Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

APLIKASI ILUSTRASI DESAIN PADA KERETA API ARGO PARAHYANGAN DENGAN MUATAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL JAWA BARAT

Sandi Destian Pratama Universitas BSI Bandung, [email protected]

ABSTRACT The purpose of this design is to make a breakthrough by making the train of Argo Parahyangan to make the first train introduce the culture of local genius , through design of illustration applied on the exterior part of railway coach with the concept theme that on every coaches. The design of this thesis uses descriptive analysis approach. Descriptive analysis means the process of taking a conclusion based on a specific cases become specific conclusion. Data collection techniques with interviews, observation, literature study, and documentation. The result of this design of illustration expected to be a refrence or new innovations for the development of railway in , and can introduce and upholds culture of Indonesia to the people, to applied the design of themes Indonesia culture of local genius West Java on exterior part of railway coach Argo Parahyangan. Keywords: Illustration, Train, Argo Parahyangan, Culture of West Java

ABSTRAK Tujuan dari perancangan ini adalah membuat suatu terobosan baru dengan menjadikan kereta Argo Parahyangan menjadi kereta pertama yang mengenalkan kearifan budaya lokal Jawa Barat, melalui ilustrasi desain yang diaplikasikan pada bagian eksterior gerbong kereta dengan konsep tema yang berbeda-beda pada setiap gerbongnya. Perancangan tugas akhir ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Deskriptif berarti proses mengambil suatu kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat khusus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil dari perancangan ilustrasi desain ini diharapkan dapat menjadi referensi atau inovasi baru bagi perkembangan kereta api di Indonesia, sekaligus dapat mengenalkan serta menjunjung kebudayaan Indonesia kepada masyarakat, dengan mengaplikasikan desain yang bertemakan kearifan budaya lokal Jawa Barat pada bagian eksterior gerbong kereta Argo Parahyangan. Kata Kunci: Ilustrasi, Kereta Api, Argo Parahyangan, Budaya Jawa Barat

PENDAHULUAN secara lebih lanjut dapat berguna untuk Istilah ilustrasi berasal dari bahasa latin menghiasi ruang kosong pada majalah, yaitu “ilustrare” yang artinya koran, dan tabloid. Ilustrasi memiliki menjelaskan. Ilustrasi dimaksudkan untuk berbagai macam bentuk, diantaranya: membantu dan memperkuat daya khayal karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, atau memperjelas maksud uraian. Ilustrasi image bitmap, dan foto. secara harafiah berarti gambar yang Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai dipergunakan untuk menerangkan atau suatu kekayaan budaya lokal yang mengisi sesuatu. Ilustrasi menurut mengandung kebijakan hidup dan definisinya adalah seni gambar yang pandangan hidup (way of life) yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan atas suatu maksud atau tujuan secara kearifan hidup. Kearifan lokal (local visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi genius) adalah kebenaran yang telah

ISSN: 2355-6595 89

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah Kereta Argo Parahyangan dan merupakan perpaduan antara nilai-nilai merupakan kereta batik pertama yang suci firman Tuhan dengan berbagai macam tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia nilai yang ada. (MURI) pada tahun 2011, gerbong batik Kearifan lokal terbentuk sebagai tersebut diberi nama “Rahayu Neng keunggulan budaya masyarakat setempat Bawono” oleh konseptor yang berasal dari maupun kondisi geografis dalam arti luas, FSRD ITB, Yosef Adiguna. Jumlah serta merupakan produk budaya masa lalu gerbong tersebut terbilang sedikit yang patut secara terus-menerus dijadikan dikarenakan dari seluruh rangkaian kereta pegangan hidup. Dalam kearifan lokal, yang sudah bermotifkan batik hanya terkandung pula kearifan budaya lokal. diaplikasikan pada bagian gerbong Kearifan budaya lokal sendiri merupakan makan/restorasi, eksekutif atau pembangkit pengetahuan lokal yang sudah sedemikian saja sehingga dalam satu rangkaian kereta menyatu dengan sistem kepercayaan, api hanya terdapat 1 atau 2 gerbong yang norma, dan budaya serta diekspresikan memiliki desain motif batik tersebut. dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam Kereta Argo Parahyangan jangka waktu yang lama. merupakan kereta yang dapat memberikan PT (Persero) yang pengalaman menarik bagi orang yang selanjutnya disingkat sebagai PT KAI menaikinya, karena sepanjang perjalan (Persero) atau "Perseroan" adalah Badan penumpang dapat melihat beragam Usaha Milik Negara (BUMN) yang keindahan pesona alam Indonesia yang ada menyediakan, mengatur, dan mengurus di Jawa Barat, dengan jalur rute perjalan jasa angkutan kereta api di Indonesia. yang menanjak, melingkar melalui daerah Kereta api merupakan satu-satunya moda perbukitan, melewati jembatan, dan transportasi yang efisien untuk jumlah memasuki terowongan, yang semuanya penumpang yang banyak sehingga cocok bisa dinikmati dari balik jendela gerbong untuk angkutan massal. Selain itu dengan kereta. penampilan, penataan, dan fasilitas yang Berdasarkan uraian di atas dan baik kereta api dapat menjadi sarana berdasarkan penamaan “Parahyangan” transportasi yang bisa melayani sebagai ciri dari daerah Jawa Barat, penulis masyarakat dari semua kalangan serta bisa memilih kereta Argo Parahyangan sebagai memberikan rasa aman, nyaman, sarana media pengaplikasian ilustrasi menyenangkan, berkesan dan ramah desain dengan menerapkan unsur-unsur lingkungan. kearifan budaya lokal Jawa Barat di PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga dalamnya, sehingga kereta tersebut terus mengembangkan jasa penunjang menjadi kereta pertama yang mengenalkan angkutan. Pengembangan sektor angkutan kearifan budaya lokal Jawa Barat melalui penumpang yang dilakukan PT KAI salah ilustrasi desain yang diaplikasikan pada satunya adalah penambahan frekuensi KA gerbong kereta dengan konsep tema yang untuk rute dengan okupansi dan berbeda-beda pada setiap gerbongnya. permintaan tinggi yaitu KA Argo Parahyangan (Bandung-). KAJIAN LITERATUR Pada saat ini sudah terdapat Ilustrasi beberapa kereta yang memiliki desain Pengertian ilustrasi adalah suatu karya seni khusus pada bagian eksterior gerbong yang rupa dua demensi, yang berupa gambar dimiliki oleh PT KAI, pada keseluruhan tangan (manual), ataupun gambar dari hasil desain khusus tersebut dibuat dengan olah digital (dari komputer, atau fotografi) bertemakan batik dari masing-masing atau kombinasi dari keduanya manual dan daerah kereta itu berasal, diantaranya: digital,baik hitam putih maupun berwarna Kereta Argo Jati, Kereta Argo Lawu, yang mempunyai fungsi sebagai penerang Kereta Tegal Bahari, Kereta Sancaka, penghias untuk memperjelas atau Kereta Gajayana, Kereta Kalijaga, Kereta memperkuat arti atau memperbesar Siliwangi dan Kereta Argo Parahyangan. pengaruh dari suatu teks atau naskah/cerita yang menyertainya.

ISSN: 2355-6595 90

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

Fungsi ilustrasi adalah sebagai penerang Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan atau penghias untuk memperjelas, dan rasa, tindakan, serta karya yang memperkuat arti, dan memperbesar dihasilkan manusia dalam kehidupan pengaruh dari suatu teks atau naskah/cerita bermasyarakat, yang dijadikan miliknya yang menyertainya. Ilustrasi dibuat dengan belajar. Dengan demikian hampir berdasarkan jenis kebutuhannya semua tindakan manusia adalah diantaranya untuk cover dan isi buku, “kebudayaan”, karena jumlah tindakan majalah, cerita bergambar, iklan produk, yang dilakukannya dalam kehidupan film, kartun/animasi, dan karikatur. bermasyarakat yang tidak dibiasakannya Ada beberapa teknik dalam membuat dengan belajar (yaitu tindakan naluri, gambar ilustrasi, yaitu dengan cara gambar refleks, atau tindakan-tindakan yang tangan (manual), dengan bantuan alat dilakukan akibat suatu proses fisiologi), digital berupa foto dan komputer, atau sangat terbatas. kombinasi dari manual dan digital. Ilustrasi Dalam intisari dari berbagai kerangka yang semakin berkembang dengan penggunaan ada mengenai unsur-unsur kebudayaan banyak software pembantu seperti Adobe universal, unsur-unsur kebudayaan yang Illustrator, Photoshop, CorelDraw, dan dapat ditemukan pada semua bangsa di CAD. Kemudahan gambar yang diperoleh dunia berjumlah tujuh buah, yang dapat menggunakan komputer dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap dimodifikasi dan digandakan dengan cepat, kebudayaan, yaitu: baik secara keseluruhan maupun di bagian- bagian tertentu sehingga pembuatan efek- 1. Bahasa efek yang sama pada saat harus membuat 2. Sistem Pengetahuan adegan lain dari ilustrasi akan menjadi 3. Organisasi Sosial lebih mudah. 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup 6. Sistem Religi 7. Kesenian

Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut merupakan analisa dari rincian kebudayaan ke dalam bagian-bagiannya dan dapat dibandingkan dengan pranata- pranata sosial yang berkaitan dengan rincian masyarakat ke dalam bagian- bagiannya.

Gambar 1 Kebudayaan Jawa Barat Sumber: The Nerdy Ogre, http://orig09.devian Jawa Barat merupakan salah satu provinsi art.net/0ad1/f/2010/084/6/e/6e8556d47c0551f9 di pulau Jawa yang terdiri dari 18 0b25019a41c9fd79.jpg Kabupaten dan 9 kota dan merupakan salah satu propinsi terpadat penduduknya. Kebudayaan Wilayah Jawa Barat memiliki luas wilayah Kebudayaan berasal dari bahasa 35.377,76 Km2. Sansekerta, yaitu buddhayah yang Propinsi Jawa Barat melahirkan seni dan merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi budaya yang beraneka ragam, budaya atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang tersebut adalah budaya asli orang Jawa berkaitan dengan budi dan akal. Ada Barat. Namun di Jawa Barat sendiri pendapat lain mengetakan budaya berasal memiliki etnis yang beraneka ragam pula, dari kata budi dan daya. Budi merupakan sebab wilayah ini adalah salah satu wiayah unsur rohani, sedangkan budaya adalah ke dua dari DKI Jakarta sebagai wilayah unsur jasmani manusia. Dengan demikian, tujuan untuk mengembangkan diri, baik budaya merupakan hasil budi dan daya dari pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. manusia. Daerah- daerah perbatasan dengan wilayah

ISSN: 2355-6595 91

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

propinsi lainlah yang merupakan bagian mengahadapi semua terjangan pengaruh yang memiliki perbedaan baik dari bahasa dari berbagai kebudayaan yang datang dari sehari-hari maupun kebudayaan lain, luar telah menghasilkan akulturasi yang namun itu hanya sebagain kecil, seperti di tidak menenggelamkan nilai-nilai yang Bekasi yang dihuni oleh sebagian orang telah dimiliki bangsa Indonesia, melainkan Betawi, Ciamis, Cirebon dan Indramayu menggunakannya sebagai keuatan yang yang dihuni sebagian warga/suku Jawa dan merangsang kreativitas sehingga Cirebon. melahirkan karya-karya unggul yang khas. Budaya Jawa Barat didominasi adat Menciptakan adanya kreativitas dari para istiadat Sunda. Adat tradisionalnya yang pelaku budaya kita dalam menghadapi penuh khasanah Bumi Pasundan menjadi terjangan globalisasi, dengan cara cermin kebudayaan di sana. Perda memanfaatkan “kearifan lokal” yaitu nilai- Kebudayaan Jawa Barat bahkan nilai yang kita punyai dalam budaya mencantumkan pemeliharaan bahasa, penginggalan nenek moyang. Perhatian sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepada kebudayaan daerah yang kepurbakalaan dan sejarahnya, nilai-nilai merupakan peninggalan nenek moyang tradisional dan juga museum sebagai yang sering disebut sebagai “kebudayaan bagian dari pengelolaan kebudayaan. adiluhung” itu hanya diucapkan sekedarnya pada saat-saat seremonial saja. Kearifan Lokal Artinya harus ada peranan dari pemerintah Kearifan lokal adalah sumber pengetahuan dan juga masyarakat untuk turut yang diselenggarakan dinamis, memberikan ruang terhadap kreativitas berkembang dan diteruskan oleh populasi para pelaku budaya serta menanamkan tertentu yang terintegrasi dengan kebanggaan dalam diri terhadap kearifan pemahaman mereka terhadap alam dan lokal yang dimiliki disetiap daerah. budaya sekitarnya, sehingga kearifan lokal (local genius) merupakan dasar untuk Kereta Argo Parahyangan pengambilan kebijakkan pada level lokal Kereta Argo Parahyangan adalah kereta di bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, kelas eksekutif atau eksekutif-bisnis yang kesenian, pengelolaan sumber daya alam, dioperasikan oleh PT KAI di Jawa Barat, dan kegiatan masyarakat pedesaan. dengan jurusan Bandung (BD) - Jakarta Kearifan lokal baru menjadi wacana dalam (GMR) dan sebaliknya, kereta ini menjadi masyarakat pada tahun 1980-an, ketika satu-satunya kereta yang melayani rute nilai budaya lokal yang terdapat dalam tersebut. Kereta Argo Parahyangan masyarakat Indonesia sebagai warisan merupakan kereta hasil peleburan kereta nenek moyang sudah hampir habis digerus Argo Gede dan kereta Parahyangan, yang oleh arus modernisasi yan menjadi telah dihentikan pengoperasiannya pada 26 kebijakan dasar pembangunan yang April 2010 dan sebagai gantinya PT KAI dilaksanakan oleh Orde Baru. Modernisasi Daerah Operasi (DAOP) 2 Bandung yang membukakan diri kepada globalisasi, meluncurkan layanan kereta api ditambah oleh semangat nasionalisme yang penumpang kelas eksekutif-bisnis yang hendak mengatur agar di seluruh Indonesia diberi nama kereta Argo Parahyangan pada kehidupan masyarakat seragam. Dengan 27 April 2010 di Stasiun Bandung dan demikian kekayaan budaya lokal baik Stasiun Gambir. Rute yang ditempuh berupa kesenian, sastra, hukum adat, dan kereta Argo Parahyangan dari Jakarta ke lain-lain banyak yang hanyut dan hilang, Bandung berjarak 173 km yang dapat sehingga tidak dapat digunakan sebagai ditempuh dalam waktu rata-rata 3 jam 15 pemerkaya budaya nasional yang hendak menit. Dalam sehari, kereta Argo dibangun. Parahyangan melayani rute yang sama Hal terpenting adalah mengembangkan sebanyak 6 kali pada hari biasa dan 7 kali kreativitas para pelaku budaya itu sendiri pada akhir pekan dan hari libur nasional. sehingga dapat menumbuhkan “kearifan lokal” ketika menghadapi terjangan pengaruh kebudayaan asing. Dalam

ISSN: 2355-6595 92

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari lapangan (sumber dan objek penelitian). Metode pengumpulan data primer yang digunakan adalah observasi dan wawancara. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data Gambar 2 penelitian yang diperoleh peneliti secara Sumber: Daniel Van Bagoes, tidak langsung melalui media perantara http://www.railpictures.net/images/d1/0/4/2/50 42.1381074769.jpg (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Metode yang akan digunakan untuk METODE PENELITIAN mendapatkan data sekunder diantaranya Metode penelitian yang digunakan adalah melalui studi literatur dan studi metode penelitian kualitatif. Penelitian dokumentasi. kualitatif menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis Metode Analisi Data statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Analisis data kualitatif merupakan proses Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencari dan menyusun secara sistematis bermaksud untuk memahami fenomena data yang diperoleh dari hasil wawancara, tentang apa yang dialami oleh subjek catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan penelitian, misalnya perilaku, persepsi, cara mengorganisasikan data ke dalam motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, holistik dan dengan cara deskripsi dalam melakukan sintesa, menyusun ke dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu pola, memilih mana yang penting dan yang konteks khusus yang alamiah dan dengan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan memanfaatkan berbagai metode alamiah. sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri Penelitian pada hakikatnya merupakan maupun orang lain. wahana untuk menemukan kebenaran atau Proses analisis data dalam penelitian untuk lebih membenarkan sesuatu. Untuk kualitatif dapat dimulai sejak perumusan mencapai kebenaran tersebut maka penulis masalah dan dapat dilakukan selama menggunakan beberapa model yang proses pengumpulan data primer dan data biasanya dikenal dengan paradigma. sekunder berlangsung, serta setelah selesai Paradigma yang digunakan adalah pengumpulan data dalam waktu tertentu. paradigma penelitian kualitatif Dalam perancangan tugas akhir ini penulis postpositivisme yang memandang realitas menggunakan pendekatan analisis sosial sebagai sesuatu yang utuh, deskriptif yang bertujuan untuk kompleks, dinamis, penuh makna, dan mendeskripsikan atau memberi gambaran bersifat interaktif. Metode penelitian terhadap suatu objek penelitian yang kualitatif ini disebut dengan metode diteliti melalui sampel atau data yang telah penelitian naturalistic karena penelitiannya terkumpul dan membuat kesimpulan yang dilakukan pada kondisi alamiah (natural berlaku umum. setting) dan dapat disebut juga sebagai penelitian etnografi. PEMBAHASAN Berdasarkan data yang dikumpulkan, penulis memahami bentuk eksterior Metode Pengumpulan Data Proses pengumpulan data ini menggunakan gerbong kereta Argo Parahyangan yang metode pengumpulan data yang dibedakan dimana bentuk tersebut berbeda-beda berdasarkan sumbernya yaitu sesuai dengan fungsi dan jenisnya. Hal pengumpulan data primer dan yang paling berpengaruh pada segi visual pengumpulan data sekunder. eksterior gerbong adalah tata letak dan 1. Data Primer jumlah kaca yang dimiliki. Sehingga keterbatasan layout pada gerbong menjadi kendala dalam penempatan ilustrasi desain,

ISSN: 2355-6595 93

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

oleh karena itu penulis harus dengan cara mengunjungi langsung Stasiun menyesuaikan dahulu seluruh objek visual Bandung. Penulis tidak terlibat langsung yang telah ditentukan lalu diaplikasikan dalam proses kegiatan yang sedang pada gerbong sesuai dengan jenisnya. berlangsung di area stasiun, tetapi hanya Untuk bagian kaca pada gerbong dapat menjadi pengamat independen yang menggunakan stiker one way vision, Stiker mengumpulkan data dengan cara melihat one way vision adalah jenis stiker yang dan mengamati bagaimana bentuk dari biasanya ditempatkan dan direkatkan pada rangkaian kereta Argo Parahyangan. media kaca dan hanya dapat dilihat dari Berdasarkan hasil observasi yang satu sisi saja, sedangkan sisi lainnya dilakukan penulis dilapangan, terdapat 5 transparan. Biasanya disebut juga sebagai macam bentuk gerbong. Kereta Argo stiker perforasi karena bentuknya yang Parahyangan menggunakan 8 gerbong berlubang-lubang. One Way Vision biasa untuk rangkaian eksekutif-bisnis, yaitu 3 direkatkan pada kaca pintu etalase, jendela gerbong eksekutif, 1 gerbong kaca pada kantor/gedung, outlet, dan kaca makan/restorasi, 2 gerbong bisnis, 1 mobil bagian belakang dimana hanya dari gerbong pembangkit, serta 1 gerbong sisi luar saja gambar tersebut dapat dilihat bagasi/kargo. dan orang yang melihat dari sisi luar tersebut tidak dapat melihat ke sisi dalam 2. Data Wawancara karena terhalang oleh gambar pada One Dalam melakukan wawancara penulis Way Sticker, sedangkan apabila dilihat dari menggunakan metode wawancara terbuka, sisi dalam maka gambar yang terdapat sehingga tidak menggunakan pedoman pada luar kaca tersebut tidak akan bisa wawancara yang telah tersusun secara terlihat. Dengan demikian penulis dapat sistematis. Pertanyaan wawancara meliputi menempatkan desainnya di media kaca. tentang proses pembuatan gerbong dan Lokomotif maupun gerbong kereta ketika keberadaan kereta yang sudah memiliki sedang beroperasi dapat berjalan dengan 2 desain khusus pada bagian eksteriornya. arah secara bergantian, sehingga kereta Berikut adalah hasil wawancara yang yang tadinya berjalan ke satu arah dapat dilakukan oleh penulis. Menurut Suprianto berubah haluan ke arah sebaliknya. Hal ini Riyadi selaku pegawai PT KAI Sarana menjadi strategi visualisasi penulis agar DAOP (Daerah Operasi) 2 Bandung, pada ilustrasi desain yang akan dibuat dapat keseleruhan pembuatan gerbong yang terlihat sama dan seirama ketika kereta digunakan PT KAI dibuat oleh PT Industri tersebut berjalan 2 arah dengan cara Kereta Api (INKA), walaupun ada melakukan beberapa pengulangan objek beberapa yang diimpor dari Jepang. desain pada bagian kanan dan kiri gerbong. Biasanya ada 2 cara yang digunakan dalam Pada keseluruhan jumlah desain yang akan pembuatan gerbong, yaitu dengan cara diaplikasikan cukup banyak, sehingga mendaur ulang gerbong kereta bekas dan setiap jenis gerbong memiliki desain yang membuat gerbong kereta baru dari bahan berbeda-beda. Untuk menghindari baku yang sudah disiapkan. Untuk proses ketidakselarasan desain dari gerbong satu pengaplikasian desain pada gerbong kereta ke gerbong yang lainnya, penulis akan dapat dilakukan dengan cara pengecatan, membuat tema background dengan corak namun adapun yang dilakukan dengan cara warna dan ornamen yang sama, sehingga menempelkan stiker pada bagian sisi luar walaupun setiap gerbong desain yang akan gerbong. Stiker yang digunakan adalah ditampilkan berbeda-beda tetapi secara stiker khusus yang sudah dipernis sehingga keseluruhan temanya tetap sama dan dapat tahan cuaca panas dan anti air, seragam. karena jika tidak dipernis stiker akan pudar dalam jangka waktu 1 atau 2 bulan saja. Kajian Analisi Penelitian Stiker ini diperkirakan hanya akan 1. Data Observasi bertahan hingga satu tahun ke depan, Dalam melakukan observasi penulis berbeda dengan cara dicat yang tentu akan menggunakan jenis observasi non- bertahan lebih lama. Mengenai gerbong partisipan (non-participant observation) yang sudah memiliki desain khusus pada

ISSN: 2355-6595 94

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

bagian eksterior keberadaanya merupakan pembuatan sketsa kasar di atas kertas kebanggaan bagi masyarakat pengguna menggunakan pensil terlebih dahulu, yang kereta api serta meningkatkan kemudian dibuat outline bentuknya dengan kesejahteraan melalui potensi wisata dan tinta hitam. Sketsa tersebut kemudian di kegiatan perekonomian di daerah. Selain scan sehingga menghasilkan image itu, adapun daya tarik tersendiri dari bitmap. Image hasil scan selanjutnya di gerbong tersebut karena selain berbeda trace untuk mengkonversi dari format dari gerbong pada umumnya, gerbong bitmap yang terdiri dari titik-titik menjadi tersebut sekaligus mempromosikan desain vektor. Hasil tracing dari outline diproses batik dari berbagai macam daerah pada menggunakan fasilitas yang terdapat dalam branding kereta api. Pada akhirnya, program Adobe Illustrator CS6 sehingga kontribusi perkembangan transportasi diperoleh hasil akhirnya. Hasil gambar kereta api dapat memberikan kontribusi yang sudah menjadi vektor lalu diberi langsung bagi pembangunan setiap kota warna sesuai dengan warna yang telah dan menjadikan tujuan wisata. ditentukan. Hasil akhir ilustrasi desain yang diperoleh Objek Visual menggunakan komputer dapat Objek visual yang digunakan oleh penulis dimodifikasi dan digandakan, baik secara dalam membuat ilustrasi desain yang keseluruhan maupun di bagian-bagian menerapkan muatan kearifan budaya lokal tertentu sehingga pembuatan efek-efek Jawa Barat sebagai konsep/tema desain, yang sama pada saat harus membuat berlandaskan dari unsur-unsur kebudayaan adegan lain dari ilustrasi akan menjadi universal. Unsur-unsur pokok kebudayaan lebih mudah. universal yang digunakan adalah kesenian Bentuk Dasar Gerbong dan sistem peralatan hidup yang berjumlah Berdasarkan gambar/ foto yang telah 8 jenis,diantaranya: dikumpulkan, penulis memahami bentuk 1. Tari Merak. keseluruhan eksterior gerbong akan 2. Tari Topeng Klana Cirebon. digambar ulang melalui komputer sehingga 3. Kuda Lumping. menjadi vektor yang akan menjadi layout 4. Wayang Golek. untuk pengaplikasian ilustrasi desain. 5. Sisingaan. Bentuk dasar vektor gerbong diantaranya 6. Kujang. adalah: 7. Alat Musik Tradisional. 8. Rumah Kasepuhan Cirebon.

Metode Perancangan Pada proses perancangan, setiap Gambar 3 tahapannya akan selalu mengalami Gerbong Eksekutif perubahan baik penambahan maupun pengurangan. Selama proses penambahan dan pengurangan selalu tetap disandarkan pada konsep hasil rancangan agar menghasilkan ilustrasi desain yang sesuai dengan tema dan objek yang akan Gambar 4 Gerbong Bisnis dirancang. Berdasarkan pengumpulan data yang telah di analisis penulis baik data primer maupun data sekunder, perancangan yang akan dilakukan menggunakan prosedur, teknik, dan alat bantu yang melalui aktivitas tertentu agar Gambar 5 dapat digunakan oleh penulis dalam proses Gerbong Makan/Restorasi perancangan keseluruhan. Salah satu teknik yang digunakan penulis dalam membuat ilustrasi desain adalah

ISSN: 2355-6595 95

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

gaya tari merak menghempaskan kain yang diibaratkan sebagai sayap. Ornamen lain pada desain adalah siluet dan bulu burung

Gambar 6 merak dengan corak warna yang berbeda- Gerbong Pembangkit beda.

Gambar 7 Gambar 10 Gerbong Bagasi/Kargo Gerbong Tari Topeng Kalan Cirebon

Ilustrasi Desain Pada satu sisi desain gerbong ini terdapat Setelah memilih objek visual yang akan ilustrasi 6 penari topeng klana dengan dijadikan ilustrasi desain, penulis membuat dengan tampilan gaya ciri khas tari topeng gambar sketsa kasar, yang selanjutnya klana yang gagah, kepala mengangkat ke digambar ulang dalam komputer atas, dan sepasang tangannya terbuka, serta menggunakan software Adobe Illustrator jari-jari yang selalu mengepal. Ornamen CS6 sehingga menjadi sebuah vektor. lain yang ada pada desain adalah ilustrasi Vektor yang terdiri dari beberapa outline perumpamaan dari bentuk visual topeng tersebut diberi warna sesuai dengan warna dan awan yang merupakan bentuk dari yang telah ditentukan. batik mega mendung Cirebon. Untuk menghindari ketidakselarasan desain antara gerbong satu dengan gerbong lainnya, maka penulis menentukan tema background dengan corak warna yang sama, menggunakan warna merah marun dan coklat krem. Gambar 11 Gerbong Kuda Lumping

Pada satu sisi desain gerbong ini terdapat ilustrasi 4 pemain kuda lumping dengan gaya ciri khasnya yang sedang menaiki Gambar 8 jaranan (kuda-kudaan). Ekspresi wajah Tema Backgroung pemain kuda lumping terlihat seram

dengan mata yang melotot dan lidah yang Warna tersebut akan mendominasi menjulur keluar, ekspresi ini keseluruhan background gerbong, agar menggambarkan jika pemain kuda lumping desain terlihat seragam dan selaras. Setelah sedang mengalami kesurupan (kehilangan membuat bentuk dasar gerbong kereta dan kesadaran). Ornamen lain pada desain vektor ilustrasi desain, selanjutnya penulis adalah ilustrasi bentuk dari jaranan (kuda- mengaplikasikan vektor ilustrasi desain kudaan) yang berjumlah 6 kuda dengan 2 pada setiap gerbong yang telah ditentukan. jenis warna yaitu hijau tua dan kuning

keemasan.

Gambar 9 Gerbong Tari Merak Gambar 12 Pada satu sisi desain gerbong ini Gerbong Wayang Golek menampilkan ilustrasi 6 penari merak dengan warna pakaian yang berbeda yaitu Pada satu sisi desain gerbong ini ungu, hijau, dan biru berpose ciri khas terdapat ilustrasi 7 jenis wayang golek,

ISSN: 2355-6595 96

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

meliputi Cepot, Semar, Arjuna, Gatotkaca, Pada satu sisi desain gerbong ini terdapat Hanoman, Nakula, dan Sadewa. Posisi ilustrasi 9 jenis alat musik terdiri dari wayang, penempatan dan arahnya berbeda- angklung, calung, celempung, kecapi, beda karena menyesuaikan dengan bentuk kendang, suling, tarawangsa, rebab, dan dasar dan posisi kaca gerbong. Ornamen karinding. Posisi alat musik tersebut tambahan lainnya pada desain adalah diletakan secara berdekatan, terkecuali alat ilustrasi gunungan yang merupakan alat musik karinding yang diletakan secara sebagai tanda akan bergantinya bertahap dan memanjang sehingga seperti lakon/tahapan cerita pada wayang golek menyerupai pagar. Ornamen lain yang ada dan ilustrasi floral ornaments. pada desain adalah tangga nada yang bentuknya bergelombang mengikuti alur dari desain karinding yang tepat berada di bawahnya.

Gambar 13 Gerbong Sisingaan

Pada satu sisi desain gerbong ini terdapat Gambar 16 ilustrasi 4 sisingaan dengan 16 orang Gerbong Rumah Kasepuhan Cirebon penggotong sisingaan, dan 4 orang anak yang menaiki sisingaan tersebut. Dalam satu satu sisi desain gerbong ini Penggotong sisingaan melakukan gerakan terdapat 5 ilustrasi rumah kasepuhan tangan ke atas secara serempak sebagai Cirebon dengan 3 jenis bentuk rumah yang gaya khas dari pertunjukan sisingaan. berbeda-beda. Ornamen yang ada pada Ornamen lain yang ada pada desain adalah desain ini adalah pohon, bukit, danau, ilustrasi kepala singa dan 2 siluet singa burung, dan gunung yang diibaratkan yang nampak dari samping. sebagai pemandangan alam parahyangan.

PENUTUP Perancangan tugas akhir ini bertujuan untuk menjawab perumusan masalah Gambar 14 penulis yang telah diajukan pada bab Gerbong kujang pertama. Simpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis objek penelititian Pada satu sisi desain gerbong ini terdapat dalam perancangan tugas akhir ini sebagai 16 ilustrasi kujang yang terdiri dari 5 berikut. bentuk kujang yang berbeda, meliputi 1. Perancangan aplikasi ilustrasi desain kujang ciung, kujang jago, kujang naga, dengan muatan kearifan budaya lokal kujang badak, dan kujang bangkong. Posisi Jawa Barat ini melalui berbagai kujang yang terdapat pada kedua sisi macam proses. Proses dimulai dengan samping kanan dan kiri gerbong adalah pencarian data melalui studi literatur kujang ciung, kujang naga, dan kujang seperti buku, artikel, jurnal, berita, bangkong. Sedangkan pada posisi tengah dan internet. Selain itu, pencarian data gerbong adalah kujang jago, kujang badak, juga dilakukan dengan cara studi kujang bangkong, dan kujang ciung. lapangan melalui observasi dan wawancara untuk selanjutnya pengolahan data tersebut menjadi sebuah karya ilustrasi desain yang melalui proses kreatif seperti sketsa

Gambar 15 ide dasar, memahami bentuk dasar Gerbong Alat Musik Tradisional gerbong, tracing gambar, dan pewarnaan

ISSN: 2355-6595 97

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

2. Jenis unsur kearifan budaya lokal Gobyah, I Ketut., “Berpijak pada Kearifan Jawa Barat yang diambil dan Lokal”, di akses dari dijadikan ilustrasi desain berdasarkan http://www.balipost.co.id/BALIP teori kebudayaan universal, yaitu OSTCETAK/2003/9/17/bd3.htm, kesenian dan sistem peralatan. Unsur pada April 2015. pokok dalam kesenian meliputi tari Herimanto, dan Winarno., 2012, Ilmu merak, tari topeng klana Cirebon, Sosial & Budaya Dasar, Jakarta : kuda lumping, wayang golek , Bumi Aksara. sisingaan, dan alat musik tradisional, Indonesia Data, “Daftar Provinsi dan Luas sedangkan untuk unsur pokok sistem Wilayah Indonesia”, di akses dari peralatan meliputi kujang dan rumah http://indonesiadata.co.id/main/in kasepuhan Cirebon. dex.php/provinsi, pada Mei 2015. Beberapa saran perlu penulis kemukakan Info Kereta Api, “Kereta Api Argo sehubungan dengan permasalahan yang Parahyangan”, di akses dari penulis angkat dalam perancangan tugas http://kereta-api.info/kereta-api- akhir ini, yaitu sebagai berikut: argo-parahyangan-jakarta- 1. Dengan proses pengembangan yang bandung-3617.htm, pada Juni dilakukan PT Kereta Api Indonesia 2015. (Persero) dalam jasa penunjang Koentjaraningrat, 2011, Pengantar angkutan, kereta dengan desain Antropologi I, Jakarta : Rineka khusus ini dapat menjadi referensi Cipta. atau inovasi baru bagi Kusrianto, Adi., 2009, Pengantar Desain perkembangan kereta api di Komunikasi Visual, Yogyakarta : Indonesia. ANDI. 2. Membuat suatu terobosan baru Moleong, Lexy J., 2005, Metodologi dengan menjadikan kereta pertama Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, yang mengenalkan kearifan budaya Bandung : Rosda Karya. lokal Jawa Barat melalui ilustrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, “Potensi desain yang diaplikasikan dengan Seni dan Budaya”, di akses dari konsep tema yang berbeda-beda http://jabarprov.go.id/index.php/p pada setiap gerbongnya. otensi_daerah/detail/20/4, pada Mei 2015. REFERENSI Purnomo, Herdaru., “Tengok Kereta Batik Ardiantono, “Cantik Kereta Rahayu Neng Sancaka & Gajayana”, di akses Bawono”, di akses dari dari http://news.detik.com/bandung/re http://finance.detik.com/read/201 ad/2011/02/15/121029/1571445/4 2/08/03/080739/1982043/4/yuk- 86/, pada April 2015. tengok-kereta-batik-sancaka-- Bambang Irawan, dan Priscilla Tamara., gajayana, pada April 2015. 2013, Dasar-Dasar Desain, Pratiwi, Ika Ayudya., “Pemanfaatan Depok : Griya Kreasi. Kearifan Lokal dalam Local Badan Pengembangan dan Pembinaan Point sebagai Perekat Sosial Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Masyarakat”, di akses Indonesia (KBBI)”, di akses dari darihttp://puspensos.kemsos.go.id http://kbbi.web.id, pada April /modules.php?name=News&file= 2015. article&sid=117, pada April Company Profile PT KAI 2013. 2015. Deddi Duto Hartanto. 2013. Penggunaan Rosidi, Ajip., 2011, Kearifan Lokal Dalam Ilustrasi Sebagai Daya Tarik Pada Perspektif Budaya Sunda, Iklan Media Cetak. Bandung: Bandung : Kiblat. Universitas Kristen Petra. Sarwono, Jonathan., 2006, Metode Emzir, 2012, Metodologi Penelitian Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Analisis Data, Jakarta Kualitatif, Yogyakarta: Graha : Rajawali Pers. Ilmu.

ISSN: 2355-6595 98

Jurnal Sketsa, Vol.II No.1 April 2015

Supriyono, Rakhmat., 2009, Desain Komunikasi Visual (Teori dan Aplikasi), Yogyakarta : ANDI. Suyatno, Suyono., “Revitalisasi Kearifan Lokal sebagai Upaya Penguatan Identitas Keindonesiaan”, di akses dari http://badanbahasa.kemdikbud.go .id/lamanbahasa/artikel/1366, pada April 2015. Tabrabi, Primadi., 2005, Bahasa Rupa, Bandung : Kelir. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Wina Nur Alia. 2009. Bahasa Rupa Pada Buku Ilustrasi Anak Indonesia Kontemporer. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

ISSN: 2355-6595 99