Penciptaan Buku Ilustrasi Taman Sari Keraton Yogyakarta Sebagai Upaya Pengenalan Cagar Budaya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENCIPTAAN BUKU ILUSTRASI TAMAN SARI KERATON YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA PENGENALAN CAGAR BUDAYA Nur Dyanto Riski Ridhani 1) Achmad Yanu Alif Fianto 2) Sigit Prayitno Yosep 3) S1 Desain Komunikasi Visual Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1) [email protected], 2) [email protected], 3) [email protected] Abstract: Taman Sari Keraton Yogyakarta is one of the curtural heritage in Indonesia who have cultural values and symbols of royal power that reigned at the time. Is currently only used as a cultural heritage of society as a place traveled without preserving the building. During this time many media lift Taman Sari as beautiful objects that need to be visited without explaining in detail one by one part of Taman Sari that historical element in Taman Sari is not known by the public. For the book illustration is made by way of explaining in detail the functions parts of Taman Sari on Sri Sultan HamengkuBuwono 1 and as a result of the reconstruction of buildings have been destroyed that can not be done with photography and videography. Creation of book illustration is done by using qualitative research methods, the approach of observation, interviews and literature studies. The Picture of Peaceful concept implemented using illustrations with wet dye technique or watercolor. The Picture of Peaceful concept derived from observation, interviews reinforced with the theoretical basis of several studies literature resulting illustration book Taman Sari Keraton Yogyakarta which describes the overall usability of the Taman Sari during functionalized. Keywords: Illustrated Book, Taman Sari, Yogyakarta. Taman Sari merupakan salah satu situs objek wisata saja tanpa ada cerita fungsi bangunan peninggalan di Indonesia yang memiliki nilai budaya sebagai pelengkap keindahan bangunan. Jawa yang kental dan mencerminkan kekuasaan raja Oleh karena itu sangat penting mengenalkan pada masanya, bangunan yang berada tepat di barat kebudayaan kepada masyarakat untuk menjaga daya Keraton Yogyakarta Hadiningrat ini dibangun kelestarian budaya, terutama pada kalangan dewasa pada tahun 1765 dan memiliki luas area kurang lebih muda dimana pada fase ini orang dewasa muda telah 10,5 hektar. Bangunan yang mengadopsi gaya bebas menentukan arah kehidupannya. Menurut arsitektur Portugis ini terdiri atas Pulo Kenongo, Hurlock (1993:247) telah disebutkan bahwa masa Sumur Gumuling, Terowongan Urung-Urung, Gapura anak-anak dan masa remaja merupakan periode Panggung, Umbul Binangun dan Pesarean Dalem “pertumbuhan” dan masa dewasa merupakan masa Ledok Sari. “pengaturan” (settle down), dengan demikian peranan Sangat disayangkan sekali jika situs bangunan pendidikan sangat diperlukan untuk menambah Taman Sari Keraton Yogyakarta ini hanya dijadikan wawasan serta menceritakan pada generasai penerus tentang berbagai produk budaya bangsa Indonesia. Ridhani, Fianto, Yosep, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015 Sayangnya, segmentasi usia dewasa muda cenderung bangunan pada saat itu masih terjaga ceritanya hingga menikmati hiburan-hiburan diluar pendidikan seperti dapat dilestarikan sampai generasi selanjutnya. mendengarkan musik, menonton film, menonton televisi dan mendengarkan radio Menurut Hurlock METODE PENELITIAN (1993:261) karena banyaknya tanggung jawab mereka Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan menyebabkan orang dewasa muda terbatas waktunya pendekatan kualitatif sebagai prosedur utama untuk membaca. Oleh karena itu mereka perlu selektif penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, mengenai bacaannya. Biasanya mereka cenderung 2006:2) penelitian kualitatif merupakan prosedur membaca surat kabar dan majalah daripada membaca penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa buku. Dari pendapat tersebut terbukti bahwa minat kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku membaca buku pengetahuan pada dewasa muda yang diamati. Dari pendekatan ini diharapkan mampu sangat kurang sekali ditambah dengan hadirnya memperoleh uraian yang mendalam mengenai obyek teknologi dan informasi yang serba cepat saat ini yang sedang diteliti. Pendekatan kualitatif Digunakan dewasa muda juga cenderung menyukai alat-alat dalam pencarian Keyword, pemilihan alternatif desain, teknologi seperti gadget, handphone, laptop, dan pemilihan karakter, dan warna. Sedangkan kuantitatif internet dan telah meninggalkan buku sebagai media digunakan untuk pengujian hasil desain. sumber pengetahuan. Berbagai macam jenis media Dalam penelitian ini metode kualitatif informasi yang dapat ditemui baik yang berbentuk digunakan karena data yang digunakan dalam digital ataupun yang berbentuk cetak atau sering penelitian merupakan data yang berupa kata-kata. disebut dengan hardcopy, media pembelajaran yang Data kualitatif didapatkan melalui proses observasi sering ditemui salah satunya adalah buku. Menurut langsung terhadap Taman Sari Keraton Yogyakarta, Tarigan & Tarigan (2010), buku merupakan sebuah wawancara dengan Pihak Keraton Yogyakarta panduan dalam hal pendidikan. Buku teks merupakan Hadiningrat. Selain itu, untuk memperkuat landasan buku pelajaran dalam bidang tertentu yang merupakan Penciptaan Buku Ilustrasi Taman Sari sebagai upaya buku standar yang telah disusun oleh pakar dalam pelestarian cagar budaya dan sarana edukasi. bidang itu dengan maksud dan tujuan instruksional dibutuhkan data sekunder yang diperoleh dari dasar- yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran dasar teori yang kuat melalui literatur yang didapatkan yang serasi dan mudah dipahami oleh para melalui, jurnal dan buku-buku sebagai pendukung pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk proses penciptaan buku ilustrasi. sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. Pengenalan cerita menggunakan gambar dapat Teknik Pengumpulan Data mempermudah pembaca untuk membayangkan apa Teknik pengambilan/ pengumpulan data yang yang terjadi saat itu, karena gambar dapat digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menceritakan sebuah suasana ataupun karakteristik menggunakan metode triangulasi.Dalam teknik pemeran utama pada cerita dan meminimalisir tingkat pengumpulan data, metode triangulasi diartikan kejenuhan dalam melihat huruf saat membaca. Buku sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat ilustrasi adalah salah satu media yang dapat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan menggambarkan suasana dan jalan cerita pada saat itu. data dari sumber data yang telah ada (Indranata, Secara umum ilustrasi merupakan gambar atau foto 2008:138).Dalam penelitian ini, peneliti yang bertujuan untuk menjelaskan teks dan sekaligus mengumpulkan data dari beberapa sumber data menciptakan daya tarik. Taman Sari Keraton dengan tujuan meningkatkan pemahaman peneliti Yogyakarta merupakan situs budaya yang masih tentang objek yang diteliti.Selain itu, banyaknya terjaga keaslian struktur bangunannya dan sangat varian data yang diperoleh untuk menguji seberapa menarik cerita yang ada di dalamnya, sangat relevan data dengan tujuan penelitian yang disayangkan sekali jika cagar budaya Taman Sari direncanakan.Dalam penelitian ini peneliti melakukan Keraton Yogyakarta ini hanya dikunjungi tanpa observasi pada Taman Sari Keraton Yogyakarta mengetahi seluk beluk kegunaan setiap bangunan pada wawancara kepada Abdi Dalem, serta dokumenter dan masanya. Dengan demikian diperlukan penciptaan studi literatur. buku ilustrasi sejarah Taman Sari Keraton Yogyakarta Sebagai Upaya Pengenalan Cagar Budaya agar fungsi Ridhani, Fianto, Yosep, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015 Teknik Analisis Data buku, atau karangan (Alwi, 2002). Gambar ilustrasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan juga merupakan gambaran singkat alur cerita suatu teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan teknik analisis yang memberikan informasi hanya (Kusmiyati,1999). mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik kesimpulan yang Profil Pembaca digeneralisasikan terhadap populasi. Tujuan analisis Buku ilustrasi Taman Sari Keraton deskriptif hanya menyajikan dan menganalisis data Yogyakarta ini ditargetkan kepada dewasa dini yang agar bermakna dan komunikatif. Analisis deskriptif memiliki usia rata-rata 18 hingga 20 tahun yang mulai masih dibagi dua, yaitu: analisis deskriptif unvariat menunjukkan perubahan-perubahan dalam dan analisis deskriptif bivariat (Indranata 2008:197). penampilan, minat, sikap dan perilaku. Menurut Setelah data yang diperlukan dalam Hurlock (1993:250), sewaktu menjadi dewasa orang- penelitian terkumpul, baik data melalui observasi, orang muda mengalami perubahan tanggungjawab wawancara, dokumenter, dan studi literatur. dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada Selanjutnya data akan dianalisis sesuai dengan orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka prosedur metode analisis deskriptif sehingga menentukan pola hidup baru, memikul tanggungjawab didapatkan data yang relevan. Berdasarkan hasil baru dan membuat komitmen-komitmen baru. tersebut, akan dibuat buku ilustrasi bangunan Taman Meskipun pola-pola hidup, tanggungjawab dan Sari Keraton Yogyakarta yang sesuai dengan kriteria komitmen-komitmen baru ini mungkin akan berubah yang telah ditentukan. juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan KONSEP DAN PERANCANGAN komitmen-komitmen dikemudian hari. Secara Obyek Penelitian psikologis diusia ini sangatlah bersahabat dengan Obyek penelitian yaitu situs bangunan buku ilustrasi karena ada kebebasan dalam memahami peninggalan sejarah sebagai pembahasan