Baju Kurung Sebagai Pakaian Adat Suku Melayu Di Malaysia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Baju Kurung Sebagai Pakaian Adat Suku Melayu Di Malaysia Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta BAJU KURUNG SEBAGAI PAKAIAN ADAT SUKU MELAYU DI MALAYSIA Selfa Nur Insani 1702732 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Baju Kurung Sebagai Pakaian Adat Suku Melayu di Malaysia. 1. PENDAHULUAN Penulis adalah seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (STIPRAM) semester VII jenjang Strata I jurusan Hospitality (ilmu kepariwisataan). Tujuan penulis berkunjung ke Malaysia adalah mengikuti Internship Program yang dilakukan oleh STIPRAM dengan Hotel The Royal Bintang Seremban Malaysia yang dimulai pada 15 September 2015 sampai dengan 11 Maret 2016 [1]. Selain bertujuan untuk Internship Program, penulis juga telah melakukan Program Foreign Case Study (FCS) selama berada di negari itu.Program FCS merupakan salah program wajib untuk mahasiswa Strata 1 sebagai standar kualifikasi menjadi sarjana pariwisata. Program ini meliputi kunjungan kebeberapa atau salah satu negara untuk mengkomparasi potensi wisata yang ada di luar negeri baik itu potensi alam ataupun budaya dengan potensi yang ada di Indoensia. Berbagai kunjungan daya tarik dan potensi budaya negeri malaysia telah penulis amati dan pelajari seperti Batu Cave, China Town, KLCC, Putra Jaya, Genting Highland, Pantai di Port Dikson Negeri Sembilan, Seremban, Arena Bermain I-City Shah Alam, pantai cempedak Kuantan pahang serta mempelajari kuliner khas negeri malaysia yaitu kue cara berlauk dan pakaian tradisional malasyia yaitu baju kurung. Malaysia adalah sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas negara bagian dan tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibu kotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan. Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa.Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan - Malaysia Barat dan Malaysia Timur - oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut Tiongkok Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Kepala negara Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agongdan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Malaysia sebagai negara persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan bagian barat Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Karena semakin meluasnya 1 tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957. Suku Melayu menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas Tionghoa-Malaysia dan India-Malaysia yang cukup besar. Bahasa Melayudan Islam masing-masing menjadi bahasa dan agama resmi negara. Malaysia adalah anggota perintis ASEAN dan turut serta di berbagai organisasi internasional, seperti PBB. Sebagai bekas jajahan Inggris, Malaysia juga menjadi anggota Negara- Negara Persemakmuran. Malaysia juga menjadi anggota D-8 (Developing-8), yakni sebuah kesepakatan untuk kerja sama pembangunan delapan negara anggotanya: Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki 2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10]. 2 A. Regulation Dalamperjalanankeluarnegeriseseorangataukelompokharusmembawadanmemilikibeberap adokumenseperti : 1. Paspor Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Paspor berisi biodata pemegangnya yang meliputi antara lain foto pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan kadang-kadang juga beberapa informasi lain mengenai identifikasi individual. Saat ini beberapa negara telah mengeluarkan apa yang disebut e-paspor atau elektronik paspor. e-paspor merupakan pengembangan dari paspor kovensional saat ini di mana pada paspor tersebut telah ditanamkan sebuah chip yang berisikan biodata pemegangnya beserta data biometrik-nya.Data biometrik ini disimpan dengan maksud untuk lebih meyakinkan bahwa orang yang memegang paspor adalah benar orang yang memiliki dan berhak atas paspor tersebut. Paspor biasanya diperlukan untuk perjalanan internasional karena harus ditunjukkan ketika memasuki perbatasan suatu negara, walaupun di negara tertentu ada beberapa perjanjian di mana warga suatu negara tertentu dapat memasuki negara lain dengan dokumen selain paspor. Paspor akan diberi cap (stempel) atau disegel dengan visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat kedatangan. Biasanya suatu negara menerbitkan untuk warga negaranya sebuah paspor biasa untuk perjalanan reguler. Di Indonesia paspor ini diberi sampul berwarna hijau dan dikeluarkan oleh Ditjen Keimigrasian, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia .Jenis- jenispaspor : a. Paspor diplomatik Untuk sebagian orang diterbitkan paspor diplomatik guna mengidentifikasi mereka sebagai perwakilan diplomatik dari negara asalnya. Karena itu, pemegang paspor ini menikmati beberapa kemudahan perlakuan dan kekebalan di negara tempat mereka bertugas. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna hitam dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri. b. Paspor dinas/resmi Paspor ini diterbitkan untuk kalangan teknisi dan petugas administrasi dari suatu misi diplomatik seperti kedutaan dan konsulat ataupun bagi pegawai negeri / pemerintah yang sedang melaksanakan tugas ke luar negeri. Pemegang paspor jenis ini mendapatkan beberapa kemudahan yang tidak dimiliki oleh pemegang paspor biasa. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna biru dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri setelah mendapat izin dari Sekretariat Negara. c. Paspor orang asing Paspor orang asing adalah paspor yang diberikan kepada seseorang yang bukan warga negaranya. Syarat dan ketentuan untuk memiliki paspor jenis ini diatur oleh masing- masing negara. Contoh paspor ini adalah paspor yang dipakai untuk berhaji (paspor coklat), yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. d. Paspor kelompok Paspor kelompok akan diberikan untuk, misalnya, kelompok perjalanan anak liburan sekolah. Semua anak dalam perjalanan tersebut cukup memiliki sebuah paspor kelompok selama perjalanan liburan mereka berlangsung. e. Paspor haji dan umrah Khusus jamaah haji dan umrah, nama yang tertera dalam paspor harus menggunakan 3 cara: 3 1. Cara membuat paspor kita harus mendatangi kantor imigrasi terdekat
Recommended publications
  • Understanding Intangible Culture Heritage Preservation Via Analyzing Inhabitants' Garments of Early 19Th Century in Weld Quay
    sustainability Article Understanding Intangible Culture Heritage Preservation via Analyzing Inhabitants’ Garments of Early 19th Century in Weld Quay, Malaysia Chen Kim Lim 1,*, Minhaz Farid Ahmed 1 , Mazlin Bin Mokhtar 1, Kian Lam Tan 2, Muhammad Zaffwan Idris 3 and Yi Chee Chan 3 1 Institute for Environment & Development (LESTARI), Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi 43600, Malaysia; [email protected] (M.F.A.); [email protected] (M.B.M.) 2 School of Digital Technology, Wawasan Open University, 54, Jalan Sultan Ahmad Shah, George Town 10050, Malaysia; [email protected] 3 Faculty of Art, Computing & Creative Industry, Sultan Idris Education University, Tanjong Malim 35900, Malaysia; [email protected] (M.Z.I.); [email protected] (Y.C.C.) * Correspondence: [email protected] Abstract: This qualitative study describes the procedures undertaken to explore the Intangible Culture Heritage (ICH) preservation, especially focusing on the inhabitants’ garments of different ethnic groups in Weld Quay, Penang, which was a multi-cultural trading port during the 19th century in Malaysia. Social life and occupational activities of the different ethnic groups formed the two main spines of how different the inhabitants’ garments would be. This study developed and demonstrated a step-by-step conceptual framework of narrative analysis. Therefore, the procedures used in this study are adequate to serve as a guide for novice researchers who are interested in undertaking Citation: Lim, C.K.; Ahmed, M.F.; a narrative analysis study. Hence, the investigation of the material culture has been exemplified Mokhtar, M.B.; Tan, K.L.; Idris, M.Z.; by proposing a novel conceptual framework of narrative analysis.
    [Show full text]
  • Shifting of Batik Clothing Style As Response to Fashion Trends in Indonesia Tyar Ratuannisa¹, Imam Santosa², Kahfiati Kahdar3, Achmad Syarief4
    MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 35, Nomor 2, Mei 2020 p 133 - 138 P- ISSN 0854-3461, E-ISSN 2541-0407 Shifting of Batik Clothing Style as Response to Fashion Trends in Indonesia Tyar Ratuannisa¹, Imam Santosa², Kahfiati Kahdar3, Achmad Syarief4 ¹Doctoral Study Program of Visual Arts and Design, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10 Bandung, Indonesia 2,3,4Faculty of Visual Arts and Design, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10 Bandung, Indonesia. [email protected] Fashion style refers to the way of wearing certain categories of clothing related to the concept of taste that refers to a person’s preferences or tendencies towards a particular style. In Indonesia, clothing does not only function as a body covering but also as a person’s style. One way is to use traditional cloth is by wearing batik. Batik clothing, which initially took the form of non -sewn cloth, such as a long cloth, became a sewn cloth like a sarong that functions as a subordinate, evolved with the changing fashion trends prevailing in Indonesia. At the beginning of the development of batik in Indonesia, in the 18th century, batik as a women’s main clothing was limited to the form of kain panjang and sarong. However, in the following century, the use of batik cloth- ing became increasingly diverse as material for dresses, tunics, and blouses.This research uses a historical approach in observing batik fashion by utilizing documentation of fashion magazines and women’s magazines in Indonesia. The change and diversity of batik clothing in Indonesian women’s clothing styles are influenced by changes and developments in the role of Indonesian women themselves, ranging from those that are only doing domestic activities, but also going to school, and working in the public.
    [Show full text]
  • An Analysis of the Characteristics of Balinese Costume - Focus On The Legong Dance Costume
    Print ISSN 1229-6880 Journal of the Korean Society of Costume Online ISSN 2287-7827 Vol. 67, No. 4 (June 2017) pp. 38-57 https://doi.org/10.7233/jksc.2017.67.4.038 An Analysis of the Characteristics of Balinese Costume - Focus on the Legong Dance Costume - Langi, Kezia-Clarissa · Park, Shinmi⁺ Master Candidate, Dept. of Clothing & Textiles, Andong National University Associate Professor, Dept. of Clothing & Textiles, Andong National University⁺ (received date: 2017. 1. 12, revised date: 2017. 4. 11, accepted date: 2017. 6. 16) ABSTRACT1) Traditional costume in Indonesia represents identity of a person and it displays the origin and the status of the person. Where culture and religion are fused, the traditional costume serves one of the most functions in rituals in Bali. This research aims to analyze the charac- teristics of Balinese costumes by focusing on the Legong dance costume. Quantitative re- search was performed using 332 images of Indonesian costumes and 210 images of Balinese ceremonial costumes. Qualitative research was performed by doing field research in Puri Saba, Gianyar and SMKN 3 SUKAWATI(Traditional Art Middle School). The paper illus- trates the influence and structure of Indonesian traditional costume. As the result, focusing on the upper wear costume showed that the ancient era costumes were influenced by animism. They consist of tube(kemben), shawl(syal), corset, dress(terusan), body painting and tattoo, jewelry(perhiasan), and cross. The Modern era, which was shaped by religion, consists of baju kurung(tunic) and kebaya(kaftan). The Balinese costume consists of the costume of participants and the costume of performers.
    [Show full text]
  • Panduan Pengurusan Asrama
    1. PERATURAN PAKAIAN 1.1 PELAJAR LELAKI a. Baju Kemeja/Baju T i. Baju kemeja berkolar potongan biasa sama ada berlengan panjang atau pendek dibenarkan. Lain-lain jenis baju seperti baju T berkolar, baju T sukan atau seumpamanya dibenarkan untuk aktiviti riadah sahaja. Baju T TIDAK BERKOLAR TIDAK DIBENARKAN. ii. Baju hendaklah disisipkan ke dalam seluar. iii. Baju kemeja berlengan panjang hendaklah dibutangkan di pergelangan tangan dan tidak dibenarkan dilipat. iv. Pemakaian semua jenis jaket tidak dibenarkan ke kelas akademik. Baju panas (sweater) dibenarkan dalam keadaan tertentu saja. b. Seluar i. Kain seluar slack yang dibenarkan ialah daripada jenis cotton dan synthetic material (PVC atau Polyster). ii. Selain daripada jenis kain di atas TIDAK DIBENARKAN. iii. Fesyen seluar slack hendaklah tidak terlalu longgar baggy, slim fit, terlalu ketat dan berkaki singkat tidak dibenarkan. Paras kaki seluar hendaklah melepasi bawah buku lali dan ukur lilit seluar di antara 36cm – 45cm / 14 inci - 18 inci. (adakah ulur lilit ini terpakai untuk semua tingkatan dan saiz pelajar) c. Tali Pinggang i. Tali pinggang hendaklah dari jenis kulit atau PVC. ii. Lebar tali pinggang hendaklah di antara 2.5cm – 3.0cm dan berwarna hitam atau coklat tua. Tali pinggang yang berwarna-warni dan berbelang tidak dibenarkan. iii. Kepala tali pinggang hendaklah tidak terlalu besar (3cm x 3.5cm) dan tidak berlambang seperti lambang binatang, lambang keagamaan atau tulisan yang tidak sesuai dan tidak bermoral. d. Kasut dan Stoking i. Kasut sekolah hendaklah dari jenis kulit atau PVC berwarna hitam. ii. Pemakaian kasut bersama stoking adalah DIWAJIBKAN. Stoking hendaklah melepasi buku lali. iii. Stoking hendaklah berwarna HITAM SAHAJA.
    [Show full text]
  • Cabang-Katalog-Inventaris-Cabang
    0 DAFTAR ISI Daftar Isi ..................................................................................................................................................................... 1 Kata Pengantar Ketua Umum PPI Tiongkok 2018/2020 ......................................................................... 2 Region Selatan Changsha ..................................................................................................................................................................... 4 Chongqing .................................................................................................................................................................. 5 Guangzhou ................................................................................................................................................................. 12 Guilin ............................................................................................................................................................................ 21 Nanning ....................................................................................................................................................................... 25 Wuhan .......................................................................................................................................................................... 28 Xiamen ........................................................................................................................................................................
    [Show full text]
  • Module 2 (Week 2): Characteristics of Southeast Asian Arts and Crafts
    8 Arts Quarter 1 – Module 2 (Week 2): Characteristics of Southeast Asian Arts and Crafts Arts – Grade 8 Alternative Delivery Mode Quarter 1 – Module 2 (Week 2): Characteristics of Southeast Asian Arts First Edition, 2020 Republic Act 8293, section 176 states that: No copyright shall subsist in any work of the Government of the Philippines. However, prior approval of the government agency or office wherein the work is created shall be necessary for exploitation of such work for profit. Such agency or office may, among other things, impose as a condition the payment of royalties. Borrowed materials (i.e., songs, stories, poems, pictures, photos, brand names, trademarks, etc.) included in this module are owned by their respective copyright holders. Every effort has been exerted to locate and seek permission to use these materials from their respective copyright owners. The publisher and authors do not represent nor claim ownership over them. Published by the Department of Education Secretary: Leonor Magtolis Briones Undersecretary: Diosdado M. San Antonio Development Team of the Module Writers: Rodjie L. Canada Content Editor/s: Nenita G. Jaralve Evelyn G. Patiño Ralph Anthony P. Panique Language Editor: Fanny Y. Inumerables Illustrator: (Name) Layout Artist: (Name) Layout Editor: Charmaine L. Juvahib QA Evaluator: (For Secondary) MUSIC: Milanie M. Panique ARTS: Archie S. Gallego P.E.: Leonicel D. Caliguid & Mildred A. Coralat HEALTH: Tom Saldua & Arniel Jimena Villamente Moderator: Milanie M. Panique Management Team: Marilyn S. Andales, Ed.D., CESO V – Schools Division Superintendent Leah B. Apao, Ed.D., CESE – Asst. Schools Division Superintendent Ester A. Futalan, Ed.D. – Asst.
    [Show full text]
  • IEEE Paper Template in A4 (V1)
    49 M. Hamidi, Desain dan Aplikasi Busana Baju Melayu Riau Kekinian untuk Penjahit Tradisional DESAIN DAN APLIKASI BUSANA BAJU MELAYU RIAU KEKINIAN UNTUK PENJAHIT TRADISIONAL M.Hamidi1, Hutomo Atman Maulana2 1Sarjana Terapan Administrasi Bisnis Internasional, Politeknik Negeri Bengkalis, [email protected] 2Sarjana Terapan Administrasi Bisnis Internasional, [email protected] ABSTRAK Abstrak: Desain dan aplikasi busana melayu Riau kekinian ini memilik target yang ingin dicapai terutama dari segi produksi yaitu desain busana melayu Riau yang kekinian dan aplikasi desain serta busana pelengkap yang siap pakai serta pemilihan bahan yang digunakan. Dalam pengabdian ini fasilitas yang didapatkan mitra adalah mendesain busana atau pakaian melayu yang kekinian, pelatihan dan pemahaman untuk mengenal macam-macam dan cara membuat tanjak serta kain sampin yang ready to wear (siap pakai) dan pemahaman bagaimana memilih bahan yang digunakan untuk mengaplikasikan busana atau pakaian melayu yang kekinian. Metode yang akan digunakan dalam mencapai tujuan tersebut adalah melalui pelatihan dan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mitra. Desain dan aplikasi busana melayu Riau kekinian ini didukung tim pakar dengan kepakaran dan keahlian dibidangnya masing-masin. Keluaran dari pengabdian ini adalah desain busana melayu yang kekinian serta aplikasi dari desain tersebut dan pelengkap busana Kata Kunci: desain,melayu, busana/pakaian,busana pelengkap, kekinian Abstract: The current Riau Malay clothing design and application has
    [Show full text]
  • Tudung Keringkam
    The Sarawakiana Series Malay Culture Tudung Keringkam The Sarawakiana Series Tudung Keringkam Kamil Salem Pustaka Negeri Sarawak Kuching 2006 Foreword 'Keringkam Sarawak' is an extraordinary intricate handicraft of Sarawak Malays that combines beautiful patterns into informative culture presentation. This publication hopes to draw attention of everyone, from school children to researchers, likewise, to an almost forgotten, yet, precious handicraft. Culture grows on the shoulders of the community. Its development and sustainability is not a placid travel but an awesome awakening that endures millenniums. Pustaka will continue to collaborate with our partners in the documentation of local and indigenous knowledge as one of the ways to preserve our culture and heritage for future generations. Rashidah Haji Bolhassan Chief Executive Officer Pustaka Negeri Sarawak Introduction 'Tudung Keringkam' is a traditional headscarf One may also wonder whether there is a of Sarawak, and is widely worn by the local possibility of the word 'keringkam' originating Malay women. Handcrafted with fine from the combination of two words, namely, embroidery work, using gold and silver- 'keling' and 'torn'. 'Keling' is a widely-used term coloured coarse threads, tudung keringkam' to describe Indians who originally came from can be classified into two types: 'selayah' (veil) southern India (Kamus Dewan). They came as and 'selendang' (shawl). traders and settled down in South East Asian countries such as Malaysia, Brunei Darussalam 'Selayah Keringkam' is generally worn as a and Indonesia. veil which covers the head right down to the shoulder. Although serving the same function The term 'keling' has been used by the Malays as the former, 'Selendang Keringkam' is (Star 2006) for a long time, even before the relatively longer and is worn right to the waist arrival of the Portuguese, Dutch ana British in level.
    [Show full text]
  • Catharsis: Journal of Arts Education the Aesthetic Usage Response Of
    CATHARSIS 9 (1) 2020 Halaman: 38-49 p-ISSN 2252-6900 I e-ISSN 2502-4531 Catharsis: Journal of Arts Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chatarsis The Aesthetic Usage Response of Baju Kurung in Palembang City Government Tourism Office in Emphasizing Regional Identity Efriyeni Chaniago1, Tjetjep Rohendi Rohidi 2, Triyanto Triyanto2 E-mail: [email protected] 1. SMP Negeri 54 Palembang, Indonesia 2. Universitas Negeri Semarang, Indonesia Received 23 December 2019, Accepted 20 February 2020, Published 31 May 2020 Abstract BajuKurung is a traditional dress of the Malay community in several countries namely Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, and southern Thailand. The traditional clothes worn by Palembang women including in the form of bajukurung. In the development era of bajukurung replaced by modern clothes. The modification of bajukurung is now made according to the tastes of customers with a variety of shapes and accessories. This study aims to analyze the aesthetic response to the rules of wearing Palembang's traditional clothing in service in the form of patterns, motifs, textures, and colors of clothes worn by employees. Through this interdisciplinary approach by using qualitative method. The data is presented in the descriptive form. The object of study was the employee's bajukurung in Palembang Government Tourism office. The research data sources are primary and secondary data. The data collection techniques are conducted by observation, interview, and document study. The analysis procedure is conducted by data reduction, data presentation, and data verification. The analysis was conducted with the aesthetic formalism theory, the validity of the data by triangulation of data sources.
    [Show full text]
  • Traditional Costumes
    MALAY TRADITIONAL COSTUMES BAJU KURUNC Baju kurung is used to refer to both the male and #1 female outfit. It is the traditional costume for the Malay community. Wore for formal occasions or as an everyday wear. #2 During Hari Raya Puasa, Malay families wear the baju kurung when visiting their relatives and friends. #3 2 popular styles: Telok Belangah & Cekak Musang 1 Telok Cekak Belangah Musang style style Photograph courtesy of Nuraini Othman BAJU WRUNG (Female) A loose-fitting blouse with long sleeves and is paired with a waistcloth known as a sarong Photograph of a lady wearing baju kurung telok belangah. Ministry of Information and the Arts Collection, courtesy of the National Archives of Singapore TUDUNC Headscarf worn by Muslim women Photograph of a lady wearing a tudung.Courtesy of National Archives of Singapore BAJU KURUNC/BAJU MELAYU(MALE) Men wear the baju kurung as a shirt top with pants, and a kain samping that can be worn over the trousers Example of a baju melayu. Photograph courtesy of Jamal Mohammed SONCKOK A traditional headgear worn by Malay males Photograph from the Arthur B Reich Collection, courtesy of National Archives of Singapore KAIN SONCKET 1 1/111 A woven cloth that is often decorated with either gold or silver threads Photo adapted from flickr TIME! Instructions: - Colour / decorate the picture of the mosque below after you are done with your paper dolls - Stick your paper dolls on this colouring template after you are done DONE BY: TASHLYN, REESE, WEN XIN, MATTHEW,JOSHUA, LEROY FROM RIVER VALLEY HIGH SCHOOL Pg4.
    [Show full text]
  • The Complete Costume Dictionary
    The Complete Costume Dictionary Elizabeth J. Lewandowski The Scarecrow Press, Inc. Lanham • Toronto • Plymouth, UK 2011 Published by Scarecrow Press, Inc. A wholly owned subsidiary of The Rowman & Littlefield Publishing Group, Inc. 4501 Forbes Boulevard, Suite 200, Lanham, Maryland 20706 http://www.scarecrowpress.com Estover Road, Plymouth PL6 7PY, United Kingdom Copyright © 2011 by Elizabeth J. Lewandowski Unless otherwise noted, all illustrations created by Elizabeth and Dan Lewandowski. All rights reserved. No part of this book may be reproduced in any form or by any electronic or mechanical means, including information storage and retrieval systems, without written permission from the publisher, except by a reviewer who may quote passages in a review. British Library Cataloguing in Publication Information Available Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Lewandowski, Elizabeth J., 1960– The complete costume dictionary / Elizabeth J. Lewandowski ; illustrations by Dan Lewandowski. p. cm. Includes bibliographical references. ISBN 978-0-8108-4004-1 (cloth : alk. paper) — ISBN 978-0-8108-7785-6 (ebook) 1. Clothing and dress—Dictionaries. I. Title. GT507.L49 2011 391.003—dc22 2010051944 ϱ ™ The paper used in this publication meets the minimum requirements of American National Standard for Information Sciences—Permanence of Paper for Printed Library Materials, ANSI/NISO Z39.48-1992. Printed in the United States of America For Dan. Without him, I would be a lesser person. It is the fate of those who toil at the lower employments of life, to be rather driven by the fear of evil, than attracted by the prospect of good; to be exposed to censure, without hope of praise; to be disgraced by miscarriage or punished for neglect, where success would have been without applause and diligence without reward.
    [Show full text]
  • Motif Dan Warna Dalam Budaya Cina Peranakan: Kajian Kes Ke Atas Kasut Manik Tradisional
    MOTIF DAN WARNA DALAM BUDAYA CINA PERANAKAN: KAJIAN KES KE ATAS KASUT MANIK TRADISIONAL SITI KHADIJAH FARHAH SULAIMAN PUSAT KEBUDAYAAN UNIVERSITI MALAYA UniversityKUALA LUMPUR of Malaya 2019 MOTIF DAN WARNA DALAM BUDAYA CINA PERANAKAN: KAJIAN KES KE ATAS KASUT MANIK TRADISIONAL SITI KHADIJAH FARHAH SULAIMAN DISERTASI YANG DIKEMUKAKAN SEBAGAI MEMENUHI KEPERLUAN BAGI SARJANA KESENIAN (SENI RUPA) PUSAT KEBUDAYAAN UNIVERSITI MALAYA UniversityKUALA LUMPUR of Malaya 2019 UNIVERSITI MALAYA PERAKUAN KEASLIAN PENULISAN Nama: SITI KHADIJAH FARHAH SULAIMAN No. Matrik: RGB130006 Nama Ijazah: SARJANA KESENIAN (SENI RUPA) Tajuk Kertas Projek/Laporan Penyelidikan/Disertasi/Tesis (“Hasil Kerja ini”): MOTIF DAN WARNA DALAM BUDAYA CINA PERANAKAN: KAJIAN KES KE ATAS KASUT MANIK TRADISIONAL Bidang Penyelidikan: Saya dengan sesungguhnya dan sebenarnya mengaku bahawa: (1) Saya adalah satu-satunya pengarang/penulis Hasil Kerja ini; (2) Hasil Kerja ini adalah asli; (3) Apa-apa penggunaan mana-mana hasil kerja yang mengandungi hakcipta telah dilakukan secara urusan yang wajar dan bagi maksud yang dibenarkan dan apa- apa petikan, ekstrak, rujukan atau pengeluaran semula daripada atau kepada mana-mana hasil kerja yang mengandungi hakcipta telah dinyatakan dengan sejelasnya dan secukupnya dan satu pengiktirafan tajuk hasil kerja tersebut dan pengarang/penulisnya telah dilakukan di dalam Hasil Kerja ini; (4) Saya tidak mempunyai apa-apa pengetahuan sebenar atau patut semunasabahnya tahu bahawa penghasilan Hasil Kerja ini melanggar suatu hakcipta hasil kerja yang
    [Show full text]