne. Quelles œuvres Diderot a-t-il réellement vues lors de ses visites aux galeries de Dusseldorf et de Dresde ? Daniel Droixhe, tout en soulignant la singulière sensibilité de Diderot à la construction pictu- rale, corrige certaines des erreurs d’identification commises par le voyageur lui-même ou par ses commentateurs; l’identité des visiteurs de ces galeries signale, en outre, l’existence d’un véritable réseau de sociabilité franco-hollando-germanique.
    [Show full text]
  • The Italian Verse of Milton May 2018
    University of Nevada, Reno The Italian Verse of Milton A dissertation submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in English by Francisco Nahoe Dr James Mardock/Dissertation Advisor May 2018 © 2018 Order of Friars Minor Conventual Saint Joseph of Cupertino Province All Rights Reserved UNIVERSITY OF NEVADA, RENO THE GRADUATE SCHOOL We recommend that the dissertation prepared under our supervision by Francisco Nahoe entitled The Italian Verse of Milton be accepted in partial fulfillment of the requirements for the degree of DOCTOR OF PHILOSOPHY James Mardock PhD, Adviser Eric Rasmussen PhD, Committee Member Lynda Walsh PhD, Committee Member Donald Hardy PhD (emeritus), Committee Member Francesco Manca PhD (emeritus), Committee Member Jaime Leaños PhD, Graduate School Representative David Zeh PhD, Dean, Graduate School May 2018 i Abstract The Italian verse of Milton consists of but six poems: five sonnets and the single stanza of a canzone. Though later in life the poet will celebrate conjugal love in Book IV of Paradise Lost (1667) and in Sonnet XXIII Methought I saw my late espousèd saint (1673), in 1645 Milton proffers his lyric of erotic desire in the Italian language alone. His choice is both unusual and entirely fitting. How did Milton, born in Cheapside, acquire Italian at such an elevated level of proficiency? When did he write these poems and where? Is the woman about whom he speaks an historical person or is she merely the poetic trope demanded by the genre? Though relatively few critics have addressed the style of Milton’s Italian verse, an astonishing range of views has nonetheless emerged from their assessments.
    [Show full text]
  • Leadership and Demands of the Imperial Guard
    DePaul University Via Sapientiae Napoleon Translations French Program 1-1-2011 Leadership and Demands of the Imperial Guard George Overton Kenya Tapia Follow this and additional works at: https://via.library.depaul.edu/napoleon Recommended Citation Overton, George and Tapia, Kenya. (2011) Leadership and Demands of the Imperial Guard. https://via.library.depaul.edu/napoleon/16 This Translation is brought to you for free and open access by the French Program at Via Sapientiae. It has been accepted for inclusion in Napoleon Translations by an authorized administrator of Via Sapientiae. For more information, please contact [email protected]. Leadership and Demands of the Imperial Guard By Paul, Soldier of the former Imperial Guard. Translated by: George Overton and Kenya Tapia “He who serves his country well does not need elders.” Voltaire PARIS. 1814. Translators’ Introduction: For years, under Napoleon, the French Army fought hard and won numerous important victories. Although many died, they were a united cause and made much progress under Napoleon up until his defeat at Leipzig on October 19 th , 1813. However, with Napoleon now gone, new leaders indicted him as a thief and a bandit, effectively discrediting both Napoleon and his soldiers who had worked so hard for their nation’s cause. One soldier, Paul, writes in “Leadership and Demands of the Imperial Guard” against this newfound sentiment. Free of intrigue and any kind of political parties, a soldier knows neither pride nor the lowness of courts. The nation appoints him a leader. Loyal to the country, it is all he knows, he is happy to die for her.
    [Show full text]
  • H-France Review Vol. 14 (August 2014), No. 129 James Fowler, Ed
    H-France Review Volume 14 (2014) Page 1 H-France Review Vol. 14 (August 2014), No. 129 James Fowler, ed., New Essays on Diderot. Cambridge and New York: Cambridge University Press, 2011. xiv + 266 pp. Notes, bibliographies, and index. $101.00 U.S. (hb) ISBN 978-0-521-76956-3. $29.99 (pb) ISBN 978-1-107-64960-6. $81.00 (eb) ISBN 978-1-139-06511-5. Review by Cecilia Feilla, Marymount Manhattan College. This collected volume brings together sixteen new essays by leading scholars of French Enlightenment philosophe Denis Diderot. Covering the major works and the “most characteristic aspects” (p. 1) of his thought, the essays reflect the range and variety of scholarship that has emerged on Diderot in recent decades, much of it by the specialists included here. One of the great strengths of the volume is the way in which less frequently read and researched texts in Diderot’s oeuvre are given equal treatment to the better known works. Chapters on Les Bijoux indiscrets and Diderot’s writings on music, for example-— areas usually reserved for specialists—are presented in analyses that offer illuminating material on their own and also provide interesting connections to other, more familiar areas of the philosophe’s thought. The essays are organized into five parts by topic and genre: Diderot the philosophe; Novels; Dialogues; Plays and Dramatic Theory; and Music, Performance, Aesthetics. One could imagine other configurations, such as themes or concepts, but as Fowler notes in the introduction, with reference to Van Loo’s portrait of Diderot (which adorns the cover), “it is very hard to take the likeness” (p.
    [Show full text]
  • Diderot, La Raison, La Croyance
    Diderot, la raison, la croyance. Une visite philosophique de la Maison des Lumières Denis Diderot Charlotte Martinot, professeur relais, MLDD-2016 Page 1 Une visite philosophique de la Maison des Lumières : Diderot, la raison, la croyance « Qu’est-ce que Dieu ? Question qu’on fait aux enfants, et à laquelle les philosophes ont bien de la peine à répondre.» Denis Diderot, Pensées philosophiques, 1746 Denis Diderot voit le jour le 5 octobre 1713 à Langres. C’est donc dans la ville même où il grandit et reçut ses premières années de formation que fut inaugurée en 2013, année du tricentenaire de sa naissance, la Maison des Lumières Denis Diderot. Ce musée consacré à la vie et à l’œuvre du philosophe a aussi pour mission d’évoquer le mouvement des Lumières, les débats et les avancées de la pensée qui le caractérisent. En lien avec les autres philosophes de son temps, les intellectuels et les savants, Diderot participe pleinement à l’émancipation de la pensée. Il est aussi le grand artisan de la diffusion des idées des Lumières grâce à l’immense travail qu’il fournit pour l’Encyclopédie. Ouvert à tout, auteur de nombreux ouvrages tant philosophiques que romanesques, sensible aux arts, traducteur d’auteurs anglais, passionné de sciences, Diderot définit son rôle de philosophe dans l’article « éclectisme » de l’Encyclopédie : « L’éclectique est un philosophe qui, foulant aux pieds le préjugé, la tradition, l’ancienneté, le consentement universel, l’autorité, en un mot tout ce qui subjugue la foule des esprits, ose penser de lui-même, remonter aux principes généraux les plus clairs, les examiner, les discuter, n’admettre rien que sur le témoignage de son expérience et de sa raison.» On comprend alors combien pour Diderot la croyance, et notamment la croyance en dieu, peut-être contradictoire avec l’exercice de la raison.
    [Show full text]