Seminar Nasional TIK dan Ilmu Sosial (SocioTech) 2017 ISBN: 978-602-17488-2-4 STMIK Bumigora, 10 Oktober 2017I Representasi Wanita Pada Foto Jurnalistik (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Foto Jurnalistik “Pengukuhan ” dalam Media Online Tempo.Co)

Sandi Justitia Putra Desain Komunikasi Visual STMIK Bumigora Mataram [email protected]

Abstract The phenomenon of picture is still a public concern. The photo appearance gets a serious attention since it has a perfect capability to represent. The journalism photo is showed in a various terms and concepts that are interpreted by photographers. Every photographer can send his/her mind through photo to be interpreted by the public. The sign as something that can be perceived by sense refers to object which can represent the mind of sign users. Such sign of a photo can be observed and anaylized on its meaning with semiotic method. The photo of this research was Subekti’s photo published in TEMPO.CO online news website whose theme was “Paskibraka” in an online news entitled “Siswi SMAN 67 Nilam Sukma, Paskibraka Pembawa Bendera” which was published at 12.45 (IWST) on the 17th of August, 2016. The photo shows a member of Paskibraka ‘kissing’ Indonesia’s Flag. The connotation of the photo can be interpreted as a loyality of an Indonesian for his/her country. However, the photo can also be interpreted as a criticism by Indonesian women for their disparagement judged by their own country. The Indonesian women not only want to cook in the kitchen, but also they wish to build the country as the proof of their love. It can be seen by point of view of the photo which is made by Eye Level technique that audiences appears parallel to the subject having meaning of parallel, similarity, and equality connotation. Keywords: semiotic, journalism picture, Paskibraka, women. I. PENDAHULUAN mempunyai kemampuan representatif yang sempurna (Sunardi, 2002:156). Dalam sebuah berita, foto memiliki Munculnya semiotika Barthesian atau fungsi untuk membuktikan atau fungsi yang lebih dikenal dengan semiotika konotasi dokumenter bagi teks (khususnya) dalam sebuah telah memberi ruang bagi dunia foto jurnalistik artikel (Sunardi, 2002:184). Gambar berita dibuat untuk menggambarkan pemberitaan. Dengan untuk memberikan informasi pada para menggunakan semiotika konotasi, maka foto pembacanya, sehingga para pembacanya akan media, secara khusus foto jurnalistik (new mengerti objek yang sedang diberitakan (Sunardi, photography) dapat dibaca atau di ketahui 2002:154). Fenomea gambar (mass image atau maknanya (Sunardi, 2002:155). Studi semiotika generalizes image) hingga saat ini masih menjadi muncul sebagai studi yang mengungkapkan perhatian. Pada tahun 1960-an Roland Barthes pertanyaan atas keberadaan manusia di planet ini melihat adanya pergeseran dari budaya tulisan ke (Danesi, 2010:2). Objek penelitian semiotika budaya gambar. Barthes sempat meragukan masa bukan hanya tanda linguistik melainkan juga depan pergeseran itu. Namun pada tahun 1980- meliputi semua objek yang secara sepintas bukan an, Barthes merasa yakin bahwa budaya gambar merupakan tanda (Sunardi, 2002:50). tidak dapat dielakkan. Jika fungsi dari bahasa Dalam bab “The Photographic Message” adalah sebagai representatif (fungsi di bukunya “Image, Music, Teks”, Barthes menghadirkan), maka munculnya foto harus (1984) menjelaskan tiga macam tahapan mendapatkan perhatian yang serius karena foto memaknai karya foto / gambar yang memiliki 216

Seminar Nasional TIK dan Ilmu Sosial (SocioTech) 2017 ISBN: 978-602-17488-2-4 STMIK Bumigora, 10 Oktober 2017I sifat konseptual atau diskursif yang bertujuan 1. Trick Effect ialah manipulasi untuk menentukan wacana suatu foto / gambar, gambar secara artifisial dengan ideologi serta moralitas yang berkaitan. Dengan cara memadukan dua foto / demikian objektifitas pesan yang terkandung gambar, menambahkan / dalam foto / gambar dapat diamati dan diukur, mengurangi objek dalam foto berikut tahapannya: sehingga memiliki arti yang lain 1. Tahap Perseptif merupakan tahap awal pula. untuk mentransformasi foto / gambar ke 2. Pose ialah posisi, ekspresi, sikap dalam kategori verbal foto / gambar yang dan gaya subjek foto. Misalnya masih memiliki sifat imajinatif. seperti mengatur arah pandang 2. Tahap Konotasi Kognitif yakni tahapan mata, atau cara duduk / berdiri kedua untuk mengumpulkan serta berupaya dari seorang subyek menghubungkan unsur-unsur “historis” dari 3. Object ialah penentuan point of denotasi ke dalam imajinasi paradigmatik. interest gambar/ foto. Misalnya Dalam tahap ini pengetahuan kultural dengan menyeleksi dan menata sangatlah menentukan dalam membaca objek-objek tertentu yang sebuah foto / gambar. sekiranya dapat menunjukan 3. Tahap Etis-Ideologis adalah tahap kepada makna tertentu. pengumpulan berbagai penanda yang 4. fotogenia ialah seni atau teknik siap “dikalimatkan” sehingga motifnya pemotretan dalam pengambilan dapat ditentukan. gambar sehingga foto yang Gambar / Foto ibarat kata kerja tanpa kata dihasilkan telah dibantu atau dasar, Roland Barthes dalam “The Photographic dicampur dengan teknik-teknik Message” menjelaskan enam prosedur untuk dalam fotografi (misalnya: membaca foto / gambar sebagai analogon, yakni lighting, exposure, printing, apa yang dihasilkan dalam menulis dengan bluring, efek gerak, efek bahasa foto / gambar sebagai sebuah kegiatan frezzing, panning, angle dan intervensi pada tingkat kode. Dalam citra pesan lainnya). ikonik yakni yang mampu dilihat, baik itu berupa 5. Estetisme yaitu format gambar adegan, ataupun realitas yang terekam bagi atau estetika komposisi gambar Roland Barthes dibedakan menjadi dua tataran : secara keseluruhan dan dapat a. Pesan harfiah / pesan ikonik tak berkode, menimbulkan makna konotasi. sebagai sebuah analogon yang berada pada 6. Sintaksis yaitu rangkaian cerita tataran denotasi citra yang berfungsi dari isi foto/ gambar, yang menaturalkan pesan simbolik. biasanya berada pada caption b. Pesan simbolik / pesan ikonik berkode, dalam foto berita dan dapat sebagai analogon yang berada pada tataran membatasi serta menimbulkan konotasi yang keberadaannya didasarkan makna konotasi. atas kode budaya tertentu atau familiaritas Denotasi adalah level makna deskriptif dan terhadap streotip tertentu. Pada tataran ini, literal yang secara virtual dimiliki semua Barthes mengemukakan enam prosedur anggota suatu kebudayaan, misalnya “babi” konotasi citra – khususnya menyangkut mendenotasikan konsep binatang ternak yang fotografi untuk membangkitkan konotasi dalam proses produksi foto menurut Roland berguna dan berwarna merah muda dengan Barthes. Prosedur-prosedur tersebut terbagi moncong dan ekor dan lain-lain. Pada level dalam dua bagian besar, yaitu konotasi yang selanjutnya, konotasi adalah level makna diproduksi melalui modifikasi atau terbentuk dengan mengaitkan penanda intervensi langsung terhadap realita itu dengan aspek-aspek kultural yang lebih luas : sendiri (Trick Effect, Pose dan Objects) dan keyakinan, sikap, kerangka kerja dan konotasi yang diproduksi melalui wilayah ideologi suatu formasi sosial. Makna estetis foto (Photogenia, Aestheticism dan Syntax), yaitu: kemudian menjadi persoalan asosiasi tanda dengan kode makna kultural lainnya. 217

Seminar Nasional TIK dan Ilmu Sosial (SocioTech) 2017 ISBN: 978-602-17488-2-4 STMIK Bumigora, 10 Oktober 2017I

misalnya “babi” bisa bermakna konotasi peneliti menggunakan pendekatan semiotika. polisi nakal atau seorang laki-laki chauvinist, Analisis semiotika merupakan cara atau metode menurut subkode atau leksikon yang untuk menganalisis dan memberikan makna- digunakan (Barker, 2011: 74). makna terhadap lambang-lambang yang terdapat Pentingnya sebuah foto dalam media pada suatu pesan atau teks (Sobur, 2004:11) massa sebagai bentuk visual pemberitaan sangat Dari uraian diatas, maka rumusan masalah disadari oleh redaksi media onlie TEMPO.CO. dalam penelitian ini adalah “Bagaimana representasi Wanita Indonesia pada foto Terdapat keseimbangan yang baik antara foto jurnalistik Pengukuhan Paskibraka pada berita jurnalistik dengan produk jurnalistik lainnya online TEMPO.CO?. Sedangkan tujuan dari dalam media online nasional ini. Sedikit dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sekian banyak foto yang ditampilkan baru-baru representasi wanita Indonesia pada foto ini adalah tentang acara pengukuhan Paskibraka jurnalistik berita online TEMPO.CO. di Istana Negara. Foto yang yang dibuat oleh Subekti yang menampilkan ritual “mencium” II. METODOLOGI bendera Merah Putih oleh seorang Paskibraka

Wanita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data secara mendalam (Kriyantono, 2008:56). Jenis penelitian ini adalah deksriptif analitik, yaitu metode dengan cara menguraikan sekaligus menganalisis. Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat memahami sekaligus menganalisis dalam tahap analisis. Dengan kata lain, pada tahap analisis akan dipaparkan mengenai objek Gambar. 1. Sumber TEMPO/Subekti. penelitian dengan menggunakan referensi, terkait penelitian dan latar belakang sosial yang Keterangan foto : Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Pusaka mencium Sang Saka Merah menghasilkannya. Sehingga melalui proses Putih saat pengukuhan oleh Presiden Joko tersebut terjadi hubungan bermakna di Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 15 TEMPO.CO berbagai komponen penelitian Agustus 2016. TEMPO/Subekti (Ratna, 2010:336-338). (https://m.tempo.co/read/news/2016/08/17/07879 6626/siswi-sman-67-jakarta-nilam-sukma- Tanpa disadari dan dimaknai lebih dalam paskibraka-pembawa-bendera, diakses pada akan makna pada foto jurnalistik, peneliti tanggal 17 Agustus 2016, pukul 14.00 Wita) berupaya menjelaskan tanda-tanda dalam Dalam penelitian ini pesan pada foto foto-foto jurnalistik tentang acara jurnalistik dianalisis agar dapat diketahui pengukuhan Paskibraka. Peneliti akan pemaknaannya. Pemaknaan dilakukan dari tanda- menginterpretasikannnya untuk memperoleh tanda fotografi yang muncul dari foto tersebut makna yang diinterpretasikan pengguna untuk merepresentasikan makna yang sedang tanda (fotografer) pada suatu obyek menjadi diteliti dalam foto tersebut. Artinya bahwa makna makna utuh dengan metode analisis yang terkandung dalam foto jurnalistik semiotika Roland Barthes. Objek penelitian pengukuhan Paskibraka dalam media online TEMPO.CO dapat diketahui pemaknaannya ini adalah foto jurnalistik yang dibuat oleh secara tersirat dan tersurat. Untuk mencari makna Subekti yang dimuat dalam berita online yang terkandung dalam foto jurnalistik tersebut, TEMPO.CO pada tanggal 17 Agustus 2016

218

Seminar Nasional TIK dan Ilmu Sosial (SocioTech) 2017 ISBN: 978-602-17488-2-4 STMIK Bumigora, 10 Oktober 2017I

pukul 12.45 Wib dalam sebuah berita yang dan ketegasan dalam mengabdikan dirinya berjudul “Siswi SMAN 67 Jakarta Nilam untuk negaranya. Sukma, Paskibraka Pembawa Bendera” . c. Objek. Dalam foto diatas, objeknya adalah III. HASIL DAN PEMBAHASAN anggota paskibraka yang bisa di artikan sebagai para pemuda Indonesia yakni a. Trick Effect. generasi penerus perjuangan bangsa,. Dalam shot size foto diatas menggunakan Dalam sejarahnya gagasan Paskibraka teknik medium up yakni mengurangi objek lahir pada tahun 1946, pada saat ibukot dalam foto sehingga memiliki konotasi Indonesia dipindahkan ke . hubungan personal dengan subjek. Ini Saat memperingati HUT Proklamasi bertujuan agar orang-orang yang setelah Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden melihat foto ini akan timbul dalam hatinya suatu ikatan atau hubungan yang sangat erat Soekarno memerintahkan salah satu dengan objek yang ditampilkan dalam foto ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar tersebut. Selain itu dalam penempatan untuk menyiapkan pengibaran bendera subjek / objek pada bidang foto ditempatkan pusaka di halaman Istana Gedung Agung ditengah bidang foto yang mana memiliki Yogyakarta. Pada saat itulah dibenak makna konotasi subjek / objek penting. Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa Penempatan objek ditengah bertujuan agar sebaiknya pengibaran bendera pusaka khalayak yang melihat foto ini bisa fokus melihat adegan objek yang sedang dilakukan oleh para pemuda dari seluruh melakukan ritual “mencium” Merah Putih. penjuru Tanah Air, karena mereka adalah Adegan ritual “mencium” bendera Merah generasi penerus perjuangan bangsa Putih tersebut menjadi hal terpenting dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/Paskibraka, karya foto tersebut. diakses pada tanggal 17 Agustus 2016 b. Pose. pukul 16.00 wita). Dalam foto diatas, ditampilkan Pose Objek Selain itu salah seorang wanita anggota (Baca : salah seorang wanita anggota paskibraka “mencium” bendera Indonesia paskibraka) sedang fokus melakukan ritual memiliki konotasi para pemuda Indonesia “mencium” bendera Indonesia. Terlihat memiliki semangat jiwa patriotisme yang objek berdiri tegak dan menggenggam erat tinggi yakni semangat cinta Tanah Air. bendera, “mencium” bendera sambil Bendera dalam hal ini menunjukan menutup kedua matanya, Ini bisa memiliki keberadaan negara dalam foto ini maka konotasi bahwa kaum wanita Indonesia memiliki konotasi patriotisme terhadap begitu sangat mencintai negaranya. negara. Keseriusan kaum wanita Indonesia d. Photogenia. mencintai negaranya bisa dilihat dari Foto diatas menggunakan teknik bluring bagaimana saat ia “mencium” bendera yang bertujuan untuk membuat sebuah Indonesia yakni dengan menutup kedua model foto / objek nampak lebih fokus. matanya sambil menggenggam erat bendera Dalam foto diatas menggunakan teknik yang ia “cium”. Selain itu bentuk ketegasan selective focusing yang memiliki makna kaum wanita Indonesia juga ditampilkan konotasi meminta perhatian pada unsur dalam foto ini yakni bagaimana ia berdiri tertentu dalam foto. Secara keseluruhan tegak layaknya prajurit, foto ini memiliki semua Background (barisan anggota aparat konotasi bahwa kaum wanita Indonesia juga kepolisian serta dinding gedung) sengaja di mencintai tanah airnya, memiliki keseriusan bluring sedangkan objek salah seorang wanita anggota paskibraka lebih

219

Seminar Nasional TIK dan Ilmu Sosial (SocioTech) 2017 ISBN: 978-602-17488-2-4 STMIK Bumigora, 10 Oktober 2017I

difokuskan dalam foto diatas. Ini bertujuan Caption foto diatas : Pasukan Pengibar agar orang-orang yang melihat foto ini Bendera (Paskibra) Pusaka mencium Sang hanya akan fokus melihat foto anggota Saka Merah Putih saat pengukuhan oleh wanita paskibraka yang sedang “mencium” Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, bendera Indonesia sehingga makna Jakarta, Senin 15 Agustus 2016. maupun pesan yang ingin disampaikan TEMPO/Subekti. Dari Caption tersebut oleh foto ini dapat diterima dengan mudah maka sintaksis yang dibentuk adalah untuk oleh orang-orang yang melihatnya. Selain menjadi seorang paskibraka yang memiliki itu foto diatas juga menggunakan teknik jiwa patriotisme yang tinggi maka para freezing yang mana efek dari teknik ini Paskibraka tersebut harus dikukuhkan adalah untuk seakan-akan “mem-pause” terlebih dahulu dengan cara mengikuti sebuah adegan yang terjadi sehingga objek ritual “mencium” bendera Merah Putih. dalam foto tersebut dapat dinikmati dengan seksama oleh orang-orang yang sedang IV. SIMPULAN melihatnya. Sehingga orang-orang yang melihat foto ini dapat melihat adegan salah Dalam foto diatas menampilkan seorang seorang paskibraka “mencium” bendera wanita yang merupakan salah seorang anggota Indonesia. Terakhir, foto ini juga paskibraka (Baca: Pasukan Pengibar Bendera menggunakan teknik lighting yang Pusaka) sedang “mencium” sang saka Merah tentunya menjadi hal terpenting dalam Putih. Pada level denotatif ini bisa diartikan melakukan teknik bluring dan teknik sebagai seorang anggota paskibraka sedang freezing. Pencahayaan dalam foto diatas “mencium” bendera Republik Indonesia, disisi menggunakan teknik High Key yang lain konotasi foto diatas juga bisa diartikan memiliki konotasi bahwa objek sangat sebagai bentuk loyalitas seorang warga negara bahagia saat “mencium” bendera Indonesia Indonesia yang tunduk pada bendera Indonesia. yang bisa di artikan kesantunan kaum Bagi sebagian besar warga negara Indonesia wanita Indonesia terhadap negaranya, memiliki keyakinan yang kuat tentang ritual “mencium” bendera yakni untuk menyadarkan pengabdian yang tinggi untuk tanah airnya masyarakat Indonesia bahwa selain dan kebanggaan yang besar terhadap nusa memperjuangkan harga dirnya, sebagai warga dan bangsanya. negara yang mencintai negaranya masyarakat e. Estetisme. Indonesia juga harus memperjuangkan Sesuai dengan pengkomposisian foto kehormataan dan nama besar Indonesia. Selain secara keseluruhan dalam foto diatas maka itu foto diatas juga bisa diartikan sebagai bentuk memiliki makna pasukan Paskibraka kritik kaum wanita Indonesia yang selama ini sedang mengikuti acara pengukuhan dianggap sebelah mata oleh negara. Sehingga paskibraka nasional di Istana Negara. dalam foto ini ingin ditampilkan bahwa tidak Pasukan Paskibraka ditandai dengan hanya kaum laki-laki Indonesia saja yang adanya tampilan visual barisan Paskibraka mencintai Indonesia, melainkan kaum wanita yang berdiri tegak, Acara pengukuhan Indonesia juga mencintai negara Indonesia ditandai dengan adanya adegan ritual sehingga kaum wanita Indonesia juga ingin turut “mencium” bendera Merah Putih oleh serta berpartisipasi membangun negara salah seorang anggota wanita Paskibraka, Indonesia, tidak hanya berdiam diri di dapur dan Istana Negara ditandai dengan adanya seperti yang terjadi saat ini di Indonesia. Ini bisa visual dinding tembok yang menandakan dilihat dari bagaimana Sudut pandang dalam Foto sedang berada di dalam gedung. diatas menggunakan teknik Eye Level yakni khalayak tampil sejajar dengan subjek yang f. Sintaksis.

220

Seminar Nasional TIK dan Ilmu Sosial (SocioTech) 2017 ISBN: 978-602-17488-2-4 STMIK Bumigora, 10 Oktober 2017I memiliki makna konotasi sejajar, kesamaan, sederajat.

REFERENSI Barker, Chris. (2011). Cultural Studies : Teori dan Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana Barthes, Roland. (1984). Image – Music – Text. New York: Hill and Wang. Danesi, Marcel. (2010). Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra. Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknis Praktik Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana Ratna, Nyoman Kutha. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sobur, Alex. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sunardi, ST. (2002). Semiotika Negatif. Yogyakarta: Kanal. http://id.wikipedia.org/wiki/Paskibraka https://m.tempo.co/read/news/2016/08/17/07 8796626/siswi-sman-67-jakarta-nilam- sukma-paskibraka-pembawa-bendera

221