PENELITIAN PERMUKIMAN MASA BALI KUNO ABAD IX- XIV DI BALI UTARA: KAJIAN TOPONIMI BERDASARKAN SUMBER PRASASTI Oleh I Gusti Ngurah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

PENELITIAN PERMUKIMAN MASA BALI KUNO ABAD IX- XIV DI BALI UTARA: KAJIAN TOPONIMI BERDASARKAN SUMBER PRASASTI Oleh I Gusti Ngurah PENELITIAN PERMUKIMAN MASA BALI KUNO ABAD IX- XIV DI BALI UTARA: KAJIAN TOPONIMI BERDASARKAN SUMBER PRASASTI Oleh I Gusti Ngurah Tara Wiguna, Dkk I Pendahuluan Sejumlah pakar memberikan batasan bahwa permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan pedesaan maupun perkotaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan mendukung prikehidupan dan penghidupan. Tempat tersebut telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu tujuan yang jelas, sehingga memberikan kenyamanan kepada penghuninya, sehingga terbentuknya suatu permukiman (settlement) merupakan suatu proses aktivtas manusia untuk mencapai dan menetap pada suatu kawasan atau daerah. Menurut WHO permukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperluhkan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk kelompok dan individu. Selanjutnya dalam Undang-Undang No.1 tahun 2011 dipertegas bahwa permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia sejak manusia mulai hidup menetap. Awal dibangunnya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik, namun dalam perkebangannya selanjutnya pemilihan dan pemilikan tempat permukiman berkembang fungsinya 1 menjadi kebutuhan psikologis, estetika, menandai status sosial, ekonomi, sehingga menjadi suatu kebutuhan. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia yakni pangan, sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup. Berdasarkan uraian tersebu di atas maka dapat dikatakan bahwa masalah permukiman dapat dikaji melalui berbagai disiplin ilmu baik ilmu eksak maupun ilmu sosial, ilmu budaya dan bahkan ilmu perbatasan. Menyadari akan hal tersebut, beberapa arkeolog telah lama tertarik untuk melakukan kajian permukian khususnya permukian masa lampau. Mereka berangkat dari data sisa aktivitas kehidupan manusia masa lampau seperti artefak, fitur, ekofak, situs, dan kawasan tempat data itu ditemukan. Salah satu jenis artefak yang digunakan sebagai data utama dalam penelitian ini yakni prasasti yang dikeluarkan pada masa Bali Kuno. Adapun alasan digunakannya prasasti sebagai data utama karena informasi yang dimuat di dalamnya berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada jaman prasasti itu ditulis. Penelitian terhadap prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masa Bali Kuno sudah sering dilakukan, namun secara ekspisit belum banyak yang mengarahkan penelitiannya ke masalah-masalah permukiman. Namun demikian berdasarkan hasil dari sejumlah prasasti Bali Kuno khususnya yang berasal dari abad IX-XIV Masehi dapat diketahui bahwa permukiman pada masa itu telah tersebar di wilayah Pulau Bali. Penataan wilayah kerajaan, dalam arti pembagian wilayah administratif sangat sederhana, hanya ada wilayah tingkat pusat dan wilayah tingkat desa. Wilayah pusat mencakup seluruh wilayah kerajaan disebut kedatwan/kedatuan yang dapat diartikan ‘kerajaan’ dan ‘wilayah kerajaan’disebut ‘mandala’. Sementara wilayah tingkat desa disebut dengan beberapa istilah antara lain banua atau wanua, thani kemudian disebuti desa yang berarti ‘desa’, (Goris 1954, 236) serta batas wilayah desanya disebut parimandala. Banua/wanua,thani, dan desa yang merupakan kesatuan geografis diberikan identitas berupa nama demikian pula kesatuan atau unsur-unsur geografis lainnya, sehingga munculah ‘nama tempat’. Pengetahuan tentang nama tempat itu kemudian disebut 2 ‘toponomi’. Kajian terhadap toponomi khususnya dalam prasasti dapat megetahui sebaran permukiman pada suatu wilayah, yang sudah tentu diawali dengan upaya mengetahui sebaran prasasti dan mengkaji isi dari prasasti yang mempunyai hubungan dengan wilayah tersebut. Dengan mengkaji isi prasasti tersebut maka diupayakan untuk mengetahui nama satuan geografis atau toponim, sebaran permukiman berdasarkan kajian toponim yang sering dimuat dalam sambandha seuatu prasasti. Selanjutnya ditawarkan dalam penelitian ini bagaimana peran wilayah-wilayah yang dimuat dalam prasasti dalam kontek Sejarah Bali Kuno. II Sebaran Prasasti Bali Kuno di Wilayah Kabupaten Buleleng Untuk mengetahui sebaran prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masa Bali Kuno diawali studi kepustakaan yang dilanjutkan dengan survey lokasi dan disertai dengan wawancara. Berdasarkan beberapa data kepustakaan, terutama yang disusun olehJ.L.A. Brandes (1885), Van Stein Callenfels (1926), R. Goris (1954), sampai dengan hasil penelitian terbaru termasuk hasil survey dan wawancara, dapat diketahui bahwa di wilayah Kabupaten Buleleng sedikitnya ditemukan 31 kelompok prasasti yang terdiri atas 39 kesatuan. Prasasti tersebut ditemukan di 6 kacamatan yang tersebar di 15 desa adat dan 1 kesatuan lagi merupakan koleksi Gedong Krtya, dengan rincian sebagai berikut. Di Kecamatan Kubutambahan ada 5 desa adat yang menyimpan prasasti, yakni Desa Adat Kelandis menyimpan 1 kelompok prasasti yang terdiri atas 1 kesatuan; Desa Adat Bengkala menyimpan 1 kelompok prasasti yang terdiri atas 1 kesatuan; Desa Adat Bila menyimpan 1 kelompok prasasti yang terdiri atas 2 kesatuan (Bila AI dan AII); Desa Adat Depaha dulunya menyimpan 1 kelompok prasasti yang terdiri atas 1 kesatuan (Depeha/Bet Ngandang), dan 1 kelompok prasasti yang terdiri atas 3 kesatuan, yaitu Prasasti Pura Desa I, II, dan III, yang dulunya tercatat bahwa tersimpan di Desa Gobleg, dan isinya berkaitan dengan Prasasti Depeha/Bet Ngandang, tetapi keberadaannya tidak diketahui; Desa Adat Bulian menyimpan 2 kelompok prasasti yang terdiri atas 2 kesatuan (Bulian A dan B). Secara keseluruhan, Kecamatan Kubutambahan terdapat 7 kelompok prasasti 3 yang terdiri atas 10 kesatuan (termasuk prasasti yang berpindah tempat dan keberadaannya belum diketahui). Di Kecamatan Sawan terdapat 3 desa adat yang menyimpan prasasti, yakni di Desa Adat Bebetin tersimpan 2 kelompok prasasti yang terdiri atas 4 kesatuan (Bebetin AI, AII, AIII, dan Bebetin B); Desa Adat Sawan tersimpan 3 kelompok prasasti yang terdiri atas 3 kesatuan (Sawan A, B, dan C); Desa Adat Jagaraga menyimpan 1 kelompok prasasti yang hanya tinggal 1 lempeng saja. Secara keseluruhan, Kecamatan Sawan terdapat 6 kelompok prasasti yang terdiri atas 8 kesatuan. Di Kecamatan Tejakula keberadaan prasasti tersebar di beberapa desa adat, di antaranya Desa Adat Les-Penuktukan tersimpan 1 kelompok prasasti yang hanya tediri atas 1 lempeng; Desa Adat Tejakula tersimpan 1 kelompok prasasti yang hanya terdiri atas 1 kesatuan; Desa Adat Julah dan Sembiran tersimpan 3 kelompok yang terdiri atas 6 kesatuan (Sembiran AI, AII, AIII, AIV, Sembiran B, dan C). Secara keseluruhan, Kecamatan Tejakula terdapat 5 kelompok prasasti yang terdiri atas 8 kesatuan. Selanjutnya di Kecamatan Banjar, prasasti tersimpan di 2 desa adat, yakni di Desa Adat Gobleg (tersimpan di Puri Gobleg) yang terdapat 8 kelompok prasasti yang terdiri atas 8 kesatuan (Gobleg Pura Batur A, B, C, Tamblingan Pura Endek I, II, III. IV, dan V), dan Desa Adat Banyuseri tersimpan 3 kelompok prasasti yang terdiri atas 3 kesatuan (Banyuseri A, B, C). Secara keseluruhan, Kecamatan Banjar terdapat 11 kelompok prasasti yang terdiri atas 11 kesatuan. Di Kecamatan Bususngbiu, prasasti tersimpan di Desa Adat Sepang yang menyimpan 1 kelompok prasasti yang hanya terdiri atas 1 kesatuan. Adapun, Kecamatan Buleleng terdapat 1 kelompok prasasti yang hanya terdiri atas 1 lempeng saja yang tersimpan di Gedong Krtya. Secara keseluruhan, jumlah prasasti yang teridentifikasi di wilayah Kabupaten Buleleleng sebanyak 31 kelompok yang terdiri atas 39 kesatuan. Wilayah desa-desa tersebut beserta 4 lingkungannya, dan prasasti yang tersimpan di dalamya merupakan objek utama dalam penelitian ini. III Nama Satuan Geografis dalam Prasasti. Istilah geografis seringkali dipadankan dengan ‘rupabumi’, satuan geografi disebut ‘unsur rupabumi’ nama rupabumi dipadankan dengan ‘nama geografis’. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satuan geografis dapat disinonimkan ‘unsur rupabmi’. Sementara definisi dari unsur rupabumi adalah bagian permukaan bumi yang berada di atas daratan dan permukaan laut serta di bawah permukaan laut yang dapat dikenali identitasnya sebagai unsur alamat dan/atau unsur buatan manusia (Rais et al., 2008, p. 87). Unsur rupabumi tersebut terdiri atas enam kategori yaitu: 1) Unsur bentang alami (natural landscape features), seperti gunung, bukit, jurang, sungai, danau, laut, selat, pulau, termasuk unsur-unsur bawah laut seperti palung, cekungan, gunung bawah laut, dan sebagainya; 2) Tempat-tempat berpenduduk dan unsur lokalitas (populated places and localities). Sebagai contoh unsur-unsur lokal misalnya permukiman, pasar, bangunan suci (pura, mesjid, gereja, kelenteng ), bangunan bersejarah, makam pahlawan, stasiun bis, kereta api, dan sebagainya; 3) Pembagian administratif atau politis dari negara (civil/political subdivisions of a country) seperti Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, distrik pemilu, dan sebagainya: 4) Kawasan administrasi (administrative area) seperti taman nasional, hutan lindung, daerah konservasi, cagar alam, kawasan margasatwa, lahan basah, lahan kering dan sebagainya; 5) Rute
Recommended publications
  • Indonesia Insights
    Indonesia Insights CELESTIAL VOYAGERS, Inc 27-28 Thomson Ave., Suite WS 11, Long Island City, NY 11101 Tel: +1 212-203-1021 www.celestialvoyagers.com May 27 - June 10, 2020 Indonesia Insights: Java, Bali, & Lombok DAY 1&2 WEDNESDAY, THURSDAY MAY 27, 28 DEPARTURE & TRAVEL TIME Trip price $3250- per person Departure from JFK. SQ#25 leaves JFK AT 8:55 PM from terminal 4. Single room supplement + $520. - DAY 3 FRIDAY MAY 29 JAKARTA, JAVA (D) Arrival Singapore at 6:50 AM. Connection with SQ # 952 lv. at 7:40 AM, arr. Jakarta 8:25 AM. Assistance,guided city tour, check-in at hotel for 1 night. Dinner at Padang Restaurant. DAY 4 SATURDAY MAY 30 YOGYAKARTA TEMBI JAVA(B, L, D) This price includes: Morning flight to Yogyakarta. On arrival drive to Domah Yogya Hotel in the village of Tembi. Check-in for 4 nights. Rest ● International flights from JFK with Singapore Airlines after lunch. Signature Rijsttafel Dinner with traditional music. ● Domestic flights within Indonesia DAY 5 SUNDAY MAY 31 YOGYAKARTA / TEMBI, JAVA (B, D) ● 11 nights hotel accommodation with double occupancy Full day guided tour: Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Palace of Yogyakarta, Tamansari Watercastle. Lunch at ● Buffet breakfast daily Sentra Gudeg Wijilan (not included); Malioboro street to explore stalls and shops. Return for dinner at Domah Yogya. ● 3 Lunches and 8 dinners as per itinerary DAY 6 MONDAY JUNE 1 PRAMBANAN / TEMBI. JAVA (B, D) ● All sightseeing and entrance fees as per itinerary Morning guided tour: Prambanan Temple and Candi Rato Boko ruins. Return to Domah Yogya for lunch (not included).
    [Show full text]
  • From the Jungles of Sumatra and the Beaches of Bali to the Surf Breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, Discover the Best of Indonesia
    INDONESIAThe Insiders' Guide From the jungles of Sumatra and the beaches of Bali to the surf breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, discover the best of Indonesia. Welcome! Whether you’re searching for secluded surf breaks, mountainous terrain and rainforest hikes, or looking for a cultural surprise, you’ve come to the right place. Indonesia has more than 18,000 islands to discover, more than 250 religions (only six of which are recognised), thousands of adventure activities, as well as fantastic food. Skip the luxury, packaged tours and make your own way around Indonesia with our Insider’s tips. & Overview Contents MALAYSIA KALIMANTAN SULAWESI Kalimantan Sumatra & SUMATRA WEST PAPUA Jakarta Komodo JAVA Bali Lombok Flores EAST TIMOR West Papua West Contents Overview 2 West Papua 23 10 Unique Experiences A Nomad's Story 27 in Indonesia 3 Central Indonesia Where to Stay 5 Java and Central Indonesia 31 Getting Around 7 Java 32 & Java Indonesian Food 9 Bali 34 Cultural Etiquette 1 1 Nusa & Gili Islands 36 Sustainable Travel 13 Lombok 38 Safety and Scams 15 Sulawesi 40 Visa and Vaccinations 17 Flores and Komodo 42 Insurance Tips Sumatra and Kalimantan 18 Essential Insurance Tips 44 Sumatra 19 Our Contributors & Other Guides 47 Kalimantan 21 Need an Insurance Quote? 48 Cover image: Stocksy/Marko Milovanović Stocksy/Marko image: Cover 2 Take a jungle trek in 10 Unique Experiences Gunung Leuser National in Indonesia Park, Sumatra Go to page 20 iStock/rosieyoung27 iStock/South_agency & Overview Contents Kalimantan Sumatra & Hike to the top of Mt.
    [Show full text]
  • Bělahan and the Division of Airlangga's Realm
    ROY E. JORDAAN Bělahan and the division of Airlangga’s realm Introduction While investigating the role of the Śailendra dynasty in early eastern Javanese history, I became interested in exploring what relationship King Airlangga had to this famous dynasty. The present excursion to the royal bathing pla- ce at Bělahan is an art-historical supplement to my inquiries, the findings of which have been published elsewhere (Jordaan 2006a). As this is a visit to a little-known archaeological site, I will first provide some background on the historical connection, and the significance of Bělahan for ongoing research on the Śailendras. The central figure in this historical reconstruction is Airlangga (991-circa 1052 CE), the ruler who managed to unite eastern Java after its disintegration into several petty kingdoms following the death of King Dharmawangśa Těguh and the nobility during the destruction of the eastern Javanese capital in 1006 (Krom 1913). From 1021 to 1037, the name of princess Śrī Sanggrāmawijaya Dharmaprasādottunggadewī (henceforth Sanggrāmawijaya) appears in sev- eral of Airlangga’s edicts as the person holding the prominent position of rakryān mahāmantri i hino (‘First Minister’), second only to the king. Based on the findings of the first part of my research, I maintain that Sanggrāmawijaya was the daughter of the similarly named Śailendra king, Śrī Sanggrāma- wijayottunggavarman, who was the ruler of the kingdom of Śrīvijaya at the time. It seems plausible that the Śailendra princess was given in marriage to Airlangga to cement a political entente between the Śailendras and the Javanese. This conclusion supports an early theory of C.C.
    [Show full text]
  • Bali Tours D'horizons
    Bali Tours d’horizons Jours: 17 Prix: 1750 EUR Vol international non inclus Confort: Difficulté: Les incontournables Vous ne voulez rien manquer de Bali ? Voici un circuit fait pour vous. À travers ce « tour d’horizon », vous découvrirez toutes les merveilles de l’île des Dieux. Visites de temples, balades à travers d’incroyables paysages, sessions de snorkeling, matinée rafting etc., autant d’activités pour se faire plaisir et découvrir toutes les subtilités de cette île. Aussi, c’est un voyage fait de rencontres et de partage avec les habitants : partez au marché local, préparez un bon repas local accompagné d’une famille Balinaise, échangez, discutez, rigolez etc. Partez à la découverte de Bali ! Jour 1. Accueil et transfert à Ubud Aéroport de Denpasar - Ubud Arrivée à l’aéroport de Denpasar et transfert vers Ubud, une cité située sur les collines au nord de Denpasar, dans un paysage valonné de rizières verdoyantes et de ravins. Ubud est réputée pour son école de peinture. Malgré le développement touristique exponentiel qu’elle a connu ces dernières années, la cité a su préserver sa tranquillité et sa beauté. Le reste de la journée est libre. Aéroport de Denpasar Déjeuner Repas libre 40km - 1h 20m Ubud Dîner Repas libre Hébergement Hôtel 3 étoiles Jour 2. A la découverte de la culture locale Ubud - Temple de Tirta Empul Ce matin nous visitons le palais d'Ubud - complexe historique emblématique de l'histoire balinaise où residait autrefois la famille royale. Juste en face se trouve le marché artisanal, où nous pourrons trouver toutes sortes de souvenirs.
    [Show full text]
  • Kawasan Suci Pura Tanah Lot Dan Destinasi Wisata Apa, Mengapa Dan Bagaimana
    Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag Kawasan Suci Pura Tanah Lot dan Destinasi Wisata Apa, Mengapa dan Bagaimana IHDN Press 2018 Kawasan Suci Pura Tanah Lot Dan Destinasi Wisata i Judul : Kawasan Suci Pura Tanah Lot dan Destinasi Wisata Apa, Mengapa dan Bagaimana Penulis : Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag Diterbitkan oleh : IHDN PRESS ISBN : 978 602 52589 2 3 Redaksi : Jalan Ratna No. 51 Denpasar Kode Pos 80237 Telp/Fax: 0361 226656 Email: [email protected] / [email protected] Web: ihdnpress.ihdn.ac.id / ihdnpress.or.id Cetakan pertama : Agustus 2018 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk Dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit ii Kawasan Suci Pura Tanah Lot Dan Destinasi Wisata Judul : Kawasan Suci Pura Tanah Lot dan Destinasi Wisata Apa, Mengapa dan Bagaimana KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR Penulis : Jalan Ratna No 51 Denpasar, Telp/Fax. 0361- 226656 Kode Pos 80239 Website: www.ihdn.ac.id email: [email protected] Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag Sambutan Rektor IHDN Denpasar Diterbitkan oleh : IHDN PRESS Om Swastyastu, ISBN : 978 602 52589 2 3 Angayubagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asung Kerta Wara Nugraha Beliau, karya saudara Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag akhirnya bisa dipublikasi sehingga bermanfaat banyak baik bagi kepentingan pengembangan ilmu maupun terhadap pendidikan masyarakat secara umum. Permasalahan Pariwisata senantiasa Redaksi : seksi untuk dibicarakan khususnya di Bali, karena banyak membawa Jalan Ratna No. 51 Denpasar dampak perubahan ekonomi ke arah yang lebih baik, tetapi secara bersamaan Kode Pos 80237 juga disinyalir berdampak pada tergerusnya nilai-nilai budaya luhur yang Telp/Fax: 0361 226656 sudah tertata dengan baik pada masyarakat Bali.
    [Show full text]
  • Arahan Pengendalian Pembangunan Kawasan Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring Kabupaten Gianyar
    TUGAS AKHIR – PW09 1333 ARAHAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAWASAN CAGAR BUDAYA CANDI TEBING GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR NYOMAN ARTO SUPRAPTO NRP 3606 100 055 Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST, MT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 ARAHAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAWASAN CAGAR BUDAYA CANDI TEBING GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR Nyoman Arto Suprapto1); Putu Gede Ariastita2) 1) Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS 2) Dosen S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS E-mail: [email protected] ABSTRAK Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring (GKT) adalah salah satu aset/benda cagar budaya yang terletak di Kabupaten Gianyar. GKT ini memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi (wisata budaya), hal ini terbukti dari besarnya jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi ini dari tahun ke tahun. Potensi pariwisata yang besar tersebut membawa dampak positif dan negatif terhadap keberadaan situs GKT. Dampak negatif dari perkembangan pariwisata tersebut adalah adanya intervensi terhadap aktivias GKT. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pemanfaatan lahan kawasan GKT. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis scoring skala likert, analisis overlay, dan analisis kualitatif. Analis scoring skala likert digunakan untuk mengidentifikasi jenis kegiatan yang ada dan berpotensi ancaman. Analisis overlay digunakan untuk menentukan mintakat inti, mintakat penyangga dan mintakat pengembangan. Sedangkan analisa secara kualitatif digunakan untuk menentukan arahan pengendalian di tiap-tiap mintakat. Hasil analisa menunjukan bahwa jenis kegiatan dapat dikelompokan menjadi empat berdasarkan potensi tingkat ancaman dan tingkat kepentingannya, yaitu: jenis kegiatan yang memiliki ancaman tinggi dan kepentingan tinggi; jenis kegiatan yang memiliki ancaman tinggi dan kepentingan rendah; jenis kegiatan yang memiliki ancaman rendah dan kepentingan tinggi; dan jenis kegiatan yang memiliki ancaman rendah dan kepentingan rendah.
    [Show full text]
  • Ida Bagus Nyoman Wartha–Manfaat Penting “Benda Cagar Budaya”
    Ida Bagus Nyoman Wartha–Manfaat Penting “Benda Cagar Budaya” ... MANFAAT PENTING “BENDA CAGAR BUDAYA” SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH/ARKEOLOGI UNTUK KEPENTINGAN AGAMA,SOSIAL BUDAYA, SOSIAL EKONOMI, PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN (STUDI KAJIAN BUDAYA) Ida Bagus Nyoman Wartha Dosen Prodi Sejarah, FKIP Unmas Denpasar ABSTRAK Benda-benda cagar budaya adalah peninggalan yang paling luhur untuk warisan bangsa, karena mengandung makna nilai dari budaya nenek moyang untuk kenangan sepanjang masa.Hal yang paling penting dalam warisan budaya sebagai peninggalan sejarah / arkeologi adalah benda dimana tidak terlepas dari lingkungan masyarakatnya yang menghormati peningalan-peninggalan tersebut. Karena kenyataannya peningggalan benda cagar budaya ditinjau dari sifatnya dapat dikelompokan antara lain tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan bahhkan tidak difungsikan lagi keberadaannya (peninggalan/monumen mati). Tetapi di bagian lain ada bagimasyarakat yang menjadikan peninnggalan sejarah/arkeologi sangat penting bahkan disakralkan pada tempat ibadah dan suci sebagai (peninggalan/monumen hidup).Khususnya di Bali, peningalan sejarah/arkeologi sebagai warisan budaya bagi masyarakat Hinndu, benda seperti patung, relief dan bangunan, kesemuanya disucikan karena dipercaya memiliki nilai-nilai agama dan kehidupan berguna orang di Bali. Sehingga semua peninggalan sejarah/arkeologi yang bermanfaat untuk dilestarikan dan menjadi peradaban suatu bangsa.Benda cagar budaya sebagai peninggalan yang ada di Bali banyak mendapat perhatian dari berbagai belahan
    [Show full text]
  • Bali Discovery Fam – November 2018
    BALI DISCOVERY FAM – NOVEMBER 2018 Because education is about experience – Experience only achieved when you step away from your desk. WWW.GOWAY.COM GOWAY’S BALI DISCOVERY DAY 1 DAY 2 DAY 3 NOV 4 – SEMINYAK NOV 5 – MANGGIS NOV 6 – UBUD Bring back the natural life Explore the Tirta Gangga Water Palace with its Upon arrival in Bali, clear After breakfast, we maze of pools and customs, pick up your embark on a day of hotel fountains. After lunch, visit luggage and meet your inspections while making the Besakih Temple, Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed driver. Tdoransfer eiusmod tempor to incididuntyour ut labore et dolore magna our way up the southern located on the slopes of hotel in aliqua.Seminyak Ut enim ad minim. veniam, quis nostrud exercitation coastline of Bali to the volcanic Mount Agung. ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse Manggis. Arrive in Ubud in the late cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. afternoon. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, Meals: Breakfast quis nostrud Meals: Breakfast | Lunch INTO THE WILD WWW.GOWAY.COM STORY DAY 6 DAY 4 DAY 5 NOV 9 – SANUR NOV 7 – UBUD NOV 8 – KINTAMANI A day of adventure brings Bring back the natural life us to the Kintamani, set Today, we’ll depart Ubud around the rim of Gunung for Sanur but along the Step inside the Monkey Batur, one of Bali’s most Forest and get the chance way, we’ll stop in Nusa active volcanos.
    [Show full text]
  • Morphological Typology and Origins of the Hindu-Buddhist Candis Which Were Built from 8Th to 17Th Centuries in the Island of Bali
    計画系 642 号 【カテゴリーⅠ】 日本建築学会計画系論文集 第74巻 第642号,1857-1866,2009年 8 月 J. Archit. Plann., AIJ, Vol. 74 No. 642, 1857-1866, Aug., 2009 MORPHOLOGICAL TYPOLOGY AND ORIGINS OF THE MORPHOLOGICALHINDU-BUDDHIST TYPOLOGY CANDI ANDARCHITECTURE ORIGINS OF THE HINDU-BUDDHIST CANDI ARCHITECTURE IN BALI ISLAND IN BALI ISLAND バリ島におけるヒンドゥー・仏教チャンディ建築の起源と類型に関する形態学的研究 �������������������������������������� *1 *2 *3 I WayanI Wayan KASTAWAN KASTAWAN * ,¹, Yasuyuki Yasuyuki NAGAFUCHINAGAFUCHI * ² and and Kazuyoshi Kazuyoshi FUMOTO FUMOTO * ³ イ �ワヤン ��� カスタワン ��������,永 渕 康���� 之,麓 �� 和 善 This paper attempts to investigate and analyze the morphological typology and origins of the Hindu-Buddhist candis which were built from 8th to 17th centuries in the island of Bali. Mainly, the discussion will be focused on its characteristics analysis and morphology in order to determine the candi typology in its successive historical period, and the origin will be decided by tracing and comparative study to the other candis that are located across over the island and country as well. As a result, 2 groups which consist of 6 types of `Classical Period` and 1 type as a transition type to `Later Balinese Period`. Then, the Balinese candis can also be categorized into the `Main Type Group` which consists of 3 types, such as Stupa, Prasada, Meru and the `Complementary Type Group` can be divided into 4 types, like Petirthan, Gua, ������ and Gapura. Each type might be divided into 1, 2 or 3 sub-types within its architectural variations. Finally, it is not only the similarities of their candi characteristics and typology can be found but also there were some influences on the development of candis in the Bali Island that originally came from Central and East Java.
    [Show full text]
  • Relief Dan Arca Candi Singosari - Jawi
    Relief dan Arca Candi Singosari - Jawi Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE Drs. Andi Harisman Malang 2015 © Dream Litera Buana i RELIEF DAN ARCA CANDI SINGOSARI - JAWI ©Dream Litera Buana Malang 2015 vi + 80 halaman, 15,5 x 23 cm ISBN: 978-602-1060-22-3 Penulis: Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA. Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE. Drs. Andi Harisman. Cover dan lay out oleh tim desain penerbit Dream Litera Buana Naskah ini diselaraskan oleh tim editor penerbit Dream Litera Buana Diterbitkan oleh: CV. Dream Litera Buana Graha Al-Farabi Lt. III Jl. Panglima Sudirman 10 C Kepanjen Malang Telp. 0341-7580789 Email: [email protected] Website: www.dreamlitera.com Anggota IKAPI No.158/JTI/2015 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Cetakan pertama, April 2015 Distributor: Dream Litera Buana ii Pengantar Penulis Daerah-daerah di Jawa Timur seperti Malang, Kediri, Trowu- lan, Pasuruan, dan Blitar merupakan daerah yang kaya dengan seni, budaya, dan sejarah. Di bidang seni dan sejarah misalnya kita belum banyak menggali potensinya secara maksimal, dikarenakan kurang- nya buku atau referensi yang membahas secara detail mengenai seni dan sejarah khususnya candi secara menyeluruh. Mengingat pen- tingnya nilai seni dan makna sejarah yang terkandung di dalam candi, maka perlu dilakukan studi secara mendalam yang bertujuan untukmelestarikan,mempertahankan,dan merawatsitus-situstersebut. Di daerah Malang terdapat beberapa candi. Jika kita amati secara mendetail candi-candi ini memiliki keunikan tersendiri serta sangat berbeda dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah.
    [Show full text]
  • Exótica Bali Y Dubái "A"
    MT-65009 Exótica Bali y Dubái "A" Viaje de 14 días y 11 noches Desde $1,899 USD | + 899 IMP Viaje de México a Indonesia, Emiratos Árabes Unidos, visitando Denpasar, Ubud, Gunung Kawi, Tirta Empul, Volcan Batur, Besakih, Alam Giri, Taman Ayun, Jatiluwih, Lago Bratan, Ulun Danu, Tanah Lot, Tegalalang, Bali, Dubái Incluye vuelo: Salidas: LUNES (CONSULTAR SALIDAS) ITINERARIO *ITINERARIO SUJETO A CAMBIO DÍA 01 MEXICO – E.E.U.U - DUBÁI Cita en el aeropuerto de la Ciudad de México para tomar el vuelo transatlántico con destino a Bali, vía Estados Unidos. Noche a bordo. DÍA 02 DUBÁI - DENPASAR Tiempo en vuelo y conexiones. Noche a bordo. DÍA 03 DENPASAR - UBUD Llegada a Denpasar, Bali y traslado al hotel en Ubud y resto de la tarde libre. Alojamiento. DÍA 04 UBUD – GUNUNG KAWI –TIRTA EMPUL – BATUR – BESAKIH – ALAM GIRI – UBUD Desayuno. A las 09:00 hrs, iniciaremos el día con una increíble excursión por el centro de Bali. Pasearemos por estrechas carreteras hacia el pueblo de Tampaksiring. Breve parada en el templo Gunung Kawi, ubicado en medio de exuberantes terrazas de arroz, ostentando 10 santuarios tallados en la pared del acantilado que datan del siglo XI. Se destacan atributos de antiguos templos hindúes y budistas a 7 metros de altura, con numerosas escaleras que conducen al templo. Se recomiendan buenos zapatos para caminar y protección contra el sol. Continuaremos explorando Tirta Empul, un templo famoso por sus aguas sagradas en primavera. Todos los balineses se bañan allí al menos una vez al año como parte de un ritual de limpieza en estas aguas sagradas dedicadas a Vishnu.
    [Show full text]
  • Bali, Lombok & Nusa Tenggara 17
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Bali, Lombok & Nusa Tenggara North Bali p253 Central Gili Islands Mountains p312 West Bali p237 p274 Ubud East Bali Region p203 Lombok p160 p283 Kuta & Southwest South Bali & Nusa Tenggara Beaches the Islands p334 p64 p115 Virginia Maxwell, Mark Johanson, Sofia Levin, MaSovaida Morgan PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Bali, Lombok KUTA & Batubulan . 202 & Nusa Tenggara . 4 SOUTHWEST Abiansemal . 202 Bali, Lombok & BEACHES . 64 Nusa Tenggara Map . 6 Kuta & Legian . 66 Bali, Lombok & Nusa EAST BALI . 203 Seminyak . 81 Tenggara’s Top 18 . 8 Gianyar . 206 Kerobokan . 92 Need to Know . 18 Klungkung Umalas . 98 First Time Bali, Lombok (Semarapura) . 206 & Nusa Tenggara . 20 Canggu . 98 Bangli . 208 Echo Beach . 104 What’s New . 22 Sideman . 209 Pererenan Beach . 106 If You Like… . 23 Gunung Agung . 211 Month by Month . 25 Coast Road to Kusamba . 213 SOUTH BALI & Itineraries . 28 Kusamba . 215 THE ISLANDS . 115 Activities . 36 Padangbai . 216 Travel with Children . 50 Denpasar . 117 Manggis . 219 Eat & Drink Like a Local . 53 Sanur . 124 Candidasa . 220 Regions at a Glance . 60 Bukit Peninsula . 132 Amlapura . 224 Jimbaran . 132 Tirta Gangga . 225 Central Bukit . 135 NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK © NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK Amed & the Balangan Beach . 136 Far East Coast . 227 Bingin . 137 Tulamben . 234 Padang Padang . 139 Northeast Coast . 236 Ulu Watu . 141 Ungasan . 143 CENTRAL Nusa Dua . 144 MOUNTAINS . 237 Tanjung Benoa . 147 Gunung Batur Area . 239 Nusa Lembongan & Islands . 149 Gunung Batur . 239 Nusa Lembongan . 150 Around Gunung Batur Crater . 240 Nusa Ceningan . 156 PURA TANAH LOT P277 Danau Batur .
    [Show full text]