Examining Pancasila’s Position in the Public Reason Scheme: A Critical Analysis MUHAMAD ISWARDANI CHANIAGO* Postgraduate Program of Islamic Studies, Postgraduate School of Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN), Jakarta Jl. Kertamukti No. 5, East Ciputat, South Tangerang, Banten 15419 Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Tulisan ini mencoba untuk mengkaji ulang sejumlah gagasan dari beberapa sarjana dan intelektual Indonesia, seperti Yudi Latif, Franz Magnis-Suseno dan Syamsul Ma’arif, yang melihat dan menggambarkan relasi antara Pancasila dengan public reason, salah satu konsep politik yang cukup populer dalam studi politik. Sejumlah sarjana dan in- telektual Indonesia tersebut membingkai Pancasila dengan public reason dalam gam- baran yang bernuansa sekuler sehingga berpotensi melepaskan kontribusi dari yang seharusnya dapat dilakukan oleh agama. Turunan dari public reason yang bermasalah tersebut di antaranya (1) prinsip negasi terhadap mayoritarianisme, (2) prinsip negara netral, dan (3) prinsip substansial dalam agama (universalisme). Dengan penelaahan kualitatif yang merujuk pada sejumlah argumen baik filosofis maupun historis, maka dapat ditunjukkan bahwa argumen yang diberikan ketiga sarjana di atas beserta sejum- lah sarjana lain yang mendukung dan memiliki gagasan serupa, dinilai memiliki sejum- lah masalah. Kemudian dari penelaahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemikiran yang mendukung relasi Pancasila dengan public reason secara sekuler tidak kuat secara argumen dan tidak dipertahankan. Sehingga, relasi Pancasila dengan public reason bisa ditelaah ulang dengan konsep yang lebih ramah terhadap kontribusi agama. Kata kunci: pancasila, public reason, mayoritarianisme, universalisme, negara netral ABSTRACT This research tries to review a number of ideas of some Indonesian scholars such as Yudi Latif, Franz Magnis-Suseno, and Syamsul Ma’arif, who saw and described the re- lationship between Pancasila and public reason, one of the popular political concepts in political studies.