PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI KRUENG DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA THE PLANNING OF DEVELOPMENT LINE RIVER AREA OF KRUENG ACEH AND CHANGE INTO ENVIROMENTAL LIFES IN BANDA ACEH CITY

Syahiruddin Widyaiswara Madya BPSDM Aceh e-mail : syahiruddinu@gmailcom Diterima: 12 Agustus 2019; direvisi: 10 Oktober 2019; diterbitkan: 1 Desember 2019

ABSTRAK Perencanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air yang akan dilaksanakan haruslah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena pendapatan dan pertumbuhan dapat diperoleh berupa hasil pertanian, pertambangan, usaha kecil menengah, perdagangan, dan perindustrian. Pengelolaan sumber daya air dalam suatu Daerah Aliran Sungai haruslah dilakukan secara holistik yaitu memandang masalah secara utuh, terpadu dan, lintas sektoral, lintas daerah sesuai dengan konsep DAS sebagai kesatuan ekosistem. Perlunya menjaga hutan agar tetap lestari sehingga pembangunan DAS dalam economic development, community development dan environmental service bisa berimbang. Lahan- lahan kritis dan gundul kembali hijau, air sungai yang bersih tersedia sepanjang tahun, musim hujan tidak lagi terjadi banjir dan longsor, musim kemarau tidak lagi kekeringan. Lahan dipinggir sungai Krueng Aceh di Kota Banda Aceh sangat subur dikarenakan humus tanah yang dibawa air sangat baik untuk tanaman jangka pendek. Kegiatan ini menjadikan aliran sungai terawat baik dan dapat melestarikan Daerah Aliran Sungai dari degradasi akibat pengikisan air, dan disamping itu juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Kata Kunci: Perencanaan Pembangunan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Ekonomi rakyat

ABSTRACT Planning for the development of water resources facilities and infrastructure to be implemented must be able to improve community welfare because income and growth can be obtained in the form of agricultural products, mining, small and medium enterprises, trade, and industry. Management of water resources in a watershed must be done holistically, namely looking at the problem as a whole, integrated and, cross-sectoral, across regions in accordance with the concept of watershed as a unified ecosystem. The need to keep the forest sustainable so that the development of watersheds in economic development, community development and environmental services can be balanced. Critical and bare lands return to green, clean river water is available throughout the year, the rainy season no longer occurs flooding and landslides, the dry season is no longer drought. The land on the edge of the Krueng Aceh river in Banda Aceh City is very fertile because soil humus which is carried by water is very good for short-term plants. This activity makes the river flow well-maintained and can preserve the Watershed from degradation due to water erosion, and besides that it can also improve the economy of the community.

Keywords: Development Planning, Watershed Management, People's Economy

114

PENDAHULUAN mengacu pada tujuan untuk meningkatkan Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 5 tahun pelayanan 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata dan kesejahteraan masyarakat untuk Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan mencapai tujuan dimaksud penyelenggaraan Lembaga Daerah Aceh. Dinas Pengairan tata pemerintahan yang bermutu (good adalah perangkat daerah sebagai unsur goverment) yang ditandai dengan penerapan pelaksana Pemerintah Aceh di Bidang sistem penyelenggaraan pemerintahan Pengairan. Tugas Pokok Dinas Pengairan mutlak diperlukan. adalah melaksanakan tugas umum Secara teori, pengelolaan Pemerintah dan Pembangunan di bidang lingkungan hidup dapatlah diartikan Pengairan meliputi; irigasi, rawa, pantai, sebagai usaha secara sadar untuk sungai, danau, waduk, operasi dan memelihara atau dan memperbaiki mutu pemeliharaan sistem pengairan. Dalam lingkungan agar kebutuhan dasar dapat melaksanakan tugasnya, Dinas Pengairan terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Manusia Aceh mempunyai fungsi-fungsi di antaranya mempunyai daya adaptasi yang besar, baik melaksanakan tugas yang berhubungan secara hayati maupun kultural. Misalnya, dengan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap tugas di bidang manusia dapat menyesuaikan diri pada pengairan di Provinsi Aceh. penggunaan air yang tercemar. Adaptasi Perencanaan pembangunan sarana yang demikian dianggap sebagai dan prasarana sumber daya air yang maladaptasi atau penyesuaian diri yang dilaksanakan haruslah dapat meningkatkan tidak sehat. Maladaptasi tidak dapat kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan diterima dalam pengelolaan lingkungan. masyarakat diukur dengan parameter Sebab hidup dengan air yang tercemar itu pendapatan dan pertumbuhan. Pendapatan haruslah dianggap tidak manusiawi. Untuk dan pertumbuhan dapat diperoleh berupa mendapatkan mutu lingkungan yang baik, hasil pertanian, pertambangan, usaha kecil usaha yang dilakukan ialah memperbesar menengah, perdagangan, dan perindustrian. manfaat lingkungan dengan memperkecil Pembangunan daerah merupakan resiko. rangkaian pembangunan yang terpadu, Menurut W.J.S. Poerwodarminta terintegrasi, bertahap, dan (1996;70), yang dimuat dalam kamus berkesinambungan. Hal ini dapat terlaksana tentang lingkungan hidup sebagai berikut : bila para pelaksana pembangunan Lestari=tetap selama-lamanya, kekal, tidak merupakan tenaga ahli dan para personil berubah sebagai sediakala; yang memiliki keterampilan sesuai dalam Melestarikan=menjadikan atau membiarkan bidangnya masing-masing, sehingga tetap tidak berubah; Serasi=cocok, sesuai, perencana pembangunan yang efektif dan karena benar. tepat guna, tearah, transparan, produktif, dan Dalam proses pengelolaan berwawasan lingkungan. lingkungan ada tiga hal yang menjadi Dalam penyelenggaraan pemerinta perhatian utama adalah standarisasi hannya yang berorientasi pada kepentingan lingkungan, keanekaragaman hayati, dan publik merupakan tuntutan dan idaman konservasi hutan tropis. masyarakat Oleh karena itu, perencanaan Lingkungan hidup merupakan salah dan pelaksanaan pembangunan harus satu isu penting yang dihadapi oleh setiap 115

negara. Masalah lingkungan hidup sudah maka administrasi lingkungan hidup dapat dikenal sejak dilaksanakan Konfrensi dirumuskan sebagai berikut; Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Administrasi lingkungan hidup adalah suatu Lingkungan Hidup Manusia di Stokholm proses penyelenggaraan dan pengurusan pada bulan Juni 1972 yang menghasilkan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, beberapa keputusan penting atau yang lebih keadaan, dan makhluk hidup, termasuk dikenal dengan Deklarasi Stockholm. manusia melalui segenap tindakan/kegiatan Namun demikian untuk mewujudkan dalam setiap usaha kerjasama kelompok pembangunan yang berkelanjutan dan orang untuk meujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup masih jauh berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dari yang diharapkan. hidup. Setiap bangsa didunia termasuk Mengutip suatu filosofi bahwa Bangsa menjadikan lingkungan Lingkungan hidup itu bukan warisan nenek hidup sebagai yang tidak terpisahkan dari moyang, melainkan titipan anak cucu, segala aktivitas yang berkaitan dengan berarti memberikan pengertian kepada pembangunan nasional. Sedangkan setiap generasi sat ini untuk selalu bertindak peraturan perundang-undangan yang secara bijak, sehingga kecerobohan tindakan yang khusus mengatur tentang lingkungan hidup menyebabkan rusaknya lingkungan hidup mulai ada pada tahun 1982, yaitu Undang- dapat diminimalkan. Sehingga undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang pembangunan berwawasan lingkungan Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan hidup dan berkelanjutan tidak sekedar Lingkungan Hidup yang kemudian slogan semata namun menjadi kenyataan diperbaharui dengan Undang-undang dalam penyelenggaraan pemerintahan. Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Seiring dengan era globalisasi dan Lingkungan Hidup. pasar bebas, langkah pemerintah dalam Batasan pengertian tentang upaya meningkatkan kesejahteraan hidup lingkungan hidup sebagaimana yang termuat masyarakat salah satunya adalah dengan pada BAB Ketentuan Umum dalam Undang- melakukan pembangunan dan pemulihan Undang Nomor 4 Tahun 1982, maupun yang ekonomi dengan pemanfaatan dan telah diperbaharui dalam BAB Ketentuan pengelolaan sumber daya alam yang sangat Umum Undang-Undang Nomor 23 Tahun kaya dan berlimpah ruah, yang berpotensi 1997 memberi batasan pengertian sebagai faktor penyumbang terbesar sebagaimana berikut : berhasilnya pelaksanaan pembangunan nasional. Lingkungan hidup adalah kesatuan Dalam rencana kinerja, selain ruang dengan semua benda, daya, keadaan, penetapan kegiatan-kegiatan yang akan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan dilaksanakan, ditetapkan juga indikator perilakunya, yang mempengaruhi kinerja kegiatan dan target-targetnya. kelangsungan perikehidupan dan Indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kesejahteraan manusia serta makhluk hidup kuantitatif dan kualitatif yang lain. menggambarkan tingkat pencapaian suatu Dari batasan pengertian administrasi kegiatan yang telah ditetapkan, dengan dan lingkungan hidup sebagaimana tersebut, kategori pengelompokan sebagai berikut:

116

1. Indikator masukan (input) adalah segala pengelolaan lingkungan perlu adanya sesuatu yang dibutuhkan, agar peningkatan kinerja dengan rencana yang pelaksanaan kegiatan dapat berjalan matang dan tenaga teknis berkwalitas untuk untuk menghasilkan output, misalnya memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber daya manusia, dana, material, pembangunan pada seksi perencanaan waktu, teknologi dan sebagainya. pembangunan. Untuk meningkatkan 2. Indikator keluaran (output) adalah segala kemampuan aparatur pemerintahan yang sesuatu atau berupa produk/ jasa (fisik/ berkualitas merupakan langkah strategis dan non fisik) sebagai hasil langsung dari sinergis merupakan kewajiban organisasi pelaksanaan suatu kegiatan dan program sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan masukan yang digunakan . bersih dan berwibawa agar perencanaan 3. Indikator hasil (outcomes) adalah segala pembangunan yang dicita-citakan berhasil sesuatu yang mencerminkan sesuai dengan harapan pembangunan di berfungsinya keluaran kegiatan pada Kota Banda Aceh. jangka menengah, outcomes merupakan Adapun tujuan penelitian ini adalah ukuran seberapa jauh setiap produk/ jasa untuk mendapatkan data empiris sebagai dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kenyataan di lapangan dan ingin masyarakat. mendeskripsikan tentang perencanaan pembangunan Daerah Aliran Sungai (DAS) 4. Indikator manfaat (benefits) adalah Krueng Aceh dan memberi perubahan kegunaan suatu keluaran (out puts) yang Lingkungan Hidup sekitar bantaran Krueng dirasakan langsung oleh masyarakat. Aceh di Kota Banda Aceh. Dengan demikian manfaat dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses METODE oleh publik. Berdasarkan kenyataan sebagaimana 5. Indikator dampak (impack) adalah tersebut di atas, peneliti tertarik untuk ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, menganalisa perencanaan pembangunan Daerah lingkungan atau kepentingan umum Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh dan lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja perubahan lingkungan hidup sehingga dapat setiap indikator dalam suatu kegiatan. mempengaruhi perubahan pertumbuhan Untuk mewujudkan pelaksanaan ekonomi di Kota Banda Aceh. Data yang diperlukan dalam rangka pengawasan yang baik, secara optimal dapat penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dengan meningkatkan bersumber dari berbagai sumber informasi, pemahaman pegawai tentang pengawasan. fakta dan data yang terdiri dari data primer Peningkatan pemahaman ini hanya dapat dan skunder. terwujud bila adanya peningkatan 1. Data Primer pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Data yang diperoleh dari Dinas/ Instansi/ pengawas. Di mana hal ini dapat terwujud lembaga yang terkait langsung dengan bila terlaksananya kegiatan-kegiatan yang tujuan dan sasaran, dalam hal ini data mendukung terlaksananya pendidikan dan diperoleh dari Dinas Pengairan Aceh dan pelatihan pengawas. Kota Banda Aceh. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, 2. Data Skunder untuk meningkatkan kualitas aparatur yang handal tertib pembangunan dan terarah dan

117

Data yang diperoleh dari berbagai ii. Kategori Cukup Baik/Sedang apabila sumber yang ada kaitannya dalam data empirik menunjukkan kuantitas penyusunan Karya sebesar 56% - 75% dari kondisi ideal; Tulis Ilmiah. Dalam hal ini data akan iii. Kategori Kurang Baik apabila data diperoleh dari perpustakaan, empirik menunjukkan kuantitas pengalaman dan informasi lainnya. sebesar 40% - 55% dari kondisi ideal; Dalam hal teknik pengumpulan data, iv. Kategori Tidak Baik apabila data penulis menggunakan teknik : empirik menunjukkan kuantitas 1. Telahaan Kepustakaan, yaitu dengan cara sebesar kurang dari 40 % dari kondisi mempelajari literatur dari sejumlah buku- ideal (Suharsimi Arikunto, 1988 :195) buku penelusuran dokumen, laporan, Pengolahan data di atas merupakan majalah-majalah yang berhubungan pengolahan data bagi risets deskriptif yang dengan judul Kertas Kerja Perseorangan bertujuan untuk menggambarkan keadaan ini. atau status fenomena yang melekat pada 2. Telahaan Lapangan, yaitu mendapatkan obyek penelitian. dengan cara: a. Observasi pengamatan langsung di HASIL DAN PEMBAHASAN lapangan dan pencatatan mengenai Dalam jangka waktu yang panjang, pengalaman kerja yang selama ini dengan semakin meningkatnya upaya penulis lakukan yang berhubungan pembangunan menyebabkan makin dengan tulisan ini. meningkat pula dampak negatif terhadap b. Melalui percakapan sehari-hari dan lingkungan, bila eksplorasi dan eksploitasi hasil Laporan pengawas kepada pemanfaatan sumber daya alam tidak penulis sesuai dengan subtansi memperhatikan daya dukung lingkungan dan masalah yang diteliti. limbah yang dihasilkan juga bertambah cepat. c. Melakukan interview langsung kepada Hal ini akan mengakibatkan terjadinya masyarakat disekitar daerah Krueng perubahan yang begitu besar berupa Aceh mengenai dampak pembangunan kerusakan dan penurunan kualitas DAS Krueng Aceh terhadap lingkungan hidup, terutama terjadi di negara perubahan kehidupan dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, perekonomian masyarakat. dimana tingkat ekonomi dan tehnologinya Selanjutnya data yang sudah bersifat masih rendah. kuantitatif tersebut dibandingkan dengan Kerusakan hutan dan tata air yang kondisi yang paling ideal, sehingga disertai menurun dan punahnya tumbuhan diperoleh nilai prosentase, kemudian dan hewan, misalnya terjadi erosi tanah dan ditasirkan dengan kalimat yang brsifat sanitasi lingkungan yang buruk yang dapat kualitatif dengan tolok ukur sebagai berikut menyebabkan berkembangnya penyakit : infeksi dan parasit, hal ini merupakan i. Kategori Baik/Tinggi apabila data masalah lingkungan. Untuk meminimalkan empirik menunjukkan kuantitas terjadinya pencemaran dan kerusakan sebesar 76% - 100% dari kondisi linkungan tersebut perlu diupayakan adanya ideal; keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan hidup dengan

118

melakukan pembangunan yang bijaksana, suatu kegiatan atau rencana usaha, baik yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. bersifat negatif maupun positif terhadap Dalam setiap proses pembangunan lingkungan hidup. Hal ini dilakukan agar dapat harus dilakukan suatu perencanaan yang diambil suatu keputusan mengenai layak atau baik. Perencanaan yang baik dapat tidaknya kegiatan tersebut terhadap lingkungan mencegah serta mengurangi dampak negatif hidup. Hal-hal yang dikaji dalam proses Amdal serta meningkatkan dampak positif yang meliputi aspek fisik-kimia, ekologi, sosial- diakibatkan dari suatu kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan pembangunan. Salah satu upaya ini masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan khususnya dibidang lingkungan hidup suatu rencana usaha atau kegiatan, yang dibuat dilakukan dengan menerapkan prinsip- pada tahap perencanaan. prinsip pembangunan berkelanjutan Perangkat AMDAL inilah sebagai (sustainable development) yang bercirikan satu alat perencanaan pembangunan yang tidak merusak lingkungan yang dihuni merupakan bagian dari studi kelayakan. Hal manusia, dilaksanakan dengan kebijakan ini dinyatakan dalam Pasal 2 (1) Peraturan yang terpadu dan menyeluruh serta Pemerintah No. 29 tahun 1999 tentang memperhitungkan kebutuhan generasi yang AMDAL : “(1) Analisis Mengenai Dampak akan datang, yang didalamnya mencakup lingkungan hidup merupakan bagian dari unsur ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. kegiatan studi kelayakan usaha dan atau Ketiga unsur ini terkait dan tidak dapat kegiatan“ . Selanjutnya kewajiban untuk dipisahkan meskipun dalam kenyataannya melampirkan keputusan studi kelayakan dalam setiap pembangunan lebih lingkungan menjadi penting berkaitan mengedepankan kepentingan ekonomi. dengan perizinan. Hal ini dinyatakan dalam Pembangunan berkelanjutan Pasal 7 (2) yang menyatakan : ‘(2) merupakan suatu prediksi yang akurat Permohonan izin melakukan usaha dan atau terhadap proses pembangunan. Suatu kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat kegiatan/usaha yang akan didirikan haruslah (1) diajukan oleh pemprakarsa kepada memiliki rencana yang jelas agar tidak pejabat yang berwenang menurut peraturan berdampak merugikan terhadap lingkungan perundang-undangan yang berlaku dan hidup. Kegiatan yang direncanakan yang wajib melampirkan keputusan kelayakan memiliki dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup suatu usaha dan atau lingkungan hidup diperlukan alat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam perencanaan dan prediksi untuk Pasal 19 (2) yang diberikan oleh instansi mengendalikan dan mengelola dampak yang bertanggungjawab.” penting tersebut. Karena itu diperlukan suatu Sedangkan Pasal 19 (2) dalam analisis yang mengkaji secara ilmiah menerbitkan keputusan kelayakan terhadap timbulnya dampak lingkungan lingkungan didasarkan pada hasil penilaian yang akan terjadi yang disebut sebagai dokumen studi AMDAL seperti dinyatakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan : “instansi yang bertanggung jawab (AMDAL). menerbitkan keputusan kelayakan AMDAL merupakan suatu alat lingkungan hidup suatu usaha dan atau perencanaan yang diharapkan mampu kegiatan berdasarkan hasil penilaian mengendalikan dampak yang timbulkan dari Analisis Dampak Lingkungan Hidup

119

(ANDAL), Rencana Pengelolaan pembangunan konvensional yang selam ini Lingkungan (RKL) dan Rencana cendrung merusak bumi yang berkaitan Pemantauan Lingkungan (RPL) dengan masalah kemiskinan, tingkat sebagaimana dimaksud ayat (1).” pertumbuhan ekonomi, tekanan penduduk di Dengan demikian studi AMDAL negara berkembang, pola konsumsi yang diharapkan mencakup uraian analisis berlebihan di negara maju serta ketimpangan ekonomi-finansial, analisis tehnologi serta tata perekonomian internasional. analisis dampak lingkungan hidup yang Dengan lahirnya Deklarasi merupakan alat yang dapat membantu para Stockhlom 1972 yang menegaskan adanya perencana dan pengambil keputusan untuk integrasi antara lingkungan dan menetukan layak atau tidaknya kegiatan atau pembangunan, konsep AMDAL kemudian proyek tersebut bagi lingkungan hidup. Selain terus menerus menjadi bahasan diberbagai itu AMDAL juga menjadi salah satu perangkat pertemuan internasional. untuk memperoleh izin suatu usaha dan atau AMDAL sebagai bagian dari kegiatan dapat berjalan. prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan Perangkat AMDAL sebagai salah satu hendaknya dapat dilaksanakan oleh semua instrumen pengendalian dampak lingkungan pihak yang berkepentingan (stakeholders) diperkenalkan untuk pertama kalinya pada dengan tujuan untuk mencegah dan tanggal 1 Januari 1970 oleh National mengendalikan timbulnya kerusakan dan Environmental policy Act (NEPA) yang pencemaran lingkungan. Dengan diundangkan pada tahun 1969. Menurut direncanakannya suatu kegiatan/usaha NEPA, AMDAL merupakan alat untuk dalam proses pembangunan maka mengurangi kerusakan lingkungan yang diharapkan dampak negatif terhadap diakibatkan oleh perencanaan pembangunan lingkungan dapat diminimisasikan dan yang buruk. Sejak itu AMDAl dampak positif dapat dioptimalkan. (EIA=environmental Impact Assessment) Belum tercapai suasana kerja yang mulai dikenal luas dan diterapkan dibanyak kondusif dalam pekerjaan-pekerjaan fisik di negara seperti : Kanada, Australia, Inggris lapangan, karena belum optimalnya bahkan Negara Uni Eropa. koordinasi pengawasan. Hal ini disebabkan Pada saat berlangsungnya oleh masalah utama rendahnya pemahaman Konperensi Stockhlom 1972, AMDAL pegawai tentang pengawasan. dibahas lebih mendalam dalam tingkat Belum optimalnya koordinasi internasional dengan melibatkan seluruh pengawasan pekerjaan disebabkan oleh pemerintah didunia dalam proses penilaian pelaksanaan monitoring tidak tepat waktu, dan perencanaan lingkungan hidup, kurang akuratnya penyediaan data, mempersatukan pendapat dan kepedulian terlambatnya penetapan pelaksana dan negara maju dan berkembang untuk rendahnya sistem kendali. menyelamatkan bumi, menggalakkan a. Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai partisipasi masyarakat serta (DAS) mengembangkan pembangunan dengan Semua aktifitas manusia di darat memperhatikan lingkungna hidup. berlangsung didalam suatu wilayah yang Sehubungan dengan hal tersebut disebut Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu Konferensi Stockhlom mengkaji ulang pola wilayah daratan yang dibatasi oleh pemisah

120

topografis berupa punggung bukit yang melindungi tanah maka erosi akan terjadi. menerima air hujan dan mengalirkannya ke Air yang meresap ke dalam tanah lebih hilir dan bermuara ke laut. DAS terdiri dari sedikit dari pada yang mengalir sebagai beberapa sub-DAS yang merupakan suatu aliran permukaan tanah (run-off) yang anak sungai yang bermuara ke waduk, dam, mampu menyebabkan erosi dan mengalir ke danau atau Catchment Area. sungai bersama sedimen yang terangkut. Kebutuhan akan air merupakan suatu Tanaman keras perkebunan berfungsi sama hal yang mutlak dalam kehidupan, namun atau hampir sama dengan tanaman hutan. kerusakan dan tingginya pencemaran sungai Karena di bawah tegakan terdapat tanaman sudah sangat memprihatinkan. Salah satu penutup tanah yang mampu menahan penyebabnya adalah berupa alih guna lahan pukulan air hujan. Air yang jatuh ke tanah didalam suatu kawasan DAS. akan meresap ke dalam tanah. Demikian Didalam DAS, penggunaan lahan pula aliran permukaan dihambat oleh dibedakan atas : a). Hutan, biasanya berada tanaman penutup, sisanya masuk ke sungai. di hulu, b). Kawasan budidaya, perkebunan Volume run-off dihambat oleh tegakan dan pertanian, c). Pemukiman, d). Rawa, tanaman perkebunan, demikian pula waduk atau danau dan bantaran sungai, e). sedimennya. Lahan industri dan lain-lain. Dimana air Ketiga, pemukiman terutama di pekotaan hujan yang turun dalam kawasan DAS akan sebagian besar terdiri dari bangunan kedap mengalami beberapa kejadian yang berbeda. air; atap, halaman beton, jalanan aspal, Pertama, air hujan yang jatuh dikawasan saluran beton, sehingga air tidak diberi hutan akan menjadi uap kembali (evaporasi), kesempatan meresap ke dalam tanah. mengalir urut batang (stemflow) turun ke Akibatnya hampir semua air hujan mengalir tanah atau jatuh langsung dari dahan, ranting ke sungai utama dan berakhir ke laut, waduk, dan daun langsung ke tanah, karena pada dan atau danau, termasuk semua bentuk umumnya lapisan permukaan tanah hutan limbah yang diangkut. Makin luas atau terdiri dari bahan organik yang berasal dari makin besar persentasi kawasan pemukiman dekomposisi bahan tanaman, maka air yang dari suatu DAS maka makin besar air yang sampai ke tanah akan mudah diresapkan ke masuk ke sungai dan berpotensi menambah dalam tanah. Air yang jatuh ke tanah akan volume air sungai dan menimbulkan banjir ditahan oleh lapisan tumbuhan bawah, di musim penghujan. Meskipun demikian berupa semak dan perdu, serta lapisan erosi di kawasan pemukiman di perkotaan humus sehingga sedikit merusak partikel relatif lebih kecil dibanding dengan tanah. pedesaan atau kawasan budidaya. Kedua, lahan pertanian biasanya intensif Keempat, air hujan yang jatuh ke permukaan digarap, disiangi, dipupuk sehingga tanaman air di waduk, danau, dam, atau sungai akan bawah menjadi bersih, akibatnya air hujan menambah langsung volume air yang yang jatuh ke tanah dapat langsung tercermin dengan naiknya permukaan air. mencerai-beraikan partikel tanah Secara langsung tidak menyebabkan erosi, dipermukaan lahan dan terjadi erosi. Apalagi tetapi kalau air tersebut mengalir maka saat menjelang musim tanam, lahan kecepatan aliran akan dapat mengikis biasanya dibersihkan sehingga saat hujan dinding/tebing saluran/badan air dan datang tetapi tanaman belum mampu mengangkutnya ke hilir. Bantaran sungai

121

(flood plain) merupakan kawasan cadangan Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh aliran sungai. Dalam keadaan aliran air yang dipisahkan, Zakat dan lain-lain melebihi normal, maka aliran air akan Pendapatan Asli Aceh yang sah. memenuhi bantaran sungai. Dalam keadaan Pendapatan Asli Aceh yang sangat curah hujan yang luar biasa besar (siklus 50 besar memberikan kontribusi kepada tahunan atau lebih), air akan melimpah ke APBA adalah penerimaan dari Pajak daerah rendah di sekitar bantaran sungai. Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Pengelolaan sumber daya alam Balik Nama Kendaraan Bermotor dalam suatu DAS haruslah dilakukan secara (BBN – KB) dan Pajak Bahan Bakar holistik yaitu memandang masalah secara Kendaraan Bermotor (PBB-KB). utuh, terpadu dan memecahkannya secara 2. Dana Perimbangan multidisiplin, lintas sektoral, lintas daerah Dana perimbangan yaitu dana yang sesuai dengan konsep DAS sebagai kesatuan bersumber dari penerimaan APBN ekosistem. yang dialokasikan kepada daerah Perlunya menjaga hutan agar tetap untuk membiayai kebutuhan daerah lestari sehingga pembangunan DAS dalam dalam rangka pelaksanaan economic development, community desentralisasi. Dana Alokasi Khusus development dan environmental service bisa (DAK) merupakan transfer yang berimbang. Lahan-lahan kritis dan gundul bersifat khusus (spscifik grand) untuk kembali hujau, air sungai yang bersih memenuhi pembiayaan kebutuhan tersedia sepanjang tahun, musim hujan tidak khusus daerah dan/atau kepentingan lagi terjadi banjir dan longsor, musim Nasional. kemarau tidak lagi kekeringan. Di Penerimaan dana perimbangan Gampong Peulanggahan, Gampong Jawa, merupakan Bagi Hasil Pajak, Bagi Gampong Keudah, Gampong Penayong Hasil Hidrocarbon dan Sumber Daya Kecamatan Kutaraja dan Kecamatan Kuta Alam Lain, Dana Alokasi Umum, Alam, Kota Banda Aceh, masyarakat Dana Alokasi Khusus (DAK) dan sekitarnya dalam menjaga pelestarian DAS Dana Tambahan Hasil Minyak dan memanfaatkan sisa lahan kosong di sepanjang Gas Bumi dari Pemerintah Pusat pinggir sungai dengan menanam aneka kepada Pemerintah Daerah sesuai tanaman bunga, palawija baik jangka pendek dengan UU No. 17 Tahun 2001 dan dan jangka panjang. Lahan dipinggir sungai UU No. 11 Tahun 2006 serta Peraturan sangat subur dikarenakan humus tanah yang Pemerintah No. 104 Tahun 2000. dibawa air sangat baik untuk tanaman jangka 3. Dana Otonomi Khusus (OTSUS) pendek. Kegiatan ini menjadikan aliran sungai Dana Otonomi Khusus merupakan terawat baik dan dapat melestarikan DAS dari penerimaan Pemerintah Aceh yang degradasi akibat pengikisan air, dan disamping ditujukan untuk membiayai itu juga dapat meningkatkan ekonomi pembangunan terutama pembangunan masyarakatnya. dan Pemeliharaan Infrastruktur, b. Pendapatan Pemerintah Aceh pemberdayaan ekonomi rakyat, 1. Pendapatan Asli Aceh (PAA) pengentasan kemiskinan serta pendanaan Pendapatan Asli Aceh (PAA) terdiri pendidikan, sosial dan kesehatan. Alokasi dari : Pajak Aceh, Retribusi Aceh, Dana Otonomi Khusus dianggarkan

122

dalam UU RI tentang APBN, selanjutnya tata ruang kota Banda Aceh sebesar akan diatur kembali dengan PerMenKeu 15.5% dengan asumsi variabel untuk tiap tahun anggaran yang rehabilitasi kawasan hutan, bersangkutan. penghijauan dengan hutan kota, dan Untuk mengetahui pengaruh variabel pengembangan kawasan wisata di bebas yaitu Pengembangan Kawasan Pesisir anggap konstan. (x1), Rehabilitasi Kawasan Hutan (x2), • Koefisien regresi rehabilitasi Penghijauan dengan Hutan Kota (x3), dan kawasan hutan sebesar 0.131. Pengembangan Kawasan Wisata (x4) Artinya setiap 100% perubahan terhadap Tata Ruang Kota Banda Aceh (Y) (perbaikan) dalam variabel di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. rehabilitasi kawasan hutan secara Melalui program SPSS, maka relatif akan meningkatkan diperoleh persamaan regresi berganda pelestarian lingkungan hidup dalam sebagai berikut : tata ruang kota Banda Aceh sebesar Y = 1.412 + 0.155x1 + 0.131x2 + 0.172x3 + 13.1% dengan asumsi variabel 0.182x4 pengembangan kawasan pesisir, Dari persamaan regresi di atas dapat penghijauan dengan hutan kota, dan diketahui hasil penelitian sebagai berikut: pengembangan kawasan wisata di • Nilai konstanta sebesar 1.412. anggap konstan. Artinya bilamana faktor • Koefisien regresi penghijauan Pengembangan Kawasan Pesisir dengan hutan kota sebesar 0.172. (x1), Rehabilitasi Kawasan Hutan artinya setiap 100% perubahan (x2), Penghijauan dengan Hutan (perbaikan) dalam variabel Kota (x3), dan Pengembangan penghijauan dengan hutan kota Kawasan Wisata (x4) dianggap secara relatif akan meningkatkan konstan, maka Pelestarian Hidup pelestarian lingkungan hidup dalam dalam Tata Ruang Kota, adalah tata ruang kota Banda Aceh sebesar sebesar 1.412 pada satuan skala 17.2% dengan asumsi likert atau Pelestarian Lingkungan pengembangan kawasan pesisir, Hidup dalam Tata Ruang Kota rehabilitasi kawasan hutan, dan Banda Aceh masih rendah. Hal ini pengembangan kawasan wisata di terkait masih rendahnya dukungan anggap konstan. variabel yang diteliti, dimana semua • Koefisien regresi pengembangan indikator tersebut ternyata masih kawasan wisata sebesar 0.182. mempunyai dampak yang rendah Artinya setiap 100% perubahan terhadap pelestarian lingkungan (perbaikan) dalam variabel hidup dalam tata ruang kota. pengembangan kawasan wisata • Koefisien regresi pengembangan secara relatif akan meningkatkan kawasan pesisir sebesar 0.155. pelestarian lingkungan hidup dalam Artinya setiap 100% perubahan tata ruang kota sebesar 18.2%, dalam variabel pengembangan dengan asumsi variabel kawasan pesisir akan meningkatkan pengembangan kawasan pesisir, pelestarian lingkungan hidup dalam rehabilitasi kawasan hutan, dan 123

penghijauan dengan hutan kota di seksi perencanaan pembangunan anggap konstan. masyarakat diperlukan adanya aturan-aturan Berdasarkan hasil analisis di atas untuk kenyamanan, keamanan, tertib, dan dapat diketahui bahwa dari keempat variabel teratur. yang diteliti, ternyata variabel 4. Isu Aktual yang sedang berkembang di pengembangan kawasan wisata dan Unit pelaksana Teknis Dinas Wilayah V penghijauan dengan hutan kota mempunyai Dinas Pengairan Aceh adalah Belum pengaruh dominan dalam meningkatkan Optimalnya Koordinasi Pengawasan, pelestarian lingkungan hidup dalam tata Permasalahan dari kurang akuratnya ruang kota Banda Aceh karena diperoleh penyediaan data karena terbatasnya koefisien regresi masing-masing sebesar intensitas pelatihan / Diklat. 18.2% dan 17.2%. 5. Pengelolaan sumber daya air dalam suatu DAS haruslah dilakukan secara holistik KESIMPULAN yaitu memandang masalah secara utuh, Dari hasil analisis diatas, dapatlah diambil terpadu dan memecahkannya secara suatu kesimpulan yaitu: multidisiplin, lintas sektoral, lintas daerah sesuai dengan konsep DAS sebagai 1. Perencanaan pembangunan sarana dan kesatuan ekosistem. prasarana sumber daya air yang 6. Perlunya menjaga hutan agar tetap lestari dilaksanakan haruslah dapat sehingga pembangunan DAS dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat economic development, community karena pendapatan dan pertumbuhan dapat development dan environmental service diperoleh berupa hasil pertanian, bisa berimbang. Lahan-lahan kritis dan pertambangan, usaha kecil menengah, gundul kembali hujau, air sungai yang perdagangan, dan perindustrian. bersih tersedia sepanjang tahun, musim 2. Pembangunan daerah merupakan hujan tidak lagi terjadi banjir dan rangkaian pembangunan yang terpadu, longsor, musim kemarau tidak lagi terintegrasi, bertahap, dan kekeringan. berkesinambungan. Hal ini dapat 7. Lahan dipinggir sungai sangat subur terlaksana bila para pelaksana dikarenakan humus tanah yang dibawa pembangunan merupakan tenaga ahli air sangat baik untuk tanaman jangka dan para personil yang memiliki pendek. Kegiatan ini menjadikan aliran keterampilan sesuai dalam bidangnya sungai terawat baik dan dapat masing-masing, sehingga perencana melestarikan DAS dari degradasi akibat pembangunan yang efektif dan tepat pengikisan air, dan disamping itu juga guna, tearah, transparan, produktif, dan dapat meningkatkan ekonomi berwawasan lingkungan. masyarakatnya. 3. Untuk mewujudkan program-program yang telah digariskan dalam Rencana Kerja Sedangkan rekomendasi yang dapat Stratejik Satuan Kerja Perangkat Daerah disampaikan, seperti: (Renstra SKPD) Dinas Pengairan Provinsi a. Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari Aceh serta untuk mewujudkan pelayanan hasil akhir kegiatan peningkatan kinerja yang berdaya guna dan berhasil guna di pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Wilayah

124

V Dinas Pengairan Aceh, secara Sri Hardiyanti, Manajemen Sumber Daya professional berkomitmen untuk terus Manusia, Erlangga , 2001 melaksanakan kegiatan dan pemantauan Sudirman, Drs. MPA dan Wijinarko Teguh, untuk terus meningkatkan kinerja secara Drs. MPA. AKIP dan Pengukuran lebih baik dan professional. Kinerja, LAN-RI, 2006 b. Semua aktifitas manusia di darat Tupoksi Dinas Pengairan Aceh Satuan Kerja berlangsung didalam suatu wilayah yang Pemerintah Aceh Provinsi Aceh. disebut Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu wilayah daratan yang dibatasi oleh pemisah topografis berupa punggung bukit yang menerima air hujan dan mengalirkannya ke hilir dan bermuara ke laut. DAS terdiri dari beberapa sub-DAS yang merupakan suatu anak sungai yang bermuara ke waduk, dam, danau atau Catchment Area, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan DAS yang berkesinambungan bagi kelangsungan hidup masyarakat disekitar Krueng Aceh.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1997. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, Tentang Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Anonim , 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006, Tentang Pemerintahan Aceh. Anonim , 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Emil Salim, 1993. Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Cetakan VI Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Endro Waluyo, 2002. Administrasi Lingkungan Hidup, Penerbit Global Pustaka Utama Yogyakarta. Team Sosialisasi RTRW, 2006. Rencana Tata Ruang Kota (RTRW) Kota Banda Aceh Tahun 2006-2016, Penerbit Pemko Banda Aceh.

125