Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta REFLEKSI BUDAYA MASYARAKAT MELAYU

Titi Dwi Yuni Lestari 152218

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Baju Kurung Refleksi Budaya Masyarakat Melayu Malaysia.

1. PENDAHULUAN B. Latar Belakang Pariwisata di merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Secara kumulatif (Januari - Oktober) 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 11,62 juta kunjungan atau naik 23,55 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 9,40 juta kunjungan. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia . Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Dalam Travel & Tourism Competitivness Report yang mengukur sejumlah faktor dan kebijakan yang memungkinkan perkembangan berkelanjutan dari sektor travel dan pariwisata yang pada gilirannya berkontribusi pada pembangunan dan daya saing di tahun 2017 sekotor pariwisata Indonesia telah melompat dari ranking 50 ke ranking 42 dunia. Indonesia dinilai unggul dalam segi daya saing harga, sumber daya pariwisata dan skala prioritas pariwisata. Walaupun pringkat Malaysia dan Singapura turun, Indonesia masih tertinggala dari negara tetangga seperti, Singapura ( peringkat 11 menjadi peringkat 13), (peringkat 35 naik menjadi peringkat 34) dan juga Malaysia (peringkat 25 turun menjadi peringkat 26). Sehingga untuk memahami sektor pariwisata antara negara-negara berbeda, mahasiwa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta jurusan Hospitality diwajibkan untuk mengikuti kegiatan Foreign Case Study (FCS) yang dilaksanakan

1 dengan melakukan ke beberapa negara tujuan, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, Amerika dan negara-negara lain. Kegiatan FCS bertujuan agar mahasiswa dapat menganalisis perbedaan sumber daya pariwisata baik alam, budaya, kebiasaan, regulasi serta pengembangan pariwisata antara Indonesia dengan negara-nrgara lain yang telah dikunjungi. Hal ini juga bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan Indonesia dalam sektor pariwisata dan selanjutnya mahasiswa dapat berkontribusi untuk ikut mengembangkan pariwisata Indonesia. Foreign Case Study (FCS) dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, mahasiswa melakukan perjalanan ke luar negeri dalam waktu beberapa hari dan melakukan pengamatan terhadap objek-objek wisata yang di kunjungi dan kembali ke negara asal dengan di dampingi oleh dosen pembimbing. Kemudian dengan magang, yaitu kegiatan perkuliahan mahasiswa yang berupa pergi mengunjungi suatu negara dengan melakukan praktek kerja disuatu hotel atau perusahaan selama kurun waktu tertentu dimana dalam waktu tersebut juga melakukan pengamatan terhadap objek yang dikunjungi. Kemudian dengan melakukan belajar selama dua bulan di Asean Culinary Academy dan menjalani program magang selama empat bulan di suatu perusahaan atau hotel yang telah di tentukan. Dan yang terakhir yakni dengan mengikuti proram student exchange selama seminggu sampai dengan satu bulan di Universitas yang ada di negara tujuan.

C. Pelaksanaan Program Foreign Case Study (FCS) Penulis telah melakukan program FCS dengan mengikuti program student exchange yang dilaksanakan di Imperia College of Hospitality yang berlokasi di Kuantan, , Malaysia pada periode Juni – Juli 2016 yaitu selama satu bulan. Kegiatan pencarian data penulis lakukan dengan melihat serta memahami kebudayaan Malaysia. Penulis juga terbantu dengan melakukan sharing bersama dengan mahasiswa Imperia College of Hospitality. Selain memperoleh data dari program-program pertukaran pelajar dan bertukar ilmu dengan mahasiswa Malaysia, penulis juga mencari data dari berbagai sumber, seperti internet, buku dan komunitas mahasiswa Malaysia di Indonesia [1].

D. Sejarah Negara Malaysia Perkembangan perdagangan antara , dan negara-negara lain yang melalui Selat Malaka menjadikan Semenanjung Malaysia menjadi pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Kasultanan Malaka didirikan di awal abad ke 15 yang dimulai oleh seorang pangeran Palembang dengan Malaka sebagai ibukota yang saat ini dikenal sebagai semenanjung Malaysia. Kerajaan ini berlangsung hampir satu abad dan sangat gencar menyebarkan agama . Portugal dengan kekuatan militernya menghancurkan kesultanan Malaka pada taun 1511. Saat itu Sultan terakhir berhasil melarikan diri ke Kampar di Sumatera. Salah satu anaknya pergi ke Semenanjung Malaysia bagian utara dan mendirikan Kesultanan Perak. Anaknya yang lain pergi ke selatan dan mendirikan kerajaan yang merupakan lanjutan dari Kesultanan Malaka Tua yang saat ini dikenal sebagai Kesultanan . Kesultanan Malaka sebagai pusat perdagangan asia tenggara memiliki tingkat ekonomi yang tinggi. Hal ini menyebabkan beberapa bangsa seperti Portugis, belanda dan Inggris tertarik untuk menjajahnya. Inggris mulai menyebarkan pengaruhnya pada tahun 1826 kepada seluruh semenanjung, pemukiman selat termasuk didalamnya yaitu Pulau Pinang, Singapura, dan Melaka. Hal ini dilakukan dengan membentuk pemukiman Selat (Bellato Settlements) Koloni Mahkota (Accretia Colony).

2 Pada 1867, Inggris menjadi semakin agresif dan mulai menghasut para raja kerajaan Melayu. Akibat perang saudara dan gangguan persatuan antara China, Inggris dipilih untuk menyelesaikan masalah – masalah penduduk Negeri Selat. Akhirnya, perjanjian Pangkor ditandatangani dan mengakibatkan perluasan kekuasaan Inggris ke negeri – negeri Melayu (Perak, Pahang, Selangor, dan Negeri Sembilan yang juga dikenal sebagai negeri – negeri bersekutu). Negeri – negeri lain yang yang dikenali sebagai negeri – negeri tidak bersekutu lagi iyalah Perlis, Kedah, , dan yang berada di bawah kekuasaan Thailand. Di Borneo, Borneo Utara Britania yang dahulu berada di bawah pemerintahan Kesultanan Suku digabungkan menjadi Koloni Kerajaan Inggris, dimana Sarawak menjadi milik keluarga Brooke. Akibat penaklukan Jepang pada Perang Dunia II dan kebangkitan komunis, dukungan kemerdekaan semakin kuat. Saat Inggris menginginkan pembentukan Uni Malaya setelah berakhirnya perang, masyarakat Melayu bangkit menentang dan menginginkan sistem yang nubie – Melayu, yang pada akhirnya Singapura melepaskan diri dari Malaysia dan membentuk negara sendiri, dan meminta sistem kewarganegaraan tunggal. Pada tahun 1937, Malaysia mulai memiliki semangat untuk merdeka dan melakukan perlawanan terhadap kolonialisme. Tepatnya pada tanggal 20 Oktober 1947 bangsa Malaysia lepas dari jajahan Inggris. Persekutuan yang baru diwujudkan di bawah nama Malaysia pada 16 September 1964 melalui penyatuan Persekutuan Malaya, Singapura, Borneo Utara (Kemudian dinamakan Sabah) dan Sarawak. Kesultanan yang pada mulanya menyatakan keinginan untuk bergabung dengan Malaysia mengurungkan diri akibat tentangan sebagian masyarakat Brunei. Pada awal terbentuknya Malaysia, banyak masalah yang terjadi, misalnya dengan Indonesia (“Konfrontasi”), dan tuntutan oleh Filipina terhadap Sabah. E. Letak geografis Malaysia Malaysia berada pada urutan ke-43 negara dengan banyaknya jumlah penduduk dan negara dengan daratan terluas ke-66 di dunia. Malaysia terdiri dari dua area utama yang dipisahkan oleh Laut China Selatan . Letak astronomis sendiri adalah letak suatu wilayah dilihat dari posisi garis bujur dan garis lintang. Dalam hal ini letak astronomis Malaysia adalah di antara 1°LU – 7°LU dan 100°BT – 119°BT. - Malaysia Timur berada pada posisi 1ºLU-7ºLU dan 100º40’BT-119ºBT. - Malaysia Barat terletak pada posisi 1ºLU-7ºLU dan 100ºBT-104º02’BT. Batas – batas Negara Malaysia : 1. Sebelah Utara : Thailand dan Laut Cina Selatan 2. Sebelah Barat : Selat Melaka 3. Sebelah Timur : Laut Sulu dan Laut Sulawesi 4. Sebelah Selatan : Selat Johor, Singapura dan Indonesia Adapun pembagian administratif wilayah Malaysia, diantaranya :

1. Malaysia Barat (Kawasan Semenanjung Malaysia) Malaysia Barat atau disebut juga dengan Semenanjung Malaysia merupakan wilayah Malaysia yang berada di daratan Benua Eurasia. Adapun wilayah persekutuan dan negara bagian dari Malaysia Barat, yaitu: a. Wilayah Persekutuan 1) Kuala Lumpur Kuala Lumpur (KL) merupakan ibukota negara sekaligus menjadi Kawasan Wilayah Persekutuan.

3 Secara geografis, Kuala Lumpur bercirikan sebuah lembah besar yang dikenal dengan Lembah Klang yang berbatasan dengan Pegunungan Titiwangsadi Timur, beberapa pegunungan kecil di utara dan selatan, dan Selat Malaka di barat. 2) Putrajaya Putrajaya merupakan pusat administrasi Malaysia yang baru menggantikan Kuala Lumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995. Memliki luas wilayah sebesar 42 km2, wilayah Putrajaya diambil dari Selangor setelah dilakukannya transaksi dengan pemerintah. Selain itu, transaksi tersebut membuat Selangor memiliki 2 wilayah persekutuan dalam batas – batasnya yaitu Kuala Lumpur dan Putrajaya. b. Negara Bagian 1) Johor Johor Darul Takzim beribukota di Johor Baru merupakan negara bagian terbesar ke–5 di Malaysia dan negara bagian terbesar ke–3 di Semenanjung Malaysia. Ibukotanya juga merupakan kota terbesar ke – 2 setelah Kuala Lumpur. Wilayah ini merupakan perbatasan langsung antara Malaysia dengan Singapura. 2) Kedah Kedah Darul Aman beribukota di Alor Setar merupakan salah satu negeri – negeri yang membentuk Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia) sekaligus yang mengasaskan Kedaulatan Kesultanan Melayu. Kedah dikenal dengan julukan “Lumbung Beras Malaysia” karena daerah ini merupakan daerah dengan kawasan persawahan terbesar di Malaysia. 3) Kelantan Kelantan Darul Naim beribukota di Kota Bahru. Wilayah yang terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya ini terletak di timur laut Semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan, dan berbatasan dengan Thailand. 4) Melaka Melaka Bandaraya Bersejarah. Beribukota di Melaka. Melaka telah dinobatkan oleh UNESCO pada tahun 2008 sebagai salah satu ‘Kota Warisan Dunia’ (World Heritage City). 5) Negeri Sembilan Negeri Sembilan Darul Khusus. Beribukota di Seremban, dan berbatasan dengan : a) Utara : Selangor b) Timur : Pahang c) Tenggara : Johor d) Selatan : Melaka e) Barat : Selat Malaka 6) Pahang Pahang Darul Makmur beribukota di Kuantan. Sebagian besar negeri Pahang diselimuti hutan dan sebagian besar Taman Negara terletak dalam negeri Pahang. 7) Penang Penang beribukota di George Town dengan pembagian wilayahnya yaitu, Pulang Pinang dan Seberang Perai yang terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia. Penang merupakan negara bagian malaysia terkecil ke–2 setelah Perlis. Walaupun demikian, Penang telah dinobatkan sebagai Kota Warisan Dunia (World Heritage City) pada tahun 2008 oleh UNESCO bersamaan dengan Melaka. 8) Perak Perak Darul Ridzuan beribukota di Ipoh. Perak merupakan negara bagian terbesar ke – 2 di Malaysia. Penggunaan nama ‘Perak’ kemungkinan berasal dari warna perak timah yang menjadi sumber daya alam Perak pada zaman dahulu.

4 9) Perlis Perlis Indera Kayangan beribukota di Kangar. Perlis merupakan negara bagian Malaysia yang terkecil. 10) Selangor Selangor Darul Ehsan beribukota di Shah Alam. Selangor terletak di tengah – tengah Semenanjung Malaysia di pantai barat dan mengelilingi kota Kuala Lumpur dan Putrajaya. Selangor juga beerbatasan dengan : a) Utara : Perak b) Timur : Pahang c) Selatan : Negeri Sembilan d) Barat : Selat Melaka 11) Terengganu Terengganu Darul Iman beribukota di Kuala Terengganu. Terengganu terletak di pantai timur Semenanjung Malaysia yang berbatasan dengan : a) Kelantan di utara dan barat laut. b) Pahang di selatan dan barat daya. 2. Malaysia Timur Malaysia Timur adalah sebutan bagi 2 negara bagian dan 1 wilayah persekutuan di Malaysia yang terletak di Borneo, yaitu Sabah, Sarawak, dan Labuan. Di pulau ini juga terletak negara Brunei Darussalam dan wilayah Indonesia, yaitu pulau . Malaysia Timur terletak di sebelah timur Semenanjung Malaysia di seberang Laut China Selatan. Berikut adalah negara bagian dan wilayah persekutuan dari Malaysia Timur, yaitu : a. Sabah (Negara Bagian) Beribukota di Kinabalu,. Sabah terletak di timur laut pulau Kalimantan dan menjadi negara bagian ke–2 terbesar di Malaysia. Di sebelah selatan, Sabah berbatasan dengan provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Secara geografis, bagian barat Sabah umumnya adalah pegunungan, yang terdiri atas 3 gunung tertinggi di Malaysia. b. Sarawak (Negara Bagian) Sarawak beribukota di. Sarawak terletak di sebelah barat pulau Kalimantan dan menjaddi negara bagian terbesar pertama di Malaysia. c. Labuan (Wilayah Persekutuan) Labuan merupakan sebuah pulau di Malaysia. Pulau Labuan terletak sekitar 10 km dari pantai Sabah. Wilayah pulau Labuan sebenarnya adalah bagian dari Federasi Malaysia yang pada akhirnya dijadikan juga sebagai bagian dari Kesultanan Brunei. Pulau Labuan telah ditetapkkan sebagai pusat keuangan lepas pantai (offshore financial centre) dan pelabuhan bebas cukai. Pulau Labuan mempunyai air yang jernih dan pantai berpasir sepanjang pesisir pantai yang menjadikannya sebagai tujuan wisata yang baik. Pulau Labuan juga mempunyai perairan yang baik untuk aktivitas menyelam dan mempunyai 4 tempat scuba diving. F. Kondisi Demografis Malaysia Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai kelompok suku, dengan Suku Melayu lebih dari setengah menjadi ras terbesar dan suku asli di Sabah dan Serawak sejumlah 11% dari keseluruhan penduduk. Lebih dari separuh penduduk Sarawak merupakan Bumiputera Non – Melayu (Suku Iban), dan penduduk Sabah (suku Kadazan – Dusun, dan Bajau). Hingga abad 20, masih banyak penduduk yang mengamalkan kepercayaan tradisional, masuknya ras lain membuat mereka mulai memeluk Islam atau kristen. Penduduk Malaysia terdiri dari Tionghoa-Malaysia, India-Malaysia. Sebagian besar komunitas India adalah Tamil sisanya adalah kelompok malayalam,Punjab dan Gujarat. Sebagian lagi penduduk Malaysia berdarah campuran.

5 Penyebaran penduduk malaysia sangat tidak merata dengan lebih dari 17 juta penduduk menetap di Malaysia Barat sedangkan tidak lebih dari 7 juta di Malaysia Timur. Malaysia merupakan negara industri dengan pertumbuhan laju yang cepat. Hal ini menyebabkan banyaknya imigran gelap yang tinggal di Malaysia.

G. Sistem Perekonomian Malaysia sebagai salah satu negara yang menjadi pusat perdagangan dunia semakin berkembang kondisi perekonomiannya. Hal tersebut terlihat pula dari adanya menara kembar, Petronas. Selain sebagai icon negara Malaysia, menara yang merupakan kantor pusat raksasa minyak nasional, Petronas merupakan bukti dari kemakmuran ekonomi negara Malaysia. Adapun sektor utama perekonomian negara Malaysia diantaranya : 1. Pertanian Malaysia memiliki lahan pertanian yang cukup luas, dimana lahan tersebut banyak tersedia di wilayah barat Malaysia. Maka dari itu, setengah dari warga negara Malaysia bekerja di sektor pertanian. Komoditi utama pertanian Malaysia diantaranya, padi, kelapa sawit, kelapa, karet, lada hitam, dan lain- lain. 2. Pertambangan Negara Malaysia merupakan penghasil timah terbesar di dunia, dengan jenis timah putih. Selain timah putih, pertambangan Malaysia juga menghasilkan bauksit, besi, minyak dan gas bumi, serta batu bara. 3. Perdagangan Dalam kegiatan antar negara, Malaysia banyak melakukan export – import seperti alat transportasi, aneka tambang, permesinan, dan lain – lain. Dengan devisa terbesar yang didapatkan yakni berasal dari industri pengolahan karet dan minyak. 4. Jasa dan Pariwisata Memiliki Twin Tower sebagai icon sekaligus daya tarik wisata negara, Malaysia berhasil menarik banyak minat kunjungan wisata. Gencar dengan promosi pariwisatanya, negara dengan slogan “Malaysia Truly Asia” tersebut berhasil menempatkan pariwisata sebagai sumber penghasil devisa terbesar kedua setelah manufaktur. H. Etnis dan Agama Malaysia terdiri dari berbagai etnis dengan kaum Melayu merupakan kaum mayoritas di Malaysia. Tahun 2016, jumlah penduduk Malaysia 30,9 juta dengan 92,7 % adalah warga negara dan 7,3 % bukan warganegara. 55% merupakan bumiputera atau penduduk asli dengan 90,9% Melayu dan 9 % dari etnis lain. Sebanyak 27% dari penduduk Malaysia adalah etnis Tionghoa dan 9% merupakan orang Tamil. Berikut merupakan tabel persebaran etnis di Malaysia: Tabel 1. Persebaran Etnis Malaysia Kumpulan Etnis Di Malaysia Melayu, China, India, Banjar, Bugis, Jawa, Malaysia Minangkabau. Semenanjung Malaysia Aceh, Baba dan Nyonya, Cham, India (Chetty, India Pulau Pinang, Jawi Peranakan, Tamil, Portugis Melaka, Siam), Melayu (Melayu Johor, Melayu Kedah, Melayu Kelantan, Melayu Melaka, Melayu Negeri Sembilan, Melayu Pahang, Melayu Perak, Melayu Perlis, Melayu Pulau Pinang, Melayu Selangor, Melayu Terengganu), Rawa, Orang Asli, Melayu Proto ( Temuan, Jakun, Orang Kanaq, Orang

6 Kuala, Orang Seletar, Orang Laut, Semelai), Negrito ( Bateq, Lanoh, Jahai, Kensiu, Kintak, Mendriq, Mintil), Senoi ( Semai, Mahmeri, Che Wong, Temiar, Jah Hut, Semoq Beri). Bisaya, Dayak ( Bidayuh, Bukitan, Iban, Selako), Orang Ulu (Kayan, Kelabit, Kenyah, Lun Bawang, Sarawak Penan, Punan, Ukit), Melayu ( Melayu Brunei, Kedayan, Melayu Sarawak), Melanau. Bisaya, Kadazan-Dusun ( Dumpas, Dusun, Idahan, Kadazan, Kwijau, Lotud, Mangka'ak, Maragang, Minokok, Orang Sungai, Rumanau, Rungus, Sabah Tambanuo, Tatana, Tobilung), Lundayeh/Lun Bawang, Melayu ( Melayu Brunei, Kedayan, Melayu Cocos), Moro ( Bajau, Binadan, Illanun, Suluk, Ubian), Murut, Tagaas, Tidong. Sumber : https://ms.wikipedia.org/wiki/Demografi_Malaysia Dengan berbagai etnis yang ada di Malaysia, sebagian besar penduduk malaysia beragama Islam. Selebihnya adalah agama lain seperti Buddha , Kristen, Hindu dan agama lain adalah . I. Pariwisata Malaysia Sektor pariwisata Malaysia berkembang cukup pesat dan menjadi penyumbang devisa negara nomer dua. Pariwisata Malaysia mengembangkan jenis-jenis wisata alam, budaya dan juga buatan. Saat ini pun Malaysia masih unggul dengan kunjungan wisatawan mencapai 25 juta wisatawan. Malaysia juga menduduki peringkat 25 di dalam Indeks daya saing Wisata Dunia. Berikut adalah tabel kunjungan wisatawan ke Malaysia: Tabel 2. Data Kunjungan Wisata dan Perolehan Pendapatan Tahun Kunjungan Pendapatan (RM) 2016 26.76 juta 82.1 Milyar 2015 25.72 juta 69.1 Milyar 2014 27.44 juta 72.0 Milyar 2013 25.72 juta 65.4 Milyar 2012 25.03 juta 60.6 Milyar 2011 24.71 juta 58.3 Milyar 2010 24.58 juta 56.5 Milyar 2009 23.65 juta 53.4 Milyar 2008 22.05 juta 49.6 Milyar 2007 20.97 juta 53.4 Milyar 2006 17.55 juta 36.3 Milyar Sumber : http://www.tourism.gov.my/statistics Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah kunjungan wisatawan ke malaysia meningkat secara signifikan. Tidak hanya jumlah kunjungan tetapi devisa untuk negara pun juga meningkat. Tidak heran jika sektor pariwisata menjadi sektor unggulan di Malaysia.

2. PEMBAHASAN

7 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10]. Malaysia merupakan negara yang memiliki berbagai etnis seperti Melayu, Tionghoa dan India. Dengan keberagaman etnis tersebut menjadikan Malaysia memiliki budaya yang unik dan berbeda-beda. Selain dari segi budaya, malaysia juga memiliki memiliki daya tarik wisata dengan jenis sumber daya pariwisata alam dan juga buatan. Pengembangan pariwisata Malaysia didasarkan berdasarkan segmentasi wilayah, dimana pariwisata dikembangkan sesuai tipikal wilayahnya, sehingga setiap daya tarik akan mencapai titik maksimal dalam pengembangannya. Dengan adanya segmentasi tersebut juga mempermudah wisatawan dalam memenuhi kriteria wisata yang diinginkan. Seperti wisata bersejarah, wisatawan dapat mengunjungi Melaka sebagai kota tua bersejarah. Wisata buatan dan belanja, wisatawan dapat menjelajahi Kuala Lumpur dan Johor Baru. Wisata budaya, wisatawan dapat pergi ke Serawak dan Pulau Pinang. Wisata alam, banyak terdapat di Pulau Langkawi dan Pulau Pangkor.

8 Banyaknya daya tarik wisata yang dimiliki Malaysia membuat penulis tertarik untuk mengangkat topik kebudayaan Malaysia, yaitu Baju Kurung dengan keunikan yang mencermikan adat serta kebiasaan masyarakat Malaysia khususnya etnik melayu. Selama melakukan program Student Exchange, penulis telah banyak memeroleh data mengenai Baju Kurung. Selain dari program student exchange penulis juga memeroleh data dari praktik langsung dilapangan yang kebetulan penulis berada di Malaysia ketika Hari Raya Idul Fitri yang biasanya masyarakat sana banyak sekali memakai Baju Kurung. A. Regulasi Regulasi diartikan sebagai peraturan / ketentuan yang mengikat, yang harus dipatuhi oleh setiap warga penganutnya. Penerapan regulasi dimaksudkan untuk menjaga stabilitas bagi suatu negara, sebagaimana yang telah disepakati oleh masing – masing petinggi negara. Termasuk dalam urusan perjalanan antar negara yang mengharuskan seorang warga negara untuk mematuhi ketentuan – ketentuan ketika akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia, pasal 1, yang berbunyi : “Surat perjalanan Republik Indonesia (SPRI), adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat identitas pemegang nya dan berlaku untuk melakukan perjalanan ke luar atau masuk wilayah Negera Republik Indonesia”. Dokumen terpenting yang harus dimiliki setiap warga negara sebelum berkunjung ke negara lain yakni passport, dimana di dalamnya memuat identitas pemegangnya, dan dapat digunakan untuk melakukan perjalanan antar negara. berikut merupakan persyaratan bagi Warga Negara Indonesia untuk membuat passport, diantaranya : 1. Formulir permohonan pembuatan passport 2. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku 3. Kartu keluarga 4. Akta kelahiran, akta perkawinan, atau buku nikah, ijazah 5. Surat pengantar asli dari kampus atau instansi resmi (bila ada) 6. Materai Setelah semua berkas lengkap kemudian dimasukkan dalam amplop/map untuk kemudian dilakukan verifikasi data oleh pihak imigrasi. Semua dokumen akan di cek oleh pihak imigrasi, jika sudah lengkap dan memenuhi syarat, maka akan mendapatkan kembali nomor antrian kembali untuk masuk ke sesi wawancara, sidik jari dan foto. Setelah melakukan serangkaian prosedur pembuatan passport, kemudian pembuat passport akan diberi surat pengambilan passport dan dimintai dana pembuatannya sekitar Rp. 300.000,-, untuk passport biasa 24 halaman. Langkah berikutnya setelah membuat passport, setiap orang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri haruslah melakukan serangkaian prosedur, diantaranya : 1. Booking tiket 2. Check – in 3. Proses pengecekan passport dan visa 4. Pembayaran Airport – Tax (Luar Negeri Rp. 100.000,-) 5. Menunggu untuk boarding Setibanya di bandara tujuan, kita akan mengantri pada bagian imigrasi untuk mendapatkan cap imigrasi pada passport, sedikit wawancara mengenai tujuan kedatangan ke negara tersebut, serta adanya pengambilan sidik jari. B. Budaya Malaysia adalah sebuah negara dengan etnis utama Melayu, Tionghoa dan India. Dengan perbedaan etnis tersebut agama mayoritas yang dianut masyarakat Malaysia adalah Islam, Kristen, Budha dan juga Hindu. Etnis Tionghoa kebanyakan tinggal di kotakota besar di Malaysia Barat. Dengan dominasi etnis melayu membuat Malaysia lebih terkenal sebagai

9 kebudayaan melayu dan bahasa serta kebiasaaan melayu. Tetapi tidak hanya penggunaaan Bahasa Melayu, penggunaan Bahasa Inggris juga sudah diterapkan secara meluas. Perbedaan etnis tersebut tidak menjadikannya masalah dalam kehidupan sehari – hari. Tempat peribadatan yang berbeda dan terdapat pada satu lingkungan yang sama, tidaklah menjadi masalah, melainkan saling menghormati satu sama lain dan hidup rukun. Selain itu, kesenian tiap – tiap budaya juga menjadi sangat beragam. Terdapat kesenian asli yang masih tetap lestari, dan ada juga yang merupakan kesenian hasil dari akulturasi budaya. Seperti seni kebudayaan yang tersebar di Malaysia banyak dipengaruhi oleh budaya India, China, Islam, dan Indonesia. Kebanyakan alat musik yang digunakan adalah gendang, seruling, gong, dan sebagainya. Untuk tarian yang berkembang banyak menddapat pengaruh dari Thailand, India, dan Portugis. Selain itu, terdapat pula kesenian lain yang sama dengan kesenian di Indonesia, yakni Wayang Kulit, , dan aneka barang kerajinan seperti , barang hasil sulam, serta aneka kerajinan perak dan tembaga. Keragaman etnis juga membawa keragaman dalam bidang kuliner. Tersebar bermacam kuliner dari berbagai etnis, mulai dari makanan berat khas etnik Melayu yaitu nasi lemak, hingga makanan ringan, kue – kue semisal Karipap yang merupakan camilan khas bangsa India. Selain kuliner, masyarakat Malaysia juga kaya akan berbagai jenis pakaian tradisional sesuai dengan etnis masing-masing. Pakaian masyarakat Melayu tidak hanya dipakai oleh masyarakat Melayu saja, etnis lain juga menyukai pakaian tradisional masyarakat Melayu. Begitu juga sebaliknya, masyarakat Melayu juga ada yang menyukai pakaian masyarakat Tionghoa dan India. Ini adalah lambang keberagaman dan saling menghargai di negara Malaysia.

C. Kebiasaan Budaya Melayu sebagai etnis terbesar di Malaysia, mendominasi dalam kehidupan sehari – hari. Akibat dari banyaknya orang yang berperilaku demikian, maka secara tidak langsung terbentuklah beberapa kebiasaan penduduk Malaysia, seperti :

1. Mengenakan tudung (kerudung) bagi wanita Melayu Islam Kerudung merupakan identitas resmi bagi setiap muslim. Maka dari itu, dengan penduduk mayoritas beragama Islam, pemerintah Malaysia menerapkan anjuran bagi warga muslimnya untuk mengenakan tudung (kerudung) pada kesehariannya. 2. Makan menggunakan tangan Mayoritas orang Melayu lebih suka makan dengan menggunakan tangan secara langsung. Mereka menganggap bahwa setiap anggota tubuh yang diberikan adalah rahmat Tuhan yang patut disyukuri dan digunakan semaksimal mungkin sesuai fungsinya masing – masing. 3. Tidak menyentuh lawan jenis meskipun telah menjadi teman akrab Budaya Islam yang kuat yang tercipta dalam budaya orang Melayu, mengharamkan dua orang berlawanan jenis untuk tidak saling bersentuhan walaupun teman akrab sekalipun. 4. Tidak bertamu sembarangan. Apabila dalam satu rumah berisi perempuan semua atau sebaliknya dilarang memasukkan tamu lawan jenisnya ke rumah. 5. Mayoritas mampu berbahasa Inggris Selain bahasa Melayu sebagai bahasa keseharian, mayoritas warga negara Malaysia memasukkan bahasa Inggris pada kosakata percakapan mereka sehari – hari. Bahkan beberapa orang benar – benar menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya. hal tersebut dilakukan karena mereka sadar, bahwa bahasa Inggris sangatlah penting karena

10 merupakan bahasa internasional, yang akan dibutuhkan di berbagai lembaga pekerjaan, pergaulan, bisnis, pendidikan, dan baik untuk kemajuan negara itu sendiri di mata dunia. 6. Makan dimuka umum dilarang saat Ramadhan atau bulan puasa Seseorang yang makan dengan sembarangan dimuka umum saat bulan Ramadhan bisa- bisa akan ditangkap oleh pihak keamanan. Hal ini juga diterapkan di tempat makan. Perempuan berhijab tidak diperkenankan makan di tempat makan itu, hanya boleh di bawa pulang. 7. Tertib lalu lintas Orang Malaysia sangat menghormati aparat kepolisian dan peratuan lalu lintas untuk tidak saling mendahului satu sama lain. Dalam kondisi macet, mereka pun cenderung lebih sabar dan santai, tidak saling melepaskan bunyi klakson. Kendaraan juga sangat rapi. D. Gaya Hidup Gaya hidup seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungan seseorang itu tinggal. Di Malaysia terdapat pola gaya hidup yang dapat dengan mudah diamati. Masyarakat Malaysia memiliki waktu – waktu beraktifitas yang stabil. Orang Malaysia biasa memulai pekerjaannya pada pukul 9 pagi sampai 5 sore. Jadi pada siang hari mereka sibuk pada pekerjaannya masing – masing, dan untuk lingkungan perumahan pasti nampak sepi. Kemudian setelah lepas pukul 5, kehidupan sosial pun mulai tampak. Banyak orang keluar dari rumah untuk bertemu dengan teman ataupun kolega. Semakin malam, semakin ramai kegiatan sosial masyarakat. Hampir setiap restoran, cafe, diskotik, pub, tempat karaoke, arena billiard, pusat perbelanjaan ramai dikunjungi. Sifat hedon masyarakat muncul pada saat tersebut. Mereka cenderung melakukan segala yang mereka inginkan, ibarat sebagai waktu pengganti lelahnya bekerja pada siang harinya. Disamping gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung lebih gemerlap, terdapat pula perkampungan yang sepi pada siang maupun malam hari. Selepas lelah bekerja, mereka lebih memilih untuk beristirahat di rumah bersama keluarga, menikmati hidangan dan quality time bersama keluarga. Gaya hidup demikian biasanya banyak dipakai oleh orang Melayu asli, dimana mereka lebih menyukai sajian – sajian khas rumahan.

E. Sejarah Baju Kurung Baju kurung diperkenalkan oleh pedagang-pedagang Islam dan India barat. Ini terlihat dari leher berbentuk tunik. Baju kurung pada masa Malaka pada awalnya berpotongan ketat dan juga pendek. Konon, Tun Hassan merupakan orang yang mengubah potongan baju kurung menjadi lebih longgar dan panjang. Menurut Dato' Haji Muhammad Said Haji Sulaiman dalam buku "Pakaian Patut Melayu", baju kurung seperti yang kita kenal sekarang berasal dari masa pemerintahan Sultan Abu Bakar pada tahun 1800 di Teluk Belanga, Singapura Baju kurung sering diasosiasi dengan kaum perempuan. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal paha, tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut. Baju kurung tidak dipasangi kancing, melainkan hampir serupa dengan t-shirt. Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda. Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan. Mulanya, baju kurung biasa dipakai untuk upacara kebesaran melayu oleh kaum perempuan di dalam kerajaan, dipakai bersama-sama kain untuk dijadikan sarungnya, aneka perhiasan emas, dan tas kecil atau kipas. Karena sebagian besar masyarakat melayu memeluk Islam, banyak perempuan pengguna baju kurung yang menyerasikannya dengan jilbab, meskipun demikian terdapat juga yang tidak

11 menggunakannya. Kini baju kurung banyak dipakai oleh masyarakat biasa, digunakan anak-anak untuk mengaji, atau ibu-ibu untuk ke pasar, tanpa disertakan pernak-pernik yang terkesan mewah. Seorang wanita akan sering memakai baju kurung dengan jilbab di negeri-negeri yang lebih konservatif di utara Malaysia. Baju kurung juga dipakai oleh perempuan bukan Melayu (termasuk etnik Cina Malaysia, India dan kaum minoriti asli Borneo). Ini dikarenakan baju kurung menjadi salah satu yang dijadikan pakaian pejabat wanita dan salah satu pakaian seragam untuk pelajar perempuan.

F. Jenis-jenis Baju Kurung Baju kurung sebenarnya merupakan jenis pakaian yang dipakai oleh laki-laki maupun perempuan. Namun sekarang ini ada kecenderungan untuk mengaitkan baju kurung hanya dengan kaum perempuan. Di Malaysia, baju kurung untuk laki-laki dikenal dengan sebutan "". Perbedaan antara baju kurung perempuan dan baju kurung laki-laki menurut buku "Pakaian Patut Melayu": - Baju kurung perempuan jatuhnya di bawah lutut, dengan alas leher yang sempit dan tidak memiliki saku. - Baju kurung lelaki jatuhnya di bawah bokokng, dengan alas leher melebar, dan dilengkapi dua saku. Terdapat dua jenis baju kurung, yaitu Baju Kurung Teluk Belanga dan Baju Kurung Cekak Musang. a. Baju Kurung Teluk Belanga Baju ini mula di perkenalkan di Teluk Belanga, Singapura dan tersebar luas sebagai ciri khas Johor khususnya pada abad ke-19. Ia juga dikatakan sejenis pakaian lelaki yang dikatakan telah direka oleh Sultan Abu Bakar pada tahun 1866 untuk meraikan perpindahan ibu negeri Johor dari Teluk Belanga di Singapura ke . Ia menggabungkan ciri-ciri kebudayaan Melayu, Bugis dan Orang Laut. Baju Kurung Teluk Belanga mempunyai alas leher berbentuk bulat dan belahan di bagian depan. Pada keliling leher baju dilapisi dengan kain lain dan dijahit "sembat halus" sementara bagian pinggiran bulatannya dijahit "tulang belut halus". Bagian pangkal belahan dibuatkan tempat untuk mengancingkan baju yang disebut "rumah kancing" dengan menggunakan jahitan benang "insang pari". Potongan lengan baju panjang dan longgar, berkekek sapu tangan atau berkekek gantung. Potongan badan lurus dan mengembang di bagian bawah. Tata cara pemakaian: Bagi laki-laki, Baju Kurung Teluk Belanga dipakai dengan baju dipakai di luar (menutupi) celana dan kain . Baju ini dipakai dengan bagian lehernya dikaitkan dengan satu kancing. Jika kancing yang digunakan diikat dengan sebiji batu maka disebut dengan kancing "garam sebuku". Jika diikat dengan beberapa batu maka disebut sebagai "kunang-kunang sekebun". b. Baju Kurung Cekak Musang Baju Kurung Cekak Musang dipengaruhi oleh baju gamis yang biasa dipakai oleh masyarakat timur tengah. Baju gamis yang biasanya panjang, dipendekkan hingga ke bawah bokong dan disesuaikan dengan bentuk Baju Kurung Teluk Belanga. Bentuk baju kurung jenis ini mirip dengan Baju Kurung Teluk Belanga, tetapi bagian lehernya tegak dan bagian belahan di depan tertutup oleh tiga, lima, tujuh, atau sembilan anak kancing. Ada kecenderungan untuk menganggap Baju Kurung Cekak Musang lebih bersifat resmi dibandingkan dengan Baju Kurung Teluk Belanga. Kaum laki-laki Melayu biasa memakai baju jenis ini ke acara formal, seperti kaum perempuannya memakai baju . Baju ini tercantum dalam buku "Life and Customs" oleh R.O. Winstedt yang

12 dikutip dari Logan, J.I.A. cetakan tahun 1909. Di dalamnya, disinggung mengenai jenis baju yang disebut sebagai "baju kurung Chikah Munsang". Tata cara pemakaian: Cara pemakaian Baju Kurung Cekak Musang mirip dengan Baju Kurung Teluk Belanga. Namun khusus bagi kaum lelaki, baju kurung dimasukkan ke dalam kain samping (kain samping menutupi baju). Ini kebalikan dari Baju Kurung Teluk Belanga yang bajunya dipakai di luar (menutupi) kain samping. G. Kelengkapan Baju Kurung a. Kelengkapan Perempuan 1. Sarung Baju kurung biasanya dipasangkan dengan sarung, dan sarung itu sendiri dikenakan dengan ikatan "ombak mengalun" yaitu lipatan kain yang berlipit-lipit (berombak- ombak). Lipatan ini ada di bagian kiri atau kanan badan. 2. Kain Dagang Kain dagang adalah kain sarung yang digunakan sebagai kerudung di saat bepergian. Ini dimaksudkan untuk melindungi diri dari terik matahari. Apabila berada di dalam ruangan, maka kain dagang diikatkan pada pinggang atau disangkutkan di lengan. 3. Selendang Selendang biasanya disampirkan di bahu. Jika sedang memakai kain dagang, alih-alih memakai selendang panjang biasanya yang dipakai adalah kain mantul. Kain mantul adalah semacam selendang pendek bersulam, disampirkan di bahu apabila sedang memakai kain dagang sebagai kelengkapan baju kurung. b. Kelengkapan Laki-laki 1. Celana Bagi lelaki, baju kurung biasa dipasangkan dengan celana panjang yang disebut seluar. Jenis seluar yang digunakan: - Seluar panjang; celana panjang yang jatuh di atas pergelangan kaki. - Seluar Aceh; celana yang jatuhnya di atas betis, sedikit di bawah lutut. - Seluar katuk; celana yang jatuhnya di atas lutut. - Seluar sampit; celana yang jatuhnya di paha. Jika lelaki memakai baju kurung dengan sarung saja tanpa memakai celana, maka ini disebut dengan istilah "ketumbing". Biasanya jenis pemakaian ini hanya untuk di dalam rumah atau bisa juga untuk ke masjid atau surau. 2. Kain Samping Kain samping adalah kain sampingan yang dipakai bersama-sama dengan baju dan celana. Terdapat beberapa cara untuk memasang kain samping: a. Ikatan Pancung : Cara memakai kain samping yang menggunakan kain lepas. Kain dililitkan di pinggang dan sebelum sampai ke ujung kain, kain ini "dipancung", yaitu kain disemat sambil membiarkan ujung kain terkulai ke bawah. b. Ikatan kembung: Cara memakai kain samping yang biasa dipakai oleh mempelai laki-laki dalam acara pernikahan adat Melayu. Kata "kembung" berasal dari kesan menggembung saat memakai ikatan ini. Kain sarung ditarik ke bagian tengah atau tepi badan untuk kemudian diikat dan disimpul dalam berbagai macam cara agar melekat di pinggang. c. Ikatan Lingkup: Cara memakai kain samping yang paling sering dipakai orang. Kain sarung digulung ke atas dan dilingkup ke bagian depan atau bagian samping. Mirip dengan cara memakai sarung untuk keperluan sehari-hari. H. Tingkatan Pemakaian Baju Kurung dalam Masyarakat Ada aturan pemakaian baju kurung dalam masyarakat Melayu yang tergantung dari kedudukan mereka. Aturan ini cukup ketat ditegakkan pada zaman dahulu, namun saat ini sudah tidak terlalu mengikat lagi. Contohnya adalah mengenai warna. Raja dan kerabat

13 dekatnya bisa memakai warna apa pun yang mereka mau, tetapi warna kuning adalah warna ciri khas mereka. Tidak ada yang boleh memakai warna yang sama di dalam acara- acara resmi. Bagi mereka yang memiliki jabatan tinggi memakai "sedondon" yaitu baju kurung, celana, samping, dan tanjak harus terdiri dari bahan, warna, dan pola yang seragam. Rakyat biasa memakai baju kurung dengan tutup kepala berupa destar atau .

3. PENUTUP A. Kesimpulan Malaysia merupakan negara dengan etnis utama Melayu, Tionghoa dan India, dimana Melayu menjadi mayoritas penduduk Malaysia. Dengan etnis yang beragam menjadikan Malaysia memiliki kebudayaan yang beragam pula yang menjadi daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi. Meskipun memiliki latar belakang etnis yang berbeda masyarakat Malaysia tetap mengedepankan toleransi dalam kehidupan dengan tidak adanya rasisme dan diskriminatif. Masyarakat dengan etnis Melayu memiliki sebuah pakaian tradisional yang disebut Baju Kurung. Baju Kurung sangat sarat dengan budaya Melayu yang berisi usur-unsur budaya yang kental. Baju Kurung dapat menjadi sebuah media yang mewujudkan dan memperlihatkan budaya, kebiasaan serta adat etnis Melayu yang menjujung nilai-nilai agama dan kesopanan. Baju Kurung juga sebagai baju nasional negara Malaysia yang bukan hanya dipakai masyarakat Melayu saja, namun banyak digunakan oleh berbagai etnis . B. Saran 1. Untuk Malaysia, menyadari perkembangan zaman yang begitu pesat dengan kemajuan teknologi hendaknya perlu adanya tindakan preventif untuk mencegah punahnya budaya lokal. Saat ini perkembangan pariwisata Malaysia sudah cukup pesat dan Baju Kurung dan berbagai adat kebiasaannya dapat menjadi daya tarik tersendri. Perlu adanya pengelolaan tersendiri agar selain memberikan pemasukan devisa, pariwisata dapat ikut melestarikan budaya lokal agar tidak punah. 2. Untuk indonesia, setelah ditinjau dari data dapat dilihat bahwa pariwisata Indonesia masih kalah di bawah Malaysia. Sebenarnya Indonesia memiliki keragam sumber daya pariwisata yang tidak kalah bagus dari Malaysia. Hanya saja kondisi infrastruktur dan juga isu keamanan yang masih buruklah yang memperburuk citra wisata Indonesia. Salah satu hal yang patut kita contoh adalah bagaimana dengan beragamnya etnis di malaysia mereka dapat bekerjasama untuk membangun negaranya, sedangkan di Indonesia keberagaman etnis dan agama justru mendimbulkan tindakan rasisme, deskriminatif bahkan anarkis.

References [1] Data Foreign Case Study, periode Juni-Juli 2016 di Kuantan,Pahang, Malaysia. [2] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H., & Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211. [3] Nugraha, B. S., Putri, L. P., & Suprihanto, J. (2018). Krayan Heart of Borneo: Indonesian Potential Tourism Destination Enjoyed by Malaysia. KnE Social Sciences, 3(5), 118-129 [4] Soeroso, A., & Turgarini, D. (2011). Cultural Capital Value as a Mode for Redevelopment of Tourism in Kotagede Cultural Heritage Area. International Journal of Culture and Tourism Research, 4(1), 1-17. [5] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY

14 AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45. [6] Soeroso, A. (2006). Valuing Borobudur Heritage Area in a Multi-attribute Framework Environmental Economic Perspective and Its Ecotourism Management Policy Implications. Unpublished PhD Dissertation (in Indonesian). Yogyakarta: Gadjah Mada University. [7] SETYANINGSIH, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani, Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada). [8] Rif’an, A. A. (2016). Tourism Components and Tourists Characteristic of Prambanan Temple as The World Culture Heritage Site in Yogyakarta, Indonesia. International Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1). [9] Kiswantoro, A., & Damiasih, D. (2018). PERSEPSI KUALITAS LAYANAN MUSEUM SEBAGAI SARANA EDUKASI MASYARAKAT (STUDI KASUS: MUSEUM GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA). Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 57-70. [10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

LAMPIRAN

Gambar 1. Penulis bersama dengan mahasiswa student exchange lain di Malaysia

15 Gambar 2. Penulis bersama mahasiswa student exchange memakai baju kebaya dan mahasiswa Imperia Collage menggunakan baju kurung. Ini saat perayaan hari raya.

16