TUGAS AKHIR – RA.141581

REVITALISASI RUANG PUBLIK LUAR BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI

KAMPUNG

ADISTRIA DWIRACHMAYANTI 08111440000029

Dosen Pembimbing Johanes Krisdianto,S.T,M.T.

Departemen Arsitektur Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2018

TUGAS AKHIR – RA.141581

REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI

KAMPUNG

ADISTRIA DWIRACHMAYANTI 08111440000029

Dosen Pembimbing Johanes Krisdianto,S.T,M.T.

Departemen Arsitektur Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2018 ABSTRAK

REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR BATANG SEBAGAI PUSAT KEGIATAN DAN EKONOMI KAMPUNG

Oleh Adistria Dwirachmayanti NRP : 08111440000029

Kampung Luar Batang memiliki potensi wisata yang cukup besar dengan adanya Masjid dan Makam Luar Batang. Kegiatan wisata kampung tersebut memunculkan berbagai mata pencaharian dan pola hidup dari masyarakat Kampung Luar Batang yang mayoritas merupakan pewirausaha. Seluruh aspek tersebut memunculkan ide untuk merevitalisasi Kampung Luar Batang sebagai salah satu solusi menaikkan potensi wisata kampung dan tempat kegiatan masyarakat Kampung Luar Batang. Revitalisasi Kampung Luar Batang ini didasarkan pada pendekatan pada aspek sosiologi manusia didalamnya yang mempertimbangkan perilaku sosial di Kampung Luar Batang. Aspek tersebut termasuk dalam fasilitas apa yang dibutuhkan dan bagaimana ide tersebut dapat menaikkan kualitas kehidupan Kampung Luar Batang. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode desain Hybrid Architecture yaitu perpaduan dari aspek yang akan divitalkan pada Kampung Luar Batang dipadukan dengan ide modernisasi yang akan diusulkan untuk menunjang ide perancangan yang akan menunjang peningkatan kualitas tersebut. Revitalisasi Kampung Luar Batang ini akan mencakup perbaikan dan pengadaan kualitas ruang dari Kampung Luar Batang. Beberapa seperti pengadaan mix-use building, penataan ulang Kawasan Masjid Luar Batang, serta penataan ulang kawasan ruang usaha pewirausaha Kampung Luar Batang. Tujuan dari pengadaan konsep tersebut adalah sebagai penunjang kegiatan wisata dan ekonomi kampung.

Kata kunci : Revitalisasi Kampung Luar Batang, tempat kegiatan usaha, potensi wisata kampung, penataan ulang, Sosiologi. Hybrid

i

ABSTRACT

REVITALIZATION OF PUBLIC SPACE IN LUAR BATANG KAMPOENG AS A CENTER OF KAMPOENG’S ACTIVITY AND ECONOMY.

By Adistria Dwirachmayanti NRP : 08111440000029

Luar Batang Kampoeng has big potential tourism with Luar Batang and cemetery inside its mosque. Kampoeng tourism activites bring up livelihood and life style of Luar Batang Kampeng that majority live as entrepreneur. All of the aspects bring out an idea to revitalize the Luar Batang Kampeng as a solution to increase its tourism potency and activity place for Luar Batang Kampoeng society.

Revitalization of Luar Batang Kampoeng based on an approach of human sociology that considering social behavior inside Luar Batang Kampoeng. The aspects include of what facilities that needed and how the idea turns to increase the quality of life inside Luar Batang Kampung. These ideas are applied with using Hybrid architecture Method which mixing and unifying vital aspects in kampoeng with modernization that will be proposed to support the idea of designing increased quality.

Revitalization of Luar Batang Kampoeng includes the improvement and procurement of the space quality from Luar Batang Kampoeng. They are mix-use building, re-arrangement of Luar Batang Mosque region, and re-arrangement of business places of Luar Batang Kampoeng. The purpose of these procurements are supporting the tourism and economy activities inside kampoeng.

Keyword : Revitalization of Luar Batang Kampoeng, business place, potential tourism, re-arrangement, Sociology, Hybrid Architecture

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK ______i DAFTAR ISI ______iii DAFTAR GAMBAR ______iii DAFTAR TABEL ______iv DAFTAR LAMPIRAN ______v BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ______1 1.2 Isu dan Konteks Desain ______2 1.3 Permasalahan dan Kriteria Desain ______8 1.3.1 Permasalahan Desain ______8 1.3.2 Kriteria Desain ______8 BAB 2 PROGRAM DESAIN 2.1 Rekapitulasi Program Ruang ______13 2.2 Deskripsi Tapak ______23 2.2.1 Zonasi dan Tata Bangunan ______29 BAB 3 PENDEKATAN DAN METODA DESAIN 3.1 Pendekatan Desain ______31 3.1.1 Arsitektur dalam Paradigma Sosiologi ______31 3.1.2 Makroobjektif ______32 3.1.3 Makrosubjektif ______32 3.1.4 Mikroobjektif ______32 3.1.5 Mikrosubjektif ______33 3.2 Metode Desain ______33 3.2.1 Arsitektur Hibrid ______33 3.2.1.1 Elektik atau Quotation ______34 3.2.1.2 Manipulasi dan Reduksi ______35 3.2.1.3 Penggabungan ______35

BAB 4 KONSEP DESAIN iii

4.1 Eksplorasi Formal ______39 4.1.1 Kriteria Kelayakan Teritori ______39 4.1.1.1 Tatanan Massa ______39 4.1.2 Kriteria Kelayakan Aksesibilitas ______41 4.1.2.1 Sirkulasi ______42 4.1.3 Kriteria Kelayakan Citra ______44 4.1.3.1 Citra Kawasan Sekitar ______44 4.1.3.1.1 Citra Kawasan Masjid Luar Batang ______45 4.1.4 Kriteria Kelayakan Penaikan Kualitas ______47 4.1.5 Kriteria Kelayakan Tempat Aktivitas ______48 4.2 Eksplorasi Teknis ______50 4.2.1 Sistem Struktur ______50 4.2.2 Utilitas Bangunan ______51 4.2.2.1 Sistem Air ______51 4.2.2.2 Sistem Keamanan&Kelistrikan serta Utilitas Lainnya 52 BAB 5 DESAIN 5.1 Eksplorasi Formal ______53 5.1.1 Tatanan Massa dan Aspek Vitalitas Mix-Use Building ____ 53 5.1.2 Denah, Siteplan, Layout, Potongan dan Interior ______56 5.1.3 Sirkulasi Desain ______62 5.1.3.1 Sirkulasi Kawasan ______62 5.1.3.2 Sirkulasi Mix-Use Building ______62 5.1.4 Penaikan Kualitas –Tempat aktivitas dan Citra Kawasan Mix-Use Building dan Masjid Luar Batang ______64 5.1.4.1 Citra Kawasan Mix-Use Building dan Masjid Luar Batang______67 5.2 Eksplorasi Teknis ______70 5.2.1 Sistem Struktur ______70 5.2.2 Utilitas Bangunan ______71 5.2.2.1 Sistem Air ______71 5.2.2.2 Sistem keamanan dan kelistrikan serta utilitas lainnya 73 BAB 6 KESIMPULAN______75 DAFTAR PUSTAKA ______76 LAMPIRAN iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Foto Udara Wilayah Perancangan pada Kampung Luar Batang, (www.earth.google.com,2017) 3 Gambar 1.2 Analisa Data Kuantitatif Kampung Luar Batang (Kasman,2016) 3 Gambar 1.3 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017) 7 Gambar 1.4 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017) 7 Gambar 1.5 Bagan Kriteria berdasarkan artefak (Hasil Pengamatan,2017) 9 Gambar 2.1 Program Ruang (Hasil Observasi , 2017) 15 Gambar 2.2 Daerah Masjid Luar Batang Dan Sekitarnya (www.maps.google.com,2017) 23

Gambar 2.3 Keadaan Sekitar Kampung Luar Batang (Dokumentasi pribadi dan www.google.com,2017) 23

Gambar 2.4 Sirkulasi Kampung Luar Batang (Ashadi et al,dan www.maps.google.com,2017) 24

Gambar 2.6 Potongan Membujur 4 Jalan Luar Batang( Hasil Observasi,2017) 25 Gambar 2.7 Daerah yang menjadi Pasar Malam Jum’at (Puspitasari et al,2011) 26 Gambar 2.8 Daerah Komersil Warga Kampung Luar Batang (Puspitasari et al,2011) 26 Gambar 2.9 Daerah Komersil Warga menuju Masjid Kampung Luar Batang (Puspitasari et al,2011) 26 Gambar 2.10 Kawasan Masjid Luar Batang dulu dan saat ini (Hasil Observasi,2017) 27 Gambar 2.11 Fasilitas Masjid Luar Batang saat ini(Hasil Observasi,2017) 28 Gambar 2.12 Tata bangunan Kampung Luar Batang (Rencana Detail Tata Ruang DKI Jakarta Guidelines Kota Tua DKI Jakarta,2017) 29

Gambar 3.1 Bagan Paradigma Interaksi Sosial (Haryono,2007) 31

Gambar 4.1 Pengembangan tatanan massa (Dokumen pribadi,2017) 39 Gambar 4.2 Masjid Luar Batang pada awalnya (Hasil Observasi,2017) 40 Gambar 4.3 Perkembangan Tatanan Massa (Dokumen pribadi,2017) 40

v

Gambar 4.4 Perbedaan Level Bangunan (Dokumen pribadi,2017) 41 Gambar 4.4 Perbedaan Level Bangunan (Dokumen pribadi,2017) 42 Gambar 4.5 Sirkulasi menuju Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 42 Gambar 4.6 Jalur pemisahan sirkulasi (Dokumen pribadi,2017) 42 Gambar 4.7 Sirkulasi di Kawasan Masjid Luar Batang (Hasil Observasi,2017) 43 Gambar 4.8 Penanda sirkulasi (Dokumen pribadi,2017) 43 Gambar 4.9 Konsep naungan (Dokumen pribadi,2017) 44 Gambar 4.10 Konsep gerbang (Dokumen pribadi,2017) 45 Gambar 4.11 Konsep kolom (Dokumen pribadi,2017) 46 Gambar 4.12 Konsep Makam Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 46 Gambar 4.13 Konsep Makam Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 47 Gambar 4.14 Konsep kelayakan tempat aktivitas (Dokumen pribadi,2017) 48 Gambar 4.15 Konsep kelayakan tempat aktivitas (Dokumen pribadi,2017) 49 Gambar 4.16 Konsep kolom (Hasil Observasi,2017) 50 Gambar 4.17 Konsep kantilever (Hasil Observasi,2017) 50 Gambar 4.18 Konsep sistem air (Hasil Observasi,2017) 51 Gambar 5.1 Massa bangunan dan fungsinya (Dokumen pribadi,2017) 53 Gambar 5.2 Aspek vitalitas (Dokumen pribadi,2017) 54 Gambar 5.3 Denah Lantai 1(Dokumen pribadi,2017) 56 Gambar 5.4 Potongan A-A’ dan B-B’ (Dokumen pribadi,2017) 57 Gambar 5.5 Suasana Aula serbaguna (Dokumen pribadi,2017) 58 Gambar 5.6 Pintu lipat (folding door) difungsikan sesuai kebutuhan (Dokumen pribadi,2017) 59 Gambar 5.7 Denah Lantai 2 (Dokumen pribadi,2017) 59 Gambar 5.8 Luas Lantai 2 sebagai proteksi hujan (Dokumen pribadi,2017) 60 Gambar 5.9 Gambar Layout (Dokumen pribadi,2017) 61 Gambar 5.10 Gambar Siteplan (Dokumen pribadi,2017) 61 Gambar 5.11 Sirkulasi Pejalan Kaki dan Kendaraan terhadap Kampung (Dokumen pribadi,2017) 62 Gambar 5.12 Sirkulasi Lantai 1 Mix-Use Building dengan Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 63 Gambar 5.13 Sirkulasi Lantai 2 Mix-Use Building dengan Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 63 Gambar 5.14 Naungan Jalan Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 64 vi

Gambar 5.15 Urutan Perjalanan dan Perspektif (Dokumen pribadi,2017) 65 Gambar 5.16 Tampak mix-use building (Dokumen pribadi,2017) 65 Gambar 5.17 Plaza Masjid sebagai Ruang Luar yang Diberdayakan (Dokumen pribadi,2017) 66 Gambar 5.18 Lahan Kosong Diberdayakana menjadi Taman Allah dan Taman Bermain (Dokumen pribadi,2017) 66 Gambar 5.19 Masjid Luar Batang yang Menjadi Objek Adaptasi Mix-Use Building (Dokumen pribadi,2017) 67 Gambar 5.20 Beberapa hasil adaptasi Mix-Use Building dari Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 67 Gambar 5.21 Beberapa Hasil Adaptasi Naungan dari Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 68 Gambar 5.22 Hasil Adaptasi Naungan dari Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) 68 Gambar 5.23 Interior Food Court (Dokumen pribadi,2017) 69 Gambar 5.24 Interior Perpustakaan Islam (Dokumen pribadi,2017) 69 Gambar 5.25 Kolom dan Kantilever Mengadaptasi Pola Bentuk Struktur Masjid(Dokumen pribadi,2017) 70 Gambar 5.26 Aksonometri Struktur (Dokumen pribadi,2017) 70 Gambar 5.27 Distribusi Air Bersih dan Kotor(Dokumen pribadi,2017) 72 Gambar 5.28 Denah Titik Lampu (Dokumen pribadi,2017) 73 Gambar 5.29 Aksonometri Kelistrikan (Dokumen pribadi,2017) 74 Gambar 5.30 Indoor dan Outdoor unit pada AC (Dokumen pribadi,2017) 74

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kegiatan dan Tempat berlangsungnya ______6 Tabel 1.2 Kegiatan Ekonomi dan Tempat berlangsungnya ______6 Tabel 1.3 Persyaratan terkait aktivitas dan ruang ______8 Tabel 1.4 Kriteria Desain ______9 Tabel 1.5 Kelayakan positif negatif ______10 Tabel 2.1 Rekapitulasi Ruang Mix-Use Building ______16 Tabel 2.2 Tempat Parkir dan Jalan Luar Batang ______20 Tabel 2.3 Luas Bangunan ______22 Tabel 4.1 Pengembangan Konsep Desain Berdasarkan Kriterida dan Metode Desain ______37

viii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

N a m a : Adistria Dwirachmayanti

N R P : 0811144000029

Judul Tugas AKhir :Revitalisasi Ruang Publik Kampung Luar Batang sebagai Pusat Kegiatan dan Ekonomi Kampung

Periode : Semester Gasal/Genap Tahun 2017 / 2018

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat adalah hasil karya saya sendiri dan benar-benar dikerjakan sendiri (asli/orisinil), bukan merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Apabila saya melakukan penjiplakan terhadap karya mahasiswa/orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang akan dijatuhkan oleh pihak Departemen Arsitektur FADP - ITS. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran yang penuh dan akan digunakan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir RA.141581

Surabaya, 02 Juli 2018

Yang membuat pernyataan

Adistria Dwirachmayanti NRP. 08111440000029

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahma dan karunia- Nya laporan tugas akhir dengan judul “Revitalisasi Ruang Publik Kampung Luar Batang Sebagai Pusat Kegiatan dan Ekonomi Kampung” ini telah selesai disusun. Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan tugas akhir pada program Strata-1 di Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, . Terima kasih saya ucapkan kepada: 1. Bapak Johanes Krisdianto, S.T.,M.T., selaku pembimbing tugas akhir . 2. Bapak Defry Agatha Ardianta, S.T.,M.T, dan Bapak Angger Sukma Mahendra, ST., MT., selaku dosen koodinator kelas tugas akhir 3. Segenap Dosen Jurusan Arsitektur, FADP, ITS Surabaya yang telah memberikan ilmunya kepada penulis 4. Orangtua, keluarga serta kerabat-kerabat yang telah memberikan dukungan dan doa selama ini 5. Keluarga besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), khususnya teman- teman seperjuangan di Jurusan Arsitektur FADP-ITS, atas semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: Penulis menyadari laporan tugas akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Surabaya 02 Juli 2018

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampung Luar Batang, , DKI Jakarta telah menjadi salah satu destinasi wisata dari dari 12 destinasi wisata pesisir Jakarta Utara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Kasman,2016). Hal ini dikarenakan adanya sebuah situs bersejarah yang terdapat di Kampung Luar Batang, yaitu terdapat makam Sayid Husein, pemuka Agama Islam yang berdakwah di daerah pesisir Jawa, Batavia dan Kota Surabaya di dalam sebuah kawasan Masjid Luar Batang. Masjid dan makam ini menjadi salah satu ruang publik ikon dari Kampung Luar Batang yang menjadi destinasi wisata religi umat muslim. Habib Sayid Husein Alaydrus adalah pemuka agama Kampung Luar Batang yang menjadi pelopor dari terbentuknya Kampung Luar Batang itu sendiri. Menurut Habib Ismail, penerus dan keturunan generasi ke-6 dari Habib Sayid Husein Alaydrus, Habib Husein datang ke Batavia pada abad ke 16 untuk syiar lalu menetap di sebuah kampung kosong yang saat ini menjadi Kampung Luar Batang. Ia diberikan sebuah fasilitas berupa Musholla oleh Pemerintah Belanda saat itu berupa surau kecil yang saat ini telah dikembangkan menjadi Masjid Luar Batang dengan masa renovasi yang bertahap. Menurut Kasman (2016), Kawasan masjid ini menjadi landrmark dari Kampung Luar Batang yang menimbulkan berbagai kegiatan ekonomi dan menjadi penunjang ekonomi warga setempat seperti masyarakat yang membuka usaha sendiri terutama dalam bidang makanan di sekitar lokasi Masjid Luar Batang dan Makam Habib Husein. Selain itu, Masjid ini juga dijadikan tempat utama untuk tempat berkumpul warga Daya tarik tersebut tidak hanya Masjid Luar Batang,namun Museum Bahari dengan Menara Syahbandar, dan Pesisir .

1

1.2 Isu dan konteks desain

Adanya kegiatan berupa wisata religi yang menimbulkan aktivitas ekonomi masyarakat seiktar mengakibatkan fasilitas publik yang kurang baik dan menjadi terlihat lebih kumuh pada Kampung Luar Batang. Adanya Masjid dan Makam Habib Husein yang menjadi sebuah pusat ruang publik ini menjadi salah satu bagian yang menjadikan pariwisata kampung berkembang dan menjadikan sebuah peluang usaha disekeliling Masjid dan makam. Kurangnya fasilitas untuk mengembangkan potensi tersebut juga memaksa warga untuk membuka warung didepan rumahnya atau menjadi pedagang kaki lima. Tidak teraturnya kegiatan ini menjadi gangguan untuk pengunjung yang ingin wisata religi ketika tempat parkir yang seharusnya, dipakai untuk kegiatan usaha warga.

Berdasarkan informasi tersebut diatas, muncul sebuah ide untuk merevitalisasi ruang publik pada kawasan Masjid Luar Batang dan makam di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta. Gagasan ini ditujukan untuk meredesain dan merehabilitasi ruang publik Kampung Luar Batang di daerah, rehabilitasi yaitu suatu langkah untuk melihat kembali sebuah arsitektur yang sudah ada dan mennkonfigurasikan ulang lalu menata kembali lingkungan dan unsur didalamnya yang sudah ada sehingga sesuai dengan kebutuhan warga kampung sebagai penunjang kegiatan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang akan berdampak pada berbagai macam sektor. Adanya potensi kampung berupa situs sejarah tersebut menggugah sebuah ide untuk menjadikan ruang publik tersebut tidak hanya tempat sosialiasi warga namun juga memberikan tempat untuk warga kampung menaikkan kualitas ekonomi mereka dengan adanya lapangan pekerjaan di ruang publik tersebut. Aspek potensi kampung tersebut akan ditingkatkan nilai vitalitasnya sehingga menjadi nilai yang tidak hilang dan terpelihara keberadaannya.

Lokasi yang menjadi lahan tinjauan adalah Kampung Luar Batang, Penjaringan, DKI Jakarta. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kampung

2 ini memiliki destinasi wisata religi berupa Makam Habib Husein di dalam Masjid Luar Batang yang merupakan ruang publik utama pada daerah kampung.

Batasan wilayah dalam perancangan ini terletak di kawasan Makam dan Masjid Luar Batang yang ada di Kampung Luar Batang itu sendiri. Masjid Luar Batang terletak di Jl. Luar Batang V No.12, RT.6/RW.3, Penjaringan, Kota Jakarta Utara DKI Jakarta. Batas lahan perancangan ini adalah dengan luas lahan 9.000m2 dari total luas Kampung Luar Batang yaitu 131.500m2.

Keterangan :

= Wilayah perancangan

= Inti perancangan

Gambar 1.1 Foto Udara Wilayah Perancangan pada Kampung Luar Batang, Jakarta (www.earth.google.com,2017)

Gambar 1.2 Analisa Data Kuantitatif Kampung Luar Batang (Kasman,2016) Dari diagram gambar diatas, dapat dilihat bahwa ruang publik terbanyak digunakan yaitu sebesar 42% terletak pada Masjid Luar Batang. Jika dikaitkan dengan

3 faktor ekonomi warga yaitu sebesar 30% dan aset usaha yang dimiliki adalah warung 34% serta tertinggi yaitu tidak memilikinya sebesar 40% maka dapat ditarik sebuah konsep bahwa Masjid Luar batang dapat menjadi ruang publik yang mewadahi pengusaha kecil dari warga itu sendiri dari mulai warga yang tidak memiliki aset apapun hingga warga yang ingin mengembangan aset yang ada (Kasman,2016).

Analisis pada variabel usia dibagi menjadi empat kategori yaitu remaja (12- 25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun), dewasa akhir (36-45 tahun), dan lansia (46-65 tahun). Hasil analisis ini menunjukkan penduduk berusia dewasa awal memilih beraktivitas pada sisi jalanan, sedangkan penduduk berusia dewasa akhir lebih memilih beraktivitas di Masjid Luar Batang. Kemudian penduduk lansia cenderung memilih daerah Sunda Kelapa sebagai ruang publik yang sering digunakan. Berbeda dengan penduduk usia remaja yang memiliki fleksibilitas dalam pemilihan ruang publik tersebut. Bagi penduduk yang tidak memiliki aset cenderung memilih Masjid Luar Batang, begitupun dengan penduduk yang memiliki warung dikarenakan fungsi usaha sangat menguntungkan bagi penduduk yang memilih di sekitar masjid (Kasman,2016).

Seperti yang telah diketahuin mengenai Masjid Luar Batang, terdapat Makam Habib al Husein didalam kawasan masjid ini. Puluhan tahun Sayid Husein berdakwah di kota-kota pesisir utara Pulau Jawa, dari Batavia sampai Surabaya. Beliau wafat sekitar tahun 1796, dan dimakamkan di luar masjid yang dibangun di tahun yang sama. Saat Masjid Luar Batang mengalami renovasi dan diperluas pada 1827, makam keramat Sayid Husein menjadi berada di dalam ruangan masjid.

Nama “Luar Batang” sendiri tidak lepas dari peristiwa ajaib yang terjadi pada jenazah Sayid Husein. Saat keranda, atau kurung batang dalam istilah Betawi, tempat jenazah Sayid Husein dibuka, jenazahnya raib dari kurung batang tanpa dilihat seorang pun.Dari adanya sejarah kawasan ini, masyakarat muslim yang datang berziarah dan sekaligus menjadi wisatawan, sampai saat ini percaya bahwa ketika bersungguh- sungguh ingin memanjatkan doa, maka Tuhan Yang Maha Esa akan mengabulkannya

4

(Tribunnews.com,2016). Perekaman dan pendeskripsian fungsi masjid Luar Batang meliputi fungsi harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Fungsi atau aktivitas harian yaitu meliputi : (1) shalat wajib lima waktu secara berjamaah, yang terdiri dari shalat Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya, dan (2) ziarah makam Habib Husein.

Pada hari-hari biasa jumlah jamaah shalat lima waktu berkisar 152 – 266 orang (4 – 7 shaf). Khusus setiap malam Jumat, jumlah jamaah shalat Maghrib dan Isya sekitar 380 – 608orang (10 – 16 shaf). Pada setiap acara haul yang jatuh pada minggu terakhir bulan Syawal dan peringatan Maulid pada minggu terakhir bulan Rabiul Awwal, shalat Dhuhur diikuti oleh sekitar 10.000 – 12.000 orang (tempat shalat : ruang utama hingga ke halaman masjid depan, kanan, kiri dan sebagian teras ruang-ruang kantor takmir masjid). Fungsi atau aktivitas ziarah ke makam Habib Husein yang letaknya di sebelah serambi masjid, setiap harinya melibatkan jumlah peziarah berkisar 100 – 500 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1 dan 2, pada umumnya para peziarah datang dari daerah-daerah di wilayah Jadebotabek, , dan Jawa Barat (Ashadi et al,2017).

Menurut Ashadi et al (2017) Fungsi atau aktivitas mingguan masjid Luar Batang yaitu meliputi : (1) shalat Jumat; (2) ziarah makam malam Jumat; dan (3) pasar (bazar) malam Jumat. Shalat Jumat dihadiri sekitar 1.300 – 1.600 jamaah (tempat shalat : ruang utama hingga serambi depan, kanan dan kiri). Kegiatan ziarah pada setiap malam Jumat mengalami peningkatan jumlah peziarah dibandingkan dengan hari-hari biasa, yaitu jumlahnya sekitar 1.000 – 3.000 orang. Kegiatan mingguan yang menyedot anemo masyarakat setempat adalah pasar (bazar) yang diadakan setiap malam Jumat. Lapaklapak disiapkan sejak waktu selepas shalat Ashar.

Menurut beberapa informan, para pedagang kaki lima dari berbagai wilayah di Jakarta ikut serta dalam pasar malam Jumat ini, seperti pedagang kali lima dari Pasar Minggu, Senen, Tanah Abang, dan Muara Angke. Jumlah mereka mencapai 60 % dari keseluruhan pedagang pasar malam Jumat. Yang 40 % lagi adalah warga setempat,

5 kampung Luar Batang, yang menjadikan rumahnya sebagai tempat dagang. Setiap lapak dikenakan biaya lampu penerangan Rp. 5.000 dan restribusi berkisar antara Rp. 10.000 – 25.000 (Ashadi et al,2017).

Berikut aktivitas dan kegiatan ekonomi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kegiatan dan Tempat berlangsungnya

NAMA KEGIATAN TEMPAT BERLANGSUNG No Ibadah Shalat, Mengaji, Masjid Luar Batang 1 Tausiah dsb Ziarah Makam Makam Habib Husein Alaydrus 2 dan keluarga (kawasan masjid) Berkumpul warga Aula Masjid Luar Batang 3 Pengajian warga Yayasan TPA/TPQ 4 Bermukim Kampung Luar Batang 5 Aktivitas Ekonomi Koridor Masjid Luar Batang, area 6 (usaha mandiri warga) parkir Masjid (saat ini) dan sepanjang Jalan Luar Batang Sumber: Hasil Observasi,2017

Tabel 1.2 Kegiatan Ekonomi dan Tempat berlangsungnya NO NAMA TEMPAT KEGIATAN WAKTU KEGIATAN KEGIATAN Penyewaan Rumah warga Lantai 2 Setiap Saat 1 tempat tinggal(kos- kosan) Wirausaha Sepanjang Jalan Luar Setiap saat 2 Batang dan Lantai 1 (bergiliran) rumah warga (ruko) Pasar Malam Area Parkir Masjid Luar Malam 3 Jum’at Batang, Jl Luar Batang I, Jum’at Jl Luar Batang II, Jl Luar (16.00- Batang V, Jl Luar Batang 05.00). VII

6

Pasar Pekan Area Parkir Masjid Luar Pada Hari 4 Batang, Jl Luar Batang I, Raya dan Jl Luar Batang II, Jl Luar Hari Besar Batang V, Jl Luar Batang Islam VII (09.00-acara selesai) Sumber: Hasil Observasi,2017

Gambar 1.3 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017)

Gambar 1.4 Pembagian wilayah kegiatan, (Hasil Observasi,2017)

7

1.3 Permasalahan dan Kriteria Desain

1.3.1 Permasalahan Desain

Berdasarkan pemaparan diatas, permasalahan pertama adalah mengenai bagaimana menciptakan kampung di sebuah kota yang menjadi kawasan pariwisata yang dapat dijangkau oleh berbagai macam kalangan. Hal ini didasarkan pada pariwisata yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan ekonomi mereka dengan potensi kampung dan karakteristik didalamnya. Permasalahan kedua adalah bagaimana sebuah ruang publik kampung dengan segala sisi positif dan negatifnya menjadi wadah kegiatan masyarakat yang lebih berkualitas dan menjadikan ruang publik tersebut sebagai bagian dari penunjang kawasan pariwisata setempat. Dengan ini dimunculkan ide untuk merancang mix-use building dengan naungan disepanjang area menuju Kawasan Masjid Luar Batang melalui pendekatan sosiologi arsitektur, yaitu mempertimbangkan aspek sosial didalamnya berdasarkan pada pendataan dengan framework yaitu Affordance Based Design serta disimulasikan dengan metode Hybrid Architecture menggabungkan antara aspek yang divitalkan dengan modernisasi saat ini.

1.3.2 Kriteria Desain Berdasarkan data-data yang sudah didapat, data tersebut dikelompokkan menjadi sebagai berikut: 1. Menentukan Kelayakan secara general yaitu Tabel 1.3 Persyaratan terkait aktivitas dan ruang Kelayakan (+) Kelayakan (-)

Tempat parkir pengunjung Ketersediaan tempat parkir tidak mewadahi Kerapihan koridor jalan Penataan Jalan Kampung Luar Mengganggu kegiatan bermukim Batang I,II,V,VII

8

Wisata religi Masjid Luar Batang Menghilangkan citra kampung Tempat berwirausaha Tidak mewadahi kebutuhan wirausaha Menjaga Cagar Budaya Masjid Luar Nilai Cagar Budaya Hilang Batang Interaksi sosial Mengganggu kegiatan bermukim Sirkulasi pengunjung wisata Sirkulasi menyusahkan pengunjung Keramahan pedestrian Mengganggu sirkulasi penghuni Estetika Lingkungan Tidak sesuai keinginan sekitar Sumber: Hasil Pengamatan,2017

2. Mengelompokkan berdasarkan diagram desain berbasis Kelayakan

Gambar 1.5 Bagan Kriteria berdasarkan artefak (Hasil Pengamatan,2017)

Tabel 1.4 . Kriteria Desain Jenis Kriteria Desain Kelayakan

 Mix-use building menyamakan langgam dengan Masjid Luar Batang Kelayakan

Citra  Langgam naungan mengadopsi budaya tempat tinggal masyarakat sekitar  Pengulasan Sejarah Kampung Luar Batang

9

 Area Masjid Luar Batang sebagai pusat kampung Kelayakan  Menjaga bagian inti Cagar Budaya Masjid dan Makam Cagar Budaya Luar Batang

Kelayakan  Teritori ruang untuk kehidupan bermukim dan teritori teritori umum

 Jalur akses menuju pusat kampung (Masjid Luar Batang) Kelayakan  Klasifikasi sirkulasi pengunjung aksesibilitas  Pertimbangan lahan parkir  Kebutuhan akan adanya penanda (signage)  Pemindahan lahan komersil liar ke tempat yang lebih Kelayakan baik tempat

aktivitas  Penyediaan fasilitas penunjang Masjid Luar Batang  Keamanan Kelayakan  Pembenahan infrastruktur koridor penaikkan  Re-design ruang terbuka Kampung Luar Batang kualitas  Lahan khusus parkir warga lokal

Kelayakan  Fasilitas terbangun tidak mudah rusak perawatan

Sumber: Hasil Pengamatan,20 17 3. Mengurutkan Kelayakan berdasarkan prioritas

Tabel 1.5 Kelayakan positif negatif Kelayakan (+) Kelayakan (-) 1. Kelayakan tempat aktivitas 1. Kehilangan tempat aktivitas 2. Kelayakan penaikkan kualitas 2. Pengaruh aktivitas didalamnya akan ruang berubah 3. Kelayakan cagar budaya 3. Mengganggu kegiatan Masjid dan aktivitas ziarah serta ibadah

10

4. Kelayakan citra 4. Langgam hilang, sejarah kampung 5. Kelayakan aksesibilitas 5. Pemusatan kampung gagal Merusak dan menyulitkan warga kampung 6. Kelayakan teritori 6. Teritori satu mengganggu teritori yang lain 7. Kelayakan estetika 7. Tidak sesuai kebutuhan setempat Menurunkan nilai estetika kampung 8. Kelayakan perawatan 8. Pemeliharaan yang sulit Daya tahan fasilitas terbangun rendah

Sumber: Hasil Pengamatan,2017

11

12

BAB 2 PROGRAM DESAIN

2.1 Rekapitulasi Program Ruang Berikut adalah bagan pembagian zona ruang dari Mix-Use Building

13

14

Gambar 2.1 Program Ruang (Hasil Observasi , 2017)

15

Berdasarkan penataan program ruang diatas, berikut adalah rekapitulasi luas ruang mix-use building: Tabel 2.1 Rekapitulasi Ruang Mix-Use Building LANTAI 1

Massa 1 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total 1. Tempat Habib 9x6 54m² 1 63m² 2. Tempat duduk (63x6)-54 318 m² 1 318 m² Sirkulasi 30% 116,6

TOTAL MASSA 2 LT.1 483,6m²

Massa 2 Dimensi Luas/unit jumlah Luas Total DIVISI KULINER -Makanan Ringan- 1. Snack kering 2x2 4m² 20 80 m² (kue kering dsb) 2. Snack basah 2x2 4m² 25 100 m² (siomay, kue basah, pentol dsb) -Minuman- 1. Minuman 2x2 4m² 13 52 m² DIVISI PERMAINAN 1. Wahana anak 3x3 9m² 4 36 m² SERVIS Toilet 1 5,12x5 25,60 m² 2 51.2 m² Toilet 2 3,24x4 12,96 m² 2 25.92 Janitor 4,55x2 9,10 m² 1 9,10 m²

16

Ruang AHU 3x2 6m² 1 6m² Total 360.22 Sirkulasi 30 108,066 TOTAL MASSA 1 LT.2 468.286 m²

Massa 3 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total DIVISI PERALATAN – PERLENGKAPAN (MOVABLE) 1. Aksesoris 2x2 4m² 16 64 m² 2. Mainan 2x2 4m² 11 44 m² 3. Alat rumah tangga 2x2 4m² 3 12 m² DIVISI TOKO (PERMANEN) 1. Toko alat ziarah 5x2 4m² 2 8 m² SERVIS Toilet 3,5x5 17,5 m² 2 35 m² Janitor 3,5x2 7 m² 1 7 m² 170 TAMAN ALLAH Naungan ramp (30x37):2 555 m² 1 555 m² Sirkulasi 30% 236,7 TOTAL MASSA 2 LT.3 1025,7 m²

17

LANTAI 2 Massa 1 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total PERPUSTAKAAN ISLAM UMUM 1. Perpustakaan 1 21x7 147m² 1 147m² 2. Perpustakaan 2 (22,2+19,8):2x7 147m² 1 147 m² PERPUSTAKAAN 23,5x7 164.5 m² 1 164.5 m² ISLAM

TOTAL MASSA 2 LT.1 458.5m² Massa 2 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total FOOD COURT Kios Food court 2x2 4m² 36 144 m² Pedagang Gerobak

 Toko Minuman 2x2 4m² 7 28 m²  Makanan 2x2 4m² 3 12 m² Stand Minuman 3x3 9 m² 2 18 m² Kasir/ tempat top up kartu 2x2 4m² 2 8 m² Area makan lesehan 1,25x1,25 1.5625 44 68.75m² m² Area makan duduk kursi 8,5x5,5 166.75 166,75 m² SERVIS Toilet 1 5,3x3 15,9 m² 2 31,8 m² Toilet 2 6,1x3 18,3 m² 2 36,6 m² Janitor 1 2x2 4m² 1 4m² Janitor 2 2x3 6m² 1 6m²

18

Ruang Cuci piring 2x2,4 4.8m² 1 4,8 m² Ruang Panel 2x3 6m² 1 6m² Westafel 0,8x3 2,4 m² 2 4,8 539.5 m² Sirkulasi 30% 161.85 TOTAL MASSA 1 LT.2 701.35 m²

Massa 3 Dimensi Luas/unit Jumlah Luas Total FASILITAS PENUNJANG Kantor Sekretariat 6x5 30m² 1 30m² Poliklinik/Unit kesehatan 3x4 12m² 1 12m² TPA/Tempat mengaji 7x6 42m² 1 42m² Perpustakaan 7x6 42m² 1 42m² SERVIS Toilet 3x4 12 m² 2 24 m² Ruang Genset 2,77x2 5,54 m² 1 5,54 m² Janitor 3x1,5 4,5 m² 1 4,5 m² Gudang 4,42x3 13,26 m² 1 13,26 m² DIVISI PERALATAN PERLENGKAPAN Toko Pakaian Muslim Pria 2x2 4m² 3 12 m² Toko Pakaian Muslim 2x2 4m² 3 12 m² Wanita Toko Pakaian Pergi Pria 2x2 4m² 3 12 m²

19

Toko Pakaian Pergi 2x2 4m² 3 12 m² Wanita Toko Pakaian Rumah Pria 2x2 4m² 2 8 m² Toko Pakaian Rumah 2x2 4m² 2 8 m² Wanita Toko oleh-oleh 2x2 4m² 3 12 m² ATM Center 4x3 12m² 1 12 m² 522,6 Sirkulasi 30% 156,78 TOTAL MASSA 2 LT.2 679.38 m² TOTAL 2278,69 m² KESELURUHAN

Tabel 2.2 Tempat Parkir dan Jalan Luar Batang No Ranah Desain Perhitungan Luas Ruang Luas Ruang 1.TEMPAT PARKIR Luas parkiran -Motor: 411 x(1x2,2)= 904,2m² -Mobil : 170x(2.4x5.5)=2.244 m² -Bus : 15x (2,6x10)= 390m²

Sirkulasi 72%: 13,968 m² JUMLAH 19.400 m² 3 3.1 Jalan Luar Batang

20

4.1.1 Jalan Luar - Re-design koridor Luar 1.608-2.144m² Batang I batang I =±268x(6-8)=1.608- 2.144m² 4.1.2 Jalan Luar - Re-design koridor Luar 2.560-3.200m² Batang II batang II =±320x(8-10)=2.560- 3.200m² 4.1.3 Jalan Luar 552 m² Batang V - Re-design koridor Luar batang V =±69x(8)=552m² 4.1.4 Jalan Luar - Re-design koridor Luar 540-810 m² Batang VII batang II =±270x(2-3)=540-810 m² JUMLAH 5260-6066m²

JUMLAH 24.660-25.466 m² KESELURUHAN Berdasarkan tabel diatas, berikut adalah jumlah dari luas bangunan: Tabel 2.3 Luas Bangunan

Bagian Bangunan Luas/unit LANTAI 1 1. Massa 1 483,6 m²

2. Massa 2 1025,7 m²

3. Massa 3 468.286 m²

21

LANTAI 2

1. Massa 1 458.5m² 2. Massa 2 701.35 m²

3. Massa 3 2278,69 m² TOTAL LUAS BANGUNAN 5416.126

Sumber: Hasil Pengamatan,2017

22

2.2 Deskripsi Tapak

Lahan Masjid Luar Batang terletak di Jalan Luar Batang V No. 12 RT 6/RW 3 Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun pada konteks ini, lingkup lahan desain berkisar dari Jalan Luar Batang I,II,V,VII dengan lahan kosong sisi pinggir Jalan Muara Baru Gambar 2.2 Daerah Masjid Luar Batang Dan Sekitarnya (www.maps.google.com,2017)

Kampung Luar Batang adalah kawasan yang terdiri atas permukiman warga, kawasan wisata religi hingga bahari yang dikelola oleh masyarakat setempat. Kawasan Masjid Luar Batang itu sendiri dikelilingi perumahan warga yang mayoritas menjadikan rumahnya sebagai Rumah Toko (Ruko) yang menjual makanan dan minuman serta kebutuhan yang biasa dicari oleh pengunjung masjid. Kawasan kampung ini dapat dikategorikan potensial dalam hal pariwisata karena dikelilingi oleh Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari dan Menara Syahbandar.

Perahu penyebrangan

Gambar 2.3 Keadaan Sekitar Kampung Luar Batang (Dokumentasi pribadi dan www.google.com,2017)

23

Pelabuhan Sunda Kelapa yang berada di sebelah Tenggara dari Kampung Luar Batang adalah sebuah pemisah antara Kampung Luar Batang dan Kampung Akuarium. Terdapat sebuah transportasi untuk menyebrang dari Kampung Luar Batang dan Kampung Akuarium sehingga warga dan pengunjung kampung satu sama lainnya, menggunakan transportasi untuk berpindah ke kampung yang lain. Transportasi ini juga yang memberikan akses terdekat dari Kampung Luar Batang ke Museum Bahari yang letaknya berada di Jl. Pasar Ikan bersamaan dengan Kampung Akuarium.

Kawasan Masjid Luar Batang sendiri menjadi kawasan wisata religi dari daerah setempat. Akibat dari aktivitas ini memunculkan kegiatan ekonomi mandiri dari masyakarat yang tidak hanya berada pada area masjid namun disepanjang jalan akses untuk menuju ke Masjid Luar Batang

Jl Muara Raya Baru

Jl. Luar Batang VII Jl. Luar Batang IV

Jl. Luar Batang I Akses Jalur air ke Kampung Akuarium

Jl. Luar Batang IX Akses keluar masuk Jl. Luar Batang V kampung Jl. Luar Batang VIII Jl. Luar Mayoritas jalan untuk berdagang Batang Jl. Luar Batang III Jl. Gedong Panjang II Jalan perumahan kampung Jl. Luar Batang VI biasa Gambar 2.4 Sirkulasi Kampung Luar Batang (Ashadi et al,dan www.maps.google.com,2017)

Berdasarkan gambar diatas, jalur wirausaha terbesar terjadi pada Jalan Luar Batang I, Jalan Luar Batang II, Jalan Luar Batang V,dan Jalan Luar Batang VII. Area ini digunakan sebagai jalur utama menuju Area Masjid Luar Batang sebagai penghubung dari jalan raya utama yaitu Jalan Gedong Panjang, Jalan Muara Raya Baru dan akses ke Kampung Akuarium.

24

Gambar 2.6 Potongan Membujur 4 Jalan Luar Batang( Hasil Observasi,2017)

25

Gambar 2.7 Daerah yang menjadi Pasar Malam Jum’at (Puspitasari et al,2011)

Gambar 2.8 Daerah Komersil Warga Kampung Luar Batang (Puspitasari et al,2011)

Gambar 2.9 Daerah Komersil Warga menuju Masjid Kampung Luar Batang (Puspitasari et al,2011)

26

Berdasarkan gambar 2.7 terlihat suasana Masjid Luar Batang dan area sekitar Masjid Luar Batang terjadi aktivitas berupa ibadah dan pasar malam. Tidak hanya itu pada kesehariannya terjadi hal demikian (gambar 2.8 ) pada bagian depan dan lantai 2 rumah warga digunakan sebagai lahan mencari nafkah baik oleh warga setempat maupun penyewa dari luar kampung itu sendiri. Pada gambar 2.9 diperlihatkan bagaimana area luar dari Masjid Luar Batang digunakan sebagai area berjualan asongan dan menjadi lahan berdagang sebagai respon dari adanya aktivitas ibadah di dalam masjid.

Pada area Masjid Luar Batang sendiri, area ini mengalami perkembangan sejak awal Habib Husein Alaydrus diberikan sebuah surau yang saat ini menjadi Masjid Luar Batang. Sejak tahun 1756 surau ini mengalami perubahan total pada tahun 1992 sehingga menjadi masjid besar seperti saat ini.

Gambar 2.10 Kawasan Masjid Luar Batang dulu dan saat ini (Hasil

Observasi,2017)

27

Masjid Luar Batang saat ini memiliki fasilitas yang tidak ada pada masa awal dibangunnya. Pada gambar 2.11 dibawah ini, diterangkan bahwa terdapat fasilitas tambahan seperti Kantor Sekretariat Masjid Luar Batang sebagai tempat pengurus masjid bekerja dan tinggal, perpustakaan kecil sebagai tempat sumber informasi dari sejarah kampung, masjid dan agama islam di Luar Batang, fasilitas TPA untuk area khusus mengaji (sekolah informal) bagi anak-anak setempat serta fasilitas pendukung lainnya.

Gambar 2.11 Fasilitas Masjid Luar Batang saat ini(Hasil Observasi,2017)

Namun dengan adanya fasilitas diatas, menurut hasil observasi beberapa fasilitas tersebut disalahgunakan sebagai tempat berdagang dan mengemis. Hal ini memicu ketidaknyamanan pengunjung dal menimati fasilitas yang ada.

28

2.1.1 Zonasi dan Tata Bangunan

05.013. S.3.g

011.S.1.g PRASARANA IBADAH

PRASARANA KDB:40 KLB: 0.8 PENDIDIKAN KDH:30 KB:2 KDB:40 KLB: 1.6 KTB:55 KDH:30 KB:4

KTB:55 012.R.1.g

010.K.1.g RUMAH KAMPUNG

PERKANTORAN KDB:- KLB: -

KDB:60 KLB: 3 KDH:- KB:-

KDH:30 KB:8 KTB:- KTB:55 004.H.4.g

Keterangan JALUR HIJAU

KDB : Koefisin Dasar Bangunan KDB:0 KLB: 0

KLB : Koefisien Lantai Bangunan KDH:0 KB:0

KDH : Koefisien Daerah Hijau KTB:0

KB : Ketinggian Bangunan -GSB depan bangunan

GSB :Garis Sempadan Bangunan Golongan A, B, dan C sesuai dengan letak KTB : Koefisien Tapak Basement bangunan asli.

-GSB permukiman: 0m Gambar 2.12 Tata bangunan Kampung Luar Batang

(Rencana Detail Tata Ruang DKI Jakarta Guidelines Kota Tua DKI Jakarta,2017)

Berdasarkan gambar 2.12 mengenai tata bangunan, Masjid Luar Batang termasuk kawasan prasarana ibadah di kelilingi oleh perumahan kampung dengan GSB 0 dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai.

29

30

BAB 3 PENDEKATAN DAN METODE DESAIN

3.1 Pendekataan Desain 3.1.1 Arsitektur dalam Paradigma Sosiologi

Dalam sosiologi Ritzer (dikutip oleh Alimandan, 1980) ada tiga paradigma untuk memahami interaksi sosial yaitu paradigma fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Kemudian Ritzer menawarkan paradigma terpadu yang memadukan ketiga paradigma sebelumnya dengan pertimbangan terdapat kekurangan dan kelebihan pada ketiga paradigma tersebut(Haryono,2007). PARADIGMA INTERAKSI SOSIAL

Fakta Sosial : Arsitek berkarya memeperhatikan prinsip, nilai, norma yang bersifat makro, universal dan struktur sosial yang terdapat didalamnya. Contohnya adalah penataan ruang rumah berdasarkan adat rumah Jawa dan rumah etnis/suku Cina yang menggunakan fengsui

Definisi Sosial: Struktur sosial membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh arti dan makna. Dengan kata lain suatu tindakan dapat diinterpretasikan berbeda sesuai dengan makna dari manusianya itu sendiri. Dalam arsitektur, definisi sosial akan berpengaruh pada makna dan simbol yang sengaja dirancang dalam sebuah objek arsitektur

Perilaku Sosial :Individu berperilaku atas sebuah stimulus tertentu.Stimulus yang terjadi diluar control subjektifnya dapat menghasilkan respon berbeda dari setiap orang. Suatu arsitektur dapat terjadi akibat dari adanya faktor diluar dari dirinya seperti adanya keterbatasan dana, faktor hukum dan norma yang ada. Keterbatasan ini menghasilkan suatu keteraturan tertentu dalam arsitek mendesain dan menyusun sebuah ruang

Paradigma Terpadu Gabungan dari fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial yang diintegrasikan berdasarkan makro dan mikro serta subjektif dan objektif. suatu arsitektur diperlukan integrasi antara faktor makro dan mikro serta subjektif dan objektif sehingga arsitektur bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri melainkan perjalanan antara dimensi waktu dan pertimbangan tuntutan-tuntutan terntentu. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi arsitektur adalah ilmu yang mempelajari aspek sosial dari suatu arsitektur.

Gambar 3.1 Bagan Paradigma Interaksi Sosial (Haryono,2007)

31

Menurut Ritzer dalam buku Sosiologi Kota untuk Arsitek (1980) Ketiga paradigma pada gambar 1.1 masih memliki sisi kelebihan dan kekurangan, sehingga dimunculkan paradigma terpadu yang memadukan ketiganya. Dalam Arsitektur, paradigma terpadu diselesaikan dengan berbagai tingkat realita yaitu:

3.1.2 Makroobjektif: Arsitektur dirancang tanpa melepaskan persoalan nilai, norma dan hukum. Dalam kasus Kampung Luar Batang adalah nilai kekeluargaan dari warga kampung, norma dalam menghormati kegiatan yang ada di Masjid Luar Batang terutama kegiatan ziarah makam dan ibadah sehingga tidak terganggu serta hukum, asas yang mengatur kehidupan masyakarat yaitu seperti adanya Habib sebagai pengatur (Daeng) yang dihormati menjadi kepala kampung. 3.1.3 Makrosubjektif

Arsitektur yang mengikuti sisi norma sosial, kultur, simbol dan interpretasi. Dalam kasus Kampung Luar Batang adalah norma sosial yaitu kerukunan antar warga setempat, pendatang hingga pengunjung kampung, kultur yang ada seperti Pasar Malam Jum’at dan kegitan ibadah masjid dan makam keramat, simbol yaitu adanya Masjid dan Makam Luar Batang yang menjadi landmark setempat (Haryono,2007). Interpretasi adalah makna dari pendapat individu yang berada di Kampung Luar Batang.

3.1.4 Mikroobjektif Arsitektur berinteraksi dengan faktor diluar dari dirinya (seperti dana,lahan, norma dan hukum serta karakter masyakaratnya) sehingga tercipta pola karya yang bersifat rasional. Dalam hal ini perancangan arsitektur memiliki batasan dalam perancangan seperti luas lahan Kampung Luar Batang yang akan direvitalisasi, karakteristik masyarakat yang 40% adalah pedagang dsb.

32

3.1.5 Mikrosubjektif

Arsitektur merupakan hasil proses berpikir yang melibatkan persoalan realitas sosial (masyakarat, interaksi sosial, sosialisasi, nilai dan norma). Beberapa hal yang dapat dilihat dari Kampung Luar Batang yaitu dari segi masyarakatnya, pergaulan antar sesama penduduk lokal, cara hidup hingga kebersamaan setempat. Arsitektur menjadi wadah untuk interaksi sosial yaitu hubungan timbal balik antar individu (aktivitas pemenuhan kebutuhan),sosialiasi yaitu aktivitas penyesuaian terhadap lingkungan serta nilai dan norma di Kampung Luar Batang seperti sejarah yang ada pada Kampung serta Masjid dan Makam yang ada.

3.2 Metode Desain

3.2.1 Arsitektur Hibrid

Hybrid Architecture merupakan penggabungan beberapa aspek berbeda tentunya dalam ruang lingkup arsitektural. Hybrid merupakan hasil persilangan atau penggabungan dari sesuatu yang berbeda. Penekanan pengertian hybrid ini adalah “hasil” dari persilangan atau penggabungan. (Febriana D.S. Rompis dan Sangkertadi: 2011)

Konsep Hibrid merupakan salah satu metode perancangan dalam sebuah karya Arsitektur yang muncul di era Post Modern. Secara etimologis Hibrid merupakan penggabungan beberapa aspek yang berbeda (binari oposisi), tentunya dalam bidang Arsitektural. Berikut ini akan diuraikan pengertian Hibrid berdasarkan maknanya (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

Produced from the mixture of two species; as, plants of hybrid nature - To bring into a state of unity; merge. - To join (two or more substances) to make a single substance, such as a chemical compound; mix.

Dua hal atau lebih yang digabung untuk membentuk satu kesatuan. (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

33

•Produced by crossbreeding - Genetics. The offspring of genetically dissimilar parents or stock, especially the offspring produced by breeding plants or animals of different varieties, species, or races.

Perkawinan/keturunan dari dua jenis yang berbeda baik varitas, ras atau spesis yang berbeda. Dalam analisa bahwa perbedaan varitas bisa saja masih menjadi satu spesis, perbedaan ras bisa saja masih dalam satu spesis sebaliknya beda spesis bisa saja masih dalam satu ras dan varitas. (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

• Something that is the product of mixing two or more different things - Genetics. The offspring of genetically dissimilar parents or stock, especially the offspring produced by breeding plants or animals of different varieties, species, or races. Kompleksitas/komposisi dari keseluruhan konseptual dari bagian-bagian rumit dan terkait.

Dari pengertian di atas di dapat pengertian Hibrid yang merupakan penggabungan dari sesuatu yang memiliki perbedaan atau hasil persilangan antara sesuatu yang berbeda dengan adanya dominasi dari salah satu kutub yang berbeda. (Ningsar dan Deddy Erdiono, 2012);

Menurut Jencks, hybrid merupakan suatu metode untuk menciptakan sesuatu dengan pola-pola lama (sejarah), namun dengan bahan dan teknik yang baru. (Jencks, C. :1997)

Metode ini memiliki beberapa langkah pengerjaan yaitu

3.2.1.1 Elektik atau Quotation Elektik atau Quotation memiliki arti menelusuri dan memilih pembendaharaan bentuk dan elemen arsitektur dari masa lalu yang dianggap potensial untuk diangkat kembali. Asumsi dasarnya adalah telah mapannya kode dan makna yang diterima dan dipahami oleh masyarakat

34

3.2.1.2 Manipulasi dan Reduksi

Elemen-elemen elektik atau hasil dari quotation tersebut selanjutnya dimanipulasi atau dimodifikasi dengan caracara yang dapat menggeser, mengubah, dan atau memutarbalikanmakna yang telah ada. Beberapa teknik manipulasi ini meliputi:

 Reduksi. Reduksi adalah pengurangan bagian-bagian yang dianggap tidak penting.  Simplifikasi adalah penyederhanaan bentuk dengan cara membuang bagian- bagian yang dianggap tidak atau kurang penting.  Repetisi. Repetisi artinya pengulangan elemen-elemen yang di-quotation-kan, sesuatu yang tidak ada pada referensi.  Distorsi bentuk. Perubahan bentuk dari bentuk asalnya dengan cara misalnya dipuntir (rotasi), ditekuk, dicembungkan, dicekungkan dan diganti bentuk geometrinya.  Disorientasi. Perubahan arah (orientasi) suatu elemen dari pola atau tatanan asalnya.  Disporsisi. Perubahan proporsi tidak mengikuti sistem proporsi referensi (model).  Dislokasi. Perubahan letak atau posisi elemen di dalam model referensi sehingga menjadi tidak pada posisinya seperti model referensi. 3.2.1.3 Penggabungan

Penggabungan dan penyatuan beberapa elemen yang telah dimanipulasi atau dimodifikasi ke dalam desain yang telah ditetapkan order-nya.

35

36

BAB 4

KONSEP DESAIN

Berdasarkan metode Hybrid Architecture, berikut ini adalah pengembangan dari kriteria desain yang diolah dengan metode ini:

Tabel 4.1 Pengembangan konsep desain berdasarkan kriteria dan metode desain

NO TAHAP PENGEMBANGAN

 Langgam Masjid Luar Batang yaitu SUmber Masjid Hindu dan Jawa  Gerbang Masjid  Soko Guru/ Tiang berbentuk segi 4  Warna Masjid 1 Proses Quotation/Elektrik  Lantai kayu dan ubin menjadi dari keramik dan batu granit (saat ini)  Tiang kayu menjadi tiang beton pengambilan dari Masjid  Penggunaan gigi balang  Atap Masjid  Fasilitas penunjang Masjid  Kolom Mix-use menggunakan bentuk soko guru Masjid  Perbedaan zona dengan perbedaan  Manipulasi dan material lantai 2 Reduksi  Gerbang Masjid sebagai Pintu Masuk utama dengan penambahan pintu masuk dengan memanipulasi gerbang tersebut

37

 Penggunaan gigi balang dan timpa laju pada konsep naungan  Naungan pedagang di sepanjang Jalan Luar Batang  Naungan parkir dengan tambahan unsur betawi dan atap masjid  Perletakkan tempat wudhu diubah  Pemakaman keluarga yang dimodifikasi menjadi galeri  Tatanan Mix use building berdasarkan Masjid Luar Batang 3 Penggabungan  Ruang penunjang Masjid (kantor sekretariat, yayasan dsb) menjadi satu kesatuan dengan mix-use building  Tenda usaha pada parkiran menjadi satu kesatuan dengan mix-use building  Penyamaan langgam mix-use building dengan Masjid Luar Batang yaitu penggunaan atap,warna dll

Sumber : Hasil Observasi, 2017

SUmber

38

4.1 Eksplorasi Formal

4.1.1 Kriteria Kelayakan Teritori  Koridor jalan, merupakan ruang publik sedangkan Masjid Luar Batang dan mix-use building merupakan ruang publik dengan beberapa zona lainnya.  Batas antara fasilitas umum dan privat warga setempat dengan perbedaan zona  Ide bentuk Mix-Use Building yang membentuk sebuah zona tersendiri sehingga berbeda teritori dengan permukiman  Ruang penunjang Masjid (kantor sekretariat, yayasan dsb) menjadi satu kesatuan dengan mix-use building  Tenda usaha pada parkiran menjadi satu kesatuan dengan mix-use building  Perbedaan zona dengan perbedaan material lantai

4.1.1.1 Tatanan Massa

Tatanan massa dari Mix-use building diambil dari proses quotation/elektrik dari massa awal Masjid Luar Batang yang didirikan pada 1756 terbentuk dari sebuah persegi panjang yang dikembangkan melalu proses manipulasi yaitu

Gambar 4.1 Pengembangan tatanan massa (Dokumen pribadi,2017)

39

Berdasarkan gambar diatas, berikut proses yang dilakukan:

 Simplikasi: mengambil bentuk dasar persegi panjang dari bentuk surau yang terdri dari beberapa persegi panjang yang disusun

Gambar 4.2 Masjid Luar Batang pada awalnya (Hasil Observasi,2017)  Repetisi: pengulangan bentuk persegi panjang yang mengelilingi area lahan sehingga memusat di tengah  Distorsi, disorientasi dan disposisi: bentuk persegi panjang yang diletakkan mengelilingi lahan lalu ditumpulkan mengikuti bentuk jalan sekitar sehingga orientasi bangunan memusat pada masjid dan tidak lagi mengikuti proporsi masjid

Gambar 4.3 Perkembangan Tatanan Massa (Dokumen pribadi,2017)

40

 Dislokasi: Penempatan massa mix-use building tidak setara dengan Masjid Luar Batang, dengan mempertimbangkan tingkatan kasta dari masjid yang lebih tinggi

Gambar 4.4 Perbedaan Level Bangunan (Dokumen pribadi,2017)

4.1.2 Kriteria Kelayakan Aksesibilitas  Sirkulasi pejalan kaki  Sirkulasi kendaraan  Sirkulasi pengunjung masjid  Sirkulasi mix-use building  Urutan perjalanan/sequence  Akses menuju Masjid jika terjadi suatu hal seperti warga meninggal dunia dan keadaan darurat menggunakan pintu masuk tersendiri  Penanda Sirkulasi menuju pusat kampung

41

4.1.2.1 Sirkulasi Sirkulasi Menuju Mix-Use Building terdiri atas 3 kategori yaitu sirkulasi manusia, sirkulasi kendaraan dan sirkulasi jalur kebakaran. Secara keseluruhan, jalur sirkulasi menuju Kawasan Masjid Luar Batang melewati beberapa jalan utama dan jalan raya.

Gambar 4.5 Sirkulasi menuju Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

Gambar 4.6 Jalur pemisahan sirkulasi (Dokumen pribadi,2017)

42

Gambar 4.7 Sirkulasi di Kawasan Masjid Luar Batang (Hasil Observasi,2017)

Gambar 4.8 Penanda sirkulasi (Dokumen pribadi,2017) Pada gambar 4.5 dijelaskan bahwa urutan perjalanan menuju Kawasan Masjid Luar Batang dimulai dari Jalan Raya Muara Baru dan Jalan Gedong Panjang. Pada area pinggir kedua jalan tersebut diberikan area parkir untuk kendaraan roda dua (motor) dan roda empat (mobil pribadi dan bus). Akses masuk ke dalam kampung menuju Masjid Luar Batang digunakan beberapa akses jalan kampung yaitu Jalan Luar Batang I, II, V, dan VII dengan ditandai adanya signage atau penanda untuk menuju ke kawasan masjid. Jalan tersebut dikonsepkan hanya sirkulasi berjalan kaki dengan tambahan mobil pengangkut wisatawan (mobil wara-wiri) serta jalur darurat mobil pemadam kebakaran. Sirkulasi Masjid Luar Batang ini memiliki tiga akses pintu masuk yaitu gerbang utama, gerbang samping dan gerbang untuk akses mobil ambulance dan mobil kebakaran. Akses ini digunakan untuk masuk menuju Masjid Luar Batang maupun mix-use building.

43

4.1.3. Kriteria Kelayakan Citra  Menggunakan Langgam Arsitektur Hindu Jawa pada Mix-use building dan area sekitar dengan mengikuti langgam masjid dan unsur betawi  Naungan pedagang di sepanjang Jalan Luar Batang  Penggunaan gigi balang dan timpa laju pada konsep naungan  Masjid Luar Batang dan mix-use building sebagai landmark dan nodes  Gerbang Masjid sebagai Pintu Masuk utama dengan penambahan pintu masuk dengan memanipulasi gerbang tersebut  Soko Guru/ Tiang berbentuk segi 4  Perletakkan tempat wudhu diubah  Pemakaman keluarga yang dimodifikasi menjadi galeri  Penggunaan gigi balang

4.1.3.1 Citra Kawasan Sekitar Berdasarkan beberapa aspek diatas sejalan dengan ide untuk memperbaiki sirkulasi menuju Kawasan Masjid Luar Batang dengan memberikan naungan ,dimunculkan ide sebagai berikut:

Gambar 4.9 Konsep naungan (Dokumen pribadi,2017)

44

Naungan yang dikonsepkan menggunakan langgam dari adaptasi Masjid Luar Batang yang dikombinasikan dengan unsur Betawi yaitu penggunaan Gigi Balang sebagai hiasan saja. Hal ini ditujukan sebagai pelengkap dari langgam Masjid Luar Batang yang dikembangkan dengan konsep lokal dari budaya DKI Jakarta yaitu Suku Betawi.

4.1.3.2 Citra Kawasan Masjid Luar Batang Citra Mix-use building terinspirasi dari langgam yang ada pada Masjid Luar Batang. Mix-use building mengadaptasi detail, warna bentukan yang dimodifikasi seperti tatanan massa yang telah dibahas sebelumnya.

Masjid Luar Batang itu sendiri memiliki beberapa bagian yang dianggap vital sebagai cagar budaya yang tidak boleh dirubah maupun dihilangkan keberadaannya. Bagian vital tersebut adalah Gerbang Masjid Luar Batang, Bagian Masjid itu sendiri serta Makam Habib Husein Alaydrus dan keluarga. Berdasarkan dari hal tersebut maka konsep dari gerbang masjid ini mengadaptasi dari gerbang yang ada dengan mengalami repetisi dengan tidak menghilangkan gerbang yang telah ada sebelumnya (gambar 4.11).

Gambar 4.10 Konsep gerbang (Dokumen pribadi,2017)

45

Tidak hanya gerbang saja, Vitalitas dari Masjid Luar Batang juga memberikan inspirasi terhadap bagian lain dari mix-use buiilding yaitu dengan adanya sejarah 12 soko guru masjid luar batang yang sampai saat ini dipertahankan disamping bagian masjid lain yang telah mengalami renovasi. Dasar ini memunculkan konsep kolom mix- use buiilding menggunakan bentuk yang sama dengan seluruh kolom yang ada di Masjid Luar Batang.

Gambar 4.11 Konsep kolom (Dokumen pribadi,2017)

Pada Makam Habib Husein Alaydrus dan keluarga, area tersebut adalah area sakral yang digunakan sebagai bagian utama dari sejarah Masjid Luar Batang sehingga area ini dimaksimalisasi dengan digunakan sebagai latar dari koridor tempat Habib menjaga masjidnya sebagai konsep bahwa dibalik dari Kawasan Masjid Luar Batang ini terdapat jasa para leluhur dibelakangnya (gambar 4.13).

Gambar 4.12 Konsep Makam Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

46

4.1.4. Kriteria Kelayakan Penaikan Kualitas  Re-design Jl Luar Batang I,II,V,VII sebagai sarana berjalan sebagai rekreasi dan transportasi  Ruang terbuka pada area Masjid digunakan sebagai sarana penunjang ibadah dan acara khusus masjid  Ruang parkir digunakan semua orang dengan pemberian naungan sebagai pelindung dari cuaca  Pemberian tempat sampah sepanjang Koridor Luar Batang dan pemberian tanaman pot pada setiap depan rumah  Naungan parkir dengan tambahan unsur betawi dan atap masjid

Dari beberapa poin diatas, tujuan dari penaikan kualitas dari desain ini mengarah pada kepada hal-hal yang telah diobservasi memerlukan perbaikan.

Gambar 4.13 Konsep Makam Luar Batang (Dokumen pribadi,2017) Gambar diatas (gambar 4.14) menjelaskan mengenai beberapa perbaikan yang akan dilakukan. 1. Re-desain jalan luar batang dilakukan dengan pemberian naungan dan memberikan zonasi pada bagian jalan yang difungsikan berbeda.

47

2. Ruang terbuka Masjid Luar Batang tidak hanya digunakan untuk beribadah secara formal (shalat pada hari raya dsb) namun juga dapat digunakan sebagai bagian dari pusat kegiatan islami seperti pertunjukkan marawis, bersantai dsb. 3. Pemberian naungan pada area parkir ditujukan untuk menaungi pejalan kaki dari cuaca sehingga mendapatkan kenyamanan lebih saat berjalan kaki menuju Kawasan Masjid Luar Batang. 4. Pemberian tempat sampah sebagai bentuk usaha mengurangi pembuangan sampah sembarangan 5. Naungan yang menggunakan konsep masjid dan unsur Betawi sebagai tindakan memvitalkan kembali sejarah dan budaya yang ada di wilayah setempat.

4.1.5 Kriteria Kelayakan Tempat Aktivitas

 Pengadaan mix-use buiding yang terdiri atas foodcourt, toko oleh-oleh, toko retail dan ruang serbaguna dengan sebagian besar merupakan usaha sepanjang Jl Luar Batang  Re-desain koridor berpotensi sebagai lahan wirausaha  Memberikan naungan wirausaha

Gambar 4.14 Konsep kelayakan tempat aktivitas (Dokumen pribadi,2017)

48

Gambar 4.15 Konsep kelayakan tempat aktivitas (Dokumen pribadi,2017)

Berdasarkan poin kriteria diatas berikut adalah penjelasan setiap poin tersebut: 1. Desain Mix-use buiding didasarkan pada area Masjid Luar Batang yang di re-desain dengan memasukkan fasilitas yang ada sebelumnya seperti TPA, kantor sekretariat dll, yang dikembangkan menjadi lebih baik lagi dengan menambahkan fasilitas lain seperti food court sebagai respon dari isu yang ada pada lingkungan sekitar 2. Koridor Jalan Luar Batang dikonsepkan sebagai area yang lebih rapi, ramah untuk kegiatan wirausaha dan kegiatan pedestrian untuk menuju area Masjid Luar Batang. 3. Memberikan naungan wiraushaa sebagai bentuk kelanjutan dair poin 2 yatu memberikan kualitas koridor Jalan Luar Batang menjadi lebih tertata.

49

4.2 Eksplorasi Teknis 4.2.1 Sistem Struktur

Pada dasarnya sistem struktur mix-use building menggunakan adaptasi struktur dari Masjid Luar Batang yaitu struktur beton bertulang dengan struktur atap yang menggunakan baja ringan. Konsep yang digunakan pada struktur mix-use building seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu menggunakan adaptasi bentuk dari Masjid Luar Batang pula yaitu bentuk soko guru dan kolom penyangga masjid.

Gambar 4.16 Konsep kolom (Hasil Observasi,2017)

Tidak hanya dari sisi kolom namun dalam sistem struktur ini digunakan sistem kantilever untuk menunjang bagian lantai 2 yang lebih lebar dan luas dibandingkan dengan lantai 1. Konsep kantilever ini juga mengadaptasi dari kantilever masjid yang dimodifikasi (gambar 4.18).

Gambar 4.17 Konsep kantilever (Hasil Observasi,2017)

50

4.2.2 Utilitas Bangunan 4.2.2.1 Sistem air Pada sistem air yang digunakan adalah menggunakan PDAM dan sistem water recycling system yaitu sistem daur ulang air yang berasal dari grey water dan dapat digunakan lagi. Tingkat kebersihan dari hasil air daur ulang ini adalah 80-90% sehingga tidak digunakan untuk kegiatan memasak ataupun lainnya yang menggunakan air bersih 100%. Air bekas atau grey water adalah air buangan yang berasal dari sink dapur, wastafel dan floor drain kamar mandi. Air buangan ini termasuk air kotor tetapi bukan berasal dari kotoran manusia. Kandungannya yang tidak sepekat black water berpotensi besar untuk dimanfaatkan kembali. Greywater hanya mengandung 10% kadar nitrogen dibanding blackwater. Disamping itu, limbah jenis ini hanya sedikit mengandung bakteri patogen yang merugikan. Sekitar 60% air buangan rumah tangga merupakan grey water yang berpotensi besar dalam penghematan air jika air tersebut dapat digunakan kembali (Odhy Fauzan Bestar,2011).

Gambar 4.18 Konsep sistem air (Hasil Observasi,2017)

Dari gambar 4.19 dijelaskan bahwa 100% air bersih berasal dari PDAM dan hasil daur ulang grey water digunakan kembali untuk kebutuhan toilet dan penyiraman tanaman. Pada black water sendiri memiliki pipa terpisah sehingga langsung dialirkan ke septic tank dan berakhir di sumur resapan.

51

4.2.2.2. Sistem keamanan dan kelistrikan serta utilitas lainnya Pada sistem keamanan itu sendiri, direncanakan akan menggunakan CCTV yang akan diletakkan di sudut-sudut ruangan. Kameraa yang digunakan adalah CCTV digital dengan konsep dapat diakses menggunakan jarinan LAN/WAN yang dilengkapi dengan IP Address tanpa harus menggunakan tambahan converter. Pada sistem pemasangan AC, AC yang akan digunakan adalah sistem multisplit. Mix-use building sendiri tidak memiliki ruang yang cukup besar dengan penggunaan bangunan yang bersamaan sehingga menggunakan sistem AC multisplit. Dalam isu kelistrikan sendiri, seperti yang telah diketahui bahwa sering terjadinya fenomena pemadaman listrik ini memberikan dampak negatif yang cukup besar karena Kawasan Masjid Luar Batang itu sendiri memiliki waktu kegiatan yang hampir berlangsung setiap saat. Adanya isu ditanggulangi dengan pemberian genset yang akan mendongkrak energi listrik mix-use building dan Masjid Luar Batang ketika terjadi pemadaman listrik.

52

BAB 5 DESAIN

5.1 Eksplorasi Formal

5.1.1 Tatanan Massa dan Aspek Vitalitas Mix-Use Building

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, tatanan massa dari mix- use building mengalami proses dari metode hybrid architecture yaitu dengan menggunakan quotation dan manipulasi dan penggabungan. Berikut adalah hasil dari proses tersebut:

Gambar 5.1 Massa bangunan dan fungsinya (Dokumen pribadi,2017)

Berdasarkan gamba 5.1 dijelaskan bahwa mix-use building terdiri atas 3 massa utama yaitu massa 1, massa 2, dan massa 3 dilengkapi dengan Taman Allah yang juga sebagai penghubung lantai 1 dan 2. Berikut klasifikasi dari setiap massa:

 Massa 1: Digunakan sebagai Pusat Informasi Kampung dan Masjid Luar Batang. Lantai 1 terdiri atas tempat duduk dan tempat Habib Masjid Luar

53

Batang menjaga masjid serta menerima tamu yang datang. Lantai 2 digunakan sebagai perpustakaan islami dengan pusat informasi mengenai islam, Kampung Luar Batang dan masjidnya.  Massa 2 : digunakan sebagai wadah dari potensi sekitar masjid. Lantai 1 digunakan sebagai aula serbaguna yang secara dominan digunakan untuk pedagang kaki lima namun dapat juga digunakan untuk acara tertentu. Lantai 2 digunakan sebagai food court sebagai wadah dari wirausaha masyarakat sekitar yang cukup permanen sebelumnya.  Massa 3: digunakan sebagai wadah dari potensi sekitar masjid serta fasilitas eksisting yang sudah ada. Lantai 1 digunakan sebagai Aula serbaguna seperti massa 2. Lantai 2 digunakan sebagai tempat menampung aktivitas berdagang selain makanan dan minuman dan fasilitas eksisting yang sudah ada diletakkan di lantai ini.

Klasifikasi diatas didasarkan pada pengelompokan aspek vital utama yang diangkat. Aspek vital tersebut diambil berdasarkan data survey dan wawancara yang dilakukan.

Gambar 5.2 Aspek vitalitas (Dokumen pribadi,2017)

54

Gambar 5.2 diatas menjelaskan aspek vitalitas yang diangkat dalam mix-use building yaitu:

1. Sejarah Kampung Luar Batang Sejarah Kampung Luar Batang tidak lepas dari adanya Masjid Luar Batang. Sebagai salah satu cagar budaya yang dilestarikan, Masjid Luar Batang mempunyai dampak besar terhadap terbentuknya Kampung Luar Batang. Hal ini menjadi bagian yang sangat penting mengapa Kawasan Masjid Luar Batang menjadi tempat wisata religi. Sebagai bentuk mempertahankan aspek ini maka massa 1 digunakan sebagai pusat informasi sejarah dari Luar Batang itu sendiri. 2. Ziarah Makam dan Ibadah Kampung Luar Batang Makam Habib Husein Alaydrus menjadi destinasi ziarah wisatawan. Hal ini pada saat tertentu seperti Malam Jum’at, memiliki jumlah wisatawan yang melebihi kapasitas dari Masjid Luar Batang itu sendiri. Adanya isu ini ziarah makam dengan menggunakan ruang publik sebagai sarana penunjang ibadah ziarah Malam Jum’at dapat menjadi alternatif untuk memenuhi wisatawan yang melebihi kapasitas tersebut. 3. Berdagang dan Usaha Tetap Kegiatan wirausaha yang dilakukan masyarakat sekitar di area Masjid Luar Batang seperti pedagang asongan dan tenda-tenda penjual makanan serta penjual barang dan jasa lainnya difasilitasi (dipindahkan) dari tempat eksisting usaha tersebut diadakan ke dalam mix-use building sesuai dengan zona yang telah ditetapkan pada poin sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menertibkan serta meningkatkan kualitas sekitar Kawasan Masjid Luar Batang. 4. Pasar Malam Jum’at Pasar Malam Jum’at adalah kegiatan mingguan berupa berjualan di area sepanjang Jalan Luar Batang terutama pada area luar Masjid Luar Batang. Area Pasar Malam Jum’at yang berada pada area eksisting (bagian luar masjid) difasilitasi menjadi kesatuan dari mix-use building lantai 1 pada massa 2 dan 3. Hal ini ditujukan untuk

55 tidak menghilangkan kegiatan yang sudah ada beserta dengan lahan kegiatan itu dilakukan. 5. Kegiatan Berkumpul

Berdasarkan Kasman,2016. Ruang Publik Masjid Luar Batang memiliki 42% ruang yang digunakan masyarakat untuk berkegiatan terpusat pada area ini. Dengan adanya hal tersebut, memberikan suatu potensi untuk menjadikan kawasan ini pusat kegiatan dari Kampung Luar Batang. Potensi ini juga berdampak positif bagi kegiatan berkumpul baik itu antar sesama pengunjung, peziarah, maupun kegiatan berkumpul warga itu sendiri dengan pertimbangan pada area eksisting terdapat balai warga untuk kegiatan kampung yang akan difasilitasi dalam mix-use building baik dalam kegiatan islami maupun umum.

5.1.2 Denah, Siteplan, Layout, Potongan dan Interior Seperti yang telah dijelaskan pada poin 5.1.1,bahwa mix-use building terdiri atas 3 massa dan ditentukan dari aspek vitalitasnya. Bedasarkan hal tersebut, berikut adalah rancangan denah yang terbentuk:  Denah Lantai 1

Gambar 5.3 Denah Lantai 1(Dokumen pribadi,2017)

56

Denah Lantai 1 terdiri atas pola lantai yang menggunakan konsep islami. Perbedaan warna dan tekstur dari lantai itu sendiri adalah bentuk dari perbedaan zona- zona yang telah ditetapkan sebelumnya (gambar 2.1). Lantai 1 bangunan ini memiliki ketinggian berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing

Gambar 5.4 Potongan A-A’ dan B-B’ (Dokumen pribadi,2017) Pada gambar 5.4 dijelaskan bawah lantai 1 massa 1 dari keseluruhan mix-use building memiliki ketinggian sejajar dengan Masjid Luar Batang. Hal ini disebabkan fungsi dari massa tersebut sebagai pusat informasi islam yang juga sebagai tempat Habib bersinggah. Keagungan Islam dan tersohornya Habib ini menjadikan tingkatan dari area ini termasuk dalam tingkat teratas (kesucian dan keagungannya) bersama dengan Masjid Luar Batang.

Pada Lantai 1 Massa 2 dan 3 terletak 50cm lebih rendah dibandingkan dengan plaza masjid. Hal ini dikarenakan Plaza Masjid masih termasuk dalam tingkatan 2 (tertinggi setelah Masjid dan Massa 1) yang menjadi jembatan antara Masjid Luar Batang dan bangunan di sekitarnya. Area ini juga digunakan sebagai sarana ibadah untuk beberapa waktu sehingga tingkat kesuciannya cukup tinggi. Perbedaan ketinggian dari bangunan ini tidak hanya digunakan sebagai pembeda tingkat kesucian

57 dan keagungannya namun juga memberikan efek berupa perbedaan zonasi dan privasi Perbedaan ketinggian dari bangunan ini tidak hanya digunakan sebagai pembeda tingkat kesucian dan keagungannya namun juga memberikan efek berupa perbedaan zonasi dan privasi yang ada.

Massa 2 dan 3 yang digunakan sebagai Aula serbaguna, tidak hanya merupakan kegiatan publik yang sangat bising, namun kegiatan yang berlangsung setiap saat terutama saat aktivitas perdagangan terjadi. Aula ini mayoritas digunakan untuk aktivitas perdagangan namun dapat juga digunakan sebagai kegiatan sesuai kesepakatan warga seperti tempat beribadah, tempat melaksanakan resepsi dan sebagainya.

Gambar 5.5 Suasana Aula serbaguna (Dokumen pribadi,2017)

58

Pada dasarnya kegiatan-kegiatan ini dipertimbangkan menjadi kegiatan yang berpotensi mengganggu kegiatan ibadah di Masjid Luar Batang sehingga perlu ditanggulangi. Perletakan lantai 1 yang lebih rendah juga menjadi salah satu penghalang dari dampak buruk kebingisan yang muncul serta pembatas antara perbedaan aktivitas (ibadah dan aktivitas lain) yang berlangsung bersamaan. Hal ini tidak hanya ditanggulangi dengan perletakan yang lebih rendah namun posisi pintu lipat (folding door) dari lantai 1 yang dapat dibuka dan ditutup tergantung pada kebutuhan (gambar 5.6).

Gambar 5.6 Pintu lipat (folding door) difungsikan sesuai kebutuhan (Dokumen pribadi,2017)  Denah Lantai 2

Gambar 5.7 Denah Lantai 2 (Dokumen pribadi,2017)

59

Denah Lantai 2 terdiri atas pola lantai yang menggunakan konsep islami dengan percampuran unsur betawi. Perbedaan warna dan tekstur dari lantai itu sendiri adalah bentuk dari perbedaan zona-zona yang telah ditetapkan sebelumnya (gambar 2.1).

Berdasarkan gambar 5.4 terlihat bahwa Lantai 2 dari mix-use building memiliki ukuran yang lebih lebar dibandingkan dengan lantai 1. Hal ini dikarenakan kebutuhan ruang lantai 2 yang banyak dan fungsi dari luasnya lantai 2 sebagai sebuah sosoran yang menaungi lantai 1 dari tampiasnya air hujan (gambar 5.8).

Gambar 5.8 Luas Lantai 2 sebagai proteksi hujan (Dokumen pribadi,2017)

Pada konsep perpustakaan islami (massa 1) konsep yang digunakan adalah menggunakan konsep islami dengan memisahkan area wanita dengan laki-laki pada bagian ruang baca suci. Dilengkapi dengan ruang wudhu untuk menjada kesucian insan setiap pembacanya. Perpustakaan islami ini juga berfungsi sebagai pusat informasi kajian islam, Luar Batang baik sejarah terbentuknya,sampai Masjid Luar Batang itu sendiri.

Pada Massa 2 Lantai 2, massa ini digunakan sebagai foodcourt dengan konsep mengadaptasi cara berkumpul warga kampung. Interaksi antar manusia yang terjadi di area Masjid Luar Batang terbagi menjadi beberapa kelompok. Adanya aktivitas interaksi yang berbeda memberikan konsep bagi tempat duduk dalam foodcourt dibagi menjadi 2 kelompok yaitu duduk di kursi dan lesehan.

60

Massa 3 lantai 2 digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan usaha non- makanan maupun minuman dan diklasifikasikan berdasarkan penjual pada area eksisting sebelumnya yang sudah ada. Area ini tidak hanya digunakan untuk pengembangan usaha saja namun digunakan sebagai fasilitas eksisting Masjid Luar Batang yang sudah ada dan dikelompokkan kedalam satu area.

 Layout Plan

Gambar 5.9 Gambar Layout (Dokumen pribadi,2017)  Siteplan

Gambar 5.10 Gambar Siteplan (Dokumen pribadi,2017)

61

5.1.3 Sirkulasi Desain 5.1.3.1 Sirkulasi Kawasan

Gambar 5.11 Sirkulasi Pejalan Kaki dan Kendaraan terhadap Kampung (Dokumen pribadi,2017)

 Sirkulasi Pejalan Kaki

Sirkulasi pejalan kaki melalui Jalan Luar Batang I, II, V, VII dan area lahan parkir pada jalur pedestrian yang telah disediakan

 Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi kendaraan dilakukan dengan satu arah dimulai dari Jalan Luar Batang II dan keluar di Jalan Luar Batang V. Area ini digunakan sebagai sirkulasi kendaraan roda 4, kendaraan wara-wiri, dan jalur darurat seperti pemadam kebakaran.

5.1.3.2 Sirkulasi Mix-Use Building Sirkulasi ini menggambarkan bagaimana hubungan antar massa, lantai dan hubungan mix-use building dengan Masjid Luar Batang.

62

Gambar 5.12 Sirkulasi Lantai 1 Mix-Use Building dengan Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

Gambar 5.13 Sirkulasi Lantai 2 Mix-Use Building dengan Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

63

5.1.4 Penaikan Kualitas –Tempat aktivitas dan Citra Kawasan Mix-Use Building dan Masjid Luar Batang

5.1.4.1 Penaikan Kualitas – Tempat Aktivitas Kawasan Mix-Use Building dan Masjid Luar Batang

Berdasarkan pengembangan dari poin 4.1.4.1 tentang citra dari Kampung Luar Batang, Berikut adalah beberapa hasil penjabaran tersebut:

Gambar 5.14 Naungan Jalan Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Jalan Luar Batang I,II, V dan VII adalah akses utama menuju Masjid Luar Batang beserta kegiatan ekonomi tertinggi terutama saat terjadi Pasar Malam Jum’at, sehingga akibat hal tersebut, maka dimunculkan ide untuk memberikan naungan. Naungan jalan ini dapat terbuka dan tertutup sesuai dengan kebutuhannya.. terletak 2,30m dari bagian terdepan rumah warga. Naungan ini berfungsi melindungi pedestrian dari cuaca dan sebagai lahan berdagang yang terpisah dengan area pedestrian dengan perbedaan material (gambar 5.14).

64

Gambar 5.15 Urutan Perjalanan dan Perspektif (Dokumen pribadi,2017)

Gambar 5.16 Tampak mix-use building (Dokumen pribadi,2017)

65

Sebagai aspek peningkatan kualitas, terlihat dari gambar 5.15 bahwa dalam mengakses mix-use building menggunakan cara berjalan kaki atau dengan mobil wara- wiri, sehingga kendaraan warga maupun pengunjung diberikan fasilitas tersendiri pada bagian luar Kampung Luar Batang. Hal ini sebagai perbaikan kualitas sirkulasi menuju Kawasan Masjid Luar Batang.

Pada peningkatan kualitas area Masjid Luar Batang dan mix-use building dilakukan pemberdayaan ruang publik (perubahan area parkir, lahan kosong dan plaza eksisting) menjadi area baru yaitu pemberdayaan Plaza Masjid dan Taman Allah.

Gambar 5.17 Plaza Masjid sebagai Ruang Luar yang Diberdayakan (Dokumen pribadi,2017)

Gambar 5.18 Lahan Kosong Diberdayakan menjadi Taman Allah dan Taman Bermain (Dokumen pribadi,2017)

Plaza masjid (gambar 5.17) digunakan sebagai sarana penunjang dari Masjid Luar Batang disertai pertunjukan islami (marawis) yang digunakan pada setiap malam

66

Jum’at. Area ini juga dapat digunakan untuk bersantai dan kegiatan lainnya. Prasarana penunjang dari plaza masjid adalah payung yang dapat terbuka dan tertutup sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pada area Taman Allah dan area taman bermain digunakan sebagai sarana yang mewadahi Masjid Luar Batang sebagai ruang publik untuk kegiatan berkumpul dan bercengkrama namun ditambahkan dengan unsur islami. Tidak hanya itu, area ini juga dibatasi oleh ramp sebagai penghubung lantai 1 dan 2 mix-use building (gambar 5.18 gambar 5.16).

5.1.4.1 Citra Kawasan Mix-Use Building dan Masjid Luar Batang

Seperti yang telah dijelaskan pada konsep pada bab sebelumnya, bahwa mix- use building mengadaptasi langgam yang digunakan oleh Masjid Luar Batang dengan perpaduan tambahan unsur betawi sebagai khas dari kawasan ini dibangun.

Gambar 5.19 Masjid Luar Batang yang Menjadi Objek Adaptasi Mix-Use Building (Dokumen pribadi,2017)

Gambar 5.20 Beberapa hasil adaptasi Mix-Use Building dari Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

67

Gambar 5.20 adalah beberapa contoh hasil adaptasi dari Masjid Luar Batang. Penggunaan pola bentuk masjid diadaptasi menjadi elemen penghias. Minaret yang ada pada sisi masjid dijadikan sebagai elemen mix-use building, hal ini berdasarkan pada desain masjid yang belum terseleselesaikan (berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta terpilih saat itu Fauzi Bowo) untuk membuat 4 minaret sehingga menjadikan mix-use building menyatu dengan Masjid Luar Batang.

Gambar 5.21 Beberapa Hasil Adaptasi Naungan dari Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

Area Lantai 1 yang menjadi tempat Habib singgah disertakan dengan tempat duduk pengunjung memiliki dinding transparan dengan kaligrafi sebagai penutup bagian dari pemakaman keluarga Habib. Transparansi digunakan sebagai pembatas yang tidak meninggalkan latar belakang pemakaman sebagai suatu peninggalan Masjid Luar Batang dan generasi pengurus masjid tersebut.

Gambar 5.22 Hasil Adaptasi Naungan dari Masjid Luar Batang (Dokumen pribadi,2017)

68

Pada naungan area parkir ini , adaptasi dilakukan berdasarkan percampuran antara adaptasi atap masjid yang dikombinasikan dengan gigi balang dari unsur betawi

Gambar 5.23 Interior Food Court (Dokumen pribadi,2017)

Gambar 5.24 Interior Perpustakaan Islam (Dokumen pribadi,2017)

Area Lantai 2 digunakan sebagai area dengan percampuran konsep islam dengan unsur betawi.

69

5.2 Eksplorasi Teknis 5.2.1 Sistem Struktur Pada konsep sistem struktur pada bab 4 dijelaskan bahwa beberapa bagian struktur seperti pada kolom dan kantilever menggunakan adaptasi dan percampuran dari struktur Masjid Luar Batang (gambar 4.17).

Gambar 5.25 Kolom dan Kantilever Mengadaptasi Pola Bentuk Struktur Masjid(Dokumen pribadi,2017) Struktur utama dari mix-use building menggunakan struktur beton bertulang dengan struktur atap yang menggunakan baja ringan.

Gambar 5.26 Aksonometri Struktur (Dokumen pribadi,2017)

70

Kolom menggunakan ukuran 60x60cm dengan bentang balok 9m dengan dimensi 30x30cm. BalokKantilever penumpu lantai 2 memiliki bentang terlebar 3m. Pada bagian atap, atap menggunakan genteng berbentuk pelana yang termodifikasi dengan perpaduan atap datar beton. Rangka atap menggunakan baja ringan sehingga ringan dan lebih mudah dalam proses pemasangan.

5.2.2 Utilitas Bangunan

5.2.2.1 Sistem Air

Pada sistem air, sumber air berasal dari PDAM dan water recycling system. Berikut ini adalah jalur air bersih dan air kotor di dalan mix-use building:

71

Gambar 5.27 Distribusi Air Bersih dan Kotor(Dokumen pribadi,2017)

Alur Pembuangan-Pemasokan Air

 Grey Water yang mengalir menuju grill melewati grease trap untuk media penyaringan unsur lemak, lalu dialirkan menuju bak kontrol untuk mengecek ada dan tidaknya sumbatan air/sampah. Air lalu masuk ke dalam alat biofilter Aerob-Anaerob dan ditampung didalam bak penampung bawah. Air dialirkan menuju Tandon atas dengan pompa lalu dialirkan ke closet dan taman-taman  Black Water dialirkan melalui pipa menuju septic tank dan berakhir di sumur resapan  Air bersih PDAM ditampung pada tendon bawah lalu dialirkan dengan pompa ke tendon atas dan disalurkan ke sumber air bersih yang membutuhkan air bersih 100% (keran wudhu, westafel ll).

72

5.2.2.2 Sistem keamanan dan kelistrikan serta utilitas lainnya  Denah Titik Lampu

Gambar 5.28 Denah Titik Lampu (Dokumen pribadi,2017)

73

 Aksonometri kelistrikan

Gambar 5.29 Aksonometri Kelistrikan (Dokumen pribadi,2017)

Gambar 5.29 adalah beberapa teknologi yang terpasang di dalam mix-use SUmber building. Pada sisi keamanan, terdapat CCTV yang diletakkan di setiap pojok ruangan. Keamanan ini dikontrol terpusat di area pos satpam sehingga bangunan publik ini tetap terpantau keamanannya. AC yang digunakan pada mix-use building menggunakan multisplit dengan tipe indoor Daikin Ceiling Mounted Cassette (Round Flow Type) dengan kekuatan 47.800 btu dan outdoor Daikin RXMGSAVE (VRV IV S Series) berjumlah 1 unit setiap lantai

Gambar 5.30 Indoor dan Outdoor unit pada AC (Dokumen pribadi,2017) Pada antisipasi pemadaman listrik, digunakan genset tipe silent yang dapat diletakkan di dalam ruangan dan tidak menimbulkan bising.

74

BAB 6 KESIMPULAN

Kampung Luar Batang saat adalah salah satu destinasi wisata religi yang menjadi tujuan wisatawan DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan terdapat Masjid Luar Batang dan Makam Keramat Habib Husein Alaydrus beserta dengan keluarganya. Adanya ikon ini menjadikan area Kampung Luar Batang selalu ramai oleh wisatawan hampir pada setiap harinya. Kesempatan ini digunakan warga untuk membuka wirausaha disepanjang jalur wisatawan lewati hingga area Masjid Luar Batang. Tidak hanya hal tersebut, ruang publik Masjid Luar Batang juga memiliki 42% tempat yang digunakan sebagai kegiatan warga setempat. Dampak buruk dari perkembangan Masjid Luar Batang dan area sekitarnya memberikan penurunan kualitas baik dari segi vitalitas dan lingkungan sekitar yang memburuk. Dengan ini penulis memberikan fasilitas berupa mix-use building sebagai wadah dari kegiatan warga dan kegiatan ekonomi yang menunjang aspek vitalitas Masjid Luar Batang dan fasilitas yang lebih baik untuk wisatawan. Fasilitas tambahan berupa lahan parkir dan jalur wisatawan yang ternaungi juga menjadi penunjang penaikkan kualitas dari sirkulasi menuju masjid. Diharapkan dari desain tersebut dapat meningkatkan kenyamanan baik dari sisi warga sekitar dan pengunjung dengan terwadahinya kegiatan yang dibutuhkan pada mayoritas individu di dalamnya.

75

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.www.google.com:Diakses pada 28 November 2017. Anonim.www.ivanhoecambridge.com:Diakses pada 28 November 2017. Ashadi, Dkk (2017) . Fungsi Masjid Bersejarah Luar Batang, Jakarta Utara, Dan Pengaruhnya Terhadap Pola Permukiman Di Sekitarnya,Tesis,Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta,DKI Jakarta. Bestari,Oddy Fauzan, dkk.(2012). Daur Ulang Greywater Untuk Keperluan Siram Wc dan Urinal Pada Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura,Universitas Tanjungpura, Pontianak. Cantona,Hugo, I Gusti Ngurah A. (2012). Pengaruh Metode Hybrid pada Perancangan Pasar. Tugas Akhir. ITS Surabaya, Surabaya.

De Chiara,Joseph,John Callender.(1983).Time Saver Standard for Building Types,edisi ketiga,Singapore National Printers,Singapura. Essex County Council (2012).Street Material Guides:Design and Good Practice.United Kingdom. Haryono,Drs. Paulus M.T.(2007),Sosiologi Kota untuk Arsitek. Jakarta :PT Bumi Aksara,hal 2-17. Iskandaria,Harfa. (2009). Peran Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara dalam Menunjang Konservasi Kota Tua,Tesis.Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,Surabaya.

Kasman, Tamiya Miftau Saad (2016), Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara,Tesis,Institut Teknologi Bandung, Bandung . Lundberg, Donald E. (1997).Ekonomi Pariwisata. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, hal 25. Luthfi, Rukhmanul Rahman(2013), Peran Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Sektor Lapangan Pekerjaan Dan Perekonomian Tahun 2009 – 2013,Tesis,Universitas Brawijaya, Malang.

76

Maier,Jonathan R A,Georges Fadel.(2009). Affordance-design methods for innovative design,redesign and reverse engineering,Clemson University. Neufert,Ernst (2003).Data Arsitek jilid 2. PT Gelora Aksara Puspitasari,Jakarta. Ningsar, Deddy Erdiono.(2012). Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid dan Arsitektur Simbiosis. Arsitektur Universitas Sam Ratulangi Manado, Manado. Puspitasari,Popi,dkk.(2011). Ritual and Space Structure:Pilgrimage and Space Use in Historical.es Urban Kampung Context of Luar Batang (Jakarta, ),Tesis,. Arsitektur dan Perencanaan UGM ,Yogyakarta.

Silas, Johan dkk (2011). Kampung Surabaya Menuju Abad 21; Kajian Penataan dan Revitalisasi Kampung di Surabaya. Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Pemerintah Kota Surabaya, Surabaya. Thompson,Catharine Ward.(2013).Journal of Environmental Psychology:Activity,exercise, and the planning and design of outdoor spaces.Penelitian.Universitas Edinburgh,United Kingdom.

76

LAMPIRAN 1 MATRIKS AFFORDANCE BASED DESIGN REVITALISASI RUANG PUBLIK KAMPUNG LUAR BATANG

KENYAMANAN

FLEKSIBILITAS

LINGKUNGAN

DAYATAHAN KEMUDAHAN

KEAMANAN

SIRKULASI

EKONOMI

TERBACA

TERIRORI

DAMPAK

CITRA

RUANG] ASPEK

M

JalurPejalan

Perencanaan

DayaTahan

Multifungsi

Kendaraan

Psikologis

Pencurian

Informasi

Pelapisan

engembang Serangan

Identutas Orientasi

Adaptasi Simbolis

Material Proporsi Individu

Kualitas

Variasi

Urutan

Tahap

Parkir Status Akses

Pesan

Grup

Fisik

kaki

an

Aksesibilitas Pengguna + + + + - - - + + + + + - - Kecukupan lahan +AUA - + + + + + + + + + + Keragaman transportasi - + + + + + + + + + + Antrian pengguna + + - - - + + + + TEMPAT -AUA PARKIR Perbedaan jalur pengguna + + + + + + + + + Penempatan Lahan + + + + + - + + +AAA Dimensi Lahan + + + + + -AAA Kualitas lingkungan - - + - - + - - - -

KENYAMANAN

FLEKSIBILITAS

LINGKUNGAN

DAYATAHAN

KEMUDAHAN

KEAMANAN

SIRKULASI

EKONOMI

TERBACA

TERIRORI

DAMPAK

CITRA

M

JalurPejalan

Perencanaan

DayaTahan

Multifungsi

Kendaraan

Psikologis

Pencurian

Informasi

Pelapisan

engembang Serangan

Identutas Orientasi

Adaptasi Simbolis

Material Proporsi Individu

Kualitas

Variasi

Urutan

Tahap

Parkir Status Akses

Pesan

Grup

Fisik

kaki

an

Peningkatan kualitas hidup + + + + + + + + - + + + + + + + + + + + - + +AUA Perbaikan tempat aktivitas + + + + + + + - + + + + + + + + + + - Pengembangan tradisi setempat + - + - + + + + + + + + + + + + + + Pemusatan area

+ + + + + + + + + + + Pola aktivitas

KORIDOR berubah - + - + - + + - + + + + + + + + &RUMAH Menurunnya nilai LUAR tradisi ------AUA BATANG Aksesibilitas pengguna - + - + - - + - + + + + Zona privasi - - - + + + + + - - - Kualitas Lingkungan + + + + + + + + + + + + + + + + + +AAA Pelestarian sejarah + + + + + + + + + Perubahan tempat -AAA aktivitas - - - - + + + - + -

KENYAMANAN

FLEKSIBILITAS

LINGKUNGAN

DAYATAHAN

KEMUDAHAN

KEAMANAN

SIRKULASI

EKONOMI

TERBACA

TERIRORI

DAMPAK

CITRA

RUANG ASPEK

M

JalurPejalan

Perencanaan

DayaTahan

Multifungsi

Kendaraan

Psikologis

Pencurian

Informasi

Pelapisan

Serangan

engembang

Identutas Orientasi

Adaptasi Simbolis

Material Proporsi Individu

Kualitas

Variasi

Urutan

Tahap

Parkir Status Akses

Pesan

Grup

Fisik

kaki

an

Lahan aktivitas

pengguna + + + + - + + + + + + + + + +AUA Fasilitas pendukung tradisi + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + SINGLE- Adaptasi aktivitas

USE -AUA dan tempat + - + + + + + + + BUILIDING Kualitas

+AAA Lingkungan + + + + + + + + + + + Penataan Ruang -AAA - - - - - + - + + + - - Aksesibilitas Ruang + + ------TOTAL 1 1 1 1 BERMANFAAT 6 13 8 14 7 8 4 8 8 7 6 9 5 9 8 6 9 7 6 7 7 8 0 0 5 0 6 7 2 TOTAL ANCAMAN 5 1 4 0 4 5 7 2 0 1 5 7 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 2 2 1 2 4 2 3

(+): Kebermanfaatan yang dioptimalkan (-): Ancaman yang mungkin terjadi dan diminimalisir/ditanggulangi

Dari tabel diatas dapa diurutkan prioritas yang diutamakan dan ancaman yang diperhatikan penuh yaitu: Manfaat yang diusahakan dalam desain:

1. Perencanaan perancangan 2. Kejelasan orientasi perancangan

3. Jalur Pejalan kaki 4. Material yang digunakan 5. Sequence/urutan perjalanan 6. Bentuk fisik 7. Citra dan Variasi kegiatan kampung 8. Parkir, psikologis dan identitas kampung dan warganya 9. Kendaraan, dampak lingkungan, status dan teritori 10. Informasi, pesan, adaptasi dan simbol 11. Akses dan pengembangan

Ancaman yang harus diselesaikan :

1. Bagaimana cara adaptasi lingkungan lama menjadi lingkungan baru yang lebih menguntungkan 2. Faktor psikologis masyarakat atas perubahan berdasarkan perancangan 3. Kondisi informasi yang terarah dan kondisi fisik yang sesuai serta dampak lingkungan 4. Akses keamanan 5. Daya tahan fasilitas terbangun, orientasi yang buruk, penataaan fasilitas yang disesuaikan 6. Pengembangan kampung, kualitas, variasi kampung yang tidak meningkat serta perencanaan yang tidak sesuai