library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola hidup konsumtif dan modernisasi sudah menjadi kebiasaan
dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Banyak sekali kegiatan usaha
atau bisnis yang saling bersaing satu sama lain dalam bidang apapun. Perkembangan persaingan bisnis ritel merupakan dampak yang dihasilkan
dari pola hidup konsumtif dan modernisasi suatu masyarakat. Hal ini tentu
menuntut pihak perusahaan untuk terus melakukan strategi dalam
pengembangan usaha atau bisnis yang dilakukan. Pemasaran menjadi
salah satu cara atau strategi setiap perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup kegiatan usaha atau bisnis yang dijalani. Namun,
semua kegiatan pemasaran tidak akan berjalan sesuai harapan tanpa
adanya penerapan konsep komunikasi pemasaran yang digunakan oleh
pihak perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Komunikasi Pemasaran adalah sebuah aspek penting dalam dunia
pemasaran, yang mana hal ini bertujuan untuk menginformasikan sebuah
pesan dari perusahaan kepada publik atau konsumen. Sehingga seorang
pemasar dapat mengidentifikasi sebuah pasar, menggambarkan tujuan
yang akan dicapai, dan mengevaluasi sebuah perilaku yang terjadi. Sutisna
(2002) menyatakan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk
menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran,
mengenai keberadaan produk di pasar. Lebih lanjut Shimp (2003)
menambahkan bahwa bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi;
1 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian,
kemasan produk, direct mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas dan
alat-alat komunikasi lainnya.
Jika seorang pemasar atau suatu perusahaan tidak dapat
mengaplikasikan konsep dari komunikasi pemasaran dengan baik maka
konsumen maupun masyarakat tidak akan dapat mengetahui tentang
keberadaan suatu produk. Sedangkan tujuan dari sebuah perusahaan
menghasilkan suatu produk atau jasa, berharap agar masyarakat atau
konsumen dapat menerima, mengenal, atau mengetahui informasi tentang
produk tersebut. Oleh sebab itu, dalam dekade terakhir, komponen
komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting.
Bahkan telah diklaim bahwa pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi
dan komunikasi adalah pemasaran sehingga keduanya tak terpisahkan
(www.redcross.com) .
Salah satu konsep dari komunikasi pemasaran yang banyak
digunakan oleh berbagai perusahaan adalah konsep komunikasi pemasaran
terintegrasi atau yang biasa disebut dengan Integrated, Marketing,
Communication (IMC). Menurut Shimp (2003), IMC adalah proses
pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi
persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan.
Sedangkan untuk tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek
langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. Proses dari
IMC itu sendiri berawal dari pelanggan atau calon pelanggan kemudian
berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk
2 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang
persuasif.
Terdapat berbagai jenis perusahaan yang berlomba-lomba dalam
bersaing menerapkan dan mengaplikasikan ide-ide konsep komunikasi
pemasaran yang variatif dan inovatif. Salah satunya melalui
pengembangan komunikasi yang persuasif, hal ini diharapkan perusahaan
bisa memiliki kesan di dalam benak konsumen sehingga pesan yang
tersirat dapat tersampaikan dengan baik. Sama halnya dengan perusahaan
ritel yang saat ini persaingannya sudah tak terkendali. Bahkan Indonesia
dinyatakan sebagai salah satu negara yang memiliki perkembangan bisnis
ritel terbaik dari beberapa negara di ASEAN (www.Sindonews.com). Atas
dasar itulah, setiap perusahaan ritel harus mengupayakan berbagai cara
dalam mencari serta menginformasikan sebuah pesan kepada target
konsumen.
Persaingan bisnis ritel ini juga berdampak kepada salah satu kota
yang terkenal dengan kebudayaannya yaitu Solo. Kota Solo adalah suatu
kota yang memiliki banyak jenis perusahaan ritel seperti Solo Paragon
Mall, Lotte Mart, Solo Square, The Park Mall dan lain-lain. Setiap
perusahaan ritel memiliki strategi masing-masing guna memikat target
konsumen yang mereka inginkan. Tentu hal ini menjadi perhatian utama
pihak perusahaan ritel untuk bisa menarik minat konsumen, karena melihat
banyaknya jenis perusahaan ritel yang berkembang di kota tersebut. Salah
satu penerapan strategi yang bisa digunakan dalam perusahaan ritel adalah
penerapan konsep komunikasi pemasaran.
3 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penerapan konsep Komunikasi Pemasaran ini tidak menutup
kemungkinan telah dilakukan oleh setiap perusahaan ritel di kota Solo,
termasuk Solo Paragon Lifestyle Mall yang dinilai cukup pesat dalam
perkembangan bisnis ritelnya. Solo Paragon Lifestyle Mall juga
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri ritel
yang cukup besar di kota Solo. Dengan menggunakan konsep “Lifestyle
Mall”, perusahaan ritel ini mampu berkembang dan bersaing dengan
perusahaan ritel lainnya. Berbagai jenis tenant serta fasilitas yang
ditawarkan Solo Paragon Lifestyle Mall ini tidak hanya sebagai upaya
meningkatkan daya tarik bagi para pengunjung Mall. Namun hal ini juga
guna menarik minat berbagai jenis perusahaan fashion, food and beverage
dan berbagai kategori tenant untuk membuka atau mengisi tenant di Solo
Paragon Lifestyle Mall.
Menurut Manajer Pemasaran Solo Paragon Lifestyle Mall, di dalam
kategori tenant fashion, food and beverage dan berbagai kategori tenant
lainnya. Terdapat pilihan jenis tenant yang dapat digunakan berdasarkan
ukuran dan letak tempat tenant. Salah satunya adalah Food and beverage
yaitu Food Park, Food Walk dan Street Food. Street Food Solo Paragon
Lifestyle Mall adalah sebuah fasilitas unik area food & beverage bagi para
pengunjung Solo Paragon Lifestyle Mall yang ingin mencicipi makanan
atau minuman tradisional. Street food sudah ada kurang lebih sejak 2
tahun yang lalu, sedangkan hal unik yang ada di street food Solo Paragon
Lifestyle Mall terletak pada desain lokasi, juga fasilitas meja dan kursi
4 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengunjung yang mampu memberikan tempat duduk santai dengan
menikmati pemandangan kota Solo.
Street Food ini juga merupakan bagian dari inovasi para pemasar
Solo Paragon Lifestyle Mall untuk mengemas hal yang berbeda dibanding
dengan perusahaan ritel atau mall lainnya. Sehingga harapan pemasar Solo
Paragon Lifestyle Mall, dengan adanya Street Food ini mampu menjadikan
daya tarik tersendiri bagi para pengunjung mall juga bagi para konsumen
tenant Solo Paragon Lifestyle Mall untuk mengisi tenant di Street Food
Solo Paragon Lifestyle Mall. Berikut data mengenai tenant street food Solo
Paragon Lifestyle Mall yang diperoleh langsung dari bagian Pemasaran
Solo Paragon Lifestyle Mall.
5 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 1.1
Data Sewa tenant street food Solo Paragon Lifestyle Mall 2015 – 2017
Nama Tenant Produk Masa Sewa
Dawet dan Pisang Juli 2015 - Maret Dawet Nagapandan Kipas 2017
April 2016 - Maret Roti Maryam Istana Roti Maryam 2017
Februari 2017 - Maret Blunder Cokro Roti Khas Madiun 2017 Juli 2015 - Maret Leker Gajahan Kue Leker 2017 April 2016 – Maret Cuppcorn Jagung Manis 2017 Februari 2017 – Maret Kue Rank In Kue Rangin 2017 Februari 2017 – Maret Siomay-Soymilk Siomay dan Susu 2017 Desember 2016 – Donut Kentang Donut Maret 2017 Nasi Liwet Mbak Desember 2016 – Anik Nasi Liwet Maret 2017 Desember 2016 – Gudeg Bu Puji Nasi Gudeg Maret 2017 Oktober 2016-Januari Seblak Princess Seblak 2017 Oktober 2016-Januari Eat Martabak Martabak 2017
Juli 2016 – Agustus Hotang Sandwich Kentang 2016
Oktober 2016-Januari Bakso Pakmin Bakso 2017
Sumber : Solo Paragon Lifestyle Mall, Maret 2017
Dilihat dari tabel 1.1 Jumlah tenant Food & Beverage yang tertarik
dengan tenant di lokasi street food Solo Paragon Lifestyle Mall dapat
dikatakan cukup banyak serta adanya sebagian tenant yang bertahan dalam
kurun waktu yang lama. Namun, berdasarkan pengamatan penulis, lokasi
street food menjadi salah satu lokasi di Solo Paragon Mall yang paling
sedikit mobilitas pengunjungnya terlebih pada saat hari aktif (Senin –
6 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Juma’at). Hal ini juga didukung dengan hasil survey yang dilakukan
penulis kepada sebagian pengunjung mall dan sebagian tenant yang ada di
street food. Sehingga, kurangnya mobilitas pengunjung di street food ini
menyebabkan adanya pergantian tenant street food sebesar 25% dari total
keseluruhan tenant yang ada di street food.
Kurang antusiasnya pengunjung Mall terhadap lokasi street food
Solo Paragon Mall serta adanya pergantian tenant yang masuk dan keluar
di street food ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup street
food Solo Paragon Lifestyle Mall. Berdasarkan hal tersebut maka penulis
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “EVALUASI
PENERAPAN KONSEP KOMUNIKASI PEMASARAN
TERINTEGRASI PADA STREET FOOD SOLO PARAGON
LIFESTYLE MALL”.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya penerapan
komunikasi pemasaran terintegrasi yang kurang baik sehingga
menyebabkan adanya pergantian tenant street food sebesar 25% dari total
jumlah tenant yang ada serta kurangnya mobilitas pengunjung di area
street food Solo Paragon Mall. Berdasarkan fenomena di atas maka
masalah yang akan dibahas, mengenai evaluasi penerapan konsep
komunikasi pemasaran terintegrasi pada street food Solo Paragon Lifestyle
Mall?
7 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi penerapan konsep komunikasi pemasaran
terintegrasi street food Solo Paragon Lifestyle Mall.
2. Untuk menjelaskan evaluasi dari penerapan konsep komunikasi
pemasaran terintegrasi street food Solo Paragon Lifestyle Mall.
D. MANFAAT
Adapun manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini menjadi
dua, yaitu manfaat bagi akademisi dan manfaat bagi praktisi, dalam hal ini
pihak Solo Paragon Lifestyle Mall.
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan syarat penyelesaian
tugas akhir dan dapat menjadi acuan atau rujukan tambahan referensi
berkaitan dengan penelitian lanjutan mengenai “Evaluasi Penerapan
Konsep Komunikasi Pemasaran Terintegrasi street food Solo Paragon
Lifestyle Mall”.
2. Bagi Praktisi
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi pedoman perusahaaan dalam
meningkatkan strategi perusahaan untuk menarik minat Konsumen atau
pengunjung Mall serta dapat meningkatkan loyalitas tenant street food
Solo Paragon Lifesytle Mall.
8 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Pada penelitian ini desain penelitian yang akan digunakan adalah
desain deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif, yang mana
pengumpulan data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan lisan kepada
narasumber yaitu manajer pemasaran Solo Paragon Lifestyle Mall, pihak
tenant, dan sebagian pengunjung mall.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Solo Paragon Lifestyle
Mall yang berada dalam naungan PT. Sunindo Gapura Prima. Solo
Paragon Lifestyle Mall (PT. Sunindo Gapura Prima) terletak di Jalan Yos
Sudarso, 133 Solo 57139 Jawa Tengah. Solo Paragon Lifestyle Mall (PT.
Sunindo Gapura Prima) juga berada satu area dengan Hotel Solo Paragon
Lifestyle Mall. Namun, peneliti hanya akan membahas lokasi street food
Solo Paragon Lifestyle Mall yang akan dikaitkan dengan konsep
komunikasi pemasaran terintegrasi.
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif
sehingga data ini hanya berisikan gambaran kondisi perusahaan yang tidak
dapat diukur dengan skala numerik. Ruslan (2003) mengatakan bahwa
data kualitatif adalah tipe data penelitian yang dikategorikan tidak
berdasarkan jumlah atau banyaknya sesuatu.
9 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung oleh
peneliti melalui survey dan wawancara yang dilakukan dengan pihak
perusahaan, tenant street food dan pengunjung mall. Ruslan (2003)
mengatakan data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) yang secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab penelitian.
Sedangkan data sekunder merupakan suatu data yang sumbernya
melalu pihak lain atau perantara. Data-data tersebut meliputi struktur dan
Jobdesk Solo Paragon Lifestyle Mall, plan site street food, dan data tenant
street food Solo Paragon Lifestyle Mall.
5. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara menjadi teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh penulis. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
mengajukan pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan langsung
dengan narasumber atau bisa melalu alat komunikasi lain seperti telepon
atau email. Wawancara ini dilakukan terhadap beberapa pihak yang terkait
meliputi; pihak manajemen (kantor Solo Paragon Lifestyle Mall), pihak
tenant street food, dan pegunjung mall.
6. Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
ini yaitu menggunakan metode analisis deskriptif. Dimana metode ini
lebih menjelaskan atau menggambarkan suatu keadaan perusahaan yang
10 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebenarnya. Lebih jelasnya Ruslan (2003) menjelaskan analisis deskriptif
adalah transformasi data kedalam bentuk yang mudah dipahami dan
diinterprestasikan; proses penyusunan, mengurutkan, dan manipulasi data
untuk menyajikan informasi deskriptif.
11