Strategi Marketing Politik Partai Solidaritas Indonesia (Psi) Pada Segmentasi Pemuda Di Kota Pekanbaru

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Strategi Marketing Politik Partai Solidaritas Indonesia (Psi) Pada Segmentasi Pemuda Di Kota Pekanbaru STRATEGI MARKETING POLITIK PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA (PSI) PADA SEGMENTASI PEMUDA DI KOTA PEKANBARU Oleh : Rifdah Hayani Nasution Pembimbing : bapak dr. Belli nasution, s.ip, ma Konsentrasi Hubungan Masyarakat - Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277 Abstract The purpose of this study was to determine the political marketing process of the Indonesian Solidarity Party in the segmentation of youth in Pekanbaru in determining party orientation. And to find out the political marketing process of the Indonesian Solidarity Party in the face of the 2019 legislative elections in Pekanbaru City in the process of finding and developing supporters. The political marketing theory approach used was owned by Lees- Marshment to see the process of determining party orientation and that of Adman Nursal to see the party develop supporters and voters on the segmentation of youth in Pekanbaru. This study uses a descriptive qualitative research method with a purposive technique. From data analysis, it can be concluded below in the political marketing process ahead of the 2019 election, the Indonesian Solidarity Party is a sales-oriented party (SOP), this is based on the foundation of the party and programs that are not formed through a market research process but after political products are formed mapping has only been carried out and acts of persuasion to prospective voters are deemed appropriate. The Indonesian Solidarity Party does not have specifications in mapping and voter targets because millennial is not homogeneous so it cannot be classified as only one group, in the process of delivering products PSI has not been able to balance 3 approaches simultaneously, namely directly, through the media, and influential figures or groups , because PSI is still focusing on the use of FGDs and social media but has not yet taken the process directly to the grassroots and there are not many influential figures possessed by the PSI so that the PSI does not have closeness to groups that are able to support the PSI vote in the upcoming elections. The marketing process carried out by PSI ahead of the 2019 election is still relatively low, so that the existence of the PSI in the upcoming 2019 election is only for existence but cannot get a significant enough vote even though they are sure of that. Keywords: Political Marketing, Indonesian Solidarity Party, 2019 Election. JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1 PENDAHULUAN wakil Presiden. Pemilu yang dilakukan Perubahan dalam perpolitikan secara rutin setiap lima tahun sekali Indonesia sejak jatuhnya rezim Orde Baru tersebut, ditandai dengan banyak telah memberikan ruang demokrasi yang munculnya partai politik. Partai politik sesungguhnya. Hal ini ditandai dengan dengan ideologi, visi, dan misiberlomba- lahirnya era reformasi. Indonesia menjadi lomba untuk tampil di depan publik untuk negara yang mulai menghargai hak-hak merebut hati parakonstituennya. warga negaranya terutama dalam Partai politik peserta Pemilu menentukan wakilnya di DPRD dan DPR tahun 2019 ini diikuti oleh Empat Belas serta pemimpinnya. Reformasi politik partai politik yang akan telah membawa Indonesia menjadi negara berkompetisiuntuk pemilihan anggota dengan sistem politik yang demokratis, Dewan Perwakilan Rakyat, baik untuk setiap partai politik memiliki kebebasan tingkat Kabupaten/Kota/ Provinsi dan yang sama dalam berpartisipasi, Pusat. Berikut adalah nomor urut berkompetisi untuk mempengaruhi, dan kepesertaan partai, nama partai politik bahkan berebut kekuasaan (Muslim, dan nama ketua umum dari ke empat 2013:24). Perubahan sistem kepartaian di belas partai politik peserta pemilu tahun Indonesia menjadi sistem multi-partai 2019, seperti terlihat pada Tabel 1 merupakan salah satu langkah untuk berikut: menciptakan iklim demokrasi yang lebih Tabel 1 baik, hal ini ditandai dengan lahirnya Nomor Urut, Nama Partai Undang-Undang Nomor 2 tahun 1999 Politik dan Nama Ketua Umum tentang Kepartaian. Partai Politik Peserta Pemilu Di samping itu, perubahan yang Tahun 2019 sangat signifikan terhadap perkembangan demokrasi baik tingkat pusat maupun di No Nama Partai Politik Nama Ketua Umum daerah sesuai dengan tuntutan reformasi 1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar adalah pemilihan Presiden dan wakil 2 Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (Gerindra) Presiden, pemilihan Kepala Daerah dan 3 Partai Demokrasi Indonesia Megawati Soekarnoputri wakil Kepala Daerah, serta pemilihan Perjuangan (PDIP) 4 Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartanto Anggota Dewan Perwakilan Rakyat baik 5 Partai Nasional Demokrat Surya Paloh untuk tingkat II, I dan Pusat yang dipilih (Nasdem) 6 Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana secara langsung dan tidak lagi dilakukan 7 Partai Berkarya Neneng A Tutty melalui pemilihan di DPRD dan DPR. 8 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman 9 Partai Persatuan Indonesia Harry Tanoesoedibyo Pemilihan Presiden dan wakil Presiden, (Perindo) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 10 Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy serta Dewan Perwakilan Rakyat secara (PPP) 11 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie langsung tersebut merupakan 12 Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan konsekuensi terhadap perubahan dalam 13 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Odang 14 Partai Demokrat Susilo Bambang tatanan kenegaraan di Indonesia akibat Yudhoyono adanya amandemenUUD 1945 Sumber : Data Baru KPU, 2018. (Abdullah, 2007: 4-5). Dari ke empat belas partai politik Dalam konteks pemilihan peserta Pemuli tahun 2019 tersebut ada tersebut, biasa disebut dengan Pemilu, empat partai politik yang relatif baru yang bertujuan untuk memilih para calon berdiri dan baru pertama kali pula wakil rakyat di tingkat pusat maupun mengikuti Pemilu Legislatif, salah daerah serta memilih Kepala Daerah dan satunya adalah Partai Solidaritas wakilnya serta memilih Presiden dan Indonesia (PSI).Partai Solidaritas JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2 Indonesia (PSI) dibentuk pada 15 ditentukan. Dari minimal kuota yang November 2014 dan menjadi satu- diwajibkan untuk Pekanbaru sebanyak satunya partai politik yang lolos dalam 88 sempel minimal yang harus dipenuhi, verifikasi Kementerian Hukum dan Hak PSI Pekanbaru sudah memenuhi syarat Asasi Manusia (Kemenkumham) tahun sebanyak 94 orang dari 101 sempel. 2016. Ada enam parpol yang mengikuti PSI menjadi wadah bagi suara proses verifikasi tersebut, namun hanya muda Pekanbaru yang belum tersalurkan PSI yang lolos, tepatnya pada 7 Oktober dan ingin aktif dalam kancah 2016. Kemudian Pengurus Partai perpolitikan Indonesia. Untuk Solidaritas Indonesia (PSI) mendaftarkan Pekanbaru kepengurusan laki-laki partaiyasebagai peserta Pemilu tahun sebesar 57 persen dan perempuan 43 2019 ke Komisi Pemilihan Umumyakni persen. Sementara itu, berdasarkan data pada Selasa, 10 Oktober 2017 dari PSI Kota Pekanbaru rentang (Republika.co.id. 2016). kepengurusan pemula 17-24 tahun Sebagai pendatang baru dalam sebesar 36 persen, 25-32 tahun 47 konstalasi politik, Partai Solidaritas persen, 33-40 tahun 11 persen, dan 41-45 Indonesia (PSI) dituntut untuk sebanyak 6 persen. secepatnya melakukan langkah-langkah Dalam mensosialisasikan strategis guna mendapat simpati dari program-program dan mendekatkan diri masyarakat sehingga masyarakat ke masyarakat, khususnya anak muda nantinya bersedia menjadi konstituen PSI menggunakan media social dalam dan menjatuhkan pilihan suaranya berinteraksi. Adanya perkembangan kepada Partai Solidaritas Indonesia teknologi informasi dan komunikasi (PSI). Secara nasional, ada 195,6 juta membuat masyarakat masa kini lebih orang yang dipastikan memiliki hak pilih sadar dan mengetahui bagaimana cara pada Pemilu 2019. Dari data penduduk berpolitik yang benar. Dampak bagi Potensial Pemilu diperkirakan hampir 40 partai politik adalah jika mereka masih persennya merupakan pemilih pemula. menggunakan pendekatan eksploitatif Ini tentunya menjadi nilai tambah PSI maka partai politik atau kandidat akan yang menetapkan segmen pemilihnya semakin ditinggalkan oleh konstituen yakni pemilih muda. Perkiraan yang atau pendukung mereka sehingga akan sama juga ada di Kota Pekanbaru. semakin kehilangan peluang untuk Berdasarkan data pemilu 2014 lalu ada memenangkan pemilihan. Oleh sebab sekitar 4 juta pemilih, 40 persennya itu, dibutuhkan pendekatan baru yaitu adalah pemilih pemula. Untuk lebih pendekatan political marketing yang menguatkan bahwa PSI merupakan perlu diterapkan oleh partai politik atau partainya anak muda, dari sisi kandidat apabila mereka tidak kepengurusan, setiap pengurus PSI di isi menginginkan kehilangan dukungan oleh anak muda, tidak ada yang berusia dari masyarakat sebagai pemilih. lebih dari 45 tahun. Untuk verifikasi Di tengah-tengah era teknologi kepengurusan, PSI Pekanbaru dikunjungi digitalisasi, strategi marketing politik langsung Ketua KPU Pekanbaru ke merupakan cara yang tepat untuk kantor DPD PSI Pekanbaru Jalan Palapa menghasilkan kemenangan dalam No.19 Pekanbaru. Secara factual saat itu pemilihan umum maupun pemilihan para pengurus DPD PSI Pekanbaru legislatif. Strategi yang dilakukan oleh sudah hadir dan memenuhi syarat. PSI sangat menarik jika dibandingkan Begitu pula dengan verifikasi factual dengan partai-partai pendahulunya, meski keanggotaan, PSI memenuhi syarat yang pemanfaatan media sosial sudah ada JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3 namun tidak semaksimal yang dilakukan tetapi
Recommended publications
  • Respons Konstitusional Larangan Calon Anggota Dewan Perwakilan
    Respons Konstitusional Larangan Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah sebagai Pengurus Partai Politik Constitutional Response Concerning the Prohibition for Regional Representative Council Candidates as Political Party Officials Pan Mohamad Faiz dan Muhammad Reza Winata Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara Mahkamah Konstitusi Jl. Medan Merdeka Barat No.6, Jakarta E-mail: [email protected] dan [email protected] Naskah diterima: 27/03/2019 revisi:07/08/2019 disetujui: 20/08/2019 Abstrak Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 30/PUU-XVI/2018 bertanggal 23 Juli 2018 menjadi salah satu putusan penting bagi desain lembaga perwakilan di Indonesia. Dalam Putusan tersebut, MK menyatakan bahwa pengurus partai politik dilarang menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah. Namun, tindak lanjut dari Putusan ini memicu polemik ketatanegaraan. Sebab, terjadi kontradiksi mengenai waktu pemberlakuan larangan tersebut akibat adanya perbedaan pemaknaan terhadap Putusan MK di dalam Putusan MA, PTUN, dan Bawaslu. MK menyatakan bahwa Putusannya berlaku sejak Pemilu 2019. Akan tetapi, Putusan MA, PTUN, dan Bawaslu tersebut menyatakan larangan tersebut berlaku setelah Pemilu 2019. Artikel ini mengkaji kontradiksi Putusan-Putusan tersebut doktrindengan menggunakanresponsivitas terhadap tiga pisau putusan analisis, pengadilan yaitu: (1) finalitasdari Tom putusan; Ginsburg, (2) artikel respons ini menyimpulkanterhadap putusan; bahwa dan Keputusan(3) validitas KPU atau yang keberlakuan tetap kukuh norma. memberlakukan Dengan menggunakan larangan bagi pengurus
    [Show full text]
  • Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo
    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id PUTUSAN Nomor 33 P/HUM/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Mahkamah AgungMemeriksa dan mengadili Republik perkara permohonan keberatan Indonesia hak uji materiil terhadap Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tata Tertib, pada tingkat pertama dan terakhir telah memutuskan sebagai berikut, dalam perkara: 1. Ir. ANANG PRIHANTORO, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal RT. 003 RW. 003 Kelurahan Nambahdadi, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, pekerjaan Anggota DPD RI Periode 2014-2019; 2. MARHANY VICTOR POLY PUA, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal RT. -/RW 008 Kelurahan Kairagi Dua Kecamatan Mapanget Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, pekerjaan Anggota DPD RI Periode 2014-2019; 3. DJASARMEN PURBA, S.H. kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal Jl. Kaktus Giwang No. 2A Sukajadi RT/RW: 003/001 Batam, pekerjaan Anggota DPD RI Periode 2014- Mahkamah Agung2019; Republik Indonesia 4. AM. IQBAL PAREWANGI, S.SI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal Jl. Datuk Patimang No. 47 RT/RW: 006/003, Desa La’Latang, Kec. Tallo, Kota, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, pekerjaan Anggota DPD RI Periode 2014-2019; 5. HI AHMAD JAJULI S.IP, kewarganegaraan Indonesia, Jl. Sisinga Mangaraja No. 56 LK2, RT/RW: 012/-, Desa Gedong Air, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, pekerjaan Anggota DPD RI Periode 2014-2019; Selanjutnya memberi kuasa kepada : 1. Dr. A. Irmanputra Sidin, S.H., M.H.; 2. Iqbal Tawakkal Pasaribu, S.H.; 3. Hermawanto, S.H.,M.H.; 4. Victor Santoso Tandiasa, S.H., M.H.; Mahkamah Agung5. Agustiar, Republik S.H.; Indonesia Halaman 1 dari 53 halaman.
    [Show full text]
  • JURNAL MAJELIS Media Aspirasi Konstitusi
    JURNAL MAJELIS Media Aspirasi Konstitusi MEWUJUDKAN VISI INDONESIA 2045 Badan Pengkajian MPR RI 2018 Susunan Dewan Redaksi Penasehat : Dr. (H.C.) Zulkifl i Hasan, S.E., M.M. Dr. Mahyudin, S.T., M.M. E.E. Mangindaan, S.IP. Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, M.A. Dr. (H.C.) Oesman Sapta Odang Dr. Ahmad Basarah, M.H. H. Ahmad Muzani Dr. (H.C.) H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si. Pengarah : Dr. Bambang Sadono, S.H., M.H. Prof. Dr. Hendrawan Supratikno Rambe Kamarul Zaman, M.Sc., M.M. Martin Hutabarat, S.H. Ir. Tifatul Sembiring Penanggung Jawab : Dr. Ma’ruf Cahyono, S.H., M.H. Wakil Penanggung Jawab : Dra. Selfi Zaini Pemimpin Redaksi : Drs. Yana Indrawan, M.Si. Redaktur Pelaksana : Tommy Andana, S.IP, M.AP. Drs. Joni Jondriman Editor : Siti Aminah; Pradita Devis Dukarno; Otto Trengginas Setiawan. Pengumpul Bahan : Endang Sapari; Endang Ita; Riswandi; Rindra Budi Priyatmo; Dian Kartika Sari; Widhi Aditia Putra; Bayu Nugroho; Wafi strietman Corris; Elias Petege; Indra Ardianto; Wasinton Saragih; Rani Purwati Kemala Sari; Alamat Redaksi Biro Pengkajian, Sekretariat Jenderal MPR RI Gedung Bharana Graha, Lantai 3, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 6 Jakarta 10270 Telp. (021) 57895421, Fax: (021) 57895420 E-mail : [email protected] / [email protected] DAFTAR ISI Daftar Isi ......................................................................................................................... i Pengantar Redaksi ...................................................................................................... iii Sambutan Sekretaris Jenderal
    [Show full text]
  • ETIKA POLITIK DAN KEKUASAAN (Studi Atas Pemilihan Ketua DPD RI Periode 2017-2019, Oesman Sapta Odang)
    ETIKA POLITIK DAN KEKUASAAN (Studi atas Pemilihan Ketua DPD RI Periode 2017-2019, Oesman Sapta Odang) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Muhammad Mardhiyulloh 11141120000045 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M ABSTRAK ETIKA POLITIK DAN KEKUASAAN (Studi atas Pemilihan Ketua DPD RI Periode 2017-2019, Oesman Sapta Odang) Pemilihan Ketua DPD RI merupakan bagian dari pemilihan pimpinan DPD RI, tercakup di dalamnya pemilihan wakil ketua I dan wakil ketua II. Terdapat sesuatu yang berbeda pada pemilihan ketua DPD RI periode 2017-2019 dengan pemilihan-pemilihan periode sebelumnya, yaitu kebiasaan memilih ketua DPD RI dari kalangan independen atau non partisan, sedangkan kali ini memilih ketua DPD RI Oesman Sapta Odang dengan status rangkap jabatan sebagai wakil ketua MPR RI periode 2014-2019 dan juga ketua umum partai Hanura. Selain itu, pemilihan tersebut juga sebagai wujud perubahan Tata Tertib DPD RI No. 1 Tahun 2014 yang mengatur masa jabatan pimpinan selama lima tahun menjadi No. 1 Tahun 2016 dan No. 1 Tahun 2017 dengan aturan dua tahun enam bulan. Secara otomatis periode pimpinan DPD RI 2014-2019 berubah menjadi periode 2014-2017 dan terpaksa berakhir pada April 2017. Namun demikian, Mahkamah Agung (MA) melalui putusannya No. 38P/HUM/2016 dan 20P/HUM/2017 membatalkan perubahan Tata Tertib DPD RI tersebut dan mengembalikannya pada Tata Tertib DPD RI No. 1 Tahun 2014. Akan tetapi, pemilihan tersebut tetap berlangsung dengan diwaranai kericuhan yang berdampak terhadap buruknya citra moral DPD RI. Skripsi ini mengkaji dinamika politik sebenarnya yang terjadi pada pemilihan pimpinan DPD RI periode 2017-2019, juga membedah fenomena tersebut dan status rangkap jabatan Oesman Sapta Odang dari sudut pandang etika politik, juga membongkar sumber-sumber kekuasaan Oesman Sapta Odang sebagai Ketua DPD RI terpilih.
    [Show full text]
  • A Critical Discourse Analysis of Women, Power, and Social-Political
    A Critical Discourse Analysis of Women, Power, and Social-Political Change in the Indonesian Online News Media Jane Louise Ahlstrand BA Asian and International Studies BA Languages and Applied Linguistics (Hons) A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy at The University of Queensland in 2018 School of Languages and Cultures Faculty of Humanities and Social Sciences i Abstract In recognition of the increasing relevance of the online news media and women’s political subjectivity to Indonesia’s democratic transformation since the fall of the authoritarian New Order in 1998, this thesis examines the discursive representation of three prominent Indonesian female political leaders and their relationship with power in the political reportage of mainstream online news media site, Kompas.com. The three women in focus are the leader of the ruling PDI-P (Indonesian Democratic Party of Struggle), Megawati Soekarnoputri; Minister of Maritime Affairs and Fisheries, Susi Pudjiastuti; and Mayor of Surabaya, Tri Rismaharini. Situated in the broader historical context of post-authoritarianism, the specific time period of enquiry spans the two-year transition from 1 July 2013 to 30 June 2015, centred upon the fiercely contested 2014 presidential election. By focusing on the mediated representation of three prominent women in the language of the online news media, this thesis aims to interrogate shifting representations of relations of power in a context of social and political change in Indonesia. It aims more broadly to evaluate the implications for Indonesia’s democratisation, the associated role of the Indonesian news media, and identify obstacles and opportunities for women to participate in democratic political life.
    [Show full text]
  • The Impact of the Decision of the Constitutional Court Number 30 / PUU-XVI / 2018 on the Institution of the Regional Representative Council
    The Impact of the Decision of the Constitutional Court Number 30/PUU-XVI/2018 on the Institution of the Regional RepresentativeSTAATSRECHT Council : Indonesian Constitutional Law Journal Volume 5 Nomor 1 (2021). P-ISSN: 2549-0915. E-ISSN: 2549-0923 4 The Impact of the Decision of the Constitutional Court Number 30 / PUU-XVI / 2018 on the Institution of the Regional Representative Council Muhammad Al-Fatih, Mujar Ibnu Syarif, Abdul Qodir Poskolegnas UIN Jakarta in Associate with APHAMK DKI Jakarta - 1 Muhammad Al-Fatih, Mujar Ibnu Syarif, Abdul Qodir The Impact of the Decision of the Constitutional Court Number 30/PUU-XVI/2018 on the Institution of the Regional Representative Council Muhammad Al-Fatih,1 Mujar Ibnu Syarif,2 Abdul Qodir3 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia 10.15408/siclj.v5i1.20752 Abstract This study aims to find out the background of the filing of the lawsuit against the Constitutional Court Number 30/PUU-XVI/2018 and understand the effect of the decision of the Constitutional Court Number 30/PUU-XVI/2018 on the Institution of the Regional Representatives Council. The research method used in this study is a normative juridical approach with a statutory approach, a historical approach, and a conceptual approach obtained from data collection techniques by literature study through a legislative approach that refers to the 1945 Constitution, the Act, and the Decision of the Constitutional Court. related to the topic of discussion. The results of the study indicate that the background for filing the lawsuit is because there is no clear meaning to the phrase "other work" in Article 182 letter I of the Election Law which has provided space for political party functionaries as candidates for DPD members.
    [Show full text]
  • Guide to the 2019 Indonesian Elections
    GUIDE TO THE 2019 INDONESIA ELECTIONS KEVIN EVANS INDONESIA DIRECTOR, THE AUSTRALIA-INDONESIA CENTRE ELECTION DAY IN 2019 On Wed 17 April 2019, 190 million Indonesian voters will set off to the polls to elect their President and Vice-President. On this day they will also elect 136 members of the national Regions House, a kind of weak Senate, together with 575 members of the powerful House of Representatives. In addition they will elect 2,207 provincial level MPs from the 34 Provinces and also elect 17,610 local councillors across more than 500 local authorities. GUIDE TO THE 2019 INDONESIA ELECTIONS THE PATH TO THE PRESIDENCY To win the election, a Presidential/Vice-presidential team must secure over 50% of the popular vote. If no candidate secures 50% of the vote in the first round then the top two candidate pairs face off in a second round. The path to winning the election, however, consists of several stages. The process begins with nomination. While Indonesia today, like the USA, operates a presidential system of government, the DNA from the country’s various old parliamentary systems is often close to the surface. For example, candidacy is determined by demonstrating support from parties in the House of Representatives (DPR). A candidate team needs to show they have the support of parties commanding at least 20% of seats in the current DPR or 25% of the votes their parties secured in the last election. Given that there are no large parties in the current Parliament (the largest party commands less than 20% of the seats and votes), candidate teams invariably form coalitions of support.
    [Show full text]
  • Liputan Berita Kemenko Bidang Kemaritiman
    LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN 1 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Nama Media Hal Judul Berita Ringkasan Nada Kompas.com 1 Luhut: Danau Toba KOMPAS.com - Menteri Positif Akan Punya Koordinator Bidang Galangan Kapal Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Danau Toba, Sumatera Utara, akan segera memiliki galangan kapal. Hal ini disampaikannya setelah dia meninjau Dermaga Porsea, Balige, dan Danau Toba untuk melihat perkembangan pembuatan kapal penumpang. "Kan kita belum punya galangan kapal di Danau Toba ini, sekarang kita coba bikin, nanti kita akan rapikan," katanya seperti dikutip dari rilis, Jumat (13/7/2018). 2 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Beritajowo.com 1 Diplomasi Ofensif Jakarta: Kementerian Luar Positif Langkah Pasti Negeri Republik Indonesia Kemlu RI Dorong dan jajaran diplomatnya Pertumbuhan harus mengedepankan Indonesia 'diplomasi ofensif' dalam memahami setiap detail dari setiap isu dunia yang dihadapi di berbagai bidang, mengantisipasi dan merencanakan aksi dengan selangkah lebih maju dari pihak/ negara lain, dan menjadi dasar kebijakan posisi Indonesia dalam menghadapi situasi global yang terus berubah dewasa ini.(11/7) Hal ini ditekankan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di depan para diplomat senior dalam presentasinya di Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri RI. Kunjungan ke Pusat Pendidikan dan Latihan Kemenlu RI didampingi oleh Kepala Pusdiklat Kemlu RI, Yayan G.H. Mulyana; dan Direktur Diklat Sesparlu, June Kuncoro Hadiningrat 3 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Hari/Tanggal Sumber Berita Halaman Senin, 16 Juli 2018 Kompas.com 1 Luhut: Danau Toba Akan Punya Galangan Kapal Kompas.com - 16/07/2018, 07:00 WIB KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Danau Toba, Sumatera Utara, akan segera memiliki galangan kapal.
    [Show full text]
  • Popularitas, Akseptabilitas, & Elektabilitas Kandidat Calon Presiden
    www.poltracking.com TEMUAN SURVEI NASIONAL PERSEPSI DAN PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILPRES & PILEG SERENTAK 2019 “PETA ELEKTORAL & SKENARIO POROS KOALISI PILPRES 2019” TEMUAN SURVEI NASIONAL: 27 JANUARI – 3 FEBRUARI 2018 LATAR BELAKANG 2 Secara umum, pencalonan kandidat (candidacy) atau candidate nomination dalam banyak kasus dan kajian akademis telah menjadi residual function alias fungsi yang tersisa dari banyak fungsi partai politik seperti agregasi, representasi, dan sosialidasi politik. Diluar fungsi kandidasi, fungsi-fungsi partai politik sudah banyak pudar dan digantikan oleh institusi-institusi demokrasi lainnya seperti NGO, Ormas, dan Media. Parahnya, tendensi ini terjadi di banyak negara (Norris, 2008), termasuk Indonesia. Tetapi, pencalonan kandidat presiden di Indonesia mempunyai konsekuensi serius pada tiga isu elektoral sekaligus: partai politik, incumbency (pemerintahan/partai yang berkuasa) dan pemilih itu sendiri. Konsekuensi pertama, pencalonan presiden berimplikasi serius pada relasi antarpartai (interparty politics). Hak kandidasi presiden tetap berada dan dipegang oleh partai politik sebagai satu-satunya lembaga yang diakui konstitusi (UUD pasal 6A), namun partai ‘terpaksa’ harus saling merapat/menjauh karena prasyarat ambang batas pencalonan 20% yang baru saja diputus Mahkamah Konstitusi. Apalagi sistem kepartaian multipartai ekstrem di Indonesia—dimana tidak ada partai dominan bahkan partai yang melebihi 20% kursi—menyebabkan pencalonan presiden di Indonesia menggiring partai-partai untuk saling berkompromi baik secara ideologis maupun pragmatis. TEMUAN SURVEI NASIONAL 1200 RESPONDEN Temuan Surnas: 27 Januari – 3 Februari 2018 LATAR BELAKANG 3 Konsekuensi kedua, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja inkamben (Job Approval Rating) merupakan pintu masuk penting untuk membaca trend dukungan terhadap inkamben baik presiden, wakil presiden, maupun para pembantu presiden (menteri). Tingkat kepuasan ini berkorelasi kuat pada trend dukungan dalam kontestasi politik elektoral.
    [Show full text]
  • “Open, Progressive, That's Us!” Partai Solidaritas Indonesia (Psi)
    “OPEN, PROGRESSIVE, THAT’S US!” PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA (PSI): Political Parties as Mechanisms for Social and Political Change in a Post-Suharto Political System Amanda Lucia Burckhardt Advisor: Agus Wahyudi, PhD. UGM SIT Study Abroad Indonesia: Arts, Religion, and Social Change Spring 2018 Table of Contents I. Acknowledgements……………………………………………………………3 II. Abstract………………………………………………………………….…….4 III. Introduction……………………………………………………………………5 a. Objectives of Study b. Methodology and Ethics c. Limitations and Challenges d. Brief Statement of Findings IV. Background………………………………………………………………….12 a. Development of Political Parties in Indonesia b. Scholarly Discourse on the Post-Suharto Political Party System V. Partai Solidaritas Indonesia (PSI): The Millennial Party…………………..19 a. Overview of PSI’s Development and Principles b. Bro Toni: A Conversation with the Secretary General of PSI c. Regional Realities i. Yogyakarta Chairman Sigit ii. Observations at a Yogyakarta PSI Candidate Meeting VI. Youth Perspectives on PSI and Political Parties……………………………32 VII. Conclusion………………………………………………………….….……36 VIII. Recommendations for Further Study……………………………...………...39 IX. Bibliography…………………………………………………………………40 X. Appendix……………………………………………………………….……43 2 I. Acknowledgements First and foremost, I would like to thank mi familia preciosa. Without whom, I would not have had the opportunity, courage or support to be the first in my family to travel so far around the world. I also give deep thanks to Naia and Izzy, who provided invaluable academic and emotional support throughout my project. Many thanks to the International Program’s staff at Occidental College for guiding and supporting me as I went through the study abroad application and preparation process. Thank you to all the families in Indonesia that welcomed me into their homes, shared their lives and culture with me and put up with my very limited Bahasa Indonesia skills.
    [Show full text]
  • Deparpolisasi Keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah (Tela‘Ah Atas Hasrat Partai Politik Dalam Mengokupasi DPD)
    Kiki Wulandari, Deparpolisasi Keanggotaan…. Deparpolisasi Keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah (Tela‘ah Atas Hasrat Partai Politik Dalam Mengokupasi DPD) Kiki Wulandari, Putri Apriani, Sulkifly, Irfan Amir Prodi Hukum Tata Negara Fakultas Syari‘ah dan Hukum ,slam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone, Indonesia Email: [email protected] Abstract The beginning of filling the first period of DPD seats (2004-2009) required that the candidate for the DPD members were not an administrator of political parties within a minimum period of four years that calculated until the date of nominating candidates. However, along with the political power struggling in parliament, this requirement then removed in the requirements for the next period of DPD membership. The implication, after being elected as DPD members, the senators forget about their constituent and choose to join certain political parties, the impact of the DPD that they were not focus anymore to fight for the local aspirations of their region, in otherwise they tend to fight for the interests of their political groups/parties. To understand and examine above the problem, the authors conducted normative legal research, with two research approaches namely the statute approach and the conceptual approach. The results showed that the constitutionality of the nomination of DPD members from political parties is the desire of political parties to occupy the DPD which is it cannot be justified, with the following arguments; (i) deny the Original Intent of DPD formation, (ii) The concept of bicameralism requires that there are differences in ingredients between the DPR and DPD so that there is no double representation. Keywords : Deparpolisasi; Political Parties; DPD Abstrak Dimasa awal pengisian kursi DPD priode pertama (2004-2009) mensyaratkan calon anggota DPD bukan pengurus partai politik dalam rentang waktu minimal empat tahun yang dihitung sampai dengan tanggal pengajuan calon.
    [Show full text]
  • Kabupaten Musi Rawas Utara 400 Responden
    Laporan Survei Preferensi Politik Masyarakat Menuju Pemilihan Umum 2019 Survei Nasional Pendahuluan 2 Latar Belakang • Laporan ini menyajikan hasil survei tentang preferensi politik masyarakat Indonesia, menjelang Pemilihan Umum Legislatif 2019. • Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 19 – 25 Maret 2019, melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview) terhadap 2000 orang dan merupakan masyarakat dewasa yang terdaftar sebagai pemilih di Pemilihan Umum. • Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih. SURVEI NASIONAL Property Of CHARTA POLITIKA INDONESIA PERIODE MARET 2019 3 This document is strictly confidential and not to be used For outside the project under any conditions Metodologi • Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metoda penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap Provinsi. • Dengan jumlah sampel sebanyak 2000 responden, margin of error +/- 2.19% pada tingkat kepercayaan 95%. • Unit sampling primer survei (PSU) ini adalah desa/kelurahan dengan sampel kelurahan yang tersebar di Seluruh Provinsi di Indonesia. • Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara random sebesar 20% dari total sampel. Dalam quality control tidak ditemukan adanya kesalahan berarti. SURVEI NASIONAL Property Of CHARTA POLITIKA INDONESIA PERIODE MARET 2019 4 This
    [Show full text]