JURNAL MAJELIS Media Aspirasi Konstitusi

MEWUJUDKAN VISI 2045

Badan Pengkajian MPR RI 2018 Susunan Dewan Redaksi

Penasehat : Dr. (H.C.) Zulkifl i Hasan, S.E., M.M. Dr. Mahyudin, S.T., M.M. E.E. Mangindaan, S.IP. Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, M.A. Dr. (H.C.) Oesman Sapta Odang Dr. Ahmad Basarah, M.H. H. Ahmad Muzani Dr. (H.C.) H. A. , M.Si.

Pengarah : Dr. Bambang Sadono, S.H., M.H. Prof. Dr. Hendrawan Supratikno Rambe Kamarul Zaman, M.Sc., M.M. Martin Hutabarat, S.H. Ir. Tifatul Sembiring

Penanggung Jawab : Dr. Ma’ruf Cahyono, S.H., M.H. Wakil Penanggung Jawab : Dra. Selfi Zaini Pemimpin Redaksi : Drs. Yana Indrawan, M.Si. Redaktur Pelaksana : Tommy Andana, S.IP, M.AP. Drs. Joni Jondriman Editor : Siti Aminah; Pradita Devis Dukarno; Otto Trengginas Setiawan. Pengumpul Bahan : Endang Sapari; Endang Ita; Riswandi; Rindra Budi Priyatmo; Dian Kartika Sari; Widhi Aditia Putra; Bayu Nugroho; Wafi strietman Corris; Elias Petege; Indra Ardianto; Wasinton Saragih; Rani Purwati Kemala Sari;

Alamat Redaksi Biro Pengkajian, Sekretariat Jenderal MPR RI Gedung Bharana Graha, Lantai 3, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 6 10270 Telp. (021) 57895421, Fax: (021) 57895420 E-mail : [email protected] / [email protected] DAFTAR ISI

Daftar Isi ...... i

Pengantar Redaksi ...... iii

Sambutan Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ...... ix

Sambutan Pimpinan Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ...... xiii

Pentahapan Sasaran Jangka Panjang, Menengah, dan Pendek ...... 1

Pilar Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan ...... 9

Politik Hukum Menghidupkan Kembali Haluan Negara ...... 15

Visi Indonesia 2045 : Ringkasan ...... 23

Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek ...... 33

Format Ideal Sistematika Haluan Negara Sebagai Haluan Pembangunan Nasional ...... 49

Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan ...... 55

Pemerataan Pembangunan ...... 69

Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional Model Garis-Garis Besar Haluan Negara ...... 83

i ii Edisi 08 / Agustus 2018 Pengantar Redaksi

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Jurnal Majelis dengan pokok bahasan “Mewujudkan Visi Indonesia 2045” dapat diselesaikan. Jurnal ini berisikan artikel yang ditulis oleh beberapa pakar dan akademisi dari berbagai kalangan yang merupakan salah satu bentuk upaya dalam rangka memasyarakatkan sekaligus pengkajian sistem ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta pelaksanaanya yang dilakukan oleh Alat Kelengkapan MPR yakni Badan Pengkajian MPR. Pemuatan artikel dengan tema “Mewujudkan Visi Indonesia 2045” merupakan salah satu varian tema yang tentunya tidak dapat dilepaskan dalam rangka mengemban amanah tugas MPR sebagaimana tertuang dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yaitu (a) memasyarakatkan Ketetapan MPR, (b) memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, (c) mengkaji sistem ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta pelaksanaanya, dan (d) menyerap aspirasi masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kumpulan tulisan ini merupakan hasil penelitian atau kajian yang disusun dalam rangka memperkaya materi kajian tentang penataan sistem ketatanegaraan melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang sedang disusun oleh Badan Pengkajian MPR. Secara simultan, kajian difokuskan pada upaya-upaya melakukan penataan konstitusi agar sesuai dengan tuntutan, kebutuhan, peluang dan tantangan zaman. Dalam jurnal ini memuat pendapat dan pemikiran dari: Pertama, Bambang Prijambodo, dengan judul tulisan “Pentahapan Sasaran Jangka Panjang, Menengah, Dan Pendek”. Penulis menjelaskan tentang Rencana jangka panjang, menengah, dan pendek merupakan rencana yang bersifat aspiratif, indikatif, dan operasional. Efektivitas pencapaian sasaran jangka

iii iv Edisi 08 / Agustus 2018 panjang selain ditentukan oleh konsisten sasaran jangka panjang dengan sasaran jangka menengah dan jangka pendek juga ditentukan oleh komitmen politik pembangunan yang berkelanjutan, serta kepemimpinan nasional dan kelembagaan yang kuat untuk mewujudkannya. Kedua, Slamet Soedarsono, dengan judul tulisan “Pilar Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan”. Penulis menuturkan bahwa pilar ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan merupakan sarana dan prasyarat penting untuk mencapai tujuan-tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945, sebagai konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara. Pilar ini merupakan alat sekaligus tujuan bagi melaksanakan amanat rakyat di dalam UUD 1945. Pembangunan politik dalam negeri dilakukan untuk mencapai demokrasi substansial dan penataan ulang hubungan pusat dan daerah; pembangunan hukum dilaksanakan untuk mewujudkan tegaknya hukum dan masyarakat anti korupsi; reformasi birokrasi dan kelembagaan untuk menciptakan birokrasi yang andal dan kelembagaan negara yang efektif; pembangunan keamanan dan pertahanan untuk mewujudkan negara yang aman dan pertahanan yang kokoh, serta pembangunan politik luar negeri bertujuan memantapkan pelaksanaan politik luar negeri dalam rangka pencapaian secara optimal kepentingan nasional. Ketiga, Bambang Prijambodo dan Prahesti Pandanwangi dengan judul tulisan “Politik Hukum Menghidupkan Kembali Haluan Negara”. Tulisan ini menjelaskan tentang pasca amandemen UUD NRI Tahun 1945, RPJPN lahir sebagai rencana yang memuat arah pembangunan jangka panjang sebagai pedoman bagi penyusunan RPJMN di dalam menjabarkan Visi, Misi, Program Presiden. Untuk memberi arah kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjamin kesinambungan pembangunan, muncul gagasan menghidupkan kembali Haluan Negara. Politik hukum menghidupkan kembali Haluan Negara dapat ditempuh melalui 3 (tiga) mekanisme, yakni: (a) amandemen UUD NRI 1945, (b) revisi UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan (c) penyusunan UU yang menugaskan kembali MPR untuk menyusun Haluan Negara. Ketiga mekanisme ini memberi konsekuensi kekuatan/kedudukan hukum dari Haluan Negara yang ditetapkan nantinya. Selain oleh kekuatan/kedudukan hukum, efektivitas Haluan Negara sebagai acuan kehidupan berbangsa dan bernegara serta Haluan Pembangunan Nasional juga bergantung pada asas ketaatan, kepemimpinan nasional, serta substansi Haluan Negara itu sendiri. Secara keseluruhan adanya kembali Haluan Negara akan memperkuat rencana pembangunan nasional baik jangka panjang, menengah, maupun pendek. Untuk itu diperlukan pembenahan dan penguatan kerangka perencanaan pembangunan melalui proses penyusunan yang lebih partisipatif guna menjamin kesinambungan pembangunan. Edisi 08 / Agustus 2018 v

Keempat, Bambang Prijambodo, Ichsan Zulkarnaen, dan M. Irfan Saleh dengan judul tulisan “Visi Indonesia 2045: Ringkasan”. Penulis menjelaskan tentang visi Indonesia 2045 merupakan konsep aspirasi bangsa dan negara Indonesia dalam mempercepat tujuan pembangunan sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 menuju 100 tahun Kemerdekaan Indonesia. Dengan titik berat pada pembangunan manusia, penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pemanfaatan semua sumberdaya ekonomi secara berkelanjutan dan berkeadilan, perekonomian Indonesia diperkirakan menjadi negara pendapatan tinggi pada sekitar tahun 2036 dan perekonomian terbesar ke-5 dunia pada tahun 2045. Dengan pemerataan semakin luas termasuk pemerataan pendapatan dan daerah serta dientaskannya kemiskinan didukung oleh ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Kelima, Tatang Muttaqin, Subandi Sardjoko, Amich Alhumami, Hadiat, Pungkas Bahjuri Ali, Woro Srihastuti Sulistyaningrum dengan judul artikel “Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan IPTEK”. Penulis menjelaskan tentang Penyiapan Sumber Daya Manusia dan penguasaan Iptek merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing bangsa sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkualitas dan berkelanjutan. Untuk meraih Impian Indonesia 2015-2085, diperlukan kombinasi sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan masyarakat yang berbudaya, religius serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek. Pilar pembangunan SDM dan penguasaan Iptek memiliki spektrum yang luas mencakup pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, pendidikan, Iptek, serta kebudayaan dengan senantiasa berbasis pada dinamika kependudukan Indonesia. Keenam, Bambang Prijambodo dan Ichsan Zulkarnaen dengan judul tulisan “Format Ideal Sistematika Haluan Negara Sebagai Haluan Pembangunan Nasional”. Tulisan ini menjelaskan tentang urgensi halun negara dalam era reformasi. Haluan Negara dibutuhkan sebagai pedoman Haluan Pembangunan Nasional. Dengan perubahan sistem ketatanegaraan, Haluan Negara diharapkan memberi arah pembangunan jangka panjang yang selanjutnya dijabarkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sebagai pedoman dalam penyusunan Visi, Misi, dan Program Presiden dan Wakil Presiden. Ketujuh, Leonardo Teguh Sambodo dan Ichsan Zulkarnaen, artikelnya berjudul “Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan”. Pembangunan ekonomi diarahkan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia yang didorong oleh investasi dan perdagangan luar negeri yang semakin terbuka, Industri pengolahan diupayakan kembali menjadi motor penggerak utama perekonomian didukung oleh pariwisata, maritim serta jasa- vi Edisi 08 / Agustus 2018 jasa. Selain itu, komitemen Indonesia terhadap lingkungan hidup juga terus dijaga. Kedelapan, Vivi Yulaswati, Sumedi Andono Mulyo, dan M. Irfan Saleh dengan judul tulisan “Pemerataaan Pembangunan”. Pemerataan pembangunan sangat penting bagi pencapaian tujuan pembangunan, yaitu terwujudnya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di wilayah Indonesia. Pemerataan pembangunan mencakup pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan petani, pemerataan daerah, serta pemerataan infrastruktur yang penting bagi pembangunan secara utuh dan menyeluruh. Kesembilan, Sutan Sorik, dengan judul tulisan “Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional Model Garis-Garis Besar Haluan Negara”. Setelah empat kali perubahan Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945), secara esensial telah mengubah konsensus dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. UUD 1945 sebagai landasan hukum tertinggi, mengamanahkan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak lagi sebagai lembaga tertinggi negara yang memiliki kewenangan secara penuh untuk menjalankan kedaulatan rakyat. Salah satu konsekuensi dari penormaan ini adalah penghapusan kewenangan MPR dalam merumuskan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sehingga arah pembangunan nasional pasca reformasi tidak lagi termaktub dalam GBHN akan tetapi termaktub dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN), kemudian dimanifestasikan lebih dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Lebih lanjut, pada masa periodesasi pemerintahan sekarang, Presiden dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla telah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Berdasar pada RPJPN, untuk agenda politik nasional adalah menyempurnakan proses politik, dan mengembangkan budaya politik yang lebih demokratis agar demokrasi berjalan bersamaan dan berkelanjutan sehingga sasaran tercapainya demokrasi yang bersifat prosedural dan substansial dapat tercapai. Namun, jika dilihat pada RPJMN untuk agenda politik nasional berdasar kepada sembilan agenda prioritas (nawacita), secara eksplisit tidak ada sama sekali mengatur tentang agenda politik nasional, sebagaimana yang termuat dalam RPJPN. Selain hal tersebut, jika dilihat pada pengaturan tentang evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap tercapainya RPJPN dan RPJMN, ternyata pertanggungjawaban hanya ada pada ruang lingkup lembaga eksekutif saja, tanpa melibatkan lembaga negara yang lain, seperti MPR. Untuk itu, sebagai upaya memastikan terselenggaranya pembangunan ideologi politik nasional yang berkelanjutan, dibutuhkan Edisi 08 / Agustus 2018 vii reformulasi haluan negara kembali. Sehingga demokrasi yang bersifat prosedural dan substansial dapat tercapai. Atas segala kekurangan yang hadir dalam penyusunan jurnal ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis atas partisipasi dan kesediaanya menyampaikan tulisan serta memberikan izin untuk dimuat dalam Jurnal Majelis. Harapan kami, semoga jurnal ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya Anggota MPR, kalangan akademisi dan kalangan cendekiawan.

PEMIMPIN REDAKSI,

t.t.d.

YANA INDRAWAN viii Edisi 08 / Agustus 2018 Sambutan Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Pada tahun 2014, dalam Sidang Akhir Masa Jabatan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia periode 2009-2014, telah diputuskan keputusan MPR Nomor 4/MPR/2014 tentang rekomendasi Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia periode 2009-2014. Muatan rekomendasi MPR masa jabatan 2009-2014 adalah: (1) Melaksanakan penataan sistem ketatanegaraan Indonesia melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tetap berdasarkan pada nilai- nilai Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum negara dan Kesepakatan Dasar untuk tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tetap mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempertegas sistem pemerintahan presidensial serta melakukan perubahan dengan cara adendum, (2) Melakukan reformulasi sistem perencanaan pembangunan nasional dengan model GBHN sebagai haluan penyelenggaraan negara, (3) Melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika secara melembaga melalui semua tingkatan pendidikan nasional dalam rangka pembangunan karakter bangsa, (4) Membentuk lembaga kajian yang secara fungsional bertugas mengkaji sistem ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika serta implementasinya, (5) Mewujudkan akuntabilitas publik lembaga negara dalam melaksanakan tugas konstitusional yang diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Repbulik Indonesia Tahun 1945 melalui laporan kinerja pelaksanaan tugas dalam Sidang Tahunan MPR, (6) Melakukan penataan sistem peraturan perundang-undangan dengan berdasarkan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum negara, dan (7) Memperkuat status hukum Ketetapan MPRS dan MPR dalam sistem hukum Indonesia. Rekomendasi tersebut menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan wewenang dan tugas MPR sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

ix x Edisi 08 / Agustus 2018

Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Dalam rangka melaksanakan wewenang dan tugasnya, dibentuk alat kelengkapan MPR yaitu Badan Sosialisasi, Badan Pengkajian, dan Badan Penganggaran MPR. Selain alat kelengkapan MPR yang beranggotakan Anggota MPR, MPR juga telah membentuk Lembaga Pengkajian yang keanggotaanya berasal dari pakar ketatanegaraan, anggota MPR yang pernah terlibat langsung secara aktif dalam proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sosialisasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, serta Ketetapan MPR maupun kajian sistem ketatanegaraan. Sesuai dengan sifat wewenang dan tugas, wewenang MPR adalah insidentil dan dilaksanakan pada waktu tertentu sesuai dengan siklus ketatanegaraan, seperti pelaksanaan sidang untuk pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum. Wewenang lain menunggu mengikuti mekanisme ketatanegaraan apabila hal tersebut terjadi, seperti mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar atau apabila dalam hal melaksanakan tugas dalam rangka proses pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden ataupun dalam hal pemilihan Presiden dan/atau Wakil Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden. Peran MPR lebih lanjut pada pelaksanaan tugas sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 yaitu (a) memasyarakatkan Ketetapan MPR, (b) memasyarakatkan Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, (c) mengkaji sistem ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta pelaksanaanya, dan (d) menyerap aspirasi masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, MPR dengan dukungan Sekretariat Jenderal MPR menyusun dan menetapkan program serta rencana kerja untuk menjadikan MPR sebagai Rumah Kebangsaan, Pengawal Ideologi Pancasila, dan Kedaulatan Rakyat. MPR menetapkan program dan kegiatan dengan fokus pada bidang tugas MPR, baik untuk pelaksanaan pemasyarakatan, pengkajian, maupun penyerapan aspirasi masyarakat. Penerbitan buku Jurnal Majelis yang berisi tentang artikel yang ditulis oleh beberapa pakar dan akademisi dari berbagai kalangan ini merupakan salah satu bentuk upaya dalam rangka memasyarakatkan sekaligus pengkajian sistem ketatanegaraan, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta pelaksanaanya yang dilakukan oleh Alat Kelengkapan MPR yakni Badan Pengkajian MPR. Edisi 08 / Agustus 2018 xi

Artikel dalam bentuk jurnal yang disusun ini memuat tentang bahasan mengenai “Mewujudkan Visi Indonesia 2045”. Dalam jurnal ini dibahas antara lain “Pentahapan Sasaran Jangka Panjang, Menengah, Dan Pendek”, “Pilar Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan”, “Politik Hukum Menghidupkan Kembali Haluan Negara”, “Visi Indonesia 2045: Ringkasan”, “Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan IPTEK”, “Format Ideal Sistematika Haluan Negara Sebagai Haluan Pembangunan Nasional”, “Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan”, “Pemerataaan Pembangunan”, dan “Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional Model Garis-Garis Besar Haluan Negara”. Penyusunan jurnal ini didasari dengan semangat untuk memberikan informasi yang mendalam sekaligus membangun pemahaman mengenai mewujudkan visi Indonesia 2045. Artikel yang dimuat berisi tentang informasi dan kajian yang khusus sehingga pembaca dapat memperoleh pandangan yang komprehensif mengenai pokok bahasan yang disampaikan. Dengan penerbitan jurnal ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat yang hendak mengetahui dan melakukan kajian tentang perekonomian Indonesia. Dengan pengetahuan yang mendalam, seluruh warga masyarakat dapat senantiasa memberikan sumbangsih pemikiran untuk mewujudkan sistem ekonomi yang ideal dan menyejahterahkan. Melalui jurnal ini juga, diharapkan dapat memberikan infomasi serta menjadi rujukan yang berharga bagi Anggota MPR dan pihak yang berkepentingan dalam rangka membangun pendapat yang menyeluruh tentang sistem perkenomian Indonesia dalam kerangka penataan sistem ketatanegaraan Indonesia.

SEKRETARIS JENDERAL MPR,

t.t.d.

Dr. MA’RUF CAHYONO, S.H., M.H. xii Edisi 08 / Agustus 2018 Sambutan Pimpinan Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

MPR masa jabatan 2009-2014, telah menyampaikan rekomendasi melalui Keputusan Nomor 4/MPR/2014 untuk menjadi pertimbangan MPR masa jabatan 2014-2019 dalam melakukan penataan sistem ketatanegaraan Indonesia serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu muatan rekomendasi itu adalah: “Melaksanakan penataan sistem ketatanegaraan Indonesia melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tetap berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum negara dan Kesepakatan Dasar untuk tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Penataan sistem bernegara perlu terus menerus dilakukan agar sistem ketatanegaraan Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mampu menjadi instrumen hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Pengkajian sistem ketatanegaraan, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta pelaksanaannya, merupakan suatu kebutuhan dalam rangka melakukan penataan sistem ketatanegaraan, konsepsi konstitusi dan implementasinya agar tetap selaras dengan kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara. Aspirasi masyarakat dan daerah memiliki nilai yang sangat penting bagi MPR sebagai lembaga demokrasi dan perwakilan yang dituntut responsif terhadap dinamika aspirasi masyarakat dan daerah. Oleh karenanya setiap aspirasi masyarakat dan daerah yang diterima oleh MPR perlu dikelola dan dikaji secara seksama untuk ditindaklanjuti dalam pengambilan kebijakan. Responsifi tas MPR dalam mengelola aspirasi masyarakat adalah bagian daripada upaya untuk menegakan kedaulatan rakyat dan supremasi konstitusi. Melihat urgensi tersebut Badan Pengkajian memilih tema jurnal kali ini dengan judul “Mewujudkan Visi Indonesia 2045”. Menghimpun dan menyusun materi tentang pokok kajian merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh Badan Pengkajian MPR untuk memberikan ruang pemikiran dan gagasan secara akademis dari para pakar, penyelenggara negara, dan praktisi dalam bidang

xiii xiv Edisi 08 / Agustus 2018

tertentu untuk merumuskan materi sesuai dengan fokus kajian. Tugas Badan Pengkajian termuat dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, dan DPD, dan DPRD menetapkan tugas MPR adalah memasyarakatkan Ketetapan MPR, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika serta mengkaji sistem ketatanegaraan dan menyerap aspirasi masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan tugas tersebut, MPR telah menetapkan berbagai program kegiatan berupa kegiatan sosialisasi, kajian, dan penyelenggaran aspirasi masyarakat. Harapannya, dengan terbitnya Jurnal Majelis ini dapat menginspirasi para pembaca untuk berpikir kritis terhadap permasahalan bangsa dan negara yang terjadi serta turut berkontribusi dalam pembenahan sistem ketatanegaraan Indonesia. Dalam kesempatan ini, tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada para akademisi dan peneliti yang telah dengan serius berkontribusi menyumbangkan gagasan pemikirannya dan seluruh pihak yang terkait. Semoga jurnal ini memberikan manfaat.

PIMPINAN BADAN PENGKAJIAN MPR RI, Ketua,

t.t.d

Dr. BAMBANG SADONO, S.H., M.H.

Wakil Ketua, Wakil Ketua,

t.t.d t.t.d

Prof. Dr. HENDRAWAN SUPRATIKNO RAMBE KAMARUL ZAMAN, M.Sc.,MM

Wakil Ketua, Wakil Ketua,

t.t.d t.t.d

MARTIN HUTABARAT, S.H. Ir. TIFATUL SEMBIRING PENTAHAPAN SASARAN JANGKA PANJANG, MENENGAH, DAN PENDEK

Oleh: Bambang Prijambodo1

Abstrak

Rencana jangka panjang, menengah, dan pendek merupakan rencana yang bersifat aspiratif, indikatif, dan operasional. Efektivitas pencapaian sasaran jangka panjang selain ditentukan oleh konsisten sasaran jangka panjang dengan sasaran jangka menengah dan jangka pendek juga ditentukan oleh komitmen politik pembangunan yang berkelanjutan, serta kepemimpinan nasional dan kelembagaan yang kuat untuk mewujudkannya.

1 Bambang Prijambodo adalah Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Tulisan ini tidak mencerminkan pandangan instansi dimana penulis bekerja.

1 2 Edisi 08 / Agustus 2018

Pendahuluan untuk mencapai sasaran indikatif Rencana pembangunan mem- yang ditetapkan. Dalam rencana punyai perspektif jangka panjang, pembangunan jangka menengah, menengah, dan pendek. Salah satu aspek selain kebijakan pembangunan (dalam penting yang menentukan efektivitas hal ini paralel dengan strategi pokok keseluruhan rencana pembangunan dalam rencana pembangunan jangka adalah konsistensi antara sasaran dari panjang), juga mencakup program- rencana pembangunan jangka panjang, program pokok pembangunan yang menengah, dan jangka pendek. Tulisan diperlukan agar alokasi sumber ini akan membahas pentahapan sasaran daya pembangunan mengarah jangka panjang, menengah, dan pendek, pada pencapaian sasaran yang karakteristik rencana pembangunan diindikasikan. berdasarkan dimensi waktu, faktor- Ketiga, rencana pembangunan faktor yang mempengaruhi konsistensi jangka pendek umumnya bersifat sasaran antar dimensi waktu, serta ciri- operasional. Rencana pembangunan ciri dari rencana dan sasaran jangka jangka pendek umumnya berjangka panjang, menengah, dan pendek. waktu satu tahun dalam bentuk langkah kebijakan yang konkrit dan kegiatan/proyek pembangunan Karakteristik Rencana Pembangunan dengan pembiayaan yang sudah Berdasar Dimensi Waktu direncanakan baik. Secara ringkas ada tiga karakteristik yang melekat pada Faktor Yang Mempengaruhi dimensi waktu rencana pembangunan Konsistensi Rencana Antar Waktu dengan beberapa implikasinya. Secara umum terdapat 3 (tiga) Pertama, rencana pembangunan faktor yang mempengaruhi efektivitas jangka panjang umumnya bersifat rencana pembangunan, Pertama aspiratif. Yaitu rencana pembangunan adalah ketidakpastian baik eksternal yang menggambarkan aspirasi maupun domestik. Globalisasi pembangunan yang ingin diwujudkan merupakan faktor ketidakpastian dalam jangka panjang. Untuk eksternal yang paling besar. Arus menjabarkan kondisi yang ingin globalisasi yang semakin besar dan diwujudkan tersebut diperlukan cepat dapat merubah kondisi dasar strategi pokok yang meyakinkan dan kemampuan kebijakan untuk bahwa bentuk pembangunan yang mencapai sasaran bahkan untuk akan diwujudkan berada dalam jalur rencana pembangunan yang berjangka yang tepat untuk dicapai. pendek sekalipun. Kedua, rencana pembangunan Ketidakpastian yang besar jangka menengah umumnya bersifat mengakibatkan tidak memungkinkan- indikatif. Yaitu rencana pembangunan nya pembangunan disusun dengan yang memberi arah kemana sumber rencana jangka panjang yang daya pembangunan akan dialokasikan komprehensif (comprehensive planning) Pentahapan Sasaran Jangka Panjang, Menengah, dan Pendek 3 yang sangat detail seperti yang pernah aspirasi masyarakat di daerah lebih dilakukan oleh negara-negara sosialis mudah ditangkap dan dijabarkan dulu (China dan Uni Soviet). Dalam dengan kegiatan yang menjadi arti rencana pembangunan yang kebutuhan masyarakat di daerah. sangat rinci, menggunakan balance Meski memberi dampak positif bagi principle, untuk menggambarkan efektivitas pelaksanaan pembangunan, hubungan antara alokasi setiap desentralisasi menciptakan tantangan sumber daya pembangunan (input), yang cukup kompleks terutama terutama fisik, dengan hasil (output) dalam menyerasikan sasaran nasional yang diharapkan. Bahkan pentahapan yang akan dicapai oleh pusat dengan yang lebih rinci juga bukan hal sasaran yang akan dituju oleh daerah. yang mudah seperti pentahapan pembangunan bidang ekonomi Sasaran Jangka Panjang dalam PJP I pada masa pemerintahan Ada beberapa ciri dari rencana Presiden Soeharto. Pada era reformasi, pembangunan jangka panjang yang dalam RPJPN 2005 -2025, pentahapan bersifat aspiratif tersebut. Pertama, dilakukan setiap lima tahun dengan rencana jangka panjang perlu sasaran-sasaran yang relatif normatif memahami perubahan lingkungan – kualitatif. Pentahapan seperti ini, strategis yang akan terjadi ke depan. pada satu sisi, relatif aman dari Meski tidak mudah dilakukan karena ketidakpastian. Namun di sisi lain ketidakpastian, baik global maupun terlalu longgar untuk dapat memandu domestik, ke depan makin besar. RPJMN yang akan berjalan nantinya. Tanpa didasarkan pada perubahan Kedua adalah demokratisasi. lingkungan strategis, penetapan Meningkatnya demokratisasi dalam sasaran aspiratif berpotensi menjauh pembangunan menuntut rancang dari kondisi lingkungan strategis bangun kebijakan yang mampu yang akan terjadi ke depan. Dengan menangkap aspirasi masyarakat dan memahami perubahan lingkungan bahkan mengikutsertakan masyarakat strategis jangka panjang, langkah- dalam proses pembangunan secara langkah antisipasi dapat direncanakan tepat dan baik. Dalam demokratisasi, secara lebih dini untuk menjadi proses menjadi bagian yang kebijakan dan program dalam rencana penting dalam mencapai sasaran jangka menengah. pembangunan yang diinginkan serta Kedua, meski sasaran jangka menentukan kualitas sasaran yang panjang bersifat aspiratif, penyusunan- akan dicapai. nya tetap didasarkan pada teori, Ketiga adalah desentralisasi. kaidah, dan teknik yang baku. Ini Secara teori, desentralisasi berdampak dibutuhkan agar sasaran aspiratif yang positif terhadap kualitas sasaran dibentuk ke depan dalam jangkauan pembangunan yang akan dicapai. untuk dicapai. Bukan sasaran aspiratif Dengan memberikan sebagian yang tidak dapat diwujudkan atau jauh kewenangan pusat kepada daerah, dari jangkauan. 4 Edisi 08 / Agustus 2018

Ketiga, tidak ada aturan atau pola swasembada pangan. yang baku apakah sasaran jangka Keempat, pentahapan sasaran panjang perlu dibagi ke dalam sasaran- jangka panjang ke semua jangka sasaran jangka menengah. Pada masa menengah (seperti dalam Rencana pemerintahan Presiden Soeharto, Pola Pembangunan Jangka Panjang Nasional Dasar Pembangunan Jangka Panjang 2005–2025) mempunyai kelebihan dan yang merupakan bagian dari GBHN kelemahan. Kelebihannya, pentahapan tidak membagi sasaran jangka panjang ini memberi kejelasan tentang sasaran ke dalam sasaran jangka menengah aspiratif pada masing-masing periode. pada setiap tahap lima tahunan Kekurangannya, apabila suatu tahap kecuali pentahapan pembangunan tidak tercapai, tahap berikutnya 2 ekonomi . GBHN lebih menunjuk pada akan memikul tanggung jawab tahap arahan keseluruhan pembangunan sebelumnya meskipun sasaran dalam lima tahun (Pelita) pada periode rencana pembangunan jangka panjang berjalan yang selanjutnya dijabarkan sifatnya aspiratif. dalam Repelita. Pada era reformasi rencana pembangunan jangka panjang Sasaran Jangka Menengah membagi tahapan secara jelas meskipun sifatnya aspiratif.3 Dari perbandingan Rencana pembangunan jangka sasaran jangka panjang era Orde Baru menengah yang bersifat indikatif dan era reformasi (RPJPN 2005 – 2025), mempunyai beberapa ciri pokok sasaran jangka panjang dalam era sebagai berikut. Pertama, meski tidak Orde Baru, meskipun terbatas pada berjangla waktu lama seperti rencana bidang ekonomi, lebih mudah untuk jangka panjang, rencana jangka dilihat keberhasilannya. Misalnya menengah tetap perlu mengenali pada awal Repelita IV, Indonesia perubahan lingkungan strategis dalam mencapai swasembada beras pada lima tahun ke depan. tahun 1984, setahun setelah Repelita Kedua, rencana jangka menengah III yang mengamanatkan dicapainya mempunyai sasaran-sasaran yang lebih

2 Dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto, Pembangunan Jangka Panjang I (PJP I) bidang ekonomi direncanakan secara bertahap selama lima tahunan dengan Repelita Pertama: meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian, Repelita Kedua: meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku, Repelita Ketiga: meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi; Repelita Keempat: meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun industri ringan, yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-repelita selanjutnya; dan Repelita Kelima: meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya serta sektor industri khususnya industri yang menghasilkan untuk ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri dalam mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara industri dan pertanian baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyerapan tenaga kerja. 3 Dalam era reformasi, rencana pembangunan jangka panjang disusun dalam 4 (empat) tahap, RPJM 2005 – 2009: meletakkan kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan kesejahteraan rakyat yang meningkat, RPJM 2010 – 2014: memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk pengembangan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing ekonomi, RPJM 2015 – 2019: memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat, RPJMN 2020 – 2024: mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur ekonomi yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Pentahapan Sasaran Jangka Panjang, Menengah, dan Pendek 5 rinci sebagai penjabaran dari indikasi era reformasi, tapi menyatu dalam alokasi sumber daya pembangunan Nota Keuangan. Dalam era reformasi, baik dalam dimensi bidang rencana pembangunan tahunan pembangunan maupun dimensi disusun dalam dokumen tersendiri wilayah pembangunan (spasial). yang pada awalnya disebut Rencana Dalam rencana jangka menengah, Pembangunan Tahunan (REPETA) alokasi sumber dana pembangunan dan setelah dikeluarkannya UU No. 17 perlu didukung oleh indikasi sumber- Tahun 2003 tentang Keuangan Negara sumber pembiayaan baik dari dalam dan UU No. 25 Tahun 2004 tentang maupun luar negeri. Dengan demikian Sistem Perencanaan Pembangunan meski dalam rencana jangka pendek Nasional, rencana pembangunan dan pelaksanaannya nanti tidak sesuai tahunan disebut sebagai Rencana dengan rencana jangka menengah Kerja Pemerintah (RKP). Meski RKP (karena berubahnya situasi dan disusun terlebih dahulu untuk menjadi kondisi), indikasi sumber pembiayaan pedoman penyusunan APBN, RKP pada rencana jangka menengah ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan memberi arahan bagi rencana jangka dari APBN setelah disahkan menjadi pendek untuk melakukan optimalisasi UU. keseluruhan sumber pembiayaan lain Beberapa ciri pokok dari rencana serta membantu untuk melakukan jangka pendek adalah sebagai berikut. penyesuaian yang diperlukan. Pertama, Rencana Kerja Pemerintah Ketiga, meski sifatnya indikatif (RKP) menjadi dasar bagi kebijakan dan tidak ditetapkan dalam UU pembangunan baik dibiayai APBN (kecuali PROPENAS Tahun 2000–2004 maupun non-APBN yang juga menjadi yang ditetapkan oleh UU), rencana dasar bagi rencana kerja dan anggaran jangka menengah secara politis Kementerian/Lembaga pada tahun penting karena merupakan janji politik berjalan. Dalam dimensi desentralisasi, Presiden dan Wakil Presiden terpilih RKP juga menjadi acuan dalam selama lima tahun. penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi Sasaran Jangka Pendek maupun Kabupaten Kota. Konsolidasi Rencana pembangunan jangka perencanaan dengan K/L dan daerah pendek adalah rencana kerja yang dilakukan melalui Musyawarah bersifat operasional berupa langkah Perencanaan Pembangunan baik di dan kegiatan pembangunan yang tingkat Pusat maupun Daerah. Melalui dilaksanakan dalam waktu setahun. proses ini, sasaran jangka pendek dan Dalam era Orde Baru, rencana prioritas pembangunan nasional yang pembangunan tahunan, disusun ditetapkan terjabar dalam rencana kerja secara ringkas, berisi proritas dan K/L dan daerah. kebijakan pembangunan, tidak dalam Kedua, rencana pembangunan bentuk dokumen tersendiri seperti untuk mencapai sasaran jangka pendek Rencana Kerja Pemerintah dalam disusun dengan prinsip HITS (holistic, 6 Edisi 08 / Agustus 2018 integrated, thematic, spatial). Kegiatan dan peningkatan peran industri dalam pembangunan disusun dengan perekonomian. Meski struktur industri pendekatan yang menyeluruh (holistic), pada akhir era Orde Baru belum terintegrasi dengan kegiatan terkait mencapai wujud yang diinginkan. yang diperlukan (integrated), mengacu Pengalaman Malaysia juga pada prioritas yang ditetapkan menunjukkan peran yang kuat dari (thematic), serta dilaksanakan dalam penetapan sasaran jangka panjang wilayah yang pasti (spatial). dalam pelaksanaan dan pencapaian Ketiga, pencapaian sasaran jangka pembangunan. Visi Malaysia 2020 pendek terkait dengan sasaran jangka yang ingin meningkatkan ekonomi panjang dipengaruhi oleh ketajaman Malaysia menjadi negara maju perencanaan, resource dan budget (advanced economy) pada tahun constraints, serta konsistensinya 2020 menstimulasi sumber daya mengacu pada sasaran jangka panjang. pembangunan mencapai sasaran yang Kelemahan perencanaan, keterbatasan diinginkan. Dengan Gross National sumber daya pembangunan dan Income (GNI) per kapita Malaysia anggaran, serta deviasi dari sasaran sebesar USD 9.650 pada tahun 2017, jangka panjang dalam waktu yang sasaran jangka panjang Malaysia lama, dapat mengakibatkan tidak menjadi negara pendapatan tinggi tercapainya sasaran jangka panjang pada tahun 2020 diperkirakan tercapai atau bergeser dari sasaran yang dituju. atau paling tidak mendekati.4 Secara keseluruhan, pencapaian sasaran jangka panjang selain ditentukan Efektivitas Dan Konsistensi Rencana Jangka Panjang, Menengah, Dan oleh konsistensi antara rencana jangka Pendek panjang dengan jangka menengah dan jangka pendek juga ditentukan oleh Secara umum, keberadaan sasaran komitmen politik pembangunan yang jangka panjang baik dalam bentuk berkelanjutan, kepemimpinan nasional, Visi, Haluan Negara, atau Rencana dan kelembagaan yang kuat untuk Pembangunan Jangka Panjang mewujudkannya. diperlukan untuk memandu rencana jangka menengah dan jangka pendek Pentahapan sasaran pembangunan jangka panjang era Orde Baru mampu mendorong pencapaian sasaran pembangunan jangka panjang melalui rencana jangka menengah dan jangka pendek. Seperti pencapaian swasembada beras pada tahun 1984

4 Negara tergolong berpendapatan tinggi (high income country) apabila pendapatan nasional bruto (Gross National Income) per kapita mencapai USD 12.055 atau lebih (World Bank Atlas, Juni 2018). Pentahapan Sasaran Jangka Panjang, Menengah, dan Pendek 7

DAFTAR PUSTAKA

Ketetapan MPR-RI No. II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Ketetapan MPR-RI No. II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025. Eleventh Malaysia Plan 2016 -2020, Economic Planning Unit, Prime Minister’s Department , Malaysia. World Bank Atlas, June 2018. 8 Edisi 08 / Agustus 2018 PILAR KETAHANAN NASIONAL DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN

Oleh: Slamet Soedarsono1

Abstrak

Pilar ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan merupakan sarana dan prasyarat penting untuk mencapai tujuan-tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945, sebagai konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara. Pilar ini merupakan alat sekaligus tujuan bagi melaksanakan amanat rakyat di dalam UUD 1945. Pembangunan politik dalam negeri dilakukan untuk mencapai demokrasi substansial dan penataan ulang hubungan pusat dan daerah; pembangunan hukum dilaksanakan untuk mewujudkan tegaknya hukum dan masyarakat anti korupsi; reformasi birokrasi dan kelembagaan untuk menciptakan birokrasi yang andal dan kelembagaan negara yang efektif; pembangunan keamanan dan pertahanan untuk mewujudkan negara yang aman dan pertahanan yang kokoh, serta pembangunan politik luar negeri bertujuan memantapkan pelaksanaan politik luar negeri dalam rangka pencapaian secara optimal kepentingan nasional.

Kata Kunci : hukum, politik, birokrasi. anti korupsi, pertahanan dan keamanan

1 DepuƟ Bidang PoliƟ k, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Bappenas

9 10 Edisi 08 / Agustus 2018

Pentingnya Pilar Pembangunan Kedua, penataan ulang desentralisasi yang menjadi amanat reformasi, termasuk membuka peluang inovasi Pilar ketahanan nasional dan yang lebih luas kepada daerah. Ketiga, tata kelola pemerintahan merupakan penciptaan tata kelola pemerintahan sarana dan prasyarat penting untuk yang inklusif, partisipatif, kolaboratif, mencapai tujuan-tujuan nasional lintas sektor, dan saling terhubung yang tercantum dalam Pembukaan berbasis teknologi informasi. Keempat, UUD NRI 1945, sebagai konsensus mendorong supremasi hukum bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. peningkatan kepercayaan publik Pilar ini merupakan alat sekaligus pada hukum. Kelima, memperkuat tujuan bagi melaksanakan amanat diplomasi Indonesia, termasuk rakyat di dalam UUD 1945. meningkatkan peran mengatasi Pembangunan politik dalam ancaman terorisme, melawan isu-isu negeri dilakukan untuk mencapai disintegratif bangsa. demokrasi substansial dan penataan ulang hubungan pusat dan daerah; Sasaran Pilar Keempat Visi pembangunan hukum bertujuan bagi Indonesia 2045 tegaknya hukum dan terwujudnya masyarakat anti korupsi; reformasi Sasaran reformasi bertahap birokrasi dan kelembagaan untuk politik dalam negeri, yakni penguatan menciptakan birokrasi yang andal dan peningkatan peran partai dan kelembagaan negara yang politik, sehingga partai politik dapat efektif; pembangunan keamanan dan berperan sebagai saluran aspirasi dan pertahanan bagi perwujudan negara agregasi kepentingan masyarakat yang aman dan pertahanan yang terhadap pemerintah. Tahap kedua, kokoh, serta pembangunan politik revitalisasi Pancasila sebagai ideologi luar negeri bertujuan memantapkan terbuka dalam merespons ideologi pelaksnaan poltik luar negeri lain yang tidak kompatibel dengan bagi pencapaian secara optimal tujuan pembangunan nasional. kepentingan nasional. Tahap ketiga, melalui penguatan Sejumlah tantangan harus demokrasi melalui peningkatan dihadapi dalam menegakkan partisipasi politik, penguatan terbangun kokohnya pilar keempat masyarakat sipil, dan pengambilan ini. Pertama, kelembagaan demokrasi kebijakan partisipatif. Tahap keempat, yang masih belum kuat, sehingga pemantapan regulasi politik dalam perlu konsensus bersama untuk mendukung lembaga demokrasi. mengoptimalkan peran lembaga- Tahap kelima, terbentuknya parlemen lembaga penguatan lembaga-lembaga yang efektif melalui penguatan sistem negara, antara lain melalui penguatan bikameral dan sistem kepartaian peraturan perundang-undangan yang mengakomodasi penyaluran maupun penguatan masyarakat sipil aspirasi dan partisipasi politik. Tahap melalui pendidikan politik yang terakhir, adalah terbentuknya sistem berkelanjutan oleh semua pihak. Pilar Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan 11 presidensial yang efektif dengan efektif dan berkesinambungan, penguatan lembaga presiden. diharapkan dapat membentuk Sasaran reformasi birokrasi dan masyarakat dan penyelenggara negara kelembagaan, yakni mewujudkan yang berintegritas sebagai prasyarat pemerintah yang memiliki peran dan menuju masyarakat antikorupsi pada fungsi sebagai regulator dan fasilitator tahun 2045. untuk pencapaian kepentingan Sasaran pembangunan publik; kelembagaan birokrasi yang pertahanan dan keamanan, yakni memiliki struktur organisasi yang terwujudnya nasionalisme dan ramping, tepat fungsi, tepat ukuran, ketertiban masyarakat yang inklusif. dan kontekstual; kelembagaan Pemerintah berfungsi untuk birokrasi modern yang memiliki menggerakkan aparatur keamanan tata kelola pemerintahan efektif, dengan dukungan dari masyarakat inklusif, partisipatif, kolaboratif lintas yang memiliki keawasan yang sektor, dan saling terhubung berbasis tinggi terhadap berbagai bentuk teknologi informasi; dan kelembagaan ancaman dan memiliki kesadaran birokrasi andal dan modern yang untuk mengutamakan kepentingan dijalankan oleh sumber daya manusia bersama; Pertahanan berdaya gentar aparatur sipil negara yang profesional, tinggi yang mutlak diperlukan untuk berintegritas, memiliki etos kerja menjaga kemandirian strategis dan tinggi, netral, produktif, berdaya menunjukkan respons terhadap saing, berkomitmen pada nilai military build-up di kawasan; publik, inovatif, dan adaptif terhadap keamanan insani yang bermartabat. perubahan. Keamanan tidak bisa hanya berpusat Sasaran pembangunan hukum kepada negara (state-centered) tetapi serta pencegahan dan pemberantasan harus mulai berpusat kepada manusia korupsi, yakni mewujudkan (human-centered). penegakan hukum oleh aparat Sasaran pembangunan politik penegak hukum dan penyelenggara luar negeri, terwujudnya negara negara yang berintegritas dan yang mandiri dengan menjalankan memiliki kompetensi optimal, dan politik luar negeri bebas-aktif dalam terbentuknya ketaatan hukum membangun tata dunia berkeadilan, warga negara sesuai budi pekerti serta menjadi salah satu negara paling kemanusiaan dan memahami cita- berpengaruh di Asia Pasifik. Di samping cita bangsa Indonesia. Dalam upaya itu, politik luar negeri juga diarahkan pencegahan dan pemberantasan untuk mengimplementasikan peta korupsi sasaran yang ingin dicapai jalan Poros Maritim Dunia guna adalah terwujudnya perbaikan sistem memberi sumbangan positif bagi di seluruh lini pemerintahan untuk keamanan dan perdamaian dunia meminimalisir potensi perilaku dan pembentukan tatanan regional koruptif. Penindakan yang didukung termasuk mempertahankan sentralitas dengan upaya pencegahan yang ASEAN. 12 Edisi 08 / Agustus 2018

Strategi Pilar Pembangunan seperti: pendidikan, kesehatan, Keempat kependudukan, pangan, energi, maritim, transportasi, lingkungan, Strategi politik dalam negeri, hukum dan pertahanan. yakni diperlukan pengintegrasian Strategi pembangunan bidang aturan perundang-undangan sehingga hukum, pencegahan dan pemberantasan mampu memberikan jaminan korupsi, yakni melakukan beberapa terhadap pelaksanaan proses politik tahap: (1) Tahun 2016-2025 melalui yang demokratis, serta terintegrasi penegakkan hukum yang berkualitas dengan proses demokratisasi ekonomi melalui aparat penegak hukum yang dan integrasi sosial budaya. Selain berkompetensi dan berkualitas, itu, diperlukan juga pengembangan integrasi data dan penataan peraturan masyarakat sipil yang mandiri perundang-undangan; (2) Tahun dan kuat untuk berperan aktif 2035 dengan memberikan jaminan sebagai kekuatan penyeimbang dan penegakan hukum yang berlandaskan mengontrol pelaksanaan kebijakan kepada penghormatan, perlindungan, pemerintah; reformasi manajemen dan penegakan Hak Asasi Manusia, publik untuk menempatkan posisi penguatan sistem hukum nasional, dan hubungan birokrasi pemerintah dan optimalisasi penguatan integritas dan institusi politik; dan memperbaiki masyarakat, penegak hukum, dan relasi atau interaksi antara negara, penyelenggara negara; (3) Tahun 2045 swasta, dan masyaraat sipil dalam dengan penguatan kesadaran hukum ruang-ruang kesetaraan. masyarakat, melanjutkan penguatan Strategi reformasi birokrasi sistem pencegahan korupsi yang dan kelembagaan, terdiri dari tiga optimal, dan jaminan pelaksanaan tahap: (1) Tahun 2016-2025 dengan regulasi yang konsisten dan efektif. fokus kepada pembenahan elemen Strategi pertahanan dan dasar birokrasi, seperti penataan keamanan, yakni untuk masing- struktur organisasi berbasis outcome, masing sasaran dapat dijelaskan penerapan e-government yang melalui matriks dibawah ini: terintegrasi, dan penyediaan akes Strategi politik luar negeri, yakni dan informasi publik; (2) Tahun berupa 1) maksimalisasi pencapaian 2026-2035 melalui pemerintahan kepentingan nasional secara yang terbuka dan kolaboratif yang unilateral, regional dan multilateral; 2) didasarkan kepada pola outward membentuk tatanan regional beserta oriented dengan masyarakat membuat norma di dalam tatanan sebagai pemangku kepentingan tersebut serta mempertahankan utama; (3) Tahun 2036-2045 adalah sentralitas ASEAN; 3) menghasilkan pelembagaan birokrasi modern dan dan merealisasikan gagasan-gagasan profesional yang difokuskan kepada untuk mendukung tatanan regional; implementasi reformasi kelembagaan 4) memimpin dan berkontribusi dalam pada sektor utama pembangunan forum kerjasama di kawasan Asia Pasifik. Pilar Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan 13

Matriks Strategi Pembangunan Pertahanan dan Keamanan

Tahapan Nasionalisme dan Pertahanan Berdaya Keamanan Insani yang Masyarakat Inklusif Gentar Tinggi Bermartabat Tahap I Merestorasi nilai Mengembangkan doktrin Memantapkan ketahanan 2016-2025 Pancasila dan Bela terpadu dengan fokus individu, masyarakat, dan Negara serta identitas kepada naval capability nasional keindonesiaan kepada seluruh warga negara Tahap II Memperkuat sistem Membangun postur yang Mengarahkan kebijakan 2026-2035 keamanan yang efektif agile untuk perang dalam keamanan yang dalam menanggulangi kota dan misi OMSP diselaraskan dengan IPM kejahatan transnasional yang lebih efektif dengan dan pembangunan pasca- dukungan teknologi SDGs Tahap III Membangun tata kelola Menjaga kemandirian Mengembangkan 2035-2045 ketertiban umum strategis dengan kemitraan yang preventif mendorong penguatan berkelanjutan antar kerjasama pertahanan instansi yang terkait ASEAN dengan dimensi keamanan insani

Sumber: Visi Indonesia 2045 (Bappenas, 2017) 14 Edisi 08 / Agustus 2018 POLITIK HUKUM MENGHIDUPKAN KEMBALI HALUAN NEGARA

Oleh: Bambang Prijambodo dan Prahesti Pandanwangi1

Abstrak

Pasca amandemen UUD NRI 1945, RPJPN lahir sebagai rencana yang memuat arah pembangunan jangka panjang sebagai pedoman bagi penyusunan RPJMN di dalam menjabarkan Visi, Misi, Program Presiden. Untuk memberi arah kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjamin kesinambungan pembangunan, muncul gagasan menghidupkan kembali Haluan Negara. Politik hukum menghidupkan kembali Haluan Negara dapat ditempuh melalui 3 (tiga) mekanisme, yakni: (a) amandemen UUD NRI 1945, (b) revisi UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan (c) penyusunan UU yang menugaskan kembali MPR untuk menyusun Haluan Negara. Ketiga mekanisme ini memberi konsekuensi kekuatan/ kedudukan hukum dari Haluan Negara yang ditetapkan nantinya. Selain oleh kekuatan/ kedudukan hukum, efektivitas Haluan Negara sebagai acuan kehidupan berbangsa dan bernegara serta Haluan Pembangunan Nasional juga bergantung pada asas ketaatan, kepemimpinan nasional, serta substansi Haluan Negara itu sendiri. Secara keseluruhan adanya kembali Haluan Negara akan memperkuat rencana pembangunan nasional baik jangka panjang, menengah, maupun pendek. Untuk itu diperlukan pembenahan dan penguatan kerangka perencanaan pembangunan melalui proses penyusunan yang lebih partisipatif guna menjamin kesinambungan pembangunan.

Kata Kunci : Politik, Hukum, Haluan Negara

1 Bambang Prijambodo adalah Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Prahesti Pandanwangi adalah Direktur Hukum dan Perundang-undangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Tulisan tdak mencerminkan pandangan lembaga tempat penulis bekerja.

15 16 Edisi 08 / Agustus 2018

Pendahuluan NRI 1945), kedaulatan berada di tangan Pada awal tahun 2016, Presiden rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya Republik Indonesia Kelima, oleh Majelis Permusyawaratan 2 Megawati Soekarnoputri dalam Rakyat (MPR). Dengan demikian, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MPR memegang kekuasaan negara PDIP menyampaikan pandangan yang tertinggi dan menjadi lembaga 3 mengenai pentingnya dihidupkannya tertinggi negara , dan berwenang kembali Haluan Negara dalam untuk menetapkan Garis Besar Haluan 4 sistem ketatanegaraan Negara Negara (GBHN) yang menjadi arah 5 Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). penyelenggaraan negara. GBHN Pandangan ini secara umum mendapat tersebut dituangkan ke dalam banyak respon positif baik dari para Ketetapan MPR sebagai instrumen cendekiawan maupun masyarakat hukum lembaga tertinggi negara. dalam berbagai media dan diskusi. Penyelenggaraan negara oleh Presiden Beberapa alasan yang dikemukakan harus didasarkan pada haluan negara untuk mendukung pandangan ini yang ditetapkan oleh MPR, sebagai yakni untuk menjaga kesinambungan konsekuensi kedudukan Presiden 6 pembangunan nasional yang lebih selaku untergeordnet MPR. terarah. Hal ini karena dokumen Konstelasi politik yang bergulir perencanaan pembangunan nasional pada tahun 1998 menghasilkan jangka panjang yaitu Rencana berbagai tuntutan untuk merombak Pembangunan Jangka Panjang dimensi ketatanegaraan, guna Nasional (RPJP) saat ini dinilai lebih kemudian dituangkan ke dalam agenda executive heavy, padahal terdapat amandemen UUD NRI 1945. Salah satu lembaga yudikatif dan legislatif poin perubahan fundamental yang yang seharusnya menjadi bagian dimuat dalam amandemen UUD NRI dari pembangunan nasional. Untuk 1945 tersebut adalah adanya pergeseran itu, tulisan ini dimaksudkan untuk pelaksana kedaulatan rakyat, dari yang menilik peluang reformulasi haluan sebelumnya dilaksanakan sepenuhnya negara dalam kerangka perencanaan oleh MPR, menjadi dilaksanakan pembangunan nasional, khususnya menurut UUD NRI 1945.7 Perpindahan dalam perspektif politik hukum pelaksana kedaulatan rakyat tersebut ketatanegaraan. mengakibatkan MPR tidak lagi menjadi Sebagaimana diketahui, sebelum lembaga tertinggi negara, dan tidak amandemen Undang-Undang Dasar lagi berwenang untuk menetapkan Negara Republik Indonesia 1945 (UUD GBHN sebagai arah pelaksanaan

2 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen. 3 Penjelasan umum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen. 4 Pasal 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen. 5 Lihat bagian Menimbang point a Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999 Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 - 2004 6 Dalam bagian penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen, disebutkan bahwa Presiden tidak neben (sejajar). akan tetapi untergeordnet (bawahan) MPR. 7 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Politik Hukum Menghidupkan Kembali Haluan Negara 17 pembangunan. Praktis, dengan tidak nasional. RPJPN ini kemudian menjadi lagi sebagai lembaga tertinggi negara, pedoman penyusunan visi, misi dan terdapat konsekuensi logis bahwa program bagi Calon Presiden dan Ketetapan MPR yang sebelumnya Calon Wakil Presiden.13 Visi, misi, dan mempunyai kedudukan hukum program tersebut kemudian dituangkan langsung di bawah UUD NRI 1945 ke dalam Rencana Pembangunan dan di atas Undang-Undang (UU), Jangka Menengah (RPJMN), yang tidak lagi diakomodir dalam kerangka memuat berbagai arah kebijakan peraturan perundang-undangan.8 pembangunan nasional dengan Dengan demikian pasca amandemen pendekatan holistik, integratif, tematik, UUD NRI 1945, kewenangan MPR dan spasial. Penyusunan RPJMN ini terbatas dalam lingkup mengubah dan membuka ruang untuk keterlibatan menetapkan UUD NRI 1945;9 melantik masyarakat, melalui forum musyawarah Presiden dan/atau Wakil Presiden;10 perencanaan pembangunan nasional serta memberhentikan Presiden dan/ (Musrenbangnas). Dengan demikian, atau Wakil Presiden dalam masa dapat dipahami bahwa RPJPN menjadi jabatannya menurut UUD11. pedoman dalam menyusun perencanaan pembangunan pasca reformasi. Kerangka Perencanaan Pembangunan Nasional Pasca Peluang Menghidupkan Kembali Reformasi Haluan Negara Pasca dihapuskannya kewenangan Wacana reformulasi GBHN dalam pembentukan GBHN, terdapat sistem perencanaan pembangunan kekosongan hukum terkait kerangka nasional perlu direfleksikan kepada perencanaan pembangunan nasional. sistem ketatanegaraan yang ada Untuk menjawab kebutuhan tersebut, saat ini. Dalam diskursus yang lahir UU Sistem Perencanaan berkembang, setidaknya terdapat 3 Pembangunan Nasional (UU SPPN) (tiga) mekanisme hukum yang dapat demi menjamin keselarasan perencanaan digunakan untuk menyusun kembali pembangunan dengan tujuan negara.12 Haluan Negara. Pertama, melalui UU SPPN lebih lanjut mengamanatkan amandemen terbatas UUD NRI pembentukan RPJPN dengan periode 20 1945 yang mengamanatkan kembali (dua puluh) tahun sebagai penjabaran kepada MPR untuk menyusun Haluan dari tujuan bernegara, dalam bentuk Negara. Kedua, melalui revisi UU visi, misi dan arah pembangunan SPPN dengan menambahkan Haluan

8 Dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Ketetapan MPR dimasukkan ke dalam hierarki peraturan perundang-undangan untuk mengakomodir TAP MPR yang masih berlaku sebagaimana ketentuan dalam TAP MPR No. I/MPR/2003 Tentang Peninjauan terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002 . 9 Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 10 Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 11 Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 12 Lihat bagian menimbang poin e Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 13 Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 18 Edisi 08 / Agustus 2018

Negara sebagai hierarkhi tertinggi melalui revisi UU SPPN. Dalam dalam perencanaan pembangunan. mekanisme ini, haluan negara Ketiga, melalui penyusunan UU yang akan ditambahkan dalam sistem khusus mengamanatkan MPR untuk perencanaan pembangunan nasional, menyusun Haluan Negara. dengan catatan bahwa haluan negara Terkait mekanisme pertama yaitu akan direposisi sebagai produk amandemen terbatas UUD NRI 1945, hukum tertinggi dalam perencanaan dari berbagai tulisan dan pandangan, pembangunan nasional. Haluan sebagian kalangan mengkhawatirkan negara tersebut bisa disamakan bahwa proses politik melalui dengan Pola Dasar Pembangunan amandemen UUD 1945 dapat melebar Nasional yang berlaku selamanya pada substansi di luar Haluan Negara. sampai disepakati untuk diubah. Mekanisme ini juga cukup berat Meski sederhana dan mudah untuk untuk diselenggarakan, mengingat dilakukan, politik hukum ini akan pelaksanaan amandemen UUD NRI mereduksi Haluan Negara sebagai 1945 mensyaratkan kehadiran dua haluan kehidupan berbangsa dan pertiga dari seluruh anggota MPR, bernegara. Dengan dimasukkannya dan persetujuan lebih dari separuh haluan negara ke dalam SPPN, haluan anggota yang hadir. Proses politik negara hanya menjadi acuan tertinggi ini juga membuka kemungkinan dalam penyusunan perencanaan dikembalikannya kedudukan MPR pembangunan nasional. Di sisi sebagai lembaga tertinggi negara, dan lain, perlu dipahami bahwa harus berimplikasi pada dimasukkannya dipastikan lebih lanjut lembaga yang kembali Tap MPR dalam kerangka akan menyusun garis besar haluan peraturan perundang-undangan. Hal negara. Jika kewenangan penyusunan ini akan membawa kembali proses haluan negara kembali diberikan perubahan yang sangat besar, karena kepada MPR, maka mekanisme ini terkait dengan amandemen UUD 1945, tidak bisa dijadikan pilihan. UUD dan revisi UU terkait pembentukan 1945 telah mengamanatkan bahwa peraturan perundang-undangan. kewenangan pembentukan undang- Opsi lain terkait mekanisme ini undang berada di tangan Presiden adalah diakuinya ketetapan terkait bersama-sama dengan DPR. Praktis, Haluan Negara sebagai satu- MPR sebagai sebuah kelembagaan satunya Ketetapan MPR yang tidak memiliki kewenangan untuk berkedudukan di atas UU. Namun menghasilkan produk hukum demikian, perlu diperhatikan bahwa berbentuk undang-undang. Dengan penghidupan kembali GBHN dengan demikian, mekanisme reformulasi memasukkannya dalam UUD 1945 GBHN melalui revisi UU SPPN dikhawatirkan akan mengundang ini hanya bisa dilaksanakan jika reaksi negatif dari berbagai pihak kewenangan pembentukan UU yang anti-orde baru. mengenai haluan negara dilakukan Mekanisme kedua adalah oleh DPR. Politik Hukum Menghidupkan Kembali Haluan Negara 19

Opsi terakhir adalah melalui UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN), penyusunan UU yang menugaskan membutuhkan status hukum yang kembali MPR untuk menyusun Haluan kuat agar diikuti. Melihat kondisi saat Negara. Meski mekanisme ini kurang ini, banyak UU sebagai dasar hukum banyak dibicarakan, opsi ini terbilang yang kurang dipatuhi dan berpotensi cukup efektif jika dibandingkan kurang efektif menjalankan fungsinya. dengan mekanisme pertama, terlebih Oleh karena itu, ke depan masih apabila amandemen UUD NRI 1945 terdapat pekerjaan rumah jika memilih dikhawatirkan secara politis akan mekanisme kedua dan ketiga, yaitu melebar pada isu lainnya. Namun formulasi mekanisme lanjutan untuk demikian, perlu dicatat bahwa sebagai menjamin pelaksanaan implementasi lembaga tinggi negara, kewenangan UU secara efektif. MPR pada hakikatnya harus tertuang secara eksplisit di dalam UUD NRI Beberapa Catatan Terkait Reposisi 1945, sehingga kewenangan lembaga Haluan Negara tinggi negara yang diatur dalam level Jika dikontekstualisasikan dengan UU hanya merupakan penjabaran kondisi ketatanegaraan saat ini, lebih lanjut dari kewenangan yang reposisi GBHN harus memperhatikan telah diamanatkan oleh UUD NRI setidaknya dua hal, yakni aspek 1945. kerangka ketatanegaraan dan aspek Ketiga mekanisme hukum dalam efektivitas implementasi. Dari aspek menghidupkan kembali Haluan ketatanegaraan, perlu dipahami bahwa Negara ini memberi konsekuensi MPR tidak lagi menjadi lembaga produk hukum yang berbeda. tertinggi negara dan tidak berwenang Dalam mekanisme pertama, terdapat melakukan penetapan garis besar kemungkinan dihidupkannya kembali haluan negara. Di sisi lain, MPR Ketetapan MPR sebagai peraturan tidak lagi berwenang mengeluarkan perundang-undangan di bawah UUD Ketetapan MPR sebagai instrumen NRI 1945 dan di atas UU. Sedangkan hukum kelembagaan. Meski masih dalam mekanisme kedua dan ketiga, diakomordir dalam hierarki peraturan kebutuhan agar Haluan Negara perundang-undangan, Tap MPR nantinya disahkan sebagai Ketetapan yang diakui terbatas pada berbagai MPR tidak berpeluang besar. Haluan Tap MPR yang dinyatakan masih Negara dapat ditetapkan dalam berlaku menurut Tap MPR No. 1 bentuk UU. Namun, tantangannya Tahun 2003 tentang Peninjauan baik terhadap kebutuhan Haluan terhadap Materi dan Status Hukum Negara yang dihidupkan kembali Ketetapan Majelis Permusyawaratan melalui mekanisme kedua maupun Rakyat Sementara dan Ketetapan ketiga (melalui UU tersendiri yang Majelis Permusyawaratan Rakyat menugaskan MPR untuk menyusun Republik Indonesia Tahun 1960 Haluan Negara atau melalui revisi sampai dengan Tahun 2002. Untuk 20 Edisi 08 / Agustus 2018 itu, konteks ketatanegaraan saat ini resources yang perlu dikeluarkan untuk tidak memungkinkan dikeluarkannya menetapkan kembali GBHN sebagai Tap MPR sebagai instrumen hukum arah perencanaan pembangunan, kelembagaan MPR. pembenahan dan penguatan terhadap Di sisi lain, terlepas dari diskursus kerangka perencanaan pembangunan mengenai aspek ketatanegaraan, yang ada saat ini menjadi opsi yang efektivitas Haluan Negara tidak paling efektif untuk dipertimbangkan. saja ditentukan oleh kedudukan hukumnya. Pada masa pemerintahan Pembenahan dan Penguatan Presiden Soeharto, efektivitas dan Kerangka Perencanaan wibawa GBHN ditentukan oleh Pembangunan Saat Ini berbagai faktor penting. Seperti yang telah dipaparkan Pertama, pemerintah taat sebelumnya, saat ini RPJPN asas dengan senantiasa merujuk menjadi pedoman perencanaan GBHN sebagai dasar perencanaan pembangunan jangka panjang, yang pembangunan dan kebijakan kemudian diejawantahkan ke dalam pembangunan nasional. Tanpa RPJMN. Sebagai sebuah instrumen prinsip taat asas, GBHN tidak pembangunan yang disusun oleh ditempatkan secara praktis sebagai cabang kekuasaan eksekutif, RPJPN dasar perencanaan pembangunan dan menuai beberapa kritik. Pertama, kebijakan pembangunan nasional. RPJPN dianggap hanya mengakomodir Kedua, kepemimpinan nasional yang kepentingan pembangunan pada kuat yang mampu menjabarkan wilayah eksekutif. Pada hakikatnya, Haluan Negara ke dalam pencapaian perencanaan pembangunan dalam pembangunan secara bertahap. konteks RPJPN telah membuka Ketiga, substansi Haluan Negara yang ruang bagi partisipasi K/L/D/I penting sebagai haluan pembangunan maupun masyarakat melalui forum nasional. Tanpa substansi yang Musrenbangnas. Untuk itu, arah penting, GBHN tidak akan diacu kebijakan yang tertuang dalam RPJPN sebagai haluan pembangunan maupun RPJMN pada prinsipnya telah nasional. Ketiga faktor ini memiliki mengakomodir berbagai masukan dan peran penting dalam upaya reposisi kepentingan dari seluruh stakeholder haluan negara dalam kerangka terkait. Namun demikian, perlu sistem perencanaan nasional, untuk dilakukan perbaikan terhadap kualitas menjamin bahwa haluan negara pelaksanaan Musrenbangnas, misalnya mampu diimplementasikan sebagai melalui penggunaan teknologi arah perencanaan pembangunan. informasi melalui pembuatan platform Dengan berbagai catatan tersebut, yang membuka akses seluas-luasnya perlu ditinjau kembali sejauh mana bagi seluruh pihak untuk memberikan urgensi reposisi GBHN ke dalam masukan terkait konsep arah kebijakan sistem perencanaan pembangunan yang sedang disusun dan respon nasional. Mengingat tingginya cost and positif melalui akomodasi masukan Politik Hukum Menghidupkan Kembali Haluan Negara 21 oleh Pemerintah. pembangunan nasional. Oleh karena Kedua, pembatasan periodesasi itu, untuk menjawab tantangan jabatan Presiden dan Wakil Presiden ini, diperlukan adanya komitmen pasca amandemen UUD 1945 menjadi bersama antara Penyelenggara dua periode menimbulkan tantangan Negara dan masyarakat untuk sama- tersendiri. Konsistensi ‘menurunkan’ sama menjalankan dan mengawal RPJPN ke dalam RPJMN terus menerus pembangunan nasional agar selalu dipertanyakan akibat perbedaan sesuai dengan apa yang diamanahkan penerjemahan arah kebijakan dan dalam RPJPN sebagai acuan bersama. program oleh pasangan Presiden dan Wakil Presiden. Masa jabatan yang hanya dapat berlangsung maksimal 10 (sepuluh) tahun dapat menyebabkan keberlanjutan pembangunan nasional tidak berjalan dengan baik mengingat masing-masing Presiden di setiap periode mempunyai penafsiran tersendiri dalam hal penyelenggaraan 22 Edisi 08 / Agustus 2018

Daftar Pustaka

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. I/ MPR/2003 Tentang Peninjauan terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/ MPR/1999 Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 – 2004. Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. VISI INDONESIA 2045 : RINGKASAN

Oleh : Bambang Prijambodo 1 Ichsan Zulkarnaen Nasution 2 M.Irfan Saleh 3

Abstrak

Visi Indonesia 2045 merupakan konsep aspirasi bangsa dan negara Indonesia dalam mempercepat tujuan pembangunan sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 menuju 100 tahun Kemerdekaan Indonesia. Dengan titik berat pada pembangunan manusia, penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pemanfaatan semua sumberdaya ekonomi secara berkelanjutan dan berkeadilan, perekonomian Indonesia diperkirakan menjadi negara pendapatan tinggi pada sekitar tahun 2036 dan perekonomian terbesar ke-5 dunia pada tahun 2045. Dengan pemerataan semakin luas termasuk pemerataan pendapatan dan daerah serta dientaskannya kemiskinan didukung oleh ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan yang lebih baik.

Kata Kunci : Visi, Indonesia 2045, 100 Tahun

1 Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Ketua Tim Penyusunan Visi Indonesia 2045, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 2 Kepala Subdirektorat, Kedeputian Ekonomi Bappenas 3 Kepala Subdirektorat, Kedeputian Sarana dan Prasarana Bappenas

23 24 Edisi 08 / Agustus 2018

Pendahuluan megatrend) hingga tahun 2045/2050, profil demografi Indonesia tahun Dalam rangka mempercepat 2045 serta kemajuan teknologi sebagai tujuan bernegara dan berbangsa, penggerak pembangunan. Upaya yaitu terwujudnya negara yang maju untuk mencapai Visi Indonesia 2045 dan berdaulat serta masyarakat yang tersebut juga mencakup strategi dan adil dan makmur, pada tanggal langkah pokok untuk mempercepat 30 Desember 2015, Presiden Joko pembangunan ekonomi Indonesia Widodo menyampaikan gambaran menjadi negara maju (negara Indonesia 70 tahun kedua Indonesia pendapatan tinggi) dengan ke luar merdeka dalam “Impian Indonesia dari middle income trap. 2015-2085” sebagai berikut: (1) sumber daya manusia Indonesia yang Jumlah penduduk Indonesia kecerdasannya mengungguli bangsa- yang besar adalah modal utama bangsa lain di dunia, (2) masyarakat pembangunan. Pada tahun 2045, Indonesia yang menjunjung tinggi jumlah penduduk diperkirakan pluralisme, berbudaya, religius dan meningkat menjadi 319 juta jiwa. menjunjung tinggi nilai-nilai etika, (3) Peningkatan terutama terjadi Indonesia menjadi pusat pendidikan, pada kelompok penduduk usia teknologi dan peradaban dunia, (4) produktif 15-64 tahun dan penduduk masyarakat dan aparatur Pemerintah lanjut usia 65 tahun ke atas. Rasio yang bebas dari perilaku korupsi, ketergantungan terus menurun dan (5) terbangunnya infrastruktur mencapai titik terendah antara tahun yang merata di seluruh Indonesia, 2022 hingga tahun 2030. Kondisi ini (6) Indonesia menjadi negara yang memberi peluang Indonesia untuk mandiri dan negara yang paling meraih bonus demografi, yang perlu berpengaruh di Asia Pasifik, serta dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi (7) Indonesia menjadi barometer percepatan pembangunan ekonomi. pertumbuhan ekonomi dunia. Jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan diperkirakan mencapai Dalam mewujudkan “Impian 72,8 persen pada tahun 2045, dengan Indonesia 2015 – 2085” tersebut persebaran penduduk antar-wilayah disusunlah Visi Pembangunan yang relatif tidak berubah (sebagian Indonesia Tahun 2045, yang masih tinggal di Pulau Jawa). Dalam merupakan 100 tahun Indonesia mendukung Visi Indonesia 2045, Merdeka, dengan 4 (empat) pilar pertumbuhan penduduk dijaga pada (pembangunan manusia serta tingkat fertilitas ideal dan persebaran penguasaan ilmu pengetahuan penduduk melalui migrasi. dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan Indonesia juga terus memanfaatkan pembangunan, serta ketahanan kemajuan teknologi yang berkembang nasional dan tata kelola pemerintahan) pesat dalam berbagai bidang serta mempertimbangkan kecen- pembangunan. Perkembangan derungan besar dunia (global teknologi ke depan akan digerakkan Visi Indonesia 2045 : Ringkasan 25 oleh: teknologi digital, teknologi yang pada tahun 2010 menjadi 223 juta (70 mengurangi keterbatasan fisik dan persen penduduk Indonesia) pada jarak, teknologi energi, dan teknologi tahun 2045 kesehatan. Pemanfaatan kemajuan Sementara pertumbuhan ekonomi teknologi ini akan diimbangi dengan rata-rata 5,1 persen per tahun tercapai langkah-langkah untuk mengurangi apabila reformasi struktural kurang disrupsi yang diakibatkan oleh berjalan seperti yang diharapkan, kemajuan teknologi. kebijakan seperti 30 tahun sebelumnya (business as usual) serta harga komoditi Sasaran Visi Indonesia 2045 relatif rendah dalam keseluruhan periode ke depan. Ekonomi Indonesia Pencapaian pembangunan tahun menjadi negara maju pada tahun 2016 – 2045 dalam 2 (dua) skenario 2038. Pada tahun 2045, PDB per kapita pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan diperkirakan sekitar USD 19.794 dan pertumbuhan rata-rata: (a) 5,7 per PDB Indonesia meningkat menjadi tahun per tahun (skenario tinggi) dan urutan ke-7 terbesar dunia. (b) 5,1 persen per tahun (skenario Pencapaian pertumbuhan ekonomi dasar/baseline) dengan penjelasan rata-rata 5,7 persen per tahun dalam sebagai berikut. 30 tahun ke depan pada khususnya Pertumbuhan ekonomi rata-rata serta pencapaian Visi Indonesia 2045 5,7 persen per tahun tercapai apabila pada umumnya memerlukan kerja reformasi struktural berjalan sesuai keras, inovasi, dan kreativitas, serta yang diharapkan, pertumbuhan penguatan pada semua pilar dan ekonomi dunia relatif tinggi yang faktor penting pembangunan ekonomi berpengaruh bagi penguatan ekspor jangka panjang sebagai berikut. nasional, serta tidak ada gejolak global Mempercepat pencapaian yang berpengaruh besar terhadap tingkat pendidikan. Lama sekolah perekonomian nasional. Ekonomi ditingkatkan dari 8,3 tahun pada tahun Indonesia menjadi negara maju (ke 2015 menjadi sekitar 12 tahun pada luar dari middle income trap) pada tahun periode 2026 - 2035. APK pendidikan 2036. Pada tahun 2045, PDB per kapita tinggi ditingkatkan dari 29,9 persen diperkirakan sekitar USD 23.199 dari pada tahun 2015 menjadi 60 persen USD 3.377 pada tahun 2015 dan PDB pada tahun 2045. Tenaga kerja lulusan Indonesia meningkat menjadi urutan pendidikan menengah atas meningkat ke-5 terbesar dunia dari urutan ke-16 dari 39 persen pada tahun 2015 pada tahun 2015. menjadi 90 persen pada tahun 2045. Pertumbuhan ekonomi yang Pendidikan vokasi yang berorientasi tinggi dan inkusif akan mendorong pada permintaan dan kebutuhan tumbuhnya kelas pendapatan pembangunan ke depan terus menengah (middle income class). Kelas dikembangkan. Peranan masyarakat pendapatan menengah di Indonesia (swasta) dalam penyelenggaraan diperkirakan meningkat dari 85 juta pendidikan didorong. Perhatian 26 Edisi 08 / Agustus 2018 diberikan pada pendidikan tinggi Meningkatkan sumbangan keteknikan yang sangat diperlukan kebudayaan pada pembangunan. bagi pencapaian Indonesia menjadi Kapitalisasi atas nilai-nilai dan negara maju. Metode pembelajaran budaya melalui modernisasi didorong dipertajam dan penguatan pendidikan untuk mempercepat pembangunan karakter ditingkatkan. sosial ekonomi. Etos kerja, motivasi Meningkatkan derajat kesehatan berprestasi, dorongan untuk maju, dan masyarakat Indonesia. Usia harapan daya juang menjadi sikap mental untuk hidup ditingkatkan menjadi 76 tahun menggerakkan pembangunan. Selain pada tahun 2045. Pembangunan untuk membangun karakter bangsa kesehatan dalam 30 tahun ke depan yang kuat, pembangunan kebudayaan selain diarahkan untuk menyelesaikan juga diarahkan untuk meningkatkan masalah kekurangan gizi juga untuk penghargaan terhadap keragaman, mengantisipasi transisi epidemiologi toleransi dan anti diskriminasi, budaya yaitu meningkatnya penyakit tidak dan wawasan maritim serta peran menular dan penyakit degeneratif, diplomasi kebudayaan. Keseluruhan dampak perubahan iklim, serta akan mewujudkan Indonesia sebagai perkembangan teknologi kesehatan. salah satu pusat kebudayaan dan Penyehatan lingkungan dan perilaku peradaban dunia. hidup sehat, serta kemandirian Melanjutkan reformasi dalam penyediaan obat dan vaksin ketenagakerjaan. Upaya yang ditingkatkan. Disparitas status dilakukan antara lain: perbaikan kesehatan masyarakat pada tahun iklim pasar tenaga kerja menjadi 2045 diturunkan secara signifikan. fleksibel dan adaptif, peningkatan Mendorong penguasaan terhadap produktivitas tenaga kerja melalui ilmu pengetahuan dan teknologi peningkatan akses dan kualitas (iptek). Belanja penelitian dan pendidikan umum dan vokasi yang pengembangan (R&D) ditingkatkan relevan dengan kebutuhan industri, dari 0,1 persen PDB pada tahun serta perlindungan bagi tenaga kerja. 2013 menjadi sekitar 1,5 – 2,0 persen Tingkat partisipasi angkatan kerja PDB pada tahun 2045. Diharapkan diharapkan meningkat dari 66 persen Indonesia menjadi salah satu pada tahun 2015 menjadi 78 persen pusat pengembangan iptek di Asia pada tahun 2045 dengan tingkat khususnya untuk kemaritiman, partisipasi angkatan kerja perempuan biodiversitas, teknologi material, yang meningkat dari 49 persen menjadi dan studi kebencanaan. Perhatian 65 persen dalam periode yang sama. diberikan pada pengembangan Porsi tenaga kerja di sektor pertanian kelembagaan kemitraan akademis akan menurun dari 33 persen pada dunia usaha pemerintah (triple helix) tahun 2015 menjadi 13 persen pada dan N – helix yang mampu menstimulir tahun 2045. penguasaan dan penerapan iptek Mempercepat pembangunan dalam pembangunan. infrastruktur secara masif terutama Visi Indonesia 2045 : Ringkasan 27 pada paruh pertama 30 tahun ke menjangkau seluruh daerah depan. Pembangunan infrastruktur terpencil. mencakup dua sasaran penting, yaitu: - Ketahanan Energi. Kebutuhan (a) infrastruktur dasar mencakup energi yang meningkat dipenuhi sarana dan prasarana transportasi, dengan kebijakan bauran energi, sumber daya air, dan teknologi energi. Peranan energi baru dan informasi dan komunikasi (TIK), terbarukan (EBT) ditingkatkan serta (b) infrastruktur sosial. Adapun menjadi sekitar 30 persen pada pembangunan infrastruktur dasar tahun 2045. Pembangkit tenaga meliputi : listrik ditingkatkan menjadi lebih - Transportasi Darat dan Kereta Api. 430 GW pada tahun 2045, rasio Konektivitas darat ditingkatkan elektrifikasi dipenuhi di seluruh dengan menyelesaikan jalan wilayah, dan konsumsi energi lintas utama di seluruh pulau, per kapita ditingkatkan menjadi tersambungnya tol trans-Jawa dan sekitar 7 ribu kWh pada tahun trans-Sumatera, tersambungnya 2045. Selain itu, pembangkit kereta api trans-Sumatera, tenaga nuklir juga terus dipayakan terbangunnya jaringan kereta api sebagai alternatif terakhir. modern di Jawa termasuk kereta - Prasarana Dasar. Akses masyarakat cepat, dan terbangun sistem terhadap prasarana dasar angkutan umum massal perkotaan ditingkatkan untuk memenuhi berbasis rel dan BRT dengan kebutuhan perumahan, air pangsa pasar yang signifikan. minum, sanitasi, dan perlindungan - Pelabuhan Laut. transportasi laut terhadap bencana dan dampak sebagai unsur utama konektivitas perubahan iklim. Ketersediaan wilayah negara maritim air baku untuk irigasi, perkotaan, ditingkatkan dengan terwujudnya dan industri ditingkatkan dengan tol laut sebagai tulang punggung pembangunan waduk dan sistem konektivitas antar wilayah, distribusi air baku. pelabuhan utama tol laut dan hub - Penguatan Teknologi Informasi dan internasional, shortsea-shipping Komunikasi (TIK). Konektivitas secara signifikan mengurangi digital dan virtual melalui beban angkutan jalan, dan infrastruktur telekomunikasi manajemen pelabuhan modern. dan informatika dipenuhi - Pelabuhan Udara. Pengembangan dengan peningkatan konektivitas sistem transportasi udara broadband hingga 100 Gbps dan ditingkatkan dengan pengem- peningkatan literasi TIK untuk bangan bandar udara utama yang seluruh kelompok masyarakat. meningkatkan on-time performance - Pembiayaan Infrastruktur. Peran berstandar internasional, pem- swasta terus dikembangkan yang bangunan 4 aerotropolis, tercermin dari skema Kerjasama dan konektivitas udara yang 28 Edisi 08 / Agustus 2018

Pemerintah dan Badan Usaha daya saing subsektor unggulan (KPBU) dan Badan Usaha Milik dilaksanakan melalui transformasi Negara (BUMN) yang diharapkan dari subsektor berbasis keunggulan menyumbang masing-masing komparatif (makanan minuman, alat sebesar 25 persen. Sementara angkut, tekstil dan pakaian jadi, dan sumbangan swasta murni dan alas kaki) menuju ke subsektor industri pemerintah masing-masing berbasis inovasi yang didukung sebesar 15 persen dan 35 persen. integrasi informasi dan komunikasi Investasi infrastruktur juga (kimia, farmasi, mesin dan peralatan, ditingkatkan menjadi 8 persen informasi dan komunikasi, dan jasa PDB hingga tahun 2045. industri). Pada tahun 2045, peranan sektor industri meningkat menjadi sekitar 26 persen dari PDB. Mendorong investasi secara keseluruhan sebagai penggerak Mendorong kinerja ekonomi ekonomi. Investasi dalam bentuk kreatif dan digital. Subsektor Pembentukan Modal Tetap Bruto unggulan diprioritaskan pada film, (PMTB) meningkat rata-rata 6,4 persen animasi dan video, aplikasi dan game, pertahun dalam 30 tahun ke depan musik, kriya, kuliner dan fesyen, sehingga peranan investasi terhadap untuk kemudian dilengkapi dengan PDB tahun 2045 meningkat menjadi subsektor desain, arsitektur dan 38,1 persen. Iklim investasi diperbaiki subsektor unggulan lain yang akan mencakup pembenahan kelembagaan mendukung peningkatan daya saing hingga penciptaan iklim investasi industri dan pariwisata. Pada tahun modern. Pembenahan iklim investasi 2045, Indonesia diharapkan dapat dilakukan secara konkrit tercermin menjadi pusat ekonomi keratif dan dari urutan (Ease of Doing Business digital kelas dunia. (EoDB) Indonesia yang meningkat Meningkatkan peran sektor menjadi peringkat 10 dunia pada pariwisata. Guna menjadi salah satu tahun 2045. Pada tahun 2041 – 2045, destinasi unggulan dunia pada tahun Indonesia diperkirakan menjadi 2045, upaya yang dilakukan antara negara net investor. lain peningkatan daya saing destinasi Memperkuat industri pengolahan unggulan, keragaman produk dan sebagai penggerak ekonomi. layanan wisata, integrasi pariwisata Tercermin dari rata-rata pertumbuhan secara regional dan global, serta daya sektor industri yang mencapai 6,3 daptasi untuk merespon perubahan persen pertahun melalui peningkatan pasar. Sebagai destinasi unggulan integrasi rantai nilai tambah dari dunia, pariwisata di Indonesia sektor primer-sekunder-tersier (jasa), diharapkan dapat meningkatkan daya saing subsektor unggulan, dan kunjungan dari 20 juta wisatawan transformasi pengembangan industri mancanegara pada tahun 2019 yang inovatif dan adaptif terhadap menjadi sekitar 74 juta wisatawan dinamika pasar. Peningkatan mancanegara pada tahun 2045, dan Visi Indonesia 2045 : Ringkasan 29 peningkatan daya saing pariwisata 2045, Indonesia diharapkan menjadi dari peringkat 50 pada tahun 2015 eksportir pangan olahan. menjadi peringkat 10 besar destinasi Terus mendorong perdagangan berdaya saing dunia. luar negeri agar tetap menjadi Meningkatkan kinerja ekonomi penggerak pertumbuhan ekonomi maritim dan kelautan. Prioritas melalui perbaikan pranata pendukung diletakkan pada perikanan, wisata ekspor (investasi dan industri bahari, dan transportasi laut untuk berorientasi ekspor), peningkatan mendukung perwujudan Indonesia ekspor bernilai tambah tinggi, serta menjadi Poros Maritim Dunia. pengembangan ekspor berbasis Industrialisasi perikanan didorong inovasi. Indonesia diperkirakan antara lain melalui modernisasi menjadi negara pengekspor terbesar armada perikanan hingga lebih dari 50 ke-10 dunia pada tahun 2045 dengan persen di atas 30 GT serta mewujudkan pangsa sebesar 2 persen dari ekspor wisata bahari kelas dunia pada tahun barang dan jasa dunia meningkat dari 2045. PDB maritim diperkirakan urutan ke-29 dengan pangsa sebesar meningkat dari 6,4 persen pada tahun 0,9 persen pada tahun 2015. 2013 menjadi sekitar 12,5 persen pada Selain menjaga pertumbuhan tahun 2045. ekonomi agar tetap tinggi, komitmen Memantapkan ketahanan terhadap lingkungan tetap dijaga pangan. Hal ini dimaksudkan guna dengan menurunkan emisi 41 persen membangun sistem ketahanan pangan dari baseline, IKLH > 80, serta yang mandiri dan berkelanjutan, pemanfaatan keanekaragaman hayati mempertahankan swasembada secara berkelanjutan pada tahun 2045. karbohidrat dan protein yang Sumber kerusakan lingkungan antara diharapkan sudah bisa dicapai pada lain energi dan transportasi, limbah, tahun 2025, serta meningkatkan kebakaran hutan, dan sebagainya kesejahteraan petani dan nilai tambah akan ditangani secara sistematis. komoditi pertanian. Industrialisasi Selanjutnya, guna menjaga agar pertanian, hilirisasi produk pertanian, ekonomi tetap inklusif, kemiskinan serta industri makanan dan minuman dan kesenjangan pendapatan berorientasi ekspor didorong sejak antargolongan dan antarwilayah awal. Penurunan konsumsi karbohidrat diupayakan terus berkurang. Sasaran serta peningkatan konsumsi protein Kemiskinan ekstrim (akut) sepenuhnya dan vitamin diarahkan untuk menuju dapat dientaskan mencapai zero pola pangan harapan ideal pada tahun poverty pada tahun 2040. Rasio Gini 2030.. pada tahun 2035. Mulai periode akan mencapai 0,34 pada tahun 2035, tahun 2035 daerah rawan pangan dan dapat terjaga pada rentang yang terselesaikan serta pembangunan aman dan berkelanjutan hingga tahun pangan dan pertanian sudah mampu 2045. Pemerataan pendapatan dan menciptakan kualitas produk sesuai pengentasan kemiskinan dipertajam standar internasional. Pada tahun dengan perlindungan sosial yang 30 Edisi 08 / Agustus 2018 komprehensif, pemenuhan kebutuhan pusat dan daerah yang lebih baik dasar masyarakat berpendapatan melalui penguatan kapasitas partai rendah hingga menengah, seperti politik dan pranata politik, penguatan pendidikan, kesehatan, perumahan, demokrasi di daerah dan peningkatan air minum, sanitasi, akses terhadap partisipasi politik, pemantapan sumberdaya produktif, perkuatan perundangan politik, revitalisasi UMKM dan koperasi, serta kemitraan Pancasila, serta perwujudan lembaga dengan usaha besar dan menengah. perwakilan dan sistem presidensial Sejalan dengan perubahan yang efektif. Selain itu, reformasi struktur ekonomi ke sektor sekunder birokrasi dan kelembagaan terus dan tersier, kemampuan petani juga dilanjutkan untuk mewujudkan: (a) harus ditingkatkan antara lain melalui peran dan fungsi pemerintah sebagai reforma agraria, peningkatan kualitas regulator dan fasilitator dalam SDM pertanian dan pendidikan pencapaian kepentingan publik, (b) rumah tangga petani, pengembangan struktur kelembagaan birokrasi yang kewirausahaan petani, serta ramping, tepat fungsi dan ukuran, penguatan keterkaitan antara usaha on serta konstektual, (c) tatakelola farm dengan sektor pengolahan dan kepemerintahan (governance) yang jasa. Diharapkan, produktivitas petani efektif, inklusif, dan partisipatif, meningkat menjadi 3,9 kali lipat pada serta (d) SDM aparatur sipil negara tahun 2045 dibandingkan tahun 2015. yang profesional, netral, serta adaptif terhadap perubahan baik di tingkat Upaya lain adalah mendorong nasional, regional, maupun global. pertumbuhan ekonomi di luar Jawa Strategi dan tahapan yang ditempuh dan khususnya Kawasan Timur difokuskan pada: (a) pembenahan Indonesia (KTI). Ekonomi di wilayah elemen dasar birokrasi untuk tersebut didorong tumbuh lebih mewujudkan infrastruktur birokrasi tinggi dari Jawa dan Kawasan Barat yang solid dan kokoh, (b) pelaksanaan Indonesia (KBI) dengan keunggulan outward oriented dengan masyarakat komparatif dan karakteristik masing- sebagai pemangku kepentingan masing wilayah dan dengan tetap untuk mewujudkan pemerintahan menjaga momentum pertumbuhan yang terbuka dan kolaboratif, serta ekonomi di Jawa. Peranan ekonomi (c) reformasi kelembagaan untuk Jawa – Luar Jawa dan KBI – KTI pada mewujudkan kelembagaan birokrasi tahun 2045 diperkirakan 52 persen - 48 yang andal dan modern. persen dan 75 persen - 25 persen yang didukung pembangunan konektivitas Pembangunan hukum serta dan infrastruktur untuk mempercepat pencegahan dan pemberantasan pembangunan luar Jawa dan KTI. korupsi ditingkatkan untuk mewujudkan terciptanya masyarakat Melanjutkan reformasi politik berbudaya hukum dan masyarakat dalam negeri. Hal ini bertujuan yang anti korupsi pada tahun 2045. untuk mewujudkan demokrasi yang Pembangunan hukum ditingkatkan substansial, penataan hubungan Visi Indonesia 2045 : Ringkasan 31 melalui penegakan hukum yang Pertahanan dan keamanan berkualitas dan berlandaskan HAM, juga terus ditingkatkan. Keamanan kesadaran hukum masyarakat, serta diarahkan untuk menjaga ketertiban penguatan sistem hukum nasional yang inklusif melalui restorasi nilai- melalui penataan regulasi. Pada tahun nilai Pancasila dan Bela Negara 2045, semua hukum warisan kolonial serta identitas keindonesiaan; sudah digantikan oleh hukum nasional. penguatan sistem keamanan yang Pencegahan dan pemberantasan efektif untuk menanggulangi korupsi dilakukan melalui perbaikan kejahatan trans-nasional baik di sistem di semua lini layanan publik, tingkat nasional maupun regional; penguatan integritas masyarakat, serta pengelolaan ketertiban umum penegak hukum, dan penyelenggara preventif. Kemampuan pertahanan negara, serta penguatan sistem ditingkatkan sejalan dengan kemajuan pencegahan korupsi. pembangunan ekonomi agar Dalam rangka meningkatkan mempunyai daya gentar tinggi untuk peran Indonesia dalam membangun menjaga kedaulatan dan kepentingan tatanan dunia yang berkeadilan dan Indonesia. Sebagai negara yang tidak menjadi negara yang mandiri serta terikat secara militer dan politik, salah satu negara paling berpengaruh anggaran pertahanan ditingkatkan di Asia Pasifik, kebijakan politik luar on par dengan kekuatan besar di Asia negeri tetap dijalankan secara bebas Timur. aktif. Politik luar negeri juga diarahkan untuk mengimplementasikan peta jalan Poros Maritim Dunia guna memberi sumbangan positif bagi keamanan dan perdamaian dunia dan membentuk tatanan regional termasuk mempertahankan sentralitas ASEAN. Secara bertahap, Indonesia akan menjadi negara middle power (2021 – 2030), regional great power (2031 – 2040), mempersiapkan diri menjadi major power (2041 – 2045) dan menjadi salah satu major power (2046 – 2085). 32 Edisi 08 / Agustus 2018

Daftar Pustaka

Draft Visi Indonesia 2045, Kementerian Perencanaan Penmbangunan Nasional/ Bappenas URGENSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SDM DAN PENGUASAAN IPTEK

Oleh: Tatang Muttaqin1, Subandi Sardjoko2, Amich Alhumami3, Hadiat4, Pungkas Bahjuri Ali5, Woro Srihastuti Sulistyaningrum6

Abstrak

Penyiapan Sumber Daya Manusia dan penguasaan Iptek merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing bangsa sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkualitas dan berkelanjutan. Untuk meraih Impian Indonesia 2015- 2085, diperlukan kombinasi sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan masyarakat yang berbudaya, religius serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek. Pilar pembangunan SDM dan penguasaan Iptek memiliki spektrum yang luas mencakup pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, pendidikan, Iptek, serta kebudayaan dengan senantiasa berbasis pada dinamika kependudukan Indonesia.

Kata Kunci : sumber daya manusia, iptek, kesehatan, Pendidikan, kebudayaan.

1 Kasubdit Pendidikan Tinggi, Bappenas 2 Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Bappenas 3 Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan, Bappenas 4 Direktur Pendidikan dan Agama, Bappenas 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas 6 Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Bappenas

33 34 Edisi 08 / Agustus 2018

Dalam rangka meraih Impian Potret Dan Dinamika Pembangunan Indonesia 2015-2085, diperlukan SDM Dan Penguasaan Iptek kombinasi sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan masyarakat Kependudukan yang berbudaya, religius serta Penduduk Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika. besar dengan proporsi penduduk Untuk itu, pembangunan SDM usia produktif yang tinggi adalah dan penguasaan ilmu pengetahuan modal utama pembangunan dalam dan teknologi (Iptek) menjadi pilar mendukung Visi Indonesia 2045. pembangunan. Pilar pembangunan Persebaran penduduk yang seimbang SDM dan penguasaan Iptek mencakup dilakukan melalui pengendalian strategi jangka panjang pembangunan urbanisasi dan migrasi. Sementara bidang pendidikan, kesehatan, itu, sistem perlindungan sosial telah pendidikan, Iptek, serta kebudayaan mantap mencakup seluruh penduduk. dengan senantiasa berbasis pada Dengan jumlah, komposisi, dan dinamika kependudukan Indonesia. kulitas sumber daya manusia yang Dengan demikian, perumusan tinggi, Indonesia mempunyai peran Visi dan Misi Indonesia 2045 mengacu besar baik di tingkat regional maupun dinamika kependudukan dengan global. menjadikan kesehatan sebagai Ditilik dari tren kependudukan, prasyarat pertumbuhan ekonomi, tingkat fertilitas (Total Fertility Rate/ pengentasan kemiskinan, dan TFR) saat ini sebesar 2,5 akan terus peningkatan kualitas pendidikan secara menurun menjadi 2,1 pada tahun 2025 berkelanjutan. Pendidikan berperan dan 1,9 pada tahun 2045. Sementara sentral meningkatkan kualitas hidup itu, migrasi antarwilayah dan manusia, sekaligus menciptakan warga migrasi internasional diperkirakan negara yang baik serta mewujudkan akan meningkat dan kemajuan kehidupan masyarakat dan bangsa teknologi kesehatan, tingkat kematian yang bermartabat. Sementara itu, Iptek mengalami penurunan serta usia menjadi penghela utama pembangunan harapan hidup pada waktu lahir di masa depan yang berdampak pada diperkirakan meningkat dari 69,8 perekonomian serta perubahan sosial tahun pada tahun 2010 menjadi 71,9 budaya masyarakat. Dalam konteks tahun pada tahun 2025 dan 72,8 tahun makro, konfigurasi masyarakat pada tahun 2045. Dengan dinamika Indonesia yang majemuk dengan fertilitas, migrasi, dan kematian di keanekaragaman budaya menjadi modal atas, jumlah penduduk Indonesia dasar untuk membangun negara-bangsa diperkirakan meningkat sebesar 80,2 yang unggul, maju, modern, sejahtera, juta (34 persen) dari 238,5 juta pada berkarakter kuat, dan bermartabat. tahun 2010 menjadi 318,7 juta pada tahun 2045. Peningkatan terutama terjadi pada kelompok penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 34 Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 35 persen dan kelompok penduduk lanjut yang membentuk mega urban yang usia (lansia) (usia 65+ tahun) sebesar berpotensi mendorong pengalihan 260 persen. Sementara itu, penduduk lahan pertanian, hutan, dan kawasan usia anak (0-14 tahun) akan mengalami resapan air dan dapat menimbulkan penurunan sebesar 6,6 persen (Proyeksi tekanan terhadap daya dukung Penduduk Indonesia 2010-2045). Dengan lingkungan yang luar biasa. Urbanisasi peningkatan proporsi penduduk dan migrasi harus dapat dikelola lansia, maka struktur penduduk agar terkonsentrasinya pertumbuhan perlahan mengalami penuaan. ekonomi pada kota-kota besar yang Struktur penduduk tahun 2045 berdampak pada perkembangan kota dengan usia produktif yang cukup yang tidak terkendali. besar akan dimanfaatkan dengan baik Di sisi lain, jumlah anggota rumah untuk mencapai tingkat produktivitas tangga akan terus menurun karena yang optimal dan meningkatkan daya keberhasilan keluarga berencana saing bangsa sehingga menjadi berkah sehingga jika di tahun 2000 rata-rata (bonus demografi). jumlah anggota rumah tangga adalah Sementara itu pertumbuhan empat orang, maka pada tahun 2011 penduduk yang tinggi menyebabkan menjadi 3,8 orang. Hal ini dapat lebih tumbuhnya kota-kota kecil dan menjamin setiap penduduk untuk sedang di seluruh wilayah Indonesia mendapat perlindungan sosial secara (urbanisasi). Berdasarkan data dari adil, baik jaminan kesehatan, jaminan UN World Urbanization Prospect, jumlah hari tua, dan jaminan pensiun, jaminan penduduk Indonesia yang tinggal di di masa tua. Sistem jaminan sosial yang perkotaan meningkat dari 49,9 persen menggunakan prinsip pengumpulan pada tahun 2010 menjadi 69,1 persen pendapatan (tax collection) dan pada tahun 2045 dengan variasi yang pengumpulan risiko (risk pooling) tinggi semisal di tahun 2035 hampir rawan terhadap guncangan ekonomi 90 persen penduduk di Provinsi Jawa dan perubahan struktur penduduk Barat tinggal di perkotaan, dengan sehingga mekanisme dukungan konsentrasi kepadatan penduduk keluarga sebagai tradisi masyarakat perkotaan yang sangat besar (76 juta) perlu terus dipertahankan. berada di wilayah antara Kota Jakarta dan Bandung (Proyeksi Penduduk Pendidikan 2010-2035). Hal ini berbeda dengan Dalam kurun waktu 2015-2045, di Maluku Utara, Nusa Tenggara jumlah penduduk Indonesia usia 7-18 Timur, dan Sulawesi Barat yang tahun—sekolah dasar dan sekolah juga mengalami urbanisasi, tetapi menengah—dan penduduk umur penduduk yang tinggal di perdesaan 19-23 tahun—perguruan tinggi— masih tetap dominan. bertambah banyak (Proyeksi Penduduk Pertumbuhan penduduk yang Indonesia 2010-2045) yang memerlukan tinggi akan terjadi di kota-kota layanan pendidikan yang merata besar dan di daerah peri urban dan berkualitas. Perubahan struktur 36 Edisi 08 / Agustus 2018 ekonomi dan kebutuhan tenaga kerja terbukanya akses informasi, terampil dari sektor pertanian ke teknologi, dan perbaikan industri dan jasa (Sakernas BPS 2002- infrastruktur akan meningkatkan 2016) membutuhkan tenaga kerja yang kesadaran publik dan kebutuhan lebih terdidik dan terampil karena masyarakat akan pendidikan yang ekonomi berbasis pengetahuan aka lebih tinggi. bertumpu pada inovasi teknologi 4. Urbanisasi menjadi fenomena sehingga mensyaratkan penduduk sosial lazim yang diikuti berpendidikan tinggi dan menguasai pertumbuhan kota-kota baru: Iptek. Di sisi lain, globalisasi dan desa berkembang menjadi kota perkembangan Iptek terutama dan kota (besar) berubah menjadi teknologi informasi dan komunikasi kosmopolitan/megapolitan. yang sangat cepat menuntut institusi Corak masyarakat menjadi pendidikan—sekolah dan perguruan semakin heterogen dan struktur tinggi—dapat mengembangkan sosial masyarakat menjadi kian lingkungan pembelajaran interaktif- majemuk berpilar lintas etnis, ras, partisipatif, dengan memanfaatkan budaya, agama. Dalam kaitan itu, teknologi modern dalam sistem lembaga pendidikan—sekolah layanan pendidikan, antara lain, dan perguruan tinggi—harus pembelajaran jarak jauh. Untuk dikelola dengan memperhatikan itu pelayanan pendidikan di masa pluralitas sosial-budaya mendatang perlu mempertimbangkan masyarakat serta harus dapat empat hal sebagai berikut. menumbuhkan toleransi dan 1. Jumlah penduduk usia wawasan multikultural. sekolah 3–24 tahun dan jumlah angkatan kerja usia produktif Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin meningkat membutuhkan investasi besar Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan pemerataan (Iptek) merupakan kekuatan dan memperluas akses sampai determinan pertumbuhan ekonomi, ke jenjang pendidikan tinggi dan sekaligus pemicu perubahan sosial- akses ke pelatihan kerja. budaya-politik. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh 2. Industri berbasis Iptek yang penguasaan Iptek untuk mencapai mengalami perkembangan tujuan pembangunan. Penguasaan sangat pesat memerlukan tenaga Iptek diharapkan dapat mewujudkan kerja profesional serta menuntut kesejahteraan rakyat, meraih pengembangan bidang keahlian kemajuan, meningkatkan daya dan bidang ilmu yang relevan baik saing, dan mengokohkan peradaban di sekolah menengah maupun di bangsa. Terkait daya saing bangsa perguruan tinggi. di tingkat global, indeks daya saing 3. Perubahan sosial-budaya di global menunjukkan bahwa kesiapan masyarakat sebagai akibat semakin teknologi dan kapasitas inovasi Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 37 merupakan elemen kunci, selain dan pengembangan di Indonesia pendidikan (tinggi) yang melahirkan masih sangat rendah, hanya sebesar sumber daya manusia berkualitas. 0,1 persen yang jauh di bawah negara- Global Competitiveness Index (GCI) negara Asia lain, seperti Malaysia (1,07 pada tahun 2015-2016 mendudukkan persen) China (2,0 persen), Singapura Indonesia berada di peringkat ke-37 (2,2 persen), dan Korea Selatan (4,1 dari 140 negara dengan skor 4,5 yang persen (UIS, 2015). jauh di bawah peringkat negara- Di samping rendah, anggaran negara tetangga, seperti: Singapura untuk R&D terbagi ke beberapa (2), Malaysia (18), dan Thailand (32). lembaga penelitian sehingga kurang Untuk itu, Indonesia harus bekerja memberi dampak yang signifikan lebih keras lagi untuk meningkatkan pada kemajuan Iptek. Hal ini penguasaan Iptek yang berorientasi diperparah dengan rendahnya jumlah pada penguatan sistem inovasi, agar peneliti Indonesia, yaitu sekitar daya saing Indonesia dapat sejajar 1.070 peneliti per sejuta penduduk. dengan negara-negara lain yang Sementara rasio peneliti di Singapura sudah sangat maju di bidang Iptek. mencapai 7.000 peneliti per sejuta Selanjutnya, peran Iptek dalam penduduk dan Malaysia 2.590 pembangunan ekonomi juga dapat peneliti per sejuta penduduk. Hal dilihat dari rasio ekspor teknologi ini berdampak pada produktivitas tinggi terhadap ekspor manufaktur, penelitian yang rendahnya jumlah di mana sejak tahun 1990, rasio publikasi dan paten. Sampai dengan ekspor teknologi tinggi Indonesia tahun 2014, peneliti Indonesia telah menunjukkan tren peningkatan, menerbitkan sebanyak 6.280 karya mencapai nilai tertinggi pada tahun ilmiah di jurnal-jurnal internasional 2002 yaitu sebesar 16,7 persen dan yang jauh tertinggal dibandingkan turun menjadi 7 persen pada tahun dengan Korea Selatan sebanyak 73.433 2014 terutama karena commodity karya ilmiah dan Malaysia sebanyak boom. Namun demikian, rasio 23.414 karya ilmiah (Scimago Journal ekspor Indonesia masih sangat jauh and Country Rank, 2016). tertinggal dari Singapura 47,2 persen, Malaysia 43,9 persen, dan Thailand Kesehatan 20,4 persen (World Bank, 2016). Untuk Produktivitas dan daya saing itu, pemajuan Iptek menjadi suatu penduduk tak dapat dilepaskan dari keniscayaan yang harus didukung tingkat derajat kesehatan. Untuk oleh penyediaan sumber daya, yang itu, di tahun 2045, status kesehatan mencakup pendanaan (public spending) tinggi yang ditunjukan dengan usia yang tercermin pada rasio GERD/ harapan hidup yang tinggi dan tingkat PDB dan jumlah ilmuwan yang kematian, kesakitan, dan kecacatan berprofesi sebagai peneliti per satu akibat penyakit yang rendah. Di juta penduduk. Persentase belanja samping itu, tidak ada penduduk publik (dari GDP) untuk penelitian yang mengalami kekurangan gizi 38 Edisi 08 / Agustus 2018 dan setiap penduduk telah memiliki di wilayah Asia Tenggara pada tahun kemauan dan kesadaran untuk hidup 2030 penyakit kardiovaskular, kanker, sehat didukung dengan perilaku penyakit tidak menular (PTM) lainnya dan lingkungan yang mendukung diproyeksikan meningkat signifikan. pola hidup sehat. Selanjutnya, sistem Angka kematian karena cedera pencegahan dan penanggulangan diproyeksikan sedikit meningkat pada penyakit telah mantap didukung tahun 2030. Sementara itu, penyebab dengan penguasaan teknologi kematian karena kondisi kesehatan kesehatan yang maju. Akses terhadap ibu, anak, dan kekurangan gizi, HIV/ pelayanan kesehatan yang bermutu AIDS, TB, malaria, dan penyakit telah tersedia secara merata bagi menular lainnya diproyeksikan seluruh penduduk dan di seluruh menurun (Global Health Estimates wilayah Indonesia. WHO, 2012). Untuk merespon secara tepat, Kondisi lingkungan, perubahan diperlukan pemahaman dinamika sosial, ekonomi dan tatanan nilai pembangunan kesehatan yang akan berpotensi meningkatkan disebabkan oleh peningkatan jumlah gangguan kesehatan jiwa (stress) penduduk dan perubahan struktur sehingga diprediksikan di tahun penduduk (transisi demografi). 2045, prevalensi gangguan mental Peningkatan jumlah penduduk emosional akan terus meningkat dewasa dan lansia mendorong seiring dengan peningkatan jumlah terjadinya transisi epidemiologi lansia. Sebagai gambaran, menurut yaitu peningkatan penyakit tidak Riskesdas (2013), prevalensi gangguan menular dan penyakit degeneratif, mental emosional tertinggi pada seperti arthritis, jantung, kanker, kelompok usia diatas 75 tahun lebih penyakit pernapasan, alzheimer, yakni sebesar 13,4 persen dan terendah osteoporosis, diabetes, pneumonia, kelompok usia 15-34 tahun yakni cedera karena jatuh dan akibat sebesar 5,1 persen. kekerasan, obesitas, dan depresi. Selanjutnya, semakin menipisnya Selanjutnya, peningkatan sosial batas negara dan perdagangan bebas ekonomi dan pendidikan masyarakat memungkinkan mobilitas penduduk, memungkinkan lansia akan hidup termasuk di negara-negara yang lebih lama dan produktif. Dengan masih mempunyai prevalensi tinggi demikian, transisi epidemiologi dan penyakit menular (transnational perubahan pola hidup akan terus diseases) yang dapat menjadikan mendorong peningkatan prevalensi ancaman bagi Indonesia. Globalisasi penyakit tidak menular dan penyakit melalui pasar bebas ASEAN dan degeneratif yang membawa dampak APEC memungkinkan terjadinya pada perubahan pola penyakit dan mobilitas yang cukup masif sehingga penyebab kematian penduduk. perlu diantisipasi dengan mekanisme Berdasarkan proyeksi penyebab karantina kesehatan, pencegahan kematian oleh WHO, di negara-negara penyakit, penanganan medis, dan Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 39 imigrasi. Perdagangan bebas juga produktif dan lanjut usia untuk dapat akan membuka pintu jasa pelayanan menunjang active life. kesehatan lintas wilayah dan lintas Perubahan iklim dapat mengubah negara. Disinilah, peran pemerintah pola penyakit terutama penyakit sebagai regulator dan fasilitasi menular, baik melalui modifikasi harus diperkuat sehingga pelayanan lingkungan yang memungkinkan sektor publik dan swasta berjalan perkembangan vektor penyakit, sebagaimana yang diinginkan. maupun dampak langsung dari Pemanfaatan teknologi perubahan cuaca seperti Demam kesehatan dan bahan baku obat- Berdarah Dengue (DBD) dan obatan termasuk tren personalized malaria. Perubahan iklim juga medicine perlu dioptimalkan sehingga dapat menyebabkan penurunan mampu menekan biaya diagnosis produksi pertanian akibat kenaikan dan pelayanan kesehatan agar lebih temperatur yang berpengaruh pada terjangkau oleh sebagian besar penurunan status gizi masyarakat. penduduk. Di samping itu, teknologi Untuk itu, layanan kesehatan primer pertanian akan mampu menghasilkan lewat puskesmas perlu dilakukan tanaman pangan dan produk hewan perubahan dari fokus melaksanakan yang kaya akan unsur gizi tertentu kegiatan yang bersifat kuratif menjadi (biofortifikasi). Perkembangan pelayanan kesehatan yang berkualitas teknologi memungkinkan produksi baik preventif-promotif maupun pangan untuk disesuaikan dengan kuratif-rehabilitatif. Di samping itu, kebutuhan gizi masing-masing ikhtiar untuk menurunkan disparitas individu. Dengan demikian, status kesehatan menjadi keniscayaan. perkembangan teknologi pangan akan berdampak pada peningkatan status Kebudayaan kesehatan dan mendorong individu Kebudayaan sangat esensial yang sehat, aktif, produktif, dan hidup yang menunjukkan karakter dan lebih lama. kepribadian, sekaligus dapat menjadi Indonesia saat ini dihadapkan kekuatan penggerak pembangunan. pada masih adanya kekurangan gizi Kemajemukan adalah realitas sosial terutama kurus (wasting) dan pendek yang perlu dikelola menjadi kekuatan (stunting) pada balita sekaligus sekaligus modal dasar untuk menjadi kecenderungan adanya gizi lebih negara-bangsa yang kuat dan (obesitas). Untuk itu, percepatan unggul dengan landasan Bhinneka perbaikan gizi dilaksanakan secara Tunggal Ika. Selanjutnya, globalisasi terus-menerus dan berkesinambungan memberi ruang interaksi antarbangsa dengan fokus pada periode 1.000 Hari berlangsung semakin intensif, yang Pertama Kehidupan (HPK) yaitu didukung oleh kemajuan Iptek sejak janin dalam kandungan sampai terutama teknologi informasi dan anak berusia 2 tahun dan sekaligus transportasi, yang menembus batas- menjaga status gizi penduduk usia batas negara-bangsa. Globalisasi 40 Edisi 08 / Agustus 2018 menjadi kekuatan transformatif yang Hal ini sejalan dengan prinsip sebagai mampu mengubah pola hubungan ikhtiar memampukan manusia antara negara-negara di dunia dalam mampu menjalani kehidupan secara semua aspek dan dimensi. Namun, berkualitas dan bermartabat secara globalisasi juga dapat menggerus bersama-sama (inklusif). nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu, bangsa Indonesia perlu Sasaran Dan Strategi Pembangunan memperkuat jati diri dan menegaskan SDM Dan Penguasaan Iptek identitas budaya bangsa sebagai akar kebudayaan nasional. Kependudukan Di sisi lain, desentralisasi yang Pembangunan kependudukan ditandai oleh pelimpahan otoritas dilakukan dengan menekankan untuk kekuasaan dalam administrasi membangun manusia baik manusia pemerintahan ke pemerintah daerah sebagai insan maupun manusia melalui kebijakan otonomi daerah, sebagai sumber daya pembangunan termasuk proses pemilihan kepala melalui tujuh strategi pokok, yaitu: daerah langsung berpotensi memicu (1) menyeimbangkan pertumbuhan penguatan sentimen kedaerahan dan penduduk yang ditunjukan dengan identitas lokal yang berafiliasi budaya TFR mencapai 2,1 atau sama dengan Net daerah dan nilai-nilai primordial. Replacement Rate 1; (2) memanfaatkan Untuk itui, proses sosial-budaya dan bonus demorafi dengan meningkatkan dinamika politik lokal beratribut pendidikan dan keterampilan, serta kedaerahan ini harus tetap dalam perluasan kesempatan kerja terutama bingkai Negara Kesatuan Republik untuk perempuan; (3) menciptakan Indonesia (NKRI). Gotong royong bonus demografi kedua melalui sebagai identitas budaya bangsa, yang penyiapan lansia yang produktifyang ditandai oleh kesediaan untuk saling mencakup pencegahan dan promosi, berbagi dan tolong-menolong mampu long-term care, dan end-of-life care; (4) menggerakkan kegiatan ekonomi dan mempersiapkan urbanisasi dengan meningkatkan produktivitas nasional. pembangunan tata ruang dan wilayah Secara khusus, keunggulan kejayaan harus yang terencana, komprehensif masa lalu dalam bidang bahari yang dan konsisten sehingga urbanisasi tidak hanya sebatas cara pandang dan aglomerasi dapat menciptakan dan teknik eksplorasi kekayaan laut, nilai tambah ekonomi dengan tetap tetapi mencakup pula budaya yang mempertahankan daya dukung dapat menopang pembangunan lingkungan, (5) mengelola migrasi kemaritiman. Tak kalah penting, dengan mengoptimalkan potensi pengembangan kreativitas dan pengiriman tenaga-tenaga kerja kebebasan menjadi salah satu nilai terampil dan terdidik yang berdaya dalam kebudayaan yang akan menjadi saing; (6) mengelola persebaran kekuatan penggerak pembangunan. penduduk dengan daya dukung lingkungan, serta (7) penyempurnaan Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 41 perlindungan sosial yang berkelanjutan 2. Pemerataan Layanan Pendidikan perlu direncanakan dengan yang menjangkau kelompok memperhatikan perubahan struktur masyarakat yang kurang penduduk dan tetap mempertahankan beruntung dan penduduk yang mekanisme dukungan keluarga yang berstatus sosial-ekonomi lemah, merupakan tradisi masyarakat dengan yang mengalami masalah finansial menanamkan nilai-nilai keluarga dan sehingga tidak memperoleh hubungan yang erat antar-generasi. akses ke layanan pendidikan. Pemerataan layanan pendidikan Pendidikan harus memastikan bahwa penduduk Indonesia terbebas dari Meningkatnya taraf pendidikan dua kendala sekaligus, geographic rakyat Indonesia yang mampu and financial constraints, untuk menciptakan SDM Indonesia yang mendapatkan hak dasar layanan unggul tercermin dari meningkatnya pendidikan. rata-rata lama sekolah penduduk menjadi 12 tahun pada periode 2026- 3. Peningkatan Peran Masyarakat 2035. Sementara itu, APK pendidikan dalam Pembangunan Pendidikan tinggi diperkirakan mencapai 60 melalui sinergi dan dukungan persen pada tahun 2045 dan porsi pada penyelenggaraan tenaga kerja lulusan pendidikan Pendidikan oleh masyarakat dan menengah keatas adalah sebesar 90 swasta yang secara nyata telah persen. Untuk itu dilakukan strategi memberi sumbangan terhadap sebagai berikut: peningkatan pemerataan layanan dan partisipasi pendidikan. 4. Peningkatan Profesionalisme 1. Peningkatan Akses dan Partisipasi Guru melalui peningkatan Pendidikan sehingga seluruh kualitas pembelajaran yang penduduk memperoleh layanan inovatif dengan bantuan teknologi pendidikan yang berkualitas pada pendidikan, serta memperkuat semua jenjang pendidikan tanpa LPTK dengan revitalisasi sistem diskriminasi yang ditandai dengan pendidikan keguruan agar rata-rata lama sekolah penduduk dapat melahirkan guru-guru Indonesia mencapai 12 tahun profesional, dengan memperbaiki atau setara dengan kelas 3 SMA/ proses seleksi calon guru berbasis SMK/sederajat pada tahun 2035. prestasi (merit system) dan kinerja. Artinya jumlah penduduk dengan taraf pendidikan ≤ SD/sederajat 5. Perubahan Pendekatan Pem- akan menurun dan sebaliknya belajaran dengan mengoptimalkan untuk penduduk dengan taraf beragam sumber belajar online, pendidikan jenjang menengah metode pembelajaran akan dan tinggi akan terus mengalami berkembang ke arah peer-to-peer peningkatan. networking, dialog, pertukaran informasi, dan cara belajar berpola 42 Edisi 08 / Agustus 2018

kolaborasi dan kerja sama/kerja supply-driven menjadi demand- kelompok merujuk paradigma driven, yang disertai fleksibilitas pembelajaran abad ke-21. dalam pengembangan program 6. Peningkatan Budaya Sekolah studi, bidang keahlian, dan dengan membangun budaya mata pelajaran baru mengikuti sekolah yang berorientasi mutu, dinamika pasar kerja. dengan melibatkan seluruh 10. Peningkatan Tenaga Kerja pemangku kepentingan dalam Berpendidikan dan memiliki jiwa proses pembelajaran sehingga kewirausahaan sehingga lebih pendidikan harus dimaknai berorientasi pada penciptaan sebagai learning, bukan schooling. lapangan kerja dan bukan hanya Pendidikan sebagai learning menjadi bagian dari angkatan bermakna setiap anak didik kerja terdidik yang menopang harus dapat mengoptimalkan struktur industri dan ekonomi. segenap potensi dan bakat serta 11. Peningkatan Bidang Ilmu di mengeksplorasi semua daya yang Perguruan Tinggi dengan dimiliki, agar dapat tumbuh- mengembangkan program kembang melalui suatu proses studi dan bidang ilmu menurut pembelajaran efektif. kebutuhan kontemporer sehingga 7. Peningkatan Budaya Baca melalui terjadi keseimbangan antara pengembangan budaya baca generasi muda yang memilih dengan menjadikan perpustakaan kuliah dan menekuni bidang soft sebagai salah satu sumber sciences: ilmu-ilmu sosial dan pembelajaran utama untuk humaniora dengan hard sciences, membangun tradisi literasi menuju sains-keteknikan. masyarakat berpengetahuan. 12. Perguruan Tinggi sebagai Pusat 8. Peningkatan Penguasaan Bahasa Keunggulan dalam pengembangan Asing dan Pelestarian Bahasa ilmu pengetahuan dan inovasi Daerah melalui penguasaan teknologi, dengan menggalakkan bahasa asing yang dibarengi riset-riset ilmiah—dasar dan dengan upaya melestarikan terapan—untuk dapat melahirkan bahasa daerah sehingga mampu invention dan innovation, serta mencegah kepunahan bahasa sekaligus berperan sentral sebagai daerah pada semua kelompok lokomotif pembangunan di etnis. daerah. 9 .Peningkatan Pendidikan Vokasi 13. Peningkatan Peran Sentral untuk membekali penduduk Perguruan Tinggi dalam usia-muda produktif mengenai menjalankan empat peran esensial pengetahuan dan kemahiran sebagai agen pendidikan, agen teknis yang diperlukan di dunia penelitian, agen transformasi kerja melalui reorientasi dari kebudayaan dan Iptek, agen Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 43

pembangunan sosial-ekonomi dilakukan melalui strategi: dalam menciptakan inovasi 1. Pengembangan Iptek dan teknologi untuk mendorong teknologi kemaritiman penting akselerasi pembangunan dan dikembangkan mengingat meningkatkan daya saing nasional. Indonesia adalah archipelagic 14. Pendidikan Sebagai Strategi state yang memiliki posisi Kebudayaan untuk membangun geografis sangat strategis, karakter dan meneguhkan jati sehingga berpotensi menjadi salah diri bangsa, serta memperkuat satu pemain kunci perdagangan identitas nasional. internasional dan transportasi laut 15. Peningkatan Pendidikan Karakter antarnegara, serta menyimpan sebagai salah satu pusat dari cadangan berbagai potensi budi proses pembentukan kepribadian daya laut (marine culture), yang anak didik sangat diperlukan dapat diproduksi secara lestari. untuk membangun watak yang 2. Pengembangan Teknologi baik, memupuk mental yang Informasi dan Komunikasi tangguh, membina perangai berperan penting dalam yang lembut, dan menanamkan mengubah wajah dunia nilai-nilai kebajikan yang selaras karena mampu menciptakan dengan prinsip-prinsip moral masyarakat informasi yang dan etika yang hidup di dalam saling terhubung secara global, masyarakat. membuka sekat-sekat teritorial, mengatasi keterbatasan jarak dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi waktu. Untuk itu, kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan Pembangunan Iptek diarahkan informasi dan kemajuan teknologi untuk: (1) meningkatkan sumbangan komunikasi menjadi kunci dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bagi meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan antara lain tercermin kemakmuran bangsa di masa dari peningkatan belanja penelitian depan. dan pengembangan menjadi 1,5 – 2,0 persen PDB pada tahun 2045; dan 3. Peningkatan Adopsi dan (2) menjadikan Indonesia sebagai Penerapan Iptek yang dapat salah satu Pusat Pengembangan diterapkan dan sesuai dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di kebutuhan bangsa Indonesia, Kawasan Asia dan Dunia, terutama utamanya teknologi terapan, dalam Ilmu Pengetahuan Benua antara lain, di bidang permesinan, Maritim dan Teknologi Kemaritiman, persenjataan modern, peralatan Pusat Biodiversitas, Teknologi kesehatan, elektronika, dan Material, Pusat Studi Kebencanaan mikro-elektronika. Kebijakan dan Mitigasi Bencana. Untuk mencapai adopsi dan penerapan Iptek dapat sasaran tersebut, pembangunan Iptek mendorong kemajuan Iptek dalam negeri juga dibarengi dengan 44 Edisi 08 / Agustus 2018

pengembangan teknologi bangsa Kesehatan sendiri (indigenous technology). 1 Pembangunan Kesehatan 4. Peningkatan Infrastruktur Iptek Tahun 2045 dilaksanakan untuk disertai dengan upaya peningkatan meningkatkan kondisi kesehatan jumlah ilmuwan dan peneliti. masyarakat, melalui strategi Dengan pemenuhan sumber sebagai berikut: daya Iptek (anggaran, ilmuwan 2. Meningkatnya Derajat Kesehatan dan peneliti, infrastruktur, dan Masyarakat ditandai dengan kelembagaan) dapat menjadi Peningkatan Usia Harapan Hidup modal dasar menuju kemampuan (UHH) dengan menyediakan dan kemandirian Iptek. pelayanan kesehatan secara 5. Peningkatan Budaya Iptek yang menyeluruh meliputi upaya mampu mengubah cara pikir promosi kesehatan, pencegahan, dan pola perilaku masyarakat diagnosa, penanganan penyakit, sehingga mampu menciptakan pengelolaan penyakit, rehabilitasi, teknologi baru yang sesuai dengan dan pelayanan paliatif termasuk kebutuhan dan perkembangan pelayanan kesehatan mental dan zaman. Upaya penguasaan, lanjut usia, serta memastikan pemanfaatan, dan pemajuan Iptek status gizi penduduk lanjut usia juga diarahkan untuk senantiasa yang cukup dan seimbang. mengedepankan akal budi, nalar 3. Meningkatnya Akses bagi Seluruh kemanusiaan, dan nilai-nilai luhur Penduduk dan Berbagai Golongan budaya bangsa serta Iptek berbasis Usia, Kelompok Sosial Ekonomi kearifan lokal. serta Penduduk di Seluruh 6. Pelembagaan Kerja Sama Wilayah Indonesia terhadap Perguruan Tinggi – Swasta – Pelayanan Kesehatan yang Pemerintah melalui Triple Helix Bermutu dan Merata. akan berkembang menjadi 4. Meningkatnya Produksi Obat N-Helix yang melibatkan dan Alat Kesehatan Dalam N-pemangku kepentingan Negeri melalui kemampuan (misalnya: perguruan tinggi, memproduksi obat dan alat industri, pemerintah, masyarakat, kesehatan dengan bahan baku individu). Kelompok masyarakat dalam negeri didukung oleh (baik individu/filantropi maupun perkembangan teknologi organisasi masrayakat nirlaba) kesehatan dan penelitian kesehatan memiliki peranan penting dalam yang berkembang pesat terutama mendorong munculnya kolaborasi penelitian di bidang penyediaan antara perguruan tinggi, industri, obat dan alat kesehatan. masyarakat dan pemerintah dalam 5. Penguasaan terhadap mendorong inovasi-inovasi baru. Teknologi dengan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 45

Indonesia Berkembang dan gaya hidup sehat. Kapasitas Menjadi Unggulan dalam dalam penanganan pencemaran Lingkup Asia dan Pasifik melalui lingkungan, mitigasi bencana dan penguasaan teknologi baru di penanganan masalah kesehatan bidang kedokteran dan kesehatan akibat bencana telah terinstitusi dengan pemanfaatan dengan dengan baik. tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Kebudayaan 6. Terbangunan Sistem Pencegahan Pembangunan Kebudayaan dan Penanggulangan Penyakit Tahun 2045 dilaksanakan melalui secara Baik termasuk Penyakit 10 (sepuluh) sasaran dan strategi Transnasional dan Ancaman pembangunan kebudayaan sebagai Senjata Biologi, termasuk berikut: pencegahan dan penanganan 1. Pancasila sebagai Falsafah Hidup terorisme melalui senjata biologi Berbangsa yang dipraktikkan telah terbentuk. dalam kehidupan berbangsa 7. Tetap Berperannya Puskesmas dan bernegara dapat mengatasi sebagai Pusat Penggerak krisis kepribadian bangsa Pembangunan Berwawasan dan memperkuat wawasan Kesehatan, Pusat Pemberdayaan kebangsaan sehingga jati diri Masyarakat, dan Pusat Pelayanan bangsa dan kepribadian nasional Kesehatan Komprehensif di Strata tidak boleh terkoyak oleh konflik Pertama dengan memperkuat sektarian dan pertikaian sosial. kejelasan peran puskesmas beserta 2. Meningkatnya Penghargaan jejaringnya. terhadap Keragaman yang 8. Terjaminnya Keberlangsungan melampaui batas-batas penge- Jaminan Kesehatan Nasional lompokan etnis, ras, budaya, dan dengan tetap merawat tatanan agama dalam naungan NKRI tradisional dengan keluarga yang berdasarkan falsafah negara memberikan jaminan dan bantuan Pancasila. finansial kesehatan tidak boleh 3. Terbentuknya Karakter Bangsa dihilangkan dan terus dipelihara. yang Kuat yang ditunjukkan 9. Kapasitas dalam Penanganan antara lain etos kemajuan, etika Dampak Perubahan Iklim Sudah kerja, jujur, ramah, taat hukum Tertata dengan Baik yang ditandai dan aturan, disiplin, tekun, dan dengan akses terhadap air minum gigih—tidak mudah menyerah dan sanitasi, hunian yang sehat dalam menghadapi berbagai dan layak dalam lingkungan yang masalah dan tantangan. Dengan sehat yang mampu mendorong demikian, pembangunan kebu- 46 Edisi 08 / Agustus 2018

dayaan menjadi sangat penting pulau dengan pelabuhan pemandu dan sentral, sebagai bagian dari pelayaran internasional sehingga upaya memperkuat karakter, mampu menopang wisata bahari meneguhkan jati diri bangsa, dan sekaligus mensinergikan modal memantapkan identitas nasional. budaya dan sumber daya maritim 4. Tersedianya Ruang bagi Budaya yang kaya untuk menjadi poros Lokal-Identitas Daerah dalam maritim dunia. NKRI yang mampu memberi 7. Meningkatnya Diplomasi Kebuda- ruang yang cukup bagi tumbuhnya yaan dengan mengoptimalkan nilai-nilai lokal, pengakuan atas kekayaan khazanah kebudayaan keunikan lokalitas, dan keragaman untuk menjadi sarana yang efektif budaya daerah, yang menemukan dalam mendinamisasi hubungan saluran artikulasi melalui otonomi dan kerja sama internasional dan desentralisasi sehingga melalui diplomasi budaya. mampu menopang bangunan Diplomasi budaya merupakan negara-bangsa majemuk dalam salah satu bentuk public suatu konsensus nasional dalam diplomacy. wujud NKRI. 8. Meningkatnya Sumbangan 5. Meningkatnya toleransi dan anti- Kebudayaan pada Pembangunan diskriminasi dengan menumbuh dengan menekankan hubungan kembangkan sikap individu dan yang erat dan saling terkait antara kelompok masyarakat untuk kebudayaan dan pembangunan bersedia hidup bersama dalam dengan tetap menjaga kelestarian sebuah komunitas yang beragam kehidupan bumi dan manusia. dan mengedepankan nilai-nilai 9. Mantapnya Pendidikan sebagai utama: toleran, terbuka, inklusif, Jembatan Penghubung antar bersih, disiplin, produktif, dan Kebudayaan dengan mengadopsi inovatif. nilai-nilai kebajikan untuk 6. Meningkatnya Budaya dan Wawasan Maritim dengan meningkatkan konektivitas antar- Urgensi Percepatan Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek 47

memperkaya khazanah kebudayaan sendiri melalui pendidikan sehingga mampu berfungsi dalam membangun kesepahaman antar-kebudayaan dalam suatu relasi yang harmonis di dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

AFEO (ASEAN Federation of Engineering Organizations). 2013. Komposisi Jumlah Insinyur ASEAN, dikutip dari Engineer Weekly, No.01, W.II, Febuari 2016 Bappenas, BPS dan UNFPA. 2016. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2045. BPS. 2016. Survei Angkatan Kerja Nasional 2002-2016 Gardiner, Mayling Oey. 2016. Kesehatan Lansia. Makalah dipaparkan dalam Expert Meeting 15 Agustus 2016. Hales S et al. Lancet (online) 6 August 2002. http://image.thelancet.com/ extras/01art11175web.pdf Hariyadi, Purwiyatno. 2016. Perkembangan Teknologi Pangan: Kaitannya dengan Kesehatan. Makalah dipaparkan dalam Expert Meeting 12 Agustus 2016 Haryanto, Budi. 2016. Penyakit Terkait Lingkungan dan Dampak Perubahan Iklim. Makalah dipaparkan dalam Expert Meeting 15 Agustus 2016. Hoesein, Rushdy. 2016. Sejarah Kesehatan. Makalah dipaparkan dalam Expert Meeting 12 Agustus 2016. International Telecommunication Union (ITU). 2016. ICTs Development Index (IDI) Jones, G dan Mulyana, W. 2015. Urbanization in Indonesia. UNFPA Monograph Series No. 4 Kementerian Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar Klaus Schwab. 2015.Global Competitiveness Index (GCI) 2015-2016. World Economic Forum Mason, A. 2013. Overview of Demographic Dividend Partnership for 21st Century Skills.2008. 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century Salim, E., Adioetomo, S.M., Arifin, E.N., Nizam, dan Pratama, A. 2015. Indonesia’s 48 Edisi 08 / Agustus 2018

Population Dynamics and Sustainable Development. UNFPA Indonesia Sangkot, Marzuki. 2016. Perkembangan Teknologi Kesehatan. Scimago Instituion Rankings. 2016. Scimago Journal and Country Rank Sukamdi dan Mujahid, G. 2015. Internal Migration in Indonesia. UNFPA Monograph Series No. 3 United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division. 2015. World Population Prospects: The 2015 Revision. United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division. 2014. World Urbanization Prospects: The 2014 Revision WHO.2012. Global Health Estimates (GHE) 2012 WHO. 2014. Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles 2014 WHO. 2010. Global Status Report on Non-Communicable Diseases 2010 World Bank. 2016. https://data.worldbank.org/indicator FORMAT IDEAL SISTEMATIKA HALUAN NEGARA SEBAGAI HALUAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Oleh: Bambang Prijambodo dan Ichsan Zulkarnaen Nasution1

Abstrak

Dalam era reformasi, Haluan Negara dibutuhkan sebagai pedoman Haluan Pembangunan Nasional. Dengan perubahan sistem ketatanegaraan, Haluan Negara diharapkan memberi arah pembangunan jangka panjang yang selanjutnya dijabarkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sebagai pedoman dalam penyusunan Visi, Misi, dan Program Presiden dan Wakil Presiden.

Kata Kunci : Haluan, Negara, RPJPN

1 Bambang Prijambodo adalah Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ichsan Zulkarnaen Nasution adalah Deputi Direktur Perencanaan Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Tulisan ini tidak menggambarkan pandangan institusi tempat bekerja.

49 50 Edisi 08 / Agustus 2018

Latar Belakang Menghidupkan Urgensi adanya Haluan Negara Kembali Haluan Negara juga dirasakan penting karena Pada awal tahun 2016, Presiden penjabaran dari UUD 1945 secara RI Kelima, Megawati Sukaronoputri menyeluruh tidak dapat sepenuhnya menyatakan perlunya Haluan Negara dilakukan oleh Undang-Undang dihidupkan kembali dalam sistem secara terpisah-pisah. Meskipun UU ketatanegaraan Indonesia. Banyak dan kebijakan pembangunan disusun urgensi yang melatarbelakangi mengacu pada UUD 1945, jaraknya munculnya wacana untuk terlalu jauh antara amanat UUD menghidupkan kembali Haluan 1945 dengan UU apalagi dengan Negara. Pertama, dengan tidak kebijakan pembangunan. Kondisi adanya GBHN pasca era administrasi perundang-undangan juga sangat Orde Baru, tidak ada haluan negara parsial dan berpotensi tumpang tindih menyeluruh untuk mencapai tujuan satu sama lain. Apabila keputusan berbangsa dan bernegara sebagaimana politik menghendaki adanya kembali termaktub dalam Pembukaan Haluan Negara, momentum ini UUD 1945. Kedua, timbulnya dapat digunakan untuk meluruskan kekuatiran mengenai keberlanjutan kembali berbagai UU dan kebijakan pembangunan. Dengan tidak adanya pembangunan yang kurang sejalan Haluan Negara yang mempunyai atau bertentangan dengan amanat perspektif jangka panjang, tidak konstitusi. ada jaminan bahwa suatu kebijakan Salah satu aspek penting dalam jangka panjang yang penting dari satu mendukung efektivitas Haluan pemerintahan akan dilanjutkan oleh Negara nantinya sebagai Haluan pemerintahan baru mendatang. Hal ini Pembangunan Nasional adalah Materi disebabkan tidak adanya “paksaan” dan Sistematika Haluan Negara. secara konstitusional seorang Presiden Tulisan ini membahas format ideal terpilih akan tunduk pada RPJP yang sistematika Haluan Negara sebagai ada. Perspektif pembangunan menjadi Haluan Pembangunan Nasional memendek dalam jangka waktu lima dengan membandingkan sistematika tahunan. Ketiga, dengan dua latar Haluan Negara terutama pada era belakang tersebut, timbul kekuatiran pemerintahan Presiden Soeharto bahwa tujuan pembangunan serta sistematika berdasarkan Haluan sebagaimana yang disebut dalam Pembangunan dalam era reformasi. Pembukaan UUD 1945 semakin lama tercapai atau bahkan menjauh dari Sistematika Haluan Negara Era Orde cita-cita proklamasi.Bisa jadi program Baru pembangunan seakan-akan bersifat Dalam era Orde Baru, sistematika tambal-sulam mengikuti visi-misi Garis-garis Besar Haluan Negara Presiden terpilih. (GBHN) terdiri atas 5 (lima) bagian utama, yaitu: Pendahuluan, Pola Dasar Format Ideal Sistematika Haluan Negara Sebagai Haluan Pembangunan Nasional 51

Pembangunan Nasional, Pola Umum dalam kurun waktu 5 (lima) tahun Pembangunan Jangka Panjang, Pola juga mengamanatkan PELITA untuk Umum Pembangunan Lima Tahun dilaksanakan oleh Presiden sebagai (PELITA), dan Penutup. Mandataris MPR. Ini dimungkinkan Bagian Pendahuluan berisi: karena era pemerintahaan pada Pengertian GBHN, Maksud dan masa itu yang bersifat sentralistis Tujuan, Landasan, Pokok-Pokok dengan peranan pemerintah yang Penyusunan dan Penuangan GBHN, dominan. Rancangan GBHN dibantu serta Pelaksanaan. Bagian Pola penyiapannya oleh pemerintah Dasar Pembangunan Nasional berisi: jauh sebelum pertanggungjawaban Tujuan Pembangunan Nasional, Presiden sebagai Mandatris MPR di Landasan Pembangunan Nasional, depan Sidang Umum (SU) MPR pada Asas-Asas Pembangunan Nasional, tanggal 1 Maret. Dengan persiapan Modal Dasar dan Faktor Dominan, yang baik tersebut, Ketepatan MPR Wawasan Nusantara, dan Faktor dapat diputuskan dalam bilangan hari Dominan. Bagian Pola Umum setelah pertanggungjawaban Presiden Pembangunan Jangka Panjang berisi: di depan SU MPR. Pendahuluan, Arah Pembangunan Kedua, Rencana Pembangunan Jangka Panjang dengan sasaran Lima Tahun (REPELITA) disusun jangka panjang pada bidang-bidang berdasarkan Pola Dasar Pembangunan pembangunan, serta Catatan Dasar. Lima Tahun (PELITA) yang Bagian Pola Umum Pembangunan merupakan bagian dari GBHN untuk Lima Tahun berisi: Pendahuluan, mencapai sasaran di berbagai bidang Tujuan, Prioritas, Arah dan Kebijakan pembangunan dalam 5 (lima) tahun. Pembangunan yang terbagi dalam Ini dimungkinkan karena Presiden bidang-bidang pembangunan, serta adalah Mandataris MPR. Pelaksanaan PELITA yang berisi kaidah pelaksanaan. PELITA dalam Sistematika Haluan Negara Era GBHN selanjutnya menjadi landasan Reformasi bagi pemerintah untuk menyusun Dengan MPR tidak lagi sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun Lembaga Tertinggi Negara dan (REPELITA). pemegang kedaulatan rakyat, Ada beberapa karakteristik sistem perancanaan pembangunan penting dalam sistematika GBHN mengalami perubahan yang cukup pada masa Orde Baru. Pertama, besar sebagaimana tercantum dalam GBHN mencakup pembangunan Undang-Undang No. 25 Tahun jangka panjang dan jangka menengah 2004 tentang Sistem Perencanaan sekaligus. Dengan pola pembangunan Pembangunan Nasional (SPPN). jangka panjang yang relatif tidak Pertama, Rencana Pembangunan mengalami perubahan, GBHN yang Jangka Menengah (seperti REPELITA) ditetapkan oleh MPR setiap awal Maret disusun untuk menjabarkan Visi, 52 Edisi 08 / Agustus 2018

Misi, dan Program Presiden dan sangat disadari waktu itu bahwa Wakil Presdien Terpilih berpedoman untuk menyusun Haluan Negara, pada Rencana Pembangunan Jangka proses penyusunannya harus Panjang Nasional (RPJPN). Visi, Misi, dilakukan dalam lingkungan politis dan Program Presiden dan Wakil dan oleh lembaga tinggi negara Presiden terpilih ini bertindak seperti yang merepresentasikan semua Pola Dasar Pembangunan Lima Tahun kekuatan bangsa. Penyusunan RPJPN pada era Orde Baru yang menjadi lebih dimaksudkan untuk menjadi dasar penyusunan REPELITA. pedoman bagi Visi Misi Presiden/ Di sini timbul pertanyaan apakah Wakil Presiden serta penyusnnan Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJM dalam periode 20 tahun Nasional merupakan pengganti Perubahan lain adalah kurun Haluan Negara? Suasana kebatinan waktu pembangunan jangka penyusunan UU No. 25 Tahun 2004 panjang. Haluan Negara pada masa tentang SPPN dan Background pemerintahan Presiden Soeharto Study Rencana Pembangunan Jangka (GBHN) berjangka waktu 25 (dua Panjang pada waktu itu didasarkan puluh lima) tahun. Dalam Undang- pada pada kondisi dimana dalam era Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang reformasi, melalui amendemen UUD SPPN, kurun waktu jangka panjang 1945, MPR tidak diamanatkan lagi diperpendek menjadi 20 (dua puluh) untuk menyusun Garis-garis Besar tahun. Perubahan kurun waktu jangka Haluan Negara (GBHN. Dengan tidak panjang dari 25 tahun menjadi 20 adanya lagi GBHN ada landasan yang tahun pada Undang-Undang Nomor hilang dalam sistem ketatanegaraan 25 Tahun 2004 tersebut didasarkan yang menjadi pedoman bagi rencana pada siklus politik dan pembangunan pembangunan lima tahunan (yang jangka panjang yang umumnya sekarang disebut RPJM). Dalam berakhir mendekati atau kurang dari kaitan itu diinisiasi adanya Rencana 20 tahun. Dengan siklus politik dan Pembangunan Jangka Panjang pembangunan kurang dari 20 tahun, Nasional (RPJPN) melalui UU periodesasi 25 tahun berpotensi No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem mengakibatkan ketidakssesuaian Perencanaan Pembangunan Nasional antara kondisi jangka panjang yang yang menjadi pedoman umum bagi sudah berubah dengan pola yang Visi dan Misi Calon Presiden dan masih belum berubah. Wakil Presiden dan penyusunan RPJM yang kemudian disahkan menjadi UU Pemikiran Materi Pokok dan No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Sistematika Haluan Negara Pembangunan Jangka Panjang Dengan perubahan sistem Nasional. ketatangeraan dan sistem perencanaan Dengan demikian penyusunan pembangunan nasional, materi pokok RPJPN tidak dimaksudkan agar dan sistematika Haluan Negara RPJP menjadi Haluan Negara. Ini nantinya disarankan sebagai berikut. Format Ideal Sistematika Haluan Negara Sebagai Haluan Pembangunan Nasional 53

Pertama, materi Haluan Negara Haluan Negara Dan Kreativitas nantinya sebaiknya memberi arahan Presiden Dan Wakil Presiden jangka panjang kehidupan berbangsa Haluan Negara tidak membatasi dan bernegara. Wujud kehidupan kreativitas calon Presiden/Wakil berbangsa dan bernegara dapat Presiden. Haluan Negara bersifat dinyatakan berupa kondisi yang memberi arah pembangunan di semua diinginkan dalam 20 tahun ke depan segi penting kehidupan berbangsa dalam bentuk sasaran umum yang akan dan bernegara. Meski dijabarkan oleh dicapai serta titik berat pembangunan. RPJP dalam bentuk pentahapan lima Haluan Negara menjadi landasan bagi tahunan, fungsinya tetap sebagai penyusunan Haluan Pembangunan Haluan Negara. Dengan demikian terutama RPJPN selama 20 tahun Calon Presiden dan Wakil Presiden dengan pentahapan setiap 5 (lima) tidak dibatasi ruang geraknya untuk tahun dengan kondisi yang diinginkan mempercepat pencapaian tujuan sesuai dalam setiap tahapannya. arah yang ditetapkan dalam Haluan Kedua, selain memberi arah Negara. Secara lebih rinci dalam UU kehidupan berbangsa dan bernegara No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN serta kondisi yang diinginkan dalam disebutkan bahwa RPJMN disusun jangka panjang, Haluan Negara berdasarkan Visi dan Misi Presiden perlu mencantumkan modal dasar, terpilih berpedoman pada Rencana wawasan nasional, dan ketahanan Pembangunan Jangka Panjang yang nasional. Suatu kaidah penuntun dalam konstruksi nantinya RPJPN diperlukan untuk penyusunan haluan disusun mengacu pada Haluan dan kebijakan pembangunan. Negara. Dengan demikian ada kaitan Ketiga, sebaiknya Haluan yang kuat nantinya antara RKP, Negara tidak menyatukan Rencana RPJMN, RPJPN, dan Haluan Negara. Pembangunan Jangka Menengah Tantangan bukan pada Haluan sebagaimana dalam era Orde Baru. Negara, tetapi pada konsistensi Haluan Negara dapat menjadi satu pentahapan RPJP yang akan kesatuan atau terpisah dengan Rencana direncanakan. Perkembangan yang Pembangunan Jangka Panjang. Situasi sangat dinamis baik di dalam maupun kelembagaan yang berbeda pada era di luar negeri berpotensi mengubah Reformasi menuntut proses politik situasi dan kemampuan mencapai yang lama untuk menyatukan Haluan sasaran ke depan. Haluan Negara relatif Negara, RPJPN, dan RPJMN dalam tetap tidak mengalami perubahan yang satu kesatuan. Sementara RPJMN mendasar dalam jangka panjang. perlu cepat diselesaikan untuk menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah terutama perubahan tahun pertama RPJMN. 54 Edisi 08 / Agustus 2018

Penutup yang berwenang menyusun GBHN. Selain itu diperlukan pula kesepakatan Melihat keadaan yang cukup politik di lingkungan lembaga eksekutif kompleks, jalan untuk membangkitkan yang bila diperoleh akan memudahkan kembali GBHN sebagai pemandu tugas parlemen. Diharapkan seluruh arah pembangunan tidaklah mudah. pemangku kepentingan dapat melihat Beberapa tantangan yang ada antara persoalan ini secara jernih dan lain diperlukan kesepakatan politik mengesampingkan ego kepentingan dari berbagai fraksi baik di DPR kelompok dan daerah. maupun MPR guna mengembalikan GBHN serta menentukan lembaga

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Ketetapan-Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Maret 1988. Ketetapan MPR No. II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN

Oleh : Leonardo Teguh Sambodo1 Ichsan Zulkarnaen2

Abstrak

Pembangunan ekonomi diarahkan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia yang didorong oleh investasi dan perdagangan luar negeri yang semakin terbuka, Industri pengolahan diupayakan kembali menjadi motor penggerak utama perekonomian didukung oleh pariwisata, maritim serta jasa-jasa. Selain itu, komitemen Indonesia terhadap lingkungan hidup juga terus dijaga.

Kata Kunci : ekonomi, industri, investasi, pariwisata, perdagangan, lingkungan hidup

1 Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi KreaƟ f, Bappenas 2 Kasubdit Neraca Pembayaran, Bappenas

55 56 Edisi 08 / Agustus 2018

Pendahuluan sempat tumbuh tinggi pada periode Guna meningkatkan daya saing sebelum krisis tahun 1997/1998, bangsa dan menjadikan Indonesia pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara dengan hanya tumbuh 5,6 persen pada tahun ekonomi terbesar di dunia, komitmen 2013, bahkan mencapai titik terendah terhadap kualitas pembangunan sekitar 4,8 persen pada tahun 2015. ekonomi dan lingkungan hidup Perlambatan ekonomi juga harus terus dijaga. Strategi penguatan ditandai dengan perlambatan ekonomi yang berkelanjutan tersebut pertumbuhan investasi dimana pada mencakup berbagai bidang penting tahun 2016 investasi hanya tumbuh antara lain investasi, industri, sekitar 4,5 persen. Bila dilihat dari jenis pariwisata, pangan, serta berbagai investasi, terlihat bahwa investasi di isu penting lain di bidang lingkungan bidang infrastruktur juga mengalami hidup. Ekonomi yang kuat dan penurunan dibanding investasi di berkelanjutan akan menjadi penopang bidang properti. Studi yang dilakukan perwujudan ekonomi Indonesia oleh bank Dunia pada tahun 2015, sebagai salah satu barometer ekonomi menunjukkan adanya penurunan di dunia. investasi infrastruktur dari 7-8 persen PDB pada tahun 1995 dan 1996 ke KONDISI EKONOMI SAAT INI sekitar 2 persen di tahun 2000an, Pembangunan ekonomi nasional jauh lebih rendah dibandingkan secara bertahap dimulai sejak tahun dengan investasi infrastruktur 1966 dengan prioritas pada menjaga negara tetangga, misalkan Tiongkok, kesinambungan fiskal dan stabilisasi Thailand, dan Vietnam yang melebihi harga dalam negeri. Hasilnya laju 7 persen PDB. inflasi dapat ditekan dari 650 persen Kinerja industri pengolahan menjadi sekitar 12 persen saja pada -yang sempat menjadi lokomotif tahun 1967. pembangunan ekonomi dengan Dalam kurun waktu 1980-an tumbuh dua digit– terus menurun. berbagai bentuk deregulasi dan Dalam beberapa tahun belakangan debirokratisasi mampu menjaga ini, industri pengolahan tumbuh satu pertumbuhan ekonomi tinggi ditengah- digit bahkan dibawah pertumbuhan tengah ketidakpastian ekonomi akibat ekonomi nasional. turunnya harga minyak global. Tingginya pertumbuhan ekonomi Dinamika dan Sasaran menjadikan Indonesia sebagai salah Pembangunan Ekonomi Jangka satu Asian miracle dan menjadi negara Panjang industri meski dalam tahap awal. Sasaran pembangunan ekonomi Namun demikian, dalam beberapa Indonesia di tahun 2045 adalah tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi terwujudnya ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan. Setelah berdaya saing, inovatif, modern dan Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan 57 sejahtera dengan pertumbuhan rata- Diharapkan pada tahun 2036, rata sebesar 5,7 persen per tahun. Indonesia akan keluar dari middle Dalam rangka mewujudkan sasaran income trap dan menjadi negara tersebut diperlukan peningkatan berpenghasilan tinggi dengan PDB per produktivitas Indonesia melalui kapita diatas USD13.000. Selanjutnya, reformasi struktural yang menyeluruh didukung oleh pertumbuhan dengan tahapan-tahapan yang tepat. penduduk kelas menengah yang Perubahan struktur ekonomi antara tinggi, diharapkan peranan Indonesia meliputi kebijakan yang mendorong terhadap perekonomian dunia akan investasi dan industrialisasi yang kuat. semakin meningkat. Diperkirakan Terkait dengan peningkatan investasi Indonesia akan menjadi negara dibidang infrastruktur, pemerintah dengan PDB nominal ketujuh terbesar telah berupaya untuk mempercepat di dunia dengan PDB per kapita pembangunan infrastruktur sejak mencapai sekitar USD 23.000. tahun 2015. Selanjutnya, reformasi struktural Investasi dan Perdagangan Luar difokuskan pada upaya untuk Negeri memperkuat institusi dan lingkungan Pada tahun 2045/2050, negara- yang mendukung berjalannya negara berkembang diperkirakan mekanisme pasar dengan efisien. menjadi poros perdagangan dan Dalam jangka menengah, reformasi investasi dunia. Laju pertumbuhan struktural difokuskan pada peningkatan perdagangan antarnegara produktivitas melalui inovasi dan berkembang diperkirakan mencapai adopsi teknologi. 6 persen atau hampir dua kali lipat Selain itu, peningkatan dari pertumbuhan perdagangan ekonomi jangka panjang juga harus global. Selain itu aliran dana investasi memperhatikan pemanfaatan sumber asing langsung (FDI) yang masuk daya alam secara keberlanjutan. ke negara berkembang akan terus Penguatan ekonomi berkelanjutan meningkat seiring dengan tingginya terkait pengelolaan sumber daya laju pertumbuhan ekonomi kawasan. alam yang merujuk pada perubahan Dalam menghadapi perubahan dinamika pada sektor lingkungan, besar tersebut, kebijakan investasi maritim, pangan, dan energi. Strategi Indonesia dalam jangka panjang pengelolaan sumber daya alam masing- diarahkan untuk meningkatkan masing sektor mencakup perubahan peranan investasi dalam pertumbuhan cara berpikir, inovasi dan teknologi, ekonomi hingga mencapai sekitar valuasi dan manajemen sumber daya 38,1 persen PDB pada tahun 2045, alam, penegakan hukum lingkungan menuju peringkat 10 terbaik dalam dan penyelesaian konflik sumber daya kemudahan melakukan usaha (ease alam, efisiensi pemanfaatan sumber of doing business), serta menciptakan daya, dan konservasi. Indonesia menjadi salah satu tempat berinvestasi terbaik di Kawasan Asia 58 Edisi 08 / Agustus 2018 dan dunia. Investasi diperkirakan alam dan budaya, serta adanya terus tumbuh dan mencapai laju perubahan struktural yang antara lain tertinggi pada periode 2020-2025 berupa: (1) bonus demografi yang seiring dengan upaya penguatan diharapkan dapat menambah jumlah sektor industri manfaktur. masyarakat berpenghasilan di atas Selain itu, perdagangan luar USD 3.600 pada tahun 2045 menjadi negeri akan terus didorong sebagai 223 juta orang, (2) urbanisasi dan penggerak pertumbuhan ekonomi kemudahan pergerakan penduduk dengan menjadikan Indonesia sebagai lintas negara (borderless society), (3) negara pengekspor terbesar ke-10 transformasi berbagai kebijakan fiskal, dunia, dengan pangsa volume ekspor serta (4) perkembangan teknologi yang sebesar 2 persen dari total ekspor akan mempermudah para wisatawan dunia atau meningkat dari urutan ke dalam merencanakan perjalanan. -29 dunia dengan pangsa pasar 0,9 Namun, meski memiliki persen pada tahun 2015. keunggulan dari sisi kekayaan alam, Dengan melihat tantangan rendahnya daya saing menjadi kedepan, perdagangan luar negeri tantangan utama pengembangan sektor Indonesia harus semakin kokoh pariwisata. Kurangnya dukungan aspek dengan menguatkan jalur maritim infrastruktur, kesehatan, kebersihan, yang memudahkan Indonesia dan keberlanjutan lingkungan menjadi sebagai hub dan jalur strategis penyebab daya saing Indonesia yang perdagangan internasional, hanya menduduki peringkat ke 50 dari meningkatkan daya saing produk 141 negara (berdasarkan kajian dari Indonesia, mengembangkan sektor World Economic Forum, 2015). jasa pendukung manufaktur dan pariwisata, serta mengembangkan Industri inovasi dan teknologi. Tumbuhnya industri merupakan salah satu prasyarat tumbuhnya Pariwisata ekonomi yang tinggi. Namun demikian, Sektor pariwisata diperkirakan industri nasional dalam beberapa tahun akan menjadi salah satu komponen terakhir justru melambat. Industri non penting dalam menggerakkan roda migas hanya bertumbuh 4,4 persen perekonomian. Hingga kini, sektor pada tahun 2016 dari sekitar 7,5 persen pariwisata merupakan penghasil pada tahun 2011. Turunnya harga devisa terbesar keempat di Indonesia komoditas dunia, belum pulihnya dan mampu menciptakan jutaan ekonomi negara-negara tujuan ekspor lapangan kerja. utama, serta rendahnya daya saing industri nasional disinyalir menjadi Kedepannya, upaya pengem- penyebab menurunnya kinerja industri bangan sektor pariwisata tidak terlepas dalam negeri. dari lokasi geografis Indonesia yang didukung oleh kekayaan sumberdaya Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan 59

Kedepannya, pembangunan industri masih akan dibayangi Lingkungan Hidup setidaknya empat tantangan utama. Menuju ekonomi hijau (green (1) masih rendahnya kualitas sumber economic)3 merupakan komitmen daya manusia, pemerintah dalam menjaga (2) terbatasnya kapasitas industri keberlanjutan pembangunan ekonomi. nasional, Namun demikian, jalan untuk mewujudkan ekonomi hijau cukup (3) minimnya inovasi dan terjal. Pertama, semakin tingginya perkembangan teknologi, serta intensitas pemanasan global. Indonesia (4) kurang kondusifnya iklim usaha. bersama dengan penduduk dunia menghadapi tantangan global yang Dalam menghadapi tantangan- sangat serius yaitu adanya fenomena tantangan tersebut, pemerintah perlu pemanasan global dimana perubahan bersiap diri. Setidaknya terdapat 4 cuaca dan iklim ekstrim dalam jangka hal pokok pula yang perlu mendapat panjang membawa dampak pada perhatian pemerintah. Pertama, terganggunya ekosistem pesisir, hilang kualitas sumber daya manusia perlu dan rusaknya keanekaragaman hayatai terus ditingkatkan. Kedua, potensi dan tenggelamnya pulau-pulau kecil. sumber daya alam juga harus Kedua, kualitas lingkungan hidup dioptimalkan. Ekstensifikasi dan –udara, air,dan tutupan hutan– intensifikasi aktivitas industri perlu sebagai penopang kehidupan terus didorong guna menciptakan nilai menurun. Indeks kualitas lingkungan tambah produk yang lebih tinggi. hidup (IKLH) terus memburuk sejak Ketiga, diperlukan dukungan inovasi tahun 2011 hingga tahun 2014 yang dan perkembangan teknologi yang terutama disebabkan besarnya emisi handal. Keterkaitan industri dengan gas rumah kaca. Berdasarkan baseline lembaga riset dan ketersediaan tenaga emisi tahun 2000 penghasil emisi gas kerja yang memiliki kompetensi rumah kaca terbesar di Indonesia yaitu inovasi dan teknologi menjadi kunci sektor energi, kehutanan, pertanian, bagi perkembangan industri. Keempat, gambut, limbah dan industri. Dengan transformasi kebijakan pemerintah semakin disadari pentingnya kualitas yang ramah terhadap iklim usaha lingkungan hidup menjadi penopang juga merupakan kunci pembangunan kehidupan maka dalam pertemuan industri. Kebijakan yang dibutuhkan COP (conference of parties) 21 di terutama terkait dengan penguatan Paris tahun 2015, pemerintah telah stabilitas perekonomian, kemudahan berkomitmen untuk menurunkan berinvestasi, penyediaan kepastian emisi gas rumah kaca hingga 41 persen usaha, dan penciptaan iklim tenaga pada tahun 2045. kerja yang kondusif.

3 Ekonomi hijau ditandai dengan menurunnya emisi sebesar 41 persen, meningkatknya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup hingga diatas 80, serta pemanfaatan keanekaragaman hayati. 60 Edisi 08 / Agustus 2018

Maritim dan Kelautan pembentukan PDB masih rendah. Indonesia dikenal sebagai negara Pada tahun 2015 kontribusi sektor kepulauan terbesar di dunia dengan ini dalam PDB hanya mencapai 6,4 potensi kekayaan laut yang melimpah. persen dan lebih rendah dibandingkan Besarnya potensi kekayaan laut yang negara-negara maritim lainnya. dimiliki, harus dapat dimanfaatkan Oleh karena itu, pemerintah perlu secara maksimal untuk menjadikan menaruh perhatian serius untuk Indonesia sebagai Poros Maritim mengintegrasikan pembangunan Dunia. Pilihan untuk menjadikan ekonomi maritim dan kelautan, juga kemaritiman dan kelautan menjadi meningkatkan produktivitas sektor orientasi pembangunan masa depan serta daya saing produk kemaritiman merupakan langkah strategis agar dan kelautan. mimpi Indonesia menjadi Poros Kedua, masih tingginya ancaman Maritim Dunia tersebut dapat keamanan maritim Indonesia. terealisasi. Berbagai bentuk terorisme maritim, Pentingnya perwujudan poros klaim sepihak dari negara lain atas maritim dapat dilihat dari tiga hal wilayah Indonesia (territorial claims), sebagai berikut. Pertama, dari sisi dan belum optimalnya sumberdaya ekonomi maritim. Poros maritim pertahanan laut Indonesia dapat dapat menjadikan sektor kelautan menjadi penghambat dalam mencapai dan kemaritiman lebih produktif cita-cita pengembangan kekuatan secara ekonomis, sehingga mampu maritim. Guna mengatasinya, menjadi kontributor pembangunan penguatan pertahanan laut harus dan kesejahteraan bangsa. Kedua, didukung oleh alusista dan kapasitas dari sisi kekuatan maritim. Menjadi personil yang memadai serta sistem poros maritim dunia akan menjadikan organisasi dan MCS (monitoring control bangsa Indonesia memiliki kekuatan surveillance) yang kuat. Sedangkan maritim yang disegani oleh negara- dalam konteks keamanan laut, negara di dunia sehingga mampu dibutuhkan kekuatan maritim yang mengamankan kepentingan strategis memiliki daya gentar (deterence effect). kemaritiman nasional. Ketiga, dari Ketiga, masih rendahnya kesadaran sisi budaya maritim. Menjadi poros masyarakat akan budaya maritim. maritim dunia akan membantu Padahal, penguatan budaya maritim menciptakan jatidiri bangsa dengan merupakan salah satu aspek penting nilai-nilai dan peradaban bahari yang yang melekat dalam mewujudkan visi tinggi. Poros Maritim Dunia. Dampaknya, Namun demikian tantangan untuk perhatian terhadap kualitas mewujudkan Indonesia sebagai Poros sumberdaya manusia maritim, Maritim Dunia juga cukup besar. pendidikan maritim, tenaga kerja maritim, penguasaan inovasi teknologi Pertama, kontribusi sektor maritim masih tertinggal dibandingkan kemaritiman dan kelautan dalam sektor lainnya. Oleh karena itu, para Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan 61 pemangku kepentingan di sektor pada akhir tahun 2045 yang kemaritiman dan kelautan perlu duduk didukung oleh semakin efisiennya bersama dan memikirkan secara serius pelayaran nasional. Dalam tahap langkah konkrit memperbaiki kualitas ini, biaya logistik diharapkan sumberdaya manusia, penguasaan akan menurun hingga mencapai teknologi, perbaikan kurikulum 8 persen PDB, azas cabotage telah pendidikan kemaritiman, penciptaan diterapkan sepenuhnya, serta lapangan kerja yang lebih luas serta telah terbangunnya berbagai perbaikan tingkat kesejahteraan infrastruktur guna mendukung masyarakat. budaya maritim yang kuat seperti Dengan melihat kondisi saat berkembangnya kota bandar ini dan berbagai tantangan yang pelabuhan, dan terintegrasinya dihadapi, maka fokus pembangunan wilayah pertumbuhan ekonomi kemaritiman dan kelautan hingga maritim water front city. tahun 2045 akan dilaksanakan melalui 3 tahapan. Ketahanan Pangan 1. Peningkatan kontribusi sektor Mewujudkan ketahanan kemaritiman dan kelautan pangan yang mandiri, berdaulat, dalam pembentukan PDB hingga berkelanjutan, dan mensejahterakan mencapai 8,4 persen PDB pada juga menjadi prioritas pembagunan akir tahun 2025. Hal ini didukung di masa depan. Namun demikian, oleh terbangunnya seluruh dalam mewujudkan cita-cita tersebut infrastruktur 24 pelabuhan pemerintah dihadapkan pada berbagai pada tahun 2020, meningkatnya tantangan yang tidak ringan. angkutan antar wilayah Indonesia Pertama, melebarnya defisit maupun antar pulau, serta neraca bahan pangan. Meningkatnya berkembangnya short sea shipping permintaan bahan pangan yang diikuti antara Jawa-Sumatera. pula dengan perubahan pola pangan 2. Pada akhir tahun 2035 diharapkan rumah tangga- meningkatnya proporsi kontribusi sektor kemaritiman pangan olahan- menuntut ketersediaan dan kelautan kembali meningkat produksi pangan yang memadai. hingga mencapai 10,5 persen PDB. Namun demikian penyediaan Secara bertahap biaya logistik pangan menghadapi kendala antara akan diturunkan hingga sekitar lain akibat terbatasnya lahan untuk 12 persen PDB. Selain itu akan pertanian dan meningkatnya konversi dikembangkan pula infrastruktur lahan pertanian ke non-pertanian, wisata bahari di 30 lokasi destinasi masih rendahnya SDM pertanian, unggulan dan pembangunan kurang efektifnya teknologi pertanian, Kuala Tanjung dan Bitung menjadi kurang meratanya infratruktur pelabuhan hub internasional. pertanian di seluruh Indonesia, serta 3. Kontribusi sektor ini diharapkan lemahnya keterkaitan antara pangan akan mencapai 12,5 persen PDB dan pertanian dengan industri dan 62 Edisi 08 / Agustus 2018 jasa pertanian terkait. Dampaknya, kelaparan (hunger) ditargetkan defisit neraca bahan pangan dalam mampu diatasi sebagaimana yang negeri akan terus melebar yang pada ditargetkan oleh Tujuan Pembangunan gilirannya akan memberikan tekanan Berkelanjutan (SDGs). Ketiga, terhadap impor beberapa bahan meningkatnya kesejahteraan petani pangan utama. dan nilai tambah produk pertanian Kedua, masalah kelaparan dan yang didasarkan pada pengembangan kasus gizi ganda. Rata-rata konsumsi sumberdaya manusia pertanian dan kalori dan protein masyarakat inovasi teknologi. Indonesia masih di bawah tingkat konsumsi yang direkomendasikan. Ketahanan Energi Selain itu, masih terdapat sejumlah Sebagai hasil dari pertumbuhan penduduk dewasa dan balita yang ekonomi yang telah berlangsung mengalami kurang gizi, serta balita beberapa dekade, pertambahan yang mengalami pertumbuhan pendek penduduk, serta perubahan gaya (stunting). Kasus gizi lebih (obesity) hidup, permintaan terhadap energi yang dialami oleh penduduk dewasa terus tumbuh di Indonesia. Sejak dan balita juga semakin meningkat. tahun 1960-an hingga kini, rata- Ketiga, menurunnya perhatian rata konsumsi energi Indonesia dunia terhadap masalah pangan diperkirakan mencapai sekitar 6 dan pertanian. Pada tingkat global, persen. Namun demikian, seiring investasi publik untuk bidang pangan dengan tingginya permintaan energi, dan pertanian menurun lebih dari Indonesia juga menghadapi tantangan 30 persen. Alokasi pendanaan dari yang besar. lembaga kerjasama pembangunan Pertama, ketersediaan produksi internasional untuk pangan dan minyak mentah yang semakin pertanian juga cenderung menurun. menurun. Sejak tahun 2004, Dengan demikian, pembangunan di Indonesia telah menjadi negara bidang pangan dan pertanian tidak pengimpor minyak dengan volume dapat mengandalkan lagi dukungan yang terus meningkat. Hal ini dari lembaga internasional. disebabkan pengilangan minyak di Diharapkan ketahanan pangan dalam negeri yang tidak bertambah dapat terwujud pada tahun 2045 sejak akhir tahun 1980-an. Upaya dengan indikasi; Pertama, terwujudnya yang ditempuh pemerintah untuk sistem ketahanan pangan yang mengganti kebutuhan minyak tanah mandiri, berdaulat, berkelanjutan dan dengan LPG (liquified petroleum menyejahterakan untuk Indonesia yang gas) justru menimbulkan persoalan unggul, sehat dan produktif. Kedua, yaitu membengkaknya impor LPG terjaganya swasembada karbohidrat akibat belum mampunya pemeritah dan protein. Pola Pangan Harapan meningkatkan kapasitas produksi (PPH) ditargetkan dapat mencapai skor LPG dalam negeri. 100. Sebelum tahun 2030, permasalahan Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan 63

Demikian pula dengan Guna menghadapi tantangan yang pemanfaatan sumber energi baru dan ada, pemerintah menetapkan sasaran- terbarukan yang dinilai masih rendah. sasaran pokok ketahanan energi Perkembangan teknologi yang belum sebagai berikut. matang, biaya yang masih mahal, serta 1. Peningkatan penyediaan energi geographical mismatch (dimana lokasi- primer hingga sekitar 5 kali lebih lokasi sumberdaya energi terletak jauh besar serta kapasitas penyediaan dengan pusat-pusat permintaannya) tenaga listrik hingga sekitar 8 merupakan tantangan dalam kali lipat dari jumlah yang ada peningkatan pangsa pemanfaatan sekarang. Konsumsi energi primer energi terbarukan di Indonesia. Indonesia diperkirakan akan Kedua, akses terhadap energi bagi meningkat hingga mencapai 1.030 penduduk (accessibility) yang masih MTOE dengan pertumbuhan terbatas. Hal ini ditandai dengan masih terdapatnya sejumlah rumah permintaan terhadap tenaga listrik tangga di daerah terpencil, pulau yang lebih besar dibandingkan kecil, dan wilayah perbatasan yang dengan sumber energi lainnya. belum teraliri listrik. Pada tahun 2016, Sehingga diperlukan peningkatan rasio elektrifikasi Indonesia mencapai kapasitas pembangkit tenaga sekitar 91,1 persen atau masih lebih listrik yang jauh lebih besar pula rendah dibandingkan negara-negara dibandingkan sumber energi tetangga lainnya seperti Malaysia dan lainnya. Thailand yang sudah mencapai 100 2. Peningkatan pemanfaatan energi persen. baru dan terbarukan termasuk Ketiga, dari sisi penerimaan tenaga nuklir. Untuk memenuhi (acceptability), mutu pelayanan serta permintaan energi yang cukup penyediaan energi juga dinilai masih buruk. Mutu bahan bakar yang besar di Indonesia, pemanfaatan dikonsumsi ataupun mutu dari listrik tenaga nuklir (PLTN) atau yang dipergunakan masih merupakan batubara (PLTU) menjadi suatu permasalahan bagi masyarakat. pilihan strategis. Pilihan kepada Demikian pula dengan proses PLTN selain mempertimbangkan eksplorasi, eksploitasi, dan distribusi kemampuannya untuk yang belum ramah lingkungan. menghasilkan energi (listrik) Keempat, kemampuan membayar dalam skala besar, juga (affordability) masyarakat Indonesia yang karena pertimbangan dampak secara rata-rata masih rendah. Hal ini lingkungan termasuk emisi ditunjukkan dengan adanya anggapan karbondioksidanya yang sangat bahwa harga energi masih terhitung rendah. Pada tahun 2045, pangsa mahal serta masalah subsidi energi yang energi baru dan terbarukan kerap menimbulkan pro-kontra. diproyeksikan telah melampaui 64 Edisi 08 / Agustus 2018

pangsa pemanfaatan dari masing- teknologi dan terobosan yang lebih masing yang berbasis fosil (minyak baik guna mendukung target universal bumi, gas bumi, batubara). access atau 100 persen terhadap sumber daya air minum yang aman dan akses Ketahanan Air terhadap sanitasi yang baik seperti yang tercantum dalam Sustainnable Sumberdaya air juga memiliki Development Goals. peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Strategi Pembangunan Ekonomi disamping ketahanan pangan dan Jangka Panjang energi. Secara nasional, ketersediaan Dengan melihat kondisi saat ini, air per kapita Indonesia masih tantangan yang akan dihadapi, serta tergolong tinggi di dunia. Demikian sasaran pembangunan yang yang pula dengan indikator lainnya seperti dituju maka strategi pembangunan potensi cekungan air tanah serta air ekonomi yang akan ditempuh adalah permukaan yang berlimpah. Namun sebagai berikut. demikian, tantangan yang dihadapi juga cukup besar. Investasi Pertama, neraca air yang tidak Strategi peningkatan investasi seimbang terutama di beberapa dan iklim usaha diarahkan pada: wilayah di luar Jawa-Bali dan (a) penguatan investasi pada sektor Nusa Tenggara. Diperlukan upaya padat karya yang beorientasi ekspor pemerintah untuk meningkatkan dan bernilai tambah; (b) percepatan kapasitas tampungan air untuk investasi pada sektor teknologi maju mendukung kegiatan-kegiatan dan inovasi tinggi; (c) investasi yang strategis. berkelanjutan dan pelindungan Kedua, kualitas air permukaan yang investasi di luar negeri. Diharapkan mengkhawatirkan. Tercatat hanya 2 peranan investasi akan meningkat persen air sungai di Indonesia yang secara bertahap dari 34,1 persen pada memenuhi baku mutu air, sementara tahun 2025 menjadi 38,1 persen pada sisanya dalam status tercemar berat tahun 2045. hingga ringan. Ketiga, kerusakan dan kekritisan Perdagangan Luar Negeri lebih dari 100 daerah aliran sungai Pengembangan perdagangan luar (DAS). Rusaknya fungsi DAS negeri akan dilakukan dalam 3 tahap berdampak pada penurunan penting yaitu: (1) penguatan pranata produktivitas lahan, kualitas sumber ekspor, baik berupa investasi pada daya air, usia guna infrastruktur sektor yang berorientasi ekspor maupun sumberdaya air, serta peningkatan penguatan industri berorientasi ekspor. frekuensi bencana terkait dengan air. Diharapkan dalam kurun waktu 2016- Keempat, aksesibilitas air yang 2025 ini , pangsa pasar volume ekspor masih terbatas. Diperlukan inovasi mencapai 1,5 persen. (2) Percepatan Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan 65 pertumbuhan ekspor dengan sasaran dapat menjadi destinasi unggulan di pangsa pasar volume ekspor yang kawasan Asia. Promosi pariwisata mencapai 1,7 persen. (3) Pemantapan terus diperkuat sebagai persiapan ekspor barang dan jasa berkualitas untuk mampu bersaing dalam skala dunia dan berbasis inovasi. Dalam global; (6) penguatan Indonesia tahap akhir ini diharapkan pangsa sebagai destinasi pariwisata unggulan pasar volume ekspor mencapai 2,0 dunia. persen dan menjadi pemasok ekspor Diharapkan pada tahun 2045, peringkat 10 dunia. jumlah kunjungan wisatawan manca- negara akan mencapai 73,6 juta. Pariwisata Dengan memperhatikan modalitas Industri dalam negeri, perubahan struktural, Dengan melihat berbagai serta dinamika industri pariwisata tantangan yang dihadapi dan peluang dunia, pembangunan sektor yang dapat dimanfaatkan, fokus pariwisata hingga tahun 2045 terbagi pembangunan industri nasional sejak atas 6 tahapan penting yaitu : (1) tahun 2016 hingga tahun 2045 akan pengembangan destinasi unggulan; dilaksanakan melalui 6 tahapan yaitu yang difokuskan pada 10 destinasi : (1) penguatan pilar pertumbuhan prioritas (Danau Toba, Borobudur dan yang didukung oleh penumbuhan sekitarnya, Mandalika dan sekitarnya, pusat pusat industri, pembangunan Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, infrastruktur konektivitas dan Wakatobi, Kepulauan Seribu, Tanjung energi, penguatan struktur industri, Kelayang, Tanjung Lesung, dan Pulau dan peningkatan produktivitas dan Morotai); (2) peningkatan daya saing; daya saing industri; (2) peningkatan yang diarahkan untuk meningkatkan diversifikasi dan nilai tambah peringkat daya saing pariwisata khususnya industri berbasis SDA Indonesia dari peringkat 50 tahun pada yang seiring dengan berkembangnya tahun 2015 menjadi 25 pada tahun berbagai kawasan dan sentra industri 2025; (3) peningkatan keragaman kecil menengah terutama diluar Jawa; wisata; yang ditujukan untuk (3) penguatan basis industri maju menguatkan brand Indonesia sebagai yang difokuskan untuk menguatkan destinasi wisata utama di ASEAN; industri barang modal yang didukung (4) peningkatan integrasi pariwisata oleh peningkatan peran jasa industri. regional: yang difokuskan untuk Pada tahap ini pembangunan industri meningkatkan kemampuan Indonesia memasuki tahap transisi menuju sebagai transit hub (transportasi) dan industri yang berbasis teknologi hub jasa wisata yang beragam dan tinggi; (4) penguatan inovasi dan handal bagi wisatawan mancanegara peran global dimana dalam tahap ini yang datang ke ASEAN; (5) penguatan pembangunan industri memasuki Indonesia sebagai destinasi unggulan masa industri berbasis inovasi. Hal ini Asia; dimana Indonesia diharapkan ditandai dengan dengan peningkatan 66 Edisi 08 / Agustus 2018 jumlah industri yang menerapkan maritim yang meliputi pertahanan sistem yang kompleks namun dan keamanan laut sebagai bagian dari terintegrasi (cyber-physical system atau NKRI serta untuk kesejahteraan rakyat.; CPS), (5) peningkatan adaptasi industri dan (d) pembangunan peradaban dimana pemerintah ditargetkan untuk bahari, kualitas SDM, dan inovasi memiliki industri dengan kapasitas teknologi kemaritiman dan kelautan. adaptasi tinggi terhadap berbagai perubahan pola konsumsi masyarakat Lingkungan Hidup menuju hidup yang lebih sehat dan Komitmen pemerintah untuk tuntutan akan kualitas lingkungan menjaga kualitas lingkungan hidup terus hidup yang lebih baik; (6) penguatan dijaga. Adapun sasaran pembangunan keberlanjutan industri dimana dalam lingkungan hidup Indonesia 2045 tahap ini industri diharapkan telah yakni menuju ekonomi hijau yang bertransformasi menuju smart and ditandai dengan penurunan emisi 41 sustainable manufacturing. persen dari baseline, Indeks Kualitas Dengan melalui tahapan-tahapan Lingkungan Hidup (IKLH) diatas 80, tersebut, diharapkan peran sektor dan pemanfaatan keanakeragamanan industri dalam pembentukan PDB hayati berkelanjutan menjadi modal akan mencapai 26 persen pada akhir dasar pembangunan. tahun 2045. Beberapa strategi pokok yang perlu dijalankan adalah : (a) penurunan Maritim dan Kelautan emisi karbon dengan meningkatkan Pada tahun 2045 andil sektor pendanaan alternatif serta tersedianya maritim dan kelautan diharapkan data dan informasi yang cukup sebagai menjadi sekitar 12,5 persen PDB dasar pelaksanaan kegiatan penurunan yang didukung oleh kemampuan emisi karbon; (b) peningkatan kualitas pertahanan keamanan maritim yang air hingga diharapkan daya tampung kuat dan handal, kualitas SDM maritim air meningkat dari indkes IKLH 52,19 yang unggul, serta budaya maritim pada 2014 menjadi di atas 80 pada yang kuat sebagai basis pembangunan tahun 2045; (c) peningkatan kualitas peradaban bahari. udara hingga mencapai di atas 80 Guna mencapai sasaran tersebut pada tahun 2045; dan (d) perbaikan diperlukan empat strategi pokok: kualitas tutupan lahan melalui antara (a) pembangunan konektivitas laut lain mempertahankan kebijakan ruang didukung oleh pengembangan wilayah; terbuka hijau (RTH) sebesar 30 persen (b) pengembangan dan penguatan pada masing-masing provinsi dan ekonomi kelautan sebagai inti kabupaten/kota. pertumbuhan melalui industrialisasi perikanan yang berdaya saing serta Ketahanan Pangan pengembangan pariwisata bahari yang Dengan memperhatikan kondisi inklusif; (c) pembangunan kekuatan saat ini, dan tantangan yang akan Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan 67 dihadapi, diperlukan upaya yang infrastruktur energi di berbagai pulau lebih serius untuk mewujudkan sesuai karakteristik Indonesia sebagai sistem ketahanan pangan yang di cita- negara kepulauan. Pembangunan citakan. Beberapa langkah strategis infrastruktur energi diharapkan dapat yang harus ditempuh oleh pemerintah memberikan akses kepada penduduk antara lain: (a) meningkatkan kualitas terhadap ketersediaan energi yang SDM pertanian secara bertahap handal, dalam jumlah yang memadai, dengan mendorong rata-rata lama dan harga yang terjangkau ke seluruh sekolah hingga mencapai 12 tahun, wilayah Indonesia. (b) meningkatkan pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban pertanian, (c) Ketahanan Air meningkatkan investasi dan pemerataan Ketahanan air diarahkan untuk infrastruktur/penunjang pertanian ke memantapkan kuantitas, kualitas, seluruh Indonesia, (d) meningkatkan kontinuitas dan aksesibilitas sumber produktivitas (yield) dan intensitas daya air dalam rangka mendukung pertanaman (cropping intensity), (e) sektor-sektor strategis, pencegahan mempertahankan lahan pertanian bencana dan peningkatan kesejahteraan serta mengembangkan pertanian kota rakyat. Strategi pemantapan ketahanan dan memadukan pertanian maritim, air dilakukan antara lain melalui: (f) mengembangkan sumber-sumber (a) pembangunan infrastruktur pangan alternatif, terutama aqua-based sumberdaya air (bendungan, embung, foods, serta (g) meningkatkan keterkaitan situ, saluran irigasi, saluran drainase, sektor pertanian dengan sektor industri saluran pembawa air baku, jaringan dan jasa termasuk agrowisata. pipa air minum, sumur resapan) dalam rangka menjamin kapasitas, Ketahanan Energi kualitas, kontinuitas dan aksesibilitas Guna mencapai sasaran jangka air; (b) perbaikan sistem informasi panjang yang telah ditetapkan maka hidrologi, hidrometeorologi dan startegi yang akan ditempuh adalah hidrogeologi serta mengembangkan sebagai berikut: (a) meningkatkan sistem monitoring kondisi DAS dan kemandirian penyediaan energi sumberdaya air; (c) pengembangan sekaligus kemampuan sumber teknologi pengolahan dan peningkatan daya manusia yang terkait dengan kualitas air yang murah dan ramah kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan lingkungan; dan (d) penerapan prinsip pemanfaatan energi; (b) menjadikan efisiensi pemanfaatan air melalui energi sebagai modal pembangunan. prinsip reduce, reuse, dan recycle. Pemanfaatan energi ke depan diharapkan untuk mengamankan keamanan pasokan energi di dalam negeri yang diprioritaskan untuk pembangunan dalam negeri; (c) menyelesaikan pembangunan 68 Edisi 08 / Agustus 2018 PEMERATAAN PEMBANGUNAN

Oleh : Vivi Yulaswati 1 Sumedi Andono Mulyo 2 M. Irfan Saleh3

Abstrak

Pemerataan pembangunan sangat penting bagi pencapaian tujuan pembangunan, yaitu terwujudnya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di wilayah Indonesia. Pemerataan pembangunan mencakup pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan petani, pemerataan daerah, serta pemerataan infrastruktur yang penting bagi pembangunan secara utuh dan menyeluruh.

Kata Kunci : pemerataan, kemiskinan, infrastruktur

Pemerataan Pendapatan

Ketimpangan di Indonesia menunjukkan kecenderungan meningkat dalam 30 tahun terakhir. Sebelum krisis ekonomi tahun 1997/1998, peningkatan ketimpangan pendapatan sebagaimana tercermin dalam koefisien Gini tidak terlalu tinggi. Ketimpangan pendapatan mulai meningkat sejak masa commodity boom tahun 2004 dan mencapai puncaknya tahun 2011. Era commodity boom (2004 -2012) meningkatkan pendapatan kelompok atas – menengah lebih besar dari kelompok bawah. Pada tahun 2011-2015, koefisien Gini stagnan pada kisaran 0,41 dan mulai menunjukkan penurunan menjadi 0,394 pada bulan September 2016. Perkembangan koefisien Gini tahun 1986 – 2016 dapat dilihat pada Grafik 1.

1 Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial, Bappenas 2 Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan, Bappenas 3 Kasubdit Deputi Sarana dan Prasarana, Bappenas

69 70 Edisi 08 / Agustus 2018

Grafi k 1: Perkembangan Koefi sien Gini Dalam 30 tahun Terakhir (1986-2016)

Sumber: BPS

Perbandingan dengan negara kerja rentan. Meskipun selama empat lain menunjukkan peningkatan tahun terakhir, tenaga kerja rentan, ketimpangan antar kelompok yang terdiri dari pekerja paruh pendapatan di Indonesia cukup besar. waktu dan setengah penganggur, Perekonomian negara-negara di Asia mengalami penurunan, namun yang juga tumbuh pada periode jumlahnya masih cukup besar yaitu 10 tahun tidak selalu disertai oleh sekitar 32 juta atau hampir 30 persen meningkatnya ketimpangan. Bahkan di tahun 2016. Pekerja rentan ditandai beberapa negara seperti China, oleh pendapatan yang tidak stabil, Thailand, dan Malaysia berhasil sehingga kenaikan pendapatan relatif menurunkan ketimpangan melalui tidak begitu signifikan. pertumbuhan ekonomi yang lebih Selain itu, terdapat pekerja inklusif. informal yang diperkirakan menjadi Ketimpangan meningkat karena bagian utama 40 persen kelompok kesempatan dan kapasitas yang berpendapatan terendah. Pekerja tidak setara. Hal ini terjadi terutama informal yang jumlahnya saat ini di daerah-daerah terluar, tertinggal lebih dari 50 persen dari total pekerja dan terisolir. Kapasitas yang timpang dengan pendapatan yang cenderung diindikasikan antara lain dengan tidak menentu dan tidak memiliki semakin lebarnya kesenjangan jaminan sosial, mempengaruhi produktivitas antara UMKM dan besarnya ketimpangan antarkelompok usaha besar. pendapatan. Penyebab utama lainnya dari Dalam periode 30 tahun ketimpangan adalah tingginya tenaga mendatang, apabila tidak ada Pemerataan Pembangunan 71 perubahan kebijakan redistribusi, pertumbuhan ekonomi Indonesia koefisien Gini diperkirakan terus yang berkelanjutan. Sebagai salah meningkat, sebagaimana terjadi satu negara yang menyepakati Tujuan pada 30 tahun terakhir. Dengan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), pertumbuhan konsumsi dapat Indonesia berkewajiban mengentaskan didorong terjadi pada semua extreme poverty pada tahun 2030. kelompok pendapatan, maka koefisien Berdasarkan pengukuran kemiskinan Gini dapat terus diturunkan hingga Bank Dunia dengan pendekatan mencapai kisaran 0,34 pada tahun Purchasing Power Parity, sekitar 8,8 2034. Ini menuntut pembangunan persen penduduk Indonesia pada ekonomi yang merata dan inklusif tahun 2015 hidup di bawah USD 1,25. pada semua kelompok pendapatan. Sedangkan bila menggunakan Garis Kemiskinan Nasional, terdapat 10,7 Pengentasan Kemiskinan persen penduduk miskin pada tahun Zero Poverty dan SDGs. Salah satu 2016. tujuan negara adalah mewujudkan Upaya menghapus kemiskinan kesejahteraan rakyat, sehingga segala tidak mudah. Proyeksi skenario baseline bentuk kemiskinan harus dientaskan. dengan asumsi distribusi pertumbuhan Meningkatnya kesejahteraan yang ekonomi mengikuti Growth Incidence merata merupakan modal bagi Curve (GIC) berdasarkan desil

Grafi k 2: Proyeksi Koefi sien Gini 2017-2045

Sumber: Perhitungan Bappenas 72 Edisi 08 / Agustus 2018 pengeluaran dan sektor (pertanian, Strategi Mendorong Pemerataan dan manufaktur, jasa) tahun 2005-2015 Pengentasan Kemiskinan menunjukkan Indonesia belum mencapai zero extreme poverty pada Upaya mendorong pemerataan tahun 2030. Untuk itu dilakukan melalui pertumbuhan ekonomi yang perhitungan skenario optimis, dengan inklusif dilakukan melalui sejumlah mengasumsikan pertumbuhan terjadi kebijakan sebagai berikut: merata ke seluruh desil pengeluaran. 1. Meningkatkan investasi yang Dengan skenario ini, pengurangan mendorong penciptaan lapangan tingkat kemiskinan bisa lebih cepat kerja dan akses kegiatan ekonomi sehingga kemiskinan ekstrem tidak produktif masyarakat. Upaya ini lagi dijumpai di Indonesia mulai mencakup antara lain pengaturan tahun 2040. Pada tahun 2045, tingkat akses kepemilikan lahan dan hak kemiskinan Indonesia tinggal 0,02 intelektual untuk mendukung persen atau sekitar 63 ribu penduduk ekonomi kreatif. yang masih hidup di bawah garis 2. Mengembangkan kapasitas kemiskinan. Pada tahun 2045 tidak sumberdaya manusia yang ada penduduk sangat miskin sehingga sejalan dengan tranformasi sektor Indonesia sudah mencapai zero extreme ekonomi, melalui antara lain poverty. peningkatan keterampilan dan pendampingan bagi pekerja rentan

Grafi k 3: Proyeksi Tingkat Kemiskinan 2017-2045 (Skenario Optimis)

Sumber: Perhitungan Bappenas Pemerataan Pembangunan 73

agar lebih produktif, kreatif dan 5. Memperluas akses terhadap hak- inovatif, serta mampu berjejaring hak dasar dan skema perlindungan kerja menjadi bagian dari rantai sosial yang melindungi berbagai hulu-hilir. bentuk kerentanan masyarakat, 3. Meningkatkan rasio pajak yang termasuk di dalamnya menjaga diikuti oleh kepatuhan membayar keberlanjutan pelaksanaan Sistem pajak dan pengembangan insentif Jaminan Sosial Nasional. bagi kegiatan-kegiatan filantrofi 6. Memperkecil ketimpangan yang membantu penyelesaian antara UMKM dengan usaha permasalahan di masyarakat dan besar melalui pengembangan daerah-daerah tertinggal. jaringan rantai pasok yang 4. Optimalisasi pendanaan saling terintegrasi dengan baik, pembangunan di perdesaan agar antara lain dengan mendorong dapat memberikan multiplier tumbuhnya wirausaha sosial agar effect terhadap pengembangan membantu UMKM terkoneksi potensi unggulan ekonomi dan dengan jaringan distribusi dan penanggulangan kemiskinan di pemasaran global sekaligus turut perdesaan, serta meredam gejolak serta menyelesaikan permasalahan urbanisasi yang dapat memperlebar sosial di masyarakat. ketimpangan wilayah perdesaan dan 7. Meningkatkan tata kelola perkotaan. pemerintahan dan pemberantasan

Gambar 1: Tahapan Pengentasan Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan

2016 - 2025 . Perlindungan sosial dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi seluruh penduduk, termasuk mendorong inovasi dan teknologi dalam pelayanan front line. . Peningkatan keuangan inklusif, pendampingan dan pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat secara berkelanjutan. . Percepatan penyetaraan pekerja dengan pendidikan SMP atau rendah menjadi setingkat SMA melalui sertifikasi keahlian berbasis kompetensi. . Peningkatan iklim investasi dan ketenagakerjaan sehingga dapat mendorong transformasi industri ke arah industri padat pekerja yang dapat menampung pekerja dengan tingkat pendidikan SMA atau lebih rendah. . Peningkatan keahlian pekerja rentan dan meningkatkan akses permodalan bagi wirausaha informal, dan mempermudah transisi dari pekerja informal menjadi pekerja formal. . Perkuatan UMKM dan Koperasi melalui akselerasi keragaman sumber pembiayaan, peningkatan kualitas produksi dan jaringan pemasaran, peningkatan kompetensi SDM, serta penerapan tata kelola kelembagaan usaha yang baik. 2026 - 2035 . Pengelolaan kota yang inklusif, agar mencegah tumbuhnya kawasan kumuh dan kerentanan masyarakat. . Pengembangan inovasi di perdesaan disertai dengan sarana prasarana yang layak agar ekonomi lokal berkembang dan urbanisasi terkendali. . Peningkatan keahlian berbasis kompetensi bagi pekerja muda di kelompok 40% terbawah. . Pelayanan publik berkualitas dan dapat dinikmati oleh semua golongan. Sejalan dengan penduduk yang menua, dikembangkan skema long term care yang memadai. . Sistem Jaminan Sosial Nasional berkelanjutan. Skema asuransi mikro juga berkembang agar masyarakat yang bekerja di sektor pertanian dapat mengelola risiko seperti dampak perubahan iklim dan kebencanaan. . Menuju zero unskill worker dan mempercepat peningkatan keahlian berbasis kompetensi bagi pekerja muda pada tingkat ekonomi 40 persen terbawah. . Penumbuhan wirausaha-wirausaha sosial secara berkelanjutan sebagai salah satu upaya mengentaskan permasalahan sosial masyarakat. 74 Edisi 08 / Agustus 2018

2036 - 2045 . Peningkatan kualitas hidup seluruh lapisan masyarakat melalui berbagai inovasi pelayanan dasar dan jaminan sosial yang kuat untuk memastikan pencapaian zero poverty dan ketimpangan yang rendah. . Pertumbuhan ekonomi lebih inklusif karena UMKM dengan usaha besar telah terintegasi melalui pengembangan jejaring kerja yang menciptakan peluang usaha secara berkeadilan. . Pencapaian target pekerja informal menjadi hanya 20 persen dari total pekerja. . Infrastruktur di perdesaan dan daerah-daerah tertinggal telah berkembang sehingga mendukung aliran barang, jasa, informasi dan pengetahun dari dan ke daerah-daerah lainnya secara berkelanjutan. . UMKM yang berdaya saing tinggi melalui pemanfaatan iptek dan inovasi.

korupsi secara konsisten agar pertanian pada kawasan strategis di manfaat pembangunan dapat wilayah yang menjadi pendorong lebih merata. pertumbuhan utama, antara lain Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Upaya khusus juga diperlukan Industri, Kawasan perkotaan untuk menekan ketimpangan (megapolitan dan metropolitan), pendapatan dan pengentasan Kawasan Pariwisata serta Kawasan kemiskinan, yang dilakukan melalui yang berbasis pertanian dan strategi dalam 3 tahap sebagai berikut: potensi wilayah seperti agropolitan dan minapolitan. Pemerataan Pembangunan Daerah pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang dititikberatkan Keutuhan wilayah NKRI dan di wilayah Timur, akan memacu kesinambungan pembangunan perkembangan daerah-daerah dalam jangka panjang ditentukan tertinggal yang menjadi kawasan oleh transformasi dan akselerasi penyangga dari kawasan perkotaan pembangunan sosial, ekonomi dan dan kawasan strategis di wilayahnya budaya daerah; serta pemerataan sehingga diharapkan 122 daerah pembangunan daerah. Untuk tertinggal pada tahun 2015 akan mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, berhasil dientaskan paling lambat Maju, Adil dan Makmur, Percepatan tahun 2035. Kesenjangan antar pembangunan luar Jawa terutama wilayah yang terjadi di kawasan Kawasan Timur Indonesia akan perbatasan akan semakin berkurang. didorong tumbuh lebih tinggi dari Pada tahun 2045, diharapkan kawasan Jawa dan Kawasan Barat Indonesia perbatasan darat akan menjadi pusat- dengan tetap rnempertahankan pusat pertumbuhan baru dan menjadi momentum pertumbuhan wilayah kesatuan struktur penataan ruang Jawa. Pertumbuhan ekonomi di luar nasional dalam koridor pertumbuhan jawa difokuskan pada revitalisasi ekonomi dan pembangunan kota. desa/kampung, pengembangan Sedangkan kawasan perbatasan laut kota-kota baru dan pusat-pusat diharapkan telah dapat terintegrasi produksi dan perdagangan melalui dengan koridor konektivitas antar peningkatan sektor jasa, sektor negara. industri pengolahan dan sektor Pemerataan Pembangunan 75

Penyusunan rencana pembangu- diperkirakan meningkat menjadi nan ditingkat nasional, provinsi, 46.06 persen dan 25,01 persen maupun Kabupaten/Kota, termasuk dari perekonomian nasional. Untuk kawasan strategis berpedoman mencapai pergeseran ekonomi dari kepada Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah Jawa ke luar Jawa maka yang telah ditetapkan. Dalam rangka strategi pembangunan daerah optimalisasi pemanfaatan ruang, dilakukan sebagai berikut: pada tahun 2045 akan tercapai Wilayah Papua akan menjadi penggunaan ruang nasional secara Pusat Pangan Nasional dan Sektor efisien, terpadu dan berkelanjutan Ekonomi Berbasis SDA dengan baik darat, laut, udara, dan dalam pertumbuhan ekonomi rata-rata 8,3 burnl, Pemerataan pembangunan persen per tahun. Untuk mewujudkan daerah tahun 2045 juga didukung target tersebut akan dilakukan oleh tata kelola pemerintahan pengembangan sentra perikanan, daerah yang profesional dan pertanian/ perkebunan, industri memegang prinsip good governance, agro dan pangan, pertambangan, pemenuhan pelayanan publik yang serta sentra pariwisata bahari berorientasi efisiensi dan efektivitas, dan alam yang berkelanjutan dan serta pengembangan inovasi dan berbasis kemampuan daya dukung penguatan daya saing daerah. lingkungan setempat dengan Upaya percepatan pembangunan memperkuat ketangguhan daerah daerah akan didukung dengan dalam penanggulangan bencana peningkatan ketangguhan daerah untuk daerah yang memiliki potensi terhadap bencana melalui penguatan risiko tinggi dari kejadian bencana kesiapsiagaan dan mengurangi geologi dan hidrometeorologi seperti kerentanan, yang didukung bencana banjir, gempa bumi, dan penguatan kerangka regulasi kebakaran hutan. Pengembangan dan kebijakan, kelembagaan, dan kawasan strategis di Papua dilakukan investasi dalam pengurangan risiko di Merauke dan Kawasan Pariwisata bencana, penguatan kesiapan dan Raja Ampat. Peningkatan sektor kecepatan respon penanganan industri pengolahan akan didorong darurat yang andal, serta peningkatan dengan pengembangan Kawasan keterpaduan dalam pemulihan Ekonomi Khusus (KEK) yang dimulai pascabencana dalam perencanaan di Sorong dan Kawasan Industri dan pembangunan. Sampai dengan Teluk Bintuni. Pengembangan Tahun 2045, ditargetkan jumlah sektor jasa di Papua mulai Kabupaten/Kota yang memiliki didorong dengan mengembangkan risiko bencana tinggi dapat berkurang kawasan metropolitan sebagai pusat menjadi 40-45 persen. pertumbuhan. Dalam 30 tahun ke depan, Wilayah Maluku diperkirakan peranan ekonomi wilayah Luar berkembang sebagai Pusat Jawa dan Kawasan Timur Indonesia Perikanan Nasional dengan rata-rata 76 Edisi 08 / Agustus 2018 pertumbuhan 9,0 persen per tahun. mewujudkan lumbung pangan padi Untuk mewujudkan target tersebut nasional di bagian selatan Pulau akan dilakukan pendayagunaan Sulawesi dan lumbung pangan sumberdaya kelautan, daratan, serta jagung nasional di bagian utara Pulau pengembangan kawasan perbatasan Sulawesi serta pusat perkebunan berwawasan lingkungan. Sektor jasa kakao berbasis bisnis di bagian didorong dengan pengembangan tengah Pulau Sulawesi. Sektor jasa kawasan metropolitan dimulai di akan ditopang dimulai dari Kawasan Ambon dan kawasan Ekonomi Pariwisata Bunaken dan Wakatobi Khusus Morotai sebagai kawasan serta Tana Toraja. Sementara industri pariwisata. Pembangunan industri pengolahan akan didorong dimulai pengolahan difokuskan pada di kawasan industri Bantaeng dan pengembangan Kawasan Industri Morowali serta KEK Bitung. dimulai di Buli serta rencana Wilayah Kalimantan sebagai pengembangan kawasan strategis beranda negara akan menjadi Ambon. lumbung energi nasional dan pusat Wilayah Bali-Nusa Tenggara akan industri pengolahan nasional dengan menjadi Pusat Wisata Internasional pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,9 dan Perikanan dengan pertumbuhan persen per tahun. Wilayah yang ekonomi rata-rata 7,2 persen per luas ini juga akan didorong untuk tahun. Pengembangan pariwisata memperkuat sektor pertanian agar dan potensi sumber daya lokal Kalimantan juga menjadi lumbung dilakukan dengan memperhatikan pangan nasional dan sentra ekonomi daya dukung lingkungan dan dengan berbasis SDA dengan konsep memperkuat ketangguhan daerah Agroforestry. dalam penanggulangan bencana. Wilayah Jawa akan menjadi Pengembangan ekonomi akan pusat penggerak ekonomi nasional dipusatkan di kawasan metropolitan dengan pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar, Mataram dan rata-rata 6,1 persen per tahun. Kupang serta kawasan pariwisata Wilayah Jawa secara bertahap Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus akan beralih dari pusat kegiatan Pariwisata antara lain Mandalika. industri nasional menjadi pusat Wilayah Sulawesi sebagai pintu perdagangan dan jasa. Peningkatan gerbang Kawasan Timur Indonesia sektor jasa didorong pula dengan akan berkembang menjadi pusat mewujudkan pusat pariwisata industri pangan penggerak ekonomi, berdaya saing intemasional berbasis sumber kebudayaan Indonesia, serta cagar budaya dan ilmu pengetahuan, sumber keanekaragaman hayati bahari, ekowisata seperti Kawasan Indonesia dengan pertumbuhan Pariwisata Borobudur, Tanjung ekonomi rata-rata 7,4 persen per Lesung, Kepulauan Seribu, Boromo tahun. Pengembangan sektor dan Semeru. pertanian diarahkan untuk Pemerataan Pembangunan 77

Wilayah Sumatera sebagai pintu serta memacu produktivitas gerbang kawasan Asia diperkirakan masyarakat. akan menjadi Pusat Industri Baru Indonesia harus membangun dengan pertumbuhan ekonomi konektivitas nasional baik konektivitas rata-rata 6,4 persen per tahun. fisik maupun virtual sebagai tulang Sektor perkebunan dan pertanian punggung dari pergerakan sosial tetap didorong dengan konsep ekonomi nasional. Membangun agrobisnis antara lain melalui konektivitas nasional dengan sentra pengembangan kelapa sawit, menciptakan jaringan dan sistem karet, kopi,dan tembakau. Industri infrastruktur yang efisien, handal, dan pengolahan ditingkatkan antara lain terintegrasi merupakan tujuan untuk dengan pengembangan industri kimia mempercepat pertumbuhan ekonomi, dasar, industri pangan, industri mendukung sistem logistik dan elektronika, dan industri kapal. distribusi nasional yang lebih efisien, Kawasan strategis sebagai penggerak mendorong pemerataan penduduk perekonomian didorong dimulai dan perekonomian wilayah, dari Kawasan Industri Tanggamus, membantu menciptakan lapangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei kerja dan mengurangi kemiskinan, Mangke dan Tanjung Api-Api. serta meningkatkan daya saing global Indonesia. Pemerataan Infrastruktur Konektivitas nasional dirangkai dari dua komponen besar, yakni Pembangunan infrastruktur jaringan infrastruktur lintas nasional sampai tahun 2045 diarahkan untuk: strategis (infrastructure trunk lines) dan (a) mempercepat pertumbuhan jaringan aksesibilitas dan konektivitas ekonomi nasional melalui perbaikan antara berbagai infrastruktur konektivitas fisik dan virtual, ekonomi dan sosial kepada pasar, (b) mendukung pemerataan pusat pertumbuhan, sentra industri, pembangunan ekonomi wilayah, (c) dan simpul tujuan pariwisata. meningkatkan penyediaan prasarana Jalur konektivitas ini tercipta dari dasar bagi kesejahteraan rakyat, (d) keterpaduan sistem infrastruktur mendukung pembangunan perkotaan lintas primer, sekunder, dan tersier. dan perdesaan, serta (e) mitigasi Bahkan jalur infrastruktur ke desa dan dan adaptasi perubahan iklim. perkotaan merupakan aksesibilitas Infrastruktur merupakan lokomotif yang vital bagi perekonomian dalam mencapai pertumbuhan nasional. ekonomi yang tinggi hingga tahun Indonesia sudah membangun 2045. Diperlukan infrastruktur jaringan dan lintas jalan raya selama yang memungkinkan setiap proses beberapa dekade. Sampai dengan pembangunan tidak hanya efisien, tahun 2015 panjang total jaringan tetapi juga mendorong kreativitas dan jalan raya nasional, provinsi, dan inovasi dalam sistem perekonomian kabupaten/kota sudah mencapai 78 Edisi 08 / Agustus 2018 hampir 500.000 km. Lintas strategis yang lebih merata pada tahun 2045. nasional yang mencapai 47.000 km Arah pembangunan didasarkan pada membentang sepanjang koridor pulau- pemanfaatan ruang yang efisien pulau besar yang sebagian besar sudah serta dasar pertimbangan antara dalam kondisi baik dan mantap. Meski lain: sebaran wilayah; kesesuaian demikian masih banyak jalan nasional ruang dan keberlanjutan lingkungan; yang memiliki kualitas, kapasitas, dan keterpaduan pembangunan dengan tingkat pelayanan yang sudah kritis bidang lainnya; pembangunan dalam memikul volume kendaraan infrastruktur terpadu dan multi- yang tinggi sebagai akibat pergerakan fungsi; serta penerapan teknologi ekonomi yang meningkat tajam tepat guna. dari tahun ke tahun. Pantura Jawa Pembangunan konektivitas yang diperkirakan akan memikul beban efisien menjadi salah satu kunci beberapa kali lipat dari saat ini di dalam menciptakan pemerataan tahun 2030, suatu keadaan yang akan wilayah, pertumbuhan ekonomi, menyebabkan terjadinya kemacetan maupun penyebaran penduduk. masif (total gridlock) di semua lintasan Arah pembangunan konektivitas Pulau Jawa. secara garis besar hingga tahun 2045 Dalam 30 tahun ke depan adalah: 1) penguatan jalur logistik langkah besar di bidang infrastruktur utama (termasuk tol laut); 2) integrasi harus dilakukan mulai sekarang pusat pertumbuhan ekonomi lokal untuk meningkatkan kapasitas dan dan pusat kegiatan nasional; serta kualitas lintas strategis jalan raya. 3) pengembangan serta penggunaan Upaya ini mencakup membangun teknologi modern yang yang ramah jalan arteri nasional berkapasitas lingkungan dan berkesinambungan. dan berkualitas tinggi (High Grade Sistem Transportasi antarpulau Highway System - HGHS) dengan akses melalui transportasi penyeberangan, terbatas dan konstruksi beban gandar Laut dan Udara diarahkan untuk mencapai sekurang-kurangnya 13 mendukung mobilitas penduduk ton. Dalam jangka menengah dan dan distribusi barang antarwilayah. panjang, HGHS akan lebih efisien Akses perekonomian di Kawasan dengan umur pelayanan jalan dapat Timur Indonesia diawali dengan ditingkatkan secara signifikan dan pengembangan kota-kota pelabuhan biaya pemeliharaan menjadi lebih dengan jalur regular ke kawasan barat murah. Lintas strategis nasional jalan Indonesia dan memanfaatkan potensi merupakan kombinasi dari jalan arteri jalur perdagangan internasional di primer dengan kapasitas dan kualitas wilayah tengah dan timur. Akses tinggi serta jalan tol yang masuk ke kawasan terpencil dan terluar kedalam kategori HGHS ini. disediakan melalui pembangunan Melalui dorongan pembangunan pelabuhan dan bandara perintis. infrastruktur, akan terbentuk sebaran Seluruh kepulauan di Indonesia penduduk dan sebaran perkotaan tahun 2045 akan memiliki kawasan Pemerataan Pembangunan 79 non-perkotaan yang didorong menjadi perdesaan. Perkembangan pusat kawasan agropolitan, minapolitan, ekonomi lokal ini menjadi dasar kawasan lindung konservasi, pertumbuhan kota-kota skala kecil kawasan lindung budidaya, dan dengan ketersediaan infrastruktur kawasan pariwisata. Kawasan non- yang compact dan terkonsentrasi di perkotaan tersebut berfungsi sebagai kawasan tertentu. Wilayah perkotaan pendukung ketahanan pangan dan ke depan akan terbagi menjadi empat ketahanan lingkungan pulau. Seluruh tipologi, yaitu: 1) kota megapolitan; 2) kawasan tersebut (yang merupakan kota metropolitan; 3) kota sedang; dan Pusat Kegiatan Wilayah/PKW) akan 4) kota kecil. memiliki aksesibilitas yang didukung Diperkirakan tahun 2045 sekitar dengan sistem transportasi perdesaan 73 persen output ekonomi akan ber- yang handal ke kawasan perkotaan sumber dari perkotaan. Seiring dengan dan jalur distribusi perdagangan. itu, jumlah penduduk perkotaan akan Seluruh PKW tahun 2045 akan terus meningkat hingga mencapai terhubung dengan sistem transportasi 73 persen tahun 2045. Pengelolaan yang handal menuju Pusat Kegiatan wilayah perkotaan yang lebih efisien Nasional (PKN)/perkotaan yang akan meningkatkan kemampuan memiliki tingkat layanan terlengkap untuk melayani kepadatan penduduk dan termodern. Pada setiap PKN yang semakin tinggi. Perkotaan di akan tersedia layanan transportasi Indonesia tahun 2045 akan memiliki udara (airport), pusat penelitian, pemanfaatan lahan yang efisien dan pusat kesehatan, dan lain sebagainya. terkoneksi dengan kota lain sehingga Linkage wilayah lindung dan wilayah proses aglomerasi berlangsung perdesaan terhadap perkotaan menjadi dengan cepat, didukung oleh sistem sangat baik disertai pengendalian pola transportasi yang modern dan handal dan tata ruang yang kuat sehingga serta pengendalian urban sprawl yang membentuk transect yang saling kuat. Seiring dengan kebangkitan mendukung antara perkotaan dan maritim Indonesia, akan terbentuk wilayah sekitarnya. sebaran kota metropolitan baru yang Peningkatan kualitas hidup di mengikuti sebaran pelabuhan utama wilayah perdesaan tahun 2045 akan sebagai growth pole. Pembangunan mengalami pergeseran dimana kota dengan konsep aerocity dimana perdesaan tidak lagi merupakan bandara menjadi jantung aktivitas jasa representasi pola hidup yang wilayah, dilakukan secara bertahap sederhana, namun sudah memiliki pada beberapa kota strategis. standar infrastruktur yang cukup Konektivitas nasional bukan baik untuk berkembang menjadi saja dibangun dari jaringan fisik kawasan perkotaan (agropolitan atau transportasi, tetapi juga jaringan minapolitan). Potensi pengembangan virtual telekomunikasi dalam pusat kegiatan ekonomi akan bentuk jaringan serat optik pita lebar berkembang dengan baik di wilayah (telecom broadband) dan infrastruktur 80 Edisi 08 / Agustus 2018

Gambar 2: Sebaran Perkotaan dan Agropolitan

teknologi informasi pendukungnya. Pemenuhan layanan infrastruktur Jaringan virtual telekomunikasi dasar juga menjadi prioritas utama dengan kapasitas dan kualitas prima dalam mewujudkan pemerataan diharapkan mendukung penyebaran pembangunan. Target penyediaan informasi digital dalam kegiatan pelayanan sarana prasarana dasar creative and knowledge-based economy diarahkan pada pemenuhan seperti e-commerce, e-transaction, dan akses kepada seluruh masyarakat. wearable devices. Penyediaan infrastruktur dasar tidak Infrastruktur untuk mendorong hanya berfokus pada pemenuhan pertumbuhan di luar Jawa dan kebutuhan dasar, tetapi juga pada Kawasan Timur Indonesia (KTI). infrastruktur modern yang tetap Dalam mewujudkan pembangunan mempertahankan ciri khas budaya yang merata, visi Indonesia ke depan serta kearifan lokal wilayah. Pada didasarkan pada karakteristik negara prasarana perumahan, terdapat kepulauan yang berada di wilayah perubahan paradigma pembangunan tropis. Untuk itu, strategi infrastruktur dari pemenuhan kebutuhan rumah terkait erat dengan pembangunan menjadi pengelolaan pasar perumahan, ekonomi wilayah kepulauan di dan terus dikembangkan menjadi Indonesia. Arah pembangunan pengembangan Smart dan Compact ekonomi ke depan perlu didasarkan City serta kebijakan perumahan pada pemanfaatan ruang secara untuk kesejahteraan seluruh optimal dengan keterbatasan lahan lapisan masyarakat. Pada prasarana potensial, sehingga diperlukan transportasi, penyediaan sarana dan transformasi dari ekonomi berbasis prasarana berkualitas dan berstandar pertanian menjadi ekonomi berbasis tinggi menjadi suatu keharusan untuk pelayanan (ekonomi tersier) dan dapat mengakomodasi mobilitas kemaritiman. masyarakat yang berkeselamatan Pemerataan Pembangunan 81 melalui tersedianya “safe system” kembali konsentrasi permukiman di dalam 5 pilar keselamatan. Untuk sekitar CBD. Fenomena urban sprawl di bidang air minum, pembangunan dan metropolitan yang terjadi saat ini akan peningkatan akses air minum melalui beralih menjadi hubungan fungsional perlindungan sumber air, investasi struktur kota metropolitan yang teknologi, serta peningkatan kesadaran dikelilingi oleh kota-kota mandiri masyarakat tentang pengelolaan air dengan fokus sektor ekonomi yang bersih secara efisien. Pembangunan berbeda dengan inti kota. Sistem sanitasi didasarkan pada perubahan interkoneksi antara inti kota dan kebijakan dari penanganan sanitasi kota satelit yang saat ini didasarkan menjadi pengurangan limbah serta pada mobilitas pekerja komuter peningkatan akses maupun kualitas akan digantikan oleh pergerakan akses masyarakat terhadap sanitasi. barang ke hub utama pelabuhan Kebijakan perkotaan perlu atau bandara. Kebijakan tersebut mempertimbangkan tiga hal menyebabkan terjaganya jumlah utama, yaitu produktivitas penduduk yang bekerja di sektor ekonomi, pemerataan kesejahteraan agraris, seiring dengan semakin antarwilayah, serta daya dukung membaiknya perekonomian petani dan keberlanjutan lingkungan. akibat peningkatan produktivitas, Karakteristik negara kepulauan dan serta semakin luasnya lahan tani per- potensi sumber daya alam perlu keluarga tani sebagai imbas efisiensi menjadi dasar pertimbangan utama penggunaan lahan di perkotaan yang dalam merumuskan kebijakan dan tinggi (compact city). strategi pembangunan perkotaan Kota skala sedang dan kecil yang di masa depan. Strategi awal yang ada lebih efisien untuk dikembangkan perlu dilakukan saat ini adalah menjadi kota baru, dibandingkan mengembangkan kota-kota sedang dengan pembangunan kota yang dan kecil di Luar Jawa dan KTI sebagai baru sama sekali. Hal ini didasarkan pusat pertumbuhan baru berbasis pada pertimbangan bahwa lokasi dan pengelolaan sumber daya alam. jarak antara kota tidak lagi menjadi Kebijakan ini perlu didukung oleh pertimbangan utama dalam penentuan percepatan peningkatan kuantitas peran kota, karena pergerakan barang dan kualitas tenaga kerja terampil dan jasa di masa mendatang lebih di daerah dan pengembangan ditentukan oleh waktu tempuh konektivitas antarwilayah. (speed), bukan oleh jarak tempuh Kota metropolitan secara (distance). Pembangunan kota baru global, termasuk di Indonesia, akan diarahkan menjadi kota yang livable berkembang menjadi kota internasional dengan penerapan konsep green dengan mobilitas penduduk yang city (kota ramah lingkungan), smart tinggi antara seluruh metropolitan di city (kota pintar), dan ubiquitous city berbagai negara. Struktur kota yang (kota dengan layanan yang selalu semakin compact akan mengarahkan tersedia). Secara mendasar, konsep 82 Edisi 08 / Agustus 2018 kota masa depan akan bertumpu dari potensi wilayah kabupaten yang pada efisiensi pergerakan manusia mengalami perkuatan pada sentra- dan barang, keandalan menghadapi sentra produksi pertanian/perikanan bencana (resilience), keberlanjutan yang berbasis potensi lokal. Kawasan fungsi lingkungan, keamanan dan Agropolitan/Minapolitan tersebut kenyamanan, produktivitas ekonomi, akan mampu berperan sebagai dan pelayanan kebutuhan masyarakat kawasan pertumbuhan ekonomi yang secara real time. berdaya kompetensi interregional Wilayah perdesaan, seperti halnya maupun intraregional. saat ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan produk unggulan wilayahnya. Sumber daya alam sebuah wilayah perdesaan pada masa depan akan terkelola dengan baik menjadi keunggulan kompetitif dengan berkembangnya agropolitan serta minapolitan modern sebagai basis ketahanan pangan Indonesia. Kawasan Agropolitan/Minapolitan yang berkembang merupakan bagian REFORMULASI ARAH PEMBANGUNAN IDEOLOGI POLITIK NASIONAL MODEL GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA

Sutan Sorik

Abstrak

Setelah empat kali perubahan Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945), secara esensial telah mengubah konsensus dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. UUD 1945 sebagai landasan hukum tertinggi, mengamanahkan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak lagi sebagai lembaga tertinggi negara yang memiliki kewenangan secara penuh untuk menjalankan kedaulatan rakyat. Salah satu konsekuensi dari penormaan ini adalah penghapusan kewenangan MPR dalam merumuskan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sehingga arah pembangunan nasional pasca reformasi tidak lagi termaktub dalam GBHN akan tetapi termaktub dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN), kemudian dimanifestasikan lebih dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Lebih lanjut, pada masa periodesasi pemerintahan sekarang, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla telah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Berdasar pada RPJPN, untuk agenda politik nasional adalah menyempurnakan proses politik, dan mengembangkan budaya politik yang lebih demokratis agar demokrasi berjalan bersamaan dan berkelanjutan sehingga sasaran tercapainya demokrasi yang bersifat prosedural dan substansial dapat tercapai. Namun, jika dilihat pada RPJMN untuk agenda politik nasional berdasar kepada sembilan agenda prioritas (nawacita), secara eksplisit tidak ada sama sekali mengatur tentang agenda politik nasional, sebagaimana yang termuat dalam RPJPN. Selain hal tersebut, jika dilihat pada pengaturan tentang evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap tercapainya RPJPN dan RPJMN, ternyata pertanggungjawaban hanya ada pada ruang lingkup lembaga eksekutif saja, tanpa melibatkan lembaga negara yang lain, seperti MPR. Untuk itu, sebagai upaya memastikan terselenggaranya pembangunan ideologi politik nasional yang berkelanjutan, dibutuhkan reformulasi haluan negara kembali. Sehingga demokrasi yang bersifat prosedural dan substansial dapat tercapai.

Kata Kunci : Reformulasi, Haluan Negara, Pembangunan Ideologi Politik Nasional

83 84 Edisi 08 / Agustus 2018

PENDAHULUAN negara sebelum reformasi menjadi lembaga tinggi negara yang sejajar Reformasi 1998 telah membawa dengan lembaga tinggi negara yang bangsa Indonesia menuju negara lain, sebagaimana diatur dalam UUD yang lebih demokratis. Reformasi 1945.4 merubah konfigurasi politik yang otoriter menuju politik yang Beberapa perubahan mendasar demokratis.1 Proses transisi yang terhadap MPR tersebut, yaitu sebagai berlangsung di Indonesia dilakukan berikut: 1) kedaulatan yang ada di dengan perubahan secara sistematis tangan rakyat yang semula dilakukan penerapan dasar demokrasi.2 sepenuhnya oleh MPR, kini berada Perubahan diberbagai bidangpun di tangan rakyat yang dilaksanakan 5 dilakukan secara gencar, salah satu menurut UUD 1945, 2) presiden dan langkah penting yang dilakukan oleh wakil presiden yang semula dipilih para pendukung reformasi di Senayan oleh MPR dengan suara terbanyak, kini 6 adalah melakukan amandemen dipilih secara langsung oleh rakyat, Undang Undang Dasar 1945 (UUD 3) MPR yang semula memegang 1945). Amandemen UUD 1945 pasca kedaulatan negara, serta memiliki reformasi telah dilakukan sebanyak kekuasaan yang tidak terbatas yang empat kali, yaitu pada tahun 1999, berhak untuk menetapkan UUD dan 2000, 2001, dan 2002. Empat kali garis-garis besar daripada haluan amandemen UUD 1945 tersebut negara (GBHN), pasca amandemen membawa dampak yang signifikan ketiga UUD 1945 kewenangan MPR dalam kehidupan perpolitikan tersebut diubah secara total, kini dan ketatanegaraan Indonesia. MPR hanya berwenang mengubah Terdapat berbagai kemajuan positif dan menetapkan UUD, kewenangan dalam sistem demokrasi dan MPR untuk menetapkan GBHN telah 7 ketatanegaraan Indonesia, salah satu dihapuskan. diantaranya adalah diletakkannya Perubahan mendasar terhadap prinsip checks and balances disetiap kedudukan dan kewenangan MPR lembaga tinggi negara.3 Hal ini memberikan implikasi yang signifikan, ditandai dengan pengaturan kembali khususnya dibidang perencanaan kedudukan dan kewenangan Majelis pembangunan negara Indonesia. Permusyawaratan Rakyat (MPR), Penghapusan kewenangan MPR untuk yang merupakan lembaga tertinggi menetapkan GBHN mengakibatkan

1 Moh. Mahfud MD, 2009, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: PT Rajagrafi ndo Persada, hal. 373. 2 Ni’matul Huda dan Imam Nasef, 2017, Penataan Demokrasi & Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi, Jakarta: Kencana, hal. 137. 3 Kaelan, 2017, Inkonsistensi dan Inkoherensi dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen (Kajian Filosofi s-Yuridis), Jakarta : Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI), hal. 8. 4 Pada penjelasan Pasal 1 UUD 1945 sebelum amandemen menyatakan bahwa MPR adalah penyelenggara negara yang tertinggi. MPR dianggap sebagai penjelmaan rakyat yang memegang kedaulatan negara. 5 Untuk lebih lanjut lihat Pasal 1 ayat (2) sebelum dan sesudah amandemen ketiga UUD 1945 6 Untuk lebih lanjut lihat Pasal 6 ayat (2) sebelum amandemen UUD 1945, kemudian lihat juga Pasal 6A ayat (1) setelah amandemen ketiga UUD 1945 7 Untuk lebih lanjut lihat Pasal 3 UUD 1945 sebelum amandemen beserta penjelasannya, kemudian bandingkan dengan Pasal 3 ayat (1) UUD 1945 setelah amandemen ketiga. Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional 85 Model Garis-Garis Besar Haluan Negara sistem perencanaan pembangunan pembangunan ideologi politik nasional. serta pertanggungjawaban tercapainya Jika dilihat berdasar kepada RPJPN perencanaan pembangunan tersebut agenda pembangunan politik nasional kini hanya berada pada kekuasaan adalah melaksanakan reformasi eksekutif, yaitu Presiden dan Wakil struktur politik, menyempurnakan Presiden terpilih beserta jajaran proses politik, dan mengembangkan dibawahnya. budaya politik yang lebih demokratis Indonesia telah mengalami tiga agar demokrasi berjalan bersamaan kali pemilihan umum presiden dan dan berkelanjutan sehingga sasaran wakil presiden secara langsung. tercapainya demokrasi yang bersifat Dengan demikian Indonesia prosedural dan substansial dapat telah mengalami tiga periodisasi tercapai. Namun jika dilihat pada kepemimpinan lembaga eksekutif, RPJMN pemerintahan Joko Widodo- yaitu priode 2004-2009, 2009-2014, Jusuf Kalla berdasar kepada sembilan dan saat ini periode 2014-2019. Pada agenda prioritas (nawa cita), tidak ada periode pemerintahan pertama yaitu yang secara eksplisit mengatur tentang 2004-2009, dimana Susilo Bambang agenda politik nasional, sebagaimana Yudhoyono sebagai presiden terpilih yang termuat dalam RPJPN. Hal telah menandatangani Undang- ini merupakan hal wajar karena Undang Nomor 25 Tahun 2004 jika dilihat pada ketentuan evaluasi tentang panduan Sistem Perencanaan dan pertanggungjawaban terhadap Pembangunan Nasional (UU SPPN) pencapaian RPJMN ternyata hanya , yang kemudian dijabarkan lebih ada pada ruang lingkup pemerintahan lanjut dalam UU Nomor 17 Tahun eksekutif. Pertanggungjawaban 2007 Tentang Rencana Pembangunan pencapaian RPJMN tidak diatur Jangka Panjang Nasional (RPJPN) secara konstitusional, serta tidak Tahun 2005-2025. ada lembaga konstitusional yang mengontrol apakah berjalan sesuai Namun pada prakteknya, setiap dengan yang telah ditetapkan pada kali menetapkan Perencanaan awal kepemimpinan presiden dan Pembangunan Nasional Jangka wakil presiden terpilih. Menengah (RPJMN), presiden dan wakil presiden terpilih selalu Sehingga mengakibatkan adanya menjadikan visi dan misinya ketika pandangan bahwa perencanaan kampanye sebagai calon presiden pembangunan saat ini banyak dan wakil Presiden menjadi acuan mengalami kekacauan, benturan dan utama. Akibatnya, perencanaan tidak ada kesinambungan. Dimana pembangunan nasional Indonesia benturan perencanaan pembangunan selalu berubah setiap kali terjadi itu bukan karena disebabkan oleh pergantian presiden dan wakil ketiadaan panduan, tetapi lebih pada presiden,8 khususnya mengenai perubahan sistem kekuasaan negara

8 Devi Darmawan, Politik Hukum Haluan Negara Dalam Sistem Pembangunan Nasional, Jurnal Majelis, Edisi 02 Februari 2018, hal 70. 86 Edisi 08 / Agustus 2018 yang semakin horizontal. Sehingga tentang rekomendasi MPR masa tidak ada lembaga negara yang mampu jabatan 2014-2014, pada rekomendasi mengontrol secara penuh perencanaan nomor 2 menyebutkan bahwa perlu pembangunan dari pusat sampai usaha untuk melakukan reformulasi daerah sebagaimana terjadi pada era sistem perencanaan pembangunan Orde Baru, dengan dalih sistem yang nasional model GBHN sebagia digunakan pada pasca reformasi haluan pemerintah untuk melakukan adalah lebih menekankan pada sistem pembangunan negara Indonesia.10 presidensial.9 Oleh karena hal tersebut Sehingga dengan adanya dasar hukum diatas, memunculkan kembali upaya tersebut pada berbagai kesempatan dari sebagian kalangan politis dan sosialisasi empat pilar berbangsa dan intelektual untuk menghidupkan bernegara di beberapa daerah, MPR kembali konsep GBHN sebagai selalu mengungkapkan keinginannya panduan perencanaan pembangunan, untuk menghidupkan kembali GBHN khususnya pembangunan ideologi sebagai panduan pembangunan politik nasional. Oleh sebab itu, bangsa Indonesia. tulisan ini hadir untuk melihat Pada Januari 2014, B.J. Habibie perlunya reformulasi haluan negara dalam acara pertemuan kader Partai sebagai arah pembangunan ideologi Golongan Karya (), menyatakan politik nasional yang berkelanjutan di bahwa pentingnya menghidupkan Indonesia. kembali GBHN, tanpa adanya GBHN pembangunan jangka panjang negara Menghidupkan kembali konsep Indonesia tidak akan berjalan dengan 11 GBHN sebagai panduan perencanaan baik. Pada tanggal 12 Januari pembangunan Nasional 2016, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Meski perubahan UUD 1945 Megawati Soekarnoputri mengatakan telah dilakukan secara cermat dan bahwa perlunya menghidupkan hati-hati, akan tetapi tetap saja masih kembali GBHN untuk pembangunan meninggalkan ketidakpuasan. Salah bangsa Indonesia. Hal ini didasarkan satu ketidak puasan tersebut adalah kepada, bahwa saat ini suasana mengenai penghapusan kewenangan kebatinan bangsa Indonesia sedang MPR untuk menetapkan GBHN. kurang baik, oleh karenanya Indonesia Setelah duapuluh tahun lebih pasca mesti punya GBHN, baik untuk jangka reformasi, ada keinginan sebagian limapuluh tahun maupun seratus politisi dan akademisi untuk tahun. Megawati bahkan menegaskan menghidupkan kembali GBHN. Pada jika GBHN tidak ada pembangunan tahun 2014, MPR mengeluarkan Indonesia akan seperti tari poco-poco keputusan Nomor 4/MPR/2014 (maju-mundur). 12

9 Imam Subkhan, GBHN dan Perubahan Perencanaan Pembangunan Di Indonesia, Jurnal Aspirasi Vol. 5 No. 2 Desember 2014, hal 131. 10 Mei Susanto, Wacana Menghidupkan Kembali GBHN Dalam Sistem Presidensil Indonesia, Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Vol. 17 No. 3 September 2017, hal. 428. 11 Imam Subkhan, Op. Cit., hal 131. Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional 87 Model Garis-Garis Besar Haluan Negara

Tanggal 23 Januari 2016, Ketua ketatanegaraan kedepan dengan esensi Umum Partai Golongan Karya untuk mengukuhkan kembali peran (Golkar) Abu Rizal Bakrie pada MPR sebagai mandataris kedaulatan saat memberikan pidato politik di rakyat dengan rekonstruksi penetapan pembukaan rapat pimpinan nasional kembali tugas utama MPR, yaitu (Rapimnas) partai Golkar menyatakan untuk mengubah dan menetapkan berkeinginan untuk menghidupkan UUD dan GBHN.15 Hal senada juga kembali GBHN. Menurut Bakrie perlu di ungkapkan oleh Saldi Isra, bahwa adanya perumusan kembali GBHN bangsa Indonesia saat ini memang sebagai sistem pembangunan nasional. sesadar-sadarnya memerlukan arah Oleh karenanya, partai Golkar sudah pembangunan nasional, namun Saldi mempersipakan blueprint sistem menegaskan bahwa wacana untuk pembangunan nasional sebagai upaya menghidupkan kembali GBHN untuk mempercepat perubahan ke-5 harus di teliti lebih mendalam, agar UUD 1945. 13 perubahan-perubahan yang ingin Pada tahun 2018 wacana dilakukan bukan hanya berdasarkan 16 menghidupkan kembali GBHN logika politik semata. Kemudian muncul kembali di kalangan politisi, Alfitra Salam juga menyatakan bahwa tanggal 16 Juli 2018 Ketua Umum PDI-P pemberlakuan GBHN merupakan Megawati Soekarnoputri melakukan suatu langkah politik yang diperlukan pertemuan dengan Ketua Umum agar pembangunan nasional memiliki Partai Golkar acuan yang konkrit, sehingga tidak untuk membahas kembali agenda akan berubah-ubah sesuai dengan penataan sistem dan kelembagaan visi-misi presiden dan wakil presiden politik nasional agar sesui dengan terpilih, demi tercapainya tujuan pancasila. Salah satu rekomendasi pembangunan nasional dalam aline ke 17 dari pertemuan tersebut adalah empat pembukaan UUD 1945. membentuk tim kajian amandemen UUD 1945 dan mendorong penguatan MPR untuk memiliki kewenangan menetapkan GBHN.14 Latif menegaskan bahwa perlu adanya penataan sistem

12 Devira Prastiwi, Megawati Kembali Ingatkan Pentingnya GBHN, https://www.liputan6.com/news/read/2471191/megawati- kembali-ingatkan-pentingnya-gbhn. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018, pukul 13.04 WIB. 13 Kristian Erdianto, Golkar Ingin Hidupkan Kembali GBHN sebagai "Blueprint" Sistem Pembangunan Nasional, https://nasional. kompas.com/read/2016/01/24/04570071/Golkar.Ingin.Hidupkan.Kembali.GBHN.sebagai.Blueprint.Sistem.Pembangunan. Nasional. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018, pukul 14.05 WIB. 14 Fabian Januarius Kuwado, Megawati dan Airlangga Bahas Menghidupkan Kembali GBHN, https://nasional.kompas.com/ read/2018/07/17/12310161/megawati-dan-airlangga-bahas-menghidupkan-kembali-gbhn. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018, pukul 09.02 WIB 15 Kata Pengantar Zulkifl i Hasan dalam Kaelan, 2017, Inkonsistensi dan Inkoherensi Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen (Kajian Filosofi -Yuridis), Jakarta: Badan Pengkajian MPR RI, hal. xxiv-xxv 16 Saldi Isra, Wacana Menghidupkan GBHN, https://nasional.kompas.com/read/2016/01/12/15320071/Wacana.Menghidupkan. GBHN?page=all. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2018, pukul 14. 20 WIB. 17 Devi Darmawan, Op. Cit, hal 72. 88 Edisi 08 / Agustus 2018

Arah Pembangunan Ideologi Politik 5 Tahun 2004 tersebut pada tahun Nasional Berdasarkan RPJPN 2005- 2005 pemerintah telah menyepakati 2025 RPJPN untuk periode 2005-2025 Pembukaan UUD 1945 pada alinea sebagaimana tertuang dalam UU No. ke empat telah mengamanahkan bahwa 17 Tahun 2007. Salah satu rencana negara Indonesia dibentuk untuk pembangunan tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia pembangun ideologi politik nasional. dan seluruh tumpah darah Indonesia, Adapun visi pembangunan politik memajukan kesejahteraan umum, nasional berdasarkan RPJPN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, terwujudnya demokrasi, melalui dan ikut melaksanakan ketertiban konsolidasi demokrasi yang bertahap dunia. Dengan demikian salah satu pada berbagai aspek kehidupan tugas pokok pemerintah Indonesia politik, sehingga demokrasi selanjutnya adalah melakukan konstitusional dapat diterima sebagai pembangunan yang berkeadilan dan konsensus dan pedoman politik dalam demokratis yang dilakukan secara kehidupan bermasyarakat, berbangsa bertahap dan berkesinambungan, dan bernegara. dengan artian diperlukan perencanaan Dalam menjaga momentum pembangunan nasional. demokrasi tersebut, tantangan yang Di Indonesia perencanaan akan dihadapi adalah melaksanakan pembangunan nasional tidak lagi reformasi struktur politik, ditetapkan oleh lembaga legislatif, menyempurnakan proses politik, yaitu MPR. Akan tetapi ditetapkan oleh dan mengembangkan budaya politik lembaga eksekutif dengan berdasarkan yang lebih demokratis agar demokrasi UU No. 25 Tahun 2004 tentang sistem berjalan bersamaan dan berkelanjutan, perencanaan pembangunan nasional. sehingga sasaran tercapainya Pembangunan nasional terdiri dari demokrasi yang bersifat prosedural dua rencana, yaitu RPJPN dan dan substansial dapat tercapai. RPJMN. RPJPN merupakan dokumen Tantangan lain yang dihadapi untuk perencanaan untuk periode dua puluh menjaga konsolidasi demokrasi adalah tahun. Sedangkan RPJMN adalah perlunya menyepakati pentingnya dokumen perencanaan untuk periode konstitusi yang lebih demokratis. lima tahun. Pembangunan nasional Proses perubahan UUD 1945 yang tersebut baik RPJMN mapun RPJPN sudah berlangsung empat kali masih harus diselenggarakan berdasarkan menyisakan berbagai persoalan demokrasi dengan prinsip- ketidaksempurnaan dalam hal filosofi prinsip kebersamaan, berkeadilan, maupun substansi konstitusional, berkelanjutan, berwawasan terutama dalam kaitannya dengan lingkungan, serta kemandiarian pelembagaan dan penerapan nilai- dengan menjaga keseimbangan nilai demokrasi secara luas. kemajuan dan kesatuan nasional. Kemudian berlandaskan kepada Oleh karena amanah dari UU No. Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional 89 Model Garis-Garis Besar Haluan Negara pelaksanaan, pencapaian, dan pembangunan politik yang terdapat sebagai keberlanjutan RPJM ke satu dalam RPJMN yaitu pembangunan dan kedua, maka pembangunan demokrasi politik yang berdasarkan RPJM ke tiga periode 2015-2019 hikmat kebijaksanaan dalam ditujukan untuk lebih memantapkan permusyawaratan perwakilan. pelembagaan nilai-nilai demokrasi Namun pengaturan ini masih dengan menitikberatkan pada prinsip bersifat abstrak, kurang realistis toleransi, nondiskriminasi dan sehingga sulit untuk dilaksanakan, kemitraan dan semakin mantapnya serta kurang bersesuaian dengan pelaksanaan desentralisasi dan agenda pembangunan politik yang otonomi daerah. terdapat dalam RPJMN ke tiga periode 2015-2019 yang seharusnya lebih Arah Pembangunan Ideologi Politik memantapkan pelembagaan nilai-nilai Nasional Berdasarkan RPJMN demokrasi dengan menitikberatkan Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla pada prinsip toleransi, nondiskriminasi (2015-2019) dan kemitraan. Sehingga berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RPJMN pemerintahan Presiden indek demokrasi Indonesia masih Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kategori sedang. Bahkan pada merupakan agenda ketiga dari RPJPN rentang periode dari tahun 2014 2005-2025 sebagaimana tertuang sampai dengan 2017 capaian tertinggi dalam UU No. 7 Tahun 2007. RPJMN indek demokrasi Indonesia berada 2015-2019 yang ditetapkan melalui pada tahun 2014, yaitu sebesar 73,04. 19 Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 (Perpres 2/2015), merupakan Oleh karenanya perlu adanya penjabaran dari visi, misi, dan agenda pengkajian kembali pembangunan (nawa cita) Presiden Joko Widodo dan ideologi politik model GBHN sebagai Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam upaya terciptanya tujuan bangsa RPJMN yang disusun, pembangunan Indonesia sebagaimana tercantum nasional Indonesia lima tahun dalam alinea ke empat Pembukaan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf UUD 1945. Menurut Sofia L. Rohi, Kalla hanya memperioritaskan pada empat hal yang membuat program- upaya pencapaian kedaulatan pangan, program yang di tawarkan presiden kecukupan energi, dan pengelolaan dan wakil presiden menjadi sulit sumber daya maritim dan kelautan.18 untuk dijadikan sebagai rencana Meskipun pembangunan ideologi pembangunan nasional jangka 20 politik nasional tidak menjadi panjang maupun menengah, yaitu: prioritas utama, akan tetapi memang 1. Program-program yang diajukan masih tetap ada aturan agenda

18 Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang rencana pembangunan nagka menengah nasional 2015-2019 Buku 1 Agenda Pembangunan Nasional, hal. 2 19 Data diolah berdasarkan data indeks demokrasi Indonesia yang dipublikasi oleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), untuk lebih lanjut lihat https://www.bps.go.id. 20 Sofi a L. Rohi, Implikasi Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Terhadap Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Jurnal POLITIKA, Vol. 4, No. 1, April 2013, hal. 88. 90 Edisi 08 / Agustus 2018

oleh Presiden dan Wakil Presiden setiap lembaga negara yang ada di terpilih pada dasarnya merupakan Indonesia. Meskipun sudah ada UU komuditas politik yang ditujukan No. 25 Tahun 2004 tentang sistem untuk memperoleh suara pada perencanaan pembangunan nasional saat pemilihan umum. yang kemudian di jabarkan dalam 2. Program yang di tawarkan bersifat RPJPN sebagai landasan perencanaan populis sehingga sulit diterapkan. pembangunan nasional jangka panjang, akan tetapi pada prakteknya 3. Kemungkinan salah pilih presiden presiden dan wakil presiden terpilih dan wakil presiden sangat tingggi, dalam menyusun RPJMN lebih dikarenakan masyarakat Indonesia menjadikan visi misi sebagai landasan adalah kelas menengah kebawah pertama penyusunan, sebagai yang kurang kemampuan pertanggung jawaban janji kampanye mengkaji program calon presiden kepada para konstituennya. Lembaga dan wakil presiden. eksekutif dalam menyusun RPJMN 4. Setiap calon presiden dan wakil tidak menjadikan UUD 1945, UU presiden mempunyai kenderaan SPPN, serta RPJPN sebagai landasan politik dalam bentuk partai politik. utama pembangunan nasional, Oleh karena itu, untuk menjaga sehingga pembanguan nasional hanya keberlanjutan pembangunan nasional sebatas proyek pemerintahan terpilih yang tidak berubah-ubah sesuai semata.21 dengan visi misi presiden dan wakil Oleh karena itu perlu adanya presiden terpilih, maka perlu adanya reformulasi arah pembangunan payung hukum pembangunan serta ideologi politik nasional model pertanggung jawaban di luar lembaga GBHN. Dalam kerangka pemikiran ini eksekutif seperti model GBHN. reformulasi arah pembanguan ideologi nasional model GBHN artinya GBHN di rumuskan oleh lembaga eksekutif, Reformulasi Arah Pembangunan yaitu Presiden dengan lembaga Ideologi Politik Nasional model legislatif, yaitu MPR. Kemudian untuk GBHN pertanggungjawaban pencapain Banyaknya kritik terhadap GBHN tersebut eksekutif dan legislatif model pembangunan Indonesia, wajib bersidang sekali dalam setahun. bahkan Megawati Soekarnoputri Untuk ideologi politik nasional yang mengatakan seperti tari poco-poco, akan dibangun kedepan adalah maka perlu adanya tanggapan yang ideologi politik nasional yang terdapat konkrit dari MPR sebagai lembaga dalam RPJPN 2005-2025 kemudian yang mempunyai kewenangan dielaborasikan dengan RPJMN 2015- untuk merubah UUD 1945, dalam 2019, yaitu sebagai berikut: artian merubah kewenangan 1. Reformasi struktur politik, dalam

21 Imam Syafi ’I, Garis-Garis Besar Haluan Negara Dan Arah Pembangunan Nasional: Perspektif Historis, Jurnal Majelis, Edisi 02 Februari 2018, hal 111. Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional 91 Model Garis-Garis Besar Haluan Negara

artian menciptakan lembaga pembanguan ideologi politik nasional eksekutif, legislatif, serta yudikatif model GBHN tersebut menjadi UU. yang saling check and balance, tanpa Jika salah satu dari dua cara ini ada lembaga negara yang tertinggi disepakati, maka ke depan sistem dan lebih berkuasa debandingkan perencanaan pembangunan Indonesia lembaga yang lain akan disusun oleh Presiden bersama 2. Menyempurnakan proses politik, dengan MPR, sehingga sistem check dalam artian pemilihan umum and balance antar lembaga akan yang dilakukan bukan lagi terlaksana dengan harapan akan hanya bertumpu pada pemilu menghasilkan sistem pembangunan yang langsung, bebas, rahasia, yang lebih baik kedepan. Kemudian jujur, dan adil. Akan tetapi harus mengenai pertanggungjawaban atas menuju kepada pemilihan umum tecapai atau tidaknya pembangunan yang berintegritas, sesuai dengan tersebut tidak lagi hanya ada perkembangan pemilihan umum pada lembaga eksekutif, akan secara global. tetapi eksekutif akan melaporkan pertanggungjawabannya di depan 3. Mengembangkan budaya politik MPR. Sehingga tujuan pembangunan yang lebih demokratis, agar Indonesia sebagaimana tercantum demokrasi berjalan bersamaan adalam pembukaan UUD 1945 aline dan berkelanjutan sehingga ke empat akan dapat terwujudkan. sasaran tercapainya demokrasi yang bersifat prosedural dan substansial, serta berintegritas KESIMPULAN dapat tercapai. Pemilih harus Empat kali perubahan UUD 1945 lebih di cerdaskan sehingga dapat telah membawa perubahan yang menggunakan hak pilihnya untuk signifikan dalam pembangunan memilih berdasarkan program- negara Indonesia. Rencana program yang ditawarkan baik pembangunan sebelum reformasi oleh calon legislatif maupun termuat dalam GBHN, setelah eksekutif. reformasi termuat dalam UU No. 4. Untuk menjaga konsolidasi 25 Tahun 2004 (UU SPPN) yang demokrasi maka perlu kemudian dimanifestasikan dalam menyepakati pentingnya RPJPN 2005-2025 yang diundangkan konstitusi yang lebih demokratis. dalam UU No. 17 Tahun 2007. Dua cara yang dapat dilakukan UU SPPN dan RPJPN merupakan untuk mencapai reformulasi arah landasan dalam pembuatan RPJMN pembangunan ideologi politik 2015-2019 yang diatur dalam Perpres nasional model GBHN tersebut, No. 2/2015. Salah satu muatan dalam yaitu: 1). MPR harus sepakat untuk UU SPPN, RPJPN, dan RPJMN melakukan perubahan ke lima UUD adalah pembangunan ideologi politik 1945, 2). Menetapkan garis-garis besar nasional. Pembangunan ideologi 92 Edisi 08 / Agustus 2018 politik nasional yang terdapat pembangunan ideologi politik dalam RPJPN adalah menjaga nasional yang dilakukan dengan cara proses konsolidasi demokrasi secara mengelaborasi arah pembangunan berkelanjutan. Namun, dalam ideologi politik nasional yang terdapat RPJMN 2015-2019 pembangunan dalam RPJPN dan RPJMN. Selain itu ideologi politik nasional bukanlah perlu adanya perubahan atas lembaga agenda prioritas dari pemerintahan yang berwenang untuk membuat Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Oleh haluan pembangunan nasional karenanya kurang bersesuaian dengan model GBHN dengan artian. Haluan RPJPN 2005-20205. pembangunan nasional dibentuk Beberapa hal yang menjadi atau disusun oleh Presiden bersama permasalahan dalam sistem dengan MPR. Kemudian perlu pembangunan saat ini adalah, 1) juga mereformulasi pertanggung RPJMN yang dibuat oleh pemerintah jawaban tercapai atau tidaknya lebih melandaskan kepada visi misi rencana pembangunan yang telah pada saat kampanye calon presiden ditetapkan. Ke depan diharapkan dan wakil presiden, seharusnya pertanggungjaban dilakukan atas landasan utamanya adalah UUD koordiansi antara MPR dan presiden, 1945, UU SPPN dan RPJPN 2005- di mana sekali dalam setahun Presiden 2025. Hal ini dilakukan presiden dan MPR wajib bersidang mengenai dan wakil presiden terpilih sebagai pencapaian pembangunan nasional. upaya pertanggungjawaban terhadap Dua langkah yang dapat ditempuh janji yang telah disampaikan kepada untuk mereformulasi arah ideologi konstituen pada saat kampanye, politik nasional tersebut adalah, 1) sehingga perencanaan pembangunan melakukan perubahan UUD 1945 Indonesia selalu berubah-ubah setiap ke lima, sebagai langkah perubahan kali pergantian presiden dan wakil konstitusional, 2) Memuat reformulasi presiden. 2) Pertanggungjawaban pembangunan ideologi politik dalam hal tercapai atau tidak nasional tersebut dalam UU, sebagai tercapainya RPJMN hanya ada pada langkah yuridis. ruang lingkup eksekutif, tanpa melibatkan lembaga tinggi negara yang diatur secara konstitusional sebagaimana pengaturan sebelum UUD 1945 di amandemen, oleh karenanya dibutuhkan kembali pembangunan nasional model GBHN, sebagai upaya mewujdudkan pembangunan nasional sebagimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat. Perlunya reformulasi arah Reformulasi Arah Pembangunan Ideologi Politik Nasional 93 Model Garis-Garis Besar Haluan Negara

Daftar Pustaka Buku: Huda, Ni’matul dan Imam Nasef, 2017, Penataan Demokrasi & Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi, Jakarta: Kencana. Kaelan, 2017, Inkonsistensi dan Inkoherensi dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen (Kajian Filosofis-Yuridis), Jakarta : Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI). MD, Moh. Mahfud, 2009, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Jurnal: Devi Darmawan, Politik Hukum Haluan Negara Dalam Sistem Pembangunan Nasional, Jurnal Majelis, Edisi 02 Februari 2018. Imam Subkhan, GBHN dan Perubahan Perencanaan Pembangunan Di Indonesia, Jurnal Aspirasi Vol. 5 No. 2 Desember 2014. Imam Syafi’I, Garis-Garis Besar Haluan Negara Dan Arah Pembangunan Nasional: Perspektif Historis, Jurnal Majelis, Edisi 02 Februari 2018. Mei Susanto, Wacana Menghidupkan Kembali GBHN Dalam Sistem Presidensil Indonesia, Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Vol. 17, No. 3 September 2017. Sofia L. Rohi, Implikasi Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Terhadap Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Jurnal POLITIKA, Vol. 4, No. 1, April 2013. Website: Devira Prastiwi, Megawati Kembali Ingatkan Pentingnya GBHN, https://www. liputan6.com/news/read/2471191/megawati-kembali-ingatkan- pentingnya-gbhn. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018, pukul 13.04 WIB. Fabian Januarius Kuwado, Megawati dan Airlangga Bahas Menghidupkan Kembali GBHN, https://nasional.kompas.com/read/2018/07/17/12310161/ megawati-dan-airlangga-bahas-menghidupkan-kembali-gbhn. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018, pukul 09.02 WIB Kristian Erdianto, Golkar Ingin Hidupkan Kembali GBHN sebagai “Blueprint” Sistem Pembangunan Nasional,https://nasional.kompas.com/ read/2016/01/24/04570071/Golkar.Ingin.Hidupkan.Kembali.GBHN. sebagai.Blueprint.Sistem.Pembangunan.Nasional. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018, pukul 14.05 WIB. 94 Edisi 08 / Agustus 2018

Saldi Isra, Wacana Menghidupkan GBHN, https://nasional.kompas.com/read/ 2016/01/12/15320071/Wacana. Menghidupkan.GBHN?page=all. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2018, pukul 14. 20 WIB.

Peraturan Perundang-Undangan: Undang Undang Dasar 1945 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Undang-U Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional