Istana Merdeka Jakarta 1969: Bendera Pusaka Sudah Tua
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
18.30 – 20.00 Oleh: DR. IR. A. A. Ayu OKA SARASWATI, MT PASUKAN KIBAR BENDERA PUSAKA • Pasal 35 UUD 45: Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih • Bendera Pusaka ialah Bendera Kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 • Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus. Jum’at, 17 Agustus 1945, jam 10.00 pagi Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Bendera Pusaka ini dijahit oleh Ibu Fatmawati pada akhir 1944 ketika beliau berusia 22 tahun (sedang hamil putra I) Ukuran bendera 2 x 3 meter, tetapi karena sering dicuci menyusut menjadi 196 x 274 CM 4 Januari 1946, menuju Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta di dalam kopor pribadi Presiden Soekarno 19 Desember 1948 (agresi Belanda kedua), Bapak Mayor (L) Hussein Mutahar (salah satu ajudan) ditugaskan oleh Presiden Soekarno menyelamatkan Bendera Pusaka Bapak Hussein Mutahar memecahkan kesulitan, dibantu ibu Perna Dinata benang jahitan dibuka, Bendera Pusaka dipisahkan antara bagian merah dan bagian putih Pertengahan bulan Juni 1949 Bendera Pusaka dikembalikan kepada Presiden Soekarno di pengasingannya di Pulau Bangka melalui Bapak Soedjono (warga Delegasi Republik Indonesia) Dua carik kain perah dan putih tersebut di sambung kembali persis di bekas jahitannya oleh Bapak Husein Mutahar memakai mesin jahit yang dipinjam dari istri seorang dokter 6 Juli 1949 Presiden Soekarno tiba kembali di Yogyakarta 1950: pertama kali Bendera Pusaka di dikibarkan di Istana Merdeka Jakarta 1969: Bendera Pusaka sudah tua. Duplikat Bendera Pusaka terbuat dari bahan kain wool terdiri dari 3 potong memanjang kain merah dan 3 potong memanjang kain putih 1969: Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi. Jum’at, 17 Agustus 1945, jam 10.00 pagi Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Dua orang muda mudi, dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat 17 Agustus 1946, di Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta Bapak Hussein Mutahar menunjuk 5 orang pemuda perwakilan daerah yang ada di Yogyakarta, terdiri dari 3 putri dan 2 putra 5 simbul dari Pancasila. 1946, 1947, 1948, 1949 Bendera Pusaka dikibarkan di Yogyakarta, 1948 1950 – 1966: diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan 1951 1961 1964 5 Agustus 1966, Bapak Hussein Mutahar: Direktur Jendearal Urusan Pemuda dan Pramuka (Ditjen UDAKA), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1967, pengibaran dilakukan oleh 3 kelompok Kelompok 17: pengiring (pemandu): putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka Kelompok 8: pembawa (inti): pengiring (pemandu): putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka Kelompok 45: pengawal: PASWALPRES 1968: para pemuda utusan propinsi + mantan anggota pasukan tahun1967 1969: para remaja siswa SMTA setanah air Indonesia dari 26 propinsi, sepasang setiap propinsi 1969: Bendera Pusaka sudah tua, digantikan dengan Duplikat Bendera Pusaka. Bendera Pusaka mengantar dan menjemput Duplikat Bendera Pusaka 2001-sekarang: tanpa didampingi Bendera Pusaka Setelah 1968 Tiang bendera 17 M Istana Merdeka Kelopak bunga teratai membungkus tiang bendera 8 helai Kolam dengan kelopak bunga teratai 45 helai 1978 Lambang Anggota - di bahu Bunga teratai yang mulai mekar Dikelilingi sebuah rantai dengan 18 mata rantai bulat dan 18 mata rantai belah ketupat 3 helai kelopak mendatar bermakna: belajar – bekerja – berbakti 3 helai kelopak lainnya: aktif – disiplin - gembira Lambang KORPS 1967 – 1972 : “Pengerek Bendera” 1973 Bapak Idik Sulaiman melontarkan nama PASKIBRAKA Lambang Negara Garuda Pancasila sebagai tanda topi/peci/ tutup kepala Setangan leher/Scraft: berwarna merah putih dari bahan kain Dari pelajar pelajar/siswaSMTA bukan dari organisasi kepemudaan Siswa belum banyak terpengaruh oleh masalah politis, masih murni dan mudah dibentuk watak dan pribadinya, rasa berbangsa dan bernegaranya serta disipin pribadi dan kelompoknya 3 minggu berlatih di lingkungan istana kepresidenan, Tugas mulia diberikan kepada tunas-tunas bangsa yang akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, serta didukung oleh unsur dari seluruh utusan propinsi se Indonesia, bermakna Kemerdekaan Indonesia ini menjadi tanggung jawab seluruh bangsa, manusia Indonesia terutama generasi mudanya. Para siswa ADI Semangat persatuan dan kesatuan, jiwa kebangsaan, rasa bangga telah melakukan tugas mulia disertai disiplin tanggung jawab mereka , Sikap prilaku kepemimpinan Akan dibawa, akan mempengaruhi dan ditularkan di daerah asal Kepada kawan, keluarga dan masyarakat Dampak positifnya sangat kuat PANDU IBU INDONESIA BER-PANCASILA Pandu: Orang terdepan yang membawa suluh/obor, dan menunjuk (kan) arah yang benar IBU INDONESIA: Orang Indonesia yang siap sedia membela negara, bangsa dan tanah tumpah darahnya, kalau perlu mengorbankan jiwanya. Bagi siswa generasi muda, Bela negara: belajar dengan tekun, berbudi luhur, dan berprilaku disiplin dan penuh tanggung jawab Dengan metode pendekatan KELUARGA BAHAGIA Pembinaan: ceramah kepemimpinan, rasa kebangsaan, kepribadian, tata krama dan agama Kepemimpinan: Pak Lurah dan Bu Lurah, Hukuman dengan berkalung tulang ayam Manfaat baris berbaris: pengibaran bendera, tegap, tangkas, daya tahan, tertib, persatuan, kerja sama, tenggang rasa Kepribadian: dewasa secara intelektual, sosial, emosional dan moral. 1. Pendidikan kepemimpinan yang dibimbing oleh para PEMBINA 2. Latihan keterampilan PBB termasuk formasi barisan, teknik mengibarkan dan menurunkan bendera, naik dan turun tangga, yang dibimbing oleh para PELATIH Penampilan Kegagahan burung garuda dan lemah lembut penuh dinamika seperti kibaran Sang Merah Putih Ucapan “SATOTEMA” Salam, Tolong, Terima Kasih, Maaf ADIMITRA Hubungan horizontal antar anggota Hubungan vertikal antar angkatan (kakak – adik) Hubungan vertikal dengan pembina dan pelatih (kakak) RENUNGAN JIWA Retrospeksi & Introspeksi Retrospeksi: memeriksa kembali yang lampau Introspeksi: melihat ke dalam, memahami diri IKRAR PUTRA INDONESIA Janji dikukuhkan oleh suatu upacara Upacara Pengukuhan DARMA MULIA PUTRA INDONESIA Perintis Pemuda Pemuka Pemuda Pendamping Pemuda Penaya Pemuda Penatar Kepemudaan.